DISUSUN OLEH
Kelompok 6
Asiswan
Dina Marselina Yusakh
Evita Satria
Neneng Tarmila
Rini Endriani
Vianti Mala
Liza Sasmita
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang serta salawat serta salam kepada Rasulullah SAW, Kami mengucap
syukur Alhamdulillah yang mana atas berkat dan rahmatnya akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Sistem
Komplementer dengan judul ´Terapi Biofeedback´.
Kami yakin pasti makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu Kami terbuka
untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah informasi bagi Kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusa Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Terapi Komplementer ...............................................................................
B. Pengertian Biofeedback................................................................................................
C. Deskripsi ......................................................................................................................
D. Tujuan............................................................................................................................
F. Indikasi..........................................................................................................................
G. Kontra Indikasi..............................................................................................................
H. Cara Kerja......................................................................................................................
I. Efek Samping................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna (QS: 95:4). Tiap
insan dilengkapi dengan alat dan organ tubuh yang canggih, seimbang dan diatas segalanya
diberi akal fikiran yang dapat digunakan untuk menimbang yang baik dan yang buruk,
dan juga untuk mempelajari segala sesuatu yang diciptakan Tuhan di alam ini. Tidak
ada makhluk ciptaan Tuhan selengkap dan sesempurna manusia, dan justru karena itu
juga, manusialah yang ditugasi sebagai wakil Tuhan untuk mengurus alam ini sebagai
khalifah- Nya. Dengan akal fikiran itu, manusia
Selain anugerah yang telah disebutkan diatas, Tuhan juga telah melengkapi tubuh
kita dengan suatu Sistem Pertahanan dan Kekebalan Tubuh yang super canggih untuk
melindungi tubuh kita dari setiap bentuk gangguan dan serangan musuh, baik yang
datang dari luar, seperti bakteri, virus, jamur, parasit, polusi lingkungan, dan sebaginya,
maupun musuh yang ada didalam tubuh, seperti radikal bebas, racun-racun hasil samping
metabolisme, sel-sel kanker, dan sebagainya. Sistem kekebalan tubuh berhubungan erat
dengan sistem-sistem lain dalam tubuh kita. Bila sistem kekebalan tubuh bekerja secara
arif dan efektif, maka kita akan senantiasa berada dalam keadaan sehat, namun bila sistem
kekebalan tubuh mengalami kelelahan atau bekerja tidak dengan kapasitas penuh, maka
bagian-bagian tubuh anda yang lain terbiar dan mudah diserang oleh kuman-kuman,
virus dan bakteri-bakteri yang bertaburan di lingkungan hidup kita saat ini ataupun
digerogoti oleh radikal bebas, sel-sel kanker, dsb. Bila anda masih pula membebani
tubuh anda dengan diet yang buruk, tidak melakukan latihan jasmani yang cukup, serta
pola hidup yang syarat tuntutan (ketegangan), maka sistem kekebalan anda sama
sekali tak mendapatkan bantuan yang sangat diperlukannya. Pada hal sistem
kekebalan tubuh harus bekerja sepanjang waktu untuk melindungi anda, dan karena hal-
hal tersebut, seringkali dia akan gagal melindungi anda pada saat-saat yang paling
dibutuhkan dan anda dapat menderita sakit.
Dan karena anda sudah terserang penyakit, maka kelemahan dan ketidak
berdayaan Sistem Pertahanan dan Kekebalan Tubuh anda harus dibantu, agar dapat
kembali berfungsi dengan efektif.
hal tersebut, seringkali dia akan gagal melindungi anda pada saat-saat yang
paling dibutuhkan dan anda dapat menderita sakit.
Dan karena anda sudah terserang penyakit, maka kelemahan dan ketidak
berdayaan Sistem Pertahanan dan Kekebalan Tubuh anda harus dibantu, agar
dapat kembali berfungsi dengan efektif.
Hal inilah yang dilakukan dalam Terapi Komplementer yang saya
laksanakan dengan beragam cara, termasuk berdo¶a sebagai terapi spiritual,
karena kesembuhan hanya datang dari Yang Maha Kuasa. Dan salah satu dari
Terapi tersebut adalah Terapi Biofeedback, maka dari itu kami akan
membahasnya di dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain
sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
2. Bagaimanakah deskripsi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
3. Apakah tujuan dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
4. Apakah manfaat (efek terapi terhadap suatu penyakit) dari terapi
komplementer dan terapi biofeedback?
5. Apakah indikasi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
6. Apakah kontraindikasi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
7. Bagaimanakah cara kerja (proses ilmiah terapi terhadap suatu penyakit) dari
terapi komplementer dan terapi biofeedback?
8. Apakah efek samping dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
beberapa hal antara lain:
1. Pengertian dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
2. Deskripsi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
3. Tujuan dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
4. Manfaat (efek terapi terhadap suatu penyakit) dari terapi komplementer dan
terapi biofeedback
5. Indikasi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
6. Kontraindikasi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
7. Cara kerja (proses ilmiah terapi terhadap suatu penyakit) dari terapi
komplementer dan terapi biofeedback
8. Efek samping dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Biofeedback
Biofeedback adalah metode yang menggunakan pikiran
untuk mengendalikan fungsi tubuh yang normal tubuh mengatur secara
otomatis, seperti kulit suhu, ketegangan otot, jantung tingkat, atau tekanan
darah. (Healthwise)
Tiga organisasi biofeedback profesional, Asosiasi Terapan
psikofisiologi dan Biofeedback (AAPB), Biofeedback Lembaga Sertifikasi
Amerika (BCIA), dan Masyarakat Internasional untuk Neurofeedback dan
Penelitian (ISNR), melalui konsensus biofeedback pada tahun 2008
mendefinisikan Biofeedback adalah sebuah proses yang memungkinkan
seorang individu untuk belajar bagaimana mengubah aktivitas fisiologis untuk
tujuan meningkatkan kesehatan dan kinerja. Instrumen yang tepat mengukur
aktivitas fisiologis seperti gelombang otak, fungsi jantung, pernapasan,
aktivitas otot, dan suhu kulit. Instrumen ini dengan cepat dan akurat 'umpan
balik' informasi kepada pengguna. Penyajian informasi ini seringkali dalam
hubungannya dengan perubahan dalam pemikiran, emosi, dan perilaku -
mendukung perubahan fisiologis yang diinginkan. Seiring waktu, perubahan
ini dapat bertahan tanpa terus menggunakan instrumen.
Biofeedback adalah sebuah teknik terapi yang membantu klien
mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan proses fisiologis tertentu.
Sarana untuk melakukan hal ini mencakup pemantauan respon fisiologis di
klien dan menampilkan sinyal yang dihasilkan oleh teknik pemantauan ke
terapis dan klien. Klien menggunakan umpan balik biologis untuk
mempelajari dan menguasainya respon. Biofeedback Oleh karena itu, proses
pendidikan di mana klien dibantu untuk belajar mengendalikan proses
fisiologis tertentu, tetapi itu adalah klien yang mengasumsikan tanggung
jawab dan menjadi peserta aktif dalam perbaikan sendiri. (Mike, SHSU).
C. Deskripsi
a) Terapi Komplementer
Beberapa pengobatan komplementer dan alternatif berkembang dari
praktek yang diwariskan turun temurun. Masyarakat dahulu mengembangkan
pendapat atau teorinya masing-masing tentang penyakit dan praktek untuk
menyembuhkan penyakit.
Pada jaman dulu orang mencari pengobatan dari alam sekitarnya, bila
mereka menderita berbagai macam penyakit. Pengobatan mulai dari air, pasir,
tanaman, maupun melakukan pemijitan. Pengobatan tersebut menjadi sulit
dipisahkan dari kepercayaan yang berkembang saat itu.
Pada masyarakat Mesir kuno, kurang lebih tahun 1.500 sebelum
Masehi telah dituliskan pada kertas papirus tentang penyakit dan terapi
tradisional untuk mengobatinya, termasuk jimat dan benda-benda berkekuatan
gaib, dan sepertiga dari semua bahan yang juga dikenal saat ini termasuk
opium dan minyak kastor. Diagnosa dibuat berdasarkan gejala dari panas,
nyeri dan benjolan. Pengobatan didasarkan atas diit, tanaman-tanaman obat
maupun psikoterapi.
Di India ditemukan suatu teks tentang pengobatan yang dikenal
dengan Athardaveda yang memuat rumus-rumus ramuan magis melawan
setan, dan penyembuhan sepenuhnya ada pada tangan Dewa Brahma. Dewa
penyembuhnya adalah Dhanvantari. Konsep dasarnya adalah keseimbangan
dari tiga unsur dalam tubuh yaitu udara, lendir dan cairan empedu, bila ada
gangguan terhadap salah satu diantaranya maka terjadi penyakit. Pengobatan
didasarkan atas higiene, diit dan pencahar. Pengobatan Ayurveda ini masih
dipraktekkan di India sampai saat ini.
Di Cina, pengobatan tradisional berkembang pada jaman kaisar Fu
Hsi (th 2.800 SM) yang mencanangkan filosofi tentang Yin dan Yang dari
alam, Kaisar Shen Nung (2.700 SM) yang mengembangkan pengobatan
dengan herbal dan akupuntur; dan Kaisar Huang Ti (2.600 SM) yaitu
pengarang teks kedokteran kuno Nei Ching (Kitab dasar kedokteran Cina)
yang sangat terkenal hingga saat ini.
Lebih lanjut jaman Hippocrates (460-370 SM) di Roma, beliau adalah
orang yang mengembangkan pendapat bahwa penyakit adalah proses alam
seperti lingkungan, diit dan gaya hidup. Tubuh membuat sendiri keseimbangan
di dalamnya. Tulisannya merupakan pengamatan terhadap kenyataan. Dia dan
muridnya menemukan berbagai jenis penyakit dan menekankan latihan,
pemijitan, diit dan obat-obat untuk menyembuhkannya.
Pada abad 19 khususnya di Amerika Serikat berkembang
Chiropractic, ketika D. D. Palmer seorang penyembuh di Iowa
menyembuhkan seorang tuli dengan melakukan manipulasi pada daerah
servikalnya. Beliau mengembangkan suatu sistim penyembuhan penyakit
yang didasarkan atas subluksasio dari vertebra yang menggangu impuls saraf
dan menyebabkan gangguan di jaringan pada akhirnya menyebabkan
malfungsi dan penyakit.
Pada tahun 1970 diperkenalkan Pengobatan Cina Tradisional- sistem
dating kembali ke Zaman Perunggu atau sebelumnya yang digunakan
akupunktur, herbal, diet dan olahraga. Ada lebih dari 2.000 praktisi terdaftar
di Inggris. Dampak pada CAM imigrasi massal ke Inggris terus berlanjut di
abad ke dua puluh satu.
b) Biofeedback
Selama berabad-abad, pengikut praktek Timur kuno seperti meditasi
dan yoga telah mengklaim mereka dapat mengendalikan proses fisik biasanya
dianggap melampaui kekuatan pikiran sadar. Studi tentang bagaimana
bekerja biofeedback tidak dilakukan sampai tahun 1970-an. Awalnya, itu
digunakan oleh konselor, psikolog, dan profesional kesehatan mental. Hari
ini, dokter dan profesional kesehatan lainnya di Amerika Serikat menggunakan
biofeedback sebagai terapi komplementer untuk mempromosikan relaksasi dan
mengobati sakit kepala, migrain, dan insomnia.
Claude Bernard pada tahun 1865 mengusulkan bahwa tubuh
berusaha untuk mempertahankan kondisi mapan di lingkungan internal
(lingkungan intérieur), memperkenalkan konsep homeostasis. Pada 1885, JR
Tarchanoff menunjukkan bahwa kontrol sukarela dari detak jantung bisa
cukup langsung (kortikal-otonom) dan tidak tergantung pada "kecurangan"
dengan mengubah laju pernapasan.
D. Tujuan
Biofeedback adalah proses menjadi sadar dari berbagai fisiologis fungsi
menggunakan instrumen yang memberikan informasi tentang aktivitas sistem-
sistem yang sama, dengan tujuan untuk dapat memanipulasi mereka di akan. Proses
yang dapat dikendalikan termasuk gelombang otak, tonus otot, konduktansi kulit,
detak jantung dan nyeri persepsi.
Biofeedback dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan atau kinerja,
dan perubahan fisiologis sering terjadi bersamaan dengan perubahan pikiran,
emosi, dan perilaku. Akhirnya, perubahan ini dapat dipertahankan tanpa
menggunakan peralatan tambahan.
F. Indikasi
Orang paling sering menggunakan biofeedback untuk mengendalikan
masalah yang terkait dengan stres atau aliran darah, seperti sakit kepala, tekanan
darah tinggi, dan tidur gangguan. Menggunakan juga dapat membantu
mengendalikan jangka panjang (kronis) nyeri.
Biofeedback tampaknya efektif untuk berbagai masalah kesehatan.
Sebagai contoh, hal itu menunjukkan janji untuk mengobati inkontinensia urin,
yang merupakan masalah bagi lebih dari 15 juta orang Amerika. Beberapa orang
memilih biofeedback atas obat karena kurangnya efek samping. Berdasarkan
temuan dalam studi klinis, Badan Kebijakan Kesehatan Perawatan dan Penelitian
telah merekomendasikan terapi biofeedback sebagai pengobatan untuk
inkontinensia urin. Hal ini juga dapat membantu orang dengan inkontinensia tinja.
b. Motivasi: Klien harus dimotivasi. Membaca artikel, brosur, atau berbicara dengan
mantan klien yang sukses tentang biofeedback dapat membantu klien memahami
manfaat dari prosedur ini.
c. Kepribadian karakteristik: Klien dengan ciri-ciri kepribadian yang kaku tidak
sangat responsif terhadap suatu teknik pengobatan psychophysiologically
berbasis.
G. Kontra Indikasi
I. Efek Samping
Biofeedback dianggap aman. Tidak ada efek samping negatif telah
dilaporkan. Biofeedback merupakan prosedur yang aman. Hal ini paling efektif
bila diajarkan oleh seseorang yang terlatih dalam teknik biofeedback.
Beberapa mungkin terjadi seperti akibat sensor yang ditempatkan pada
kulit untuk mengukur fungsi tubuh dapat mengiritasi kulit.
Biofeedback dianggap teknik yang aman. Hal ini noninvasif dan
memerlukan sedikit usaha. Ada laporan sesekali pusing, gelisah, disorientasi, dan
sensasi mengambang, yang mungkin secara emosional menjengkelkan bagi
beberapa orang. Biofeedback membutuhkan seorang profesional terlatih dan
bersertifikat untuk mengelola peralatan, menafsirkan perubahan, dan memonitor
pasien. Baterai dioperasikan perangkat yang dijual untuk digunakan di
rumah belum ditemukan dapat diandalkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biofeedback adalah sebuah teknik terapi yang membantu klien
mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan proses fisiologis tertentu.
Sarana untuk melakukan hal ini mencakup pemantauan respon fisiologis di klien
dan menampilkan sinyal yang dihasilkan oleh teknik pemantauan ke terapis dan
klien. Klien menggunakan umpan balik biologis untuk mempelajari dan
menguasainya respon. Oleh karena itu, proses pendidikan di mana klien
dibantu untuk belajar mengendalikan proses fisiologis tertentu, tetapi itu adalah
klien yang mengasumsikan tanggung jawab dan menjadi peserta aktif dalam
perbaikan sendiri.
B. Saran
Brown, B. 1977. St re s dan seni bio feedback. New York: Harper & Row.
Nestoriuc Y, Martin A. 2007. "K eampuhan bio feedback untu k migrain: suat u
meta anali si s" N yeri.
Peper, E., & Shaffer, F. Se jarah bio feedback: Se buah pandangan alternatif
Bio feedback.
http://google.com, diakses 5 November 2011 http://wikipedia.com, diakses 5
November 2011