HEBEFRENIK (F.20.1)
Oleh :
Maulan Saputra
J500080112
Pembimbing:
dr. Adriesti Herdaetha, Sp.KJ
STATUS PASIEN
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Alamat
5. Pekerjaan
6. Status Perkawinan
7. Agama
8. Suku
9. Pendidikan
10. Tanggal Masuk RS
11. Tanggal Periksa
: Tn. S
: 46 tahun
: Laki-laki
: Magetan
: Guru SD
: Menikah
: Islam
: Jawa
: D2
: 16 Juni 2013
: 16 Juni 2013
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis.
1. Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Juni 2013 di IGD RSJD
Surakarta
2. Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Juni 2013 dengan istri pasien,
Ny. S, 44 tahun, Guru SD, tinggal serumah.
A. Keluhan Utama
Sering melamun dan menangis
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Alloanamnesis
Didapatkan dari istri pasien Ny. S berusia 44 tahun dengan
pendidikan terakhir D2 dan bekerja sebagai guru. Keluhan pasien awalnya
timbul pada tahun 1997 sejak pasien mengikuti suatu ilmu beladiri satya.
Pasien lalu mempraktekan ilmunya sendiri di rumah, namun ketika
sedang mempraktekan ilmunya tersebut, pasien malah terjatuh ke
belakang dan kepala pasien terbentur lantai. 4 bulan setelahnya, pasien
mulai menunjukkan perilaku aneh, misalnya pasien mulai menyepi
didalam kamarnya dan dikunci dari dalam, istri pasien sendiri
memberinya makan dan minum obat hanya lewat jendela kamarnya.
Pasien juga sering membuat ramuan dari dedaunan dan sering diminum
oleh pasien, menurut pasien ramuan tersebut baik untuk kesehatannya.
Pasien juga mulai berperilaku protektif terhadap anak-anaknya.
Menurut pasien suaminya sering melarang anak-anaknya jika keluar
rumah, menurut pasien ada malaikat yang akan mencabut nyawanya jika
sampai ada yang keluar rumah.
Pasien sebelumnya memang sudah 7 kali di rawat di RSJD
surakarta karena sakit serupa, dan menurut keluarganya, saat keluar dari
RSJ dinyatakan sembuh dan dapat beraktivitas normal serta dapat
mengajar lagi. Terakhir pasien dirawat adalah seminggu yang lalu.
Menurut istri pasien, 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
menjadi susah makan, selain itu pasien juga tidak mau tidur dan mandi.
Pasien juga sering bicara sendiri dengan kata-kata yang tidak jelas sambil
melempaar-lempar batu ke tetangga dan ke jalanan. Sampai puncaknya
ketika tadi pagi pasien berkeliling desa dengan menggunakan sepeda
motor dengan bertelanjang dada lalu menyembunyikan klaksonnya di
sepanjang jalan.
2. Autonamanesis
Pasien mengaku bernama Tn. S berumur 46 tahun. Pasien mengaku
dibawa ke RSJ oleh pamong desa, polisi, istri dan anak perempuannya
karena sakit pusing. Saat ditanya apakah tadi pasien mengamuk, pasien
menjawab bahwa dia tidak mengamuk, dia hanya melempar-lempar batu
ke jalanan karena mendengar suara-suara ghaib, karena suara-suara
tersebut pasien menjadi sangat terganggu dan ketakutan sehingga pasien
melempar-lempar batu tersebut. Namun, saat ditanyai lebih lanjut pasien
tidak mau bercerita lagi karena menurut pasien, pasien diancam oleh suara
tersebut jika dia bercerita lagi.
Pasien juga mengaku sudah 1 bulan ini mulai meninggalkan shalat,
ketika ditanya mengapa pasien meninggalkan shalat pasien menjawab
karena dia sedang mendalami suatu ajaran baru, pengakuan pasien ajaran
tersebut di temukan sendiri oleh pasien 3 tahun yang lalu, pasien
2
III.
Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
Riwayat trauma
: disangkal
Riwayat kejang
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat merokok
: diakui
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Mengalami gangguan jiwa
: Meninggal dunia
: Pasien
7. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
IV.
: disforik
: menyempit
: appropiate
: tidak dapat diraba rasakan
Kualitatif
: berubah
2. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
3. Daya ingat :
Jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat dimana dulu dia
sekolah beserta guru-gurunya.
Jangka pendek
Jangka segera
: baik.
: baik.
6. Pikiran abstrak
tidak
terganggu,
pasien
: baik
: (+) auditorik
: (-)
6
3. Derealisasi
: (-)
4. Depersonalisasi : (-)
E. Pikiran
1. Isi pikir
2. Bentuk pikir
3. Arus
F. Pengendalian impuls
Tidak terganggu.
G. Daya nilai dan Tilikan
1. Daya Nilai Sosial : baik
2. Uji Daya Nilai : baik
3. Penilaian Realita : terganggu
4. Tilikan/ Insight : derajat I (Penolakan penuh pada penyakitnya)
H. Taraf Dapat Dipercaya
Secara keseluruhan informasi di atas dapat dipercaya.
V.
: 130/900 mmHg
b. Nadi
: 100x/menit
c. Suhu
: 36,30 C
d. Pernapasan
: 22 x/menit
B. Neurologi :
Kesadaran
:composmentis,GCSE4V5M6
FungsiLuhur
:dalambatasnormal
FungsiVegetatif
:dalambatasnormal
FungsiSensorik
:dalambatasnormal
FungsiMotorikdanReflek:
KekuatanC5T1
5
7
Tonus:
Reflekfisiologis:
+2+2
+2+2
Reflekpatologis:
Nervus cranialis
VI.
curiga, waham magic mystic serta waham kejar, tilikan pada pasien
derajat 1.
VII.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan
(distress) dan hendaya (impairment/ disability) dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari yang biasa, dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.
Axis I. Dari riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan riwayat kejang
epilepsi dan trauma kepala sehingga diagnosis gangguan mental organik
(F00-F09) dapat disingkirkan. Pasien tidak menggunakan zat psikoaktif
misalnya alkohol, opioid, kokain, stimulansia, halusinogen, hipnotik sedatif,
dan volatile agent sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat
zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat disingkirkan.
Dari status mental didadapatkan pasien tampak hiperaktif dan
pembicaraan serta arus pikirnya assosiasi longgar. Kesadaran kualitatif
berudah, mood pada pasien disforik, afek yang menyempit, empati tidak
dapat dirabarasakan. Bentuk pikiran pasien non realistik dan didapatkan
waham curiga, waham magic mystic serta waham kejar, tilikan pada pasien
derajat 1. Pada pasien didapatkan delusion perception dan thought echo.
Berdasarkan data-data diatas, maka sesuai kriteria PPDGJ III untuk aksis 1
pada pasien memenuhi kriteria diagnosis F.20.1 Skizofrenia hebefrenik.
Aksis II, tidak ada diagnosis
Aksis III, tidak ada diagnosis
Aksis IV, tidak ada diagnosis
Aksis V, penilaian kemampuan penyesuaian diri mempergunakan
skala GAF menurut PPDGJ III didapat saat pemeriksaan (current) : 40-31
Diferensial diagnosa :
VIII.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ditemukan
2. Psikologik:
a.
b.
c.
d.
X.
PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka
1. Risperidon 2 x 2 mg
2. Chlorpomazin 1 x 100 mg
3. Trihexyphenidil 2 x 2 mg
B. Psikoterapi
1. Terhadap pasien
a. Pengenalan terhadap penyakit,
manfaat
pengobatan,
cara
dan
penjelasan
kepada
keluarga
10
XI.
PROGNOSIS
Kriteria
1.Onset
2.Faktor pencetus
3.Riwayat sosial dan
Good prognosis
Lambat
Jelas
Baik
pekerjaan premorbid
4.Gangguan mood
5. Mempunyai
Ada
Istri
pasangan
6.Riwayat keluarga
Tidak idapatkan
skizofrenia
keturunan pada
7.Gejala positif/negatif
8.Tanda dan gejala
keluarga
Positif
_
neurologis
9.Remisi dalam 3 tahun
10.Relaps
11.Trauma perinatal
12. Riwayat
Poor prognosis
Negative
_
Ya
Ya
Tidak ada
Ya
Penyerangan
Kesimpulan Prognosis
1. Qua ad vitam
2. Qua ad sanam
3. Qua ad fungsionam
: bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
11