Anda di halaman 1dari 5

Etiologi

Faktor resiko
1. Atherosklerosis
Hipertensi, penyakit jantung,
2. Hypercoagulasi pada DM, viskositas darah, pernah
polysitemia stroke sebelumnya, peningkatan
kadar lemak darah, merokok,
3. Arteritis( radang pada
obesitas, kurang nya aktivitas
arteri ) fisik atau olahraga

Kepekatan darah meningkat Pembentukan trombus

Obstrksi trombus di otak

Penurunan darah ke otak Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan
radiologis
Ketidakefektifan perfusi
jaringan otak Hipoksia cerebri a. CT-Scan
b. MRI

Manifestasi klinis c. Angiografi Serebral


Infark jaringan otak
1. Defisit Lapang d. Fungsi lumbal

Pandangan e. EEG
Stroke trombotik
f. Ultrasonografi Dopplerr
2. Defisit Motorik Stroke yang disebabkan karena
2. Pemeriksaan
adanya penyumbatan lumen
laboratorium
3. Defisit Sensorik : kebas pembuluh darah otak karena
trombus yang makin lama Hematologi lengkap,
dan kesemutan pada makin menebal, sehingga kadar gula darah,
bagian tubuh aliran darah menjadi tidak elektrolit, ureum,
lancar kreatinin, profil lipid,
4. Defisit Verbal enzim jantung, analisis
gas darah, protrombin
time (PT) dan activated
5. Defisit Kognitif
thromboplastin time
(aPTT), kadar fibrinogen
6. Defisit Emosional serta D-dimer
Kerusakan pusat gerakan Kelemahan pada Perubahan
motorik di lobus frontalis nervus persepsi
Hemisphare / hemiplagia sensori
V. VII. IX, X

Gangguan mobilitas fisik Mobilitas menurun Penurunan kemampuan


otot mengunyah /
menelan
Tirah baring

Gangguan reflek
Resiko kerusakan Defisit perawatan diri menelan
integritas kulit

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan konservatif


a. Berusaha menstabilkan a. Vasodilator
tanda-tanda vital b. Medikasi
b. Berusaha menemukan antitrombosit
dan memperbaiki c. Koagulan
aritmia jantung
c. Merawat kandung Penatalaksanaan pembedahan
kemih, a. Endosterektomi
d. Menempatkan klien karotis
pada posisi yang tepat b. Revaskularisasi
c. Evaluasi bekuan darah
d. Ligasi arteri karotis
komunis
Komplikasi Pengkajian
1. Hipoksia serebral 1. Identitas klien
2. Penurunan aliran darah 2. Keluhan utama. Biasanya didapatkan
serebral kelemahan anggota gerak sebelah badan,
3. Embolisme serebral bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang.
4. Riwayat penyakit dahulu.
5. Riwayat penyakit keluarga. Biasanya ada
riwayat keluarga yang menderita
hipertensi ataupun diabetes militus.

Primer

Airway, breathing, circulation, disability

Sekunder
Sirkulasi, integritas ego, eliminasi,
makanan/cairan, neuro sensori, nyaman /
nyeri, respirasi, keamanan, interaksi sosial

Ketidakefektifan Perfusi jaringan


serebral Defisit perawatan diri
1. Monitor tekanan perfusi serebral 1. Monitor kemempuan klien untuk
2. Catat respon pasien terhadap stimuli perawatan diri yang mandiri.
3. Monitor tekanan intrakranial pasien 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-
dan respon neurology terhadap alat bantu untuk kebersihan diri.
aktivitas 3. Sediakan bantuan sampai klien
4. Monitor jumlah drainage cairan mampu secara utuh untuk melakukan
serebrospinal self-care.
5. Monitor intake dan output cairan 4. Dorong klien untuk melakukan
6. Restrain pasien jika perlu aktivitas sehari-hari yang norma
7. Monitor suhu dan angka WBC 5. Dorong untuk melakukan secara
8. Kolaborasi pemberian antibiotik mandiri, tapi beri bantuan ketika
9. Posisikan pasien pada posisi klien tidak mampu melakukannya..
semifowler
Hambatan mobilitas fisik 6. Ajarkan klien/ keluarga untuk
1. Monitoring vital sign mendorong kemandirian, untuk
sebelm/sesudah latihan dan lihat memberikan bantuan hanya jika
respon pasien saat latihan pasien tidak mampu untuk
2. Konsultasikan dengan terapi fisik melakukannya.
tentang rencana ambulasi sesuai 7. Berikan aktivitas rutin sehari-
dengan kebutuhan hari sesuai kemampuan.
3. Bantu klien untuk menggunakan 8. Pertimbangkan usia klien jika
tongkat saat berjalan dan cegah mendorong pelaksanaan
terhadap cedera aktivitas sehari-hari.
4. Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi
5. Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
6. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
7. Dampingi dan Bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs ps.
8. Berikan alat Bantu jika klien
memerlukan.
9. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
Daftar Pustaka

Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatab pada Klien dengan


Gangguan Sistem Persyarafan. Salemba Medika: Jakarta
http://www.e-jurnal.com/2013/09/epidemiologi-stroke.html, diakses pada
tanggal 15 Oktober 2017
https://www.academia.edu/9036954/LAPORAN_PENDAHULUAN_STROK
E-TROMBOTIK, diakses pada tanggal 15 Oktober 2017
https://www.scribd.com/doc/25067008/Stroke. Diakses pada tanggal 15
Oktober 2017
Junaidi, I. 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Salemba Medika: Jakarta
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
EGC: Jakarta
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik Edisi 4. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai