NAMA : SUTARNI
KELOMPOK : IV
CI
HELMI
( )
2021
1
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE
A. Definisi
Stroke adalah gangguan peradangan darah ke otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadakan sebagai akibat iskemia atau hemorogi sirkulasi saraf otak. Ketika
stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark serebum.
B. Etiologi
Stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik.
1. Stroke iskemik (non hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti 80%.
Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
b. Sroke Embotik: tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c. Hipoperfusision sistemik: berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hamper 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemoragik mempunyai 2 jenis yaitu:
a. Hemoragik intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak
b. Hemoragik subaraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang
sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutup otak).
Faktor-faktor yang menyebabkan stroke yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat dirubah (Non Reversible)
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. keturunan
2. Faktor yang dapat dirubah (Reversible)
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Kolesterol tinggi
d. Obesitas
e. Diabetes melitus
2
f. Polisetemia
g. Stress emosional
3. Kebiasaan hidup
a. Merokok
b. Peminum alkohol
c. Obat-obatan terlarang
d. Aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga dan makanan berkolesterol.
C. Manefestasi Klinik
Gejalah yang umum pada penyakit stroke yaitu sebagai berikut :
1. Tiba-tiba menyalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara cedel atau pelo
4. Gangguan bicara atau bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak
D. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit stroke yaitu sebagai berikut:
1. Komplikasi dini (0-40 jam pertama)
Edama serabri dificit neurologis cenderung memberat, dapat menyakibatkan
peningkatan tik, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian infark miokard.
Penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
2. Jangka pendek (1-14 hari)
a. Pneumonia akibat imobilitasasi lama
b. Infark miokad
3
c. Emboli paru cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, sering kali terjadi pada saat
penderita mulai mobilisasi
d. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat
3. Jangka panjang (> 14 hari)
a. Stroke rekuren
b. Infak miokard
c. Gangguan vaskuler lain: penyakit vaskuler perifer
E. Patofisiologi
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya
infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan
adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang
tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau makin cepat) pada
gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vascular) atau karena
gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Aterosklerosis sering
sebagai factor penyebab infark pada otak.
Thrombus dapat dipecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli
dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh
pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kogestri disekitar area. Area edema
ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat
berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan
berkurangnya edema klien mulai menunjukkan perbaikan.
4
F. Pathways
Defisi neurologis
Kerusakan
Kerusakan Komprosi
komunikasi
mobilitas fisik batang otak
verbal
Defisit koma
perawatan
diri
Kegagalan
5
kardiovaskuler dan
pernafasan
Kelemahan
fisik umum
Intake
nutrisi tidak Kematian
adekuat Penurunan
tingkat
kesadaran
Perubahan
pemenuhan
nutrisi Penekanan Resiko kerusakan
jaringan integriritas kulit
setempat
G. Pemeriksaan Penunjanag
1. Angiografi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti pendarahan
arteriovena atau adanya reftur dan untuk mencari pendarahan seperti aneurisma atau
malformasi vaskuler.
2. Lumbal pungsi, CT scan, EEG, magnetic imaging resonance (MRI).
3. USG Doppler
4. Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis)
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
Penatalaksanaan umum yaitu berupa tindakan darurat sambil berusaha
mencari penyebab dan penatalaksaan yang sesuai dengan penyebab dan
penatalaksanaan yang sesuai dengan penyebab. Penatalaksanaan umum ini meliputi
memperbaiki jalan nafas dan mempertahankan ventilasi, menenangkan pasien,
menaikan/elevasi kepala pasien 300 yang bermanfaat untuk memperbaiki drainase
vena, perfusi selebral dan menurunkan tekanan intracranial. Atasi syok, mengontrol
tekanan rerata arterial, pengaturan cairan dan elektrolit, monitor TTV, monitor
tekanan tinggi intrakranlal, dan melakukan pemeriksaan pencitraan menggunakan
computerized tomography untuk mendapatkan gambaran lesi dan pilihan pengobatan.
6
2. Terapi farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi yang bisa dilakukan untuk pasien stroke yaitu
pembirian cairan hiportonis jika terjadi peninggian tekanan intracranial akut tanpa
kerusakan saluran darah otak, diuretika (asetazolamid/furosomid) yang akan menekan
produksi cairan selebrapinal dan steroid deksamokazone, prodnison, dan
metiiprednisolon. Pilihan pengobatan stroke untuk penderita stroke iskemik yaitu
tissue plasminogen activator (tPA) yang diberikan melalui intravena. Fungsi tPA
untuk melarutkan bekuan darah dan meningkatkan aliran darah kebagian otak yang
kekurangan aliran darah.
3. Terapi keperawatan
Perawat berperan memberikan pelayanan keperawatan pasca stroke seperti mengkaji
kebutuhan pasien dan keluarga untuk discharge planning, mengediakan informasi dan
latihan untuk keluarga terkait perawatan pasien di rumah seperti manajemen
dysphagia, nutrisi, latihan dan gerak, dan manajemen penyendalian diri. Perawat juga
memfasilitasi untuk pelayanan rehabilitasi dan memberikan dukungan emosional
kepada pasien dan keluarga.