Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE

Dosen Pembimbing : Ns. Ika Subekti Wulandari M.Kep

Disusun Oleh :

Mevrica Yohand Santiko

S18191/S18D

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang di tandai dengan hilangnya fungsi
otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian. Stroke adalah suatu keadaan
yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami kelumpuhan atau kematian
karena terjadinya gangguan perdarahan di otak atau gangguan perfusi jaringan
serebral yang menyebabkan kematian jaringan otak Stroke sebagai gejala
kerusakan atau serangan otak secara mendadakyang disebabkan oleh iskemik
maupun hemoragik di otak. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih pada
umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan
cacat atau kematian (Widjaja, 2016). Stroke termasuk gangguan fungsional
yang terjadi secara mendadak berupa tanda-tanda klinis baik lokal maupun
global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian
yang disebabkan gangguan peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah
sub arakhnoid, peredaran intra serebral dan infark cerebral (Israr 2016).
Menurut WHO setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia
mengalamistroke. Sekitar 5 juta menderita kelumpuhan permanen dan di
prediksi pada thn 2025 sekitar 50 persen orang dewasa di seluruh dunia
mengidap stroke.
2. Etiologi
a. Penyebab stroke dibagi menjadi 3, yaitu menurut (Dellima D R, 2019):
1) Trombosis serebral
2) Emboli serebi
3) Hipoksia Umum
4) Hipoksia Setempat
b. Tanda dan gejala
1) Trombosis serebral Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang
dapat menimbulkan odem dan kongesti di sekitarnya. Tanda dan gejala
neurologis sering kali memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan trombosis otak :
a) Hiperkoagulasi Ateroklerosis
b) pada polisitemia
c) Arterisis ( radang pada arteri )
d) Emboli
2) Hemoragi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri.Perdarahan ini
dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Akibat pecahnya
pembuluh 15 darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam
parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran
dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga infark otak, odema dan
mungkin herniasi otak.

3) Hipoksis umum

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah :

a) Hipertensi yang parah


b) Henti jantung-paru
c) Curah jantung turun akibat aritmia
4) Hipoksia setempat

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah


:

a) Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subaraknoid


b) Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migren
3. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis stroke menurut Ayu S D, (2017) dapat dibagi atas:

a. Kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak

b. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan

c. Perubahan status mental yang mendadak

d. Afasia (bicara tidak lancar)

e. Ataksia anggota badan

f. Vertigo mual, muntah atau nyeri

4. Klasifikasi
a. Stroke hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subaraknoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu.
Biasanya terjadi saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa terjadi
saat istirahat.Kesadaran klien biasanya menurun. Perdarahan otak dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Perdarahan intracranial
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk kedalam jaringan otak membentuk masa
yang menekan jaringan otak. Perdarahan intraserebral yang disebabkan
karena hipertensi sering dijumpai di daerah putamen, talamus, pons, dan
sebelum.
2) Pendarahan subaraknoid
Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.
Aneurisma yang pecah in berasal dari pembuluh arah sirkulasi Willisi
dan cabang -cabangnya yang terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya
arteri dan keluarnya ke ruang sub struktur mengakibatkan nyeri, dan
vasopasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak
global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase,
gangguan hemi sensorik, afasia, dan lain-lain). Pecahnya arteri dan
keluarnya darah ke ruang subaraknoid mengakibatkan terjadinya
peningkatan TIK yang mendadak, merenggangnya struktur peka nyeri,
sehinga timbul nyeri kepala hebat. Seringpula dijumpai kaku kuduk dan
tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.Peningkatan TIK yang
mendadak juga mengakibatkan pendarahan subhialoid pada retina dan
penurunan kesadaraan.Pendarahan subaraknoid dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini dapat
mengakibatkan disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan
kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia
dan lain-lain).
b. Stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi
saat setelah lama beristiahat, baru bngun tidur atau di pagi hari. Tidak
terjadi pendarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder.Kesadaran umumnya baik.
5. Komplikasi

Komplikasi berdasarkan waktu terjadinya stroke menurut

Dellima D R, (2019) sebagai berikut:

1) Berhubungan dengan imobilisasi

2) Infeksi pernafasan
3) Nyeri berhubungan dengan daerah yang tertekan

4) Konstipasi

5) Tromboflebitis

6) Berhubungan dengan mobilisasi

7) Nyeri daerah punggung

8) Dislokasi sendi

9) Berhubungan dengan kerusakan otak

10) Epilepsi

11) Sakit kepala

6. Patofisiologi dan Phatway


Ketika suatu trombosis terbentuk maka pembuluh arteri otak menjadi
tersumbat oleh bekuan darah. Trombosis ini kemudian menyebabkan aliran
darah menuju otak menjadi terhambat.
Begitu pula dengan emboli, ketika bekuan darah yang terbuka di tempat yang
berjauhan dari otak terlepas, dan terbawa dalam aliran darah sampai tersumbat
pada suatu daerah tertentu.
Maka aliran darah menuju otak juga menjadi terhambat. Hal inilah yang
kemudian mengakibatkan jaringan dan sel otak menjadi iskemik dan akhirnya
mengalami kematian.
Berdasarkan lokasi, penyumbatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penyumbatan pembuluh darah besar kecil. Penyumbatan pembuluh darah besar
adalah penyumbatan yang mengenai arteri besar seperti arteri carotis dan arteri
cerebri media.
Sementara penyumbatan pembuluh darah kecil adalah penyumbatan pada arteri
kecil yang masuk lebih dalam ke otakimplus yang bergerak kebawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis ( udjianti 2016 ).
Phatway
Trombosis
Hipoksia; Hipertensi, penyakit
jantung, obesitas, merokok
Adanya penyumbatan
aliran darah ke otak
oleh Trhombus, Embolisme
berkembang menjadi Penimbunan lemak atau
Antherosklerosis pada Embolisme berjalan kolesterol yang
dinding pembuluh darah. menuju ke otak meninarahgkat dalam
melalui arteri karotis
Arteri tersumbat Pembuluh darah
menjadi kaku
Terjadi bekuan darah arteri
Berkurangnya darah
ke area Thrombus Pecahnya pembuluh darah

Terjadi iskemik dan


infark pada jarngan

Stroke Non Hemoragik

Penurunan Adanya lesi Proses Resiko peningkatan TIK


kekuatan otot serebral metabolisme di
otot terganggu
Herniasi falk serebri
Kelemahan fisik Terjadinya dan keforamen
afasia Penurunan suplai magnum
darah dan O2 ke
Hambatan otak
Hambatan Defresi saraf
mobilitas fisik komunikasi kardiovaskuler
verbal Ketidakefektifan dan saraf
perfusi jaringan
Defisit perawatan
serebral
diri Kegagalan
Penekanan kardiovaskuler
saluran dan pernafasan
pernapasan
Pola nafas
Kematian
tidak efektif

Gambar 2.1.5 Patofisiologi Stroke Non Hemmoragik Sumber Arief (2016)

7. Penatalaksanaan ( medis dan keperawatan )


a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir
yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
b. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
c. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
f. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebih

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Pengkajian
1) Identitas Pasien
Identitas umum meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia
tua), jenis kelamin (pada umumnya stroke lebih banyak menyerang
pada laki-laki dibandingkan pada wanita, risiko stroke pria 1,25
lebih tinggi dibandingkan wanita, hal ini tidak lepas karena laki-laki
memiliki pola gaya hidup yang tidak sehat.
2) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan pernyataan yang mengenai masalah
atau penyakit yang mendorong penderita melakukan pemeriksaan
diri. Pada umum keluhan pasien stroke terjadi dalam dua hal yaitu
stroke hemoragik dan non hemoragik. Stroke Non hemoragik
biasanya mengalami perubahan tingkat kesadaran, mual muntah,
kelemahan reflek, afasia (gangguan komunikasi), difasia
(memahami kata), kesemutan, nyeri kepala, kejang sampai tidak
sadar.
3) Riwayat Penyakit sekarang
Riwayat Penyakit Sekarang adalah perjalanan penyakit yang dialami
pasien saat ini seperti onset atau sejak kapan, lokasi, kronologis,
kualitas (rasa sakit yang dirasakan), kuantitas (seberapa sering
dirasakan), gejala penyerta dan faktor pencetus. Keluhan yang
dirasakan pada pasien stroke saat ini seperti anggota badan yang
lemas sampai-sampai tidak dapat digerakan sama sekali, penampilan
tidak rapi dan bicara pelo sampai tidak bisa bicara sama sekali

4) Riwayat kesehatan dahulu


Riwayat penyakit dahulu adalah keluhan seputar apakah dulu pernah
mengalami penyakit seperti ini sebelumnya, dan apakah pernah
dioperasi sebelumnya, hal ini berguna untuk mengetahui hubungan
penyakit yang diderita saat ini. Pengkajian yang mendukung dalam
hal ini adalah apakah sebelumnya pasien pernah menderita stroke,
adanya riwayat berupa hipertensi, riwayat penyakit jantung
sebelumnya, diabetes mellitus, penggunaan oral kontrasepsi,
alkohol, dan hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi .

5) Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat Kesehatan keluarga adalah suatu penyakit yang
dtimbulkan karena keadaan keluarga yang tidak sehat ataupun
kondisi lingkungan yang terkait. Adanya generasi dari keluarga
yang memiliki keluhan yang sama dirasakan pasien.

6) Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran
Pada pasien stroke biasanya mengalami tingkat kesadaran somnolen
dengan GCS 10-12 pada awal terserang stroke
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah biasanya pada pasien stroke yang memiliki
riwayat tekanan darah tinggi yaitu sistole >140 dan diastole
>80.
b. Nadi, nadi biasanya normal.
c. Pernafasan pada pasien stroke biasanya mengalami gangguan
pada bersihan jalan nafas.
d. Suhu pada pasien stroke biasanya tidak terdapat masalah.
7) Pola aktivitas
1. Pola nutrisi cairan/metabolisme
Nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut,
kehilangan sensasi (rasa kecap, cabai, garam, cuka) pada
lidah, tenggorokan, pipi, disfagia ditandai dengan kien
kesulitan dalam menelan.
2. Pola eliminasi
Pengkajian eliminasi pada pasien stroke difokuskan pada
pengkajian eliminasi urine dan eleminasi feses. Pada
eliminasi alvi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan
peristaltik usus. Sedangkan pada eliminasi urine terjadi
infeksi perkemihan, retensi urine, batu ginjal Pola tidur dan
istirahat. Pada pola ini dilakukan pengkajian yang meliputi
pola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan masalah dalam tidur
seperti terdapat nyeri, sering terbangun karena mimpi buruk,
sulit tidur, tidak merasa segar setelah bangun.

3. Pola aktivitas dan personal hygiene


Dalam beraktivitas klien mengalami kesulitan melakukan
gerakan karena pada pasien hemiplegia akan mengalami
kelumpuhan pada salah satu anggota gerak sedangkan pada
pasien hemiparesis rentang dalam bergerak karena salah satu
tangan, kaki atau wajah mengalami kelumpuhan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Penurunan kekuatan otot ( D. 0054 )
1) Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas
seara mandiri
2) Tanda dan gejala mayor
Subjektif
- Mengeluh sulot menggerakan ekstremitas

Objektif
- Kekuatan otot menurun
- Rentang gerak menurun
3) Tanda dan gejala minor
Subjektif
- Nyeri saat bergerak
- Enggan melakukan pergerakan
- Merasa cemas saat bergerak

Objektif
- Sendi kaku
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ( D.0109 )
1) Definisi
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
2) Tanda dan gejala mayor
Subjektif
- Menolak melakukan perawatan diri
Objektif
- Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/berhias secara mandiri
- Minat melakukan perawatan diri kurang
3) Tanda dan gejala minor
Subjektif
-
Objektif
-

3. Perencanaan Keperawatan ( SLKI, SIKI )

No Diagnosa Rencana/Intervensi Keperawatan


Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi
Mobilitas Fisik keperawatan selama 3x24 jam ( I.06171 )
b.d Penurunan maka mobilitas fisik meningkat Observasi :
kekuatan otot dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi adanya
( D.0054 ) Mobilitas Fisik ( L.05042 ) : nyeri atau keluhan
1. Pergerakan ekstremitas fisik lainnya
meningkat 2. Identifikasi toleransi
2. Kekuatan otot meningkat fisik melakukan
3. Rentang gerak meningkat ambulasi
4. Nyeri menurun 3. Monitor frekuensi
5. Kecemasan menurun jantung dan tekanan
6. Kaku sendi menurun darah sebelum
7. Gerakan tidak memulai ambulasi
terkoordinasi menurun 4. Monitor kondisi
umum selama
melakukan ambulasi
Terapeutik :
1. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu
2. Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik
3. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
amulasi
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
2. Defisit Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan diri (
perawatan diri keperawatan selama 3x24 jam I. 11348)
b.d Kelemahan maka Komunikasi verbal Observasi :
( D.0109 ) meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi
Perawatan Diri ( L.11103 ): kebiasaan aktifitas
1. Kemampuan mandi perawatan diri sesuai
meningkat usia
2. Kemampuan makan 2. Monitor tingkat
meningkat kemandirian
3. Kemampuan 3. Identifikasi
menggenakan pakaian kebutuhan alat bantu
meningkat kebersihan
4. Kemampuan ke toilet diri,berpakaian,berhi
( BAB/BAK ) meningkat as,dan makan
5. Minat melakukan Terapeutik :
perawatan diri meningkat 1. Sediakan lingkungan
yang terapeutik
2. Siapkan keperluan
pribadi
3. Dampingi
melakukan
perawatan diri
sampai mandiri
4. Fasilitasi untuk
menerima keadaan
ketergantungan
5. Fasilitasi
kemandirian,bantu
jika tidak mampu
melakukan
perawatan diri
6. Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
Edukasi :
1. Anjurkan melakukan
perawatn diri secara
konsisten sesuai
kemampuan

DAFTAR PUSTAKA
DIII Keperawatan, Tim Dosen. 2017. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah : Studi
Kasus Program Studi DIII Keperawatan. Jombang: STIKes ICMe.
Nurarif, Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis : Berdasarkan Penerapan Diagnosa
Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus. Jogjakarta: Mediaction.
Smeltzer S. 2016. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

American Heart Association (AHA), 2018, Health Care Research:


Coronary Heart Disease
Arief Mansjoer, 2016, Stroke Non Hemmoragik, Jakarta : Media Aesculap

Anda mungkin juga menyukai