Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PENYAKIT DISMENOREA

OLEH :

SUTARNI

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
BAB I
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri haid. Dismenorea
merupakan gangguan menstruasi yang umum dialami oleh remaja dengan
gejala utama termasuk nyeri dan mempengaruhi kehidupan dan kinerja
sehari-hari. Dismenorea ditandai dengan nyeri panggul (kram) dimulai
sesaat sebelum atau pada awal menstruasi dan berlangsung 1-2 hari.
Sekitar 2-4 hari sebelum menstruasi dimulai, prostaglandin diproses
dengan cepat di awal menstruasi dan bertindak sebagai kontraktor otot
polos yang membantu dalam peluruhan endometrium. Terapi yang
optimal dari gejala ini tergantung pada penyebab yang mendasari.
(Ramaihah, 2006)
B. Etiologi
Penyebab pasti dismenorea belum diketahui. Diduga faktor psikis
sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Dismenorea primer umumnya
dijumpai pada wanita dengan siklus haid berevolusi. Penyebab tersering
dismenorea sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia
interna.
1. Dismenorea primer
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dismenore antara lain:
a. Faktor kejiwaan
Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang
mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
maupun psikis. Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi
perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,
mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan
gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid seperti dismenore.

b. Faktor endokrin
Pada umumnya hal ini dihubungkan dengan kontraksi usus
yang tidak baik. Hal ini sangat erat kaitanya dengan pengaruh
hormonal. Peningkatan produksi prostagladin akan menyebabkan
terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkordinasi sehingga
menimbulkan nyeri.
2. Dysmenorrhea sekunder
Dalam dismenorea sekunder, etiologi yang mungkin terjadi adalah:
a. Faktor konstitusi
Seperti kista, tumor atau fibroid.
b. Anomali uterus konginental
Seperti : rahim yang terbalik.
c. Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan
endometrium di luar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan
yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus mentruasi, lapisan
endometrium ini akan bertambah sebagai persiapan terjadinya
kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan
terlepas dan dikeluarkan sebagai menstruasi.
C. Manifestasi Klinis
1. Dismenorea primer
a. Haid pertama berlangsung
b. Nyeri perut bagian bawah
c. Nyeri punggung
d. Nyeri paha
e. Sakit kepala
f. Diare
g. Mual dan muntah

2. Dismenorea sekunder
a. Terjadi selama sikuls pertama haid dan sampai berhari hari, yang
merupakan indikasi adanya obstruksi kongenital. Dismenorea
dimulai setelah berusia 25 tahun
b. Terdapat ketidak normalan pelvis kemungkinan adanya :
1) Endometriosis
2) Pelvic inflamatory disease
3) Pelvic adhesion (pelekatan pelvis)
4) Adenomyosis
D. Klasifikasi
1. Nyeri spasmodik (dismenorea primer)
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut terjadi dihari
pertama dan kedua haid. Banyak perempuan terpaksa harus berbaring
karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan
apa pun. Ada di antara mereka yang pingsan, merasa sangat mual,
bahkan ada yang benar-benar muntah. Kebanyakan penderitanya
adalah perempuan muda walaupun dijumpai pula pada kalangan yang
berusia 40 tahun ke atas.
2. Nyeri kongestif (dismenorea sekunder)
Penderita dismenorea kongestif biasanya dirasakan berhari.
Dismenorea kongesif juga memerlukan pengkajian nyeri untuk
mengetahiu sekala nyerinya.

E. Pathway

Merangsang
miometrium
Prostaglandin

Kurang pengetahuan

DISMINOREA

MK:Intoleransi MK: Nyeri Akut


Aktifitas

MK: Ansietas
F. Penatalaksanaan
1. Disminorea Primer
a. Latihan
1) Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang
2) Latihan menggoyangkan panggul
3) Latihan dengan posisi lutut ditekukkan ke dada, berbaring
terlentang atau miring
b. Panas
1) Buli-buli atau botol air panas yang di letakkan pada punggung
atau abdomen bagian bawah
2) Mandi air hangat atau sauna
c. Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostagladin
d. Istirahat
e. Obat-obatan
1) Kontrasepsi oral, menghambar ovulasi sehingga meredakan
gejala
2) Mirena atau progestasert AKDR, dapat mencegah kram
2. Disminorea sekunder
a. PRP
1) PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba ovarium,
atau peritonitis panggul.
2) Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria
Gonnorrhoea dan C. thrachomatis, seperti bakteri gram
negative, anaerob, kelompok B streptokokus, dan
mikoplasmata genital.
Lakukan kultur dengan benar.
3) Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan segera saat
diagnosis di tegakkan untuk mencegah kerusakan permanen
(mis, adhesi, sterilitas). Rekomendasi dari center for disease
control and prevention (CDC) adalah sebagai berikut :
a) Minum 400 mg oflaksasin per oral 2 kali/hari selama 14
hahri, di tambah 500 mg flagyl 2 kali/hari selama 14 hari.
b) Berikan 250mg seftriakson IM 2 g sefoksitin IM, dan 1g
probenesid peroral di tambah 100 mg doksisiklin per oral ,
2 kali/ hari selama 14 hari.
c) Untuk kasus yang serius konsultasikan dengan dokter
spesialis mengenai kemungkinan pasien di rawat inap untuk
di berikan antibiotic pe IV.
4) Meskipun efek pelepasan AKDR pada respons pasien terhadap
terapi masih belum di ketahui, pelepasan AKDR di anjurkan. 
b. Endometriosis
1) Diagnosis yang jelas perlu di tegakkan melalui laparoskopi
2) Pasien mungkin di obati dengan pil KB, lupron, atau obat-
obatan lain sesuai anjuran dokter.
c. Fibroid dan polip uterus
1) Polip serviks harus di angkat
2) Pasien yang mengalami fibroleomioma uterus simtomatik harus
di rujuk ke dokter.
d. Prolaps uterus
1) Terapi definitive termasuk histerektomi
2) Sistokel dan inkonmtenensia strees urine yang terjadi
bersamaan dapat di ringankan dengan beberapa cara berikut :
a) Latihan kegel
b) Peralatan pessary dan introl untuk reposisi dan mengangkat
kandung kemih. 
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Diagnosa Medis :
Tanggal/waktu MRS :
Tanggal/waktu Pengkajian :
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri haid
b. Riwayat kesehatan sekarang
Nyeri abdomen bagian bawah pada saat menstruasi hari pertama
sampai ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan
aktivitas sehari – hari.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Mengkaji apakah sebelumnya pernah mengalami disminorea
d. Riwayat penyakit keluarga
Mengkaji apakah ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
disminore
B. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah Kesadaran : composmentis
Tekanan darah:130/90 mmHg Nadi : 100x/menit
Respirasi :18 x/mnt Suhu : 37,6oC
Berat badan : 54 kg Tinggi badan : 156 cm
2. Pemeriksaan khusus.
a. Breath
Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tidak terdapat
sesak nafas.
b. Blood
Tekanan darah rendah (130/90 mmHg), Akral basah dan dingin
c. Brain
Penurunan konsentrasi, pusing, sklera/ konjungtiva anemia
d. Bladder
Warna kuning dan volume 1,5 L/hari
e. Bowel
Nafsu makan: baik, porsi makan habis, Minum (1500cc/hari), 
kebersihan mulut: bersih, Mukosa: lembab, Tenggorokan: normal,
Peristaltik (9x/menit), BAB (1x/hari), Konsistensi: padat, Bau: Khas,
Kuning kecoklatan.
f. Bone
Badan mudah capek, nyeri pada punggung.
C. Analisa data

Kemungkinan
No Data Masalah
penyebab/dampak

1 DO : Prostaglandin Nyeri akut


1. Tampak meringis berhubungan
kesakitan Merangsang dengan
2. Skala nyeri 8 miometrium dismenorea
3. TTV:
TD=130/90mmhg
S = 37,6 OC Kontraksi uterus
RR =18x/menit meningkat
N= 100x/menit
DS :
1. Pasien Disminorea
mengatakan nyeri
haid
Nyeri akut
2. Pasien
mengatakan
lokasi nyeri di
abdomen bagian
bawah
3. Pasien
mengatakan skala
nyeri
menunjukkan
skala nyeri 8
4. Pasien
mengatakan nyeri
sering dan terus –
menerus

DO:
1. Pasien tampak
lemah
2. Pasien terbatas
dalam bergerak
DS :
1. Pasien
mengatakan
mudah lelah saat Prostaglandin Intoleran
2 beraktivitas aktivitas
Merangsang berhubungan
miometrium
dengan
dismenorea
Kontraksi uterus
meningkat

DO :
1. Pasien tampak Disminorea
tegang
2. Pasien tampak
gelisah Intoleransi aktivitas
DS :
1. Pasien mengatakan Ansietas
cemas ketika sudah berhubungan
terlalu nyeri Prostaglandin dengan
3
kurangnya
Merangsang pengetahuan
miometrium

Kontraksi uterus
meningkat

Disminorea

Nyeri akut

D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan dismenorea
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan dismenorea
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
E. Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut 1. Skala nyeri 0-1 1. Beri lingkungan
berhubungan 2. Pasien tampak tenang dan kurangi
dengan rileks rangsangan penuh
dismenorea stress
2. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian analgesic
3. Ajarkan strategi
relaksasi (misalnya
nafas berirama
lambat, nafas dalam,
bimbingan imajinasi
4. Evaluasi dan dukung
mekanisme koping
px
5. Berikan Kompres
hangat
6. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehesif

2 Intoleran 1. Pasien dapat 1. Beri lingkungan


aktivitas mengidentifikasi tenang dan perode
berhubungan faktor – faktor istirahat tanpa
dengan yang memperberat gangguan, dorong
dismenorea dan memperingan istirahat sebelum
intoleran aktivitas makan
2. Pasien mampu 2. Observasi adanya
beraktivitas pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
3. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan
4. Kaji adanya faktor
yang menyebabkan
kelelahan
5. Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi
secara berlebihan
6. Monitor pola tidur
dan lamanya tidur /
istirahat pasien

3 Ansietas 1. Pasien 1. Libatkan pasien/


berhubungan menyatakan orang terdekat dalam
dengan kesadaran rencana perawatan
kurangnya perasaan ansietas 2. Berikan lingkungan
pengetahuan 2. Pasien tenang dan istirahat
menunjukkan 3. Bantu pasien untuk
relaksasi mengidentifikasi/
3. Pasien memerlukan perilaku
menunjukkan koping yang
perilaku untuk digunakan pada masa
menangani stres lalu
4. Bantu pasien belajar
mekanisme koping
baru, misalnya teknik
mengatasi stres
DAFTAR PUSTAKA

Lestari,Dewi.2013.Pengaruh Desminore Pada Remaja.Denpasar:Fmipa Undiska


Dito,Anugro.2011. Penyakit pada Kehamilan.Jakarta:Erlangga
Bruner & Sudart.2001.Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai