1. Stroke Iskemik
Hampir 85% stroke disebabkan oleh: sumbatan oleh bekuan darah, penyempitan
sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak, atau embolus
(kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakranial (arteri yang berada
di luar tengkorak ) yang menyebabkan sumbatan di satu atau beberapa arteri
intrakrani (arteri yang berada di dalam tengkorak ). Ini disebut sebagai infark
otak atau stoke iskemik. Pada orang berusia lanjut lebih dari 65 tahun,
penyumbatan atau penyempitan dapat disebabkan oleh aterosklerosis
(mengerasnya arteri). Sebagian stroke iskemik terjadi di hemisfer otak, meskipun
sebagian terjadi di serebelum (otak kecil) atau batang otak. Beberapa stroke
iskemik di hemisfer tampaknya bersifat ringan ( sekitar 20% dari semua stroke
oskemik); stroke ini asimptomatik (tak bergejalan; hal ini terjadi pada sekitar
sepertga pasien usia lanjut) atau hanya menimbulkan kecanggungan, kelemahan
ringan atau masalah daya ingat. Namun, stroke ringan ganda dan berulang
dapat menimbulkan cacat berat, penurunan kognitif dan demensia.
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh pendaran ke dalam jaringa otak (disebut
hemoragia intraserebum atau hematom intraserebrum) atau kedalam ruang
subaraknoid yaitu ruang sempit anatara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak (disebut hemoragia subarknoid). Ini adalah jenis stroke
yang paling mematikan, tetapi relatif hanya menyusun sebagian kecil dari stroke
total : 10-15% untuk perdarahan intraserebrum dan 5% untuk perdarahan
subaraknoid.
Perdarahan dari sebuah arteri intrakranium biasanya disebabkan oleh aneurisma
(arteri yang melebar) yang pecah atau karena suatu penyakit.
Penyakit yang menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh adalah penyebab
tersering perdarahan intraserebrum. Penyakit semacam ini adalah hipertensi
atau angiopati amiloid(dimana terjadi pengendapan protein di dinding arteriarteri kecil di otak). Jika seseorang mengalami perdarahan intraserebrum, darah
dipaksa masuk ke dalam ke otak, merusak neuron sehingga bagian otak yang
terkena tidak dapat berfungsi dengan baik.
Pecahnya ebuah aneurisma merupakan penyebab tersering perdarahan
subaraknoid. Pada perdarahan subaraknodi, darah otak pada awalnya tidak
terpengaruh, tetapi pada tahap selanjutnya dapat terganggu.
Kadang satu-satunya gejala perdarahan subaraknoid adalah nyeri kepala, tetapi
jika diabaikan gejala ini dapat berakibat fatal. Nyeri kepala khas pada
perdarahan subarknoid timbul mendadak, parah dan tanpa sebab yang jelas.
Nyeri kepala ini sering disertai oleh muntah, kaku leher, atau kehilangan
kesadaran sementara.
Complete Stroke
Merupakan gangguan pembulu darah otak yang menyebabkan deficit
neurologist akut yang akan berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke ini akan
meninggalkan gejala sisa.
Stroke in Evolution (Progressive Stroke)
stroke ini merupakan jenis yang terberat dan sulit ditentukan prognosanya. Hal
ini disebabkan kondisi pasien yang cenderung labil, berubah-ubah, dan dapat
mengarah ke kondisi yang lebih buruk.
KLASIFIKASI STROKE BERDASARKAN KLINIS
Lacunar Syndromes (LACS)
Terjadi penyumbatan tunggal pada lubang arteri sehingga menyebabkan area
terbatas akibat infark yang disebut dengan lacune. Istilah Lacune adalah satu
yang patologis dan akan tetapi terdapat beberapa kasus di literatur yang
memiliki lorelasi patologi dengan klinikoradiologikal. Mayoritas lacune terjadi di
area seperti nukleus lentiform dan gejala klinisnya tidak diketahui. Terkadang
terjadi kemunduran kognitif pada pasien.
Lacunar yang lain juga dapat mengenai kapsula interna dan pons di mana akan
memepengaruhi traktus asendens dan desendes yang menyebabkan defisit
klinis yang luas. Bila diketahui lebih awal tentang dasar pola neurovaskular, lesi
tersebut dapat dikurangi sehingga mempunyai tingakt kognitif dan fungsi visual
yang lebih tinggi. Jadi LACS memiliki defisit maksimal dari gangguan pembuluh
darah tunggal, tanpa gangguan visual, tidak ada gangguan pada level fungsi
kortikal yang lebih tinggi serta tidak ada atanda gangguan pada batang otak.
Kaegori Lacunar Syndrome (LACS) :
a. Pure Motor Stroke (PMS)
b. Pure Sensory stroke (PSS)
c. Homolateral ataxia and crural paresis (HACP), Dysarthia clumsy-hand
syndrome (DCHS) dan Ataxic Hemiparesis (AH)
d. Sensory Motor Stroke (SMS)
Posterior Circulation Syndromes (POCS)
Menyebabkan kelumpuhan bagian saraf cranial ipsilateral (tunggal maupun
majemuk ) dengan kontralateral defisit sensorik maupun motorik. Terjadi pula
defisit motorik-sensorik bilateral. Gangguan gerak bola mata (horizontal atau
vertikal), gangguan cerebelar tanpa defisit traktus bagian ipsilateral, terjadi
hemianopia atau kebutaan kortikal. POCS merupakan gangguan fungsi pada
tingkatan kortikal yang lebih tinggi atau sepanjang yang dapat dikategorikan
sebagai POCS.
Stroke atau sering disebut dengan cerebro vascular accident adalah gejala
kelainan neurologi akibat dari penyakit pembuluh darah otak. Secara garis besar
strok dibagi menjadi 2 golongan , yaitu stroke perdarahan (perdarahan intraserebral/PIS dan sub-arakhonoid/PSA) dan stroke non-perdarahan. Stroke
perdarahan maupun stroke non-perdarahan disebabkan oleh faktor-faktor yang
berbeda-beda.
Ateroma, yaitu pembuluh darah menjadi keras dan akan pecah jika
tekanan darah naik
Terjadinya tumor pada pemuluh darah
Penyakit jantung
Infeksi
Trauma
Neoplasma
Pertumbuhan vaskular yang tidak sempurna (malformation)
Gangguan immunologi
Stroke Hemoragic
Mendadak, sedang aktif
Hebat
Ada
Ada
Tidak ada
Dtroke Non-Hemoragic
Mendadak, istirahat
Ringan
Tidak ada
Tidak ada
Ada
pasokan darah dari arteri serebri anterior. Pada gangguan aliran darah
disisi ang doinan akan timbul gejala afasia
Sindroma oklusi arteria serebri media
1) Bila seluruh kawasan arteri tersebut terkena maka gambaran
klinisnya :
a) Hemiparalisis dan hemihipertesia kontralateral
b) Hemianopia homonim kontralateral dengan *deviation
conjugee* ke arah lesi
c) Afasia terjadi bila hemisfer dominan yang terkena
2) Bila salah satu cabang arteri serebri media saja yang tersumbat ,
maka :
a) Afasia motorik dengan hemiparesis dimana lengan dan muka
bagian bawah lebih lumpuh daripada tugkai (bila cabang
arteri serebri media atas yang tersumbat)
b) Afasia sensorik dengan hemihipestesis lebih jelas daripada
hemiparesis (bila cabang arteria serebri media bawah yang
tersumbat
b)
c)
d)
e)
f)
Latihan jalan pada pasien pasca stroke merupkan suatu hal yang utama,
keran merupakan suatu kemampuan lokomosi yang sangat penting dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Latihan berdiri dan jalan sebaiknya
dilakukan sedini mungkin begitu paien secara medis dinyatakan stabil
tetapi tentunya hal ini dikonfirmasikan dengan telah dimilikinya
kemampuan-kemampuan yang mendukung seorang pasien untuk bisa
berdiri dan berjalan, keseimbangan duduk, kesimbangan bergerak dari
duduk ke berdiri dan keseimbangan berdiri.
Menurut Knuttson dan Richards, ada 3 tipe jalan penderita hemiplegia,
yaitu :
Type I :
Hiperaktif *stretch reflex*
Gangguan jalan sedang
Hiperekstensi lutut saat fase menapak
Mampu berjalan cukup jauh
Type II :
Sangat minim aktivitas kontrol motorik