TABEL 4.1
Kelompok 1
Jumlah
Kanan
50%
Kiri
Total
Kelompok 2
Persentase Jumlah
Total
Persentase
Jumlah
Persentase
60%
55,6%
50%
40%
44,4%
100%
100%
100%
Subyek penelitian yang dilihat dari distribusi indeks massa tubuh, pada
kelompok 1 subyek yang berjumlah 4 orang termasuk dalam klasifikasi yang
normal dan memiliki persentase 100%, sedangkan pada kelompok 2 subyek yang
berjumlah 5 orang termasuk dalam klasifikikasi yang normal dan memiliki
persentase 100%. Untuk lebih jelas distribusi subyek penelitian menurut indeks
massa tubuh dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
TABEL 4.2
Distribusi Subjek Penelitian Menurut Indeks Massa Tubuh
Klasifikas
Kelompok 1
Kelompok 2
Total
i
IMT
Jumla
h
0
Persenta
se
0%
Jumla
h
0
Persenta
se
0%
Jumla
h
0
Persenta
se
0%
Underweigt
normal
100%
100%
100%
Pre obese
0%
0%
0%
Obese 1
0%
0%
0%
Obese 2
0%
0%
0%
Obese 3
0%
0%
0%
Total
100%
100%
100%
awal
sebelum
perlakuan
yang
pertama
dilakukan
menggunakan cumberland ankle instability tool. Skor kurang dari atau sama
dengan 27 artinya subyek mengalami gangguan instabilitas fungsional
pergelangan kaki. Skor yang semakin rendah artinya derajad gangguan instabilitas
fungsional pergelangan kaki semakin berat.Hasil pengukuran tingkat gangguan
instabilitas fungsional pada subyek yang mengalami gangguan instabilitas
fungsional pergelangan kaki sebelum diberi perlakuan pada kelompok 1
berjumlah 4 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional
pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 12,00 nilai maksimal 26,00 dan nilai
mean 20,111 serta nilai standar deviasi 4,702. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri
dari 5 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional
pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 16,00 nilai maksimal 26,00 dan nilai
mean 21,20 serta nilai standar deviasi 4,604. Untuk lebih jelas data hasil
cumberland ankle instability tool sebelum perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.3.
TABEL 4.3
Minima
l
12,00
16,00
Standar Deviasi
Maksimal
Mean
26,00
26,00
20,111
21,20
4,702
4,604
TABEL 4.4
Data Hasil Single Leg Stance Test Mata Terbuka
Sebelum Perlakuan
Kelompok
Minima
Maksimal
Mean
Standar Deviasi
l
Kelompok 1
9,40
5,853
4
19,74
6,299
27,60
Kelompok 2
14,10
18,64
27,60
0
Setelah dilakukan single leg stance test dengan mata terbuka dilakukan
pengukuran single leg stance test dengan mata tertutup. Skor single leg stance test
di bawah 21 artinya subyek memiliki skor dibawah normal dan mengalami
gangguan instabilitas fungsional. Skor yang semakin rendah artinya stabilitas
fungsional dari subyek semakin buruk. Hasil pengukuran stabilitas fungsional
pada subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki
sebelum diberi perlakuan pada kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang
mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai
minimal 4,50 nilai maksimal 19,50 dan nilai mean 11,233 serta nilai standar
deviasi 5,125. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri dari 5 orang subyek yang
mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai
minimal 7,60 nilai maksimal 19,50 dan nilai mean 12,840 serta nilai standar
deviasi 5,742. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5.
TABEL 4.5
Data Hasil Single Leg Stance Test Mata Tertutup
Sebelum Perlakuan
Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Minima
Standar Deviasi
Maksimal
Mean
l
4,50
19,50
11,233
12,84
7,60
19,50
5,125
5,742
0
B. Analisis Deskriptif
Setelah dilakukan perlakuan seminggu 3 kali selama 4 minggu
pelaksanaan, tingkat gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki subyek
penelitian diukur kembali dengan menggunakan cumberland ankle instability tool,
single leg stance test dengan mata terbuka dan mata tertutup. Data hasil
cumberland ankle instability tool setelah perlakuan pada subyek yang mengalami
gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki setelah diberi perlakuan pada
kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas
fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 15,00 nilai maksimal 28,00
dan nilai mean 22,666 serta nilai standar deviasi 5,844. Sedangkan kelompok 2
yang terdiri dari 5 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional
pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 18,00 nilai maksimal 28,00 dan nilai
mean 23,40 serta nilai standar deviasi 4,560. Untuk lebih jelas data hasil
cumberland ankle instability tool setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.6.
TABEL 4.6
Data Hasil Cumberland Ankle Instability Tool
Setelah Perlakuan
Kelompok
Minima
Standar Deviasi
Maksimal
Mean
l
Kelompok 1
15,00
Kelompok 2
18,00
22,66
5,844
6
23,40
4,560
28,00
28,00
Data hasil single leg stance test mata terbuka setelah perlakuan pada
subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki setelah
diberi perlakuan pada kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang mengalami
gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai minimal
12,50 nilai maksimal 30,30 dan nilai mean 21,777 serta nilai standar deviasi
5,844. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri dari 5 orang subyek yang mengalami
gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki
14,10 nilai maksimal 27,60 dan nilai mean 19,740 serta nilai standar deviasi
6,299. Untuk lebih jelas data hasil single leg stance test mata terbuka setelah
perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.7.
TABEL 4.7
Data Hasil Single Leg Stance Test Mata Terbuka
Setelah Perlakuan
Kelompok
Minima
Maksimal
Mean
Standar Deviasi
l
Kelompok 1
12,50
5,844
7
19,74
6,299
30,30
Kelompok 2
14,10
21,77
27,60
0
Sedangkan data hasil single leg stance test mata tertutup setelah perlakuan
pada subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki
setelah diberi perlakuan pada kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang
mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai
minimal 8,40 nilai maksimal 17,80 dan nilai mean 13,050 serta nilai standar
deviasi 4,02865. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri dari 5 orang subyek yang
mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai
minimal 10,00 nilai maksimal 23,20 dan nilai mean 16,240 serta nilai standar
deviasi 6,15492. Untuk lebih jelas data hasil single leg stance test mata tertutup
setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.8.
TABEL 4.8
Data Hasil Single Leg Stance Test Mata Tertutup
Setelah Perlakuan
Kelompok
Minima
Standar Deviasi
Maksimal
Mean
l
Kelompok 1
8,60
4,913
5
15,78
5,750
22,30
Kelompok 2
10,00
14,75
22,30
0
C.Uji Hipotesis
pada pergelangan kaki subyek kelompok yang diberi latihan star excursion
balance.
TABEL 4.9
Hasil Uji Beda Perbaikan Gangguan Instabilitas Fungsional Pada Pergelangan
Kaki Sebelum-Setelah Perlakuan Menggunakan Cumberland Ankle Instability
Tool
Kelompok
1
2
Perlakua
n
Sebelum
Setelah
Sebelum
Setelah
Jumlah
subyek
Mean
Standar
Deviasi
4
4
5
5
20,11
22,66
21,20
23,40
4,702
5,844
4,604
4,560
Keterangan
p
0,006
0,034
Ada Pengaruh
Ada Pengaruh
Selanjutnya dari hasil pengukuran dengan alat ukur single leg stance test
mata terbuka yang dilakukan sebelum dan setelah perlakuan lalu dilakukan
pengujian hipotesis. Uji beda yang digunakan adalah paired sample t test. Pada uji
beda statistik kelompok 1 didapatkan hasil nilai single leg stance test mata terbuka
sebelum dan setelah perlakuan adalah p = 0,000 berarti p < 0,05 maka
berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan gangguan instabilitas fungsional
pada pergelangan kaki subyek kelompok yang diberi latihan star excursion
balance dan pemberian kinesiology tape . Sedangkan pada kelompok 2 didapatkan
hasil single leg stance test mata terbuka sebelum dan setelah perlakuan adalah p =
0,000 berarti p < 0,05 maka berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan
gangguan instabilitas fungsional pada pergelangan kaki subyek kelompok yang
diberi latihan star excursion balance.
TABEL 4.10
Hasil Uji Beda Perbaikan Gangguan Instabilitas Fungsional Pada Pergelangan
Kaki Sebelum-Setelah Perlakuan Pada Menggunakan Single Leg Stance Test Mata
Terbuka
Kelompok
1
2
Jumlah subyek
Keterangan
4
5
0,000
0,000
Ada pengaruh
Ada pengaruh
Kemudian hasil pengukuran dengan alat ukur single leg stance test mata
tertutup kelompok 1 didapatkan hasil nilai single leg stance test mata tertutup
sebelum dan setelah perlakuan adalah p = 0,000 berarti p < 0,05 maka
berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan gangguan instabilitas fungsional
pada pergelangan kaki subyek kelompok yang diberi latihan star excursion
balance dan pemberian kinesiology tape . Sedangkan pada kelompok 2 didapatkan
hasil single leg stance test mata terbuka sebelum dan setelah perlakuan adalah p =
0,000 berarti p < 0,05 maka berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan
gangguan instabilitas fungsional pada pergelangan kaki subyek kelompok yang
diberi latihan star excursion balance.
TABEL 4.11
1
2
Jumlah subyek
Keterangan
4
5
0,000
0,000
Ada pengaruh
Ada pengaruh
TABEL 4.12
Hasil Uji Beda Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Dengan Alat Ukur
Cumberland Ankle Instability Tool
Kelompok
1
2
Jumlah subyek
Keterangan
4
5
0,623
Sedangkan pada alat ukur single leg stance test mata terbuka digunakan uji
independent sample t test untuk uji beda antara kelompok 1 dan 2. Dari hasil uji
independent sample t test didapatkan nilai sig 0,596 dan nilai sig.(2tailed) atau p =
0,722 berarti p > 0,05 maka secara statistik tidak ada perbedaan antara kelompok
setelah perlakuan pada kelompok 1 yang diberi latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape dengan kelompok 2 yang diberi latihan star excursion
balance.
TABEL 4.13
Hasil Uji Beda Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Dengan Alat Ukur Single
Leg Stance Test Mata Terbuka
Sig.(2Sig
Keterangan
tailed)
SLS mata
terbuka
setelah
perlakuan
0,596
0,722
Dan pada alat ukur single leg stance test mata tertutup digunakan uji
independent sample t test untuk uji beda antara kelompok 1 dan 2. Dari hasil uji
independent sample t test didapatkan nilai sig 0,159 dan nilai sig.(2-tailed) atau p
= 0,521 berarti p > 0,05 maka secara statistik tidak ada perbedaan antara
kelompok setelah perlakuan pada kelompok 1 yang diberi latihan star excursion
balance dan pemberian kinesiology tape dengan kelompok 2 yang diberi latihan
star excursion balance.
TABEL 4.14
Hasil Uji Beda Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Dengan Alat Ukur Single
Leg Stance Test Mata Tertutup
Sig.
Sig
Keterangan
(2tailed)
SLS mata
tertutup
setelah
perlakuan
0,521
0,159
3. Perbedaan selisih rerata nilai cumberland ankle instability tool, single leg
stance test mata terbuka, serta single leg stance test mata tertutup pada
kelompok latihan star excursion balance dan pemberian kinesiology tape
dengan latihan star excursion balance
Hasil penghitungan selisih rerata nilai cumberland ankle instability tool
pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian kinesiology tape
dengan latihan star excursion balance dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini:
TABEL 4.15
Rerata Dan Selisih Nilai Cumberland Ankle Instability Tool Pada Kelompok
Latihan Star Excursion Balance Dan Pemberian Kinesiology Tape Dengan
Latihan Star Excursion Balance
Cumberland Ankle
Selisih
Instability Tool
Sebelum
Setelah
20,111
22,666
21,20
23,400
2,555
2,20
Dari tabel 4.15 dapat dilihat nilai selisih rerata dari kelompok latihan star
excursion balance dan pemberian kinesiology tape sebesar 2,555 sedangkan pada
kelompok latihan star excursion balance sebesar 2,20. Hal ini menunjukkan
bahwa rerata pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape lebih besar dari rerata kelompok latihan star excursion balance.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape memberikan peningkatan perbaikan gangguan
instabilitas fungsional pada pergelangan kaki yang lebih besar dibandingkan
dengan latihan star excursion balance.
Sedangkan hasil penghitungan selisih rerata nilai single leg stance test
mata terbuka pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape dengan latihan star excursion balance dapat dilihat pada tabel
4.16 di bawah ini:
TABEL 4.16
Rerata Dan Selisih Nilai Single Leg Stance Test Mata Terbuka Pada Kelompok
Latihan Star Excursion Balance Dan Pemberian Kinesiology Tape Dengan
Latihan Star Excursion Balance
Kelompok
Selisih
Sebelum
Setelah
18,644
21,777
3,133
19,740
22,460
2,700
Dari tabel 4.16 dapat dilihat nilai selisih rerata dari kelompok latihan star
excursion balance dan pemberian kinesiology tape sebesar 3,133 sedangkan pada
kelompok latihan star excursion balance sebesar 2,70. Hal ini menunjukkan
bahwa rerata pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape lebih besar dari rerata kelompok latihan star excursion balance.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape memberikan peningkatan perbaikan gangguan
instabilitas fungsional pada pergelangan kaki yang lebih besar dibandingkan
dengan latihan star excursion balance.
Sedangkan hasil penghitungan selisih rerata nilai single leg stance test
mata tertutup pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape dengan latihan star excursion balance dapat dilihat pada tabel
4.17 di bawah ini:
TABEL 4.17
Rerata Dan Selisih Nilai Single Leg Stance Test Mata Tertutup Pada Kelompok
Latihan Star Excursion Balance Dan Pemberian Kinesiology Tape Dengan
Latihan Star Excursion Balance
Kelompok
Selisih
Setelah
11,233
14,755
3,522
12,840
15,780
2,940
Dari tabel 4.17 dapat dilihat nilai selisih rerata dari kelompok latihan star
excursion balance dan pemberian kinesiology tape sebesar 3,522 sedangkan pada
kelompok latihan star excursion balance sebesar 2,940. Hal ini menunjukkan
bahwa rerata pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape lebih besar dari rerata kelompok latihan star excursion balance.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape memberikan peningkatan perbaikan gangguan
perbaikan
gangguan
instabilitas
fungsional
pada
minggu selama 4 minggu. Single leg stance test digunakan untuk menilai pada pre
dan post training. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah latihan star
excursion balance lebih efektif daripada program terapi latihan fisioterapi biasa.
Latihan ini meningkatkan stabilitas fungsional dari persendian pergelangan kaki
yang pernah mengalami cedera.
Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hertel
et al ( 2000 ) yang menyebutkan bahwa latihan keseimbangan merupakan peran
dasar dari sistem muskuloskeletal. Latihan
tidak ada beda pengaruh antara kelompok latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape dengan kelompok yang hanya diberikan latihan star
excursion balance.
Seperti yang telah dituliskan diatas bahwa pada uji beda statistik
menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok I dan kelompok
II. Padahal perlakuan yang diberikan pada kedua kelompok 1 diberikan tambahan
intervensi berupa pemberian kinesiology tape yang diharapkan penulis dapat
menambah stabilitas fungsional pada pergelangan kaki. Tetapi hasil nilai selisih
rerata cumberland ankle instability pada kelompok 1 sebesar 2,555 sedangkan
pada 2 kelompok sebesar 2,20. Lalu nilai selisih rerata single leg stance test mata
terbuka pada kelompok 1 sebesar 3,133 sedangkan pada kelompok 2 sebesar 2,70.
Dan nilai selisih rerata single leg stance test mata tertutup kelompok 1 sebesar
3,522 sedangkan pada kelompok 2 sebesar 2,940.
Hal diatas menunjukkan bahwa rerata pada kelompok 1 yaitu kelompok
yang diberi latihan star excursion balance dan pemberian kinesiology tape lebih
besar dari rerata kelompok 2 yang diberi latihan star excursion balance. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape memberikan peningkatan perbaikan gangguan instabilitas
fungsional pada pergelangan kaki yang lebih besar dibandingkan dengan latihan
star excursion balance.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan yang
dapat disajikan, yaitu sebagai beikut: (1) aktifitas keseharian subyek yang tidak
bisa dikontrol oleh peneliti (2) asupan gizi yang dikonsumsi oleh setiap subyek
berbeda-beda setiap harinya (3) subyek mengalami kejenuhan dalam pelaksanaan
latihan pada minggu ke 4 sehingga kurang maksimal (4) keterampilan peneliti
dalam memasang kinesiology tape yang masih kurang