Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Subjek Penelitian


1. Karakteristik subjek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah atlet futsal dari tim futsal FELIZ FC
Surabaya. Jumlah atlet yang menjadi subyek penelitian 15 orang. Subyek
penelitian yang berjumlah 9 orang tersebut dibagi menjadi 2 kelompok secara
acak atau random yaitu kelompok 1 diberi perlakuan berupa latihan star
excursion balance

dan pemberian kinesiology tape berjumlah 4 orang dan

kelompok 2 diberi perlakuan berupa latihan star excursion balance berjumlah 5


orang. Pada subyek penelitian ini dilihat dari distribusi letak pergelangan kaki
yang cedera, pergelangan kaki kanan merupakan yang terbanyak dengan 5 orang
atau 55,6 %, sedangkan pergelangan kaki kiri dengan 4 orang atau 44,4 %. Untuk
lebih jelas distribusi subyek penelitian menurut letak pergelangan kaki yang
cedera dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

TABEL 4.1

Distribusi Subyek Penelitian Menurut Letak Pergelangan Kaki Yang Cedera


Pergelangan
kaki yang
cedera

Kelompok 1
Jumlah

Kanan

50%

Kiri

Total

Kelompok 2

Persentase Jumlah

Total

Persentase

Jumlah

Persentase

60%

55,6%

50%

40%

44,4%

100%

100%

100%

Subyek penelitian yang dilihat dari distribusi indeks massa tubuh, pada
kelompok 1 subyek yang berjumlah 4 orang termasuk dalam klasifikasi yang
normal dan memiliki persentase 100%, sedangkan pada kelompok 2 subyek yang
berjumlah 5 orang termasuk dalam klasifikikasi yang normal dan memiliki
persentase 100%. Untuk lebih jelas distribusi subyek penelitian menurut indeks
massa tubuh dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

TABEL 4.2
Distribusi Subjek Penelitian Menurut Indeks Massa Tubuh
Klasifikas

Kelompok 1

Kelompok 2

Total

i
IMT

Jumla
h
0

Persenta
se
0%

Jumla
h
0

Persenta
se
0%

Jumla
h
0

Persenta
se
0%

Underweigt
normal

100%

100%

100%

Pre obese

0%

0%

0%

Obese 1

0%

0%

0%

Obese 2

0%

0%

0%

Obese 3

0%

0%

0%

Total

100%

100%

100%

2. Kondisi awal subyek penelitian


Pengukuran

awal

sebelum

perlakuan

yang

pertama

dilakukan

menggunakan cumberland ankle instability tool. Skor kurang dari atau sama
dengan 27 artinya subyek mengalami gangguan instabilitas fungsional
pergelangan kaki. Skor yang semakin rendah artinya derajad gangguan instabilitas
fungsional pergelangan kaki semakin berat.Hasil pengukuran tingkat gangguan
instabilitas fungsional pada subyek yang mengalami gangguan instabilitas
fungsional pergelangan kaki sebelum diberi perlakuan pada kelompok 1
berjumlah 4 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional
pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 12,00 nilai maksimal 26,00 dan nilai
mean 20,111 serta nilai standar deviasi 4,702. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri
dari 5 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional
pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 16,00 nilai maksimal 26,00 dan nilai
mean 21,20 serta nilai standar deviasi 4,604. Untuk lebih jelas data hasil
cumberland ankle instability tool sebelum perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.3.
TABEL 4.3

Data Hasil Cumberland Ankle Instability Tool


Sebelum Perlakuan
Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2

Minima
l
12,00
16,00

Standar Deviasi
Maksimal

Mean

26,00
26,00

20,111
21,20

4,702
4,604

Pengukuran awal sebelum perlakuan yang kedua dilakukan pengukuran


single leg stance test dengan mata terbuka. Skor di bawah 29 artinya subyek
memiliki skor di bawah normal dan mengalami gangguan instabilitas fungsional.
Skor yang semakin rendah artinya stabilitas fungsional dari subyek semakin
buruk. Hasil pengukuran stabilitas fungsional pada subyek yang mengalami
gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki sebelum diberi perlakuan pada
kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas
fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 9,40 nilai maksimal 27,60
dan nilai mean 18,644 serta 5,853. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri dari 5
orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki
mempunyai nilai minimal 14,10 nilai maksimal 27,60 dan nilai mean 19,740 serta
nilai standar deviasi 6,299. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

TABEL 4.4
Data Hasil Single Leg Stance Test Mata Terbuka
Sebelum Perlakuan
Kelompok

Minima

Maksimal

Mean

Standar Deviasi

l
Kelompok 1
9,40

5,853

4
19,74

6,299

27,60

Kelompok 2
14,10

18,64

27,60
0

Setelah dilakukan single leg stance test dengan mata terbuka dilakukan
pengukuran single leg stance test dengan mata tertutup. Skor single leg stance test
di bawah 21 artinya subyek memiliki skor dibawah normal dan mengalami
gangguan instabilitas fungsional. Skor yang semakin rendah artinya stabilitas
fungsional dari subyek semakin buruk. Hasil pengukuran stabilitas fungsional
pada subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki
sebelum diberi perlakuan pada kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang
mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai
minimal 4,50 nilai maksimal 19,50 dan nilai mean 11,233 serta nilai standar
deviasi 5,125. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri dari 5 orang subyek yang
mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai
minimal 7,60 nilai maksimal 19,50 dan nilai mean 12,840 serta nilai standar
deviasi 5,742. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5.

TABEL 4.5
Data Hasil Single Leg Stance Test Mata Tertutup
Sebelum Perlakuan

Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2

Minima

Standar Deviasi
Maksimal

Mean

l
4,50

19,50

11,233
12,84

7,60

19,50

5,125
5,742

0
B. Analisis Deskriptif
Setelah dilakukan perlakuan seminggu 3 kali selama 4 minggu
pelaksanaan, tingkat gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki subyek
penelitian diukur kembali dengan menggunakan cumberland ankle instability tool,
single leg stance test dengan mata terbuka dan mata tertutup. Data hasil
cumberland ankle instability tool setelah perlakuan pada subyek yang mengalami
gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki setelah diberi perlakuan pada
kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas
fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 15,00 nilai maksimal 28,00
dan nilai mean 22,666 serta nilai standar deviasi 5,844. Sedangkan kelompok 2
yang terdiri dari 5 orang subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional
pergelangan kaki mempunyai nilai minimal 18,00 nilai maksimal 28,00 dan nilai
mean 23,40 serta nilai standar deviasi 4,560. Untuk lebih jelas data hasil
cumberland ankle instability tool setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.6.

TABEL 4.6
Data Hasil Cumberland Ankle Instability Tool
Setelah Perlakuan

Kelompok

Minima

Standar Deviasi
Maksimal

Mean

l
Kelompok 1
15,00
Kelompok 2

18,00

22,66

5,844

6
23,40

4,560

28,00
28,00

Data hasil single leg stance test mata terbuka setelah perlakuan pada
subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki setelah
diberi perlakuan pada kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang mengalami
gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai minimal
12,50 nilai maksimal 30,30 dan nilai mean 21,777 serta nilai standar deviasi
5,844. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri dari 5 orang subyek yang mengalami
gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki

mempunyai nilai minimal

14,10 nilai maksimal 27,60 dan nilai mean 19,740 serta nilai standar deviasi
6,299. Untuk lebih jelas data hasil single leg stance test mata terbuka setelah
perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.7.

TABEL 4.7
Data Hasil Single Leg Stance Test Mata Terbuka
Setelah Perlakuan
Kelompok

Minima

Maksimal

Mean

Standar Deviasi

l
Kelompok 1
12,50

5,844

7
19,74

6,299

30,30

Kelompok 2
14,10

21,77

27,60

0
Sedangkan data hasil single leg stance test mata tertutup setelah perlakuan
pada subyek yang mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki
setelah diberi perlakuan pada kelompok 1 berjumlah 4 orang subyek yang
mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai
minimal 8,40 nilai maksimal 17,80 dan nilai mean 13,050 serta nilai standar
deviasi 4,02865. Sedangkan kelompok 2 yang terdiri dari 5 orang subyek yang
mengalami gangguan instabilitas fungsional pergelangan kaki mempunyai nilai
minimal 10,00 nilai maksimal 23,20 dan nilai mean 16,240 serta nilai standar
deviasi 6,15492. Untuk lebih jelas data hasil single leg stance test mata tertutup
setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.8.

TABEL 4.8
Data Hasil Single Leg Stance Test Mata Tertutup
Setelah Perlakuan

Kelompok

Minima

Standar Deviasi
Maksimal

Mean

l
Kelompok 1
8,60

4,913

5
15,78

5,750

22,30

Kelompok 2
10,00

14,75

22,30
0
C.Uji Hipotesis

1. Uji beda dalam 1 kelompok


Pengukuran menggunakan cumberland ankle instability tool dilakukan
sebelum dan sesudah subyek diberi perlakuan. Dari hasil pengukuran dengan alat
ukur tersebut dilakukan pengujian hipotesis. Karena data termasuk data kategorik,
maka uji hipotesis menggunakan uji beda non parametrik dua sampel berpasangan
yaitu uji wilcoxon. Uji wilcoxon terhadap data sebelum dan sesudah pada
kelompok 1 yang diberi latihan star excursion balance dan pemberian kinesiology
tape didapatkan nilai mean sebelum perlakuan sebesar 20,11 dan setelah
perlakuan sebesar 22,66 dengan nilai p = 0,006 berarti p < 0,05 maka berdasarkan
statistik ada perubahan perbaikan gangguan instabilitas fungsional pada
pergelangan kaki subyek kelompok yang diberi latihan star excursion balance
dan pemberian kinesiology tape . Sedangkan pada kelompok 2 yang diberi latihan
star excursion balance didapatkan nilai mean sebelum perlakuan sebesar 21,20
dan setelah perlakuan sebesar 23,40 dengan nilai p = 0,034 berarti p < 0,05 maka
berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan gangguan instabilitas fungsional

pada pergelangan kaki subyek kelompok yang diberi latihan star excursion
balance.
TABEL 4.9
Hasil Uji Beda Perbaikan Gangguan Instabilitas Fungsional Pada Pergelangan
Kaki Sebelum-Setelah Perlakuan Menggunakan Cumberland Ankle Instability
Tool
Kelompok
1
2

Perlakua
n
Sebelum
Setelah
Sebelum
Setelah

Jumlah
subyek

Mean

Standar
Deviasi

4
4
5
5

20,11
22,66
21,20
23,40

4,702
5,844
4,604
4,560

Keterangan
p
0,006
0,034

Ada Pengaruh
Ada Pengaruh

Selanjutnya dari hasil pengukuran dengan alat ukur single leg stance test
mata terbuka yang dilakukan sebelum dan setelah perlakuan lalu dilakukan
pengujian hipotesis. Uji beda yang digunakan adalah paired sample t test. Pada uji
beda statistik kelompok 1 didapatkan hasil nilai single leg stance test mata terbuka
sebelum dan setelah perlakuan adalah p = 0,000 berarti p < 0,05 maka
berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan gangguan instabilitas fungsional
pada pergelangan kaki subyek kelompok yang diberi latihan star excursion
balance dan pemberian kinesiology tape . Sedangkan pada kelompok 2 didapatkan
hasil single leg stance test mata terbuka sebelum dan setelah perlakuan adalah p =
0,000 berarti p < 0,05 maka berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan
gangguan instabilitas fungsional pada pergelangan kaki subyek kelompok yang
diberi latihan star excursion balance.

TABEL 4.10
Hasil Uji Beda Perbaikan Gangguan Instabilitas Fungsional Pada Pergelangan
Kaki Sebelum-Setelah Perlakuan Pada Menggunakan Single Leg Stance Test Mata
Terbuka
Kelompok

1
2

Jumlah subyek

Keterangan

4
5

0,000
0,000

Ada pengaruh
Ada pengaruh

Kemudian hasil pengukuran dengan alat ukur single leg stance test mata
tertutup kelompok 1 didapatkan hasil nilai single leg stance test mata tertutup
sebelum dan setelah perlakuan adalah p = 0,000 berarti p < 0,05 maka
berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan gangguan instabilitas fungsional
pada pergelangan kaki subyek kelompok yang diberi latihan star excursion
balance dan pemberian kinesiology tape . Sedangkan pada kelompok 2 didapatkan
hasil single leg stance test mata terbuka sebelum dan setelah perlakuan adalah p =
0,000 berarti p < 0,05 maka berdasarkan statistik ada perubahan perbaikan
gangguan instabilitas fungsional pada pergelangan kaki subyek kelompok yang
diberi latihan star excursion balance.

TABEL 4.11

Hasil Uji Beda Perbaikan Gangguan Instabilitas Fungsional Pada Pergelangan


Kaki Sebelum-Setelah Perlakuan Pada Menggunakan Single Leg Stance Test Mata
Tertutup
Kelompok

1
2

Jumlah subyek

Keterangan

4
5

0,000
0,000

Ada pengaruh
Ada pengaruh

2.Uji beda antara kelompok 1 dan 2


Pada alat ukur cumberland ankle instability tool digunakan uji mann
whitney untuk uji beda antara kelompok 1 dan 2. Dari hasil uji mann whitney
didapatkan nilai p = 0,623 berarti p > 0,05 maka secara statistik tidak ada
perbedaan antara kelompok setelah perlakuan pada kelompok 1 yang diberi
latihan star excursion balance dan pemberian kinesiology tape dengan kelompok
2 yang diberi latihan star excursion balance.

TABEL 4.12
Hasil Uji Beda Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Dengan Alat Ukur
Cumberland Ankle Instability Tool

Kelompok

1
2

Jumlah subyek

Keterangan

4
5

0,623

Tidak ada beda

Sedangkan pada alat ukur single leg stance test mata terbuka digunakan uji
independent sample t test untuk uji beda antara kelompok 1 dan 2. Dari hasil uji
independent sample t test didapatkan nilai sig 0,596 dan nilai sig.(2tailed) atau p =
0,722 berarti p > 0,05 maka secara statistik tidak ada perbedaan antara kelompok
setelah perlakuan pada kelompok 1 yang diberi latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape dengan kelompok 2 yang diberi latihan star excursion
balance.
TABEL 4.13
Hasil Uji Beda Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Dengan Alat Ukur Single
Leg Stance Test Mata Terbuka
Sig.(2Sig

Keterangan
tailed)

SLS mata
terbuka
setelah
perlakuan

0,596

0,722

Tidak ada beda

Dan pada alat ukur single leg stance test mata tertutup digunakan uji
independent sample t test untuk uji beda antara kelompok 1 dan 2. Dari hasil uji
independent sample t test didapatkan nilai sig 0,159 dan nilai sig.(2-tailed) atau p
= 0,521 berarti p > 0,05 maka secara statistik tidak ada perbedaan antara
kelompok setelah perlakuan pada kelompok 1 yang diberi latihan star excursion

balance dan pemberian kinesiology tape dengan kelompok 2 yang diberi latihan
star excursion balance.

TABEL 4.14
Hasil Uji Beda Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Dengan Alat Ukur Single
Leg Stance Test Mata Tertutup
Sig.
Sig

Keterangan
(2tailed)

SLS mata
tertutup
setelah
perlakuan

0,521

0,159

Tidak ada beda

3. Perbedaan selisih rerata nilai cumberland ankle instability tool, single leg
stance test mata terbuka, serta single leg stance test mata tertutup pada
kelompok latihan star excursion balance dan pemberian kinesiology tape
dengan latihan star excursion balance
Hasil penghitungan selisih rerata nilai cumberland ankle instability tool
pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian kinesiology tape
dengan latihan star excursion balance dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini:
TABEL 4.15
Rerata Dan Selisih Nilai Cumberland Ankle Instability Tool Pada Kelompok
Latihan Star Excursion Balance Dan Pemberian Kinesiology Tape Dengan
Latihan Star Excursion Balance

Besarnya rerata nilai


Kelompok

Cumberland Ankle

Selisih

Instability Tool
Sebelum

Setelah

Latihan star excursion


balance dan pemberian
kinesiology tape

20,111

22,666

Latihan star excursion


balance

21,20

23,400

2,555

2,20

Dari tabel 4.15 dapat dilihat nilai selisih rerata dari kelompok latihan star
excursion balance dan pemberian kinesiology tape sebesar 2,555 sedangkan pada
kelompok latihan star excursion balance sebesar 2,20. Hal ini menunjukkan
bahwa rerata pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape lebih besar dari rerata kelompok latihan star excursion balance.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape memberikan peningkatan perbaikan gangguan
instabilitas fungsional pada pergelangan kaki yang lebih besar dibandingkan
dengan latihan star excursion balance.
Sedangkan hasil penghitungan selisih rerata nilai single leg stance test
mata terbuka pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape dengan latihan star excursion balance dapat dilihat pada tabel
4.16 di bawah ini:
TABEL 4.16

Rerata Dan Selisih Nilai Single Leg Stance Test Mata Terbuka Pada Kelompok
Latihan Star Excursion Balance Dan Pemberian Kinesiology Tape Dengan
Latihan Star Excursion Balance

Kelompok

Besarnya rerata nilai


Single Leg Stance Test
Mata terbuka

Selisih

Sebelum

Setelah

Latihan star excursion


balance dan pemberian
kinesiology tape

18,644

21,777

3,133

Latihan star excursion


balance

19,740

22,460

2,700

Dari tabel 4.16 dapat dilihat nilai selisih rerata dari kelompok latihan star
excursion balance dan pemberian kinesiology tape sebesar 3,133 sedangkan pada
kelompok latihan star excursion balance sebesar 2,70. Hal ini menunjukkan
bahwa rerata pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape lebih besar dari rerata kelompok latihan star excursion balance.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape memberikan peningkatan perbaikan gangguan
instabilitas fungsional pada pergelangan kaki yang lebih besar dibandingkan
dengan latihan star excursion balance.
Sedangkan hasil penghitungan selisih rerata nilai single leg stance test
mata tertutup pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian

kinesiology tape dengan latihan star excursion balance dapat dilihat pada tabel
4.17 di bawah ini:
TABEL 4.17
Rerata Dan Selisih Nilai Single Leg Stance Test Mata Tertutup Pada Kelompok
Latihan Star Excursion Balance Dan Pemberian Kinesiology Tape Dengan
Latihan Star Excursion Balance

Kelompok

Besarnya rerata nilai


Single Leg Stance Test
mata tertutup
Sebelum

Selisih

Setelah

Latihan star excursion


balance dan pemberian
kinesiology tape

11,233

14,755

3,522

Latihan star excursion


balance

12,840

15,780

2,940

Dari tabel 4.17 dapat dilihat nilai selisih rerata dari kelompok latihan star
excursion balance dan pemberian kinesiology tape sebesar 3,522 sedangkan pada
kelompok latihan star excursion balance sebesar 2,940. Hal ini menunjukkan
bahwa rerata pada kelompok latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape lebih besar dari rerata kelompok latihan star excursion balance.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape memberikan peningkatan perbaikan gangguan

instabilitas fungsional pada pergelangan kaki yang lebih besar dibandingkan


dengan latihan star excursion balance.
D.Pembahasan
Pada penelitian ini di dapatkan hasil distribusi subjek penelitian
berdasarkan distribusi letak pergelangan kaki yang cedera, pergelangan kaki
kanan merupakan yang terbanyak dengan 5 orang atau 55,6 %, sedangkan
pergelangan kaki kiri dengan 4 orang atau 44,4 %.
Hasil distribusi berdasrkan klasifikasi indeks massa tubuh , baik kelompok
1 yang berjumlah 4 orang maupun kelompok 2 yang berjumlah 5 orang termasuk
dalam klasifikasi yang normal dan memiliki persentase 100 %. Hal ini berarti
subyek penelitian memiliki indeks massa tubuh yang normal dikarenakan subyek
penelitian adalah seorang atlet basket yang harus memiliki tubuh ideal.
Pada penelitian ini di dapatkan hasil bahwa ada pengaruh latihan star
excursion balance dan pemberian kinesiology tape terhadap perbaikan gangguan
instabilitas fungsional pada pergelangan kaki. Hal ini dibuktikan dari beberapa tes
stabilitas fungsional seperti cumberland ankle instability tool yang memiliki nilai
uji statistik p = 0,006 ( p < 0,05 ) dan single leg stance test dengan mata terbuka
memiliki nilai p = 0,000 ( p < 0,05 ) dan single leg stance test dengan mata
tertutup memiliki nilai p = 0,000 ( p < 0,05 ).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bicici et al pada
tahun 2012 tentang pengaruh dari berbagai jenis tape (kinesiology tape
menggunakan Kinesio Tex , athletic tape) terhadap kinerja fungsional pada atlet

dengan sprain pergelangan kaki. Dimana dalam penelitian tersebut menyebutkan


bahwa kinesiology tape tidak memiliki efek negatif pada tes kinerja fungsional
dan memiliki perbaikan yang terlihat pada beberapa tes fungsional. Penelitian itu
dilakukan pada 15 pemain basket pria dengan sprain pergelangan kaki inversi
kronis antara usia 18 dan 22 yang berpartisipasi dalam penelitian. Tes fungsional
(hopping test, single limb hurdle test, standing heel rise test, vertical jump test,
the star excursion balance test and kinesthetic ability trainer test) digunakan
untuk mengukur kelincahan, daya tahan, keseimbangan, dan koordinasi.
Hasil uji statistik pada kelompok yang hanya diberikan
latihan star excursion balance menunujukan hasil yang baik pada
beberapa tes stabilitas fungsional seperti cumberland ankle instability tool yang
memiliki nilai uji statistik p = 0,034 ( p < 0,05 ) dan single leg stance test dengan
mata terbuka memiliki nilai p = 0,000 ( p < 0,05 ) dan single leg stance test
dengan mata tertutup memiliki nilai p = 0,000 ( p < 0,05 ) dan karena nilai p
< 0,05 berarti ada pengaruh latihan star excursion balance
terhadap

perbaikan

gangguan

instabilitas

fungsional

pada

pergelangan kaki menjadi lebih baik.


Penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Chaiwanichsiri et al (2005) dalam penelitiannya yang berjudul
Effect Star Excursion Balance Training for Functional Ankle Instability after
Ankle Sprain meniliti terhadap 32 atlet pria dengan sprain pergelangan kaki
tingkat 2, usia 15 - 22 tahun. Semua menerima fisioterapi selama 4 minggu.
Kelompok pelatihan mengikuti latihan star excursion balance selama 3 hari per

minggu selama 4 minggu. Single leg stance test digunakan untuk menilai pada pre
dan post training. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah latihan star
excursion balance lebih efektif daripada program terapi latihan fisioterapi biasa.
Latihan ini meningkatkan stabilitas fungsional dari persendian pergelangan kaki
yang pernah mengalami cedera.
Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hertel
et al ( 2000 ) yang menyebutkan bahwa latihan keseimbangan merupakan peran
dasar dari sistem muskuloskeletal. Latihan

keseimbangan tidak hanya

menyebabkan terjadinya keseimbangan menjadi meningkat tetapi dibarengi oleh


peningkatan stabilitas dan proprioceptor pada sendi menjadi semakin baik.
Latihan star excursion balance yang mengambil dari konsep star
excursion balance test (SEBT) sebagai latihan untuk meningkatkan kontrol dan
stabilitas sendi dan otot ekstremitas bawah. Penelitian telah menunjukkan bahwa
dalam latihan star excursion balance bisa di aplikasikan langsung pada cedera
ekstremitas dan dapat meningkatkan kinerja dalam olahraga dan kehidupan seharihari (Hertel et al, 2000).
Pada uji beda antara kelompok latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape dengan kelompok yang hanya diberikan latihan star
excursion balance pada pengukuran cumberland ankle instability tool memiliki
nilai uji statistik p = 0,0623 ( p > 0,05 ) dan single leg stance test dengan mata
terbuka memiliki nilai p = 0,722 ( p > 0,05 ) dan single leg stance test dengan
mata tertutup memiliki nilai p = 0,521 ( p > 0,05 ). Hasil tersebut berarti bahwa

tidak ada beda pengaruh antara kelompok latihan star excursion balance dan
pemberian kinesiology tape dengan kelompok yang hanya diberikan latihan star
excursion balance.
Seperti yang telah dituliskan diatas bahwa pada uji beda statistik
menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok I dan kelompok
II. Padahal perlakuan yang diberikan pada kedua kelompok 1 diberikan tambahan
intervensi berupa pemberian kinesiology tape yang diharapkan penulis dapat
menambah stabilitas fungsional pada pergelangan kaki. Tetapi hasil nilai selisih
rerata cumberland ankle instability pada kelompok 1 sebesar 2,555 sedangkan
pada 2 kelompok sebesar 2,20. Lalu nilai selisih rerata single leg stance test mata
terbuka pada kelompok 1 sebesar 3,133 sedangkan pada kelompok 2 sebesar 2,70.
Dan nilai selisih rerata single leg stance test mata tertutup kelompok 1 sebesar
3,522 sedangkan pada kelompok 2 sebesar 2,940.
Hal diatas menunjukkan bahwa rerata pada kelompok 1 yaitu kelompok
yang diberi latihan star excursion balance dan pemberian kinesiology tape lebih
besar dari rerata kelompok 2 yang diberi latihan star excursion balance. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa latihan star excursion balance dan pemberian
kinesiology tape memberikan peningkatan perbaikan gangguan instabilitas
fungsional pada pergelangan kaki yang lebih besar dibandingkan dengan latihan
star excursion balance.
E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan yang
dapat disajikan, yaitu sebagai beikut: (1) aktifitas keseharian subyek yang tidak
bisa dikontrol oleh peneliti (2) asupan gizi yang dikonsumsi oleh setiap subyek
berbeda-beda setiap harinya (3) subyek mengalami kejenuhan dalam pelaksanaan
latihan pada minggu ke 4 sehingga kurang maksimal (4) keterampilan peneliti
dalam memasang kinesiology tape yang masih kurang

Anda mungkin juga menyukai