Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen Getasan yang
beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro KM.9, Desa Getasan,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah kelas VII B untuk kelas eksperimen dan kelas VII A
sebagai kelas kontrol. Data siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas Kontrol (kelas VII A) 11 9 20
Kelas Eksperimen (kelas VII B) 11 9 20
Jumlah Keseluruhan Siswa 40
Sumber : Rekap Presensi kelas VII A dan kelas VII B
Pembelajaran di SMP Kristen Getasan pada kelas VII masih
menggunakan model pembelajaran konvensional. Kurangnya siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dengan siswa sibuk
sendiri, sehingga siswa kurang fokus terhadap pembelajaran dan
menyebabkan kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran ekonomi dikelas.
Peneliti memilih kelas VII SMP Kristen Getasan sebagai subyek
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa. Alasan yang menjadi
pertimbangan melaksanaan peneitian di SMP Kristen Getasan bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap
hasil belajar siswa belum pernah dilakukan di sekolah tersebut . Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 2 November 2015 sampai 12 Desember 2015.

32
2. Kemampuan Awal sebelum diberi Perlakuan
a. Deskripsi hasil Pretest
Berdasarkan pretest yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen, dapat dilihat hasil pretest sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


Responden Hasil Pretest Responden Hasil Prestest
K-1 46 K-1 56
K-2 66 K-2 63
K-3 43 K-3 63
K-4 70 K-4 56
K-5 53 K-5 70
K-6 60 K-6 50
K-7 66 K-7 53
K-8 70 K-8 63
K-9 46 K-9 70
K-10 53 K-10 36
K-11 46 K-11 50
K-12 40 K-12 60
K-13 50 K-13 80
K-14 46 K-14 56
K-15 43 K-15 63
K-16 50 K-16 40
K-17 60 K-17 73
K-18 73 K-18 60
K-19 56 K-19 70
K-20 53 K-20 60
Minimal 40 Minimal 36
Maksimal 73 Maksimal 80
Rata-rata 54,5 Rata-rata 59,6

33
Penggambaran distribusi skor pretest siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat diklasifikasikan dalam bentuk interval.
Penentuan jarak interval didapat dengan cara mengurangkan skor
maksimum (skor ideal) dengan skor minimum dan kemudian dibagi
dengan jumlah kelas interval (Widoyoko, 2012:110). Berdasarkan
skor hasil belajar ekonomi, nilai kelompok sampel dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Skor untuk masing-masing kategori pada saat pretest didapatkan dari
hasil pengolahan data berikut :
Jarak interval pretest : 80 dikurangi 36 = 44
Interval tiap kategori : 44 dibagi 3 = 14,67 = 14
Kategori Tinggi : 66 ≤ skor ≤ 80
Kategori Sedang : 51 ≤ skor ≤ 65
Kategori Rendah : 36 ≤ skor ≤ 50
Hasil pengukuran hasil belajar ekonomi siswa terhadap subyek
penelitian pada saat pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pretest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kategori
F % F %
Rendah 8 40,00 4 20,00
Sedang 7 35,00 11 55,00
Tinggi 5 25,00 5 25,00
Total 20 100,00 20 100,00
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa hasil pretest
pada kelas Kontrol menunjukkan 8 siswa (40,00%) berada pada
kategori rendah, 7 siswa (35,00%) berada pada kategori sedang, dan 5
siswa (25,00%) berada pada kategori tinggi. Pada kelas eksperimen, 4
siswa (20,00%) berada pada kategori rendah, 11 siswa (55,00%)
berada pada kategori sedang, dan 5 siswa (25,00%) berada pada
kategori tinggi.

34
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan di kelas kontrol dan
kelas eksperimen tersebut, dapat dibuat analisis deskriptif sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Tabel Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pretest_Kontrol 20 40 73 54.50 10.159

Pretest_Eksperimen 20 36 80 59.60 10.699

Valid N (listwise) 20

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, dapat diketahui bahwa dari


hasil pretest di kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang,
nilai rata-ratanya adalah 54,50 dengan standar deviasi 10,15. Nilai
minimum pada pretest di kelas kontrol adalah 40,00 dan nilai
maksimumnya adalah 73,00. Sementara itu, nilai rata-rata untuk
pretest di kelas eksperimen adalah 59,60 dengan standar deviasi
10,69. Nilai minimum pada hasil pretest kelas eksperimen adalah
36,00 dan nilai maksimumnya adalah 80,00. Berdasarkan hasil
tersebut, tampak bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata nilai
pretest kelas kontrol dengan rata-rata nilai pretest kelas eksperimen
adalah sebesar 5,1.

b. Uji Normalitas Nilai Pretest


Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas bisa dilihat pada table Tests of Normality setelah diolah
dengan SPSS 16.0 for windows. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil olah data uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :

35
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen

Tests of Normality

Shapiro-Wilk

Kelas Statistic Df Sig.

Nilai Kelas Kontrol .925 20 .125

Kelas Eksperimen .967 20 .695


Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat nilai signifikansi pretest
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,695 dan kelas kontrol sebesar
0,125. Keduanya menunjukkan nilai signifikansi >0,05 yang berarti
H0 diterima. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data kelompok tersebut berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas Nilai Pretest


Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian berasal dari
populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan metode Levene. Data dikatakan homogen jika nilai
signifikansi >0,05, sedangkan data dikatakan tidak homogen jika nilai
signifikansi <0,05. Hasil olah data uji homogenitas dapat dilihat pada
Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.073 1 38 .789

Berdasarkan Tabel 4.6, didapatkan nilai signifikansi pretest


hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,789
(lebih dari 0,05) yang berarti menerima H0, sehingga dapat

36
disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi dengan
variansi yang sama (homogen).
d. Uji Beda Rata-rata Pretest
Uji One Way Anova digunakan untuk membandingkan rata-
rata dua kelompok yang berasal dari dua sampel yang berbeda.
Statistik uji yang digunakan adalah uji One Way Anova. Namun
sebelum dilakukan uji One Way Anova, dilakukan uji normalitas
populasi sebagai uji prasyarat dan uji homogenitas variansi populasi
untuk menentukan uji One Way Anova yang akan digunakan.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding dua sampel
yaitu dengan One Way Anova dengan taraf signifikansi 0,05. Jika
signifikansi lebih dari 0,050 berarti kedua kelas memiliki rerata yang
seimbang. Hasil olah data uji beda rerata dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut ini :
Tabel 4.7 Uji One Way Anova Pretest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen

ANOVA

Hasil_Belajar

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 260.100 1 260.100 2.390 .130

Within Groups 4135.800 38 108.837

Total 4395.900 39

Berdasarkan Tabel 4.7, didapatkan nilai signifikansi pretest


hasil belajar siswa adalah 0,130 yang berarti lebih besar dari 0,050
(0,130>0,050). Hal ini berarti pada kondisi awal (sebelum diberikan
perlakuan) kedua kelompok sampel memiliki kemampuan ekonomi
yang seimbang.

37
3. Kemampuan Akhir setelah diberikan Perlakuan
a. Deskripsi Hasil Posttest
Berdasarkan posttest yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen, dapat dilihat hasil posttest sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


Responden Hasil Posttest Responden Hasil Posttest
K-1 76 K-1 70
K-2 70 K-2 70
K-3 73 K-3 76
K-4 76 K-4 70
K-5 66 K-5 83
K-6 76 K-6 73
K-7 70 K-7 70
K-8 83 K-8 60
K-9 73 K-9 70
K-10 53 K-10 60
K-11 66 K-11 73
K-12 66 K-12 70
K-13 73 K-13 83
K-14 63 K-14 76
K-15 63 K-15 76
K-16 63 K-16 66
K-17 63 K-17 73
K-18 73 K-18 80
K-19 70 K-19 70
K-20 66 K-20 70
Minimal 53 Minimal 60
Maksimal 83 Maksimal 83
Rata-rata 69,1 Rata-rata 71,95
Penggambaran distribusi skor posttest siswa kelas ekperimen
dan kelas kontrol dapat diklasifikasikan dalam bentuk interval.
Penentuan jarak interval didapat dengan cara mengurangkan skor
maksimum (skor ideal) dengan skor minimum dan kemudian dibagi
dengan jumlah kelas interval (Widoyoko, 2012:110). Berdasarkan
skor hasil belajar ekonomi, sebaran nilai kelompok sampel dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.

38
Sebaran skor untuk masing-masing kategori pada saat posttest
didapatkan dari hasil pengolahan data berikut :
Jarak interval posttest : 83 dikurangi 53 = 30
Interval tiap kategori : 30 dibagi 3 = 10
Kategori Tinggi : 73 ≤ skor ≤ 83
Kategori Sedang : 62 ≤ skor ≤ 72
Kategori Rendah : 53 ≤ skor ≤ 61
Hasil pengukuran hasil belajar ekonomi siswa terhadap subyek
penelitian pada saat posttest dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Kategori Hasil Belajar Siswa pada Posttest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kategori
F % F %
Rendah 1 5 2 10
Sedang 11 55 9 45
Tinggi 8 40 9 45
Total 20 100 20 100
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa hasil posttest
pada kelas kontrol menunjukkan 1 siswa (5%) berada pada kategori
rendah, 11 siswa (55%) berada pada kategori sedang, dan 8 siswa
(40%) berada pada kategori tinggi. Pada kelas eksperimen, 2
siswa(10%) yang berada pada kategori rendah, 9 siswa (45%) berada
pada kategori sedang, dan 9 siswa (45%) berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan di kelas kontrol dan
kelas eksperimen tersebut, dapat dibuat analisis deskriptif sebagai
berikut :
Tabel 4.10 Tabel Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kelas_Kontrol 20 53 83 69.10 6.672

Kelas_Ekseperimen 20 60 83 71.95 6.126

Valid N (listwise) 20

39
Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut, dapat diketahui bahwa dari
hasil posttest di kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20
orang, nilai rata-ratanya adalah 69,10 dengan standar deviasi 6,67.
Nilai minimum pada posttest di kelas kontrol adalah 53,00 dan nilai
maksimumnya adalah 83,00. Sementara itu, nilai rata-rata untuk
posttest di kelas eksperimen adalah 71,95 dengan standar deviasi 6,13.
Nilai minimum pada hasil posttest kelas eksperimen adalah 60,00 dan
nilai maksimumnya adalah 83,00. Berdasarkan hasil tersebut, tampak
bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan
nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata nilai posttest kelas
kontrol dengan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen adalah sebesar
2,85.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang


diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas bisa dilihat pada table Tests of Normality setelah diolah
dengan SPSS 16.0 for windows. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil olah data uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen

Tests of Normality

Shapiro-Wilk

Kelas Statistic Df Sig.

Nilai Kelas Kontrol .955 20 .443

Kelas Eksperimen .917 20 .088


Berdasarkan Tabel 4.11, dapat dilihat nilai signifikansi posttest
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,088 dan kelas kontrol sebesar
0,443. Keduanya menunjukkan nilai signifikansi >0,050 yang berarti

40
H0 diterima. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data kelompok tersebut berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas Posttest


Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian
berasal dari populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam
penelitian ini menggunakan metode Levene. Data dikatakan homogen
jika nilai signifikansi >0,05, sedangkan data dikatakan tidak homogen
jika nilai signifikansi <0,05. Hasil olah data uji homogenitas dapat
dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.360 1 38 .552
Berdasarkan Tabel 4.12, didapatkan nilai signifikansi posttest
hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,552
(lebih dari 0,05) yang berarti menerima H0, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi dengan
variansi yang sama (homogen).

d. Uji Beda Rata-rata Posttest


Uji One Way Anova digunakan untuk membandingkan rata-
rata dua kelompok yang berasal dari dua sampel yang berbeda.
Statistik uji yang digunakan adalah uji One Way Anova. Namun
sebelum dilakukan uji One Way Anova, dilakukan uji normalitas
populasi sebagai uji prasyarat dan uji homogenitas variansi populasi
untuk menentukan uji One Way Anova yang akan digunakan.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding dua sampel
yaitu dengan One Way Anova dengan taraf signifikansi 0,05. Jika
signifikansi lebih dari 0,050 berarti kedua kelas memiliki rerata yang

41
seimbang. Hasil olah data uji beda rerata dapat dilihat pada Tabel 4.13
berikut ini :
Tabel 4.13 Uji One Way Anova Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen

ANOVA

Hasil_Belajar

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 81.225 1 81.225 1.980 .168

Within Groups 1558.750 38 41.020

Total 1639.975 39

Berdasarkan Tabel 4.13, didapatkan nilai signifikansi posttest


hasil belajar siswa adalah 0,168 yang berarti lebih besar dari 0,050
(0,168<0,050). Hal ini berarti pada kondisi akhir (setelah diberikan
perlakuan) kedua kelompok sampel memiliki kemampuan ekonomi
yang seimbang.

B. Pembahasan

Berdasarkan pengujian Uji beda rerata dengan menggunakan


One Way Anova antara hasil pretest kelas kontrol dengan hasil pretest
kelas eksperimen, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pretest pada
kelas kontrol adalah sebesar 54,50 dengan standar deviasi 10,16.
Sementara itu, rata-rata nilai pretest kelas eksperimen adalah sebesar
59,60 dengan standar deviasi 10,70. Terdapat perbedaan rerata sebesar
5,10. Nilai probabilitas atau Sig. (2-Tailed) sebesar 0,130 yang berarti
lebih dari 0,050 (0,130>0,050). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
diketahui bahwa pada kondisi awal (sebelum diberikan perlakuan)
kedua kelompok sampel memiliki kemampuan ekonomi yang
seimbang. Hal ini akan memudahkan dalam mengetahui apakah
terdapat penggaruh yang positif dan signifikan penggunaan model
pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar. Hal ini dapat

42
dilihat melalui melihat perkembangan nilai rata-rata antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen setelah dilakukan posttest.
Berdasarkan pengujian uji beda rerata dengan menggunakan
One Way Anova antara hasil belajar posttest kelas kontrol dengan hasil
belajar posttest kelas eksperimen, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
posttest pada kelas kontrol adalah sebesar 69,10 dengan standar
deviasi 6,67. Sementara itu, rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
adalah sebesar 71,95 dengan standar deviasi 6,13. Terdapat perbedaan
rerata sebesar 2,85. Nilai probabilitas atau Sig. (2-Tailed) sebesar
0,168 yang berarti lebih dari 0,050 (0,168>0,050). Berdasarkan hal
tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar pada data posttest di kelas kontrol
dengan data posttest di kelas eksperimen. Hal ini membuktikan bahwa
ada pengaruh yang signifikan setelah dilakukan perlakuan dengan
model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar pada
siswa kelas VII SMP Kristen Getasan. Berdasarkan pengujian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Kristen
Getasan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Nina Agustyaningrum (2010) dalam
penelitian yang berjudul “Implementasi model pembelajaran Learning
Cycle 5E untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman” menyimpulkan adanya
pengaruh yang baik terhadap kemampuan koneksi matematika siswa.
Innarotul Ulya (2011) dengan penelitian yang berjudul, “Efektifitas
model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan pemanfaatan alat
peraga pada materi pokok bidang datar terhadap hasil belajar peserta
didik kelas VII SMP Nurul Islam Semarang tahun pelajaran
2010/2011)” menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Learning Cycle 5E efektif dalam meningkatkan

43
hasil belajar peserta didik pada materi pokok bidang datar kelas VII.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Eva M dan Harin Sundari (2012),
yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E
berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
zat dan wujudya” yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara kelompok belajar siswa yang diajarkan dengan
model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 14,8%
dibandingkan kelas pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian Takarina (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Matematika Bagi
Siswa Kelas V SD Negeri 3 Banjardowo Tahun Pelajaran 2009/2010”
menyimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan presentase keaktifan siswa pada pra siklus dan
siklus 1 adalah 38% dan 83% meningkat menjadi 100%. Hasil belajar
siswa juga mengalami kemajuan. Rata-rata hasil belajar pada pra
siklus, siklus 1, dan siklus 2 berturut-turut 54, 63, 88.

44

Anda mungkin juga menyukai