Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang pada kelas VA dan VB. Populasi penelitian adalah siswa
kelas 5 SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2015/2016. Sampel yang diambil sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 17
siswa kelas 5A dan 17 siswa kelas 5B.
Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat.
Variabel bebas adalah model pembelajaran picture and picture dengan model
pembelajaran examples non examples dan variabel terikat adalah hasil belajar
siswa dan motivasi belajar.
Sebelum dimulainya perlakuan pada kedua kelas SD Kalibeji 01 diadakan
pretest guna mengetahui keadaan awal atau pengetahuan awal siswa tentang
meteri “Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Kedua kelas
menunjukkan keadaan yang homogeny (data berdistribusi normal dan memiliki
variasi tidak berbeda secara signifikan). Sehingga pada kelas eksperimen dapat
diberi perlakuan menggunakan model picture and picture , sedangkan pada kelas
kontrol diberi perlakuan dengan model examples non examples. Setelah kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan kemudian pada akhir pertemuan
diberikan postest.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan gambaran umum (deskripsi) mengenai suatu
data agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan informatif bagi orang
yang membacanya. Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai minimal,
nilai maksimal, mean, dan standar deviasi. Data yang akan di analisis berupa skor
hasil belajar IPS dari hasil prettest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Berikut ini analisis deskriptif skor hasil belajar yang diolah menggunakan
SPSS 16,00.

45
46

Tabel 4.1
Analisis Deskriptif Pretest Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Descriptive Statistics
Minimu Std.
N m Maximum Mean Deviation
Pretest_kelas_kontrol 17 48 72 60.71 6.962
Pretest_kelas_eksperimen 17 64 80 72.71 5.145
Valid N (listwise) 17
Berdasarkan Tabel: 4.1 olah data hasil belajar IPS menggunakan bantuan
SPSS 16,0 for window dapat menunjukkan jumlah responden (N) pada kelas
eksperimen sebanyak 17 siswa mempunyai skor minimum 72 sedangkan skor
maksimum 80. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 72,71 dengan standar
deviasi adalah 5,145. Jumlah responden (N) pada kelas kontrol sebanyak 17 siswa
mempunyai skor minimum 48 sedangkan skor maksimum 64 dengan nilai rata-
rata kelas kontrol sebesar 60,71 dengan standar deviasi adalah 6,962. Hasil
pengolahan SPSS 16,0 for window diatas dapat memperjelas gambaran pretest
hasil belajar IPS pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.2
Analisis Deskriptif Postest Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Postest_kontrol 17 56 76 68.47 5.636
Postest_eksperimen 17 80 100 91.06 5.573
Valid N (listwise) 17
Berdasarkan Tabel: 4.2 olah data hasil belajar IPS menggunakan bantuan
SPSS 16,0 for window dapat menunjukkan jumlah responden (N) pada kelas
eksperimen sebanyak 17 siswa mempunyai skor minimum 80 sedangkan skor
maksimum 100. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 91,06 dengan standar
deviasi adalah 5,573. Jumlah responden (N) pada kelas kontrol sebanyak 17 siswa
47

mempunyai skor minimum 56 sedangkan skor maksimum 76 dengan nilai rata-


rata kelas kontrol sebesar 68,47 dengan standar deviasi adalah 5,636. Hasil
pengolahan SPSS 16,0 for window diatas dapat memperjelas gambaran postest
hasil belajar IPS pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.3
Analisis Deskriptif Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
skor_motivasi_kontrol 17 71 91 82.88 5.667
skor_motivasi_eksperimen 17 80 95 87.71 5.059
Valid N (listwise) 17
Berdasarkan Tabel: 4.3 olah data angket motivasi belajar siswa
menggunakan bantuan SPSS 16,0 for window dapat menunjukkan jumlah
responden (N) pada kelas eksperimen sebanyak 17 siswa mempunyai skor
minimum 80 sedangkan skor maksimum 95. Skor rata-rata kelas eksperimen
sebesar 87,71 dengan standar deviasi adalah 5,059. Jumlah responden (N) pada
kelas kontrol sebanyak 17 siswa mempunyai skor minimum 71 sedangkan skor
maksimum 91 dengan skor rata-rata kelas kontrol sebesar 82,88 dengan standar
deviasi adalah 5,667. Hasil pengolahan SPSS 16,0 for window diatas dapat
memperjelas gambaran motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada kondisi awal, kelas
eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan scoring pada angket, yaitu sebagai
berikut:
Skor tertinggi : 4 x 25 = 100 Skor terendah : 1 x 25 = 25
Jarak interval =

Jarak interval =

Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 4 dengan panjang


interval 19, kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya seperti yang terlihat
pada Tabel 4.4 berikut ini.
48

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Skor Angket Motivasi Kelas Eksperimen SDN Kalibeji
01
No Kategori Motivasi Skor Frekuensi Persentase %
Belajar
1. Sangat Tinggi 85 – 100 11 64,70 %
2. Tinggi 65 – 84 6 35,30 %
3. Rendah 45 – 64 0 0%
4. Sangat Rendah 25 – 44 0 0%
Jumlah 17 100 %

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar
sangat tinggi ada 11 siswa (64,70 %), sedangkan siswa dengan motivasi belajar
tinggi ada 6 siswa (35,30 %) dan tidak ada siswa dengan motivasi belajar rendah
maupun sangat rendah. Dari hasil tabel di atas maka dari angket motivasi siswa
kelas eksperimen sangat tinggi untuk termotivasi mengikuti pembelajaran IPS.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Skor Angket Motivasi Kelas Kontrol SDN Kalibeji 01
No Kategori Motivasi Skor Frekuensi Persentase %
Belajar
1. Sangat Tinggi 85 – 100 9 52,95 %
2. Tinggi 65 – 84 8 47,05 %
3. Rendah 45 – 64 0 0%
4. Sangat Rendah 25 – 44 0 0%
Jumlah 17 100 %

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar
sangat tinggi ada 9 siswa (52,95 %), sedangkan siswa dengan motivasi belajar
tinggi ada 8 siswa (47,05 %) sedangkan motivasi belajar rendah maupun sangat
rendah tidak ada. Dari hasil tabel di atas maka dari ngaket motivasi siswa kelas
kontrol sangat tinggi untuk termotivasi mengikuti pembelajaran IPS.
4.2.2 Uji Normalitas
Uji normalitas pretest-posttset dilakukan dengan menggunakan One-
Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
SPSS 16.0 for Windows. Dari uji normalitas data pretest dan posttest kelompok
eksperimen yaitu signifikansi data pretest sebesar 0,200 maka data berdistribusi
49

normal karena taraf signifikansi 0,200 > 0,05. Sedangkan signifikansi posttestnya
adalah 0,200 lebih besar dari 0,05 maka posttest kelompok eksperimen
berdistribusi normal.
Uji normalitas pretest kelompok kontrol signifikansinya adalah 0,200 yang
berarti lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan normal. Setelah uji normalitas
pretest selanjutnya adalah uji normalitas posttest. Dari hasil penghitungan
normalitas posttest dapat diketahui signifikansinya sebesar 0,190 maka dapat
dikatakan normal. Berikut adalah output penghitungan yang diperoleh.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Pretest Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

KELAS Statistic df Sig. Statistic Df Sig.


NILAI KELAS
.151 17 .200* .923 17 .169
EKSPERIMEN
KELAS KONTROL .129 17 .200* .962 17 .669
a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Postest Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol dan
eksperimen
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

KELAS Statistic df Sig. Statistic Df Sig.


NILAI KELAS
.155 17 .200* .953 17 .507
EKSPERIMEN
KELAS KONTROL .173 17 .190 .932 17 .234
a. Lilliefors Significance Correction

* This is a lower bound of the true significanc

4.2.3 Uji Homogenitas


Uji homogenitas nilai posttest merupakan syarat jika akan dilakukan uji-t.
untuk menghitung uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
50

Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

NILAI

Levene Statistic df1 df2 Sig.


1.394 1 32 .246

Dari data hasil pretest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilakukan uji homogenitas. Setelah dilakukan uji homogenitas, dapat dilihat pada
table Test Of Homogeneity Of Variances nilai signifikan adalah 0,246>0,05 maka
H0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelas
kontrol dan kelas eksperimen).
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Postest Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.005 1 32 .943

Dari data hasil postest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilakukan uji homogenitas. Setelah dilakukan uji homogenitas, dapat dilihat pada
table Test Of Homogeneity Of Variances nilai signifikan adalah 0,943>0,05 maka
H0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelas
kontrol dan kelas eksperimen).
4.2.4 Uji Hipotesis
Perhitungan uji hipotesis atau uji beda dengan bantuan SPSS 16,0
menggunakan Independen Sampel t-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-
rata hasil belajar IPS antara kelompok kontrol menggunakan model examples non
examples dan kelompok eksperimen menggunakan Model pembelajaran picture
and picture. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini:
51

Tabel 4.10
Hasil Analisis Uji Hipotesis Motivasi Belajar Siswa

Independent Samples Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Sig. Mean Std. Error Interval of the

(2- Differenc Differenc Difference

F Sig. T df tailed) e e Lower Upper

SKOR Equal
varia
nces .000 .994 2.618 32 .013 4.824 1.842 1.071 8.576
assu
med

Equal
varia
nces
2.618 31.597 .013 4.824 1.842 1.069 8.578
not
assu
med
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan perhitungan uji beda rata-
rata motivasi belajar siswa antara kelompok eksperimen yaitu kelas 5A SD Negeri
Kalibeji 01 dengan menggunakan model pictures and pictures sedangkan
kelompok kontrol yaitu kelas 5B SD Negeri Kalibeji 01 dengan menggunakan dan
model examples non examples. Dapat dilihat pada tabel Group Statistics kolom
mean bahwa kelompok eksperimen memiliki rata-rata 87,71 sedangkan kelompok
kontrol memiliki rata-rata 82,88 maka dapat diartikan rata-rata skor motivasi
belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata skor motivasi
belajar siswa kelompok kontrol. Pada tabel Independent sample test bahwa
signifikan pada kolom Levene's Test for Equality of Variances yaitu 0,994 > 0,05
artinya kedua kelompok memiliki varian yang sama, maka diterima karena sig
52

> 0,05 kemudian pada tabel Independent Samples Test pada barisEqual variances
assumed didapatkan nilai signifikan 0,013. Jika pada rumusan hipotesis : sig >
0,05 maka tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol sedangkan : sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
motivasi belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika nilai
signifikan 0,013 < 0,05 artinya terdapat perbedaan motivasi belajar siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang berarti diterima dan
ditolak.
Tabel 4.11
Hasil Analisis Uji Hipotesis Hasil Belajar IPS

Independent Samples Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence
Interval of the
Sig. Mean Std. Error Difference
(2- Differenc Differenc
F Sig. t df tailed) e e Lower Upper

Nilai Equal
varian
18.672
ces .005 .943 11.750 32 .000 22.58824 1.92237 26.50397
50
assum
ed

Equal
varian
ces 18.672
11.750 31.996 .000 22.58824 1.92237 26.50399
not 48
assum
ed
53

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan perhitungan uji beda rata-
rata antara kelompok eksperimen yaitu kelas 5A SD Negeri Kalibeji 01 dengan
menggunakan model pictures and pictures sedangkan kelompok kontrol yaitu
kelas 5B SD Negeri Kalibeji 01 dengan menggunakan dan model examples non
examples. Dapat dilihat pada tabel Group Statistics kolom mean bahwa kelompok
eksperimen memiliki rata-rata 91,05 sedangkan kelompok kontrol memiliki rata-
rata 68,47 maka dapat diartikan rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari
pada rata-rata kelompok kontrol. Pada tabel Independent sample test bahwa
signifikan pada kolom Levene's Test for Equality of Variances yaitu 0,943 > 0,05
artinya kedua kelompok memiliki varian yang sama, maka diterima karena sig
> 0,05 kemudian pada tabel Independent Samples Test pada barisEqual variances
assumed didapatkan nilai signifikan 0,000. Jika pada rumusan hipotesis : sig >
0,05 maka tidak terdapat hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sedangkan : sig < 0,05 maka terdapat perbedaan hasil belajar kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Jika nilai signifikan 0,000 < 0,05 artinya
terdapat perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yang berarti diterima dan ditolak.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan dalam melakukan penelitian ini adalah untuk
membandingkan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol dilaksanakan
pada kelas 5A di SD Negeri Kalibeji 01 dengan menggunakan model picture and
picture, sedangkan kelas kontrol dilaksanakan pada kelas 5B SD Negeri Kalibeji
01 dengan model pembelajaran examples non examples.
Penelitian ini mencari apakah ada efektifitas model pembelajaran picture
and picture dengan model pembelajaran examples non examples terhadap hasil
belajar dan motivasi belajar. Pelaksanaan penelitian pada kelas 5A di SD Negeri
Kalibeji 01 menggunakan model picture and picture pada mata pelajaran IPS,
materi yang dipelajari “Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”.
Pembelajaran pada kelas ekperimen ini sudah sesuai dengan RPP dengan
pembelajaran yang baik oleh guru. Proses pembelajaran berlangsung lebih
54

efekstif, terlihat saat siswa mengikuti pelajaran dengan serius. Pembelajaran


menggunakan model pembelajaran picture and picture diawali dengan penjelasan
materi secara singkat. Kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok dibagikan gambar-gambar acak yang berkaitan dengan materi.
Guru membantu siswa untuk mengurutkan sebuah gambar peristiwa proklamasi
dengan memfasilitasi siswa menyediakan beberapa sumber untuk melaksanakan
eksperimen. Setelah itu penyajian hasil karya siswa dipresentasikan kedepan dan
ditanya mengenai alasan memilih urutan gambar tersebut, kemudian pada tahap
akhir guru mengevaluasi proses pengurutan gambar, melakukan refleksi dan
kesimpulan. Kendala dalam pembelajaran menggunakan model ini adalah saat
pembagian kelompok, siswa tidak terbiasa berkelompok saat pelajaran dan saat
pembagian gambar siswa saling berebut, karena ini hal yang sangat baru, namun
siswa sangat tertarik dengan adanya model pembelajaran seperti ini.
Penelitian di kelas kontrol dilaksanakan pada kelas kelas 5B SD Negeri
Kalibeji 01 menggunakan model examples non example, materi yang dipelajari
“Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Pembelajaran pada kelas kontrol
ini sudah sesuai dengan RPP dengan pembelajaran yang baik oleh guru. Proses
pembelajaran berlangsung efekstif, terlihat saat siswa mengikuti pelajaran dengan
serius. Pada pembelajaran ini siswa secara berkelompok menganalisis gambar
yang diberikan oleh guru yang disebut Lembar Kerja Siswa (LKS) lalu
dipresentasikan. Kendala dalam pembelajaran ini siswa terlihat siswa kekurang
waktu saat mengerjakan diskusi karena siswa dituntut untuk berpikir kritis saat
menganalisis gambar.
Setelah dilakukan penelitian pada kelas 5A dan 5B SD Negeri Kalibeji 01
diperoleh data yang menunjukkan bahwa hasil belajar IPS pada kelas eksperimen
dengan menggunakan Model pembelajaran picture and picture, lebih baik dari
pada hasil belajar IPS pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
examples non examples.
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya bukti data dari hasil
pengolahan hasil belajar siswa setelah dilakukan posttest. Hasil belajar siswa
kelas 5A pada kelas eksperimen dengan menggunakan Model pembelajaran
55

picture and picture lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa kelas 5B pada
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran examples non examples.
Hasil nilai rata-rata postest kelas eksperimen yang dilakukan di kelas 5A SD
Negeri Kalibeji 01 pada mata pelajaran IPS memperoleh 91,05 sedangkan rata-
rata nilai postest dari kelas kontrol yang dilakukan di kelas 5B SD Negeri
Kalibeji 01 pada mata pelajaran IPS memperoleh 68,47. Perbedaan rata-rata pada
kedua kelas tersebut adalah 22,58.
Berdasarkan hasil uji-t hasil belajar IPS , dapat diketahui bahwa hasil
belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Taraf
signifikan 0,000 yang < 0,05, yang berarti bahwa perlakuan yang diberikan pada
kelas eksperimen yaitu model pembelajaran picture and picture terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas 5A SD Negeri Kalibeji 01 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat efektivitas yang signifikan dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran picture and picture dengan model
pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar IPS kelas V SD
Negeri Kalibeji 01 semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016. Sedangkan hasil uji-t
motivasi belajar siswa, dapat diketahui motivasi belajar siswa kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Taraf signifikan 0,013 yang <
0,05, yang berarti bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu
model pembelajaran picture and picture terhadap motivasi belajar siswa siswa
kelas 5A SD Negeri Kalibeji 01 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat efektivitas yang signifikan dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran picture and picture dengan model pembelajaran examples non
examples terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Kalibeji 01 semester
2 Tahun Ajaran 2015/2016.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas maka penelitian
yang penulis lakukan telah menghasilkan perubahan yang baik pada pembelajaran
IPS kelas V SD model pembelajaran picture and picture dengan model
pembelajaran examples non examples, karena pada penelitian ini siswa telah
melakukan tahap-tahap dalam model pembelajaran picture and picture dengan
model pembelajaran examples non examples dengan baik. Seperti dalam teori
56

yang penulis kaji yaitu menurut Hamdani (2011: 89) model pembelajaran picture
and picture adalah suatu pembelajaran yang mengguanakan gambar
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif,
inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Pembelajaran ini mengandalkan gambar
sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor
utama dalam proses pembelajaran. Sedangkan Suyatno (2009: 73) menyatakan
bahwa, examples non examples merupakan model pembelajaran dengan
mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP/LCD, dengan petunjuk
guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi,
persentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.,
sehingga pada saat siswa melakukan tes evaluasi mereka masih mengingat semua
materi yang sudah mereka pelajari dan hasil belajar mereka akan meningkat.
Perbandingan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang
terdahulu yaitu, jika penelitian yang terdahulu hanya menggunakan model
Pembelajaran Picture and Picture dalam IPS saja. Salah satunya seperti penelitain
yang dilakukan oleh Pema Hendri (2013) dalam skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Picture
and Picture Siswa Kelas V SD Negeri Sembaturagung 01 Pati Semester I/ 2013-
2014”.Pada penelitian yang penulis lakukan ini tidak hanya menggunakan model
picture and picture namun penulis menggunakan model pembelajaran examples
non examples untuk perbandingan efektivitas. Kedua model ini ini sangat cocok
digunakan pada pembelajaran IPS. Namun, model picture and picture yang lebih
efektif digunakan daripada model examples non examples pada pelajaran IPS.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran picture and picture lebih efektif digunakan pada kelas 5A SD
Negeri Kalibeji 01 dibandingkan dengan penggunaan model examples non
examples pada kelas 5B SD Negeri Kalibeji 01. Dibuktikan bahwa hasil
signifikansi pada posttest kedua kelas tersebut yaitu 0,000 < 0,05. Dibuktikan pula
dengan signifikan hasil motivasi belajar 0,013 < 0,05. Peningkatan motivasi
belajar siswa juga terjadi pada kedua model tersebut, pada kelas kontrol diperoleh
57

52,95% memiliki motivasi belajar sangat tinggi dan 47,05 % memiliki motivasi
belajar tinggi, sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh 64,70% memiliki skor
motivasi belajar sangat tinggi dan 35,30% memiliki skor motivasi belajar tinggi.
Keunggulan pembelajaran dengan menggunakan model picture and picture
dengan model pembelajaran examples non examples yaitu dalam model ini
menjadikan pembelajaran menarik karena dibantu dengan adanya seperti
permainan gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis, sehingga siswa
tidak bosan hanya mendengarkan penjelasan guru.

Anda mungkin juga menyukai