Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian
Subjek penelitian yaitu siswa kelas A dan B kelas V SDN 1 Rejomulyo Jati
Agung semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 Adapun rincian jumlah siswa kedua
kelas tersebut sebagai berikut :

Table 4.1
Distribusi Subjek Penelitian

No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah


1. Kelas A 9 15 24
2. Kelas B 9 13 22
Jumlah 18 28 46

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan menggunakan metode Quasi


eksperiment dengan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode
pembelajaran untuk kelas eksperimen menggunakan Model Pembelajaran Quantum
Teaching Tipe-Tandur, sedangkan kelas control menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Make-A Match. Materi yang diberikan baik pada kelas kontrol maupun
kelas eksperimen sama yaitu dalam pembelajaran IPA Perubahan Wujud Benda.

1. Kelas Eksperimen
Penelitian dikelas eksperimen menggunakan Model Pembelajaran Quantum
Teaching Tipe- Tandur saat kegiatan belajar mengajar(KBM) berlangsung. Diawal dan
diakhir pertemuan peserta didik diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil pretest dan post test peserta didik.
4.2
Nilai Statistik Pretest dan Postest kelas Eksperimen
Statistik Nilai Statistik Nilai
Pretest Statistik
Posttest
Mean 64 79

Median 65 78

Modus 60 75

Std Deviation 6,135 5,685

Minimum 50 65

Maximum 75 88

Berdasarkan Tabel 4.2 peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah perlakuan
terdapat perbedaan nilai tertinggi dan terendah. Hal ini menunjukan adanya
perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah diadakannya
perlakuan saat pembelajaran

2. Kelas Kontrol
Penelitian dikelas control menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Make-
A Match saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. Diawal dan diakhir
pertemuan peserta didik diberikan pretest dan post test untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa dilihat dari hasil pretest dan posttest peserta didik.

Tabel4.3
Nilai Statistik Pretestdan PostTest Kelas Kontrol

Statistik Nilai Statistik Nilai Statistik


Pretest Posttest

Mean 62 71
Median 62 72
Modus 55 70
Std 7,115 6.054
Deviation
Berdasarkan
Tabel 4.3 Maximum 50 60 peningkatan
hasil belajar Minimum 77 82 siswa
sebelum dan sesudah
perlakuan terdapat perbedaan nilai tertinggi dan terendah. Hal ini menunjukan adanya
perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah diadakannya
perlakuan saat pembelajaran.
B. Data Hasil Uji Instrumen
1. Hasil Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mengungkapkan data dari variable
untuk mengukur tingkat validitas soal yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini
butir soal dinyatakan valid jika rhitung> rtabeldan dinyatakan tidak valid jika jika
rhitung<rtabel . Berdasarkan nilai rtabel dengan signifikan 5 % atau 0,05diperoleh sebesar
0,361 Diketahui N : 28 karena jumlah responden sebanyak 28 siswa. Hasil output
perhitungan validitas dengan bantuan program SPSS 23 For Windows teknik
Corrected item – total correlation dapat dilihat pada lampiran serta rekapan hasil uji
validitas soal yang mengacu pada hasil output perhitungan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel4.4
Uji Validitas Soal pilihan Ganda
No.Item r_hitung r_tabel Keterangan
Soal 1 0,648 0,374 Valid
Soal 2 0,991 0,374 Valid
Soal 3 0,991 0,374 Valid
Soal 4 -0,200 0,374 Tidak Valid
Soal 5 0,053 0,374 Tidak Valid
Soal 6 0,814 0,374 Valid
Soal 7 -0,266 0,374 Tidak Valid
Soal 8 0,184 0,374 Tidak Valid
Soal 9 0,991 0,374 Valid
Soal 10 0,991 0,374 Valid
Soal 11 0,726 0,374 Valid
Soal 12 -0,443 0,374 Tidak Valid
Soal 13 0,991 0,374 Valid
Soal 14 0,165 0,374 Tidak Valid
Soal 15 0,991 0,374 Valid
Soal 16 0,814 0,374 Valid
Soal 17 -0,319 0,374 Tidak Valid
Soal 18 -0,061 0,374 Tidak Valid
Soal 19 0,991 0,374 Valid
Soal 20 0,991 0,374 Valid
Soal 21 0,814 0,374 Valid
Soal 22 0,991 0,374 Valid
Soal 23 0,991 0,374 Valid
Soal 24 -0,200 0,374 Tidak Valid
Soal 25 0,049 0,374 Tidak Valid
Soal 26 0,814 0,374 Valid
Soal 27 0,991 0,374 Valid
Soal 28 0,991 0,374 Valid
Soal 29 0,991 0,374 Valid
Soal 30 0,991 0,374 Valid
Soal 31 0,814 0,374 Valid
Soal 32 0,991 0,374 Valid
Soal 33 0,991 0,374 Valid
Soal 34 0,159 0,374 Tidak Valid
Soal 35 0,160 0,374 Tidak Valid
Soal 36 0,991 0,374 Valid
Soal 37 0,991 0,374 Valid
Soal 38 0,083 0,374 Tidak Valid
Soal 39 0,991 0,374 Valid
Soal 40 0,991 0,374 Valid
Soal 41 0,814 0,374 Valid
Soal 42 0,991 0,374 Valid
Soal 43 0,991 0,374 Valid
Soal 44 0,991 0,374 Valid
Soal 45 0,049 0,374 Tidak Valid
Soal 46 0,814 0,374 Valid
Soal 47 0,991 0,374 Valid
Soal 48 -0,061 0,374 Tidak Valid
Soal 49 0,991 0,374 Valid
Soal 50 0,991 0,374 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal, terhadap 50 butir soal pilihan
ganda yang diuji cobakan nilai r tabel dengan signifikan 5 % atau 0,05 diperoleh sebesar
0,374 Diketahui N:28, sehingga didapat 35 butir soal yang dinyatakan valid
(rhitung>rtabel). Butir soal yang valid yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 6, 9, 10, 11, 13, 15,16,
19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47,
49, dan 50 Sedangkan soal yang tidak valid ada 15 butir soal antaranya soal 4, 5, 7, 8,
12, 14, 17, 18, 24, 25, 34, 35, 38, 45, 48 selebihnya valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas


Setelah butir-butir soal dilakukan uji Validitas selanjutnya butir soal diujikan
reliabilitasnya. Tujuan dari pengujian reliabilitasnya adalah untuk mengetahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga instrument dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Adapun hasil perhitungan uji
reliabilitasnya dengan menggunakan bantuan program SPSS 23 For Windows teknik
Cronbach's Alpha. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat padatabel berikut:
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas Soal pilihan ganda

Cronbach'sA No f Items
lpha

.968 50

Berdasarkan table diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat reliabilitas


instrumen soal pilihan ganda adalah 0,968 termasuk kedalam kriteria 0,71 –0,90
yaitu tingkat tinggi.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran pada penelitian ini dilakukan unuk mengkaji soal-soal tes
berdasarkan tingkat kesulitannya, apakah soal tersebut dikategorikan
sukar,sedang, dan mudah.

Tabel 4.6
Interprestasi Tingkat
Kesukaran Butir Soal

Besar P Interprestasi
P< 0,30 Terlalu sukar
0,30 ≤ p ≤ 0,70 Sedang
P> 0,70 Terlalu mudah

Adapun hasil analisis tingkat kesukaran item soal dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Tingkat kesukaran soal
No item Indeks tingkat Kriteria tingkat
kesukaran Kesukaran
Soal 1 0.71 Terlalu Mudah
Soal 2 0.68 Sedang
Soal 3 0.68 Sedang
Soal 4 0.43 Sedang
Soal 5 0.50 Sedang
Soal 6 0,64 Sedang
Soal 7 0,71 Terlalu Mudah
Soal 8 0.64 Sedang
Soal 9 0.68 Sedang
Soal 10 0,68 Sedang
Soal 11 0,68 Sedang
Soal 12 0,71 Terlalu Mudah
Soal 13 0.68 Sedang
Soal 14 0.46 Sedang
Soal 15 0.68 Sedang
Hasil Soal 16 0,64 Sedang perhitungan
tingkat kesukaran
Soal 17 0,68 Sedang
butir tes terhadap 50
Soal 18 0,61 Sedang
butir soal yang diuji
Soal 19 0.68 Sedang
cobakan
menunjukkan Soal 20 0.68 Sedang terdapat tiga
item soal Soal 21 0,64 Sedang dengan
kriteria terlalu Soal 22 0,68 Sedang mudah
(tingkat Soal 23 0,68 Sedang kesukaran >
0,70) yaitu Soal 24 0.43 Sedang butir soal
nomor 1 ,7 , Soal 25 0.46 Sedang dan 12,selain
itu item soal Soal 26 0.64 Sedang dengan
kriteria sedang Soal 27 0,68 Sedang (0,30 ≤
tingkat kesukaran ≤
Soal 28 0.68 Sedang
0,70)yaitu butir soal nomor
Soal 29 0.68 Sedang
Soal 30 0.68 Sedang
Soal 31 0.64 Sedang
Soal 32 0,68 Sedang
Soal 33 0,68 Sedang
Soal 34 0,68 Sedang
Soal 35 0,54 Sedang
Soal 36 0,68 Sedang
Soal 37 0,68 Sedang
Soal 38 0,61 Sedang
Soal 39 0,68 Sedang
Soal 40 0,68 Sedang
Soal 41 0,64 Sedang
Soal 42 0,68 Sedang
Soal 43 0,68 Sedang
Soal 44 0,68 Sedang
Soal 45 0,46 Sedang
Soal 46 0,64 Sedang
Soal 47 0,68 Sedang
Soal 48 0,61 Sedang
Soal 49 0,68 Sedang
Soal 50 0,68 Sedang
1,2,3,4,5,6,8,9,10,11,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,3
3,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49, dan 50.

4. Uji Daya Pembeda


Uji ini merupakan tingkat kemampuan instrumen untuk membedakan antara
peserta didik yakni peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik
yang berkemampuan rendah. Uji daya pembeda yang akan digunakan dapat dihitung
dengan menggunakan alat bantu program SPSS for Windows 23.Klasifikasi daya
pembeda soal sebagai berikut:

Tabel 4.8
Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda(DP) Interprestasi Daya Beda


DP<0,2 Jelek
0,2≤ DP≤ 0,4 Cukup
0,4≤ DP≤ 0,7 Baik
0,7≤ DP≤ 1,0 Sangat Baik
Bertanda negative Sangat Rendah

Adapun hasil analisis uji daya pembeda item soal dapat dilihat pada Tabel
4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji Daya Beda

No Item Daya Pembeda Interpretasi


Soal
1. 0,629 Baik
2. 0,990 Sangat Baik
3. 0,990 Sangat Baik
4. -0,232 Sangat Rendah
5. -0,087 Sangat Rendah
6. 0,803 Sangat Baik
7. -0,294 Sangat Rendah
8. -0,215 Sangat Rendah
9. 0,990 Sangat Baik
10. 0,990 Sangat Baik
11. 0,710 Sangat Baik
12. -0,467 Sangat Rendah
13. 0,990 Sangat Baik
14. -0,198 Sangat Rendah
15. 0,990 Sangat Baik
16. 0,803 Sangat Baik
17. -0,094 Sangat Rendah
18. 0,990 Sangat Baik
19. 0,990 Sangat Baik
20. 0,803 Sangat Baik
21. 0,990 Sangat Baik
22. 0,990 Sangat Baik
23. 0,803 Sangat Baik
24. 0,990 Sangat Baik
25. 0,990 Sangat Baik
26. -0,232 Sangat Rendah
27. 0,015 Jelek
28. 0,803 Sangat Baik
29. 0,990 Sangat Baik
30. 0,990 Sangat Baik
31. 0,990 Sangat Baik
32. 0,990 Sangat Baik
33. 0,803 Sangat Baik
34. 0,990 Sangat Baik
35. 0,990 Sangat Baik
36. 0,128 Jelek
37. 0,127 Jelek
38. 0,990 Sangat Baik
39. 0,990 Sangat Baik
40. 0,050 Jelek
41. 0,990 Sangat Baik
42. 0,803 Sangat Baik
43. 0,990 Sangat Baik
44. 0,990 Sangat Baik
45. 0,015 Jelek
46. 0,803 Sangat Baik
47. 0,990 Sangat Baik
48. -0,094 Sangat Rendah
49. 0,990 Sangat Baik
50. 0,990 Sangat Baik

Berdasakan hasil perhitungan daya beda butir soal menunjukkan Ada tiga puluh lima
butir soal pilihan ganda tergolong klasifikasi sangat baik (0,7 < DP ≤ 1,0) yaitu butir
soal nomor 2, 3, 6, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 46, 47,49,50. Satu butir soal tergolong klasifikasi
baik (0,40 <DP ≤ 0,70). Ada sembilan soal yang menunjukan sangat rendah 4, 5, 7, 8,
12, 14, 17, 26, 48. Sedangkan terdapat lima soal menunjukan soal yang tergolong jelek
( DP<0,2) yaitu soal 27, 36, 37, 40,45.

Rekapitulasi hasil uji validitas, uji tingkat kesukaran, uji daya pembeda, dan
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10
Rekapulasi Hasil Uji Validitas, Uji Reabilitas, Uji Tingkat Kesukaran,
Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda

No. Uji Validitas Uji Uji Tingkat Uji Daya Keterangan


Soal Reabilitas Kesukaran Pembeda

1. Valid Terlalu Baik Digunakan


Mudah
2. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
3. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
4. Tidak Valid Sedang Sangat Tidak
Rendah digunakan
5. Tidak Valid Sedang Sangat Tidak
Rendah digunakan
6. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
7. Tidak Valid Terlalu Sangat Tiak
Mudah Rendah digunakan
8. Tidak Valid Reliabel Sedang Sangat Tidak
Rendah digunakan
9. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
10. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
11. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
12. Tidak Valid Terlalu Sangat Tidak
Mudah Rendah digunakan
13. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
14. Tidak Valid Sedang Sangat Tidak
Rendah digunakan
15. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
16. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
17. Tidak Valid Sedang Sangat Tidak
Rendah digunakan
18. Tidak Valid Sedang Sangat Baik Tidak
digunakan
19. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
20. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
21. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
22. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
23. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
24. Tidak Valid Sedang Sangat Baik Tidak
digunakan
25. Tidak Valid Sedang Sangat Baik Tidak
digunakan
26. Valid Sedang Sangat Digunakan
Rendah
27. Valid Sedang Jelek Digunakan
28. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
29. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
30. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
31. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
32. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
33. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
34. Tidak Valid Sedang Sangat Baik Tidak
digunakan
35. Tidak Valid Sedang Sangat Baik Tidak
digunakan
36. Valid Sedang Jelek Digunakan
37. Valid Sedang Jelek Digunakan
38. Tidak Valid Sedang Sangat Baik Tidak
digunakan
39. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
40. Valid Sedang Jelek Digunakan
41. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
42. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
43. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
44. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
45. Tidak Valid Sedang Jelek Tidak
digunakan
46. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
47. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
48. Tidak Valid Sedang Sangat Tidak
Rendah digunakan
49. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
50. Valid Sedang Sangat Baik Digunakan

C. Uji Prasarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS For Windows23. Rumus
yang digunakan adalah one kolmogorof smirnov, data hasil uji normalitas disajikans ebagai
berikut

Tabel4.11
Uji Normalitas kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

No. Data Sighitung Sigmin Keterangan Artinya


1. Pretes Eksperimen 0,200 0,05 H0diterima Data berdistribusi
Normal
Pretes Kontrol 0,200 0,05 H0diterima Data berdistribusi
Normal
2. Posttest Eksperimen 0,200 0,05 H0diterima Data berdistribusi
Normal
Posttest Kontrol 0,200 0,05 H0diterima Data berdistribusi
Normal

Berdasarkan data pada table dapat disimpulkan bahwa H 0diterima Artinya data
berdistribusi normal karenaSighitung>Sigmin.

b. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji
homogeneity of variances pada program SPSS for windows 23 dengan taraf signifikan
5% atau 0,05. Adapun data hasil uji homogenitas sebagai berikut:
Tabel4.12
Uji Homogenitas kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Kelas F Hitung Sig Kesimpulan

Postttes Model 0,438 0,726 Homogen


Quantum
Teaching Tipe-
Tandur

Hasil uji homogenitas diketahui F hitung sebesar 0,438 dengan signifikan 0,726. Nilai
Levene yang ditunjukkan tersebut > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian memiliki varian yang sama yang berarti homogen.

D. Uji Hipotesis
Jika data sudah dikatakan berdistribusi normal dan homogen,maka dilanjutkan
dengan melakukan uji independent sample t-test. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
mengetahui adakah perbedaan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Apabila nilai signifikansi <0,05 maka Ha diterima, artinya ada perbedaan yang
signifikan. Sebaliknya, jika signifikansi >0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan. Adapun uji hipotesis melalui uji-t (t-tes) disajikan
dalam tabel berikut:

Tabel4.13
Hasil Uji Hipotesis Uji Independent Sample T-Test

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Std. Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
(2- Differe Differe Difference
F Sig. T df tailed) nce nce Lower Upper
HASI Equal
4.6 10.50
L variances .845 .362 54 .000 7.357 1.569 4.211
88 4
BELA assumed
JAR Equal
variances 4.6 53. 10.50
.000 7.357 1.569 4.210
not 88 789 4
assumed
Tabel 4.13 menunjukan bahwa hasil uji tpada data Post tets diperoleh sig 2-tailed
0,00. Oleh karena nilai sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata
peningkatan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu nilai rata-rata peserta didik kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol,maka dapat disimpul kan bahwa hasil belajar
peserta didik kelas eksperimen dengan Model quantum teaching tipe-tandur adanya
penigkatan pada hasil belajar memberi pengaruh yang tinggi pada pelajaran IPA.

Table 3.14
Hasil Analisis Uji T
Karakteristik Hasil Uji T Keterangan Interpretasi

T Hitung 4.688 T0>Tt H1 Diterima


T Table 2.056

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa data bersifat normal dan homogen, untuk selanjutnya data harus dianalisis untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan pada Model quantum teaching
Tipe-tandur terhadap hasil belajar IPA. Dari hasil tes peserta didik diperoleh t hitung sebesar
4.688 dan ttabel sebesar 2.056 pada taraf signifikasi α =0,005. Dengan demikian t hitung> ttabel
yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima yang menandakan adanya pengaruh yang
signifikan pada Model quantum teaching Tipe-tandur terhadap hasil belajar IPA kelas V
SDN 1 Rejomulyo Jati Agung.

E. Pembahasan
Penelitian ini memiliki dua variable yakni variable bebas Model pembelajaran
quantum teaching tipe-tandur dan variable terikat hasil belajar, penelitian ini
menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah siswa
pada kelas eksperimen atau kelas B berjumlah 22 siswa dan kelas kontrol atau kelas A
berjumlah 24 siswa. Pada kelas eksperimen diterapkan Model pemebelajaran quqntum
teaching tipe-tandur sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajran
Kooperatif Make-A Match
Instrument soal tes sudah diuji cobakan sebelumnya kepada kelas diluar kelas
eksperimen dan kontrol dengan jumlah siswa 28 dan memperoleh hasil untuk di uji
validasi, reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan daya pembeda pada 50 soal pilihan ganda.
Dengan hasil 35 kriteria soal yang bisa di gunakan dalam penelitian ini. 35 soal yang
akan digunakan pada pretest dan postest. Materi yang diajarkan pada penelitian adalah
Perubahan Wujud Benda sebanyak 8 kali Pertemuan, pada pertemuan pertama baik kelas
eksperimen maupun kelas control melakukan pretest. Pertemuan kedua sampai
pertemuan keenam belajar dengan model pembelajaran yang sudah ditentukan untuk
masing-masing kelas. Pada pertemuan ke delapan kedua kelas melaksanakan Posttest
dengan instrument yang sudah di tetapkan.
Berdasarkan hasil rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas control
berbeda .Dikelas eksperimen mendapatkan hasil pretest 64,00 mengalami peningkatan
hasil postest menjadi 79.00. Berbeda dengan hasil rata-rata pretest dan posttest kelas
kontrol, yaitu nilai rata-rata hasil pretest dikelas kontrol 62,00 mengalami peningkatan
hasil postest menjadi 71,00. Jadi, lebih tinggi hasil posttest dikelas eksperimen yaitu
79,00. Hal ini dikarenakan dikelas eksperimen menggunakan Model pembelajaran
quantum Teaching tipe-tandur lebih menekankan pada aspek pengetahuan dengan aspek-
aspek ketrampilan dalam IPA adanya kemampuan menyimak, membaca, mengamati,
kemampuan menulis. sehingga setiap peserta didik memiliki pengetahuan terhadap materi
yang diajarkan,
Hasil Posttest setelah pemberian perlakuan menunjukan hasil belajar peserta didik
kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol, dibuktikan dengan uji hipotesis. Apabila
nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat perbedaan. Hasil Uji hipotesis menunjukan
0,00<0,05 maka terdapat perbedaan rata-rata skor hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen dengan menggunakan Model pembelajaran quantum teaching tipe-tandur
dibandingkankelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Make-A
Match. Oleh karena itu nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi.
Dibandingkan kelas kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan
Model pemebelajaran quantum teaching tipe-tandur lebih efektif dari model
pembelajaran konvensional. Berdasarkan perhitungan hipotesis menggunakan rumus Uji-
t Independent didapat Thitung= 4.688 dan pada taraf signifikansi 5%didapat T tabel= 2.056 ini
berarti Thitung>Ttabel. Hal ini menunjukkan kedua perlakuan jelas berbeda, karena Ho
ditolak ini berarti bahwa Model pembelajaran quantum teaching tipe-tandur
memberikanpengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar IPA peserta didik dikelas V di SDN 1 Rejomulyo
jati agung.
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan Meodel pembelajaran quantum
teaching tipe-tandur pada kelas eksperimen peserta didik sangat antusias dan keadaan
proses belajar mengajar menjadi efektif dan menyenangkan,karena model yang
digunakan di desain dengan praktik yang melibatkan siswa,serta materi yang disajikan
singkat dan mudah dipahami. Selain itu, di dalam Model pembelajaran quantum teaching
tipe-tandur juga terdapat permainan tebak benda sehingga membuat peserta didik senang
dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran
quantum teaching tipe-tandur untuk kelas eksperimen dimulai dengan Tumbuhkan (T)
pengenalan tentang benda-benda di sekitar dengan materi perubahan wujud benda sifat-
sifat benda, Alami(A) setelah itu guru memberikan pengalaman yang nyata kepada
peserta didik untuk mengidentifikasi tentang perubahan wujud benda sesuai dengan
materi, Namai(N) siswa di minta untuk mengamati dan mempraktikan prubahan wujud
benda dan perpindahan kalor dengan benda sendok ,korek api, lilin, mentega, gula, dan
air. Siswa dalam berkelompok bertukar pikiran dan berdiskusi tentang gagasan mereka
kemudian siswa memberi nama(mengkonsep,membedakan) dan membuat laporan hasil
diskusi, Demonstrasi(D) masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil pengamatannya didepan kelas, Ulangi(U) Guru dan siswa
mengulangi materi yang telah dipelajari, Guru memberika game teka teki untuk
mengulas kembali materi dan menilai kekompakan dalam kelompok, Rayakan(R) guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berpartisipasi dan keaktifannya.
Sedangkan peserta didik pada kelas Kontrol yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Make-A Macth dimulai dengan guru menanyakan
pengertian benda dan guru menjelaskan materi perubahan wujud benda dan memberikan
penjelasan yang mudah dengan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari terlihat peserta
didik pada saat pembelajaran yang menjadi kurang aktif, untuk mengevaluasi
pembelajaran kemudian guru membagi kelompok dan membagikan kertas kepada setiap
siswa yang berisikan pertanyaan dan jawaban siswa diperintahkan mencari pasangan
yang cocok dari pertanyaan dan jawaban ke kelompok lain, lalu siswa mempresentasikan
kedepan dengan pasangannya. Terlihat masih banyak siswa yang masih salah atau yang
kurang paham. disebabkan model ini memerlukan kekonsentrasi dan kecepetan waktu.
Model pembelajaran quantum teaching tipe-tandur ini sangat baik digunakan
untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Karena menggunakan model ini sangat mudah
dan ringan untuk kelas rendah serta tidak membosankan bagi kelas tinggi , selain itu
metode ini bisa di modifikasikan dengan berbagai media seperti media gambar, media
replika, dan sebagaiannya. Model pembelajaran quantum teaching tipe-tandur juga bisa
dengan memberikan reward terhadap siswa yang bisa menjawab ini memberikan banyak
sekali nilai positifnya . anak akan semakin semangat dalam belajar. Model
pembelajaraan quantum teaching tipe-tandur juga tidak hanya digunakan pada
pembelajran IPA saja tapi pada mata pelajaran lainnya seperti Matematik, Bahasa dan
pelajaran lainnya
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data menggunakan uji hipotesis diketahui bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA pada penerapan model pembelajaran
quantum teaching tipe-tandur kelas V SDN 1 Rejomulyo Jati Agung.
Pada perhitugan Hipotesis (uji-t).diperoleh T hitung= 4.688 dan Ttabel= 2.056 dengan taraf
signifikasi 5%. KarenaThitung> Ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak, hal ini membuktikan bahwa
ada pengaruh yang signifikan Model pembelajaran quantum teaching tipe-tandur terhadap hasil
belajar IPA pada peserta didik kelas V SDN 1 Rejomulyo Jati Agung.

B. Rekomendasi
1. Bagi guru hendak nya lebih memperhatikan siswa saat pembelajaran berlangsung, serta
mengefektivkan waktu dalam proses pembelajaran sehingga tidak kekurangan waktu
Ketika proses pembelajaran berlangsung dan konsisten menerapkan metode pembelajara
Quantum teaching tipe-tandur agar lebih meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa untuk terus meningkatkan hasil belajar terhadap semua mata pelajaran dan
lebih meningkatkan minat agar lebih aktif, kreatif dan semangat dalam .mengikuti
pembelajaran yang diberikan oleh guru.
3. Disarankan agar peneliti lain yang meneliti tentang bidang pengajaran dengan menggunakan
Quantum Teaching tupe-tandur dapat mengeksplor media yang belum pernah digunakan
dalam pengajaran Quantum Teaching tipe-tandur sehingga penggunaan media dalam
Quantum Teaching tipe-tandur tidak monoton.

Anda mungkin juga menyukai