Anda di halaman 1dari 9

Nama : Astrid fadhila utami

Npm :2313061580

Soal UTS adalah sebagai berikut:

1. Setelah Anda memahami tentang backward design dalam UbD, tentulah


ditemukan sebuah pola yang berbeda dari yang selama ini dilaksanakan dalam
pembelajaran. Untuk itu analisis apa perbandingan dari implementasi kurikulum
menggunakan UbD dengan model pengembangan kurikulum lainnya (Tyler, Taba,
Oliva). Tunjukkan dalam bentuk tabel!

2. Jelaskan dalam bentuk artikel pendapat Anda terkait kurikulum menggunakan


kerangka UbD. Anda dapat membahas terkait beberapa hal berikut:

a) Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran.

b) Analisis implementasi UbD di Indonesia.

c) Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam


kerangka UbD.

d) Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD.

Anda dapat mengembangkan topik tersebut sesuai dengan hal-hal yang sudah anda
dapatkan selama proses perkuliahan maupun rujukan sumber lainnya. Selain itu
sertakan rujukan yang sesuai dalam artikel yang anda kembangkan.

3. Rumuskanlah lima hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek pemahaman


dalam UbD serta tentukan bukti penilaiannya?!

Jawaban
1. Perbedaan dengan penjelasan mengenai backward design dalam UbD (Understanding by
Design) dengan model pengembangan kurikulum lain seperti Tyler, Taba, dan Oliva.

Teori Penjelasan

UbD Understanding by Design pada umumnya disebut desain


“Backward” disebut desain terbaik karena pada
perencanaan pembelajaran dilakukan dengan
urutan terbaik, yaitu: menentukan tujuan, menentukan
instrument, dan merencanakan prosedur pembelajaran
sedangkan, pada praktiknya umumnya, tahapan yang
dilakukan yaitu: menentukan tujuan, merancang
prosedur pembelajaran dan menentukan evaluasi dan
instrument. Understanding by design adalah sebuah
pendekatan pembelajaran yang meningkatkan
pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa
dalam pendekatan ini berfokus pada proses
pembangunan pemahaman. Backward design adalah
suatu cara yang dipakai dalam pendekatan
understanding by design. Backward design dalam UbD
memiliki perbedaan signifikan dengan model
pengembangan kurikulum lain, karena fokus utamanya
adalah pada hasil akhir yang ingin dicapai.

Tyler Pengembangan kurikulum Tyler lebih bersifat


bagaimana merancang suatu kurikulum, sesuai dengan
tujuan dan misi suatu institusi Pendidikan dengan
demikian, model ini tidak menguraikan pengembangan
kurikulum dalam bentuk Langkah- langkah konkrit
atau tahapan-tahapan secara rinci. Tyler hanya
memberikan dasar- dasar pengembangan saja. Ada
empat hal yang dianggap fundamental untuk
mengembangkan kurikulum, yaitu:
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan pengalaman belajar
3. Mengorganisasi pengalaman belajar
4. Evaluasi
Model Tyler menekankan pada perencanaan kurikulum
yang sistematis dan berdasarkan tujuan dan objektif
pembelajaran. Namun, model ini lebih fokus pada
proses dan tidak menekankan pada hasil akhir.
Taba Taba berpendapat bahwa kurikulum seharusnya di
desain oleh para guru seharusnya memulai proses
pengembangan kurikulum dengan desain unit-
unit pembelajaran di sekolah bukan dari desain umum
yang luas. Model pengembangan

kurikulum Taba memuat 5 langkah pengembangan,


yaitu :
1. Membuat unit- unit eksperimen
2. Menguji coba unit eksperimen untuk
memperoleh data dalam rangka
menemukan validitas dan kelayakan
penggunanya
3. Merevisi dan mengkonsolidasi unit-unit
eksperimen berdasarkan data yang diperoleh
dalam uji coba
4. Mengembangkan kerangka kurikulum
5. Implementasi dan diseminasi yang telah teruji
Model Taba menekankan pada pembelajaran sebagai
suatu proses interaksi antara guru dan siswa. Model ini
menekankan pada kegiatan dan strategi pembelajaran,
namun tidak menekankan pada tujuan dan hasil akhir.
Oliva Model pengembangan kurikulum Oliva merupakan
model pengembangan kurikulum deduktif yang
menawarkan sebuah proses pengembangan kurikulum
sekolah secara lengkap. Oliva Menyusun suatu
kurikulum yang memenuhi tiga kriteria, yaitu:
sederhana, komprehensif, dan sistematik.
Model tersebut digambarkan dalam bentuk segi empat
dan lingkaran. Segi empat menggambarkan tentang
proses perencanaan, sedangkan lingkungan
menggambarkan proses operasional.
Model Oliva menekankan pada pengembangan
kurikulum sebagai suatu proses kontinu yang
melibatkan analisis dan evaluasi secara berkala. Model
ini menekankan pada proses perencanaan,
implementasi, dan evaluasi, namun tidak menekankan
pada tujuan dan hasil akhir.

2. Jelaskan dalam bentuk artikel pendapat Anda terkait kurikulum menggunakan kerangka
UbD. Anda dapat membahas terkait beberapa hal berikut:

a. Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran.


Proses implementasi Understanding by Designdalam pembelajaran
secara aktual tidak terlepas dari konsep backward design. Implementasinya
berupa guru harus menentukan hasil yang ingin dicapai/diharapkan dari
peserta didik yang menjadi objek aktualisasi pembelajaran.
Menurut Wiggins McTighe dalam bukunya Understandingby
Design (2006), desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by
Design adalah backward design, dimana suatu rancangan pembelajaran
disusun dari belakang yaitu berawal dari penentuan tujuan pembelajaran
kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepatuntuk mencapai tujuan tersebut.
Esensialisme dari pernyataan tersebut dalam hal implementasi UbD bisa
melalui penentuan capaian/tujuan pembelajaran peserta didik atau penetrasi
goals yang diinginkan bagi peserta didik.
Selanjutnya analisis kemampuan peserta didik (diagnostik)yang
diaplikasikan secara holistik dan komprehensif.Analisistersebut bisa
melalui dengan pretestmaupunlisantestterkaitmateri yang akan diajarkan
yang terkorelasi dengan goals tadi. Tujuannya adalah untuk mengetahui
seberapa paham dan mengerti si peserta didik terkait dengan esensi materi
secara utuh.Setelahanalisaselesai dan menemukan tujuan yang cocok maka
guru bisa bereksplorasi dalam implementasi UbD. Understanding by Design
secara fundamental memfokuskan peserta didik sebagai Student Centered
dalam kurikulumnya.
b. Analisis implementasi UbD di Indonesia.
Implementasi Understanding by Design (UbD) di Indonesia
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitaspendidikan di
negara ini. UbD adalah suatu pendekatanpembelajaran yang memfokuskan
pada pemahaman konsep dan keterampilan serta memperhatikan kebutuhan
individu setiap siswa. Dalamimplementasi UbD di Indonesia, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat berjalan secara efektif.
Pertama, perlu adanya komitmen dari seluruh pihak, termasuk
guru,kepalasekolah,danpemerintah.Komitmeninipentingagar tercipta
sinergi dan kerja sama yang baik dalam menerapkan UbD di sekolah. Tanpa
komitmen yang kuat, implementasi UbD akan sulit untuk berjalan dengan
baik.
Kedua, perlu adanya penyediaan sumber daya yang memadai. Hal
ini meliputi bahan ajar, peralatan, teknologi, dan tenaga pendidik yang
kompeten. Penyediaan sumber daya yang memadai akan membantu guru
dalam menerapkan UbD dengan baikdan menciptakan lingkungan belajar
yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa.
Ketiga, perlu adanya pelatihan dan pendampingan bagiguru.
Pelatihan ini penting agar guru dapat menguasai teori dan teknik dalam
menerapkan UbD dengan baik. Pendampingan juga pentingagar guru dapat
mengatasi masalah yang muncul dalam proses implementasi UbD.
Keempat, perlu adanya evaluasi secara terus-menerus. Evaluasi ini
penting agar dapat diketahui bagaimana implementasi UbD di sekolah dan
apakah sudah sesuai dengan harapan. Evaluasi juga penting untuk
menentukan tindak lanjut yang perlu dilakukan jika terdapat masalah dalam
implementasi UbD.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan implementasi
UbD di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan membawa dampak positif
bagi kualitas pendidikan di negaraini.Salah satu dampak positif yang dapat
dicapai adalah meningkatnya pemahaman konsep dan keterampilan siswa,
serta menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menunjang
perkembangan potensi siswa.
c. Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam
kerangka UbD.
Penerapan UbD dalam pembelajaran memiliki tujuan atau hasil yang
diharapkan dalamprosespembelajaran.Suatupemahamanakan ditunjukkan
melalui suatu bukti. Bukti seorang siswa memahami dalam pendekatan UbD
ditunjukkan melalui 6 aspek sebagai berikut (Wiggins and McTighe, 2006):
1. Mampu Menjelaskan (Explanation) menunjukkan bahwa siswa dapat
menjelaskan konsep dan keterampilan yangdiajarkan dengan jelas dan tepat.
2. Mampu Menginterpretasikan (Interpretation)menunjukkan bahwa siswa
dapat menafsirkan informasi dan memahami makna dalam situasi nyata.
3. Mampu Mengaplikasikan (Application) menunjukkanbahwa siswa dapat
mengaplikasikan konsep dan keterampilan dalam situasi nyata dan
memecahkan masalah.
4. Memiliki Sudut Pandang (Has Perspective)menunjukkanbahwa siswa
memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis dan memahami berbagai
sudut pandang dan perspektif.
5. Mampu Berempati (Empathy) menunjukkan bahwasiswa memiliki
kemampuan untuk berbaur dan memahami perasaan orang lain.
6. MemilikiPengetahuanDiri(HasSelf-Knowledge)menunjukkan bahwa
siswa memiliki pemahaman tentang dirinya sendiri, kekuatan dan
kelemahan, dan bagaimana mereka mempengaruhi pemahaman dan aplikasi
konsep dan keterampilan.
Dengan memahami dan mengaplikasikan konsepdan keterampilan
melalui 6 aspek tersebut, siswa dapat memperoleh pemahaman yang kuat
dan menjadi lebih siap untuk situasi nyata.

d. Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD.


Guru memiliki peran yang sangat penting dalam implementasi
Understanding by Design (UbD). Berikut adalah beberapa peran guru dalam
implementasi UbD:
1. Perencanaan: Guru harus merencanakan pembelajaran yang efektif dan
efisien dengan menggunakan kerangka UbD. Mereka harus memahami
tujuan pembelajaran dan menentukan bagaimana konsep dan keterampilan
akan diajarkan kepada peserta didik.
2. Desain pembelajaran: Guru harus menentukan bagaimana konsep dan
keterampilan akan diajarkan kepada pesertadidik dan membuat tugas dan
aktivitas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Penilaian: Guru harus menentukan bagaimana hasil pembelajaran akan
dinilai dan menentukan bagaimana peserta didik akan diberikan umpan
balik tentang kinerja mereka.
4. Fasilitasi: Guru harus memfasilitasi pembelajarandengan memastikan
bahwa peserta didik memahami konsep dan keterampilan yang diajarkan.
Guru harus membantu peserta didik untuk berpikir kritis dan
mengaplikasikan konsep dan keterampilan dalam situasi nyata.
5. Monitoring dan evaluasi: Guru harus melakukan monitoringdan evaluasi
untuk memastikan bahwapembelajaran berlangsung efektif dan peserta
didik memahami konsep dan keterampilan yang diajarkan.
Dengan melakukan peran-peran tersebut, guru dapat memastikan
bahwa implementasi UbD berlangsung dengan baik dan peserta didik
memiliki pemahaman yang kuat dan keterampilan praktis yang dapat
diterapkan dalam situasi nyata.

3. Rumuskanlah lima hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek pemahaman dalam UbD
serta tentukan bukti penilaiannya?!
Berikut adalah lima hasil yang diinginkan danbukti penilaiannya
dalam aspek pemahaman dalam pendekatan Understanding by Design
(UbD):
1. Mampu Menjelaskan (Explanation)-Siswa dapat menjelaskan
konsepdanketerampilanyangdiajarkandenganjelasdantepat. Bukti penilaian:
Tugas menulis, presentasi, atau diskusi kelompok yang meminta siswa
untuk menjelaskan konsep atau keterampilan.
2. Mampu Menginterpretasikan (Interpretation)-Siswadapat menafsirkan
informasi dan memahami makna dalam situasi nyata. Bukti penilaian: Tugas
menafsirkan data, situasi, atau peristiwa yang berhubungan dengan materi
yang diajarkan.
3. Mampu Mengaplikasikan (Application)-Siswadapat mengaplikasikan
konsep dan keterampilan dalam situasi nyata dan memecahkan masalah.
Bukti penilaian: Proyek, tugas, atau presentasi yang meminta siswa untuk
mengaplikasikan konsep atau keterampilan dalam situasi nyata.
4. Memiliki Sudut Pandang (Has Perspective)-Siswamemiliki kemampuan
untuk berpikir secara kritis dan memahami berbagai sudut pandang dan
perspektif. Bukti penilaian: Tugas diskusi kelompok atau debat yang
meminta siswa untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan
menentukan pendapat mereka sendiri.
5. Mampu Berempati (Empathy)-Siswa memilikikemampuan untuk berbaur
dan memahami perasaan orang lain. Bukti penilaian: Tugas role-play atau
tugas memahami perspektif orang lain yang meminta siswa untuk berpura-
pura menjadi orang lain dan memahami perasaan mereka.
Contoh rubrik penilaian
Kelas 5
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Peredaran Darah Pada Manusia
Aspek Hasil yang Diinginkan Bukti Penilaian
Pemahaman
Siswa mampu menjelaskan organ- Lembar kerja siswa
organ apa saja yang terlibat dalam berupa gambar atau peta
sistem peredaran darah pada konsep.
Menjelaskan manusia beserta fungsinya dengan .
sistematis dan
koheren.

Siswa mampu Presentasi gambar, peta


menginterpretasikan gambar, peta konsep atau ilustrasi
Menafsirkan konsep atau ilustrasi mengenai mengenai sistem
sistem peredaran peredaran darah pada
darah pada manusia. manusia.
Siswa mampu Kegiatan diskusi
mengungkapkan pendapatnya kelompok mengenai
mengenai usaha-usaha yang apa saja yang harus
Memiliki perspektif dilakukan untuk menjaga dilakukan untuk
kesehatan organ-organ dalam menjaga kesehatan
sistem peredaran darah organ- organ dalam
manusia. sistem peredaran darah
manusia.
Siswa mampu Perilaku siswa dalam
mempraktikkan secara menjaga kesehatan
langsung usaha-usaha untuk organ peredaran tubuh
Menerapkan menjaga kesehatan organ manusia. Misalnya
peredaran pada tubuh manusia. dengan melakukan
olahraga, minum air
putih sesuai
kebutuhan dan
beristirahat dengan
cukup.
Siswa mampu memberi Perilaku siswa
Berempati respon/tanggap terhadap membantu
situasi yang ada di sekitarnya siswa lain yang
mengalami
kesulitan memahami
materi

Anda mungkin juga menyukai