Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fajar Tyas Handoko

NIM : 2023230069
Kelas : IPS. 3

UTS
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Soal UTS adalah sebagai berikut:

1. Setelah Anda memahami tentang backward design dalam UbD, tentulah ditemukan
sebuah pola yang berbeda dari yang selama ini dilaksanakan dalam pembelajaran. Untuk itu
analisis apa perbandingan dari implementasi kurikulum menggunakan UbD dengan model
pengembangan kurikulum lainnya (Tyler, Taba, Oliva). Tunjukkan dalam bentuk tabel !

Jawab :

Tabel Perbandingan Implementasi Kurikulum UbD Dengan Pengembangan


Kurikulum Lainnya (Tyler, Taba, Olivia).

Aspek Understanding by Tyler’s Rational Taba’s Grassroots Peter E. Olivia


Perbedaan Design Linier Model Rational Model Model
Pengertian Pendekatan Model pengembangan Taba berpendapat Model pengembangan
pembelajaran yang kurikulum Tyler lebih bahwa kurikulum kurikulum Olivia,
meningkatkan bersifat bagimana seharusnya di desain merupakan kombinasi
pemahaman secara merancang suatu oleh para guru daripada dari submodel
mendalam dan kurikulum, sesuai diterima guru dari pengembangan
keterlibatan siswa. dengan tujuan dan misi pemerintah saja. kurikulum dan
Desain pembelajaran suatu institusi Selanjutnya, Taba submodel pengajaran.
ini berorientasi dari pendidikan. menyatakan bahwa para Olivia menyusun
hasil belajar atau cara guru seharusnya suatu kurikulum yang
berpikir tentang memulai proses memenuhi tiga
pembelajaran, pengembangan kriteria, yaitu
penilaian dan kurikulum dengan sederhana,
pengajaran yang mendesain unit-unit komperhensif, dan
menempatkan siswa pembelajaran di sistematik.
ditengah proses sekolahnya bukan dari
pembelajaran desain umum yang luas.
Pola Dalam UbD dikenal Model Tyler termasuk Taba menggunakan Model pengembangan
Pengembang adanya model dalam model pendekatan induktif kurikulum Olivia
an Backward Design atau pengembangan dalam mengembangkan merupakan model
merancang kurikulum kurikulum deduktif, kurikulum. Dalam pengembangan
pendidikan dengan yaitu dimulai dari hal pendekatan induktif, kurikulum deduktif
menetapkan tujuan yang umum ke yang pengembangan yang menawarkan
sebelum memilih khusus, misalnya kurikulum memulai dari sebuah proses
metode pembelajaran dimulai dengan menguji desain khusus dan pengembangan
dan bentuk penilaian. kebutuhan masyarakat membangunnya menuju kurikulum sekolah
sampai merumuskan desain umum secara lengkap.
sasaran pengajaran
yang khusus.
Tiga alur dalam UbD : Empat langkah Tujuh langkah yang Langkah-langkah
pengembangan harus diikuti ketika rinci dalam
1. Identifikasi
kurikulum : mengembangkan pengembangan
hasil yang
kurikulum model Taba model kurikulum
diinginkan. 1. Menentukan
diantaranya : Olivia :
2. Tentukan bukti tujuan sasaran
penilaian pendidikan 1. Diagnosis 1. Spesifikasi
3. Merencanakan 2. Menentukan kurikulum kebutuhan
pembelajaran pengalaman kebutuhan siswa
belajar yang 2. Perumusan umumnya
sesuai dengan tujuan 2. Spesifikasi

Langkah tujuan yang pemilihan kebutuhan

atau Alur ditentukan konten masyarakat

Pengembang 3. Mengorganisasi 3. Tujuan 3. Pernyataan

an pengalaman pemilihan filsafat dan


belajar baik konten tujuan
dalam bentuk 4. Organisasi pendidikan
unit mata pemilihan 4. Spesifikasi
pelajaran konten kebutuhan
maupun dalam 5. Pengalaman siswa
program belajar 5. Spesifikasi
4. Evaluasi untuk 6. Organisasi kebutuhan
mengetahui pengalaman masyarakat
kesesuaian belajar lingkungan
dengan tujuan 7. Apa yang harus sekolah
yang telah di evaluasi, cara 6. Spesifikasi
dirumuskan. dan saran untuk kebutuhan
melakukannya. mata
pelajaran
7. Spesifikasi
tujuan
kurikulum
8. Spesifikasi
tujuan
kurikulum
khusus
9. Organisasi
dan
implementasi
kurikulum
10. Spesifikasi
tujuan
intruksional
umum
11. Spesifikasi
tujuan
intruksional
khusus
12. Seleksi
strategi
intruksional
13. Seleksi awal
strategi
evaluasi
14. Implementasi
strategi
pengajaran.
2. Jelaskan dalam bentuk artikel pendapat Anda terkait kurikulum menggunakan
kerangka UbD. Anda dapat membahas terkait beberapa hal berikut:

a. Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran.

b. Analisis implementasi UbD di Indonesia.

c. Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD.

d. Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD.

Anda dapat mengembangkan topik tersebut sesuai dengan hal-hal yang sudah
anda dapatkan selama proses perkuliahan maupun rujukan sumber lainnya. Selain itu
sertakan rujukan yang sesuai dalam artikel yang anda kembangkan.

Jawab :

Implementasi Kerangka Kerja Kurikulum Understanding by Design (UbD)

Understanding by Design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang meningkatkan


pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa, desain pembelajaran ini berorientasi dari
hasil belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang
menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut Wiggins McTinghe desain
yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design, dimana suatu
rancangan pembelajaran disusun dari belakang, yaitu berawal dari penentuan tujuan
pembelajaran kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Desain
ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ubd
dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan rancangan pembelajaran Backward
Design.

Ketika UbD diimplementasikan dalam pembelajaran terdapat perbedaan dengan


kurikulum lainya yakni pengembangan kurikulum UbD mencakup tiga tahapan yakni
merencanakan tujuan atau hasil yang diinginkan, menentukan bukti penilaian dan merencanakan
pembelajaran. Sedangkan pada pengembangan kurikulum selain UbD yaitu tahapan yang
dilakukan merancanakan tujuan, merencanakan langkahlangkah pembelajaran kemudian
evaluasi. Hal yang paling mendasari perbedaan model pengembangan kurikulum model UbD dan
kurikulum model lainnya yaitu pada tahapan atau prosedur dalam mengembangkan kerangka
kurikulumnya. Dalam kurikulum UbD disediakan pertanyaan penting yang menggugah dan
membutuhkan critical thinking, pertanyaan tersebut berbeda dengan pertanyaan yang biasa
disusun pada pengembangan kurikulum lainnya.
Sejauh ini implementasi kerangka UbD di Indonesia cukup ideal sebab pada saat ini
pemerintah menetapkan adanya kurikulum merdeka yang mana kurikulum tersebut memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi, berkolaborasi dan mengekspresikan pikiran-
pikirannya. Kurikulum UbD dapat menjadi jembatan dalam mencapai tujuan pada pembelajaran
yang diinginkan oleh guru. Karena kurikulum model UbD dirancang dapat menghasilkan tujuan
jangka pendek dan jangka panjang yang lebih jelas, melalui penilaian yang tepat dan proses
pembelajaran yang terarah. Keunikan UbD dalam meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
yaitu terdapat tujuan pembelajaran yang terarah dan jelas. Melalui penentuan tujuan tersebut
kualitas hasil pembelajaran juga akan meningkat. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran dapat
meningkat apabila penyusunan tujuan yang diinginkan dan bukti penilaian atau asessmen tepat,
dan memperhatikan kondisi kebutuhan siswa. Bukti asessmen bisa berupa kognitif maupun non
kognitif. Setelah melakukan kegiatan tersebut kemudian menerapkan langkah-langkah
pembelajaran. Melalui hal tersebut peningkatan kualitas hasil pembelajaran akan meningkat.
Dalam implementasi UbD Guru berperan sebagai fasilitator yakni dengan menyiapakan
rancangan dan gambaran mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan memiliki
tujuan jangka panjang dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru dapat memahami
konsep dan proses yang dapat ditransfer pada saat proses pembelajaran, siswa juga diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang bermakna. Guru dapat
mengembangkan skema, tema, model dan teori.

UbD dapat diimplementasikan dalam pembelajaran dan memberikan dampak positif


bagi beberapa pihak di satuan pendidikan, berikut penjabarannya :

Dampak positif untuk siswa

1. Siswa dapat berpikir kritis dan logis.

2. Siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran karena menggunakan kurikulum


berbasis pertanyaan.

3. Melatih siswa untuk melakukan pembelajaran yang tidak hanya menghafal.

Dampak positif untuk guru

1. Pada pembelajaran Understanding by Design guru dapat membuat tujuan


akhir jangka pendek sehingga tujuan yang dapat dicapai secara efisien.

2. Guru dapat menyusun, materi, assessment, dan juga mendesain pembelajaran


lebih kreatif.

3. Guru akan lebih termotivasi untuk membuat rencana pembelajaran sesuai dengan
mendukung pemahaman materi yang akan dicapai.
Dampak positif untuk Lembaga

1. Desain dari Ubd yaitu dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran karena sistem yang dibuat sesuai dengan keadaan siswa dan juga
lingkungan sekolah.

2. Pada Ubd sudah dibuat rancangan mengenai tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang mengenai penyusunan materi dan juga assessment sehingga
kualitas dari pembelajaran akan lebih baik.

Peran Seorang guru bisa mengkonstruksi ilmu dan mampu mendesiminasikan


kebutuhan UbD dalam Sekolah (peserta didik) dan di dalam masyarakat mengingat dalam
praktinya UbD membawa dampak positif terutama di bidang pendidikan. Proses desiminasi bisa
dilakukan melalui Media Sosial seperti TikTok, Instagram, YouTube, dll. Media sosial dipilih
karena di zaman sekarang semua orang melek akan teknologi khususnya Media Sosial yang
mana lewat media sosial kita bisa mendesiminasikan teori UbD di sekolah dan di dalam
masyarakat. Selain itu, dapat juga digunakan media konferensi saat diskusi dengan dosen di
ruang kuliah seperti yang sudah saya lakukan saat perkuliahan kurikulum.

3. Rumuskanlah lima hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek pemahaman


dalam UbD serta tentukan bukti penilaiannya ?

Jawab :

 Mengetahui pemahaman peserta didik menurut UbD di tahap Pertama yaitu


peserta didik dapat menjelaskan sebagai bukti peserta didik telah memahami
pembelajaran yang telah disampaikan. Kemudian melalui pengukuran,
maksudnya mengukur pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yakni
melalui cara menjelaskan. Peserta didik dianggap mampu menjelaskan apabila
peserta didik dapat menggambarkan ilustrasi, teori, peristiwa ide atau Tindakan
sesuai dengan fenomena, fakta dan data secara sistematis.

 Contohnya : Ketika mata pelajaran IPS, peserta didik diminta untuk


menjelaskan materi tentang Interaksi Sosial, mereka akan menjelaskan
poin-poin yang ada pada Materi Interaksi Sosial. Mulai dari Pengertian
Interaksi Sosial, Ciri-Ciri, Jenis-Jenis Interaksi Sosial, Syarat, Faktor
dan Contoh dari Interaksi Sosial.
 Mengetahui pemahaman peserta didik menurut UbD di tahap Ke-Dua adalah
peserta didik dapat menafsirkan informasi yang di sampaikan oleh guru di
kelas. Peserta didik dianggap mampu menafsirkan apabila siswa dapat
menceritakan masalah dengan penuh makna, menawarkan terjemahan yang
tepat, memberikan dimensi historis atau pribadi yang terbuka untuk ide dan
peristiwa. Mengkonstruksi objek sesuai dengan pemahaman pribadi atau dapat
diakses melalui gambar, anekdot, analogi dan model

 Contohnya misal pada pelajaran IPS kelas VII di materi kondisi alam di
indonesia, guru memberikan sebuah gambar yang berupa kondisi alam
yang ada di indonesia. Peserta didik dengan melihat gambar tersebut
mampu menafsirkan kondisi alam disekitar lingkungan mereka tinggal
lalu apa saja iklim yang ada di Indonesia dan jenis tumbuhan dan
hewan nya yang hidup di indonesia.

 Tahap pemahaman peserta didik dalam UbD yang Ke-Tiga adalah peserta
didik dapat menerapkan informasi yang diterima secara efektif berdasarkan
teori, petunjuk prosedur. Mengukur pemahaman peserta didik terhadap
pembelajaran yaitu dapat melalui cara Menerapkan. Peserta didik dianggap
dapat menerapkan apabila mereka mampu menerapkan dengan bukti secara
efektif menggunakan dan menyesuaikan apa yang mereka ketahui dalam
konteks beragam dan nyata atau siswa dapat melakukan berdasarkan
pemahaman teori, petunjuk prosedur.

 Contohnya : Ketika seorang siswa berhadapan dengan orang asing


kemudian orang tersebut bertanya tentang kegunaan dari Lampu lalu
lintas (Traffic Light) itu apa, kemudian peserta didik mampu
menjelaskan kegunaan dari traffic light itu seperti apa kepada orang
tersebut. Hal tersebut adalah bukti bahwa peserta didik mampu
menerapkan pembelajaran yang mereka dapat.

 Tahap pemahaman peserta didik dalam UbD yang Ke-Empat adalah peserta
didik dapat melakukan Perspektif dengan kemampuan sudut pandang secara
kritis dan mampu membangun gambaran mengenai materi/teori/prosedur
belajar. Perspektif peserta didik dalam pembelajaran berbeda-beda, karena
peserta didik memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap materi yang
dipelajari. Peserta didik dianggap memiliki perspektif, Apabila dapat
menunjukkan pandangan gagasan atau pendapat dalam menerima adanya
perbedaan pendapat.
 Contohnya : Pada pelajaran Ips kelas VII di materi Kehidupan manusia
pada masa pra-aksara. Guru meminta peserta didik untuk memberikan
satu gambaran umum mengenai Kehidupan manusia pada masa pra-
aksara yang umum diketahui. Maka bisa dilihat gambaran umum yang
Digambar oleh peserta didik tentang Kehidupan manusia pada masa
pra-aksara akan berbeda-beda. Misalnya ada peserta didik yang
berpendapat secara umum jika Kehidupan manusia pada masa pra-
aksara itu sudah memiliki rumah yang tetap seperti sekarang dan tidak
hidup berpindah-pindah dan di gua-gua. Ada juga yang berpendapat
jika kehidupan manusia pada masa pra-aksara itu sudah berburu
menggunakan senjata yang canggih dan contoh lain-lainnya.

 Tahap pemahaman peserta didik dalam UbD yang Ke-Lima adalah dapat
Berempati. Empati adalah cara peserta didik untuk bertoleransi atau memahami
perasaan orang, baik dalam menghadapi suatu masalah maupun dalam proses
pembelajaran dan yang lainnya. Peserta didik dapat memiliki Empati apabila
menemukan nilai perbedaan/ketidaksamaan yang ada pada seseorang itu dan di
dalam orang lain, serta persepsi secara sensitif berdasarkan pengalaman
langsung sebelumnya.

 Contohnya : Kepala Sekolah/Guru yang menjadi Pembina upacara akan


selalu mengingatkan pada saat upacara agar peserta didik selalu
menaati peraturan-peraturan yang terdapat pada sekolah. Kepala
Sekolah/Guru yang menjadi Pembina saat upacara akan menjelaskan
beberapa peraturan-peraturan yang terdapat disekolah dan larangan atau
sesuatu yang tidak diperbolehkan dilakukan oleh peserta didik, seperti
“Berkelahi, Membolos dan Merokok” kemudian hal tersebut akan
diserap oleh peserta didik dan peserta didik menerapkannya juga pada
kehidupan sehari-harinya.

Anda mungkin juga menyukai