Anda di halaman 1dari 14

PENDEKATAN & MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan
mengikuti langkahlangkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
Terdapat beberapa macam pendekatan yang dapat digunakan untuk pengembangan kurikulum, diantaranya adalah
sebagai berikut.

1. Pendekatan Bidang Studi (Field of Studi Approach)

Pendekatan bidang studi atau dikenal juga dengan pendekatan subyek akademik merupakan pendekatan
yang dilakukan dengan menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar pengembangan
kurikulum misalnya matematika, sains, sejarah IPS, IPA, dan sebagainya Dalam pendekatan
pengembangan kurikulum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Di tinjau dari Tujuannya b. Ditinjau dari metodenya


kurikulum subyek akademik adalah pemberian Metode yang banyak digunakan dalam
pengetahuan yang solid serta melatih para siswa pendekata subyek akademik adalah
menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”. pendekatan metode ekspositori dan inkuiri.
Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi
(dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai

c. Di tinjau dari evaluasinya


Kurikulum subyek akademik menggunakan
d. Di tinjau dari organisasi isinya
bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan
Ada beberapa pola organisasi isi (materi
dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.
pelajaran) kurikulum subyek akademik
2. Pendekatan Berorientasi pada Tujuan

ini, menempatkan rumusan atau penerapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab
tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar. Kelebihan dari pendekatan
pengembangan kurikulum yang berorientasi pada tujuan adalah:

1. Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusun kurikulum.

2. Tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula dalam menetapkan materi pelajaran, metode, jenis
kegiatan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

3. Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam mengadakan penilaian terhadap hadil yang
dicapai.

4. Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusunan kurikulum dalam mengadakan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

3. Pendekatan dengan Pola Organisasi Bahan

Pendekatan Pola Subject Matter Curriculum Pendekatan ini penekanannya pada mata pelajaran-
mata pelajaran secara terpisah-pisah, mislnya: sejarah, IPA, biologi, matematika, dan sebagainya.
Pendekatan dengan pola correlated curriculum adalah pendektan dengan pola mengelompokan beberapa
mata pelajaran (bahan) yang sering, bisa secara dekat berhubungan.

Pendekatan dengan pola integrated curriculum Pendekatan ini di dasarkan pada keseluruhan hal yang
mempunyai arti tertentu.

4. Pendekatan Rekonstruksionalisme

isebut juga rekonstruksi social karena menempatkan masalah-masalah penting yang dihadapi oleh
masyarakat, seperti populas, ledakan penduduk, bencana, dan sebagainya kedalam kurikulum.
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Makna Model Pengembangan


Kurikulum

Menurut Good dan Traaver, model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi pristiwa
kompleks atau sistem dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang
lainnya.
Pengembangan kurikulum tidak dapat terlepas dari berbagai aspek yang memengaruhinya,
seperti cara berfikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial),
proses pengmbangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah pro-
gram pendidikan.

B. Model-model Pengembangan Kurikulum

1. Model Ralph Tyler menurut Tyler ada empat tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan
kurikulum,

a. Menentukan tujuan c. Menentukan organisasi pengalaman


pendidikan belajar
b. Menentukan proses d. Menentukan evaluasi
pembelajaran
2. Model Hilda Taba

Pengembangan kurikulum yang dilakukan guru dan memosisikan guru sebagai inovator dalam pengembangan
kurikulum merupakan karakteristik dalam model pengembanganTaba. Langkah-langkah dalam proses
pengembangan kurikulum menurut Taba:

c. Seleksi
a. Diagnosis Kebutuhan b. Formulasi Pokok-pokok d. Organisasi isi
Isi

e. Seleksi pengalaman f. Organisasi Pengalaman belajar g. evaluasI dan cara


belajar implementasinya.

3. Model Oliva Menurut oliva, suatu model kurikulum harus bersifat simpel, koperhensif dan sistematik.

a. perumusan b. analisis kebutuhan c. tujuan umum d. menetapkan strategi pembela-jaran


filosofis
e. mengimplementasikan
f. mulai menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumusan tujuan umum
kurikulum.

g. mulai menjabarkan kurikulum khusus pembelajaran. h. tujuan khusus i. Implementasikan strategi kurikulum

j. teknik penilaian yang dapat k. evaluasi pembelajaran l. evaluasi kurikulum


digunakan.
Prinsip pegembangan
kurikulum

Prinsip-prinsip umum Prinsip-prinsip khusus


pegembangan kurikulum pegembangan kurikulum

5. Prinsip BERKENAAN DENGAN


1. Prinsip relevasi TUJUAN PENDIDIKAN

4. Prinsip BERKENAAN DENGAN


PEMILIHAN ISI PENDIDIKAN
5. PRINSIP FLEKSIBILITI

3. Prinsip BERKENAAN DENGAN


4. PRINSIP KONTINUITAS PEMILIHAN PROSES BELAJAR
MENGAJAR

3. PRINSIP EFISIENSI&PRAKTIS 2. Prinsip BERKENAAN DENGAN


PEMILIHAN MEDIA & ALAT
PEMBELAJARAN
2. PRINSIP EFEKTIVITAS

1. Prinsip BERKENAAN DENGAN


PEMILIHAN KEGIATAN PENILAIAN
1. Prinsip relevasi

a) RELEVAN DEBGAN LINGKUNGAN HIDUP PESERTA DIDIK

b) RELEVAN DEBGAN PERKEMBANGAN ZAMAN BAIK SEKARANG ATAUPUN YANG AKSN DATANG

c) RELEVAN DEBGAN TUNTUTAN DUNIA PEKERJAAN

2. PRINSIP FLEKSIBILITI (KELUWESAN)

b) FLEKSIBELITAS DALAM MEMILIH PROGRAM PENDIDIKAN

a) FLEKSIBELITAS DALAM MEMILIH PROGRAM PENGAJARAN

3. PRINSIP KONTUNINUITAS (KESINAMBUNGAN)

a) Kesinambungan diantara berbagai tingkat sekolah

1) Bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya atau dibaawahnya.

2) Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih rendah tidak harus
diajarkan lagi pada jenjang pedidikan yang lebih tinggi, sehingga terhindar dari tumpung tindih
dalam pengaturan bahan dalam proses belajar mengajar.
3. PRINSIP KONTUNINUITAS (KESINAMBUNGAN)

b) Kesinambungan diantara berbagai bidamg

1) Materi kurikulum yang di perlukan pada sekolah (tingkat) yang ada di atasnya harus sudah diberikan pada
sekolah yang ada di bawahnya.

2) Materi yang sudah diajarkan/diberikan pada sekolah yang ada di bawahnya tidak perlu lagi di berikan
pada skolah yang ada di atasnya.

4. PRINSIP EFISIENSI DAN PRAKTIS

Efisiensi maksudnya berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang di keluarkan
dengan hasil yang di peroleh.

Prinsip praktis artinya mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga
murah.
5. PRINSIP EFEKTIFITAS

Dalam proses pendidikan, efektivitasnya dapat dilihat dari dua sisi,


yakni:
Efektivitas belajar anak Efektivitas mengajar

dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum


yaitu :
efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan
kurikulum di dalam kelas.

efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan


belajar.
2. Prinsip Berkenaan dengan Tujuan
Pendidikan

a) Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat di temukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengernai
tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.

b) Survai mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau
wawancara dengan mereka.

c) Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, di himpun melalui angket, wawancara, observasi dan
dari berbagai media massa.

d) Survai tentang mainpower.

e) Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang


sama.
f) Penelitian.

1. Prinsip Berkenaan dengan pemilihan isi


pendidikan
a) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan
sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar di rumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.

b) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

c) Unit-unit kurikulum harus di susun dalam urutan yang logis dan


sistematis.

4. Prinsip Berkenaan dengan pemilihan proses belajar


mengajar
(a) semua pengetahuan dan kegiatan yangdiajarkan harus fungsional dan
praktis,
(b) pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf pemahaman dan perkembangan peserta
5. Berkenaan dengan prinsip pemilihan kegatan
penilaian
prinsip keseluruhan prinsip kontinuitas prinsip obyektivitas
a. Kompetensi Inti c. Muatan Pembelajaran

b. Kompetensi dasar d. Mata Pelajaran


A. STRUKTUR KURIKULUM

pengembangan kurikulum adalah perencanaan


1. Stuktur Kurikulum
B. PENGEMBANGAN Secara Umum
KURIKULUM 2. Struktur Kurikulum Berdasarkan
kesempatankesempatan Peraturan
belajar yang Pemerintah
dimaksudkan untuk
membawa peserta Nomor 13 arah
didik ke Tahun 2013
perubahan-perubahan yang
diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan
itu telah terjadi pada diri peserta didik dengan adanya
hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara
peserta didik, pendidik, bahan peralatan, dan lingkungan
dimana belajar yang diharapkan terjadi

1. Pengertian Pengembangan Kurikulum

2. Dasar-dasar Pengembanngan Kurikulum

1) disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional. 2) Kurikulum semua jenjang dikembangkan
dengan pendekatan kemampuan. 3) harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan masing-masing jenjang.
4) Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan.
5) semua dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, dan minat peserta didik dan
tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan. 6) Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan tuntutan pembangunan daerah dan nasional, keanekaragaman potensi daerahdan lingkungan
serta kebutuhan pengembangan iptek dan seni. 7) Kurikulum dikembanngkan secara berdiversifikasi, sesuai
dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat. 8) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup
aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan,
keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.
3. Kondisi Pengembangan Kurikulum

Kegiatan pengembangan kurikulum dapat dilakukan pada berbagai kondisi, mulai dari tingkat kelas samapai
dengan tingkat nasional. pelaksanaannya dalam kelas saja.

Guru kelas dapat mengembangkan kurikulum untuk kelas yang menjadi tanggung jawabnya tetapi kegiatan itu
hanya terbatas

Kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pusat guru mengandung daerah pemakaian yang lebih
luas, walaupun dibatasi oleh pengembangan dalam bidang-bidang studi saja.

5. Hambatan-hambatan dalam Pengembangan Kurikulum

1) Pendididk atau guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum.


2) Ada beda pendapat baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator.
3) Kurang cakapnya kemampuan dan pengetahuan pendidik atau guru.
4) Hambatan lain yaitu dari masyarakat. Apabila masyarakat kurang berpartisipasi maka dapat
menghambat pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari
masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan baik terhadap sistem pendidikan

Anda mungkin juga menyukai