Pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan
mengikuti langkahlangkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
Terdapat beberapa macam pendekatan yang dapat digunakan untuk pengembangan kurikulum, diantaranya adalah
sebagai berikut.
Pendekatan bidang studi atau dikenal juga dengan pendekatan subyek akademik merupakan pendekatan
yang dilakukan dengan menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar pengembangan
kurikulum misalnya matematika, sains, sejarah IPS, IPA, dan sebagainya Dalam pendekatan
pengembangan kurikulum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
ini, menempatkan rumusan atau penerapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab
tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar. Kelebihan dari pendekatan
pengembangan kurikulum yang berorientasi pada tujuan adalah:
2. Tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula dalam menetapkan materi pelajaran, metode, jenis
kegiatan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
3. Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam mengadakan penilaian terhadap hadil yang
dicapai.
4. Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusunan kurikulum dalam mengadakan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Pendekatan Pola Subject Matter Curriculum Pendekatan ini penekanannya pada mata pelajaran-
mata pelajaran secara terpisah-pisah, mislnya: sejarah, IPA, biologi, matematika, dan sebagainya.
Pendekatan dengan pola correlated curriculum adalah pendektan dengan pola mengelompokan beberapa
mata pelajaran (bahan) yang sering, bisa secara dekat berhubungan.
Pendekatan dengan pola integrated curriculum Pendekatan ini di dasarkan pada keseluruhan hal yang
mempunyai arti tertentu.
4. Pendekatan Rekonstruksionalisme
isebut juga rekonstruksi social karena menempatkan masalah-masalah penting yang dihadapi oleh
masyarakat, seperti populas, ledakan penduduk, bencana, dan sebagainya kedalam kurikulum.
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Menurut Good dan Traaver, model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi pristiwa
kompleks atau sistem dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang
lainnya.
Pengembangan kurikulum tidak dapat terlepas dari berbagai aspek yang memengaruhinya,
seperti cara berfikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial),
proses pengmbangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah pro-
gram pendidikan.
1. Model Ralph Tyler menurut Tyler ada empat tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan
kurikulum,
Pengembangan kurikulum yang dilakukan guru dan memosisikan guru sebagai inovator dalam pengembangan
kurikulum merupakan karakteristik dalam model pengembanganTaba. Langkah-langkah dalam proses
pengembangan kurikulum menurut Taba:
c. Seleksi
a. Diagnosis Kebutuhan b. Formulasi Pokok-pokok d. Organisasi isi
Isi
3. Model Oliva Menurut oliva, suatu model kurikulum harus bersifat simpel, koperhensif dan sistematik.
g. mulai menjabarkan kurikulum khusus pembelajaran. h. tujuan khusus i. Implementasikan strategi kurikulum
b) RELEVAN DEBGAN PERKEMBANGAN ZAMAN BAIK SEKARANG ATAUPUN YANG AKSN DATANG
1) Bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya atau dibaawahnya.
2) Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih rendah tidak harus
diajarkan lagi pada jenjang pedidikan yang lebih tinggi, sehingga terhindar dari tumpung tindih
dalam pengaturan bahan dalam proses belajar mengajar.
3. PRINSIP KONTUNINUITAS (KESINAMBUNGAN)
1) Materi kurikulum yang di perlukan pada sekolah (tingkat) yang ada di atasnya harus sudah diberikan pada
sekolah yang ada di bawahnya.
2) Materi yang sudah diajarkan/diberikan pada sekolah yang ada di bawahnya tidak perlu lagi di berikan
pada skolah yang ada di atasnya.
Efisiensi maksudnya berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang di keluarkan
dengan hasil yang di peroleh.
Prinsip praktis artinya mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga
murah.
5. PRINSIP EFEKTIFITAS
a) Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat di temukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengernai
tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
b) Survai mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau
wawancara dengan mereka.
c) Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, di himpun melalui angket, wawancara, observasi dan
dari berbagai media massa.
b) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
1) disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional. 2) Kurikulum semua jenjang dikembangkan
dengan pendekatan kemampuan. 3) harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan masing-masing jenjang.
4) Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan.
5) semua dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, dan minat peserta didik dan
tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan. 6) Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan tuntutan pembangunan daerah dan nasional, keanekaragaman potensi daerahdan lingkungan
serta kebutuhan pengembangan iptek dan seni. 7) Kurikulum dikembanngkan secara berdiversifikasi, sesuai
dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat. 8) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup
aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan,
keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.
3. Kondisi Pengembangan Kurikulum
Kegiatan pengembangan kurikulum dapat dilakukan pada berbagai kondisi, mulai dari tingkat kelas samapai
dengan tingkat nasional. pelaksanaannya dalam kelas saja.
Guru kelas dapat mengembangkan kurikulum untuk kelas yang menjadi tanggung jawabnya tetapi kegiatan itu
hanya terbatas
Kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pusat guru mengandung daerah pemakaian yang lebih
luas, walaupun dibatasi oleh pengembangan dalam bidang-bidang studi saja.