Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lista Leviana

NPM : 2306504030017

UTS : Pengembangan Kurikulum

1. Menganalisis perbandingan dari implementasi kurikulum Ubd dengan model


pengembangan kurikulum lainnya ( Tyler, Taba, Oliva)

Aspek Understanding by Tyler Taba Oliva


Perbandingan Design (UbD)

Pendekatan Backward Design Rational Design Grassroots Approach Systemic Approach


Utama

Fokus Pemahaman Konsep Tujuan, Isi, Pembelajaran, Tujuan, Isi, Pembelajaran, Tujuan, Isi, Pembelajaran,
Kurikulum Evaluasi Evaluasi Evaluasi

Langkah Utama 1. Identifikasi 1. Identifikasi 1. Identifikasi 1. Identifikasi


hasil belajar tujuan masalah tujuan
2. 2. Penilaian 2. Menentukan 2. Menyusun 2. Merancang
(Evidence) pengalaman aktivitas belajar kurikulum
3. Perancangan belajar 3. Implementasi 3. Evaluasi dan
pembelajaran 3. Perencanaan kurikulum peningkatan
4. . kurikulum 4. Evaluasi dan
Implementasi 4. Implementasi revisi
pembelajaran pembelajaran kurikulum
5. Evaluasi 5. Evaluasi

Keunggulan 1. Memastikan 1. Jelasnya tujuan 1. Partisipasi 1. Pendekatan


Utama pemahaman pendidikan stakeholder holistik
2. konsep siswa 2. Berorientasi 2. Fleksibilitas 2. Menyelaraskan
3. Menekankan pada tujuan dalam komponen
"Hukum 3. Menjembatani kurikulum kurikulum
belajar" antara tujuan 3. Berdasarkan 3. Mendorong
4. Mengarahkan dan realitas kebutuhan kolaborasi
pada 4. Memfokuskan siswa 4. Mendorong
keterampilan pada isi 4. Responsif pembaruan
kurikulum terhadap berkelanjutan
perkembangan
sosial
2. Jelaskan dalam bentuk artikel terkait kurikulum menggunakan ubd berdasarkan aspek
1. bagaimana ubd diimplementasikan dalam pembelajaran
2. analisis implementasi ubd di indonesia
3. bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka ubd
4. bagaimana peran guru dalam implementasi ubd
Jawab :

Mengoptimalkan Kurikulum dengan Pendekatan Understanding by Design (UBD)

Pendidikan adalah kunci untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan


masa depan. Dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas kurikulum pendidikan,
banyak pendekatan telah dikembangkan. Salah satu pendekatan yang telah
mendapatkan pengakuan global adalah Understanding by Design (UBD). Artikel ini
akan membahas empat aspek utama seputar penggunaan UBD dalam kurikulum:
bagaimana UBD diimplementasikan dalam pembelajaran, analisis implementasi UBD
di Indonesia, hasil pembelajaran yang diharapkan dalam kerangka UBD, dan peran
guru dalam implementasi UBD.

1. Bagaimana UBD diimplementasikan dalam Pembelajaran

Pendekatan UBD mengemukakan bahwa desain pembelajaran harus dimulai dengan


tujuan akhir yang jelas. Langkah pertama dalam UBD adalah menentukan tujuan
pembelajaran yang spesifik dan terukur. Ini melibatkan penentuan apa yang ingin
dicapai oleh siswa pada akhir pembelajaran. Kemudian, aktivitas pembelajaran
dirancang untuk mencapai tujuan tersebut. Pemilihan materi pembelajaran yang relevan
untuk mencapai pemahaman yang mendalam menjadi langkah berikutnya. UBD juga
mendorong rencana pembelajaran mundur, yaitu memulai dengan menentukan hasil
akhir yang diinginkan dan kemudian merencanakan pembelajaran yang mendukung
pencapaian tujuan tersebut.

2. Analisis Implementasi UBD di Indonesia

Di Indonesia, implementasi UBD dalam kurikulum pendidikan sedang berkembang.


Sejumlah sekolah dan lembaga pendidikan mulai mengadopsi pendekatan UBD dalam
perancangan kurikulum mereka. Namun, ada beberapa tantangan dalam menerapkan
UBD. Salah satunya adalah persiapan guru. Banyak guru memerlukan pelatihan dan
dukungan yang lebih untuk mengintegrasikan UBD dalam praktik pengajaran mereka.
Selain itu, perubahan budaya pembelajaran yang lebih berorientasi pada pemahaman
dan pemecahan masalah dibutuhkan untuk mendukung implementasi UBD.

3. Hasil Pembelajaran yang Diharapkan dalam Kerangka UBD

Penerapan UBD bertujuan untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih mendalam.
Hasil yang diharapkan dalam kerangka UBD melibatkan pemahaman konsep,
kemampuan berpikir kritis, penerapan pengetahuan dalam konteks nyata, serta
keterampilan pemecahan masalah. UBD membantu siswa mengembangkan pemahaman
yang lebih mendalam tentang materi pelajaran daripada sekadar menghafal fakta. Ini
memberikan pondasi yang kuat untuk penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-
hari dan situasi dunia nyata.

4. Peran Guru dalam Implementasi UBD

Peran guru dalam implementasi UBD sangat penting. Guru harus berperan sebagai
desainer pembelajaran yang merencanakan pengalaman pembelajaran yang bermakna.
Mereka perlu memahami tujuan akhir dari pembelajaran dan merancang aktivitas yang
mendukung pencapaian tujuan tersebut. Selain itu, guru harus memberikan dukungan
dan bimbingan kepada siswa selama proses pembelajaran. Peran guru bukan hanya
sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang
mendorong pemahaman yang mendalam.

Dalam kesimpulan, Understanding by Design (UBD) adalah pendekatan yang


berorientasi pada pemahaman siswa. Implementasi UBD dalam kurikulum pendidikan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa dengan
pemahaman yang mendalam. Meskipun tantangan mungkin ada, langkah ini menuju
peningkatan pendidikan yang berkelanjutan. Dengan dukungan yang tepat, guru dan
lembaga pendidikan dapat mengoptimalkan pendidikan dengan pendekatan UBD yang
bermakna.
3. Dalam pendekatan Understanding by Design (UBD), pemahaman adalah aspek kunci
yang dikejar dalam proses pembelajaran. Berikut adalah lima hasil yang diinginkan
terkait dengan aspek pemahaman dalam UBD beserta bukti penilaiannya:
1. Mampu menjelaskan konsep dengan jelas:
Bukti Penilaian: Siswa dapat menjelaskan konsep-konsep yang diajarkan dalam
bentuk tulisan atau presentasi lisan. Contoh bukti penilaian bisa berupa esai,
presentasi, atau pemahaman konsep yang terbukti dalam percakapan.
2. Dapat mengidentifikasi hubungan dan keterkaitan antar konsep:
Bukti Penilaian: Siswa mampu menggambarkan bagaimana konsep-konsep terkait
dalam suatu konteks tertentu. Contoh bukti penilaian bisa berupa peta konsep atau
esai yang menjelaskan hubungan antar konsep.
3. Mampu menerapkan konsep dalam situasi dunia nyata:
Bukti Penilaian: Siswa dapat menunjukkan kemampuan mereka dalam
menggunakan konsep dalam situasi praktis atau menghadapi masalah dunia nyata.
Contoh bukti penilaian bisa berupa studi kasus, proyek, atau simulasi.
4. Kemampuan berpikir kritis dan menganalisis informasi:
Bukti Penilaian: Siswa dapat menguraikan argumen, mengidentifikasi kelemahan
atau kekurangan dalam argumen, dan merumuskan pendapat berdasarkan analisis
yang kritis. Contoh bukti penilaian bisa berupa esai analisis atau diskusi kelompok.
5. Kemampuan membuat generalisasi dan abstraksi dari konsep yang dipelajari:
Bukti Penilaian: Siswa dapat menggeneralisasi konsep yang dipelajari ke konteks
yang lebih luas atau membuat abstraksi yang mendasarinya. Contoh bukti penilaian
bisa berupa esai yang meminta siswa untuk menerapkan konsep ke situasi yang
berbeda atau merumuskan prinsip-prinsip umum.

Bukti penilaian ini dapat disesuaikan dengan subjek dan tujuan pembelajaran yang
spesifik. Tujuan utama dari bukti penilaian adalah untuk mengukur pemahaman siswa
dan kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan secara efektif dalam berbagai
konteks.

Anda mungkin juga menyukai