Anda di halaman 1dari 8

NAMA : INA SUBEKTI

NPM : 2313061474

KELAS : B/Matematika

UTS Perancangan dan Pengembangan Kurikulum

1. Setelah Anda memahami tentang backward design dalam UbD, tentulah


ditemukan sebuah pola yang berbeda dari yang selama ini dilaksanakan dalam
pembelajaran. Untuk itu analisis apa perbandingan dari implementasi
kurikulum menggunakan UbD dengan model pengembangan kurikulum lainnya
(Tyler, Taba, Oliva). Tunjukkan dalam bentuk tabel!

Jawab:

Perbedaan dengan penjelasan mengenai backward design dalam


UbD(Understanding by Design) dengan model pengembangan kurikulumlain seperti
Tyler, Taba, dan Oliva:

Teori Penjelasan
UbD Understanding by Design pada umumnya disebutdesain
“Backward” disebut desain terbaik karenapada
perencanaan pembelajaran dilakukan dengan urutan
terbaik, yaitu: menentukan tujuan,menentukan
instrument, dan merencanakanprosedur pembelajaran
sedangkan, padapraktiknya umumnya, tahapan yang
dilakukanyaitu: menentukan tujuan, merancang
prosedurpembelajaran dan menentukan evaluasi
daninstrument. Understanding by design adalahsebuah
pendekatan pembelajaran yangmeningkatkan pemahaman
secara mendalam danketerlibatan siswa dalam pendekatan
ini berfokuspada proses pembangunan pemahaman.
Backwarddesign adalah suatu cara yang dipakai
dalampendekatan understanding by design.
Backwarddesign dalam UbD memiliki perbedaan
signifikandengan model pengembangan kurikulum
lain,karena fokus utamanya adalah pada hasil akhiryang
ingin dicapai.
Tyler Pengembangan kurikulum Tyler lebih bersifatbagaimana
merancang suatu kurikulum, sesuaidengan tujuan dan
misi suatu institusi Pendidikandengan demikian, model
ini tidak menguraikanpengembangan kurikulum dalam
bentukLangkah- langkah konkrit atau tahapan-
tahapansecara rinci. Tyler hanya memberikan dasar-
dasarpengembangan saja. Ada empat hal yang
dianggapfundamental untuk mengembangkan
kurikulum,yaitu:
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan pengalaman belajar
3. Mengorganisasi pengalaman belajar
4. Evaluasi
Model Tyler menekankan pada perencanaankurikulum
yang sistematis dan berdasarkan tujuandan objektif
pembelajaran. Namun, model ini lebihfokus pada proses
dan tidak menekankan padahasil akhir.
Taba Taba berpendapat bahwa kurikulum seharusnya didesain
oleh para guru seharusnya memulai prosespengembangan
kurikulum dengan desainunit-unit pembelajaran di
sekolah bukan daridesain umum yang luas. Model
pengembangan kurikulum Taba memuat 5
langkahpengembangan, yaitu :
1. Membuat unit- unit eksperimen
2. Menguji coba unit eksperimen untukmemperoleh data
dalam rangkamenemukan validitas dan
kelayakanpenggunanya
3. Merevisi dan mengkonsolidasi unit-uniteksperimen
berdasarkan data yangdiperoleh dalam uji coba
4. Mengembangkan kerangka kurikulum
5. Implementasi dan diseminasi yang telah teruji
Model Taba menekankan pada pembelajaransebagai suatu
proses interaksi antara guru dansiswa. Model ini
menekankan pada kegiatan danstrategi pembelajaran,
namun tidak menekankanpada tujuan dan hasil akhir
Oliva Model pengembangan kurikulum Oliva merupakanmodel
pengembangan kurikulum deduktif yangmenawarkan
sebuah proses pengembangankurikulum sekolah secara
lengkap. OlivaMenyusun suatu kurikulum yang
memenuhi tigakriteria, yaitu: sederhana, komprehensif,
dansistematik.Model tersebut digambarkan dalam bentuk
segiempat dan lingkaran. Segi empat
menggambarkantentang proses perencanaan,
sedangkanlingkungan menggambarkan proses
operasional.Model Oliva menekankan pada
pengembangankurikulum sebagai suatu proses kontinu
yangmelibatkan analisis dan evaluasi secara
berkala.Model ini menekankan pada proses
perencanaan,implementasi, dan evaluasi, namun
tidakmenekankan pada tujuan dan hasil akhir
2. Jelaskan dalam bentuk artikel pendapat Anda terkait kurikulum menggunakan
kerangka UbD. Anda dapat membahas terkait beberapa hal berikut:

a. Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran.

b. Analisis implementasi UbD di Indonesia.

c. Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam


kerangka UbD.

d. Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD.

Anda dapat mengembangkan topik tersebut sesuai dengan hal-hal yang sudah anda dapatkan
selama proses perkuliahan maupun rujukan sumber lainnya. Selain itu sertakan rujukan yang
sesuai dalam artikel yang anda kembangkan.

Jawab:

a. Menurut saya bahwasanya UbD atau Understanding by Design adalah metode


perencanaan pembelajaran yang memfokuskan pada hasil akhir yang ingin dicapai atau
tujuan pembelajaran (Wiggins & McTighe, 2006). Ada beberapa langkah-langkah yang
harus diperhatikan dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu mulai dari merumuskan tujuan,
mengembangkan aktivitas pembelajaran, hingga mengevaluasi hasil belajar. Lalu
bagaimana UbD dapat diimplementasikan dalam pembelajaran? Berikut ini adalah
langkah-langkah dasar dalam mengimplementasikan UbD dalam pembelajaran:

- Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran harus jelas,
spesifik, dan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai,

- Mengidentifikasi konsep atau prinsip dasar yang akan diajarkan. Konsep ini
merupakan pemahaman yang harus dimiliki siswa setelah proses pembelajaran selesai,

- Membuat asumsi tentang keterampilan yang dimiliki siswa sebelum memulai


pembelajaran. Hal ini akan membantu guru untuk menentukan tingkat kesulitan materi
yang akan diajarkan,

- Membuat aktivitas pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan


pembelajaran. Aktivitas pembelajaran ini harus menantang, menyenangkan, dan mampu
membangun keterampilan siswa, dan Membuat sistem evaluasi untuk mengukur seberapa
baik siswa mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi ini bisa berupa ujian tertulis,
presentasi, atau proyek terstruktur.

Dalam pengimplementasian Kerangka Kerja Kurikulum Understanding by Design


(UbD) Understanding by Design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang
meningkatkan pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa, desain pembelajaran ini
berorientasi dari hasil belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian dan
pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut Wiggins
McTinghe desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward
design, dimana suatu rancangan pembelajaran disusun dari belakang yaitu berawal dari
penentuan tujuan pembelajaran kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Desain ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ubd dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan
rancangan pembelajaran backward design.

UbD dapat diimplementasikan dalam pembelajaran dan memberikan dampak


positif bagi beberapa pihak di satuan pendidikan, berikut penjabarannya:

a. Dampak positif untuk siswa:

1. Siswa dapat berpikir kritis dan logis.

2. Siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran karena menggunakan kurikulum


berbasis pertanyaan.

3. Melatih siswa untuk melakukan pembelajaran yang tidak hanya menghafal.

b. Dampak positif untuk guru :

1. Pada pembelajaran Understanding by Design guru dapat membuat tujuan akhir


jangka pendek sehingga tujuan yang dapat dicapai secara efisien.

2. Guru dapat menyusun, materi, assessment, dan juga mendesain pembelajaran lebih kreatif.
3. Guru akan lebih termotivasi untuk membuat rencana pembelajaran sesuai dengan
mendukung pemahaman materi yang akan dicapai.

c. Dampak positif untuk Lembaga:

1. Desain dari Ubd yaitu dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran karena sistem yang dibuat sesuai dengan keadaan siswa dan juga
lingkungan sekolah.

2. Pada Ubd sudah dibuat rancangan mengenai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang mengenai penyusunan materi dan juga assessment sehingga kualitas dari
pembelajaran akan lebih baik.

b. Implementasi understanding by design di Indonesia masih mengalami beberapa


kendala seperti kurangnya kesadaran tentang pentingnya pendekatan ini, kurangnya
sumber daya manusia yang memahami dan mampu menerapkannya, belum adanya
sistem pendidikan yang mengakomodir implementasinya, serta masih kurangnya
kesadaran tentang peran guru dalam proses pembelajaran. Namun, ada beberapa
sekolah di Indonesia yang sudah menerapkan pendekatan ini dengan melakukan
pelatihan bagi guru-gurunya dan membangun sistem pendidikan yang mendukung
implementasinya.

c. Hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD yaitu berupa
kompetensi yang terukur dan dapat diobservasi, misalnya kemampuan menulis esai,
menyajikan presentasi, atau menyelesaikan masalah matematis. Hasil pembelajaran ini
harus terukur dengan jelas agar dapat dijadikan target yang ingin dicapai oleh peserta
didik. Selain itu, hasil pembelajaran yang diharapkan juga harus relevan dengan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran, serta sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

d. Peran guru dalam implementasi pendekatan UbD sangat penting, karena guru
merupakan pemimpin proses pembelajaran dan bertanggung jawab atas keberhasilan
implementasi pendekatan ini. Peran guru dalam implementasi pendekatan UbD
diantaranya: menyusun rencana pembelajaran yang terfokus pada tujuan dan hasil yang
diinginkan, menyusun kegiatan pembelajaran yang tepat, menyiapkan asesmen yang tepat,
melakukan observasi dan evaluasi terhadap proses dan hasil pembelajaran, memfasilitasi
proses pembelajaran, membimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar,
membantu peserta didik dalam mengembangkan minat dan bakat, serta menjadi role
model bagi peserta didik.

3. Rumuskanlah lima hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek pemahaman


dalam UbD serta tentukan bukti penilaiannya?

Jawab:

Di bawah ini merupakan lima hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek
pemahaman dalam UbD.

a. Mampu menjelaskan artinya peserta didik dapat dinyatakan paham akan sesuatu
apabila mereka dapat mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun
hubungan antartopik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan
alasan/cara/prosedur, menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan
mempertahankan pendapatnya.

Kemampuan Menjelaskan:

Akurat Peserta didik mampu mejelaskan kebijakan ekonomi moneter


dan fiskal dengan tepat.

Koheren Peserta didi mampu menjelaskan kebijakan ekonomi moneter


dan fiskal secara koheren antara teks (soal essay) dan tuturan
(presentasi dan menjawab pertanyaan)

Dibenarkan Peserta didik mampu menjelaskan kebijakan ekonomi monter


dan fiskal sesuai dengan teori.

Sistematis Peserta didik dapat menjelaskan kebijakan ekonomi moneter


dan fiskal secara runtut.

Prediktif Peserta didik mampu menjawab pertanyaan apersepsi sebagai


bentuk prediktif materi pada kegiatan inti.
b. Mampu menafsirkan: peserta didik dapat dinyatakan paham akan sesuatu apabila
mereka mampu menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Menafsirkan juga berarti
memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media
lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang
telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Kemampuan Menafsirkan:

Bermakna Peserta didik mampu memaknai pembelajaran


dengan karakter profil pelajar Pancasila.

Berbagai wawasan Peserta didik mampu berbagi wawasan dengan


teman sejawat.

signifikan peserta didik mampu meningkatkan kemampuan dan


pengetahuan secara signifikan

Ilustratif Peserta didik mampu memahami pembeljaran dengan


analogi dan logika.

Membuat jelas Peserta didik mampu menginterpretasi materi dan


mencapai pemahaman.

c. Mampu menerapkan: peserta didik dapat dinyatakan paham akan sesuatu apabila
mereka mampu menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau
sebuah simulasi (menyerupai kenyataan).

Kemampuan Menerapkan:

Efektif Peserta didik mampu mengaplikasikan materi kebijakan


ekonomi moneter dan fiskal dalam kehidupan sehari-hari

Efisien Peserta didik mampu memahami memahami kegunaan belajar


kebijakan ekonomi moneter dan fiskal dalam kehidupan.

Fasih Peserta didik mampu menjelaskan penerapan kebijakan


ekonomi dengan lancar.

Adaptif Peserta didik mampu menyelesaikan soal adaptif dari kasus yang
sedang hangat dalam masyarakat.

Anggun Peserta didik mampu mengikuti pembelajaran dengan


semangat dan tertib.
d. Memiliki perspektif: peserta didik dapat dinyatakan paham akan sesuatu apabila mereka
mampu melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda. Peserta didik dapat
menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi
yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Kemampuan perspektif:

Kredibel Peserta didik mampu meningkatkan kemapuan dan


pemahaman untuk menuju kredibilitas pelajar Pancasila

Mengungkap Peserta didik mampu mengungkap kasus yang disajikan oleh


guru.

Wawasan Peserta didik diharapkan mampu meningkatkan wawasan


setelah pembelajaran kebijaka ekonomi selesai.

Masuk akal Peserta didik diharapkan mempunyai prespektif terkait


kebijakan ekonomi yang masuk akal atau bersilogis.

Tidak biasa Peserta didik diharapkan mampu berfikir yang out of the box
sebagai pencapaian profil pelajar Pancasila bernalar kritis.

e. Mampu berempati: peserta didik dapat dinyatakan paham akan sesuatu apabila mereka
mampu menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain
dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Mereka juga mampu
menemukan nilai (value) dari sesuatu.

Kemampuan berempati:

Sensitive Peserta didik diharapkan mampu mengembangan sifat


sensitifnya terhadap teman sebaya ketika pembelajaran
maupun diluar pembelajaran.

Terbuka Peserta didik mampu bersikap terbuka dan toleransi dengan


semua warga kelas secara khusus ketika pembelajaran
berlangsung.

Reseptif Peserta didik mampu merumuskan cara belajar yang efektif


untuk mencapai pemahaman secara mandiri.

Perspektif Peserta didik mampu mengungkapkan perspektifnya


secara terbuka dan menghargai perspektif orang lain.

Taktis Peserta didik mampu berfikir secar taktis.


Referensi: Wiggins, G., & McTighe, J. (2006). Understanding by design (2nd ed).
Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.

Anda mungkin juga menyukai