Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau
sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran. Uraian
atau penjelasan menunjukkan bahwa suatu model desain pembelajaran menyajikan bagaimana
suatu pembelajaran dibangun atas dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi,
komunikasi, sistem dan sebagainya.
Model pengembangan desain pembelajaran terdapat beraneka ragam jenisnya, yang dari
masing-masing model pengembangan desain pembelajaran mempunyai kekurangan dan
kelebihan. Dengan adanya beraneka ragam jenis model pengembangan desain pembelajaran
memberikan kesempatan yang luas bagi para pengajar untuk memilih model pengembangan
desain pembelajaran yang sesuai dengan ilmu atau pengetahuan yang mereka bina. Model-
model pengembangan desain pembelajaran yang sudah ada selalu mengalami perubahan-
perubahan. Hal ini memberi inspirasi para ahli pendidikan untuk mengembangkan model-model
desain pembelajaran yang sudah ada dengan menciptakan model-model turunan dari model
pengembangan desain yang sudah ada. Dengan semakin berkembangnya model-model
pengembangan desain pembelajaran akan mampu menghadapi perubahan zaman yang
memerlukan desain pengembangan model yang semakin kreatif dan inovatif.
Dengan semakin beragamnya model pengembangan desain pembelajaran, menarik untuk
dikaji pada setiap masing-masing model pengembangan desain pembelajaran. Antara satu model
pengembangan desain pembelajaran dengan lainnya pastinya memiliki ciri khusus yang
menjadikan keunikan tersendiri pada model-model pengembangan desain pembelajaran tersebut.
Untuk mengetahui keunikan pada masing-masing model pengembangan desain pembelajaran
dapat dilakukan dengan mendeskripsikan dan menganalisis, kemudian setelah itu, dilakukan
perbandingan pada model yang di deskripsikan dan dianalisis. Dari hasil perbandingan dapat
diketahui kelebihan dan kekurangan pada masing-masing model pengembangan desain
pembelajaran serta keunikan yang dimiliki oleh model desain pembelajaran terkait.
Dalam dunia pendidikan banyak sekali masalah yang sering kita jumpai
baik dalam materi ataupun prakteknya. Salah satunya yakni masalah

1
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan
penting yang harus dilakukan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran.
Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan
komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat
tujuan. Karena itu, ia harus dipersiapkan secara cermat. Seorang guru selain
dituntut untuk memiliki ilmu yang cukup untuk mengajar dan komunikatif,
guru juga harus memiliki rancangan-rancangan perencanaan pembelajaran
agar materi yang disampaikan menjadi terarah dan mudah dimengerti oleh
murid-muridnya.
Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana,
model, pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta
fasilitas lain yang dibutuhkan yang tersusun secara sitematis agar terjadi
proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Di dalam perencanaan pembelajaran
terdapat terdapat berbagai model-model yang salah satunya akan kami
jabarkan, yaitu Model Banathy.
Model pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan
pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri
dari 6 jenis kegiatan. Desain model banathy ini bertitik tolak dari pendekatan
sistem, yang mencakup enam komponen yang saling berinterelasi dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
serta menjadi acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah model desain pembelajaran Bela H Banathy?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan model desain pembelajaran Bela H Banathy?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model desain pembelajaran Bela H Banathy
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model desain pembelajaran Bela H Banathy.

D. Batasan Masalah

2
Agar masalah yang dikemukakan terarah pada sasaran, maka perlu pembatasan yaitu
konsep model desain pembelajaran serta kelebihan dan kekurangan model desain pembelajaran
Bela H Banathy.

E. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini, yaitu: dapat menambah
ilmu pengetahuan khususnya mengenai model desain pembelajaran Bela H Banathy, serta dapat
dijadikan referensi atau bahan dalam mempelajari penerapan dalam proses pembelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pembelajaran

3
Pembelajaran atau perencanaan adalah upaya untuk membelajarkan
siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan
metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada
dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori
untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar
dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Untuk itu pembelajaran
sebagaimana disebut oleh Dengeng (1989), Reigeluth (1983) sebagai suatu
disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran
dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif, sedangkan rancangan
pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori
pembelajaran preskriptif.

B. Pengertian Model Desain Pembelajaran Banathy


Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy.
Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni
pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar
mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak
komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk
mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model pengembangan sistem
pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6
jenis kegiatan. Model desain ini bertitik tolak dari pendekatan sistem (system
approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling
berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Pada langkah terakhir para pengembang diharapkan dapat
melakukan perubahan dan perbaikan sehingga tercipta suatu desain yang
diinginkan. Model ini tampaknya hanya diperuntukan bagi guru-guru di

4
sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus
dengan mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah disiapkan
dalam sistem.
Komponen-komponen tersebut menjadi dan merupakan acuan dalam menetapkan langkah-
langkah pengembangan, sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan (formulate objectives)
2. Mengembangkan tes (develop test)
3. Menganalisis tugas belajara (analyzing learning task)
4. Mendesain system pembelajaran (design system)
5. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output)
6. Melakukan perubahan untuk perbaikan (change to improve)

C. Tahapan Model Desain Pembelajaran Bela H Banathy

Tahap 1: Merumuskan Tujuan (Formulate Objectives)


Yang kita harapkan pada tahap pertama dapat dikerjakan oleh siswa :
1) Maksud sistem
Identifikasi masalah merupakan proses membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan
yang seharusnya. Hasilnya akan menunjukkan kesenjangan antara kedua keadaan tersebut.
Kesenjangan ini disebut kebutuhan (needs). Bila kesenjangan ke dua keadaan tersebut besar,
kebutuhan itu perlu diperhatikan atau di selesaikan. Kebutuhan yang besar dan di tetapkan untuk
diatasi itu di sebut masalah, sedangkan kebutuhan yang lebih kecil mungkin untuk sementara
atau seterusnya diabaikan. Ia merupakan kebutuhan yang tidak dianggap sebagai masalah. Hasil
akhir dari identifikasi masalah adalah perumusan tujuan umum, dalam model desain
pembelajaran menurut Banathy menggunakan istilah maksud sistem.

2) Spesifikasi tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah
menyelesaikan proses belajar dan merupakan tujuan yang bermanfaat bagi peserta didik. Tujuan
ini kemudian diuraikan menjadi tujuan-tujuan khusus, yaitu tujuan yang lebih rinci dan spesifik.
Selanjutnya tujuan khusus ini disusun dalam urutan yang logis. Atas dasar tujuan inilah isi
pelajaran dipilih dan disajikan kepada peserta didik kelak. Dalam Model Banathy menggunakan
istilah spesifikasi tujuan.

5
3) Tes acuan patokan
Tes acuan patokan dalam istilah umum adalah pembuatan prototipe. Pembuatan prototipe
merupakan permulaan produksi untuk menghasilkan barang yang sesungguhnya. Di samping itu,
pada kesempatan ini pula dimulai pengembangan desain evaluasi dan permulaan reviu teknis
terhadap sistem tersebut oleh para ahli serta penyusunan tes yang akan digunakan untuk
mengukur perilaku peserta didik, baik sebelum maupun setelah uji coba nanti.

Tahap 2 : Mengembangkan Tes (develop test)


Tahap kedua Mengembangkan tes yang didasarkan pada tujuan yang diinginkan dan
digunakan untuk mengetahui kemampuan yang diharapkan dapat di capai sebagai hasil dari
pengalaman belajarnya. Dengan mengembangkan tes pada tahap awal bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Siswa yang sekolah masing-masing sudah memiliki
kemampuan awal yang berbeda-beda yang di dapatkan sebelum masuk sekolah . Sehingga, salah
apabila menganggap siswa kosong dan tidak memiliki kemampuan awal sebelum peserta didik
masuk sekolah.

Tahap 3 : Menganalisis Kegiatan Belajar (analyze learning task)


Dalam menganalisis kegiatan belajar menggunakan hasil pengembangan tes yang
dilakukan pada tahap kedua, yaitu berupa kemampuan awal siswa. Kemampuan awal siswa di
analisis atau di nilai. Dari analisis kemampuan awal siswa akan di ketahui apa yang perlu di
pelajari dan yang tidak perlu di pelajari. Kemampuan yang sudah dimiliki oleh siswa tidak perlu
di pelajari, hal yang perlu dipelajari kemampuan yang belum dimiliki atau di kuasai oleh siswa.
Sehingga akan lebih efektif dan efisisen dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini dirumuskan
untuk:
1. Menentukan tugas-tugas belajar
2. Menilai kompetensi masukan
3. Melakukan tes masukan
4. Mengidentifikasi dan karakterisasi tugas-tugas belajar yang aktual.

Tahap 4 : Mendesain sistem Instruksional (design system)

6
Setelah itu di pertimbangkan alternatif-alternatif dan identifikasi apa yang harus dikerjakan
untuk menjamin bahwa siswa akan menguasai kegiatan-kegiatan yang telah di analisis pada
tahap 3 (hal ini di sebut oleh Banathy dengan istilah function analysis). Juga perlu di tentukan
siapa atau apa yang mempunyai potensi paling baik untuk mencapai fungsi-fungsi tersebut
(disebut component analysis) dan di tentukan pula kapan dan dimana fungsi-fungsi tersebut
harus dilaksanakan (disebut design of the system)
Tahap mendesain sistem intruksional merupakan penentuan metode dan media intruksional
yang sangat penting untuk memungkinkan peserta didik mencapai tujuan intrusional, yang
meliputi:
1. Analisis fungsi, isi dan urutan
2. Analisis komponen
3. Distribusi fungsi antar komponen
4. Penjadwalan
Metode yang diidentifikasi dapat lebih dari satu, atau beberapa alteratif metode, karena
dalam uji coba ada kemungkinan metode yang digunakan tidak efektif sehingga perlu diganti
dengan metode lain.

Tahap 5 : Melaksanakan Kegiatan dan Mengetes Hasil


Dalam tahap melaksanakan dan mengetes hasil ini, sistem yang sudah di desain sekarang
dapat di ujicobakan atau di tes dan di laksanakan. Apa yang dapat dilaksanakan atau dikerjakan
siswa sebagai hasil implementasi sistem, harus di nilai agar dapat di ketahui seberapa jauh siswa
telah menunjukan tingkah laku seperti yang dimaksudkan dalam rumusan tersebut.

Tahap 6 : Mengadakan perbaikan (change to improve)


Berdasakan hasil yang diperoleh dari interpretasi data hasil uji coba revisi dilakukan dari
revisi kecil sampai revisi total. Untuk mengakhiri uji coba ulang yang kemudian akan di
implementasikan harus di ambil suatu keputusan. Hasil-hasil yang diperoleh dari evaluasi
merupakan umpan balik (feedback) untuk keseluruhan sistem sehingga perubahan-perubahan,
jika di perlukan dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem instruksional.
Kendatipun 6 komponen tersebut tampaknya sangat sederhana, namun untuk
mengembangkan rancangan sistem pembelajaran model ini memerlukan kemampuan akademik
yang cukup tinggi serta pengalaman yang memadai serta wawasan yang luas. Selain dari itu,
proses pengembangan suatu sistem menuntut partisipasi pihak-pihak terkait, seperti kepala
7
sekolah, administrator, supervisor dan kelompok guru, sehingga rancangan kurikulum yang
dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di sekolah dan dapat diterapkan dalam sistem
sekolah.

D. Kelebihan dan Kelemahan Model Perencanaan Bela H. Banathy


Dalam model pembelajaran Banathy ada beberapa kelebihan dan
kelemahannya, yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan
Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
a. Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum
maupun tujuan khusus yang lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan
arah yang harus dicapai peserta didik.
b. Mengembangkan kriteria test yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia
alat untuk menilai keberhasilannya.
c. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan apa
yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa dalam
rangka mencapai tujuan belajar). Kemampuan awal siswa harus di
analisis atau dinilai agar mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah
mereka kuasai.
d. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Jadi
model ini didasarkan pada hasil test peserta didik.
e. Langkah-langkahnya yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih efektif
untuk membuatnya.

2. Kelemahan
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model Perencanaan Bela H.
Banathy ini antara lain:
a. Sedikit langkah sehingga dikhawatirkan akan tidak efisien.
b. Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh anak
didik sehingga mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang bisa lupa
apabila tidak pernah di kaji ulang.

8
E. Pembelajaran dengan Menggunakan Model Bela H.Banathy
Dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa diperlukan adanya interaksi dari
kedua eleman tersebut. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan berproses pada suatu
tujuan yang ingin di capai, dan tujuan tersebut mengarah kepada pendidikan yang telah
ditetapkan.
Menurut WS. Winkel desain instruksional dianggap sebagai pendekatan sistem (system
approach), yaitu pola tertentu untuk mengembangkan suatu program aksi yang akan mencapai
tujuan tertentu menurut langkah-langkah kerja tertentu pula yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, kontrol pelaksanaan, dan evaluasi.
Desain instruksional atau pembelajaran adalah alat yang dapat membantu seseorang untuk
belajar dan merupakan sistem instruksional yang harus mempunyai pangkat komponen atau
unsur-unsur saling berinteraksi satu sama lain menuju ke satu arah yang telah ditetapkan. Ada
beberapa model yang sudah biasa dikembangkan di Negara maju yang bersumber dari desain
instruksional, diantaranya adalah model Bela H. Banathy atau sering disebut model Banathy.
Pengembangan sistem instruksional model Banathy dapat diformulasikan dalam enam
langkah,sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan, yaitu merumuskan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik
setelah mengikuti program pengajaran tertentu.
2. Mengembangkan tes, yaitu mengembangkan evaluasi yang didasarkan pada tujuan
instruksional yang telah dirumuskan.
3. Menganalisis kegiatan belajar, yaitu dengan merumuskan kegiatan belajar mengajar yang
harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
4. Mendesain sistem instruksional, yaitu dengan menerapkan jadwal dan tempat masing-
masing komponen instruksional. Sebuah komponen instruksional yang telah dirumuskan
ditetapkan sebagai suatu system pengajaran.
5. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil, yaitu mengujicobakan dan melaksanakan, selain
itu juga perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai terhadap peserta
didik.
6. Mengadakan perbaikan, yaitu Mengevaluasi hasil yang diperoleh sebagai umpan balik (feed
back) dalam rangka mengadakan perbaikan terhadap sistem instruksional.

9
F. Hubungan Pembelajaran yang Menggunakan Model Bela H. Banathy dengan Hasil
Belajar.

Proses belajar mengajar antara guru dan murid diperlukan adanya interaksi dari kedua
elemen tersebut. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan berproses yang
berorentasi pada suatu tujuan yang ingin dicapai, dan tujuan tersebut harus mengarah pada tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dan tujuan tersebut harus mengarah pada tujuan pendidikan yang
telah di tetapkan. Salah satu tujuan pendidikan adalah hasil belajar siswa bagus, karena hasil
belajar merupakan salah satu yang dapat mencerminkan sudah sejauh mana tujuan belajar yang
diharapkan. Menurut Djamara Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar adalah penguasan
yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan
yang ditetapkan. Menurut WS.Winkel desain instruksional dianggap sebagai pendekatan sistem
(system approach),yaitu pola tertentu untuk mengembangkan suatu kerja tertentu pula yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan, kontrol pelaksanaan dan evaluasi. Unsur-unsur di dalam
desain instruksional secara umum adalah sebagai berikut:
1. Tujuan mengajar yang diharapkan.
2. Materi atau bahan pelajaran yang akan diberikan.
3. Staragi atau metode mengajar yang akan diterapkan.
4. Prosedur evaluasi.
Salah satu model yang sudah biasa dikembangkan di Negara maju yang bersumber dari
desain intsruksional, diantaranya adalah model Bela H.Banathy atau sering disebut Model
Bhanathy

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal antara lain:
1. Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy.
Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni
pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar
mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas
banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik
untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
2. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada model perencanaan ini.
Kelebihannya antara lain: Mampu menganalisis dan merumuskan tujuan
instruksional dengan lebih spesifik, Mengembangkan kriteria tes yang
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, Menganalisis kemampuan
awal siswa, Mengadakan hasil perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan
hanya terdiri beberapa langkah sehingga bisa melakukan perencanaan
dengan efektif.Sedangkan kelemahan dari model ini adalah: Sedikit
langkah sehingga di khawatirkan akan tidak effesien dan Model ini
cenderung fokus pada materi yang belum dikuasai oleh peserta didik.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan maka kami menyarankan kepada pembaca agar sekiranya dapat
menjadikan makalah ini sebagai acuan dalam memahami model desain pembelajaran Bela H
Banathy, serta dapat menjadikan makalah ini sebagai salah satu acuan untuk meningkatkan
keterampilan dalam proses pembelajaran.

11
12

Anda mungkin juga menyukai