MK PERENCANAAN PENGAJARAN A. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan bangunan awal sebuah proses pembelajaran. Sebagai bangunan awal proses pembelajaran, perencanaan harus dibuat dengan memperhatikan input dan output yang hendak dicapai sekaligus didalamnya memuat aktifitas atau proses untuk mencapainya. PengertianPerencanaan Pembelajaran Perencanaan merupakan proses pendefinisian tujuan dan bagaimana untuk mencapainya. Drs. Atang Widjaja Tunggal membagi perencanaan menjadi dua, yaitu perencanaan formal (formal planning) dan perencanaan tidak formal (informal Planning). Perencanaan tidak formal merupakan proses secara intuitif memutuskan tujuantujuan dan aktifitas-aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, tanpa penyelidikan yang kaku dan sistematis. Sedangkan perencanaan formal adalah proses eorang tersebut membuat sistem yang akan menjadi format aktifitas dalam mewujudkan sebuan tujuan. Pengertian Pendekatan Sistem Pendekatan adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa, untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Berbagai Pendekatan Sistem
Berbagai pendekatan sistem menurut para ahli : 1. Pendekatan sistem Gagne & Briggs (1979) Perancangan instruksional adalah seni dan merupakan pengetahuan terapan, menciptakan metode yang efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. 2. Gropper Gropper memberikan ide bagaimana menstrukturkan kegiatan latihan pada urutan yangmudah ke yang sukar dengan memanipulasi perlakuan alat atau pencapaian pemberian isyarat yang diberikan, size unit perilaku untuk 1 | Tu g a s 5
dilatih, mode stimulus dan respon yang dipersyaratkan dan
variasi, isi, dan frekuensi latihan. Dia memberikan petunjuk untuk menggunakan variasi pada tingkat yang berbeda dalam urutan pembelajaran 3. Case dan Breiter Sementara itu Case dan Breiter mempermasalahkan bahwa pendekatan yang dikemukakan oleh Gagne akan bekerja baik untuk beberapa hal, tidak seluruh situasi pembelajaran dan kegagalannya secara khas benar, terhadap satu dari dua masalah. B. Analisis Sistem Dalam Perencanaan Pembelajaran o Pengertian Analisis Sistem Analisi sistem adalah sebuah cara yang dipilih dan digunakan untuk memecahkan atau mengatasi masalahmasalah dalam sebuah sistem sehingga didapatkan hasil yang lebih baik. Adapun beberapa alasan logis diperlukannya analisis sistem dalam sistem pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Proses problem solving. b. Implementasi ide dan teknologi kekinian c. Perbaikan-perbaikan sistem secara luas. Dalam melakukan analisis sistem, beberapa ahli telah memberikan petunjuk, di antaranya adalah pentujuk yang diberikan oleh Jogiyanto dan Quade yang dimuat dalam Azhar. Adapun langkah-langkah analisis sistem menurut Jogiyanto adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi masalah. b. Memahami kerja dari sistem yang ada. c. Menganalisis hasil penelitian d. Membuat laporan hasil analisis Setelah analisis hasil penelitian dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah membuat laporan penelitian secara sistematis yang menggambarkan proses kegiatan analisis secara komprehensif. Adapun langkah-langkah analisis sistem menurut Quade terbagi menjadi lima tahapan, yaitu : a. Rumusan (Fase Konsepsi) b. Pencarian (Fase Penelitian) c. Penilaian (Fase Analitik) d. Penelaahan (Fase Pertimbangan). e. Pemeriksaan (Fase Ilmiah). C. Model-model Perencanaan Pembelajaran Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli.Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model 2 | Tu g a s 5
berorientasi sistem, model berorientasi produk, modelprosedural dan
model melingkar.Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jampelajaran atau lebih. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. 1. Model Kemp Model sistem instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Mengembangkan sistem instruksional, menurut Kemp dari mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah, dan setiap komponen itu memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal. Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp adalah: 1. 2. 3. 4.
Menentukan tujuan intruksional umum
Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Menentukan tujuan intruksional khusus Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan intruksional khusus. 5. Mengadakan evaluasi. 2. Model ASSURE Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu: 1. Analisis Pelajar 2. Menyatakan Tujuan 3. Pemilihan Metode, media dan bahan 4. Penggunaan Media dan bahan 5. Partisipasi Pelajar di dalam kelas 6. Penilaian dan Revisi 3. Model ADDIE Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-ImplementEvaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni : 1. Analysis (analisa) 2. Design (disain / perancangan) 3. Development (pengembangan) 4. Implementation (implementasi/eksekusi) 5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
3 | Tu g a s 5
4. Model Hanafin and Peck
Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri dari pada tiga fase yaitu fase Analisis kebutuhan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. 5. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni: 1) Merumuskan tujuan, 2) Mengembangkan alat evaluasi, 3) Mengembangkan kegiatan belajar mengajar, 4) Mengembangkan program kegiatam pembelajaran 5) Pelaksanaan program.
D. Langkah-Langkah Perencanaandan Pengembangan
Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah tugas-tugas akademik yang mendorong siswa berunjuk kerja kearah pencapaian tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Kegiatan adalah apa yang dilakukan siswa, bukan apa yang dilakukan guru. Langkah-langkah perencanaan dan pengembangan pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Merumuskan tujuan khusus Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur. Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik. a. Domain kognitif b. Domain afektif c. Domain psikomotor 2. Memilih pengalaman belajar Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk 4 | Tu g a s 5
melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada
kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain. 3. Menentukan kegiatan belajar mengajar Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Pembelajaran Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing. 4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. 5.
Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.
6.
Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional