Anda di halaman 1dari 6

Nama : Louisa V.

F Ngantung
NIM

: 12 310 571

Kelas : E

Materi: Perencanaan & Pengembangan Pengajaran


MK PERENCANAAN PENGAJARAN
A. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan bangunan awal sebuah proses
pembelajaran. Sebagai bangunan awal proses pembelajaran, perencanaan
harus dibuat dengan memperhatikan input dan output yang hendak dicapai
sekaligus didalamnya memuat aktifitas atau proses untuk mencapainya.
PengertianPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan merupakan proses pendefinisian tujuan dan
bagaimana untuk mencapainya.
Drs. Atang Widjaja Tunggal membagi perencanaan menjadi
dua, yaitu perencanaan formal (formal planning) dan
perencanaan tidak formal (informal Planning). Perencanaan tidak
formal merupakan proses secara intuitif memutuskan tujuantujuan dan aktifitas-aktifitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut, tanpa penyelidikan yang kaku dan sistematis.
Sedangkan perencanaan formal adalah proses eorang tersebut
membuat sistem yang akan menjadi format aktifitas dalam
mewujudkan sebuan tujuan.
Pengertian Pendekatan Sistem
Pendekatan adalah seperangkat langkah operasional yang
direkayasa sedemikian rupa, untuk memecahkan masalah atau
untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berhubungan satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan
tertentu.

Berbagai Pendekatan Sistem


Berbagai pendekatan sistem menurut para ahli :
1.
Pendekatan sistem Gagne & Briggs (1979)
Perancangan instruksional adalah seni dan merupakan
pengetahuan terapan, menciptakan metode yang efisien
untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Gropper
Gropper memberikan ide bagaimana menstrukturkan
kegiatan latihan pada urutan yangmudah ke yang sukar
dengan memanipulasi perlakuan alat atau pencapaian
pemberian isyarat yang diberikan, size unit perilaku untuk
1 | Tu g a s 5

dilatih, mode stimulus dan respon yang dipersyaratkan dan


variasi, isi, dan frekuensi latihan. Dia memberikan petunjuk
untuk menggunakan variasi pada tingkat yang berbeda
dalam urutan pembelajaran
3. Case dan Breiter
Sementara itu Case dan Breiter mempermasalahkan bahwa
pendekatan yang dikemukakan oleh Gagne akan bekerja
baik untuk beberapa hal, tidak seluruh situasi
pembelajaran dan kegagalannya secara khas benar,
terhadap satu dari dua masalah.
B. Analisis Sistem Dalam Perencanaan Pembelajaran
o Pengertian Analisis Sistem
Analisi sistem adalah sebuah cara yang dipilih dan
digunakan untuk memecahkan atau mengatasi masalahmasalah dalam sebuah sistem sehingga didapatkan hasil yang
lebih baik.
Adapun beberapa alasan logis diperlukannya analisis
sistem dalam sistem pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Proses problem solving.
b. Implementasi ide dan teknologi kekinian
c. Perbaikan-perbaikan sistem secara luas.
Dalam melakukan analisis sistem, beberapa ahli telah
memberikan petunjuk, di antaranya adalah pentujuk yang
diberikan oleh Jogiyanto dan Quade yang dimuat dalam Azhar.
Adapun langkah-langkah analisis sistem menurut Jogiyanto
adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Memahami kerja dari sistem yang ada.
c. Menganalisis hasil penelitian
d. Membuat laporan hasil analisis
Setelah analisis hasil penelitian dilakukan, maka tahapan
berikutnya adalah membuat laporan penelitian secara sistematis
yang menggambarkan proses kegiatan analisis secara
komprehensif.
Adapun langkah-langkah analisis sistem menurut Quade terbagi
menjadi lima tahapan, yaitu :
a. Rumusan (Fase Konsepsi)
b. Pencarian (Fase Penelitian)
c. Penilaian (Fase Analitik)
d. Penelaahan (Fase Pertimbangan).
e. Pemeriksaan (Fase Ilmiah).
C. Model-model Perencanaan Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang
dikemukakan oleh para ahli.Secara umum, model desain pembelajaran
dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model
2 | Tu g a s 5

berorientasi sistem, model berorientasi produk, modelprosedural dan


model melingkar.Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk
mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan
setiap dua jampelajaran atau lebih. Model berorientasi produk adalah
model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk,
biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran,
multimedia pembelajaran, atau modul.
1. Model Kemp
Model sistem instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak
ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses
pengembangan. Mengembangkan sistem instruksional, menurut Kemp
dari mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah, dan
setiap komponen itu memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang
maksimal. Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional
menurut Kemp adalah:
1.
2.
3.
4.

Menentukan tujuan intruksional umum


Membuat analisis tentang karakteristik siswa.
Menentukan tujuan intruksional khusus
Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan
intruksional khusus.
5. Mengadakan evaluasi.
2. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga
model berorientasi kelas.
Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah
kegiatan yaitu:
1. Analisis Pelajar
2. Menyatakan Tujuan
3. Pemilihan Metode, media dan bahan
4. Penggunaan Media dan bahan
5. Partisipasi Pelajar di dalam kelas
6. Penilaian dan Revisi
3. Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih
generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-ImplementEvaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan
oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi
pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program
pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu
sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1. Analysis (analisa)
2. Design (disain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

3 | Tu g a s 5

4. Model Hanafin and Peck


Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang
terdiri dari pada tiga fase yaitu fase Analisis kebutuhan, fase desain,
dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck 1988).
Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam
setiap fase.
5. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung
pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan
perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis,
untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni:
1)
Merumuskan tujuan,
2)
Mengembangkan alat evaluasi,
3)
Mengembangkan kegiatan belajar mengajar,
4)
Mengembangkan program kegiatam pembelajaran
5)
Pelaksanaan program.

D. Langkah-Langkah Perencanaandan Pengembangan


Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah tugas-tugas akademik yang mendorong
siswa berunjuk kerja kearah pencapaian tujuan pembelajaran yang
dikehendaki. Kegiatan adalah apa yang dilakukan siswa, bukan apa yang
dilakukan guru.
Langkah-langkah perencanaan dan pengembangan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
1. Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru
adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi
pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang
kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum
pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator)
pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur.
Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3
aspek penting yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a.
Domain kognitif
b.
Domain afektif
c.
Domain psikomotor
2. Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi
proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk
4 | Tu g a s 5

melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada


kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan
dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk
mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan
dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga
diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan
pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.
3. Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya
dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan
individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang
dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana
setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun
kelompok
kecil.
Pembelajaran
Pembelajaran
individual
adalah
pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar
yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut
kecepatan dan kemampuan masing-masing.
4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan
berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan
tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah
sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi
dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan
untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai
media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar
yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru
dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa
dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya
masing-masing.
5.

Ketersediaan fasilitas fisik


Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas,
pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja
sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan
lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses
perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional
termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.

6.

Perencanaan evaluasi dan pengembangan


Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan
pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan
pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.

5 | Tu g a s 5

6 | Tu g a s 5

Anda mungkin juga menyukai