Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok 1.

1 Resume Materi Understanding By Design


Nama Mahasiswa :
1. Wiwin Lestari
2. Wisran Talib
3. Yusi Zulianty
4. Yuni Isdiana
5. Zulhawati Laiya

A. Pengertian Understanding by Design


Understanding by Design (UbD) adalah model pengembangan kurikulum yang
berfokus pada tujuan pembelajaran. Model UbD digunakan sebagai pendekatan untuk
merancang kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran.
Umumnya, seorang guru akan berfokus untuk merencanakan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran terlebih dahulu kemudian menentukan cara untuk melakukan penilaian
(asesmen). Namun, pada prinsip UbD, rancangan pembelajaran akan berfokus pada
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, lalu menentukan alat untuk mengukur
ketercapaian pembelajaran, dan baru menyusun langkah kegiatan pembelajaran. Itulah
mengapa prinsip ini disebut juga sebagai perancangan mundur atau backward design.
Tujuan dari UbD adalah untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran (student centered learning). Hasil yang diharapkan dalam kerangka UbD
adalah memfokuskan pembelajaran agar peserta didik memiliki pemahaman yang
bermakna. Selain berperan sebagai perancang pembelajaran, guru berperan sebagai
fasilitator yang memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya.

B. Prinsip UbD dalam Perencanaan Asesmen dan Pembelajaran


Dalam prinsip UbD, kegiatan merancang pembelajaran harus dilakukan secara utuh
sebagai satu kesatuan. Tahapan pada prinsip UbD diawali dengan menentukan tujuan
pembelajaran, menentukan asesmen yang sesuai kemudian menentukan kegiatan
pembelajaran. Menurut Wiggins dan McTighe dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama
guru harus mengidentifikasi kompetensi yang diinginkan dengan membuat tujuan
pembelajaran (Wiggins & McTighe, 2005). Untuk menentukan tujuan pembelajaran, guru
harus memeriksa materi mana yang harus dikuasai oleh peserta didik termasuk
kompetensi yang harus dimiliki berdasarkan standar kurikulum yang ada. Pada tahap 2,
guru menentukan bukti validasi capaian tujuan dengan membuat instrument evaluasi
dalam bentuk tes tertulis, kuis dan asesmen lainnya. Hal ini guru bertindak sebagai
assessor sebelum membuat desain pembelajaran. Pada tahap 3, guru merencanakan
kegiatan pembelajaran dengan strategi yang tepat.

 Menentukan Tujuan
Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan lingkungan
sekolah masing-masing. Menurut Pertiwi dan Rundonuwo (2019), tujuan
pembelajaran dapat dibuat dengan merumuskan poin-poin penting materi yang ingin
dipelajari dan menuliskannya menggunakan kata kerja Bloom dalam sebuah kalimat.
Guru harus mengetahui pemetaan kebutuhan belajar dan level kemampuan peserta
didik. Dalam kurikulum merdeka, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan Capaian
Pembelajaran (CP). Rumusan tujuan pembelajaran harus mengandung komponen
kompetensi dan konten kemudian disusun menggunakan rumus ABCD (Audience,
Behavior, Condition, Degree). Berikut contoh tujuan pembelajaran:

Capaian Pembelajaran sesuai fase dapat diakses melalui pranala berikut kemudian
Rekan Guraru dapat menguraikannya menjadi tujuan pembelajaran sesuai
karakteristik peserta didik. Dalam menentukan kompetensi, harus memperhatikan
level kognitif sesuai capaian pembelajaran. Level kognitif dalam tujuan pembelajaran
harus menggunakan kata kerja operasional yang dapat diperoleh dari taksonomi
bloom revisi. Setelah menentukan tujuan pembelajaran, selanjutnya menentukan alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar.

 Menentukan Asesmen
Guru dapat mengetahui ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan asesmen.
Hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi dan dasar untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Pembelajaran dan asesmen memiliki hubungan yang tidak
dapat dipisahkan. Untuk memastikan bahwa keduanya memberi dampak pada
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik, maka diperlukan
perencanaan pembelajaran dan asesmen secara sistematis. Terdapat 3 pendekatan
yang harus diterapkan oleh guru dalam mengukur hasil belajar peserta didik yaitu

1. Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung


dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses
belajar mengajar. Asesmen ini dapat juga disebut sebagai asesmen formatif.
Pendidik memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik,
memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya. Contoh:
Penugasan, presentasi, proyek, termasuk kuis (penilaian untuk proses belajar).
2. Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran selesai. Asesmen ini dapat juga disebut dengan asesmen sumatif.
Tujuan adanya asesmen ini adalah untuk judgement atau menentukan nilai akhir
dari hasil belajar peserta didik. Contohnya: UAS
3. Assessment as learning merupakan penilaian yang dilaksanakan selama proses
pembelajaran dan melibatkan peserta didik secara aktif. Peserta didik juga dapat
dilibatkan dalam pembuatan rubrik. Asesmen ini merupakan bagian dari
asesmen formatif. Contohnya: Penilaian diri (self assessment) dan penilaian
antar teman.

C. Menentukan Kegiatan pembelajaran


Setelah menentukan tujuan dan asesmen yang akan digunakan, maka selanjutnya
adalah menentukan kegiatan pembelajaran. Penentuan kegiatan pembelajaran dalam
kurikulum 2013 disebut dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sedangkan
pada kurikulum merdeka, modul ajar lebih rinci dalam menentukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik. Dalam menentukan kegiatan
pembelajaran, hal yang harus diperhatikan adalah karakteristik peserta didik, karakteristik
materi, lingkungan, dan fasilitas yang mendukung pembelajaran. Model pembelajaran
yang digunakan harus berpusat pada peserta didik, misalnya discovery learning, inquiry
learning, problem based learning, dan lain sebagainya. Setelah menentukan model, maka
dilanjutkan untuk menyiapkan LKPD, bahan ajar dan media pembelajaran yang sesuai
dengan model yang digunakan. Kelebihan menggunakan pendekatan UbD ini yaitu ketiga
tahapannya dalam pembelajaran saling terkait dan pendidik bisa memastikan saat proses
belajar mengajar bahwa tujuan pembelajarannya dapat tercapai melalui pembuktian
pemahaman siswa terkait kenapa materi tersebut perlu dipelajari dan dikuasai, yang
kemudian siswa mendapatkan hasil yang bagus (Pertiwi, Sudjito, & Rondonuwu, 2019).
Secara garis besar, rancangan pembelajaran dalam UbD menekankan pada hasil
pembelajaran yang mau dicapai dan didapat lebih awal (Wati, 2022).

D. Hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD.

Pemahaman peserta didik menjadi salah satu fokus keberhasilan yang ingin dicapai
dalam sebuah proses pembelajaran. Ada 6 aspek pemahaman dikuasai oleh peserta didik
yaitu: (1) Mampu menjelaskan. Peserta didik dapat menjelaskan melalui generalisasi atau
prinsip, memberikan fenomena-fenomena, fakta, dan data yang dibenarkan dan
sistematis, serta membuat koneksi yangmendalam dan memberikan contoh atau ilustrasi
yang menerangi; (2) Mampu menafsirkan. Peserta didik dapat menafsirkan melalui
cerita-cerita yang bermakna, menawarkan terjemahan yang tepat,memberikan dimensi
historis atau pribadi yang terbuka untuk ide dan peristiwa, sertamembuat objek
memahami pribadi atau dapat diakses melalui gambar, anekdot, analogi,dan model; (3)
Mampu menerapkan. Peserta didik dapat menerapkan secara efektif menggunakan dan
menyesuaikan apa yang diketahui dalam konteks yang beragam dan nyata; (4) Memiliki
perspektif. Peserta didik dapat memiliki perspektif apabila dapat melihat dan mendengar
dari berbagai sudutpandang yang kritis, melihat gambaran umumnya; (5) Berempati.
Peserta didik dapat memiliki empati apabila menemukan nilai dalam apa yang orang lain
mungkin temukan aneh, dan tidakmasuk akal, persepsi secara sensitif berdasarkan
pengalaman langsung sebelumnya; dan (6) Memiliki pengetahuan diri. Peserta didik
memiliki pengetahuan diri apabila menunjukkan kesadaran metakognitif,memahami gaya
pribadi, prasangka, proyeksi, dan kebiasaan pikiran yang membentuk danmenghambat
pemahaman kita sendiri, menyadari apa yang tidak kita mengerti, renungkanarti
pembelajaran dan pengalaman.

E. Peran guru dalam implementasi UbD

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam implementasi Understanding by


Design (UbD). Berikut adalah beberapa peran gurudalam implementasi UbD :

 Perencanaan : Guru harus merencanakan pembelajaran yang efektif dan efisien


dengan menggunakan kerangka UbD. Mereka harus memahami tujuan pembelajaran
dan menentukanbagaimana konsep dan keterampilan akan diajarkan kepadapeserta
didik.
 Penilaian : Guru harus menentukan bagaimana hasil pembelajaran akan dinilai dan
menentukan bagaimana peserta didik akan diberikan umpan balik tentang kinerja
mereka.
 Desain pembelajaran : Guru harus menentukan bagaimana konsep dan
keterampilan akan diajarkan kepada peserta didik dan membuat tugas dan aktivitas
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
 Fasilitasi : Guru harus memfasilitasi pembelajaran dengan memastikan bahwa
peserta didik memahami konsep danketerampilan yang diajarkan. Guru harus
membantu pesertadidik untuk berpikir kritis dan mengaplikasikan konsep dan
keterampilan situasi nyata.
 Memonitoring dan evaluasi : Guru harus melakukan monitoring dan evaluasi untuk
memastikan bahwa pembelajaran berlangsung efektif dan peserta didik memahami
konsep dan keterampilan yang diajarkan.
Pertiwi, S., Sudjito, D. N., & Rondonuwu, F. S., Perancangan Pembelajaran Fisika
tentang Rangkaian Seri dan Paralel untuk Resistor Menggunakan Understanding by
Design (UbD). Jurnal Sains dan Edukasi Sains, 2, 1-7 (2019).

Resa, Anggina. 2023. Implementasi Kurikulum Merdeka Berdasarkan Pendekatan


Understanding by Design. Jurnal Primary. 4 (1). 2 -- 6

Wati, W. Analisis Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan


Understanding by Design pada Pembelajara PAI SMP Negeri 11 Bengkulu Tengah.
Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 2, 373-378

Wiggin, & Mc, T. J. (2005). Understanding by Design. Extended 2nd Edition.


Alexandria. VA: ASCD.

Anda mungkin juga menyukai