Anda di halaman 1dari 20

JAWABAN UAS

PENDIDIKAN KARAKTER
DOSEN PENGAMPU : Dr. H. Wakhudin, M.Pd.

TEGUH RAHARJO
222011090
KELAS C

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2022
JAWABAN NOMOR 1

Kurikulum Merdeka hadir menjadi alat yang mampu memperkuat karakter para siswa pasca
pandemic covid-19. Dengan Kurikulum Merdeka guru tidak hanya dituntut membawa arah pembelajaran
di kelas menjadi bermakna, efektif, dan menyenangkan saja, tetapi juga didorong untuk terus menggali
potensi dirinya agar berkarakter dengan baik. Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka, sama halnya
dengan kurikulum sebelumnya ada tahapan-tahapan yang harus dilalui, yaitu perencanaa, pelaksanaan
dan evaluasi. Berikut paparannya:
1. Tahap perencanaan
Hal pertama yang penting dalam kegiatan pembelajaran dalah
sebuah perencanaan. Dengan perencanaan pembelajaran berarti
memproyeksikan dari sesuatu yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan perencanaan pembelajaran penting dilakukan
oleh guru untuk mengkoordinasikan berbagai komponen dalam kegiatan
pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran berbasis karakter dapat diartikan
sebagai penyusunan rencana pembelajaran dengan mengedepankan aspek
sikap, perilaku, serta karakter yang terinternalisasi dalam diri peserta didik
selain ranah kognitif.
Dalam implementasi kurikulum Merdeka, tahapan perencanaan ada
beberapa hal yang perlu disiapkan yaitu:
a. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan
pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk
setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan
peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.
Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek
kompetensi, yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang
diperoleh murid dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama,
yaitu kompetensi dan lingkup materi.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan
pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase
pembelajaran. Pemerintah akan menyediakan beberapa contoh ATP
yang bisa langsung digunakan atau dimodifikasi, dan membuat
panduan untuk penyusunan perangkat ajar.
(https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id)
b. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostik
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi,
kekuatan, kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai
rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik. Dalam kondisi tertentu, informasi terkait
latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta
didik, dan informasi lain dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam merencanakan pembelajaran.
c. Mengembangkan modul ajar
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk mengembangkan
perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran.
Modul ajar yang dikembangkan harus bersifat esensial; menarik,
bermakna, dan menantang; relevan dan kontekstual; dan
berkesinambungan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanan kegiatanpembelajaran dalam kurikulum merdeka,
setidaknya memuat 3 (tiga)hal yaitu:
a. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik
peserta didik.
Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik.
Karena itu, pembelajaran ini disesuaikan dengan tahapan
pencapaian dan karakteristik peserta didik. Ruang lingkup materi
pembelajaran adalah apa yang akan diajarkan oleh pendidik di
kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas.
Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses pembelajaran,
menyesuaikan produk hasil belajar, dan mengkondisikan lingkungan
belajar. 
b. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif dan
sumatif.
Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, terdapat
lima prinsip asesmen yang hendaknya diperhatikan. Prinsip pertama
adalah asesmen sebagai bagian terpadu dari proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik
sebagai umpan balik. Yang kedua adalah asesmen dirancang dan
dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen dengan keleluasaan untuk
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen. Ketiga, asesmen
dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable). Keempat laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta
didik bersifat sederhana dan informatif. Terakhir, hasil asesmen
digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua. 
c. Pelaporan kemajuan belajar
Bentuk Pelaporan hasil belajar yang efektif adalah pelaporan
yang melibatkan orang tua peserta didik, peserta didik dan pendidik
sebagai partner; merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah;
menyeluruh, jujur, adil dan dapat dipertanggung jawabkan; jelas dan
mudah dipahami oleh semua pihak.
Lebih rinci implementasi atau pelaksanaan pembelajaran berbasis
karakter dalam kegiatan belajar mengajar menurut panduan pendidikan
karakter dari Kemendiknas, agar kegiatan belajar dapat mengembangkan
karakter siswa, maka harus menenuhi prinsip atau kriteria yang
berorientasi pada 1) tujuan, 2) input, 3) aktivitas, 4) pengaturan, 5) peran
guru dan 6) peran siswa. Dengan demikian maka dalam perencanaan
pembelajaran berkarakter harus memperhatikan perbedaan peserta didik
(jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi, latar
belakang dan lainnya), mendorong partisipasi aktif peserta didik,
memberikan umpan balik, adanya keterkaitan dan keterpaduan serta
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Kegiatan pembelajaran (Gunawan, 2012:230) dari tahap kegiatan
pendahuluan, inti (eksplorasi,elaborasi, konfirmasi), dan penutup, dipilih
dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter
yang ditargetkan. Perilaku guru sepanjang proses pembelajaran juga
model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta didik.
a. Kegiatan Pendahuluan/Pembukaan.
Kegiatan pendahuluan dalam proses belajar mengajar terdiri
dari: 1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran; 2) Mengajukan pertanyaaan-
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari; 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai; 4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai modul ajar.
Contoh nilai-nilai yang ditanamkan dalam proses
pembelajaran pada kegiatan pendahuluan diantaranya guru datang
tepat waktu maka nilai yang ditanamkan adalah disiplin, berdoa
sebelum membuka pelajaran, maka nilai yang ditanamkan adalah
religius, guru mengecek kehadiran siswa maka nilai yang ditanamkan
adalah disiplin, dll.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap yaitu
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta didik difasilitasi
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan
mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa.
Pada tahap elaborasi, peserta didik diberi peluang untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap lebih lanjut
melalui sumber-sumber dan kegiatankegiatan pembelajaran lainnya
sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih
luas dan dalam. Pada tahap konfirmasi, peserta didik memperoleh
umpan balik atas kebenaran dan kelayakan dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa.
c. Kegiatan Penutup
Untuk kegiatan penutup, tahapan kegiatan yang dilakukan
antara lain guru bersama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran. Pada tahap ini maka nilai
yang ditanamkan adalah mandiri, kerjasama, kritis dan logis.
Kemudian guru melakukan penialaian dan atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
maka nilai yang ditanamkan adalah jujur, mengetahui kelebihan dan
kekurangan. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajran, maka nilai yang ditanamkan adalah saling
menghargai, percaya diri, santun, kritis, dan logis.
Dilanjutkan dengan guru merencanakan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan
konseling, dan atau memberikan tugas individual atau kelompok
sesuai dengan hasil belajar, serta menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Dari rangkaian kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pendahuluan
atau pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dapat disimpulkan
bahwa nilai-nilai yang ditanamkan pada proses kegiatan pembelajaran
tersebut antara lain adalah disiplin, santun, peduli, religius, mandiri,
berfikir logis, kreatif, kerjasama, kerja keras, saling menghargai, peduli
lingkungan, percaya diri, tanggung jawab, memahami kelebihan dan
kekurangan diri sendiri, cinta ilmu, kritis,dan jujur.

3. Evaluasi pembelajaran dan asesmen


Evaluasi untuk pendidikan karakter dilakukan untuk mengukur
apakah anak sudah memiliki satu atau sekelompok karakter yang ditetapkan
oleh sekolah dalam kurun waktu tertentu. Karena itu, substansi evaluasi
dalam konteks pendidikan karakter dalam upaya membandingkan perilaku
anak dengan standar (indikator) karakter yang ditetapkan oleh guru
dan/atau sekolah.
Proses membandingkan antara perilaku anak dengan
indikator karakter dilakukan melalui suatu proses pengukuran. Proses
pengukuran dapat dilakukan melalui tes tertentu atau tidak melalui tes (non
tes). Tujuan evaluasi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kemajuan hasil belajar dalam bentuk kepemilikan sejumlah
indikator karakter tertentu pada anak dalam kurun waktu tertentu;
b. Mengetahui kekurangan dan kelebihan desain pembelajaran yang dibuat
oleh guru; dan
c. Mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran yang dialami oleh
anak, baik pada setting kelas, sekolah, maupun rumah.
Langkah-langkah menjabarkan indikator karakter, sebagaimana
diketahui bahwa karakter itu sifat seseorang yang perlu
ditumbuhkembangkan melalui proses pendidikan, maka pendidik harus
mengetahui secara lebih mendalam mengenai substansi suatu karakter,
bagaimana memfasilitasi tumbuhkembangnya, dan bagaimana
mengevaluasinya.
Alat evaluasi yang dapat digunakan antara lain:
a. evaluasi diri oleh anak,
b. penilaian teman,
c. catatan anekdot guru,
d. catatan anekdot orang tua,
e. catatan perkembangan aktivitas anak (psikolog),
f. lembar observasi guru,
g. lembar kerja siswa (LKS), dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, guru merupakan
komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Ruang kelas
merupakan setting utama dalam penilaian pendidikan karakter. Di dalam
kelas guru akan melaksanakan proses pembelajaran hingga evaluasi dalam
pembelajaran. Evaluasi pendidikan karakter akan dilaksanakan di dalam
kelas dengan melakukan pengamatan (observasi) terhadap tingkah laku
peserta didik, baik perilakunya dengan antar peserta didik maupun dengan
guru.
JAWABAN NOMOR 2

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai


karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of
all dimensions of school life to foster optimal character development”
(Kemendiknas, 2012) . Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua
komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-
komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran
dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan
sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan
sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga
sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai
suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan
harus berkarakter.
 Dikutip dari http://pkbmdaring.kemdikbud.go.id/ Pembentukan
karakter dilingkungan keluarga yang dapat dilakukan oleh orangtua dengan
cara memebrikan teladan,dilaksanakan secara konsisten, dibiasakan,
komunikasi yang efektif, disiplin dilakukan dan tanpa kekerasan. Berikut
penjelaasannya:
1. Keteladanan
Dalam pembentukan dan pengembangan karakter anak, sebaiknya
menggunakan pendekatan agama karena setiap agama berujung pada
pembentukan karakter yang baik. Peran orangtua dalam pembentukan
karakter anak sejak dini sangat penting bagi kehidupannya kelak. Dan
keteladanan mempuyai pengaruh yang lebih besar bagi anak daripada
nasehat dan ucapan. Seorang anak membutuhkan teladan yang baik, dan dia
mengambil teladan dari orangtuanya.
2. Konsisten
Pembentukan karakter diperlukan konsisten perkataan dan,
perbuatan dan sikap yang diterapkan pada anak, dengan cara mendengar,
melihat perbuatan, perkataan dan sikap yang konsisten dilakukan oleh ayah
dan ibu akan terbentuk karakter yang baik bagi anak. Contoh  kecil yang
konsisten dilakukan  apabila anggota keluarga untuk masuk/pergi dari
rumah untuk mengucapkan salam terlebih dahulu.
3. Pembiasaan
Anak adalah peniru ulung apa yang dilihat didengar dan dirasakan 
akan cepat ditiru. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dan
utama dalam membentuk karakter anak. Dalam keluargalah pertama kali
anak akan dibentuk karakternya. Pembiasaan berbuatan, perkataan dan
sikap yang baik perlu diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan, dengan
terbiasanya berbuat, berkata dan besikap yang baik akan menjadikan
karakter yang baik pula bagi anak.
4. Komunikasi
Dalam lingkungan keluarga komunikasi yang harmonis dapat
menumbuhkan karakter anak yang baik, banyak masalah yang terjadi dengan
anak karena komunikasi yang salah/ diskomunikasi. Komunikasi akan
efektif apabila penyampaian pesan dapat dipahami oleh penerima pesan
dengan nyaman. Cara membangun komunikasi efektif dengan anak antara
lain memberi kesempatan pada anak agar bicara lebih banyak, mendengar
aktif, berkomunikasi dengan posisi tubuh sejajar dengan anak dan kontrol
mata, berbicara dengan jelas dan singkat agar anak mengerti ,gunakan
bahasa (kata-kata ) yang positip, mereflesikan/memantulkan  perasaan dan
arti yang disampaikan, dan memperhatikan bahasa tubuh anak
5. Disiplin
Peran orangtua dilingkungan keluarga sangat berperan sekali untuk
menumbuhkan kedisiplinan, membiasakan kedisiplinan dari segala hal
membuat seseorang belajar bekerja secara terencana, hingga semua
kewajiban yang menjadi tugas utamanya dapat terselesaikan dengan tuntas.
Kedisplinan dilingkungan keluarga ditanamkan sejak usia dini tanpa adanya
kekerasan yang diterapkan pada anak, kedisplinan dapat diterapkan dengan
adanya kesepaktan antara anak dengan orangtua, sehingga anak melakukan
segala hal tanpa merasa beban dan menjadikan tanggng jawabnya.
6. Tanpa kekerasan
Membentuk karakter yang baik terhadap anak tanpa  dengan
kekerasan, pepatah mengkatakan “buah jatuh tidak akan jauh dari
pohonnya”, maka itu berhati-hati dalam bersikat terutama bila didepan anak.
JAWABAN NOMOR 3

Profil SD Negeri 1 Sirukun


Pada era yang serba canggih ini, pendidikan telah menjadi kebutuhan
pokok bagi setiap individu. Bahkan pemerintah telah mewajibkan warga
negaranya untuk memperoleh hak pendidikan selama 12 tahun dan
disarankan lebih dari itu. Secara sederhana, pendidikan dapat menjadi
sarana individu supaya dapat terhindarkan dari kebodohan. Semakin tinggi
pendidikan maka akan semakin tinggi pula pengetahuan yang akan
didapatkan.
Foto dari organisasi dari SD Negeri 1 Sirukun Kecamatan Kalibening
Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini

Gambar 2.1 Foto Organisasi


Adapun profil organisasi dari SD Negeri 1 Sirukun Kecamatan
Kalibening Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut:
Nama : SD Negeri 1 Sirukun
NPSN : 20303896
Bentuk Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 421.2/029/XVIII/57/84
Tanggal SK : 15 Oktober 1984
Tanggal Operasional : 01 Januari 1910
Status Akreditasi : B
Kepala Sekolah : Mangsud, S.Pd.
Alamat : Sirukun RT 3 RW 2 Kecamatan Kalibening
Kabupaten Banjarnegara
Kode Pos : 53458
Nama Bank : BPD Jawa Tengah
Nomor Rekening : 2147483647
Nama Rekening : SD Negeri 1 Sirukun
Nama KCP/Unit : BPD Jawa Tengah Cabang Karangkobar
NPWP : 2147483647

SD Negeri 1 Sirukun adalah sekolah yang terletak di Jalan Desa


Sirukun RT 3 RW 2 Desa Sirukun Kecamatan Kalibening Kabupaten
Banjarnegara yang didirikan pada tahun 1937. Lokasinya tepat berada di
sebelah jalan utama Desa Sirukun sehingga memudahkan akses
transportasi menuju sekolah ini. Lingkungan di sekitar SD Negeri 1
Sirukun sangat sejuk karena di sebelah selatan adalah persawahan warga
setempat yang terlihat sangat asri. Mata pencaharian orang tua peserta
didik SD Negeri 1 Sirukun yaitu adalah petani padi dan teh
Sarana dan Prasarana yang dimiliki SDN 1 Sirukun sudah cukup
memadai dan lengkap. Koleksi buku perpustakaan juga lengkap, namun
siswa cenderung malas untuk membaca. Oleh karena itu, guru harus
bekerja keras banyak menciptakan inovasi untuk mengemas bahan ajar
untuk mendukung proses belajar mengajar. Adapun keadaan peserta didik
SD Negeri 1 Sirukun Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara dapat
dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Keadaan jumlah peserta didik SD Negeri 1 Sirukun
Tahun Pelajaran 2022/2023
Tingkat Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Jumlah
1 2 3 4 5 6
Banyak Peserta
18 33 19 27 38 20 155
didik

2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Budaya Kerja Organisasi


a. Visi dan Misi SD Negeri 1 Sirukun
VISI SD NEGERI 1 SIRUKUN
“Membentuk Peserta Didik yang Mandiri, Berprestasi, Kreatif Dan
Berakhlak Mulia dalam Lingkungan Sekolah yang Nyaman”
MISI SD NEGERI 1 SIRUKUN
1) Membentuk insan yang tekun beribadah.
2) Menanamkan kebiasaan untuk berpola hidup sehat dan berbudi
pekerti luhur.
3) Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, kerja
sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif dan
inovatif.
4) Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan, menantang, komunikatif serta
demokratis.
5) Membina peserta didik menjadi insan yang sopan dalam bersikap
serta santun dalam bertindak.
1. Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
a. Struktur Organisasi SD Negeri 1 Sirukun
Struktur organisasi SD Negeri 1 Sirukun Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi SDN 1 Sirukun


b. Pembagian Tugas dan Jabatan
Adapun pembagian tugas dan jabatan tenaga yang mengelola SD Negeri 1
Sirukun Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada table 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Data Guru dan Pembagian Tugas di SDN 1 Sirukun Tahun
2022/2023
No Nama NIP Gol/ Jabatan
Ruang
1. Mangsud, S.Pd. 19670506 198806 1 001 IV/a Kepala Sekolah
2. Dwi Retno Jatmika,S.Pd. 19900406 201902 1 003 III/a Guru Kelas V
3. Ani Koimah, S.Pd. 19920209 201902 2 006 III/a Guru Kelas VI
4. Purwati, S.Pd.SD -- -/- Guru Kelas I
5. Siti Kunarsih, S.Pd. 19900415 202012 2 008 III/a Guru Kelas IV
6. Chomsiati, S.Pd.I 19810321 202121 2 007 IX Guru PAI
7. Irena Mar’isdiyati, S.Pd. 19811226 202121 2 002 IX Guru Kelas III
8. Tri Yuliati, S.Pd.SD 19780701 202121 2 009 IX Guru Kelas II
9. Raharjo 19740225 201406 1 002 II/a Penjaga

Apakah sekolah dan peserta didik mengalami learning lost?


Pengantar Semenjak pemerintah memutuskan adanya Pertemuan
Tatap Muka Terbatas (PTMT) akibat pandemic covid-19, selama pandemi
kegiatan belajar dialihkan menuju pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dengan
adanya system PJJ ini menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya
adalah Learning Loss. Learning Loss merupakan sebuah kondisi hilangnya
sebagian kecil atau sebagian besar pengetahuan dan keterampilan dalam
perkembangan akademis yang biasanya diakibatkan oleh terhenti atau
terganggunya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Sedangkan
Learning loss menurut The Glossary of Education Reform diartikan sebagai
kehilangan atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang merujuk
pada progres akademis, umumnya terjadi karena kesenjangan yang
berkepanjangan atau diskontinuitas dalam pendidikan.

Gejala learning loss pun kami alami, ………


Solusi yang diberikan dalam mengatasi lost learning
Pengantar sebagai solusi dalam mengatasi learning loss, kami sebagai
guru saling memastikan bahwa peserta didik mendapatkan hak belajar
secara maksimal dengan tetap mengutamakan keselamatan dan
kesehatannya. Di dalam hal ini, kami membuat program atau kegiatan yang
berfokus untuk memenuhi hak belajar,  kesehatan, dan kebutuhan lain dari
peserta didik selama berlangsungnya pembelajaran jarak jauh. Kami
membantu peserta didik dalam mengejar ketertinggalan pembelajaran pada
saat belajar dari rumah. Di lain sisi, orangtua juga berperan aktif mendukung
secara penuh pelaksanaan pembelajaran jaraj jauh tersebut.
Dengan demikian. mengatasi learning loss yang muncul selama
pembelajarna jarak jauh, bukan hanya tugas guru, orang tua, atau pemerintah
semata. Seluruh elemen pendidikan yang terlibat di dalamnya berperan
dalam mengembalikan kesempatan dan semangat belajar peserta didik.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mengatasi
learning loss, kami merancang pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Hal
ini meliputi teknik mengajar, gaya mengajar, teknik asesmen, dan teknik
pemberian feedback. Metode yang kami terapkan di sesuaikan dengan
kebutuhan siswa. Adapun hal-hal yang dilakukan antara lain:
a. Fokus pada kompetensi
Kompetensi yang dimaksud adalah tidak hanya mengetahui dan
menghafal materi, tetapi sikap dan keterampilan apa yang wajib siswa miliki
setelah mempelajari sebuah materi. Saat pandemi guru diberikan kebebasan
untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan siswa di sekolah dengan
menggunakan kurikulum darurat.
b. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan
Salah satu cara menyampaikan materi agar mudah dipahami adalah
dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif.  Misalnya dengan
menghias kelas, menata ruang belajar yang nyaman, menjauhkan diri dari
sumber-sumber suara, dan juga mengurangi hal-hal yang dapat
menimbulkan distraksi bagi siswa.
c. Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan baik
Masalah dalam proses belajar mengajar dan cara mengatasinya harus
dipikirkan dari awal supaya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Ada baiknya guru bersiap lebih awal supaya dapat melakukan
pemeriksaan terhadap alat-alat dan bahan yang diperlukan sehingga
pembelajaran dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
d. Memanfaatkan teknologi dan aplikasi yang tepat
Teknologi dan aplikasi yang tepat turut berkontribusi terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar. Namun perlu diingat, teknologi akan
berhasil jika sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicanangkan. Sehingga,
tentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu, kemudian cari aplikasi atau
teknologi yang sesuai dan dapat dijadikan sebagai penunjang pembelajaran. 
Kegiatan yang telah saya lakukan …….

Mengatasi pendidikan karakter yang juga mengalami lost learning


Pengantar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan W.J.S
Purwodarminto karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Keberhasilan dalam
pemulihan maupun penguatan terletak pada tri pusat pendidikan. Yakni
sekolah, keluarga dan masyarakat. Ketiganya harus saling mendukung.
Muchlas Samani berpendapat karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar
yang membangun pribadi seseorang. Terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan
orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan
sehari-hari (2013:43).
Selain learning loss, permasalahan yang munculdisekolah saya
teaching lost dan character loss. Pendidikan karakter merupakan usaha yang
terncana untuk membangun karakter individu agar menjadi pribadi yang
bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang banyak. Agama
sebagai pondasi awal dapat disinergikan dalam kehidupan sehari-hari, sholat
tepat waktu mengajarkan bahwa dalam hal apapun kita harus menghargai
waktu dan kepatuhan terhadap Sang Khalik. Penanaman bekal agama tidak
hanya milik mata pelajaran agama saja tetapi pembekalan orangtua yang
pertama dan utama. Agama pun bukan hanya ritual, namun penanaman
akhlak yang baik menajadi dasar pribadi yang seutuhnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang dipercaya oleh
keluarga dan masyarakat terpanggil untuk membenahi karakter anak yang
menurun. Upaya sekolah memulihkan karakter siswa antara lain:
1. Jam masuk sekolah lebih awal. Sejak sebelum pandemi siswa ditanamkan
pembiasaan disiplin berangkat dan masuk lebih awal yaitu pukul 06.45.
Semua siswa dibariskan di halaman melakukan apel pagi. Setiap Senin
melakukan upacara bendera, secara bergilir sesuai jadwal piket, guru
memimpin apel pagi, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya,
dilanjutkan yel-yel dan tepuk tepuk untuk menambah semangat. Apel pagi
diakhiri dengan berdoa bersama mohon ilmu yang bermanfaat dan
kefahaman sebagai wujud karakter religius.
2. Membaca asmaul husna dan surat-surat pendek kegiatan ini dipimpin oleh
masing-masing wali kelas.
3. Shalat Dhuha bergilir antarkelas dengan diikuti oleh semua karyawan dan
guru. Kegiatan dilaksanakan ddi masjid terdekat, karena sekolah belum
meiliki mushola yang memadai. Secara bergantian imam sholat juga
dijadwalkan untuk siswa putra.
4. Setiap Jumat siswa melakukan infak untuk melatih kedermawanan dan
peduli sosial. Kagiatan infak diakomodir oleh bendahara kelas dan hasil
infaq digunakan untuk berbagai kegiatan sosial seperti menjenguk teman
yang sakit, membantu warga sekitar yang terkena musibah, untuk
merayakan qurban dan kegiatan sosial lain.
5. Siswa diwajibkan piket membersihkan kelas secara berkelompok dan
bergilir sesuai jadwal. Prinsip yang diterapkan adalah “datang bersih
pulang bersih” untuk melatih kebersamaan, kekompakan dan peduli
lingkungan sehingga piket ilakukan pada siswa berangkat dan saat hendak
pulang sekolah. Hal ini juga dilaksanakan untuk memupuk rasa
kemandirian siswa serta tanggung jawab dalam hal kebersihan dan
kerapihan kelas.
6. Penanaman sifat kejujuran dan kemandirian yang terinternalisasi dalam
kegiatan belajar mengajar. Membiasakan mengerjakan soal-soal ulangan
dengan jujur. Dalam kejujuran uang, anak yang menemukan uang atau
barang milik teman, diserahkan kepada guru untuk diumumkan kepada
siswa.
7. Melaksanakan ekstrakurikuler pramuka, kegiatan ini dilaksanakan di
siang hari setelah pembelajaran selesai dan dijadwalkan setiap hari Jumat.
Kegiatan ekstrakurikuler ini b=dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
penggalang dan kelompok siaga. Masing-masing kelompok dibimbing oleh
pembina yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah. Saya sendiri diberi
tanggung jawab untuk membina pramuka penggalang.
Berbagai upaya tersebut terbukti memulihkan karakter siswa SD
Negeri 1 Sirukun dan meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti
kegiatan sekolah. Sikap disiplin, mandiri tanggung jawab dalam mematuhi
aturan juga meningkat. Hal ini juga berdampak positif pada peningkatan
prestasi belajar siswa dan prestasi dalam perlombaan.

Anda mungkin juga menyukai