Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

NAMA : NUR JANNAH


KELAS : AKIDAH AKHLAK 11

A. Judul Modul : ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA


B. Kegiatan Belajar (KB) :2
C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
 KONSEP ASESMEN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA
a) Dalam Kurikulum Merdeka,Penilaian menggunakan istilah asesmen yang diartikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar , perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta
didik.Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik
untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu
mereka dalam menentukan strategi pembelajaran.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam,dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kata Asesmen
berasal dari serapan Bahasa Inggris yaitu assessment yang artinya penilaian.
Dalam dunia pendidikan, asesmen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
Konsep pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan untuk
(Beberapa mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses pembelajaran.
1
istilah dan b) Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga selama
definisi) di KB proses pembelajaran berlangsung. Biasanya, asesmen terhadap siswa ini
dilakukan oleh masing-masing guru pengampu mata pelajaran.
c) Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan pembelajaran dengan
asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus belajar. Prinsip-prinsip
pembelajaran yang digandengkan dengan prinsip-prinsip asesmen
mengindikasikan pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan
tahap capaian belajar peserta didik atau yang dikenal juga dengan istilah teaching
at the right level (TaRL).
d) Kompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga
pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk mengungkap apa dan bagaimana
kemampuan yang harus dikuasai oleh tenaga pengajar di berbagai tingkatan sekolah.
Misalnya, Gagne (1974) mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar,
terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru yakni: kemampuan dalam
merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, kemampuan melaksanakan dan
mengelola kegiatan belajar mengajar, serta menilai hasil belajar siswa. Dalam buku yang
disusun oleh Tim PPPG (Proyek Pengembangan Pendidikan Guru) dikemukakan 10
kompetensi mengajar yaitu:
1. Kemampuan menguasai landasan kependidikan,
2. Kemampuan menguasai bahan ajaran,
3. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar,
4. Kemampuan mengelola kelas,
5. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar,
6. Kemampuan menilai hasil belajar,
7. Kemampuan mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
8. Kemampuan menyelenggarakan Administrasi Pendidikan,
9. Kemampuan menggunakan media/sumber belajar, dan
10. Kemampuan menafsirkan hasil penelitian untuk kepentingan pengajaran.
Sejalan dengan kompetensi yang diuraikan tersebut Stanford University mengembangkan
kemampuan mengajar yang dikenal dengan STCAG (Stanford Teacher Competence
Appraisal Guide). Kemampuan mengajar tersebut digolongkan ke dalam empat kelompok
yang meliputi: (1) kelompok kemampuan merencanakan pengajaran, (2) kelompok
kemampuan penampilan mengajar, (3) kemampuan mengevaluasi hasil belajar, dan (4)
kemampuan profesionalitas dan kemasyarakatan. Demikian juga dalam Instrumen
Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) disebutkan 5 kemampuan pokok guru yaitu
kemampuan untuk: (1) merumuskan indikator keberhasilan belajar, (2) memilih dan
mengorganisasikan materi, (3) memilih sumber belajar, (4) memilih mengajar dan (5)
melakukan penilaian
 Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan
asesmen:
1. Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya
rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen
di akhir pembelajaran;
2. Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan
setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang;
3. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya
dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik;
4. Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen
formatif untuk memonitor kemajuan belajar;
5. Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada
pembelajaran berikutnya.
 PRINSI-PRINSIP ASESMEN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA
 Asesmen Merupakan Bagian Terpadu
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Maka dari itu,asesmen adalah bagian terpadu dari proses pembelajaran,fasilitasi
pembelajaran dan penyediaan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Salah satu yang bisa dilakukan oleh
pendidik adalah dengan melakukan asesmen di awal sebagai bahan pertimbangan
dalam pembuatan rancangan pembelajaran. Peserta didik pun dapat dilibatkan dalam
proses asesmen seperti melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antar teman.
 Dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable)
Pada dasarnya, asesmen harus dirancang dengan adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang
sesuai selanjutnya. Untuk itu, pendidik perlu menyiapkan waktu dan durasi yang
cukup agar asesmen tidak hanya menjadi sistem penilaian semata, namun juga
sebagai bagian dari proses pembelajaran. Hasil dari asesmen bisa digunakan oleh
pendidik sebagai bahan penyusunan rencana tindak lanjut.
 Laporan bersifat sederhana dan informatif
Laporan dari asesmen yang telah dilakukan sebaiknya disajikan secara sederhana
dan seinformatif mungkin agar peserta didik maupun orang tua murid bisa
memahaminya. Informasi yang ada bisa berupa penilaian karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut ke depannya. Selain penyajian laporan
dalam bentuk yang mudah dimengerti, pendidik juga perlu memberikan umpan balik
secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
sama beserta orang tua.
 Hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi
Seperti yang tadi telah disinggung, asesmen tidak hanya dilakukan sebatas untuk
penilaian peserta didik saja. Namun, asesmen juga sangat bermanfaat sebagai
bahan refleksi dari capaian pembelajaran peserta didik dalam menentukan rencana
tindak lanjut.

 JENIS-JENIS ASESMEN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA


a. Asesmen Diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang dilakukan secara khusus untuk
mengidentifikasi keterampilan, kekuatan, dan kelemahan siswa, sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan berdasarkan keterampilan dan kondisi siswa.
Penilaian diagnostik adalah upaya untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi
siswa dari aspek kognitif dan non-kognitif yang relevan untuk mempersiapkan siswa
untuk mata pelajaran berikutnya. Penilaian diagnostik kognitif adalah penilaian
diagnostik yang dapat dilakukan secara berkala, dimulai ketika guru akan
memperkenalkan topik pembelajaran baru, berakhir ketika guru selesai menjelaskan
dan membahas suatu topik, mata pelajaran, dan pada waktu lain selama semester.
Penilaian diagnostik kognitif bertujuan untuk mengetahui pencapaian
kemampuan siswa, menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan rata-rata,
mengoreksi subkelompok siswa. Penilaian ini secara cepat memetakan kemampuan
seluruh siswa di kelas, untuk mengidentifikasi siswa yang paham, siswa yang
paham sedikit, dan siswa yang tidak. Dengan demikian, guru dapat menyesuaikan
materi pembelajaran dengan kemampuan siswa. Berbeda dengan penilaian
diagnostik kognitif, penilaian diagnostik nonkognitif bertujuan untuk mengetahui
status psikososial dan emosional siswa, aktivitas belajar di rumah, dan kondisi
keluarga. Keberagaman kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, dan kondisi
daerah sangat bervariasi dalam pembelajaran dan keterampilan siswa.
b. Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki
proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik,
hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan
informasi perkembangan peserta didik. Informasi tersebut merupakan umpan balik
bagi peserta didik dan juga pendidik. Penilaian formatif adalah penilaian yang
memberikan informasi atau umpan balik kepada pendidik dan peserta didik untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Asesmen formatif dimaksudkan untuk
memantau dan meningkatkan proses pembelajaran, serta untuk menilai pencapaian
tujuan pembelajaran. Konsisten dengan tujuannya, penilaian formatif dapat
dilakukan di awal dan selama proses pembelajaran. Asesmen pembelajaran awal
dilakukan untuk mengetahui kesiapan seorang siswa dalam mempelajari materi
pelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Penilaian ini
termasuk dalam kategori penilaian formal karena dirancang untuk kebutuhan guru
dalam merancang pembelajaran, bukan untuk tujuan menilai kinerja siswa yang
dilaporkan pada raport.
Di bawah ini dicantumkan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur pemahaman Anda
mengenai uraian, contoh, dan rangkuman yang tercantum dalam subunit 1.
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan permintaan!
1. Jelaskan dengan contoh pengalaman saudara tentang tujuan asesmen berbasis kelas!
2. Jelaskan fungsi dari asesmen berbasis kelas!
3. Jelaskan prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam pelaksanaan asesmen berbasis
kelas!
4. Jelaskan disertai contoh apa yang harus dilakukan pendidik untuk menjamin bahwa
penilaian yang dilakukannya obyektif!
5. Bagaimanakah penilaian yang harus dilakukan pada setiap kelompok mata pelajaran!
Umpan Balik Cobalah menjawab pertanyaan tes formatif di atas, setelah selesai baru
cocokkan dengan kunci jawabannya. Diskusikan dengan teman bila jawaban belum sesuai
atau Anda merasa masih ada halhal yang meragukan. Hal ini sangat diperlukan, karena
kesepahaman tentang pengertian dan penerapan asemen berbasis kelas menjadi dasar
dan mempengaruhi langkah dan kegiatan dalam menyelesaikan mata kuliah ini
c. Asesmen sumatif
Asesmen sumatif adalah tes yang diberikan setelah serangkaian unit dalam
kurikulum dan menilai hasil belajar siswa setelah menyelesaikan kurikulum tertentu.
Pelaksanaannya dilakukan pada akhir tahun atau pada akhir tahun. Asesmen
sumatif dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran secara
keseluruhan telah tercapai. Penilaian ini dapat dilakukan pada akhir proses
pembelajaran atau dapat dilakukan secara bersamaan untuk dua atau lebih tujuan
pembelajaran, tergantung pada pertimbangan pendidik dan kebijakan unit
pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik asesmen sumatif:
a. Dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir, misalnya satu lingkup materi,
akhir semester, atau akhir tahun ajaran;
b. Pelaksanaannya bersifat formal, sehingga membutuhkan perancangan
instrument yang tepat sesuai dengan capaian kompetensi yang diharapkan;
c. Sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orag tua dan peserta didik,
serta kepada pemanggu kepentingan (stake holdser);
d. Digunakan oleh sekolah dan pendidik untuk mengevaluasi efektivitas program
pembelajaran
 INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA;
Berikut adalah contoh instrumen asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi
pendidik, yaitu:
1. Rubrik
2. Ceklis
3. Catatan Anekdotal
4. Grafik Perkembangan (Kontinum)
Berikut penjelasan selengkapnya.
Rubrik
Pedoman yang di buat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja
peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang di perlukan untuk
meningkatkan kinerja.
Kemudian, rubrik ini juga dapat di gunakan oleh pendidik untuk memusatkan
perhatian pada kompetensi yang harus di kuasai. Capaian kinerja di tuangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan di nilai yang di buat secara bertingkat dari
kurang sampai terbaik.
Ceklis
Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang di tuju.
Catatan Anekdotal
Catatan singkat hasil observasi yang di fokuskan pada performa dan perilaku yang
menonjol, di sertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang di
lakukan.
Grafik Perkembangan (Kontinum)
Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.
 REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT DALAM KURIKULUM MERDEKA
Salah satu contoh yang paling umum dan juga paling utama adalah melakukan
ulasan kembali mengenai materi belajar dan hal yang telah dipelajari sebelumnya.
Kegiatan tersebut biasanya dilakukan secara mandiri. Asesmen tanpa umpan balik
hanyalah data administratif yang kurang bermanfaat untuk peningkatan kualitas
pembelajaran dan asesmen. Hasil asesmen peserta didik pada periode waktu tertentu
dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk melakukan refleksi dan evaluasi.
Asesmen terhadap perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagaimana
dalam (Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022) sebagai berikut. 1. Refleksi diri terhadap
perencanaan dan proses pembelajaran.
2. Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama Pendidik, kepala
Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta Didik
Refleksi Diri
Pendidik perlu melakukan refleksi diri terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan. Pendidik yang bersangkutan perlu
melakukan refleksi paling sedikit satu kali dalam satu semester. Dalam melakukan refleksi
diri terhadap proses perencanaan dan proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan
pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu melakukan proses refleksi :
1. Apa tujuan saya mengajar semester/tahun ini?
2. Apa yang saya sukai dari proses belajar mengajar semester/tahun ini?
3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang berhasil?
4. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang perlu peningkatan?
5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik tahun depan?
6. Apa saja tantangan terbesar yang saya hadapi dalam semester/tahun ini?
7. Bagaimana cara saya mengatasi tantangantantangan tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditambah dan dikembangkan sendiri sesuai dengan
kebutuhan. Selain untuk refleksi diri, pertanyaan ini juga dapat digunakan oleh sesama
pendidik dan kepala sekolah.
Refleksi Sesama Pendidik
Penilaian oleh sesama pendidik merupakan asesmen oleh sesama pendidik atas
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang
bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk membangun budaya saling belajar, kerja sama dan
saling mendukung. Sebagaimana refleksi diri, refleksi sesama pendidik dilakukan paling
sedikit satu kali dalam satu semester. Berikut adalah tiga hal yang dapat dilakukan oleh
sesama peserta didik. 1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran (dapat menggunakan/ menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri). 2.
Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran. 3. Melakukan refleksi terhadap perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran.
Refleksi oleh Peserta Didik
Penilaian oleh peserta didik bertujuan sebagai berikut. 1. Membangun kemandirian dan
tanggung jawab dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari; 2. Membangun
budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, dan mengapresiasi keragaman
pendapat dalam menilai proses pembelajaran; 3. Membangun suasana pembelajaran yang
partisipatif dan untuk memberi umpan balik kepada pendidik dan peserta didik. 4. Melatih
peserta didik untuk mampu berpikir kritis. Dalam pelaksanaannya pendidik dapat membuat
questioner yang dapat memberikan informasi tentang evaluasi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi ini paling sedikit dilakukan satu kali dalam satu
semester. Setelah pendidik melakukan refleksi dan mendapatkan masukan dari sesama
pendidik, kepala sekolah, pengawas/penilik, dan peserta didik; pendidik kemudian menyusun
rencana perbaikan-perbaikan kualitas 66 pembelajaran. Dengan demikian, pendidik akan
terus meningkatkan kualitas pengajaran yang bermuara pada kualitas/mutu peserta didik.
Daftar materi
1. Saya belum memahami Penyusunan Instrumen penilaian Kurikulum merdeka
2 pada KB yang
2. Saya belum memahami tabel Perbadingan antara asesmen formatif dan sumatif
sulit dipahami

1. Miskonsepsi yang pertama adalah ganti kurikulum merupakan tujuan, Padahal yang
ingin ditekankan disini adalah bagaimana melihat kurikulum merdeka ini adalah
sebagai alat untuk mencapai tujuan pemulihan pembelajaran. Apabila kita
memandang ganti kurikulum sebagai tujuan maka hal yang terjadi adalah kita akan
disibukkan dalam urusan administratif seperti ganti istilah atau ganti format dokumen.
Jadi, jangan memandang ganti kurikulum sebagai tujuan utama.
Daftar materi 2. Miskonsepsi selanjutnya adalah bahwa dalam proses belajar mengimplementasikan
yang sering Kurikulum Merdeka ini seolah-olah bisa dilakukan secara instan. Nyatanya tidak ada
mengalami proses belajar yang instan, terlebih lagi untuk hal yang sekompleks penerapan
3 kurikulum baru untuk mengubah cara kita mengajar di dalam kelas.
miskonsepsi 3. Miskonsepsi yang terakhir adalah seolah-olah Kurikulum Merdeka hanya dapat
dalam diimplementasikan pada sekolah yang memiliki fasilitas lengkap. Ini adalah keliru
pembelajaran karena Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang fleksibel sehingga bisa
dioperasionalkan menjadi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di sekolah mana
pun, termasuk sekolah dengan fasilitas minim.
Jadi, semua sekolah bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka tanpa perlu
memikirkan apakah fasilitas yang ada sudah memadai atau belum. Hal yang
terpenting adalah kesiapan dan juga dukungan seluruh warga sekolah dalam
penerapan Kurikulum Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai