BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
KONSEP ASESMEN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA
a) Dalam Kurikulum Merdeka,Penilaian menggunakan istilah asesmen yang diartikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar , perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta
didik.Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik
untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu
mereka dalam menentukan strategi pembelajaran.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam,dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kata Asesmen
berasal dari serapan Bahasa Inggris yaitu assessment yang artinya penilaian.
Dalam dunia pendidikan, asesmen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
Konsep pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan untuk
(Beberapa mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses pembelajaran.
1
istilah dan b) Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga selama
definisi) di KB proses pembelajaran berlangsung. Biasanya, asesmen terhadap siswa ini
dilakukan oleh masing-masing guru pengampu mata pelajaran.
c) Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan pembelajaran dengan
asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus belajar. Prinsip-prinsip
pembelajaran yang digandengkan dengan prinsip-prinsip asesmen
mengindikasikan pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan
tahap capaian belajar peserta didik atau yang dikenal juga dengan istilah teaching
at the right level (TaRL).
d) Kompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga
pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk mengungkap apa dan bagaimana
kemampuan yang harus dikuasai oleh tenaga pengajar di berbagai tingkatan sekolah.
Misalnya, Gagne (1974) mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar,
terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru yakni: kemampuan dalam
merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, kemampuan melaksanakan dan
mengelola kegiatan belajar mengajar, serta menilai hasil belajar siswa. Dalam buku yang
disusun oleh Tim PPPG (Proyek Pengembangan Pendidikan Guru) dikemukakan 10
kompetensi mengajar yaitu:
1. Kemampuan menguasai landasan kependidikan,
2. Kemampuan menguasai bahan ajaran,
3. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar,
4. Kemampuan mengelola kelas,
5. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar,
6. Kemampuan menilai hasil belajar,
7. Kemampuan mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
8. Kemampuan menyelenggarakan Administrasi Pendidikan,
9. Kemampuan menggunakan media/sumber belajar, dan
10. Kemampuan menafsirkan hasil penelitian untuk kepentingan pengajaran.
Sejalan dengan kompetensi yang diuraikan tersebut Stanford University mengembangkan
kemampuan mengajar yang dikenal dengan STCAG (Stanford Teacher Competence
Appraisal Guide). Kemampuan mengajar tersebut digolongkan ke dalam empat kelompok
yang meliputi: (1) kelompok kemampuan merencanakan pengajaran, (2) kelompok
kemampuan penampilan mengajar, (3) kemampuan mengevaluasi hasil belajar, dan (4)
kemampuan profesionalitas dan kemasyarakatan. Demikian juga dalam Instrumen
Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) disebutkan 5 kemampuan pokok guru yaitu
kemampuan untuk: (1) merumuskan indikator keberhasilan belajar, (2) memilih dan
mengorganisasikan materi, (3) memilih sumber belajar, (4) memilih mengajar dan (5)
melakukan penilaian
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan
asesmen:
1. Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya
rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen
di akhir pembelajaran;
2. Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan
setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang;
3. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya
dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik;
4. Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen
formatif untuk memonitor kemajuan belajar;
5. Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada
pembelajaran berikutnya.
PRINSI-PRINSIP ASESMEN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA
Asesmen Merupakan Bagian Terpadu
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Maka dari itu,asesmen adalah bagian terpadu dari proses pembelajaran,fasilitasi
pembelajaran dan penyediaan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Salah satu yang bisa dilakukan oleh
pendidik adalah dengan melakukan asesmen di awal sebagai bahan pertimbangan
dalam pembuatan rancangan pembelajaran. Peserta didik pun dapat dilibatkan dalam
proses asesmen seperti melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antar teman.
Dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable)
Pada dasarnya, asesmen harus dirancang dengan adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang
sesuai selanjutnya. Untuk itu, pendidik perlu menyiapkan waktu dan durasi yang
cukup agar asesmen tidak hanya menjadi sistem penilaian semata, namun juga
sebagai bagian dari proses pembelajaran. Hasil dari asesmen bisa digunakan oleh
pendidik sebagai bahan penyusunan rencana tindak lanjut.
Laporan bersifat sederhana dan informatif
Laporan dari asesmen yang telah dilakukan sebaiknya disajikan secara sederhana
dan seinformatif mungkin agar peserta didik maupun orang tua murid bisa
memahaminya. Informasi yang ada bisa berupa penilaian karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut ke depannya. Selain penyajian laporan
dalam bentuk yang mudah dimengerti, pendidik juga perlu memberikan umpan balik
secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
sama beserta orang tua.
Hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi
Seperti yang tadi telah disinggung, asesmen tidak hanya dilakukan sebatas untuk
penilaian peserta didik saja. Namun, asesmen juga sangat bermanfaat sebagai
bahan refleksi dari capaian pembelajaran peserta didik dalam menentukan rencana
tindak lanjut.
1. Miskonsepsi yang pertama adalah ganti kurikulum merupakan tujuan, Padahal yang
ingin ditekankan disini adalah bagaimana melihat kurikulum merdeka ini adalah
sebagai alat untuk mencapai tujuan pemulihan pembelajaran. Apabila kita
memandang ganti kurikulum sebagai tujuan maka hal yang terjadi adalah kita akan
disibukkan dalam urusan administratif seperti ganti istilah atau ganti format dokumen.
Jadi, jangan memandang ganti kurikulum sebagai tujuan utama.
Daftar materi 2. Miskonsepsi selanjutnya adalah bahwa dalam proses belajar mengimplementasikan
yang sering Kurikulum Merdeka ini seolah-olah bisa dilakukan secara instan. Nyatanya tidak ada
mengalami proses belajar yang instan, terlebih lagi untuk hal yang sekompleks penerapan
3 kurikulum baru untuk mengubah cara kita mengajar di dalam kelas.
miskonsepsi 3. Miskonsepsi yang terakhir adalah seolah-olah Kurikulum Merdeka hanya dapat
dalam diimplementasikan pada sekolah yang memiliki fasilitas lengkap. Ini adalah keliru
pembelajaran karena Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang fleksibel sehingga bisa
dioperasionalkan menjadi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di sekolah mana
pun, termasuk sekolah dengan fasilitas minim.
Jadi, semua sekolah bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka tanpa perlu
memikirkan apakah fasilitas yang ada sudah memadai atau belum. Hal yang
terpenting adalah kesiapan dan juga dukungan seluruh warga sekolah dalam
penerapan Kurikulum Merdeka.