Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Evaluasi Pembelajaran


B. Kegiatan Belajar : Asesmen Nasional dan Raport Pendidikan (KB 4)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

Asesmen autentik menghadapkan siswa pada tantangan-


tantangan dunia-nyata yang mengharuskan mereka
Konsep (Beberapa istilah mampu menerapkan berbagai keahlian dan pengetahuan
1
dan definisi) di KB yang dimiliki.” Asesmen autentik adalah produk-produk
dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman-
pengalaman kehidupan nyata.

 AN = Asesmen Nasional merupakan upaya untuk


memotret secara komprehensif mutu proses dan
hasil belajar satuan pendidikan dasar dan menengah
di seluruh Indonesia.
 AKM = Asesmen Kompetensi Minimal merupakan
penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh
semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas
diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.
Kompetensi yang dinilai adalah literasi membaca
Daftar materi pada KB yang
2 dan literasi numerasi.
sulit dipahami
 Asesmen Survei Karakter adalah asesmen yang
dirancang untuk mengukur capaian peserta didik
dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter
untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.
 Asesmen Survei Lingkungan adalah penilaian yang
dilakukan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek
pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan
sekolah.

Hasil dari Asesmen Nasional nantinya akan menjadi data


yang disajikan pada Rapor Pendidikan. Nah, data-data
tersebut menunjukkan hal-hal yang perlu diperbaiki dan
Daftar materi yang sering ditingkatkan oleh satuan dan dinas pendidikan.Sehingga,
3 mengalami miskonsepsi dengan adanya Asesmen Nasional dan Rapor Pendidikan
dalam pembelajaran maka kualitas dan layanan dapat lebih ditingkatkan.
Justru, data tersebut seharusnya diajdikan acuan untuk
merefleksikan diri dan membenahi layanan pendidikan
agar bisa lebih ditingkatkan lagi.
I. PENDAHULUAN
Sejak Desember 2019, dalam momen politis Rapat Kerja dengan DPR RI, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud, setelah April menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
[Men-dikbudristek]) telah menyampaikan renca-na penghapusan Ujian Nasional (UN). Guna memberikan
pelindungan terhadap sis-wa dari wabah Covid-19, pemerintah memutuskan untuk meniadakan UN 2020
di jenjang pendidikan dasar dan menengah (Yossihara, 2020). UN ditiadakan untuk tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
AKM diikuti oleh siswa dan dirancang untuk mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil
belajar kognitif. Kedua aspek kompetensi minimum tersebut men-jadi syarat bagi siswa untuk
berkontribusi di masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.
Survei Karakter diikuti oleh siswa dan guru, untuk mengukur sikap, kebia -saan, dan nilai-nilai sebagai
hasil belajar nonkognitif. Survei dirancang untuk mengu-kur capaian siswa dari hasil belajar
sosialemosional berupa pilar karakter untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong-
royong, bernalar kritis, dan kreatif. Survei Lingkungan Belajar diikuti oleh kepala sekolah, untuk
mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran. Survei dilaksanakan
untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah
(Pusat Asesmen dan Pembelajaran [Pusmenjar], 2021).
Profil Pelajar Pancasila yang ingin di wujudkan oleh pendidikan Indonesia merupakan gambaran
ideal pelajar untuk mem-bangun sumber daya manusia (SDM) ung-gul (Samekto, 2021). Konsep SDM
unggul yang ingin dicapai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek, sebelum April 2021 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemendikbud])
adalah pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila. Karena itu, pengembangan SDM harus bersifat holistik dan tidak terfokus pada kemampuan
kognitif saja. Rujukan pada Pancasila dinilai tepat oleh Samekto (2021) sebagai komitmen pemerintah
untuk mengurangi, bahkan menghapuskan, tiga masalah besar yang masih ditemui di dunia pendidik-an,
yaitu intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan.

II. PEMBAHASAAN
 Fungsi Rapor Pendidikan Indonesia
Mengutip dari media sosial Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek, berikut ini fungsi Rapor
Pendidikan:
1. Referensi utama analisis, perencanaan, dan tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Sumber data yang objektif dan dapat dipercaya karena laporan diberikan secara otomatis dan
terintegrasi.
3. Instrumen untuk mengevaluasi sistem pendidikan dengan menyeluruh, baik dalam hal evaluasi
internal ataupun eksternal.
4. Sebagai alat ukur yang berorientasi terhadap mutu serta pemerataan hasil belajar.
5. Kanal penyajian data yang terpusat, sehingga tidak perlu memakai berbagai aplikasi. Rapor
Pendidikan akan meringankan beban administrasi.
 Survei Karakter
Survei karakter menilai sikap, nilai, dan kebiasaan peserta didik yang mencerminkan profil Pelajar
Pancasila. Adapun yang termasuk dalam profil Pelajar Pancasila adalah:
- Kemandirian
- Kebhinnekaan global
- Nalar kritis
- Kreativitas
- Gotong royong
- Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Asesmen Nasional menunjukkan peserta didik memiliki skor Iman, taqwa, dan akhlak mulia serta
kreativitas yang tinggi.
 Survei Lingkungan Belajar
Survei Lingkungan Belajar mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik,
seperti kualitas pembelajaran, iklim keamanan, dan iklim kebhinekaan. Sayangnya, hasil Asesmen
Nasional menunjukan angka kecenderungan perundungan dan kekerasan seksual dalam lingkungan
pendidikan masih tinggi. Tercatat 24,4% peserta didik berpotensi mengalami perundungan di satuan
pendidikan. Sementara dalam ranah kekerasan seksual, 22,4% menjawab 'Pernah' pada pertanyaan
survei yang menunjukkan potensi insiden kekerasan seksual.
Ia juga mengatakan hal yang sama pada kasus kekerasan seksual. Potensi kekerasan seksual di satuan
pendidikan lebih rendah pada satuan pendidikan yang memiliki program pencegahan dan penanganan
kekerasan seksual. Hasil Asesmen Nasional telah diolah menjadi Rapor Pendidikan. Rapor hasil kerja
sama empat unit Kemendikbud ini dapat diakses oleh guru, dinas pendidikan daerah, hingga publik.
Rapor Pendidikan dapat diakses melalui laman raporpendidikan.kemdikbud.go.id/.

III. PENUTUP

Perjalanan panjang pelaksanaan evaluasi pendidikan menjadi latar belakang


penyelenggaraan Asesmen Nasional (AN). Beragam evaluasi pendidikan skala nasional sudah
dimulai lima tahun setelah Indonesia merdeka. Walaupun ada nilai penting sejarah Ujian
Nasional (UN), namun semangat mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul berprofil
Pancasila menjadi titik penting kesepakatan semua elemen bangsa. Seluruh fraksi di DPR
menyepakati usulan penghapusan UN oleh pemerintah.
Penjabaran mengenai berbagai bentuk evaluasi memperlihatkan bahwa AN dapat menjadi salah
satu pilihan berdasarkan berbagai pertimbangan. Sudah ada praktik baik yang memperlihatkan bahwa
AN tidak sama sekali baru. Sudah ada pengalaman-pengalaman sebelumnya yang dapat memperbaiki
penerapan AN yang pada gilirannya juga memperbaiki sistem pendi-dikan di masa yang akan datang.
Indonesia juga turut berpartisipasi dalam PISA dan TIMSS, dan hasil yang dida-pat menjadi
tantangan tersendiri untuk membuktikan diri di hadapan negara lain di dunia. Walaupun sempat ada
kritik ter-hadap PISA, pemerintah tetap menjadikan PISA sebagai salah satu pembanding dan awal
melangkah dalam perbaikan evaluasi pendidikan. Indonesia yang sangat beragam dan kaya akan nilai
budaya nusantara tidak dapat mengabaikan kelebihan tersebut dalam setiap penyusunan kebijakan
nasional. Beberapa hal yang perlu menjadi per-hatian kita bersama dan dikawal oleh DPR adalah,
pertama, jangan sampai AN menjadi versi baru dari UN yang kembali mementingkan hasil akhir, dan
bukan proses. Kedua, pelaksanaan perdana AN di tahun 2021 harus diikuti dengan evaluasi
menyeluruh dan hasilnya disampaikan kepada publik agar muncul rasa kebersamaan dalam memajukan
pendidikan nasional. Hasil evaluasi juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa keputusan
melaksanakan AN sudah tepat sehingga tidak perlu menunggu dua puluh tahun untuk melakukan
perbaikan atau perubahan.
Ketiga, hasil AN benar-benar dapat digunakan sekolah untuk mengembangkan potensinya dan
memperbaiki kekurang-annya. Harapan dari pelaksanaan AN adalah dapat membantu mengurangi tiga
masalah besar di dunia pendidikan, yaitu into-leransi, kekerasan seksual, dan perun-dungan. Namun,
tetap perlu ada antisipasi terhadap ancaman lain yang tidak dapat diperkirakan tetapi kemungkinan
dapat terjadi di masa yang akan datang. Salah satunya adalah pandemi yang mengubah metode
pembelajaran agar dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Anda mungkin juga menyukai