Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA 1

Pembelajaran Paradigma Baru


Nama : DWI JONI SUHENDRA

PRODI : PENJASKES
LPTK : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Berdasarkan video 1 yang telah Anda saksikan, refleksikan bagaimana pembelajaran


paradigma baru semestinya direncanakan dan dilaksanakan oleh guru.

1. Salah satu karakteristik pembelajaran paradigma baru adalah proses pembelajaran


harus berpusat pada peserta didik. Silakan ilustrasikan proses pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik dengan memberikan contoh-contoh secara konkrit.


Jawaban:

1) Langkah yang pertama guru menyampaikan Capain Pembelajaran yang akan dicapai
kepada peserta didik

2) Guru melibatkan peserta didik didalam menentukan materi ajar, model pembelajaran
menyesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan siswa sesuai dengan bakat dan

minat peserta didik.


3) Peserta didik diberi keleluasaan mencari bahan ajar seperti mengakses menggunakan

internet dengan memanfaatkan berbagai platform digital seperti youtube, e-book,


jurnal dll. contoh pada pembelajaran Penjaskes Fase D siswa kelas VII materi Tehnik

Dasar Bermain Bola Basket.


4) Proses Assesmen:

a). Asesmen Diagnostik pendidik melakukan pertanyaan pemantik bias melalui


tampilan gambar yang terkait tehnik dasar bermain sepakbola seperti gambar

menendang bola, mengumpan bola, mengontrol bola, menghentikan bola, dan


menangkap bola.

b). Asesmen Formatif pada proses ini guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk menyampaikan pemahaman tentang Topik Tehnik Dasar Bermain sepkabola
dengan membuat diskusi kelompok dimana setiap kelompok diberikan kesempatan

untuk menyampaikan pendapat hasil dari sumber ajar yang peserta didik dapatkan
secara mandiri. Pada proses ini Guru melakukan elaborasi, kolaborasi dan penguatan

pemahaman terkait materi ajar.


c). Asesmen Submatif pada proses ini guru akan melakukan penilaian dengan ulangan

harian, Ujian Tengah semester dan ujian akhir sekolah untuk melihat hasil ketercapaian
siswa apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

5) Guru melakukan evaluasi pada setiap tahapan asesmen sebagai dasar informasi untuk
merancang pemblajaran pada pertemuan berikutnya.

2. Apa yang menjadi pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan dalam

merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen?


Jawaban:

1) Mempertimbangkan kemampuan peserta didik yang berbeda


2) Mempertimbangkan kelengkapan bahan ajar yang tersedia di sekolah

3) Mempertimbangkan sarana dan prasarana fasilitas yang ada disekolah terkait


pendukung akses dalam bahan materi ajar

4) Mempertimbangkan motivasi belajar peserta didik


3. Pembelajaran paradigma baru dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi tiga

tahapan yang saling berkaitan, yaitu pemetaan standar kompetensi, perencanaan


proses pembelajaran, dan perencanaan asesmen. Gambarkan secara ringkas bagaimana

kaitan dari ketiga tahapan tersebut!


Jawaban:

Pemetaan Standar KompetensiDengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan


satu siklus yang berawal dari pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses

pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk memperbaiki pembelajaran sehingga


peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Hal ini akan memberikan
keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen

sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Pada pembelajaran paradigma
baru, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala

kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk


pembelajaran, dan asesmen. Menurut pembelajaran paradigma baru, tujuan

pembelajaran, proses pembelajaran dan proses asesmen dilakukan guna memastikan


tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Jelaskan bagaimana karakteristik Profil Pelajar

Pancasila itu!
Jawaban ;

 Profil pelajar pancasila memiliki 6 karakteristik, yaitu :


1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia

memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut


dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada

Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak
kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

2) Berkebinekaan global
Ini adalah dimensi dimana pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas

dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain,
sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya

dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur
bangsa. Elemen dan kunci kebhinekaan global meliputi mengenal dan menghargai

budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan


refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
3) Bergotong Royong

yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela
agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-

elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.


4) Mandiri

yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci
dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

5) Bernalar Kritis
yaitu mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif,

membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,


mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah

memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi


penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.

6) Kreatif
yaitu pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,

bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang

orisinal.

5. Pembelajaran paradigma baru sangat memperhatikan karakteristik belajar peserta


didik. Ceritakan bagaimana guru seharusnya merencanakan pembelajaran dan asesmen

(as learning, for learning, of learning) jika dikaitkan dengan karakteristik peserta didik!
Jawaban ;

 Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pengumpulan informasi

tersebut ditempuh melalui berbagai teknik penilaian, menggunakan berbagai


instrumen, dan berasal dari berbagai sumber. Penilaian harus dilakukan secara
efektif. Oleh karena itu, meskipun informasi dikumpulkan sebanyak-banyaknya

dengan berbagai upaya, tetapi kumpulan informasi tersebut tidak hanya lengkap
dalam memberikan gambaran, tetapi juga harus akurat untuk menghasilkan

keputusan. Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu:


assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran), assessment for learning

(penilaian untuk pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai


pembelajaran).

 Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses


pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai tidak selalu terjadi di akhir

tahun atau di akhir peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang


tertentu. Setiap pendidik melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk

memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses


pembelajaran selesai, berarti pendidik tersebut melakukan assessment of

learning. Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian


sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar). Assessment

for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya


digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar.

Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan umpan balik


terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan menentukan

kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga dapat dimanfaatkan oleh


pendidik untuk meningkatkan performan dalam memfasilitasi peserta didik.

Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas, presentasi, proyek, termasuk


kuis merupakan contoh-contoh assessment for learning (penilaian untuk proses

belajar). Assessment as learning memiliki fungsi yang mirip dengan assessment


for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses

pembelajaran berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan


peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Peserta didik diberi
pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri (self

assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as


learning. Dalam assessment as learning peserta didik juga dapat dilibatkan

dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman


penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan

agar memperoleh capaian belajar yang maksimal. Selama ini assessment of


learning paling dominan dilakukan oleh pendidik dibandingkan assessment for

learning dan assessment as learning.


 Penilaian pencapaian hasil belajar seharusnya lebih mengutamakan assessment

as learning dan assessment for learning dibandingkan assessment of learning.


Kurikulum di Indonesia kini merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Hal

penting yang harus diperhatikan ketika melaksanakan penilaian dalam


Kurikulum tersebut adalah KKM, remedial, dan pengayaan.

6. Ceritakan apa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru yang efektif!


Jawaban ;

 Pembelajaran dan asesmen merupakan dua aktivitas yang saling berkaitan. Guru
dapat menggunakan hasil asesmen untuk merencanakan pembelajaran,

mengidentifikasi berbagai kebutuhan yang diperlukan peserta didik selama


proses pembelajaran, dan mengajarkan kembali materi-materi pelajaran yang

belum dikuasai oleh peserta didik. Hasil asesmen dapat juga dimanfaatkan oleh
guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Agar pembelajaran dan asesmen

dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan,


dan sikap peserta didik, maka pembelajaran dan asesmen perlu direncanakan

secara sistematis. Ada tiga pendekatan asesmen yang perlu diterapkan oleh guru
dalam mengukur hasil belajar peserta didik.
 Pertama, assessmen for learning (AfL). AfL adalah sebuah asesmen yang

dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan asesmen ini


dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas proses belajar dan mengajar. Dengan

AfL, guru dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik,
memantau kemajuan belajar dan menentukan kemajuan belajar peserta didik.

Contoh AfL adalah kuis,presentasi, tugas, dan sebagainya.


 Kedua, assessment as learning (AaL). Sebenarnya AaL memiliki fungsi yang

sama dengan AfL karena keduanya dilaksanakan pada saat proses pembelajaran.
Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif

dalam kegiatan penilaian tersebut. Contoh dari AaL ini adalan penilaian diri (self-
assessment) dan penilaian oleh teman sejawat (peer-assessment). Dalam AaL,

peserta didik terlibat dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun


rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang

harus dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal. AfL dan AaL
merupakan bagian dari asesmen formatif yang dimaksudkan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar.


 Ketiga, assessmen of learning (AoL). AoL adalah asesmen yang dilaksanakan di

akhir proses pembelajaran dan dimaksudkan untuk mengukur capaian belajar


atau hasil peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Contoh AoL ini

adalah ulangan harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir tahun dan
sebagainya. AoL merupakan bagian dari asesmen sumatif yang harus dilakukan

oleh guru. Untuk pembelajaran paradigma baru, asesmen formatif (assessment


for learning dan as learning) harus mendapatkan porsi lebih banyak daripada

asesmen sumatif (assessment of learning).

Anda mungkin juga menyukai