Anda di halaman 1dari 6

1.

Kurikulum itu berubah karena harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan


disesuaikan dengan perkembangan zaman.Pada tayangan vidio terlihat bahwa saat
ini siswa dan guru harus mengikuti perkembangan zaman yakni mampu beradaptasi
dengan literasi digital dalam proses pembelajaran.
2. Perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain
disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahun selalu
berkembang. Perkembangan kurikulum ini dianggap sebagai penentu masa depan
anak bangsa.
3. Komponen Pengembangan Silabus :

1. Identifikasi. Identitas mencakup; nama satuan/lembaga, nama mata pelajaran,


ingkat/derajat/klas.
2. Standar Kompetensi Standar Kompetensi: Patokan tentang pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mengerjakan
suatu tugas yang sesuai dengan apa yang dipersyaratkan.
3. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar: kompetensi yang terdiri atas sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang bersumber dari kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik.
4. Materi Pokok Materi inti yang gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan dalam aspek afektif, kognitif dan psikomotorik untuk mencapai
hard skill dan soft skill
5. Kegiatan Belajar Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi
6. Indikator Indikator adalah Sebuah petunjuk atau keterangan yang dijadikan
sebagai tolak ukur untuk perkembangan dan penguasaan peserta didik.
7. Penilaian (Teknik, Jenis, bentuk, Instrumen) Penilaian adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
8. Alokasi Waktu Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh
peserta didik yang beragam
9. Sumber/Bahan/Alat Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber
belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
4. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kitaterhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu:
(1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Strategi pembelajaran.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam Strategi Pembelajaran, yaitu:
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Metode pembelajaran Jadi, metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya:(1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya.
Teknik Pembelajaran Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke
dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya
secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Taktik Pembelajaran. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang


dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah,
tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang
dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan
tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan.

Contoh : terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang


berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)

5. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta


didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.

a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:


1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber.
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain.
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.

b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:


1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna.
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut.
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar. 6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok.
8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan.
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:


1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan.
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasa.
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar.
b) membantu menyelesaikan masalah.
c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi.
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
6. Media pembelajaran merupakan salah satu cara atau alat bantu yang digunakan dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk merangsang pola pembelajaran agar dapat
menunjang keberhasilan dari proses belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
7. pemilihan media yang baik adalah : 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat
untuk mendukung isi pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil
menggunakannya; 5) pengelompokan sasaran; dan 6) mutu teknis.

8. Fungsi prota dan promes antara lain sebagai berikut. Digunakan sebagai acuan dalam
optimalisasi, efisiensi, dan efektivitas penggunaan waktu belajar. Sebagai pedoman dalam
mengorganisir proses pembelajaran agar berjalan optimal.

9. Mengapa penting seorang guru harusmampu merancang evaluasi pembelajaran


secara tepat?
Karen Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk mengetahui efektif
atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pendidik.
Karena bila seorang pendidik tidak melakukan evaluasi, sama saja
tenaga pendidik tersebut tidak ada perkembangan dalam
merancang sistem pembelajaran.

10. Dalam pembelajaran paling tidak ada beberapa prinsip yang menjadi pegangan bagi
seorang guru, yaitu :
1. Kontinuitas
Evaluasi dalam pembelajaran bukan hanya dilakukan saat ujian tengah semester atau
akhir semester saja. Lebih dari itu, jika Bapak/Ibu Guru ingin melihat perubahan
nilai dari siswa harus dilakukan secara berkesinambungan. Artinya, sejak dari tahap
penyusunan rencana pembelajaran hingga pelaporannya tetap harus dipantau secara
kontinyu.

2. Komprehensif
Tidak jarang beberapa guru hanya fokus pada aspek kognitif dari siswanya. Padahal,
dua aspek lainnya yakni kognitif dan afektif turut berperan besar dalam proses
evaluasi pembelajaran. Sebagai guru memang tidak hanya dituntut bagaimana siswa
bisa paham sebuah materi. Guru juga dituntut bagaimana bisa membentuk karakter
siswa yang baik hingga bisa memiliki dampak positif di kehidupannya. Oleh karena
itu evaluasi pembelajaran yang baik dilakukan dari proses belajar hingga hasil
belajar dari siswa.

3. Kooperatif
Sejatinya, proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan harus berkoordinasi dengan
berbagai elemen yang turut andil dalam perkembangan siswa. Mulai dari kepala
sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, hingga petugas administrasi.
Bahkan, sangat dianjurkan juga bekerjasama dengan siswa itu sendiri. Mengapa?
Karena ini bertujuan supaya seluruh elemen yang terlibat dalam evaluasi
pembelajaran merasa dihargai atas kerjasama yang dilakukan.

4. Objektif
Penilaian hasil dalam evaluasi belajar haruslah bersifat objektif. Artinya, faktor-
faktor subyektif seperti hubungan guru dengan siswa dan faktor perasaan karena
merasa tidak tega atau yang lainnya tidak boleh dimasukkan ke dalam evaluasi. Jika
siswa tersebut mendapat nilai yang kurang baik, berarti harus dimasukkan nilai
tersebut dengan pemberian catatan untuk memotivasi siswa dan pemberitahuan
kepada orang tua.
5. Praktis
Prinsip evaluasi pembelajaran harus bersifat praktis. Artinya, kegiatan tersebut harus
menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Pada prinsip ini sangat menekankan
kemudahan guru untuk menyusun instrumen penilaian yang mudah digunakan tidak
hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga memungkinkan digunakan oleh guru lain.
Seiring dengan kepraktisan tersebut, jangan sampai menghilangkan esensi evaluasi
pembelajaran itu sendiri yakni mencapai keoptimalan dari tujuan belajar.

Anda mungkin juga menyukai