Anda di halaman 1dari 44

Terbaru : Rangkuman Materi Pedagogik Full Persiapan UKA 2013

Assalam, kabar terbaru dan sangat dinanti para peserta UKA 2013 untuk diuji kopetensi nya. Saya akan
beri Rangkuman Materi Pedagogik UKG 2012-Part 1 dan 2 yang saya dapat dari internet.Yang insyaallah
dapat membantu semua yang dalam persiapan uji online UKA 2013.

1. Persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru:


a. Kompetensi Kepribadian:
a.1. Mantap dan stabil
a.2. Dewasa
a.3. Arif
a.4. Berwibawa
a.5. Teladan
b. Kompetensi Pedagogik
b.1.Memahani peserta didik
b.2. Merancang pembelajaran
b.3. Melaksanakan pembelajaran
b.4. Merancang dan mengevaluasi pembelajaran
b.5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Kompetensi profesional
c.1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
c.2. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
d. Kompetensi sosial
d.1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
d.2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan
d.3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
2. Pengertian pembelajaran dan komponennya
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru
yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Komponen-komponennya meliputi:
- Siswa
- Guru
- Tujuan
- Isi pelajaran
- Metode
- Media
- Evaluasi
3. Teori- Teori Pembelajaran
a. Behavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang
kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya,
bila siswa menemukan kesulitan atau masalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial
and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
b. Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman sedangkan
pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat bantu. Disamping itu
penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.
c. Humanistik
Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang
ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang
melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat
memperoleh hasil.
d. Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat
unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, yaitu pemerhatian
(attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan penangguhan (reinforcement), motivasi
(motivation). Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai
melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian harus interaktif dan menarik
• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
• Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggi.
4. Ciri-ciri pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai berikut :
a. Motivasi belajar
b. Bahan belajar
c. Alat bantu belajar
d. Suasana belajar:
d.1. komunikasi dua arah
d.2. gairah dan gembira
e. Kondisi siswa yang belajar:
e.1. setiap siswa unik
e.2. kesamaan siswa
5. Pendekatan dan metode dalam pembelajaran
A. PENDEKATAN
1. Pendekatan Konsep (penguasaan konsep dan subkonsep, guru terlalu dominan)
2. Pendekatan Lingkungan(mengaitkan lingkungan dalam proses belajar
3. Pendekatan Inkuiri (mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik)
4. Pendekatan Proses (melakukan pengamatan, menafsirkan data, mengkomunikasikan hasil
pengamatan)
5. Pendekatan Interaktif (pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan)
6. Pendekatan Pemecahan Masalah (masalah yang dipecahkan melalui praktikum/pengamatan)
7. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
8. Pendekatan Terpadu (Integrated Approach) – memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan
pembelajaran.
B. METODE
1. Metode Ceramah (penyampaian bahan pelajaran secara lisan)
2. Metode Tanya Jawab (pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sudah direncanakan
sebelumnya)
3. Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah.
4. Metode Kooperatif (siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5 orang)
5. Metode Demonstrasi (memeragakan suatu proses kejadian)
6. Metode Karyawisata/Widyawisata (membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas)
7. Metode Penugasan (memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar)
8. Metode Eksperimen (menggunakan percobaan)
9. Metode Bermain Peran (pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep)

6. Prinsip pengembangan kurikulum


Asep Herry Hernawan dkk. (dalam Sudrajat, 2007) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan
kurikulum, yaitu:
a. Prinsip relevansi – kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan,
bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sebaliknya, secara eksternal bahwa komponen-komponen
tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis),
tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis)
b. Prinsip fleksibilitas – mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur, dan fleksibel
dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
c. Prinsip kontinyuitas – adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar- jenjang pendidikan, maupun antara jenjang
pendidikan dengan jenis pekerjaan.
d. Prinsip efisiensi – mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan
waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya
memadai.
e. Prinsip efektivitas yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan
tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat sejumlah prinsip-
prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
7. Evaluasi Pengalaman Belajar
a. Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh seberapa jauh pengalaman belajar berkembang dan
terorganisasi yang benar-benar menghasilkan hasil yang diinginkan,
b. Evaluasi merupakan proses yang sistematis artinya dalam pengajaran kegiatan ini tentu direncanakan,
berkesinambungan dari awal hingga akhir pelaksanaan program.
c. Dalam evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang nantinya akan diolah dan hasilnya akan
dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
d. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.
Dengan demikian evaluasi dapat berfungsi:
1) Mengetahui kemajuan, perkembangan, dan keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar-
mengajar. Hasil evaluasi yang diperoleh itu dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa.
2) Mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
3) Sumber informasi atau data bagi pelayanan BK kepada siswa.
4) Untuk pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
8. Teknik dan Instrumen Penilaian
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi,
penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik.
b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
c. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar
kegiatan pembelajaran.
d. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
e. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah
merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan
benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
f. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
g. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat
diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun
9. Ciri-ciri tes yang baik
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu
memiliki:
(1) Validitas: validitas atau daya ketepatan mengukur, sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat
mengukur apa yang hendak di ukur
(2) Reliabilitas: jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, sebuah tes dikatakan
raliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa
diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(ranking) yang sama dalam kelompoknya.
(3) Obyektivitas: apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan : menurut apa adanya
(4) Praktikabilitas: mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dilengkapi dengan petunjuk yang jelas.
(5) Ekonomis: tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
10. Langkah-langkah pengembangan teori pembelajaran
1) Analisis tujuan dan karakteristik bidang studi.
2) Analisis sumber belajar.
3) Analisis karakteristik si belajar (siswa).
4) Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran.
5) Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran.
6) Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran.
7) Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran.
8) Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
11. Karakteristik peserta didik
Sumber informasi yang dapat digunakan dalam rangka asesmen perilaku keterampilan awal siswa, antara
lain:
- dokumen yang tersedia
- khususnya hasil belajar yang diperoleh sebelumnya
- siswa itu sendiri
- orang-orang yang mengetahui kemampuan siswa tesebut.
Teknik yang dapat digunakan dalam mengasesmen kemampuan awal tersebut, antara lain:
- dokumentasi,
- kuesioner,
- observasi,
- wawancara,
- melakukan tes diagostik secara khusus.
Di samping mengidentifikasi perilaku keterampilan awal siswa, guru juga perlu mengenali karakteristik
siswa lainnya yang berhubungan dengan perilaku belajar mereka. Beberapa di antara karakterstik
ini, misalnya:
- motivasi belajar,
- kemampuan dan tingkat kecerdasan,
- minat,
- kebiasaan belajar,
- harapan dan aspirasi siswa,
- maupun daya dukung lingkungan masing-masing siswa.
Informasi-informasi seperti ini dapat menjadi acuan dalam menetapkan jenis perilaku sebagai target
belajar, cakupan kegiatan belajar, maupun bentuk-bentuk pengalaman belajar yang dapat diberikan
kepada siswa.http://nunungnuraida.wordpress.com

Contoh Soal UKG Pedagogik dan Profesional

1. SCL adalah salah satu inovasi di bidang pendidikan yang bercirikan:


a. Menekankan transfer pengetahuan dari guru ke siswa,
b. Lebih menekankan pada penguasaan materi,
c. Penekanan pada pencapaian kompetensi,
d. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan secara terpisah,
e. Penekanan pada ketuntasan materi pelajaran.
2. Pemilihan model pembelajaran sangat bergantung pada:
a. Sarana-prasarana,
b. Siswa,
c. Kurikulum,
d. Guru,
e. Semuanya benar.
3. Perkembangan teknologi informasi sangat mempengaruhi:
a. Perkembangan model pembelajaran,
b. Cara belajar siswa,
c. Cara mengajar guru,
d. Perkembangan bahan ajar,
e. Semuanya benar.
4. Model pembelajaran yang meminta siswa untuk mengurutkan dan menjelaskan gambar
setelah guru menyampaikan materi adalah:
a. Cooperative Script,
b. Metode Jigsaw,
c. Snowball Throwing,
d. Problem Solving,
e. Picture and Picture.
5. Model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama sesama guru serta melakukan
perencanaan, praktek mengajar, observasi Refleksi/kritikan terhadap pembelajaran adalah:
a. Lesson Study,
b. Cooperative Script,
c. Metode Jigsaw,
d. Snowball Throwing,
e. Inquiry.
6. Model pembelajaran dengan cara membuat pertanyaan yang dituliskan pada kertas lalu
diberikan pada ketua kelompok untuk dilempar ke siswa lain untuk dijawab adalah:
a. Lesson Study,
b. Cooperative Script,
c. Metode Jigsaw,
d. Snowball Throwing,
e. Inquiry.
7. Model pembelajaran dimana guru membagi topik tertentu menjadi beberapa subtopik,
selanjutnya membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif, setiap anggota
bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap subtopik, adalah:
a. Lesson Study,
b. Cooperative Script,
c. Metode Jigsaw,
d. Snowball Throwing,
e. Inquiry.
8. Model pembelajaran yang mempunyai kelebihan mendorong siswa berpikir secara ilmiah,
kreatif, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur
dan terbuka, adalah:
a. Role Playing,
b. Inquiry,
c. Problem Solving,
d. Picture and Picture,
e. Metode Jigsaw.
9. Model pembelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan
logis, adalah:
a. Role Playing,
b. Inquiry,
c. Problem Solving,
d. Picture and Picture,
e. Metode Jigsaw.
10. Model pembelajaran yang mempunyai keunggulan antara lain; berpikir dan bertindak kreatif,
memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, merangsang perkembangan kemajuan
berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, adalah:
a. Role Playing,
b. Inquiry,
c. Problem Solving,
d. Picture and Picture,
e. Metode Jigsaw.
1. Beragam teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik-
teknik penilain tersebut adalah sebagai berikut, kecuali:
a.Penilaian unjuk kerja
b. Penilaian sikap
c. Penilaian observasi langsung
d. Penggunaan tertulis
2. Dalam Soal tes tertulis peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban
tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti berikut, kecuali:
a. Memberi tanda
b. Mewarnai
c. Membaca
d. Menggambar
3. Tes tertulis dalam bentuk mensuplai jawaban dapat dibedakan, kecuali menjadi:
a.multiple choice
b. isian
c. jawaban singkat
d. uraian.
4. Tes ini dapat digunakan untuk menilai kemampuanberfikir tinggi !
a. tes sebab-akibat
b. tes benar – salah
c. tes menjodohkan
d. tes pilihan ganda.
5. Tes tertulis bentuk ini merupakan alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang telah
dipelajarinya.
a. jawaban singkat
b. uraian
c. isian
d. pilihan ganda.
6. Dalam menyusun alat penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut, kecuali .........
a. jumlah item
b. karakteristik mata pelajaran
c. materi
d. konstruksi
7. Tes pilihan ganda memiliki beberapa kekurangan diantaranya tersebut berikut ini, kecuali
.........
a.peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya
b. menimbulkan kecenderungan anak didik tidak belajar
c. kurang dapat untuk memodifikasi kegiatan pembelajaran
d. banyak digunakan untuk penilaian ketrampilan berbahasa secara formal.
8. Kelemahan tes tertulis bentuk uraian antara lain .....
a. peserta didik dapat mengekspresikan gagasan atau pendapatnya
b. dapat menilai berbagai jenis kompetensi
c. cakupan materi yang ditanyakan terbatas
d. peserta didik dituntut untuk mengemukakan pendapatnya dengan kata-katanya sendiri.
9.Keberhasilan pembelajaran bergantung pada beberapa hal, kecuali ....
a. efektifitas penilaian kelas
b. cost benefit yang besar
c. perancangan penilaian secara sistemasis
d. perlakuan penilaian yang secara terus-menerus dan berkesinambungan.
10. Penilaian kelas yang baik akan memberikan informasi yang bermanfaat, kecuali
a. bagi orang tua, dapat meningkatkan gairah kerjanya agar dapat membiayai sekolah anak-
anaknya
b. bagi guru, dapat meningkatkan efektifitas mengajarnya
c. bagi peserta didik, akan meningkatkan kualitas kegiatan/hasil belajarnya
d. mampu memotivasi anak didik meningkatkan terus upaya belajarnya.

1. KTSP menuntut adanya perubahan dalam mengelola proses pembelajaran. Oleh karena itu
guru harus (a). Inovatip dan Kreatip (b) Paradikma Teaching berubah menjadi learning (c).
cara berpikir produktip menjadi reflektip dan (d ). Demonstrating the knowledge. Soal :
dari pernyataan tersebut yang tidak sesuai adalah :
A. (a) dan (b) B. (a) dan (d) C. (d) D. (c)
1. Menggunakan media dan menggunakan teknik presentasi merupakan salah satu cara
mengelola pembelajaran akan :
(a) menarik perhatian siswa. (b). Membosankan siswa
(c). Meningkatkan daya serap siswa (d). Merepotkan dan membebani guru
Soal : Dari pernyataan tersebut yang benar adalah :
A. (a) dan (b) B. (a) dan (c) C. (b) dan (d) D. (c)dan (d)
3, Sumber belajar adalah segala macam sumber yang memungkinkan siswa belajar. Ada
bermacam-macam sumber belajar yaitu yang benar terdiri dari :
A. pesan dan orang B. Alat dan teknik
C. Lingkungan, D. pesan dan bahan
( boleh pilih lebih dari satu jawaban).
4. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar siswa.
Soal : Pernyataan tersebut merupakan konsep media yang dinyatakan oleh:
A. Palmer, W B. Gagne C. Bright D. AECT
5. Yang termasuk bahan pertimbangan dalam memilih media dalam pembelajaran diantaranya
adalah :
A. harus membuat terlebih dulu
B. Kesesuaian dengan tujuan dan bahan
C. harganya mahal dan modern
D. Pengoperasiannya sulit.
6. Manakah media yang paling baik untuk mengajar
A. VCD B. Flip Chart D. OHT E. LCD
7. Fungsi GBIPM (Garis Besar Isi Program Media) adalah
A. instrument perencanaan media dalam pembelajaran
B. Instrument Pengembangan Media dalam pembelajaran
C. Instrument Pemilihan Media dalam pembelajaran
D. Perencanaan Program Media dalam pembelajaran
(boleh pilih lebih dari satu jawaban)
8. Media dalam pembelajaran harus didisain dengan baik dan menarik. Hal ini karena media
bukan semata-mata berperan sebagai perantara atau pengantar pesan, tetapi media juga
perperan sebagai Perangsang:
A. Pikiran dan Perasaan B. Perhatian dan minat
C. Menarik perhatian D. Menarik Minat.
(boleh memilih dua opsi yang tepat)
9. Pilihlah jenis huruf berikut ini yang menurut saudara paling tepat untuk membuat media
OHT/Slide presentasi
A. Media sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran
B. Media sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran
C. Media sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran
D. Media sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran

1. Aspek-aspek yang menentukan karakteristik karya tulis, kecuali


a. sikap penulis
b. panjang tulisan
c. struktur sajian
d. penggunaan bahasa
2. Struktur sajian suatu karya tulis ilmiah pada umumnya terdiri dari
a. pendahuluan, inti (pokok pembahasan), dan penutup
b. pendahuluan, abstrak, bagian inti, simpulan
c. abstrak, pendahuluan, bagian inti, simpulan
d. abstrak, bagian inti, penutup
3. Bagian penutup suatu karya tulis ilmia, pada umumnya menyajikan
tentang
a. rangkuman dan tindak lanjut
b. simpulan umum
c. rekomendasi penulis
d. simpulan dan saran
4. Substansi suatu karya tulis ilmiah dapat mencakup berbagai hal, dari yang paling sederhana
sampai dengan yang paling kompleks. Berikut ini adalah contoh-contoh subatansi karya tulis
ilmiah, kecuali
a. pendidikan
b. kebudayaan
c. pemulung
d. informatika
5. Dalam karya tulis ilmiah, penulis bersikap netral, obyektif, dan tidak memihak. Sikap ini
sesuai dengan hakikat karya tulis ilmiah yang merupakan kajian berdasarkan pada, kecuali
a. fakta atau kenyataan
b. argumentasi
c. teori yang diakui kebenarannya
d. data empirik/hasil penelitian
6. Keobyektifan penulis karya tulis ilmiahdicerminkan dalam gaya bahasa yang bersifat
a. resmi
b. baku
c. impersonal
d. personal
7. Komponen suatu karya tulis ilmiah bervariasi sesuai dengan jenis karya tulis ilmiah dan
tujuan penulisannya, namun pada umumnya semua karya tulis ilmiah mempunayi komponen
a. daftar pustaka
b. abstrak
c. daftar tabel
d. lampiran
8. Berikut ini adalah ciri-ciri suatu karya tulis ilmiah, kecuali
a. memaparkan bidang ilmu tertentu
b. merupakan deskripsi suatu kejadian
c. menggunakan gaya bahasa resmi
d. disajikan secara sistematis
9. Di antara judul berikut, yang manakah yang paling sesuai untuk judul karya tulis ilmiah?
a. senjata makan tuan
b. kumbang cantik pengisap madu
c. pengaruh gizi pada pertumbuhan anak
d. pengaruh obat bius yang menghebohkan
10 Untuk membedakan karya tulis ilmiah dan karya tulis bukan ilmiah, seseorang dapat
mengkaji berbagai aspek tulisan. Salah satu aspek yang dapat digunakan sebagai pembeda
adalah
a. sistematika tulisan
b. panjang tulisan
c. ragam bahasa yang digunakan
d. pengarang

1. Artikel dapat dikelompokkan menjadi


a. artikel laporan dan artikel rujukan
b. artikel konseptual dan artikel teoritis
c. artikel hasil telaahan dan artikel teoritis
d. artikel hasil laporan dan artikel hasil telaahan
2. Dari sudut ide, salah satu dari empat faktor yang harus diperhatikan untuk menghasilkan
tulisan ilmiah yang berkualitas tinggi adalah
a. kelayakan ide untuk dipublikasikan
b. wacana tentang ide yang sedang berkembang
c. kesiapan ide untuk didiskusikan
d. persamaan persepsi para ahli di bidang yang sama
3. Tulisan analisis konseptual terdiri dari
a. judul, abstrak, data, pembahasan, dan referensi
b. judul, abstrak, pendahuluan, diskusi, referensi
c. judul pendahuluan, diskusi, kesimpulan referensi
d. judul, pendahuluan, temuan, pembahasan, referensi
4. Dalam suatu artikel konseptual, bagaimana teori/konsep yang ditawarkan dapat
berkontribusi dalam peta pengetahuan dimuat pada bagian
a. abstrak
b. pendahuluan
c. diskusi
d. referensi
5. Referensi memuat semua rujukan yang
a. pernah dibaca penulis
b. perlu dibaca pembaca
c. dimuat dalam badan tulisan
d. diperlukan dalam pengembangan tulisan
6. Salah satu dari tiga pertanyaan yang harus dijawab di bagian pendahuluan adalah berikut ini
a. apa inti teori/konsep yang dibahas?
b. mengapa konsep itu dibahas?
c. Apa kesimpulan yang dapat ditarik?
d. Apa tindak lanjut yang perlu dilakukan?
7. Salah satu hal yang harus dihindari pada saat menulis hasil penelitian adalah
a. menjelaskan partisipan
b. menulis masalah yang sudah pernah dibahas
c. memecah satu penelitian menjadi beberapa artikel
d. melaporkan korelasi yang dibahas dalam penelitian
8. Pemilihan penggunaan kata dan kalimat yang tidak provokatif dalam laporan atau artikel
merupakan salah satu contoh upaya untuk menjaga kualitasdari aspek
a. panjang tulisan
b. nada tulisan
c. gaya tulisan
d. bahasa tulisan
9. Rekomendasi untuk judul adalah
a. 8-10 kata
b. 10-12 kata
c. 12-15 kata
d. 15-30 kata
10. Dalam suatu laporan atau artikel hasil penelitian, kontribusi penelitian dapat dilihat di
bagian
a. pendahuluan
b. metode
c. hasil
d. diskusi

1. Jelaskan beberapa inovasi dalam bidang pendidikan yang bapak/ibu ketahui, apa
kelemahan dan keunggulannya.
2. Jelaskan dampak perkembangan Ipteks pada inovasi bidang pendidikan dan inovasi di
bidang pembelajaran.
3. Buat RPP ringkas untuk mata pelajaran tertentu menggunakan satu atau lebih model
pembelajaran inovatif yang bapak/ibu anggap sesuai dengan mapel tersebut.
4. Dalam praktik pembelajaran, paling banyak dipergunakan teknik penilaian tertulis.
Setujukah anda atas pernyataan tersebut ? Mengapa demikian ?
5. Adakah teknik penilaian yang dapatdipergunakan untuk menilai berbagai kompetensi ?
Berikan alasannya !
6. Berikan alasan! Mengapa Teknik Penilaian Tertulis, khususnya alat penilaian tes pilihan
ganda kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian pembelajaran yang otentik dan
berkesinambungan ?
7. Apa alasannya PTK selalu dirancang dalam bentuk tahapan siklus yang berulang-ulang ?
8. Apa hakekat utama dari penelitian tindakan kelas tersebut ?
9. Jelaskan makna dan fungsi dilakukannya PTK oleh seorang guru ?
10. Kenapa PTK tidak tepat dilakukan oleh orang lain ?
11. Apa tujuan dan manfaatnya jika dalam penelitian tindakan kelas dilakukan secara
kolaboratif dengan pihak lain (dosen LPTK) ?
12. Prinsip-prinsip apa aja yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan sebuah PTK ?
13. Faedah apa yang dapat dipetik dengan model penelitian yang bersifat siklus dan reflketif
?
14. Jelaskan ciri-ciri yang dimiliki oleh PTK ?
15. Sebutkan langkah-langkah pokok dalam menentukan sebuah tema PTK !
16. Apakah semua masalah dalam pembelajaran dapat diteliti dengan dengan PTK, berikan
alasan anda !
17. Kenapa PTK senantiasa diharuskan bersumber dari guru kelas ?
18. Sebutkan garis besar struktur dari sebuah proposal PTK !
19. Pertimbangan-pertimbangan apa saja yang harus diperhitungkan dalam PTK?
20. Setelah membaca uraian di atas, coba bapak dan ibu simpulkan bagaimana caranya
mengenal karakteristik karya tulis ilmiah. Jelaskan mengapa bapak dan ibu menyimpulkan
seperti itu?
21. Sebutkan aspek-aspek yang dapat menggambarkan karakteristik suatu karya tulis
ilmiahdan berikan penjelasan singkat untuk setiap aspek. Berdasarkan uraian itu, coba
simpulkan karakteristik karya tulis ilmiah!
22. Secara umum, struktur sajian suatu karya tulis ilmiah terdiri dari bagian awal, inti, dan
bagian penutup. Coba jelaskan deskripsi masing-masing bagian dan apa bedanya dengan
struktur sajian karya non ilmiah?
23. Jelaskan mengapa abstrak merupakan bagian terpenting dalam laporan dan artikel
penelitian
24. Sebut dan jelaskan perbedaan karya tulis ilmiah hasil pemikian dan hasil penelitian!
25. Carilah salah satu artikel hasil penelitian, telaah unsur-unsur yang terdapat pada artikel
itu!
Sumber : Buku Materi PLPG, UNNES 2008

Materi Pendukung Uji Kompetensi Guru (UKG) Lanjutan (3)

Materi Pendukung Uji Kompetensi Guru (UKG) Lanjutan (3)


Oleh: Gede Putra Adnyana

Uji Kompetensi Guru yang selanjutnya disebut UKG adalah pengujian terhadap
penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik dalam ranah kognitif sebagai dasar
penetapan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan bagian dari penilaian kinerja guru.
(Permendikbud No. 57 Tahun 2012). UKG dilakukan untuk pemetaan kompetensi dan sebagai
dasar kegiatan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang dilakukan secara
periodik. Dengan demikian aspek yang diuji dalam UKG adalah kompetensi pedagogik dan
profesional dalam ranah kognitif.
Kompetensi pedagogik yang diuji meliputi: 1) mengenal karakteristik dan potensi
peserta didik, 2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif, 3)
menguasai perencanaan dan pengembangan kurikulum, 4) menguasai langkah-langkah
pembelajaran yang efektif, dan 5) menguasai sistem, mekanisme, dan prosedur penilian.
Sedangkan kompetensi profesional yang diuji meliputi: 1) menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu guru,
2) menguasai metodologi keilmuan sesuai bidang tugas yang dibebankan kepada guru, dan 3)
menguasai hakikat profesi guru.
Sebagai bahan persiapan, berikut disajikan sebagian materi pendukung berkaitan
dengan UKG tersebut. (Semoga bermanfaat dan semoga Kebaikan selalu dating dari segala
penjuru)

Kompetensi Inti Guru dan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Kimia


3. Mengembangkan Kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan Teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu
3.2 Menentukan tujuan pembelajaran Yang diampu.
3.3. Menentukan pengalaman belajar Yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diampu.
3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan
tujuan pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan endekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrument penilaian

Indikator Esensial
2.2.1.Menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik, pembelajaran kimia di SMA/MA
3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
3.2.1. Menerapkan prinsip--‐prinsip pengembangan kurikulum
3.2.1. Menjelaskan tujuan pembelajaran untuk mengajarkan materi kimia pada SK dan KD
tertentu
3.2.2. Menuliskan tujuan pembelajaran
3.3.1. Merumuskan pengalaman belajar siswa guna mencapai tujuan yang ditetapkan
3.4 menentukan materi Pembelajaran kimia terkait Dengan pengalaman belajar Dan tujuan
pembelajaran.
3.5. Menjelaskan manfaat bahan ajar Sesuai tujuan pembelajaran.
3.6.1.Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian
3.6.2 Memilih indicator yang sesuai untuk meteri kimia dengan SK dan KD tertentu

Materi Pendukung UKG (3)

A. Metodologi Pembelajaran

1. Proses dan Metode Pembelajaran


Pembelajaran diartikan sebagai proses belajar mengajar. Dalam konteks
pembelajaran ada dua komponen penting yaitu pendidik dan peserta didik, sehingga
pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian, penciptaan, atau pengaturan suatu
kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta
didik. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi
dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007).

2. Model Pembelajaran
Joyce, Well, dan Showers (1992) dalam Indrawati (2000) menggolongkan model-
model pembelajaran ke dalam empat rumpun yaitu sebagai berikut:
a. rumpun model-model pengolahan informasi, misalnya model latihan induktif, latihan inkuari,
synectics dan yang lainnya;
b. rumpun model-model pribadi / individual, misal model pengajaran non direktif, sistem
konseptual, dan yang lainnya;
c. rumpun model-model sosial, misalnya role playing (bermain peran), dan pasangan dalam
belajar (partners in learning);
d. model-model perilaku, misalnya mastery learning, self control;
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang menggambarkan kegiatan
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. (http://www.psb-
psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-medote-teknik-taktik-dan-model-
pembelajaran).
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang memperlihatkan pola
pembelajaran tertentu (terlihat kegiatan guru-siswa), dan sumber belajar yang digunakan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta
didik;
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tertentu.(http://www.psb-
psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-medote-teknik-taktik-dan-model-
pembelajaran).
Menurut Drs. H. Muhamad Ali, dalam Proses Belajar tidak ada model pembelajaran
yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi.
Ciri-ciri model pembelajaran yang baik dalam pengembangannya harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Acuan dasar pengembangan adalah RPP yang dibuat guru dengan fokus:
1) tujuan pembelajaran,
2) kompleksitas materi ajar,
3) metode pembelajaran, dan
4) alokasi waktu;
b. Tujuan pembelajaran tertuang secara eksplisit dalam model;
c. Kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam desain model pembelajaran harus merefleksikan
metode pembelajaran yang dituliskan guru dalam RPP; Contoh, jika metode yang dipilih dan
ditulis guru dalam RPP adalah pengamatan, maka langkah dalam model pembelajaran harus
ada pernyataan “siswa melakukan pengamatan”;
d. Persentase kegiatan siswa (belajar) lebih dominan daripada kegiatan guru;
e. Eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi terakomodasi secara terpadu dan tersirat dalam
rangkaian tahapan model pembelajaran yang dibuat;
f. Model pembelajaran yang ditata hendaknya sistematis dan mampu menjawab keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran;
g. Adanya keterlibatan intelektual dan atau emosional peserta didik melalui kegiatan
mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap;
h. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model
pembelajaran;
i. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator kegiatan belajar
peserta didik;
j. Pemilihan alat, media, dan bahan pembelajaran harus tepat guna;
k. Apabila model pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru dalam PBM bukan produk
sendiri melainkan adopsi atau adaptasi, maka pemilihan model yang akan digunakan harus
mempertimbangkan acuan dasar dalam RPP ditambah dengan kesesuaian kondisi peserta
didik;

3. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan adalah suatu usaha dalam aktivitas kajian atau interaksi, relasi dalam
suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode
tertentu secara efektif.
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, dengan mengintegrasikan komponen urutan kegiatan, cara mengorganisasikan
materi, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Metode dalam arti harfiah adalah cara teratur untuk mencapai tujuan atau cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.

B. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik.
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan
disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.

2. Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan
yang bermakna dan tepat antar substansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua
jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

C. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran
dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan


Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan
demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara
berimbang dan saling mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik
yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum
perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak
mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan
akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global


Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan
untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan


Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat


Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.

11. Kesetaraan Jender


Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan
memperhatikan kesetaraan jender.

12. Karakteristik satuan pendidikan


Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan
pendidikan.

(Sumber: BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah)

D. Tujuan Mata Pelajaran Kimia


1. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam
serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama
dengan orang lain
3. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau
eksperimen. Untuk hal itu peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang
percobaan melalui perangkaian instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data,
serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
4. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan
bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan
melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat
5. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan
penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar Permendiknas No. 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses). Tujuan pembelajaran dapat mencakup sejumlah indikator,
atau satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan pembelajaran
harus mengacu kepada pencapaian indicator.
Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan
tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas. Perumusan tujuan pembelajaran dapat
memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa. Saat ini telah terjadi pergeseran
dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku
atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar
yang diharapkan. Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang
didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

E. Pengalaman Belajar

1. Pengertian Pengalaman Belajar


Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara
pelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar melalui perilaku aktif
siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1) Pengalaman belajar mengacu kepada interaksi pebelajar dengan kondisi eksternalnya, bukan
konten pelajaran,
2) Pengalaman belajar mengacu kepada belajar melaui perilaku aktif siswa,
3) Belajar akan dimiliki oleh siswa setelah dia mengikuti kegiatan belajar-mengajar tertentu,
4) Pengalaman belajar itu merupakan hasil yang diperoleh siswa,
5) Adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk membimbing siswa
agar memiliki pengalaman belajar tertentu.

2. Implementasi Pengalaman Belajar


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman dan belajar di sini menunjukkan aktivitas belajar yang perlu dilakukan
oleh siswa dalam mencapai standar kompetensi, kemampua dasar, dan materi pembelajaran.
Pengalaman belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu dilakukan oleh siswa
dalam mencapai kompetensi dasar dsn materi pembelajaran.
Pengalaman belajar perlu dirumuskan, sebagai acuan bagi guru dalam
mengembangkan strategi atau metode pembelajaran. Pengalaman belajar dapat diperolehj
melalui berbagai macam aktivitas dan kegiatan secara fisik dan mental baik di kelas maupun
di luar kelas. Pengalaman belajar dalam kelas dapat dilakukan oleh siswa melalui interaksi
antara siswa dengan objek / sumber belajar, sesuai dengan uraian materi pembelajaran
yang tela dirumuskan. Bentuknya berupa mendengarkan materi, membaca, menyimpulkan
materi, diskusi kelompok, praktek laboratorium, dan lain sebagainya.
Sedangkan pengalaman belajar di luar kelas, dapat diperoleh siswa melalui kegiatan
siswa dalam berinteraksi dengan objek atau sumber belajar seperti proses observasi,
mengamati aktivitas sosial keagamaan masyarakat, memperhatikan alam sekitar. Pada mata
pelajaran sains pengalaman belajar dapat dikemas dalam bentuk mengamati ragam macam
tumbuhan, makhluk hidup, sesuai dengan karakteristik habitatnya. Pada ilmu sosial biasa
juga diperoleh melalui pengamatan pada perdagangan di pasar tradisional dan pasar modern,
interaksi sosial antar komunitas seagama / berbeda agama, praktik kebudayaan masyarakat,
praktik pelaksanaan suatu aturan hukum dan lain sebagainya.

3. Teknik Pengembangan Pengalaman Belajar Siswa


Agar pengalaman belajar dapat dikembangkan secara efektif dan efisien maka guru
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru terlebih memedomani dan menguasai substansi materi pembelajaran yang telah
dirumuskan dalam bentuk materi pembelajaran.
2. Memahami bentuk kegiatan belajar yang seperti apa yang diinginkan. Bentuk-bentuk
kegiatan belajar dapat dilakukan berupa mendemonstrasikan, mempraktikkan,
mensimulasikan, mengadakan eksperimen, menganalisis, mengaplikasikan, menemukan,
mengamati, meneliti, menelaah, mengamati, mengobservasi, membaca, menyimpulkan,
mempresentasikan dan lain-lain.
3. Merumuskan pengalaman belajar siswa.
4. Rumusan pengalaman belajar siswa menggunakan kata-kata oprasional yang menggambarkan
tentang aktivitas siswa dalam belajar.

F. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun
secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar.

Jenis bahan ajar berupa:


a. Bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, lembar kerja siswa,
wallchart, photo atau gambar, dan leaflet;
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio;
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disk video, film ;
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer
Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan
e. bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Prinsip pengembangan bahan ajar adalah:


a. Prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar
Kompetensi/Kompetensi Dasar;
b. Prinsip konsistensi atau keajegan, dimaksudkan jika kompetensi dasar yang harus dicapai
siswa ada empat macam, maka bahan ajarnya pun harus empat macam;
c. Prinsip adekuasi atau kecukupan adalah kecukupan materi dalam bahan ajar untuk mencapai
kompetensi seperti yang diajarkan oleh guru.

Bahan Ajar Dependen Dan Independen


Bahan ajar dependen adalah bahan ajar yang ada kaitannya antara bahan ajar yang
satu dengan bahan ajar yang lain, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan
satu sama lain, apalagi kalau saling mempersyaratkan.
Bahan ajar independen adalah bahan ajar yang berdiri sendiri atau dalam
penyusunannya tidak harus memperhatikan keterikatan dengan bahan ajar yang lain;
Pengertian TIK terdiri atas dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi mengandung pengertian segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengolahan informasi. Sedangkan
teknologi komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan
alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke perangkat
yang lain.
Pengertian bahan ajar berbasis TIK adalah bahan ajar yang berkaitan dengan
teknologi sebagai alat bantu untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas. (Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar
SMA).

G. Indikator Dan Instrumen Penilaian


Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan
(a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi yang harus
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c)
bahasa yang menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
taraf perkembangan peserta didik (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian).
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki
bukti validitas empirik (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian).
Instrumen tes berupa perangkat tes yang berisi soal-soal, instrumen observasi
berupa lembar pengamatan, instrumen penugasan berupa lembar tugas projek atau produk,
instrumen portofolio berupa lembar penilaian portofolio, instrumen inventori dapat berupa
skala Thurston, skala Likert atau skala Semantik, instrumen penilaian diri dapat berupa
kuesioner atau lembar penilaian diri, dan instrumen penilaian antarteman berupa lembar
penilaian antar teman. Setiap instrumen harus dilengkapi dengan pedoman penskoran.
(Rancangan Penilaian Hasil Belajar yang dikembangkan Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas).
Indikator merupakan rumusan yang menggambarkan karakteristik, ciri-ciri,
perbuatan, atau respon yang harus ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan
digunakan sebagai penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar. (Lihat instruksi Kerja
Penilaian Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif).
Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur;
b. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak
membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan
jender;
d. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran;
e. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik;
g. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah yang baku;
h. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan;
i. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya (Lampiran Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007).
Diposkan oleh Gede Putra Adnyana pada Rabu, Agustus 08, 2012
Uji Kompetensi Guru

Perintah: Silahkan pilih jawaban yang anda anggap benar, untuk melihat hasil, klik tombol Simpan

1. Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat


A.Mutlak
B.mantap
C.tentatif
D.pasti
E.Semua jawaban benar
2. Bentuk perkalian 8x 45 dapat ditulis seperti berikut, kecuali...
A.(8x90) + (8x5)
B.(8x100) – (8x5)
C.(8x100) + (8x5)
D.(10x95)-(2x95)
3. Adat yang sudah mengakar dan mentradisi merupakan salah satu contoh hambatan yang
timbul dalam inovasi pendidikan pada bidang . . . .
A.Cultural Block
B.Mental Block Barries
C.Social Block
D.System Block
E.Cultural Social
4. Kegiatan di bawah ini yang memanfaatkan proses perubahan wujud benda cair menjadi
gas adalah peristiwa …
A.Penyulingan minyak
B.Pembuatan es krim
C.Pembuatan mainan dari bahan plastik
D.Pembuatan garam dengan sinar matahari
E.Pembuatan minyak wangi
5. Sebuah akuarium mempunyai volume 120 liter. Jika akuarium kosong tersebut dialiri air
dengan debit 40 liter/menit, waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh akuarium
tersebut adalah ….
A.3 menit
B.30 menit
C.80 menit
D.160 menit
E.120 menit
6. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .
A.Pembelajaran Kelas Rangkap
B.Lesson Study
C.PAKEM
D.CBSA
7. Pemilihan penggunaan kata dan kalimat yang tidak provokatif dalam laporan atau artikel
merupakan salah satu contoh upaya untuk menjaga kualitasdari aspek
A.panjang tulisan

B.nada tulisan

C.gaya tulisan

D.bahasa tulisan

E.Semua jawaban salah

8. Salah satu prinsip penilaian adalah reliabel. Salah satu upaya untuk menjamin reliabilitas
suatu alat penilaian adalah ...
A.alat penilaian diujikan pada orang yang sama
B.alat penilaian diujikan pada orang yang berbeda
C.petunjuk pelaksanaan harus jelas
D.perlu alat penilain pembanding yang berbeda
E.Semua jawaban benar
9. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .
A.Pembelajaran Kelas Rangkap
B.Lesson Study
C.PAKEM
D.CBSA
E.Tidak ada jawaban benar
10. Sampai sejauh mana suatu inovasi dapat sejalan dengan pengalaman masyarakat,
merupakan suatu . . . .
A.Relative advantages
B.Complexity
C.Observability
D.Compatibility
E.Semua jawaban salah

Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health
Properti Urbanesia Images More

Games KompasKarier PasangIklan Grazera Forum

<a

Bahasa

Hakikat Keterampilan Menulis


OPINI | 25 March 2012 | 19:47 Dibaca: 16810 Komentar: 3 3

A. Pendahuluan
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari kata tulis. Tulis
adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat,
dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan
sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya
dengan tu-lisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keingi-nan, dan
kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain
(Syafi’ie,1998:45).

Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa
sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna
dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu proses
penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pen-dapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau
lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa untuk meng-hasilkan tulisan
yang baik. Syafi’ie (1988:45) mengemukakan bahwa syarat-syarat tersebut adalah (1) kemampuan untuk
menemukan masalah yang akan ditulis, (2) ke-pekaan terhadap kondisi pembaca, (3) kemampuan
menyusun rencana penulisan, (4) kemampuan menggunakan bahasa, (5) kemampuan memulai tulisan,
dan (6) kemam-puan memeriksa tulisan.

Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya
adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang di-
sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan
sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan
kalimat agar orang dapat menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin teratur bahasa yang
digunakan, makin mudah orang menang-kap pikiran yang disalurkan melalui bahasa itu. Oleh karena itu,
keterampilan menulis di sekolah sangatlah penting.

Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan
tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala
kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pung-tuasi. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal
(bahasa), menulis juga dapat dide-finisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu
tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol
atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Di dalam komunikasi tertulis
terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2)
pesan atu isi tulisan, (3) saluran atau medium tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.

Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis
mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain
bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah gramatika.

Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan,
dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan menulis seseorang
akan menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan
ditulis, (b) kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d)
kemampuan menggunakan bahasa indonesia, (e) kemampuan memuali menulis, dan (f) kemam-puan
memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan
kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.

Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang
inggin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan,
pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia Akhadiah, (1997:13). Sementara itu, WJS Poerwodarminto
(1987:105) secara leksi-kal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap
tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis yang
disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud pe-nulis.

Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang
dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan,
penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap.
Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atai
pikiran penulis. Sehingga dengan bahsa tulis seseorang akan dapat menuang-kan isi hati dan pikiran.

Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi
mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi
merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai
tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan
mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan,
keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan.

B. Menulis sebagai Suatu Proses

Pembelajaran menulis sebagai suatu proses di sekolah dasar mengisyaratkan kepada guru
untuk memberikan bimbingan nyata dan terarah yang dapat meningkat-kan kemampuan menulis
siswa. Hal ini dilakukan guru melalui tahap-tahap proses menulis, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan (pramenulis, menulis, pasca-menulis), dan evaluasi.

Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari.
Menulis sebagai suatu proses terdiri atas beberapa tahapan. Tompkins (1994) dan Ellis dkk.
(1989) menguraikan lima tahapan menulis, yaitu pra-menulis, pengedrafan, perbaikan,
penyuntingan, dan publikasi. Pada pramenu-lis, siswa diberi kesempatan menentukan apa yang
akan ditulis, tujuan menulis, dan kerangka tulisan. Setelah siswa menentukan apa yang akan
ditulis dan siste-matika tulisan, siswa mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan
buku-buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada penge-drafan, siswa
dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam bentuk draf kasar. Pada tahap
perbaikan, siswa merevisi draf yang telah disusun. Siswa dapat meminta bantuan guru maupun
teman sekelas untuk membantu dan mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan. Pada tahap
penyuntingan, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek mekanik (ejaan, tanda baca, pilihan kata,
dan struktur kalimat) yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki karangan sendiri maupun teman sekelas. Pada tahap publikasi, siswa
menyampaikan tulisan kepada teman sekelas untuk meminta masukan dari guru dan teman
sekelas agar mereka dapat berbagi informasi sehingga tulisan menjadi sempurna.

Siswa menjadi partisipan aktif dalam seluruh tahapan menulis proses: pra-menulis, pengedrafan,
perbaikan, dan penyuntingan sehingga siswa memahami betul apa yang ditulisnya. Ketika
menentukan topik yang akan ditulis, di benak siswa tergambar sejum-lah informasi yang akan
ditulis. Informasi yang tersimpan di benak siswa dituang-kan dalam sebuah tulisan dengan
bantuan guru dan teman sekelas. Ketika menulis, siswa bebas mengungkapkan gagasan dengan
cara menghubungkan kalimat seca-ra utuh dan padu membentuk sebuah paragraf serta
menuangkannya pada tulisan. Siswa menggunakan bahan-bahan pustaka untuk mendukung
tulisannya dan berdiskusi dengan guru dan teman sekelas apabila ada bahan tulisan yang kurang
jelas.

C. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu
untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk
meng-hasilkan karya tulis.

Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut.

1) Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan
informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.

2) Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan
kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).

Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.

3) Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal
(faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan,
menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi
bertambah.

4) Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi tentang sesuatu
hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan tujuan mempengaruhi,
memperjelas, dan meyakinkan.

5) Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual
maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tu-

juan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak


D. Manfaat Menulis

Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998:1.4) berkaitan dengan manfaat menulis


mengemukakan bahwa: (1) menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengem-bangkan
daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis menumbuhkan keberanian, dan (4) menulis mendorong
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

1) Menulis Mengasah Kecerdasan

Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada
tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meli-puti (1)
pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam
racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan
pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai
pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan,
kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam
berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.

2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas

Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya.
Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi,
pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus
diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus
ditata dengan runtut, jelas dan menarik.

3) Menulis Menumbuhkan Keberanian

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk


pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia
harus siap dan mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya,
baik yang bersifat positif ataupun negatif.

4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi

Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang
menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu
tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan
memuaskan tanpa memiliki wawasan atau pengeta-huan yang memadai tentang apa yang akan
dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa yang disampaikannya hanya sekedarnya.

Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap
informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak,
mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemero-lehan informasi itu dimaksudkan
agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk
keperluannya dalam menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi
itu serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar
ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan
perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan infor-
masi serta strategi yang ditempuhnya.

Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan
bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2)
berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi,
menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan
sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis
me-mungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis
yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.

E. Prinsip Menulis

Keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang ditunjukkan oleh siswa bahwa ia
bukan buta aksara. Pelatihan menulis menyibukan para siswa belajar bahasa. Semua ulangan selalu
dinyatakan dalam bentuk tulis. Walaupun demikian, para guru masih mengeluhkan bahwa masih ada
siswa tidak mempunyai keterampilan menulis.

Menurut Parera dan Tasai (1995:14) mengemukakan bahwa untuk dapat me-netralisir keluhan
para guru bahasa, maka perlu diingatkan mereka dua fakta. Fakta yang pertama banyak sekali orang
pandai sangat lemah dalam keterampilan menulis, fakta kedua, hanya sekelompok kecil orang yang
dapat menulis dengan baik setelah lama berlatih di sekolah dan di luar sekolah. Walaupun demikian
keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang harus diajarkan dan perhatikan dalam
pembelajaran bahasa meskipun dalam bentuk sederhana.

Selanjutnya menurut Rivers dalam Parera dan Tasai (1995:15) mengemuka-kan keterampilan
menulis merupakan satu kebiasaan yang elegan dari para elite terdidik. Oleh karena itu, tujuannya tidak
akan tercapai untuk tingkat sekolah me-nengah ke bawah. Keterampilan menulis menuntut penguasaan
bahasa yang tinggi yang mungkin tidak dikuasai oleh semua orang. Untuk memenuhi keterampilan
menulis yang baik jenjang menulis perlu diperhatikan. Belajar keterampilan menulis dilakukan secara
berjenjang.

Beberapa jenjang untuk keterampilan menurut Parera dan Tasai (1995:15) adalah: (1) menyalin
naskah dalam bahasa, (2) menuliskan kembali/mereproduksi apa yang telah didengar dan dibaca, (3)
melakukan kombinasi antara apa yang telah dihafal dan didengar dengan adaptasi kecil, (4) menulis
terpimpin, dan (5)menyusun karangan atau komposisi dengan tema, judul, atau topik pilihan siswa
sendiri.

Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran
membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran ke-terampilan penggunaan bahasa
Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampiln menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar,
berbicara, membaca. Menurut Pirera dan Tasai (1995:27) mengemukakan prinsip prinsip menulis
adalah: (1) menulis tidak da-pat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran
menulis dan membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin
berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembelajaran menulis adalah pembel-ajaran tata tulis atau ejaan dan
tanda baca bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari
menyalin sampai dengan menulis ilmiah.

Berdasarkan perinsip-prinsip pembelajaran menulis tersebut, maka alternatif pembelajaran


menulis adalah sebagai berikut: (1) menyalin, (2) menyadur, (3) mem-buat ikhtisar, (4) menulis laporan,
(5) menyusun pertanyaan angket dan wawancara, (6) membuat catatan, (7) menulis notulen, (8) menulis
hasil seminar, pidato, dan laporan, (9) menulis surat yang berupa : ucapan selamat, undangan, pribadi,
dinas, perjanjian, kuasa, dagang, pengaduan, perintah, pembaca, memo, dan kawat (telegram), (10)
menulis poster dan iklan, (11) menulis berita, (12) melanjutkan tulisan, (13) mengubah, memperbaiki,
dan menyempurnakan , (14) mengisi formulir yang terdiri dari: wesel dan cek, (15) menulis kuitansi, (16)
menulis riwayat hidup, (17) menulis lamaran kerja, (18) menulis memorandum, (19) menulis
proposal/usul penelitian, (20) menulis rancangan kegiatan, (21) menulis pidato/sambutan, (22) menulis
naskah, (23) menyusun formulir, (24) membentuk bagan, denah, grafik, dan tabel, dan (25) menulis
karya ilmiah.

F. Aspek Menulis Karangan

Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh siswa. Sebab dengan
penguasaan itu siswa dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan. Badudu (1992:17)
mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menulis, yaitu (1) menggunakan kata dalam kalimat
secara tepat makna, (2) menggunakan kata dengan bentuk yang tepat, (3) menggunakan kata dalam
distribusi yang tepat, (4) merangkaikan kata dalam frasa secara tepat, (5) menyusun klausa atau kalimat
dengan susunan yang tepat, (6) merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf)
secara tepat dan baik, (7) menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik, (8) membuat karangan
(wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, argumentasi, (9) membuat surat
(macam-macam surat), (10) menyadur tulisan (puisi menjadi prosa), (11) membuat laporan (penelitian,
pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan), (12) mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya,
kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung), (13) mengubah wacana ( wacana percakapan menjadi
wacana cerita atau sebaliknya).

1) Jenis-jenis Mengarang

Pelajaran mengarang menurut Moeljono (1976:89) macamnya adalah (1) mengarang surat, (2)
mengarang cerita non fiksi, (3) mengarang cerita fiksi, (4) mengarang lukisan keadaan, (5) menulis berita
aktual, (6) mengarang puisi, (7) mengarang esay, dan (8) mengarang naskah drama.

(1) Mengarang Surat

Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis. Perbedaannya dengan
percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban orang yang diajak berbicara tidak dapat diterima
secara langsung. Oleh karena itu bentuk bahasa dalam surat dapat dikatakan mengarah-arah pada
bahasa percakapan biasa.
Pada garis besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat kekeluargaan dan (2)
surat dinas. Yang dimaksud dengan surat kekeluargaan ialah surat yang dikirim dari dan kepada keluarga
atau kenalan. Bentuk dan pemakaian bahasa dalam surat kekeluargaan sangat bebas, tidak terlalu
terikat oleh pedoman yang tertentu.. sedangkan surat dinas ialah surat yang dikirimkan dari dan kepada
jawatan, lembaga atau organisasi secara resmi. Bentuk dan bahasa dalam surat dinas biasanya terikat
oleh pedoman dan tatatulis tertentu.

(2) Mengarang Cerita Non Fiksi

Yang dimaksud dengan cerita non fiksi ialah cerita tentang sesuatu yang ada/terjadi sungguh-
sungguh. Karangan non cerita fiksi menuliskan cerita yang berhibungan hal-hal yang ada di sekitarnya
atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikain mengarang cerita non fiksi
ialah menulis apa saja yang dilihat, apa saja yang diketahui, dan apa saja yang dialami.

(3) Mengarang Cerita Fiksi

Yang dimaksud dengan mengarang cerita fiksi ialah mengarang cerita berdasarkan atas buah
rekaan atau angan-angan saja. Cerita ini akan berupa suatu cerita pendek, fragmen, atau sekedar
lamunan mengarang saja. Oleh karena itu dasarnya adalah buah rekaan, maka cerita ini dapat
mempunyai nilai (1) membiasakan untuk mengisi waktu senggang dengan lamunan yang produktif, (2)
menghidupkan fantasi dan daya kreasi, dan (3) mengembangkan bakat mengarang.

(4) Mengarang Lukisan Keadaan

Yang dimaksud mengarang lukisan keadaan ialah karangan yang menggambarkan suatu situasi
secara tepat dengan menggunakan alat bahasa. Tujuan mengarang lukisan keadaan ialah membiasakan
untuk menggambarkan sesuatu dengan pengamatan secra teliti melalui kata-kata secara tepat.
Karangan lukisan keadaan didasarkan atas suatu kenyataan. Karean sebagai suatu lukisan, maka
kemampuan mengimajinasikan kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu menyentuh perasaan
sangat diperlukan. Oleh karena itu karangan yang berupa lukisan keadaan mengarah kepada gaya
bahasa puisi atau prosa liris.

(5) Menulis Berita Aktual

Yang dimaksud menulis berita aktual ialah menyampaikan terjadinya suatu peristiwa dengan
cara menuliskannya menurut tata tulis berita yang telah lazim dipergunakan dalam persuratkabaran.
Jadi berita aktual ialah suatu kejadian yang penting yang disampaikan oleh seseorang untuk orang
banyak secara tertulis.

Tujuan menulis berita aktual ialah (1) membiasakan agar dapat menyampaikan peristiwa yang
penting secara lengkap dan teratur dengan gaya bahasa yang tepat dan (2) mengembangkan bakat
kewartawanan.

(6) Mengarang Puisi


Puisi merupakan hasil ciptaan yang singkat dan padat. Manfaat mengarang puisi ialah (1)
menyalurkan dorongan melahirkan perasaan yang kuat, yang pada umumnya yang terdapat pada diri
masing-masing, (2) memberika latihan mengungkapkan perasan dengan lambang-lambang kata yang
tepat, yang berarti melatih kemampuan berbahasa, (3) mengajar memberi kesibukan yang berguan
untuk mengisi waktu senggang dengan kepandaiannya, (4) mencoba secara tidak langsung memahami
keadaan yang barang kali dapat dipergunakan untuk menolong memecahkan kesulitan yang dihadapi,
dan (5) membantu memperkembangkan bakat.

(7) Mengarang Esai

Yang dimaksud dengan esai ialah karangan tentang suatu masalah yang pada suatu saat menarik
perhatian seseorang penulis. Esai dapat mengenai masalah ilmu pengetahuan,keagamaan, filsafat,
kebudayaan, kesenian, politik, dan masalah sosial. Tujuan mengarang esai ialah membiasakan untuk
mampu menanggapi suatu masalah yang pada suatu saat menarik perhatian orang.

(8) Mengarang Naskah Pidato

Yang dimaksud dengan pidato ialah berbicara di hadapan publik, yang ditujukan kepada
seseorang, sekelompok orang, atau kepada publik itu sendiri. Suatu piadato yang resmi memerlukan
persiapan. Oleh karena itu pidato disiapkan secara tertulis. Selanjutnya untuk melatih menyusun naskah
pidato perlu memperhatikan pidato yang akan disampaikan. Berdasarkan yang disampaikan pidato
dibedakan antara lain: (1) pidato penjelasan, (2) pidato sambutan, (3) pidato laporan, dan (4) pidato
keilmuan.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, M. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan Menu-lis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.

Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti

Keraf, G. 1997. Komposisi. Ende Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.

Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin: Sarjana
Indonesia.

Soedjito dan Hasan, M. 1986. Seri Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Malang: Tanpa Penerbit

Spandel, V. and Stigginis, R. J. 1990. Creating Writers. London: Longman.

Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT

Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

;
Pengertian dan Contoh Paragraf Narasi,
Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi dan
Persuasi
Krumpuls - Pengertian dan Contoh Paragraf Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi dan Persuasi -
Assalamu'alaikum sahabat Krumpuls, apa kabar kalian semua.... Salam dan semangat pagi ini saya akan
kupas lagi sedikit tentang Pengertian dan Contoh Paragraf Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi
dan Persuasi.

ohh iya kawan.. mungkin juga kalian suka dengan artikel ini Pengertian dan Contoh Gagasan Utama,
Kalimat Utama dan Kesimpulan

Baiklah langsung saja kita simak baik-baik rangkuman saya dibawah ini.

Paragraf adalah kesatuan pikiran yang mengungkapkan ide pokok yang berbentuk dalam rangkaian
kalimat yang berkaitan dengan bentuk (kohesi) dan makna (koherensi).

Ditinjau dari jenisnya, paragraf dibedakan menjadi


lima jenis, yakni:

 Paragraf Narasi
 Paragraf Deskripsi
 Paragraf Eksposisi
 Paragraf Argumentasi
 Paragraf Persuasi

Kali ini, saya akan memberi contoh masing-masing kelima paragraf tersebut dengan tema bahasan
mengenai Pantai Parangtritis. Sengaja saya buat dengan tema yang sama agar pembaca lebih mudah
mengetahui perbedaan dari kelima jenis paragraf tersebut.

A. Paragraf Narasi --> Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak
seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.
Contoh:
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18
Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga.
Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan
semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu
riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai
Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa
menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke
mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan
karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk
mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun
mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya
selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.

B. Paragraf Deskripsi --> Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil sehingga
tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri.

Contoh:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Parang Tritis. Gelombang ombak
bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak bermain. Air yang jernih
dan pasir putih lembut yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang
menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri, aku bisa memandang air laut sejauh
mata memandang, pandai dengan bukit berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah
utara pantai. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan terasa asin
air itu ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku berjalan, hampir pinggiran pantai dipenuhi oleh
pengunjung wisatawan. Kulihat ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain
dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi yang paling membuatku tertarik, kulihat ada
beberapa turis manca negara yang menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa
yang aku lihat, pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang Tritis.

C. Paragraf Eksposisi

--> Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan member informasi
(menambah wawasan).

Contoh:
Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini
terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta.
Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya
seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan
yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-
gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata
ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan
maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut
parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya
penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di
lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah
bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV,
kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga
parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.
D. Paragraf Argumentasi --> mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai
bukti dan fakta

Contoh:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung,
tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja
menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai
Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu
kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis,
Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus
balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya
sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis,
juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air)
yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak
menimbulkan korban mati tenggelam.

E. Paragraf Persuasi --> karangan yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.

Contoh:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung,
tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja
menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai
Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu
kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis,
Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus
balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya
sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis,
juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air)
yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak
menimbulkan korban mati tenggelam. Oleh karena itu, selayaknya warga masyarakat tidak lagi
percaya hal-hal gaib dan bisa mengedepankan penalaran logika atau akal sehat. Pemerintah daerah
pun sebaiknya memberikan pemahaman yang benar mengenai penyebab bencana laut kepada warga
di sekitar pantai. Informasi tersebut dapat diteruskan kepada wisatawan guna meningkatkan
kewaspadaan mereka.

Unsur Pada Makalah


 Home
 Puisi

Senin, 30 Januari 2012


Unsur Pada Makalah

1. Daftar Isi, merupakan bagian halaman yang berisi mengenai daftar halaman-halaman yang
menjadi isi dari suatu makalah atau buku dimana kita dapat melihat halaman yang kita inginkan.
2. Kata Pengantar, merupakan bagian dari pengantar penulis untuk memberikan ucapan
terimakasih kepada yang para pembantu dalam penyelesaian pembuatan makalah atau sebuah
karya tulis dan biasanya berisi permintaan kritik dan saran dari para pembaca.
3. BAB, merupakan bagian materi dimana dibagi menjadi tiga yang mencakup tentang
pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan biasanya berisi mengenai latar belakang dari
pembuatan makalah atau suatu karya dimana membahas tujuan dan manfaat tentang
pembuatan makalah tersebut. Kemudian isi merupakan tema utama atau ide pokok yang akan
dibahas dalam pembuatan makalah tersebut. Sedangkan penutup merupakan bagian akhir dari
pembutan makalah yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan serta permintaan kritik dan
saran dari para pembaca.
4. Daftar Pustaka, merupakan bagian yang berisi mengenai sumber yang didapatkan untuk
pembuatan makalah. Format penulisan daftar pustaka seperti berikut. Nama Pengarang. Judul
Buku. Nama Penerbit. Tahun Terbit.

Contoh : Buku yang berjudul Mimpiku adalah Hidupku, ditulis Oleh Ade Irma dan diterbitkan oleh
Bima Anugerah pada tahun 2007 dari Jakarta, maka format penulisannya adalah sebagai berikut :
Irma, Adelia. Mimpiku adalah Hidupku. Bima Anugerah. Jakarta. 2007. atau bila anda mendapatkan
informasi dari internet cukup anda tulis alamat websitenya contoh

A. Pengertian Sastra

Kesusastraan : susastra + ke – an
su + sastra
su berarti indah atau baik
sastra berarti lukisan atau karangan
Susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah.
Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung
nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.
B. Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :

1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau
pembacanya.
2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai
kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat
keindahannya.
4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya
sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang
dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
C. Ragam Sastra
1. Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :
a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh
aturan-aturan seperti dalam puisi.
b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah.
Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :
(1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya,
(2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,
(3) Irama, dan
(4) Persamaan bunyi kata.
c) Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas
terurai seperti pada prosa.
d) Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang,
serta disajikan menggunakan dialog atau monolog.

Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
2. Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :
a) Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa
mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang.
b) Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.
c) Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang
masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll.
d) Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan
yang berlebih-lebihan.
3. Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a) Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah
bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi :
(1) Kesusastraan zaman purba,
(2) Kesusastraan zaman Hindu Budha,
(3) Kesusastraan zaman Islam, dan
(4) Kesusastraan zaman Arab – Melayu.
b) Kesusastraan Peralihan, kesusastraan yang hidup di zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karya-
karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ialah :

(1) Hikayat Abdullah


(2) Syair Singapura Dimakan Api
(3) Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah
(4) Syair Abdul Muluk, dll.
c) Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia.
Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman :
(1) Balai Pustaka / Angkatan ‘20
(2) Pujangga Baru / Angkatan ‘30
(3) Jepang
(4) Angkatan ‘45
(5) Angkatan ‘66
(6) Mutakhir / Kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang
D. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik
dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang
mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran,
latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun
sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.
1. Unsur Intrinsik
a) Tema dan Amanat

Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra.
Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema
minor ialah tema yang tidak menonjol.
Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di
dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi
makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan
oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah
makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
b) Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada
beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama
ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya
sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh
bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak
awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan
berbagai
segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh
tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang
ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis.
Protagonis ialah tokoh yang
disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai
pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara
penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi
pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara
dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi
melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku
atau tokoh dalam suatu cerita.
Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.
Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja.
Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang
terjadi.
Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
c) Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi
satu kesatuan yang padu bulat dan utuh.

Alur terdiri atas beberapa bagian :


(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan
menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan
cerita.
Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya,
pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu
dalam karya sastra. Alur

ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan
kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan
dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai
akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau
campauran keduanya.
d) Latar dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah
lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan
tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara
menampilkan latar.
e) Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah
privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan
yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama,
pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai
orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat
atau dalang yang serba tahu.
2. Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik
dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan
lingkungan, pembaca
sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur
yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur
ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra
UNSUR INTINSIK

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.

Unsur-unsur intrinsik karya sastra adalah :

TEMA
AMANAT
ALUR/PLOT
PERWATAKAN/PENOKOHAN
LATAR/SETTING
SUDUT PANDANG/POINT OF VIEW
UNSUR-UNSUR INTRINSIK

A. TEMA

adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam
karangannya

B. AMANAT

adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang
bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap
hidup

C. PLOT/ALUR

adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.

TAHAP-TAHAP ALUR

1. Tahap perkenalan/Eksposisi

adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan
(perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat)

2. Tahap pertentangan /Konflik

adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan
selanjutnya)

Konflik ada dua ;

1. konflik internal

adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh.

2. konflik eksternal

adalah konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan,
konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
3. Tahap penanjakan konflik/Komplikasi

adalah tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin
sulit diduga, serba samar-samar)

4. Tahap klimaks

adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga,
kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)

5. Tahap penyelesaian

adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya
setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca,
jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian.

MACAM-MACAM ALUR

Alur maju
adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.

2. Alur mundur/Sorot balik/Flash back

adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru
menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.

3. Alur gabungan/Campuran

adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca


diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok ( dialami
oleh tokoh utama) lagi.

D. PERWATAKAN/PENOKOHAN

adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh

ADA TIGA CARA UNTUK MELUKISKAN WATAK TOKOH

Analitik
adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.

Contoh :

Siapa yang tidak kenal Pak Edi yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi
sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang.

2. Dramatik

adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung.

Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku,
komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.

Contoh :

Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke tempat tidur
dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah laku tokoh)

3. Campuran

adalah gabungan analitik dan dramatik.

Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan

PELAKU/TOKOH DALAM CERITA

Pelaku utama
adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan
kejadian.

2. Pelaku pembantu

adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita.Bisa bertindak sebagai pahlawan
mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.

3. Pelaku protagonis

adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)

4. Pelaku antagonis

adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dll)

5. Pelaku tritagonis

adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan
tokoh penengah.

E. LATAR/SETTING

Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.

Macam-macam latar

Latar tempat
adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dll)

2. Latar waktu

adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)

3. Latar suasana

adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)

F. SUDUT PANDANG PENGARANG

Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.

Sudut pandang dibedakan atas :

Sudut pandang orang kesatu


adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku
utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita)

2. Sudut pandang orang ketiga

adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita.
Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)

UNSUR EKSTRINSIK

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar

UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK

Latar Belakang Penciptaan


adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan

2. Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan

adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan

Sekian

Uji Kompetensi Guru

Jenjang/Tingkat: Sekolah Dasar (SD) 2014


Mencoba UKG Tampilan Resmi ¤ Beda versi Simulasi dan Tryout

Perintah: Silahkan pilih jawaban yang anda anggap benar, untuk melihat hasil, klik tombol Simpan

1. Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat

A.Mutlak

B.mantap

C.tentatif

D.pasti

E.Semua jawaban benar

2. Bentuk perkalian 8x 45 dapat ditulis seperti berikut, kecuali...

A.(8x90) + (8x5)

B.(8x100) – (8x5)

C.(8x100) + (8x5)

D.(10x95)-(2x95)

3. Adat yang sudah mengakar dan mentradisi merupakan salah satu contoh hambatan yang
timbul dalam inovasi pendidikan pada bidang . . . .

A.Cultural Block
B.Mental Block Barries

C.Social Block

D.System Block

E.Cultural Social

4. Kegiatan di bawah ini yang memanfaatkan proses perubahan wujud benda cair menjadi
gas adalah peristiwa …

A.Penyulingan minyak

B.Pembuatan es krim

C.Pembuatan mainan dari bahan plastik

D.Pembuatan garam dengan sinar matahari

E.Pembuatan minyak wangi

5. Sebuah akuarium mempunyai volume 120 liter. Jika akuarium kosong tersebut dialiri air
dengan debit 40 liter/menit, waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh akuarium
tersebut adalah ….

A.3 menit

B.30 menit

C.80 menit

D.160 menit

E.120 menit

6. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .

A.Pembelajaran Kelas Rangkap

B.Lesson Study

C.PAKEM

D.CBSA

7. Pemilihan penggunaan kata dan kalimat yang tidak provokatif dalam laporan atau artikel
merupakan salah satu contoh upaya untuk menjaga kualitasdari aspek

A.panjang tulisan

B.nada tulisan

C.gaya tulisan

D.bahasa tulisan

E.Semua jawaban salah


8. Salah satu prinsip penilaian adalah reliabel. Salah satu upaya untuk menjamin reliabilitas
suatu alat penilaian adalah ...

A.alat penilaian diujikan pada orang yang sama

B.alat penilaian diujikan pada orang yang berbeda

C.petunjuk pelaksanaan harus jelas

D.perlu alat penilain pembanding yang berbeda

E.Semua jawaban benar

9. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .

A.Pembelajaran Kelas Rangkap

B.Lesson Study

C.PAKEM

D.CBSA

E.Tidak ada jawaban benar

10. Sampai sejauh mana suatu inovasi dapat sejalan dengan pengalaman masyarakat,
merupakan suatu . . . .

A.Relative advantages

B.Complexity

C.Observability

D.Compatibility

E.Semua jawaban salah

Kunci Jawaban Uji Kompetensi Guru

Jenjang/Tingkat: Sekolah Dasar (SD) 2014

Koleksi soal kami banyak, silahkan coba lagi untuk dapat soal berbeda.

Perintah: Silahkan pilih jawaban yang anda anggap benar, untuk melihat hasil, klik tombol Simpan

1. Keobyektifan penulis karya tulis ilmiahdicerminkan dalam gaya bahasa yang bersifat
A.resmi
B.baku
C.impersonal
D.personal
E.Semua jawaban benar

Jawaban: B
2. Salah satu prediksi yang dapat diambil dari hasil analisis butir soal termasuk katgori
sukar yaitu ....
A.Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi
B.Sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan
C.Sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu
D.Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban
E.Tidak ada jawaban benar

Jawaban: D

3. Kapan tahapan observasi dilakukan?


A.mulai sebelum pelaksanaan
B.pada saat pelaksanaan tindakan
C.setelah pelaksanaan tindakan
D.semua jawaban benar
E.semua jawaban salah

Jawaban: D

4. Lampu A menyala setiap 4 menit kemudian padam, lampu B menyala setiap 6 menit
kemudian
padam dan lampu C menyala setiap 10 menit kemudian padam. Jika pada awalnya ketiga
lampu tersebut menyala bersamasama, maka pada menit keberapa ketiga lampu tersebut
akan menyala bersama-sama lagi ….
A.36
B.40
C.48
D.60
E.120

Jawaban: D

5. Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada
sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh . . . .
A.Santosa S. Hamidjaja
B.Mattew B. Milers
C.Sumantri Mulyani
D.Rabbin

Jawaban: A

6. Suatu sistem sosial yang secara jelas mempersyaratkan kelompok orang/geografis


melaksanakan suatu inovasi merupakan . . . .
A.Kegiatan pemeliharaan terbatas
B.Fasilitas fisik
C.Ukuran kewilayahan
D.Penggunaan waktu
E.Tidak ada jawaban
Jawaban: C

7. Salah satu prinsip penilaian adalah reliabel. Salah satu upaya untuk menjamin reliabilitas
suatu alat penilaian adalah ...
A.alat penilaian diujikan pada orang yang sama
B.alat penilaian diujikan pada orang yang berbeda
C.petunjuk pelaksanaan harus jelas
D.perlu alat penilain pembanding yang berbeda
E.Semua jawaban benar

Jawaban: C

8. Bagian penutup suatu karya tulis ilmia, pada umumnya menyajikan


tentang
A.rangkuman dan tindak lanjut
B.simpulan umum
C.rekomendasi penulis
D.simpulan dan saran
E.Ada dua jawaban benar

Jawaban: D

9. Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI


ditinjau dari aspek fisik, kecuali ....
A.memiliki kemampuan dalam mengangkat beban yang berat
B.memiliki keterampilan fisik untuk memainkan permainan
C.penambahan-penambahan dalam kemampuan motorik halus
D.menunjukkan variasi yang besar pada tinggi dan berat badan
E.Semua jawaban benar

Jawaban: D

10. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .
A.Pembelajaran Kelas Rangkap
B.Lesson Study
C.PAKEM
D.CBSA
E.Tidak ada jawaban benar

Jawaban: C

Koleksi soal kami banyak, silahkan coba lagi untuk dapat soal berbeda.

----------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai