Assalam, kabar terbaru dan sangat dinanti para peserta UKA 2013 untuk diuji kopetensi nya. Saya akan
beri Rangkuman Materi Pedagogik UKG 2012-Part 1 dan 2 yang saya dapat dari internet.Yang insyaallah
dapat membantu semua yang dalam persiapan uji online UKA 2013.
1. KTSP menuntut adanya perubahan dalam mengelola proses pembelajaran. Oleh karena itu
guru harus (a). Inovatip dan Kreatip (b) Paradikma Teaching berubah menjadi learning (c).
cara berpikir produktip menjadi reflektip dan (d ). Demonstrating the knowledge. Soal :
dari pernyataan tersebut yang tidak sesuai adalah :
A. (a) dan (b) B. (a) dan (d) C. (d) D. (c)
1. Menggunakan media dan menggunakan teknik presentasi merupakan salah satu cara
mengelola pembelajaran akan :
(a) menarik perhatian siswa. (b). Membosankan siswa
(c). Meningkatkan daya serap siswa (d). Merepotkan dan membebani guru
Soal : Dari pernyataan tersebut yang benar adalah :
A. (a) dan (b) B. (a) dan (c) C. (b) dan (d) D. (c)dan (d)
3, Sumber belajar adalah segala macam sumber yang memungkinkan siswa belajar. Ada
bermacam-macam sumber belajar yaitu yang benar terdiri dari :
A. pesan dan orang B. Alat dan teknik
C. Lingkungan, D. pesan dan bahan
( boleh pilih lebih dari satu jawaban).
4. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar siswa.
Soal : Pernyataan tersebut merupakan konsep media yang dinyatakan oleh:
A. Palmer, W B. Gagne C. Bright D. AECT
5. Yang termasuk bahan pertimbangan dalam memilih media dalam pembelajaran diantaranya
adalah :
A. harus membuat terlebih dulu
B. Kesesuaian dengan tujuan dan bahan
C. harganya mahal dan modern
D. Pengoperasiannya sulit.
6. Manakah media yang paling baik untuk mengajar
A. VCD B. Flip Chart D. OHT E. LCD
7. Fungsi GBIPM (Garis Besar Isi Program Media) adalah
A. instrument perencanaan media dalam pembelajaran
B. Instrument Pengembangan Media dalam pembelajaran
C. Instrument Pemilihan Media dalam pembelajaran
D. Perencanaan Program Media dalam pembelajaran
(boleh pilih lebih dari satu jawaban)
8. Media dalam pembelajaran harus didisain dengan baik dan menarik. Hal ini karena media
bukan semata-mata berperan sebagai perantara atau pengantar pesan, tetapi media juga
perperan sebagai Perangsang:
A. Pikiran dan Perasaan B. Perhatian dan minat
C. Menarik perhatian D. Menarik Minat.
(boleh memilih dua opsi yang tepat)
9. Pilihlah jenis huruf berikut ini yang menurut saudara paling tepat untuk membuat media
OHT/Slide presentasi
A. Media sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran
B. Media sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran
C. Media sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran
D. Media sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran
1. Jelaskan beberapa inovasi dalam bidang pendidikan yang bapak/ibu ketahui, apa
kelemahan dan keunggulannya.
2. Jelaskan dampak perkembangan Ipteks pada inovasi bidang pendidikan dan inovasi di
bidang pembelajaran.
3. Buat RPP ringkas untuk mata pelajaran tertentu menggunakan satu atau lebih model
pembelajaran inovatif yang bapak/ibu anggap sesuai dengan mapel tersebut.
4. Dalam praktik pembelajaran, paling banyak dipergunakan teknik penilaian tertulis.
Setujukah anda atas pernyataan tersebut ? Mengapa demikian ?
5. Adakah teknik penilaian yang dapatdipergunakan untuk menilai berbagai kompetensi ?
Berikan alasannya !
6. Berikan alasan! Mengapa Teknik Penilaian Tertulis, khususnya alat penilaian tes pilihan
ganda kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian pembelajaran yang otentik dan
berkesinambungan ?
7. Apa alasannya PTK selalu dirancang dalam bentuk tahapan siklus yang berulang-ulang ?
8. Apa hakekat utama dari penelitian tindakan kelas tersebut ?
9. Jelaskan makna dan fungsi dilakukannya PTK oleh seorang guru ?
10. Kenapa PTK tidak tepat dilakukan oleh orang lain ?
11. Apa tujuan dan manfaatnya jika dalam penelitian tindakan kelas dilakukan secara
kolaboratif dengan pihak lain (dosen LPTK) ?
12. Prinsip-prinsip apa aja yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan sebuah PTK ?
13. Faedah apa yang dapat dipetik dengan model penelitian yang bersifat siklus dan reflketif
?
14. Jelaskan ciri-ciri yang dimiliki oleh PTK ?
15. Sebutkan langkah-langkah pokok dalam menentukan sebuah tema PTK !
16. Apakah semua masalah dalam pembelajaran dapat diteliti dengan dengan PTK, berikan
alasan anda !
17. Kenapa PTK senantiasa diharuskan bersumber dari guru kelas ?
18. Sebutkan garis besar struktur dari sebuah proposal PTK !
19. Pertimbangan-pertimbangan apa saja yang harus diperhitungkan dalam PTK?
20. Setelah membaca uraian di atas, coba bapak dan ibu simpulkan bagaimana caranya
mengenal karakteristik karya tulis ilmiah. Jelaskan mengapa bapak dan ibu menyimpulkan
seperti itu?
21. Sebutkan aspek-aspek yang dapat menggambarkan karakteristik suatu karya tulis
ilmiahdan berikan penjelasan singkat untuk setiap aspek. Berdasarkan uraian itu, coba
simpulkan karakteristik karya tulis ilmiah!
22. Secara umum, struktur sajian suatu karya tulis ilmiah terdiri dari bagian awal, inti, dan
bagian penutup. Coba jelaskan deskripsi masing-masing bagian dan apa bedanya dengan
struktur sajian karya non ilmiah?
23. Jelaskan mengapa abstrak merupakan bagian terpenting dalam laporan dan artikel
penelitian
24. Sebut dan jelaskan perbedaan karya tulis ilmiah hasil pemikian dan hasil penelitian!
25. Carilah salah satu artikel hasil penelitian, telaah unsur-unsur yang terdapat pada artikel
itu!
Sumber : Buku Materi PLPG, UNNES 2008
Uji Kompetensi Guru yang selanjutnya disebut UKG adalah pengujian terhadap
penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik dalam ranah kognitif sebagai dasar
penetapan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan bagian dari penilaian kinerja guru.
(Permendikbud No. 57 Tahun 2012). UKG dilakukan untuk pemetaan kompetensi dan sebagai
dasar kegiatan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang dilakukan secara
periodik. Dengan demikian aspek yang diuji dalam UKG adalah kompetensi pedagogik dan
profesional dalam ranah kognitif.
Kompetensi pedagogik yang diuji meliputi: 1) mengenal karakteristik dan potensi
peserta didik, 2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif, 3)
menguasai perencanaan dan pengembangan kurikulum, 4) menguasai langkah-langkah
pembelajaran yang efektif, dan 5) menguasai sistem, mekanisme, dan prosedur penilian.
Sedangkan kompetensi profesional yang diuji meliputi: 1) menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu guru,
2) menguasai metodologi keilmuan sesuai bidang tugas yang dibebankan kepada guru, dan 3)
menguasai hakikat profesi guru.
Sebagai bahan persiapan, berikut disajikan sebagian materi pendukung berkaitan
dengan UKG tersebut. (Semoga bermanfaat dan semoga Kebaikan selalu dating dari segala
penjuru)
Indikator Esensial
2.2.1.Menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik, pembelajaran kimia di SMA/MA
3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
3.2.1. Menerapkan prinsip--‐prinsip pengembangan kurikulum
3.2.1. Menjelaskan tujuan pembelajaran untuk mengajarkan materi kimia pada SK dan KD
tertentu
3.2.2. Menuliskan tujuan pembelajaran
3.3.1. Merumuskan pengalaman belajar siswa guna mencapai tujuan yang ditetapkan
3.4 menentukan materi Pembelajaran kimia terkait Dengan pengalaman belajar Dan tujuan
pembelajaran.
3.5. Menjelaskan manfaat bahan ajar Sesuai tujuan pembelajaran.
3.6.1.Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian
3.6.2 Memilih indicator yang sesuai untuk meteri kimia dengan SK dan KD tertentu
A. Metodologi Pembelajaran
2. Model Pembelajaran
Joyce, Well, dan Showers (1992) dalam Indrawati (2000) menggolongkan model-
model pembelajaran ke dalam empat rumpun yaitu sebagai berikut:
a. rumpun model-model pengolahan informasi, misalnya model latihan induktif, latihan inkuari,
synectics dan yang lainnya;
b. rumpun model-model pribadi / individual, misal model pengajaran non direktif, sistem
konseptual, dan yang lainnya;
c. rumpun model-model sosial, misalnya role playing (bermain peran), dan pasangan dalam
belajar (partners in learning);
d. model-model perilaku, misalnya mastery learning, self control;
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang menggambarkan kegiatan
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. (http://www.psb-
psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-medote-teknik-taktik-dan-model-
pembelajaran).
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang memperlihatkan pola
pembelajaran tertentu (terlihat kegiatan guru-siswa), dan sumber belajar yang digunakan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta
didik;
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tertentu.(http://www.psb-
psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-medote-teknik-taktik-dan-model-
pembelajaran).
Menurut Drs. H. Muhamad Ali, dalam Proses Belajar tidak ada model pembelajaran
yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi.
Ciri-ciri model pembelajaran yang baik dalam pengembangannya harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Acuan dasar pengembangan adalah RPP yang dibuat guru dengan fokus:
1) tujuan pembelajaran,
2) kompleksitas materi ajar,
3) metode pembelajaran, dan
4) alokasi waktu;
b. Tujuan pembelajaran tertuang secara eksplisit dalam model;
c. Kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam desain model pembelajaran harus merefleksikan
metode pembelajaran yang dituliskan guru dalam RPP; Contoh, jika metode yang dipilih dan
ditulis guru dalam RPP adalah pengamatan, maka langkah dalam model pembelajaran harus
ada pernyataan “siswa melakukan pengamatan”;
d. Persentase kegiatan siswa (belajar) lebih dominan daripada kegiatan guru;
e. Eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi terakomodasi secara terpadu dan tersirat dalam
rangkaian tahapan model pembelajaran yang dibuat;
f. Model pembelajaran yang ditata hendaknya sistematis dan mampu menjawab keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran;
g. Adanya keterlibatan intelektual dan atau emosional peserta didik melalui kegiatan
mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap;
h. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model
pembelajaran;
i. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator kegiatan belajar
peserta didik;
j. Pemilihan alat, media, dan bahan pembelajaran harus tepat guna;
k. Apabila model pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru dalam PBM bukan produk
sendiri melainkan adopsi atau adaptasi, maka pemilihan model yang akan digunakan harus
mempertimbangkan acuan dasar dalam RPP ditambah dengan kesesuaian kondisi peserta
didik;
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak
mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan
akhlak mulia.
(Sumber: BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah)
E. Pengalaman Belajar
F. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun
secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar.
Perintah: Silahkan pilih jawaban yang anda anggap benar, untuk melihat hasil, klik tombol Simpan
B.nada tulisan
C.gaya tulisan
D.bahasa tulisan
8. Salah satu prinsip penilaian adalah reliabel. Salah satu upaya untuk menjamin reliabilitas
suatu alat penilaian adalah ...
A.alat penilaian diujikan pada orang yang sama
B.alat penilaian diujikan pada orang yang berbeda
C.petunjuk pelaksanaan harus jelas
D.perlu alat penilain pembanding yang berbeda
E.Semua jawaban benar
9. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .
A.Pembelajaran Kelas Rangkap
B.Lesson Study
C.PAKEM
D.CBSA
E.Tidak ada jawaban benar
10. Sampai sejauh mana suatu inovasi dapat sejalan dengan pengalaman masyarakat,
merupakan suatu . . . .
A.Relative advantages
B.Complexity
C.Observability
D.Compatibility
E.Semua jawaban salah
Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health
Properti Urbanesia Images More
<a
Bahasa
A. Pendahuluan
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari kata tulis. Tulis
adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat,
dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan
sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya
dengan tu-lisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keingi-nan, dan
kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain
(Syafi’ie,1998:45).
Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa
sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna
dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu proses
penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pen-dapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau
lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.
Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa untuk meng-hasilkan tulisan
yang baik. Syafi’ie (1988:45) mengemukakan bahwa syarat-syarat tersebut adalah (1) kemampuan untuk
menemukan masalah yang akan ditulis, (2) ke-pekaan terhadap kondisi pembaca, (3) kemampuan
menyusun rencana penulisan, (4) kemampuan menggunakan bahasa, (5) kemampuan memulai tulisan,
dan (6) kemam-puan memeriksa tulisan.
Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya
adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang di-
sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan
sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan
kalimat agar orang dapat menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin teratur bahasa yang
digunakan, makin mudah orang menang-kap pikiran yang disalurkan melalui bahasa itu. Oleh karena itu,
keterampilan menulis di sekolah sangatlah penting.
Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan
tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala
kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pung-tuasi. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal
(bahasa), menulis juga dapat dide-finisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu
tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol
atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Di dalam komunikasi tertulis
terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2)
pesan atu isi tulisan, (3) saluran atau medium tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis
mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain
bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah gramatika.
Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan,
dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan menulis seseorang
akan menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan
ditulis, (b) kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d)
kemampuan menggunakan bahasa indonesia, (e) kemampuan memuali menulis, dan (f) kemam-puan
memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan
kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang
inggin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan,
pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia Akhadiah, (1997:13). Sementara itu, WJS Poerwodarminto
(1987:105) secara leksi-kal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap
tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis yang
disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud pe-nulis.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang
dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan,
penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap.
Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atai
pikiran penulis. Sehingga dengan bahsa tulis seseorang akan dapat menuang-kan isi hati dan pikiran.
Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi
mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi
merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai
tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan
mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan,
keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan.
Pembelajaran menulis sebagai suatu proses di sekolah dasar mengisyaratkan kepada guru
untuk memberikan bimbingan nyata dan terarah yang dapat meningkat-kan kemampuan menulis
siswa. Hal ini dilakukan guru melalui tahap-tahap proses menulis, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan (pramenulis, menulis, pasca-menulis), dan evaluasi.
Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari.
Menulis sebagai suatu proses terdiri atas beberapa tahapan. Tompkins (1994) dan Ellis dkk.
(1989) menguraikan lima tahapan menulis, yaitu pra-menulis, pengedrafan, perbaikan,
penyuntingan, dan publikasi. Pada pramenu-lis, siswa diberi kesempatan menentukan apa yang
akan ditulis, tujuan menulis, dan kerangka tulisan. Setelah siswa menentukan apa yang akan
ditulis dan siste-matika tulisan, siswa mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan
buku-buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada penge-drafan, siswa
dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam bentuk draf kasar. Pada tahap
perbaikan, siswa merevisi draf yang telah disusun. Siswa dapat meminta bantuan guru maupun
teman sekelas untuk membantu dan mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan. Pada tahap
penyuntingan, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek mekanik (ejaan, tanda baca, pilihan kata,
dan struktur kalimat) yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki karangan sendiri maupun teman sekelas. Pada tahap publikasi, siswa
menyampaikan tulisan kepada teman sekelas untuk meminta masukan dari guru dan teman
sekelas agar mereka dapat berbagi informasi sehingga tulisan menjadi sempurna.
Siswa menjadi partisipan aktif dalam seluruh tahapan menulis proses: pra-menulis, pengedrafan,
perbaikan, dan penyuntingan sehingga siswa memahami betul apa yang ditulisnya. Ketika
menentukan topik yang akan ditulis, di benak siswa tergambar sejum-lah informasi yang akan
ditulis. Informasi yang tersimpan di benak siswa dituang-kan dalam sebuah tulisan dengan
bantuan guru dan teman sekelas. Ketika menulis, siswa bebas mengungkapkan gagasan dengan
cara menghubungkan kalimat seca-ra utuh dan padu membentuk sebuah paragraf serta
menuangkannya pada tulisan. Siswa menggunakan bahan-bahan pustaka untuk mendukung
tulisannya dan berdiskusi dengan guru dan teman sekelas apabila ada bahan tulisan yang kurang
jelas.
C. Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu
untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk
meng-hasilkan karya tulis.
1) Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan
informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
2) Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan
kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).
3) Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal
(faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan,
menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi
bertambah.
4) Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi tentang sesuatu
hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan tujuan mempengaruhi,
memperjelas, dan meyakinkan.
5) Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual
maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tu-
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada
tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meli-puti (1)
pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam
racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan
pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai
pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan,
kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam
berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.
Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya.
Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi,
pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus
diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus
ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang
menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu
tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan
memuaskan tanpa memiliki wawasan atau pengeta-huan yang memadai tentang apa yang akan
dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa yang disampaikannya hanya sekedarnya.
Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap
informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak,
mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemero-lehan informasi itu dimaksudkan
agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk
keperluannya dalam menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi
itu serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar
ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan
perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan infor-
masi serta strategi yang ditempuhnya.
Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan
bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2)
berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi,
menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan
sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis
me-mungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis
yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.
E. Prinsip Menulis
Keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang ditunjukkan oleh siswa bahwa ia
bukan buta aksara. Pelatihan menulis menyibukan para siswa belajar bahasa. Semua ulangan selalu
dinyatakan dalam bentuk tulis. Walaupun demikian, para guru masih mengeluhkan bahwa masih ada
siswa tidak mempunyai keterampilan menulis.
Menurut Parera dan Tasai (1995:14) mengemukakan bahwa untuk dapat me-netralisir keluhan
para guru bahasa, maka perlu diingatkan mereka dua fakta. Fakta yang pertama banyak sekali orang
pandai sangat lemah dalam keterampilan menulis, fakta kedua, hanya sekelompok kecil orang yang
dapat menulis dengan baik setelah lama berlatih di sekolah dan di luar sekolah. Walaupun demikian
keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang harus diajarkan dan perhatikan dalam
pembelajaran bahasa meskipun dalam bentuk sederhana.
Selanjutnya menurut Rivers dalam Parera dan Tasai (1995:15) mengemuka-kan keterampilan
menulis merupakan satu kebiasaan yang elegan dari para elite terdidik. Oleh karena itu, tujuannya tidak
akan tercapai untuk tingkat sekolah me-nengah ke bawah. Keterampilan menulis menuntut penguasaan
bahasa yang tinggi yang mungkin tidak dikuasai oleh semua orang. Untuk memenuhi keterampilan
menulis yang baik jenjang menulis perlu diperhatikan. Belajar keterampilan menulis dilakukan secara
berjenjang.
Beberapa jenjang untuk keterampilan menurut Parera dan Tasai (1995:15) adalah: (1) menyalin
naskah dalam bahasa, (2) menuliskan kembali/mereproduksi apa yang telah didengar dan dibaca, (3)
melakukan kombinasi antara apa yang telah dihafal dan didengar dengan adaptasi kecil, (4) menulis
terpimpin, dan (5)menyusun karangan atau komposisi dengan tema, judul, atau topik pilihan siswa
sendiri.
Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran
membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran ke-terampilan penggunaan bahasa
Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampiln menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar,
berbicara, membaca. Menurut Pirera dan Tasai (1995:27) mengemukakan prinsip prinsip menulis
adalah: (1) menulis tidak da-pat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran
menulis dan membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin
berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembelajaran menulis adalah pembel-ajaran tata tulis atau ejaan dan
tanda baca bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari
menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh siswa. Sebab dengan
penguasaan itu siswa dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan. Badudu (1992:17)
mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menulis, yaitu (1) menggunakan kata dalam kalimat
secara tepat makna, (2) menggunakan kata dengan bentuk yang tepat, (3) menggunakan kata dalam
distribusi yang tepat, (4) merangkaikan kata dalam frasa secara tepat, (5) menyusun klausa atau kalimat
dengan susunan yang tepat, (6) merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf)
secara tepat dan baik, (7) menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik, (8) membuat karangan
(wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, argumentasi, (9) membuat surat
(macam-macam surat), (10) menyadur tulisan (puisi menjadi prosa), (11) membuat laporan (penelitian,
pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan), (12) mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya,
kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung), (13) mengubah wacana ( wacana percakapan menjadi
wacana cerita atau sebaliknya).
1) Jenis-jenis Mengarang
Pelajaran mengarang menurut Moeljono (1976:89) macamnya adalah (1) mengarang surat, (2)
mengarang cerita non fiksi, (3) mengarang cerita fiksi, (4) mengarang lukisan keadaan, (5) menulis berita
aktual, (6) mengarang puisi, (7) mengarang esay, dan (8) mengarang naskah drama.
Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis. Perbedaannya dengan
percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban orang yang diajak berbicara tidak dapat diterima
secara langsung. Oleh karena itu bentuk bahasa dalam surat dapat dikatakan mengarah-arah pada
bahasa percakapan biasa.
Pada garis besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat kekeluargaan dan (2)
surat dinas. Yang dimaksud dengan surat kekeluargaan ialah surat yang dikirim dari dan kepada keluarga
atau kenalan. Bentuk dan pemakaian bahasa dalam surat kekeluargaan sangat bebas, tidak terlalu
terikat oleh pedoman yang tertentu.. sedangkan surat dinas ialah surat yang dikirimkan dari dan kepada
jawatan, lembaga atau organisasi secara resmi. Bentuk dan bahasa dalam surat dinas biasanya terikat
oleh pedoman dan tatatulis tertentu.
Yang dimaksud dengan cerita non fiksi ialah cerita tentang sesuatu yang ada/terjadi sungguh-
sungguh. Karangan non cerita fiksi menuliskan cerita yang berhibungan hal-hal yang ada di sekitarnya
atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikain mengarang cerita non fiksi
ialah menulis apa saja yang dilihat, apa saja yang diketahui, dan apa saja yang dialami.
Yang dimaksud dengan mengarang cerita fiksi ialah mengarang cerita berdasarkan atas buah
rekaan atau angan-angan saja. Cerita ini akan berupa suatu cerita pendek, fragmen, atau sekedar
lamunan mengarang saja. Oleh karena itu dasarnya adalah buah rekaan, maka cerita ini dapat
mempunyai nilai (1) membiasakan untuk mengisi waktu senggang dengan lamunan yang produktif, (2)
menghidupkan fantasi dan daya kreasi, dan (3) mengembangkan bakat mengarang.
Yang dimaksud mengarang lukisan keadaan ialah karangan yang menggambarkan suatu situasi
secara tepat dengan menggunakan alat bahasa. Tujuan mengarang lukisan keadaan ialah membiasakan
untuk menggambarkan sesuatu dengan pengamatan secra teliti melalui kata-kata secara tepat.
Karangan lukisan keadaan didasarkan atas suatu kenyataan. Karean sebagai suatu lukisan, maka
kemampuan mengimajinasikan kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu menyentuh perasaan
sangat diperlukan. Oleh karena itu karangan yang berupa lukisan keadaan mengarah kepada gaya
bahasa puisi atau prosa liris.
Yang dimaksud menulis berita aktual ialah menyampaikan terjadinya suatu peristiwa dengan
cara menuliskannya menurut tata tulis berita yang telah lazim dipergunakan dalam persuratkabaran.
Jadi berita aktual ialah suatu kejadian yang penting yang disampaikan oleh seseorang untuk orang
banyak secara tertulis.
Tujuan menulis berita aktual ialah (1) membiasakan agar dapat menyampaikan peristiwa yang
penting secara lengkap dan teratur dengan gaya bahasa yang tepat dan (2) mengembangkan bakat
kewartawanan.
Yang dimaksud dengan esai ialah karangan tentang suatu masalah yang pada suatu saat menarik
perhatian seseorang penulis. Esai dapat mengenai masalah ilmu pengetahuan,keagamaan, filsafat,
kebudayaan, kesenian, politik, dan masalah sosial. Tujuan mengarang esai ialah membiasakan untuk
mampu menanggapi suatu masalah yang pada suatu saat menarik perhatian orang.
Yang dimaksud dengan pidato ialah berbicara di hadapan publik, yang ditujukan kepada
seseorang, sekelompok orang, atau kepada publik itu sendiri. Suatu piadato yang resmi memerlukan
persiapan. Oleh karena itu pidato disiapkan secara tertulis. Selanjutnya untuk melatih menyusun naskah
pidato perlu memperhatikan pidato yang akan disampaikan. Berdasarkan yang disampaikan pidato
dibedakan antara lain: (1) pidato penjelasan, (2) pidato sambutan, (3) pidato laporan, dan (4) pidato
keilmuan.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, M. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan Menu-lis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti
Keraf, G. 1997. Komposisi. Ende Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin: Sarjana
Indonesia.
Soedjito dan Hasan, M. 1986. Seri Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Malang: Tanpa Penerbit
Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
;
Pengertian dan Contoh Paragraf Narasi,
Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi dan
Persuasi
Krumpuls - Pengertian dan Contoh Paragraf Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi dan Persuasi -
Assalamu'alaikum sahabat Krumpuls, apa kabar kalian semua.... Salam dan semangat pagi ini saya akan
kupas lagi sedikit tentang Pengertian dan Contoh Paragraf Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi
dan Persuasi.
ohh iya kawan.. mungkin juga kalian suka dengan artikel ini Pengertian dan Contoh Gagasan Utama,
Kalimat Utama dan Kesimpulan
Baiklah langsung saja kita simak baik-baik rangkuman saya dibawah ini.
Paragraf adalah kesatuan pikiran yang mengungkapkan ide pokok yang berbentuk dalam rangkaian
kalimat yang berkaitan dengan bentuk (kohesi) dan makna (koherensi).
Paragraf Narasi
Paragraf Deskripsi
Paragraf Eksposisi
Paragraf Argumentasi
Paragraf Persuasi
Kali ini, saya akan memberi contoh masing-masing kelima paragraf tersebut dengan tema bahasan
mengenai Pantai Parangtritis. Sengaja saya buat dengan tema yang sama agar pembaca lebih mudah
mengetahui perbedaan dari kelima jenis paragraf tersebut.
A. Paragraf Narasi --> Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak
seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.
Contoh:
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18
Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga.
Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan
semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu
riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai
Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa
menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke
mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan
karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk
mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun
mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya
selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
B. Paragraf Deskripsi --> Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil sehingga
tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri.
Contoh:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Parang Tritis. Gelombang ombak
bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak bermain. Air yang jernih
dan pasir putih lembut yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang
menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri, aku bisa memandang air laut sejauh
mata memandang, pandai dengan bukit berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah
utara pantai. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan terasa asin
air itu ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku berjalan, hampir pinggiran pantai dipenuhi oleh
pengunjung wisatawan. Kulihat ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain
dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi yang paling membuatku tertarik, kulihat ada
beberapa turis manca negara yang menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa
yang aku lihat, pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang Tritis.
C. Paragraf Eksposisi
--> Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan member informasi
(menambah wawasan).
Contoh:
Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini
terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta.
Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya
seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan
yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-
gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata
ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan
maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut
parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya
penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di
lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah
bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV,
kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga
parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.
D. Paragraf Argumentasi --> mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai
bukti dan fakta
Contoh:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung,
tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja
menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai
Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu
kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis,
Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus
balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya
sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis,
juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air)
yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak
menimbulkan korban mati tenggelam.
E. Paragraf Persuasi --> karangan yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.
Contoh:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung,
tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja
menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai
Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu
kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis,
Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus
balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya
sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis,
juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air)
yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak
menimbulkan korban mati tenggelam. Oleh karena itu, selayaknya warga masyarakat tidak lagi
percaya hal-hal gaib dan bisa mengedepankan penalaran logika atau akal sehat. Pemerintah daerah
pun sebaiknya memberikan pemahaman yang benar mengenai penyebab bencana laut kepada warga
di sekitar pantai. Informasi tersebut dapat diteruskan kepada wisatawan guna meningkatkan
kewaspadaan mereka.
1. Daftar Isi, merupakan bagian halaman yang berisi mengenai daftar halaman-halaman yang
menjadi isi dari suatu makalah atau buku dimana kita dapat melihat halaman yang kita inginkan.
2. Kata Pengantar, merupakan bagian dari pengantar penulis untuk memberikan ucapan
terimakasih kepada yang para pembantu dalam penyelesaian pembuatan makalah atau sebuah
karya tulis dan biasanya berisi permintaan kritik dan saran dari para pembaca.
3. BAB, merupakan bagian materi dimana dibagi menjadi tiga yang mencakup tentang
pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan biasanya berisi mengenai latar belakang dari
pembuatan makalah atau suatu karya dimana membahas tujuan dan manfaat tentang
pembuatan makalah tersebut. Kemudian isi merupakan tema utama atau ide pokok yang akan
dibahas dalam pembuatan makalah tersebut. Sedangkan penutup merupakan bagian akhir dari
pembutan makalah yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan serta permintaan kritik dan
saran dari para pembaca.
4. Daftar Pustaka, merupakan bagian yang berisi mengenai sumber yang didapatkan untuk
pembuatan makalah. Format penulisan daftar pustaka seperti berikut. Nama Pengarang. Judul
Buku. Nama Penerbit. Tahun Terbit.
Contoh : Buku yang berjudul Mimpiku adalah Hidupku, ditulis Oleh Ade Irma dan diterbitkan oleh
Bima Anugerah pada tahun 2007 dari Jakarta, maka format penulisannya adalah sebagai berikut :
Irma, Adelia. Mimpiku adalah Hidupku. Bima Anugerah. Jakarta. 2007. atau bila anda mendapatkan
informasi dari internet cukup anda tulis alamat websitenya contoh
A. Pengertian Sastra
Kesusastraan : susastra + ke – an
su + sastra
su berarti indah atau baik
sastra berarti lukisan atau karangan
Susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah.
Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung
nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.
B. Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau
pembacanya.
2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai
kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat
keindahannya.
4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya
sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang
dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
C. Ragam Sastra
1. Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :
a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh
aturan-aturan seperti dalam puisi.
b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah.
Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :
(1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya,
(2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,
(3) Irama, dan
(4) Persamaan bunyi kata.
c) Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas
terurai seperti pada prosa.
d) Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang,
serta disajikan menggunakan dialog atau monolog.
Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
2. Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :
a) Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa
mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang.
b) Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.
c) Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang
masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll.
d) Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan
yang berlebih-lebihan.
3. Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a) Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah
bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi :
(1) Kesusastraan zaman purba,
(2) Kesusastraan zaman Hindu Budha,
(3) Kesusastraan zaman Islam, dan
(4) Kesusastraan zaman Arab – Melayu.
b) Kesusastraan Peralihan, kesusastraan yang hidup di zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karya-
karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ialah :
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra.
Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema
minor ialah tema yang tidak menonjol.
Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di
dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi
makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan
oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah
makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
b) Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada
beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama
ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya
sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh
bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak
awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan
berbagai
segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh
tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang
ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis.
Protagonis ialah tokoh yang
disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai
pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara
penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi
pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara
dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi
melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku
atau tokoh dalam suatu cerita.
Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.
Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja.
Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang
terjadi.
Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
c) Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi
satu kesatuan yang padu bulat dan utuh.
ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan
kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan
dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai
akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau
campauran keduanya.
d) Latar dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah
lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan
tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara
menampilkan latar.
e) Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah
privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan
yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama,
pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai
orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat
atau dalang yang serba tahu.
2. Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik
dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan
lingkungan, pembaca
sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur
yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur
ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra
UNSUR INTINSIK
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
TEMA
AMANAT
ALUR/PLOT
PERWATAKAN/PENOKOHAN
LATAR/SETTING
SUDUT PANDANG/POINT OF VIEW
UNSUR-UNSUR INTRINSIK
A. TEMA
adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam
karangannya
B. AMANAT
adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang
bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap
hidup
C. PLOT/ALUR
TAHAP-TAHAP ALUR
1. Tahap perkenalan/Eksposisi
adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan
(perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat)
adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan
selanjutnya)
1. konflik internal
2. konflik eksternal
adalah konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan,
konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
3. Tahap penanjakan konflik/Komplikasi
adalah tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin
sulit diduga, serba samar-samar)
4. Tahap klimaks
adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga,
kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)
5. Tahap penyelesaian
adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya
setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca,
jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian.
MACAM-MACAM ALUR
Alur maju
adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.
adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru
menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
3. Alur gabungan/Campuran
D. PERWATAKAN/PENOKOHAN
Analitik
adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.
Contoh :
Siapa yang tidak kenal Pak Edi yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi
sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang.
2. Dramatik
Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku,
komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.
Contoh :
Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke tempat tidur
dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah laku tokoh)
3. Campuran
Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan
Pelaku utama
adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan
kejadian.
2. Pelaku pembantu
adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita.Bisa bertindak sebagai pahlawan
mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
3. Pelaku protagonis
adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
4. Pelaku antagonis
adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dll)
5. Pelaku tritagonis
adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan
tokoh penengah.
E. LATAR/SETTING
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
Macam-macam latar
Latar tempat
adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dll)
2. Latar waktu
adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
3. Latar suasana
adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita.
Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
UNSUR EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar
UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan
Sekian
Perintah: Silahkan pilih jawaban yang anda anggap benar, untuk melihat hasil, klik tombol Simpan
A.Mutlak
B.mantap
C.tentatif
D.pasti
A.(8x90) + (8x5)
B.(8x100) – (8x5)
C.(8x100) + (8x5)
D.(10x95)-(2x95)
3. Adat yang sudah mengakar dan mentradisi merupakan salah satu contoh hambatan yang
timbul dalam inovasi pendidikan pada bidang . . . .
A.Cultural Block
B.Mental Block Barries
C.Social Block
D.System Block
E.Cultural Social
4. Kegiatan di bawah ini yang memanfaatkan proses perubahan wujud benda cair menjadi
gas adalah peristiwa …
A.Penyulingan minyak
B.Pembuatan es krim
5. Sebuah akuarium mempunyai volume 120 liter. Jika akuarium kosong tersebut dialiri air
dengan debit 40 liter/menit, waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh akuarium
tersebut adalah ….
A.3 menit
B.30 menit
C.80 menit
D.160 menit
E.120 menit
6. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .
B.Lesson Study
C.PAKEM
D.CBSA
7. Pemilihan penggunaan kata dan kalimat yang tidak provokatif dalam laporan atau artikel
merupakan salah satu contoh upaya untuk menjaga kualitasdari aspek
A.panjang tulisan
B.nada tulisan
C.gaya tulisan
D.bahasa tulisan
9. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .
B.Lesson Study
C.PAKEM
D.CBSA
10. Sampai sejauh mana suatu inovasi dapat sejalan dengan pengalaman masyarakat,
merupakan suatu . . . .
A.Relative advantages
B.Complexity
C.Observability
D.Compatibility
Koleksi soal kami banyak, silahkan coba lagi untuk dapat soal berbeda.
Perintah: Silahkan pilih jawaban yang anda anggap benar, untuk melihat hasil, klik tombol Simpan
1. Keobyektifan penulis karya tulis ilmiahdicerminkan dalam gaya bahasa yang bersifat
A.resmi
B.baku
C.impersonal
D.personal
E.Semua jawaban benar
Jawaban: B
2. Salah satu prediksi yang dapat diambil dari hasil analisis butir soal termasuk katgori
sukar yaitu ....
A.Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi
B.Sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan
C.Sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu
D.Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban
E.Tidak ada jawaban benar
Jawaban: D
Jawaban: D
4. Lampu A menyala setiap 4 menit kemudian padam, lampu B menyala setiap 6 menit
kemudian
padam dan lampu C menyala setiap 10 menit kemudian padam. Jika pada awalnya ketiga
lampu tersebut menyala bersamasama, maka pada menit keberapa ketiga lampu tersebut
akan menyala bersama-sama lagi ….
A.36
B.40
C.48
D.60
E.120
Jawaban: D
5. Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada
sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh . . . .
A.Santosa S. Hamidjaja
B.Mattew B. Milers
C.Sumantri Mulyani
D.Rabbin
Jawaban: A
7. Salah satu prinsip penilaian adalah reliabel. Salah satu upaya untuk menjamin reliabilitas
suatu alat penilaian adalah ...
A.alat penilaian diujikan pada orang yang sama
B.alat penilaian diujikan pada orang yang berbeda
C.petunjuk pelaksanaan harus jelas
D.perlu alat penilain pembanding yang berbeda
E.Semua jawaban benar
Jawaban: C
Jawaban: D
Jawaban: D
10. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan
mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an
adalah . . . .
A.Pembelajaran Kelas Rangkap
B.Lesson Study
C.PAKEM
D.CBSA
E.Tidak ada jawaban benar
Jawaban: C
Koleksi soal kami banyak, silahkan coba lagi untuk dapat soal berbeda.
----------------------------------------------------------------------------------------