Mamusung (1985), bahwa sekolah sebagai lembaga sosial yang diselengarakan dan
dimiliki oleh masyarakat harusnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan sekolah
memiliki kewajiban secara legal dan formal untuk memberikan penerangan kepada masyarakat
tentang tujuan-tujuan, program-progam, kebutuhan serta keadaannya, dan sebaliknya sekolah
harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakatnya.
Rex Harlow (Ruslan, 2010), bahwa: Public relation merupakan suatu fungsi dari
manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
dengan publiknya terutama menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan
kerjasama, melibatkan manajemen dalam melibatkan persoalan permasalahan, membantu
manajemen menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan mempergunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat
dan etis sebagai sarana utama.
B. Model Kerjasama Kemitraan Sekolah
1. Kegiatan Kemitraan Orangtua, Sekolah Dan Masyarakat
2. Pengembangan Program Kegiatan Kemitraan Sekolah Dan Masyarakat
3. Pemgembangan Model Kerjasama dengan DU/DI
C. Membangun Program Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan Masyarakat
Membangun kemitraan dengan orangtua menurut Molloy, dkk (1995), dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut: 1. Memulai Kemitraan, 2. Membangun Kemitraan, 3. Mengembangkan Visi
bersama, dan 4. Mengimplementasikan perencanaan ke dalam Tindakan kolaboratif.
Summary
Lembaga pendidikan memiliki tiga peran dalam mengembangkan hubungannya dengan
masyarakat antara lain: Sebagai agent of change, selecting agency, dan class levelling agency.
Puncak dari keberhasilan ditandai dengan pelaksanaan kerja sama kemitraan dengan sekolah di
negara yang unggul dalam bidang pendidikan terkait dengan peningkatan mutu lulusan sehingga
sekolah menghasilkan mutu yang setara dengan sekolah unggul lainnya.