Anda di halaman 1dari 28

Anggota Kelompok Teks Tanggapan Kritis:

1. Dra. Liestyani Dhamayanti, M.Pd. SMP Negeri 12 Surakarta


2. Suprapto, M.Pd. SMP Negeri 2 Wonosari
3. Sri Mulyani, S.Pd. SMP Negeri 6 Magelang
4. Puji Prasetyowati, S.Pd. SMP Negeri 8 Salatiga
5. Dra. Sri Kasih Nardani SMP Negeri 1 Kebumen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP LPMP Semarang


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Tanggapan Kritis
Kelas/Semester : IX / Gasal
Alokasi Waktu : 18 X 40 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis
2.2 Memiliki perilaku cinta tanah air dan semangat kebangsaan atas karya budaya
masyarakat Indonesia yang penuh makna dalam hal pesan dan nilai-nilai budaya
3.1 Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman percobaan
baik melalui lisan maupun tulisan
4.2 Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman percobaan
sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
4.3 Menelaah dan merevisi teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman
percobaan sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
4.4. Meringkas teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman percobaan
baik secara lisan maupun tulisan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)

KI Kompetensi Dasar Indikator


1.1 Menghargai dan mensyukuri Menunjukan rasa syukur terhadap
keberadaan bahasa Indonesia kebesaran Tuhan YME atas keberadaan
sebagai anugerah Tuhan Yang bahasa Indonesia untuk mempersatukan
Maha Esa untuk mempersatu- bangsa Indonesia
kan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa
dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri Menunjukkan rasa menghargai bahasa
keberadaan bahasa Indonesia Indonesia sebagai anugerah Tuhan YME
KI 1 sebagai anugerah Tuhan yang untuk memahami informasi lisan dan
Maha Esa sebagai sarana tulis
memahami informasi lisan dan
tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri Menunjukkan rasa menghargai bahasa
keberadaan bahasa Indonesia Indonesia sebagai anugerah Tuhan YME
sebagai anugerah Tuhan yang untuk menyajikan informasi lisan maupun
Maha Esa sebagai sarana tulisan
menyajikan informasi lisan
dan tulis
2.2.Memiliki perilaku cinta tanah - Menggunakan hasil karya
air dan semangat kebangsaan bangsa/daerah sendiri
atas karya budaya masyarakat - Menggunakan bahasa Indonesia dengan
Indonesia yang penuh makna baik dan benar
- Menerapkan ilmu kebahasaan ((bahasa
dalam hal pesan dan nilai-nilai
Indonesia) dalam menyusun teks
KI 2 budaya - Mementingkan kepentingan bersama
- Memiliki gaya hidup sesuai karakter
bangsa Indonesia
- Mengikuti upacara hari Senin dan hari
besar nasional
- Tidak suka bertengkar
3.1 Memahami teks eksemplum, - Menentukan struktur teks tanggapan
tanggapan kritis, tantangan, kritis
KI 3
dan rekaman percobaan baik - Menentukan ciri bahasa teks tanggapan
melalui lisan maupun tulisan kritis
4.2 Menyusun teks eksemplum, - Mengurutkan teks tanggapan kritis
tanggapan kritis, tantangan, berdasarkan data yang telah tersedia.
KI 4 - Mengembangkan kerangka sesuai dengan
dan rekaman percobaan
struktur isi teks
sesuai dengan karakteristik - Merangkai kerangka teks menjadi teks
teks yang akan dibuat baik utuh
secara lisan mupun tulisan
4.3 Menelaah dan merevisi teks - Menelaah teks tanggapan kritis
eksemplum, tanggapan kritis, berdasarkan struktur teks
- Menelaah teks tanggapan kritis
tantangan, dan rekaman
berdasarkan kaidah bahasa
percobaan sesuai dengan - Memperbaiki hasil telaah
struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan
4.4. Meringkas teks eksemplum, - Menentukan ide pokok teks
tanggapan kritis, tantangan, - Menyusun ide pokok teks dalam bentuk
peta konsep, tabel, sinopsis, atau paragraf
dan rekaman percobaan baik
secara lisan maupun tulisan

D. Materi Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama
Struktur teks tanggapan kritis yang terdiri dari:
- Evaluasi
- Deskripsi teks
- Penegasan ulang
Ciri kebahasaan teks tanggapan kritis
2. Pertemuan Kedua
Cara menyusun teks tanggapan kritis berdasarkan struktur dan kaidah bahasa
secara mandiri.
3. Pertemuan Ketiga
Cara menyusun teks tanggapan kritis berdasarkan struktur dan kaidah bahasa
secara mandiri.
4. Pertemuan Keempat
Cara menyusun teks tanggapan kritis berdasarkan struktur dan kaidah bahasa
secara mandiri.
5. Pertemuan Kelima
Cara menyusun teks tanggapan kritis berdasarkan struktur dan kaidah bahasa
secara mandiri.
6. Pertemuan Keenam
Cara menelaah dan merevisi teks tanggapan kritis berdasarkan struktur teks
dan kaidah bahasa secara mandiri
7. Pertemuan Ketujuh
Cara menelaah dan merevisi teks tanggapan kritis berdasarkan struktur teks
dan kaidah bahasa secara mandiri
8. Pertemuan Kedelapan
Cara menentukan ide pokok paragraf, mengubah ide pokok menjadi kalimat,
Cara menyusun kalimat-kalimat tersebut menjadi paragraf ringkasan secara
mandiri
9. Pertemuan Kesembilan
Cara menentukan ide pokok paragraf, mengubah ide pokok menjadi kalimat,
Cara menyusun kalimat-kalimat tersebut menjadi paragraf ringkasan secara
mandiri

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama (2jp)

a. Kegiatan pendahuluan (15 menit)


1) Pendidik dan peserta didik mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan
berdoa dan menanyakan ketidakhadiran siswa.
2) Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Pendidik dan peserta didik menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan
ditempuh untuk mencapai kompetensi untuk membuat projek tentang
menyusun teks tanggapan kritis secara mandiri.

b. Kegiatan inti (60 menit)


1) Mengamati
Untuk membangun konteks pembelajaran, dengan sikap jujur dan percaya diri
peserta didik mengenali teks tanggapan kritis pada buku siswa.

2) Menanya
a. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan santun, peserta
didik menanyakan informasi yang berkaitan dengan teks tanggapan kritis.
b. Dengan sikap jujur dan percaya diri peserta didik menjawab pertanyaan
tentang informasi yang berhubungan dengan teks tanggapan kritis.

3) Mengumpulkan data
a. Peserta didik menemukan struktur teks tanggapan kritis pada buku teks.
b. Peserta didik menemukan ciri kebahasaan teks tanggapan kritis pada buku
teks

4) Mengasosiasi
a. Menentukan struktur teks tanggapan kritis pada buku teks.
b. Menentukan ciri bahasa teks tanggapan kritis.
c. Membandingkan hasil temuan dengan penjelasan yang ada di buku teks.

5) Mengomunikasikan
a. Secara bergantian, peserta didik mempresentasikan hasil kinerjanya.
b. Peserta didik lain menanggapi dengan responsif dan santun.
c. Peserta didik bersama guru menyimpulkan struktur dan ciri bahasa teks
tanggapan kritis

c. Kegiatan Penutup (5 menit)


1) Peserta didik mengemukakan kesulitan dan kemanfaatan selama pembelajaran
berlangsung
2) Peserta didik menyampaikan usulan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya
3) Peserta didik menerima tugas membaca teks tanggapan kritis untuk kegiatan
pembelajaran berikutnya.
4) Peserta didik menerima rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
2. Pertemuan ke-2 (2jp)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Pendidik dan peserta didik mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan
berdoa dan menanyakan ketidakhadiran siswa.
2) Peserta didik dan pendidik bertanya jawab tentang hasil membaca teks
tanggapan kritis.
3) Peserta didik bercerita manfaat membaca dan mengemukaan pandangannya
tentang teks tanggapan kritis.
4) Peserta didik menerima informasi tujuan kegiatan pembelajaran yang akan
ditempuh.
5) Peserta didik dan pendidik menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan dalm pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


1) Mengamati
Peserta didik membaca teks di media massa baik cetak maupun elektronik yang
disajikan oleh guru/ dibaca di perpustakaan/ dibawa dari rumah.

2) Menanya
a. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih sebuah
tema berdasarkan kegiatan di tahap sebelumnya.
b. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang penentuan tema teks
tanggapan kritis

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


1) Peserta didik mengemukakan kesulitan dan kemanfaatan selama
pembelajaran berlangsung
2) Peserta didik menyampaikan usulan untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya
3) Peserta didik menerima tugas membaca teks tanggapan kritis untuk kegiatan
pembelajaran berikutnya.
4) Peserta didik menerima rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

3. Pertemuan ke-3 (2jp)

a. Kegiatan pendahuluan (10 menit)


1) Pendidik dan peserta didik mengawali kegiatan dengan berdoa dan
menanyakan kehadiran peserta didik.
2) Peserta didik dan pendidik bertanya jawab tentang hasil penentuan tema teks
tanggapan kritis.
3) Peserta didik bercerita manfaat membaca dan mengemukaan pandangannya
tentang penentuan tema teks tanggapan kritis.
4) Peserta didik menerima informasi tujuan kegiatan pembelajaran yang akan
ditempuh.
5) Peserta didik dan Pendidik menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan dalm pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


3) Mengumpulkan data
a. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengumpulkan
beberapa informasi yang mendukung/sesuai dengan tema yang dipilih
dengan mengunjungi perpustakaan atau membuka internet.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


1) Peserta didik mengemukakan kesulitan dan kemanfaatan selama
pembelajaran berlangsung
2) Peserta didik menyampaikan usulan untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya
3) Peserta didik menerima rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

4. Pertemuan ke-4 (2jp)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Pendidik dan peserta didik mengawali kegiatan dengan berdoa dan
menanyakan kehadiran peserta didik.
2) Peserta didik dan pendidik bertanya jawab tentang hasil menemukan
informasi tentang teks tanggapan kritis.
3) Peserta didik menerima informasi tujuan kegiatan pembelajaran yang akan
ditempuh.
4) Peserta didik dan Pendidik menyepakati langkah-langkah kegiatan yang
akan dilakukan dalm pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


4) Mengasosiasi
Beberapa informasi yang telah terkumpul digunakan untuk mengembangkan
tema dalam bentuk kalimat yang sesuai dengan ciri bahasa teks tanggapan
kritis (Ungkapan untuk menguatkan dan melemahkan, ungkapan untuk
melihat sudut pandang orang lain, ungkapan untuk menggambarkan
penegasan ulang, urutan bilangan, gaya bahasa)

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


1) Peserta didik mengemukakan kesulitan dan kemanfaatan selama
pembelajaran berlangsung
2) Peserta didik menyampaikan usulan untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya
3) Peserta didik menerima rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

5. Pertemuan ke-5 (2 jp)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Pendidik dan peserta didik mengawali kegiatan dengan berdoa dan memeriksa
kehadiran peserta didik.
2) Peserta didik dan pendidik bertanya jawab tentang hasil membaca teks
tanggapan kritis.
3) Peserta didik bercerita manfaat membaca dan mengemukaan pandangannya
tentang teks tanggapan kritis.
4) Peserta didik menerima informasi tujuan kegiatan pembelajaran yang akan
ditempuh.
5) Peserta didik dan Pendidik menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


5) Mengomunikasikan
Peserta didik memajang hasil kerja mandiri di papan tempel. Peserta didik lain
mencermati dan menanyakan temuan berkenaan dengan struktur dan kaidah
kebahasaan teks. Penulis menjawab dan menjelaskan pertanyaan peserta didik
lain.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


1) Peserta didik mengemukakan pengalaman-pengalamannya selama melakukan
pengamatan, perancangan, pengembangan dan penulisan teks tanggapan
kritis.
2) Peserta didik menerima tugas memperbaiki hasil kinerja menyusun teks
tanggapan kritis.
3) Pendidik menyampaikan rancangan kegiatan berikutnya.

6. Pertemuan ke-6 (2 jp)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Pendidik dan peserta didik mengawali kegiatan dengan berdoa.
2) Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik.
3) Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
berlangsung;
4) Peserta didik dan pendidik bersepakat langkah-langkah kegiatan yang akan
digunakan untuk mencapai kompetensi.

b. Kegiatan Inti (60 menit)

1) Mengamati
a. Siswa membaca dan mencermati teks tanggapan kritis “Remaja dan Game
Online” halaman 102 s.d. 104 dan teks “Sekolah Menengah Atas atau
Sekolah Menengah Kejuruan” halaman 111 s.d. 113.

2) Menanya
a. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang hal- hal
yang belum dipahami atau informasi tambahan terkait dengan teks yang
dibacanya.
b. Siswa diberi kesempatan bertanya jawab tentang hal-hal yang mereka amati
berkenaan dengan struktur dan kaidah kebahasaan teks.

3) Mengumpulkan data
a. Siswa menemukan bagian-bagian teks tanggapan kritis yang dibaca berkaitan
dengan struktur teks.
b. Siswa menemukan ciri-ciri kebahasaan teks tanggapan kritis yang dibaca.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


1) Peserta didik mengemukakan kesulitan dan kemanfaatan selama
pembelajaran berlangsung
2) Peserta didik menyampaikan usulan untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya
3) Peserta didik menerima rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

7. Pertemuan ke-7 (2 jp)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Pendidik dan peserta didik mengawali kegiatan dengan berdoa.
2) Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik.
3) Peserta didik dan Pendidik bertanya jawab tentang pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya.
4) Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
berlangsung;
5) Peserta didik dan pendidik bersepakat langkah-langkah kegiatan yang akan
digunakan untuk mencapai kompetensi.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


4} Mengasosiasi
a. Siswa menelaah struktur teks dan kaidah kebahasaan tanggapan kritis yang
telah dibaca.
b. Siswa merevisi teks tanggapan kritis dalam hal struktur dan kaidah
kebahasaan.

5) Mengomunikasikan
a. Siswa membacakan hasil telaah dan revisi teks tanggapan kritis di depan
kelas siswa lain menanggapi.
b. Siswa merevisi berdasarkan masukan siswa lain dan menempel di papan
tempel kelas.

c. Penutup (10 menit)


1) Peserta didik dan Pendidik menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberi
penguatan.
2) Peserta dan Pendidik merumuskan rencana pembelajaran pada tahap
berikutnya.

8. Pertemuan ke-8 (2 jp)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Peserta didik dan pendidik berdoa memeriksa kehadiran peserta didik.
2) Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan.
3) Peserta didik dan pendidik menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan
digunakan untuk mencapai kompetensi.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Mengamati
a. Siswa mengamati teks tanggapan kritis “Remaja dan Game Online” pada
buku siswa halaman 102 s.d. 104
b. Guru memberi contoh ide pokok yang dalam sebuah paragraf.
c. Guru mengajukan pertanyaan yang dapat memancing pemahaman siswa
tentang ide pokok

2) Menanya
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
berkaitan dengan ide pokok .
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab tentang cara menemukan ide
pokok dalam paragraf.

3) Mengumpulkan data
a. Secara mandiri siswa menentukan struktur teks yang dibaca
b. Secara mandiri siswa menemukan ide pokok dari tiap paragraf yang ada dari
teks tersebut.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


1) Peserta didik bertanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
2) Peserta didik menyampaikan usulan untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya
3) Peserta didik menerima tugas untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.
4) Peserta didik menerima rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

9. Pertemuan ke-9 (2 jp)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Peserta didik dan Pendidik berdoa dan memeriksa kehadiran peserta didik.
2) Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan.
3) Peserta didik dan pendidik menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan
digunakan untuk mencapai kompetensi.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


4) Mengasosiasi
a. Secara mandiri siswa menyusun ide pokok yang ditemukan menjadi
paragraf.
b. Siswa menyusun rangkaian paragraf menjadi ringkasan yang baik.
c. Guru memberi kesempatan siswa untuk memverifikasi hasil kerja mereka
sehingga siswa dapat menyempurnakan ringkasannya.

5) Mengomunikasikan
a. Siswa mempresentasikan hasil ringkasannya di depan kelas, siswa lain
menanggapi.
b. Guru memberikan penguatan.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


1) Peserta didik bertanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
2) Peserta didik menyampaikan usulan untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya
3) Peserta didik menerima tugas untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.
4) Peserta didik menerima rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan


Pertemuan Pertama
Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap

a. Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual Melalui Penilaian Diri

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : IX/1
Kompetensi Dasar : 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan
bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa untuk mempersatukan
bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan
bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana memahami
informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan
bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan
informasi lisan dan tulis
Topik/Subtopik : Teks Tanggapan Kritis/Penyusunan Teks
Secara Mandiri
Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Menunjukan rasa syukur terhadap
kebesaran Tuhan YME atas keberadaan
bahasa Indonesia untuk
mempersatukan bangsa Indonesia
2. Menunjukkan rasa menghargai bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan
YME untuk memahami informasi lisan
dan tulisan
3. Menunjukkan rasa menghargai bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan
YME untuk menyajikan informasi lisan
maupun tulisan
Instrumen:
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari

N
Pernyataan 4 3 2 1
o
Saya semakin yakin dengan keberadaan Tuhan setelah
1 mempelajari ilmu pengetahuan
Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 kegiatan
3 Saya mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Tuhan
Saya memberi salam sebelum dan sesudah mengungkapkan
4 pendapat di depan umum
Saya mengungkapkan keagungan Tuhan apabila melihat
5 kebesaranNya
JUMLAH

Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 4


1= Tidak Pernah melakukan
2= Kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
3= Sering melakukan dan sering tidak melakukan
4= Selalu melakukan
Perhitungan skor akhir :

b. Penilaian Sikap Sosial Melalui Observasi

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : IX/1
Kompetensi Dasar : 2.2. Memiliki perilaku cinta tanah air dan
semangat kebangsaan atas karya budaya
masyarakat Indonesia yang penuh makna
dalam hal pesan dan nilai-nilai budaya
Topik/Subtopik : Teks Tanggapan Kritis/Penyusunan Teks
Secara Mandiri
Indikator Pencapaian : - Menggunakan hasil karya bangsa/daerah
Kompetensi sendiri
- Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar
- Menerapkan ilmu kebahasaan ((bahasa
Indonesia) dalam menyusun teks
- Mementingkan kepentingan bersama
- Memiliki gaya hidup sesuai karakter bangsa
Indonesia
- Mengikuti upacara hari Senin dan hari besar
nasional
- Tidak suka bertengkar

Instrumen:
A. Cinta tanah air
Indikator sikap cinta tanah air
1. Menggunakan hasil karya bangsa/daerah sendiri
2. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
3. Menerapkan ilmu kebahasaan ((bahasa Indonesia) dalam menyusun teks

N Nam
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Jumlah N
o a Skor il
Sisw 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 ai
a


..

B. Semangat Kebangsaan
Indikator sikap semangat kebangsaan
1. Mementingkan kepentingan bersama
2. Memiliki gaya hidup sesuai karakter bangsa Indonesia
3. Mengikuti upacara hari Senin dan hari besar nasional
4. Tidak suka bertengkar
N Nam
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Ju Nil
o a m- ai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Sisw lah
a Sko
r


..

Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 4


1= Tidak Pernah melakukan
2= Kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
3= Sering melakukan dan sering tidak melakukan
4= Selalu melakukan
Perhitungan skor akhir :
2. Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a. Tes Tertulis
1) Soal Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : IX/I (GASAL)
Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan baik
melalui lisan maupun tulisan
Topik/Subtopik : Teks Tanggapan Kritis/Penyusunan Teks
Secara Mandiri
Indikator Pencapaian : - Mengidentifikasi struktur teks tanggapan kritis
Kompetensi - Mengidentifikasi ciri bahasa teks tanggapan kritis

Soal: Bacalah Teks Tanggapan Kritis berikut!


Sekolah Rumah (Homeschooling)
Di Indonesia homeschooling yang juga disebut sekolah rumah atau sekolah mandiri
sudah ada sejak lama. Tidak ada sebuah definisi tunggal mengenai homeschooling. Sekolah
rumah dianggap sebagai model alternatif belajar selain di sekolah. Salah satu pengertian
umum sekolah rumah adalah sebuah keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab
sendiri atas pendidikan anak-anaknya dengan berbasis di rumah. Pada sekolah rumah orang
tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak. Sementara itu, pada
sekolah formal tanggung jawab itu diberikan kepada guru dan sekolah.
Walaupun orang tua menjadi penanggung jawab utama, pendidikan sekolah
rumah tidak hanya dan tidak harus dilakukan oleh orang tua. Selain mengajar
sendiri, orang tua dapat mengundang guru privat, mendaftarkan anak pada kursus,
melibatkan anak pada proses magang (internship), dan sebagainya. Sesuai dengan
namanya, proses sekolah rumah memang berpusat di rumah. Meskipun demikian, proses
sekolah rumah umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah, tetapi juga dapat
menggunakan lokasi di tempat lain, sarana apa saja, dan di mana saja.
Keberadaan sekolah rumah telah diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 27 ayat (10) menyatakan bahwa kegiatan pendidikan
informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri. Dalam praktiknya, sekolah rumah tidak harus memenuhi penyetaraan pendidikan.
Pendidikan kesetaraan adalah hak dan bersifat opsional. Jika praktisi sekolah rumah
menginginkan penyetaraan pendidikan, mereka dapat menempuhnya. Jika tidak, mereka
tetap dapat memilih dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Meskipun
demikian, penyetaraan ini digunakan agar hasilnya setara dengan hasil pendidikan formal.
Hal itu berlaku setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk
oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan. Penyetaraan dalam praktik sekolah rumah adalah penyetaraan ujian, penilaian,
penyelenggaraan, dan tujuan pendidikan. Pendidikan kesetaraan dalam ujian nasional
meliputi program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA.
Di dalam sistem pendidikan, kelebihan sekolah rumah antara lain adalah
pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga; memberikan
peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model
sekolah umum; memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar
waktu yang ditetapkan di sekolah; menyiapkan untuk terjun di dunia nyata (real world)
karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya;
sesuai dengan pertumbuhan nilai-nilai anak dan keluarga; terlindungi dari paparan nilai
dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, konsumerisme, pornografi, mencontek, dsb.);
mampu bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization), dan biaya
pendidikan dapat disesuaikan dengan keadaan orang tua.
Sementara itu, kekurangan sekolah rumah adalah sekolah tersebut butuh komitmen
dan keterlibatan yang tinggi dari orang tua; sosialisasi seumur (peer-group socialization)
relatif rendah; anak tidak bisa bergaul secara heterogen di masyarakat; ada risiko
kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan;
perlindungan orang tua yang dapat memberikan efek samping ketidakmampuan
menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks tidak terprediksi. Semua sistem
pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu sistem sesuai untuk kondisi tertentu
dan sistem yang lain lebih sesuai untuk kondisi yang berbeda. Orang tua lebih baik mencari
sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Pada saat ini pendidikan melalui sekolah menjadi pilihan hampir seluruh
masyarakat. Meskipun demikian, sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi anak untuk
memperoleh pendidikan. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan
memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/ sistem belajar, sekolah tidaklah
sempurna. Itulah sebabnya, selalu ada peluang pembaruan untuk memperbaiki sistem
pendidikan.
Sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk mengantarkan anak-anak menuju
masa depannya, orang tua memiliki tanggung jawab dan pilihan untuk memberikan yang
terbaik bagi anak- anak. Sekolah rumah menjadi alternatif pendidikan yang rasional bagi
orang tua. Tugas orang tua adalah memastikan bahwa kita telah memberikan yang
maksimal untuk anak-anak kita dengan segala batasan yang kita miliki.
Sumber: http://www.psikologizone.com/pengertian-homeschooling- indonesia/06511347

1. Berdasarkan strukturnya, paragraf pertama merupakan bagian ….


A. isu
B. evaluasi
C. deskripsi teks
D. interpretasi
E. penegasan ulang
2. Penggalan paragraf tersebut yang merupakan bagian penegasan ulang adalah ….
A. paragraf pertama
B. paragraf ketiga
C. paragraf kelima
D. paragraf ketujuh

Pedoman Penilaian
Kunci Jawaban: 1. B, 2. D
Benar = 1
Salah = 0
Jumlah skor: 2
2) Soal Uraian

Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA


Kelas/Semester : IX/I (GASAL)
Kompetensi Dasar : 3.1. Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan baik melalui
lisan maupun tulisan
Topik/Subtopik : Teks Tanggapan Kritis/Penyusunan Teks
Secara Mandiri
Indikator Pencapaian : - Mengidentifikasi struktur teks tanggapan kritis
Kompetensi - Mengidentifikasi ciri bahasa teks tanggapan kritis

Soal: Bacalah Teks Tanggapan Kritis berikut!


Sekolah Rumah (Homeschooling)
Di Indonesia homeschooling yang juga disebut sekolah rumah atau sekolah mandiri
sudah ada sejak lama. Tidak ada sebuah definisi tunggal mengenai homeschooling. Sekolah
rumah dianggap sebagai model alternatif belajar selain di sekolah. Salah satu pengertian
umum sekolah rumah adalah sebuah keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab
sendiri atas pendidikan anak-anaknya dengan berbasis di rumah. Pada sekolah rumah orang
tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak. Sementara itu, pada
sekolah formal tanggung jawab itu diberikan kepada guru dan sekolah.
Walaupun orang tua menjadi penanggung jawab utama, pendidikan sekolah
rumah tidak hanya dan tidak harus dilakukan oleh orang tua. Selain mengajar
sendiri, orang tua dapat mengundang guru privat, mendaftarkan anak pada kursus,
melibatkan anak pada proses magang (internship), dan sebagainya. Sesuai dengan
namanya, proses sekolah rumah memang berpusat di rumah. Meskipun demikian, proses
sekolah rumah umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah, tetapi juga dapat
menggunakan lokasi di tempat lain, sarana apa saja, dan di mana saja.
Keberadaan sekolah rumah telah diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 27 ayat (10) menyatakan bahwa kegiatan pendidikan
informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri. Dalam praktiknya, sekolah rumah tidak harus memenuhi penyetaraan pendidikan.
Pendidikan kesetaraan adalah hak dan bersifat opsional. Jika praktisi sekolah rumah
menginginkan penyetaraan pendidikan, mereka dapat menempuhnya. Jika tidak, mereka
tetap dapat memilih dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Meskipun
demikian, penyetaraan ini digunakan agar hasilnya setara dengan hasil pendidikan formal.
Hal itu berlaku setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk
oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan. Penyetaraan dalam praktik sekolah rumah adalah penyetaraan ujian, penilaian,
penyelenggaraan, dan tujuan pendidikan. Pendidikan kesetaraan dalam ujian nasional
meliputi program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA.
Di dalam sistem pendidikan, kelebihan sekolah rumah antara lain adalah
pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga; memberikan
peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model
sekolah umum; memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar
waktu yang ditetapkan di sekolah; menyiapkan untuk terjun di dunia nyata (real world)
karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya;
sesuai dengan pertumbuhan nilai-nilai anak dan keluarga; terlindungi dari paparan nilai
dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, konsumerisme, pornografi, mencontek, dsb.);
mampu bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization), dan biaya
pendidikan dapat disesuaikan dengan keadaan orang tua.
Sementara itu, kekurangan sekolah rumah adalah sekolah tersebut butuh komitmen
dan keterlibatan yang tinggi dari orang tua; sosialisasi seumur (peer-group socialization)
relatif rendah; anak tidak bisa bergaul secara heterogen di masyarakat; ada risiko
kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan;
perlindungan orang tua yang dapat memberikan efek samping ketidakmampuan
menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks tidak terprediksi. Semua sistem
pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu sistem sesuai untuk kondisi tertentu
dan sistem yang lain lebih sesuai untuk kondisi yang berbeda. Orang tua lebih baik mencari
sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Pada saat ini pendidikan melalui sekolah menjadi pilihan hampir seluruh
masyarakat. Meskipun demikian, sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi anak untuk
memperoleh pendidikan. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan
memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/ sistem belajar, sekolah tidaklah
sempurna. Itulah sebabnya, selalu ada peluang pembaruan untuk memperbaiki sistem
pendidikan.
Sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk mengantarkan anak-anak menuju
masa depannya, orang tua memiliki tanggung jawab dan pilihan untuk memberikan yang
terbaik bagi anak- anak. Sekolah rumah menjadi alternatif pendidikan yang rasional bagi
orang tua. Tugas orang tua adalah memastikan bahwa kita telah memberikan yang
maksimal untuk anak-anak kita dengan segala batasan yang kita miliki.
Sumber: http://www.psikologizone.com/pengertian-homeschooling- indonesia/06511347
Lengkapilah tabel di bawah ini dengan 1 jawaban yang benar!
No Jenis Ungkapan Kalimat
1 Ungkapan penguatan
2 Ungkapan penolakan
3 Ungkapan sudutpandang orang lain
4 Ungkapan simpulan dari data orang
lain
5 Gaya bahasa penghalusan

Pedoman Penilaian
Kunci Jawaban

No Jenis Ungkapan Kalimat


1 Ungkapan penguatan Sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi
anak untuk memperoleh pendidikan.
2 Ungkapan penolakan Kekurangan sekolah rumah adalah
sekolah tersebut butuh komitmen dan
keterlibatan yang tinggi dari orang tua;
sosialisasi seumur (peer-group
socialization) relatif rendah; anak tidak
bisa bergaul secara heterogen di
masyarakat; ada risiko kurangnya
kemampuan bekerja dalam tim (team
work), organisasi, dan kepemimpinan;
perlindungan orang tua yang dapat
memberikan efek samping
ketidakmampuan menyelesaikan situasi
sosial dan masalah yang kompleks tidak
terprediksi
3 Ungkapan sudutpandang orang lain Orang tua lebih baik mencari sistem yang
sesuai dengan kebutuhan anak-anak
4 Ungkapan simpulan dari data orang Sekolah rumah menjadi alternatif
lain pendidikan yang rasional bagi orang tua
5 Gaya bahasa penghalusan Pada saat ini pendidikan melalui sekolah
menjadi pilihan hampir seluruh
masyarakat. Meskipun demikian, sekolah
bukanlah satu-satunya cara bagi anak
untuk memperoleh pendidikan

Rubrik Penilaian
Skor maksimal soal uraian:
1. Nilai tepat =3
2. Nilai kurang tepatr =2
3. Tidak tepat =1
Skor maksimal nilai uraian = 15

Skor maksimal adalah perolehan skor pilihan ganda dan skor soal uraian= 2 +
15=17
Nilai = (Nilai perolehan pilihan ganda + uraian) x 100
skor maksimal (17)

b. Observasi Terhadap Diskusi/ Tanya Jawab

Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA


Kelas/Semester : IX/I (GASAL)
Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan baik
melalui lisan maupun tulisan
Topik/Subtopik : Teks Tanggapan Kritis/Penyusunan Teks
Secara Mandiri
Indikator Pencapaian : - Mengidentifikasi struktur teks tanggapan kritis
Kompetensi - Mengidentifikasi ciri bahasa teks tanggapan
kritis

Rubrik Penilaian Observasi terhadap Diskusi Teks Tanggapan Kritis


Pemahaman/Penerapan Sangat Memahami Cukup Kurang
memahami memahami memaha
No 4 3 2
mi
1
1 Siswa menyampaikan struktur
teks tanggapan kritis
2 Siswa menunjukkan salah satu
bagian struktur teks tanggapan
kritis dalam contoh teks yang
ditunjukkan
3 Siswa menyebutkan kalimat yang
merupakan ciri bahasa teks
tanggapan kritis dengan tepat
Pedoman penilaian
Skor maksimal = 12
Nilai = (skor perolehan/skor maksimal) x100

Pertemuan Kedua-Kelima
3. Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
a. Penilaian Projek

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : IX / 1
Kompetensi Dasar : 4.2.Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan
maupun tulisan
Topik/Subtopik : Menyusun Teks Tanggapan Kritis Berkelompok
Indikator Pencapaian : - Menentukan tema teks tanggapan kritis
Kompetensi - Mengembangkan tema menjadi kalimat-kalimat
- Menyusun/menggabungkan kalimat-kalimat tersebut
menjadi teks tanggapan kritis dengan memperhatikan
ketepatan struktur
- Menyusun teks tanggapan kritis dengan
memperhatikan kaidah bahasa
Instrumen:
Susunlah sebuah teks tanggapan kritis dengan tema tertentu dengan memperhatikan
ketepatan struktur dan kaidah bahasa.

Ketentuan:
1. Tema bebas.
2. Carilah sumber-sumber informasi yang sesuai dengan tema yang kamu pilih, baik
melalui internet maupun media massa!
3. Perhatikan struktur teks dan kaidah bahasa.
4. Kerjakan secara berkelompok dalam waktu 2 minggu.

Format Penilaian:
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Proyek : Menyusun teks
tanggapan kritis
Alokasi Waktu : 2 minggu Guru pembimbing :
............................................

Nama : ....................................
Kelas : ................
Nomor : ..................

No Skor
Aspek
. 1 2 3 4
PERENCANAAN
1 a. Persiapan
b. Menentukan tahap-tahap kegiatan
PELAKSANAAN
a. Keakuratan Sumber Data/ Informasi
2 b. Kuantitas Sumber Data/ Informasi
c. Uraian Teks Tanggapan Kritis
d. Panarikan Kesimpulan
LAPORAN PROJEK
3 a. Orisinalitas / Keaslian
b. Kesesuaian isi dengan tema
c. Ketepatan Struktur Teks
d. Penggunaan Kaidah Bahasa
Total Skor

Perolehan Skor
NA = X 100%
Skor Total

b. Penilaian Produk

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : IX / 1
Kompetensi Dasar : 4.2.Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat baik secara
lisan maupun tulisan
Topik/Subtopik : Teks Tanggapan Kritis/Penyusunan Teks Secara
Mandiri
Indikator Pencapaian : - Menentukan tema teks tanggapan kritis
Kompetensi - Mengembangkan tema menjadi kalimat-kalimat
- Menyusun/menggabungkan kalimat-kalimat tersebut
menjadi teks tanggapan kritis dengan memperhatikan
ketepatan struktur
- Menyusun teks tanggapan kritis dengan
memperhatikan kaidah bahasa

Instrumen:
Instrumen:
Susunlah sebuah teks tanggapan kritis dengan tema tertentu dengan memperhatikan
ketepatan struktur dan kaidah bahasa.

Ketentuan:
1. Tema bebas.
2. Carilah sumber-sumber informasi yang sesuai dengan tema yang kamu pilih, baik
melalui internet maupun media massa!
3. Perhatikan struktur teks dan kaidah bahasa.

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Produk : Teks Tanggapan Kritis


Alokasi Waktu : ................................ Guru pembimbing :
............................................

Nama : ....................................
Kelas : ................
Nomor : ..................

No Skor
Tahapan
. 1 2 3 4 5
1 Tahap Perencanaan
Tahap Proses Pembuatan
a. Pengumpulan Data
2 b. Pengembangan
Tahap Akhir (Hasil Produk)
3 a. Isi
a. Keaslian
b. Struktur
d. Kebahasaan
Total Skor

Perolehan Skor
NA = X 100%
Skor Total

Pertemuan Keenam dan Ketujuh


c. Unjuk Kerja

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : IX / 2
Kompetensi Dasar : 4.3 Menelaah dan merevisi teks eksemplum,
tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman
percobaan sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan
Materi Pokok : Telaah Teks Tanggapan Kritis
Topik/Subtopik : Teks Tanggapan Kritis/ Penyusunan Teks
Tanggapan Kritis secara Mandiri
Indikator Pencapaian : - Menelaah teks tanggapan kritis berdasarkan
Kompetensi struktur
- Menelaah teks tanggapan kritis berdasarkan
kaidah bahasa
- Merevisi struktur teks tanggapan kritis
berdasarkan hasil telaah
- Merevisi kaidah bahasa teks tanggapan kritis
berdasarkan hasil telaah

Instrumen
Soal : Bacalah teks berikut dengan cermat!
Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkuat pendidikan vokasi di jenjang
menengah dengan terus menambah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tahun 2020
nanti, jumlah SMK mencapai 60% (enam puluh persen) dari sekolah menengah yang ada.
“Mulai tahun ini, pembangunan unit sekolah baru dan ruang kelas baru untuk
SMK proporsinya lebih besar, yaitu berkisar 60—70 persen. Sisanya digunakan untuk
membangun Sekolah Menengah Atas (SMA),” kata Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2014.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa perbandingan SMA dan
SMK saat ini masih 51 berbanding 49. Pada tahun 2015 nanti dengan penambahan SMK,
jumlah SMK ditargetkan menjadi 55 persen.
Mulai tahun 2013 pemerintah membuat program pendidikan menengah universal,
sebagai rintisan wajib belajar dua belas tahun. Oleh karena itu, pembangunan sekolah
menengah akan meningkat. Meskipun demikian, sesuai dengan kebijakan nasional yang
akan menguatkan pendidikan vokasi, penambahan lebih banyak ke SMK.
Saat ini terdapat sekitar 22.000 SMA/SMK. Jumlah siswa sekitar 9.000.000
(sembilan juta) orang. Untuk memastikan supaya pendidikan menengah universal bisa
sukses, penambahan SMK negeri untuk penguatan pendidikan vokasi di jenjang menegah
harus diperbanyak oleh pemerintah,” kata Hamid.
Pendirian SMK baru atau penambahan ruang kelas baru di SMK, disarankan di
daerah yang proporsi SMA- nya sudah banyak. Di Pulau Jawa, misalnya, jumlah SMA
dinilai sudah cukup sehingga didorong untuk menambah SMK.
Adapun daerah perbatasan yang masuk koridor Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), didorong untuk membangun SMK.
Demikian pula di kota/kabupaten yang angka partisipasi kasar (APK)-nya di bawah
nasional, akan ditambah dengan SMK
Sumber:
http://edukasi.kompas.com/read/2012/08/29/20190521/Jumlah.SMK.Terus.Ditambah
Berdasarkan teks tanggapan kritis tersebut, kerjakan soal-soal berikut!
1. Telaahlah teks tersebut berdasarkan kelengkapan struktur teks!
2. Telaahlah teks tersebut berdasarkan kaidah bahasa teks!
3. Berdasarkan temuan pada jawaban soal nomor 1, revisilah teks tersebut dari
kelengkapan struktur teks!
4. Berdasarkan temuan pada jawaban soal nomor 2, revisilah teks tersebut
berdasarkan kaidah bahasa teks !

Rubrik 1 : penilaian kelengkapan struktur teks tanggapan kritis

No Indikator skor
1 Menemukan kekurangan struktur teks dengan lengkap 2
2 Menemukan kekurangan struktur teks tetapi kurang lengkap 1
3 Tidak menemukan kekurangan struktur teks 0
Skor maksimal 2

Rubrik 2 : penilaian hasil telaah ciri kebahasaan teks tanggapan kritis

No Indikator skor
1 Menemukan 4 kesalahan kaidah bahasa 4
2 Menemukan 3 kesalahan kaidah bahasa 3
3 Menemukan 2 kesalahan kaidah bahasa 2
4 Menemukan 1 kesalahan kaidah bahasa 1
Skor maksimal 4

Rubrik 3 : penilaian hasil revisi berdasarkan struktur teks tanggapan kritis

No Indikator Skor
1 Merevisi struktur teks dengan benar 2
2 Merevisi struktur teks kurang benar 1
3 Merevisi struktur teks tidak benar 0
Skor maksimal 2

Rubrik 4 : penilaian hasil revisi berdasarkan kaidah bahasa tesk tanggapan kritis

No Indikator Skor
1 Merevisi kaidah bahasa teks dengan tepat 2
2 Merevisi kaidah bahasa teks kurang tepat 1
3 Merevisi kaidah bahasa teks tidak tepat 0
Skor maksimal 2

Keterangan : Skor Maksimal 10

Nilai akhir:
skor yang diperoleh ( Rubrik 1 +Rubrik 2+Rubrik 3 + Rubrik 4) X 100
Skor maksimal
Pertemuan Kedelapan dan Kesembilan
d. Penilaian portofolio
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX / 1
Kompetensi Dasar : 4.4 Meringkas tekseksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan
baik secara lisan maupun tulisan
Topik/Subtopik : Teks Tanggapan Kritis/ Meringkas teks
tanggapan kritis secara mandiri
Indikator Pencapaian : - Menentukan ide pokok tiap paragraf
Kompetensi - Mengubah ide pokok tiap paragraf menjadi
kalimat
- Menyusun kalimat-kalimat tersebut menjadi
paragraf ringkasan

Instrumen
Bacalah teks tanggapan kritis berikut!

Sekolah Rumah (Homeschooling)


Di Indonesia homeschooling yang juga disebut sekolah rumah atau sekolah
mandiri sudah ada sejak lama. Tidak ada sebuah definisi tunggal mengenai
homeschooling. Sekolah rumah dianggap sebagai model alternatif belajar selain di
sekolah. Salah satu pengertian umum sekolah rumah adalah sebuah keluarga yang
memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya dengan berbasis
di rumah. Pada sekolah rumah orang tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses
pendidikan anak. Sementara itu, pada sekolah formal tanggung jawab itu diberikan
kepada guru dan sekolah.
Walaupun orang tua menjadi penanggung jawab utama, pendidikan sekolah
rumah tidak hanya dan tidak harus dilakukan oleh orang tua. Selain mengajar
sendiri, orang tua dapat mengundang guru privat, mendaftarkan anak pada kursus,
melibatkan anak pada proses magang (internship), dan sebagainya. Sesuai dengan
namanya, proses sekolah rumah memang berpusat di rumah. Meskipun demikian, proses
sekolah rumah umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah, tetapi juga dapat
menggunakan lokasi di tempat lain, sarana apa saja, dan di mana saja.
Keberadaan sekolah rumah telah diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 27 ayat (10) menyatakan bahwa kegiatan pendidikan
informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri. Dalam praktiknya, sekolah rumah tidak harus memenuhi penyetaraan
pendidikan. Pendidikan kesetaraan adalah hak dan bersifat opsional. Jika praktisi sekolah
rumah menginginkan penyetaraan pendidikan, mereka dapat menempuhnya. Jika
tidak, mereka tetap dapat memilih dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Meskipun demikian, penyetaraan ini digunakan agar hasilnya setara dengan hasil
pendidikan formal. Hal itu berlaku setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan. Penyetaraan dalam praktik sekolah rumah adalah
penyetaraan ujian, penilaian, penyelenggaraan, dan tujuan pendidikan. Pendidikan
kesetaraan dalam ujian nasional meliputi program Paket A setara SD, Paket B setara
SMP, dan Paket C setara SMA.
Di dalam sistem pendidikan, kelebihan sekolah rumah antara lain adalah
pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga;
memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan
dalam model sekolah umum; memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus
mengikuti standar waktu yang ditetapkan di sekolah; menyiapkan untuk terjun di dunia
nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang
ada di sekitarnya; sesuai dengan pertumbuhan nilai-nilai anak dan keluarga; terlindungi
dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, konsumerisme, pornografi,
mencontek, dsb.); mampu bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical
socialization), dan biaya pendidikan dapat disesuaikan dengan keadaan orang tua.
Sementara itu, kekurangan sekolah rumah adalah sekolah tersebut butuh
komitmen dan keterlibatan yang tinggi dari orang tua; sosialisasi seumur (peer-group
socialization) relatif rendah; anak tidak bisa bergaul secara heterogen di masyarakat; ada
risiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan
kepemimpinan; perlindungan orang tua yang dapat memberikan efek samping
ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks tidak
terprediksi. Semua sistem pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu sistem
sesuai untuk kondisi tertentu dan sistem yang lain lebih sesuai untuk kondisi yang
berbeda. Orang tua lebih baik mencari sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Pada saat ini pendidikan melalui sekolah menjadi pilihan hampir seluruh
masyarakat. Meskipun demikian, sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi anak untuk
memperoleh pendidikan. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan
memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/ sistem belajar, sekolah tidaklah
sempurna. Itulah sebabnya, selalu ada peluang pembaruan untuk memperbaiki sistem
pendidikan.
Sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk mengantarkan anak-anak menuju
masa depannya, orang tua memiliki tanggung jawab dan pilihan untuk memberikan yang
terbaik bagi anak- anak. Sekolah rumah menjadi alternatif pendidikan yang rasional bagi
orang tua. Tugas orang tua adalah memastikan bahwa kita telah memberikan yang
maksimal untuk anak-anak kita dengan segala batasan yang kita miliki.
Sumber: http://www.psikologizone.com/pengertian-homeschooling- indonesia/06511347

Kerjakan soal-soal berikut!


1. Tentukan ide pokok setiap paragraf!
2. Ubahlah ide pokok tersebut menjadi kalimat utama!
3. Gabungkan kalimat-kalimat utama tersebut menjadi paragraf ringkasan!

Rubrik penilaian untuk soal nomor 1

No Indikator Skor
1 Menentukan 7 ide pokok 7
2 Menentukan 6 ide pokok 6
3 Menentukan 5 ide pokok 5
4 Menentukan 4 ide pokok 4
5 Menentukan 3 ide pokok 3
6 Menentukan 2 ide pokok 2
7 Menentukan 1 ide pokok 1
Skor maksimal 7

Rubrik penilaian untuk soal nomor 2


No Indikator Skor
1 Mengubah ide pokok menjadi kalimat utama dengan tepat 3
2 Mengubah ide pokok menjadi kalimat utama kurang tepat 2
3 Mengubah ide pokok menjadi kalimat utama tidak tepat 1
Skor maksimal 3

Rubrik penilaian untuk soal nomor 3

No Indikator Skor
1 Menggabungkan kalimat-kalimat utama menjadi ringkasan 5
dengan tepat
2 Menggabungkan kalimat-kalimat utama menjadi ringkasan 3
tetapi kurang urut
3 Menggabungkan kalimat-kalimat utama menjadi ringkasan 1
tetapi tidak urut
Skor maksimal 5

Keterangan : skor maksimal 15

Nilai akhir = Skor yang diperoleh (Rubrik 1 + Rubrik 2 + Rubrik 3) X


100
Skor maksimal

Remedial
Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan dengan pemberian
latihan soal sesuai KD yang belum dikuasai.

Pengayaan
Secara mandiri peserta didik belajar mencari dan menentukan struktur teks tanggapan
kritis yang diminati untuk dicari struktur, ciri bahasa, menelaah dan merevisinya.

G. Media Alat dan Sumber Belajar


1. Media
Surat kabar/majalah dan koran
LCD
Laptop
2. Alat dan bahan
Teks Tanggapan Kritis
3. Sumber Belajar
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balai
Bahasa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013a. Bahasa Indonesia: Wahana
Pengetahuan. Kelas IX . Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
hlm. 80 s.d 127.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Bahasa Indonesia Wahana
Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. hlm. 78 s.d. 121
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

..............., Juni 2015


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

________________________ _________________________
NIP ... NIP ...

Anda mungkin juga menyukai