Anda di halaman 1dari 21

Makalah Perencanaan Pembelajaran SD

Pendekatan Metode dan Teknik Pembelajaran

A. Refleksi dalam Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran


Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan

sebab akan mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa yang masih perlu
diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Merupakan kegiatan yang perlu
dilakukan ketika guru sebagai praktisi lapangan telah selesai melakukan
tindakan, ini merupakan suatu bentuk dari evaluasi terhadap diri sendiri. Guru
menyampaikan segala kegiatan atau pengalaman yang telah dilakukan untuk
didiskusikan dengan peneliti, guru menyampaikan segala apa yang telah
dirasakan dan menyampaikan sejauh mana progres atau kemajuan dari tindakan
yang dilakukannya. (dalam Arikunto,dkk, 2009 : 19-20)
Mengemukakan kembali atau melaksanakan lagi apa yang telah dilakukan

merupakan kegiatan refleksi. Guru sebagai pelaksana dan peneliti sebagai

pengamat diharapkan dapat bekerja sama dengan baik agar dapat terjadi penilaian

secara objektif, peneliti merupakan pihak yang sangat berkepentingan karena akan

meningkatkan kinerjanya, ini dimaksudkan agar pelaksanaan tindakan dapat

dilaksanakan secara alami dan dapat dikelola dengan baik. Dalam hal ini guru

sebaiknya menyampaikan segala yang telah dilaksanakan dengan sebenar-benarnya

kepada peneliti sehingga tindakan yang akan diambil selanjutnya dapat sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan yang ada.

Refleksi adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk mengetahui


serta memahami apa yang terjadi sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan
apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari suatu upaya
atau tindakan yang telah dilakukan.
Refleksi berarti kegiatan yang dilakukan untuk mengingat kembali suatu

tindakan yang telah dilakukan dalam observasi. Refleksi mengkaji ulang apa yang telah

terjadi atau mempertimbangkan proses, permasalahan, isu, dan kekurangan yang ada

atau yang belum tuntas dari strategi penelitian yang telah dilakukan. Refleksi menjadi

dasar untuk mengetahui kembali rencana tindakan dengan memperhatikan

6
variasi perspektif yang mempunyai aspek evaluatif bagi peneliti untuk
mempertimbangkan atau menilai apakah dampak tindakan yang timbul sudah
sesuai dengan yang diinginkan dan membuat perencanaan kembali. Langkah
selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan dan observasi merupakan refleksi
hasil pengamatan, melalui refleksi maka dapat diketahui atau dipahami
kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam penelitian tindakan.
Kegiatan mengingat, merenungkan, mencermati, dan menganalisis kembali
suatu tindakan yang telah dilakukan dalam observasi merupakan refleksi yang
dalam penelitian tindakan kelas akan memahami proses, masalah, persoalan
dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan selama proses
pembelajaran. Dalam melakukan kegiatan refleksi guru selain berperan sebagai
peneliti itu sendiri juga harus bekerja sama dengan guru yang sama mata
pelajaran namun berbeda kelas atau peneliti dari perguruan tinggi agar refleksi
dapat dilakukan sampai pada tahap pemaknaan tindakan dan situasi dalam
pembelajaran yang ada sehingga dapat memberikan dasar untuk memperbaiki
rencana tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. (dalam Asrori, 2009 : 54)

B. Penggunaan Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran


1. Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan

siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu

proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan

pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang

studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi

yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan

merupakan materi yang terintegrasi dalam satu kesatuan multi disiplin ilmu.

7
Menurut Roy Killen (dalam Adisusilo, 2012 : 86) ada 2 pendekatan utama
dalam pembelajaran yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach), yang menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran langsung,
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
2. Pengertian Metode
Menurut Purwadarminta (dalam Sudjana, 2010 : 7) metode adalah
cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode
adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Metode adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan

demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan


rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tersebut dapat tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode
dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus


digunakan dalam pembelajaran karena untuk mencapai tujuan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa.
Prinsip metode mengajar yang berkaitan dengan faktor perkembangan siswa

yaitu :
a. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b. Dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni
c. Dapat memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah
d. Dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk menguji kebenaran

8
e. Memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan
f. Memungkinkan siswa mampu menyimak
g. Memungkinkan siswa belajar mandiri
h. Memungkinkan siswa belajar bersama
i. Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya

Teknik menurut Adisusilo (2012, 86) adalah suatu cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misal cara
berceramah yang efektif dan efisien di siang hari dengan jumlah siswa yang
banyak, tentu berbeda dengan ceramah untuk siswa yang jumlahnya sedikit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran
merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun
dalam metode berdasarkan pendekatan yang dianut/dipakai
4. Ciri-ciri Umum Pendekatan dan Metode Pembelajaran yang Baik
Ada beberapa ciri dari sebuah pendekatan / metode pembelajaran
yang baik untuk pembelajaran :
a. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat,
b. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak
siswa dan materi,
c. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis,
d. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan
materi pelajaran,
e. Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya,

f. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat


dalam keseluruhan proses pembelajaran.
5. Prinsip-prinsip Penentuan Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Beberapa prinsip yang mendasari penentuan pendekatan dan metode dalam

proses pembelajaran, yaitu:


a. Prinsip motivasi dan tujuan belajar

9
Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses
pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa
atau laksana mobil tanpa bahan bakar.
b. Prinsip kematangan dan perbedaan individual
Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak
memiliki tempo kepekaan yang tidak sama. Kepekaan intelektual
anak menurut J. Piaget memiliki 3 fase yaitu: fase praoperasional,
fase operasi konkret, fase operasional formal.
c. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis
Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi praktisi anak

didik dan pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki makna


dari pada belajar verbalistik.
d. Integrasi pemahaman dan pengalaman
Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses
pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu
proses belajar. Prinsip belajar ini didasarkan pada asumsi bahwa
pengalaman mendahului proses belajar dan isi pengajaran atau makna
sesuatu harus berasal dari pengalaman siswa sendiri. Pendekatan
belajar yang mungkin dapat dilakukan adalah: mengalami,
mengungkapkan, mengolah, menyimpulkan dan menerapkan.

e. Prinsip fungsional
Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat
bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa
lepas dari nilai manfaat sekalipun bisa berupa manfaat teoritik
atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.
f. Prinsip menggembirakan
Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu
seiring dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus menerus, maka
metode pembelajaran jangan sampai memberi kesan memberatkan
sehingga kesadaran belajar pada anak cepat berakhir.

10
6. Faktor Penentu dalam Pemilihan Pendekatan, Metode Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri atas
komponen tujuan, bahan pelajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa
dan guru. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut saling
berkaitan erat, saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan
metode pembelajaran, komponen tujuan, bahan pengajaran, pendekatan
dan metode, alat, siswa, dan guru merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi, dapat dilihat dari penjabaran berikut :
a. Tujuan Pembelajaran
Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan
menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran ialah tujuan, yang
dalam kurikulum 2004 dirumuskan dalam bentuk kompetensi, sebab semua
komponen tersebut termasuk pendekatan dan metode pembelajaran dipilih
dan difungsikan untuk mencapai tujuan permbelajaran.
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-
mengajar. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi
penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan sebaliknya.
Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi

bahwa metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga

metode apa yang digunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan

pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran disini menyangkut kemampuan

yang harus dimiliki siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran.


Tujuan pembelajaran menyangkut tiga kelompok perilaku, yaitu

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk masing-masing kelompok perilaku

diperlukan penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran yang berbeda sesuai

dengan aspek kegiatan yang dituntut untuk penguasaan jenis-jenis tujuan

pembelajaran tersebut. Bloom mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam tiga

ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk setiap ranah

11
terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar dari kualitas
yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
Dengan memperhatikan karakteristik pencapaian setiap tujuan
pembelajaran, diharapkan guru tidak melakukan kesalahan dalam
memilih pendekatan dan metode pembelajaran untuk membantu
siswa menguasai tujuan pembelajaran.
Kognitif
1) Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan
mengetahui atau untuk mengingat sesuatu.
2) Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan
menterjemahkan, memahami sesuatu.
3) Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan
membuat, mengerjakan, atau menggunakan teori / rumus.
4) Analisis, menekankan pada kemampuan menggabungkan,
mengelompokkan, menyusun dan membuat rencana program.
5) Evaluasi, lebih menekankan pada kemampuan menilai berdasarkan
norma atau kemampuan menilai pekerjaan sesuatu.

Afektif
1) Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka.
2) Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan.

3) Penilaian dan penentuan sikap.


4) Organisasi
5) Pembentukan pola hidup, menekankan pada
penghayatan hidup. Psikomotor
1) Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat.
2) Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik.
3) Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan
yang lain atau meniru contoh.
4) Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola.

12
5) Gerakan yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat
dan lancar.
6) Penyesuaian
7) Kreativitas, kemampuan dalam menciptakan
pola baru. b. Bahan / Materi Pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak
disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
Pengaruh bahan belajar terhadap penetapan pendekatan dan metode

pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pengaruh tujuan belajar. Gagne

mengungkapkan bahwa bahan belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur, dan

fakta atau kenyataan yang ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut memiliki

tingkatan kesulitan yang terdiri dari bahan belajar dasar, kelanjutan dan tinggi.

Berdasarkan keragaman bahan belajar tersebut maka dituntut adanya

penggunaan variasi pendekatan dan metode dalam kegiatan pembelajaran

sesuai dengan jenis bahan belajar itu sendiri. Metode-metode tertentu ada yang

dapat digunakan untuk membahas seluruh bahan belajar, tetapi ada metode-

metode tertentu yang hanya tepat digunakan untuk bahan-bahan tertentu pula.

Setiap jenis dan tingkat kekompleksitan materi pelajaran menuntut


kegiatan yang berbeda untuk mencapainya. Apabila materi yang akan
dibahas merupakan materi baru bagi siswa maka guru hendaknya
memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau
melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa.
Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah

dikenal siswa maka guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan

pengetahuannya yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau mengajukan

permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. Apabila materi yang disajikan

berisi tentang konsep-konsep yang abstrak tentu guru harus memberikan banyak

contoh agar siswa menguasai dengan mudah konsep yang dibahas.

Ada beberapa aspek (secara umum) yang terdapat pada materi pelajaran,

yaitu:

13
1) Aspek konsep, merupakan substansi isi pelajaran yang
berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label
atau ide dan gagasan sesuatu.
2) Aspek fakta, merupakan substansi isi pelajaran yang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data
yang memiliki esensi objek dan waktu, seperti nama dan tahun
yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
3) Aspek prinsip, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan

aturan, dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh.

4) Aspek nilai, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan


dengan aspek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah,
yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi orang banyak.
5) Aspek ketrampilan intelektual, merupakan substansi isi pelajaran
yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan
menyelesaikan permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis,
berpikir taktis, berpikir kritis, berpikir inovatif dan berpikir ilmiah. 6.
Aspek ketrampilan psikomotor merupakan substansi isi pelajaran
yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.
c. Siswa
Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah siswa
mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses tersebut adalah perubahan
perilaku siswa. Oleh karena, di dalam memilih dan menggunakan
pendekatan dan metode pembelajaran, faktor siswa tidak boleh diabaikan.
Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan
keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Semua perbedaan
tersebut akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran.
Setelah guru menetapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang
dipilih sebaiknya gunakan pilihan berdasarkan pertimbangan tujuan dan
materi atau bahan pelajaran sehingga dalam menentukan bagaimana teknik

14
menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran tersebut, faktor
siswa menjadi salah satu pertimbangan kita.
Kondisi siswa memiliki karakteristik pribadi yang dimilikinya yaitu

menyangkut : jenis kelamin, usia, latar belakang sosial ekonomi, pengalaman

dan keadaan psikisnya. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-

perbedaan. Sangat bijaksana bila dalam penggunaan pendekatan dan metode

pembelajaran, kita mempertimbangkan perbedaan-perbedaan tersebut. Selain

dengan mempertimbangkan siswa secara individual, jumlah siswa akan

mempengaruhi pula terhadap penggunaan pendekatan dan metode

pembelajaran. Misalnya, apabila guru akan merancang kegiatan diskusi dalam

pembelajaran, guru harus yakin bahwa siswa sudah memiliki kemampuan untuk

mengajukan dan atau menanggapi pendapat secara lisan. Contoh lain, apabila

guru akan melakukan kegiatan di laboratorium, guru harus yakin bahwa siswa

sudah terbiasa dengan laboratorium. Kalau tidak, kegiatan percobaan di

laboratorium tidak akan berjalan efektif karena siswa belum terbiasa

menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium.

Bagi siswa yang memiliki pengalaman yang sederhana dan terbatas akan

lain cara belajarnya apabila dibandingkan dengan mereka yang sudah banyak

memiliki pengalaman walaupun mempelajari bahan kajian yang sama. Untuk

mengatasi keanekaragaman karakteristik siswa tersebut maka sumber belajar

yang digunakan perlu dianalisis terlebih dahulu dalam penetapan suatu

pendekatan dan metode, sehingga dalam penerapannya tidak akan mengalami

ketimpangan cara berpikir antara siswa yang sudah banyak pengalaman dan

siswa yang masih kurang memiliki pengalaman dalam bidang-bidang tertentu.

Apabila guru sudah dapat mengantisipasi tentang karakteristik siswa sejak awal,

maka iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta secara kondusif.

d. Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, perfomance style, kebiasaan dan

pengalaman mengajar berbeda-beda . Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi

15
oleh latar belakang pendidikan. Guru yang latar belakang pendidikan keguruan

biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya.

Jadi untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki


jiwa profesional. Dengan jiwa keprofesionalannya dalam
menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan
berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Sebagai contoh,
di lapangan kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran
sangat menerik perhatian siswa dan jelas. Sementara itu, ada guru lain
yang walaupun menggunakan Pendekatan dan metode pembelajaran
yang sama dengan guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik
perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi
mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal
seni mengajar. Hal-hal seperti itu perlu menjadi pertimbangan kita dalam
memilih dan menggunakan Pendekatan dan metode pembelajaran.
Demikian pula kondisi fisik guru, terutama pada saat akan mengajar.
e. Sarana / Fasilitas Belajar
Sarana dalam pembelajaran diartikan segala macam fasilitas yang dapat

menunjang dan melengkapi terselenggarakan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfingsi sebagai

fasilitas atau alat belajar dan sumber belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar

diantaranya seperti alat tulis, ruangan kelas, tempat duduk, buku bacaan, dan

alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan belajar.

Sebagai sarana sumber belajar yaitu sarana tersebut merupakan alat atau orang

yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian tertentu. Secara konsep bahwa

sarana dapat mempengaruhi terhadap tingkat kualitas pemahaman siswa.

Alat yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan

pendekatan dan metode pembelajaran ialah alat peraga, seperti peta, globe,

gambar, foto, chart, grafik,dan sebagainya; serta alat-alat pelajaran, seperti alat-

alat untuk praktik. Jumlah dan karakteristik alat-alat tersebut dapat dijadikan

16
bahan pertimbangan kita di dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan

metode pembelajaran. Termasuk dalam kelompok ini ialah media pembelajaran

yang dapat dipelajari sendiri oleh siswa, seperti paket modul, pengajaran

berprogram dan pengajaran melalui alat audio (seperti kaset tape recorder).
Demikian pula halnya sumber materi pelajaran, seperti buku-buku pelajaran,

lingkungan sekitar. Misalnya, kita menghendaki bahwa setiap siswa dapat melakukan

percobaan dari konsep yang dibahas. Sementara itu, jumlah bahan dan alat

percobaan yang tersedia di sekolah tidak mencukupi untuk semua siswa. Tentu guru

tidak dapat memaksakan setiap siswa untuk melakukan percobaan. Guru dapat

meminta siswa untuk melakukan percobaan secara kelompok.

f. Waktu Pembelajaran
Faktor waktu adalah menyangkut jumlah jam dalam kegiatan
pembelajaran, serta menyangkut kondisi waktu kegiatan pembelajaran.
Apabila guru hanya memiliki waktu yang sedikit untuk membahas suatu
konsep, misalnya 20 menit, tentu tidak tepat membahas konsep tersebut
dengan meminta anak untuk melakukan diskusi kelompok. Waktu akan habis
digunakan untuk kegiatan membagi atau membentuk kelompok. Sebaliknya,
apabila waktu yang tersedia cukup leluasa, guru dapat melaksanakan
kegiatan diskusi yang berjenjang, siswa diminta untuk berdiskusi dalam
kelompok kecil yang hasilnya akan dibahas dalam diskusi kelas.

Ketepatan metode dengan jumlah waktu yang tersedia akan


terjurus kepada tercapainya tujuan pembelajaran yang baik.
g. Situasi
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran

yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada saat

tertentu guru melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.

7. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran


Adapun pendekatan pembelajaran yang dipakai oleh para guru
pada kurikulum 2013 antara lain :
a. Pendekatan Kontekstual

17
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
disingkat menjadi CTL merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Penerapan pendekatan kontekstual secara garis besar
langkah-langkahnya adalah :
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya;
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua
pokok bahasan;
3) Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya;
4) Menciptakan masyarakat belajar;
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran;
6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan
7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara. b. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik (dalam Faisal, 2014 : 49) merupakan suatu
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan menitikberatkan
pada penggunaan metode ilmiah dalam proses pembelajaran. Hal ini
didasari pada esensi pembelajaran yang sesungguhnya merupakn sebuah
proses ilmiah yang dilakukan oleh siswa dan guru.
Pendekatan ini diharapkan dapat membuat siswa berpikir ilmiah, logis, kritis,

dan objektif sesuai dengan fakta yang ada. De Vito ( dalam Faisal, 2014 : 49 )

juga menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran

yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah sekaligus

terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

18
Berdasarkan batasan pengertian pendekatan saintifik di atas,
dapat ditentukan beberapa ciri-ciri pendekatan saintifik (dalam Faisal,
2014 : 50) yaitu Sistematis, Terkontrol, Empirik, dan Kritis. Kemudian
langkah-langkah Pembelajaran dalam Pendekatan Ilmiah adalah :
1) Mengamati : Menurut Samatowa (Faisal, 2014:56), kegiatan mengamati

merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa

dalam melakukan penyelidikan ilmiah (the basic of all scientific inquiry is

observation). Proses mengamati dapat dilakukan dengan indera, tetapi

tidak menutup kemungkinan pengamatan dilakukan dengan

menggunakan alat, misalnya termometer, timbangan atau mikroskop.

2) Menanya : Menurut Hanafiah dan Cucu Suhana (Faisal, 2014 : 60)

menanya merupakan proses pembelajaran yang dilakukan siswa yang

diawali dengan proses bertanya. Proses bertanya yang dilakukan siswa

sebenarnya merupakan proses berpikir yang dilakukan siswa dalam

rangka memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Guru harus mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan


mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu siswanya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan siswanya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu
untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
3) Menalar : Menalar (dalam Abdul, 2014 : 223) adalah salah satu
istilah dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan
bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik tekannya
tentu dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif
daripada guru. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,
walaupun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
4) Mencoba : Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa

harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau

19
substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA misalnya,
siswa harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari.
Aplikasi mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5) Mengkomunikasikan : Pada kegiatan akhir diharapkan siswa dapat
mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara
bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil
simpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan
ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar siswa mengetahui
secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau
ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan
konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.

c. Pendekatan Problem Based Learning


Pembelajaran Berbasis Masalah dalam bahasa inggrisnya diistilahkan

Problem-based learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan

membuat konfrontasi kepada pebelajar dengan masalah-masalah praktis,

berbentuk ill-structured, atau openended melalui stimulus dalam belajar.

PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai


dengan satu masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut
berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran
seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung
jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara
langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil,
dan (6) menuntut siswa untuk mendemonstrasi-kan yang telah mereka
pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.

Adapun langkah-langkah pemecahan masalah dalam


pembelajaran PBL ada delapan tahapan (Pannen, 2001: 11), yaitu:
1) Identifikasi masalah
2) Mengumpulkan data

20
3) Analisis data
4) Pemecahan masalah berdasarkan analisis data,
5) Memilih cara pemecahan masalah
6) Merencanakan penerapan pemecahan masalah,
7) Ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan,
8) Melakukan tindakan untuk pemecahan masalah.
8. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
Beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran (dalam Abimanyu, dkk, 2008 : 2.2) :
a. Metode Ceramah : Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan

pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada

sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.


Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh

setiap guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam

proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Dengan demikian

juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan

materi pembelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti

ada proses belajar dan tidak ada guru yang ceramah maka tidak belajar.

b. Metode Tanya Jawab : Metode tanya jawab adalah cara panyajian pelajaran

dalam proses belajar-mengajar melalui interaksi dua arah atau “two way

traffic” dari guru ke siswa atau dari siswa kepada guru diperoleh jawaban

kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Sedangkan menurut

Asinatul Mufarokah : Metode tanya jawab adalah teknik penyampaian materi

atau bahan pelajaran dengan menggunakan pertanyaan sebagai stimulasi dan

jawaban-jawabannya sebagai pengarahan aktivitas belajar. Pertanyaan dapat

diajukan oleh guru atau siswa, artinya guru bertanya dan siswa menjawab atau

siswa bertanya dan guru atau siswa lainnya menjawab. Dalam metode tanya

jawab, guru dan siswa sama-sama aktif.

21
c. Metode Demonstrasi : Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

d. Metode Diskusi : Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang


menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
e. Metode Simulasi : Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya
berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar,
simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran
dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
f. Metode Eksperimen : Menurut Roestiyah (2001 : 80) Metode eksperimen adalah

suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu

hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

g. Metode Karya Wisata : Karya wisata berarti kunjungan diluar kelas.


Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang
terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat
laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain
serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
h. Metode Latihan : Menurut Roestiyah (2001), metode latihan adalah suatu cara

mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa

memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah

dipelajari. Menurut Sagala (2003) Metode latihan (drill) atau metode training

merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-

22
kebiasaan tertentu, selain itu sebagai sarana untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
i. Metode Pemberian Tugas : Metode pemberian tugas adalah merupakan
suatu metode mengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar,
yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas. Biasanya guru
memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya
ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan pemberian tugas
j. Metode Sosiodrama : Metode sosiodrama berarti cara menyajikan
bahan pelajaran dengan mempertunjukkan atau mempertontonkan atau
mendramakan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial. Istilah
sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode
merupakan dua istilah yang kembar, bahkan didalam pelaksanaanya
dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti
9. Jenis-Jenis Teknik Pembelajaran
Berbagai teknik ini merupakan teknik pembelajaran yang secara umum tidak

memerlukan waktu yang lama (dalam Warsono dan Hariyanto, 2012 : 36),
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Teknik Pembelajaran Kertas Satu Menit (One Minute Paper) : Teknik ini
aslinya dikembangkan oleh spencer kagan dan diterapkan dalam
pembelajaran kooperatif. Teknik pembelajaran ini merupakan teknik yang
sangat efektif untuk mengukur kemajuan pembelajaran para
mahasiswa/siswa, baik kemajuan dalam pemahaman terhadap bahan ajar
maupun kemajuan dalam melakukan tanggapan terhadap bahan ajar.
b. Teknik Pembelajaran Butir Terjelas (ClearestPoint) : Ini adalah suatu variasi

dari teknik kertas satu menit. Dalam teknik ini, waktu yang diberikan lebih

longgar (relatif lebih lama) kepada para siswa untuk menjawab pertanyaan.

c. Teknik Pembelajaran Tanggapan Aktif (Active Respons). Teknik ini mirip

dengan teknik-teknik diatas, dalam hal ini mahasiswa/siswa diminta untuk

melaporkan tanggapan mereka terhadap fase tertentu dari bahan ajar tertentu.

23
d. Teknik Pembelajaran Jurnal Harian (Daily Jurnal) :Teknik ini memiliki
manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan teknik pembelajaran
yang diuraikan diatas. Pembelajaran dengan jurnal (journaling) adalah
suatu praktik penulisan atau pencatatan pada sebuah kertas (atau
halaman dari suatu buku jurnal) tentang kumpulan pemikiran,
pemahaman, dan penjelasan tentang sebuah gagasan atau konsep.
Buku jurnal biasanya tercetak berupa bundelan buku. Guru meminta para

siswa untuk menyimpan jurnal tersebut dengan suatu kesepakatan dan

pemahaman bahwa para siswa tersebut akan bertukar pikiran dengan guru

tentang isi jurnal yang disusunnya. Teknik pembelajaran buku jurnal

mengharuskan siswa memiliki buku jurnal untuk setiap bidang studi ataumata

pelajaran sebab buku jurnal memang merupakan sarana komunikasi individual

antara setiap guru bidang studi dengan setiap individu siswa.

e. Teknik Pembelajaran Kuis Bacaan (Reading Quiz) : Teknik ini


memungkinkan guru untuk “memaksa” siswa membaca bahan-bahan
ajar beruapa teks atau buku bacaan. Dalam teknik ini guru mengajukan
sejumlah pertanyaan dalam serangkaian kuis bacaan dengan maksud
memberikan panduan terhadap siswa tentang butir-butir penting bahan
ajar yang harus diamati dan ditelaahnya secara cermat.
f. Teknik Pembelajaran Jeda (Clarification Pauses) : Teknik ini menghadapkan

siswa pada situasi mendengarkan aktif (active listening) selama proses

pembelajaran. Dalam suatu sesi ceramah, setelah guru memaparkan butir-

butir penting atau konsep kunci suatu bahan ajar, guru melakukan jeda,

memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan pengendapan, membangun

struktur kognitifnya terkait bahan ajar yang baru saja didengarnya dari guru.
Setelah menunggu beberapa saat, guru kemudian mengajukan pertanyaan

kepada setiap siswa apakah perlu penjelasan lagi terkait bahan ajara yang baru

diajarkan, atau guru dapat berkeliling kelas melihat catatan siswa, menjawab

pertanyaan-pertanyaan siswa dan sebagainya. Para siswa yang belum bertanya

24
pada saat awal-awal pembelajaran dapat mengajukan pertanyaan
pada saat jeda ini.
g. Teknik Pembelajaran Tanggapan Terhadap Demonstrasi (Response To A
Demonstration) : Setelah guru melaksanakan presentasi pembelajaran
atau suatu kegiatan demonstrasi, para siswa diminta untuk menuliskan
suatu paragraf yang dimulai dengan kalimat, misalnya:
“ saya pada hari ini telah belajar tentang....
“ saya mulai bertanya-tanya tentang apa itu sebenarnya....
“ saya merasa kagum terhadap....
Kegiatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksikan
hal-hal apa saja yangbaru dipelajari dari presentasi gurunya.
h. Teknik Pembelajaran Waktu Tunggu (Wait Time) : Ketimbang memilih siswa

yang akan menjawab pertanyaan yang diajukan guru,variasi ini memberikan

waktu kepada guru untuk menunggu sebentar sebelum siswa menjawab suatu

pertanyaan. Waktu tunggu yang disediakan guru tidaklah lama, sekitar 15 detik

sampai 20 detik bergantung tingkat kesulitan bahan ajar. Suatu hal yang

sangat penting yang harus disepakati, siswa tidak boleh mengangkat

tangannya untuk menjawab pertanyaan sebelum guru mengatakan “oke”.

i. Teknik Pembelajaran Ringkasan Mahasiswa/Siswa ( Student Summary) :

Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mendengarkan secara aktif (active listening). Setelah salah satu siswa secara

sukarela menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, guru meminta siswa

lain untuk membuat ringkasan atau mengemukakan butir-butir penting dari

tanggapan siswa yang menjawab pertanyaan pertama tadi.

j. Teknik Pembelajaran Pertanyaan Kuis / Tes (Quiz/Test Question) : Dalam


teknik pembelajaran ini siswa diminta secara aktif terlibat dalam
menciptakan kuis dan bahan-bahan tes yang akan digunakan guru,baik
sebagian atau seluruhnya, yang akan digunakan sebagai bahan ulangan
nantinya, bergantung pada keinginan guru. Pertanyaan kuis itu dituliskan
dalam sehelai kertas , maksimal dua pertanyaan saja pada setiap siswa.

25

Anda mungkin juga menyukai