sebab akan mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa yang masih perlu
diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Merupakan kegiatan yang perlu
dilakukan ketika guru sebagai praktisi lapangan telah selesai melakukan
tindakan, ini merupakan suatu bentuk dari evaluasi terhadap diri sendiri. Guru
menyampaikan segala kegiatan atau pengalaman yang telah dilakukan untuk
didiskusikan dengan peneliti, guru menyampaikan segala apa yang telah
dirasakan dan menyampaikan sejauh mana progres atau kemajuan dari tindakan
yang dilakukannya. (dalam Arikunto,dkk, 2009 : 19-20)
Mengemukakan kembali atau melaksanakan lagi apa yang telah dilakukan
pengamat diharapkan dapat bekerja sama dengan baik agar dapat terjadi penilaian
secara objektif, peneliti merupakan pihak yang sangat berkepentingan karena akan
dilaksanakan secara alami dan dapat dikelola dengan baik. Dalam hal ini guru
kepada peneliti sehingga tindakan yang akan diambil selanjutnya dapat sesuai
tindakan yang telah dilakukan dalam observasi. Refleksi mengkaji ulang apa yang telah
terjadi atau mempertimbangkan proses, permasalahan, isu, dan kekurangan yang ada
atau yang belum tuntas dari strategi penelitian yang telah dilakukan. Refleksi menjadi
6
variasi perspektif yang mempunyai aspek evaluatif bagi peneliti untuk
mempertimbangkan atau menilai apakah dampak tindakan yang timbul sudah
sesuai dengan yang diinginkan dan membuat perencanaan kembali. Langkah
selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan dan observasi merupakan refleksi
hasil pengamatan, melalui refleksi maka dapat diketahui atau dipahami
kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam penelitian tindakan.
Kegiatan mengingat, merenungkan, mencermati, dan menganalisis kembali
suatu tindakan yang telah dilakukan dalam observasi merupakan refleksi yang
dalam penelitian tindakan kelas akan memahami proses, masalah, persoalan
dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan selama proses
pembelajaran. Dalam melakukan kegiatan refleksi guru selain berperan sebagai
peneliti itu sendiri juga harus bekerja sama dengan guru yang sama mata
pelajaran namun berbeda kelas atau peneliti dari perguruan tinggi agar refleksi
dapat dilakukan sampai pada tahap pemaknaan tindakan dan situasi dalam
pembelajaran yang ada sehingga dapat memberikan dasar untuk memperbaiki
rencana tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. (dalam Asrori, 2009 : 54)
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang
studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi
yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan
merupakan materi yang terintegrasi dalam satu kesatuan multi disiplin ilmu.
7
Menurut Roy Killen (dalam Adisusilo, 2012 : 86) ada 2 pendekatan utama
dalam pembelajaran yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach), yang menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran langsung,
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
2. Pengertian Metode
Menurut Purwadarminta (dalam Sudjana, 2010 : 7) metode adalah
cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode
adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Metode adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
yaitu :
a. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b. Dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni
c. Dapat memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah
d. Dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk menguji kebenaran
8
e. Memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan
f. Memungkinkan siswa mampu menyimak
g. Memungkinkan siswa belajar mandiri
h. Memungkinkan siswa belajar bersama
i. Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya
Teknik menurut Adisusilo (2012, 86) adalah suatu cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misal cara
berceramah yang efektif dan efisien di siang hari dengan jumlah siswa yang
banyak, tentu berbeda dengan ceramah untuk siswa yang jumlahnya sedikit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran
merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun
dalam metode berdasarkan pendekatan yang dianut/dipakai
4. Ciri-ciri Umum Pendekatan dan Metode Pembelajaran yang Baik
Ada beberapa ciri dari sebuah pendekatan / metode pembelajaran
yang baik untuk pembelajaran :
a. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat,
b. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak
siswa dan materi,
c. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis,
d. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan
materi pelajaran,
e. Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya,
9
Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses
pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa
atau laksana mobil tanpa bahan bakar.
b. Prinsip kematangan dan perbedaan individual
Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak
memiliki tempo kepekaan yang tidak sama. Kepekaan intelektual
anak menurut J. Piaget memiliki 3 fase yaitu: fase praoperasional,
fase operasi konkret, fase operasional formal.
c. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis
Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi praktisi anak
e. Prinsip fungsional
Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat
bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa
lepas dari nilai manfaat sekalipun bisa berupa manfaat teoritik
atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.
f. Prinsip menggembirakan
Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu
seiring dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus menerus, maka
metode pembelajaran jangan sampai memberi kesan memberatkan
sehingga kesadaran belajar pada anak cepat berakhir.
10
6. Faktor Penentu dalam Pemilihan Pendekatan, Metode Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri atas
komponen tujuan, bahan pelajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa
dan guru. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut saling
berkaitan erat, saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan
metode pembelajaran, komponen tujuan, bahan pengajaran, pendekatan
dan metode, alat, siswa, dan guru merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi, dapat dilihat dari penjabaran berikut :
a. Tujuan Pembelajaran
Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan
menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran ialah tujuan, yang
dalam kurikulum 2004 dirumuskan dalam bentuk kompetensi, sebab semua
komponen tersebut termasuk pendekatan dan metode pembelajaran dipilih
dan difungsikan untuk mencapai tujuan permbelajaran.
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-
mengajar. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi
penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan sebaliknya.
Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi
ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk setiap ranah
11
terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar dari kualitas
yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
Dengan memperhatikan karakteristik pencapaian setiap tujuan
pembelajaran, diharapkan guru tidak melakukan kesalahan dalam
memilih pendekatan dan metode pembelajaran untuk membantu
siswa menguasai tujuan pembelajaran.
Kognitif
1) Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan
mengetahui atau untuk mengingat sesuatu.
2) Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan
menterjemahkan, memahami sesuatu.
3) Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan
membuat, mengerjakan, atau menggunakan teori / rumus.
4) Analisis, menekankan pada kemampuan menggabungkan,
mengelompokkan, menyusun dan membuat rencana program.
5) Evaluasi, lebih menekankan pada kemampuan menilai berdasarkan
norma atau kemampuan menilai pekerjaan sesuatu.
Afektif
1) Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka.
2) Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan.
12
5) Gerakan yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat
dan lancar.
6) Penyesuaian
7) Kreativitas, kemampuan dalam menciptakan
pola baru. b. Bahan / Materi Pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak
disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
Pengaruh bahan belajar terhadap penetapan pendekatan dan metode
mengungkapkan bahwa bahan belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur, dan
fakta atau kenyataan yang ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut memiliki
tingkatan kesulitan yang terdiri dari bahan belajar dasar, kelanjutan dan tinggi.
sesuai dengan jenis bahan belajar itu sendiri. Metode-metode tertentu ada yang
dapat digunakan untuk membahas seluruh bahan belajar, tetapi ada metode-
metode tertentu yang hanya tepat digunakan untuk bahan-bahan tertentu pula.
permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. Apabila materi yang disajikan
berisi tentang konsep-konsep yang abstrak tentu guru harus memberikan banyak
Ada beberapa aspek (secara umum) yang terdapat pada materi pelajaran,
yaitu:
13
1) Aspek konsep, merupakan substansi isi pelajaran yang
berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label
atau ide dan gagasan sesuatu.
2) Aspek fakta, merupakan substansi isi pelajaran yang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data
yang memiliki esensi objek dan waktu, seperti nama dan tahun
yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
3) Aspek prinsip, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan
14
menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran tersebut, faktor
siswa menjadi salah satu pertimbangan kita.
Kondisi siswa memiliki karakteristik pribadi yang dimilikinya yaitu
pembelajaran, guru harus yakin bahwa siswa sudah memiliki kemampuan untuk
mengajukan dan atau menanggapi pendapat secara lisan. Contoh lain, apabila
guru akan melakukan kegiatan di laboratorium, guru harus yakin bahwa siswa
Bagi siswa yang memiliki pengalaman yang sederhana dan terbatas akan
lain cara belajarnya apabila dibandingkan dengan mereka yang sudah banyak
ketimpangan cara berpikir antara siswa yang sudah banyak pengalaman dan
Apabila guru sudah dapat mengantisipasi tentang karakteristik siswa sejak awal,
maka iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta secara kondusif.
d. Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, perfomance style, kebiasaan dan
15
oleh latar belakang pendidikan. Guru yang latar belakang pendidikan keguruan
biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfingsi sebagai
fasilitas atau alat belajar dan sumber belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar
diantaranya seperti alat tulis, ruangan kelas, tempat duduk, buku bacaan, dan
Sebagai sarana sumber belajar yaitu sarana tersebut merupakan alat atau orang
yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian tertentu. Secara konsep bahwa
pendekatan dan metode pembelajaran ialah alat peraga, seperti peta, globe,
gambar, foto, chart, grafik,dan sebagainya; serta alat-alat pelajaran, seperti alat-
alat untuk praktik. Jumlah dan karakteristik alat-alat tersebut dapat dijadikan
16
bahan pertimbangan kita di dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan
yang dapat dipelajari sendiri oleh siswa, seperti paket modul, pengajaran
berprogram dan pengajaran melalui alat audio (seperti kaset tape recorder).
Demikian pula halnya sumber materi pelajaran, seperti buku-buku pelajaran,
lingkungan sekitar. Misalnya, kita menghendaki bahwa setiap siswa dapat melakukan
percobaan dari konsep yang dibahas. Sementara itu, jumlah bahan dan alat
percobaan yang tersedia di sekolah tidak mencukupi untuk semua siswa. Tentu guru
tidak dapat memaksakan setiap siswa untuk melakukan percobaan. Guru dapat
f. Waktu Pembelajaran
Faktor waktu adalah menyangkut jumlah jam dalam kegiatan
pembelajaran, serta menyangkut kondisi waktu kegiatan pembelajaran.
Apabila guru hanya memiliki waktu yang sedikit untuk membahas suatu
konsep, misalnya 20 menit, tentu tidak tepat membahas konsep tersebut
dengan meminta anak untuk melakukan diskusi kelompok. Waktu akan habis
digunakan untuk kegiatan membagi atau membentuk kelompok. Sebaliknya,
apabila waktu yang tersedia cukup leluasa, guru dapat melaksanakan
kegiatan diskusi yang berjenjang, siswa diminta untuk berdiskusi dalam
kelompok kecil yang hasilnya akan dibahas dalam diskusi kelas.
yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada saat
tertentu guru melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
17
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
disingkat menjadi CTL merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Penerapan pendekatan kontekstual secara garis besar
langkah-langkahnya adalah :
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya;
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua
pokok bahasan;
3) Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya;
4) Menciptakan masyarakat belajar;
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran;
6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan
7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara. b. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik (dalam Faisal, 2014 : 49) merupakan suatu
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan menitikberatkan
pada penggunaan metode ilmiah dalam proses pembelajaran. Hal ini
didasari pada esensi pembelajaran yang sesungguhnya merupakn sebuah
proses ilmiah yang dilakukan oleh siswa dan guru.
Pendekatan ini diharapkan dapat membuat siswa berpikir ilmiah, logis, kritis,
dan objektif sesuai dengan fakta yang ada. De Vito ( dalam Faisal, 2014 : 49 )
18
Berdasarkan batasan pengertian pendekatan saintifik di atas,
dapat ditentukan beberapa ciri-ciri pendekatan saintifik (dalam Faisal,
2014 : 50) yaitu Sistematis, Terkontrol, Empirik, dan Kritis. Kemudian
langkah-langkah Pembelajaran dalam Pendekatan Ilmiah adalah :
1) Mengamati : Menurut Samatowa (Faisal, 2014:56), kegiatan mengamati
19
substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA misalnya,
siswa harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari.
Aplikasi mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5) Mengkomunikasikan : Pada kegiatan akhir diharapkan siswa dapat
mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara
bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil
simpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan
ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar siswa mengetahui
secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau
ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan
konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.
20
3) Analisis data
4) Pemecahan masalah berdasarkan analisis data,
5) Memilih cara pemecahan masalah
6) Merencanakan penerapan pemecahan masalah,
7) Ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan,
8) Melakukan tindakan untuk pemecahan masalah.
8. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
Beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran (dalam Abimanyu, dkk, 2008 : 2.2) :
a. Metode Ceramah : Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan
setiap guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam
juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan
materi pembelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti
ada proses belajar dan tidak ada guru yang ceramah maka tidak belajar.
b. Metode Tanya Jawab : Metode tanya jawab adalah cara panyajian pelajaran
dalam proses belajar-mengajar melalui interaksi dua arah atau “two way
traffic” dari guru ke siswa atau dari siswa kepada guru diperoleh jawaban
kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Sedangkan menurut
diajukan oleh guru atau siswa, artinya guru bertanya dan siswa menjawab atau
siswa bertanya dan guru atau siswa lainnya menjawab. Dalam metode tanya
21
c. Metode Demonstrasi : Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu
memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari. Menurut Sagala (2003) Metode latihan (drill) atau metode training
22
kebiasaan tertentu, selain itu sebagai sarana untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
i. Metode Pemberian Tugas : Metode pemberian tugas adalah merupakan
suatu metode mengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar,
yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas. Biasanya guru
memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya
ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan pemberian tugas
j. Metode Sosiodrama : Metode sosiodrama berarti cara menyajikan
bahan pelajaran dengan mempertunjukkan atau mempertontonkan atau
mendramakan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial. Istilah
sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode
merupakan dua istilah yang kembar, bahkan didalam pelaksanaanya
dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti
9. Jenis-Jenis Teknik Pembelajaran
Berbagai teknik ini merupakan teknik pembelajaran yang secara umum tidak
memerlukan waktu yang lama (dalam Warsono dan Hariyanto, 2012 : 36),
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Teknik Pembelajaran Kertas Satu Menit (One Minute Paper) : Teknik ini
aslinya dikembangkan oleh spencer kagan dan diterapkan dalam
pembelajaran kooperatif. Teknik pembelajaran ini merupakan teknik yang
sangat efektif untuk mengukur kemajuan pembelajaran para
mahasiswa/siswa, baik kemajuan dalam pemahaman terhadap bahan ajar
maupun kemajuan dalam melakukan tanggapan terhadap bahan ajar.
b. Teknik Pembelajaran Butir Terjelas (ClearestPoint) : Ini adalah suatu variasi
dari teknik kertas satu menit. Dalam teknik ini, waktu yang diberikan lebih
longgar (relatif lebih lama) kepada para siswa untuk menjawab pertanyaan.
melaporkan tanggapan mereka terhadap fase tertentu dari bahan ajar tertentu.
23
d. Teknik Pembelajaran Jurnal Harian (Daily Jurnal) :Teknik ini memiliki
manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan teknik pembelajaran
yang diuraikan diatas. Pembelajaran dengan jurnal (journaling) adalah
suatu praktik penulisan atau pencatatan pada sebuah kertas (atau
halaman dari suatu buku jurnal) tentang kumpulan pemikiran,
pemahaman, dan penjelasan tentang sebuah gagasan atau konsep.
Buku jurnal biasanya tercetak berupa bundelan buku. Guru meminta para
pemahaman bahwa para siswa tersebut akan bertukar pikiran dengan guru
mengharuskan siswa memiliki buku jurnal untuk setiap bidang studi ataumata
butir penting atau konsep kunci suatu bahan ajar, guru melakukan jeda,
struktur kognitifnya terkait bahan ajar yang baru saja didengarnya dari guru.
Setelah menunggu beberapa saat, guru kemudian mengajukan pertanyaan
kepada setiap siswa apakah perlu penjelasan lagi terkait bahan ajara yang baru
diajarkan, atau guru dapat berkeliling kelas melihat catatan siswa, menjawab
24
pada saat awal-awal pembelajaran dapat mengajukan pertanyaan
pada saat jeda ini.
g. Teknik Pembelajaran Tanggapan Terhadap Demonstrasi (Response To A
Demonstration) : Setelah guru melaksanakan presentasi pembelajaran
atau suatu kegiatan demonstrasi, para siswa diminta untuk menuliskan
suatu paragraf yang dimulai dengan kalimat, misalnya:
“ saya pada hari ini telah belajar tentang....
“ saya mulai bertanya-tanya tentang apa itu sebenarnya....
“ saya merasa kagum terhadap....
Kegiatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksikan
hal-hal apa saja yangbaru dipelajari dari presentasi gurunya.
h. Teknik Pembelajaran Waktu Tunggu (Wait Time) : Ketimbang memilih siswa
waktu kepada guru untuk menunggu sebentar sebelum siswa menjawab suatu
pertanyaan. Waktu tunggu yang disediakan guru tidaklah lama, sekitar 15 detik
sampai 20 detik bergantung tingkat kesulitan bahan ajar. Suatu hal yang
mendengarkan secara aktif (active listening). Setelah salah satu siswa secara
sukarela menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, guru meminta siswa
25