Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENILAIAN BERBASIS KELAS VS PENILAIAN AUTENTIK


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Evaluasi Pembelajaran”

Dosen Pembimbing:
Nuril Huda, M.Pd

Disusun Oleh:
Asfira Zakiatun Nisa’ (18190022)
Muhamad Syahrul Ramadhan (18190025)
Khofifatur Rohmah (19190015)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
2
A. Penilaian Berbasis Kelas
a. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas (Konvensional)
Penilaian berbasis kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan,
pelaporan, dan penggunaan data serta informasi hasil belajar peserta
didik untuk mengetahui tingkat pencapaian dan penguasaan peserta
didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.1
PBK juga dapat diartikan sebagai proses pengumpulan dan penggunaan
informasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk
menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap
tujuan pendidikan (standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian hasil belajar). Penilaian berbasis kelas, dilakukan baik
dalam bentuk tes tertulis, kinerja/penampilan, penugasan (project), hasil
karya (product), maupun pengumpulan kerja siswa (portofolio).
Sehingga, dalam praktiknya PBK harus memperhatikan tiga ranah yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Artinya, data dan informasi penilaian berbasis kelas adalah salah satu
bukti yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan suatu
pembelajaran sehingga tercapai tujuan pendidikan.

b. Ciri-Ciri
1. Menggeser tujuan penilaian dari keperluan untuk klasifikasi peserta
didik (diskriminasi) ke pelayanan individual peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan (diferensiasi).
2. Menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) daripada penilaian
acuan norma (PAN).
3. Menjamin pencapaian tujuan pendidikan yang tercantum dalam
kurikulum, karena kompetensi dasar yang dirumuskan dalam
kurikulum menjadi acuan utama.
4. Menggunakan keseimbangan teknik dan alat penilaian, baik tes
tertulis, tes lisan maupun tes tindakan/perbuatan serta cara lain untuk
menjamin validitas penilaian, sehingga prinsip keadilan lebih
1
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm 180.

1
terjamin karena kemampuan peserta didik lebih terperinci, terpapar,
dan tergambarkan.
5. Memberikan informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami
tentang profil kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang
bermanfaat bagi peserta didik, orang tua, guru, dan pengguna
lulusan, sehingga dapat menjamin prinsip akuntabilitas publik.
6. Memanfaatkan berbagai cara atau prosedur penilaian dengan
menerapkan berbagai pendekatan dan cara belajar siswa aktif yang
dapat mengoptimalkan pengembangan kepribadian, kemampuan
bernalar, dan bertindak.

c. Manfaat
Penilaian berbasis kelas sangat bermanfaat bagi guru, orang tua, dan
peserta didik. Bagi guru, penilaian ini bermanfaat untuk mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan
belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran,
menentukan kenaikan kelas, dan memotivasi peserta didik untuk belajar
lebih baik.
Bagi orang tua, penilaian ini bermanfaat untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan anaknya, memberikan bimbingan, dan merangsang
orang tua untuk menjalin komunikasi dengan pihak sekolah dalam
rangka perbaikan hasil belajar anaknya.
Bagi peserta didik, penilaian ini bermanfaat untuk memantau hasil
pencapaian kompetensi secara utuh, baik yang menyangkut aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) dalam dokumen
“Kurikulum Berbasis Kompetensi” mengemukakan hasil penilaian
berbasis kelas berguna untuk:
1) Umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kemampuan dan
kekurangannya, sehingga menimbulkan motivasi untuk
memperbaiki hasil belajarnya.

2
2) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta
didik sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan
remediasi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan
kemajuan dan kemampuannya.
3) Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program
pembelajaran di kelas.

d. Keunggulan dan Kelemahan


Keunggulan penilaian berbasis kelas antara lain:
1) Pengumpulan informasi kemajuan belajar dilaksanakan secara
terpadu, dirancang agar terjadi suasana yang menyenangkan, serta
senantiasa memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi
siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, dipahami, dan mampu
dikerjakan oleh siswa.
2) Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara agar kemajuan
belajar siswa dapat terdeteksi dan terpantau secara lengkap.
3) Merangsang siswa untuk dapat mengeksploitasi dan memotivasi diri
untuk mengerahkan semua potensi dirinya dalam menanggapi,
mengatasi semua masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri.
4) Membantu menentukan ada tidaknya kemajuan belajar serta perlu
atau tidaknya bantuan secara berencana, bertahap, dan
berkesinambungan, berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang cukup
akurat.
5) Lebih memotivasi siswa, siswa tidak merasa terhakimi karena
pencapaian hasil belajar siswa tidak sebanding dengan prestasi
kelompok (norm-referenced assessment), tetapi dibandingkan
dengan kemampuan dirinya sebelumnya serta kriteria pencapaian
kompetensi (criterion-referenced assessment), dalam rangka
membantu siswa mencapai apa yang ingin dicapai sesuai tujuan
pembelajaran.2

2
Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014) hlm.
167

3
Kelemahan penilaian berbasis kelas antara lain:
1) Subjektivitas guru sering mencemari hasil tes.
2) Waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama. 3
3) Siswa akan mengalami kesulitan pindah menuju sekolah yang
lebih tingginya standarnya karena tidak samanya standar yang
menjadi kriteria ketuntasan minimal.4

e. Jenis-Jenis Penilaian Berbasis Kelas


1. Tes Tertulis
Suatu alat penilaian berbasis kelas yang mana penyajian dan
penggunaanya dalam bentuk tertulis baik tes itu menggunakan pilihan
ganda maupun esai.
2. Tes Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespons
sesuatu/objek. Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen
afektif, komponen kognitif, komponen konatif. Komponen afektif
adalah perasaan yang dimiliki seseorang atau penilaiannya terhadap
suatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan
seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah
kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara
tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara garis besar, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut.
- Sikap terhadap materi pelajaran,
- Sikap terhadap guru/pengajar,
- Sikap terhadap proses pembelajaran,
- Sikap yang berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu
yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran tersebut,

3
http://blogpendidikanbahasa.blogspot.com/2013/01/penilaian-berbasis-kelas-pbk-salah-satu.html.
diakses pada 8/3/2020 pukul 22.00 WIB
4
https://didot4com.wordpress.com/2011/01/24/penilaian-berbasis-kelas/ diakses pada 8/3/2020
pukul 21.15 WIB

4
- Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum
yang relevan dengan mata pelajaran.
3. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas
tersebut yang melalui proses perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Manfaat penilaian proyek ini diantaranya untuk mengetahui
pemahaman dan pengetahuan peserta didik dalam bidang tertentu,
kemampuan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
sudah didapat dalam pembelajaran, dan kemampuan peserta didik
dalam menginformasikan subjek tertentu dengan jelas.
Penilaian proyek ini setidaknya ada tiga hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu :
- Kemampuan Pengelolaan,
Kemampuan pengelolaan itu gimana peserta didik dalam
menentukan tema dan mencari informasi serta dalam
memperhitungkan waktu untuk pengumpulan data dan penulisan
laporan agar sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
- Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran yang dipelajari, dalam hal ini
harus mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman dalam pembelajaran.
- Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek
peserta didik.
4. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keteranpilan dalam
membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk
tidak hanya dinilai dari hasil akhirnya saja melainkan proses
pembuatannya juga.

5
Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik
dalam membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti makanan,
pakaian, hasil karya seni.
Penilaian produk biasanya menggunakan dengan cara holistic atau
analitik.
- Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk.
- Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terhadap pada semua
proses pengembangan.
5. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik
(hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh
peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau
bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam
satu mata pelajaran.

6
B. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
a. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik atau Authentic Assessment adalah suatu bentuk
penilaian yang mengharuskan bagi siswa untuk melaksanakan tugas-
tugas pada dunia nyata yang menunjukkan aplikasi yang memiliki
makna dari suatu pengetahuan atau keterampilan esensial. Penilaian
autentik yaitu cermin nyata (the real mirror) dari kondisi proses
pembelajaran dari siswa. Penilaian autentik disebut demikian karena
memiliki keunikan yang berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman
langsung di dunia nyata setiap siswa.
Hakikat penilaian menurut konsep authentic assessment merupakan
proses pengumpulan dari berbagai data yang dapat memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Seorang guru perlu
mengetahui gambaran perkembangan belajar siswa karena guru agar
bisa mengetahui dan memastikan bahwa siswa mengalami proses
pembelajaran dengan baik dan benar.
Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan dilaksanakan sebuah
penilaian autentik:
a. Keinginan pihak terkait dengan pendidikan (stakeholders
pendidikan) untuk menyoroti sifat-sifat konstruktif dari
pembelajaran dan pendidikan.
b. Penilaian autentik mengizinkan siswa untuk menentukan jalan
sendiri untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang
dimilikinya.
c. Penilaian autentik mengevaluasi bagaimana siswa efektif secara
langsung yang mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki dalam berbagai jenis tugas yang diberikan.
d. Memberikan pernyataan yang sah dalam pembelajaran dengan
mengaitkannya pada konteks dunia nyata.
e. Memberikan kemungkinan kolaborasi antar siswa dan kolaborasi
lintas kurikulum.

7
b. Karakteristik Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Ada 10 ciri-ciri penilaian autentik yang berkaitan dengan aktivitas
autentik meliputi:
1) Aktivitas autentik memiliki relevansi dengan dunia nyata.
Kegiatan-kegiatan ini disesuaikan dengan tugas-tugas dan
kinerja di dunia nyata.
2) Kegiatan autentik sengaja didefinisikan secara kabur, tidak
jelas (ill-defined) yang menuntut siswa mendefinisikan sendiri
tugas dan sub-tugasnya untuk menyelesaikan atau menuntaskan
kegiatannya.
3) Kegiatan autentik mencakup tugas kompleks yang harus
diamati dan dikerjakan oleh peserta didik dalam suatu periode
waktu yang berkesinambungan.
4) Kegiatan autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengamati tugas-tugas dari sudut pandang yang berbeda-beda
serta menggunakan berbagai sumber.
5) Kegiatan autentik memberikan kesempatan untuk melakukan
refleksi diri.
6) Kegiatan autentik memberikan kesempatan untuk melakukan
kerja sama dalam suatu tim.
7) Aktivitas autentik dapat dipadukan dan diterapkan dalam
berbagai bidang studi yang berlainan.
8) Aktivitas autentik terjalin erat berkesinambugan dan terpadu
dengan asesmen.
9) Aktivitas autentik menghasilkan sebuah karya yang bernilai
dan bermutu.
10) Aktivitas autentik mememungkinkan untuk memecahkan
sebuah masalah yang kompetitif dan menghasilkan berbagai
jenis luaran.
Adapun sejumlah karakteristik dari peneilaian autentik yaitu sebagai
berikut:
a) Melibatkan pengalaman nyata (involves real-word experience).

8
b) Dilaksakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung.
c) Mencakup penilaian pribasi (sel assessment) dan refleksi.
d) Yang diukur keterampilan dan performansi.
e) Berkesinambungan.
f) Terintegrasi.
g) Dapat digunakan sebagai umpan balik.
h) Siswa dapat mengetahui kriteria keberhasilan dan kegagalan
dengan jelas.
i) Menggunakan berbagai instrument, pengukuran, dan metode
yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman
belajar.
j) Bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua
aspek dari tujuan pembelajaran.

Jenis-jenis Alat pada Penilaian Autentik


No Jenis Alat Penilaian Keterangan
Skala pemberian skor digunakan untuk menilai
1. Rubrik atau kinerja siswa berdasarkan kriteria tentang
Pemandu Penskoran penyelesaian tugas tertentu
2. Portofolio atau e- Koleksi hasil peserta didik yang dipilih khusus
portofolio untuk menunjukkan prestasi siswa atau
mendemonstrasikan perbaikan pembelajaran.
3. Tugas otentik Tugas yang diberikan kepada siswa yang
dirancang untuk menilai kecakapannya.
4. Penilaian diri Seorang peserta didik mengevaluasi kinerja
siswa itu sendiri untuk menentukan kekuatan
dan kelemahannya.
5. Interview atau Seorang guru menanya siswa tentang latar
wawancara belakang pribadi, kegiatannya, apa saja yang
dibacanya serta minat-minat siswa lainnya.
6. Menceritakan Peserta didik menceritakan kembali gagasan
kembali kisah atau pokok sebuah teks melalui mendengarkan dan
sebuah teks membaca.

9
7. Contoh penulisan Peserta didik menulis sesuatu yang bersifat
naratif, ekspositori, perrsuasif atau menulis
suatu makalah acuan.
8. Proyek atau pameran Bekerja sama antar siswa dengan siswa lain
sebagai sebuah tim untuk menciptakan sebuah
proyek.
9. Eksperimen atau Dokumen siswa tentang serangkaian
demonstrasi eksperimen atau demonstrasi yang
menggambarkan prosedur, pelaksanaan langkah
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
serta dokumen tentang hasil kegiatan.
10. Soal berbentuk Siswa menanggapi suatu soal yang merupakan
tanggapan pertanyaan berujung terbuka (open-ended
terkonstruksi questions) yang jawabannya dapat bermacam-
(constructed macam dan bukan merupakan jawaban yang
response items) pasti tertentu.
11. Catatan observasi Seorang guru mengamati dan
guru mendokumentasikan perhatian siswa serta
interaksinya dalam kelas, tanggapannya
terhadap bahan ajar, dan kerja sama dengan
siswa lain.
12. Jurnal atau entri Laporan harian siswa dalam mencatat atau
buku harian menanggapi suatu bahan ajar tertentu dalam
bidang studi tertentu.
13. Karya tulis Karya siswa berupa tulisan yang dapat berupa
suatu makalah, laporan hasil studi ekskursi,
laporan wawancara terhadap orang-orang
tertentu, dan lain sebagainya.
14. Kuis lisan Kuis yang diberikan guru berupa tanya jawab
untuk mengetahui kompetensi siswa dalam
menguasi bahan ajar tertentu.
15. Peta perilaku Peta yang menggambarkan karakter suatu tokoh
(character map ) tertentu dari suatu bacaan tertentu, missal
berupa roman, novel, cerita pendek, novelet,
dala lain-lainnya.

10
16. Pemandu grafis Siswa yang mengorganisasikan informasi yang
(graphic organizer) diperlukan untuk membuat hubungan antar-
komponen informasi sehingga menyiratkan
suatu konsep penting tertentu dari suatu tubuh
pengetahuan (body of knowledge).
17. Daftar cek (check Suatu daftar yang memiliki tujuan untuk
list) melihat siswa terhadap suatu objek.
18. Catatan bacaan Catatan siswa teng apa saja yang telah
harian (reading log) dibacanya sehari-hari yang berkaitan denga
bidang studi tertentu.
19. Rekaman video Rekaman siswa pada saat peristiwa atau
aktivitas tertentu.
20. Rekaman proses Selama melakukan diskusi interaksi dan
diskusi aktivitas seluruh siswa direkam.
21. Catatn anekdot Catatan kegiatan siswa sehari-hari yang
(anecdotal record) menurut guru unik dan bermakna khusus serta
patut dicatat.

11
c. Keunggulan dan Kelemahan dari Penilaian Autentik
Penilaian autentik juga memiliki keunggulan dan kelemahannya
sendiri. Keunggulan dan kelemahan penilaian autentik dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:

No Keunggulan Kelemahan
1. Berfokus pada keterampilan Memerlukan waktu yang intensif
analisis dan keterpaduan untuk mengelola, memantau, dan
pengetahuan. melakukan koordinasi.
2. Meninggkatkan kreativitas. Sulit untuk dikoordinasikan dengan
standar pendidikan yang telah
ditetapkan secara legal.
3. Merefleksikan keterampilan dan Menantang guru untuk memberikan
pengetahuan dunia nyata. skema pemberian nilai yang
konsisten.
4. Mendorong kerja kolaboratif. Sifat subjektif dalam pemberian
nilai akan cenderung menjadi bias.
5. Meninggkatkan keterampilan Sifat penilaian yang unik mungkin
lisan dan tertulis. tidak dapat diketahui siswa.
6. Langsung menghubungkan Bisa bersifat tidak praktis untuk
kegiatan asesmen, kegiatan kelas yang mempunyai banyak
pengajaran, dan tujuan siswa.
pembelajaran.
7. Menekankan kepada Hal yang menantang untuk
keterpaduan pembelajaran mengembangkan berbagai jenis
disepanjang waktu. materi ajar dan berbagai kisaran
tujuan pembelajaran.

12
d. Manfaat Penilaian
Penilaian autentik juga memiliki beberapa manfaat diantaranya:
1) Meningkatkan kedisiplinan dari seorang siswa.
2) Memotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
dengan serius.
3) Meningkatkan keaktifan atau partisipasi seorang siswa dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
4) Meningkatkan kualitas hasil belajar dari seorang siswa.
5) Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar yang sungguh-
sungguh.
6) Melatih siswa untuk berpikir kreatif.
Penerapan penilaian autentik pada akhirnya akan bermuara pada
pencapaian kompetensi yang diharapkan dalam setiap aspek baik
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Penilaian autentik juga
mengoptimalkan pencapaian kompetensi siswa dalam mata pelajaran
karena adanya proses evaluasi yan melibatkan berbagai bentuk
pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa,
prestasi, motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam
pembelajaran.5
e. Jenis-Jenis Penilaian Autentik
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai
bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan
sejauh mana yang telah dilakukan dalam suatu program. Penilaian
kinerja didasarkan pada kerja keras yang ditunjukkan dalam
menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan.
Terdapat tiga komponen utama dalam penilaian kinerja, yaitu tugas
kinerja (performance task), rubric performansi (performance
rubrics), dan cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah
suatu tugas yang berisi topic, standar tugas, deskripsi tugas, dan
kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu
5
Siti Ernawati, Taufiq Hidayat. 2007. Penilaian Autentik dan Relevansinya dengan Kualitas Hasil
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 27(1): 98

13
rubric yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan
descriptor dari setiap komponen tersebut. Sementara itu, cara
penilaian kinerja ada tiga, yaitu ;
o Holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi
penilai secara umum terhadap kualitas performanansi,
o Analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-
aspek yang berkontribusi terhadap suatu performanansi,
o Primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan
beberapa unsur dominan dari suatu performanansi.
2. Penilaian Evaluasi Diri
Penilaian evaluasi diri adalah suatu cara menilai dengan cara
melihat ke dalam diri sendirinya atau intropeksi diri. Melalui
evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun
kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan
perbaikan. Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggung
jawab terhadap proses dan pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Penilaian Esai
Penilaian esai mengharuskan siswa untuk mengorganisasikan,
merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti
peserta didik tidak memilih jawaban yang tersedia, melainkan
memberi jawaban dengan kata-katanya sendiri secara bebas. Tes
esai ini terdapat dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka dan
jawaban terbatas.
Tes jawaban terbuka, peserta didik harus menunjukkan
kecakapannya untuk menyebutkan pengetahuan factual, menilai
pengetahuan factual, menyusun ide-ide, mengemukakan idenya
secara logis dan koheren. Sedangkan tes esai jawaban terbatas atau
terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada bentuk ruang lingkup
jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban
yang harus diberikan oleh peserta didik.

14
4. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat
berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes
(bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang
terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.

15
C. Model Implementasi Penilaian Autentik
1. Perencanaan Penilaian Autentik
Pada tahap perencanaan penilaian autentik, serangkaian kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Menentukan tujuan dan fokus (standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator pencapaian kompetensi, domain (kognitif, afektif,
psikomotorik) yang diakses).
b. Merencanakan isi penilaian autentik yang meliputi, pemilihan prosedur
penilaian, menentukan isi atau topik, dan menetapkan frekuensi dan
waktu dilakukannya penilaian.
c. Mendesain cara menganalisis data, yaitu dengan menetapkan standar
atau kriteria penilaian, menetapkan cara memadukan hasil penilaian
dari berbagai sumber (misalnya dari kinerja, portofolio, evaluasi diri,
tes) dan menetapkan waktu analisis.
d. Merencanakan langkah-langkah kegiatan penilaian (terpadu dalam
pembelajaran, ada kegiatan pemberian umpan balik, penilaian proses,
penilaian produk).
e. Menentukan prosedur pengujian keakuratan informasi, yaitu
menetapkan cara mengetahui validitas informasi dan realibilitas
penilaian.
2. Implementasi Penilaian Autentik
Pada tahap implementasi penilaian autentik, serangkaian kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengumumkan tujuan dan fokus pembelajaran kepada peserta didik.
b. Menyepakati prosedur penilaian yang digunakan serta kriteria
penilaiannya.
c. Mendiskusikan cara-cara yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil
maksimal.
d. Melaksanakan kegiatan penilaian sesuai dengan perencanaan dan
kesepakatan bersama.
e. Memberi umpan balik.

16
3. Analisis Pelaporan
Pada tahap analisis dan laporan penilaian autentik, serangkaian
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Menganalisis data yang telah dikumpulkan.
b. Memadukan hasil analisis dari berbagai data yang didapat.
c. Menerapkan kriteria penilaian akhir.
d. Melaporkan hasil penilaian.

Perbedaan Penilaian Berbasis Kelas (Konvensional) dan Penilaian Autentik


Perbedaan Konvensional Autentik
Ranah yang Kognitif, afektif,
Kognitif
dinilai psikomotorik
Beragam teknik tergantung
Tes tertulis, khususnya
Teknik penilaian karakter pengalaman
objektif (one size fits all)
belajarnya
Kemampuan melakukan
Aspek yang
Penguasaan pengetahuan sesuatu dari pengetahuan
dinilai
yang dimiliki
Fokus penilaian Hasil belajar Kemajuan hasil belajar
Berkelanjutan sepanjang
Pelaksanaan Akhir pembelajaran
proses pembelajaran
Seorang siswa
Ukuran Seorang siswa dibandingkan
dibandingkan dengan
keberhasilan dengan dirinya sendiri
kelompok (ranking)
Sampel produk
Hanya satu, hasil belajar Lebih banyak dan bervariasi
belajar
Latar penilaian Dunia sekolah Dunia nyata

17
Daftar Pustaka
Buku:
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Asrul. Rusydi Ananda., dan Rosnita. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Medan:
Citapustaka Media.
Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2011. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: Reflika Aditama.
Uno, Hamzah B dan Koni, Satria. 2012. Asessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.

Jurnal:
Ernawati, Siti, Taufiq Hidayat. 2007. Penilaian Autentik dan Relevansinya dengan
Kualitas Hasil Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 27(1): 98

Internet:
http://blogpendidikanbahasa.blogspot.com/2013/01/penilaian-berbasis-kelas-pbk-
salah-satu.html
https://didot4com.wordpress.com/2011/01/24/penilaian-berbasis-kelas/

18

Anda mungkin juga menyukai