Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Pada Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran.
Oleh:
WIRANTO
1647242017
26.C
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang ” Penilaian Acuan Normatif dan
Penilaian Acuan Patokan “.Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dr.Sudarto, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan,
baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Penyusun
WIRANTO
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. Acuan Penilaian.....................................................................................................5
A.Kesimpulan.........................................................................................................15
B.Saran...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah, guru adalah pihak yang paling
bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan
evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar
siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu
yang dipelajari oleh siswa atau bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang
dirumuskan.
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Evaluasi
pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil
belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses
kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru gara dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran.
Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses
penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas.
Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan menghasilkan
informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan
tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof.
Soegarda mengatakan bahwa evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran
nilai tertentu dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai.
Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya
cenderung asal-asalan adan tanpa acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam penilain
mutlak harus ada.
Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam makalah
ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak
penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas formalitas dalam
melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan
bagaimana langkah-langkahnya?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Acuan Penilaian
Kata acuan penilaian terdiri dari dua kata yaitu kata “ acuan” dan kata “penilaian”.
Kata acuan mempunyai arti rujukan. . Jadi kalau ada kata mengacu itu sama halnya
dengan merujuk.Sedangkan terkait dengan pengertian penilaian, para ahli telah
banyak merumuskannya. Berikut beberapa pengertian yang dikemukakan oleha para
ahli.
1. Suharsimi Arukunto
3
digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap
ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses pembelajaran.
Informasi tentang prestasi dan kinerja peserta didik tersebut merupakan hasil
yang diperoleh melalui kegiatan penilaian, baik dengan pengukuran maupun
nonpengukuran. Dengan kata lain, penilaian adalah suatu proses pengukuran
dan nonpengukuran untuk memperoleh data tentang karakteristik peserta didik
dengan aturan tertentu. Dari hasil pengukuran akan diperoleh angka-angka
atau data numeric (kuantitatif), sedangkan dari hasil data nonpengukuran akan
diperoleh data kata-kata (kualitatif), informasi tersebut digunakan oleh
pendidik untuk berbagai keperluan pembelajaran, seperti menilai kompetensi
peserta didik , bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan memperbaiki hasil
pembelajaran Dengan demikian, bahwa penilaian pembelajaran dapat
diartikan sebagai proses rangkaian kegiatan untuk menganalisis dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga hasil
penilaian tersebut dapat menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil
keputusan.
Dari pengertian tentang acuan dan penilaian diatas, maka dapat diambil benang
merah pengertian dari acuan penilaian yaitu rangkaian tata cara atau kaidah yang
menjadi rujukan dalam proses penilaian dalam suatu pembelajaran.
4
5. Objektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan
pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subjektif dari penilaian.
6. Sistematis, artinya penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap
serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan
belajar peserta didik.
5
kriteria ketuntasan dan progtam pengayaan bagi bagi peserta didik yang telah
mencapai criteria ketuntasan.
Input
Adalah bahan mentah yang dimasukan kedalam transformasi. Dalam
hal ini yang dimaksud adalah bahan mentah yakni calon siswa yang
baru akan memasuki dunia pendidikan seperti sekolah. Sebelum
memasuki tingkat sekolah(institusi) calon siswa itu dinilai terlebih
dahulu kemampuannya
Output
Bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi, yang dimaksud adalah
siswa lulusan sekolah yang bersangkutan untuk menentukan apakah
siswa tersebut berhak lulus atau tidak.
Transformasi
Mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi.
Dalam dunia sekolah , sekolah itulah yang dimaksud transformasi.
Bahan jadi yang diharapkan dalam hal ini siswa lulusan sekolah
ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsur-
unsur yang ada.
b. Bahan pelajaran
6
d. Sarana penunjang
e. System administrasi
Umpan Balik
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada apa yang dapat dilakukan
oleh peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa
yang telah dicapai peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian
kecil dari suatu keseluruhan program. Jadi penilaian acuan patokan
meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan teman
sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang
spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman
belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung.
7
Pendekatan Acuan Kriteria (PAK)/Pendekatan Acuan Patokan (PAP)
disebut standar mutlak. Penentuan nilai menurut PAK didasarkan
pada persentase yang dijawab benar oleh setiap peserta, batas
minimal kelulusan biasanya lebih tinggi dari PAN misalnya 75% atau
80% atau lebih tinggi lagi.
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang dirancang untuk mengukur
seperangkat tujuan instruksional. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku yang diinginkan pada siswa. Oleh karena itu, dalam
penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah
terjadi melalui prose belajarnya. Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan-
tujuan instruksional, dapat diambil tinadakan perbaikan pengajaran dan oerbaikan
siswa yang bersangkutan. PAP akan mengukur sejauh mana siswa mencapai aras
keberhasilan. Derajat pencapaian tidaklah bergantung kepada apa yang
8
dicapai siswa lain. Karena itu pengajaran ini disebut juga Pengajaran
Berdasarkan Kompetensi yang sama artinya dengan Pengajaran Beracuan
Patokan. Dalam pengajaran ini program menyajikan pengalaman yang
memungkinkan siswa mencapai aras memuaskan dalam belajar atau dalam
melakukan tugas sebelum melanjutkan dengan kegiatan atau aras berikutnya.
Jika patokan atau kriteria ditetapkan dan siswa dapat berhasil mencapainya,
maka konsep ketuntasan belajar dinyatakan. Teknik ini mendorong siswa
berhasil dalam belajar sebagai hasil (keluaran) yang tepat suatu program
pendidikan.PAP terdiri atas butir-butir yang langsung mengukur. Patokan
(kriterium) menyatakan bahwa butir-butir soal itu memberi tanda untuk
menyatakan kecukupan untuk kerja siswa yang berkaitan dengan tujuan. Jadi
keberhasilan siswa dengan butir-butir soal ini menyatakan sudah mencapai
tujuan suatu satuan pelajaran. Karena itu acuan patokan disebut juga acuan
tujuan. Jadi penilaian acuan patokan sama artinya dengan acuan tujuan.
c. Pascaujian
Penilaian ini alatnya identik atau paralel dengan praujian, yang
mengukur tujuan yang telah diajarkan.
d. Penilaian sambil jalanTerdiri atas butir-butir yang menilai suatu
tujuan tunggal, atau sejumlah tujuan tunggal. Butir tes ini menguji
siswa setelah pelajaran berjalan dan sebelum pascaujian.
Tiap jenis penilaian penting bagi perancang pengajaran: Penilaian
tingkah laku merupakan masukan penting. Butir soal menguji
keterampilan yang ada pada suatu daftar analisis pengajaran, yang
diperlukan dipunyai oleh calon siswa. Siswa yang tidak
mempunyainya akan mengalami kesulitan dalam pelajarannya.
Karena itu hal ini merupakan perilaku masukan siswa, atau ciri-ciri
siswa.Praujian mengukur ketrampilan yang akan diajarkan. Fungsi
praujian ialah mengetahui seberapa banyak yang telah dimiliki para
siswa. Selanjutnya hal ini menyarankan apakah pengajaran untuk
topik tertentu dapat diberikan atau belum? Praujian dapat diberikan
secara singkat yakni mengukur beberapa tujuan terminal dan
beberapa tujuan subordinat kunci. Perancang harus memikirka tujuan
yang sangat penting untuk diuji.Pasca ujian akan mengukur semua
perolehan pengajaran. Semua tujuan, apalagi tujuan terminal perlu
diuji. Pascaujian dapat membantu perancang mengidentifikasi bagian
pengajaran yang tidak berjalan.Ujian sambil jalan dilakukan selagi
mengajar. Butir tes dapat menjawab pertanyaan seperti “apakah siswa
mengetahui bagaimana melakukan ketrampilan ini?” butir ujian
sambil jalan lebih banyak mengandung ketrampilan intelek, tetapi
tidak memerlukan penerapan.Keempat jenis ujian ini dimasukkan
dalam proses rancangan. Setelah melaksanakan evaluasi formatif
diperlukan pengubahan butir-butir soal, pembuangan butir-butir
tingkah laku masukan atau praujian.Dalam melaksanakan
perancangan PAP perancang perlu menyusun satu butir atau lebih
untuk setiap tujuan tingkah laku. Pernyataan dalam butir soal
berhubungan langsung dengan setiap tujuan untuk kerja. Tujuan
dalam ranah intelek (kognitif) merupakan butir tertulis atau yang
meminta suatu produk khusus. Pencapaian dalam ranah kognitif itu
relatif mudah ditentukan.Tujuan dalam ranah sikap (afektif) biasanya
lebih sukar dinilai. Tujuan ini biasanya berhubungan dengan sikap
atau preferensi siswa. Mengukur sikap siswa secara langsung
biasanya sukar. Butir ujian untuk ujian afektif biasanya menuntut
siswa menerangkan preferensi siswa sedangkan guru mengamati
tingkah laku dan menyimpulkan sikap siswa.Tujuan psikomotor
ditunjukkan siswa dengan menampilkan suatu urutan langkah yang
secara kolektif mewakili tujuan pengajaran. Penilaian biasanya terdiri
dari suatu daftar pengecekan dan guru mengambil kesimpulan dari
sejumlah langkah yang dilaksanakan dengan tepat.Patokan
merupakan aras penguasaan tuntas. Untuk menguasai secara tuntas
siswa diwajibkan mencapai suatu aras unjuk kerja tertentu. Format
butir soal perlu dipertimbangkan dalam menyusun alat penilaian.
Faktor yang harus dipertimbangkan adalah waktu menjawab siswa,
waktu menghitung skor, lingkungan penyelenggaraan dan
sebagainya. Format benar salah tidak tepat untuk menentukan apakah
siswa dapat membuat definisi. Dalam ujian tidak ada aturan
penempatan butir suatu soal. Pada umumnya pengelompokan butir
untuk jenis pertanyaan yang sama. Maksudnya menguji unjuk kerja
yang dihubungkan dengan isi. Butir soal hendaknya ditulis jelas dan
singkat. Siswa dijamin supaya memperoleh informasi yang mereka
butuhkan untuk menjawab.
b. bentuk jawaban
c. bahan pengajaran
d. situasi lingkungan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata acuan penilaian terdiri dari dua kata yaitu kata “ acuan” dan kata
“penilaian”. Kata acuan mempunyai arti rujukan. . Jadi kalau ada kata
mengacu itu sama halnya dengan merujuk.
3. Menyeluruh
5. Objektif
6. Sistematis
7. Berkesinambungan
8. Adil
1. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik,
jika semua soal dijawab dengan benar
2. Mencari rata-rata ideal (X)̅dengan rumus
ideal = ½ x X̅ideal
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Rasyid Harun. 2008. Penilaian Hasil Belajar.Bandung : Wacana Prima