Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENILAIAN ACUAN NORMATIF DAN PENILAIAN ACUAN PATOKAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Pada Mata Kuliah

Evaluasi Pembelajaran.

Dosen Mata Kuliah: Dr.Sudarto,M.Pd

Oleh:

WIRANTO
1647242017
26.C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang ” Penilaian Acuan Normatif dan
Penilaian Acuan Patokan “.Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dr.Sudarto, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan,
baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.

Watampone, 11 Mei 2019

Penyusun

WIRANTO

DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

A. Acuan Penilaian.....................................................................................................5

B. Penilaian Acuan Patokan (PAP)...........................................................................10

C. Penilaian Acuan Normatif (PAN)........................................................................13

BAB III PENUTUP ....................................................................................................15

A.Kesimpulan.........................................................................................................15
B.Saran...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah, guru adalah pihak yang paling
bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan
evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar
siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu
yang dipelajari oleh siswa atau bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang
dirumuskan.
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Evaluasi
pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil
belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses
kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru gara dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran.
Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses
penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas.
Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan menghasilkan
informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan
tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof.
Soegarda mengatakan bahwa evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran
nilai tertentu dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai.
Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya
cenderung asal-asalan adan tanpa acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam penilain
mutlak harus ada.

Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam makalah
ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak
penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas formalitas dalam
melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana yang dimaksud dengan acuan penilaian?

2. Bagaimana yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan


bagaimana langkah-langkahnya?

1
3. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan
bagaimana langkah-langkahnya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan acuan penilaian

2. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan


(PAP) dan bagaimana langkah-langkahnya
3. Untuk mengetahui bagaimanakah yang dimaksud dengan Penilaian Acuan
Norma (PAN) dan bagaimana langkah-langkahnya
4. Untuk mengetahui bagaimana peranan acuan norma itu dalam sebuah kegaitan
penilaian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Acuan Penilaian

Kata acuan penilaian terdiri dari dua kata yaitu kata “ acuan” dan kata “penilaian”.
Kata acuan mempunyai arti rujukan. . Jadi kalau ada kata mengacu itu sama halnya
dengan merujuk.Sedangkan terkait dengan pengertian penilaian, para ahli telah
banyak merumuskannya. Berikut beberapa pengertian yang dikemukakan oleha para
ahli.

1. Suharsimi Arukunto

Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang


digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik. Proses penilaian
mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukan pencapaian belajar peserta
didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan yang berdasarkan sejumlah fakta
untuk menjelaskan karakteristik sesorang atau sesuatu. Definisi penilaian
berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan yang mencskup
semua proses pembelajaran. Kegiatan penilaian yang demikian, tidak terbatas
pada karakteristik peserta didik saja tetapi juga mencakup karakteristik
metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Alat yang
digunakan dalam penilaian dapat berupa metode dan prosedur formal dan
informal.

2. Drs. Amin Daien Indrakusuma, MP.d.

Penilaian adalah proses untuk menentukan kualiats atau mutu dari


sesuatu.
3. Dr. Nana Sudjana

Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek


tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
4. Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP)

Pengertian Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan


informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik . Hasil penilaian tersebut

3
digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap
ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses pembelajaran.
Informasi tentang prestasi dan kinerja peserta didik tersebut merupakan hasil
yang diperoleh melalui kegiatan penilaian, baik dengan pengukuran maupun
nonpengukuran. Dengan kata lain, penilaian adalah suatu proses pengukuran
dan nonpengukuran untuk memperoleh data tentang karakteristik peserta didik
dengan aturan tertentu. Dari hasil pengukuran akan diperoleh angka-angka
atau data numeric (kuantitatif), sedangkan dari hasil data nonpengukuran akan
diperoleh data kata-kata (kualitatif), informasi tersebut digunakan oleh
pendidik untuk berbagai keperluan pembelajaran, seperti menilai kompetensi
peserta didik , bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan memperbaiki hasil
pembelajaran Dengan demikian, bahwa penilaian pembelajaran dapat
diartikan sebagai proses rangkaian kegiatan untuk menganalisis dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga hasil
penilaian tersebut dapat menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil
keputusan.

Dari pengertian tentang acuan dan penilaian diatas, maka dapat diambil benang
merah pengertian dari acuan penilaian yaitu rangkaian tata cara atau kaidah yang
menjadi rujukan dalam proses penilaian dalam suatu pembelajaran.

Adapun prinsip-prinsip umum dalam penilaian dalam pembelajaran menurut BSNP


sebagai berikut:
1. Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil pembelajaran peserta
didik. Hasil penilaian tersebut harus dapat memberikan umpan balik dan
motivasi kepada peserta didik untuklebih giat belajar.

2. Terbuka atau Transparan, artinya prosedur penilaian, criteria penilaian ataupun


dasar pengambilan keputusan harus disampaikan secara transparan serta
diketahui oleh semua pihak yang ikut terkait secara objektif dalam proses
pembelajaran.

3. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliputi


berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai dan terdiri atas penilaian
kognitif, afektif, dan psikomotorik.

4. Terpadu dengan pembelajaran, artinya dalam melakukan penilaian kegiatan


pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik,
sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah siswa menyelesaikan pokok
bahasan tertentu tapi juga dalam proses pembelajaran.

4
5. Objektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan
pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subjektif dari penilaian.
6. Sistematis, artinya penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap
serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan
belajar peserta didik.

7. Berkesinambungan, artinya penilaian harus dilakukan secara terus-menerus


sepanjang rentang waktu pembelajaran.
8. Adil, artinya dalam proses penilaian tidak ada peserta didik yang diuntungkan
atau yang dirugikan berdasarkan latar belakang social, ekonomi, agama,
budaya, bahasa, suku peserta didik yang telah mencapai criteria

9. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria, artinya dalam penilaian


harus ada kriteria tentu untuk menentukan kelulusan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kemudian ditegaskan oleh BSNP bahwa dalam proses penilaian juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip khusus:

· Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Untuk itu harus


dipahami bahwa proses penilaian merupakan bagian integral dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui tingkat
pencapaian standar kompetensi kelulusan.

· Penilaian menggunakan acuan criteria, yaitu keputusan diambil berdasar


dengan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran. Sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis
kompetensi, penilaian yang dilakukan harus didasarkan pada acuan kriterium,
yaitu membandingkan hasil yang dicapai peserta didik dengan criteria yang
telah ditetapkan.

· Penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan. Penilaian oleh


pendidik bukan merupakan bagian terpisah dari proses pembelajaran,
sehingga proses penilaian dilakukan sepanjang rentang proses pembelajaran.
Apabila peserta didik telah mencapai standart, maka dapat dinyatakan lulus
dalam mata pelajaran tertentu, tetapi bila belum mencapai standart maka
harus mengikuti pengajaran remidi sampai dapat mencapai standart
kompetensi minimal yang dipersyaratkan.

· Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut. Tindakan lanjutan


dari penilaian dapat berupa perbaikan proses pembelajaran, program remidi
bagi peserta didik yang tingkat pencapaian hasil belajarnya berada dibawah

5
kriteria ketuntasan dan progtam pengayaan bagi bagi peserta didik yang telah
mencapai criteria ketuntasan.

· Penilaian harus sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dengan


proses pembelajaran. Hal ini terkait erat dengan pemahaman bahwa penilaian
tidak dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

Penilaian dalam pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam


kegiatan pendidikan. Adapun gambaran mengenai penilaian dalam bentuk
diagram adalah sebagai berikut:

Input
Adalah bahan mentah yang dimasukan kedalam transformasi. Dalam
hal ini yang dimaksud adalah bahan mentah yakni calon siswa yang
baru akan memasuki dunia pendidikan seperti sekolah. Sebelum
memasuki tingkat sekolah(institusi) calon siswa itu dinilai terlebih
dahulu kemampuannya

Output
Bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi, yang dimaksud adalah
siswa lulusan sekolah yang bersangkutan untuk menentukan apakah
siswa tersebut berhak lulus atau tidak.

Transformasi
Mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi.
Dalam dunia sekolah , sekolah itulah yang dimaksud transformasi.
Bahan jadi yang diharapkan dalam hal ini siswa lulusan sekolah
ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsur-
unsur yang ada.

Unsur-unsurnya adalah sebagai berikut

a. Guru dan personal lainnya

b. Bahan pelajaran

c. Metode mengajar dan system evaluasi

6
d. Sarana penunjang

e. System administrasi

Umpan Balik

Segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi.


Umpan balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun
transformasi. Lulusan yang kurang bermutu atau yang belum
memenuhi harapan, akan menggugah semua pihak untuk mengambil
tindakanyang berhubungan dengan penyebab kurang bermutunya
lulusan.
Dalam proses penilaian ada dua acuan yang sering digunakan yaitu
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN).
Di bawah ini akan dipaparkan mengenai kedua acuan tersebut. 2.2
Pendekatan Acuan Kriteria (PAK)/Pendekatan Acuan Patokan (PAP)

PAP berarti penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa


terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian
ini menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih
dahulu harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk
membandingkan angka-angka hasil pengukuran agar hasil itu
mempunyai arti tertentu. Patokan yang telah disepakati terlebih
dahulu biasanya disebut “Tingkat Penguasaan Minimum”. siswa yang
dapat mencapai atau bahkan melampui batas ini dinilai “lulus” dan
yang belum mencapainya nilai “tidak lulus”. Mereka yang lulus ini
diperkenankan menempuh pelajaran yang lebih tinggi, sedangkan
yang belum lulus diminta memantapkan lagi kegiatan belajarnya
sehingga mencapai “batas lulus” itu. Yang menjadi hambatan dalam
penggunaan PAP adalah sukarnya menetapkan patokan yang benar-
benar tuntas.

Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada apa yang dapat dilakukan
oleh peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa
yang telah dicapai peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian
kecil dari suatu keseluruhan program. Jadi penilaian acuan patokan
meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan teman
sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang
spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman
belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung.

7
Pendekatan Acuan Kriteria (PAK)/Pendekatan Acuan Patokan (PAP)
disebut standar mutlak. Penentuan nilai menurut PAK didasarkan
pada persentase yang dijawab benar oleh setiap peserta, batas
minimal kelulusan biasanya lebih tinggi dari PAN misalnya 75% atau
80% atau lebih tinggi lagi.

Kata-kata kriteria, Patokan, dan Mutlak erat hubungannya dengan


dasar yang gunakan dalam pemberian nilai tersebut misalnya, untuk
menentukan seseorang lulus dalam ulangan ujian sudah dibuat
kriteria atau telah dipatok yaitu minimal 80% dari pertanyaan (tujuan
yang diukur) harus dijawab dengan benar. Dengan kata lain peserta
didik mutlak harus menguasai sedikitnya 80% dari yang ditanyakan,
jika tidak demikian ia dinyatakan belum lulus dan harus mengulangi
pelajaran dan mengikuti ujian ulangan. Dapat dibayangkan untuk
tingkat penguasaan minimal 80% memerlukan upaya yang sangat
berat dalam proses pembelajaran. Diantara upaya tersebut adalah
adanya fasilitas pembelajaran yang cukup, seperti buku pelajaran
dengan berbagai variasi dalam penyajian mulai dari yang sederhana
sampai pada yang sukar, guru yang terampil dengan berbagai metode
dan mampu menyelenggarakan kelompok belajar dalam kelas dan
lain sebagainya.

Dalam penafsirannya, pendekatan PAP menggunakan langkah-


langkah sebaga berikut
1. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh
peserta didik, jika semua soal dijawab dengan benar
2. Mencari rata-rata ideal (X)̅ dengan rumus:
s ideal = ½ x X̅idea

3. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan.

B. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang dirancang untuk mengukur
seperangkat tujuan instruksional. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku yang diinginkan pada siswa. Oleh karena itu, dalam
penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah
terjadi melalui prose belajarnya. Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan-
tujuan instruksional, dapat diambil tinadakan perbaikan pengajaran dan oerbaikan
siswa yang bersangkutan. PAP akan mengukur sejauh mana siswa mencapai aras
keberhasilan. Derajat pencapaian tidaklah bergantung kepada apa yang

8
dicapai siswa lain. Karena itu pengajaran ini disebut juga Pengajaran
Berdasarkan Kompetensi yang sama artinya dengan Pengajaran Beracuan
Patokan. Dalam pengajaran ini program menyajikan pengalaman yang
memungkinkan siswa mencapai aras memuaskan dalam belajar atau dalam
melakukan tugas sebelum melanjutkan dengan kegiatan atau aras berikutnya.
Jika patokan atau kriteria ditetapkan dan siswa dapat berhasil mencapainya,
maka konsep ketuntasan belajar dinyatakan. Teknik ini mendorong siswa
berhasil dalam belajar sebagai hasil (keluaran) yang tepat suatu program
pendidikan.PAP terdiri atas butir-butir yang langsung mengukur. Patokan
(kriterium) menyatakan bahwa butir-butir soal itu memberi tanda untuk
menyatakan kecukupan untuk kerja siswa yang berkaitan dengan tujuan. Jadi
keberhasilan siswa dengan butir-butir soal ini menyatakan sudah mencapai
tujuan suatu satuan pelajaran. Karena itu acuan patokan disebut juga acuan
tujuan. Jadi penilaian acuan patokan sama artinya dengan acuan tujuan.

Ada 4 jenis PAP

a. Penilaian tingkah laku masukan

Tes dirancang untuk mengukur ketrampilan yang sudah


diidentifikasikan untuk permulaan pengajaran.
b. Praujian
Yang dirancang bagi tujuan-tujuan yang akan diajarkan.

c. Pascaujian
Penilaian ini alatnya identik atau paralel dengan praujian, yang
mengukur tujuan yang telah diajarkan.
d. Penilaian sambil jalanTerdiri atas butir-butir yang menilai suatu
tujuan tunggal, atau sejumlah tujuan tunggal. Butir tes ini menguji
siswa setelah pelajaran berjalan dan sebelum pascaujian.
Tiap jenis penilaian penting bagi perancang pengajaran: Penilaian
tingkah laku merupakan masukan penting. Butir soal menguji
keterampilan yang ada pada suatu daftar analisis pengajaran, yang
diperlukan dipunyai oleh calon siswa. Siswa yang tidak
mempunyainya akan mengalami kesulitan dalam pelajarannya.
Karena itu hal ini merupakan perilaku masukan siswa, atau ciri-ciri
siswa.Praujian mengukur ketrampilan yang akan diajarkan. Fungsi
praujian ialah mengetahui seberapa banyak yang telah dimiliki para
siswa. Selanjutnya hal ini menyarankan apakah pengajaran untuk
topik tertentu dapat diberikan atau belum? Praujian dapat diberikan
secara singkat yakni mengukur beberapa tujuan terminal dan
beberapa tujuan subordinat kunci. Perancang harus memikirka tujuan
yang sangat penting untuk diuji.Pasca ujian akan mengukur semua
perolehan pengajaran. Semua tujuan, apalagi tujuan terminal perlu
diuji. Pascaujian dapat membantu perancang mengidentifikasi bagian
pengajaran yang tidak berjalan.Ujian sambil jalan dilakukan selagi
mengajar. Butir tes dapat menjawab pertanyaan seperti “apakah siswa
mengetahui bagaimana melakukan ketrampilan ini?” butir ujian
sambil jalan lebih banyak mengandung ketrampilan intelek, tetapi
tidak memerlukan penerapan.Keempat jenis ujian ini dimasukkan
dalam proses rancangan. Setelah melaksanakan evaluasi formatif
diperlukan pengubahan butir-butir soal, pembuangan butir-butir
tingkah laku masukan atau praujian.Dalam melaksanakan
perancangan PAP perancang perlu menyusun satu butir atau lebih
untuk setiap tujuan tingkah laku. Pernyataan dalam butir soal
berhubungan langsung dengan setiap tujuan untuk kerja. Tujuan
dalam ranah intelek (kognitif) merupakan butir tertulis atau yang
meminta suatu produk khusus. Pencapaian dalam ranah kognitif itu
relatif mudah ditentukan.Tujuan dalam ranah sikap (afektif) biasanya
lebih sukar dinilai. Tujuan ini biasanya berhubungan dengan sikap
atau preferensi siswa. Mengukur sikap siswa secara langsung
biasanya sukar. Butir ujian untuk ujian afektif biasanya menuntut
siswa menerangkan preferensi siswa sedangkan guru mengamati
tingkah laku dan menyimpulkan sikap siswa.Tujuan psikomotor
ditunjukkan siswa dengan menampilkan suatu urutan langkah yang
secara kolektif mewakili tujuan pengajaran. Penilaian biasanya terdiri
dari suatu daftar pengecekan dan guru mengambil kesimpulan dari
sejumlah langkah yang dilaksanakan dengan tepat.Patokan
merupakan aras penguasaan tuntas. Untuk menguasai secara tuntas
siswa diwajibkan mencapai suatu aras unjuk kerja tertentu. Format
butir soal perlu dipertimbangkan dalam menyusun alat penilaian.
Faktor yang harus dipertimbangkan adalah waktu menjawab siswa,
waktu menghitung skor, lingkungan penyelenggaraan dan
sebagainya. Format benar salah tidak tepat untuk menentukan apakah
siswa dapat membuat definisi. Dalam ujian tidak ada aturan
penempatan butir suatu soal. Pada umumnya pengelompokan butir
untuk jenis pertanyaan yang sama. Maksudnya menguji unjuk kerja
yang dihubungkan dengan isi. Butir soal hendaknya ditulis jelas dan
singkat. Siswa dijamin supaya memperoleh informasi yang mereka
butuhkan untuk menjawab.

Cara mengevaluasi ujian dan soal ujian, guru harus menjamin:


a. Petunjuk pengerjaan soal itu jelas, sederhana dan mudah
diikuti
b. Setiap butir soal jelas menyampaikan informasi ataupun
perangsang bagi siswa.
c. Kondisi untuk membuat jawaban supaya realistis

d. Metode jawaban supaya jelas bagi siswa.

e. Waktu, ruang, dan perlengkapan tersedia untuk memberikan


jawaban yang dikehendaki.Sebaiknya butir soal diminta
dibaca oleh orang yang bukan peserta untuk mengetahui
apakah ada yang kurang jelas, kurang memenuhi aturan, dan
sebagainya.
Perancang hendaknya ingat bahwa butir-butir soal itu
mengukurkecukupan mengenai:
a. ujian itu

b. bentuk jawaban

c. bahan pengajaran

d. situasi lingkungan

e. prestasi siswa. Tujuan penilaian patokan adalah untuk


mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang
ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. PAP sangat
bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar
sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai standar yang
telah ditentukan, dan hasil belajar pesrta didik dapat
diketahui derajat pencapaiannya.

C. Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan langkah-langkahnya

Penilaian acuan Normatif adalah suatu penilaian yang memperbandingkan


hasil belajar peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik lain dalam
kelompoknya. Acuan ini sekarang dianggap kurang sesuai dengan
pendekatan pembelajaran saat ini yaitu membandingkan hasil antar peserta
didik.
Penentuan nilai menurut PAN didasarkan pada kemampuan kelompok.
Contohnya dalam kelompok itu harus ada yang mendapat nilai sangat bagus
sekitar 2%, baik 14% dan sedang 68%, serta yang bernilai kurang 14% dan
sangat kurang 2%. Jadi nilai untuk setiap peserta didik ditentukan oleh
kelompoknya. Biasanya tingkat kesukaran soal dibuat menurut perbandingan
25 – 50 – 25 butir soal yang mudah – sedang – sukar. Nilai yang diperoleh
khusus berlaku untuk kelompok tersebut, artinya kalau yang bersangkutan
pindah kekelompok lain akan terjadi perubahan nilai. Jadi nilai tersebut
relatif harganya.
Pada umumnya, PAN dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam
pendekatan ini dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru
urgen sebagai sampel dari bahan yang telah disampaikan.

Langkah-langkah pengolahan data dengan pendekatan PAN adalah


sebagai berikut:
1. Mencari skor mentah setiap peserta didik

2. Menghitung rata-rata (X)̅ actual dengan rumus


.
X̅actual = Md + (∑fd/n)i

3. Menghitung simpangan baku (deviasi)

4. Menyusun pedoman konversi

Penentuan nilai berdasarkan PAN dilingkungan Direktorat Jenderal


Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) tidak banyak
dilaksanakan, tetapi ada kecenderungan untuk menggunakan PAK. Dalam
penilaian acuan norma kedudukan (posisi) siswa dalam kelompok adalah
acuan penentuan kualitas unjuk kerja. Dalam proses rancangan hendaknya
disiapkan pula butir soal untuk setiap tujuan. Dalam PAN dan ketuntasan
belajar guru dan siswa harus bekerjasama. Dalam PAN siswa dilatih bersaing
(berkompetisi).

Tujuan PAN adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompok-


kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan
tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu
kelompok menggambarkan suatu kurva normal.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kata acuan penilaian terdiri dari dua kata yaitu kata “ acuan” dan kata
“penilaian”. Kata acuan mempunyai arti rujukan. . Jadi kalau ada kata
mengacu itu sama halnya dengan merujuk.

Adapun prinsip-prinsip umum dalam penilaian dalam pembelajaran menurut


BSNP sebagai berikut:
1. Mendidik

2. terbuka atau transparan

3. Menyeluruh

4. Terpadu dengan pembelajaran

5. Objektif

6. Sistematis

7. Berkesinambungan

8. Adil

9. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria

Pendekatan PAP menggunakan langkah-langkah sebaga berikut:

1. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik,
jika semua soal dijawab dengan benar
2. Mencari rata-rata ideal (X)̅dengan rumus

ideal = ½ x X̅ideal

3. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan.

Langkah-langkah pengolahan data dengan pendekatan PAN adalah sebagai


berikut:
1. Mencari skor mentah setiap peserta didik
2. Menghitung rata-rata
(X)̅ actual dengan rumus
X̅actual = Md + (∑fd/n)i

3. Menghitung simpangan baku (deviasi)

4. Menyusun pedoman konversi

B. SARAN

· Setelah membaca makalah ini , diharapkan bermanfaat bagi pendidik


dan peserta didik

DAFTAR PUSTAKA
Rasyid Harun. 2008. Penilaian Hasil Belajar.Bandung : Wacana Prima

Sudjana, Nana. 2009, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar


Siswa,Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai