JUDUL
“PENGUKURAN RANAH PSIKOMOTOR”
Dosen Pengampu :
Dr. Mustika Wati, M.Sc.
Disusun Oleh :
Devi Munawaroh (1910121120005)
Erlina (1910121220006)
Linda Nur Syifa (1910121220005)
Rizki Maulidia Isnaniah (1910121320001)
KELOMPOK 4
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Pengukuran
Ranah Psikomotor” ini tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika. Makalah
ini juga bertujuan menambah wawasan serta pemahaman tentang konsep dasar
pengukuran ranah psikomotor serta mampu menerapkannya untuk pembelajaran
fisika.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dr. Mustika Wati, M.Sc
selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sehingga bisa menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai topik ini. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna. Karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya dapat
membuat makalah lebih baik lagi.
A. Latar Belakang
Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup
sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan
penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan
dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor
(keterampilan).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun
2007 menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan
berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa penilaian oleh guru mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai
untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Cakupan aspek
penilaian yang dimaksud adalah aspek kognitif (pengetahuan), aspek
psikomotor (keterampilan), dan aspek afektif (sikap). Untuk dapat merancang
dan melaksanakan penilaian psikomotor yang sesuai dengan standar penilaian,
guru harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang memadai
dalam mengembangkan perangkat penilaian psikomotor.
Penilaian psikomotorik implementasinya dapat dilakukan dengan
menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya
tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik,
partisipasi peserta didik dalam simulasi.
Untuk jenjang Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak berhubungan
dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,
seni budaya, fisika, kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain, kegiatan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Psikomotorik?
2. Apa saja aspek-aspek pengukuran Psikomotorik?
3. Bagaimana pengukuran ranah Psikomotorik?
4. Bagaimana prosedur penyusunan tes Psikomotorik?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian psikomotorik
2. Mengetahui aspek-aspek pengukuran psikomotorik
3. Mengetahui pengukuran ranah psikomotorik
4. Mengetahui prosedur penyusunan tes psikomotorik
A. Pengertian Psikomotorik
Ranah psikomotor adalah ranah berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiaanya melalui keterampilan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan
tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas tertentu. Ranah psikomotorik
merupakan ranah yang berkaitan dengan aspek – aspek keterampilan yang
melibatkan fungsi sistem saraf dan otot dan berfungsi psikis. Ranah ini terdiri
dari kesiapan, peniruan, membiasakan, menyesuaikan, dan menciptakan
(Haryati, 2009). Ketika peserta didik telah memahami dan menginternalisasikan
nilai – nilai mata pelajaran dalam dirinya, maka tahap selanjutnya adalah
bagaimana peserta didik mampu mengaplikasikan pemahamannya dalam
kehidupan sehari–hari melalui perbuatan atau tindakan. Seperti halnya hasil
belajar kognitif dan afektif, hasil belajar psikomotorik juga berjenjang-jenjang.
Berikut merupakan beberapa definsi psikomotorik menurut para ahli,
1. Bloom
Ranah psikomotorik adalah pencapaian yang dimiliki oleh seseorang
berbentuk sebuah keterampilan manipulasi yang melibatkan kinerja otot dan
segala kekuatan fisik. Hal ini akan membuat seseorang dapat dilihat telah
mencapai standar yang diukur atau belum.
2. Arikunto
Penilaian psikomotorik berkaitan dengan hubungan kerja otot dan
menyebabkan gerakan tubuh, gerakan dimulai dari hal yang sederhana
sampai kegiatan yang rumit. Ranah psikomotorik adalah hal-hal yang
berkaitan dengan aktivitas fisik.
3. Anwar
Psikomotorik adalah sebuah penilaian yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keterampilan yang dimiliki seseorang. Penilaian
dilakukan dengan melihat gerak yang dilakukan baik gerakan dasar atau
gerakan yang dilakukan secara kreatif.
c. Keseksamaan
1 2 3 4 5
7 Hasil praktikum
1 Langkah kerja
2 Penggunaan alat
3 Sikap kerja
4 Kemampuan menganalisa
5 Ketelitian
6 Keselamatan kerja
7 Kerapian
8 Kebersihan
9 Waktu
A. Kesimpulan
Ranah psikomotor adalah ranah berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiaanya melalui keterampilan. Domain psikomotorik diantaranya
Persepsi (perception), Kesiapan (set) , Gerakan terbimbing (guided response),
Gerakan terbiasa (mechanism), Gerakan yang kompleks (complex overt
response), Gerakan pola penyesuaian (adaptation) dan Kreativitas (origination).
Aspek ranah psikomotorik diantaranya Menirukan, Manipulasi, Keseksamaan,
Artikulasi dan Naturalisasi. Penilaian hasil belajar psikomotor mencakup
Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, Kemampuan menganalisis
suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutannya, Kecepatan mengerjakan
tugas, Kemampuan membaca gambar ataupun simbol dan Keserasian antara
bentuk dengan yang diharapkan atau ditetapkan. Alat evaluasi dirancang untuk
digunakan sebagai acuan dalam melakukan evaluasi. Oleh karena itu, standar
harus digunakan untuk mencapai hasil yang baik. Menurut (Arikunto, 2005),
prosedur berikut harus diperhatikan dalam membuat tes standar untuk
mendapatkan alat evaluasi yang memenuhi standar: (1) penyusunan, (2) uji
coba, (3) analisis, (4) revisi, dan (5) edit.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini penulis tentunya menyadari jika makalah di
atas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan makalah ini. Semoga pembaca mendapatkan manfaat yang
lebih daripada sebelumnya.