Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA


(AKPC 4505)

JUDUL
“PENGUKURAN RANAH PSIKOMOTOR”

Dosen Pengampu :
Dr. Mustika Wati, M.Sc.

Disusun Oleh :
Devi Munawaroh (1910121120005)
Erlina (1910121220006)
Linda Nur Syifa (1910121220005)
Rizki Maulidia Isnaniah (1910121320001)
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Pengukuran
Ranah Psikomotor” ini tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika. Makalah
ini juga bertujuan menambah wawasan serta pemahaman tentang konsep dasar
pengukuran ranah psikomotor serta mampu menerapkannya untuk pembelajaran
fisika.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dr. Mustika Wati, M.Sc
selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sehingga bisa menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai topik ini. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna. Karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya dapat
membuat makalah lebih baik lagi.

Banjarmasin, 15 Oktober 2021


Penulis Kelompok 4

Pengukuran Ranah Psikomotorik i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Pengertian Psikomotorik ................................................................................3
B. Aspek-aspek Pengukuran Psikomotorik .........................................................5
C. Pengukuran Ranah Psikomotorik ...................................................................8
D. Prosedur Penyusunan Tes Psikomotorik ........................................................9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Kesimpulan ..................................................................................................14
B. Saran .............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

Pengukuran Ranah Psikomotorik ii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup
sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan
penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan
dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor
(keterampilan).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun
2007 menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan
berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa penilaian oleh guru mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai
untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Cakupan aspek
penilaian yang dimaksud adalah aspek kognitif (pengetahuan), aspek
psikomotor (keterampilan), dan aspek afektif (sikap). Untuk dapat merancang
dan melaksanakan penilaian psikomotor yang sesuai dengan standar penilaian,
guru harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang memadai
dalam mengembangkan perangkat penilaian psikomotor.
Penilaian psikomotorik implementasinya dapat dilakukan dengan
menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya
tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik,
partisipasi peserta didik dalam simulasi.
Untuk jenjang Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak berhubungan
dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,
seni budaya, fisika, kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain, kegiatan

Pengukuran Ranah Psikomotorik 1


belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di
aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan
praktikitu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila
dibandingkan dengan ranah psikomotor. Kegiatan-kegiatan praktikum tersebut
nantinya bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kreatif dan terampil
dalam memanfaatkan segala sesuatu yang berpotensi dalam diri dan lingkungan
sekitarnya. Sedangkan di SMK di dominasi ranah psikomotoril karena dalam
struktur kurikulum memang lebih dominan kegiatan praktik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Psikomotorik?
2. Apa saja aspek-aspek pengukuran Psikomotorik?
3. Bagaimana pengukuran ranah Psikomotorik?
4. Bagaimana prosedur penyusunan tes Psikomotorik?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian psikomotorik
2. Mengetahui aspek-aspek pengukuran psikomotorik
3. Mengetahui pengukuran ranah psikomotorik
4. Mengetahui prosedur penyusunan tes psikomotorik

Pengukuran Ranah Psikomotorik 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikomotorik
Ranah psikomotor adalah ranah berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiaanya melalui keterampilan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan
tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas tertentu. Ranah psikomotorik
merupakan ranah yang berkaitan dengan aspek – aspek keterampilan yang
melibatkan fungsi sistem saraf dan otot dan berfungsi psikis. Ranah ini terdiri
dari kesiapan, peniruan, membiasakan, menyesuaikan, dan menciptakan
(Haryati, 2009). Ketika peserta didik telah memahami dan menginternalisasikan
nilai – nilai mata pelajaran dalam dirinya, maka tahap selanjutnya adalah
bagaimana peserta didik mampu mengaplikasikan pemahamannya dalam
kehidupan sehari–hari melalui perbuatan atau tindakan. Seperti halnya hasil
belajar kognitif dan afektif, hasil belajar psikomotorik juga berjenjang-jenjang.
Berikut merupakan beberapa definsi psikomotorik menurut para ahli,
1. Bloom
Ranah psikomotorik adalah pencapaian yang dimiliki oleh seseorang
berbentuk sebuah keterampilan manipulasi yang melibatkan kinerja otot dan
segala kekuatan fisik. Hal ini akan membuat seseorang dapat dilihat telah
mencapai standar yang diukur atau belum.
2. Arikunto
Penilaian psikomotorik berkaitan dengan hubungan kerja otot dan
menyebabkan gerakan tubuh, gerakan dimulai dari hal yang sederhana
sampai kegiatan yang rumit. Ranah psikomotorik adalah hal-hal yang
berkaitan dengan aktivitas fisik.
3. Anwar
Psikomotorik adalah sebuah penilaian yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keterampilan yang dimiliki seseorang. Penilaian
dilakukan dengan melihat gerak yang dilakukan baik gerakan dasar atau
gerakan yang dilakukan secara kreatif.

Pengukuran Ranah Psikomotorik 3


4. Simpson
Psikomotorik adalah hasil belajar yang akan tampak dalam bentuk
keterampilan dan kemampuan individu dalam melakukan sesuatu yang
bersifat nyata. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah
menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang disampaikan dalam
kegiatan tersebut.
Elizabeth Shimpson (1966) mengemukakan tujuh domain mulai dari tingkat
yang paling rendah sampai pada tingkat keterampilan tertinggi. Secara lengkap
domain psikomotorik adalah sebagai berikut.
1) Persepsi (perception)
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indera dalam menangkap
isyarat yang membimbing aktivitas gerak. Kategori itu bergerak dari
stimulus sensori (kesadaran terhadap stimulus) melalui pemilihan isyarat
(pemilihan tugas yang relevan) hingga penerjemahan (dari persepsi isyarat
ke tindakan).
2) Kesiapan (set)
Kesiapan yaitu menunjukkan perilaku siap-siaga untuk kegiatan atau
pengalaman tertentu. Termasuk di dalamnya perangkat mental (kesiapan
mental untuk bertindak), perangkat fisik (kesiapan fisik untuk bertindak),
perangkat emosi (kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu
tindakan).
3) Gerakan terbimbing (guided response)
Gerakan terbimbing (guided response), yaitu tahapan awal dalam
mempelajari keterampilan yang kompleks. Hal ini meliputi peniruan
(mengulang suatu perbuatan yang telah didemonstrasikan oleh instruktur)
dan trail and error (menggunakan pendekatan ragam respon untuk
mengidentifikasikan respons yang tepat). Kelayakan kinerja dinilai oleh
instruktur atau oleh seperangkat kriteria yang cocok.
4) Gerakan terbiasa (mechanism)
Mekanisme atau gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan kinerja
dimana peserta didik menampilkan respons yang sudah dipelajari dan sudah

Pengukuran Ranah Psikomotorik 4


menjadi kebiasaan, sehingga gerak yang ditampilkan menunjukkan suatu
kemahiran serta gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan
kecakapan.
5) Gerakan yang kompleks (complex overt response)
Gerakan yang kompleks, yaitu gerakan yang sangat terampil dengan
pola-pola gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan
gerakan yang cepat, lancar, akurat, dan menghabiskan energi yang
minimum. Kategori ini meliputi kemantapan gerakan (gerakan tanpa
keraguan) dan gerakan otomatis (gerakan dilakukan dengan rileks dan
control otot yang bagus).
6) Gerakan pola penyesuaian (adaptation)
Gerakan pola penyesuaian (adaptation), yaitu berkenaan dengan
keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga dapat
memodifikasi pola-pola gerakan untuk menyesuaikan situasi tertentu. Pada
tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil sehingga ia
sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasisituasi yang menuntut
persyaratan tertentu.
7) Kreativitas (origination)
Kreativitas yaitu menunjukkan kepada penciptaan pola-pola gerakan
baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar
untuk level ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan
yang sangat hebat (Sukirman, 2012)

B. Aspek-aspek Pengukuran Psikomotorik


Psikomotorik adalah aspek yang memiliki keterampilan dalam melakukan
segala hal. Hal ini dapat dilihat dari hal-hal yang dilakukan oleh
seseorang. Psikomotorik adalah aspek yang memiliki keterampilan dalam
melakukan segala hal. Hal ini dapat dilihat dari hal-hal yang dilakukan oleh
seseorang. (Arikunto S. , Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, 2009)
(Usman, 2008) ranah psikomotorik di jelaskan sebagai berikut:
a. Menirukan

Pengukuran Ranah Psikomotorik 5


Apabila ditujukan kepada siswa sesuatu action yang dapat diamati
(observable), maka ia akan memulai membuat sesuatu tiruan terhadap
action itu sampai kepada tingkat system otot-ototnya dan dituntun oleh
dorongan kata-kata harian untuk menirukan. Berdasarkan pengertian
peniruan terdapat beberapa cara peniruan yaitu meniru secara langsung
dengan apa yang di peroleh dari pembelajaran. Sebagai contoh guru
membuat demontrasi cara mengakses materi melalui google chrome dan
siswa meniru apa yamg menjadi domontrasi gurunya tersebut selanjutnya
dari bentuk perilakunya siswa akan mencari informasi sendiri melalui
internet sebagai bahan belajar yang sesuai dengan materi pelajaran namun
apabila siswa tersebut membuka 19 situs yang lainnya maka akan menjadi
kesalahan apabila menjadi penyimpangan. Kata-kata yang di pakai dalam
peniruan yang sering digunakan oleh guru sebagai perintah kepada siswa
adalah Pengulangan, Coba lakukan dan Minat
b. Manipulasi
Pada tingkat ini siswa dapat menampilkan suatu action seperti yang di
ajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang di amati, siswa memulai
dapat membedakan antara satu set action dengan yang lainya, menjadi
mampu memilih action yang diperlukan dan mulai memiliki keterampilan
dalam memanipula mentasi. Pada tingkat manipulasi ini, siswa
menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk, sehingga dalam hal ini
siswa tidak hanya meniru tingkah laku yang diamatinya. Suharsimi
Arikunto (2013:137) mengatakan “kata operasional yang di gunakan adalah
menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan dan membentuk”
(Arikunto S. , 2013). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan Kata-kata
oprasional yang dipakai ikuti petunjuk, Mencoba-coba dan Perbaikan
tindakan.

c. Keseksamaan

Pengukuran Ranah Psikomotorik 6


Keseksaman merupakan kemampuan siswa dalam penampilan yang
telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam memproduksi
sesuatu kegiatan tertentu. Kemampuan memberikan respon yan terkoreksi
atau respon dengan kesalahan-kesalahan terbatas atau manimal. Hal ini
memerlukan kecermatan dan kesiapan yang lebih tingi dalam penampilan.
20 Kemahiran dari keterampilan yang telah dipelajari ditunjukkan dengan
kinerja, cepat halus, akurat sampai pada yang di harapkan. Kata-kata yang
di pergunakan adalah Lakukan kembali, Kerjakan kembali dan Teliti
d. Artikulasi ( articulation)
Siswa telah dapat mengkeordinasikan serentetan action dengan
menetapkan urutan/sikuen secara tepat diantara action yang berbeda-beda.
Harrow dalam (Dimyati, 2010) mengatakan “siswa di harapkan dapat
menunjukkan serangkain gerakan dengan akurat, urutan yang benar dan
kecepatan yang tepat”. (Mardapi, 2012) “Artikulasi adalah kemampuan
melakukan kegiatan kompleks dan tepat yang menghasilkan produk kerja
yang utuh” Artikulasi dimaksudkan dalam proses belajar dapat dilakukan
dengan bentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang dengan kerja
sama dalam menerima keterangan atau penjelasan dari guru kemudian
masing-masing untuk mampu menerangkan kembali kepada anggota
lainnya dengan cara bergantian agar supaya terjadi tanggung jawab secara
individu dengan tidak terlepas dari proses kerja sama. Kata–kata yang
dipergunakan adalah Lakukan secara harmonis dan Lakukan secara unit
e. Naturalisasi
Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik adalah apabila anak
telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang
urut. Kematangan dari keterampilan-keterampilan 21 sehingga menjadi
otomatis dan natural . Keterampilan penampilan ini telah sampai pada
kemampuan yang paling tinggi dan action tersebut ditampikan dengan
pengeluaran energi yang minimum. Harrow dalam (Dimyati, 2010)
mengatakan “siswa di harapkan melakukan gerakan tertentu secara
sepontan atau otomatis”. (Mardapi, 2012) mengatakan bahwa “ kemampuan

Pengukuran Ranah Psikomotorik 7


melakukan kegiatan secara refleksi dengan melibatkan fisik sehingga
efektifitas menjadi tinggi.

C. Pengukuran Ranah Psikomotorik


Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atu kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Menurut Simpons 1956 dalam (Khotimah & Darwati), hasil
belajar psikomotorik terlihat dalam bentuk keterampilan dan kemampuan
bertindak seorang individu. Terdapat beberapa ahli yang menjelaskan cara
mengukur hasil belajar psikomotorik. Menurut Leighbody 1968 dalam (Hatika
& Siregar, 2016), penilaian hasil belajar psikomotor mencakup :
1. Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja
2. Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutannya
3. Kecepatan mengerjakan tugas
4. Kemampuan membaca gambar ataupun simbol
5. Keserasian antara bentuk dengan yang diharapkan atau ditetapkan
Menurut Sutami dalam (Hatika & Siregar, 2016), tes untuk mengukur ranah
psikomotorik adalah tes mengukur penampilan ataupun kinerja siswa. Penilaian
kerja merupakan suatu penilaian yang menuntut peserta didik menerapkan
pengetahuan serta keterampilannya dengan cara mendemonstrasikan sesuatu
yang bisa dikerjakan sesuai kriteria yang telah ditentukan dan menyesuaikan
dengan indikator pembelajaran. Menurut Sutami dalam (Novianti, Febriani, &
Daruwati, 2016), tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes yang
mengukur penampilan dan kinerja peserta didik. Terdapat 4 jenis tes penilaian
psikomotor, antara lain :
1. Tes paper and pencil, berupa kemampuan peserta didik menampilkan karya.
Misalnya desain alat, desain grafis dan lain sebagainya.
2. Tes identifikasi, untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidentidikasi sesuatu. Misalnya peserta didik bisa menemukan bagian
alatnyang rusak atau tidak berfungsi.

Pengukuran Ranah Psikomotorik 8


3. Tes simulasi, dilakukan apabila tidak ada alat ukur yang sesungguhnya.
Peserta didik memperagakan dengan simulasi menggunakan bantuan
peralatan tiruan dan seolah menggunakan alat sesungguhnya.
4. Tes untuk kerja (work sample), dilakukan dengan alat sesungguhnya yang
bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai
penggunaan alat. Dalam penilaian hasil belajar psikomotorik harus
mencakup persiapan, proses serta produk. Penilaian dapat dilakukan pada
saat proses berlangsung (saat melakukan praktik), ataupun sesudah psoses
berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.
Menurut Muniarti dalam (Novianti, Febriani, & Daruwati, 2016) metode
praktikum merupakan suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menemukan sendiri sesuatu fakta yang
diperlukan atau yang ingin diketahui dengan menggunakan alat praktikum
untuk pengetahuan dan keterampilan psikomotorik.
Menurut Arikunto 2003 dalam (Iqra, 2018) pengukuran ranah psikomotorik
disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus atau
bersamaan. Sebagai contoh, penampilan dalam menggunakan termometer,
mulai dari pengetahuan mengenai alat, pemahaman tentang alat dan
penggunaannya selanjutnya keterampilan menggunakan alatnya. Pengukuran
yang terakhir diperinci antara lain : cara memegang, meletakkan, mebaca angka,
mengembalikan kedalam tempatnya dan lain sebagainya.

D. Prosedur Penyusunan Tes Psikomotorik


Alat evaluasi dirancang untuk digunakan sebagai acuan dalam melakukan
evaluasi. Oleh karena itu, standar harus digunakan untuk mencapai hasil yang
baik. Menurut Arikunto (2005), prosedur berikut harus diperhatikan dalam
membuat tes standar untuk mendapatkan alat evaluasi yang memenuhi standar:
(1) penyusunan, (2) uji coba, (3) analisis, (4) revisi, dan (5) edit.
Pendapat di atas ditegaskan oleh Hamalik (1989) yang menyatakan bahwa
langkah-langkah untuk membuat alat evaluasi berupa instrumen tes dapat
dilakukan dalam 4 langkah: (1) perencanaan tes, pada tahap ini hal yang perlu

Pengukuran Ranah Psikomotorik 9


dilakukan adalah menentukan tujuan dari tes, apa yang akan diujikan, siapa
subjeknya dan kapan pelaksanaannya; (2) persiapan tes, dalam tahap ini
dipersiapkan apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan tes, menyusun kisi-
kisi, menulis tes dan menyiapkan instrumen; (3) uji coba tes, setelah instrumen
siap kemudian di uji coba; (4) penilaian tes.
Berdasarkan uraian di atas, alat evaluasi psikomotorik dapat dikembangkan.
Aspek keterampilan (psikomotor) dalam penilaian hasil belajar itu sendiri
sangat penting. Aspek keterampilan (psychomotor skills) dalam menilai hasil
belajar itu sendiri sangat penting. Hal ini berkaitan dengan tujuan pembelajaran
dimana siswa tidak hanya menguasai konsep, tetapi juga memiliki sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Hamalik
(1989), keterampilan psikomotor adalah serangkaian gerakan untuk melakukan
suatu pekerjaan dengan sukses. Gerakan-gerakan ini dikoordinasikan melalui
persepsi atau organisasi indera dan interpretasi informasi yang masuk. Oleh
karena itu, keterampilan psikomotorik memiliki beberapa sifat, yaitu persepsi,
kesadaran diri, dan tindakan kompleks.
a. Konstruksi Instrumen
Seperti halnya soal-soal bidang kognitif, soal-soal penilaian bidang
psikomotor juga harus mengacu pada standar kompetensi yang telah
dijabarkan ke dalam kompetensi dasar. Setiap elemen standar kompetensi
dijabarkan ke dalam minimal 2 kompetensi dasar, setiap soal kompetensi
dasar dapat dijabarkan menjadi 2 atau lebih indikator, dan setiap indikator
harus dapat membuat soal. Indikator soal psikomotor dapat mencakup lebih
dari satu kata kerja operasional. Selain itu, untuk menilai hasil belajar siswa
pada ranah psikomotor perlu dibuat daftar periksa observasi, skala
penilaian, atau portofolio. Tidak ada perbedaan mendasar antara struktur
daftar periksa observasi dan skala penilaian. Penyusunan kedua instrumen
tersebut hendaknya mengacu pada soal atau lembar perintah/lembar
kerja/lembar tugas yang diberikan kepada siswa. Checklist observasi atau
skala penilaian dibuat berdasarkan pertanyaan atau lembar perintah/tugas.

Pengukuran Ranah Psikomotorik 10


Secara umum, baik daftar periksa observasi maupun skala penilaian terdiri
atas tiga bagian, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3) hasil.
b. Penyusunan Rancangan Penilaian
Sebaiknya guru mengembangkan sistem penilaian secara tertulis yang
akan berjalan selama satu semester. Desain penilaian ini terbuka untuk
dilihat oleh siswa, guru lain, dan kepala sekolah. Langkah-langkah untuk
membuat rencana penilaian adalah dengan melihat kurikulum yang ada dan
merancang sistem penilaian berdasarkan kurikulum yang dibuat. Selain itu,
rencana penilaian ini dikomunikasikan kepada siswa di awal semester.
Dengan demikian, sistem evaluasi yang dilaksanakan oleh guru semakin
sempurna atau semakin disesuaikan dengan prinsip-prinsip evaluasi.
c. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi adalah matriks yang berisi spesifikasi pertanyaan yang akan
diajukan. Kisi-kisi tersebut menjadi acuan bagi penulis soal, sehingga siapa
pun yang menulis soal akan menghasilkan soal dengan isi dan kesulitan
yang relatif sama.
Contoh Kisi-Kisi Penilaian
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah atas (SMA)
Mata Pelajaran : Fisika
Jenis Tagihan : Ulangan Harian
Jumlah Soal/waktu : 1/30 menit
Standar Kompetensi : Mempraktikan berbagai ketrampilan psikomotorik
melalui praktikum dinamika gerak partikel

Kompetensi Materi Bentuk Nomor


Kelas/Sem Indikator
Dasar Pembelajaran Soal soal
Melakukan
percobaan Melakukan
berikut Dinamika
percobaan Tes
presentasi X/1 Gerak 1
Hukum II perbuatan
hasilnya terkait Partikel
Newton
interaksi gaya
serta hubungan

Pengukuran Ranah Psikomotorik 11


gaya, massa,
dan percepatan
dalam gerak
lurus serta
makna
fisisnya.

d. Penyusunan Instrumen Penilaian Psikomotor


Alat evaluasi psikomotor terdiri dari pertanyaan atau instruksi dan
pedoman evaluasi untuk mengevaluasi kinerja siswa dalam pelaksanaan
instruksi / pertanyaan tersebut.
e. Penyusunan soal
Langkah pertama yang harus penulis lakukan dalam ranah psikomotorik
adalah dengan melihat kisi-kisi alat yang dibuat. Soal-soal harus
dideskripsikan dari indikator dengan memperhatikan materi pembelajaran.
Soal-soal ranah psikomotor untuk ulangan tengah semester dan ulangan
akhir semester, yang biasanya sudah mencapai tingkat manipulasi
psikomotor, meliputi beberapa indikator.
f. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran dapat berupa daftar periksa pengamatan atau skala
penilaian yang harus dikaitkan dengan soal. Soal/lembar tugas/perintah
kerja ini dijabarkan lebih rinci pada aspek keterampilan yang diamati.

Contoh format penilaian psikomotorik

No. Ketrampilan Skor

1 2 3 4 5

1 Terampil menyiapkan alat

2 Tekun dalam bekerja

3 Menggunakan waktu yang efektif

4 Mampu bekerja sama

5 Memperhatikan keselamatan kerja

Pengukuran Ranah Psikomotorik 12


6 Memperhatikan kebersihan

7 Hasil praktikum

Contoh lembar obeservasi


Nilai

No. Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang

Skor 3 Skor 2 Skor 1

1 Langkah kerja

2 Penggunaan alat

3 Sikap kerja

4 Kemampuan menganalisa

5 Ketelitian

6 Keselamatan kerja

7 Kerapian

8 Kebersihan

9 Waktu

Pengukuran Ranah Psikomotorik 13


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ranah psikomotor adalah ranah berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiaanya melalui keterampilan. Domain psikomotorik diantaranya
Persepsi (perception), Kesiapan (set) , Gerakan terbimbing (guided response),
Gerakan terbiasa (mechanism), Gerakan yang kompleks (complex overt
response), Gerakan pola penyesuaian (adaptation) dan Kreativitas (origination).
Aspek ranah psikomotorik diantaranya Menirukan, Manipulasi, Keseksamaan,
Artikulasi dan Naturalisasi. Penilaian hasil belajar psikomotor mencakup
Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, Kemampuan menganalisis
suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutannya, Kecepatan mengerjakan
tugas, Kemampuan membaca gambar ataupun simbol dan Keserasian antara
bentuk dengan yang diharapkan atau ditetapkan. Alat evaluasi dirancang untuk
digunakan sebagai acuan dalam melakukan evaluasi. Oleh karena itu, standar
harus digunakan untuk mencapai hasil yang baik. Menurut (Arikunto, 2005),
prosedur berikut harus diperhatikan dalam membuat tes standar untuk
mendapatkan alat evaluasi yang memenuhi standar: (1) penyusunan, (2) uji
coba, (3) analisis, (4) revisi, dan (5) edit.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini penulis tentunya menyadari jika makalah di
atas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan makalah ini. Semoga pembaca mendapatkan manfaat yang
lebih daripada sebelumnya.

Pengukuran Ranah Psikomotorik 14


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta Althof.
Dimyati, M. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (1989). Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan. Jakarta: Mandar
Maju.
Haryati, M. (2009). Model dan Teknik Penilaian Tingkat satuan Pendidikan.
Jakarta: GP Press.
Hatika, R. G., & Siregar, P. S. (2016). EFEKTIVITAS METODE PRAKTIKUM
TERHADAP HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK FISIKA SISWA SMA
NEGERI 3 RAMBAH HILIR. Jurnal Ilmiah Edu Research, 5(1), 15-18.
Iqra, I. (2018). Konsep Dasar Evaluasi Hasil Belajar Siswa di Sekolah. eL-Muhbib
: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan, 2(2), 151-159.
Khotimah, K., & Darwati, S. (n.d.). Aspek-aspek Dalam Evaluasi Pembelajaran.
Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Mardapi, D. (2012). Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Novianti, A. I., Febriani, Y., & Daruwati, I. (2016). Efektivitas Metode Praktikum
Pengukuran Terhadap Hasil Belajar Psikomotorik Siswa MTS Bahrul Ulum
Rokan Hulu Riau. Riau: Universitas Pasir Pengairan.
Sukirman, D. (2012). Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Kementrian Agama.
Usman. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Pengukuran Ranah Psikomotorik 15

Anda mungkin juga menyukai