Anda di halaman 1dari 19

Review Artikel Ilmiah

INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

Mata Kuliah : Telaah Fisika Sekolah Menengah III


Dosen Pengampu : Dewi Dewantara, M.Pd.

OLEH:
Kelompok 2
Deftri Sekar Ningrum (1910121320003)
Napisah (1910121120009)
Rabiatul Adawiyah (1810121220017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Media dan Bahan Ajar ............................................................................. 3
2.2 Model Pembelajaran .............................................................................. 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 15
3.2 Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pokok bahasan dalam pelajaran Fisika mengenai inti atom dan
radioaktivitas cukup abstrak dan sulit untuk menunjukkan secara langsung
fenomena-fenomena fisika sehubungan dengan keterbatasan alat-alat
eksperimen. Mengajar fisika ialah mengajarkan berbagai fenomena alam
yang artinya seorang guru harus mampu menghadirkan objek dan fenomena
alam yang mau dipelajari kepada siswa. Namun, untuk melaksanakan
demonstrasi atau eksperimen fisika di kelas sering terkendala oleh salah satu
situasi dan kondisi sebagai berikut: pelaksanaan pengamatan pada
eksperimen memerlukan waktu yang lama (seperti mengamati tumbukan dua
galaksi) atau kejadiannya terlalu singkat (contoh mengamati sifar dualisme
gelombang-partikel dari elektron elektron), dimensi objek yang mau diteliti
terlalu besar atau terlalu kecil, lingkungan untuk eksperimen tidak bisa
diakses, parameter eksperimen atau gejalanya tidak bisa diindrai secara
langsung, eksperimen itu berbahaya (reaksi fisi nuklir dalam reaktor),
pelaksanaan eksperimen terlalu mahal, dan lain lain.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, saat ini telah banyak
dikembangkan media pembelajaran dengan berbagai inovasi dan juga banyak
dikembangkan bahan ajar fisika elektronik menggunakan ICT yang dapat
diakses siswa menggunakan internet. Media pembelajaran tersebut
sedemikian rupa dibuat agar memudahkan pemahaman siswa mengenai
konsep-konsep dalam materi Inti Atom dan Radioaktivitas. Penggunaan
media di dalam pembelajaran seperti laboratorium virtual dapat mengatasi
kesulitan siswa di dalam memahami dan mempelajari Fisika yang
dikarenakan banyaknya konsep-konsep yang sifatnya abstrak dan sulit
diamati, sedangkan siswa akan mudah memahami dan mempelajari sesuatu
apabila sesuatu itu bersifat konkrit (Sansawal, 2006).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil adalah:
a. Apa produk (media pembelajaran dan bahan ajar) yang banyak
dikembangkan peneliti berdasarkan hasil review artikel mengenai materi
Inti Atom dan Radioaktivitas ?
b. Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan peneliti berdasarkan
hasil review artikel mengenai materi Inti Atom dan Radioaktivitas ?

1.3 Tujuan
Tujuan penelaahan artikel ilmiah ini ialah :
a. Untuk mengetahui produk (media pembelajaran dan bahan ajar) yang
banyak dikembangkan peneliti berdasarkan hasil review artikel mengenai
materi Inti Atom dan Radioaktivitas
b. Untuk mengetahui model pembelajaran yang diterapkan peneliti
berdasarkan hasil review artikel mengenai materi Inti Atom dan
Radioaktivitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Media Pembelajaran dan Bahan Ajar


Berdasarkan hasil telaah artikel ilmiah dari beberapa jurnal mengenai
materi Inti Atom dan Radioaktivitas, ada beberapa bentuk media pembelajaran
dan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti, di antaranya :
a. Interactive Virtual Laboratory, dalam artikel “Penerapan Simulasi Dan
Interactive Virtual Laboratory Pada Pembelajaran Fisika Modern Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Radioaktivitas Inti, Reaksi Inti Dan
Aplikasinya”
b. Media Pembelajaran Berbasis Powtoon, dalam artikel “Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Berbasis Powtoon pada Materi Inti Atom untuk
Kelas XII”
c. Mobile Learning Media, dalam artikel “Kelayakan Mobile Learning Media
Pada Materi Fisika Inti Dan Radioaktivitas”
d. Buku Elektronik Inti Atom, dalam artikel “Pengembangan Buku Elektronik
Inti Atom Sebagai Bahan Ajar Mandiri Untuk Menumbuhkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa”
e. Media Pembelajaran Berbasis Adobe Flash, dalam artikel “Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Berbasis Adobe Flash Untuk Menjelaskan
Fisika Inti Dan Radioaktivitas Untuk Sma Kelas XII”
f. Media Pembelajaran Animasi Tiga Dimensi, dalam artikel “Media
Pembelajaran Fisika Animasi Tiga Dimensi Pada Materi Inti Atom
Menggunakan Aplikasi Blender”

Artikel 1
Penerapan Simulasi dan Interactive Virtual Laboratory Pada Pembelajaran
Fisika Modern Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Radioaktivitas Inti,
Reaksi Inti Dan Aplikasinya.

3
Menurut penelitian Sinaga (2011), konsep Inti Atom dan Radioaktivitas
merupakan konsep yang abstrak dan sulit bagi siswa untuk memahaminya,
sehingga dikembangkan simulasi Interactive Virtual Laboratory dengan
menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi experimental),
sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah one Group Pretest-
Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
jurusan pendidikan fisika FPMIPA UPI.

4
Penggunaan simulasi dan interactive virtual laboratory pada
pembelajaran fisika modern untuk pokok bahasan radioaktivitas inti, reaksi inti
dan aplikasinya telah berhasil meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap
konsep konsep dan hukum hukum yang tercakup didalamnya. Peningkatan
pemahaman ini dapat dilihat dari rata-rata skor pretest dan posttest serta nilai
gain ternormalisasi yang diperoleh yaitu <g> = 0,47. Bila dikategorikan, nilai
gain 0,47 menunjukkan bahwa peningkatan prestasi yang terjadi adalah sedang
(Sinaga, 2011).

Artikel 2
Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Powtoon pada Materi
Inti Atom untuk Kelas XII SMA.
Menurut penelitian Nor, Irianti, dan Melani (2021), layanan online
berupa aplikasi Powtoon dapat digunakan untuk mengembangkan media
pembelajaran fisika dengan paparan yang memiliki fitur animasi sangat
menarik. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan produk media
pembelajaran berbentuk compact disk (CD) pada pokok bahasan inti atom
dalam proses pembelajaran siswa kelas XII SMA. Metode penelitian
mengunakan Research and Development dengan model ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evalution) yang dimodifikasi
pelasanaannya hanya sampai pada tahap pengembangan. Berdasarkan hasil uji
validasi pada aspek isi diperoleh 90%, aspek perancangan 83%, aspek
pedagogik 87%, dan aspek kemudahan dalam penggunaan 84%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
menggunakan aplikasi Powtoon pada materi inti atom dinyatakan valid.
Dengan demikian media pembelajaran berbasis aplikasi Powtoon dinyatakan
layak digunakan sebagai media pembelajaran pada materi inti atom di kelas
XII SMA (Nor, Irianti, & Melani, 2021).

5
Gambar 3. Media Pembelajaran Powtoon
Artikel 3
Kelayakan Mobile Learning Media Pada Materi Fisika Inti Dan
Radioaktivitas
Menurut Penelitian Saraswati (2021), pokok bahasan fisika inti dan
radioaktivitas sangat diperlukan penjelasan secara audio visual yang dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu,
diperlukan media pembelajaran yang dapat menampilkan audio visual agar
dapat membantu peserta didik dalam pembelajaran secara mandiri. Salah satu

6
media pembelajaran yang dapat digunakan adalah aplikasi android. Tujuan
dalam penelitian ini adalah mengetahui kelayakan dari media pembelajaran
fisika berbasis mobile learning pada materi fisika inti dan radioaktivitas yang
dikembangkan. Tahapan pengembangan produk dilakukan berdasarkan enam
tahap, yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dan
distribution. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner
evaluasi produk. Kuesioner evaluasi produk digunakan untuk menilai produk
pengembangan oleh ahli materi dan ahli media.
Hasil uji validasi oleh ahli materi didapatkan skor 83,27% dan ahli
media didapatkan skor 88,15%. Berdasarkan hasil uji kelayakan maka media
pembelajaran fisika berbasis aplikasi android pada pokok bahasan fisika inti
dan radioaktivitas memiliki nilai rata-rata 85,71% dengan interpretasi sangat
baik. Sehingga, produk ini dapat diujicoba lapangan bagi pengguna agar
didapatkan produk yang layak digunakan sebagai alternatif media
pembelajaran di kelas (Saraswati, 2019).

7
Gambar 4. Pembuatan gambar, proses perekaman, dan hasil produk

Artikel 4
Pengembangan Buku Elektronik Inti Atom Sebagai Bahan Ajar Mandiri Untuk
Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Menurut penelitian Santi, Suyatna, & Suyanto (2018), berdasarkan hasil
kuesioner, 34% siswa mengatakan proses pembelajaran fisika di sekolah
ketika waktu yang tersedia pada kelas XII semester genap untuk belajar sangat
terbatas maka guru hanya menerangkan sebagian materi. Hasil kuesioner guru
mengatakan siswa hanya diberikan latihan soal untuk ujian dan tidak diberikan
penjelasan secara mendalam. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
tersebut diperlukan sebuah media pembelajaran interaktif yang dapat
membantu siswa untuk belajar secara mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku sekolah elektronik
interaktif (BSEI) berbasis Learning Content Development System (LCDS).
Materi yang dikembangkan yaitu inti atom. Metode penelitian ini yaitu
research and development. Buku Sekolah Elektronik Interaktif memiliki
konten penunjang yaitu, petunjuk penggunaan, petunjuk belajar, video,
animasi, simulasi, dan tes interaktif. Hasil uji ahli produk yang terdiri dari uji

8
ahli desain dengan skor 3,55 (sangat layak) dan uji ahli materi dengan skor
3,50 (sangat layak). Keterbacaan dan kemudahan dioperasikan buku sekolah
elektronik interaktif Inti Atom berbasis LCDS yang dikembangkan sangat baik
dengan skor 3,62 dan 3,70. Hal tersebut berarti buku sekolah elektronik
interatif inti atom dapat dioperasikan secara mandiri (Santi, Suyatna, &
Suyanto, 2018)

Gambar 5. Hasil perbaikan validator


Artikel 5
Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Adobe Flash Untuk
Menjelaskan Fisika Inti Dan Radioaktivitas Untuk Sma Kelas XII
Menurut penelitian Basyari, Sunaryo, & Iswanto (2012), sistem
multimedia memungkinkan terjadinya penggabungan antara suara, dan
gambar, serta memungkinkan adanya interaksi antara siswa dengan komputer
yang menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Penelitian ini
dilakukan untuk membuat media yang dapat menggambarkan secara jelas
konsep-konsep fisika yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Pada
penelitian ini diambil bab inti atom dan radioaktivitas. Media yang dibuat
merupakan media yang berbasis komputer dengan sistem multimedia,

9
sehingga pokok materi yang abstrak yang sulit digambarkan dengan kata-kata
dapat digambarkan dengan menggunakan animasi atau gambar bergerak.
Penelitian ini menghasilkan sebuah program pembelajaran dengan
sistem multimedia yang dapat langsung digunakan oleh siswa ataupun guru
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Program ini dibuat dengan
menggunakan software animasi yaitu Adobe Flash yang dibantu dengan
beberapa software pendukung lainnya. Berdasarkan hasil evaluasi Media
Pembelajaran Fisika pada materi Fisika Inti berbasis Adobe Flash oleh para
ahli materi, rata-rata indikator tiap item adalah 81,5% dengan interprestasi
sangat baik. Hal ini berarti media pembelajaran yang dikembangkan dari segi
materi dan pembelajaran sudah layak (Basyari, Sunaryo, & Iswanto, 2012).

Artikel 6
Perancangan Media Pembelajaran Fisika Animasi Tiga Dimensi Pada Materi
Inti Atom Menggunakan Aplikasi Blender Untuk Sekolah Menengah Atas
Menurut penelitian Prastowo, Nasir, & Sahal (2020), Perancangan
media pembelajaran fisika animasi tiga dimensi menggunakan aplikasi
Blender pada materi inti atom untuk sekolah menengah atas telah valid dengan
skor rata-rata 4,515 kategori sangat tinggi. Media ini dibangun dengan
menggunakan aplikasi Blender dan perancangannya menggunakan desain
model perancangan ADDIE yang berdasarkan pada pedagogik, teknis
pemograman dan konten pembelajaran. Produk yang dihasilkan dari penelitian
ini adalah aplikasi media pembelajaran animasi tiga dimensi dengan ukuran
500 MB. Aplikasi ini dapat dijalankan pada komputer dengan spesifikasi
minimum processor dual core atau setara dengan RAM 2GB. Didapati nilai
validasi dari aplikasi media pembelajaran animasi tiga dimensi ini
mendapatkan nilai 4,515 dari skala 1 sampai dengan 5 pada kategori validitas
sangat tinggi. Dengan selesainya validasi media pembelajaran ini berarti
memberikan kesempatan untuk dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
sehingga media pembelajaran ini dapat membantu siswa memahami
pembelajaran materi inti atom.

10
Gambar 6. Animasi 3 dimensi pada materi inti atom

2.2 Model Pembelajaran


Berdasarkan hasil telaah artikel ilmiah dari beberapa jurnal mengenai materi
Inti Atom dan Radioaktivitas, ada beberapa model pembelajaran yang
diterapkan di antaranya:
a. Model Pembelajaran Jigsaw, dalam artikel “Meningkatkan Kemampuan
Menganalisis Karakteristik Inti Atom, Radioaktivitas, dan Pemanfaatannya
Dalam Kehidupan Sehari-hari Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw
Pada Peserta Didik Kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Cibeber”
b. Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), Dalam Artikel
“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Menggunakan Teams Games
Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Inti Atom Melalui Strategi Siklus
Ace”
c. Model Pembelajaran Kontruktivisme, dalam artikel “Penerapan Model
Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengidentifikasi Karakteristik Inti Atom Dan Radioaktifitas Pada
Pelajaran Fisika Inti Di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 12 Medan T.A
2013/2014”

11
d. Model Double Loop Problem Solving, aalam artikel “Penerapan Model
Double Loop Problem Solving Menggunakan Detektor Geiger Muller
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif”

Menurut penelitian Kriswahyudi (2020), penerapan model Jigsaw


dapat meningkatkan aktivitas belajar, minat belajar dan hasil belajar
menganalisis karakteristik inti atom, radioaktivitas, dan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Cibeber. Hal
ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I
sebesar 52,78% meningkat 25,56% pada siklus II menjadi 78,33%, skor akhir
minat belajar siswa pada siklus I sebesar 3,6 meningkat 0,07 pada siklus II
menjadi 3,67, hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 49,17 meningkat 23,75
pada siklus II menjadi 72,92. Begitu pula prosentase ketuntasan belajar
mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 27,78% meningkat 52,77%
menjadi 80,56% pada siklus II Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa XII MIPA 1 SMAN 1
Cibebr Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian
tindakan ini dilakukan dalam dua siklus yang pada tiap siklusnya terdapat
empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Teknik pengumpulan data berupa observasi, angket dan tes. Teknik
analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Menurut penelitian Herman (2019), pelajaran Fisika untuk sebagian
besar peserta didik merupakan pelajaran yang kurang disenangi karena peserta
didik sulit untuk membayangkan tujuan sebenarnya serta kejadian nyata dari
pembelajaran Fisika. Walaupun faktanya, aplikasi pelajaran Fisika sangat
dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangatlah penting
bagi guru Fisika untuk dapat menemukan sebuah strategi pembelajaran yang
tepat seperti penggunaan game bernama Team Games Tournament (TGT)
melalui sebuah strategi pembelajaran yakni Strategi Siklus Ace. Adapun
masalah dalam penelitian ini difokuskan kepada “Seberapa Efektifkah
Penggunaan Team Games Tournament (TGT) melalui Strategi Siklus Ace

12
Pada Pembelajaran Fisika Dapat Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
peserta didik kelas XII MIPA SMA N 2 Bangkinang Kota pada pokok bahasan
Atom dan radiaktivitas Tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian mulai
dilaksanakan pada semester genap bulan Januari hingga Maret 2018 di SMAN
2 Bangkinanng Kota. Setelah mendapatan perbaikan dalam dua kali siklus
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunakan Team Games Tournament
(TGT) melalui strategi siklus ace terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti dari hasil post test 1 dan 2 dan
lembar pengamatan pada siklus I dan 2.
Menurut penelitian Sihole (2015) yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengidentifikasi Karakteristik Inti Atom dan Radioaktifitas Pada Pelajaran
Fisika Inti Di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 12 Medan T.A 2013/2014”, dari
hasil penelitian dan analisis data bahwa terdapat peningkatan kemampuan
siswa mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktifitas mulai dari
siklus I pertemuan 1 dan 2 sampai dengan siklus II pertemuan 1 dan 2. Dimana
pada siklus pertama, terdapat 11 orang siswa yang sudah tuntas mencapai
tingkat ketuntasan kemampuan siswa mengidentifikasi karakteristik inti atom
dan radioaktifitas atau presentase skornya mencapai 25% sedangakan 33
orang siswa mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktifitas belum
tuntas mencapai tingkat ketuntasan criteria ketuntasan minimal, atau
persentase skornya 75%. Sedangkan pada siklus kedua 100% siswa sudah
tuntas.
Menurut penelitian Fatmala, Dwijananti, & Astuti (2016) yang
berjudul “Penerapan Model Double Loop Problem Solving Menggunakan
Detektor Geiger Muller Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif”
menyatakan bahwa hasil belajar kognitif mahasiswa pada materi Inti Atom dan
Radioaktivitas yang diperoleh dengan teknik wawancara masih cukup rendah,
yaitu sebesar 45,5%. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
kognitif mahasiswa setelah dilaksanakan pembelajaran model Double Loop
Problem Solving (DLPS) dengan metode diskusi dan eksperimen. Sampel

13
adalah mahasiswa peserta mata kuliah Fisika Dasar 2 rombel 2 tahun 2016
Universitas Negeri Semarang (UNNES). Diskusi meliputi diskusi kelompok
dan diskusi kelas. Eksperimen yang dilakukan menggunakan detektor geiger
muller meliputi membuat kurva plateau, menentukan karakteristik cacah latar
dan menentukan koefisien serapan bahan. Data penelitian diperoleh dengan
teknik tes. Setelah pembelajaran diperoleh peningkatan hasil belajar kognitif
dalam kriteria sedang dengan nilai gain sebesar 0,50. Hasil uji t diperoleh
thitung sebesar -1,402, menunjukkan adanya pengaruh model DLPS terhadap
hasil belajar kognitif mahasiswa. Model DLPS dengan metode diskusi dan
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar kognitif mahasiswa Fisika Dasar
2 rombel 2 tahun 2016 UNNES.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari review beberapa artikel mengenai materi Inti Atom
dan Radioaktivitas yaitu banyak peneliti yang mengembangkan media
pembelajaran berbasis ICT seperti laboratorium virtual dan video animasi tiga
dimensi, hal ini dikarenakan sulitnya pemahaman siswa akan materi inti atom
yang abstrak dan tidak bisa dilihat secara langsung. Hasil dari beberapa
penelitian tersebut juga menghasilkan peningkatan prestasi bagi para siswa
mengenai materi Inti Atom dan Radioaktivitas. Selain itu, para peneliti juga
menerapkan berbagai model pembelajaran seperti model jigsaw, TGT,
kontruktivis, dan double loop problem solving untuk tujuan meningkatkan
kemampuan siswa dalam menganalisis karakteristik inti atom dan
meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian menyatakan bahwa penggunaan
beberapa model tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan
menganalisis dan meningkatkan hasil belajar siswa.

3.2 Saran
Saran dari reviewer, untuk beberapa model pembelajaran yang belum
diterapkan itu dapat dilakukan penelitian dan diuji coba kan kepada siswa
atau mahasiswa untuk dapat mengetahui perbandingan hasil belajar siswa.

15
Daftar Pustaka

Basyari, A., Sunaryo, & Iswanto, B. H. (2012). PENGEMBANGAN MEDIA


PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK
MENJELASKAN FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS UNTUK SMA
KELAS XII. Seminar Nasional Fisika, 116-120.

Fatmala, Dwijananti, & Astuti. (2016). PENERAPAN MODEL DOUBLE LOOP


PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN DETEKTOR GEIGER
MULLER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF.
Unnes Science Education Journal, 5(3), 1388-1395.

Herman, Y. (2019). PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR


MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA
POKOK BAHASAN INTI ATOM MELALUI STRATEGI SIKLUS ACE.
Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(1), 24-33.

Kriswahyudi, B. (2020). Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Karakteristik


Inti Atom, Radioaktivitas, dan Pemanfaatannya Dalam Kehidupan Sehari-
hari Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Peserta Didik Kelas
XII MIPA 1 SMAN 1 CIBEBER. Prosiding Seminar Nasional Sains, 75-
84.

Nor, M., Irianti, M., & Melani, S. D. (2021). Development of PowToon-Based


Physics Learning Media on Atomic Nucleus Materials for Class XII Senior
High School. Jurnal Geliga Sains: Jurnal Pendidikan Fisika, 9(1), 43-50.

Santi, N. W., Suyatna, A., & Suyanto, E. (2018). PENGEMBANGAN BUKU


ELEKTRONIK INTI ATOM SEBAGAI BAHAN AJAR MANDIRI
UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
SISWA. 134-145.

Saraswati, D. L. (2019). KELAYAKAN MOBILE LEARNING MEDIA PADA


MATERI FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS. JoTaLP: Journal of
Teaching and Learning Physics, 4(2), 35-34.

16
Sihole, M. (2015). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK INTI ATOM DAN
RADIOAKTIFITAS PADA PELAJARAN FISIKA INTI DI KELAS XII
IPA 3 SMA NEGERI 12 MEDAN T.A 2013/2014. Jurnal Inpafi, 3(2), 97-
106.

Sinaga, P. (2011). PENERAPAN SIMULASI DAN INTERACTIVE VIRTUAL


LABORATORY PADA PEMBELAJARAN FISIKA MODERN UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP RADIOAKTIVITAS
INTI, REAKSI INTI DAN APLIKASINYA. Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Teknologi Nuklir , 351-356.

17

Anda mungkin juga menyukai