OLEH:
Kelompok 2
Deftri Sekar Ningrum (1910121320003)
Napisah (1910121120009)
Rabiatul Adawiyah (1810121220017)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil adalah:
a. Apa produk (media pembelajaran dan bahan ajar) yang banyak
dikembangkan peneliti berdasarkan hasil review artikel mengenai materi
Inti Atom dan Radioaktivitas ?
b. Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan peneliti berdasarkan
hasil review artikel mengenai materi Inti Atom dan Radioaktivitas ?
1.3 Tujuan
Tujuan penelaahan artikel ilmiah ini ialah :
a. Untuk mengetahui produk (media pembelajaran dan bahan ajar) yang
banyak dikembangkan peneliti berdasarkan hasil review artikel mengenai
materi Inti Atom dan Radioaktivitas
b. Untuk mengetahui model pembelajaran yang diterapkan peneliti
berdasarkan hasil review artikel mengenai materi Inti Atom dan
Radioaktivitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
Artikel 1
Penerapan Simulasi dan Interactive Virtual Laboratory Pada Pembelajaran
Fisika Modern Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Radioaktivitas Inti,
Reaksi Inti Dan Aplikasinya.
3
Menurut penelitian Sinaga (2011), konsep Inti Atom dan Radioaktivitas
merupakan konsep yang abstrak dan sulit bagi siswa untuk memahaminya,
sehingga dikembangkan simulasi Interactive Virtual Laboratory dengan
menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi experimental),
sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah one Group Pretest-
Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
jurusan pendidikan fisika FPMIPA UPI.
4
Penggunaan simulasi dan interactive virtual laboratory pada
pembelajaran fisika modern untuk pokok bahasan radioaktivitas inti, reaksi inti
dan aplikasinya telah berhasil meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap
konsep konsep dan hukum hukum yang tercakup didalamnya. Peningkatan
pemahaman ini dapat dilihat dari rata-rata skor pretest dan posttest serta nilai
gain ternormalisasi yang diperoleh yaitu <g> = 0,47. Bila dikategorikan, nilai
gain 0,47 menunjukkan bahwa peningkatan prestasi yang terjadi adalah sedang
(Sinaga, 2011).
Artikel 2
Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Powtoon pada Materi
Inti Atom untuk Kelas XII SMA.
Menurut penelitian Nor, Irianti, dan Melani (2021), layanan online
berupa aplikasi Powtoon dapat digunakan untuk mengembangkan media
pembelajaran fisika dengan paparan yang memiliki fitur animasi sangat
menarik. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan produk media
pembelajaran berbentuk compact disk (CD) pada pokok bahasan inti atom
dalam proses pembelajaran siswa kelas XII SMA. Metode penelitian
mengunakan Research and Development dengan model ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evalution) yang dimodifikasi
pelasanaannya hanya sampai pada tahap pengembangan. Berdasarkan hasil uji
validasi pada aspek isi diperoleh 90%, aspek perancangan 83%, aspek
pedagogik 87%, dan aspek kemudahan dalam penggunaan 84%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
menggunakan aplikasi Powtoon pada materi inti atom dinyatakan valid.
Dengan demikian media pembelajaran berbasis aplikasi Powtoon dinyatakan
layak digunakan sebagai media pembelajaran pada materi inti atom di kelas
XII SMA (Nor, Irianti, & Melani, 2021).
5
Gambar 3. Media Pembelajaran Powtoon
Artikel 3
Kelayakan Mobile Learning Media Pada Materi Fisika Inti Dan
Radioaktivitas
Menurut Penelitian Saraswati (2021), pokok bahasan fisika inti dan
radioaktivitas sangat diperlukan penjelasan secara audio visual yang dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu,
diperlukan media pembelajaran yang dapat menampilkan audio visual agar
dapat membantu peserta didik dalam pembelajaran secara mandiri. Salah satu
6
media pembelajaran yang dapat digunakan adalah aplikasi android. Tujuan
dalam penelitian ini adalah mengetahui kelayakan dari media pembelajaran
fisika berbasis mobile learning pada materi fisika inti dan radioaktivitas yang
dikembangkan. Tahapan pengembangan produk dilakukan berdasarkan enam
tahap, yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dan
distribution. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner
evaluasi produk. Kuesioner evaluasi produk digunakan untuk menilai produk
pengembangan oleh ahli materi dan ahli media.
Hasil uji validasi oleh ahli materi didapatkan skor 83,27% dan ahli
media didapatkan skor 88,15%. Berdasarkan hasil uji kelayakan maka media
pembelajaran fisika berbasis aplikasi android pada pokok bahasan fisika inti
dan radioaktivitas memiliki nilai rata-rata 85,71% dengan interpretasi sangat
baik. Sehingga, produk ini dapat diujicoba lapangan bagi pengguna agar
didapatkan produk yang layak digunakan sebagai alternatif media
pembelajaran di kelas (Saraswati, 2019).
7
Gambar 4. Pembuatan gambar, proses perekaman, dan hasil produk
Artikel 4
Pengembangan Buku Elektronik Inti Atom Sebagai Bahan Ajar Mandiri Untuk
Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Menurut penelitian Santi, Suyatna, & Suyanto (2018), berdasarkan hasil
kuesioner, 34% siswa mengatakan proses pembelajaran fisika di sekolah
ketika waktu yang tersedia pada kelas XII semester genap untuk belajar sangat
terbatas maka guru hanya menerangkan sebagian materi. Hasil kuesioner guru
mengatakan siswa hanya diberikan latihan soal untuk ujian dan tidak diberikan
penjelasan secara mendalam. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
tersebut diperlukan sebuah media pembelajaran interaktif yang dapat
membantu siswa untuk belajar secara mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku sekolah elektronik
interaktif (BSEI) berbasis Learning Content Development System (LCDS).
Materi yang dikembangkan yaitu inti atom. Metode penelitian ini yaitu
research and development. Buku Sekolah Elektronik Interaktif memiliki
konten penunjang yaitu, petunjuk penggunaan, petunjuk belajar, video,
animasi, simulasi, dan tes interaktif. Hasil uji ahli produk yang terdiri dari uji
8
ahli desain dengan skor 3,55 (sangat layak) dan uji ahli materi dengan skor
3,50 (sangat layak). Keterbacaan dan kemudahan dioperasikan buku sekolah
elektronik interaktif Inti Atom berbasis LCDS yang dikembangkan sangat baik
dengan skor 3,62 dan 3,70. Hal tersebut berarti buku sekolah elektronik
interatif inti atom dapat dioperasikan secara mandiri (Santi, Suyatna, &
Suyanto, 2018)
9
sehingga pokok materi yang abstrak yang sulit digambarkan dengan kata-kata
dapat digambarkan dengan menggunakan animasi atau gambar bergerak.
Penelitian ini menghasilkan sebuah program pembelajaran dengan
sistem multimedia yang dapat langsung digunakan oleh siswa ataupun guru
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Program ini dibuat dengan
menggunakan software animasi yaitu Adobe Flash yang dibantu dengan
beberapa software pendukung lainnya. Berdasarkan hasil evaluasi Media
Pembelajaran Fisika pada materi Fisika Inti berbasis Adobe Flash oleh para
ahli materi, rata-rata indikator tiap item adalah 81,5% dengan interprestasi
sangat baik. Hal ini berarti media pembelajaran yang dikembangkan dari segi
materi dan pembelajaran sudah layak (Basyari, Sunaryo, & Iswanto, 2012).
Artikel 6
Perancangan Media Pembelajaran Fisika Animasi Tiga Dimensi Pada Materi
Inti Atom Menggunakan Aplikasi Blender Untuk Sekolah Menengah Atas
Menurut penelitian Prastowo, Nasir, & Sahal (2020), Perancangan
media pembelajaran fisika animasi tiga dimensi menggunakan aplikasi
Blender pada materi inti atom untuk sekolah menengah atas telah valid dengan
skor rata-rata 4,515 kategori sangat tinggi. Media ini dibangun dengan
menggunakan aplikasi Blender dan perancangannya menggunakan desain
model perancangan ADDIE yang berdasarkan pada pedagogik, teknis
pemograman dan konten pembelajaran. Produk yang dihasilkan dari penelitian
ini adalah aplikasi media pembelajaran animasi tiga dimensi dengan ukuran
500 MB. Aplikasi ini dapat dijalankan pada komputer dengan spesifikasi
minimum processor dual core atau setara dengan RAM 2GB. Didapati nilai
validasi dari aplikasi media pembelajaran animasi tiga dimensi ini
mendapatkan nilai 4,515 dari skala 1 sampai dengan 5 pada kategori validitas
sangat tinggi. Dengan selesainya validasi media pembelajaran ini berarti
memberikan kesempatan untuk dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
sehingga media pembelajaran ini dapat membantu siswa memahami
pembelajaran materi inti atom.
10
Gambar 6. Animasi 3 dimensi pada materi inti atom
11
d. Model Double Loop Problem Solving, aalam artikel “Penerapan Model
Double Loop Problem Solving Menggunakan Detektor Geiger Muller
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif”
12
Pada Pembelajaran Fisika Dapat Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
peserta didik kelas XII MIPA SMA N 2 Bangkinang Kota pada pokok bahasan
Atom dan radiaktivitas Tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian mulai
dilaksanakan pada semester genap bulan Januari hingga Maret 2018 di SMAN
2 Bangkinanng Kota. Setelah mendapatan perbaikan dalam dua kali siklus
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunakan Team Games Tournament
(TGT) melalui strategi siklus ace terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti dari hasil post test 1 dan 2 dan
lembar pengamatan pada siklus I dan 2.
Menurut penelitian Sihole (2015) yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengidentifikasi Karakteristik Inti Atom dan Radioaktifitas Pada Pelajaran
Fisika Inti Di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 12 Medan T.A 2013/2014”, dari
hasil penelitian dan analisis data bahwa terdapat peningkatan kemampuan
siswa mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktifitas mulai dari
siklus I pertemuan 1 dan 2 sampai dengan siklus II pertemuan 1 dan 2. Dimana
pada siklus pertama, terdapat 11 orang siswa yang sudah tuntas mencapai
tingkat ketuntasan kemampuan siswa mengidentifikasi karakteristik inti atom
dan radioaktifitas atau presentase skornya mencapai 25% sedangakan 33
orang siswa mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktifitas belum
tuntas mencapai tingkat ketuntasan criteria ketuntasan minimal, atau
persentase skornya 75%. Sedangkan pada siklus kedua 100% siswa sudah
tuntas.
Menurut penelitian Fatmala, Dwijananti, & Astuti (2016) yang
berjudul “Penerapan Model Double Loop Problem Solving Menggunakan
Detektor Geiger Muller Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif”
menyatakan bahwa hasil belajar kognitif mahasiswa pada materi Inti Atom dan
Radioaktivitas yang diperoleh dengan teknik wawancara masih cukup rendah,
yaitu sebesar 45,5%. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
kognitif mahasiswa setelah dilaksanakan pembelajaran model Double Loop
Problem Solving (DLPS) dengan metode diskusi dan eksperimen. Sampel
13
adalah mahasiswa peserta mata kuliah Fisika Dasar 2 rombel 2 tahun 2016
Universitas Negeri Semarang (UNNES). Diskusi meliputi diskusi kelompok
dan diskusi kelas. Eksperimen yang dilakukan menggunakan detektor geiger
muller meliputi membuat kurva plateau, menentukan karakteristik cacah latar
dan menentukan koefisien serapan bahan. Data penelitian diperoleh dengan
teknik tes. Setelah pembelajaran diperoleh peningkatan hasil belajar kognitif
dalam kriteria sedang dengan nilai gain sebesar 0,50. Hasil uji t diperoleh
thitung sebesar -1,402, menunjukkan adanya pengaruh model DLPS terhadap
hasil belajar kognitif mahasiswa. Model DLPS dengan metode diskusi dan
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar kognitif mahasiswa Fisika Dasar
2 rombel 2 tahun 2016 UNNES.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari review beberapa artikel mengenai materi Inti Atom
dan Radioaktivitas yaitu banyak peneliti yang mengembangkan media
pembelajaran berbasis ICT seperti laboratorium virtual dan video animasi tiga
dimensi, hal ini dikarenakan sulitnya pemahaman siswa akan materi inti atom
yang abstrak dan tidak bisa dilihat secara langsung. Hasil dari beberapa
penelitian tersebut juga menghasilkan peningkatan prestasi bagi para siswa
mengenai materi Inti Atom dan Radioaktivitas. Selain itu, para peneliti juga
menerapkan berbagai model pembelajaran seperti model jigsaw, TGT,
kontruktivis, dan double loop problem solving untuk tujuan meningkatkan
kemampuan siswa dalam menganalisis karakteristik inti atom dan
meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian menyatakan bahwa penggunaan
beberapa model tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan
menganalisis dan meningkatkan hasil belajar siswa.
3.2 Saran
Saran dari reviewer, untuk beberapa model pembelajaran yang belum
diterapkan itu dapat dilakukan penelitian dan diuji coba kan kepada siswa
atau mahasiswa untuk dapat mengetahui perbandingan hasil belajar siswa.
15
Daftar Pustaka
16
Sihole, M. (2015). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK INTI ATOM DAN
RADIOAKTIFITAS PADA PELAJARAN FISIKA INTI DI KELAS XII
IPA 3 SMA NEGERI 12 MEDAN T.A 2013/2014. Jurnal Inpafi, 3(2), 97-
106.
17