PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Salah satunya media pembelajaran yang digunakan saat ini adalah
Physics Education Technology (PhET). Aplikasi ini telah didesain untuk
menampilkan simulasi-simulasi konsep fisika yang bersifat abstrak secara
kompleks sehingga pengguna dapat memahami konsep-konsep fisika yang
sulit di bayangkan. Namun aplikasi ini tidak menjelaskan tahapan-tahapan
dalam memprogram rumus-rumus fisika ke dalam bahasa program
komputer sehingga dapat menvisualisasikan konsep fisika. Oleh karena itu
peneliti berinisiatif untuk membuat sebuah penelitian yang mampu
menjelaskan tahapan-tahapan dalam memprogram media pembelajaran
dengan memanfaatkan salah satu program komputer yang cukup populer
yaitu bahasa pemrograman JavaScript.
Pemilihan JavaScript dalam penelitian ini karena bahasa
pemrograman JavaScript cukup populer saat ini sebagaimana survey situs
internasional PYPL (PopularitY of Programming Languange) dan Stack
Overflow Insight menunjukkan bahasa pemrograman JavaScript masuk
dalam 3 besar bahasa pemrograman yang paling sering digunakan di
Tahun 2019. Adapun di Indonesia, menurut survey Google Trend
menunjukkan JavaScript berada pada tingkat bahasa pemrograman yang
cukup popularitas. Hal ini dikarenakan bahasa ini bersifat open source,
high-level languange, menawarkan kemudahan dan fleksibel. Teknologi
JavaScript sudah dapat melakukan banyak hal yang canggih, seperti IoT
(Internet of Things), server, desktop, platform mobile, game, dan lain-lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 Kompetensi Dasar 3.2 untuk
kelas XII pada pembelajaran Fisika, peserta didik dituntut menganalisis
muatan listrik, gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik,
energi potensial listrik serta penerapannya pada berbagai kasus.
Sedangkan kemampuan manusia sekarang belum bisa menghadirkan
langsung muatan atau medan listrik di dalam kelas dalam keadaan
terisolasi. Fenomena fisika atau alat peraga yang sesuai materi -materi
tersebut akan sangat sulit untuk bisa dihadirkan dalam pembelajaran.
2
Maka dari itu, media visual yang mampu menyajikan fenomena fisikanya
akan cukup dibutuhkan.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka, melalui penelitian
ini peneliti akan mendesain media pembelajaran fisika berbantuan aplikasi
JavaScript terkhusus untuk materi pokok Listrik Statis.
B. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sub materi dari materi pokok Listrik Statis yang akan dibuatkan
simulasi adalah garis-garis medan listrik dan potensial listrik.
b. Software yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran
dalam penelitian ini adalah aplikasi Bahasa pemrograman JavaScript.
C. Rumusan Masalah
3
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan acuan mengenai
penelitian pada materi fisika yang lain.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
5
modalitas indera, multimedia membutuhkan indera pendengaran dan visual,
seperti narasi dan animasi atau ceramah dan slide (Mayer, 2014).
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan
beberapa hal berikut ini; (1) sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang lebih efektif, (2) sebagai salah satu komponen yang saling
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi
belajar yang diharapkan, (3) mempercepat proses belajar, (4) meningkatkan
kualitas proses belajar-mengajar, dan (5) mengkongkritkan yang abstrak
sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. Sedangkan
Manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut; (1) Menyamakan
Persepsi Siswa, (2) Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak, (3)
Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke
dalam lingkungan belajar, (4) Menampilkan objek yang terlalu besar atau
kecil, (5) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat (Nurseto,
2011).
B. JavaScript
1. Aplikasi JavaScript
JavaScript diperkenalkan pada tahun 1995 sebagai cara untuk
menambahkan program ke halaman web di browser Netscape Navigator.
Sejak saat itu, bahasa ini telah diadopsi oleh semua browser web grafis
utama lainnya. Ini telah memungkinkan aplikasi web modern dapat
digunakan untuk berinteraksi secara langsung tanpa melakukan pemuatan
ulang untuk setiap tindakan. JavaScript juga digunakan di situs web yang
lebih tradisional untuk menyediakan berbagai bentuk interaktivitas dan
kepintaran. Penting untuk dicatat bahwa JavaScript hampir tidak ada
hubungannya dengan bahasa pemrograman bernama Java. Nama yang
sama diilhami oleh pertimbangan pemasaran daripada penilaian yang baik.
Ketika JavaScript diperkenalkan, bahasa Java sedang dipasarkan dan
mendapatkan popularitas. Setelah diadopsi di luar Netscape, sebuah
dokumen standar ditulis untuk menjelaskan cara kerja bahasa JavaScript
sehingga berbagai perangkat lunak yang diklaim mendukung JavaScript
6
sebenarnya berbicara tentang bahasa yang sama. Ini disebut standar
ECMAScript, organisasi Internasional Ecma yang melakukan standarisasi.
Dalam prakteknya, istilah ECMAScript dan JavaScript dapat digunakan
secara bergantian — mereka adalah dua nama untuk bahasa yang sama
(Haverbeke, 2018).
Dalam buku JavaScript Tutorial Points (2015), menuliskan
kelebihan menggunakan JavaScript yaitu :
a. Kurang interaksi server : anda dapat menvalidasi input pengguna
sebelum mengirim halaman ke server. Ini menghemat jalur server,
yang berarti deserver anda memuat lebih sedikit
b. Umpan balik langsung kepada pengunjung : mereka tidak perlu
menunggu halaman memuat ulang untuk melihat apakah mereka lupa
memasukkan sesuatu.
c. Peningkatan interaktivitas : anda dapat membuat antar muka yang
bereaksi saat pengguna mengarahkan mouse atau mengaktifkannya
melalui keyboard
d. Antarmuka yang lebih kaya : anda dapat menggunakan JavaScript
untuk memasukkan item seperti komponen seret dan lepas dan slider
untuk memberikan antarmuka yang kaya kepada pengunjung situs
anda
Dalam buku JavaScript Tutorial Points (2015), menuliskan
kelemahan menggunakan JavaScript yaitu :
a. Client-side JavaScript tidak mengizinkan pembacaan atau penulisan
file karena alasan keamanan
b. JavaScript tidak dapat digunakan untuk aplikasi jaringan karena tidak
ada dukungan seperti itu yang tersedia
c. JavaScript tidak memiliki kapabilitas multithreading atau
multiprocessor
a. Penggunaan JavaScript
Dalam buku JavaScript Tutorial Points (2015), JavaScript dapat
diimplementasikan menggunakan pernyataan JavaScript yang ditempatkan
7
di dalam tag HTML <script> …</script> di halaman web. Kita dapat
menempatkan tag <script>, yang berisi JavaScript, dimana saja di dalam
halaman web, tetapi biasanya disarankan untuk menyimpannya di dalam
tag <head> Tag <script> memberitahu program browser untuk mulai
menafsirkan semua teks antara tag ini sebagai script. Sintaks sederhana
dari JavaScript akan muncul sebagai berikut
1) JavaScript Code
Contoh sederhana untuk mencetak “Hello World”.
Menambahkan komentar HTML opsional yang mengelilingi kode
JavaScript. Ini untuk menyimpan kode dari browser yang tidak
mendukung JavaScript. Komentar diakhiri dengan “//>”. Di sini “//
menandakan komentar dalam JavaScript, jadi penambahannya untuk
mencegah browser membaca akhir komentar HTML sebagai bagian
dari kode JavaScript. Selanjutnya, diberikan fungsi document.write
yang menulis string ke dalam dokumen HTML. Fungsi ini dapat
8
digunakan untuk menulis teks, HTML, atau keduanya. Lihat kode
berikut :
9
Catatan : ini adalah praktik pemrograman yang baik untuk
menggunakan titik koma
4) Case Sensitivity
JavaScript adalah bahasa yang case-sensitive. Ini berarti bahwa
kata kunci bahasa, variable, nama fungsi, dan pengindentifikasi lainnya
harus selalu diketik dengan huruf besar yang konsisten sehingga
pengidentifikasi time dan TIME akan menyampaikan arti yang berbeda
dalam JavaScript.
5) Comments in JavaScript
JavaScript mendukung komentar gaya C dan gaya C++. Jadi,
Setiap teks antara // dan akhir baris diperlakukan sebagai komentar
dan diabaikan oleh JavaScript.
Teks apapun di antara karakter /* dan */ diperlakukan sebagai
komentar. Ini dapat menjangkau beberapa baris.
JavaScript juga mengenali urutan pembukaan komentar HTML <1.
JavaScript memperlakukan ini sebagai komentar single-line seperi
halnya //!--.
Urutan penutup komentar HTML harus ditulis --> sebagai tidak
dikenali oleh JavaScript sehingga harus ditulis //-->.
Contoh berikut menunjukkan cara menggunakan komentar dalam
JavaScript
10
C. Listrik Statis
1. Medan Listrik
Misalkan kita ingin mengetahui medan listrik E(r) pada titik r
karena N titik muatan q1, q2, …., qN pada posisi tetap r1, r2, …. rN.
diketahui bahwa E(r) memenuhi superposisi dan diberikan oleh
(2.1)
Dimana ri adalah posisi tetap dari muatan ke-i, dan K adalah konstanta
yang bergantung pada pilihan satuan. Salah satu kesulitan yang terkait
dengan elektrodinamika adalah sistem satuan yang bersaing. Dalam sistem
satuan SI (atau MKS yang dirasionalkan), muatan diukur dengan Coulomb
(C) dan konstanta K memenuhi ;
(2.2)
11
yang sama. Misalnya, gaya (Lorentz) pada partikel muatan q dan
kecepatan v dalam medan listrik E dan medan magnet B memiliki bentuk
(2.3)
(Gould, 2016).
2. Garis-Garis Medan Listrik
Garis-garis medan listrik (biasa disebut garis-garis gaya) adalah
serangkaian garis untuk menunjukkan arah medan listrik pada berbagai
titik di ruang. garis-garis gaya menggambarkan arah gaya yang disebabkan
oleh medan tersebut pada muatan tes positif. Garis-garis gaya yang
disebabkan oleh satu muatan positif ditunjukkan pada Gambar 2.1(a) dan
untuk satu muatan negatif ditunjukkan pada Gambar 2.1(b).
12
Gambar 2.2 Dua Muatan yang Berlawanan dan
Besarnya Sama (Giancoli, 2001)
Gambar 2.3 (a) Dua Muatan yang Sama dan (b) Dua Muatan
Berbeda dan Besarnya Berbeda (Giancoli, 2001)
13
Gambar 2.4 Antara Dua Pelat Paralel yang
Muatannya Berlawanan (Giancoli, 2001)
Gambar 2.4 menunjukkan garis-garis medan listrik antara dua pelat paralel
yang muatannya berlawanan tersebut mulai dengan arah tegak lurus
terhadap permukaan pelat logam dan langsung menuju satu pelat dari yang
lainnya. Muatan tes positif yang diletakkan di antara kedua pelat tersebut
akan merasakan tolakan yang kuat dari pelat positif dan tarikan yang kuat
ke pelat negatif. Garis-garis medan antara kedua pelat adalah parallel dan
berjarak sama, kecuali di dekat tepi. Berarti pada daerah tengah, medan
listrik memiliki besar yang sama di semua titik sehingga besar nilai E
yakni;
(2.4)
(Giancoli, 2001).
3. Potensial Listrik
Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan pada
sebuah titik di dalam sebuah medan listrik.
(2.5)
Dalam menghitung beda potensial antara titik i dan titik f dalam medan
14
sepanjang lintasan yang menghubungkan titik-titik tersebut. Untuk
membuat perhitungan, kita mencari usaha yang dilakukan pada muatan uji
positif oleh medan ketika muatan ini bergerak dari i ke f, dan kemudian
menggunakan persamaan beda potensial.
garis medan pada Gambar 2.5, dan muatan uji positif yang bergerak
adalah :
(2.6)
(2.7)
15
Untuk mendapatkan usaha total W yang dilakukan pada partikel oleh
medan ketika partikel bergerak dari titik i ke titik f, maka dilakukan
operasi matematika yakni dengan cara masing-masing ruas pada
persamaan (2.7) di intergralkan :
(2.8)
Subtitusi persamaan (2.8) ke dalam persamaan (2.5) sehingga diperoleh;
(2.9)
medan listrik sama dengan negatif dari integral garis (artinya integral
dua titik sembarang di dalam medan. Jika kita memilih potensial pada
(2.10)
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dapat
dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian
No Nama Alat dan Bahan Fungsi
Sebagai alat untuk mengoperasikan
1. Laptop
JavaScript
2. Software JavaScript Untuk membuat simulasi
Sebagai Plan Text untuk menuliskan
3. Software Visual Studio Code
source code
17
D. Desain Media dan Komputasi
18
Gambar 3.1 Algoritma Perhitungan Garis-Garis Medan Listrik
G
ambar 3.2 Algoritma Perhitungan Potensial Listrik
19
E. Desain Penelitian
20
Gambar 3.3. Flowchart Langkah-Langkah Penelitian
21
adalah :
22
perbaikan berikutnya hingga terpenuhi semua yang diharapkan validator.
6. Operationan Field Testing (Pengujian Cara Kerja), yaitu tahap pengujian
yang dilakukan pada subjek (Siswa SMA/MA Kelas XII) dengan skala
terbatas dan menggunakan kuesioner sebagai instrument evaluasi program.
7. Final Product Revision (Perbaikan Akhir Produk), merupakan tahap
penyempurnaan/perbaikan akhir media sesuai dengan masukan dari tahap
sebelumnya.
8. Dissemination and Implementasion (Penyebaran dan Penerapan),
merupakan tahap penyebarluasan media pembelajaran yang telah dibuat
melalui orang per orang dan internet, sehingga media pembelajaran yang
dibuat sudah dapat digunakan.
F. Instrumen Penelitian
1. Data Responden
23
2. Data Validator
24
G. Teknik Analisis Data
25
Keterangan : = nilai kelayakan angket tiap aspek
= jumlah skor
= skor maksimal
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Stelzer, T. 2008. Comparing The Ecacy of Multimedia Modules with Traditional
Textbooks for Learning Introductory Physics Content.
Syahrul. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan
Visual Basic For Application (VBA) Spreadsheet Excel pada Materi
Getaran Dan Gelombang. Kendari : Universitas Halu Oleo
Syefrinando, Boby. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Macromedia Flash Professional 8. IJER, Vol. 1, No. 2
28