Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat dan
salam saya sampaikan kepada tokoh dan teladan Nabi Muhammad SAW yang
telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan modul “Konsep dan Fenomena Kuantum” ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan modul ini
yaitu untuk memenuhi penugasan mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika yang
diampu oleh bapak Dr. Sunaryo, M.Si.
Saya ucapkan terima kasih banyak kepada bapak Dr. Sunaryo, M.Si.,
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika yang telah
membimbing dan mengajari saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih
banyak kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
pembuatan modul ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan modul ini
masih terdapat banyak kesalahan, mulai dari penulisan, bahasa yang kurang
sempurna, maupun hasil yang kurang memadai. Mohon dibukakan pintu maaf
yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca, semoga modul ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmahtullahi Wabarakaatuh
Bogor, 09 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................ i


KATA PENGANTAR............................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................ iii
PENDAHULUAN ............…................................................... 1
A. Identitas Modul ........................................................... 1
B. Kompetensi Dasar........................................................ 1
C. Deskripsi Singkat Materi ............................................ 1
D. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................... 2
E. Materi Pembelajaran.................................................... 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ....................................... 3
A. Uraian Materi .............................................................. 3
B. Rangkuman ................................................................. 9
C. Latihan Soal ................................................................ 10
D. Percobaan/Eksperimen ............................................... 11
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ........................................ 12
A. Uraian Materi .............................................................. 12
B. Rangkuman ................................................................. 16
C. Latihan Soal ................................................................ 17
D. Percobaan/Eksperimen ............................................... 18
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ........................................ 19
A. Uraian Materi .............................................................. 19
B. Rangkuman ................................................................. 23
C. Latihan Soal ................................................................ 24
GLOSARIUM ......................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 27

iii
PENDAHULUAN

A. IDENTITAS MODUL

Jenjang Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : XII /Genap
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Materi Pokok : Konsep Dan Fenomena Kuantum

B. KOMPETENSI DASAR

3.8. Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup


konsep foton, sifat radiasi benda hitam, efek fotolistrik, efek
Compton, dan sinar X dan aplikasi dalam kehidupan manusia.
3.9. Menyajikan laporan tertulis dari berbagai sumber tentang penerapan
efek fotolistrik, efek Compton, dan sinar X dalam kehidupan sehari-
hari.

C. DESKRIPSI SINGKAT MATERI

Peserta didik yang hebat, generasi masa depan “Indonesia Maju”.


Semoga kalian selalu sehat, tetap semangat, dan tidak mudah mengeluh
dalam menghadapi kesulitan. Yakinlah bahwa kesulitan yang kalian
hadapi akan semakin memperkuat diri kalian untuk menjadi genenerasi
yang lebih unggul. Selamat berjumpa di modul pembelajaran Fisika.
Tahukah kalian bahwa fisikapun memiliki cerita sejarah yang
menarik? Ada pembagian periodesasi dalam fisika yaitu fisika klasik dan
4
fisika modern. Periode fisika klasik terjadi dalam rentang tahun 1600
hingga 1890an. Pada periode ini, gejala-gejala alamiah yang teramati
oleh mauasia dapat dijelaskan dan diprediksi secara akurat dengan teori
fisika klasik yaitu menanika Newton, elektromagnetika klasik, dan
termodinamika. Gerak benda dapat dijelaskan dengan hukum-hukum
Newton sedangkan karakteristik cahaya seperti pemantulan, pembiasan,
interferensi, difraksi, dan polarisasi dapat dijelaskan dengan teori
elektromagnetika yang menganggap bahwa cahaya adalah gelombang
elektromagnetik sesuai dengan teorinya Maxwell. Gejala kelistrikan dan
kemagnetan juga dapat dijelaskan dengan baik diantaranya menggunakan
hukum Ohm dan hukum Faraday. Seiring dengan berkembangnya
berbagai peralatan untuk eksperimen, para ilmuan fisika menemukan
bahwa ada beberapa fenomena baru yang tidak dapat dijelaskan
menggunakan teori fisika klasik. Fenomena-fenomena baru ini, dapat
dijelaskan pada awal abad ke-20 dengan membuat konsep baru yaitu
“mekanika kuantum” yang merupakan awal era fisika modern.
Dalam modul ini akan dibahas beberapa fenomena eksperimental
yang tidak dapat dijelaskan dengan teori fisika klasik. Fenomena itu
diantaranya adalah radiasi benda hitam, efek fotolistrik, efek Compton,
dan sinar-X.

D. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini disusun untuk Kelas XII secara berurutan sesuai dengan
tahapan pengetahuan yang perlu dikuasai. Dimulai dengan penjelasan
dan pemahaman konsep, disertai latihan untuk penguatan pemahaman
konsep. Untuk memperdalam dan atau memperluas pemahaman, anda

5
wajib menyelesaikan tugas pelengkap berupa pertanyaan yang bersifat
aplikasi dalam kehidupan nyata sehari-hari. Di akhir pembelajaran
disediakan beberapa pertanyaan sebagai tes formatif untuk mengukur
pemahaman dan pengasaan Anda tentang materi yang telah dipelajari.

Untuk memandu Anda belajar ikutilah tahapan pembelajaran


berikut ini:

1) Berdoalah sebelum memulai belajar

2) Tontonlah terlebih dahulu video materi yang diberikan

3) Buatlah catatan singkat dari video yang diberikan

4) Bacalah dengan cermat materi yang disajikan

5) Tandai materi yang kurang dipahami untuk didiskusikan dengan guru

6) Lakukan diskusi dengan anggota kelompok dan mengerjakan


penugasan kelompok

7) Kerjakan latihan yang disajikan di modul

8) Apabila sudah memahami dengan baik dan benar, Anda boleh


mengerjakan soal

tes formatif

9) Selamat belajar!

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Konsep Foton
 Radiasi Benda Hitam
6
 Hukum Pergeseran Wien
 Teori Planck
2. Efek Fotolistrik
 Percobaan Fotolistrik
 Hipotesis de Broglie
3. Sinar-X dan Efek Compton
 Efek Compton
 Sinar X
 Penerapan Radiasi Benda Hitam, Penerapan Efek Fotolistrik,
Penerapan Efek Compton, Penerapan Sinar-X dalam Kehidupan
Sehari-hari

VIDEO PEMBELAJARAN

1. Konsep Foton
 Video Materi

7
Link: https://youtu.be/ewAYxTySWMM

2. Efek Fotolistrik
 Video Materi

Link: https://youtu.be/rqnbCC66Pxw

3. Sinar-X dan Efek Compton


 Video Materi

Link: https://youtu.be/qgzdnsCNc70

8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

A. URAIAN MATERI

1. Radiasi Benda Hitam


Pada akhir abad ke-19 dengan ditemukannya spektrometer, para
ilmuan fisika dapat mengamati beberapa fenomena fisika yang tidak
dapat dijelaskan dengan menggunakan teori fisika yang telah dikenal
pada waktu itu. Fenomena itu adalah ditemukannya data hasil eksperimen
tentang bentuk kurva radiasi termal dari sebuah benda seperti pada
gambar 1.

Gambar 1. Kurva Spektrum Radiasi Benda

Radiasi termal adalah pancaran energi termal suatu benda yang


disebabkan oleh suhunya. Sebaran intensitas radiasi termal (I) sebagai
9
fungsi frekuensi (f) atau fungsi panjang gelombang (𝜆) dinamakan
spektrum radiasi termal. Bentuk spektrum radiasi termal inilah yang
menarik minat para fisikawan, terutama karena teori fisika klasik tidak
dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk lengkung radiasi termal
tersebut. Salah satu fenomena yang juga diamati adalah perbedaan kurva
spektrum yang dipancarkan oleh permukaan logam yang suhunya
berbeda. Berdasarkan pengamatan dengan spektrometer, permukaan
benda yang dipanaskan meradiasikan spektrum kontinu (malar) yang
nilainya bergantung dari banyak faktor, antara lain: suhu benda, sifat
permukaan benda, dan bahan yang dipergunakan. Eksperimen
menunjukkan bahwa intensitas radiasi berharga maksimum diperoleh
apabila permukaan benda tersebut dilapisi dengan arang karbon yang
tipis. Ternyata jika permukaan benda dilapisi arang karbon, spektrum
radiasi termal hanya bergantung dari suhu benda tidak tergantung lagi
pada bentuk permukaan benda dan jenis bahan penyusunnya. Benda yang
memiliki karakteristik meradiasikan energi dengan intensitas maksimum
pada sembarang suhu selanjutnya dinamakan benda hitam (black body).
Benda hitam menurut pengertian yang digambarkan oleh
fisikawan tidak harus benda berwarna hitam. Benda hitam didefinisikan
sebagai benda yang menyerap semua radiasi yang diterimanya dan
meradiasikan seluruh energi yang dimilikinya. Benda hitam ideal
(sempurna) dimodelkan dengan sebuah benda berongga dengan lubang
sangat kecil seperti pada gambar 2. Jika seberkas cahaya dapat masuk ke
dalam rongga tersebut melalui lubang kecil, maka berkas cahaya akan
mengalami beberapa kali pemantulan pada permukaan dinding dalam
rongga. Sangat kecil peluang bagi berkas cahaya tersebut untuk dapat
10
meninggalkan rongga, sehingga benda tersebut merupakan benda hitam
sempurna karena menyerap semua cahaya yang mengenainya.
Sebaliknya, ketika dinding rongga ditingkatkan suhunya maka dinding
akan meradiasikan cahaya. Berkas cahaya yang diradiasikan akan keluar
melewati lubang kecil tersebut dan tidak dapat masuk lagi. Jadi, benda
berongga tersebut memiliki karakteristik benda hitam sempurna karena
energi yang dimiliki diradiasikan semua dan menyerap seluruh energi
yang diterimanya.

Gambar 2. Pemodelan Benda Hitam


Pada tahun 1879 Stefan-Boltzmann melakukan eksperimen untuk
mengetahui karakteristik dari radiasi benda hitam. Mereka menemukan
bahwa daya total per satuan luas (intensitas) radiasi benda hitam adalah
sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya,

dengan
I = intensitas (W/m2)
e = emisivitas permukaan benda (0 < e < 1)
(benda dengan e=1 disebut benda hitam sempurna)
𝛔 = konstanta Stefan-Boltzmann = 5, 67 x 10-8 J s-1 m-2 K-4
11
T = suhu mutlak benda (K)
Persamaan tersebut dikenal sebagai Hukum Stefan Boltzmann.
Nilai emisitivitas beberapa benda pada suhu 300 K diberikan dalam tabel
1 berikut.

Tabel 1. Emisivitas Benda


Contoh soal:
Suatu benda hitam memancarkan energi 162 J/s pada suhu 27 o C. Berapa
energi yang dipancarkan oleh benda hitam tersebut jika suhu dinaikkan
menjadi 127o C?
Pembahasan:
Diketahui :
P1 =162 J/s
T1 = (27 + 273) = 300 K T2 = (127 + 273) = 400 K
Ditanyakan: P2 = ...?
Jawab:
Berdasarkan rumus 𝐼 = 𝑒𝜎𝑇4 , karena P = I . A maka untuk benda yang
sama P sebanding dengan T4, sehingga:

( )
4
P2 T2
=
P1 T1

( )
P2 400
4
=
162 300
12
P2 16
=
162 9
16
P2= × 162
9
P2=288 J / s

2. Hukum Pergeseran Wien


Ada beberapa pendekatan yang digunakan oleh fisikawan pada
akhir abad ke-19 untuk menerangkan bentuk lengkung kurva spektrum
radiasi termal benda hitam. Diantaranya dilakukan oleh Wien dan
Reyleigh-Jeans. Menurut Wien, benda hitam jika dipanaskan terus
menerus, akan memancarkan radiasi kalor (termal) yang puncak
spektrumnya memberikan warna-warna tertentu. Warna spektrum
bergantung pada panjang gelombangnya, dan panjang gelombang ini
akan bergeser sesuai suhu benda, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Pada suhu rendah, radiasi yang dipancarkan memiliki intensitas yang
rendah sehingga tidak ada cahaya radiasi yang terlihat. Jika suhu terus
dinaikkan, benda mula-mula akan berpijar merah, selanjutnya akan
berwarna kuning keputih putihan. Semakin tinggi suhu benda selain
intensitas radiasinya bertambah, panjang gelombang pada puncak
spektrum radiasinya (saat intensitasnya maksimum) juga semakin kecil.
Pergeseran puncak spektrum radiasi tersebut berbanding terbalik dengan
suhu mutlak benda oleh Wien diformulasikan dengan,
C
λ m=
T
Dengan :
C=¿ Konstanta pergeseran wien = 2,898 ×10−3 m. K
13
T =¿ Suhu mutlak benda (K)
λ m=¿Panjang gelombang pada intensitas radiasi maksimum (m)

Persamaan tersebut selanjutnya dikenal dengan hukum pergeseran


Wien. Namun demikian, formulasi yang diperoleh Wien ternyata tidak
sesuai dengan data hasil eksperimen. Formulasi Wien hanya mampu
memprediksi spektrum radiasi pada daerah dengan panjang gelombang
kecil, dan tidak mampu memberikan gambaran spektrum radiasi pada
daerah dengan panjang gelombang besar.
Ketidakakuratan formula Wien mendorong Reyleigh-Jeans untuk
mengembangkan gagasan baru. Dengan menganggap bahwa energi
radiasi termal yang dihasilkan benda berongga berasal dari osilator-
osilator pada dinding rongga benda hitam. Frekuensi getaran osilator
terkait dengan suhu dinding rongga. Berdasarkan teori ekipartisi energi
Reyleigh-Jeans mengemukanan bahwa rapat energi radiasi gelombang
elektromagnetik persatuan volume yang dihasilkan benda hitam
diformulasikan:
E=8 πkT / λ 4
E=¿ rapat energi ( J /m3 ¿

k =¿ konstanta Boltzman = 1,38×10−23 J / K

T =¿ suhu mutlak (K)

λ=¿ panjang gelombang (m)

Formulasi Reyleigh-Jeans ini juga tidak sepenuhnya sesuai dengan


data hasil eksperimen, tetapi hanya cocok untuk daerah dengan panjang
gelombang besar dan tidak cocok untuk daerah dengan panjang

14
gelombang kecil (pendek), yaitu pada daerah sinar ultraviolet (UV).
Fenomena ini dikenal dengan istilah “bencana ultraviolet”.
Perbandingan teori yang dikemukakan Wien dan Reyleigh-Jeans dapat
dijelaskan dengan grafik pada gambar 2 berikut:

Gambar 3. Perbandingan teori Wien, teori Rayleigh-Jeans, dan hasil

Contoh soal:
1. Suhu permukaan suatu benda 483K. Jika tetapan wien 2,898 x 10 -3
m.K,maka berapakah panjang gelombang radiasi pada intensitas
maksimum yang dipancarkan oleh permukaan benda?
Pembahasan:
Diketahui :
T = 483K
C = 2,898 x 10-3 m.K
Ditanya: λ maks =…?
Jawab:
C
λ maks=
T
2,898 x 10−3 m . K
λ maks=
483 K
6
λ maks =6 ×10 m=60.000 Å

15
a. Sebuah bintang memiliki spektrum puncak dengan panjang
gelombang 750 nm.Tentukan suhu permukaan bintang tersebut!
Pembahasan:
Diketahui :
𝜆¿ 750 nm=7,5 ×10−7 m
Ditanya : T =… ?
C
λ maks=
T
2,898 x 10−3
−7
7,5 ×10 =
T
−3
2,898 x 10
T= −7
7,5× 10
T =3864 K

3. Teori Planck
Teori kuantum dikemukakan oleh Planck terkait dengan cahaya.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik berupa paket-paket
energi yang terkuantisasi (diskrit) yang tak bermuatan dan disebut
dengan “foton”. Energi satu foton dirumuskan sebagai berikut:
c
E=h . f =h .
λ
Dengan
E=¿ energi satu foton (J)

h=¿ konstanta planck ¿ 6,63 ×10−34 Js

f =¿ frekuensi cahaya (Hz)

c=¿ cepat rambat cahaya (m/s)

λ=¿ panjang gelombang cahaya (m)

Energi radiasi yang memiliki n buah foton dinyatakan dengan


16
En =nE
En =nhf

Hukum radiasi Planck menunjukkan bahwa paket energi (foton)


sebanding dengan frekuensi dan berbanding terbalik dengan panjang
gelombang. Untuk memahami istilah foton perhatikan ilustrasi berikut,
lampu yang memancarkan cahaya merah memiliki foton yang lebih kecil
dari lampu yang memancarkan cahaya kuning, karena frekuensi cahaya
merah lebih kecil dari cahaya kuning. Dua lampu yang memancarkan
warna cahaya yang sama misalkan merah tetapi dengan tingkat terang
(intensitas) berbeda, menunjukkan bahwa foton lampu tersebut sama
tetapi lampu yang lebih terang jumlah fotonnya (n) lebih banyak
dibandingkan yang redup.

Contoh Soal:
1. Jika frekuensi cahaya tampak 6 x 1014 Hz,tentukan besar energi
fotonnya! jika konstanta Planck 6,6 x 10-34 Js.
Pembahasan:
Diketahui :
h = 6,6 x 10-34 Js
f = 6 x 1014 Hz
Ditanyakan: E = …?
E=h × f
E=¿6,6 x 10-34 Js)׿ 6 x 1014 Hz)

E=39,78 x 10-20 Joule.

17
2. Tentukan besarnya energi radiasi foton dari gelombang
elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang 2.000 Å ,jika
konstanta Planck 6,6 x 10-34 Js.
Pembahasan :
Diketahui :
λ=2.000 Å
h = 6,6 x 10-34 Js
c = 3 x 10-8 m/s
Ditanyakan: E = …?
c
E=h . f =h .
λ
−8
−34 3 x 10 −19
E=6,6 x 10 . −7
=9,9 x 10 joule
2 x 10

RANGKUMAN

Hukum Stefan hukum Stefan-Boltzmann menyatakan bahwa intensitas


radiasi termal benda hitam berbanding lurus dengan suhu mutlaknya
pangkat empat.

Hukum ppergeseran Wien menyatakan semakin tinggi suhu benda selain


intensitas radiasinya bertambah, panjang gelombang pada puncak
spektrum radiasinya (saat intensitasnya maksimum) juga semakin kecil.
Wien memformulasikan bahwa panjang gelombang tersebut berbanding
terbalik dengan suhu mutlak benda,

18
Formulasi Wien hanya mampu memprediksi spektrum radiasi pada
daerah dengan panjang gelombang kecil, dan tidak mampu memberikan
gambaran spektrum radiasi pada daerah dengan panjang gelombang besar
(teori Wien sesuai dengan hasil eksperimen hanya pada spektrum radiasi
termal pada panjang gelombang yang kecil), sedangkan teori Rayleigh-
Jeans sesuai dengan hasil eksperimen hanya pada spektrum radiasi termal
pada panjang gelombang yang besar, tidak sesuai untuk spektrum radiasi
termal pada panjang gelombang yang kecil, yaitu sinar ultraviolet.
Hukum radiasi benda hitam yang dikemukakan Planck, mampu
menjelaskan spektrum radiasi termal sesuai dengan hasil eksperimen.
Planck menyatakan bahwa energi yang diradiasikan benda tidak
membentuk spektrum kontinu (malar) tetapi dalam bentuk spektrum
diskrit dengan energi yang terkuantisasi. Kuantisasi energi ini disebut
dengan foton. Satu foton setara dengan energi sebesar

LATIHAN SOAL

1. Pernyataan berikut yang tidak menggambarkan teori kuantum planck


adalah...
a. Semua foton merupakan gelombang elektromagnet
b. Kecepatan foton sama dengan kecepatan cahaya
19
c. Energi dalam satu foton adalah e = c/λ
d. Cahaya terdiri dari kuantum-kuantum
e. Efek compton menerapkan teori kuantum planck
2. Energi foton yang dipancarkan dari sinar merah yang frekuensinya 2 x
1014 Hz jika konstanta planck 6,6 x 10-34 js adalah...
a. 1,32 x 10-21 j
b. 1,32 x 10-20 j
c. 1,32 x 10-19 j
d. 1,32 x 10-18 j
e. 1,32 x 10-17 j
3. Grafik berikut ini menunjukan hubungan antara intensitas radiasi (I) dan
panjang gelombang (λ) pada radiasi oleh benda hitam jika konstanta
Wien = 2,90 x 10-3 m.K, massa besar suhu (T) permukaan benda adalah...
a. 6.000 K
b. 5.100 K
c. 4.833 K
d. 2.900 K
e. 1.667 K
4. Menurut teori kuantum berkas cahaya terdiri dari foton intensitas berkas
cahaya...
a. Berbanding lurus dengan banyaknya foton
b. Berbanding lurus dengan energi foton
c. Tidak bergantung pada energi dan banyaknya foton
d. Berbanding lurus dengan kuadrat banyaknya foton
e. Berbanding lurus dengan akar energi foton

20
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

A. URAIAN MATERI

1. Efek Fotolistrik
Pada 1887 Heinrich Hertz mengamati peningkatan berkurangnya
muatan dari elektroda logam ketika disinari dengan cahaya ultraviolet.
Pengamatan itu diteruskan oleh Hallwachs yang menemukan adanya
emisi elektron ketika menyinari permukaan-permukaan logam seperti
seng, rubidium, potassium dan sodium dengan cahaya ultraviolet. Proses
lepasnya elektron-elektron dari permukaan logam yang disinari disebut
emisi fotoelektron atau efek fotolistrik Efek fotolistrik selanjutnya
diamati oleh Lenard pada tahun 1902 dengan perangkat seperti
ditunjukkan pada Gambar 4. Lenard menemukan bahwa jika pelat (seng)
disinari dengan sinar ultraviolet, maka elektron akan lepas dan
meninggalkan pelat dengan fakta-fakta:
1) Suatu jenis logam tertentu bila disinari (dikenai radiasi) dengan
frekuensi yang lebih besar dari harga tertentu akan melepaskan
elektron, walaupun intensitas radiasinya sangat kecil. Sebaliknya,
berapapun besar intensitas radiasi yang dikenakan pada suatu jenis
logam, jika frekuensinya lebih kecil dari harga tertentu maka tidak
akan dapat melepaskan elektron dari logam tersebut.

21
2) Kecepatan (energi kinetik) elektron yang lepas dari permukaan logam
tidak bergantung pada intensitas cahaya, tetapi hanya bergantung pada
frekuensi (atau panjang gelombang) sinar yang digunakan.
3) Jika batas frekuensi radiasi untuk terjadinya efek fotolistrik terpenuhi,
meningkatkan intensitas radiasi akan memperbanyak foto-elektron
yang dihasilkan, ditandai oleh bertambahnya arus foto-elektron (I)
yang terukur oleh ampermeter.

Gambar 4. Perangkat percobaan efek fotolistrik

Efek fotolistrik tidak dapat dipahami dengan fisika klasik, yang


menjelaskan bahwa intensitas radiasi sebanding dengan energi
gelombang (kuadrat amplitudo). Teori kuantisasi energi yang
dikemukakan oleh Planck, kemudian diartikan lebih fisis oleh Einstein
digunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen dari gejala fotolistrik.
Pada tahun 1905 Einstein mulai memperkenalkan teori kuantum cahaya.
Menurut Einstein:
1. Pancaran cahaya berfrekuensi f berisi paket-paket gelombang atau
paket-paket
energi yang besarnya sama dengan hf yang dinamakan foton. Jumlah
foton per satuan luas penampang per satuan waktu sebanding dengan

22
intensitas cahaya, tetapi energi foton tidak bergantung pada intensitas
cahaya. Sehingga semakin tinggi intensitas cahaya yang digunakan pada
percobaan efek fotolistrik berdampak semakin banyak jumlah elektron
yang terpancar ditandai dengan meningkatnya arus fotoelektron yang
terukur pada ampermeter.
2. Energi foton hanya bergantung pada frekuensi gelombang cahaya.
Menurut postulat Planck, foton-foton yang sampai pada katoda akan
diserap sebagai kuantum energi. Ketika elektron menyerap foton, maka
elektron memperoleh sejumlah energi yang dibawa foton yaitu sebesar
hf. Jika energi yang diterima elektron melebihi energi ikat oleh
permukaan logam, sebagian digunakan elektron untuk melepaskan diri
dari bahan dan sisanya digunakan untuk bergerak, menjadi energi kinetik
elektron. Besarnya energi yang diperlukan oleh elektron untuk
melepaskan diri dari logam (melawan energi ikatan logam) disebut fungsi
kerja/energi ambang logam (Wo).
Besar energi kinetik maksimum foto-elektron diformulasikan:
EK maks=hf −Wo , dengan Wo−hf o

EK maks=h ¿ )

dengan,
EK maks=¿ energi kinetik maksimum foto elektron (J)

Wo=¿ fungsi kerja atau energi ambang logam (J)

fo=¿ frekuensi ambang logam (Hz)

Energi kinetik foto-elektron diukur dengan memasang sumber


tegangan (beda potensial listrik) pada perangkat eksperimen fotolistrik
23
dengan kutub negative (-) dihubungkan dengan elektroda positif (anoda).
Pada saat telah terjadi efek fotolistrik, dengan mengatur besarnya
tegangan listrik gerak elektron yang terpancar dari logam dapat
dihentikan, ditandai dengan aruslistrik yang terbaca oleh ampermeter
menjadi nol. Tegangan listrik yang mampu menghentikan keluarnya
elektron dari permukaan logam selanjutnya disebut beda potensial listrik
penghenti/stopping voltage (Vo). Ketika foto-elektron terhenti berarti nilai
energi kinetiknya sama dengan energi listrik yang dihasilkan oleh sumber
tegangan, jadi
EK maks =e .Vo

Dengan,
e=¿ muatan elektron = 1,6 x 10-19 c

Vo=¿ tegangan atau beda potensial henti (Volt)

Makin tinggi nilai EKmaks makin tinggi besarnya tegangan


penghenti Vo agar elektron tidak mengenai kutub elektrodanya (anoda).
Nilai Vo ternyata tidak bergantung pada intensitas cahaya yang dikenakan
pada permukaan logam, melainkan bergantung pada frekuensi dari
cahaya yang digunakan. Makin tinggi frekuensi cahaya yang digunakan,
makin besar nilai Vo. Ini menunjukkan bahwa peningkatan frekuensi
cahaya berdampak pada meningkantnya energi kinetik foto elektron atau
kecepatan geraknya, bukan pada jumlah foto elektron.
Agar terjadi Efek fotolistrik, maka:
1. Energi radiasi foton (Ef) lebih besar dari energi ambang (Wo)
2. Panjang gelombang radiasi foton lebih kecil dari panjang gelombang
ambang

24
3. Frekuensi radiasi foton (f) lebih besar dari frekuensi ambang (fo) 

2. Hipotesis de Broglie
Peristiwa efek fotolistrik dan efek Compton tidak dapat dijelaskan
dengan teori fisika klasik yang memandang cahaya sebagai gelombang
elektromagnetik, tetapi dapat dijelaskan berdasarkan teori kuantum
cahaya yang dikemukakan oleh Einstein yang memandang cahaya
sebagai partikel (foton). Sehingga muncul gagasan dualisme gelombang
partikel dimana cahaya tidak hanya memiliki sifat sebagai gelombang
tetapi juga bersifat seperti partikel. Walaupun foton tidak bermassa,
karena dipandang sebagai partikel maka foton memiliki momentum yang
dirumuskan.
h
p=
λ
Karena E=hf =hc /λ ,maka
E hf
p= =
c c

Dengan p=¿ momentum foton (kg m/s)

Diilhami oleh sifat dualisme cahaya, Louis de Broglie pada tahun


1924 mengusulkan hipotesisnya, bahwa partikel yang bergerak juga
memperlihatkan sifatnya sebagai gelombang. Hipotesis de Broglie
tersebut kemudian dapat dibuktikan oleh Davisson dan Germer pada
tahun 1927 dengan difraksi elektron. Seberkas elektron yang telah
dipercepat dengan tegangan V dikenakan pada kristal. Elektron-elektron
terhambur dideteksi terhadap variasi sudut hamburan, ternyata hasilnya
memperlihatkan adanya pola difraksi seperti halnya cahaya atau sinar X.

25
Panjang gelombang elektron yang telah dipercepat dengan tegangan V
menurut hipotesis de Broglie adalah

Elektron dipercepat dengan tegangan V sehingga memiliki energi kinetik


yang berasal dari energi listrik

Contoh Soal:
Davisson dan Germer memilih elektron sebagai partikel untuk menguji
hipotesa de Broglie. Elektron-elektron diperoleh dari filamen yang
dipijarkan, kemudian elektron-elektron itu dipercepat dalam medan listrik
yang bersumber dari tegangan 54 Volt. Tentukan Panjang gelombang
deBroglie elektron tersebut!
Pembahasan:
26
Diketahui: V = 54 volt
Ditanyakan: 𝜆 =…?
Jawab:

RANGKUMAN

Efek fotolistrik adalah proses lepasnya elektron-elektron dari permukaan


logam yang disinari.
1) Energi kinetik maksimum foto-elektron dirumuskan 𝐸𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = ℎ𝑓 – 𝑊𝑜
2) Saat efek fotolistrik telah terjadi, meningkatkan frekuensi
menyebabkan energi kinetik maksimum foto-elektronnya bertambah
(kecepatan gerak foto-elektron bertambah)
3) Saat efek fotolistrik telah terjadi, meningkatkan intensitas cahaya
yang diradiasikan ke logam menyebabkan jumlah foto-elekron
semakin banyak.
Efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan dengan teori fisika klasik yng
memandang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik, tetapi dapat
dijelaskan oleh Einstein dengan teori kuantum cahaya yang memandang
cahaya berprilaku seperti partikel. Karena cahaya (foton) mimiliki sifat
partikel maka memiliki momentum

27
Louis de Broglie berhipotesis kemudian dibuktikan oleh Davisson dan
Germer bahwa partikel yang bergerak mimiliki sifat partikel sehingga
memiliki panjang gelombang

LATIHAN SOAL

1. Gejala efek fotolistrik dapat dijelaskan dengan dasar...


a. Prinsip superposisi
b. Teori relativitas cahaya
c. Hukum kekekalan momentum
d. Teori foton
e. Teori gelombang cahaya
2. Permukaan lempeng logam natrium disinari dengan seberkas foton
berenergi 4,43 eV. Jika fungsi kerja natrium 2,28 eV, maka energi kinetik
maksimum elektron yang dihasilkan adalah...
a. 2,15 eV a. 6,71 eV
b. 2,28 eV b. 8,86 eV
c. 4,56 eV
3. Cahaya hijau memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya
merah. Intensitas yang sama dari kedua cahaya itu ditembakkan pada dua

28
logam identik sehingga mampu melepaskan sejumlah elektron dari
permukaan logam tersebut. Pernyataan berikut yang benar adalah...
a. Sinar hijau melepaskan elektron dengan jumlah lebih besar.
b. Sinar merah melepaskan elektron dengan jumlah lebih besar.
c. Kedua sinar melepaskan elektron dengan jumlah sama.
d. Sinar merah melepaskan elektron dengan kecepatan maksimum lebih
besar.
e. Kedua sinar melepaskan elektron dengan kecepatan maksimum sama.
4. Energi ikat minimum elektron pada permukaan bahan tergantung pada
jenis bahan. Pernyataan tersebut sesuai dengan salah satu peristiwa fisika
berikut...
a. Efek compton
b. Produksi pasangan
c. Radiasi benda hitam
d. Pembentukan sinar-x
e. Efek fotolistrik

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

A. URAIAN MATERI

1. Efek Compton
Pada tahun 1923, Arthur H. Compton mengamati perubahan
panjang gelombang sinar-X setelah dihamburkan oleh elektron bebas

29
seperti pada gambar 5. Compton menjelaskan, radiasi yang dikenakan
pada lempeng logam berinteraksi dengan elektron bebas dalam logam
(tidak selalu menimbulkan efek fotolistrik walaupun energinya cukup).
Interaksi antara radiasi dengan elektron bebas dalam logam berperilaku
seperti tumbukan elastis antara dua partikel. Mekanisme hamburan
radiasi (kemudian disebut hamburan Compton atau efek Compton)
tersebut di atas dapat dijelaskan dengan memberlakukan hukum
kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum linear secara
relativistik.
.

Gambar 5. Efek Compton

Berdasarkan hasil pengamatan ternyata sinar-X yang terhambur


memiliki panjang gelombang yang lebih besar dari panjang gelombang
sinar X semula. Hal ini dikarenakan sebagian energinya terserap oleh
elektron. Jika energi foton sinar-X mula-mula hf dan energi foton sinar-X
yang terhambur menjadi (hf – hf') dalam hal ini f > f'.
Jadi, gejala compton merupakan gejala hamburan (efek) dari
penembakan suatu materi dengan sinar-X.
30
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan hukum
kekekalan energi berhasil menunjukkan bahwa perubahan panjang
gelombang foton terhambur dengan panjang gelombang semula, yang
memenuhi persamaan:

Keterangan:
h = konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
m0 = massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)
c = kecepatan cahaya (3 × 108 m/s)

Besaran h/m0 c sering disebut dengan panjang gelombang


Compton. Jadi jelaslah sudah bahwa dengan hasil pengamatan Compton
tentang hamburan foton dari sinar-X menunjukkan bahwa foton dapat
dipandang sebagai partikel, sehingga memperkuat teori kuantum yang
mengatakan bahwa cahaya mempunyai dua sifat, yaitu cahaya dapat
sebagai gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai partikel yang sering
disebut sebagai dualisme gelombang cahaya.
Dalam efek Compton yang terjadi adalah foton sinar X menumbuk
elektron yang mula-mula diam. Saat terjadi tumbukan foton dapat
dipandang sebagai partikel yang kehilangan energi karena terserap oleh
elektron menjadi energi kinetik elektron. Berdasarkan hukum kekekalan
energi akan berlaku:
𝐸𝐾 = 𝐸 – 𝐸’.

2. Sinar X

31
Sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang cenderung sangat pendek, akan tetapi memiliki
energi yang sangat besar. Sinar-X juga mempunyai daya tembus yang
sangat tinggi. Nah selain itu sinar-X juga memiliki kemampuan
mengionisasi atom dari materi yang dilewati, selanjutnya menjadikan
sebagai salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.
Sinar X dibangkitkan dengan perangkat seperti pada gambar 6.
Dua buah keping elektroda dirangkai dengan catu daya. Keping pertama
dengan potensial rendah (katoda) berlaku sebagai sumber elektron.
Keping kedua dengan potensial yang lebih tinggi (anoda) berlaku sebagai
target.

Gambar 6. Bagan Pembangkit Sinar X

Untuk tegangan pemercepat yang berbeda, gelombang


elektromagnetik yang teramati mempunyai pola seperti yang ditunjukkan
pada gambar 7.

32
Gambar 7. Spektrum sinar X dari berbagai tegangan pemercepat (Va1 >
Va2 > Va3)

Dari gambar 7. tampak bahwa spektrum yang dihasilkan adalah


kontinyu. Selain itu juga teramati adanya panjang gelombang minimal
(min). Pola ini teramati pada berbagai nilai tegangan pemercepat. Untuk
tegangan yang tinggi, panjang gelombang minimalnya lebih pendek.
Pada keadaan khusus juga dijumpai adanya puncak yang disebut sebagai
sinar X karakteristik.

3. Penerapan Radiasi Benda Hitam, Penerapan Efek Fotolistrik,


Penerapan Efek Compton, Penerapan Sinar-X dalam Kehidupan
Sehari-hari

1. Penerapan Radiasi Benda Hitam


a. Efek Rumah Kaca

33
Penerapan dari sifat radiasi benda hitam dari efek rumah kaca
adalah gejala dari fisika kuantum. Radiasi sinar matahari yang
masuk ke bumi berupa sinar ultra violet dengan panjang
gelombang pendek. Sebagian akan dipantulkan kembali dan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang disebut efek rumah kaca.
b. Termos
Termos didalamnya berisi lapisan perak. Fungsinya adalah untuk
mencegah perpindahan kalor secara radiasi. Lapisan perak tersebut
memantulkan kembali radiasi ke dalam termos sehingga menjada
suhu dalam termos tetap hangat. Sedangkan dinding gelas tidak
dapat memindahkan panas karena merupakan konduktor yang
buruk.
c. Pemakaian pakaian
Baju warna hitam atau gelap merupakan penyerap dan pemancar
panas yang baik sehingga ketika kita memakai pakaian hitam di
siang hari akan terasa lebih panas dan pada malam hari terasa lebih
hangat. Sedangkan baju warna putih merupakan penyerap dan
pemancar panas yang buruk sehingga nyaman di siang hari
daripada malam hari.
2. Penerapan Efek Fotolistrik
a. Dubbing Film
Menggunakan bantuan peralatan elektronika saat itu, suara
dubbing film direkam dalam bentuk sinyal optik di sepanjang
pinggiran keping film. Pada saat film diputar, sinyal ini dibaca
kembali melalui proses efek fotolistrik dan sinyal listriknya

34
diperkuat dengan menggunakan amplifier tabung sehingga
menghasilkan film bersuara.
b. Sel surya
Sel surya yang sangat kita kenal manfaatnya dapat mengubah
energi matahari menjadi energy listrik melalui efek fotolistrik
internal. Sebuah semikonduktor yang disinari dengan cahaya
tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan
elektron di satu sisi yang disertai dengan kelebihan hole di sisi
lain akan menimbulkan beda potensial yang jika dialirkan
menuju beban akan menghasilkan arus listrik.
3. Penerapan Efek Compton
a. Nuclear Compton Telescope (NCT)
Nuclear Compton Telescope (NCT) merupakan eksperimen balloon-
borne untuk mendeteksi sinar gamma dari sumber astrofisika seperti
supernova,pulsar,active galactic nucleus (AGN).Nuclear Compton
Telescope (NCT) adalah γ ditanggung balon-ray-lembut (0,215mev)
teleskop dirancang untuk mengetahui sumber astrofisika dari garis
emisi nuklir dan pola isasi γ-ray. Nct menggunakan sebuah array dari
12 detekto rpencitraan 3-d germanium (geds).
b. Spektroskopi Gamma
Spektroskopi Gamma adalah spektroskopi yang dapat digunakan
untuk menganalisis sumber radioaktif yang kemudian dapat
digunakan untuk mengidentifikasi unsur antara isotop radioaktif yang
ada di dalamnya.

35
4. Penerapan Sinar-X dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Bidang Kesehatan
 Melihat bagian dalam tubuh tanpa harus melakukan pembedahan
 Menemukan lokasi benda yang tidak sengaja tertelan
 Memantau suatu jenis penyakit, misalnya penyumbatan pembuluh
darah, kanker tulang, kerusakan gigi dan lain-lain
b. Bidang Perindustrian
 Mendeteksi kerusakan mikroskopis pada komponen mesin industri
 Memantau kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah industri
c. Bidang Riset dan Ilmu Pendidikan
 Sinar-X bisa digunakan untuk mempelajari struktur yang terdapat
pada sebuah senyawa. Salah satu contohnya untuk memeriksa
struktur kristal
d. Bidang Keamanan
 Mendeteksi benda keras seperti senjata tajam atau bahan peledak
e. Bidang Pertanian
 Menciptakan bibit unggul yang berkualitas dengan menyebabkan
mutasi sel, sampai sifat yang diinginkan didapatkan
.

36
RANGKUMAN

Efek Compton peristiwa terhamburnya foton saat menumbuk electron


yang diam ketika disnari dengan foton yang berenergi lebih besar dari
energi ambang logam. Ketika terhambur foton megalami perubahan
panjang gelombang sesuai persamaan.

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari eksperimen efek Compton


adalah sebagai berikut:
- Panjang gelombang (λ’) radiasi yang dihamburkan pada setiap sudut θ
selalu lebih besar dari λ radiasi sinar datang.
- Selisih panjang gelombang (∆λ) tidak bergantung λ sinar-X datang
dan pada sudut tetap hamburan adalah sama untuk semua unsur yang
mengandung elektron tidak terikat (bebas) pada keadaan lain.
- Selisih panjang gelombang (∆λ) meningkat terhadap sudut hamburan
θ dan mempunyai nilai maksimal pada θ = 1800.
Sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang cenderung sangat pendek, akan tetapi memiliki energi
yang sangat besar. Sinar-X juga mempunyai daya tembus yang sangat
tinggi. 
Sinar-X memiliki banyak manfaat di berbagai bidang, yaitu bidang
kesehatan, bidang perindustrian, bidang riset dan ilmu pendidikan,
bidang keamanan, serta bidang pertanian.
37
LATIHAN SOAL

1. Frekuensi foton yang dihamburkan oleh elektron bebas akan lebih kecil
dibanding saat datang adalah hasil dari...
a. Efek fotolistrik
b. Efek compton
c. Produksi pasangan
d. Produksi sinar x
e. Radiasi benda hitam
2. Panjang gelombang sinar x yang mempunyai momentum 3,3 x 10 -24 kg
m/s adalah...
a. 2 A
b. 3 A
c. 4 A
d. 5 A
e. 6 A

38
3. Gelombang elektromagnetik merambat dengan kecepatan 3 x 108 m/s.
Jika panjang gelombang elektromagnetik tersebut adalah 100 nm, maka
frekuensi dari gelombang tersebut adalah...
a. 3,0 x 1012 Hz
b. 2,5 x 1015 Hz
c. 3,0 x 1015 Hz
d. 3,0 x 1016 Hz
e. 1,5 x 1017 Hz
4. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi besar ke
frekuensi kecil adalah...
a. Cahaya biru, cahaya hijau, sinar inframerah, gelombang radar
b. Cahaya hijau, cahaya biru, sinar X, sinar gamma
c. Sinar inframerah, sinar ultraviolet, cahaya hijau, cahaya biru
d. Gelombang radar, cahaya hijau, cahaya biru, gelombang radio
e. Sinar X, sinar gamma, cahaya biru, cahaya hijau

GLOSARIUM

Kuantum Paket-paket energi

Diskret Terkuantisasi dalam paket-paket

Fungsi Energi minimal yang dibutuhkan electron


kerja untuk lepas dari permukaan logam

Teganga Beda potensial yang dibutuhkan untuk


n henti menghentikan terjadinya efek fotolistrik

39
Benda Benda yang akan menyerap seluruh radiasi
hitam yang mengenainya 

Efek Terpancarnya elektron dari permukaan logam


fotolistri ketika disinari
k

Efek Terhamburnya foton saat menumbuk electron


Compton

Sinar-X Gelombang elektromagnetik dengan panjang


gelombang cenderung pendek, tetapi memiliki energi
yang besar

Kunci Jawaban Latihan Soal


40
 Kegiatan Pembelajaran 1:

1. C

2. C

3. C

4. A

 Kegiatan Pembelajaran 2:

1. D

2. A

3. C

4. E

 Kegiatan Pembelajaran 3:

1. B

2. A

3. C

4. A

41
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David. Resnick, Robert. (1996). Fisika. Jilid 1 &2 (terjemahan).


Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. (2017). Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Erlangga
Sutarno, et al. (2017). Radiasi Benda Hitam dan Efek Fotolistrik Sebagai
Konsep Kunci Revolusi Saintifik dalam Perkembangan Teori
Kuantum Cahaya. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol. IX
No. 2 Halaman: 51 – 58, 2017
Yossi A, (2017). Pendalaman Materi Fisika: Mekanika Kuantum. Jurdik
Fisika UNY
Aku Pintar, (2021). Konsep dan Fenomena Kuantum. URL:
https://akupintar.id/belajar/-/online/materi/12-mia/fisika/fisika-kuantum/523109

(Diakses pada 8 Maret 2022 Pukul 13.00 WIB)


s

42

Anda mungkin juga menyukai