Anda di halaman 1dari 13

EKSPERIMEN FISIKA

Efek Fotolistrik dengan memanfaatkan Sel Surya (FCA 15)

Disusun Oleh :

1. Afifah Rahman H0417014

2. Akriani H0417332

3. Raudatul Adawiah H0417329

4. Sri Hardina H0417333

5. Sulismawati H0417324

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan

Rancangan atau kerangka awal Eksperimen Efek Fotolistrik ini. Adapun

tujuan disusunnya rancangan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi

tugas mata kuliah Eksperimen Fisika.

Tersusunnya rancangan awal eksperimen ini tentu bukan karena buah kerja

keras kami semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Ibu Dewi Sartika, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah

2. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa

kami sebutkan satu persatu.

Kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran

yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami

berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Majene, 23 Maret 2020

Tim penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4
BAB III METODE PERCOBAAN.......................................................................8
A. Alat dan Bahan .................................................................................................. 8
1. Alat dan Bahan Rancangan Alat...........................................................8
2. Alat dan Bahan Kegiatan Praktikum..................................................8
B. Identifikasi Variabel........................................................................................ 8
1. Variabel Manipulasi.................................................................................. 8
2. Variabel Respon......................................................................................... 8
3. Variabel Kontrol......................................................................................... 8
C. Defenisi Operasional Variabel.....................................................................8
D. Prosedur Kerja................................................................................................... 9
E. Teknik Analisis Data..................................................................................... 10
F.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Efek fotolistrik merupakan suatu eksperimen yang menunjukkan


bahwa suatu gelombangdapat bersifat sebagai partikel. Eksperimen ini
bertujuan untuk membuktikan hipotesis Max Planck yang menyatakan
bahwa energi yang dimiliki cahaya adalah terkuantisasi. Efek fotolistrik
ditemukan oleh Hertz pada tahun 1887 dan telah dikaji oleh Lenard
padatahun 1900. Gejala efek fotolistrik ini dapat dijelaskan dengan baik oleh
Einstein pada tahun1905. Einstein mengembangkan hipotesis Max Planck
kuantisasi energi. Dia menyatakan bahwakuantisasi energi merupakan sifat
dasar energi gelombang elektromagnetik. Efek fotolistrik pertama kali
diformulasikan oleh Albert Einstein. Albert Einstein mengatakan bahwa
ketika sebuah logam dikenai suatu cahaya tertentu, maka elektron dari logam
tersebut akan tereksitasi sehingga lepas dari orbitnya dan membentuk suatu
arus listrik. Pengeluaran elektron dari logam tersebut tidak berlaku untuk
sebarang cahaya tetapi cahaya yang memiliki suatu energi tertentu yang
sama dengan energi ambang atau energi cut off dan satu foton daripada
cahaya tersebutakan diserap oleh satu buah elektron saja yang ada pada
logam tersebut. Hal tersebut kemudian dibuktikan oleh Albert Einstein
dengan mengadakan suatu percobaan menggunakan lempeng logam yang
diletakkan sebagai anoda dalam tabung dandisinari oleh beberapa cahaya
sehingga timbul elektron bebas yang bergerak dari anoda kekatoda dan
kemudian disebut dengan arus elektron atau arus listrik yang terdeteksi oleh
adanyamultimeter yang dipasang pada peralatan tersebut
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini
terjadi melalui efek fotolistrik. Dimana efek fotolistrik adalah peristiwa
terpentalnya sejumlah elektron pada permukaan sebuah logam ketika
disinari seberkas cahaya (Krane, 1992). Gejala efek fotolistrik seperti

1
dijelaskan sebelumnya bahwa dapat diterangkan melalui teori kuantum
Einstein Yang mana menurut teori kuantum Einstein, cahaya dipandang
sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya bergantung pada
frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron
sehingga elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan
listrik. Arus(I) dan tegangan(V) yang dihasilkan ketika sel memperoleh
penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu
disajikan dalam bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik sel surya dipengaruhi oleh intensitas
cahaya dan suhu permukaan sel.
Prinsip kerja sel surya, Sel Surya terbuat dari berbagai jenis bahan
terutama material elektronik dimana bagian utamanya berupa bahan
semikonduktor (misalnya silikon). Akibatnya, prinsip kerja sel surya pun
berbagai macam, untuk sel surya generasi pertama dan kedua ada yang
berbasiskan sambungan (junction) p-n. Schottky Barrier, sambungan p-i-n.
Sel surya yang paling sederhana prinsip kerjanya adalah yang berbasiskan
sambungan p-n seperti pada sel surya silikon (kristalin).
Dengan demikian dalam praktikum ini kamu mencoba mengaitkan
percobaan efek fotolistrik dengan memanfaatkan sel surya (FCA 15).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah prinsip kerja Sel Surya (FCA 15) dalam upaya
membuktikan efek/ gejala fotolistrik secara eksperimen ?
2. Bagaimanakah karakteristik cahaya menurut teori kuantum?
3. Berapakah nilai dari konstanta Planck?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, adapun tujuan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prinsip kerja Sel Surya (FCA 15) dalam upaya
membuktikan efek/ gejala fotolistrik secara eksperimen

2
2. Untuk mengetahui karakteristik cahaya menurut teori kuantum
3. Untuk mengetahui nilai dari konstanta Planck
D. Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan ini
a. Bagi Kampus/Universitas
Praktikum ini diharapkan dapat membantu dalam pembeljaran
dalam usaha memahami materi terkait.
b. Bagi Praktikan
Laporan ini diharapkan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka
meningkatkan prestasi diri sendiri khususnya dalam proses
pembelajaran.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Dalam postulatnya Planck mengkuantisasikan energi yang dapat
dimiliki osilator, tetapi tetap memandang radiasi thermal dalam rongga
sebagai gejala gelombang. Einstein dapat menerangkan efek fotolistrik
dengan meluaskan konsep kuantisasi Planck. Einstein menggambarkan
bahwa apabila suatu osilator dengan energi pindah ke suatu keadaan, maka
osilator tersebut memancarkan suatu gumpalan energi elektromagnetik ,
Einstein menganggap bahwa gumpalan energi yang semacam itu yang
kemudian dikenal sebagai foton, yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1) Pada saat foton meninggalkan permukaan dinding rongga tidak
menyebar dalam ruang seperti gelombang tetapi tetap terkonsentrasi
dalam ruang yang terbatas yang sangat kecil
2) Dalam perambatannya, foton bergerak dengan kecepatan cahaya c.
3) Energi foton terkait dengan frekuensinya yang memenuhi E = h𝜈.
4) Dalam proses efek fotolistrik energi foton diserap seluruhnya oleh
elektron yang berada di permukaan logam.
Lima tahun sesudah Planck mengajukan makalah ilmiahnya tentang
teori radiasi thermal oleh benda hitam sempurna, yaitu pada tahun 1905,
Albert Einstein mengemukakan teori kuantum untuk menerangkan gejala
fotolistrik. Secara eksperimental sebenarnya teori kuantum itu dibuktikan
oleh Millikan pada tahun 1914. Millikan secara eksperimental membuktikan
hubungan linear antara tegangan pemberhentian elektron dan frekuensi
cahaya yang mendesak elektron pada bahan katoda tertentu.
Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian Nobel untuk
Fisika, karena secara teoritis berhasil menerangkan gejala efek fotolistrik.
Kesahihan penafsiran Einstein mengenal fotolistrik diperkuat dengan telaah
tentang emisi termionik. Telah diketahui bahwa dengan adanya panas akan
dapat meningkatkan konduktivitas udara yang ada di sekelilingnya.

4
Menjelang abad ke-19 ditemukan emisi elektron dari benda panas. Emisi
termionik memungkinkan bekerjanya piranti seperti tabung televisi yang di
dalamnya terdapat filamen logam atau katoda berlapisan khusus yang pada
temperatur tinggi mampu menyajikan arus elektron yang rapat.
Jelaslah bahwa elektron yang terpancar memperoleh energi dari agitasi
thermal partikel pada logam, dan dapat diharapkan bahwa elektron harus
mendapat energi minimum tertentu supaya dapat lepas. Energi minimum ini
dapat ditentukan untuk berbagai permukaan dan selalu berdekatan dengan
fungsi kerja fotolistrik untuk permukaan yang sama. Dalam emisi fotolistrik,
foton cahaya menyediakan energi yang diperlukan oleh elektron untuk lepas,
sedang dalam emisi termionik kalorlah yang menyediakannya.
• Sel Surya
Untuk membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita
mengenal istilah sel surya. Sel surya ini sebenarnya memanfaatkan konsep
efek fotolistrik. Efek ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV
jatuh ke permukaan benda tertentu. Cahaya tersebut mendorong elektron
keluar dari benda tersebut yang jumlahnya dapat diukur dengan meteran
listrik. Konsep yang sederhana ini tidak ditemukan kemudian dimanfaatkan
begitu saja, namun terdapat serangkain proses yang diwarnai dengan
perdebatan para ilmuan hingga ditemukanlah definisi cahaya yang mewakili
pemikiran para ilmuan tersebut, yakni cahaya dapat berprilaku sebagai
gelombang dapat pula sebagai partikel. Sifat mendua dari cahaya ini disebut
dualisme gelombang cahaya.
Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar
akhir abad ke-19, ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang
sukar dapat diterangkan dengan sifat gelombang cahaya itu. Pada tahun 1888
Hallwachs mengamati bahwa suatu keping itu mula-mula positif, maka tidak
terjadi kehilangan muatan. Diamatinya pula bahwa suatu keping yang netral
akan memperoleh muatan positif apabila disinari. Kesimpulan yang dapat
ditarik dari pengamatan-pengamatan di atas adalah bahwa cahaya ultraviolet

5
mendesak keluar muatan listrik negatif dari permukaan keping logam yang
netral. Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik.
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini
terjadi melalui efek fotolistrik. Gejala efek fotolistrik dapat diterangkan
melalui teori kuantum Einstein. Menurut teori kuantum Einstein, cahaya
dipandang sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya
bergantung pada frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap
oleh elektron sehingga elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan
tegangan listrik.
Arus(I) dan tegangan(V) yang dihasilkan ketika sel memperoleh
penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu
disajikan dalam bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik sel surya dipengaruhi oleh intensitas
cahaya dan suhu permukaan sel.
Salah satu sistem peralatan yang sangatdiperlukan dalam kegiatan riset
terkait pengembangan sel surya adalah sistem pengukur karakteristik sel
surya dan prosedur penentuan parameter-parameter karakteristik sel surya
berdasarkan datadata hasil pengukuran yang didapatnya.
Sebenarnya beberapa sistem pengukuran serupa telah dikembangkan
oleh beberapa kelompok peneliti (Kammer et. al., 1997, Muoy et. al., 1981,
Mialhe et. al., 1983, dan Khoury et. al., 1984), akan tetapi sistem-sistem ini
tidak dapat secara langsung dapat menentukan parameterparameter
karakteristik sel surya dari data hasil pengukuran, sehingga dinilai kurang
praktis. Prinsip kerja sel surya, Sel Surya terbuat dari berbagai jenis bahan
terutama material elektronik dimana bagian utamanya berupa bahan
semikonduktor (misalnya silikon). Akibatnya, prinsip kerja sel surya pun
berbagai macam, untuk sel surya generasi pertama dan kedua ada yang
berbasiskan sambungan (junction) p-n. Schottky Barrier, sambungan p-i-n.

6
Sel surya yang paling sederhana prinsip kerjanya adalah yang berbasiskan
sambungan p-n seperti pada sel surya silikon (kristalin).
Cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang masuk ke dalam
bahan semikonduktor tersebut dapat menimbulkan pairgeneration yang
menghasilkan muatan positif (hole) dan muatan negatif (elektron) pada
suatu perangkat PV (fotovoltaik). Muatan positif menyebar pada lapisan-p
dan elektron-elektron menyebar pada lapisan-n dan mengalir ke masing-
masing elektroda.

7
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat dan Bahan Rancangan Alat

Alat
a. Tripleks (1mx1m) : 1 buah
b. Lem lilin/lem kayu : 1 buah
c. Paku : 1 Kotak
d. Palu : 1 buah
e. Gergaji : 1 buah
f. Basicmeter : 1 buah
g. Sel Surya (FCA 15) : 1 buah
h. Kabel Penghubung : 2 buah
i. Sumber Cahaya (Lampu) : 1 buah

Bahan
a. Mika
2. Alat dan Bahan Kegiatan Praktikum
a. Box Panel : 1 buah
b. Mika : 5 Warna
c. Basic Meter : 1 buah
d. Sel Surya (FCA 15) : 1 buah
e. Sumber Cahaya : 1 buah
f. Kabel Penghubung : 2 buah
B. Identifikasi Variabel
Variabel Manipulasi : Spektrum Warna (Mika)
Variabel Respon : Tegangan
Variabel Kontrol : Sumber Cahaya
C. Defenisi Operasional Variabel
1. Variabel manipulasi

8
Variabel manipulasi merupakan variabel yang sengaja diubah-ubah
untuk memperoleh hasil tertentu. Dalam percobaan ini variabel yang
diubah adalah Mika
2. Variabel respon
Variabel respon merupakan variabel yang dapat berubah karena
perubahan yang dilakukan pada variabel manipulasi. Pada percobaan
variable respon adalah Tegangan
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel manipulasi terhadap variabel
respon tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak teliti. Pada
percobaan ini variabel yang yang dikendalikan agar tetap adalah
sumber cahaya
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
2. Rangkai alat seperti pada gambar

3. Letakkan Sel Surya (FCA 15) dalam Box Panel


4. Hubungkan Sel Surya (FCA 15) dengan basicmeter menggunakan
kabel penghubung merah dan hitam
5. Letakkan mika berwarna merah dalam box panel

9
6. Catat nilai pengukuran yang ditampilkan oleh basicmeter
7. Berikan pencahayaan dengan menyalakan senter lalu arahkan ke
mika
8. Catat nilai pengukuran yang ditampilkan oleh basicmeter
9. Ulangi langkah 4-7 dengan menggunakan filter warna/mika yang
berbeda.
E. Teknik Analisis Data
1. Hubungkan dengan persamaan einstein
hv=eVs+ w0
e Vs=hv −w0
Sehingga
h w0
v s= V −
e e
Diketahui pula bahwa
y=Vs
h
m=
e
x=v
c=w0
2. Menentukan tetapan Planck
h
m= (1014 H z )
e
me
h= 14
10
3. %diff
ht−hp
%diff = | |
h rerata
x 100 %

Dk=R2 x 100 %

KR=100 %−95,2%

Anda mungkin juga menyukai