Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

“SIMULASI EFEK FOTOLISTRIK MENGGUNAKAN PhET SIMULATION”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam Mata Kuliah Fisika Modern

Dosen Pengampu : Drs. Pintor Simamora, M.Si.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 9

DEWI MELIA GULTOM (4193321017)


PUTRI PRATIWI (4191121005)
SINTA STEVANI GULTOM (4193121011)

PENDIDIKAN FISIKA A 2019

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun sanggup menyelesaikan Mini
Riset tentang Simulasi Efek Fotolistrik Menggunakan PhET Simulation ini semaksimal
mungkin.
Adapun maksud penyusun menyusun Mini Riset ini adalah untuk memenuhi
tugas Fisika Modern yang telah di amanahkan kepada penyusun. Penyusun juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si. selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Fisika Modern ini.
Penyusun menyadari bahwa Mini Riset ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya
kesalahan dan kekurangan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang penyusun
miliki.
Oleh sebab itu, penyusun membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat
membangun yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan kedepan. Penyusun
berharap Mini Riset ini bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 9 November 2021


Penyusun

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2

1.3 Tujuan.........................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................12

LANDASAN TEORI................................................................................................................12

BAB III......................................................................................................................................17

TEKNIK PENGUMPULAN DATA........................................................................................17

BAB IV......................................................................................................................................19

ANALISIS DATA.....................................................................................................................19

BAB V........................................................................................................................................21

PENUTUP.................................................................................................................................21

5.2 Kesimpulan...............................................................................................................21

5.3 Saran..........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran fisika dan sains tidak bisa lepas dari teknologi yang semakin lama
semakin berkembang. Sehubungan dengan hal itu metode pembelajaran fisika
harus dapat disesuaikan dengan keadaan dan sistem-sistem yang berbasis teknologi,
salah satunya yang berhubungan dengan laboratorium khususnya dalam hal
eksperimen. Sebagaimana Edgar Dale mengutarakan bahwa pengalaman yang
paling bermakna adalah pengalaman langsung dan bertujuan, suatu pengalaman
langsung melihat benda atau peristiwa asli namun telah direncanakan terlebih
dahulu, sehingga para mahasiswa akan mendapatkan hasil keilmuan, nilai dan sikap
yang optimal.
Dalam pembelajaran fisika, simulasi adalah salah satu cara yang tepat untuk
memudahkan memahami suatu teori, sehingga mahasiswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya
melalui percobaan atau kegiatan praktikum, sehingga kelak akan terbiasa untuk
berfikir ilmiah. Sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi, matakuliah fisika
modern harus ditunjang dengan praktikum atau eksperimen (Anwar dkk, 2013).
Alat praktikum efek fotolistrik juga memerlukan tegangan yang tinggi sehingga
tidak dapat langsung menggunakan sumber tegangan dari PLN. Praktikum efek
fotolistrik menggunakan generator khusus sebagai sumber tegangan. Selain itu,
dalam pengadaan alat praktikum efek fotolistrik diperlukan biaya yang sangat
mahal (Setiawan dkk, 2016). Oleh karena dalam fisika modern terdapat teori
tentang efek foto listrik, maka eksperimen untuk menggambarkan prosesnya
sangat diperlukan secara visual atau nyata untuk mengatasi teori-teori yang abstrak
(Anwar dkk, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, penulis hendak membuat riset simulasi efekfotolistrik
menggunakan PhET Simulations.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dari Mini Riset ini, yaitu:
1. Bagaimana fenomena efek fotolistrik melalui aplikasi PhET Simulation ?
2. Berapa konstanta Planck melalui percobaan efek fotolistrik pada logam Natrium
(Na)?
3. Bagaimana fungsi kerja logam Natrium (Na) melalui percobaan efek fotolistrik?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Mini Riset ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui fenomena efek fotolistrik melalui aplikasi PhET Simulation
2. Untuk mengetahui konstanta Planck melalui percobaan efek fotolistrik pada
logam Natrium (Na)
3. Untuk mengetahui fungsi kerja logam Natrium (Na) melalui percobaan efek
fotolistrik
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron-elektron dari
permukaan logam (elektron foton) ketika logam tersebut disinari cahaya. Berikut
adalah gambar rangkaian skema eksperimen efek fotolistrik.

Gambar 1. Rangkaian eksperimen efek foto listrik


Efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan jika cahaya dipandang sebagai
gelombang. Menurut teori gelombang, dua sifat penting gelombang cahaya
adalah intensitas dan frekuensinya (panjang gelombang). Ternyata teori
gelombang cahaya gagal menerangkan beberapa sifat penting pada efek
fotolistrik, antara lain
:
1. Teori gelombang menyatakan bahwa energi kinetik elektron foton harus
bertambah jika intensitas (jumlah foton) cahaya diperbesar. Namun
kenyataannya, besar energi kinetik maksimum elektron foto tidak
bergantung pada intensitas cahaya.
2. Teori gelombang menyatakan bahwa efek fotolistrik dapat terjadi pada setiap
frekuensi asalkan intensitasnya memenuhi. Hal ini bertentangan dengan
kenyataan bahwa setiap permukaan membutuhkan frekuensi minimum
tertentu yang disebut frekuensi ambang fo untuk dapat menghasilkan
elektron foto.
3. Teori gelombang menyatakan bahwa dibutuhkan rentang waktu yang cukup

12
lama agar elektron berhasil mengumpulkan energi untuk keluar dari

13
permukaan logam. Namun ternyata elektron-elektron dapat terlepas dari
permukaan logam hampir tanpa selang waktu, yaitu kurang dari 10-9 sekon
setelah penyinaran.
4. Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetik
maksimum elektron foto bertambah jika frekuensi cahaya diperbesar.

Teori foton ternyata memberikan prediksi yang benar-benar berbeda.


Menurut teori ini, semua foton memiliki energi yang sama (hf ), sehingga
menaikkan intensitas cahaya berarti menambah jumlah foton, tetapi tidak
menambah energi tiap foton selama frekuensinya tetap. Menurut percobaan
terhadap energi radiasi benda hitam, Max Planck membuat hipotesis: "Radiasi
hanya dipancarkan (atau diserap) dalam bentuk satuan-satuan/kuantum energi
disebut foton yang besarnya berbanding lurus dengan frekuensi radiasi". Energi
total foton dirumuskan dengan:
E = nhf = nh𝑐
𝜆

Dengan E adalah energi radiasi (joule), h adalah konstanta Planck, f adalah


frekuensi radiasi (Hz), λ adalah panjang gelombang radiasi (m), n adalah jumlah
foton.
Jadi dapat dikatakan bahwa energi cahaya adalah terkuantisasi. Einstein
mengemukakan bahwa semua energi foton diberikan kepada elektron sehingga
foton lenyap. Karena elektron terikat oleh energi ikat tertentu logam, maka
diperlukan kerja minimum yang disebut fungsi kerja atau energi ambang Wo
untuk melepaskan elektron dari permukaan logam. Besarnya fungsi kerja Wo
tergantung pada jenis logam. Apabila frekuensi cahaya f sedemikian rupa
sehingga hf ≤ Wo , maka elektron tidak akan terlepas. Sedangkan, jika hf > Wo,
maka elektron akan terlepas dari permukaan logam dengan energi kinetik
maksimum yang memenuhi persamaan :
EKm = hf −Wo
½ mv2 = hf − hf o
½ mv2 = h 𝑐
𝑐
𝜆 -ℎ
𝜆0
Dengan h adalah konstanta Planck, f adalah frekuensi, m adalah massa, dan v
adalah kecepatan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efek
fotolistrik dapat dijelaskan menurut teori foton sebagai berikut:
1. Kenaikan intensitas cahaya menyebabkan bertambahnya jumlah elektron
yang terlepas, tetapi karena energi elektron tidak berubah maka energi
kinetik maksimum elektron foto juga tidak berubah.
2. Kenaikan frekuensi cahaya akan meningkatkan energi kinetik elektron foto
yang memenuhi hubungan Ekm = hf −Wo
3. Jika frekuensi cahaya f lebih kecil dari frekuensi ambang fo, maka tidak ada
elektron yang terlepas dari permukaan logam, berapa pun besarnya
intensitas cahaya yang digunakan.
4. Elektron terlepas dari permukaan logam sesaat setelah penyinaran karena
cahaya bersifat partikel (paket energi) sehingga terjadi transfer energi
spontan dari foton ke elektron dengan interaksi satu-satu.
Hubungan antara panjang gelombang maksimum (λ) dengan tegangan
pemicu (Vo) adalah:
𝑐
E = hυ = h = e Vo
𝜆

Berikut digambarkan skema terjadinya efek fotolistrik.

Gambar 2. Skema Proses terjadinya efek foto listrik

B. Logam Natrium
Natrium atau biasa juga disebut dengan sodium merupakan salah satu
unsur kimia. Dengan simbol Na dan nomor atom 11 pada tabel periodik.
Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang
termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama
halite). Sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan
bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak.
Berikut adalah tabel fungi kerja untuk beberapa logam. Satuan fungsi kerja
biasanya dinyatakan dalam elektron volt (eV) yang besarnya setara dengan.1 eV
= 1,6 x 10-19 Joule
Tabel Fungsi kerja fotolistrik beberapa logam
Logam Lambang Fungsi Kerja (eV)
Cesium Cs 1,9
Kalium K 2,2
Natrium Na 2,3
Lithium Li 2,5
Kalsium Ca 3,2
Seng Zn 4,31
Tembaga Cu 4,5
Perak Ag 4,7
Platina Pt 5,6

A. PHET (Physics Education Technology)


Physics Education Technology (PhET) adalah software (perangkat lunak)
atau program simulasi fisika yang mudah untuk dipelajari. Kita dapat
mengamati, menghitung, mengukur, menghubungkan ruang dan waktu,
membuat hipotesis, merancang eksperimen, mengendalikan variabel, membuat
kesimpulan sementara, menerapkan, mengkomunikasikan data dan mengajukan
pertanyaan. Physics Education Technology juga merupakan program aplikasi
yang terdiri dari Java dan Flash yang saat ini sedang dikembangkan dalam dunia
pendidikan. Dalam perangkat lunak ini terdapat beberapa simulasi fisika,
diantaranya adalah motion, work, energy and power, heat and thermo, electricity
and circuits, light and radiation, quantum phenomena, serta match and
tools, yang digunakan
sebagai media pembelajaran praktis, interaktif dan mencakup beberapa konsep
fisika.

Simulasi yang digunakan dalam laporan riset ini adalah efek foto listrik dengan bentuk
programnya seperti menyediakan fasilitas yang memungkinkan.
BAB III

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Lokasi Penelitian
Penelitian didapatkan melalui online menggunakan aplikasi PhET Simulation

B. Waktu Penelitian
Penelitian tentang Efek Fotolistrik Dilakukan Pada Selasa, 9 November 2021

C. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian Kuantitatif, dimana peneliti
mengumpulkan data yang didapatkan dan menuangkan semua hasil dari penelitian
dalam sebuah laporan riset

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data-data yang
diperlukan dalam penelitian. Dalam riset ini teknik yang digunakan adalah dengan
cara eksperimen. Pada kali ini peneliti menggunkan alat yang dibutuhkan dalam
melakukan penelitian efek fotolistrik, alat dan bahan yang digunakan adalah :
a. Software Simulasi PhET
b. Komputer dengan Sistem Operasi Windows
c. Perangkat lunak spreadsheet
Dengan prosedur penelitian
yaitu:
a) Menghidupkan perangkat komputer/laptop
b) Menghidupkan sofware simulasi efek fotolistrik pada komputer/laptop yang telah
diunduh
c) Kemudian mengoperasikan program simulasi efek fotolistrik phet hingga muncul
tampilan seperti pada gambar dibawah ini.
d) Menentukan logam yang akan diamati
e) Mengklik logam tersebut kemudian geserlah panjang gelombang yang inginkan
dengan intensitas 50%
f) Mengubah potensial stopnya dengan menggeser hingga mendaptkan nilai arus o,ooo
g) Mengulangi langkah 5 dan 6 untuk 10 kali percobaan
h) Membuat tabel hasil pengamatan melalui PhET Simulation
No. Panjang Kecepatan Frekuensi Intensitas Arus Potensial 1 Energi
Gelombang Cahaya Cahaya Cahaya Listrik Henti 𝜆 Kinetik
(m) (m/s2) (Hz) (A) (Volt) (Joule)
1
2
3
4
5
6
….
dst.

i) Membuat grafik antara potensial stop dengan freuensi cahaya


j) Melakukan analisis data sesuai dengan tujuan riset
BAB IV

ANALISIS DATA

A. Data Hasil Pengamatan


Tabel.1. Hasil Pengamatan Melalui Software PhET

B. Pembahasan
Berdasarkan percobaan Phet Simulation dapat diamati bahwa efek fotolistrik
adalah munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari
permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas
cahaya yang mempunyai panjang gelombang. Keunikan efek fotolistrik adalah
hanya muncul ketika cahaya yang menerpa memiliki frekuensi di atas nilai ambang
tertentu. Di bawah nilai ambang tersebut, tidak ada elektron yang terpancar keluar,
tidak peduli seberapa banyak cahaya yang menerpa benda.
Pada percobaan ini praktikan melakukan 12 kali percobaan dengan logam Sodim
yang intensitas cahayanya 50%. Percobaan ini dilakukan mengganti nilai panjang
gelombang (λ), lalu mengambil data kuat arus (I) dan potensial henti (Vo).
Setelah memperoleh data praktikan melakukan perhitungan frekuensi dan energy
kinetik dengan menggunakan persamaan di bawah ini:
 Frekuensi
𝑐
𝑓=
𝜆 Dengan c = 3 x 108 m
 Energi Kinetik
Ek = eV, Dengan e = 1.602 x 10−19 C
Setelah dilakukan perhitungan yang ada di lampiran dan hasilnya yang
tertera pada tabel hasil pengamatan. Dari hasil frekuensi dan energy kinetik
dibuat grafik lalu di cari gradienya. Grafiknya seperti gambar di bawah ini:

Dari grafik di atas didapatkan y = 7.10-34 x – 4.10-19. Maka konstanta


plancknya adalah h = 7.10-34 Js. Hampir mendekati nilai konstanta planck pada
referensi yaitu h = 6, 26.10-34 Js. Setelah memperoleh nilai konstanta planck,
maka cari nilai fungsi kerja dari logam natrium dengan menggunakan persamaan
ini:
𝑊𝑜 = ℎ. 𝑓𝑜
Dimana konstanta plancknya h = 7 𝑥 10−34 J.s dan nilai fo = 5,69 x 1014
Hz. Maka
𝑊𝑜 = (7 𝑥 10−34). (5,69 𝑥 1014)
𝑊𝑜 = 39,83 𝑥 10−20
𝑊𝑜 = 2,48 𝑒𝑉
Jadi nilai fungsi kerja yang diperoleh melalui percobaan yaitu 𝑊𝑜 = 2,48 𝑒𝑉
hampir mendekati nilai referensi yaitu 𝑊𝑜 = 2,3 𝑒𝑉
BAB V

PENUTUP

5.2 Kesimpulan
Dalam simulasi efek fotolistrik menggunakan PhET dapat disimpulkan bahwa :
1. Fenomena Efek Fotolistrik melalui Phet-Simulation yaitu munculnya arus
listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari permukaan sebuah
logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas cahaya yang
mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu.
2. Simulasi ini menekankan pada hubungan antara fenomena dalam kehidupan
nyata dan ilmu yang mendasarinya, serta berusaha untuk membuat model-
model konseptual fisis yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Dengan
demikian peserta didik dapat pembelajran yang bersifat interaktif layaknya
permainan dimana psesrta didik dapat belajar dengan menyenangkan.

5.3 Saran

Dengan demikian, percobaan dengan menggunakan program PhET dapat


membuktikan nilai tetapan Planck dengan baik, dan dapat menunjukkan bahwa
energi kinetik foto-elektron tidak bergantung pada intensitas cahaya. Untuk itu
media PhET dapat digunakan sebagai salah satu cara meningkatan ketrampilan
proses dalam pembelajaran fisika, sehingga diharapkan dapat mambantu dalam
memahami konsep dan teori fisika secara mudah, cepat dan praktis.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K., Isnaini, M., & Utami, L. S. (2018). EKSPERIMEN EFEK FOTO LISTRIK
BERBASIS SIMULASI PhET. Paedagoria: Jurnal Kajian, Penelitian
dan Pengembangan Kependidikan, 4(2), 9-15

Asyhari, A, dkk. 2016. Lembar Kerja Instruksi Konseptual Berbasis PhET : Mengembangkan
Bahan Ajar Untuk Mengkonstruksi Konsep Siswa Pada Efek Fotolistrik. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika 'Al-BiRuNi'. 5(2)

Hasibuan, F, A, dan Abidin, J. 2019. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Mahasiswa
Melalui Media Pembelajaran Berbasis PhET Simulation. Jurnal Pendidikan Fisika.
8(2)
: 102-104

Setiawan, A., Suyatna, A., & Abdurrahman, A. (2016). Pengembangan Simulasi Praktikum Efek
Fotolistrik Dengan Pendekatan Inkuiri. Jurnal Pembelajaran Fisika, 4(1).

23

Anda mungkin juga menyukai