Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan kondisi
sehat pada masa pandemi saat ini. Sehingga penulis dapat mampu menyelesaikan tugas
makalah “Konsep Dasar Penelitian”.
Makalah ini di tulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “
Pengembangan Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika” dengan dosen pengampunya
adalah Bapak Deo Demonta Panggabean, M.Pd yang sudah banyak memberikan
bimbingan atas tugas ini. Kami juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktu pengumpulannya.
Dan kami kira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh ibu dan dapat
dijadikan sebagai acauan dalam proses pembelajaran. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................................1
1.3 Manfaat...........................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
ISI..............................................................................................................................................2
2.1 Topic................................................................................................................................2
2.2 Masalah Dan Judul.........................................................................................................3
2.3 Aturan Etis Penelitian....................................................................................................6
2.4 Variabel Dan Hipotesis.............................................................................................8
2.5 Sampling........................................................................................................................15
2.6 Treatment......................................................................................................................18
BAB III....................................................................................................................................20
PENUTUP...............................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................20
3.2 Saran..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh karena
itu, sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu dijelaskan terlebih dahulu
hakikat metode ilmiah (scientific methods). Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk
menjelaskan, memprediksikan, atau mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada
asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat
mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah tujuan ini berhubungan
dengan perolehan pengetahuan dan pengembagan serta pengujian teori-teori.
Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti pengalaman, otoritas,
penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode ilmiah tidak diragukan,
paling efisien, dan paling terpercaya.
Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan
sejumlah langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan
hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima
dan ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan secara informal,
seperti mengambil rute yang paling efisien dari rumah untuk bekerja atau ke sekolah, atau
waktu yang terbaik untuk pergi ke bank. Penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah
untuk pemecahan berbagai masalah adalah semua yang dilakukan oleh penelitian.
1.2 Tujuan
Apa Itu Topik?
Bagaimana Konsep Masalah Dan Judul?
Bagaimana Aturan Etis Penelitian?
Bagaimana Konsep Variabel Dan Hipotesis
Apa Itu Sampling?
Apa Itu Treatment?
1.3 Manfaat
Untuk mengetahui pengertian Topik
Untuk mengetahui aturan etis penelitian
Untuk mengetahui konsep variabel dan hipotesis
Untuk mengetahui pengertian sampling
Untuk mengetahui pengertian treatment
1
BAB II
ISI
2.1 Topic
A. Pengertian Topik Penelitian
Topik penelitian adalah pokok dari rencana riset terkait dengan pembicaraan dalam penulisan
artikel ilmiah, oleh karena itulah sebelum seseorang melakukan penelitian penting untuk
menentukan bagian topik apa yang diangkat, hal ini lantaran dasar penentuan suatu topik
penelitian akan memperlancar kegiatan penelitian dilakukan.
1. Howe Opik, Pengertian topik penelitian adalah landasan dasar yang harus dimiliki
sebelum langkah penelitian dilakukan, hal ini menyangkut pada proses syarat terbentuknya
wacana percakapan yang baik dan secara sistematis dilakukan untuk meningkatkan
kreadibiltas penelitian yang dilakukan.
Peristiwa tersebut dapat Anda dijadikan ide topik penelitian mengenai fenomena eksploitasi
anak untuk memperoleh pendapatan.
2
Penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain terkadang dirasa kurang sesuai. Kondisi mi
disebabkan masyarakat terus berkembang sehingga memengaruhi variabel penelitian yang
ikut berubah. Selain itu, topik penelitian dapat tercipta akibat pengaruh laporan penelitian
yang dianggap masih memerlukan perbaikan sehingga memunculkan inspirasi untuk
dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut secara mendalam.
Kesempatan untuk mendapatkan topik yang berasal dan pengetahuan baru terbuka lebar
mengingat perkembangan dalam pengetahuan selalu memiliki konsekuensi sosial.
5. Diskusi ilmiah
Topik penelitian dapat diperoleh melalui kegiatan diskusi ilmiah. Diskusi dapat dilakukan
antara peneliti dengan peneliti lainnya, orang yang ahli di bidangnya, tokoh masyarakat, dan
objek yang akan diteliti.
Adapun dalam lingkup kecil seseorang dapat menentukan topik penelitian sosial melalui
diskusi antarteman di kelas bersama Bapak atau Ibu Guru. Oleh karena itulah diskusi
kelompok di kelas dapat menjadi salah satu sarana menentukan topik penelitian sosial
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah,
walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian merupakan hal yang paling sulit dalam
proses penelitian (Tuckman, 198). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah
yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50 % telah selesai. Oleh
karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah,
tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat
dilakukan.
1. Sumber Masalah
3
Masalah dapat diartikan sebagi penyimpangan antara seharusnya dengan apa yang benar –
benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana
dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah – masalah dapat
diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan,
antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh
orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Demonstrasi yang dilakukan
oleh sekelompok orang terhadap suatu sekolah atau perguruan tinggi juga dapat
menimbulkan masalah.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu
pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana
tersebut, maka tentu ada masalah.
i.pengaduan
4
Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada
pihal tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul
masalah dalam organisasi itu.
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat
memanfaatkan untuk kerja sama. Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus
ditunjukkan dengan data.
B. Judul
Oleh sebab itu, parameter yang kita gunakan untuk membantu kita merumuskan judul
makalah penelitian meliputi, adanya tujuan penelitian, nada naratif makalah (biasanya
ditentukan oleh jenis penelitian), metode penelitian yang digunakan.
Adapun definisi judul penelitian menurut para ahli, antara lain: Soekidjo
Notoadmodjo (1993), Judul penelitian adalah cerminan dari tujuan penelitian. Dimana
tujuan penelitian dirumuskan dari rumusan masalah penelitian. Atau dengan kata lain,
tujuan penelitian merupakan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian, sehingga judul
penelitian juga harus mencerminkan masalah penelitian.
5
benda, kata ganti, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan yang muncul di antara
kata pertama dan terakhir dari judul juga menggunakan huruf kapital
11. Dalam makalah akademis, jarang ada judul yang diikuti dengan tanda seru. Namun,
judul atau subjudul bisa berupa pertanyaan
Peneliti melakukan penelitian dengan manfaat membawa kebaikan sesama dimana tetap
mengedepankan keefisienan dalam menggunakan sumber daya lain, menjaga alat-alat
ilmiah dan alat bantu lain dalam penelitian, menjaga lingkungan dan sekitar dalam
menjalankan penelitiannya agar tidak merusak.Peneliti memiliki tanggung jawab dalam
menyajikan data hasil penelitiannya dengan memberikan akses dan izin kepada peneliti
lain untuk melihat baik segi kelebihan dan kekurangan dalam penelitian sehingga dapat
dikembangkan kembali.
6
Peneliti harus memiliki sikap yang jujur dan adil adalah suatu nilai pribadi yang harus
dimiliki oleh peneliti. Nilai ini dapat diwujudkan dengan memberikan akses pada pihak
lain untuk memverifikasi hasil serta melakukan penelitian lanjutan, menghargai sesama
baik itu pada informan maupun sesama peneliti tanpa menggunakan prasangka.
4 Peneliti menghormati Segala Bentuk Objek Dalam Penelitian Baik Hayati Maupun Non-
Hayati. Peneliti harus menghormati segala bentuk obyek penelitian baik itu benda mati
atau makhluk hidup. Dalam hal ini semua obyek penelitian harus diperlakukan secara
baik dan bermoral baik itu manusia, tumbuhan, hewan ataupun benda mati. Alasannya
agar obyek itu baik secara psikis maupun fisik. Segala pengerusakan untuk obyek
penelitian dianggap sebagai pelanggaran etik.
6. Peneliti Membuka Diri Terhadap Tanggapan, Kritik, Dan Saran Baik Dari Peneliti Lain
Maupun Dari Pihak Luar
7. Peneliti harus memiliki sifat yang terbuka dimana segala kritik dan masukan dapat
diterima secara lapang dada. Hal ini memberikan umpan balik yang baik dalam
keberlangsungan pengembangan ilmu pengetahuan. Keterbukaan ini bisa dilakukan
dengan melakukan forum diskusi, seminar atau pertukaran informasi dimana dilakukan
dalam kondisi bebas dari persaingan pihak-pihak tertentu, kecemburuan pribadi atau silang
pendapat yang tidak sehat.
Plagiat disini berarti pencurian hasil pemikiran, data atau penemuan baik yang sudah
dipublikasi atau yang belum dipublikasikan. Plagiarisme dapat diartikan sebagai
pengambil alihan gagasan dan kata-kata dari seseorang baik dengan sengaja atau tidak.
Plagiat ini juga termasuk milik peneliti sendiri dari penelitian sebelumnya yang tidak
dikutip secara baku.
7
2.4 Variabel Dan Hipotesis
Variabel
A. Pengertian Variabel
Variabel pada hakikinya merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai; sedangkan
konsep yang mempunyai satu nilai disebut dengan “constant”. Kerlinger (1973) menyatakan:
“Variable is a symbol to which numerals or values are assigned,” sedangkan Bohnstedts
(1982) menyatakan pula bahwa variabel adalah karakteristik dari orang, objek, atau kejadian
yang berbeda dalam nilainilai yang dijumpai pada orang, objek, atau kejadian itu.
Dalam kehidupan masyarakat yang bergerak maju, manusia berbeda menurut kodratnya
dan kompleksitas kehidupan di lingkungannya. Ada lakilaki dan ada perempuan. Di antara
kelompok lakilaki, ada yang berpendidikan tinggi, menengah, dan ada pula yang
berpendidikan rendah. Walaupun mereka bersekolah sekalipun, income mereka antara satu
dan yang lain juga berbeda. Di antara mereka itu ada yang mendapatkan pekerjaan yang baik
sesuai dengan pendidikan yang pernah diikutinya, namun banyak pula yang menganggur.
Keadaan yang sama juga terdapat pada perempuan. Tidak semuanya beruntung dalam
memperoleh kesempatan pendidikan, pekerjaan, maupun penghasilan.
Dari contoh di atas selalu ada kemungkinan manusia untuk berbeda antara satu dan
yang lain. Ada yang mempunyai pendidikan rendah, ada yang sedang, dan ada pula yang
berpendidikan tinggi. Ada yang mempunyai status sosial tinggi, ada yang rendah, dan ada
yang sedang. Sifatsifat itu disebut dengan atribut. Atribut lakilaki dan perempuan
dikelompokkan menjadi seks/jenis kelamin. Atribut tinggi, sedang, dan kurang dalam
penerimaan dijadikan pendapatan/income. Tua dan muda menjadi umur. Seks, pendapatan
dan umur dalam contoh di atas merupakan beberapa contoh variabel.
Kedudukan variabel dalam suatu penelitian dan hubungan antara variabel sangat
menentukan kerangka penelitian yang digunakan. Apakah variabel X menentukan variabel Y,
8
atau variabel X didahului variabel R, ataukah ada variabel lain sebagai pengganggu variabel
X dan R. Untuk memahami hal itu secara lebih perinci berikut ini dikemukakan jenis,
kedudukan, atau fungsi masingmasing variabel dalam suatu penelitian.
Secara umum klasifikasi variabel berdasarkan data dapat dibedakan atas dua bentuk, yaitu:
Variabel kontinu sering juga disebut dengan variabel kuantitatif (Quantitative variable),
yaitu variabel yang sinambung, yang memiliki nilai berhubungan atau ada dalam beberapa
tingkatan (degree) yang sinambung dari “kurang kepada lebih” serta dapat menerapkan
angka (numeral) terhadap individu atau objek yang berbeda untuk menunjukkan berapa
banyak variabel yang mereka miliki. Variabel ini sekurangkurangnya mempunyai nilai tata
jenjang, serta dapat dinyatakan dalam pecahan.
Kalau dilihat dari segi posisi dan fungsi; hubungan atau pengaruh masingmasing
variabel dalam konteks suatu penelitian, maka variabel penelitian dapat dibedakan atas:
Dalam penelitian sederhana sekalipun, peneliti harus mampu melihat secara tajam
apakah variabel atau aspek yang dipilih telah benarbenar menurut fungsinya dan telah
diujicobakan dalam kerangka penelitian yang benar menurut rancangan yang cocok
dengan masalah yang akan diteliti. Apakah hubungan itu simetris, timbal balik
(reciprocal), ataukah asimetris. Ketiga bentuk hubungan itu memberi arah pendekatan
penelitian dan rancangan penelitian yang akan digunakan. Untuk mengetahui apakah
ada hubungan dua variabel, sebaiknya dilakukan dengan memperkenalkan variabel
ketiga yang disebut dengan faktor uji (test factor).
9
Di antara variabel bebas itu dapat pula dibedakan variabel bebas utama (primary
independent variable) dan variabel bebas skunder (secondary independent variable).
Variabel bebas sekunder/kedua, sering pula disebut dengan variabel moderator, yang
membantu memengaruhi variabel terikat. Variabel moderator ini sering juga disebut
sebagai variabel bebas tipe khusus, yang dipilih peneliti untuk menggambarkan
hubungan antara variabel bebas utama dan variabel terikat. Variabel ini dapat diukur,
dimanipulasi, atau diseleksi untuk menentukan apakah hubungan berubah atau tidak
terhadap fenomena yang diamati.
b) Variabel control
Tidak semua variabel dapat kita teliti dalam waktu yang bersamaan, baik dilihat dari
sudut pandang kemampuan peneliti maupun dari biaya, waktu yang tersedia, ataupun
karena sifatnya masalah itu sendiri yang belum wajar untuk diteliti. Karena itu peneliti
perlu membatasi diri dalam memilih masalah yang tepat dan menetralkan pengaruh
variabel yang lain semaksimal mungkin. Sehubungan dengan itu peneliti dapat
melakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan memilih variabel kontrol atau
melakukan teknik analisis yang lebih kompleks. Variabel kontrol adalah variabel yang
tidak dapat dimanipulasi dan digunakan sebagai salah satu cara untuk mengontrol,
meminimalkan, atau menetralkan pengaruh aspek tersebut.
c) Variabel antara
Dalam posisinya variabel antara terletak dalam rentang variabel bebas dan variabel
terikat, tetapi tidak sama dengan variabel extraneous. Variabel antara terjadi dan
berlangsung sebagai akibat adanya variabel bebas dan merupakan sebab utama
terjadinya perubahan pada variabel terikat, namun kadangkadang hubungan atau
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat bisa secara langsung kalau akibat
variabel bebas yang dipilih tidak membutuhkan kegiatan perantara dalam memengaruhi
variabel terikat
10
d) Variabel extraneous
Seandainya peneliti ingin menemukan hubungan dua variabel yang bebas dari berbagai
variabel dalam penelitian yang akan dilakukannya, maka langkah pertama yang perlu
diperhatikan secara konseptual adalah apakah hubungan kedua aspek yang diteliti itu
simetris atau asimetris
e) Variabel antecedent
f) Variabel penekan
Dalam suatu penelitian, seorang peneliti mungkin salah arah dengan menduga adanya
hubungan antara dua variabel yang sebenarnya hubungan itu terjadi karena variabel
extraneous atau tidak adanya hubungan (korelasi nol) antara dua variabel pokok
disebabkan variabel ketiga. Peneliti dapat menghilangkan hubungan yang salah arah itu
karena ditekan oleh variabel lain dengan memasukkan factor uji dalam penelitiannya,
11
yaitu variabel yang melemahkan hubungan atau menyembunyikan hubungan yang
sesungguhnya (inherent link).
g) Variabel pengganggu
Kalau variabel penekan mungkin akan menyebabkan lemah atau hilangnya pengaruh,
maka variabel pengganggu dapat menimbulkan terwujudnya kesimpulan yang salah
arah. Variabel ini dapat mengungkapkan bahwa penafsiran yang benar kebalikan dari
apa yang disarankan. Untuk memahami konsep itu secara perinci dan mendalam ikuti
contoh yang dikemukakan berikut ini (data hipotetis).
Seperti telah dikemukakan pada uraian terdahulu, banyak tipe dan jenis penelitian
yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan, memahami, menerangkan, meng awasi,
maupun memprediksi suatu kejadian atau masalah. Pemilihan tipe atau jenis penelitian
yang akan digunakan banyak ditentukan oleh masalah yang akan diteliti, tujuan yang
ingin dicapai, kemampuan peneliti, serta fasilitas penunjang pencapaian tujuan tersebut.
Model penelitian hanya dapat dirancang setelah aspek-aspek yang akan diteliti
ditentukan terlebih dahulu.
Hipotesis
A. Pengertian Hipotesis
Apabila ditinjau secara etimologi, hipotesis adalah perpaduan dua kata, hypo dan
thesis. Hypo berarti kurang dari; thesis adalah pendapat atau tesis. Oleh karena itu, secara
harfiah hipotesis dapat diartikan sebagai sesuatu pernyataan yang belum merupakan suatu
tesis; suatu kesimpulan sementara; suatu pendapat yang belum final, karena masih harus
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah suatu dugaan sementara, suatu tesis sementara
yang harus dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah.
12
Untuk dapat mengungkapkan hipotesis dengan benar, peneliti harus memahami
terlebih dahulu pola hubungan yang terdapat dan mungkin terjadi, atau tipe hubungan di
antara variabel yang diteliti. Sekurangkurangnya ada tiga tipe hubungan dalam penelitian.
Hubungan pertama, yang menunjuk dan dapat dikatakan pengaruh, yaitu hubungan yang
bersifat asymetris. Hubungan kedua, dan tidak menyatakan pengaruh, yaitu hubungan yang
bersifat symetris; dan tipe hubungan ketiga adalah reciprocal. Mengingat adanya berbagai
hubungan maka pemahaman secara konseptual teoretis hubungan dua variabel perlu dikaji
secara jelas, sebelum dinyatakan dalam hipotesis. Tipe hubungan asymetris biasanya
digambarkan dengan anak panah
Hipotesis yang benar akan memberikan arah yang tepat dalam penelitian, sebaliknya
penyusunan hipotesis yang tidak benar dapat menimbulkan “bias” pada hasil penelitian.
Ada dua kesalahan yang sering ditemukan dalam pembuktian suatu hipotesis dalam
penelitian, yaitu:
a. Kesalahan tipe pertama (type one error) adalah terterima hipotesis yang sebenarnya
harus ditolak; sedangkan
13
b. Kesalahan tipe dua (type two error) adalah menolak hipotesis yang seharusnya
diterima.
Kedua tipe kesalahan tersebut banyak terkait dengan teknik pembuktian hipotesis.
Sehubungan dengan itu, perlu dilacak sejak dini kebenaran hipotesis dan penggunaan teknik
analisis yang tepat dengan memperkenalkan faktor uji (test factor) kalau diperlukan untuk
meniadakan hubungan antarvariabel yang lancung (spurious).
Beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam perumusan dan penyusunan hipotesis secara
benar:
Dalam berbagai literatur ilmiah tentang penelitian, demikian dalam laporan penelitian,
sering dijumpai aneka ragam perumusan hipotesis yang disajikan oleh para penulis dan
peneliti. Sebagai contoh bagi para pembaca, berikut ini disajikan beberapa hipotesis:
a. Jika tingkat sosial ekonomi masyarakat bertambah baik, maka tingkat mortalitas akan
bertambah rendah.
b. Jika kualitas guru bertambah baik, maka prestasi belajar siswa bertambah tinggi,
c. Jika lingkungan tidak bersih, maka wabah penyakit bertambah banyak
d. Siswa kelas satu SD lebih suka sekolah dari siswa kelas dua, tetapi kurang dari siswa
kelas tiga
e. Siswa kelas dua lebih suka sekolah daripada mereka menonton televisi
f. Siswa dengan kemampuan akademis kurang akan lebih negatif tentang diri mereka,
jika ditempatkan di kelas khusus (special) daripada mereka ditempatkan di kelas
biasa.
14
Dari contoh yang telah dikemukakan, pada hakikatnya hanya ada dua jenis hipotesis.
Yang pertama menyatakan: “Jika ada suatu faktor dalam suatu kejadian atau situasi, maka
akan menimbulkan akibat atau pengaruh.” Pernyataan hipotesis seperti itu akan memudahkan
dan mengarahkan peneliti menetapkan variabel bebas dan variabel terikat yang akan diukur.
Dari sini dapat diketahui bahwa peran teori dalam kerangka teori dalam penelitian
adalah untuk menjelaskan luas/dalamnya aaspek yang dikaji oleh peneliti, sehingga
perspektif peneliti dalam melakukan penelitian menjadi luas. Apabila pada tahapan ini
peneliti tidak memiliki kesulitan lagi untuk menggunakan teori yang ada, maka teori yang ada
itu, perlu diperdebatkan secara teoritis, lalu kita menunjuk teori yang dipakai yang mana.
Apabila teori yang digunakan ini sudah dianggap cukup/lengkap, maka tahap selanjutnya
perlu dinarasikan ke dalam susunan penelitian yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya proses
penggunaan teori dan penyusunan kerangka teori dapat dilihat pada alur berikut ini.
15
2.5 Sampling
A. Populasi
Dalam suatu penelitian mungkin hanya terdapat satu macam unit analisis, namun bisa
juga lebih. Populasi dapat dibedakan lagi menjadi populasi studi dan populasi sasaran atau
target. Populasi studi atau populasi sampel adalah kumpulan dari satuan atau unit tempat kita
mengambil sampel. Populasi target atau sasaran adalah kumpulan dari satuan atau unit yang
ingin kita buat inferensi atau generalisasi-nya dalam suatu penelitian atau sering disebut juga
sebagai sasaran penelitian.
B. Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Unit sampel bisa
sama dengan unit populasi tetapi bisa juga berbeda. Sebagai contoh unit analisis atau populasi
suatu penelitian adalah anak berumur di bawah tiga tahun atau batita, hal yang akan diteliti
adalah kebiasaan makan maka unit sampel adalah ibu atau pengasuh yang memiliki anak usia
di bawah tiga tahun sebab tidak mungkin pertanyaan tentang makanan anak batita dapat
ditanyakan langsung pada anak batita tersebut. Unit sampel adalah unit terkecil pada populasi
yang akan diambil sebagai sampel.
16
Kerangka sampel (sampling frame) adalah daftar unit-unit yang ada pada populasi
yang akan diambil sampelnya. Sebagai contoh, jumlah ibu hamil di suatu daerah, jumlah
balita di suatu posyandu, dan daftar nomor telepon. Kerangka sampel harus “up to date”.
Untuk menjaga sifat “up to date” ada baiknya kerangka sampel dibuat sendiri oleh peneliti
sebelum melakukan sampling sehingga tidak akan mengalami kesulitan pada saat penelitian
dilaksanakan. Rancangan sampel adalah rancangan yang meliputi cara pengambilan sampel
dan penentuan besar sampel.
Rancangan sampel akan membantu peneliti dalam memperoleh sampel yang memiiki
sifat representatif terhadap populasinya. Dalam menentukan teknik pengambilan sampel yang
digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian. Jika tujuan penelitian untuk membuktikan
hipotesis serta melakukan generalisasi, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah pengambilan sampel secara random. Namun jika tujuan penelitian bukan untuk
menguji hipotesis dan tidak melakukan generalisasi maka dapat digunakan teknik
pengambilan sampel non-random.
Random adalah cara mengambil sampel yang memungkinkan semua unit populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai subjek penelitian. Teknik
pengambilan sampel terdiri dari dua jenis, yaitu pengambilan sampel secara acak
(probability/random sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak (non probability/
non random sampling).
Teknik ini dapat digunakan jika populasi tidak terlalu bervariasi (homogen) dan
secara geografis tidak terlalu menyebar, serta syarat utamanya harus tersedia daftar
populasi (sampling frame). Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut: (1) dengan
17
diundi atau dilotere, (2) menggunakan tabel bilangan random, dan (3) menggunakan
perangkat lunak komputer (jika tersedia kerangka sampel).
Pada teknik ini sampel yang diambil secara acak hanya elemen pertama saja,
selanjutnya dipilih secara sistematik sesuai langkah yang sudah ditetapkan. Syarat
pengambilan sampel secara sistematik adalah tersedianya kerangka sampel, populasi
memiliki pola beraturan seperti blok-blok rumah, nomor urut pasien, dan populasi sedikit
homogen
Dalam realita sehari-hari pada umumnya populasi bersifat heterogen. Oleh sebab itu
agar seluruh sifat dapat terwakili, terlebih dahulu populasi dibagi menjadi beberapa strata,
sebagai contoh, pendidikan: (tinggi-sedang-rendah); status ekonomi: (kaya-sedang-
miskin).
Kenyataan di lapangan acap kali kerangka sampel (sampling frame) sulit didapatkan
sehingga peneliti harus membuatnya sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Secara
teknis hal itu tidaklah terlalu sulit, tetapi membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit
sehingga proses pengumpulan data menjadi tidak efisien.
Purposive sampling juga sering dikaitkan dengan tujuan penelitian yang akan
dilakukan. Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti semata yang menganggap bahwa unsur-unsur
yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Teknik ini digunakan jika
seorang peneliti telah mengenal betul populasi yang akan diteliti. Dengan demikian,
sampel tersebut akan representatif terhadap populasi yang sedang diteliti.
18
b. Sampel insidental atau aksidental
Sampel insidental atau aksidental (insidental sampling atau accidental sampling) adalah
pengambilan sampel dilakukan atas dasar seadanya tanpa direncanakan terlebih dahulu
dan penggambaran hasil dari pengumpulan data tidak didasarkan pada suatu metoda ng
baku. Misalnya, terjadi suatu keadaan luar biasa (KLB), data yang sudah terkumpul
disajikan secara deskriptif dan hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi.
c. Sampel berjatah
Sampel berjatah (quota sampling) adalah pengambilan sampel yang dilakukan atas
dasar pertimbangan peneliti semata, jumlah sampel telah dijatah. Sampel yang akan
diambil ditentukan oleh pengumpul data dan sebelumnya telah ditentukan jumlah yang
akan diambil. Jika jumlah tersebut sudah tercapai maka pengumpulan data dihentikan dan
hasilnya disajikan. Teknik pengambilan sampel ini lebih baik jika peneliti benar-benar
mengenal daerah maupun situasi daerah yang akan diteliti.
2.6 Treatment
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian yang mencakup dua dua proses secara umum yaitu proses perencanaan penelitian
dan proses pelaksanaan penelitian atau proses operasinoal penelitian. Proses perencanaan
penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan
perumusan hipotesis, serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Proses
selebihnya merupakan tahap operasional dari penelitian. Menurut Mc Millan dalam Ibnu
Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk
memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian
eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang
sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.
19
eksperimen murni menjadi dua yaitu pre test post test kelompok kontrol dan post tes
kelompok kontrol.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas dapat kita pahami konsep dasar
penelitian secara umum. Sebagaimana disampaikan pada pendahuluan bahwa
pembahasan singkat ini hanya sebagai pengantar yang mencakup secara garis
besartentang makna penelitian, jenis, manfaat, karakterisitik, dsb. Maka perlu
kiranya ada pembahasan lanjutan terkait pendekatan dan model penelitian. Agar
nantinya para peneliti terutama dalam bidang pendidikan mendapatkan informasi yang
lebih detail sebagai bahan rujukan nantinya.
20
3.2 Saran
Saran kami, untuk makalah selanjutnya, diharapkan agar menambah sumber agar
makin kaya ilmu sehingga informasi yang diberikan makin beragamm dan lebih
bermanfaat bagi pembaca terkhusus untuk mahasiswa sebagai sumber referensi bacaan
mengenai materi yang terkait dalam mata kuliah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmat, Mochamad., Surahman., dkk. 2016. Metodologi Penelitian. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan
21
22