Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FISIKA SMA BERORIENTASI LABORATORIUM

“Revolusi Industry 4.0 Pengembangan Praktikum Fisika Beriorientasi Teknologi”

Dosen Pengampu : “Dra. IDA WAHYUNI, M.Pd”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

DEWI MELIA GULTOM (4193321017)

ELVA SELLYA. R. TARIGAN (4193321007)

EVA ROLITA HARIANJA (4193321020)

BINTAMA SIHOTANG (4192421023)

RUTH RAMAYANI PASARIBU (4193121044)

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan kondisi
sehat pada masa pandemi saat ini. Sehingga penulis dapat mampu menyelesaikan tugas
makalah “Revolusi Indusrty 4.0 Pengembangan Praktikum Fisika Beriorientasi
Teknologi ”.

Makalah ini di tulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Fisika SMA
Berorientasi Laboratorium” dengan dosen pengampunya adalah Ibu Dra. Ida
Wahyuni, M.Pd” yang sudah banyak memberikan bimbingan atas tugas ini. Kami juga
sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan
semangat untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktu pengumpulannya.

Dan kami kira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh ibu dan dapat
dijadikan sebagai acauan dalam proses pembelajaran. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.

Medan, November 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................................................
1
B. Tujuan ............................................................................................................................. 2
C. Manfaat ........................................................................................................................... 2
BAB II: LANDASAN TEORI ................................................................................................. 6
A. Teknologi berbasis Revolusi Indusri 4.0 ........................................................................ 6
B. Praktikum dalam Pembelajaran Fisika............................................................................ 7
C. Praktikum Virtual............................................................................................................ 8
D. Keterampilan Proses Sains ..............................................................................................9
E. PhET Simulation ...........................................................................................................
11
BAB III: METODE PENGEMBANGAN ............................................................................
A. Define (Pendefenisian)..................................................................................................
B. Design (Perancangan) ...................................................................................................
C. Develop (Pengembangan) .............................................................................................
D. Disseminate (Penyebaran) ............................................................................................
BAB IV: LKPD ......................................................................................................................
BAB V: PENUTUP ................................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri generasi 4.0 yang ditandai dengan
meningkatnya konektivitas, interaksi serta perkembangan sistem digital, kecerdasan artifisial,
dan virtual. Dengan semakin konvergennya batas antara manusia, mesin dan sumber daya
lainnya, teknologi informasi dan komunikasi tentu berimbas pula pada berbagai sektor
kehidupan. Salah satunya yakni berdampak terhadap sistem pendidikan di Indonesia.
Perubahan era ini tidak dapat dihindari oleh siapapun sehingga dibutuhkan penyiapan sumber
daya manusia (SDM) yang memadai agar siap menyesuaikan dan mampu bersaing dalam
skala global. Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan mulai dari pendidikan dasar
dan menengah hingga ke perguruan tinggi adalah kunci untuk mampu mengikuti
perkembangan Revolusi Industri 4.0.

Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi revolusi rndustri 4.0, turut ditentukan
oleh kualitas dari pendidik seperti guru. Para guru dituntut menguasai keahlian, kemampuan
beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global. Dalam situasi ini, setiap lembaga
pendidikan harus mempersiapkan oritentasi dan literasi baru dalam bidang pendidikan.
Literasi lama yang mengandalkan baca, tulis dan matematika harus diperkuat dengan
mempersiapkan literasi baru yaitu literasi data, teknologi dan sumber daya manusia. Literasi
data adalah kemampuan untuk membaca, analisa dan menggunakan informasi dari data dalam
dunia digital. Kemudian, literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami sistem
mekanika dan teknologi dalam dunia kerja. Sedangkan literasi sumber daya manusia yakni
kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku, dan berkarakter.

Berdasarkan uraian di atas, revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan disrupsi
teknologi memiliki implikasi yang signifikan terhadap sistem pendidikan. Pertanyaannya, apa
komponen pendidikan yang terdampak dan bagaimana merespon implikasi ini. Paper ini
bertujuan untuk menjelaskan perubahan dan penyesuaian penting yang perlu dilakukan dalam
sistem pendidikan untuk mersepon revolusi digital, sehingga output pendidikan dapat bersaing
dan berkontribusi secara global.

5
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu teknologi berbasis revolusi industry 4.0.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan praktikum fisika berorientasi teknologi
berbasis revolusi industry 4.0.

3. Untuk mengetahui contoh LKPD yang bisa digunakan dalam Praktikum Fisika SMA
berorientasi Laboratorium berorientasi teknologi berbasis revolusi industry 4.0.

C. Manfaat
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika SMA berorientasi Laboratorium.
2. Menambaha pengetahuan pembaca dan penulis mengenai Desain Praktikum Fisika
berorientasi Teknologi berbasis revolusi industry 4.0: Pengembangan Praktikum Fisika
Berorientasi Teknologi.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teknologi Berbasis Revolusi Industri 4.0


Berbicara tentang perkembangan teknologi itu seperti melihat dua belah mata pisau
dimana satu sisi memberikan sisi positif dan sisi yang lain dapat juga memberikan dampak
negatif. Oleh karena itu kita harus mampu menyikapi secara bijak perkembangan teknologi
khususnya di era Revolusi 4.0 di bidang pendidikan ini. Segala perubahan ini harusnya dapat
menjadi pendorong bagi dunia pendidikan untuk melahirkan kreativitas, sehingga dapat
menciptakan proses pendidikan yang menghasilkan (calon) guru yang berkualitas, profesional
dan berkarakter.(Risdianto, 2019)
Dengan perkembangan teknologi saat ini, tidak ada sedikit pun celah bagi para sumber
daya untuk tidak memanfaatkan teknologi tersebut, terlebih dalam bidang pendidikan.
Pemanfaatan media komunikasi dan informasi dalam pembelajaran menjadi sebuah
kebutuhan ditengah perkembangan zaman yang serba cepat ini. Dunia pendidikan diharapkan
tidak tertinggal dalam memanfaatkan perkembangan TIK dalam pembelajaran terutama
dalam pengembangan bahan dan metode pembelajaran. Pemanfaatan ini dapat berupa
pengembangan dan pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran. Pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran diharapkan dapat membuat metode pembelajaran dan prosesnya menjadi
lebih bervariasi sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang optimal bagi mahasiswa.
(Handayani, Febriyanto, & Kristanti, 2019).
Saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang pesat, sehingga menjadi hal
yang wajar jika para ahli menyebut ini sebagai suatu revolusi. Kemajuan teknologi ini dapat
diprediksi akan menyebabkan berbagai perubahan di bidang informasi dan bidang kehidupan
lainnya sebagai implikasi dari perkembangan teknologi tersebut. Kondisi ini juga mendorong
berkembangnya konsep pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi untuk
kemudahan proses pembelajaran.Saat ini produk teknologi telah berhasil menarik perhatian
masyarakat dari berbagai kalangan dengan variasi desain produknya yang mampu membantu
dan meringankan pekerjaan manusia menjadi lebih mudah, cepat dan efisien. Salah satunya
pemanfaatan gawai atau sering disebut smartphone sebagai alat komunikasi yang dianggap
efektif. Sehingga smartphone juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang mampu
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar.(Susilawati & Sari, 2019).
.
Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0.
Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam
proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber system ). Pemerintah pun telah
mengatur kebutuhan tentang teknologi di dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
Salah satunya tercantum dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar

7
Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs , SMA/MA, SMK/MAK poin ke-5
yang menyatakan bahwa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran. Hal ini dipertegas dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses, sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang
menyatakan bahwa prinsip pembelajaran yang digunakan pada poin ke-13 yakni pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran.
Adapun hubungan dunia pendidikan dengan revolusi industri 4.0. adalah dunia pendidikan
dituntut harus mengikuti perkembangan teknologi yang sedang berkembang pesat serta
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai fasilitas lebih dan serba canggih
untuk memperlancar proses pembelajaran. Selain itu, diharapkan dengan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi pola pikir pembelajaran dapat bergeser dari berpusat pada
guru (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered).

B. Praktikum dalam Pembelajaran Fisika


Fisika adalah bidang ilmu yang banyak membahas tentang alam dan gejalanya, dari yang
bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga yang bersifat abstrak atau bahkan hanya berbentuk
teori yang pembahasannya melibatkan kemampuan imajinasi atau keterlibatan gambaran
mental yang kuat (Sutarto, 2008). Tujuan pembelajaran fisika di sekolah menengah secara
umum adalah memberikan bekal pengetahuan tentang fisika, kemampuan dalam keterampilan
proses, serta meningkatkan kreativitas dan sikap ilmiah (Bektiarso, 2000). Berdasarkan tujuan
tersebut, diperlukan pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan fisika di sekolah agar siswa
dapat memahami konsep fisika secara mendasar sehingga tujuan pembelajaran fisika tercapai.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki, memperbaharui, dan
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep fisika adalah melalui penerapan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan hakikat pembelajaran fisika. Pembelajaran
fisika adalah salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan fisika di sekolah. Dalam pembelajaran
fisika terdapat kegiatan penyadaran atau penguasaan fisika pada peserta didik atau siswa
melalui interaksi pengajaran atau proses belajar mengajar (PBM) (Sutarto, 2005). Proses
pembelajaran fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah
(Depdiknas, 2006:12). Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permen Diknas Nomor 41,2007). Oleh
karena itu, pembelajaran fisika di sekolah menengah harus menekankan pada aktivitas siswa.
Membiasakan siswa aktif memecahkan masalah dalam kegiatan laboratorium melalui kegiatan
pengamatan, merumuskan masalah, merencanakan penyelidikan, melakukan percobaan,
menggunakan perangkat untuk mengumpulkan data, menganalisis data, menemukan jawaban,
dan melakukan prediksi serta mengkomunikasikan hasil yang diperoleh. Kegiatan itu
dilakukan siswa melalui eksperimen dan praktikum.

8
Didukung oleh pembuktian (Rahayuningsih dan Dwiyanto, 2005:6), yang menghasilkan
bahwa pembelajaran di laboratorium dengan metode pembelajaran yang lain menunjukkan
bahwapraktikum di laboratorium lebih efektif untuk memperoleh kemampuan pengamatan
dan ketrampilan teknik. Pembelajaran di laboratorium sangat efektif untuk mencapai tiga
ranah secara bersama-sama, yaitu :
o Keterampilan kognitif yang tinggi dengan berlatih agar dapat memahami teori,
mengintregasikan segi-segi teori yang berlainan, dan menerapkan teori pada
permasalahan nyata;
o Ketrampilan afektif dengan belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, bekerja
sama, mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya, dan menghargai
bidangnya;
o Ketrampilan psikomotor dengan belajar memasang peralatan sehingga betul-betul
berjalan, memakai peralatan dan instrumen tertentu.

C. Praktikum Virtual
Laboratorium Virtual atau bisa disebut dengan istilah Virtual Labs adalah serangkaian
alatalat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis
multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan
kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sebenarnya.
Laboratorium Virtual potensial untuk memberikan peningkatan secara signifikan dan
pengalaman belajar yang lebih efektif. Pengembangan laboratorium Virtual ini diharapkan
dapat menyelesaikan permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik dan mengatasi
permasalahan biaya dalam pengadaan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan
kegiatan praktikum bagi sekolah-sekolah yang kurang mampu.
Menurut Farreira (2010), Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan
laboratorium Virtual online adalah
o Mengurangi keterbatasan waktu, jika tidak ada cukup waktu untuk mengajari seluruh
peserta didik di dalam lab hingga mereka paham,
o Ekonomis, tidak membutuhkan bangunan lab, alat-alat dan bahan-bahan seperti pada
laboratorium konvensional,
o Meningkatkan kualitas eksperimen, karena memungkinkan untuk diulang untuk
memperjelas keraguan dalam pengukuran di lab,
o Meningkatkan efektivitas pembelajaran, karena siswa atau mahasiswa akan semakin
lama menghabiskan waktunya dalam lab Virtual tersebut berulang-ulang,
Kelemahan dalam pemanfaatan Laboratorium Virtual online :
o Peserta didik harus online (terkoneksi internet) untuk menjalankan simulasi suatu
praktikum.
o Keterbatasan pengetahuan mengenai tata cara pelaksanaan praktikum online, karena
kebanyakan penyedia layanan Virtual Labs menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar.

9
o Laboratorium Virtual tidak memberikan pengalaman di lapangan secara nyata.
o Beberapa penyedia layanan Laboratorium Virtual (Virtual Labs) memberikan layanan
secara gratis dan sebagiannya lagi secara berbayar. Kita bisa memanfaatkan Virtual
Labs gratis untuk menunjang pemahaman peserta didik kita dalam memahami suatu
konsep. Kadang guru tidak sempat melakukan praktikum bersama siswa karena
adanya keterbatasan waktu ataupun karena keterbatasan peralatan serta sarana prasana
praktikum.

D. Ketrampilan Proses Sains


Lind (Susilo, 2013: 6) mengatakan “Keterampilan proses adalah keterampilan berpikir
yang digunakan untuk mengolah informasi, memecahkan masalah, dan merumuskan
kesimpulan”.
Selanjutnya Subali (Susilo, 2013: 6) menerangkan; Keterampilan proses sains merupakan
keterampilan kinerja (performance skill). Keterampilan proses sains memuat dua aspek
keterampilan, yakni keterampilan dari sisi kognitif (cognitive skill sebagai keterampilan
intelektual maupun pengetahuan dasar yang melatarbelakangi penguasaan keterampilan proses
sains) dan keterampilan dari sisi sensorimotor (sensorimotor skill).
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien
dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Kemampuan–
kemampuan dasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih yang lama-kelamaan akan
menjadi keterampilan. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah
dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan. Jadi,
keterampilan proses sains merupakan keterampilan atau kemampuan yang dipelajari oleh
siswa saat mereka melakukan penemuan ilmiah, dimana diantaranya mencakup pengamatan
(observasi), mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, berkomunikasi, mengajukan
pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan serta
menerapkan konsep.
Mengenai manfaat keterampilan proses sains yaitu: pertama, ilmu pengetahuan siswa
dapat berkembang dengan pendekatan keterampilan proses. Kedua, pembelajaran melalui
keterampilan proses akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu
pengetahuan. Ketiga, keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses
dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik
karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Jadi keterampilan proses sains
adalah keterampilan atau kemampuan yang dipelajari oleh siswa saat mereka melakukan
penemuan ilmiah.

10
Berikut merupakan kelebihan dari keterampilan proses sains berdasarkan pernyataan Dimyati
(2009) :

o Dalam pelaksanaanya KPS bisa menstimulus siswa dalam ilmu pengetahuan sehingga
konsep dan teori akan dikuasai dengan lebih solid.
o Membiasakan siswa untuk belajar dan bekerja menggunakan ilmu pengetahuan
(ilmiah). Sehingga siswa bisa mempraktekan dan berteori tentang ilmu pengetahuan
yang didapat. Selain itu siswa juga bisa lebih proaktif.
o KPS bisa menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan dan siswa bisa
mengetahui proses serta hasil dari ilmu pengetahuan.

6 Ketrampilan Proses Sains


a. Mengamati
Mengamati atau observasi merupakan keterampilan paling dasar pada sains.
Pengamatan dilaksanakan dengan memakai kelima indera yang nantinya bisa menjadi
fakta empiris. Pengamatan yang baik merupakan pondasi awal untuk mempelajari
keterampilan proses lainnya. Contohnya :
o Siswa yang memiliki keterbatasan penglihatan akan melakukan pengamatan
memakai indera peraba.
o Siswa melakukan pengamatan mengenai gelas memakai kelima inderanya.

b. Pengelompokan
Sesudah melaksanakan pengamatan (observasi), berikutnya siswa harus tahu mengenai
perbedaan, persamaan dan pengelompokan objek berdasar pada tujuannya. Penting untuk
membuat parameter tertentu yang membantu memahami jumlah objek, jenis, peristiwa
dan makhluk hidup di dunia. Contohnya :
o Siswa akan memakai magnet untuk mengelompokan objek sebagai magnet
atau non-magnetik
o Siswa akan memakai alat timbangan dan mengurutkannya berdasarkan
beratnya.

c. Mengukur

Proses pengukuran ini sangat penting saat siswa sedang melakukan pengumpulan,
pembandingan dan penafsiran data. Ini membantu siswa untuk mengklasifikasikan dan
mengkomunikasikan kepada orang lain. Parameter yang jelas harus dipakai untuk
memahami dunia ilmiah. Contohnya :

o Siswa akan memakai stopwatch untuk mengetahui kecepatan lari orang lain.
o Siswa akan menemukan berat cairan yang memiliki jenis berbeda yang
mempunyai volume sama.

11
d. Berkomunikasi
Ini sangat penting untuk dilakukan, yakni bisa membagikan hasil penelitian kepada
orang lain. Komunikasi disini bisa dilakukan dengan media grafik, peta, tulisan, lisan
(presentasi) dan diagram. Contohnya :
o Siswa akan membuat grafik garis yang mengidentifikasikan hubungan antara
kecepatan dan berat kelereng.

e. Menyimpulkan
Kesimpulan merupakan penjabaran yang berdasar pada pengamatan. Ini adalah
hubungan antara apa yang diamati dan apa yang telah diketahui. Contohnya :
o Siswa akan menulis kesimpulan pada akhir proses pengamatan.

o Siswa akan membuat kesimpulan mengenai pengamatan yang mereka buat


mengenai objek yang belum diketahui.

f. Memprediksi
Prediksi adalah tebakan atau ramalan yang berdasar pada pengamatan dan kesimpulan.
Prediksi bisa berupa peristiwa atau kejadian yang diamati, bisa juga berupa pengetahuan
yang telah diteliti sebelumnya. Contohnya :
o Siswa akan menutup matanya dan memprediksi sebuah benda menggunakan
indera peraba, apakah benda tersebut berbentuk bulat atau kotak.

o Siswa akan menulis hipotesis mengenai pengaruh garam pada pembuatan


telur asin.

E. PhET Simulation
PhET Simulation merupakan kependekan dari the physics Education Technology. PhET
Simulation menyediakan simulasi-simulasi komputer interaktif matematika dan sains berbasis
penelitian yang interaktif, menyenangkan dan gratis yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keefektifan pengajaran dan pembelajaran matematika. PhET Simulation
tersedia secara gratis dari situs web PhET Simulation (http://PhET.colorado.edu).
Simulasi-smulasi tersebut dalam bentuk animasi dan interaktif serta seperti permainan,
sehingga siswa belajar melalui eksplorasi. PhET Simulation dapat digunakan langsung secara
online ataupun dapat diunduh terlebih dahulu baru kemudian digunakan secara offline. Salah
satu tujuan dari PhET Simulation adalah menyediakan media yang terbuka yang dapat
digunakan oleh para siswa untuk bereksplorasi pada saat mempelajari konsep-konsep tertentu.
Simulasi yang terdapat di PhET Simulation, sesuai dengan namanya, mayoritas merupakan
simulasi-simulasi yang terkait konsep-konsep yang dipelajari pada Fisika. Namun demikian,
PhET Simulation juga menyediakan sejumlah simulasi yang terkait dengan konsep-konsep
yang dipelajari di Kimia, matematika, dan sains kebumian dan masih terus bertambah serta
dikembangkan.

12
Terkait prinsip desain dari PhET Simulation yang salah satunya adalah dengan mengusung
penyediaan media yang interaktif, terdapat beberapa alat atau tools yang disediakan untuk
mendukung hal tersebut. Alatalat tersebut diantaranya adalah click dan drag yang dapat
digunakan untuk berinteraksi dengan fitur-fitur yang ada dalam simulai PhET Simulation.
Sliders yang dapat digunakan menaikkan atau menurunkan parameter. Tombol radio yang
dapat digunakan untuk memilih diantara beberapa pilihan. Beberapa intstrumen seperti
penggaris stop watch, voltmeter, dan thermometer juga tersedia di dalam simulasi yang dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran. Saat pengguna berinteraksi dengan alat-alat
tersebut,mereka mendapatkan umpan balik secara langsung tentang efek dari perubahan yang
mereka buat. Ini memungkinkan mereka untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dan
menjawab pertanyaan ilmiah melaluieksplorasi simulasi. Keistimewaan lainnya adalah PhET
simulation juga menyediakan berbagai pilihan Bahasa penggunga yang dapat digunakan.
Dengan demikian, untuk pengguna yang memiliki kendala dalam Bahasa inggris, masih
dapat menggunakan aplikasi ini dengan baik karena didalamnya tersedia banyak piliha Bahasa
yang dapat digunakan. Hal lain yang juga menjadikan PhET Simulation istimewa adalah team
pembangun PhET Simulation selalu melakukan penelitian untuk mengetes bagaimana
simulasi-simulasi dalam PhET Simulation bekerja. Mereka melakukan tes secara berulang
untuk mengetahui kekurangan apa yang ada pada simulasi-simulasinya tersebut dan kemudian
memperbaiki kekurangannya tersebut.

13
BAB III
METODE PENGEMBANGAN (4D)

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Revolusi Industri 4.0 yaitu perubahan yang berlangsung cepat dengan memanfaatkan
teknologi dan big data, dalam pelaksanaan proses produksi yang dulunya dilakukan oleh
manusia sekarang digantikan oleh mesin atau menggunakan teknologi baru. Karakteristik
model dari Industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa perkembangan teknologi terbaru
seperti sistem siber fisik, teknologi informasi dan komunikasi, jaringan komunikasi, big data
dan cloud computing, pemodelan, virtualisasi, simulasi serta peralatan yang telah
dikembangkan untuk kemudahan interaksi manusia dengan komputer.
Tantangan era Revolusi Industri 4.0 sangat komplek. Pertama, keamanan teknologi
informasi yang menyasar ke dunia pendidikan. Kedua, keandalan dan stabilitas mesin
produksi. Ketiga, kurangnya keterampilan yang memadai. Keempat, keengganan untuk
berubah para pemangku kepentingan. Kelima, hilangnya banyak pekerjaan karena otomatisasi.
Keenam, stagnasi pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi. Ketujuh, belum
meratanya perubahan kurikulum, model, strategi, pendekatan dan guru dalam pembelajaran
yang menguatkan literasi baru. Era industry 4.0 membawa perubahan serta dapat
mempengaruhi system pendidikan karena aspek efektivitas, efisiensi dan daya tarik yang
ditawarkan oleh pembelajaran berbasis teknologi digital. Yang dulunya menggunakan alat
hitung berbasis digital dihindari karena alat tersebut dapat merusak mental siswa, sekarang
alat hitung digital yang sering disebut kalkulator kini digunakan dan dipandang untuk
meningkatkan kemampuan siswa.
Yang harus dilakukan dalam menghadapi revolusi industry 4.0 ini. Pendidik harus
mampu menanggapi perubahan ini, karena operan penyampai pengetahuan akan segera
berubah menjadi peran peran pendamping untuk menemukan dan menciptakan melalui belajar
mandiri. Maka dari itu pendidik vokasi harus belajar cepat berubah bekerjasama dengan
industry dan mengenali kompetensi baru seperti apa yang dibutuhkan oleh industry 4.0
melalui pemanfaatan berbagai data. Pendidik juga harus mengembangkan keahliannya sendiri
termasuk juga bagaimana mengelola data peserta didik, bimbingan karir melalui big data, serta
peserta didik dapat segera beradaptasi dengan perubahan.

B. Saran
Saran kami kepada pembaca semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
anda, dan dengan membaca makalah ini semoga kita akan termotivasi dan mengerti tentang
“Revolusi Industry 4.0 Pengembangan Praktikum Fisika Beriorientasi Teknologi” Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari pembaca untuk perbaikan
makalah kami berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arief S, Sadiman,dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian,Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Arsyad, Azhar. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Daryanto. (2016). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dhari, HM. dan Dharyono, AP. 1988. Perangkat Pembelajaran. Malang: Depdikbud.

Fajri dan Asnil. 2020. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Pembelajaran
Kreatif dan Produktif di SMK Negeri 1 Sumatera Barat. JTEV (Jurnal Teknik Elektro
Dan Vokasional). Vol 6 (2). Hal: 144-151. ISSN: 2302-3309.
Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran ( Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Referensi.
Sadiman, A.S, dkk. (2014). Media pendidikan : pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, N, Rivai, A. (2015). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

16

Anda mungkin juga menyukai