Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS


HOTS MENGGUNAKAN APLIKASI SMART APPS CREATOR PADA
MATA PELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LAPE

OLEH
SUPRIADI
18.01.01.0.012-01

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS


HOTS MENGGUNAKAN APLIKASI SMART APPS CREATOR PADA MATA
PELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LAPE

SUPRIADI

NPM: 18.01.01.0.012-01

Proposal Ditulis Untuk Memenuhi Persyaratan

Gelar Sarjana Strata – 1 (S1)

Program Studi Teknologi Pendidikan

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs, I Made Sentaya, M.Pd Drs, I Gusti Made Sulindra, M.Pd


NIDN:0031125839 NIDN :0031125934

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan

Musahrain, M.Pd
NIDN:0815059104

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata Allah, yang telah memberikan
kekuatan, ketabahan bagi hamba-Nya serta diiringi kerja keras sehingga proposal yang
berjudul “Pengembangan media pembelajaran berbasis hots menggunakan aplikasi
smart apps creator” dapat terselesaikan dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkonstribusi dalam memberikan bantuan , arahan, dan
bimbingan dalam penyusunan proposal ini. Terima kasih peneliti ucapkan pada:

1. Prof. Dr. Syaifuddin Iskandar, M.Pd., Rektor Universitas Samawa, yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh studi strata satu (S-1)
di Universitas Samawa.
2. Erma Suryani, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Samawa yang memberikan motivasi kepada peneliti dalam penyusunan proposal
penelitian .
3. Musahrain, M.Pd., Kepala Program Studi Teknologi Pendidikan yang selalu
mendukung dan memberikan arahan selama penyusunan proposal penelitian
4. Drs, I Made Sentaya, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan
nasihat dan bantuan selama penyusunan proposal penelitian.
5. Drs, I Gusti Made sulindra, M.Pd., dosen Pembimbing II yang banyak membantu
dalam penyusunan Proposal penelitian ini berlangsung.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Staff Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Samawa yang telah meluangkan waktu dalam membantu peneliti menyelesaikan
permasalahan yang peneliti hadapi dalam penyusunan proposal penelitian dengan
tepat .
7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah
memberikan motivasi kepada peneliti, sehingga proposal penelitian dapat
terselesaikan dengan baik.

ii
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih terdapat
kekurangan. oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membaangun sangat
diharapkan dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal ini. akhir kata,
peneliti mengharapkan agar proposal penelitian ini dapat dapat berlanjut dan
bermanfatat bagi peneliti khususnya juga bagi para pembaca pada umumnya.

Sumbawa Besar, 2022


Peneliti

Supriadi
NPM: 18.01.01.0.012-01

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................4
D. Fokus Penelitian ......................................................................4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................4
F. Spesifikasi Produk....................................................................5
G. Definisi Oprasional..................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................6


A. Kajian Teori ............................................................................6
B. Penelitian Relevan .................................................................20
C. Kerangka Pikir.......................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................23


A. Model Pengembangan............................................................23
B. Prosedur Pengembangan........................................................23
C. Desain Uji Coba Produk.........................................................25

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penjabaran Hots berdasarkan keterkaitan dan dimensinya ............12
Tabel 3.1 Kisi-kisi penyusunan instrument validasi ahli media ....................27
Tabel 3.2 Kisi-kisi penyusunan instrument validasi ahli materi.....................29
Tabel 3.3 Kisi-kisi penyusunan angket respon pendidik................................32
Tabel 3.4 Kisi-kisi penyusunan angket respon peserta didik..........................34
Tabel 3.5 Aturan pemberian skor....................................................................36
Tabel 3.6 Kriteria skala validasi media pembelajaran interaktif.....................36
Tabel 3.7 Kriteria skala respon pendidik media pembelajaran interaktif.......37
Tabel 3.8 Kriteria skala respon peserta didik terhadap media pembelajaran..38

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah-langkah metode penelitian dan pengembangan 4-D..... 18
Gambar 2.2 Hukum newton III........................................................................ 19
Gambar 2.3 Kerangka berpikir..........................................................................22
Gambar 3.1 Prosedur pengembangan media.....................................................23

vi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi dapat memberikan dampak yang bervariasi dalam


berbagai aspek kehidupan. Pendidikan menjadi salah satu aspek yang
dipengaruhi oleh hal tersebut. Pendidikan merupakan salah satu parameter
kemajuan suatu bangsa dan menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa
(Angestiana, 2019), oleh karena itu kualitas pendidikan sangat diutamakan.
Sumber daya manusia yang berkualitas dihasilkan dari pendidikan yang
berkualitas pula. Pemanfaatan teknologi dengan baik juga dapat menunjang
proses peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia tersebut.
Saat ini, dunia sedang dihadapkan dengan adanya revolusi industri 4.0
di berbagai bidang, diantaranya bidang pendidikan. Revolusi industri tersebut
mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi/IPTEK (Anwar dkk,
2018). Kemajuan IPTEK akan memberikan keuntungan bagi suatu bangsa
dalam bidang pendidikan apabila dihadapi dengan persiapan yang matang
dan baik (Tambunan & Purba, 2018). Kemajuan IPTEK juga menjadi sebuah
tantangan baru terutama dalam dunia pendidikan yang harus senantiasa siap
menyesuaikan perkembangan teknologi dalam proses pembelajaran disekolah.
Pemanfaatan teknologi merupakan salah satu terobosan luar biasa
dalam meningkatkan mutu Pendidikan (Latifah dkk, 2020).Pemanfaatan hasil
teknologi dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas oleh peran
pendidik dalam menggunakan teknologi tersebut. Salah satu implementasi
teknologi dalam dunia pendidikan yaitu pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi (Shalikhah dkk, 2017).
Perkembangan IPTEK yang semakin pesat berpotensi mengubah
tatanan kehidupan suatu bangsa sehingga merangsang perlu dipersiapkannya
generasi muda yang kreatif, berfikir kritis, mampu mengambil keputusan, dan
terampil dalam memecahkan masalah (Irawati, 2018). Solusi yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mempersiapkan mutu pendidikan dan kualitas generasi
muda yaitu diterapkannya kurikulum 2013 dalam bidang pendidikan (Akbarini,
2018).
Saat ini pemerintah telah memprioritaskan pembelajaran dengan
kompetensi berfikir tingkat tinggi atau yang biasa disebut Higher Order
Thingking Skill (HOTS). Pembelajaran berbasis HOTS tersebut telah tertera
pada kompetensi Inti pada struktur kurikulum SMA/MA yaitu pada
kompetensi inti 3 dan kompetensi inti 4 . Kompetensi tersebut menuntut
peserta didik dalam menguasai HOTS ketika menghadapi suatu

1
permasalahan. Pembelajaran berbasis HOTS dapat dilakukan dengan
memusatkan proses pembelajaran yang aktif kepada peserta didik
(Hikmawan dkk, 2018). Berdasarkan teori taksonomi bloom, keterampilan
berfikir tingkat tinggi peserta didik dapat diketahui melalui ranah kognitif dari
tingkat kemampuan peserta didik dalam menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta (Anwar, 2017). Pembelajaran berbasis HOTS harus dimiliki peserta
didik sehingga peserta didik tidak sekedar mengetahui materi yang telah
disampaikan tetapi peserta didik juga dapat mengaplikasikan ilmunya dalam
kehidupan (Karsono, 2017).
Media pembelajaran merupakan sebuah alat bantu dalam proses
pembelajaran yang dapat mempermudah pendidik kepada peserta didik dalam
penyampaian materi dengan cara yang lebih efektif serta efisien (Irwandani &
Juariah, 2016). Kategori media pembelajaran baik adalah media yang
menyenangkan serta mudah dicerna (Kasih, 2017). Aplikasi teknologi sudah
seharusnya dimanfaatkan oleh pendidik dalam pembelajaran, sehingga
pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan dan peserta didik
termotivasi dalam belajar (Yoto, 2015).
Kemajuan teknologi berdampak pula terhadap perkembangan media
pembelajaran yang bersifat interaktif, sehingga media pembelajaran yang
bersifat interaktif tersebut dapat menarik minat belajar peserta didik serta
membantu pemahaman materi. Media interaktif adalah media yang dapat
menggabungkan teks, grafik, video, animasi dan suara sehingga
penyampaian materi berbantuan media ini dapat memperjelas materi dengan
mudah (Akbarini dkk, 2018). Media pembelajaran interaktif yang dikemas
menarik dan baik tentu akan memberi dampak yang positif terhadap
usaha peningkatan mutu pendidikan serta potensi belajar peserta didik
(Fitriani & Mulyani, 2015).
Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam yang
didalamnya terdapat proses pemecahan masalah untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi agar peserta didik dapat memahami dan
menganalisis suatu data, mengumpulkan informasi, membuat argumen yang
sesuai dengan konsep fisika (Herayanti dkk, 2018). Berdasarkan studi literatur,
saat ini permasalahan pada peserta didik di Indonesia yaitu masih kurang
menguasai soal tingkat tinggi (HOTS), sehingga tidak membuat peserta didik
untuk berpikir kritis (Permata & Muslim, 2019). Fisika merupakan mata
pelajaran yang dianggap sulit karena peserta didik masih kurang memahami
konsep, persamaan dan kurang terampil dalam memecahkan suatu masalah
(Septarini & Kholid, 2021). Oleh karena itu, diperlukan adanya media
pembelajaran interaktif untuk menunjang HOTS peserta didik.
Aplikasi yang mendukung pembuatan media pembelajaran interaktif
untuk menunjang HOTS yaitu aplikasi Smart Apps Creator yang dapat

2
digunakan sebagai media pembelajaran. Aplikasi ini digunakan untuk
membuat aplikasi dan ios tanpa kode pemrograman. Aplikasi ini dapat
menyimpan file dengan format HTML5 dan exe . Aplikasi ini dapat berisi
animasi gambar,video, dan musik. Media pembelajaran menggunakan aplikasi
Smart Apps Creator dapat membuat peserta didik belajar secara mandiri.
Aplikasi Smart Apps Creator juga dilengkapi dengan materi uji sebagai
evaluasi serta skor yang didapat oleh peserta didik dapat diketahui secara
langsung . Bentuk materi uji yang disediakan oleh aplikasi ini terdapat
beberapa tipe/bentuk soal. Bentuk soal yang bervariasi tersebut dapat
digunakan dalam melatih HOTS serta akan membuat peserta didik lebih
tertarik untuk memecahkan persoalan yang ada.
Minimnya pengajaran berbasis HOTS serta penggunaan media
pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan kemampuan HOTS peserta
didik masih rendah dan peserta didik kurang tertarik untuk belajar fisika karena
masih dirasa membosankan. Oleh karena itu, diperlukan adanya media
pembelajaran interaktif untuk mengatasi masalah tersebut sehingga peserta didik
akan lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran fisika serta membantu dalam
memecahkan soal berbasis HOTS.
Hasil wawancara pendidik mata pelajaran fisika di sekolah SMA
N 1 Lape didapatkan informasi bahwa ketertarikan dalam belajar fisika
peserta didik sangat rendah, masih sulit diterapkannya pembelajaran berbasis
HOTS untuk membantu peserta didik melatih HOTS, pendidik juga
menganggap bahwa HOTS harus dikuasai peserta didik. Terbatasnya
penggunaan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran
menyebabkan pembelajaran masih terkesan monoton. Pendidik masih
belum banyak mengenal berbagai software media pembelajaran
untuk mempermudah kegiatan pembelajaran. Belum tersedianya media
pembelajaran berbasis HOTS membuat pendidik masih merasa kesulitan
dalam menerapkan pembelajaran berbasis HOTS. Oleh karena itu,
pendidik membutuhkan adanya media pembelajaran interaktif berbasis
HOTS. Media yang dapat digunakan untuk menunjang HOTS salah
satunya yaitu aplikasi Smart Apps Creator.
Berdasarkan latar belakang, peneliti menganggap perlunya dilakukan
penelitian pengembangan terhadap media pembelajaran interaktif yang
berbasis HOTS, sehingga peneliti melakukan penelitian dengan Judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Hots Menggunakan
Aplikasi Smart Apps Creator Pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Lape”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dalam
penelitian yaitu sebagai berikut:

3
1. Terbatasnya penggunaan media pembelajaran interaktif yang menarik
pada mata peiajaran fisika.
2. Belum ada pengembangan media pembelajaran interaktif yang menarik
berbasis HOTS menggunakan aplikasi smart apps creator.
3. Rendahnya keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
4. Kurangnya minat peserta didik pada pelajaran fisika
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di paparkan, batasan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Subyek penelitian terbatas pada siswa kelas x SMA Negeri 1 Lape.
2. Obyek penelitian terbatas pada Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Hots
Menggunakan Aplikasi Smart Apps Creator Pada Mata Pelajaran Fisika
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lape.
3. Materi fisika yang di teliti terbatas pada hukum newton tentang gerak yang
meliputi hukum newton 1,hukum newon II, dan hukum newton III.
4. Pengembangan produk terbatas hanya pada aspek kelayakan saja.
5. Pengembangan produk terbatas melalui 3 tahap yaitu Define, Design,
Develop.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan masalahnya sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah langka-langka pengembangan media pembelajaran interaktif
berbasis hots menggunakan aplikasi smart apps creator pada mata pelajaran
fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Lape?
2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran interaktif berbasis hots
menggunakan aplikasi smart apps creator pada mata pelajaran fisika siswa
kelas X SMA Negeri 1 Lape?
3. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran interaktif berbasis hots
menggunakan aplikasi smart apps creator pada mata pelajaran fisika siswa
kelas X SMA Negeri 1 Lape?
E. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dapat ditarik tujuan penelitian pengembangan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui langka-langka pengembangan media pembelajaran
interaktif berbasis hots menggunakan aplikasi smart apps creator pada mata
pelajaran fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Lape.
2. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran interaktif berbasis hots
menggunakan aplikasi smart apps creator pada mata pelajaran fisika siswa
kelas X SMA Negeri 1 Lape.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pengembangan media
pembelajaran interaktif berbasis hots menggunakan aplikasi smart apps
creator pada mata pelajaran fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Lape.
F.Manfaat Penelitian

4
Adapun maanfaat yang di peroleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam
mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis hots
menggunakan aplikasi smart apps creator pada pelajaran fisika.
2. Praktis
a. Bagi Peneliti
Memberi pengalaman langsung dalam pengembangan media
pembelajaran interaktif berbasis hots menggunakan aplikasi smart
apps creator pada pelajaran fisika.
b. Bagi Pendidik
Dengan adanya media pembelajaran interaktif berbasis hots
menggunakan aplikasi smart apps creator pada pelajaran fisika.
Dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi dan
membatu proses pengajaran.
c. Bagi Peserta Didik
Meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam proses belajar
serta menunjang HOTS berpikir tingkat tinggi peserta didik.
G. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang akan di kembangkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Pengembangan media pembelajaran berbasis hots yang penulis
kembangkan berfokus pada materi hukum newton tentang gerak yang
meliputi meliputi hukum newton I, hukum newton II, dan hukum newton
III.
2. Pengembangan media pembelajaran berbasis hots yang penulis
kembangkan menggunakan aplikasi smart apps creator.
3. Pengembangan media pembelajaran berbasis hots yang penulis
kembangkan terdiri dari gambar, audio, dan video penjelasan pada bagian
materi.
4. Output yang di hasilkan dalam bentuk media pembelajaran yang di akses
menggunakan desktop dalam format exe
5. Media dapat di akses menggunakan android, website, dan desktop
6. Komposisi isi materi produk berdasarkan acuhan buku bahan ajar fisika
kelas x yang sesuai dengan kurikulum 2013, yang meliputi hukum newton I,
hukum newton II, dan hukum newton III.
7.

5
H. Defenisi Operasional
1. Pengembangan
Pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar, terencana dan terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga
menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan dan
mendukung serta meningkatkan kualitas sebagai upaya menciptakan
mutu yang lebih baik.
2. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah sebuah alat bantu dalam proses
pembelajaran yang dapat mempermudah pendidik kepada peserta didik
dalam penyampaian materi dengan cara yang lebih efektif serta efisien.
3. Higher Order Thinking Skills (Hots)
Higher Order Thinking Skills ( Hots ): suatu kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berfikir kritis
(Critical Thingking), berfikir kreatif (Creative Thingking), kemampuan
berargumen (Reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan
(Decision Making).
4. Smart Apps creator
Smart Apps Creator yaitu sebuah software yang dapat
menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berbentuk aplikasi.
Software Smart Apps Creator ini dapat membuat media pembelajaran
tanpa perlu mempunyai keahlian pemrograman, sehingga software
Smart Apps Creator memudahkan dalam pembuatan media
pembelajaran.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pengembangan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun
2002 Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang
telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan
teknologi baru.Sedangkan menurut Abdul Majid (2005) Pengembangan
adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan
latihan.
Adapun pengembangan menurut Gagne dan Brings dalam
Warsita, (2003: 266) Pengembangan adalah suatu sistem pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal atau segala
upaya untuk menciptakan kondisi degan sengaja agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai .
Dari beberapa pendapat para ahli yang ada ditarik kesimpulan
bahwa pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar, terencana dan terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga
menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan dan
mendukung serta meningkatkan kualitas sebagai upaya menciptakan mutu
yang lebih baik.
2. Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Hots
a. Pengertian media pembelajaran
Media dalam bahasa latin merupakan sebuah bentuk
jamak dari kata “Medium” yang berarti “perantara” yaitu
perantara sumber pesan dengan penerima pesan, (Rusman dkk,
2015).Sedangkan dalam bahasa arab, media merupakan sebuah
perantara atau sebuah pengantar pesan dari pengirim ke penerima,
(Arsyad, 2013).
Media merupakan suatu alat pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan sehingga media dapat disebut juga dengan wahana
penyalur informasi belajar atau penyalur sebuah pesan. National
Education Association (NEA) mendefinisikan “Media
merupakan segala bentuk dan sarana yang digunakan untuk
menyalurkan sebuah pesan atau informasi, (Rusman dkk, 2015:
169).Sedangkan menurut Gerald dan Ely (dalam Arsyad, 2013:3)

7
mendefinisikan bahwa media mampu membuat peserta didik
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam proses
pembelajaran, media diartikan sebagai alat yang dapat menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual maupun verbal.
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku,
koran, majalah, komputer dan lain sebagainya. Hal ini berarti media
pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara untuk
menjelaskan materi pembelajaran, (Mushlihah dkk, 2018).
Trianto (dalam Shalikhah dkk, 2017) menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan sebuah aspek dalam kehidupan manusia
yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Secara
sederhana pembelajaran dapat diartikan sebagai interaksi yang
berkesinambungan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Pembelajaran dalam makna yang kompleks yaitu sebuah usaha
sadar dari seseorang pendidik untuk melakukan proses
pembelajaran kepada peserta didik yang mengakibatkan
adanya interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar agar
tercapainya tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran diartikan sebagai sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat mendorong peserta
didik dalam proses belajar. Penggunaan media pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar serta
membawa pengaruh psikologis kepada peserta didik. Peningkatan
pemahaman peserta didik, penyampaian informasi yang menarik,
memudahkan penafsiran data, serta pemadatan materi merupakan
beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran (Inggrid dkk,
2018).
Penggunaan media pembelajaran yang tepat mampu
menarik perhatian siswa serta memudahkan siswa dalam
memahami materi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi dalam
pembelajaran fisika terutama dalam penggunaan media
pembelajaran sebagai sarana belajar yang dapat memungkinkan
peserta didik menemukan sendiri konsep masalah yang di temukan
pada saat proses pembelajaran (Mahayani & Others, 2018).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat yang
dapat menyalurkan sebuah pesan atau informasi dari pendidik kepada
peserta didik yang dapat membantu proses pencapaian tujuan
pembelajaran.
3. Ciri – ciri Media Pembelajaran

8
Gerlack & Elg ( dalam Azhar A, 2013:) mengemukakan bahwa
media memiliki tiga ciri utama, dimana ciri tersebut merupakan
petunjuk mengapa media dipergunakan dan apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang tidak mampu atau kurang efisien
dilakukan oleh pendidik. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari media
pembelajaran tersebut: (1) Ciri Fixsasi (Fixative Property)
menggambarkan kemampuan sebuah media dalam merekam,
menyimpan, melestarikan, serta merekontruksi sebuah peristiwa atau
sebuah objek yang dapat diurut serta disusun dengan menggunakan
media video tape, audio tape, fotografi, disket komputer, serta film,
(2) Ciri Manupulatif (Manipulative Property) merupakan sebuah
kemampuan media yang dapat membuat sebuah kejadian atau suatu
objek diubah menjadi singkat. Misalnya suatu kejadian yang
memakan waktu sampai berhari-hari dapat disajikan dalam waktu dua
menit sampai tiga menit kepada peserta didik, (3) Ciri Distributif
(Distributive Property) dalam sebuah media dapat memungkinkan
sebuah kejadian atau objek dapat di trasportasikan melalui ruang, dan
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah peserta
didik dengan stimulus pengalaman yang sama mengenai kejadian
tersebut.
Berdasarkan ciri-ciri media pembelajaran yang telah
dipaparkan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki
kemampuan untuk membantu proses pembelajaran yang lebih efektif,
serta memiliki kemampuan yang dapat membantu pendidik dalam
penyampaian informasi yang tidak dapat dilakukan oleh pendidik.
4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
proses pembelajaran, sehingga tanpa adanya media, maka
pembelajaran tidak akan pernah terjadi. Dalam komponen
sistem pembelajaran, fungsi media yaitu komponen yang dapat
memuat sebuah pesan dalam proses pembelajaran (Mudlofir &
Rusydiyah, 2017).
Fungsi media pembelajaran ditinjau dari proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi memiliki fungsi
sebagai pembawa informasi dari sumber (pendidik) kepada
penerima (peserta didik). Kemudian jika ditinjau dari proses
pembelajaran sebagai kegiatan interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, media pembelajaran memiliki fungsi yang
dapat diketahui berdasarkan kelebihan media dan hambatan
komunikasi yang mungkin dapat timbul di dalam proses
pembelajaran (Mudlofir & Rusydiyah, 2017).
Menurut Hamalik (dalam Rusman dkk, 2015:172) media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut; (1)

9
Mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif, (2) Penggunaan
media dalam pembelajaran merupakan bagian integral dalam sebuah
sistem pembelajaran, (3) Media pembelajaran memiliki peranan
penting dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, (4)
Penggunaan media pembelajaran dapat mempercepat proses
pembelajaran dan dapat membantu peserta didik dalam memahami
materi yang disajikan oleh pendidik di dalam kelas, (5) Penggunaan
media dimaksudkan untuk mempertinggi mutu pendidikan.
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2013:25) media
pembelajaran dalam proses pembelajaran memiliki beberapa manfaat
sebagai berikut; (1) Proses dalam pengajaran akan lebih menarik
perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan adanya
motivasi dalam belajar, (2) Bahan ajar akan terlihat lebih jelas
sehigga akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi
yang disampaikan, (3) Metode dalam proses pembelajaran akan lebih
bervariasi, (4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan
belajar.
Berdasarkan fungsi dari media pembelajaran diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat membuat proses
pembelajaran lebih efektif dan lebih menarik, penyampaian informasi
akan lebih jelas, dan dapat mempermudah peserta didik
dalam memahami materi yang disampaikan sehingga dapat
membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
5. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut Arief Sidharta (2005:6) media pembelajaran
berdasarkan jenisnya dapat pula dikelompokkan sebagai berikut; (1)
Media asli hidup, seperti: aquarium dengan ikan dan tumbuhannya,
terrarium dengan hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang
dengan semua binatang yang ada, kebun percobaan/kebun botani
dengan berbagai tumbuhan, insektarium (berupa kotak kaca yang
berisi serangga, semut, anai-anaian dan sebagainya), (2) Media asli
mati, misalnya: herbarium, taksidermi, awetan dalam botol, bioplastik
dan diorama (pameran hewan dan tumbuhan yang telah dikeringkan
dengan kedudukan seperti aslinya di alam, (3) Media asli benda tak
hidup, contoh: berbagai jenis batuan mineral, kereta api, peswat
terbang, mobil, gedung, papan tulis, dan papan temple, (4) Media asli
tiruan atau model, seperti: model irisan bagian dalam bumi, model
penampang batang, penampang daun, model boneka, model torso
manusia yang dapat dilepas dan dipasang kembali, model globe,
model atom, model DNA, maket, (5) Media grafis: bagan (chart),
diagram, grafik, poster, plakat, gambar, foto, lukisan, (6) Media

10
dengar (audio): program radio, tape recorder, piringan hitam, cassete,
tape, pengeras suara, telepon, (7) Media pandang dengar (audio
visual): televisi, video, film suara (gambar hidup), slide bersuara, (8)
Media proyeksi: proyeksi diam (still proyection), contohnya slide,
filmstrip, transparansi; proyeksi gerak (movie proyection),contohnya
film atau gambar hidup (umumnya dengan ukuran 8 mm, 16 mm, 36
mm), (9) Media cetak (printed materials) : buku cetak, koran,
majalah, komik.
Berdasarkan jenis-jenis media pembelajaran yang telah di
paparkan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki
kemampuan untuk membantu proses pembelajaran yang lebih efektif,
serta memiliki kemampuan yang dapat membantu pendidik dalam
penyampaian informasi yang tidak dapat dilakukan oleh pendidik.
6. Media Pembelajaran Interaktif
Media pembelajaran interaktif merupakan kombinasi dari
berbagai media yang telah terprogram secara interaktif sehingga
dapat menyajikan suatu pembelajaran tertentu, (Maesaroh dkk,
2016).) Media pembelajaran interaktif juga didefinisikan sebagai
media yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik (Shalikhah, 2017). Media
pembelajaran interaktif dapat membantu proses penyampaian
informasi yang belum bisa disampaikan oleh pendidik dan
dengan adanya proses pembelajaran interaktif dapat membuat
proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
Menurut Mudlofir & Rusydiyah (2021) Syarat model
pembelajaran interaktif adalah sebagai berikut: (1) dapat
membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa, (2) dapat
merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, (3) dapat
memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan
tanggapannya terhadap materi yang disampaikan, (4) dapat
mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoeh pengetahuan melalui usaha pribadi, (5) dapat
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini terdapat beberapa kelebihan dari penggunaan
media pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran:
1. Dapat memperbesar skala benda yang ukurannya sangat
kecil bahkan benda yang tidak tampak mata seperti bakteri,
kuman, dan benda kecil lainnya dapat diperbesar dengan
bantuan media interaktif.

11
2. Dapat menyajikan benda yang sangat besar
ukurannya kedalam tampilan yang lebih kecil. Misalnya,
gunung, gajah, laut, bumi dan objek besar lainnya.
Penyajian tersebut dapat berupa gambar, video, dan lain-
lain.
3. Dapat menyajikan peristiwa yang kompleks. Misalnya,
peristiwa beredarnya planet mengelilingi matahari.
4. Dapat menyajikan serta menampilkan suara, teks, gambar
animasi sehingga tampilan akan jauh lebih menarik.
Berdasarkan pengertian dan kelebihan dari media
pembelajaran interaktif peneliti menyimpulkan bahwa media
pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses
pembelajaran yaitu media pembelajaran interaktif.
7. Hots ( Higher Order Thingking Skill )
a) Pengertian Hots ( Higher Order Thingking Skill )
Thomas dan Throne (dalam Agestiana, 2019)
mengungkapkan bahwa HOTS (Higher Order Thingking Skill)
merupakan kerangka berfikir yang memiliki level lebih tinggi
dari pada mengingat fakta atau mengingat kembali sesuatu.
HOTS juga menuntut melakukan sesuatu terhadap fakta yang
ada. Sedangkan menurut Lewis & Smith menyatakan bahwa
HOTS merupakan bagaimana cara peserta didik menerima
informasi kemudian memperluas informasi yang
diterimanaya untuk mencari tahu kemungkinan jawaban
pada informasi tersebut, (Retnawati, 2018).
HOTS juga didefinisikan sebagai suatu kemampuan
untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan
berfikir kritis (Critical Thingking), berfikir kreatif (Creative
Thingking), kemampuan.berargumen (Reasoning), dan
kemampuan mengambil keputusan (Decision Making). HOTS
memiliki kompetensi penting dalam dunia modern yang wajib
dimiliki oleh peserta didik (Widana, 2017).
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik adalah ketika peserta
didik dihadapkan dengan suatu masalah yang belum mereka
temui sebelumnya, disinilah proses berpikir tingkat tinggi peserta
didik akan terlatih (Diani dkk, 2018). Jika pembelajaran disekolah
tidak membekali peserta didik untuk dapat terampil berfikir
tingkat tinggi, maka akan dihasilkan lulusan yang tidak siap
untuk mengatasi berbagai masalah di dunia nyata. HOTS
berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan permasalahan,
berfikir kritis, dan berfikir kreatif, (Sani, 2019).

12
Berdasarkan Taksonomi Bloom yang di Revisi oleh
Anderson dan Krathwohl (2001), tujuan dari pembelajaran terbagi
menjadi dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi
pengetahuan. Dalam dimensi kognitif, HOTS terdiri dari
proses menganalisis (Analyze), mengevaluasi (Evaluate), dan
mencipta (Create). Sedangkan dalam dimensi pengetahuan HOTS
meliputi pengetahuan konseptual (conceptual knowledge),
pengetahuan procedural (procedural knowledge), dan pengetahuan
metakognitif (metacognitive knowledge), (Retnawati, 2018).
Keterampilan berfikir tingkat tinggi berkaitan dengan
proses kognitif. Proses kognitif dikategorikan kedalam dua aspek
yaitu aspek berfikir kritis dan aspek berfikir kreatif. Aspek
berfikir kritis merupakan aspek yang didasarkan pada bukti
yang ada. Aspek kognitif berfikir kritis meliputi menganalisis
(C4) dan mengevaluasi (C5). Sedangkan aspek berfikir kreatif
merupakan proses menghasilkan suatu produk, ide, maupun ide
baru yang belum pernah ada. Aspek proses kognitif berfikir kreatif
yaitu mencipta (C6), (Anwar, 2017)
Tabel 2.1.
Penjabaran HOTS berdasarkan keterkaitan dan dimensinya
Dimensi Proses Sub Dimensi Dimensi
Aspek HOTS
Kognitif Proses Kognitif Pengetahuan

Konseptual Membedakan konsep


Membedakan Prosedural Membedakan Prosedur
Metakognisi Membedakan metakognisi
Mengorganisasi konsep
Menganalisis Mengorganisasi Mengorganisasi prosedur
Mengorganisasi metakognisi
Berpikir Mengatribusi konsep
Kritis Mengatribusi Mengatribusi prosedur
Mengatribusi metakognisi
Memeriksa konsep
Memeriksa Memeriksa prosedur
Mengevaluasi Memeriksa metakognisi
Mengkritisi konsep
Mengkritisi Mengkritisiprosedur
Mengkritisi metakognisi
Berpikir Mencipta Merumuskan Merumuskan konsep
Kreatif Merumuskan prosedur
Merumuskan metakognisi

13
Merencanakan konsep
Merencanakan Merencanakan prosedur
Merencanakan metakognisi
Memproduksi konsep
Memproduksi Memproduksi prosedur
Memproduksi metakognisi

8. Indikator Hots
Berikut ini terdapat indikator untuk mengukur
keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik yaitu:
1) Menganalisis (C4)
Menganalisis merupakan proses dimana peserta
didik mengolah informasi yang digunakan untuk
membantu pemahaman serta mencari hubungan
informasi tersebut.
Kategori menganalisis terdiri dari kemampuan sebagai
berikut:
a. Membedakan
Kemampuan membedakan yaitu dimana
peserta didik dapat membedakan bagian-
bagian dari keseluruhan struktur dalam
bentuk yang sesuai. Membedakan dapat
terjadi apabila peserta didik
mendeskriminasikan informasi yang relevan
dan tidak relevan, informasi penting dan tidak
penting, kemudian dapat memperhatikan
informasi yang relevan dan penting.
Membedakan melibatkan proses
mengorganisasi secara struktural dan
menentukan bagaimana bagian-bagian sesuai
dengan struktur keseluruhannya.
b. Mengorganisasi
Mengorganisasi meliputi kemampuan
mengidentifikasi unsur-unsur secara bersama-
sama menjadi struktur yang saling terkait.
Proses mengorganisasi terjadi ketika peserta
didik membangun hubungan-hubungan yang
sistematis dan koheren antar potongan
informasi.
c. Mengatribusi

14
Mengatribusikan merupakan
kemampuan peserta didik untuk
menyebutkan tentang sudut pandang, bias, nilai
atau maksud dari suatu masalah yang diajukan.
Mengatribusikan membutuhkan
pengetahuandasar yang lebih agar dapat
menarik kesimpulan atau maksud dari inti
permasalahan yang diajukan.
2) Mengevaluasi (C5)
Mengevaluasi merupakan kemampuan
melakukan keputusan atau tindakan berdasarkan pada
kriteria dan standar tertentu. Evaluasi mencangkup
kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai
sesuatu atau beberapa hal bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar pada
kriteria tertentu. Kategori mengevaluasi terdiri dari:
a) Memeriksa
Memeriksa adalah kemampuan untuk
menguji konsistensi internal atau kesalahan pada
operasi atau hasil serta mendeteksi
keefektifanprosedur yang digunakan.
b) Mengkritisi
Mengkritisi merupakan kemampuan
memutuskan hasil atau operasi berdasarkan kriteria
dan standar tertentu, dan mendeteksi apakah hasil
yang di peroleh berdasarkan prosedur
menyelsaikan suatu masalah yang mendekati
jawaban yang benar.
3) Mencipta (C6)
Mencipta atau mengkreasi merupakan kegiatan
dimana peserta didik mampu menghasilkan ide-ide baru,
suatu produk, maupun cara pandang atau sudut pandang
mengenai sesuatu hal.Proses mencipta terdiri dari tiga
fase yaitu sebagai berikut:
a) Merumuskan
Merumuskan atau membuat hipotesis
melibatkan proses menggambarkan masalah dan
membuat pilihan yang memenuhi kriteria-kriteria
tertentu.
b) Merencanakan

15
Merencanakan melibatkan proses-proses
dalam merencanakan metode penyelesaian
suatu masalahyang sesuai dengan kriteria
masalahnya. Merencanakan merupakan
langkah untuk menciptakan solusi yang nyata
bagi suatu masalah.
c) Memproduksi
Memproduksi melibatkan proses
melaksanakan rencana untuk menyelesaikan
suatu masalah yang memenuhi spesifikasi
tertentu, (Rif dkk, 2018)

9. Karakteristik Hots (Higher Order Thingking Skill)


Karakteristik HOTS sebagaimana diungkapkan oleh
Resnick diantaranya adalah non algoritmik , bersifat kompleks,
multiple solutions (banyak solusi), melibatkan variasi pengambilan
keputusan dan interpretasi, penerapan multiple criteria (banyak
kriteria), dan bersifat effortful (membutuhkan banyak usaha).
Karakteristik keterampilan berpikir tingkat tinggi juga mencakup
berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis dan kreatif
merupakan dua kemampuan manusia yang sangat mendasar karena
keduanya dapat mendorong seseorang untuk senantiasa memandang
setiap permasalahan yang dihadapi secara kritis serta, mencoba
mencari jawabannya secara kreatif sehingga diperoleh suatu
hal baru yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupannya.
Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk
digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas. Berikut ini
dipaparkan karakteristik soal-soal Hots:
1) Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam
HOTS, terdiri atas:
a) kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak
familiar
b) kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut
pandang yang berbeda
c) menemukan model-model penyelesaian baru yang
berbeda dengan cara-cara sebelumnya.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam
proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu agar peserta didik

16
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses
pembelajarannya juga memberikan ruang kepada peserta didik
untuk menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas
dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk
membangun kreativitas dan berpikir kritis.
2) Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis
situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta
didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep
pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah.
Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat
dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan,
kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam pengertian tersebut termasuk pula
bagaimana keterampilan peserta didik untuk
menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete),
menerapkan (apply) dan mengintegrasikan (integrate) ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk
menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata (Widana
2017).

3) Bentuk soal yang beragam


Permasalahan atau soal yang dapat memicu
keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah permasalahan
kompleks yang tidak diselesaikan dengan ingatan
sederhana, namun membutuhkan penerapan strategi dan
proses tertentu. Keterampilan tingkat tinggi dapat diukur
dengan menggunakan tes.
Terdapat tiga format yang dapat digunakan untuk
mengukur HOTS yakni:
a) Memilih jawaban (soal pilihan ganda, soal
menjodohkan)
b) Membangkitkan (soal dengan jawaban singkat,
essay, dan unjuk kerja)
c) Menjelaskan (memberikan alasan untuk sebuah
pilihan atau jawaban atas sebuah pertanyaan),
(Sani,2018).
10. Keunggulan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis HOTS
1. Media pembelajaran interaktif dengan berbasis HOTS yang
telah dikembangkan digunakan secara offline sehingga
pendidik dan peserta didik yang menggunakan media

17
pembelajaran ini tidak membutuhkan jaringan internet dalam
penggunaannya.
2. Media pembelajaran interaktif berbasis HOTS ini dilengkapi
dengan tampilan berupa gambar, animasi, video, simulasi,
game,serta beberapa fitur interaktif, sehingga dapat membuat
proses pembelajaran lebih menarik.
3. Penyampaian materi pada media pembelajaran yang
dikembangkan di desain berdasarkan tujuan dalam
jpembelajaran, sehinggac akan dapat membantu peserta didik
dalamk mencapai tujuan dalam pembelajaran.
4. Terdapat beberapa bagian soal-soal berbasis HOTS yang
ditampilkan secara interaktif, sehingga nilai dari hasil
penyelesaian soal dapat diketahui secara langsung.
5. Media pembelajaran ini dapat melatih peserta didik dalam
melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS).

11. Kelemahan media pembelajaran interaktif berbasis Hots


Kelemahan pada media pembelajaran interaktif berbasis HOTS
menggunakaan aplikasi Smart Apps Creator ini adalah dibutuhkan
fasilitas berupa laptop/komputer dalam penggunaanya dan dibutuhkan
pengetahuan dasar komputer oleh peserta didik.
12. Langkah – langkah Pengembangan Media
Telah banyak model pengembangan yang dikeluarkan oleh
para ahli, namun kita harus menggunakan model pengembangan yang
tepat dalam memecahkan masalah. Sebuah model secara umum
dimaknai sebagai sebuah konsep atau sebuah objek yang dapat
digunakan untuk mempersentasikan hal tertentu. Miarso
mengungkapkan bahwa suatu model didefinisikan sebagai
representasi pada suatu proses yang berbentuk grafis atau naratif, yang
menunjukkan strukturnya serta unsur utamanya. Pada penelitian ini,
jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development/R&D). Peneliti
mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis HOTS
menggunakan aplikasi Smart Apps Creator.
Secara umum penelitian dan pengembangan merupakan suatu
metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang
memiliki keunggulan dengan melalui tahap penelitian sebelum produk
yang dihasilkan disebarluaskan. Dalam produk penelitian dan
pengembangan, produk yang
dihasilkan juga dilakukan pengujian keefektifannya, dimana
produk yang dihasilkan bersifat sesuai dengan analisis kebutuhan
dalam masyarakat3 . Terdapat beberapa istilah mengenai penelitian

18
dan pengembangan. Research and Development /(R&D) merupakan
istilah yang digunakan oleh Borg and Gall yang memiliki arti
“penelitian dan pengembangan” . Istilah Design and Development
Research merupakan istilah yang digunakan oleh Rickey dan Klein
yang memiliki arti “perancangan dan penelitian pengembangan”.
Peneliti Thiagarajan menggunakan istilah model 4D (Define, Design,
Development, and Dissemination). Sedangkan Dick dan Carry
menggunakan nama istilah Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation) yang disingkat menjadi ADDIE.4
Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model pengembangan 4-D yang dikembangkan
oleh S Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel.
Model ini terdiri dari 4 tahap utama, yaitu sebagai berikut:

DEFINE DESIGN

DISSEMINATION DEVELOVMENT
Gambar 2.1
Langkah – langkah metode penelitian dan pengembangan 4-D

13. Smart Apps Creator


Smart Apps Creator merupakan sebuah aplikasi desktop yang
digunakan untuk membuat aplikasi mobile learning berbasis android
dan iOS tanpa menggunakan kode pemrograman.serta dapat
menghasilkan format HTML5 dan .exe (Deriwanto,
2020:524).Kelebihan dari Smart Apps Creator merupakan tool
multimedia yang sangat mudah karena bisa dibuat tanpa programming
sehingga guru yang tidak mempunyai latar belakang programming
dapat membuat mobile apps dengan baik dan menarik, tampilan yang
mudah dimengerti, dan tidak memakan banyak RAM. Kekurangannya
yaitu hanya dapat membuat aplikasi sederhana. Smart Apps Creator
di dukung oleh berbagai feature dan tools untuk mempermudah
pembuatan media. Diantara kegunaan tools nya adalah menu insert
atau untuk memasukkan gambar, musik, video, teks dan lain
sebagainya, menu edit untuk mengatur atau merapikan teks, menu

19
interaction untuk memberikan efek pada gambar atau animasi
(Amajida, 2020:10).
Berdasarkan pengertian, kelebihan dan kekurangan dari
Smart Apps Creator dapat di simpulkan bahwa bahwa aplikasi ini
memiliki kemampuan untuk membantu proses pembelajaran yang
lebih efektif, serta memiliki kemampuan yang dapat membantu
pendidik dalam penyampaian informasi yang tidak dapat dilakukan
oleh pendidik.

14. Materi Hukum Newton Tentang Gerak


Gerak merupakan perubahan kedudukan suatu benda terhadap
titik acuan. Titik acuan sendiri dapat berupa titik awal posisi benda,
titik tempat pengamat, atau suatu posisi lain yang dijadikan acuan.
Oleh karena gerak bergantung terhadap titik acuan, maka gerak
bersifat relatif.
Secara sederhana, gerak dapat diartikan sebagai perubahan
posisi. Ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak dengan
memperhatikan aspek penyebabnya disebut dinamika. Pembahasan
tentang dinamika akan berhubungan dengan gerak benda dan
penyebabnya, dimana konsep hukum Newton tentang gerak akan
menyertainya.

a. Hukum I Newton (Hukum Kelembaman)


Hukum I Newton sering disebut dengan Hukum
Kelembaman/Inersia, dimana pada kasus ini tidak ada resultan
gaya ( ∑ 𝐹) yang bekerja pada benda, sehingga benda tersebut
cenderung untuk mempertahankan keadaan awal (inersia).
Sehinga persamaan Hukum I Newton ditulis :

∑𝑭 = 0
“Jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada suatu benda,
maka benda yang mula-mula diam akan terus diam, sedangkan
benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan
kecepatan tetap sepanjang garis lurus”

Berdasarkan analisa konsep di atas, Hukum I Newton berlaku


untuk benda :
• Benda yang diam (v = 0)
• Benda yang melakukan Gerak Lurus Beraturan GLB (v =
konstan)
b. Hukum II Newton
Jika suatu benda diberi gaya (F) atau resultan gaya (∑𝐹)
maka akan mempengaruhi besaran-besaran lain dalam fisika

20
yaitu massa benda (m) dan percepatan (a) yang dialami benda,
dimana dari analisa suatu percobaan dapat diperoleh hubungan

𝒂 ~ ∑𝑭 dan ~
Berdasarkan analisa di atas, persamaan Hukum II
Newton dapat ditulis :

𝒂 = ∑𝑭𝒎 atau ∑𝑭 = 𝒎 . 𝒂

“Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya (∑𝐹) yang


bekerja pada suatu benda sebanding dan searah dengan
resultan gaya tersebut, dan berbanding terbalik dengan massa
benda (m)”
Berdasarkan analisa konsep di atas, dapat disimpulkan
bahwa pada Hukum II Newton berlaku untuk benda yang
mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan GLBB (a =
konstan)
c. Hukum III Newton
Gambar 2.2

Seorang anak menarik pohon (memberikan gaya pada


pohon) dengan menggunakan seutas tali (Faksi) maka tali
tersebut akan meberi kan gaya (Freaksi) yang sama besar, tetapi
berlawanan arah.

∑ Faksi = -∑Freaksi
“Setiap ada gaya aksi yang bekerja pada suatu benda, maka akan
timbul gaya reaksi yang besarnya sama, tetapi arahnya
berlawanan.”
Sifat-sifat gaya aksi-reaksi adalah sama besar, terletak
dalam satu garis kerja, berlawanan arah, dan bekerja pada dua
benda yang berlainan, Herry Setyawan, 2020:9)
B. Penelitian Relevan
Berikut ini ada beberapa penelitian yang relevan atau terkait dengan media
pembelajaran berbasis hots sebagai berikut:

21
1. Peneliatian yang dilakukan oleh S. Latifah, Yuberti, V Agestiana
(2020) dalam jurnal PENELITIAN PEMBELAJARAN FISIKA dengan
judul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis HOTS
Menggunakan Aplikasi Lectora Inspire” penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan (Research and Development) dengan
menggunakan model pengembangan 4D (Four D Models) yang tediri
dari tahapan Define, Design, Development, dan Disseminate. Subjek
dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X. Instrumen penilaian
yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar validasi serta
angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli media, pendidik dan
peserta didik. Jenis data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang
dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian untuk
menentukan kualitas produk. Hasil penilaian terhadap media
pembelajaran interaktif berbasis HOTS menggunakan aplikasi lectora
inspire mendapat kriteria sangat baik oleh dengan hasil penilaian ahli
materi sebesar 98%, penilaian ahli media sebesar 94%, respon pendidik
sebesar 85% dan respon peserta didik dalam uji coba kelompok kecil
sebesar 84% serta uji kelompok besar sebesar 86%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho Prasetya Adi, Yohanes
Kurniawan (2018) dalam jurnal JKSE dengan judul “Meningkatkan
Higher Order Thinking Skill Dan Sikap Terbuka Melalui Media
Pembelajaran Android” Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan
media pembelajaran android yang layak untuk pembelajaran fisika di
SMA, 2) menguji efektivitas media pembelajaran android dalam
meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan Sikap Terbuka
siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan
menggunakan metode R&D dengan model 4D yang meliputi tahap 1)
Define, 2) Design, 3) Develop, 4) Disseminate. Produk yang dihasilkan
adalah media pembelajaran android. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan adalah lembar penilaian media pembelajaran, lembar
penilaian HOTS, angket sikap terbuka, dan angket respon siswa. Teknik
analisis data yang digunakan adalah aiken V untuk melihat kualitas
produk, dan analisis effect size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
telah dihasilkan produk media pembelajaran android yang: 1) layak
digunakan untuk meningkatkan HOTS dan sikap terbuka dengan
kategori sangat baik berdasarkan penilaian ahli dan guru, serta kategori
baik berdasarkan respon siswa, dan 2) efektif untuk meningkatkan
HOTS dan sikap terbuka siswa secara signifikan berdasarkan analisis
effect size.
3. Penelitian yang di lakukan oleh I Wayan Sumandya, Kadek Yogi
Mayudana, I Gusti Agung Gede Wiadnyana (2019) dalam jurnal
WINDYADARI dengan judul “Mengembangkan Media Pembelajaran
Berbasis Higher Order Thinking Skills (Hots) Untuk Meningkatkan

22
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Smk” Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (a) total tanggapan siswa terhadap penerapan
media pembelajaran berbasis HOTS adalah 126 yang terdiri dari
80,56% tanggapan positif dan 19,44% tanggapan negatif. (b)) total
respon guru terhadap penerapan media pembelajaran berbasis HOTS
adalah 37 yang terdiri dari 80% respon positif dan 20% respon negatif.
Berdasarkan hasil analisis data respon siswa dan guru terhadap
penerapan media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa siswa
terbantu untuk memahami masalah berdasarkan HOTS, aktif dalam
pembelajaran dan siswa mampu mempersiapkan diri untuk siap dan
percaya diri saat menghadapi ujian berbasis soal HOTS.
C. Kerangka Berpikir
Era globalisasi yang sedang berlangsung ini mendorong terjadinya
perkembangan pada tiap aspek yang harus selaras dan sejalan dengan era ini. Pada
abad ke – 21 ini banyak terjadi perkembangan. Dari sisi SDM yang semakin
berkembang menuntut juga perkembangan aspek pendidikan. Perkembangan
IPTEK yang semakin pesat berpotensi mengubah tatanan kehidupan suatu
bangsa sehingga merangsang perlu dipersiapkannya generasi muda yang kreatif,
berfikir kritis, mampu mengambil keputusan, dan terampil dalam memecahkan
masalah. Solusi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempersiapkan mutu
pendidikan dan kualitas generasi muda yaitu diterapkannya kurikulum 2013
dalam bidang pendidikan . Keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS) pada
materi hukum newton tentang gerak akan sulit dipahami oleh peserta didik
apabila pendidik hanya menjelaskan materi secara verbal (ceramah). Pada
umumya materi hukum newton tentang gerak yang hanya dijelaskan secara
verbal akan sulit dipahami dalam menunjang HOTS peserta didik.
Permasalahan tersebut mengharuskan guru agar lebih kreatif, dan inovatif
dalam mempersiapkan materi-materi pembelajaran yang disertai dengan
model,strategi dan media pembelajaran yang sesuai dan mampu memberikan
dorongan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari permasalahan
tersebut, penelitian ini berusaha mengembangkan sebuah media pembelajaran
interaktif yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber belajar
pendukung dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi (hots) siswa yaitu pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis
hots. Penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis host diharapakan efektif,
menarik .
Pengembangan produk berupa media pembelajaran berbasis hots ini
memiliki tujuan utama sebagai sumber pendukung pembelajaran. Produk media
pembelajaran interaktif berbasis host yang berkualitas tentunya tentunya telah
melewati tahap uji kelayakan. Produk yang telah dikembangkan kemudian diuji
kelayakannya oleh ahli media dan ahli materi. Produk yang telah valid selanjutnya
akan diuji cobakan kepada siswa melalui post test untuk mengetahui apakah
produk ini efektif digunakan dalam proses pembelajaran fiska kelas x. Kerangka

23
berpikir pengembangan media pembelajaran berbasis dapat dapat dilihat pada
gambar berikut:

Kurang minatnya
Belum tersedianya media
siswa dalam belajar
pembelajaran berbasis
fisika di sekolah
HOTS

Terbatasnya Guru dan siswa


penggunaan media Media menggunakan media
pembelajaran untuk pembelajaran pembelajaran
menunjang proses berbasis Hots berbasis hots
belajar

Meningkatkan
Rumusan Masalah kemampuan berpikir
-Langka-langka pengembangan tingkat tinggi siswa
-Kelayakan media
-Respon siswa

Gambar 2.3
Kerangka Berfikir
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research
and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah produk tertentu serta untuk menguji tingkat keefektifan
produk (Sugiono, 2016). Dari pendapat tersebut, dapat dilihat bahwa metode
penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) dengan
metode pengembangan Thiagarajan (1974). Tahapan penelitian tersebut terdiri
dari define, design, development, dan dissemination (Rahma Diani, 2015).
Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada tahap develop (validasi, evaluasi, dan
revisi model) hal ini dikarenakan dalam penelitian ini tidak bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh efektivitas produk yang dikembangkan.
B. Prosedur Pengembangan

24
Prosedur yang digunakan dalam mengembangkan media pembelajaran
dengan menggunakan model pengembangan 4-D. penelitian yang dilakukan
hanya dilakukan sampai tahap tiga, (R Diani and others, 2019) , yang meliputi:

Penelitian Analisis Analisis Perumus


Analisis Analisis
Pendahuluan Ujung Peserta an
Tugas Konsep
( DEFINE ) Depan Didik Masalah

Perancangan Pemilihan
Pemilihan Rancangan
Media Bahan
Format Awal
( DESIGN ) Ajar

Pengembangan Uji
Validasi Valid Coba
( DEVELOP )
Produk Produk

Gambar 3.1
Tahapan pengengembangan media

25
1. Penelitian pendahuluan (Define)
Tahap pendahuluan merupakan tahap awal sebelum melakukan
pengembangan terhaap media pembelajaran interaktif berbasis HOTS
menggunakan aplikasi smart apps creator. Define atau tahap pendahuluan
ini merupakan tahap untuk menetapkan suatu masalah dan mendefinisikan
syarat-syarat dalam pembelajaran. pada tahap define mencakup beberapa
langkah pokok yaitu analisis ujung depan, analisis peserta didik, analisis
tugas, analisis konsep, dan analisis tujuan pembelajaran, (Indah Kurnia
Putri Damayanti and Mundilarto, 2017) .
a. Analisis Ujung depan
Analisis ini bertujuan untuk memunculkan dan
menetapkakn masalah dasar dalam pembelajaran disekolah
sehingga hal ini dapat menjawab kesenjangan antara keadaan
seharusnya dengan keadaan yang ada saat ini. Analisis ini akan
memperoleh gambaran fakta dan alternatif penyelesaian masalah.
Analisis ini akan memudahkan peneliti dalam pemilihan bahan
ajar yang akan dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan
dalam pembelajaran.
b. Analisis Peserta didik
Analisis peserta didik ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan awal serta pengalaman yang dimiliki oleh peserta
didik sebagai gambaran awal untuk pengembangan.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan tahap yang menentukan isis
pembelajaran yang mengacu pada KI dan KD yang disesuaikan
dengan kurikulum yang diterapkan. Materi yang akan
dikembangkan yaitu materi hukum newton tentang gerak.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan suatu kegiatan
mengidentifikasi, menyusun serta menghubungkan konsep
dengan materi pokok yang akan dibelajarkan kepada peserta didik
dalam media pembelajaran.
e. Analisis Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai disesuaikakn
dengan tujuan umum yang telah tercantum dalam pembelajaran
fisika.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan yang bertujuan
merancang bahan ajar berupa media pembelajaran interaktif berbasis Hots
menggunakan aplikasi smart apps creator. Tahap ini terdiri dari pemilihan
bahan ajar, pemilihan format, dan bahan ajar (Rizki & Linuhung, 2016) .

26
a. Pemilihan Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan yaitu bahan ajar berupa
media pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi smart apps
creator yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
pemahaman dan memudahkan proses pembelajaran.

b. Pemilihan Format
Pemilihan format ini bertujuan untuk mendesain
tampilan pada media serta merancang isi pembelajaran dalam
media pembelajaran interaktif yang dikembangkan.
c. Rancangan Awal
Setelah memilih bahan ajar dan menentukan format pada
media pembelajaran interaktif yang dikembangkan selanjutnya
yaitu menyusun rancangan awal dari media pembelajaran
berbasis Hots menggunakan aplikasi smart apps creator.
Pembuatan media pembelajaran interaktif ini menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras yang
digunakan yaitu satu unit laptop, sedangkan perangkat lunak
yang digunakan yaitu aplikasi smart apps creator.
Rancangan awal pada media pembelajaran di desain
langsung pada lembar kerja Smart Apps Creator. Media
pembelajarana interaktif yang akan dikembangkan dirancang
semenarik mungkin agar tidak menimbulkan kesan monoton
saat penggunaan media tersebut.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahapan ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk bahan
ajar berupa media pembelajaran interaktif berbasis HOTS menggunakan
aplikasi smart apps creator yang melalui tahap validasi dari para ahli
media dan ahli materi yang kemudian dianalisis dan direvisi berdasarkan
kritik dan saran. Produk yang telah direvisi selanjutnya melakukan uji
coba produk sehingga menjadi bahan ajar berupa media pembelajaran
interaktif yang layak .
C. Desain Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
Uji coba produk ini sangat diperlukan dalam penelitian
pengembangan dengan tujuan untuk memudahkan peneliti mengetahui
tingkat kelayakan dari produk yang dikembangkan. Agar penieliti dapat
mengetahui kekurangan-kekurangan dari produk yang dikembangkan
maka dalam tahan uji coba produk ini peneliti melakukan 3 tahap sebagai
berikut:

27
a. Uji coba ahli media untuk menilai/memvalidasi produk yang
dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan masukan
kepada peneliti mengenai produk terutama dari segi
tampilan/desain
b. Uji coba ahli materi untuk menilai/mevalidasi dari segi isi
materi yang ada dalam produk yang dikembangkan.
c. Uji coba respon siswa untuk menilai tingkat kelayakan dari
produk yang dikembangkan melaui respon dari siswa selama
menggunakan produk dalam proses pembelajaran.

2. Subjek Uji Coba


Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1
Lape. Teknik dalam pengambilan data dalam peneliti probability sampling
yang merupakan Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
teknik ini meliputi teknik simple random sampling dikarenakan
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono,2016).
Dalam tahap uji coba dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Uji coba kelompok kecil
Tahap uji coba bertujuan untuk mengetahui respon peserta
didik serta dapat memberikan penilaian terhadap kualitas dan
kemenarikan produk yang dikembangkan. Subjek uji coba
kelompok kecil diberikan kepada peserta didik kelas X SMAN 1
Lape dengan jumlah total responden sebanyak 8 peserta didik
b. Uji coba kelompok besar
Uji coba kelompok besar merupakan tahap terakhir yang
menjadi dasar terakhir bagi perbaikan dan penyempurnaan produk.
Setelah dilakukan perbaikan dilakukan berdasarkan masukan uji
coba kelompok besar, maka produk dianggap selesai dan siap
disebar luaskan.Subjek uji coba kelompok besar diberikan pada
peserta didik kelas X di SMAN 1 Lape dengan jumlah total
responden sebanyak 24 peserta didik.
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada media pembelajaran yang akan
dikembangkan menggunakan lembar angket/kuisioner dengan
menggunakan skala likert untuk mengetahui apakah media
pembelajaran yang dikembangkan layak atau tidak layak. Skala Likert
digunakan untuk mengembangkan instrument yang digunaka untuk
mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok

28
seseorang terhadap produk yang telah dikembangkan. Lembar validasi
terdiri dari beberapa pertanyaan/pernyataan yang akan diberikan
kepada ahli media dan ahli materi, sedangkan angket respon diberikan
kepada pendidik mata pelajaran fisika dan peserta didik kelas X.
Instrument pada lembar validasi dan angket berfungsi
mengungkapkan fakta menjadi sebuah data, sehingga apabila
instrumen yang digunakan memuat pernyataan yang tepat dan valid
maka data yang diperoleh sesuai dengan fakta dan keadaan lapangan,
(Sugiyono, 2017)
b. Lembar validasi ahli media
Lembar angket validasi ahli media ini bertujuan untuk
mengumpulkan data kelayakan media pembelajaran berbasis Hots
menggunakan aplikasi smart apps creator. Validasi media
menganalisis serta mengkaji media dari segi format penggunaan
secara menyeluruh. Aspek penilaian validasi media dikembangkan
menjadi beberapa pertanyaan/pernyataan. Aspek penilaian validasi
ahli media meliputi aspek kualitas isi, keterlaksanaan, tampilan media,
tampilan visual, aspek suara, dan kriteria media pembelajaran.Berikut
Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Validasi Ahli Media:

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Validasi Ahli Media

Indikator No
No Butiran Penilaian Pertayaan/Pernyataan
Penilaian Item
Kesesuaian media
pembelajaran interaktif
berbasis HOTS
Kesesuaian media
1 menggunakan aplikasi
terhadap materi
smart apps creator
terhadap materi hukum
newton tentang gerak
1 Kualitas isi
Kesesuaian media
pembelajaran interaktif
Kesesuaian media berbasis HOTS
terhadap sajian 2 menggunakan aplikasi
materi smart apps creator
terhadap materi hukum
newton tentang gerak
2 Keterlaksanaan kelayakan 3 Media Pembelajaran
pengunaan Media Interaktif berbasis HOTS
Pembelajaran menggunakan smart apps
Interaktif creator layak digunakan

29
Instruksi dalam Media
Instruksi dalam Pembelajaran Interaktif
Media Pembelajaran 4 berbasis HOTS
Interaktif menggunakan smart apps
creator mudah dipahami
Kemudahan pengoprasian
Pengoperasian media pembelajaran
5
media interaktif smart apps
creator
Kepraktisan media
Kepraktisan media 6 pembelajaran interaktif
smart apps creator
Tampilan pembuka 7 Tampilan pembuka media
Kesesuaian isi Kesesuaian isi dengan
8
dengan tampilan tampilan pada media
Kemenarikan tampilan
Tampilan media 9
Penampilan media pembelajaran
3
media Perpaduan warna pada
Perpaduan warna
10 tampilan media
tampilan
pembelajaran
Huruf yang jelas dan
Kejelasan huruf 11
mudah dibaca
Penggunaan gambar Gambar dan video pada
12
dan video media pembelajaran
Kesesuaian gambar pada
Media Pembelajaran
Interaktif berbasis HOTS
Kesesuaian gambar 13 menggunakan smart apps
creator terhadap materi
hukum newton tentang
Tampilan gerak
4
visual Kesesuaian video pada
Media Pembelajaran
interaktif berbasis HOTS
Kesesuaian video
14 menggunakan smart apps
dengan materi
creator terhadap materi
hukum newton tentang
gerak
Penempatan teks, Penempatan teks, video,
15
video, dan gambar dan gambar
Kejelasan suara pada
Kejelasan suara pada Media Pembelajaran
5 Aspek suara 16
Media Interaktif berbasis HOTS
menggunakan
6 Kriteria media Kemudahan 17 Media mempermudah
pembelajaran penyampaian materi penyampaian materi

30
menggunakan media pembelajaran
Media mendukung Media mendukung
terhadap isi bahan terhadap isi bahan
pengajaran 18 pengajaran
Kemudahan penggunaan
Kemudahan media
media
Penyajian Media sesuai
Sesuai dengan taraf
19 dengan taraf berfikir
berfikir peserta didik
peserta didik
Memenuhi Media memenuhi
20
kebutuhan pengguna kebutuhan penggunanya

c. Lembar validasi ahli materi


Lembar angket validasi ahli materi ini bertujuan untuk
mengumpulkan data kelayakan materi pembelajaran fisika berbasis HOTS
yang disesuaikan berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
tujuan pembelajaran. Aspek penilaian validasi materi dikembangkan
menjadi beberapa pertanyaan/pernyataan. Aspek penilaian validasi ahli
materi meliputi aspek kualitas isi, kebahasaan, tampilan materi, dan
indikator Hots.Berikut Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Validasi Ahli
Materi:

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Validasi Ahli Materi

Indikator Butiran No
No Pertayaan/Pernyataan
Penilaian Penilaian Item
1 Kualitas isi Konsep hukum newton
Kesesuaian tentang gerak yang disajikan
1
konsep materi sesuai dengan kompetensi
inti
Isi materi hukum newton
Kesesuaian isi tentang gerak yang disajikan
2
materi sesuai dengan kompetensi
dasar
Materi hukum newton
tentang gerak yang disajikan
Penyajian materi 3
mudah dimengerti dan
dipahami peserta didik
penyajian materi 4 Materi hukum newton
yang mendukung tentang gerak yang disajikan
HOTS dapat membantu
mengembangkan
keterampilan berfikir tingkat

31
tinggi (HOTS) peserta didik
Isi materi hukum newton
tentang gerak mendukung
Pemahaman isi pemahaman peserta didik
5
materi dan memberikan
pengalaman belajar peserta
didik
Informasi pada hukum
Ketepatan newton tentang gerak dan
6
informasi materi energi tidak mengandung
konsep yang salah
Kesesuaian contoh
fenomena hukum newton
Kesesuaian
tentang gerak dalam
fenonena dalam 7
kehidupan sehari-hari
kehidupan
dengan materi yang
disajikan
Pemahaman pesan atau
informasi materi hukum
Pemahaman pesan
8 newton tentang gerak
dan informasi
tersampaikan kepada peserta
didik
Kemampuan Kemampuan memotivasi
9
memotivasi peserta didik
Kalimat yang digunakan
Kalimat penjelas
materi
10 dalam penjelasan materi
hukum newton tentang gerak
Kalimat yang digunakan
2 Kebahasaan Kalimat tidak
pada materi hukum newton
menimbulkan 11
makna ganda tentang gerak tidak
menimbulkan makna ganda
Bahasa dalam penjelasan
Bahasa yang
12 materi hukum newton
komunikatif
tentang gerak Komunikatif
Konsistensi dalam
Konsistensi penggunaan istilah, simbol,
penggunaan istilah, 13 dan ikon pada pejelasan
symbol, dan ikon materi hukum newton
tentang gerak
3 Tampilan Sajian materi hukum newton
materi Sajian materi yang
menarik
14 tentang gerak pembelajaran
menarik
Sajian materi 15 Sajian materi hukum newton
sesuai konsep tentang gerak yang
ditampilkan
sesuai dengan konsep

32
Sajian materi hukum newton
tentang gerak yang
Sajian materi
dilengkapi dengan gambar
menggunakan 16
gambar memudahkan peserta didik
dalam menganalisis gaya
pada suatu benda
Sajian materi hukum newton
tentang gerak yang
Sajian materi dilengkapi dengan video
menggunakan 17 membuat peserta didik lebih
video tertarik dalam belajar dan
pembelajaran menjadi tidak
membosankan
materi hukum newton
Kejelasan materi 18 tentang gerak yang disajikan
layak dan jelas
materi hukum newton
Materi yang tentang gerak yang disajikan
mudah dipahami
19
mudah dipahami peserta
didik
materi hukum newton
Materi membantu tentang gerak yang disajikan
peserta didik 20 dapat membantu peserta
berfikir kritis didik
berfikir kritis
materi hukum newton
Materi membantu tentang gerak yang disajikan
peserta didik 21 dapat
berfikir kreatif membantu peserta didik
berfikir kreatif
Materi membantu
materi hukum newton
tentang gerak yang disajikan
peserta didik
menyelesaikan
22 dapat membantu peserta didik
dalam menyelesaikan
persoalan
persoalan
4 Indikator Indikator HOTS Soal hukum newton
HOTS menganalisis tentang gerak yang
23 disajikan sesuai dengan
indikator HOTS
yaitu menganalisis
Indikator HOTS Soal hukum newton
mengevaluasi tentang gerak yang
24 disajikan sesuai dengan
indikator HOTS
yaitu mengevaluasi
Indikator HOTS 25 Soal hukum newton
mencipta tentang gerak yang
disajikan sesuai dengan

33
indikator HOTS
yaitu mencipta
Soal mudah Soal-soal hukum newton
dipahami 26 tentang gerak layak dan
mudah dipahami
Kemampuan Soal evaluasi hukum newton
evaluasi dalam tentang gerak yang
mengukur HOTS digunakan baik untuk
peserta didik
27 mengukur sejauh mana
keterampilan berfikir tingkat
tinggi peserta didik
d. Angket respon pendidik
Angket respon pendidik digunakan untuk mengetahui respon
pendidik terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Hots
menggunakan aplikasi smart apps creator yang akan dikembangkan ini.
Aspek penilaian respon pendidik dikembangkan menjadi beberapa
pertanyaan/pernyataan. Aspek penilaian angket respon pendidik meliputi
aspek kualitas isi, tampilan media, kualitas teknis, dan evaluasi.Berikut
kisi-kisi penyusunan angket respon pendidik:

Tabel 3.3
KISI-KISI PENYUSUNAN ANGKET RESPON PENDIDIK

Indikator No
No Butiran penilaian Pertanyaan/pernyataan
Penilaian item
Kesesuaian materi materi hukum newton
1 tentang gerak yang
dengan KI dan KD
dikembangkan sesuai
dengan KI dan KD
Kemenarikan materi materi hukum newton
2 tentang gerak yang
yang dikembangkan
dikembangkan menarik
untuk dipelajari
Penyajian materi pada
Penjabaran materi beberapa bagian
1 Kualitas isi dalam menemukan 3 mengajak peserta didik
konsep untuk menemukan
konsep sendiri
Kesesuaian materi materi hukum newton
dengan tujuan 4 tentang gerak yang
disajikan sesuai dengan
pembelajaran
tujuan
pembelajaran
Contoh dan kasus hukum
newton tentang gerak
Penyajian contoh dan yang disajikan sesuai
5
kasus pada materi dengan kenyataan dan
efisien untuk

34
meningkatkan
pemahaman peserta didik
Desain dan tampilan
Desain tampilan 6
media sangat menarik
Media mampu membuat
Ketertarikan media 7 peserta didik tertarik
untuk belajar
Tulisan pada media 8 Tulisan pada media jelas
Penampilan unsur tata
Unsur tata letak dan
9 letak dan pilihan warna
pilihan warna
pada media proporsional
Kesesuaian video dan Sajian video dan gambar
Tampilan gambar dengan 10 sesuai dengan materi
2
Media materi
Kejelasan teks, Teks, gambar, dan video
Gambar, dan video 11 jelas

Gambar dan video Gambar dan video yang


yang disajikan efisien disajikan efisien untuk
untuk meningkatkan meningkatkan
12
pemahaman peserta pemahaman peserta didik
didik

Penggunaan media 13 Media pembelajaran


dapat digunakan dengan
mudah
Kepraktisan media 14 Media pembelajaran
sangat praktis digunakan
Teknis
Manfaat media 15 Media pembelajaran
3 Penggunaan
interaktif menggunakan
aplikasi smart apps
creator membuat proses
pembelajaran lebih efektif
dan efisien
Kesesuaian soal 16 Soal evaluasi hukum
dengan indikator newton tentang gerak
sesuai dengan indikator
HOTS
Soal evaluasi yang 17 Soal evaluasi evaluasi
4 Evaluasi mudah dipahami hukum newton tentang
gerak yang disajikan
mudah dipahami
Evaluasi dalam 18 Evaluasi evaluasi hukum
mengukur HOTS newton tentang gerak
mampu mengukur sejauh
mana keterampilan
berfikir tingkat tinggi
peserta didik

35
e. Angket respon peserta didik
Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui respon
peserta didik terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Hots
menggunakan aplikasi smart apps creator yang akan dikembangkan ini.
Aspek penilaian respon peserta didik dikembangkan menjadi beberapa
pertanyaan/pernyataan. Aspek penilaian angket respon peserta didik
meliputi aspek kualitas isi, kualitas media, dan evaluasi.Berikut kisi-kisi
penyusunan angket respon peserta didik:

Tabel 3.4
KISI-KISI PENYUSUNAN ANGKET RESPON PESERTA DIDIK

Indikator No
No Butiran penilaian Pertanyaan/pernyataan
Penilaian item
Tampilan pada media
pembelajaran interaktif
Kemenarikan tampilan
1 berbasis HOTS
fisik
menggunakan aplikasi
Smart apps creator
Belajar menggunakan media
pembelajaran interaktif
berbasis HOTS
Kemenarikan proses
2 menggunakan aplikasi
pembelajaran
Smart apps creator
membuat peserta didik
tertarik dalam
belajar
Perpaduan warna pada
Kemenarikan tampilan
3 media pembelajaran
Kemenarikan warna
1 menarik dan tidak monoton
Media Kemenarikan gambar, Gambar dan video
4
video, dan simulasi yang disajikan menarik
Gambar dan video,yang
disajikan membuat peserta
Pemahaman materi 5 didik mudah memahami
materi hukum newton
tentang gerak
Belajar menggunakan media
pembelajaran ini dapat
Kemampuan
6 membuat belajar fisika
memotivasi
menjadi tidak
membosankan
Media pembelajaran ini
menarik dan mendorong
Mendorong keaktifan 7
peserta didik untuk lebih
aktif dalam belajar
Penyampaian materi
hukum newton tentang
Ketertarikan

36
penyampaian materi 8 gerak dalam media
pembelajaran membuat
2 Kualitas materi peserta didik mudah
memahami materi
Penyajian materi pada
beberapa bagian mengajak
Penyajian materi 9
peserta didik untuk
menemukan konsep sendiri
Kemenarikan materi
hukum newton tentang
gerak yang dikembangkan
Penyajian soal 10
pada media pembelajaran
ini dapat meningkatkan
semangat
belajar peserta didik
Materi hukum newton
tentang gerak yang
Keterkaitan materi disampaikan
11
dala kehidupan mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari
sehingga mudah dalam
pemahaman materi
Bahasa yang digunakan
dalam penyampaian materi
Penggunaan bahasa 12
hukum newton tentang
gerak menarik
dan mudah dimengerti
Latihan soal hukum
Latihan soal untuk newton tentang gerak
13
pemahaman yang ada membuat
peserta didik lebih
memahami materi
Penyajian hukum
Evaluasi Soal untuk berfikir newton tentang gerak
14
3 kritis dan kreatif yang bervariasi
membuat peserta didik
tertarik
Soal evaluasi hukum
Mengukur HOTS newton tentang gerak
15
peserta didik melatih peserta didik dalam
mengukur
kemampuan belajar

4. Teknik Analisis Data


Tanggapan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan
diketahui hasilnya melalui angket atau kuisioner yang dibagikan saat
penelitian, kemudian hasil angket atau kuisioner dari responden dianalisis
secara deskriptif. Angket responden tersebut memuat tanggapan pendidik

37
serta peserta didik mengenai media pembelajaran interaktif yang
dikembangkan. Analisis angket responden pada penelitian ini dianalisis
menggunakan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang suatu
fenomena.

Kategori Kriteria
Sangat layak 5
Layak 4
Cukup layak 3
Tidak layak 2
Sangat tidak layak 1
Tabel 3.5
Aturan pemberian skor
a. Analisis hasil lembar validasi
Hasil lembar validasi selanjutnya dianalisis untuk
mengetahui kelayakan dari media pembelajaran interaktif yang
dikembangkan dengan menghitung persentase nilai rata-rata hasil
validasi kelayakan dari seluruh responden. Untuk menghitung
persentase kelayakan dari tiap aspek menggunakan rumus:
Rumus skala likert dengan standar ideal
Mi : Rata-rata ideal
= ½ x SMi
SDi : Standar Devian Ideal
= 1/3 x MI
SMi : Skor Ideal Maksimal
= Jumlah Butir x Skor Tertinggi
(Sumber :Drs, I Gusti Made Sulindra)
1. Hasil dari perhitungan persentase jawaban hasil angket validasi kemudian
diubah kedalam nilai kualitatif. Nilai kualitatif yang dihasilkan memiliki
kriteria sebagai berikut:
No Skor Kriteria
1 Mi+1,5 SDi Sangat Layak
2 Mi+0,5 SDi Layak
3 Mi-0,5 SDi Cukup Layak
4 Mi-0,5 SDi Kurang Layak
5 Mi-1,5 SDi Sangat Tidak Layak

Tabel 3.6
Kriteria skala validasi media pembelajaran interaktif

38
b. Analisis hasil angket respon pendidik
Hasil angket penelitian yang didapat dari uji coba produk telah
didapat, selanjutnya data hasil angket tersebut dianalisis. Analisis hasil
angket penelitian ini yang berupa skor dari tiap pernyataan hasil uji
seluruh coba produk yang kemudian dirata-ratakan tiap aspek dan
dinyatakan dalam bentuk persentase dengan menggunakan skala likert:

Rumus skala likert dengan standar ideal


Mi : Rata-rata ideal
= ½ x SMi
SDi : Standar Devian Ideal
= 1/3 x Mi
SMi : Skor Ideal Maksimal
= Jumlah Butir x Skor Tertinggi
Selanjutnya persentase hasil uji coba produk diubah diubah
menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria tertentu pada produk.

No Skor Kriteria
1 Mi+1,5 SDi Sangat Layak
2 Mi+0,5 SDi Layak
3 Mi-0,5 SDi Cukup Layak
4 Mi-0,5 SDi Kurang Layak
5 Mi-1,5 SDi Sangat Tidak Layak
Tabel 3.7
Kriteria skala respon pendidik media pembelajaran interaktif

c. Analisis hasil angket respon peserta didik


Setelah hasil angket penelitian yang didapat dari uji coba produk
kepada peserta didik telah didapat, selanjutnya data hasil angket tersebut
dianalisis. Analisis hasil angket penelitian ini yang berupa skor dari tiap
pernyataan hasil uji seluruh coba produk yang kemudian dirata-ratakan
tiap aspek dan dinyatakan dalam bentuk persentase dengan menggunakan
skala likert.
Rumus skala likert dengan standar ideal
Mi : Rata-rata ideal
= ½ x SMi
SDi : Standar Devian Ideal
= 1/3 x Mi
SMi : Skor Ideal Maksimal
= Jumlah Butir x Skor Tertinggi

39
Selanjutnya persentase hasil uji coba produk diubah diubah
menjadi nilai kualitatif berdasarkan aspek kriteria tertentu pada produk.

No Skor Kriteria
1 Mi+1,5 SDi Sangat Layak
2 Mi+0,5 SDi Layak
3 Mi-0,5 SDi Cukup Layak
4 Mi-0,5 SDi Kurang Layak
5 Mi-1,5 SDi Sangat Tidak Layak

Tabel 3.8
Kriteria skala respon peserta didik terhadap media pembelajaran interaktif

Hasil analisis angket validasi oleh validator dan hasil angket


respon oleh pendidik dan peserta didik melalui uji coba produk
digunakan untuk mengetahui kelayakan dan kemenarikan dari media
pembelajaran interaktif berbasis HOTS menggunakan aplikasi Smart
Apps Creator yang dikembangkan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Anwar (2018), ‘The Effectiveness of Islamic Religious Education in the


Universities : The Effects on the Students ’ Characters in the Era of
Industry 4 . 0’, Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 3.1. 3

Akbarini, Nur Rahmi, Wiedy Murtini, And Andre N Rahmanto.(2018), ‘The


Effect Of Lectora Inspire-Based Interactive’, Jurnal Pendidikan
Vokasi, 8

Anwar, Chairul (2017). Buku Terlengkap Teori-teori Pendidikan Klasik Hingga


Kontemporer. Jakarta: IRCiSoD.

Arsyad, Azhar (2017). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Ernawati, E. (2016)., ‘Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika


Berbasis Open- Ended Approach Untuk Mengembangkan Hots Siswa
Sma E.’, Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3

Tambunan,I & Purba, S, ‘Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis Aplikasi Lectora Inspire Untuk Mata Pelajaran Dasar Dan
Pengukuran Listrik Kelas X Di Smk Swasta Imelda Medan’, Jurnal
Manajemen Pendidikan, 9.1, 24

Hikmawan dkk, (2018), ‘Pengembangan Model Pembelajaran Ikigai Untuk


Mendukung Ketercapaian High Order Thinking Skills ( Hots )’, Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Fkip Universitas Muhammadiyah Cirebon
2018 Cirebon

Irawati, Tri Novita (2018), ‘Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat


Tinggi Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan
Masalah Matematika Pada Materi Bilangan Bulat’,
JurnalGammath, 03

Karsono (2017), ‘Pengaruh Penggunaan Lks Berbasis Hots Terhadap


Motivasi Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Smp’, Jurnal Pendidikan
Matematika Dan Sains, 5

Kasih, F.R, (2017)., ‘Pengembangan Film Animasi Dalam Pembelajaran Fisika


Pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar Di SMA’, Tadris: Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 02

41
Latifa, S dkk (2020), ‘Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
HOTS Menggunakan Aplikasi Lectora Inspire: Jurnal Penelitian
Pembelajaran Fisik, 10

Latifah, Sri, and Ardian Asyhari, (2017), ‘Modul Digital Interaktif Berbasis
Articulate Studio’13 : Pengembangan Pada Materi Gerak Melingkar
Kelas X’, 06

Maesaroh, Ade, Iriwi L.S Sinon, And Irfan Yusuf, (2016), ‘Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Multimedia Interaktif Pada Materi
Gelombang Di Sma Negeri 1 Manokwari’, Pancaran Pendidikan :
Fkip Universits Jember, 5

Mudlofir, Ali, Rusydiyah, Evi Fatimatur, (2017). Desain Pembelajaran


Inovatif Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers,

Mushlihah, Kunni, Yetri, And Yuberti, (2018), ‘Pengembangan Media


Pembelajaran Berbasis Multi Representasi Bermuatan Sains
Keislaman Dengan Output Instagram Pada Materi Hukum Newton
Development’, Indonesian Journal Of Science And Mathematics
Education, 01

Retnawati, Heri, Desain Pembelajaran Matematika Untuk Melatihkan Higher


Order Thingking Skills, Pertama (Yogyakarta: Uny Press).

Rusman.(2014). Model Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Shalikhah dkk (2017),, ‘Media Pembelajaran Interaktif Lectora Inspire


Sebagai Inovasi Pembelajaran’, Warta, 20.1, 9

Sani, Ridwan Abdullah.(2019). Pembelajaran Berbasis Hots ( Higher Order


Thingking Skill). Tangerang: Tira Smart.

Sugiyono.(2018). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

42

Anda mungkin juga menyukai