Anda di halaman 1dari 34

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328654079

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM SMK SECARA SEDERHANA DAN


RELEVAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN

Preprint · December 2017


DOI: 10.13140/RG.2.2.25734.42568

CITATIONS READS
0 1,601

1 author:

Sapitri Januariyansah
Universitas Negeri Yogyakarta
10 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Sapitri Januariyansah on 01 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM SMK SECARA
SEDERHANA DAN RELEVAN DENGAN PERKEMBANGAN
ZAMAN

Disusun oleh:
Sapitri Januariyansah 16702251001
sapitrijanuariyansah@gmail.com/sapitri0520pasca2016@student.uny.ac.id

Dosen Pengampu: Dr. Mochamad Bruri Triyono, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN-S2

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan

rahmatnya berupa nikmat kesehatan dan kemampuan dalam berpikir sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pedoman Pengembangan Kurikulum

SMK secara Sederhana dan Relevan dengan Perkembangan Zaman”. Kami

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, khususnya

pada Dr. Moch Bruri triyono, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah

Pengembangan Kurikulum yang telah membimbing.

Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,

kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat

untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Yogyakarta, Januari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Landasan Perlunya Pengembang Kurikulum ........................................... 3
B. Kurikulum dan Model Pengembangannya pada Pendidikan Kejuruan ... 10
C. Pembahasan Model Pengembangan Kurikulum yang Tepat untuk Sekolah
Kejuruan ................................................................................................... 15
D. Tamplate Model Pengembangan Kurikulum Bagi Guru Sekolah Kejuruan ....
........................................................................................................................ 25
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 29
B. Saran ......................................................................................................... 29
REFERENSI .................................................................................................. 30

i
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu perangkat penting dalam pendidikan


untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum berisikan komponen-komponen
penting yang nantinya sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada
sisi lain, validitas dari kurikulum menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Indonesia telah mengalami banyak pengembangan kurikulum. Pada saat ini,
Indonesia telah memasuki kurikulum 2013. Namun, apakah kurikulum tersebut
relevan dengan perkembangan zaman karena pada kenyataan tingkat pendidikan
Indonesia masih di bawah standar terbukti dengan data Badan Pusat Statistik
(BPS) yang menyebutkan jumlah pengangguran berdasarkan jenjang pendidikan
yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,36%, Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebesar 7,03%. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,27%. Diploma III
(D3) sebesar 6,35%, dan universitas 4,98%. Pengangguran tersebut merupakan
permasalah yang perlu di atasi.

Kurikulum harusnya relevan dengan perkembangan zaman. DUDI sebagai


lembaga pengguna lulusan telah diterpa isu revolusi industri 4.0. pada revolusi ini
tentu terjadi banyak perubahan baik dari kultur kerja, kemampuan kerja pegawai
yang dibutuhkan, dan teknologi-teknologi yang digunakan. Jika mengacu pada
kurikulum lama, tentu hal ini perlu dikaitkan agar tercipta lulusan yang memiliki
profil sesuai kebutuhan Industri. Pada sisi lain kurikulum juga harus
menyesuakan dengan generasi yang ada. Indonesia pada saat ini juga masuk pada
generasi milenial yaitu generasi yang menguasai kemampuan teknologi infomasi
yang baik. Sebenarnya Indonesia telah memperhatikan hal ini dengan
dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini menjadi penting untuk mengatasi

1
perkembangan zaman yang begitu pesat. Namun, pengemabangan kurikulum
tidak begitu dipahami oleh seluruh guru.

Kurikulum yang baik selain dapat mencapai semua tujuan pendidikan


akan tetapi juga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh pendidik. Selain itu juga
mengacu pada perkembangan zaman. Kurikulum SMK berbeda dengan
Kurikulum pada umumnya, karena SMK mengacu pada penguasaan kompetensi.
Kurikulum yang ada dianggap oleh banyak pengajar di SMK tidak relevan dengan
kompetensi di SMK, sehingga diperlukan pengembangan kurikulum yang relevan
dengan perkembangan zaman, dapat dikembangakn langsung oleh pendidik,
dmodel pengembangan yang sederhana, dan mudah untuk diaplikasikan.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah pada makalah ini adalah untuk:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
2. Memberi gambaran pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan yang
sederhana dan relevan dengan perkembangan zaman.
C. Manfaat Penulisan
1. Sebagai penerapan dari ilmu yang telah dipelajari.
2. Sebagai penambah wawasan bagi pembaca tentang langkah-langkah
pengembangan kurikulum SMK.
3. Sebagai pedoman bagi pengembang kurikulum pendidikan kejuruan.

2
BAB II. PEMBAHASAN

A. Landasan Perlunya Pengembang Kurikulum


1. Revolusi Industri 4.0

Industri telah mengalami revolusi yang ke empat pada masa sekarang.


Industri yang sangat akrab dengan perkembangan teknologi yang terus-
menerus yang menuntut perubahan industri. perkembangan teknologi yang
terjadi juga mempengaruhi buadaya kerja di industri. Revolusi Industri (RI)
pada dasarnya telah banyak berevolusi. RI 1 terjadi pada tahun 1784 yang
ditandai dengan penemuan mesin tenun mekanik dan penemuan mesin uap
untuk pertama kali di tahun 1978. RI 2 terjadi pada tahun 1879-1914 dengan
ciri khas ditemukannya mesin-mesin elektrik. RI 3 terjadi pada tahun 1970,
pada era ini digunakannya PLC dan CNC. Selanjutnya adalah RI 4 yang
dimulai sejak diperkenalkannya Internet of Things (IoT) oleh Kevin Ashton
tahun 2002. RI 4.0 sedikit berbeda dengan RI 4. RI 4.0 hanya berfokus pada
sektor manufaktur saja yaitu penciptaan produk, prosedur, dan proses
manufantur yang cerdas.

Gambar 01. Tahap Revolusi Industri

3
Industri 4.0 merupakan perpadun dari berbagai teknologi yang sangat
berkembang pada saat ini. Terdapat sembilang teknologi yang menjadi pilar
penompang bagi sistem industri 4.0 yaitu: a) Teknologi Internet of things; b)
Teknologi Cybersecurity; c) Teknologi Cloud; d) Teknologi Additive
Manufacturing; e) Teknologi Augmented Reality; f) Teknologi Big Data &
Analytic; g ) Teknologi Autonomous Robots; h) Teknologi Simulation; dan i)
Teknologi Integrasi Sistem.

a. Internet of Things (IoT)


Internet of Things merupakan awal dari revolusi industri keempat. IoT
diperkenalkan di industri sebagai salah satu teknologi pembangun indutri
untuk lebih baik. IoT berfungsi sebagai pengubung antara sensor dan
mesin pada industri manufaktur ke jaringan internet. Hal ini dapat terjadi
dengan menanam RFID (Radio-Frequency Identification) pada mesin,
sensor, dan bahkan produk yang dikerjakan. Hal ini menjadikan
komponen-komponen tersebut dapat berkomunikasi. Teknologi ini
memungkinkan mesin dapat mengidentifikasi proses yang sedang terjadi
pada produk.
b. Cybersecurity
Cybersecurity atau dapat disebut dengan keamanan dunia maya yang
digunakan sebagai pengaman untuk data. Cybersecurity dapat
memperkuat keamanan dari banyaknya pengguna konetivitas dan
penggunaan protokol komunikasi standard. Pada masa mendatang
diperkirakan kebutuhan akan sistem komunikasi antar proses dan produk
secara aman dan handal menjadi hal yang penting dan sangat mendasar di
industri. Pengembangan teknologi Cybersecurity ini telah berjalan pada
saat ini yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan IT.

4
c. Cloud
Teknologi ini merupakan salah satu teknologi yang memanfaatkan internet
sebagai dasar kerjanya. Cloud memberikan layanan bagi penggunanya
baik secara pribadi maupun lembaga untuk dapt menyimpan dan
mengelolah data baik melalui link pribadi atau perusahaan yang dapat
dilakukan dari mana saja dan kapan saja. Cloud memiliki kemampuan
penyimpanan yang tak terbatas yang menjadikan penggunanya dapat
mengelolah data dan informasi dalam julah besar. Proses komputasi dari
cloud dapat berupa jaringan komputer, server, penyimpanan data, aplikasi,
dan layanan.Industry 4.0 memerlukan lalu-lintas data dan informasi dalam
jumlah besar, aman, dan handal. Hal ini menjadikan cloud sebagai pilihan
utama. Di sisi lain teknologi cloud selalu ditingkatkan baik dari sisi
kecepatan, keamanan, dan kehandalan sehingga menimbulkan
peningkatan penggunanya untuk menyimpan dan mengelola data dari
proses produksi (mesin, sensor, dan produk).

d. Additive Manufacturing
Teknologi ini merupakan teknologi yang berfungsi untuk membangun
sebuah objek tiga dimensi secara berlapis. Teknologi additive
manufacturing ini dapat membentuk objek 3D secara detail dan rumit
yang bahkan tidak mampu dikerjakan mesin konvensional. Proses
pembentukan terjadi dengan bantuan software desain 3D. teknologi ini
memberikan kemudahan dengan dapat memproduksi produk dari tempat
yang jauh yaitu dengan mengunduh file desain 3D dari cloud yang
kemudian dicetak dengan print 3D. Jika print 3D terhubung dengan
internet, maka proses produksi dapat dilakukan dimana saja.
e. Augmented Reality
Augmented Reality (AR) merupakan sebuah teknologi yang
menggabungkan citra bentukan komputer dengan dunia nyata di

5
sekitarnya yang biasanya dilakukan dengan bantua alat pandang yang
dipasangkan pada mata (virtual google). Teknologi ini masih dalam proses
pengembangan ke tahap sempurnya. Jika teknologi ini telah berhasi, di
dunia industri akan mengalami perubahan yang besar. Perubahan tersebut
terjadi pada pegawai dimana pegawai dapat langsung mengetahui
langkah-langka yang harus dikerjakan melalui teknologi AR ini secara
real-time. Teknologi ini nantianya akan menjadi pengganti dari buku
manual pada mesin. Teknologi ini juga banyak digunakan di dunia
pendidikan sebagai media pembelajaran. Beberapa perusahaan otomotif
juga mengembangkan teknologi ini untuk proses reparasi produk-
produknya.
f. Big data dan analytic
Teknologi big data dan analytic adalah teknologi yang berkaitan dengan
proses analisa terhadapat sejumlah data yang sangat besar. Teknologi ini
baru digunakan pada industri manufaktur. Hal ini terjadi karena kebutuhan
akan analisis data yang sangat banyak muncul ketika prores produksi
membutuhkan informasi yang sangat banyak dari proses mesin dan
produk yang dibuat. Sehingga konsep smart factory tidak akan terlaksana
tanpa adanya kemampuan olah data dalam jumlah yang besar. Namun,
pengelohan data yang besar membutuhkan waktu yang banyak dan tingkat
kesalahan yang tinggi. Hal ini menjadi penting untuk dipecahkan oleh
para ahli.
g. Autonomous Robot
Pada dunia industri, robot telah diperkenalkan sejak dahulu. Penggunaan
tenaga kerja robot dikarenakan dapat melakukan tugas yang kompleks.
Sistem robot juga memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih otonom,
fleksibel, dan mampu bekerjasama. Produksi yang dilakukan oleh robot
cenrung membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan lainnya.
Robot dapat bekerjasama dengan baik dan menjadikan robot dapat saling

6
berkomunikasi secara otomatis. Hal ini menjadikan kerja mereka dapat
sesuai satu sama lain.
h. Simulation
Simulation atau simulasi merupakan teknologi yang mampu
menampilkan dan menirukan berbagai sifat dari sebuah produk atau proses
ke dalam layar komputer. Pada masa depan simulasi akan menggunakan
data real-time dari lantai produksi yang kemudian ditampilkan secara
virtual. Simulasi juga akan menampilkan posisi mesin dan operator yang
nantinya sangat membentu di dunia industri.
i. System Integration
System integration atau integrasi sistem diartikan sebagai integrasis sistem
IT perusahaan manufaktur. Integrasi sistem ini sangat membantu dari
tumbuhnya industri. Integrasi yang terjadi adalah pada departemen
pemasaran dan penjualan, perencanaan produksi dan produk, produksi,
inventori dan pelayanan. Jika itu semua dapat berjalan secara integrasi
maka hasil dari produksi juga akan baik. Penggunaan teknologi ini
menjadi hal yang sangat diminati oleh perusahaan.

Berdasarkan perpaduan dari teknologi-teknologi di atas yang menjadi


pembangun Industry 4.0 tentu kemampuan dari pelaku menjadi sangat
penting. Kemampuan di bidang IT menjadi hal mendasar untuk dapat
menyesuaikan diri di Industry 4.0. di samping itu kemampuan-kemapuan lain
juga perlu untuk dipelajari.

2. Revitasilasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam Intruksi Presiden


(Inpres) Nomor 9 Tahun 2016.

Inpres No 9 tahun 2016 bertujuan untuk meningkatkan kualitas daya saing


sumber daya manusia di Indonesia. Peningkatan daya saing manusia bukan tidak
berdasar, melaikan banyaknya perkembangan dan perubahan zaman yang terjadi.

7
Melalui daya saing yang meningkat tentu hal ini menjadi cara bagi pemerintah
untuk bisa memberi cara mendapat pekerjaan pada bangsanya. Daya saing yang
terjadi tidak hanya secara nasional, akan tetapi telah terjadi secara global. Melihat
hal ini tentu SMK sebagai salah satu wadah pendidikan yang membentuk dan
mebekali kompetensi siswa agar siap terjun di dunia kerja serta sanggup bersaing
secara global. Inpres ini dibentuk mengacu pada empat tantangan yang dihadapi
SMK atau pendidikan kejuruan. Pertama Industri mengalami revolusi keempat
yang bertumpuh pada cyber physical system sehingga berdampak pada cara
manusia berkehidupan, bekerja, dan berkomunikasi. Pada revolusi industri 4.0 ini
juga memiliki isu bahwa robot nantinya akan mengambil ahli pekerjaan manusia.
Kedua berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak tahun 2015 akhir.
Oleh karena itu Indonesia akan bersaing tidak hanya secara nasional tetapi harus
bersaing secara regional. Berlakunya MEA memiliki dua dampak tersendiri bagi
Indonesia yaitu dapat sebagai peluang dan juga dapat sebagai ancaman.
Dipandang sebagai peluang bila pemerintah dapat mempersiapkan kompetensi
kerja bagi lulusan agar dapat kompetitif dalam MEA, akan tetapi bila persiapan
tidak matang maka hal ini dapat menjadi ancama tersendiri salah satunya dengan
besarnya tenaga kerja asing yang hadir di Indonesia. Ketiga kebutuhan Indonesia
dalam melahirkan generasi emas 2045 yang berdasarkan dari pemanfaatan bonus
demografi. Keempat hadirnya generasi millenial di Indonesia. Generasi millenial
merupakan generasi yang cerdas, pembelajaran cepat, dan pengguna aktif sosial
media, mendambakan flesibelitas dan kebebasan untuk bekerja di mana saja,
kapan saja, dan dengan siapa saja. Berdasarkan hal tersebut Inpres muncul
sebagai gerak cepat presiden guna mempersiapkan sumber daya yang dapat
bersaing.

Presiden memandatkan Inpres tersebut kepada para Mentri, Ketua


Lembaga, dan Gubernur untuk dilaksanakan. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan juga mendapatkan tugas tersediri. Diantara tugas tersebut adalah: 1)

8
membuat peta jalan pengembangan SMK; 2) menyempurnakan dan
menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi yang sesuai dengan ke
butuhan pengguna lulusan (link and match); 3) meningkatkan jumlah dan
kompetensi bagi pendidik dan tenaga kerja pendidikan; 4) meningkatkan kerja
sama dengan Kementrian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha dan
Dunia Industri (DUDI); 5) meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan
akreditasi SMK; dan 6) membentuk kelompok kerja pengembangan SMK.

3. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang diterapkan di


Indonesia setelah kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
diberlakukan sejak tahun 2013/2014 hingga sekarang. Kurikulum 2013 memiliki
tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.

Kurikulum 2013 dikembangkan karena beberapa faktor penting. Dinatara


faktor tersebut adalah: 1) Tantangan Internal, yaitu berupa tuntutan pendidikan
yang mengacu pada 8 standar pendidikan dan kondisi penduduk Indonesia yang
mengalami masa usia produktif, ; 2) Tantangan Eksternal yaitu tentang globalisasi
yang mengacu pada hubungan kerja antar negara seperti MEA, ASEAN dan
perkembangan teknologi yang merupakan kebutuhan pasar akan kompetensi
lulusan; 3) Penyempurnaan Pola Pikir; 4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum; dan
5) Penguatan Materi yang relevan bagi peserta didik.

Kurukulum 2013 memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan kurikulum


lain. Hal ini menjadikan kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik,
diataranya yaitu: 1) berpokus pada pengembangan yang seimbang anatara sikap
spiritual dan sosial, rasa ingintahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

9
pengetahuan dan keterampilan; 2) memberikan pengalaman belajar sehingga
dapat sesuai antara teori yang dipelajari dengan keadaan di masyarakat sebagai
sumber belajar; 3) pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan agar
dapat diterapkan dalam situasi apapun; 4) memberikan banyak waktu untuk
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5) kompetensi inti sebagai
pokok yang diuraikan dalam kompetensi dasar; dan 6) kompetensi dasar
dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Pada proses pembelajarannya kurikulum 2013 memiliki beberapa langkah-


langkah khusus sebagai berikut:

Mengamati Menanya Menalar Mencoba Mengkomunikasikan

Gambar 02. Bagan Pendekatan Pembelajaran Kurikulum


2013
B. Kurikulum dan Model Pengembangannya pada Pendidikan Kejuruan
1. Kurikulum

Kurikulum sering diartikan merupakan suatu rancangan kegiatan yang


kompleks untuk mencapai tujuan pembelajaran. berKurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003). Berdasarkan tujuannya,
kurikulum dapat dianggap berhasil jika tujuan dari pendidikan tercapai. Hal
ini bisa menjadi indikator tersendiri bagi pihak terkait dalam pendidikan.
Kurikulum yang tidak efektif membutuhkan perbaikan, selain itu
pengembangan dapat dilakukan berdasarkan perkembangan zaman.

10
Perngembangan kurikulum tidak lepas dari pengebangan dari
komponen-komponen kurikulum. Menurut Hamalik (2001: 23-30) komponen-
komponen kurikulum meliputi komponen:

a. Tujuan
Komponen tujuan mengarah pada hasil dari pendidikan yang
diklasifikasikan menjadi empat macam. Pertama Tujuan Pendidikan
Nasional yaitu tujuan umum yang merupakan pedoman dari pelaksanaan
pendidikan. Kedua Tujuan Institusional adalah tujuan yang dibuat untuk
dicapai oleh suatu lembaga. Ketiga Tujuan Kulikuler adalah tujuan yang
harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Keempat
Tujuan Instruksional yang berupa kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa setelah belajar.
b. Materi Kurikulum
Materi kurikulum dapat diartikan komponen isi atau materi pembelajaran.
Materi tersebut merupakan bahan yang akan diajarkan kesiswa sebagai
bentuk pengalaman belajar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa.
Komponen isi berupa pengetahuan dan aktivitas yang tujuan akhirnya
untuk mencapai tujuan pendidikan.
c. Metode/Strategi
Metode ini adalah bagian yang sangat penting sebab berhubung dengan
implementasi kurikulum.
d. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masingmasing
memiliki ciri-cirinya sendiri, misalnya: mata pelajaran terpisahpisah,
berkorelasi, bidang studi, program yang berpusat pada anak.
e. Evaluasi
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni
diemnsi I (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi III (

11
operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar siswa). Dengan
adanya tiga dimensi itu, maka dapat diga,mbarkan sebagai kubus.

2. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Kejuruan

Menurut Finch (1984: 14) terdapat beberapa karakteristik dari kurikulum


pendidikan kejuruan yaitu: “orientation, justification, focus, in-school success
standards, out-of-school success standards, school-workplace-community
relationships, federal involvement, responsiveness, logistics, and expense”
yang berarti orientasi, justifikasi, fokus, standar kesuksesan sekolah, standar
kesuksesan di luar sekolah, hubungan dengan masayarakat, tanggung jawab
negara, logistic, dan biaya. Selain memiliki karakteristik tersendiri, kurikulum
pendidikan kejuruan juga mengacu pada tiga prinsip dari pendidikan kejuruan
yaitu the principle of accessibility, the principle of integration, and the
principle of partnership.

a. The principle of accessibility


Prinsip ini mengacu pada pendidikan kejuruan terbuka untuk semua.
Pendidikan kejuruan harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat agar
semua orang dapat mengenyamnya yaitu tanpa membedakan yang kaya
dan miski atau laki-laki dan perempuan.
b. The principle of integration
Pendidikan kejuruan harus terhubung dengan dunia kerja. Model ini biasa
menggunakan model link and match, dimana keterampilan yang diajarkan
di dalam kurikulum mengacu pada keterampilan yang dibutuhkan oleh
dunia kerja.
c. The principle of partnership
Prinsin ini adalah prinsip dimana pendidikan kejuruan harus membangun
kerja sama yang baik dengan DUDI. Kerja sama yang terjalin dapat
berupa kerja sama dalam praktek kerja lapangan atau magang di industri.

12
Salah satu bentuk yang sering dilakukan adalah work based learning
melalui program praktik kerja industri.

3. Model Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum tidak serta merta dikembangkan secara


langsung, akan tetapi memiliki langkah-langkan penting sebgai penguat
mengapa kurikulum dikembangkan. Di sisi lain pengembangan kurikulum
juga mengacu pada hasil yang diinginkan sehingga pengembangan mencakup
kebutuhan dari tujuan kurikulum. Model-model pengembangan kurikulum
sangat beragam yang memiliki ciri tersendiri. Terdapat 3 jenis model yang
sangan tepat untuk mengembangakn kurikulum kejuruan sebagai berikut:

a. Model Nicholls

Model Nicholls menitikberatkan pengembangan kurikulum pada


rasional, khususnya melihat kebutuhan kurikulum berdasarkan perubahan
situasi. Jika melihat landasan awal pembentukan kurikulum yang tepat
maka model Nicholls menjadi hal yang tepat. Model Nicholls memiliki
beberapa tahapan pengembangan yaitu: 1) Situsional analysis (analisis
situasional); 2) Selection of objectives (seleksi tujuan); 3) Selection ang
organization of content (seleksi dan organisasi isi); 4) Selction and
organization of methods (seleksi dan organisasi metode); dan 5)
Evaluation (evaluasi) (Sholeh, 2013: 79).

b. Model Finch

Pada pendidikan kejuruan memiliki tujuan berbeda dari pendidikan


pada umumnya. Hal ini membuat pengembangan kurikulum menjadi
berbeda dengan yang lainnya. Finch dalam bukunya membahas khusus
pengembangan kurikulum untuk sekolah kejuruan yang mencakup

13
perencanaan, konten, dan implementasi. Kurikulum kejuruan dapat
dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

PLANNING THE ESTABLISHING IMPLEMENTING THE


CURRICULUM CURRICULUM CONTENT CURRICULUM

1. Establish a Decision- 1. Utilize Strategies to 1. Identify and Select


making Process Determine Content Materials
2. Collect and Assess School- 2. Make Curriculum Content 2. Develop Materials
related Data Decisions 3. Select Delivery Strategies
3. Collect and Assess 3. Develop Curriculum Goals 4. Assess the Curriculum
Community-related Data and Objectives

Gambar 03. Bagan Pengembangan Kurikulum Model Finch (sumber: Finch,


1999: 23)

Langkah-langkah dari model ini dapat diterjemahkan: 1)


Perencanaan kurikulum yang meliputi menetapkan proses pengambilan
keputusan, mengumpulkan dan mengkaji data terkait sekolah, dan
mengumpulkan dan mengkaji data terkait masyarakat; 2) Membentuk
konten kurikulum yang meliputi memanfaatkan strategi untuk menentukan
konten, membuat Keputusan Konten Kurikulum, mengembangkan Tujuan
dan Tujuan Kurikulum; dan 3) Melaksanakan kurikulum yang meliputi
identifikasi dan pemilihan bahan ajar, mengembangkan bahan ajar,
memilih strategi penyampaian bahan ajar, dan mengkaji Kurikulum.

c. Model Gwen

Model pengembangan lain yang juga dapat sesuai dilakukan untuk


mengembangakan kurikulum pendidikan kejuruan adalah model yang
dikembangakan oleh Gwen melalui Food and Agriculture Organization of
The United Nations (FAO). Model ini memiliki ciri khusus dibandingkan
dengan model yang dikembangkan Finch. Model yang dikembangkan

14
Gwen pada pelaksanaanya mencapai tahap evaluasi. Berikut bagan alur
dari model pengembangan kurikulum oleh Gwen.

PLANNING CONTENT AND IMPLEMENTATION EVALUATION AND


METHODS REPORTING
1. Identify Issue / 1. State Intended 1. Produce Curriculum
Problem / Needs Outcomes Product 1. Evaluation Strategies
2. Form Curriculum (Educational 2. Test and Revise 2. Reporting and
Development Team Objectives) Curriculum Securing Resources
3. Conduct Needs 2. Select Content 3. Recruit and Train
Assessment & 3. Design Experiential Volunteers/Facilitators
Analysis Learning Methods 4. Implement Curriculum

Gambar 04. Bagan Pengembangan Kurikulum Model Gwen (sumber: Gwen, 1996)

Langkah-langkah dari model ini dapat diterjemahkan: 1)


Perencanaan yang meliputi identifikasi isu/masalah/kebutuhan,
membentuk tim pengembangan kurikulum, dan mengadakan penilaian dan
analsis kebutuhan; 2) Konten dan metode yang meliputi hasil yang
dinginkan negara (tujuan pendidikan nasional), pemilihan konten, dan
merancang metode pembelajaran Experiential; 3) Implementasi yang
meliputi menghasilkan produk kurikulum, menguji dan merevisi
kurikulum, merekrut dan melatih relawan/fasilitator, dan melaksanakan
kurikulum; dan 4) Evaluasi dan pelaporan yang meliputi strategi evaluasi
dan melaporkan dan mengamankan sumber daya

C. Pembahasan Model Pengembangan Kurikulum yang Tepat untuk


Sekolah Kejuruan
1. Kebutuhan Kurikulum

Pada pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa model yang


tepat untuk mengembangkan kurikulum kejuruan yang berlandaskan pada
berlakukanya Revolusi Industri (RI) 4.0 yaitu menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di sana. Terjadinya RI 4.0
menimbulkan munculnya ekonomi baru, digitalisasi, kaum melenial, dan

15
industri kreatif. Pada penjabaran sebelumnya RI 4.0 didukung dengan
beberapa teknologi baru yang semuanya menghubungkan jutaan manusia
dan mesin melalui internet. Berlakunnya RI 4.0 tentu memnjadikan
banyak perubahan lain pada sisi pekerja yaitu sifat pekerjaan, kemampuan
adaptasi, kecepatan untuk berubah. Oleh karena itu, para pekerja perlu
untuk melihat bagaimana kemampuan yang telah mereka punyai dan
dihubungkan dengan keterampilan yang dibutuhkan di RI 4.0 ini.
Keterampilan-keterampilan seperti apa yang diperlukan untuk memasuki
RI 4.0.

Pemerintah Indonesia telah melihat kadaan ini dengan munculnya


Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi
Sekolah Menengah Kejuruan. Hal ini salah satu bentuk keseriusan
pemerintah untuk mempersiapkan tenaga kerja untuk dapat bersaing
secara global. Landasan-landasan timbulnya Inpres ini adalah karena
masuknya RI 4.0, berlakunya era MEA, kebutuhan Indonesia untuk
melahirkan generasi emas 2045, dan munculnya generasi melenial di
Indonesia. Melihat landasan dasar ini, pemerintah telah mengupayakan
banyak untuk mempersiapkan sumber daya yang dapat bersaing.
Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah mengacu pada membangun
peta jalan, meninkatkan kompetensi sumber daya manusia, dan
membangun kerja sama antar lembaga.

Berdasarkan dua ulasan tersebut maka telah terdapat kesesuaian


antara keadaan yang ada secara global terhadap upaya yang dilakukan
Indonesia. Namun, dalam pelaksanaanya perlu dibentuk pemetaan
keterampilan yang diperlukan oleh tenaga kerja dan calon tenaga kerja.
Hal ini dilakukan agar terjadi kesesuaian anatara kemampuan yang akan
dimiliki atau dimiliki terhadap kemampuan yang dibutuhkan.

16
Para ahli telah banyak membahas jenis keterampilan yang
dibutuhkan untuk dapat bersaing di era RI 4.0. Menurut Bruri (2017)
keteraampilan yang dibutuhkan di tahun 2020 yaitu tahun yang telah
diberlakukan RI 4.0 antara lain kemampuan kognitif, keterampilan sistem,
keterampilan mengatasi masalah kompleks, keterampilan konten,
keterampilan proses, keterampilan sosial, keterampilan manajemen
sumber daya, keterampilan teknik, keterampilan fisik. Keterampilan lain
menurut kajian Wilfried (2016: 35) bahwa terdapat 4 kualifikasi dan
keterampilan penting yang harus dimiliki untuk Industri 4.0 yaitu: 1)
Pengetahuan tentang ICT yang berisikan pengetahuan Teknologi
Informasi (TI) dasar, kemampuan menggunakan dan berinteraksi dengan
komputer serta mesin cerdas seperti robot, memahami komunikasi mesin
ke mesin, keamanan TI dan perlindungan data; 2) Mampu bekerja dengan
data yang berisikan mampu mengelolah dan menganalisa data dan
infomasi yang didapat dari mesin, memahami output data visual dan
membuat keputusan, dan pengetahuan statistik dasar; 3) Teknis tahu-
bagaimana yang berisikan pengetahuan interdisipliner dan pengetahuan
umum tentang teknologi, pengetahuan khusus tentang aktivitas dan proses
manufaktur di tempat kerja, dan teknik tahu-bagaimana tentang mesin
untuk melakukan kegiatan terkait perawatan; dan 4) Keterampilan pribadi
yaang berisikan kemampuan beradaptasi dan kemampuan untuk berubah,
pengambilan keputusan, bekerja sama dalam tim, keterampilan
berkomunikasi, dan mengubah pola pikir untuk pembelajaran sepanjang
hayat.

17
Gambar 05. kualifikasi dan Keterampilan Penting yang Harus
Dimiliki untuk Industri 4.0 (sumber: Wilfried, 2016)

Melihat hal di atas, pendidikan mengharuskan selalu untuk


mengembangkan kurikulum guna menyesuaikan dengan kebutuhan Industri.
Indonesia sendiri telah mengeluarkan kurikulum yang dinamakan kurikulum
2013. Pada proses pembelajarannya, kurikulum 2013 mengacu pada 5 tahapan
yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Pada sisi model pembelajaran yang digunakan berupa model pembelajaran
kooperatif, problem based learning, project based learning, dan lain
sebagainya. Namun, pada penguasaan teknologi khususnya teknologi
informasi belum digunakan secara maksimal. Pembelajaran masi didominasi
dengan buku tulis. Sehingga untuk dapat menyesuaikan dengan RI 4.0 yang
berbasi internet dan alat bantu komputer atau smartphone maka kurikulum
perlu dikembangakan agar dapat mencapai tujuan pendidikan kejuruan. Pada
pengembangannya, model pengembangan kurikulum menjadi hal yang
penting untuk ditentukan. Model-model yang relevan untuk digunakan dalam
memenuhi kebutuhan keterampilan RI 4.0 adalah model Nicholls, Finch, dan
Gwen.

18
b. Model Pengembangan Kurikulum Kejuruan
Model pengembangan ini merupakan perpaduan dari ketiga model
sebelumnya. Perpaduan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal
sehingga mendapatkan langkah-langkah yang sesuai untuk pengembangan
kurikulum. Berikut langkah-langkah pengemabangan kurikulum kejuruan:
1) Tahap Perencanaan
a) Needs Assesment (Analisis Kebutuhan)

Analisis kebutuhan dapat mengacu pada


isu/masalah/kebutuhan yang ada. Maksudnya analisi ini dapat dengan
melihat keadaan atau potensi dari masing-masing daerah yang ada di
Indonesia. Selain itu juga dapat melihat permasalah pendidikan yang
terjadi di Indonesia yang dapat berupa hasil evaluasi atau isu yang
menyebar luas. Di sisi lain, perkembangan trend dunia secara global
juga menjadi hal penting untuk dikaji seperti keadaan industri yang
memasuki RI 4.0 yang membuat keadaan dan kebutuhan tenaga kerja
indutri berubah. Kemudian membuat tim pengembang kurikulum yang
bertugas mencari analisis kebutuhan dari berbagai kalangan, baik dari
pihak guru, pemerinta, DUDI, dan masyarakat. Langkah selanjutnya,
hasil dari analisis tersebut dikaji dan dirumuskan dalam bentuk tujuan
dan kompetensi.

Analisis kebutuhan memiliki tiga bentuk berupa analisis


organisasi, analisis tugas, dan analisis personal. Analisis organisasi
dimaksudkan untuk mendiagnosis kebutuhan pelatihan yang melihat
organisasi sebagai suatu sistem. Analisis personal bertujuan
dari person analisis adalah untuk menjawab pertanyaan siapa yang
membutuhkan pelatihan dan pelatihan apa yang dibutuhkannya.
Analisis tugas merupakan metode untuk menganalisis pekerjaan
dengan tujuan memperoleh informasi tentang apa yang orang kerjakan,

19
menggunakan alat-alat kerja apa, dan apa pengetahuan, keterampilan
dan sikap mental yang harus dimiliki seseorang untuk mengerjakan
suatu pekerjaan. Namun, analisis kebutuhan seperti ini membutuhkan
langkah yang banyak dan keseriusan dari yang dianalisa. Proses
analisis kebutuhan memiliki cara yang sangat beragam tergantung
kebutuhan. Terdapat beberpa cara yang bisa dilakukan untuk
melakukan analis kebutuhan yaitu dengan metode Observasi, Angket,
Wawancara, Fokus Grub Diskusi (FGD), Dokumentasi, dan Teknologi
Internet dengan batuan Software. Pemilihan dilakukan berdasarkan
kebutuhan. Tidak semua metode harus dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang baik. Pemilihan metode yang tepat disesuaikan dengan
kebutuhan dan keadaan yang memungkinkan. Kombinasi antar metode
juga dapat dilakukan untuk menghasilkan data yang kuat (Noe. 2010:
108).

b) Penentuan Tujuan

Penentuan tujuan mengacu pada 4 aspek yaitu Pertama Tujuan


Pendidikan Nasional yaitu tujuan umum yang merupakan pedoman
dari pelaksanaan pendidikan. Kedua Tujuan Institusional adalah tujuan
yang dibuat untuk dicapai oleh suatu lembaga, tujuan ini dapat
mengacu pada visi-misi lembaga. Ketiga Tujuan Kulikuler adalah
tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran,
tujuan ini dapat mengacu pada target capaian yang bisa dibuat melalui
analisis kebutuhan awal. Keempat Tujuan Instruksional yang berupa
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah belajar, tujuan ini
mengacu pada kemampuan guru dalam merancang tujuan
pembelajaran dengan baik. Bentuk dari perumusan tujuan
menghasilkan kompetensi yang akan dicapai. Dari kompetensi ini
yang akan menjadi acuan pengembangan materi dan metode.

20
2) Tahap Desain Konten dan Metode
a) Konten

Pengembangan desain konten mengacu pada isi dari kurikulum


yang menyangkut bahan ajar. Pengembangan ini diperlukan karena
mengacu pada perumusan pengalaman belajar yang akan ditempuh
oleh siswa nantinya. Bedanya pada pendidikan kejuruan menekankan
pada penguasaan kompetensi yang berbentuk keterampilan hard.
Penentuan isi kurikulum dapat menggunakan metode DACUM dan
Task Analysis. Kedua metode ini sering digunakan dalam
mengembangkan kurikulum pendidikan kejuruan.

Pertama metode DACUM adalah akronim dari Developing A


CurriculUM. Dalam penentuan isi kurikulum melalui pendekatan ini
mendasarkan pada philosofi yang terdiri dari tiga prinsip berikut.

 Pekerja ahli adalah orang yang lebih mampu dibanding lainnya


untuk menjelaskan pekerjaannya.
 Suatu pekerjaan dapat dijelaskan secara efektif dalam hal
kesuksesannya oleh pekerja ahli yang melakukannya.
 Kesuksesan kinerja tugas berkaitan langsung dengan pengetahuan,
ketrampilan, alat-alat, dan sikap yang harus dimiliki pekerja yang
melaksanakan tugasnya secara benar.

Oleh karena itu, penganjur DACUM menenpuh cara


mengundang sejumlah pekerja ahli yang sukses di bidangnya dalam
satu workshop untuk merumuskan atau menentukan isi kurikulum
kejuruan. Workshop dilaksanakan biasanya antara 2-5 hari tergantung
tingkat keomplesitas dari bidang keahlian yang akan dirumuskan.
Workshop akan dipandu oleh satu atau dua orang fasilitator yang

21
berpengalaman menjadi fasilitator DACUM. Dengan teknik curah
pendapat para pekerja ahli dalam grup akan diminta untuk
mendeskripsikan “Apa yang Saudara lakukan untuk menjadi sukses
dalam posisi Saudara? Fasilitator mengarahkan anggota kelompok
untuk dapat secara konsesus menjawab pertanyaan tersebut.
Pertanyaan dan jawaban diarahkan sehingga mengarah pada satu
deskripsi profil yang memuat kewajiban-kewajiban (duties) untuk satu
bidang keahlian. Selanjutnya setiap kewajiban dirinci lagi ke sejumlah
tugas (tasks). Kelebihan pendekatan DACUM ini dapat diselesaikan
dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang relatif murah
.Adapun kelemahannya, pendekatan ini efektif dan efisien hanya untuk
penentuan isi kurikulum dari satu bidang keahlian saja. Untuk konteks
sekolah kejuruan yang terdiri dari banyak program studi dan bidang
keahlian akan memakan waktu lama dan juga biaya yang tinggi.
DACUM akan cocok untuk kurikulum dari suatu pelatihan dengan
cakupan bidang keahlian yang spesifik.
Kedua Pendekatan Analisis Tugas (task analysis) merupakan
pendekatan yang banyak dipakai untuk menentuka isi kurikulum
sekolah kejuruan, terutama di negara-negara yang sudah maju
(Sukamto, 1988). Hal itu didorong oleh banyaknya penelitian, buku
tantang analisis tugas , bahkan di Amerika sudah dihasilkan
Dictionary of Occupation (DoO). Dari sumber-sumber tersebut
selanjutnya dibuat kajian secara sistematis aspek-aspek perilaku dari
persyaratan kerja tertentu yang dijabarkan langsung dari deskripsi
pekekrjaan dan deskripsi tugas. Pendekatan ini dilakukan dengan
memerinci satu bidang bidang keahlian atau pekerjaan kedalam
kewajiban-kewajiban (duties), tugas-tugas (task), kegiatan-kegiatan,
operasi-operasi, dan tahapan tahapan.

22
Dalam melakukan analisis tugas perlu diperhatikan langkah-langkah
menurut Finch and Crunkilton (1999, 148-152) sebagai berikut.
 Melakukan kajian literature dan informasi yang relevan
 Mengembangkan inventori pekerjaan atau jabatan
 Memilih model pekerja yang berkinerja baik sebagai sumber data
 Melaksanakan survey analiais tugas di lapangan
 Menganalisis hasil survei untuk dijabarkan menjadi kurikulum dan
kegiatan belajar di sekolah.
Pada pelaksanaanya, langkah awal yang perlu dilaksanakan dalam
analisis tugas adalah menetukan jabatan-jabatan yang akan dianalisa.
Pemilihan dapat melalui orang ahli yang berpengalaman di DUDI
yang kemudian hasilnya sebagai acuan untuk perumusan isi
kurikulum.
b) Metode
Materi yang baik tidak akan bisa mencapai tujuan jika metode
pembelajaran yang digunakan tidak tepat. Penyesuaian metode yang
digunakan menjadi kekuatan tersendiri dalam ketercapaian tujuan
pendidikan. Jika kurikulum yang dikembangkan merupakan kurikulum
kejuruan, maka metode yang tepat yang diajarkan adalah metode yang
sesuai dengan tuntutan kompetensi. Isi dari metode berupa model,
strategi, dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran yang tepat
untuk digunakan pada pendidikan kejuruan adalah model
pembelajaran Work Based Learning (WBL). Pada model ini, siswa
dihadapkan pada pembelajaran yang berbasi dunia kerja. Namun,
model ini mebutuhkan biaya yang cukup besar. Terdapa model lain
yang dianggap tepat untuk keterbatasan biaya pendidikan yaitu model
Project Based Learning (PBL). Model PBL mengharuskan siswa
membuat suatu produk jadi sebagai hasil dari pembelajaran.

23
3) Tahap Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari kurikulum tersebut. Pada
bagian ini, hasil dari analisis konten dan motode melalui berbagai
pertimbangan di kembangkan. Hasilnya adalah penentuan materi ajar dan
strategi penyampaian bahan ajar. Di samping itu kurikulum juga harus
dikaji secara pertahap.

4) Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan untuk melihat apakah kurikulum


yang telah dibuat telah sesuai dengan tujuan atau telah berjalan secara
efektif. Evaluasi memiliki banyak jenisnya. Evaluasi yang tepat untuk
dilakukan adalah evaluasi Formatif dan Surmatif. Evaluasi formatif
menggunakan data untuk membuat penilaian tentang seberapa baik
sebagian proses telah mencapai hasil yang diharapkan. Tujuan evaluasi
formatif adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi desain
produk akhir. Ini juga menyediakan data dasar dan meletakkan dasar
untuk evaluasi sumatif (yaitu, jumlah semua bagian). Tujuan dari evaluasi
sumatif adalah untuk melangkah mundur, meletakkan semua bagian
bersama-sama, dan membuat penilaian mengenai seberapa baik
keseluruhan hasil yang diharapkan telah tercapai.

24
PERENCANAAN

1. Needs Assesment
(Analisis
Kebutuhan)
2. Penentuan
Tujuan
KONTEN DAN
METODE

1. DACUM
2. Task Analysis

IMPLEMENTASI

1. Bahan ajar
2. Metode/strategi
penyampaian
bahan ajar

EVALUATION

Evaluasi Formatif
dan Surmatif

Gambar 06. Bagan Pengembangan Kurikulum yang Sederhana

D. Tamplate Model Pengembangan Kurikulum Bagi Guru Sekolah Kejuruan

Berdasarakan kajian di atas, berikut tamplate Pengembangan Kurikulum.


Medel ini dibuat sederhana agar dapat menyeseuakan dengan keadaan guru
disekolah baik dari sisi pembuatan dan pelaksanaanya.

25
KURIKULUM KEJURUAN
A. PERENCANAAN
1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan di sini mengacu pada kebutuhan, isu, dan masalah.


Dapat berupa keadaan masyarakat yang dilihat dari kekuatan dan kelemahan.
Keadaan ini mengacu pada potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Acuan lain dapat berupa kebutuhan dari pengguna lulusan seperti
pekembangan industri yang menuntuk keterampilan baru bagi calon tenaga
kerja. Analisis lain juga dapat mengacu pada permasalahan pendidikan terkait
ketidaktercapainya tujuan pendidikan.

Analisis ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu analisis organisasi,


analisis tugas, analisis personal dapat dilakukan dengan beberapa metode
yang bisa dilakukan untuk melakukan analis kebutuhan yaitu dengan metode
Observasi, Angket, Wawancara, Fokus Grub Diskusi (FGD), Dokumentasi,
dan Teknologi Internet dengan batuan Software.. Berikut contoh instrumen
analisis kebutuhan seperti pada gambar 07 dan 08.

SKOR JUMLAH
No INDIKATOR YANG DIAMATI
Ya Tidak
I. Aspek Pengetahuan
1 Para peserta mengetahui fungsi dari menu bar Corel Draw
2 Para peserta mengetahui teknik desain hiasan naturalis
3 Para peserta mengetahui teknik desain hiasan geometris
4 Para peserta mengetahui teknik desain hiasan dekoratif
5 Para peserta mengetahui teknik desain hiasan inovatif
6 Para peserta mengetahui fungsi dari semua desain hias
II. Aspek Keterampilan
7 Para peserta dapat cara mengaplikasikan CorelDraw
8 Para peserta dapat mendesai hiasan naturalis dengan CorelDraw secara benar
9 Para peserta dapat mendesai hiasan geometris dengan CorelDraw secara benar
10 Para peserta dapat mendesai hiasan dekoratif dengan CorelDraw secara benar
11 Para peserta dapat mendesai hiasan inovatif dengan CorelDraw secara benar
12 Para peserta dapat mendesai hiasan secara runtut dengan CorelDraw
Total

Gambar 07. Instruen Analisis Kebutuhan Penilaian Organissi

26
ANGKET PELATIHAN TATA BUSANA

Isilah angket berikut dengan sebenar-benarnya. Agket ini bukan sebagai bahan
penilaian, tetapi sebagai acuan menu pelatihan yang akan dilaksanakan, sehingga
kesungguh-sungguhan peserta dalam mengisi sangat penting.

Berilah tanda silang (X) pada jawaban anda. Keterangan:

SP : Sangat Penting
P : Penting
TP : Tidak Penting
STP : Sangat Tidak Penting
Nama: ___________________ No. Peserta: ___________ Tanggal: ________

JAWABAN
NO PERTANYAAN
SP P TP STP
1 Dapat menjelaskan dan membuat desain hiasan naturalis
2 Dapat menjelaskan dan membuat desain hiasan geometris
3 Dapat menjelaskan dan membuat desain hiasan geometris
4 Dapat menjelaskan dan membuat desain hiasan inovatif
5 Dapat menggunakan CorelDraw
6 Dapat membuat semua desain hiasan dengan CorelDraw
7 Dapat membuat desain hiasan dengan CorelDraw dengan cepat
8 Dapat menjelaskan sebagian besar fungsi dari menu CorelDraw
Kometar:

Gambar 08. Instrumen Analisis Kebutuhan Penilaian Personal

2. Tujuan Kurikulum

Penentuan tujuan berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan. Tujuan


kurikulum mengacu pada 4 tujuan Tujuan Pendidikan Nasional Kedua
Tujuan Institusional. Ketiga Tujuan Kulikuler (Bidang Studi). Keempat
Tujuan Instruksional (Tujuan Belajar). Tujuan ini menjadi kriteria
keberhasilan.

27
B. KONTEN DAN METODE

Konten kurikulum dapat dihasilkan melalui DACUM dan Analisis Tugas.


DACUM dilakukan dengan membuat workshop yang dikuti oleh pihak-pihak
yang memiliki pengetahuan tentang kebutuhan keterampilan seperti pemerinta,
DUDI, dan pendidik. Hasil dari diskusi dapat sebagai acuan pembuatan konten
dan metode. Selain itu juga dapat dilakukan dengan analisis tugas. Analisis tugas
dilakukan dengan memilih pihak-pihak yang memiliki jabatan dan kemudian
dianalisa informasinya.

Keb. Prospek Biaya Biaya


Jenis Jabatan/Pekerjaan PKK Skor total Ranking
Lap. penemptn investasi implementasi
1 Sekretaris 5 5 4 5 5 24 1
2 Kapster salon 3 4 3 2 3 15 8
3 Pemrogram 4 4 2 3 4 17 6,5
4 Analis kinia 5 3 2 3 3 16 7
5 Operator komputer 5 5 3 3 4 20 3,5
6 Teknisi alat berat 4 3 3 3 4 17 6,5
7 Teknisi mesin industri 5 5 4 4 5 23 2
8 Teknik listrik 5 4 5 4 4 22 3
9 Operator diesel 4 4 4 5 3 20 3,5
10 Asisten apoteker 4 4 5 3 2 18 5
Gambar 09. Instrumen Analisis Tugas Konten dan Metode

Hasil dari analisis ini akan menjadi acuan untuk membuat kompetensi yang akan
dicapai berikut dengan silabusnya.

C. IMPLEMENTASI

Pada tahapan ini, pengemabangan yang dilakukan adalah pada materi


yang akan diajarakan. Materi mengacu pada kompetensi yang ditetapkan. Selain
itu, cara penyampaian materi juga menjadi hal yang perlu ditetapkan disini seperti
memilih model pembelajaran yang tepat beserta strateginya. Proses penilaian
hasil belajar juga mencakup pada bagian ini. Hal yang perlu diperhatikan adalah
bobot jam belajar untuk pembelajaran paraktik dan teori. Pendidikan kejuruan
memiliki bobot jam praktik yang lebih banyak dari pendidikan umum.

D. EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk mengukur pencapaian kurikulum. Evaluasi yang


tepat untuk digunakan adalah evaluasi formatif dan evaluasi surmatif. Namun,
anda dapat menggunakan evaluasi yang anda rasa tepat.

28
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan harus mengacu pada


perkembangan zaman. Di sisi lain juga harus melihat keadaan yang ada, baik
berupa potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Terdapat
beberapa macam model pengembangan kurikulum untuk pendidikan kejuruan
yaitu model Nicholls yang mengacu pada data rasional yang sesuai dengan situasi
yang ada, model Gwen yang memiliki tahapan yang rinci dan kompleks, dan
model Finch yang memiliki karakteristik khusus pada pengembangan kurikulum
kejuruan.

Pengembangan kurikulum yang tepat dan sederhana yang mudah dibuat


dan diterapkan guru adalah kombinasi dari ketiga model tersebut. langkah-
langkah pengembangan kurikulum kejuruan yang sederhana adalah: 1) tahap
perencanaan yang mencakup analisis kebutuhan dan perumusan tujuan; 2) tahap
desain konten dan metod; 3) implementasi yang mencakup pengembangan materi
dan strategi pembelajaran; dan 4) evaluasi.

B. Saran

Pengembangan kurikulum harus melihat berbagai akpek agar dapat


diterapkan. Jika pengembangan kurikulum tidak melihat beberapa aspek tentu
akan menjadi ketimpangan. Sebagai contoh melihat kemampuan daerah atau dana
pendidikan. Pengembangan kurikulum harus benar dan tepat.

29
REFRENSI
Aulbur, Wilfried., CJ, Arvind., Bigghe, Rishi. (2016). WHITEPAPER: Skill
Development for Industry 4.0. BRICS Skill Development Working Group
Finch Curtis.R and Crunkilton. (1984) . Curriculum Development In Vocational And
Technical Education : Planning, Content, and Implementation. Sidney. Allyn
and Bacon Inc
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya.
Noe, Raymond A. 2002. Employee Training and Development. New York: McGraw-
Hill Companies.
Presiden Republik Indonesia. (2016). Instruksi Presiden Nomor 9, Tahun 2016,
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan
Presiden Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 70, Tahun 2013, tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan
Presiden Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor
20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Dengan Rahmat Tuhan
Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia
Sadiyoko, Ali. (2017). Industry 4.0: Ancaman, Tantangan atau Kesempatan?. Oratio
Dies pada: Dies Natalis XXIV Fakultas Teknologi Industri Universitas
Katolik Parahyangan.
Sawi, Gwen El. (1996). Curriculum Development Guide: Population Education for
Non-Formal Education Programs of Out-of-School Rural Youth. Rome:
Food and Agriculture Organization of The United Nations
Triyono, Moch Bruri. (2017). Tantangan Revolusi Industri Ke 4 (I4.0) Bagi
Pendidikan Vokasi. Denpasar-Bali: Seminar Nasional Vokasi dan
Teknologi (SEMNASVOKTEK)

30

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai