Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

SERTA IMPLEMENTASINYA

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan

yang dibimbing oleh

Bapak Didin Widyartono S,So., S.Pd. M.Pd.

Oleh

UCI NUR PRIYANTI

170534529071

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

MARET 2018
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Didin Widyartono selaku dosen
pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan yang telah memberikan arahan
dan bimbingan tentang tata cara menulis makalah yang baik dan benar.
Kurikulum merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi kita, dalam
jenjang pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi menggunakan kurikulum dalam
rencana pembelajarannnya. Kurikulum pada setiap jenjang pendidikan ini tentunya
berbeda-beda karena disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang sedang ditempuh
oleh peserta didik.
Kurikulum SMK merupakan kurikulum yang dirancang sedemikian rupa
untuk mencapai dua tujuan umum yaitu dapat menjadi tenaga kerja yang terampil
yang bisa mengisi lowongan pekerjaan sesuai dengan program keahliannya dan
memperoleh bekal yang cukup untuk melajutkan pendidikan ke jenjang yang kebih
tinggi. Oleh karena itu sudah tidak diragukan lagi bahwa lulusan SMK dapat
diperhitungkan dan mampu bersaing dalam Perguruan tinggi maupun dunia kerja.

Malang, 26 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR. .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI. ........... ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum ...................................................................................... 3

2.1.1 Hubungan Kurikulum Dan Pembelajaran ......................................... 3

2.2 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan ..................... 4

2.2.1 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan................. 6

2.2.2 Pentingnya Tenaga Kerja Yang Terampil......................................... 8

2.2.3 Model Pengembangan Kurikulum PTK ........................................... 9

2.3 Implementasi Kurikulum PTK ......................................................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .......................................................................................................... 12

3.2 Saran................................................................................................................ 12

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................ 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan fasilitas pendidikan untuk membentuk

peserta didik yang kompeten. Sehingga peserta didik yang menempuh pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan layak untuk bersaing di dunia kerja. Untuk itu,

kurikulum pembelajaran perlu dirancang sedemikian rupa. Kurikulum pada Sekolah

Menengah Kejuruan harus disesuaikan dengan keadaan di Industri dan juga cukup

untuk membekali peserta didik apabila mereka ingin melanjutkan pendidikannya.

Pada kondisi saat ini pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan

kejuruan masih belum maksimal. Dapat kita ketahui bahwa teknologi berkembang

dengan pesat, sedangkan perubahan kurikulum itu sendiri membutuhkan waktu yang

cukup lama. () menyatakan bahwa Kurikulum 2013 yang direvisi menjadi Kurikulum

Nasional di Indonesia sudah diimplementasikan 20 tahun yang lalu oleh Negara

Australia. Dua puluh tahun bukanlah waktu yang sebentar, ketertinggalan Indonesia

dalam pengembangan kurikulum memang memerlukan penanganan yang cepat dan

tanggap,

Setelah kurikulum dirancang sedemikian rupa, hendaknya kurikulum dapat

terealisasikan dengan baik dan diharapkan rancangan kurikulum harus sesuai dengan

implementasi di lapangan supaya setiap kegiatan pembelajaran tidak menyimpang

dengan tujuan yang ingin dicapai.


1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum ?

2. Mengapa pengembangan kurikulum sangat penting bagi pendidikan di

Indonesia ?

3. Bagaimana implementasi dari kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan ?

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan pengertian dari kurikulum pendidikan teknologi dan

kejuruan

2. Menyajikan argumentasi dan teori manfaat pengembangan kurikulum

pendidikan teknologi dan kejuruan

3. Menjelaskan implementasi kurikulum di dunia pendidikan tingkat SMK


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan rencana pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan

dimana terdapat interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik untuk

mencapai tujuan dalam waktu yang telah ditentukan. Menurut (Riyanto A.A, 2009:

20) terdapat dua macam kurikulum yaitu kurikulum tertulis dan kurikulum

operasional yang berfokus pada rancangan proses pembelajaran peserta didik. Hal ini

dilakukan supaya peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara maksimal

dan terarah.

Dalam lingkup pendidikan, khususnya kejuruan peran tenaga pendidik dan

peserta didik harus terjadi timbal balik. Cara guru membina, memotivasi dan

membimbing peserta didik merupakan awal mula dari proses pelaksanaan kurikulum.

Disamping itu, peserta didik juga harus mampu berpendapat maupun bertanya supaya

terjadi interaksi yang berguna untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

2.1.1 Hubungan Kurikulum Dan Pembelajaran

Kurikulum dan pembelajaran mempunyai perbedaan yang sangat jelas tetapi

saling berhubungan. Jika kurikulum merupakan rancangan umum yang mencakup

deskripsi, waktu yang dibutuhkan untuk penyampaian materi, buku referensi, silabus

yang terdiri dari standart kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok dan

penilaian. Maka pembelajaran dapat dikatakan sebagai kegiatan belajar untuk mata
pelajaran tertentu dalam rangka memberi pengalaman kepada peserta didik supaya

mereka dapat mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin.

Kurikulum tanpa adanya pembelajaran hanyalah suatu imaginasi. Sedangkan

pembelajaran tanpa adanya kurikulum adalah sia-sia. Karena tidak adanya tujuan

yang ingin dicapai didalamnya. Untuk itu, korelasi antara kurikulum dan

pembelajaran harus dijunjung tinggi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

2.2 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan (PTK)

Pengembangan kurikulum pendidikan adalah perencanaan kesempatan belajar

bagi peserta didik yang dibuat oleh pengembang kurikulum,untuk mengarahkan

peserta didik itu sendiri menuju perubahan yang dapat membawa dampak baik serta

menilai seberapa besar pengembangan tersebut dapat diterima peserta didik. Hal

tersebut tentunya didasarkan pada tujuan nasional. Teknologi maupun industri di

dunia saat ini sudah berkembang dengan pesat. untuk itu kurikulum pendidikan,

khususnya dalam bidang teknologi dan kejuruan perlu pengembangan-pengembangan

dalam menghadapi dunia kerja.

Dalam pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan, menurut

(Widyarti. 2007) ada 7 tahapan yang harus dilalui yaitu yang pertama adalah tahap

studi kelayakan dan kebutuhan. Tahapan ini merupakan langkah dalam menentukan

sebuah kurikulum. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah kunjungan industri,

karena dengan adanya kegiatan tersebut kita dapat mengetahui secara pasti teknisi

seperti apa yang dibutuhkan oleh industri.

Kedua, tahap penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum. Jika kita

sudah menganalisa apa saja yang dibutuhkan di Industri maka hal yang dapat kita
lakukan adalah merancang kurikulum agar ilmu yang dipelajari di Sekolah dapat

sinkron dengan apa yang akan kita lakukan di dunia kerja.

Ketiga, tahap pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum.

Apabila kurikulum sudah dirancang untuk pembiasaan pola kerja pada industri maka

hal tersebut harus ditunjang dengan teknologi-teknologi yang terbaru, karena pada

kenyataannya teknologi di dunia semakin berkembang dengan pesat.

Keempat, tahap Pelaksanaan uji coba kurikulum di Lapangan. Setelah

kurikulum dirancang sedemikian rupa maka harus melalui uji coba pelaksanaan agar

kita dapat mengetahui dampak baik maupun buruk dari rancangan kurikulum yang

kita buat.

Kelima, tahap pelaksanaan kurikulum. Apabila setelah diuji coba kurikulum

tersebut dapat diterima oleh peserta didik maupun tenaga pendidik yang ada di

lembaga-lembaga pendidikan maka kurikulum tersebut dapat dilaksanakan secara

utuh.

Keenam, tahap pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum. Setelah

pelaksanaan sudah mendapatkan suatu output, hendaknya kurikulum tersebut terus

dipantau dan dinilai untuk memperbaiki kecacatan yang ada di dalam kurikulum itu

sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kurikulum akan memiliki kelemahan-

kelemahan.

Ketujuh tahap pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian. Ketika sebuah

kurikulum sudah mendapatkan hasil dari penilaian berbagai pihak maka diperlukan

perbaikan dan penyesuaian guna menciptakan kurikulum yang lebih efisien dan

efektif khususnya bagi peserta didik.


2.2.1 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan

a. Fungsi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Wardiman Djojonegoro (1998 : 35) pernah mengemukakan bahwa

“Pendidikan kejuruan memiliki multi-fungsi yang jika dilaksanakan dengan baik

maka akan berkontribusi besar terhadap pembangunan nasional”.

Menurut Wardiman Djojonegoro (1998 : 35) fungsi dari pendidikan teknologi

dan kejuruan sebagai berikut.

1. Bentuk sosialisasi yaitu menyebarkan nilai-nilai yang telah ada dan berlaku

di masyarakat. hal ini biasanya disebut dengan norma-norma yang meliputi

norma agama, norma sosial, norma adat istiadat dan lain-lain.

2. Kontrol sosial yaitu suatu pelatihan atau pembinaan dalam pendidikan

kejuruan untuk mengontrol perilaku pendidik maupun peserta didik supaya

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sehingga pendidik

maupun peserta didik dapat bekerja sama dengan baik dalam hal

menyampaikan ilmu untuk pendidik dan menerima ilmu untuk peserta didik.

3. Seleksi dan alokasi yaitu memperiapkan calon tenaga kerja sesuai dengan

kebutuhan pasar kerja. Peserta didik harus dibekali dengan ilmu-ilmu yang

berkontribusi secara langsung untuk pasar kerja. Untuk itu, diperlukan

pembaharuan kurikulum secara terstruktur karena teknologi dunia juga

semakin berkembang.
4. Asimilasi dan konservasi budaya yaitu memelihara persatuan dan kesatuan

budaya sehingga konflik-konflik dapat diatasi dengan adanya sikap

menghargai satu sama lain. Hal ini membutuhkan suatu pembinaan.

5. Mempromosikan perubahan demi perbaikan pendidikan yaitu khususnya pada

Pendidikan teknologi dan kejuruan yang berfungsi sebagai pendorong

perubahan. Pesrta didik harus dibekali dengan wawasan ilmu khususnya

dalam dunia usaha dan dunia industri.

b. Tujuan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2004 : 7) tujuan kurikulum

yaitu :

1. Menyiapkan peserta didik yang produktif, mampu bekerja mandiri dan dapat

mengisi lowongan pekerjaan yang ada di pasar kerja sesuai dengan

kompetensi dan keahlian yang telah dipelajarinya.

2. Menyiapkan peserta didik yang dapat memilih kariernya sendiri, ulet dan

gigih dalam beradaptasi di lingkungan kerja serta dapat mengembangkan

kompetensi maupun keahlian yang dimilikinya.

3. Membekali pesrta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni supaya

peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya di

kemudian hari secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi yang sesuai dengan program

keahlian yang telah dipilihnya untuk memaksimalkan kemampuanya.


Menyimak tujuan kurikulum SMK yang telah dijelaskan diatas maka pendidik

SMK harus berupaya semaksimal mungkin untuk menjadikan peserta didik

manusi yang produktif yang mampu mengisi lowongan pekerjaan sesuai dengan

keahliannnya untuk menjadi seorang tenaga kerja yang profesional.

2.2.2 Pentingnya Tenaga Kerja Yang Terampil

Kemampuan lulusan SMK sangat berpengaruh pada kualitas produksi di

dunia usaha maupun industri. Dalam rangka meningkatkan kualitas produksi maka

perlu dilakukan perbaikan dan pembaharuan pembelajaran yang harus dilakukaan

oleh tenaga pendidik.

Untuk mewujudkan tenaga kerja yang terampil yang dapat berkontribusi bagi

dunia kerja diperlukan pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Peserta

didik juga harus belajar beradaptasi dengan lingkungan kerja untuk menunjang hal

tersebut di SMK diadakan PKL atau yang sering disebut Praktik Kerja Lapangan

yang dimana peserta didik belajar menyesuaikan diri dengan keadaan dunia kerja,

Tenaga kerja yang terampil sangat dibutuhkan oleh dunia kerja karena ia

mampu berkontribusi untuk perkembangan dunia usaha atau indutri. Dengan bekal

ilmu yang ia miliki, ia akan mampu menghadapi persaingan global dan bisa

menciptakan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan kualitas produkssi dari suatu

industri serta dapat meminimalisir pengangguran.

2.2.3 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tekonologi Dan Kejuruan


Model pengembangan kurikulum, khususnya dalam Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan (PTK) ada beberapa macam (Sukamto. 1998) menyatakan model yang

pertama adalah Subject-Centered Curriculum dimana ada dua jalur yang ditempuh

peserta didik yaitu jalur akademik dan jalur kejuruan. Kelemahan dari model

kurikulum ini masih terlihat kaku dan tidak cocok untuk peserta didik yang memiliki

beragam potensi dalam dirinya. Kelebihannya ketika ia ingin menuju pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi ia masih dibekali ilmu yang cukup. Sedangkan jika

peserta didik ingin bekerja setelah lulus dari sekolah menengah maka peserta didik

mampu menyesuaikan diri dengan cepat.

Kedua Kurikulum Inti yaitu rancangan kurikulum dimana mata pelajaran yang

akan ditempuh oleh peserta didik dibagi menjadi 2 yaitu mata pelajaran wajib dan

mata pelajaran yang tidak wajib namun dapat diambil sebagai mata pelajaran efektif.

Pada model kurikulum ini peserta didik diberi kesempatan untuk memilih mata

pelajaran sesuai bakat dan minatnya. Kegiatan pembelajaran akan dikupas secara

mendalam sesuai dengan mata pelajaran yang diambil.

Lalu, Clastered-Based curriculum merupakan kurikulum yang memberi

kesempatan pada peserta didik untuk tidak mengikuti program kejuruan secara

spesifik.

Selanjutnya Kurikulum Berdasarkan Kompetensi yaitu suatu sistem

pembelajaran dimana peserta didik diberi modul yang dapat ia pelajari secara

individual.
Yang terakhir adalah Kurikulum terbuka yaitu proses pembelajaran yang

dapat dipahami peserta didik meskipun dengan cara individual, perbedaan tugas staff

dan personal penunjang, penggunaan multimedia serta paket instruksional.

2.3 Implementasi Kurikulum Pendidikan Tekonologi Dan Kejuruan

Implementasi kurikulum tidak hanya berada pada tanggung jawab guru, tetapi

juga pemerintah atau lembaga pendidikan, kepala sekolah dan masyarakat pada

uumnya. Namun dalam hal ini guru memang menjadi ujung tombak yang ada di

lapangan yang harus bisa berinteraksi dengan peserta didik supaya pembelajaran yang

dilakukan mampu dipahami oleh peserta didik. Fasilitas pendidikan juga merupakan

komponen yang perlu diperhatikan untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik,

karena masih banyak wilayah di Indonesia yang minim dengan fasilitas pendidikan.

Hal ini menyebabkan implementasi kurikulum tidak merata. Yang berdampak pada

rendahnya kualitas calon tenaga kerja.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan khususnya SMK maka

semua pelaku pendidikan harus berkontribusi dengan baik. Pemerintah harus

membuat kebijakan-kebijakan yang tidak kaku dan memenuhi fasilitas pendidikan

secara merata. Kepala sekolah harus mampu memotivasi peserta didik dan

mengevaluasi tenaga pendidik supaya ia dapat merancang dengan baik strategi

pembelajaran yang efektif dan efisien. Sehingga materi pembahasan yang

disampaikan bisa menyesuaikan dengan keadaan dunia kerja yang akan membuat

peserta didik tidak canggung dan mampu bekerja sesuai dengan kompetensinya di

dunia kerja. Masyarakat disini juga dapat berkontribusi dengan cara mengajarkan

norma-norma yang telah ada dan berlaku di masyarakat sehingga peserta didik
mampu untuk membedakan bagaimana ia harus bersikap dengan sebaya maupun

yang lebih tua darinya.


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kurikulum merupakan suatu rencana kegiatan pembelajaran yang di sah-kan

oleh lembaga pendidikan dimana tanggung jawab keterlaksanaannya di masing-

masing sekolah dipegang oleh kepala sekolah. Dilaksanakan oleh pendidik serta

peserta didik dengan kontribusi dari masyarakat sekitar.

Pengembangan kurikulum sangat penting dikarenakan perkembangan IPTEK

yang pesat dan persaingan pasar tenaga kerja yang semakin bebas. Untuk itu

dibutuhkan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kompetensi dan keahliannya

untuk dapat menghadapi persaingan yang ada dan dapat mengisi lowongan pekerjaan

yang tersedia.

Implementasi kurikulum masih belum maksimal, hal ini dikarenakan belum

adanya keseimbangan antara komponen-komponen yang digunakan untuk menunjang

keterlaksanaan kurikulum. Tetapi perbaikan dan perbaharuan terus dilaksanakan

untuk mencapai tujuan dari kurikulum yang berlaku saat ini.

Untuk itu, pengembanagan kurikulum teknologi dan kejuruan harus ditangani

dengan memperhatikan banyak faktor, antara lain yaitu komponen-komponen dalam

pendidikan kejuruan yang meliputi pelaku pendidikan, fasilitas, sarana dan prasarana,

serta selalu up to date dengan perkembangan IPTEK.

3.2 Saran

Pengembangan kurikulum untuk SMK hendaknya selalu disesuaikan dengan

keadaan industri. Namun juga tidak mengesampingkan pembekalan ilmu untuk


melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pemerintah dengan

kekuasaannya harus dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan

perkembangan teknologi dunia dan meratakan fasilitas pendidikan yang ada. Guru

atau tenaga pendidik sebagai penyaji materi setidaknya harus mempunyai empat

kompetensi, yaitu kompetensi professional, kompetensi pedagogic, kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial.


DAFTAR RUJUKAN

Riyanto A. A. 2009. Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, Pengembangan

Serta Implementasinya. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Widiyarti. 2007. Pengembangan Kurikulum Teknologi dan Kejuruan Menghadapi

Era Globalisasi. Tuban : Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.

Bahri, S. 2017. Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannnya. Banda Aceh :

IAIN Ar-Raniry

Sukamto. 1998. Perencanaan dan Pengembangan Pendidikan dan Kejuruan. Jakarta

: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta.

Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah

Menengah Kejuruan. Jakarta : PT. Jayakarta Agung Offcit.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2004). Kurikulum dan GBPP SMK Tahun

2004. Jakarta : Dirjendikdasmen.

Kurniawan, D. 2011. Model dan Organisasi Kurikulum. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Djohar, A. (2007). Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Dalam Ilmu dan Aplikasi

Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Hal. 1285-1300.

Arifin, Z. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Rastro. 2016. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai