DOSEN PENGAMPU:
Dra. Suprayekti, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga Karya tulis
ilmiah yang berjudul “Inovasi Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis IPTEK
Melalui Kurikulum STP (Smart Technology Productive)” dapat tersusun dan terselesaikan
tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Landasan
Pendidikan di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. yang telah diberikan oleh Ibu Dra.
Suprayekti, M.Pd.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Suprayekti,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan, yang telah ikut serta membantu dan
membimbing penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini telah kami susun dengan saling berbagi pikiran dan pendapat satu
sama lain, sehingga tugas Landasan Pendidikan ini dapat terselesaikan. Terlepas dari itu semua,
kami menyadari keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami sehingga penulisan karya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan arahan
maupun kritik yang dapat menjelaskan kesalahan yang kami perbuat, demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Penyusun
Kurikulum Berkualitas
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
PRODUCTIVE) .................................................................................................... 19
PRODUCTIVE) .................................................................................................... 22
LAMPIRAN .................................................................................................................. 29
Kurikulum Berkualitas
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 11: Proses pembuatan dan pembahasan hasil kuesioner melalui google form
menggunakan zoom cloud meeting ................................................................ 36
Gambar 12: Proses pembuatan poster promosi Kurikulum STP (Smart Technology
Productive) .................................................................................................... 35
Gambar 13: Proses pembahasan dan penyusunan karya tulis ilmiah ............................... 35
Kurikulum Berkualitas
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum yang baik selain dapat mencapai semua tujuan pendidikan akan
tetapi juga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh pendidik. Selain itu juga mengacu
pada perkembangan zaman. Kurikulum SMK berbeda dengan Kurikulum pada
umumnya, karena SMK mengacu pada penguasaan kompetensi. Kurikulum yang ada
dianggap oleh banyak pengajar di SMK tidak relevan dengan kompetensi di SMK,
sehingga diperlukan pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan
zaman, dapat dikembangkan langsung oleh pendidik, model pengembangan yang
sederhana, dan mudah untuk diaplikasikan.
Oleh sebab itu di harapkan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan harus
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, karena sekarang merupakan abad
Kurikulum Berkualitas
1
revolusi industri 4.0 dan era smart society 5.0 yang memaksa kita untuk berhenti gagap
teknologi.
Dari latar belakang yang telah ditulis, penulis memberikan identifikasi masalah
yang akan dijadikan bahan karya tulis ilmiah sebagai berikut:
1. Kurikulum SMK yang digunakan tidak selaras dengan kompetensi sesuai pengguna
lulusan (link and match) sehingga belum mampu memenuhi tuntutan dunia kerja,
dunia industri dan dunia usaha.
2. Kemajuan pesat di sektor industri dan teknologi yang menuntut pergeseran
paradigma pendidikan kejuruan sehingga kurikulum pun harus berkembang.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pembaruan
kurikulum pembelajaran SMK dengan berbasis IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi)
Dari identifikasi masalah yang telah ditulis, penulis menyusun rumusan masalah
yang akan dijadikan bahan karya tulis ilmiah sebagai berikut:
1. Bagaimana kurikulum sekolah menengah kejuruan yang sesuai dengan
perkembangan zaman?
2. Apa yang dimaksud dengan kurikulum STP (Smart Technology Productive)?
3. Bagaimana perencanaan dan penerapan kurikulum STP (Smart Technology
Productive)?
4. Bagaimana pengelolaan, pengawasan, dan evaluasi dari Kurikulum STP (Smart
Technology Productive)?
Karya tulis ilmiah ini ditulis dengan tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan mampu mengembangkan kurikulum sekolah menengah
kejuruan sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Untuk mengetahui dan memahami kurikulum STP (Smart Technology Productive)
3. Untuk mengetahui proses perencanaan dan penerapan kurikulum STP (Smart
Technology Productive)
4. Untuk mengetahui proses pengolaan, pengawasan, dan evaluasi dari kurikulum STP
(Smart Technology Productive)
Kurikulum Berkualitas
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Sesuai dengan Permendikbud No.70 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan
struktur kurikulum SMK, terdapat sembilan bidang keahlian untuk SMK yaitu: (1)
Teknologi dan Rekayasa; (2) Teknologi Informasi dan Komunikasi; (3) Kesehatan;
(4) Agribisnis dan Agroteknologi; (5) Perikanan dan Kelautan; (6) Bisnis dan
Manajemen; (7) Pariwisata; (8) Seni Rupa dan Kriya; dan (9) Seni Pertunjukan.
Masing-masing dari bidang keahlian tersebut memiliki program keahlian, dan
masing-masing program keahlian memiliki paket keahlian tertentu.
SMK sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah memiliki tujuan sebagai
berikut:
a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
b) Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan
bertanggung jawab.
c) Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman
budaya bangsa Indonesia.
d) Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak.
e) Menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat,
memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.
Kurikulum Berkualitas
3
2.1.2 Karakteristik Pendidikan Kejuruan
Menurut Finch (1984: 14) terdapat beberapa karakteristik dari kurikulum
pendidikan kejuruan yaitu: “orientation, justification, focus, in-school success
standards, out-of-school success standards, school-workplace-community
relationships, federal involvement, responsiveness, logistics, and expense” yang
berarti orientasi, justifikasi, fokus, standar kesuksesan sekolah, standar kesuksesan
di luar sekolah, hubungan dengan masayarakat, tanggung jawab negara, logistic, dan
biaya. Selain memiliki karakteristik tersendiri, kurikulum pendidikan kejuruan juga
mengacu pada tiga prinsip dari pendidikan kejuruan yaitu the principle of
accessibility, the principle of integration, and the principle of partnership.
A. Kompetensi Inti
Kurikulum Berkualitas
4
SMK/MAK pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap
kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi
dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama
pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMK/MAK dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Kurikulum Berkualitas
5
ingin tahunya tentang tahunya tentangilmu ilmu pengetahuan,
ilmu pengetahuan, pengetahuan, teknologi, seni,
teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
budaya, dan budaya, dan dengan wawasan
humaniora dalam humaniora dalam kemanusiaan,
wawasan wawasan kebangsaan,
kemanusiaan, kemanusiaan, kenegaraan, dan
kebangsaan, kebangsaan, peradaban terkait
kenegaraan, dan kenegaraan, dan penyebab fenomena
peradaban terkait peradaban terkait dan kejadian dalam
penyebab fenomena penyebab fenomena bidang kerja yang
dan kejadian dalam dan kejadian dalam spesifik untuk
bidang kerja yang bidang kerja yang memecahkan masalah.
spesifik untuk spesifik untuk
memecahkan memecahkan masalah.
masalah
4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan mencipta
ranah konkret dan ranah konkret dan dalam ranah konkret
ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait dan ranah abstrak
dengan dengan terkait dengan
pengembangan dari pengembangan dari pengembangan dari
yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di
sekolah secara sekolah secara sekolah secara mandiri,
mandiri, dan mampu mandiri, bertindak dan mampu
melaksanakan tugas secara efektif dan melaksanakan tugas
spesifik di bawah kreatif, dan mampu spesifik di bawah
pengawasan melaksanakan tugas pengawasan langsung.
langsung. spesifik di bawah
pengawasan
langsung.
B. Mata Pelajaran
Kurikulum Berkualitas
6
ALOKASI WAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
X XI XII
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi
3 3 3
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
3 3 3
dan Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah jam pelajaran kelompok
24 24 24
A dan B per minggu
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Mata pelajaran peminatan
24 24 24
kejuruan
Jumlah jam pelajaran kelompokA,
48 48 48
B, dan C per minggu
Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran
yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi
dengan muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,
sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang
diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.
Kurikulum Berkualitas
7
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2
aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek
yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti
setiap semesternya. Salah satu aspek mata pelajaran yang dipilih harus
sesuai dengan program keahlian yang diikutinya, dalam rangka
memperkaya dan meningkatkan kualitas keahlian yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja.
i. Praktek kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok
selama setengah semester (sekitar 3 bulan); dapat pula dengan cara masuk
3 hari dalam seminggu, setiap hari 8 jam selama 1 semester.
j. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B dapat
dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan
Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama
penilaian.
k. SMK/MAK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
bersama dengan institusi pasangan, yang memadukan secara sistematis dan
sistemik program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di institusi pasangan,
terarah ubtuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
l. Khusus untuk Madrasah Aliyah Kejuruan struktur kurikulum dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian
Agama.
m. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib),
usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya
sesuai dengan kondisi dan potensi masing- masing satuan pendidikan.
1. Mata Pelajaran Umum
Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
Kurikulum Berkualitas
8
kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang
sosial, budaya, dan seni.
2. Mata Pelajaran Peminatan Kejuruan
Mata pelajaran peminatan kejuruan merupakan program kurikuler yang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan dalam bidang keahlian, program keahlian, dan paket keahlian.
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C1 ditetapkan oleh Menteri,
sedangkan mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan kelompok C3
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
a. Model Nicholls
b. Model Finch
Pada pendidikan kejuruan memiliki tujuan berbeda dari pendidikan pada umumnya.
Hal ini membuat pengembangan kurikulum menjadi berbeda dengan yang lainnya.
Kurikulum Berkualitas
9
Finch dalam bukunya membahas khusus pengembangan kurikulum untuk sekolah
kejuruan yang mencakup perencanaan, konten, dan implementasi. Kurikulum
kejuruan dapat dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Gambar 1: Bagan Pengembangan Kurikulum Model Finch (sumber: Finch, 1999: 23)
c. Model Gwen
Model pengembangan lain yang juga dapat sesuai dilakukan untuk mengembangkan
kurikulum pendidikan kejuruan adalah model yang dikembangkan oleh Gwen
melalui Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO). Model ini
memiliki ciri khusus dibandingkan dengan model yang dikembangkan Finch. Model
yang dikembangkan Gwen pada pelaksanaanya mencapai tahap evaluasi. Berikut
bagan alur dari model pengembangan kurikulum oleh Gwen.
Kurikulum Berkualitas
10
mengadakan penilaian dan analsis kebutuhan; 2) Konten dan metode yang meliputi
hasil yang dinginkan negara (tujuan pendidikan nasional), pemilihan konten, dan
merancang metode pembelajaran Experiential; 3) Implementasi yang meliputi
menghasilkan produk kurikulum, menguji dan merevisi kurikulum, merekrut dan
melatih relawan/fasilitator, dan melaksanakan kurikulum; dan 4) Evaluasi dan
pelaporan yang meliputi strategi evaluasi dan melaporkan dan mengamankan sumber
daya.
Tanpa teknologi, Pendidikan akan sulit menciptakan peserta didik yang mampu
berpikir kritis karena tidak adanya alat bantu dalam mengikuti perkembangan era
modern saat ini dan tanpa teknologi akan melahirkan banyak orang yang tidak
bertanggung jawab dan berkemungkinan lebih besar menimbulkan dampak negatif
karena penggunaannya yang tidak terkendali dan penelitian tentang sikap peserta
didik dan perilaku individu dalam organisasi telah menekankan perlunya
mempertimbangkan lingkungan alam sebagai pemangku kepentingan dalam haknya
sendiri (Priadi, Fatria, Nadiroh, Sarkawi, & Oktaviani, 2018).
Kurikulum Berkualitas
12
“(1) Ketidakpenguasaan materi KTSP, (2) Informasi tentang kurikulum.”(SMG)
“SDM yang masih kurang paham tentang IT...”(SMGG)
“penentuan penilaian di dalam raport, penentuan kriteria kelulusan siswa.” (PGRS).
“Penggalian muatan lokal yang sesuai dengan daerah untuk diterapkan ke dalam mata
pelajaran.” (BLR)
Bentuk keterlibatan dan kerjasama antara SMK dengan DUDI semacam ini
biasa disebut dengan link and match (keterkaitan dan kesepadanan). Konsep link and
match antara dunia pendidikan dan industri adalah ideal, ada hubungan timbal balik
untuk dilakukan, akan ada keterkaitan antara pemasok tenaga kerja dengan
penggunanya. Adanya hubungan timbal balik ini membuat SMK dapat menyusun
kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini ada tiga komponen
yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan program link and match yaitu
SMK, dunia kerja (perusahaan) dan pemerintah (Hadam et al. 2017, p. 73).
Idealnya disetiap satuan pendidikan ada sumber daya khusus yang menangani
masalah kurikulum. Jika ada SDM khusus pengembang kurikulum harapannya
sekolah lebih siap dalam menghadapi perubahan dan adaptasi maupun adopsi
Kurikulum Berkualitas
14
kurikulum baru sehingga konsep kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah
pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sama dengan apa yang
dipahami oleh setiap pendidik di negeri ini dan harapannya mampu meningkatkan
mutu pendidikan Indonesia.
Kurikulum Berkualitas
15
BAB III
PEMBAHASAN
Kualitas dari Kurikulum STP ini dapat dilihat dari pemenuhan syarat untuk
Standar Nasional Pendidikan Sekolah Kejuruan/ Madrasah Aliah Kejuruan menurut
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Permendikbud
No. 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK. Standar
yang telah dipenuhi oleh Kurikulum STP ini dapat dilihat berdasarkan uraian yang
terdapat pada bagian 2.1 dan 2.2 dalam karya tulis ilmiah ini.
SMART
1. Kurikulum bertujuan untuk mencerdaskan peserta didik.
2. Kurikulum berisi materi-materi pembelajaran yang dapat menciptakan peserta
didik yang cerdas dan berkarakter tanpa tertinggal perkembangan teknologi.
3. Hasil pembelajaran melalui kurikulum ini diharapkan mampu menjadikan
peserta didik yang cerdas dan berkarakter dengan dibantu oleh perkembangan
teknologi.
Kurikulum Berkualitas
16
TECHNOLOGY
1. Kurikulum pembelajaran ini berbasis IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
2. Saat proses pembelajaran, pendidik mengaitkan pengaplikasian materi yang
diajarkan dengan teknologi seperti pemaparan materi dengan penampilan
video/film dengan menggunakan projector dan presentasi melalui Power Point
kemudian pemberian tugas melalui website sekolah, Quziz, Kahoot dan aplikasi
pembelajaran lainnya yang dapat membuat peserta didik tidak jenuh dengan
metode pembelajaran yang hanya memakai kertas.
3. Dalam pembelajaran, pendidik juga harus siap membantu peserta didiknya,
walaupun sedang tidak dalam/tidak bisa melakukan pembelajaran di kelas,
dengan memanfaatkan teknologi sebagai penghubung seperti penggunaan Zoom
Cloud Meetings, Google Meet, WhatsApp atau aplikasi lainnya untuk
berkomunikasi dengan peserta didiknya.
4. Saat kegiatan praktikum, pihak sekolah diharapkan bisa memberikan alat peraga
yang tidak tertinggal perkembangan teknologi dan pendidik harus bisa
memberikan arahan dalam penggunaan alat-alat tersebut.
5. Hasil pembelajaran melalui kurikulum ini diharapkan mampu menjadikan
peserta didik yang mampu mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0 dan
era smart society 5.0.
PRODUCTIVE
1. Kurikulum ini juga tidak hanya dapat menciptakan peserta didik cerdas dan
berkarakter yang tidak gagap teknologi saja, tetapi juga diharapkan dapat
menciptakan peserta didik yang dapat memberikan kontribusi bagi
lingkungannya.
2. Kurikulum pembelajaran menyertakan kegiatan yang menumbuhkan kreativitas
dan inovasi peserta didik.
3. Saat kegiatan praktikum, pendidik memberikan kebebasan peserta didik untuk
berkreasi agar peserta didik dapat menemukan inovasi maupun pembaruan dari
teknologi yang sudah ada terkait bidang kejuruan yang digeluti, tetapi tetap
mengikuti arahan dan SOP yang berlaku.
4. Hasil pembelajaran diharapkan mampu menjadikan peserta didik pribadi yang
berpikir dan berperilaku kreatif dan inovatif, dan juga menjadikan peserta didik
memiliki semangat tinggi untuk melakukan perubahan dan kemajuan teknologi
terkait bidang kejuruan yang digeluti.
Kurikulum Berkualitas
17
3.1.2. Hakikat Kurikulum STP (Smart Technology Productive)
Kurikulum STP (Smart Technology Productive) adalah pengembangan
kurikulum berbasis IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Pendidikan
mengharuskan selalu untuk mengembangkan kurikulum guna menyesuaikan dengan
kebutuhan Industri. Indonesia sendiri telah mengeluarkan kurikulum yang
dinamakan kurikulum 2013. Pada proses pembelajarannya, kurikulum 2013 mengacu
pada 5 tahapan yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Pada sisi model pembelajaran yang digunakan berupa model
pembelajaran kooperatif, problem based learning, project based learning, dan lain
sebagainya. Namun, pada penguasaan teknologi khususnya teknologi informasi
belum digunakan secara maksimal. Pembelajaran masi didominasi dengan buku tulis.
Sehingga untuk dapat menyesuaikan dengan RI 4.0 yang berbasis internet dan alat
bantu komputer atau smartphone maka kurikulum perlu dikembangakan agar dapat
mencapai tujuan pendidikan kejuruan. Pada pengembangannya, model
pengembangan kurikulum menjadi hal yang penting untuk ditentukan. Pada
Kurikulum STP (Smart Technology Productive) yaitu kurikulum berbasis IPTEK ini,
model-model yang relevan untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan adalah
model Nicholls, Finch, dan Gwen seperti yang sudah di jelaskan pada bagian 2.1.4.
Visi :
Menjadikan kurikulum sekolah menengah kejuruan yang menghasilkan lulusan
yang unggul pada skala nasional dan internasional di tengah tengah revolusi
industri 4.0 dan era smart society 5.0.
Misi :
1. Menyelenggarakan Kurikulum pendidikan kejuruan yang berkualitas
untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, kompetitif, berkarakter, dan
memiliki daya saing tinggi didukung oleh perkembangan IPTEK.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran secara reguler sebagai
implementasi kurikulum berbasis IPTEK
3. Menyelenggarakan pembelajaran khusus mengenai era smart society 5.0
terhadap inovasi industri 4.0
Kurikulum Berkualitas
18
3.2 PERENCANAAN KURIKULUM STP (SMART TECHNOLOGY PRODUCTIVE)
Kurikulum Berkualitas
19
perumusan pengalaman belajar yang akan ditempuh oleh siswa nantinya.
Bedanya pada pendidikan kejuruan menekankan pada penguasaan kompetensi
yang berbentuk keterampilan hard.
4.) Metode
Materi yang baik tidak akan bisa mencapai tujuan jika metode pembelajaran
yang digunakan tidak tepat. Penyesuaian metode yang digunakan menjadi
kekuatan tersendiri dalam ketercapaian tujuan pendidikan. Jika kurikulum yang
dikembangkan merupakan kurikulum kejuruan, maka metode yang tepat yang
diajarkan adalah metode yang sesuai dengan tuntutan kompetensi. Isi dari
metode berupa model, strategi, dan pendekatan pembelajaran. Model
pembelajaran yang tepat untuk digunakan pada pendidikan kejuruan adalah
model pembelajaran Work Based Learning (WBL). Pada model ini, siswa
dihadapkan pada pembelajaran yang berbasis dunia kerja. Namun, model ini
mebutuhkan biaya yang cukup besar. Terdapa model lain yang dianggap tepat
untuk keterbatasan biaya pendidikan yaitu model Project Based Learning (PBL).
Model PBL mengharuskan siswa membuat suatu produk jadi sebagai hasil dari
pembelajaran.
Kurikulum Berkualitas
20
sama, dan membuat penilaian mengenai seberapa baik keseluruhan hasil yang
diharapkan telah tercapai.
Tempat Pendidikan
No. Mata Pelajaran Proporsi
Jalur 1 Jalur 2 Jalur 3
1 Kurikulum Nasional 10%
2 Dasar-dasar Komunikasi 5%
3 Matematika Terapan 5% Sekolah/ Sekolah/
Sekolah/ Lembaga Lembaga
4 Komputer 5% Lembaga Pendidik Pendidik
Pendidik an an
5 Metoda Ilmiah 5%
an Vokasi Vokasi
6 Bahasa Indonesia 5% Vokasi
7 Bahasa Inggris 5%
Project Work and
8 10% Teaching
Enterpreneurship DUDI
Factory
9 Praktek Kejuruan 50% DUDI
Nama-nama mata pelajaran itu sifatnya tidak mengikat. Yang penting esensi
silabus mata pelajaran tersebut tercermin dari namanya. Sesungguhnya nama-nama
mata mata pelajaran di atas diperlukan untuk proses pendidikan di sekolah. Jika
proses pendidikan pembentukan kompetensi dilakukan di DUDI atau teaching
factory mata pelajarannya melebur dengan kegiatan sehari-hari yang dilakukan siswa
di tempat kerja
Kurikulum Berkualitas
21
Penerapan Kurikulum STP (Smart Technology Productive) ini sangat tergantung
di mana tempat pendidikan berlangsung. Jika tempat pendidikan di sekolah/kampus
pendidikan vokasi, maka strategi-strategi di bawah ini relevan untuk dipakai. Namun,
jika tempat pendidikan di DUDI dan di teaching factory, maka strategi yang paling
tepat adalah learning by doing, dengan diikuti metode evaluasi performance test.
Untuk memberikan gambaran strategi pembelajaran mana yang akan dipilih di
sekolah, di bawah ini disampaikan contoh-contoh strategi pembelajaran yang bisa
dipakai.
1. Teori dan praktek komunikasi (presentasi dan diskusi)
2. Aplikasi teori matematika dalam kehidupan sehari-hari
3. Teori dan aplikasi computer untuk berbagai keperluan
4. Melakukan penelitian laboratorium/lapangan
5. Membuat karya ilmiah dalam bahasa Indonesia Baku
6. Teori dan praktek bahasa Inggris (reading, listening, conversation)
7. Project work dan praktek kewirausahaan
8. Praktek kejuruan di bengkel/laboratorium/lapangan
a. Pemantauan
(a) Pemantauan Langsung
Pengertian pemantauan langsung adalah pemantauan yang dilakukan dengan
cara mengunjungi lokasi proyek. Dengan cara demikian petugas dapat secara
bebas mengumpulkan informasi yang diperlukan. Agar pengumpulan
informasi dapat berjalan secara efesien maka diperlukan strategi
pengumpulan data yaitu;
Kurikulum Berkualitas
22
1. Mempersiapkan instrument pengumpulan data ; misalnya dengan
menyiapkan daftar isi.
2. Menggali informasi pada orang-orang penting yang memegang posisi
dalam pelaksanaan kurikulum tersebut.
3. Melakukan pemantauan langsung ke lapangan dan petugas dapat
mencatat informasi yang diperlukan sesuai dengan kehendaknya (Proses
pemantauan berpedoman pada visi dan misi kurikulum STP).
b. Supervisi
1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
2. Supervisi diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan,
pengaplikasian, dan konsultasi.
3. Proses supervisi berpedoman pada terlaksananya kurikulum STP (Smart
Technology Productive).
4. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
c. Evaluasi
1. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas kurikulum secara
keseluruhan, mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran dari kurikulum STP ini.
2. Memilih, mengubah, atau menyusun data evaluasi dan menguji obyektivitas,
realibilitas, dan validitas data tersebut.
3. Membandingkan data yang diperoleh dengan hasil evaluasi sebelumnya yang
memperoleh data.
4. Menganalisis data untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum
dan jelaskan alasan dari kekuatan dan kelemahan tersebut.
Kurikulum Berkualitas
23
5. Menggunakan data untuk membuat perubahan yang dianggap perlu dalam
kurikulum.
d. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses inovasi kurikulum
dilaporkan kepada pemangku jabatan terkait guna dijadikan bahan penilaian dan
pengarsipan.
e. Tindak Lanjut
Langkah tindak lanjut yang dilakukan dapat dilihat dari hasil pelaporan yang telah
dicermati.
Kurikulum Berkualitas
24
Sebagai pelengkap untuk memberikan gambaran sederhana terkait tahapan
proses perencanaan sampai evaluasi inovasi kurikulum SMK berbasis IPTEK
melalui Kurikulum STP (Smart Technology Productive), penulis menyajikan
diagram alur proses-proses tersebut. Berikut merupakan diagram alur tahapan proses
perencanaan, penerapan, pengelolaan, pengawasan, dan evaluasi kurikulum STP
(Smart Technology Productive).
Pemantauan, Supervisi,
Evaluasi, Pelaporan, dan
tindak lanjut hasil laporan Melihat dan mengetahui perkembangan
dari kurikulum STP di peserta didik dari hasil pembelajaran melalui
Sekolah Menengah Kejuruan kurikulum STP (Smart Technology Productive)
(SMK) dalam jangka waktu
yang telah ditentukan.
Melakukan diskusi dengan
Mengidentifikasi kelebihan dan peserta didik dan orang
kekurangan dari kurikulum STP tua terkait hasil proses
(Smart Technology Productive) pembelajaran dengan
serta memperbaiki kekurangan menggunakan kurikulum
pada kurikulum STP ini untuk STP (Smart Technology
proses pembelajaran jangka waktu Productive).
berikutnya.
4.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dilihat dari permasalahan pendidikan kejuruan di Indonesia, kurikulum yang sesuai
digunakan pada abad revolusi industri 4.0 dan era smart society 5.0 ini adalah
kurikulum berbasis IPTEK.
2. Kurikulum STP (Smart Technology Productive) adalah pengembangan kurikulum
SMK Berbasis IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dikarenakan untuk dapat
menyesuaikan dengan RI 4.0 dan era smart society 5.0 yang berbasis internet dan
alat bantu komputer atau smartphone maka kurikulum perlu dikembangakan agar
dapat mencapai tujuan pendidikan kejuruan.
3. Perencanaan dan penerapan Kurikulum STP (Smart Technology Productive) dapat
dilakukan dengan berbagai tahapan tetapi tetap berpedoman dengan standar
pendidikan yang berlaku dan visi misi kurikulum STP itu sendiri.
4. Pengelolaan, pengawasan, dan evaluasi hasil pembelajaran kurikulum STP (Smart
Technology Productive) dilakukan oleh setiap bagian pendidikan kejuruan guna
mendapatkan hasil yang maksimal. Kegiatan pengawasan dan evaluasi diperlukan
untuk mengetahui efektivitas dan keberhasilan pelaksanaan kurikulum STP (Smart
Technology Productive). Pengawasan dan evaluasi juga digunakan untuk
mengetahui aspek- aspek mana saja yang menjadi keunggulan penerapan kurikulum
STP sehingga aspek-aspek tersebut dapat dipertahankan, atau untuk mengetahui
aspek-aspek mana saja yang kurang dalam melaksanakan kurikulum STP sehingga
aspek-aspek tersebut dapat ditingkatkan.
4.2 SARAN
Kurikulum Berkualitas
26
perubahan yang bersifat positif dengan meminimalisir atau mengantisipasi
dampak negatif adanya perkembangan IPTEK.
2. Mengadakan penelitian pengembangan tentang keefektifan kurikulum STP
(Smart Technology Productive) pada pendidikan kejuruan di Indonesia dengan
melakukan percobaan/pengujian di salah satu pendidikan kejuruan
(SMK/MAK) di Indonesia.
3. Mengimplementasikan kurikulum STP (Smart Technology Productive) pada
pendidikan kejuruan di Indonesia untuk melihat dampak secara nyata dari
pembelajaran tersebut.
Kurikulum Berkualitas
27
DAFTAR PUSTAKA
Kurikulum Berkualitas
28
LAMPIRAN
Lampiran 1. Poster Promosi Kurikulum STP (Smart Technology Productive)
Kurikulum Berkualitas
29
Lampiran 2. Biodata Penulis
“Terimalah apa yang allah berikan kepadamu karena itu yang terbaik untukmu dan
ketahuilah bahwa allah mencintaimu lebih dari dirimu sendiri.”
Kurikulum Berkualitas
30
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis
bertugas sebagai pencari kajian pustaka dan
penyusun karya tulis ilmiah. Penulis dilahirkan di
Bekasi, 15 Maret 2002. Penulis yang biasa dipanggil
dengan nama “Nasywa” ini memiliki nama lengkap
Nasywa Nur Tsabitah, dan merupakan anak tunggal.
Penulis tinggal bersama kedua orang tuanya dan
berdomisili di Duren Sawit, Jakarta Timur. Penulis
telah menempuh pendidikan formal di SD Islam As-
( Gambar 6: Penulis Kedua )
sa’adah Jakarta Timur, SMP Negeri 194 Jakarta
Timur, dan SMA Negeri 59 Jakarta dengan jurusan MIPA. Setelah lulus SMA, penulis
melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta dengan program
studi Pendidikan Teknik Elektro dan terdaftar dengan NIM 1501620031. Di SMA, penulis
aktif mengikuti organisasi Pencak Silat dan Himpunan Siswa Teknologi sebagai Sekretaris.
Penulis pernah mendapatkan Juara 2 pencak silat kelas C putri kategori tanding remaja
pada Piala Walikota Kota Administrasi Jakarta Selatan di tahun 2018, Juara 2 pencak silat
kelas D putri kategori tanding remaja pada Kejuaraan Pencak SIlat II SMAN 100 Jakarta
di tahun 2018, dan perwakilan OSN Astronomi di tahun 2019. Penulis memiliki hobi
bermain game, olahraga, dan menonton film. Pembaca bisa mengenal lebih dekat dengan
penulis melalui e-mail nasywa.you@gmail.com , akun instagram @nsywawa_ , atau dapat
menghubungi penulis ke nomor 085780354840.
Kurikulum Berkualitas
31
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis bertugas
sebagai penulis bertugas sebagai pencari kajian pustaka
dan pengelola kuisioner. Penulis dilahirkan di Sukabumi,
09 Juli 2001. Penulis yang biasa dipanggil dengan nama
“Krisna” ini memiliki nama lengkap Krisna Darmawan,
dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis
tinggal bersama kedua orang tuanya dan berdomisili di
Tebet, Jakarta Selatan. Penulis telah menempuh
pendidikan formal di SD Negeri 011 Pagi Menteng Dalam,
( Gambar 7: Penulis Ketiga ) SMP Negeri 145 Jakarta, dan SMK Negeri 29 Jakarta
dengan jurusan Airframe and Powerplant. Setelah lulus
SMK, penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
dengan program studi Pendidikan Teknik Elektro dan terdaftar dengan NIM 1501620033.
Di Perkuliahannya, penulis aktif mengikuti organisasi Robotik sebagai Divisi mekanik &
design. Penulis memiliki hobi Workout. Pembaca bisa mengenal lebih dekat dengan
penulis melalui e-mail krisna.simdigap1@gmail.com , akun instagram @krisnadarmawan_
, atau dapat menghubungi penulis ke nomor 085695781908.
“Gass Keun.”
- Krisna Darmawan -
Kurikulum Berkualitas
32
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis
bertugas sebagai penulis bertugas sebagai pencari
kajian pustaka dan pembuat poster promosi inovasi.
Penulis dilahirkan di Tangerang, 28 juli 2002. Penulis
yang biasa dipanggil dengan nama “Dhafin” ini
memiliki nama lengkap Dhafin Rizqy Zaputra, dan
merupakan anak tunggal. Penulis tinggal bersama
kedua orang tuanya dan berdomisili di Depok, Jawa
barat. Penulis telah menempuh pendidikan formal di
( Gambar 8: Penulis Keempat )
SD Tugu Ibu 1 Depok, SMP Tugu Ibu 1 Depok, dan
SMA Negeri 8 Depok dengan jurusan MIPA. Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan
pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta dengan program studi
Pendidikan Teknik Elektro dan terdaftar dengan NIM 1501620047. Di SMA hingga saat
ini, penulis aktif mengikuti organisasi Karang Taruna sebagai Anggota dan organisasi
Panahan di Universitas Negeri Jakarta sebagai anggota. Penulis pernah mendapatkan Juara
1 kualifikasi pada Open archery competition jakarta barat dan Juara 1 eliminasi pada Open
archery competition jakarta barat di tahun 2021. Penulis memiliki hobi olahraga. Pembaca
bisa mengenal lebih dekat dengan penulis melalui e-mail dhafinrizqyzaputra@gmail.com
, akun instagram @dhafin_rz , atau dapat menghubungi penulis ke nomor 083813515848.
“Kunci untuk mewujudkan impian bukanlah dengan fokus pada kesuksesan tapi pada arti,
Bahkan langkah kecil dan kemenangan kecil sepanjang perjalananmu bisa memberikan
arti yang lebih hebat.”
Kurikulum Berkualitas
33
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis
bertugas sebagai penulis bertugas sebagai pencari kajian
pustaka dan pengelola kuisioner. Penulis dilahirkan di
Jakarta, 19 Maret 2000. Penulis yang biasa dipanggil
dengan nama “Andhika” ini memiliki nama lengkap
Andhika Maulana Fasha, dan merupakan anak kedua
dari dua bersaudara. Penulis tinggal bersama kedua
orang tuanya dan berdomisili di Cakung, Jakarta Timur.
Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD
( Gambar 9: Penulis Kelima )
Negeri Cipinang Muara 04 pagi, SMP Negeri 15
Pekanbaru, dan SMK Negeri 5 Jakarta dengan jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Setelah lulus SMK, penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta dengan program studi Pendidikan Teknik Elektro dan terdaftar dengan NIM
1501620050. Di SMP, penulis aktif mengikuti organisasi OSIS SMP Negeri 25 Jakarta
sebagai wakil ketua osis dan Ketua Pramuka SMP Negeri 25 Jakarta. Penulis pernah
mendapatkan Juara 2 Lomba Volly Sejatinegara, Juara 2 Lomba Ketrampilan siswa se-
Jakarta Timur, dan Juara 3 Jambore Nasional tahun 2015. Penulis memiliki hobi berenang
dan bermain game. Pembaca bisa mengenal lebih dekat dengan penulis melalui e-mail
dhikafasha02@gmail.com , akun instagram @dhika_fasha , atau dapat menghubungi
penulis ke nomor 085888176636.
“Lelah hari ini tak sebanding dengan apa yang akan di dapat nanti. Jadi jangan mengeluh
dan teruslah berjuang.”
Kurikulum Berkualitas
34
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis bertugas
sebagai penulis bertugas sebagai pencari kajian pustaka
dan pembuat poster promosi inovasi. Penulis dilahirkan di
Jakarta, 29 Januari 2002. Penulis yang biasa dipanggil
dengan nama “Naufal” ini memiliki nama lengkap Naufal
Dhia Prathama, dan merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Penulis tinggal bersama kedua orang tuanya
dan berdomisili di Bogor, Jawa Barat. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di SD Islam AT-TAQWA,
( Gambar 10: Penulis Keenam ) SMP Negeri 1 Cibinong, dan SMA Negeri 1 cibinong
dengan jurusan MIPA. Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas
Teknik Universitas Negeri Jakarta dengan program studi Pendidikan Teknik Elektro dan
terdaftar dengan NIM 1501620061. Di SMA, penulis aktif mengikuti organisasi Club
Taekwondo sebagai ketua club. Penulis juga pernah mendapatkan Juara 3 Lomba
Taekwondo tingkat pemula. Penulis memiliki hobi nonton film, bermain futsal, membaca
komik dan memasak. Pembaca bisa mengenal lebih dekat dengan penulis melalui e-mail
naufal.dhiapratama@gmail.com atau dapat menghubungi penulis ke nomor
081574124248.
Kurikulum Berkualitas
35
Lampiran 3. Proses Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
(Gambar 11: Proses pembuatan dan pembahasan hasil kuesioner melalui google form
menggunakan zoom cloud meeting)
(Gambar 12: Proses pembuatan poster promosi inovasi Kurikulum STP (Smart Technology
Productive))