Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

KONSEP PROFESI TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM


PERSPEKTIF AKADEMIK DAN YURIDIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Profesi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7
Gad Charles (1502619051)

Dimas Hadi Prahasto (1502619059)

Tasya Darapuspita (1502619060)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha


Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Profesi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
tentang Konsep Profesi Tenaga Kependidikan Dalam Perspektif Akademik Dan
Yuridis.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Konsep Profesi Tenaga
Kependidikan Dalam Perspektif Akademik Dan Yuridis ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 12 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

2.1 Pengertian Tenaga Kependidikan........................................................3

2.2 Jenis – Jenis Tenaga Kependidikan....................................................4

2.3 Tugas Tenaga Kependidikan.................................................................6

2.4 Pengadaan Tenaga Kependidikan.......................................................7

2.5 Pengangkatan dan Penempatan Tenaga Kependidikan.............9

2.6 Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kependidikan.............10

2.7 Penilaian Tenaga Kependidikan...........................................................12

2.8 Pelayanan Prima.........................................................................................14

2.9 Pemberhentian Tenaga Kependidikan...............................................15

BAB III PENUTUP..........................................................................................................17

3.1 Kesimpulan....................................................................................................17

3.2 Penutup...........................................................................................................17

DAFTAR PUSAKA.........................................................................................................19

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Jenis – jenis tenaga kependidikan untuk lingkungan Departemen


Pendidikan Nasional.........................................................................................................4

Tabel 2.3 Jabatan dan Deskripsi Jabatan Tenaga Kependidikan di satuan


pendidikan............................................................................................................................6

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting wajib yang harus jalani oleh seseorang
untuk kehidupannya. Bahkan pendidikan memang sudah diterapkan dari masa
kecil agar menjadi acuan berkembangnya suatu generasi yang akan datang.
Pendidikan merupakan satu hal yang penting untuk dijalani, hal tersebut karena
pendidikan dapat menentukan generasi suatu bangsa yang akan menjadi gambaran
dimasa akan datang. Pentingnya tenaga kependidikan mendukung kelancaran
sistem pembelajaran karena peran mereka tidak hanya sebagai perlengkap sarana
pembelajaran namun juga menjadi fasilitator para siswa dalam pembelajaran. ini
mengapa tenaga kependidikan dari dulu hingga sekarang tidak digantikan oleh
mesin.

Dalam Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, menyatakan


bahwa (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan, dan (2) guru merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Fungsi mereka (tenaga
kependidikan) tidak akan bisa seluruhya dihilang kan sebagai pendidik dan
pengajar bagi peserta didiknya. Begitupun dengan tenaga kependidikan mereka
bertugas melaksanakan administrasi, pengelola, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidik.

Ruang lingkup tugas yang luas menuntut para pendidik dan tenaga
kependidikan untuk mampu melaksanakan aktifitasnya secara sistematis dan
sistemik. Karena itu tidak heran kalau ada tuntutan akan kompetensi yang jelas
dan tegas yang dipersyaratkan bagi para pendidik, semata-mata agar mereka

1
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehubung dengan tuntunan ke arah
profesionalisme tenaga kependidikan, maka semakin di rasakannya desakan itu
untuk peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan
yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional. Dalam sistem pendidikan
nasional, organisasi yang bergerak dalam sistem tersebut merupakan sub-sistem
yang memiliki sumber daya manusia yang perlu dikelola secara tepat.

Perlunya kekompetensian pada tenaga kependidikan agar dapat


menigkatkan mutu dan kualitas pembelajaran yang akan diberikan. Jika, tenaga
kependidikan sudah ahli dan kompeten maka tidak akan diragukan lagi hasil yang
akan berimbas kepada murid – murid. Karena kemampuan dan kekompetenan
seorang tenaga kependidikan sangatlah berpengaruh penting dalam sarana
pembelajaran. Dalam melaksanakan program pembelajaran pastinya memerlukan
banyak faktor pendukung kegiatan tersebut yakni tenaga kependidikan, fasilitas,
dan lain – lain. Mereka memiliki tugas yang cukup berat karena ialah yang
mengajarkan, mendidik, dan membawa peserta didik ke tingkat kemampuan yang
lebih baik. Dalam makalah ini akan disampaikan bagaimana Konsep Profesi
Tenaga Kependidikan Dalam Perspektif Akademik Dan Yuridis.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana konsep profesi tenaga kependidikan dalam perspektif akademik dan


yuridis ?

1.3 Tujuan Penulisan

Memahami konsep profesi tenaga kependidikan dalam perspektif akademik dan


yuridis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri


dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tugasnya ialah
melaksanakan pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada suatu satuan pendidikan. Seperti halnya tenaga pendidik, tenaga
kependidikan juga berkewajiban untuk membantu menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Ia pun
harus harus dapat menjadi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan, sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Dalam melaksanakan sistem administrasi satuan pendidikan, keberadaan


tenaga kependidikan sangatlah penting, mulai dari pengelola perpustakaan, bagian
keuangan, sampai padabagian kebersihan satuan pendidikan, merupakan satu
kesatuan sinergis yang membawa satuan pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan.

Tenaga kependidikan berbeda dengan tenaga personil (tenaga lembaga


pendidikan). Lembaga pendidikan merupakan organisasi pelaksana pendidikan
dan pengelola penyelenggara pendidikan. Tenaga pendidikan termasuk personil
yang ada di dalam lembaga pendidikan, tetapi tidak semua personil yang ada di
dalam lembaga pendidikan dapat disebut tenaga pendidikan. Tenaga kependidikan
adalah tenaga – tenaga (personil) yang berkecimpung di dalam lembaga atau
organisasi pendidikan yang memiliki wawasan pendidikan (memahami falsafah
dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro
atau makro) atau penyelenggaraan pendidikan. (Hartati Sukirman, 2000 : 8).

Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5)
menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang

3
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Dimana tenaga kependidikan tersebut memenuhi syarat yang ditentukan oleh
undang-undang yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi
tugas dalam suatu jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku.

2.2 Jenis – Jenis Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam


instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja
melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari
jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a) Tenaga struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif
umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak
langsung atas satuan pendidikan.
b) Tenaga fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu
jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian
akademis kependidikan.
c) Tenaga teknis kependidikan
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya
lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.

Status Tempat Kerja di Sekolah Tempat Kerja di Luar


Ketenagaan Sekolah

Tenaga * Kepala Sekolah * Pusat : Menteri, Sekjen,


Struktural * Wakil Kepala Sekolah Dirjen* Wilayah : Ka.Kanwil
− Urusan Kurikulum
; Kormin ; Kepala Bidang
− Urusan Kesiswaan
− Urusan Sarana dan * Daerah : Kakandepdiknas
Prasarana Kab./Kec. : Kasi
− Urusan Pelayanan Khusus
Tenaga * Guru * Penilik
Fungsional * Pembimbing atau Penyuluh * Pengawas
(Guru BP) * Pelatih
* Pengembangan Kurikulum dan * Tutor & Fasilitator
Teknologi Kependidikan * Pengembangan Pendidikan
4
* Pengembang tes
* Pustakawan
Tenaga * Laboran
Teknis * Teknisi Sumber Belajar * Teknisi Sumber Belajar
* Pelatih (Olahraga) ; Kesenian & atau Sanggar Belajar
Keterampilan * Petugas TU
* Petugas TU
Tabel 2.2 Jenis – jenis tenaga kependidikan untuk lingkungan Departemen Pendidikan Nasional

Sedangkan menurut Hartati Sukirman (2000 : 8), tenaga kependidikan


dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1. Tenaga pendidik
Tenaga pendidik adalah personil di lembaga pelaksanaan pendidikan yang
melakukan salah satu aspek atau seluruh kegiatan (proses) pendidikan,
mikro ataupun makro. Adanya tenaga pendidik selain mengajar secara teori
juga diharapkan dapat membimbing anak didiknya. Tenaga pendidik dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :
a) Pengajar
Pengajar adalah personil yang secara legal profesional bertugas
melaksanakan kegiatan pendidikan. Pengajar tidak hanya di
konotasikan sebagai pemberi materi pelajaran saja, melainkan utuh
sebagai pendidik, hanya saja pendidikannya dilakukan melalui materi
pelajaran tertentu.
b) Pembimbing
Pembimbing adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan
pendidikan yang khas, yaitu tertuju pada orang-orang yang
bermasalah secara psikologis-rohaniah atau sosial.
c) Supervisor pendidikan
Supervisor pendidikan adalah personil yang bertugas melaksanakan
kegiatan pendidikan terhadap para pengajar dan pembimbing dalam
pelaksanaan tugasnya.
2. Tenaga administrator pendidikan
Administrator pendidikan merupakan personil yang bertugas melaksanakan
kegiatan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Personil yang memiliki
wawasan pendidikan yang luas dan kemampuan adminis teritorial

5
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Kelompok administrator tersebut
meliputi :
− Perencana pendidikan profesional
− Pengembang kurikulum pendidikan
− Peneliti dan pengembang pendidikan
− Perancang sarana dan media pendidikan
3. Tenaga teknisi pendidikan
Merupakan orang-orang yang bertugas memberikan layanan pendidikan
melalui pendekatan kondisional (fasilitas dan layanan khusus). Tenaga
teknisi pendidikan ini dapat meliputi :
− Pustakawan pendidikan
− Petugas pusat sumber belajar
− Laboran-pendidik

Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan


oleh suatu satuan pendidikan atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan
dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan PP No.25 Tahun
2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah
otonom, maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai kebutuhan
organisasi yang bersangkutan.

2.3 Tugas Tenaga Kependidikan

Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20


Tahun 2003 menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Jabatan Deskripsi Tugas


Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan
penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya baik ke dalam
Kepala Sekolah maupun ke luar yakni dengan melaksanakan segala
kebijaksanaan, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan oleh lembaga yang lebih tinggi.
Wakil Kepala Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
Sekolah (Urusan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung
6
Kurikulum) dengan pelaksanaan kurikulum dan proses belajar mengajar.
Wakil Kepala Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
Sekolah (Urusan
penyelenggaraan kegiatan kesiswaan dan ekstrakurikuler
Kesiswaan)
Wakil Kepala Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan inventaris
Sekolah (Urusan
pendayagunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana serta
Sarana dan
keuangan sekolah
Prasarana)
Wakil Kepala Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
penyelenggaraan pelayanan-pelayanan khusus, seperti
Sekolah (Urusan
hubungan masyarakat, bimbingan dan penyuluhan, usaha
Pelayanan Khusus)
kesehatan sekolah dan perpustakaan sekolah.
Pengembang Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program program-
Kurikulum dan
program pengembangan kurikulum dan pengembangan
Teknologi
kurikulum dan pengembangan alat bantu pengajaran
Pendidikan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program
Pengembang Tes pengembangan alat pengukuran dan evaluasi kegiatan-
kegiatan belajar dan kepribadian peserta didik
Pustakawan Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan
pengelolaan perpustakaan satuan pendidikan
Laboran Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan
pengelolaan laboratorium di satuan pendidikan
Teknisi Sumber Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberian bantuan
teknis sumber-sember belajar bagi kepentingan belajar
Belajar
peserta didik dan pengajaran guru
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program
Pelatih kegiatan latihan seperti olahraga, kesenian, keterampilan
yang diselenggarakan
Petugas Tata Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
dan pelayanan administratif atau teknis operasional
Usaha
pendidikan di satuan pendidikan
Tabel 2.3 Jabatan dan Deskripsi Jabatan Tenaga Kependidikan di satuan pendidikan
2.4 Pengadaan Tenaga Kependidikan

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengadaan tenaga

kependidikan adalah :

a) Formasi (benar – benar diperlukan tambahan tenaga edukatif).


b) Mengacu pada analisis jabatan yang telah disusun agar sesuai dengan
kualifikasi maupun syarat yang ditentukan.
c) Objektif, artinya dalam pelaksanaan tenaga kependidikan tidak menganut
nepotisme dan kolusi (pemberian sesuatu).

7
d) The right man on the right place, kesesuaian tugas dengan kemampuan yang
dimiliki pegawai.

Pengadaan tenaga kependidikan diselengarakan dengan langkah – langkah


sebagai berikut :

1. Pengumuman
Pengumuman ini dilakukan untuk memberitahukan kepada seluruh
masyarakat yang memenuhi kualifikasi melalui media cetak maupun
media elektronik. Dalam pengumuman pengadaan tenaga kependidikan,
hal yang harus tercantum adalah sebagai berikut; Jenis atau macam
pegawai yang dibutuhkan :
− Persyaratan yang dituntut dari para pelamar.
− Batas waktu dimulai dan diakhiri pendaftaran.
− Alamat dan tempat pengajuan pelamaran.
− Lain-lain yang dipandang perlu.
2. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan setelah pengumuman tersebar dan pendaftar
mengajukan pemohonan dengan memenuhi syarat yang telah
ditentukan beserta lampiran lainnya yang dibutuhkan.
3. Seleksi atau penyaringan
Dalam pengadaan tenaga kependidikan, penyaringan dilaksanakan
melalui dua tahap yaitu :
a) Penyaringan administrative
Penyaringan administrative dilaksanakan berupa pemeriksaan
terhadap kelengkapan beserta lampirannya. Apabila terdapat
kekurangan lengkapan dalam hal administrative maka pesrta
tersebut akan gagal.
b) Ujian atau test
Setelah peserta yang lulus dala tes penyaringan administrative
maka akan mengikuti ujian pegawai dengan materi pengetahuan
umum, pengetahuan tehnis, dan lainnya yang dipandang perlu.

8
4. Pengumuman.
Pengumuman ini berisi peserta yang lolos dalam seleksi sesuai
ketentuan dan penempatan kerja.

2.5 Pengangkatan dan Penempatan Tenaga Kependidikan

Penempatan dan penugasan berkaitan erat dengan pengangkatan seseorang


dalam suatu kedudukan dan jabatan tertentu. Pengangkatan dan penempatan
tenaga kependidikan yang bukan tenaga pendidik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah dilakukan oleh Menteri, Menteri lain, atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan memperhatikan
keseimbangan antara penempatan dan kebutuhan serta ketentuan peraturan
perundang – undangan yang berlaku bagi pegawai negeri.

Prinsip dasar pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan harus


ada kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimilki pegawai tersebut. Menurut
Hadari Nawawi dalam Hartati sukirman (2000 : 39) langkah pengorganisasian
dalam kegiatan penempatan harus dilakukan dengan mempertimbangkan minat,
bakat, kemampuan dan berat ringannya tugas yang akan dipikul bagi setiap
personil.

Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pendidik, calon tenaga pendidik yang
bersangkutan selain memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar harus pula
memenuhi persyaratan berikut :

1. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan tanda bukti dari yang
berwenang, yang meliputi :
a) Tidak menderita penyakit menahun (kronis) dan/atau yang menular.
b) Tidak memiliki cacat tubuh yang dapat menghambat pelaksanaan
tugas sebagai tenaga pendidik.
c) Tidak menderita kelainan mental.

2. Berkepribadian, yang meliputi :

a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (TYME).


b) Berkepribadian Pancasila.

9
Kegagalan dalam pengangkatan dan penampatan tenaga kependidikan
akan menyebabkan berbagai hal seperti tidak tercapainya sasaran program
pendidikan, tidak adanya suasana kerja yang harmonis, pelaksanaan kerja yang
tidak efisien, penyimpangan prosedur kerja, kurang diperhatikannya aturan kerja
yang ada, penyalah gunaan tanggung jawab, dan lain sebagainya.

2.6 Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kependidikan

Pembinaan atau pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha


mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga
kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang
pendidikan. Tujuan dari kegiatan pembianaan ini adalah tumbuhnya kemampuan
setiap tenaga kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan
berpikir, sikap terhadap pekerjaan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas
sehari – hari sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.

Pembinaan karier tenaga kependidikan meliputi kenaikan pangkat dan


jabatan berdasarkan prestasi kerja dan peningkatan disiplin.Yang pembinaan
disini adalah segala usaha untuk memajukan dan meningkatkan mutu, keahlian,
kemampuan, dan keterampilan, demi kelancaran pelaksanaan tugas pendidikan.
Adapun alasan diadakannya pengembangan tehnologi diantaranya yaitu :

− Perkembangan ilmu dan teknologi.


− Menutup kelemahan dari seleksi.
− Menumbuhkan ikatan batin.

Prinsip yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga


kependidikan, yaitu :

a) Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan baik untuk tenaga


stuktural, tenaga fungsional maupun tenaga teknis penyelengara
pendidikan.
b) Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan
kemampuan profesional dan atau teknis untuk pelaksanaan tugas
sehari – hari sesuai dengan posisinya masing-masing.

10
c) Mendorong peningkatan kontribusi setiap individu terhadap organisasi
pendidikan dalam sistem satuan pendidikan; dan menyediakan bentuk-
bentuk penghargaan, kesejahteraan dan insentif sebagai imbalan guna
menjamin terpenuhinya secara optimal kebutuhan sosial ekonomis
maupun kebutuhan sosial-psikologi.
d) Mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki
jabatan atau posisi.
e) Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan,
pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan remidial,
pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan organisasi pendidikan.
f) Pembinaan dan jenjang karir tenaga kependidikan disesuaikan dengan
kategori masing-masing jenis kependidikan itu sendiri.

Menurut Hartati Sukirman (2000 : 63) ditinjau dari sudut manajemen


secara umum, proses pembinaan dan pengembangan meliputi beberapa langkah
yaitu :

1. Menganalisis kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara mengidentifikasi
ketrampilan kinerja, menyusun program-program yang sesuai,
melaksanakan riset, dan meningkatkan kinerja.
2. Menyusun rancangan instruksional
Rancangan instruksional meliputi sasaran, metode intruksional,
media, urutan dan gambaran mengenai materi pelatihan, yang
merupakan kurikulum bagi program pelatihan tersebut.
3. Mengesahkan program latihan
Suatu program pelatihan harus memperoleh pertimbangan dan
persetujuan dari unsur instansi yang berwenang.
4. Tahap implementasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan program pelatihan yang
menggunakan berbagai teknik pelatihan misalnya diskusi, loka
karya, dan seminar, dalam rangka penyampaian pengetahuan
kepada para peserta program pelatihan.

11
5. Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Pada tahap ini program pelatihan dinilai sejauhmana
keberhasilannya atau kegagalannya. Aspek yang perlu dievaluasi
misalnya kemampuan dan hasil belajar, reaksi peserta terhadap
program pelatihan, dan perilaku kinerja setelah mengikuti program
pelatihan.

Dalam hal pengembangan pegawai, banyak cara yang sudah


dikembangkan. pengembangan ini dilaksanakan dengan :

− Bimbingan berupa petunjuk yang diberikan kepada pegawai,


pada waktu melaksanakan tugasnya.
− Latihan-latihan berupa intern dan ekstern.
− Pendidikan formal
− Promosi berupa pengangkatan jabatan ke yang lebih tinggi.
− Penataran
− Lokakarya atau workshop
− dan sebagainya.

Cara yang lebih populer adalah melalui penataran (inservice training) baik
dalam rangka penyelenggaraan maupun dalam rangka peningkatan kemampuan
tenaga kependidikan. Cara-cara lainnya dapat dilakukan sendiri-sendiri (self
propelling growth) atau bersama-sama (collaborative effort), misalnya mengikuti
kegiatan atau kesempatan; more-service training, on the job training, seminar,
workshop, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi dan sebagainya.

2.7 Penilaian Tenaga Kependidikan

Penilaian tenaga kependidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk


mengetahui seberapa baik performa seseorang tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya dan seberapa besar potensinya untuk
berkembang. Performa ini mencakup prestasi kerja, cara kerja dan pribadi;
sedangkan potensi untuk berkembang mencakup kreativitas dan kemampuan
mengembangkan karir.

12
Penilaian tenaga kependidikan bukan hanya dimaksudkan untuk kenaikan
dalam jabatan atau promosi, perpindahan jabatan atau mutasi bahkan turun
jabatan atau demosi, melainkan juga berguna untuk perbaikan prestasi kerja,
penyesuaian gaji atau tunjangan atau insentif, penyelenggaraan pendidikan dan
latihan, pengembangan karir, perancang bangunan pekerjaan, pengembangan dan
perolehan kesempatan kerja secara adil an dalam rangka menghadapi tantangan-
tantangan eksternal keorganisasian. Penilaian diselenggarakan secara kooperatif,
komprehensif. Sedangkan cara – cara yang ditempuh dapat menggunakan
berbagai metode, seperti :

a) Rating scale, yaitu penilaian atas prestasi kerja personil yang didasarkan
pada skala tertentu misalnya sangat baik, baik, sedang, jelek, sangat jelek.
b) Weighted performance checklist, yaitu penilaian atas prestasi kerja personil
yang didasarkan pada kriteria tertentu dengan menggunakan bobot
penilaian.
c) Critical incident method, yaitu metode penilaian yang didasarkan atas
perilakuperilaku sangat baik dari seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan.
d) Test and observation, yaitu penilaian prestasi kerja didasarkan atas tes
pengetahuan dan keterampilan dan atau melalui observasi.
e) Rank method, yaitu penilaian yang dilakukan untuk menentukan siapa yang
lebih baik dengan menempatkan setiap personil dalam urutan terbaik hingga
terburuk.
f) Forced distribution, yaitu penilaian atas personil yang kemudian
dikategorikan dalam kategori yang berbeda.
g) Self appraisals, yaitu penilaian oleh diri sendiri dimaksudkan untuk
mempelajari pengembangan diri dan sebagainya.

Dalam perkembangan organisasi yang sedemikian pesat, penilaian bukan


hanya dilakukan terhadap individu saja, tetapi penilaian dapat merupakan
penilaian terhadap performa suatu kelompok kerja atau bahkan terhadap
organisasi.

13
2.8 Pelayanan Prima

Pelayanan prima atau “excellence service” adalah suatu sikap atau cara
karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan (Elthainammy, 1990).
Pelayanan prima merupakan suatu pelayanan terbaik, melebihi, melampaui,
mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau daripada pelayanan waktu
yang lalu. Secara sederhana, pelayanan prima (excellent service) adalah suatu
pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan.
Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi
standar kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu
pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat.

Dalam pelayanan prima terdapat dua elemen yang saling berkaitan, yaitu
pelayanan dan kualitas. Kedua elemen tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh tenaga pelayanan (penjual, pedagang, pelayan, atau salesman). Konsep
pelayanan prima dapat diterapkan pada berbagai organisasi, instansi, pemerintah,
ataupun perusahaan bisnis.

Perlu diketahui bahwa kemajuan yang dicapai oleh suatu negara tercermin
dari standar pelayanan yang diberikan pemerintah kepada rakyatnya.
Negaranegara yang tergolong miskin pada umumnya kualitas pelayanan yang
diberikan di bawah standar minimal. Pada negara-negara berkembang kualitas
pelayanan telah memenuhi standar minimal. Sedangkan di negara-negara maju
kualitas pelayanan terhadap rakyatnya di atas standar minimal.

Pada dasarnya pelayanan prima mengandung tiga aspek, yakni (1)


kemampuan yang professional, (2) kemampuan yang teguh, (3) sikap yang ikhlas,
tulus, senang membantu, menyelesaikan kepentingan, keluhan, memuaskan
kebutuhan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang terbaik.

Salah satu cara dalam menciptakan dan mempertahankan hubungan yang


baik dan harmonis dengan para kolega dan pelanggan adalah dengan melakukan
konsep pelayanan prima berdasarkan A3 (attitude, attention, dan action).
Pelayanan prima berdasarkan konsep A3, artinya pelayanan yang diberikan

14
kepada pelanggan dengan menggunakan pendekatan sikap (attitude), perhatian
(attention), dan tindakan (action).

2.9 Pemberhentian Tenaga Kependidikan

Pemberhentian tenaga kependidikan merupakan proses yang membuat


seseorang tenaga kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan
atau fungsi jabatannya baik untuk sementara waktu maupun untuk selama-
lamanya.

Pemberhentian seorang pegawai dapat karena pelanggaran disiplin,


pengunduran diri, pengurangan tenaga atau pensiun. Aturan tentang
pemberhentian pegawai harus jelas karena menyangkut nasib seseorang, terutama
tentang pemberhentian karena pelanggaran disiplin dan pengurangan tenaga
karena dapat memicu ketidakpuasan seseorang yang dikenai tindakan ini. Untuk
pemberhentian karena pengunduran diri harus dilihat apakah pegawai yang
bersangkutan memiliki ikatan atau perjanjian tertentu dengan sekolah atau tidak.
Sedangkan pemberhentian karena memasuki usia pensiun sebaiknya didahului
oleh program persiapan pensiun. Pemberhentian dengan hormat tenaga
kependidikan atas dasar :

1. Permohonan sendiri.
2. Meninggal dunia.
3. Mencapai batas usia pensiun, dilakukan oleh penyelenggara satuan
pendidikan yang bersangkutan.

Sedangkan pemberhentian tidak dengan hormat tenaga kependidikan


dilakukan atas dasar:

1. Hukuman jabatan;
2. Akibat pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh penyelenggara satuan
pendidikan yang bersangkutan.

Selain itu, dalam Pemberhentian tenaga kependidikan dapat dilakukan


karena sebab lain diantaranya sebagai berikut :

15
1. Pemberhentian atas permintaan sendiri.
2. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun.
3. Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi.
4. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran.
5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani.
6. Pemberhentian karena meninggalkan tugas.
7. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri


dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dilihat dari
jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a) Tenaga Struktural
b) Tenaga Fungsional
c) Tenaga Teknis Kependidikan

Sedangkan menurut Hartati Sukirman (2000 : 8), tenaga kependidikan


dibagi menjadi tiga macam yaitu :

a) Tenaga Pendidik
b) Tenaga Administrator Pendidikan
c) Tenaga Teknisi Pendidikan

Pengelolaan tenaga kependidikan merupakan langkah penting dalam


mewujudkan sistem pendidikan nasional yang efektif dan efisien. Tenaga-tenaga
handal dalam dunia pendidikan hanya akan diperoleh jika sistem pendidikan telah
memiliki mekanisme yang ideal untuk melakukan perekrutan, seleksi, penempatan,
pembinaan, evaluasi dan pemberhentian yang tepat. Dengan kata lain sistem
pendidikan nasional memerlukan mekanisme pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan yang searah dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional

3.2 Penutup

Demikianlah makalah yang kami buat. Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih karena kesediaannya untuk membaca makalah yang kami buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Profesi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan . Tentunya masih
banyak kekurangan karena berbagai keterbatasan kami baik itu berupa pengetahuan

17
maupun bahan referensi, Oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik sangat
kami harapkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Wisnu Wardhono. 2013. Perspektif Guru Dan Tenaga Kependidikan Berstandar.

Makalah.

Blasius Mengkaka, Kompasiana, 2015 : https://www.kompasiana.com/1b3las-

mk/553104516ea834c6548b456a/antara-tenaga-pendidik-dan-tenaga-

kependidikan (diakses tanggal 10 September 2020, pukul 06.00).

http://onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=66206&chapterid=89996

(diakses tanggal 10 September 2020, pukul 06.00).

19

Anda mungkin juga menyukai