DI SEKOLAH
Dosen Pengampu:
Dr. Siti Zulaikha, S.Ag., M.Pd
Muhamad Fadholi, S.T.Par, MM
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi Manajemen Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Sekolah”. Kami menyadari, selesainya makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami
menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kami Rahmat-Nya, sehingga makalah ini tersusun
dengan semestinya.
2. Ibu Dr. Siti Zulaikha, S.Ag., M.Pd., dan Bapak Muhamad Fadholi, S.T.Par, MM.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sekolah.
3. Teman-teman kelas MP 2021 A yang membantu dan mendukung kami dalam membuat
makalah ini.
4. Orang tua yang selalu mendukung dan memberi motivasi kepada kami agar
terselesainya makalah ini.
Makalah ini disusun dan dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Sekolah serta diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya untuk kami
sendiri. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 3
2.1 Kebijakan, Acuan dan Standar dalam Manajemen Pengembangan SDM di Sekolah 4
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 43
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
upaya pengembangan guru dan tenaga pendidikan guna meningkatkan profesionalisme
mereka dalam menjalankan tugasnya. Untuk mengembangkan keterampilan, seorang guru
memerlukan pelatihan, kebiasaan, dan pendidikan yang memadai.
Oleh karena itu, upaya-upaya dalam pengembangan guru dan karyawan di bidang
pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan
profesionalisme pendidik. Ketika guru dan tenaga kependidikan memiliki kualitas dan
profesionalisme yang baik, lembaga pendidikan tersebut akan mengalami perkembangan
yang positif. Adanya penerapan manajemen pengembangan sumber daya manusia,
tentunya akan membantu pihak sekolah dalam mencetak guru dan tenaga pendidikan yang
berkualitas serta dapat memahami dan mengerti perkembangan teknologi dan informasi
yang ada. Dalam pelaksanaan manajemen sumber daya manusia juga tentunya akan
memiliki kebijakan-kebijakan yang sekiranya harus bisa diterapkan.
Dari pembahasan tersebut, kelompok kami mencoba untuk mengkaji serta
mendalami kembali aspek-aspek yang ada dalam penerapan manajemen sumber daya
manusia khususnya dalam lingkup sekolah. Tentunya kelompok kami mendapatkan
informasi-informasi yang ada dari hasil studi literatur yang dilihat dari berbagai macam
hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh berbagai peneliti. Dimana topik bahasan yang
tentunya kami baca dan kami cari mengenai sumber daya manusia di sekolah.
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah, diantaranya :
1. Menjelaskan kebijakan,acuan dan standar dalam manajemen pengembangan sumber
daya manusia di sekolah.
2. Menjabarkan kebutuahan sumber daya manusia di sekolah.
3. Menjelaskan alur rekruitmen, seleksi, dan penempatan sumber daya manusia di
sekolah?
4. Menjabarkan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia di sekolah.
5. Menjelaskan hak dan kewajiban sumber daya manusia di sekolah.
1.4 Manfaat
Disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan manfaat bagi beberapa individu
khususnya yang memiliki keterkaitan pada bidang pendidikan, diantaranya :
1. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pembelajaran kepada para
pembaca untuk mengetahui mengenai manajemen pengembangan sumber daya
manusia di sekolah secara mendalam. Serta dapat memberikan gambaran kepada para
pembaca mengenai komponen-komponen penitng yang bersangkutan dengan sumber
daya manusia khususnya dalam lingkup sekolah.
2. Bagi Penulis
Dapat menjadi wadah dalam mengetahui dan memahami mengenai manajemen
sumber daya manusia di sekolah serta komponen-komponen apa yang ada dalam
pengembangan sumber daya manusia di sekolah. Selain itu memberikan gambaran
terhadap penulis tentang kebijakan, acuan, kebutuhan sampai dengan hak dan
kwajiban sumber daya manusia di sekolah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu peranan yang paling dominan
di suatu lembaga instansi, maupun organisasi. Dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Sumber
Daya Manusia Pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat,
sarana, dan prasarana.
Manajemen pengembangan Sumber Daya Manusia di suatu lembaga
pendidikan sangat perlu dilaksanakan karena untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif. Kunci keberhasilan dari proses pendidikan di sekolah
adalah kualitas dari sumber daya manusia yang ada didalmnya.
Manajemen Sumber Daya Manusia dimasa sekarang ini memfasilitasi
aktualisasi dan pengembangan kompetensi dari para tenaga pendidik dan
kependidikan melalui program-program pengembangan dan pemberdayaan yang
dilakukan dengan cara yang tersistematis. Pengembangan dan pemberdayaan
SDM adalah bagian dari Manajemen SDM dalam memperbaiki komppetensi,
adaptabilitas dan komitmen dari para tenaga pendidik dan kependidikan.
Dalam konteks sekolah, manajemen pengembangan Sumber Daya
Manusia terutama tenaga pendidik dan tenaga kependidikan secara bersama-sama
dengan masyarakat harus didorong untuk menjadi bagian dari organisasi
pembelajar melalui keterlibatannya secara sadar dan sukarela serta terus menerus
dalam berbagai kegiatan belajar guna mengembangkan profesionalismenya.
Implementasi dari manajemen pengembangan SDM ini bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sekolah. Sementara itu,
Kebijakan dalam pengembangan sumber daya manusia di definisikan sebagai
seluruh program-program atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
4
pemerintah yang berhubungan dengan segala usaha pengembangan atau
peningkatan kualitas sumber daya manusia di sekolah.
Kebijakan sebagai petunjuk yang menyeluruh dalam menetapkan batas-
batas tertentu dan arah bagi tindakan pengembangan sumber daya manusia yang
akan dilakukan. Beberapa kebijakan yang pada umumnya diterapkan dalam
manajemen pengembangan Sumber Daya Manusia di sekolah adalah sebagai
berikut :
a) Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Kebijakan pengembangan dan pelatihan tenaga pendidik dan
kependidikan adalah langkah yang diambil oleh manajemen untuk
menjamin sumber daya manusia pendidikan yang tersedia adalah yang
tepat dalam menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan kerja yang
tepat pada waktu yang tepat. Program ini juga berguna untuk
meningkatkan keterampilan dalam hal pembelajaran, penggunaan
teknologi, serta metode pengajaran yang kreatif dan inovatif.
b) Rekrutmen dan Seleksi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Kebijakan rekrutmen dan seleksi ini dilakukan untuk
memastikan bahwa sumber daya manusia yang dimiliki suatu sekolah
itu adalah yang memiliki kualitas tinggi. Dalam melakukan perekrutan
dan seleksi pihak sekolah menentukan kualifikasi yang dijadikan acuan
pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat menemukan seseorang
yang sesuai dengan jabatan yang diharapkan.
c) Evaluasi Kinerja
Kebijakan evaluasi kinerja yang berkelanjutan dilakukan guna
memantau dan meningkatkan kualitas dari berjalannya pendidikan di
suatu sekolah. Dari data hasil evaluasi kinerja ini akan memberikan
umpan balik yang bersifat konstruktif dan rekomendasi untuk dapat
mengembangkan sumber daya manusia di sekolah.
d) Pengembangan Kepala Sekolah
Kebijakan pengembangan sumber daya manusia di sekolah tidak
luput juga dari pengembangan kepala sekolah di lembaga pendidikan itu
sendiri. Kepala sekolah sebagai pimpinan juga harus mengembangkan
profesionalismenya baik dalam hal kepemimpinan, manajerial, maupun
kemampuan interpersonalnya.
5
2.1.2 Acuan dalam Manajemen Pengembangan SDM di Sekolah
6
e) Riset Pendidikan
Hasil dari penelitian, riset dan studi ilmiah mengenai
pengembangan sumber daya manusia di sekolah dapat dijadikan sebagai
pengetahuan dan wawasan yang berharga dalam menentukan strategi
dan metode yang efektif dalam pengembangan sumber daya manusia di
sekolah.
7
d) Standar Evaluasi dan Penilaian
Standar Evaluasi dan Penilaian di sekolah harus memiliki sistem
evaluasi yang transparan dan objektif yang nantinya akan digunakan
dalam berbagai bentuk penilaian, termasuk penilaian oleh peserta didik,
sesama guru maupun penilaian kinerja.
e) Standar Pengembangan Profesional
Standar pengembangan professional ini akan dapat memastikan
bahwa seorang pendidik dan tenaga kependidikan memiliki akses untuk
melaksanakan pelatihan dan pengembangan professional yang
berkualitas. Di dalam standar pengembangan professional ini akan
mendorong sumber daya manusia di sekolah untuk terus dapat
meningkatkan kompetensi mereka melalui kebijakan atau program
pengembangan.
f) Standar Kesejahteraan Guru dan Staf
Dalam standar kesejahteraan guru dan staf pada suatu lembaga
pendidikan adalah untuk memastikan bahwa guru dan staf sekolah
memiliki kesejahteraan fisik dan mental yang mumpuni serta sekolah
dapat menyediakan fasilitas dan dukungan yang diperlukan untuk
memenuhi kesejahteraan mereka.
g) Standar Partisipasi dan Kolaborasi
Sekolah harus mendorong partisipasi antara guru, orang tua,
peserta didik, dan masyarakat atau komunitas lain dalam pengelolaan
sekolah. Dengan membangun kerjasama yang kuat antara sekolah dan
pihak-pihak terkait akan membantu dalam pengembangan sumber daya
manusia yang ada.
h) Standar Keselamatan dan Kesehatan
Sekolah harus dapat memastikan lingkungan sekitarnya aman dan
sehat bagi seluruh SDM di sekolah serta mengikuti standar regulasi
keselamatan dan kesehatan yang berlaku.
8
manusia. Meskipun begitu, penting bagi sekolah untuk selalu melaksanakan dan
mengikuti standar yang pada saat itu berlaku serta terus berusaha untuk dapat
memenuhi standar tersebut demi tercapainya tujuan dan kualitas pendidikan yang
optimal.
9
porsinya masing-masing sehingga akan memberikan dukungan yang kuat dalam
pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.
Permasalahan tersebut harus disiapkan jalan keluarya agar tidak terjadi sehingga
tidak menjadi faktor penghambat dalam mencapai tujuan sekolah, apalagi jika ada
kebijakan pendidikan yang dianggap kurang menguntungkan bagi mereka. Dengan
demikian, keberhasilan sekolah dalam mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah sangat
dipengaruhi oleh kompetensi dan kapasitas kepala sekolah dalam mengelola sumber daya
manusia sebagai pelaku atau pelaksana operasional tugas-tugas yang ada di sekolah.
10
2.3 Rekruitmen, Seleksi, Penempatan Sumber Daya Manusia di Sekolah
2.3.1 Rekruitmen Sumber Daya Manusia di Sekolah
11
c. Untuk membantu meningkatkan angka keberhasilan dari proses seleksi
dengan menurunkan sejumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang
bermutu rendah (underqualified) atau bermutu terlalu tinggi
(overqualified) dengan jelas.
d. Untuk membantu menurunkan kemungkinan tenaga pendidik dan
kependidikan yang setelah direkrut dan diseleksi, akan hengkang dari
sekolah setelah beberapa saat kemudian.
e. Untuk memenuhi tanggung jawab sekolah bagi program tindakan
persetujuan dan hukum lain serta kewajiban sosial yang berurusan dengan
komposisi tenaga pendidik dan kependidikan.
f. Untuk mengawali identifikasi dan menyiapkan tenaga pendidik dan
kependidikan potensial yang akan menjadi calon tenaga pendidik dan
kependidikan yang sesuai.
g. Untuk meningkatkan keefektifan sekolah dan individu dalam jangka
pendek dan panjang.
h. Untuk mengevaluasi keefektifan teknik dan pencarian rekrutmen yang
beragam dari semua jenis tenaga pendidik dan kependidikan
12
promosi berdasarkan kinerja, rating potensial yang diperoleh dari
aktivitas-aktivitas penilaian, daftar senioritas, dan daftar yang dihasilkan
oleh inventarisasi skill dalam departemen SDM sekolah. Metode yang
paling sering digunakan meliputi penempatan tenaga pendidik dan
kependidikanan dan kontrak informal.
13
kependidikan lainnya yang dapat membantu kelancaran proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan tersebut.
Prinsip-Prinsip Rekrutmen SDM di Sekolah
Dalam rangka untuk bisa mendapatkan calon guru yang
professional, memenuhi kualifikasi, dan menjanjikan untuk menduduki
posisi tertentu tidaklah mudah. Ada beberapa prinsip yang harus dipegang
teguh dalam perencanaan atau pelaksanaan rekrutmen guru, diantaranya:
a) Rekrutmen guru harus dirancang secara matang agar dapat
memenuhi kebutuhan.
b) Rekrutmen guru harus dilakukan secara objektif. Artinya panitia
seleksi pegawai baru menetapkan pelamar yang lulus dan pelamar
yang tidak lulus secara objektif. Pelamar yang tidak memenuhi
persyaratan secara objektif dinilai tidak lulus, dan sebaliknya
pelamar yang memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai pelamar
yang lulus.
14
d. Walks in, adalah para pencari kerja yang datang langsung ke
departemen SDM/Bagian Kepegawaian untuk mencari kerja.
e. Writes in, adalah surat-surat langsung yang dikirim oleh
lembaga. Organisasi yang menerima banyak surat lamaran
langsung haruslah mengembangkan cara efisien untuk
menyeleksi lamaran-lamaran tersebut dan menyimpan arsip
lamaran yang memenuhi syarat.
f. Perguruan Tinggi, rekrutmen dari perguruan tinggi merupakan
sumber utama kebutuhan tenaga manajerial, profesional, dan
teknis bagi organisasi
g. Lembaga Pendidikan, lembaga pendidikan juga menjadi saluran
rekrutmen. Lembaga ini meliputi Sekolah Menengah Umum
(SMU) dan lemabag pendidikan kejuruan.
h. Advertising (pengiklanan), dengan iklan para pelamar dapat
mengetahui lowongan pekerjaan seperti radio, majalah
internet/web dan lain-lain.
15
Kriteria Dasar Seleksi
Agar seleksi tenaga pendidik dan kependidikan mencapai sasaran yang diharapkan,
harus mempertimbangkan prinsip-prinsip rasional, ilmiah dan objektif.
1. Prinsip Rasional
Maksudnya, metode dan prosedur yang ditempuh dalam seleksi
tenaga pendidik dan kependidikan dapat diterima akal sehat dan tidak
terkesan dibuat-buat dengan maksud menyulitkan calon tenaga pendidik
dan kependidikan. Oleh karena itu, agar metode dan prosedur seleksi tenaga
pendidik dan kependidikan rasional, perlu ditangani oleh yang benar-benar
profesional sehingga tahu lingkup seleksi tenaga pendidik dan
kependidikan.
2. Prinsip Ilmiah
Seleksi tenaga pendidik dan kependidikan dilakukan sesuai dengan
prosedur dan tahapan ilmiah, yakni ditujukan untuk memperoleh konklusi
ilmiah berdasarkan postulat dan prasuposisi ilmiah tertentu. Artinya, seleksi
tenaga pendidik dan kependidikan dilakukan melalui tahapan:
- Mendefinisikan masalah
- Menyatakan tujuan
- Mengumpulkan data (verifikasi empiris)
- Mengklasifikasi, menganalisis, dan interpretasi hasil analisis
- Menarik kesimpulan, menggeneralisasikan, dan menyatakan kembali atau
mengembangkan hipotesis baru.
3. Prinsip Objektif
Prinsip objektif berarti dalam seleksi tenaga pendidik dan
kependidikan selalu berpihak pada kenyataan yang ada. Pengaruh subjek
dalam membuat uraian/deskripsi tenaga pendidik dan kependidikanan dan
analisis seharusnya dilepaskan, meskipun tidak mungkin mendapatkan
objektivitas yang absolut. Dengan kata lain, objektivitas dalam seleksi
tenaga pendidik dan kependidikan adalah kesimpulan yang diambil sebagai
hasil penelaahan, minimum hasil observasi meskipun sifatnya hanya
sementara. Objektif tidak bergantung pada faktor yang subjektif sifatnya,
16
seperti agama, hubungan keluarga, suku, dan marga. Kriteria dasar seleksi
tenaga pendidik dan kependidikan yang diperlukan untuk memperoleh
tenaga pendidik dan kependidikan yang berdaya guna dan berhasil guna
serta profesionalisme, minimum harus memenuhi syarat: (a) Berpedoman
pada laporan analisis tenaga pendidik dan kependidikanan dan rencana
perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan; (b) Efisien dan efektif; (c)
Memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku; (d) Dilakukan
secara objektif dan jujur, dan (e) Dilakukan dengan professional.
a. Berpedoman pada laporan analisis tenaga pendidik dan
kependidikanan dan rencana perekrutan tenaga pendidik dan
kependidikan
Bagi manajemen profesional, pedoman dan petunjuk teknis
seleksi tenaga pendidik dan kependidikan dijadikan norma dasar
yang dijadikan acuan dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan
seleksi tenaga pendidik dan kependidikan setiap waktu. Pedoman
dan petunjuk teknis tersebut merupakan titik dasar bagi pelaksanaan
seleksi tenaga pendidik dan kependidikan dari mana kegiatan
tersebut diawali. Selanjutnya, tinggal disesuaikan dengan laporan
analisis tenaga pendidik dan kependidikanan dan rencana
perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan serta situasi
tertentuapabila dipandang perlu.
b. Efisien dan efektif
Seleksi efisien berarti pelaksanaan seleksi tenaga pendidik
dan kependidikan tidak hanya memerlukan alokasi dana tetapi juga
dapat menentukan dan memilih tenaga pendidik dan kependidikan
yang benar-benar cakap dan diperkirakan mampu memegang
jabatan/tenaga pendidik dan kependidikanan yang bakal diberikan
kepadanya. Adapun efektif berarti seleksi tenaga pendidik dan
kependidikan sesuai alokasi waktu dan rencana yang ditetapkan.
c. Memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku
Dalam melaksanakan seleksi tenaga pendidik dan
kependidikan, haruslah selalu memperhatikan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang dikeluarkan sekolah maupun
pemerintah, baik tertulis maupun tidak tertulis. Artinya,
17
pelaksanaan seleksi tenaga pendidik dan kependidikan tidak boleh
melanggar peraturan dan ketentuan tersebut. Misalnya, ketentuan
internasional dan pemerintah Indonesia melarang sekolah merekrut
tenaga pendidik di bawah umur. Meskipun dalam analisis tenaga
pendidik dan kependidikanan tidak disebutkan secara jelas larangan
tersebut, manajemen tenaga pendidik dan kependidikan khususnya
bagian seleksi harus memahaminya. Konsekuensi akibart
ketidakcermatan dalam memegang teguh norma yang berlaku dapat
mengakibatkan pemberian sanksi oleh pemerintah terhadap sekolah
atas kelalaian pada peraturan dan ketentuan yang telah berlaku.
d. Dilakukan secara objektif dan jujur
Objektivitas dan kejujuran dalam mengadakan seleksi
merupakan kunci sukses penentuan sumber daya awal di sekolah.
Agar seleksi tenaga pendidik dan kependidikan berhasil
menentukan dan memilih tenaga pendidik dan kependidikan sesuai
dengan yang diharapkan, bagian seleksi harus objektif dan jujur.
Bagian seleksi tenaga pendidik dan kependidikan harus
objektif, berarti lebih menekankan pertimbangan rasional daripada
perasaan dalam menyeleksi tenaga pendidik dan kependidikan. Hal
ini perlu ditekankan karena pada kenyataannya sampai saat ini
masih banyak bagian seleksi tenaga pendidik dan kependidikan
dalam menentukan dan memilih tenaga pendidik dan kependidikan
terpengaruh faktor subjektif, antara lain hubungan keluarga, suku,
agama, kedaerahan, warga dan teman.
Kejujuran bagian seleksi tenaga pendidik dan kependidikan
mutlak diperlukan untuk menghindari penyuapan oleh calon tenaga
pendidik dan kependidikan agar diluluskan, meskipun calon tenaga
pendidik dan kependidikan kurang memenuhi kriteria sekolah.
Apabila terjadi hal itu, metode seleksi yang tepat dan bagian seleksi
yang profesional hampir tidak ada artinya karena penilaian bagian
seleksi tidak menekankan kemampuan yang dimiliki calon tenaga
pendidik dan kependidikan, tetapi lebih mengutamakan uang suap
yang diterimanya. Ketidakjujuran bagian seleksi harus bena-benar
diperhatikan setiap sekolah yang menginginkan tenaga pendidik dan
18
kependidikan yang tepat sesuai dengan lowongan tenaga pendidik
dan kependidikanan yang tersedia.
e. Dilakukan dengan professional
Kriteria dasar ini memiliki pengaruh besar terhadap
berhasil/tidaknya pelaksanaan seleksi tenaga pendidik dan
kependidikan untuk memperoleh tenaga pendidik dan kependidikan
yang sesuai dengan yang diharapkan. Bagaimanapun mujarabnya
metode seleksi tenaga pendidik dan kependidikan yang digunakan,
tanpa dilakukan seleksi yang profesional, kemungkinan seleksi
tenaga pendidik dan kependidikan yang dilakukan pun akan kurang
dapat mencapai sasaran yang dikehendaki.
Setiap metode seleksi tenaga pendidik dan kependidikan
hendaknya diterapkan bagian seleksi tenaga pendidik dan
kependidikan yang profesional dalam bidangnya. Apabila yang
melaksanakan bukan yang benar-benar profesional, tidak mustahil
akan menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan.
19
meliputi: (a) umur; (b) kesehatan fisik; (c) pendidikan; (d) pengalaman
bertugas; (e) tujuan-tujuan; (f) perangai; (g) pengetahuan umum; (h)
keterampilan komunikasi; (i) motivasi; (j) minat; (k) sikap dan nilai-nilai;
(l) kesehatan mental; (m) kepantasan untuk bertugas dengan murid, anggota
staf sekolah, dan masyarakat; dan (n) faktor-faktor lain yang mungkin
ditetapkan secara khusus oleh pemerintah.
Banyak di antara faktor-faktor ini sukar untuk dinilai. Karena itu
hendaknya dibuat persetujuan di antara orang-orang yang diberi tanggung
jawab atas seleksi menegnai jenis bukti yang harus dipertimbangkan dalam
hubungan dengan tiap faktor masing-masing.
20
menjaga bahwa pengharapan- pengharapan itu tidak bertentangan dengan
kebutuhan dan motivasi pelamar. Adalah jauh lebih baik untuk mengetahui
setiap batas yang serius selama proses seleksi itu daripada menggunakan
banyak waktu dan sumber sekolah dalam tindakan pembetulan kemudian
setelah calon itu diangkat.
21
Oleh karena itu pada garis besarnya, seleksi tenaga pendidik dan
kependidikan dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan ketegasan tentang
kecakapan, kepribadian, kebiasaan, dan data lain, serta keterangan yang dianggap
perlu untuk mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berdaya guna
dan berhasil guna. Untuk menjamin keberhasilan tujuan yang diharapkan perlu
menggunakan metode seleksi tertentu, meliputi: seleksi persyaratan
adaministrasi, pengetahuan umum, psikologi, dan wawancara.
1. Seleksi Persyaratan Administrasi
Tahap pertama yang harus ditempuh bagian seleksi tenaga
pendidik dan kependidikan adalah mengadakan pemeriksaan persyaratan
administratif yang harus dipenuhi para pelamar untuk mengetahui lengkap
tidaknya persyaratan tersebut. Seleksi administratif meliputi pengisian
formulir yang disediakan sekolah, persyaratan sebagai lampiran surat
lamaran, dan persyaratan finansial jika dipandang perlu.
Kekuranglengkapan persyaratan administratif perlu dipertimbangkan dan
bila perlu dikembalikan kepada yang bersangkutan agar dilengkapi,
selanjutnya dimasukkan ke bagian seleksi pada batas waktu yang telah
ditentukan.
Formulir tersebut biasanya memuat keterangan dan data pribadi
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Mengenai pribadi, misalnya nama lengkap dan tempat tinggal
b. Keterangan perorangan: umur, status perkawinan, tanggungan,
jumlah saudara, tempat, dan alamat orang tua
c. Keterangan fisik, tinggi badan, berat badan, kesehatan, dan ciri
khusus lainnya
d. Pendidikan: sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama,
sekolah lanjutan tingkat atas, diploma, sarjana, pascasarjana, dan
sebagainya.
e. Pengalaman kerja: di mana pernah bertugas, berapa lama, bagian
apa, mengapa berhenti, dan sebagainya.
f. Keterangan lain: hobi, prestasi lain, dan sebagainya.
22
Biasanya syarat yang harus dipenuhi para pelamar yang merupakan
lampiran surat lamaran, antara laian:
a. Fotokopi ijazah serta sertifikat pelatihan/kursus yang telah
dimiliki
b. Daftar riwayat hidup
c. Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian
d. Surat keterangan sehat dari dokter
e. Kartu tanda bukti mencatatkan diri dari departemmen/dinas
tenaga pendidik dan kependidikan setempat
f. Pas foto sesuai dengan permintaan
g. Fotokopi kartu tanda penduduk
h. Surat keterangan pengalaman kerja.
3. Seleksi Psikologi
Seleksi ini diadakan dengan maksud untuk mengetahui keadaan
diri serta kesanggupan calon tenaga pendidik dan kependidikan terhadap
kemungkinan dalam memangku tenaga pendidik dan kependidikanan
23
yang akan diberikan kepadanya. Secara garis besarnya, seleksi psikologi
dapat digolongkan menjadi 5 (lima) macam, yaitu tes hasil kerja, tes bakat,
tes kecerdasan, tes minat dan tes kepribadian.
a. Tes Hasil Kerja (Achievement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur hasil kerja para
pelamar. Tes demikian menunjukkan apa yang dapat dikerjakan
sekarang. Kadang-kadang tes ini juga disebut proficiency test,
yaitu tes kepandaian atau tes kecakapan/keahlian. Tujuan tes ini
adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan bertugas yang
dimiliki para pelamar, serta prediksi terhadap kecakapan
mengerjakan suatu jenis tenaga pendidik dan kependidikanan
setelah diberikan induksi, orientasi, pendidikan, dan pelatihan.
b. Tes Bakat/Pembawaan (Aptitude Test)
Tes bakat/pembawaan adalah tes untuk mengukur bakat
atau kemampuan yang mungkin telah dikembangkan atau
masihterpendam, dan tidak digunakan. Tujuan penyelenggaraan
tes ini adalah untuk memprediksi kecakapan belajar para
pelamar di kemudian hari, bukan kecakapannya untuk
mengerjakan tugas tenaga pendidik dan kependidikanan yang
sekarang.
c. Tes Kecerdasan (Intellegence Test)Kualitas kecerdasan seseorang
sering dinyatakan dengan intellegence quotient (IQ). Tes
kecerdasan adalah tes yang digunakan baik dalam seleksi maupun
untuk peningkatan (upgrading). Pengukuran kecerdasan sering
dilakukan pertama-tama dalam program pengujian, karena
pengukuran ini memberikan suatu bentuk pengukuran yang
pokok atau yang utama. Tes kecerdasan adalah tes untuk
mengukur kemampuan berpikir.
d. Tes Minat (Interest Test)
Tes minat adalah tes untuk mengetahui luasnya minat
para pelamar. Tes minat merupakan segala jenis tes psikologi
yang bermaksud untuk menentukan aktivitas mana yang paling
menarik perhatian seorang calon tenaga pendidik dan
kependidikan.
24
e. Tes Kepribadian (Personality Test)
Kepribadian menunjukkan individu secara keseluruhan,
cara berpikir, merasakan, bertindak, cara bergaul dengan orang
lain, cara penyesuaian diri dengan lingkungannya. Semuanya
merupakan sifat penting yang membedakan masing-masing
individu dengan orang lain. Tes kepribadian ini adalah suatu tes
untuk mengukur atau menilai sifat kepribadian yang dimiliki
para pelamar.
f. Seleksi Wawancara (Interview Test)
Seleksi wawancara sebagai salah satu proses seleksi
tenaga pendidik dan kependidikan adalah suatu pertemuan
pribadi antara seorang calon tenaga pendidik dan kependidikan
dengan bagian seleksi tenaga pendidik dan kependidikan. Dalam
mengadakan wawancara harus diusahakan supaya calon tenaga
pendidik dapat menyampaikan persiapan yang telah
dilakukannya. Tes wawancara juga menjadi kunci untuk mencari
tahu tentang keperibadian seseorang.
25
berbeda. Penugasan ini dapat berupa penugasan pertama untuk pegawai baru
direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi, pengalihan, dan penurunan jabatan atau
bahkan pemutusan hubungan kerja.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penempatan
sumber daya manusia merupakan suatu usaha untuk menyalurkan kemampuan
sumber daya manusia sebaik-baiknya dengan jalan menempatkan sumber daya
manusia pada posisi atau jabatan yang paling sesuai untuk memperoleh prestasi
kerja yang optimal. Atau dengan kata lain bisa didefinisikan sebagai kebijaksanaan
sumber daya manusia untuk menentukan posisi atau jabatan seseorang di sebuah
lembaga pendidikan.
26
dan lain-lain. Pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai diharapkan dapat
membantu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya,
oleh karena itu pegawai dituntut untuk memiliki pengetahuan yang sesuai
dengan pekerjaannya.
27
Pengembangan karier juga tetap dilakukan jika calon pelamar sudah diterima di
madrasah tersebut. serta sikap dan penampilan dari calon tenaga kependidikan.
Bentuk Penempatan SDM di Sekolah
Menurut Hariandja (2002), terdapat beberapa bentuk penempatan kerja karyawan
selain penempatan karyawan yang baru direkrut, yaitu: kenaikan jabatan (promosi),
pengalihan (transfer), dan penurunan jabatan (demosi). Penjelasan ketiga bentuk
penempatan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Kenaikan jabatan (promosi)
Sebuah promosi terjadi ketika seseorang karyawan
dipindahtugaskan dari satu pekerjaan ke posisi lain yang lebih tinggi dalam
hal pembayaran gaji, tanggung jawab dan atau tingkat status
keorganisasiannya sering pula disebut sebagai proses penugasan kembali
seorang karyawan ke posisi pekerjaan yang lebih tinggi. Setiap karyawan
mendambakan promosi sebagai wujud penghargaan perusahaan kepadanya
sekaligus membuktikan keberhasilannya meniti karir.
2. Pengalihan (transfer)
Pengalihan (transfer) adalah pengalihan karyawan dari satu jabatan
ke jabatan lain yang memiliki tanggung jawab yang sama, gaji yang sama
dan level organisasi yang sama. Pengalihan sangat bermanfaat bagi
pemegang jabatan, karena pengalamannya dapat dialihkan kepada
seseorang dengan keterampilan baru dan perspektif berbeda yang membuat
orang tersebut menjadi pekerja dan kandidat yang lebih baik untuk
dipromosikan di masa depan.
Pengalihan pada umumnya dimaksudkan untuk menempatkan
karyawan pada tempat yang setepatnya, dengan maksud agar karyawan
yang bersangkutan memperoleh suasana baru dan/ atau kepuasan kerja
setinggi mungkin dan dapat menunjukkan kinerja yang lebih tinggi.
3. Penurunan jabatan (demosi)
Demosi adalah penurunan karyawan ke pekerjaan dengan tanggung
jawab yang lebih rendah, dan biasanya juga dengan tingkat gaji yang lebih
rendah, dilakukan dengan alasan untuk kerja yang buruk dan karyawan atau
perilaku yang tidak tepat. Penurunan jabatan dapat pula dikatakan sebagai
penugasan kembali seorang karyawan ke posisi pekerjaan yang lebih
28
rendah dengan gaji atau upah yang lebih kecil serta kualifikasi keterampilan
dan tanggung jawab yang lebih rendah.
29
orang lain, dan memperkaya lingkungan sekitarnya. Hal ini dilakukan secara mandiri
untuk mencapai martabat, mutu, dan kemampuan manusiawi yang optimal serta mencapai
pribadi yang mandiri. Dari pendapat tersebut dapat kelompok tarik kesimpulan bahwa
pembinaan sumber daya manusia merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan potensi, pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi
individu atau kelompok dalam suatu organisasi atau lembaga. Tujuan dari pembinaan
SDM adalah untuk mengembangkan keahlian, sikap, dan pengetahuan yang diperlukan
agar individu atau kelompok dapat mencapai performa optimal dalam pekerjaan atau tugas
yang diemban.
Menurut Marwansah (2010), pengembangan sumber daya manusia adalah
langkah-langkah yang memberikan kesempatan kepada individu untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan persyaratan
pekerjaan atau jabatan. Ini dapat dicapai melalui pendidikan dan pelatihan, baik sebagai
kebutuhan organisasi maupun sebagai inisiatif individu untuk pertumbuhan dan
perkembangan mereka. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mondy, R. Wayne, Robert
M. Noe, dan Shane R. Premeaux (1993), pengembangan sumber daya manusia adalah
rangkaian kegiatan yang direncanakan dan terus-menerus dilakukan oleh suatu organisasi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja
organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan. Selain itu,
Michael (2004) juga mengutarakan pendapatnya yang mengemukakan bahwa
pengembangan sumber daya manusia melibatkan penciptaan peluang dan lingkungan
pembelajaran yang mendukung. Ini mencakup penyusunan program pelatihan yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program tersebut.
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya
manusia merupakan serangkaian strategi dan kegiatan yang dirancang untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kompetensi semua anggota sekolah,
termasuk guru, staf, dan siswa. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan
dan memastikan bahwa semua individu yang terlibat dalam proses pembelajaran memiliki
keterampilan yang diperlukan untuk mencapai keunggulan dalam pendidikan. Hal ini
tentunya melibatkan pelatihan, pengajaran, pengembangan kepemimpinan, peningkatan
keterampilan teknologi, dan pembelajaran sepanjang hayat. Selain itu, dari tujuan yang
sudah disebutkan Hasibuan menyebutkan ada beberapa tujuan pengembangan SDM
khususnya guru dan karyawan, diantaranya :
30
a) Produktifitas kerja
Dengan adanya pengembangan sumber daya manusia, produktivitas kerja
guru dan karyawan di sekolah akan mengalami peningkatan signifikan. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan dalam tiga aspek keterampilan, yaitu technical skill
(keterampilan teknis), human skill (keterampilan interpersonal), dan managerial
skill (keterampilan manajerial) dari guru dan karyawan. Ketika guru dan karyawan
mengembangkan keterampilan teknis mereka melalui pelatihan dan pembelajaran
terus-menerus, mereka menjadi lebih kompeten dalam mengajar, menggunakan
teknologi pendidikan, dan mengelola lingkungan pembelajaran.
Selain itu, peningkatan keterampilan interpersonal memungkinkan mereka
untuk berinteraksi dengan siswa, rekan kerja, dan orangtua siswa dengan lebih
efektif, menciptakan lingkungan sekolah yang lebih harmonis dan mendukung. Di
sisi lain, peningkatan keterampilan manajerial memungkinkan guru dan karyawan
untuk mengelola waktu, proyek, dan sumber daya dengan lebih efisien, yang pada
gilirannya meningkatkan produktivitas kerja mereka.
b) Efisiensi
Pengembangan guru dan karyawan di sekolah memiliki tujuan yang sangat
penting, yaitu meningkatkan efisiensi tenaga dan memenuhi segala kebutuhan yang
diperlukan dalam lingkungan pendidikan. Melalui program pengembangan ini,
guru dan karyawan diberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi mereka. Dengan meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan, guru dapat mengajar dengan metode yang lebih efektif,
memanfaatkan teknologi pendidikan, dan menghadapi tantangan pembelajaran
dengan lebih baik. Mereka juga dapat mengembangkan strategi pengajaran yang
inovatif, mengakomodasi gaya belajar siswa, serta memberikan dukungan yang
lebih baik kepada siswa yang membutuhkan bantuan tambahan.
c) Pelayanan
Meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pengguna lembaga
pendidikan, baik itu siswa, orangtua, maupun pihak-pihak terkait lainnya.
Pelayanan yang berkualitas tinggi merupakan faktor kunci dalam menjadikan
lembaga pendidikan menjadi tempat yang diinginkan dan dipilih oleh masyarakat.
Peningkatan pelayanan tersebut tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga
melibatkan komunikasi yang baik, empati terhadap kebutuhan siswa, serta sikap
profesionalisme dalam berinteraksi dengan orangtua dan masyarakat. Pemberian
31
pelayanan yang baik bukan hanya menciptakan kepuasan bagi pengguna lembaga
pendidikan, tetapi juga membangun reputasi sekolah sebagai lembaga yang peduli
dan berkomitmen terhadap pendidikan yang berkualitas. Pelayanan yang unggul
akan memberikan dampak positif dalam menjaga daya tarik lembaga pendidikan
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.
d) Moral
Pengembangan guru dan karyawan dalam konteks peningkatan moral
memiliki dampak positif yang signifikan. Ketika guru dan karyawan merasakan
bahwa keahlian dan keterampilan mereka ditingkatkan melalui pelatihan dan
pengembangan, hal ini menciptakan rasa percaya diri dan kepuasan dalam
pekerjaan mereka. Mereka merasa lebih kompeten dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab mereka di sekolah. Selain itu, guru dan karyawan yang memiliki
moral yang baik akan berkontribusi pada pembentukan budaya sekolah yang
positif. Mereka akan menjadi contoh yang baik bagi siswa dan rekan-rekannya.
Keahlian yang diperoleh melalui pengembangan juga meningkatkan rasa percaya
diri guru dan karyawan dalam berinteraksi dengan orangtua siswa, staf lain, dan
masyarakat sekolah.
e) Karir
Pengembangan keahlian dan keterampilan guru serta karyawan tidak hanya
meningkatkan kualifikasi mereka dalam pekerjaan saat ini, tetapi juga membuka
peluang yang lebih besar untuk meningkatkan karir mereka di masa depan. Dengan
adanya pengembangan, para guru dan karyawan memiliki kesempatan untuk
mengasah keahlian dan mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan
tuntutan pekerjaan mereka.Pengembangan juga membuka pintu bagi para guru dan
karyawan untuk memperluas jaringan profesional mereka. Dengan menghadiri
seminar, konferensi, atau lokakarya pelatihan, mereka dapat berinteraksi dengan
sesama profesional pendidikan, berbagi pengalaman, dan membangun koneksi
yang berharga. Jaringan ini bisa membawa mereka ke peluang-peluang baru,
termasuk posisi pekerjaan atau proyek kolaboratif yang memperkaya pengalaman
mereka.
Dari beberapa tujuan yang sudah disebutkan, tentunya dapat diketahui bahwa
pengembangan sumber daya manusia khususnya dalam lembaga sekolah akan sangat
berdampak positif bagi kemajuan lembaga sekolah itu sendiri. Namun tentunya dalam
mencapai tujuan tersebut perlu dukungan dan dorongan dari berbagai belah pihak, mulai
32
dari pemerintah, tenaga pendidik, Masyarakat maupun orang tua peserta didik. Terlepas
dari tujuan yang ada, Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto (2016) menyebutkan ada
beberapa program peningkatan atau pengembangan SDM, diantaranya :
1) Menentukan kebutuhan
Proses menentukan kebutuhan dalam program pengembangan SDM
(Sumber Daya Manusia) sekolah merupakan tahapan yang krusial dalam
memastikan bahwa upaya pengembangan yang dilakukan memiliki dampak yang
signifikan. Untuk melakukan ini, sekolah perlu melakukan evaluasi mendalam
terhadap kinerja guru dan karyawan, serta menganalisis area-area di mana
peningkatan dibutuhkan. Hal ini dapat melibatkan survei kepuasan guru, analisis
hasil ujian siswa, penilaian kinerja individu, serta mendengarkan masukan dari
orang tua dan siswa. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan tren dan
perkembangan terkini dalam dunia pendidikan.
2) Menetukan sasaran
Setelah analisis kebutuhan selesai, sekolah harus mengidentifikasi sasaran
spesifik yang ingin dicapai melalui program pengembangan SDM. Sasaran ini
haruslah SMART: Spesifik (Specific), Measurable (Mengukur), Achievable
(Dapat Dicapai), Relevant (Relevan), dan Time-bound (Terbatas Waktu).
Contohnya, sasaran bisa berupa peningkatan nilai ujian siswa dalam mata pelajaran
tertentu, pengembangan kemampuan mengajar guru dalam metode pembelajaran
online, atau peningkatan keterampilan manajerial karyawan administrasi.
3) Menetapkan isi program
Menetapkan isi program dalam program pengembangan SDM (Sumber
Daya Manusia) sekolah adalah proses yang sangat penting untuk memastikan
bahwa pelatihan dan pengembangan yang diberikan kepada guru dan karyawan
sekolah relevan, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dengan
menetapkan isi program pengembangan SDM sekolah dengan cermat dan
mempertimbangkan kebutuhan serta metode pengajaran yang efektif, sekolah
dapat memastikan bahwa guru dan karyawan mereka dilengkapi dengan
pengetahuan dan keterampilan terbaru yang diperlukan untuk memberikan
pendidikan yang berkualitas dan memenuhi tuntutan perkembangan pendidikan
modern.
33
4) Mengidentifikasi prinsip- prinsip belajar
Mengidentifikasi prinsip-prinsip belajar yang mendasari program
pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) sekolah adalah langkah kunci dalam
memastikan bahwa proses pembelajaran berjalan efektif dan memaksimalkan
hasilnya
5) Melaksanakan program
Dalam melaksanakan program pengembangan SDM sekolah, pendekatan
yang komprehensif dan terorganisir perlu diambil. Pertama-tama, sekolah perlu
menentukan dengan jelas kebutuhan spesifik dalam program pengembangan, yang
dapat mencakup peningkatan keterampilan pengajaran, penguasaan teknologi
pendidikan, atau pengembangan keterampilan kepemimpinan. Setelah itu, sasaran
program harus ditetapkan dengan cermat, dengan fokus pada hasil yang ingin
dicapai, seperti peningkatan kualitas pengajaran, peningkatan kinerja siswa, atau
peningkatan kolaborasi antar guru. Isi program harus dirancang dengan
memperhatikan relevansi materi dengan lingkungan kerja guru dan karyawan.
Prinsip-prinsip belajar yang melibatkan partisipasi aktif, penerapan praktis, dan
pembelajaran kolaboratif harus diterapkan untuk memastikan bahwa peserta
pelatihan benar-benar memahami dan dapat menerapkan konsep yang dipelajari.
Selain itu, penting juga untuk memberikan umpan balik konstruktif kepada peserta
pelatihan agar mereka dapat memperbaiki keterampilan mereka berdasarkan
evaluasi kinerja mereka. Seluruh proses pelaksanaan program pengembangan
SDM sekolah harus didukung oleh kemudahan akses ke sumber daya pembelajaran
dan teknologi, sehingga peserta pelatihan dapat belajar dengan efisien dan efektif.
Dengan melaksanakan program pengembangan ini dengan tekun dan terarah,
sekolah dapat memastikan bahwa guru dan karyawan memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang relevan, yang pada gilirannya akan meningkatkan efisiensi,
kualitas pelayanan, dan motivasi mereka dalam menjalankan tugas-tugas
pendidikan mereka.
6) Menilai keberhasilan program
Menilai keberhasilan program pengembangan SDM sekolah adalah tahapan
kritis yang memastikan bahwa investasi yang telah dilakukan menghasilkan
dampak yang diinginkan. Evaluasi program ini melibatkan serangkaian langkah
teliti untuk mengukur pencapaian dan dampak positif yang telah dihasilkan oleh
peserta pelatihan. Pertama-tama, evaluasi harus melibatkan penilaian terhadap
34
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data terkait peningkatan keterampilan
pengajaran, prestasi siswa, serta perubahan positif dalam lingkungan kerja harus
dianalisis secara mendalam. Penggunaan umpan balik dari peserta pelatihan juga
merupakan bagian penting dari penilaian keberhasilan program. Menerima
tanggapan langsung dari peserta dapat memberikan wawasan berharga tentang
keefektifan materi, metode pengajaran, dan fasilitator pelatihan. Umpan balik ini
dapat membantu mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan
peningkatan.
b) Pengembangan Formal
Pengembangan secara formal, di sisi lain, terjadi ketika guru dan karyawan
diberi tugas oleh pihak sekolah untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan.
Program ini bisa diselenggarakan oleh sekolah itu sendiri atau oleh lembaga-
lembaga pendidikan eksternal. Dalam pendekatan formal ini, partisipasi dalam
pendidikan dan latihan menjadi bagian dari tugas resmi mereka di sekolah,
memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan baru yang dapat meningkatkan kualifikasi dan kontribusi mereka
dalam lingkungan kerja.
35
2.5 Hak dan Kewajiban Sumber Daya Manusia Di Sekolah
Secara universal, sumber daya manusia pendidikan terdiri dari tenaga pendidik dan
kependidikan. Dan secara khusus, SDM Pendidikan mencakup guru, pustakawan, tata
usaha, laboratoran, staff pemerintah dibidang pendidikan dan juga pengurus sekolah.
Untuk mengelola dan memberdayaan SDM Pendidikan, dibutuhkan sistem manajemen
pendidikan yang baik dan tepat agar dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
36
b. Kewajiban Kepala Sekolah
Secara umum, seorang kepala sekolah memiliki kewajiban-
kewajiban yang harus dilakukan, yaitu diantaranya sebagai berikut
1. Berkominikasi aktif dengan guru, siswa dan orang tua siswa
2. Menjalankan dan memastikan implementasi kurikulum secara
efektif sesuai dengan pedoman yang ada
3. Mengevaluasi keterlaksanaan proses pembelajaran secara
rutin/berkala
4. Menjaga keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan siswa, guru, dan
staf sekolah.
5. Mengelola administrasi dan keuangan sekolah, termasuk pencatatan,
laporan, dan pengarsipan yang akurat.
6. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja staf dan
proses pendidikan di sekolah.
7. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada staf untuk
meningkatkan kinerja mereka.
8. Mengawasi kedisiplinan siswa
37
6. Memiliki kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan
fasilitas pendidikan guna mendukung efektivitas pelaksanaan tugas.
b. Kewajiban Guru
38
2. Harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
4. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
39
4. Mengikuti pelatihan dan pengembangan profesional sesuai dengan bidang
tugas masing-masing
5. Mendapatkan perlindungan hukum saat menjalankan tugas dan hak atas
hasil karya intelektual.
6. Mendapat kesempatan menggunakan fasilitas dan sarana pendidikan untuk
mendukung pelaksanaan tugas.
7. Menciptakan lingkungan pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis.
8. Menghormati dan memperlakukan setiap peserta didik dengan adil dan
tidak diskriminatif, tanpa memandang latar belakang sosial, agama, dan
budaya
9. Memiliki komitmen profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
10. Memberi teladan dan menjaga reputasi lembaga, profesi, dan posisi sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepada mereka sebagai tenaga
pendidik dan kependidikan.
40
2. Bersikap sopan dan santun dalam berbicara dan bertingkah laku
3. Mengikuti dan mematuhi selama proses pembelajaran sesuai dengan
peraturan yang berlaku
4. Wajib aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah (upacara
bendera, ekstrakurikuler dan program sekolah lainnya)
5. Mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh guru
6. Berpakaian seragam sekolah sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan sekolah
7. Menjaga dan memelihara kebersihan, keamanan dan ketertiban kelas
maupun sekolah
8. Menjaga nama baik sekolah, guru maupun pelajar lainnya (baik
disekolah maupun diluar sekolah)
41
3. Mengajarkan keahlian dan keterampilan kepada anak (menguasai
bahasa asing, komputer, memanah, berenang, maupun lainnya)
4. Membiayai semua kebutuhan anak selama hidup, termasuk dalam
hal pendidikan.
42
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen pengembangan Sumber Daya Manusia di Sekolah merupakan segala
kegiatan yang berkaitan dengan pentingnya pengembangan bagi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan sebagai sumber daya sekolah, dan memanfaatkan fungsi serta
kegiatan yang menjamin bahwa sumber daya manusia di sekolah dapat dimanfaatkan
dengan efektif sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dalam manajemen pengembangan SDM sekolah perlu adanya kebijakan guna
sebagai petunjuk dalam menetapkan batasan-batasan tertentu serta arah bagi tindakan
pengembangan yang akan dilakukan. Kebijakan dari manajemen pengembangan sumber
daya manusia yaitu: a) pelatihan dan pengembangan; b) rekrutmen dan seleksi; c) evaluasi
kinerja; serta d) pengembangan kepala sekolah. Selain kebijakan ada pula acuan dalam
manajemen pengembangan sumber daya manusia di sekolah yang meliputi: a) UU Sistem
Pendidikan Nasional; b) Standar Pendidikan Nasional; c) Panduan Kemendikbud; d)
Standar Kompetensi Guru; serta e) Riset pendidikan. Kemudian, adapula standar dalam
manajemen pengembangan sumber daya manusia yaitu standar kualifikasi guru, kinerja
guru, kepemimpinan kepala sekolah, evaluasi dan penilaian, pengembangan professional,
kesejahteraan guru dan staf, partisipasi dan kolaborasi, serta standar keselamatan dan
kesehatan.
Analisis kebutuhan SDM di sekolah juga merupakan bagian penting dari
manajemen pengembangan sumber daya manusia di sekolah. Sekolah perlu melakukan
analisis mengenai faktor-faktor keberhasilan dan penghambat yang mempengaruhi sumber
daya manusia di sekolah agar nantinya dapat dipersiapkan untuk keberhasilan visi, ,misi,
dan tujuan sekolah.
Dalam pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan rekruitmen, seleksi
serta penempatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi dari para pelaku
pendidikan. Baik rekruitmen, seleksi maupun penempatan harus dilakukan dengan
memperhatikan kebutuhan, tujuan, dan prinsipnya masing-masing.
Kemudian, untuk meningkatkan potensi, pengetahuan, keterampilan serta
kompetensi diperlukan adanya pengembangan dan pembinaan SDM di sekolah. Sekolah
43
dapat menjalankan program pengembangan dan pembinaan mulai dari menentukan
kebutuhan sampai menilai keberhasilan dari program yang telah dijalankan.
Tentunya setiap sumber daya manusia di sekolah itu memiliki hak dan
kewajibannya masing-masing yang harus dijalankan demi optimalisasi kegiatan
pendidikan di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa memahami hak dan
kewajibannya dalam memimpin suatu sekolah. Guru sebagai pengajar harus mampu dalam
memahami hak dan kewajibannya untuk menyelenggarakan proses pembelajaran. Tenaga
kependidikan, siswa, maupun masyarakat sekitar yang terlibat dalam jalannya pendidikan
di suatu sekolah pun juga harus dapat menjalankan hak dan kewajibannya dengan
semaksimal mungkin.
3.2 Saran
Sumber daya manusia adalah komponen yang sangat penting, maka dari itu perlu
dikelola dengan cara yang professional sehingga nantinya akan mampu menjadi penggerak
dari majunya pendidikan di sekolah. Sumber daya manusia di sekolah perlu untuk
dilakukan pengembangan agar dapat menjalankan dan memahami tugas serta tanggung
jawabnya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
44
DAFTAR PUSTAKA
Astuti. (2018). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Sekolah. Adaara: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 604-625.
Bahri, S., & Arafah, N. (2020). Analisis Manajemen SDM Dalam Mengembangkan Strategi
Pembelajaran Di Era New Normal. Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic
Education, 1(1), 20-40.
Bejamin, B., Malusa, T., & Rahmat, A. (2017). Pengembangan Sumber Daya Manusia (Teori,
Dimensi Pengukuran, dan Implementasi dalam organisasi). Yogyakarta: ZAHR
Publishing.
Bentuk, Prinsip dan Faktor Penempatan Kerja Karyawan. Diakses tanggal 01 Mei 2019,
https://www.kajianpustaka.com/2019/05/bentuk-prinsip-dan-faktor-penempatan-
kerja-karyawan.html?m=1
Faustino Cardoso Gomes, 2003. Manjemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : C.V Andi
Offset
Hasibuan, A. T. (2019). Konsep Pendidikan Abad 21: Kepemimpinan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia SD/MI. Jurnal Magistra.
Junaidi, Zalisman, Yusri, Y., Amin, K., & Wismanto. (2023). Pengembangan Manajemen
Sumber Daya Manusia pada Lembaga Pendidikan Islam. Journal on Education.
Manan, S. (2017). Pembinaan akhlak mulia melalui keteladanan dan pembiasaan. Jurnal
Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, 15(1), 49-65.
Maryono, 2015, SISTEM REKRUITMEN, SELEKSI, PENEMPATAN DAN PEMBINAAN
KEPALA SEKOLAH, Jurnal Manajemen Pendidikan. 9(2), 147-160.
Miftah, M., Raharjo, T. J., Utomo, K. B., & RC, A. R. (2019). Pengembangan Kompetensi
Sumber Daya Manusia di SMKN Jateng. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana
(PROSNAMPAS) (Vol. 2, No. 1, pp. 1078-1085).
Muhammad Roihan Alhaddad. 2019. Penempatan Pegawai Di Lembaga Pendidikan Islam
Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits. Jurnal Ilmiah Pendidikan. 3(1), 17-33
Pandia, D. (2020). Hak dan Kewajiban Siswa di Sekolah. Retrieved from
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/876/4/BAB%20II.pdf
Panduan Diklat, 2008, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Pendidik dan Kependidikan
Sekolah, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Dirgen Peningkatan Mutu pendidik
dan Kependidikan Depdiknas
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2016
tentang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengawasan Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Perundang-undangan tentang Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019
tentang Pendidikan dan Pelatihan Guru dalam Jabatan.
Prafitasari, A. (2022). Hak dan Kewajiban Kepala Sekolah. Retrieved from AdjarPedia:
https://adjar.grid.id/read/543442609/hak-dan-kewajiban-kepala-sekolah?page=all
Purnama, B. J. (2016). Optimalisasi manajemen Sumber Daya Manusia dalam upaya
peningkatan mutu sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan UNY, 12(2), 113839.
Puspa Nurmasyitah, Amini dkk. 2023. Rekrutmen dan Seleksi Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Konseling. 5(2) 2046-2052.
Sri Rahmi , Khal Isnaya. 2017. Penempatan Tenaga Kependidikan: Studi Peran Strategis
Kepala Madrasah. Jurnal Manajemen Pendidikan. 2(1), 31-37
Tapilouw, M. C. (2023). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Kerangka Motivasi. Retrieved
from Berita Fakultas Biologi:
https://biologi.uksw.edu/detail_post/news/kepemimpinan-kepala-sekolah-dalam-
kerangka-motivasi
Taryanti, R. (2021). Hak, Kewajiban dan Tata Tertib Sekolah. Retrieved from
https://sisfo.smkypkk2sleman.sch.id/files/20210712011501jurnal-
HAK,%20KEWAJIBAN%20SISWA%20DAN%20TATA%20TERTIB%20SEKOL
AH.pdf
Thoha, M. (2017). Manajemen Peningkatan Mutu Ketenagaan dan Sumber Daya Manusia
(SDM) di Madrasah Aliyah Negeri Pamekasan. MANAGERIA: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2(1), 169-182.
Thomassawa, R. (2020). Pembinaan Aparatur Terhadap Peningkatan Kinerja pada Kanor
Lurah Gebangrejo Barat Kecamatan Poso Kota. Jurnal Ilmiah Administratie, 13(1), 52-
64.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Undang-Undang Perlindungan Anak
Zuhri, M. M. (2014). Pengembangan Sumber Daya Guru Dan Karyawan Dalam Organisasi
Pendidikan. QUALITY, 2(2).