Anda di halaman 1dari 59

Pemimpin dalam

Pengelolaan Sumber Daya

Penulis modul:

Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd


Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2022
Bahan Ajar
Pendidikan Program Guru Penggerak

Paket Modul 3: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan


Sekolah
Modul 3.2 “Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya”
Edisi Ketiga (Januari 2022)

Penulis Modul:
• Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd
• Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T

Edisi Kesatu (September 2020)


Edisi Kedua (Juni 2021)
Edisi Ketiga (Januari 2022)

Editor:
Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan,
Kemdikbudristek
_______________________________________________________________
_____________________________
Hak Cipta © 2022 pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dilindungi Undang-undang
Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Lembar Pengesahan

Tahapan Nama Tanda Tangan Tanggal

Review Dr. Rita Dewi Suspalupi, M.Ak.

Verifikasi Dr. Kasiman, M.T.

Validasi Dr. Praptono, M.Ed.


Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan
Pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam menentukan
keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam menyinergikan
berbagai elemen di dalamnya. Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu
memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya hingga dapat bersatu
padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa
dan ciptanya. Tak dipungkiri, pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam
terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.

Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu


mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat. Program Pendidikan
Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar
episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk
menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders).
Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa
depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain,
pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah. Kami
memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional
pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana
keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya.

Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian
pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi
program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga
menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas,
baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda
penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia
sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job
learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | i


menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di
kelas. Pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang sarat
dengan refleksi dan praktik langsung, baik bersama sesama CGP maupun rekan sejawat
di sekolah. Pendampingan di lapangan juga tetap menjadi kunci dari keberhasilan
implementasi konsep di kelas atau sekolah CGP.

Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim
pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan
penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan
terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim
digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang
Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi
pendidikan Indonesia. Amin.

Jakarta, Januari 2022

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga


Kependidikan,

Dr. Iwan Syahril, Ph.D.

ii | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Surat dari Instruktur
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak, selamat berjumpa kembali dalam modul pelatihan
Calon Guru Penggerak! Saat ini kita masuk pada modul tentang pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya.

Seperti yang kita ketahui, sekolah wajib membangun ekosistem yang mampu
merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid demi terwujudnya Profil Pelajar
Pancasila. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara
pandang sekolah melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai
kekurangan. Sekolah yang memandang semua sumber daya yang dimiliki sebagai suatu
kekuatan dan aset, maka sekolah ini tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya
pada pemanfaatan kekuatan dan aset yang dimiliki.

Sumber daya sebagai kekuatan akan banyak dieksplorasi ke dalam pembahasan tujuh
modal utama, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam,
modal finansial, modal politik, dan modal agama dan budaya. Ketujuh modal aset ini
selaras dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama pada standar sarana dan
prasarana (modal fisik dan modal lingkungan/alam), standar pendidik dan
kependidikan (modal manusia dan modal sosial) standar pembiayaan (modal finansial),
dan standar pengelolaan pendidikan (modal politik, modal sosial).

Dengan menyadari betapa banyak sumber daya yang dimiliki sekolah, modul ini akan
mengajak Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak untuk senantiasa melihat sumber daya
sebagai aset/kekuatan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yang
berpihak pada murid. Modul ini merupakan bagian dari paket modul 3 yang juga
merupakan paket modul terakhir dalam Program Pendidikan Guru Penggerak. Seperti
pada modul yang lain, kami yakin Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak sudah terbiasa
dengan proses pelatihan yang lebih bermakna dan reflektif. Pada akhir program ini,
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak akan selalu merefleksikan semua pemahaman
yang didapatkan dengan apa yang terjadi dalam keseharian kegiatan Anda sebagai
pendidik.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | iii


Selamat mengeksplorasi materi dalam modul ini, semoga kita semua banyak
mendapatkan pencerahan selama proses pelatihan berlangsung sekaligus menjadikan
kita Guru Penggerak yang dapat mengubah dan membawa pendidikan Indonesia
menjadi lebih baik lagi.

Salam Merdeka,

Pengembang Modul 3.2,

Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd & Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T

iv | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Daftar Isi
Hlm.

Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ..................................i


Surat dari Instruktur ......................................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................................v
Capaian yang Diharapkan ................................................................................................. vi
Pembelajaran 1: Mulai dari Diri ........................................................................................ 1
Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep - Mandiri ............................................................... 4
Pembelajaran 2.2: Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi Asinkronus) ............................... 18
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi ................................................................................ 22
Pembelajaran 4: Demonstrasi Kontekstual ................................................................... 26
Pembelajaran 5: Elaborasi Pemahaman ........................................................................ 32
Pembelajaran 6: Koneksi Antarmateri........................................................................... 33
Pembelajaran 7: Aksi Nyata ........................................................................................... 35
Surat Penutup ................................................................................................................. 38
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 39
Biodata Penulis Penulis 1 ................................................................................................ 40
Biodata Penulis Penulis 2 ................................................................................................ 42

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | v


Capaian yang Diharapkan
Kompetensi Lulusan yang Dituju

Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai


berikut:
1. Guru Penggerak melakukan pendampingan kepada seluruh komunitas sekolah
untuk dapat menggunakan pendekatan reflektif dan iteratif dalam mengelola
program dan sumber daya sekolah.
2. Guru Penggerak merencanakan, menginisiasi dan mengorganisasi kerangka
program pengembangan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid
berbasis data dan bukti.
3. Guru Penggerak memfasilitasi pelibatan orang tua/wali murid dan masyarakat
dalam pengembangan sekolah untuk peningkatan kualitas belajar murid.

Capaian Umum Modul 3.2


Secara umum, profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari modul ini
adalah CGP mampu:

1. mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya dari berbagai sumber yang


sah untuk menjalankan program sekolah
2. menggunakan sumber daya sekolah secara efektif untuk meningkatkan
kualitas belajar

Capaian Khusus Modul 3.2:


Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk
mampu:
a. menganalisis aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif
dan efisien.
b. merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya menggunakan
pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community
Development).

vi | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


c. menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya pengelolaan
sumber daya.

Isi Materi Modul:


1. Sekolah sebagai Ekosistem
2. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset
3. Tujuh Modal Utama

Sumber Belajar:
a. Video; penjelasan, konsep, dan strategi pengelolaan sumber daya
b. Bacaan: artikel
c. Tautan: google form untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

Mulai dari diri (2JP):


● CGP mengingat ulang pengetahuan mereka tentang faktor-faktor yang
memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan
sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada.
● CGP merefleksikan hasil jawaban yang dimiliki dari pengetahuan awal tentang
materi ini dengan keadaan di sekolahnya.
● CGP mengajukan pertanyaan dan harapan tentang materi ini.

Eksplorasi Konsep (4JP):

● Faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah


● Pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis kekurangan/masalah
● Pemetaan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah menggunakan tujuh
aset/sumber daya berdasarkan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset (Asset-Based Community Development/ABCD)

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | vii


● Prinsip pengelolaan sumber daya di sekolah dengan menggunakan pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community
Development/ABCD)
● Forum Diskusi: CGP mendiskusikan beberapa pertanyaan yang terkait materi
dari tahap Eksplorasi Konsep dengan seluruh CGP dan dipandu oleh fasilitator

Ruang Kolaborasi (6JP)


● CGP mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan
strategi pemanfaatannya secara efektif.
● Setiap kelompok memilih satu jenis sumber daya yang akan didiskusikan dari
lima sumber daya yang ada, dan hasilnya dipresentasikan dalam galeri virtual dan
akan mendapatkan umpan balik dari peserta lain.

Demonstrasi Kontekstual (4JP)


● CGP melakukan analisis visi dan prakarsa perubahan dari video praktik baik.
● CGP mengidentifikasi tindakan yang dilakukan guru dalam masing-masing
tahapan B-A-G-J-A dari video praktik baik.
● CGP merefleksikan peran pemimpin dari video praktik baik.

Elaborasi Pemahaman (2JP)


● CGP mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber daya
melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda konferensi daring
dengan narasumber dan fasilitator. Pertanyaan-pertanyaan akan diberikan
untuk menggali pemahaman CGP.

Koneksi Antarmateri (2JP)


● CGP membuat kesimpulan yang diunggah ke dalam sosial media dalam bentuk
yang diinginkan, seperti video, artikel, infografis, powerpoint, atau lagu.

viii | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Aksi Nyata
● CGP mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk
mengidentifikasi aset/potensi/sumber daya secara kolaboratif bersama warga
sekolah.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | ix


Pembelajaran 1: Mulai dari Diri
Waktu: 2 JP (90 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Mengingat kembali faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat datang pada kegiatan pembelajaran 1. Pada
sesi ini, Bapak dan Ibu akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal Bapak dan Ibu tentang
ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah.

Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak
dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah
ekosistem?

Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat
dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 1


Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa
hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di
ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?

Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan
semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar
sekolah?

Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana
Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?

2 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Harapan

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Apa saja kegiatan, materi, manfaat,
Ibu sebagai seorang pendidik, yang Bapak dan Ibu harapkan ada
pemimpin, dan pada murid setelah dalam modul ini?
mempelajari modul ini?

Diri sendiri:

Murid:

Sekolah:

Peran Fasilitator:
1. Mendampingi CGP dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan.
2. Menganalisis jawaban CGP untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
dan pendapat awal CGP tentang sosok pemimpin dan perannya.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 3


Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep - Mandiri
Waktu: 3 JP (135 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah.
2. CGP dapat membedakan pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis
masalah.
3. CGP memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan
menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-
Based Community Development/ABCD).
4. CGP dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki lingkungan sekolahnya.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kali ini kita masuk pada sesi pembelajaran 2, yaitu
Eksplorasi Konsep Mandiri. Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda akan banyak
melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang sekolah sebagai
ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah
Singkat Pendekatan Asset-Based Community Development, dan aset-aset dalam sebuah
komunitas. Aktivitas setelah membaca mandiri dilanjutkan dengan berdiskusi bersama
dengan CGP lainnya pada Forum Diskusi. Sebelum melakukan telaah materi, silakan
Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini.

Pertanyaan Pemantik:
● Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor
biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja yang
termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
● Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan dalam mengelola
ekosistem sekolahnya?

4 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


● Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai
pemimpin ekosistem sekolah?
● Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola sumber
daya sekolah secara efektif dan efisien?
● Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk
memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini? Jelaskan!
● Sejauh mana sumber daya sekolah yang kita miliki sudah kita gunakan secara
efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah? Jelaskan!
● Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber daya
yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid?
● Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar? Bagaimana
pemanfaatannya?

Tidak ada jawaban salah atau benar di sini, tuliskan di catatan Anda sesuai dengan apa
yang Anda pikirkan dan temukan saat ini. Kita akan mendiskusikan ulang semua
jawaban pada forum diskusi.

Sekolah Sebagai Ekosistem


Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak
hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang
saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.
JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi
antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur
ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang
selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling
memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor
biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
- Murid
- Kepala Sekolah

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 5


- Guru
- Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah
- Orang Tua
- Masyarakat sekitar sekolah
- Dinas terkait
- Pemerintah daerah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga
berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya
adalah:
● Keuangan
● Sarana dan prasarana
● Lingkungan alam

Bapak/Ibu CGP, setelah membaca dan memahami sekolah sebagai ekosistem,


selanjutnya mari kita menonton video sekolah sebagai ekosistem.

Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Approach) dan Pendekatan


Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Approach)

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan menggambarkan seorang pendidik


sebagai seorang yang harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Bpk/Ibu, bagaimana kualifikasi
akademik dan kompetensi yang dimiliki oleh Bpk/Ibu dapat dikelola sebagai aset yang
didayagunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional?

Pendekatan dapat dikatakan sebagai cara pandang atau cara berpikir kita melihat
sesuatu. Dalam konteks modul ini, pendekatan berbasis aset atau berbasis defisit

6 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


berarti bagaimana kita memandang sumber daya sekolah, apakah dianggap sebagai
aset/kekuatan atau kekurangan/masalah.
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan
perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak
berfungsi dengan baik. Kita mengeluhkan banyak fasilitas sekolah yang tidak berfungsi
baik, buku ajar yang tidak lengkap, atau sekolah yang tidak tidak memiliki laboratorium.
Kekurangan yang dimiliki mendorong cara berpikir negatif sehingga fokus kita adalah
bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa yang menghalangi tercapainya
kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang
yang tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan
peluang yang ada di sekitar.

Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep yang


dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan
berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis
menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan
sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang
berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi
yang positif.
Green & Haines (2010) menjelaskan kecenderungan cara pandang yang menggunakan
pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset seperti yang dapat
dilihat dari tabel di bawah ini.

Berbasis pada
Berbasis pada aset/kekuatan
kekurangan/masalah/hambatan

Fokus pada masalah dan isu Fokus pada aset dan kekuatan

Berkutat pada masalah utama Membayangkan masa depan

Mengidentifikasi kebutuhan dan Berpikir tentang kesuksesan yang telah


kekurangan – selalu bertanya apa yang diraih dan kekuatan untuk mencapai
kurang? kesuksesan tersebut.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 7


Fokus mencari bantuan dari sponsor Mengorganisasikan kompetensi dan
atau institusi lain sumber daya (aset dan kekuatan)

Merancang program atau proyek untuk Merancang sebuah rencana berdasarkan


menyelesaikan masalah visi dan kekuatan

Mengatur kelompok yang dapat Melaksanakan rencana aksi yang sudah


melaksanakan proyek diprogramkan

Peserta menonton video tentang Deficit & Asset Based Approach: “Pendekatan Berbasis
Kekurangan dan Berbasis Kekuatan”
Pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif
(IA) yang sudah dibahas sebelumnya pada modul 1.3, dimana paradigma IA ini percaya
bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada
keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dalam
implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah
dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap
selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.
Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan
berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri
seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun
masa depan. Merekapun mengatakan bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang
membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang baik dan benar.
Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi
atas hal yang sudah berjalan baik. Bila sebuah organisasi lebih banyak membangun sisi
positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut
dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara
berkelanjutan

8 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development)

Satuan pendidikan sebagai sebuah komunitas, mempunyai hak mengatur,


melaksanakan, dan mengawasi kegiatan pendidikan agar efisiensi dan efektivitas
penyelenggara pendidikan dapat tercapai seperti yang diisyaratkan dalam standar
pengelolaan pendidikan. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan secara efektif
dan efisien, tentu membutuhkan peran seluruh warga sekolah. apa yang dapat
dikelola dari sekolah Bpk/Ibu melalui pendekatan komunitas berbasis aset agar efisien
dan efektif?

Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang
dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah
pendiri dari ABCD Institute di Northwestern University, Amerika Serikat ABCD dibangun
dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota
komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk
menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan (Kretzman, 2010).
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik
terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah,
kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan tradisional
tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dan dengan demikian
dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi merasa tidak berdaya, pasif, dan selalu
bergantung dengan pihak lain.

Pendekatan PKBA menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia.
Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan,
jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini
melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai
sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas
untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari
aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini
menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 9


Pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat
menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi
yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih
berkelanjutan.
Pendekatan PKBA berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah
komunitas, dimana selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada
masalah yang sedang dihadapi. PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh
seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-
driven development. Di dalam buku ‘Participant Manual of Mobilizing Assets for
Community-driven Development’, Cunningham (2012) menuliskan bahwa Community-
driven Development adalah proses dimana sekelompok orang (dalam suatu kegiatan,
organisasi, atau lingkungan) yang dimotivasi oleh peluang yang ada akan melakukan
suatu usaha hanya dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri (minimal pada
awalnya). Seorang pemimpin akan berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan
dan memimpin komunitasnya.
Sekolah bisa kita pandang sebagai sebuah komunitas. Karena itu, sekolah dapat belajar
tentang bagaimana menjadi komunitas yang sehat dan tangguh. Bank of I.D.E.A.S (2014)
menyebut bahwa karakteristik komunitas yang sehat dan resilien adalah sebagai
berikut:

1. Mempraktikkan dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat, yaitu


perilaku yang menghargai keragaman dan mendorong dialog penduduk yang
aktif, partisipasi dan kepemilikan masyarakat atas masa depan. Apabila kita
aplikasikan ke sekolah bagaimana dialog berkelanjutan terjadi yang sekaligus
mendorong perilaku yang menghargai keragaman antar warga sekolah demi
masa depan murid-murid.
2. Menumbuhkan komitmen terhadap tempat, yaitu perilaku akan memperkuat
koneksi warga baik komunitas, lingkungan, dan ekonomi lokal mereka. Apabila

10 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


diaplikasikan ke sekolah, bagaimana memperkuat komitmen warga sekolah
untuk saling bergotong royong demi kemajuan murid-murid.
3. Membangun koneksi dan kolaborasi, yaitu perilaku yang mendorong
perencanaan dan tindakan kolaboratif, jaringan dan hubungan yang kuat antara
penduduk, organisasi, bisnis, dan komunitas. Jika diaplikasikan ke sekolah, maka
sekolah harus mendorong perencanaan dan tindakan dilakukan secara
kolaboratif. Hubungan dan jejaring antara warga sekolah, masyarakat sekitar,
organisasi yang ada, dan aset lainnya juga harus terjalin. Membangun dan
membina hubungan antara warga sekolah, seperti hubungan guru-guru, guru –
kepala sekolah, guru – murid – guru, guru – staf sekolah – guru, staf sekolah –
murid – staf sekolah, ataupun kepala sekolah – murid – kepala sekolah menjadi
sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.
4. Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada, yaitu perilaku yang
menemukan, memetakan, menghubungkan, dan memanfaatkan sumber daya
seluruh komunitas yang ada. Sekolah harus dibangun dengan melihat pada
kekuatan, potensi, dan tantangan. Kita harus bisa fokus pada pembangunan
sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi
yang sudah ada.
5. Membentuk masa depannya, yaitu perilaku yang memungkinkan visi komunitas
bersama tentang masa depan, sebagaimana tercermin dalam tujuan praktis
komunitas, rencana aksi, dan peringkat prioritas, ditambah dengan keinginan
untuk tidak membahayakan kesejahteraan generasi mendatang. Sekolah
menciptakan visi sebagai perwakilan dari cita-cita yang ingin diwujudkan pada
murid-muridnya.
6. Bertindak dengan obsesi ide dan peluang, yaitu perilaku yang mendorong
pencarian tanpa akhir untuk ide-ide baru dan tepat, kemungkinan
pengembangan dan sumber daya internal dan eksternal. Dalam setiap unsur
sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada menanyakan “Ada masalah

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 11


apa?” dan “Bagaimana memperbaikinya?”, lebih baik bertanya “Apa yang telah
berhasil dilakukan?” dan “Bagaimana mengupayakan agar lebih baik lagi?”
7. Merangkul perubahan dan bertanggung jawab, yaitu perilaku yang memperkuat
kemampuan masyarakat untuk mengatasi perubahan dan pulih dari krisis, pola
pikir yang berfokus pada optimisme, harapan, dan yakin bahwa 'kita bisa
melakukannya'. Titik awal perubahan pada sekolah selalu pada perubahan pola
pikir (mindset) dan sikap yang positif.
8. Menghasilkan kepemimpinan, yaitu perilaku yang terus-menerus memperluas
dan memperbaharui kapasitas kepemimpinan masyarakat. Faktor utama dalam
perubahan yang berkelanjutan di sekolah adalah kepemimpinan lokal dan
pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus menerus.

Aset –Aset dalam Sebuah Komunitas

Standar sarana dan prasarana merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh
sekolah berkaitan dengan tempat belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah,
laboratorium, perpustakaan, bengkel kerja, tempat bermain, dan lainnya. Apabila
sekolah Bpk/Ibu hanya memiliki kriteria minimal dari standar sarana dan prasarana,
apa yang dapat dilakukan oleh Ibu/Bpk untuk tetap menghasilkan kualitas pendidikan
yang optimal?

Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya
sama seperti komunitas pada umumnya. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
sekolah dapat memanfaatkan konsep yang digunakan pada pendekatan pengembangan
komunitas berbasis aset.
Kita dapat meminjam kerangka dari Green dan Haines (2016), yang memetakan 7 aset
utama, atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama. Tujuh modal utama ini
merupakan salah satu alat yang dapat membantu menemukenali sumber daya yang
menjadi aset sekolah. Dalam pemanfaatannya, ketujuh aset ini dapat saling beririsan

12 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


satu sama lain. Misalnya modal budaya dapat beririsan dengan modal agama.
Selengkapnya kita bisa pelajari berikut ini.
1. Modal Manusia
● Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia
menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
● Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris
pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya
dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan dapat
dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan,
dan kepala.
● Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat
kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya
kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang
berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan
dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha,
pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan
budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain
musik.

2. Modal Sosial
● Modal sosial dimaknai sebagai norma dan aturan yang mengikat warga
masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur
kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam
komunitas/masyarakat.
● Ini juga dapat dimaknai sebagai investasi yang berdampak pada bagaimana
manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas hidup berdampingan,
contohnya adanya kepemimpinan, kerjasama, saling percaya, dan rasa memiliki
masa depan yang sama.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 13


● Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi.
Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang
terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang
sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas
kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi
adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, atau kesamaan hobi. Terdapat
beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi
dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi
yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses
pengembangan komunitas masyarakat.

3. Modal Politik
● Modal politik tidak hanya dimaknai sebagai sebuah aktivitas demokratis dalam
tataran politik praktis tapi merupakan kemampuan kelompok untuk
memengaruhi distribusi sumber daya di dalam unit sosial.
● Sebagai kendaraan dalam mencapai tujuan, modal politik berkaitan dengan
kekuasaan dan kebijakan. Modal politik juga menjadi sebuah instrumen melalui
sumber daya manusia yang dapat memengaruhi kebijakan untuk mencapai
kepentingan. Selain itu, modal politik dapat bersifat struktural apabila merujuk
pada atribut-atribut dalam sistem politik yang menajamkan partisipasi dalam
pengambilan keputusan
● Modal politik sebagai sebagai salah satu aset sekolah dapat digunakan untuk
melahirkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kualitas
pembelajaran. Misalkan seorang kepala sekolah dengan kewenangan yang
dimilikinya, menggunakan kewenangannya untuk membuat kebijakan-kebijakan
yang mengakomodir kepentingan warga sekolah dan peningkatan kualitas
pembelajaran yang berpihak pada murid.

14 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


4. Modal agama dan budaya
● Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk
mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku
lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang
bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.
● Kebudayaan merujuk pada hasil cipta dan karya manusia yang unik yang lahir
dari serangkaian ide, gagasan, norma, perilaku, serta benda. Modal budaya
dijelaskan dari tiga hal, yaitu keadaan yang melekat dan mewujud, seperti nilai
dan tradisi yang dianut dan berkembang dalam masyarakat; keadaan konkret
hasil cipta dan karya, seperti lukisan, buku, mesin, kerajinan tangan, dan semua
benda yang dihasilkan oleh manusia sebagai bentuk kreativitas; dan sebuah
bentuk yang dapat dipelajari melalui kualifikasi akademik, yaitu sekolah.
● Identifikasi dan pemetaan modal budaya dan agama merupakan langkah yang
sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan
keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh
penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.
● Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan
kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya
dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang
pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

5. Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
● Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses
pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
● Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem
air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat
transportasi, dan lain-lain.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 15


6. Modal Lingkungan/alam
● Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal
lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai,
tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
● Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari
pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan
kembali.

7. Modal Finansial
● Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat
digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah
komunitas.
● Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan
pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
● Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan
menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-
produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana
memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana
melakukan pembukuan.

Untuk memperoleh gambaran lebih jelas cara berpikir dengan menggunakan


pendekatan berbasis aset dan berbasis defisit, mari kita menonton video dengan judul
Suasana Rapat Guru. Video ini menunjukkan suasana rapat antara kepala sekolah dan
guru yang sedang memutuskan suatu hal.
Setelah menonton video, silakan menuliskan pengalaman Bapak dan Ibu CGP melalui
pertanyan-pertanyaan berikut ini:
Apakah perbedaan dari suasana kedua video yang baru saja kita saksikan?

16 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Suasana rapat yang manakah yang termasuk dalam contoh pendekatan berbasis
kekurangan dan manakah yang termasuk dalam pendekatan berbasis aset/kekuatan?

Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau dengan kepala sekolah,
biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang menjadi kekurangan sekolah
selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang dimiliki oleh sekolah? tuliskan
pengalaman rapat yang pernah terjadi

Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang murid bersama
sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan dari
murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita?

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 17


Pembelajaran 2.2: Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi
Asinkronus)
Waktu: 1 JP (45 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan
sekolahnya.
2. CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi
asinkronus bersama para CGP lainnya.

Forum Diskusi Asinkronus:


Setelah kita membaca penjelasan tentang pendekatan Pengembangan Komunitas
Berbasis Aset, ayo kita lihat ulang jawaban dari pertanyaan pemantik sebelumnya.
Selanjutnya mari kita jawab pertanyaan di bawah ini

Daftar pertanyaan: (hanya fasilitator yang dapat melihat)


1. Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata
komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset?
Mengapa?
2. Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA?
3. Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah
menggunakan pendekatan PKBA?
4. Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan pendekatan
pengembangan sekolah berbasis aset?

Kerjakan pula studi kasus di bawah ini, hubungkan dengan materi pendekatan berbasis
masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.

18 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang
sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini
terjadi.

Cara Mengerjakan Studi Kasus:


Silakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu menjawab tiap pertanyaan dari studi
kasus tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali dengan ‘Jawaban Studi kasus
(no):’.

Studi kasus 1:
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua.
Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-
murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam
keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada
yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun
jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering
marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang
heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang
susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi
pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin
merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon
genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-
murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat
itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA
murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang
terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 19


pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid
nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.

Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini? Hubungkan dengan segala aspek yang bisa
didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai
Kepala Sekolah.

Studi kasus 2:

Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan
menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah
membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur
untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur
untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias
mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan
limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba
tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi
Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih
direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur? Apabila Anda sebagai Kepala
Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

20 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Peran Fasilitator:
1. Mengingatkan CGP melalui media komunikasi yang disepakati untuk
menjawab pertanyaan pemantik yang ada
2. Mempelajari tugas CGP
3. Memastikan CGP menjawab kedua studi kasus
4. Mendorong CGP untuk berdiskusi di forum tertulis (studi kasus)
5. Menilai respons CGP di jawaban kedua studi kasus dengan “rubrik
keaktifan diskusi (tertulis)”

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 21


Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi
Waktu: 6 JP (270 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan
strategi pemanfaatannya secara efektif

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada sesi pembelajaran 3 kali ini, kita akan masuk
pada Ruang Kolaborasi. Anda akan diajak untuk bekerja sama dengan peserta lainnya
dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Penugasan Kelompok : Mengidentifikasi sumber daya


Forum Diskusi 1 (3 JP)
- Buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 anggota. Masing-masing kelompok terdiri
atas guru dengan jenjang yang berbeda namun berasal dari daerah yang sama atau
berdekatan. Tentukan daerah sesuai dengan kondisi lingkungan yang serupa pada
masing-masing peserta CGP.
- Dari masing-masing sumber daya tersebut, setiap kelompok akan membuat
identifikasi aset/modal apa yang dimiliki oleh daerahnya dan menuliskan apa atau
bagaimana pemanfataannya.

Forum Diskusi 2 (3 JP)


- Setiap kelompok akan mempresentasikan hasil identifikasi aset/modal
- Setiap kelompok memberikan umpan balik terhadap presentasi kelompok lain.
- Umpan balik yang diberikan berdasarkan beberapa pertanyaan ini: hal paling
menarik yang ditemukan, hal yang paling ingin diketahui lebih lanjut lagi, dan hal
yang mungkin sangat tidak berhubungan dengan aset sumber yang sedang kita
diskusikan.

22 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


- Forum diskusi dilakukan menggunakan platform yang memungkinkan seluruh
peserta bertatap muka, misalnya menggunakan zoom atau google meet.

Tagihan
- Hasil pemetaan/identifikasi semua aset yang dimiliki daerahnya. Hasil
pemetaan/identifikasi bisa dalam bentuk poster, tabel, mind map, dan lain-lain.

Media
a) Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.
b) Ruang digital di mana CGP bisa memberikan umpan balik dari video masing-masing
kelompok.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 23


Rubrik Penilaian Pemetaan Sumber Daya: Presentasi 10 menit tentang sumber daya

Indikator/ 4 3 2 1
Tingkatan Kolaborasi yang Mencapai Berkembang Perlu
sangat baik Sasaran Pembahasan

Batasan Sangat baik Baik dalam Masih tampak Waktu yang


Waktu dalam memperhatika belum teratur diberikan
memperhatikan n waktu dalam dalam sepertinya
(Bobot: 15%) batasan waktu penyajian dan penyampaian tidak
yang diberikan memberikan dan terlihat digunakan
yaitu 5 menit tanggapan melewati atau secara efektif,
dalam penyajian terhadap kurang dari waktu yang
dan 10 menit kelompok waktu yang diberikan
dalam baru. diberikan. masih kurang
memberikan atau sangat
tanggapan. melampaui
Terlihat sangat waktu yang
teratur dan diberikan.
tepat dalam
penghitungan
waktu.

Kualitas isi Kelompok Kelompok Pemaparan 4 Hanya


dari paparan memaparkan memaparkan aset utama memaparkan
presentasi secara lengkap 5-6 aset utama yang dimiliki kurang dari 4
7 aset utama yang dimiliki sekolah aset utama
(Bobot: 50%) yang dimiliki sekolah dengan data yang dimiiki
sekolah dengan dengan data dukungan sekolah
dukungan data dukungan yang masih dengan data
dan elaborasi yang cukup kurang dukungan
yang baik yang terbatas

24 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Penyampaia Penyampaian Penyampaian Penyampaian Penyampaian
n dan sangat akurat, sudah baik, masih belum masih belum
tanggapan tepat dan proyeksi suara terlihat utuh, utuh, bahkan
terhadap pemilihan kata sudah baik, masih ada tidak tampak
penyajian dan artikulasi kerja beberapa hal ada kesatuan
jelas. Kelompok kelompok yang belum pemikiran
(Bobot: 35%) terlihat bekerja tampak, baik tampak antar anggota
bersama, semua dari penyajian kompak, kelompok,
memiliki maupun proyeksi suara masih tampak
pembagian kerja tanggapan bisa diperbaiki keraguan baik
yang sama yang yang diberikan untuk pada saat
tampak dari kepada kedepannya, penyajian atau
penyajian kelompok baik dari dari memberikan
maupun baru. segi penyajian tanggapan.
tanggapan yang maupun
diberikan. tanggapan.

Tugas fasilitator:
1. Pada sesi Forum Diskusi 1, fasilitator akan membagi kelompok yang
terdiri dari 3–4 peserta dan meminta kelompok berdiskusi.
2. Pada sesi Forum Diskusi 2, setiap kelompok akan presentasi yang akan
diberikan komentar oleh kelompok lainnya.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 25


Pembelajaran 4: Demonstrasi Kontekstual
Waktu: 4 JP (180 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. CGP dapat menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan
video praktik baik yang ada.
2. CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada.
3. CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video.
4. CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video
praktik baik ini.

Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset serta
kekuatan yang dimiliki daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita menganalisis
tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah
untuk peningkatan kualitas pembelajaran murid. Dalam menganalisis video ini, Bapak
dan Ibu CGP kembali mengaitkan pengetahuan mengenai visi, prakarsa perubahan, dan
BAGJA yang sudah dipelajari pada modul 1.3 sebelumnya.
Di bawah ini adalah tabel penjelasan BAGJA sebagai pengingat secara singkat, untuk
lebih rincinya silakan Bapak dan Ibu CGP membaca ulang dari modul 1.3 pada LMS.

26 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Gunakan pertanyaan - pertanyaan di bawah ini untuk membantu menganalisis video.
● Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?
● Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan
video?
● Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
tayangan video tersebut?
● Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang
menggambarkan tahapan:
a. A
b. G
c. J
d. A
● Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?
● Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalan
tayang video? lalu bagaimana pemanfataannya?

Tagihan
● Hasil analisis menonton video praktik baik berupa narasi

Media

● Alokasi penyerahan tagihan digital melalui platform.

Rubrik penilaian analisis video

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 27


Indikator/ Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1
Tingkatan
Penilaian

Prakarsa Menuliskan Menuliskan Menuliskan tidak menuliskan


Perubahan prakarsa prakarsa prakarsa prakarsa
perubahan perubahan perubahan perubahan
sudah sangat sudah sesuai kurang sesuai
sesuai dan namun kurang
terperinci. rinci.

B-uat Pertanyaan Menuliskan Menuliskan Menuliskan Tidak menuliskan


● Membuat Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan
Pertanyaa Utama sesuai Utama sudah Utama kurang Utama
n Utama dengan sesuai namun sesuai
prakarsa kurang rinci.
yang akan
perubahan
menentuka
yang
n arah diinginkan
investigasi
kekuatan/
potensi/
peluang;

A-mbil Pelajaran Dapat Menyebutkan Menyebutkan Tidak


menyebutkan tiga tindakan satu sampai dua menyebutkan
● Menyusun lebih dari tiga tindakan tindakan yang
pertanyaan tindakan ada dalam video
lanjutan untuk
menemukenali
kekuatan/
potensi/
peluang lewat
investigasi;
● Menentukan
bagaimana cara
kita menggali
fakta,
memperoleh
data, diskusi
kelompok
kecil/besar,

28 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


survei individu,
multi unsur

G-ali mimpi Dapat Menyebutkan Menyebutkan Tidak


menyebutkan tiga tindakan satu sampai dua menyebutkan
● Menyusun lebih dari tiga tindakan tindakan yang
deskripsi tindakan ada dalam video
kolektif
bilamana
inisiatif
terwujud;
● Mengalokasikan
kesempatan
untuk berproses
bersama,
multiunsur
(kapan, di
mana, siapa
saja).

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 29


J-abarkan Dapat Menyebutkan Menyebutkan Tidak
Rencana menyebutkan tiga tindakan satu sampai dua menyebutkan
● Mengidentifikas lebih dari tiga tindakan tindakan yang
i tindakan tindakan ada dalam video
konkret yang
diperlukan
untuk
menjalankan
langkah-
langkah kecil
sederhana yang
dapat dilakukan
segera, dan
langkah
berani/terobosa
n yang akan
memudahkan
keseluruhan
pencapaian;
● Menyusun
definisi
kesuksesan
pencapaian

A-tur Eksekusi Dapat Menyebutkan Menyebutkan Tidak


menyebutkan tiga tindakan satu sampai dua menyebutkan
● Menentukan lebih dari tiga tindakan tindakan yang
siapa yang tindakan ada dalam video
berperan/
dilibatkan
dalam
pengambilan
keputusan;
● Mendesain jalur
komunikasi dan
pengelolaan
rutinitas (misal:
SOP, knowledge
management,
monev/refleksi)

30 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan akan
mengevaluasi hasil yang dibuat.
2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan CGP selama
menyelesaikan tugas tersebut.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 31


Pembelajaran 5: Elaborasi Pemahaman
Waktu: 2 JP (90 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang
strategi pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan
moda konferensi daring dengan instruktur.

Buatlah juga pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang akan mengelaborasi pemahaman


Anda mengenai materi ini. Semua pertanyaan bisa dituliskan disini

Anda diberikan waktu selama 90 menit untuk berdiskusi dengan instruktur pada
jadwal yang akan ditentukan.
Sebelum forum diskusi, fasilitator akan menyortir dan menyeleksi pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan sebagai panduan diskusi lalu diberikan kepada instruktur.

Peran fasilitator:
● Menyeleksi dan mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan yang memiliki
kesamaan.

32 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Pembelajaran 6: Koneksi Antarmateri
Waktu: 2 JP (90 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus
- CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang
didapatkan sebelumnya.

Pada sesi pembelajaran kali ini, Bapak/Ibu CGP membuat kesimpulan dan
mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama
mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
- Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran
dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa
mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
- Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang
tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
- Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul
lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru
Penggerak.
- Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti
modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda
mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
- Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih
sendiri. Unggahlah hasil pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati
bersama.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 33


Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan akan
mengevaluasi hasil yang dibuat.
2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan CGP selama
menyelesaikan tugas tersebut.

34 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Pembelajaran 7: Aksi Nyata
Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang
aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah.

Aksi Nyata
Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP
mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah.
Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga
sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan
kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan
dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan
lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan
individu ke-6.

Hasil identifikasi pemetaan aset sekolah juga akan digunakan kembali saat Anda
memasuki sesi demonstrasi kontekstual dalam modul 3.3.

Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan akan
mengevaluasi hasil identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolahnya.
2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama
menyelesaikan tugas tersebut.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 35


Rubrik Penilaian Pemetaan Aset secara Kolaboratif
Aspek Indikator Sangat Baik Cukup Kurang
baik
4 3 2 1
Keterlibatan Ragam aktor yang CGP CGP CGP CGP
berbagai dilibatkan untuk melakukan melakukan melakukan melakukan
pemangku melakukan pemataan pemetaan pemetaan pemetaan pemetaan
kepentingan aset berbasis aset aset aset hanya dengan
kekuatan dengan dengan dengan hanya
1. Kepala sekolah melibatkan melibatkan melibatkan 3 melibatkan
2. Rekan guru 6 ragam 4-5 ragam ragam unsur rekan guru
3. Murid unsur aktor. unsur aktor. aktor (murid, dan kepala
4. Orang tua rekan guru, sekolah.
5. Tokoh setempat kepala
6. Keterwakilan gender sekolah)

Kerja sama tim Indikator wajib: CGP CGP CGP CGP


Proses kerja sama memenuhi memenuhi memenuhi memenuhi
memperlihatkan indikator indikator indikator indikator
tujuan yang jelas wajib dan 4 wajib dan 3 wajib dan 2 wajib dalam
indikator indikator indikator memandu
Indikator pilihan: pilihan pilihan pilihan dalam proses kerja
1. Terdapat pertemuan dalam dalam memandu sama tim
lebih dari 3 kali (baik memandu memandu proses kerja
tatap muka/tatap proses proses sama tim
maya, dibuktikan kerja sama kerja sama
melalui dokumentasi) tim tim
2. Melakukan analisis
bersama
3. Memiliki notulensi
pertemuan terkait
dengan program
4. Terdapat
keselarasan
pemahaman tentang
proses pemetaan aset
di antara anggota tim
yang terlibat

36 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Keterkaitan 1. hasil pemetaan Hasil Hasil Hasil Hasil
hasil pemetaan mendukung pemeetaan pemeetaan pemeetaan pemeetaan
aset untuk tercapainya dampak aset yang aset yang aset yang aset yang
pengembangan yang ingin dilihat pada dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
program murid CGP CGP CGP CGP
sekolah 2. pemetaan aset memenuhi memenuhi memenuhi 2 memenuhi 1
komprehensif (modal keempat 3 dari 4 dari 4 dari 4
yang dipetakan indikator. (empat) (empat) (empat)
dijelaskan dengan indikator. indikator. indikator.
rinci)
3. hasil pemetaan aset
realistis
4. hasil pemetaan aset
relevan dengan
kebutuhan sekolah
(konteks sekolah)

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 37


Surat Penutup
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak,

Selamat, Anda baru saja menyelesaikan modul tentang ‘Pemimpin Pembelajaran dalam
Pengelolaan Sumber Daya’. Terima kasih atas antusiasme dan semangat selama
melakukan proses pembelajaran modul ini. Kami berharap apapun pengetahuan dan
keterampilan yang Anda dapatkan selama proses pembelajaran kali ini dapat
bermanfaat dalam pengelolaan sumber daya yang ada.

Pada pembelajaran Aksi Nyata, Anda diminta untuk melakukan dan menyelesaikan
rencana aksi yang sudah dirancang. Semoga Anda dapat menjalankan rencana Anda
dengan baik karena kegiatan ini berhubungan langsung dengan materi pada modul
selanjutnya, yaitu Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid.

Dalam rangkaian terakhir seluruh modul yang ada, kami yakin Anda sudah menunjukkan
jati diri Anda sebagai guru penggerak. Ayo terus bergerak, rangkul semua elemen yang
menjadi bagian dari ekosistem sekolah kita, manfaatkan, fokuslah pada kekuatan aset
yang kita miliki dengan kualitas pembelajaran murid-murid kita.

Membuat dampak yang lebih baik untuk murid kita, maka kita pun sedang membuat
dampak bagi masa depan Indonesia. Teruslah bergerak, terima kasih sudah menjadi
bagian penting bagi masa depan Indonesia. Mohon maaf dari kami para penulis modul
apabila ada kekurangan dan kesalahan yang tidak kami sengaja selama proses penulisan
maupun kegiatan dalam modul ini

Salam,

Tim Penulis Modul

38 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Daftar Pustaka
Bank of I.D.E.A.S. (2019). Eight characteristics of a healthy, vibrant, resilient, and
enterprising community and local economy. (20).
https://bankofideas.com.au/handouts/
Cunningham, G. et.al. (2012). Mobilizing Assets for Community-Driven Development.
Participant Manual. Coady International Institute.
Cooperrider, D.L., & Whitney, D.K. (2005). Appreciative Inquiry: A positive revolution in
change. Berret-Kohler Publishers.
Cooperrider, D.L., Whitney, D.K., & J.Stavros (2008). Appreciative Inquiry handbook for
Leaders of Change. Beret-Koehler Publishers.
Green, G.P., & Haines, A. (2016). Asset Building and Community Development. Sage
Publications International Educational and Professional.
Green, G.P., & Goetting, A. (2010). Mobilizing Communities: Asset Building as a
Community Development Strategy. Philadelphia: Temple University Press.
Kretzmann, J. P. (2010). Asset-based strategies for building resilient communities. In J.
W. Reich, A. Zautra & J. S. Hall (Eds.), Handbook of adult resilience. New York:
Guilford Press.

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 39


Biodata Penulis Penulis 1
Nama Lengkap: Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd
Pendidikan:
- Sarjana Sastra dan Bahasa Inggris dari Universitas Diponegoro Semarang
- Magister Pendidikan Bahasa dari Universitas Negeri Jakarta
- Doktor Ilmu Linguistik di Universitas Indonesia dengan konsentrasi kajian
pemertahanan bahasa
Pekerjaan :
- 2002- sekarang : Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-UNTIRTA
- 2018-sekarang : Instruktur PPG Bahasa Inggris
- 2018-2020 : Koordinator Site Access Microscholarship Program
(beasiswa untuk siswa/i SMA yang bekerja sama dengan RELO-US Embassy, IIEF
dan Pusba Untirta) untuk wilayah Banten

Publikasi
Buku:
Literasi dalam Keterampilan Menulis. Kumpulan Gagasan Pendidikan Menjadi
Prioritas. Penerbit Terakata, 2015
Prosiding:
- The Effective Media for Teaching english for EYL
- Promoting Simplified Short Story to Build Students’ Interest in The Prose Class
- Language Maintenance and Shift: How Javanese Preserved and Shifted in
Industrial Area (Case Study in Nikomas Company)
Penelitian
- Pemertahanan Bahasa Jawa Dialek Banten di Provinsi Banten
- Dictogloss: Enhancing students’ creativity and Listening Comprehension

40 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


- Pengembangan Keterampilan Membaca dan Menulis Bahasa Inggris Melalui
Implementasi Reading to Learn Program Bagi Siswa di Tiga Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di Kota Serang, Provinsi Banten, tahun 2012.
- Pemantauan Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Luar Ruang. Kerjasama
dengan Kantor Bahasa Provinsi Banten
- Pilihan dan Penggunaan Bahasa di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus pada
Mahasiswa UNTIRTA dan IAIN), tahun 2015

Akun yang dapat dihubungi:


alamat surel archie.cerah@gmail.com;
facebook: archie

Aktivitas/hobi di waktu : menyanyi, travelling

Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 41


Biodata Penulis Penulis 2
Nama Lengkap: Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T

Pendidikan:

- Sarjana Biologi, FMIPA Universitas Indonesia


- Magister Psikologi Terapan Anak Usia Dini, Universitas Indonesia

- Advanced Certificate in Teaching and Learning, Foundation for Excellence in


Education

Pekerjaan

- Penggagas Rumah Main STrEAM, Komunitas Ibu Main STrEAM, dan


Komunitas Guru Main STrEAM
- Konsultan Pendidikan dan pelatih guru untuk kurikulum, pedagogis, dan
STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics)
Sosial Media:
Surel: youknee@gmail.com
IG: @rumahmainstream
Website: www.rumahmainstream.org

42 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 43

Anda mungkin juga menyukai