Penulis modul:
Penulis Modul:
• Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd
• Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T
Editor:
Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan,
Kemdikbudristek
_______________________________________________________________
_____________________________
Hak Cipta © 2022 pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dilindungi Undang-undang
Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Lembar Pengesahan
Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian
pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi
program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga
menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas,
baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda
penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia
sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job
learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus
Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim
pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan
penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan
terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim
digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang
Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi
pendidikan Indonesia. Amin.
Seperti yang kita ketahui, sekolah wajib membangun ekosistem yang mampu
merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid demi terwujudnya Profil Pelajar
Pancasila. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara
pandang sekolah melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai
kekurangan. Sekolah yang memandang semua sumber daya yang dimiliki sebagai suatu
kekuatan dan aset, maka sekolah ini tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya
pada pemanfaatan kekuatan dan aset yang dimiliki.
Sumber daya sebagai kekuatan akan banyak dieksplorasi ke dalam pembahasan tujuh
modal utama, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam,
modal finansial, modal politik, dan modal agama dan budaya. Ketujuh modal aset ini
selaras dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama pada standar sarana dan
prasarana (modal fisik dan modal lingkungan/alam), standar pendidik dan
kependidikan (modal manusia dan modal sosial) standar pembiayaan (modal finansial),
dan standar pengelolaan pendidikan (modal politik, modal sosial).
Dengan menyadari betapa banyak sumber daya yang dimiliki sekolah, modul ini akan
mengajak Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak untuk senantiasa melihat sumber daya
sebagai aset/kekuatan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yang
berpihak pada murid. Modul ini merupakan bagian dari paket modul 3 yang juga
merupakan paket modul terakhir dalam Program Pendidikan Guru Penggerak. Seperti
pada modul yang lain, kami yakin Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak sudah terbiasa
dengan proses pelatihan yang lebih bermakna dan reflektif. Pada akhir program ini,
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak akan selalu merefleksikan semua pemahaman
yang didapatkan dengan apa yang terjadi dalam keseharian kegiatan Anda sebagai
pendidik.
Salam Merdeka,
Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd & Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T
Sumber Belajar:
a. Video; penjelasan, konsep, dan strategi pengelolaan sumber daya
b. Bacaan: artikel
c. Tautan: google form untuk menjawab pertanyaan yang diberikan
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat datang pada kegiatan pembelajaran 1. Pada
sesi ini, Bapak dan Ibu akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal Bapak dan Ibu tentang
ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah.
Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak
dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah
ekosistem?
Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat
dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.
Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan
semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar
sekolah?
Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana
Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?
Apa saja harapan pada diri Bapak dan Apa saja kegiatan, materi, manfaat,
Ibu sebagai seorang pendidik, yang Bapak dan Ibu harapkan ada
pemimpin, dan pada murid setelah dalam modul ini?
mempelajari modul ini?
Diri sendiri:
Murid:
Sekolah:
Peran Fasilitator:
1. Mendampingi CGP dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan.
2. Menganalisis jawaban CGP untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
dan pendapat awal CGP tentang sosok pemimpin dan perannya.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kali ini kita masuk pada sesi pembelajaran 2, yaitu
Eksplorasi Konsep Mandiri. Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda akan banyak
melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang sekolah sebagai
ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah
Singkat Pendekatan Asset-Based Community Development, dan aset-aset dalam sebuah
komunitas. Aktivitas setelah membaca mandiri dilanjutkan dengan berdiskusi bersama
dengan CGP lainnya pada Forum Diskusi. Sebelum melakukan telaah materi, silakan
Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini.
Pertanyaan Pemantik:
● Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor
biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja yang
termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
● Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan dalam mengelola
ekosistem sekolahnya?
Tidak ada jawaban salah atau benar di sini, tuliskan di catatan Anda sesuai dengan apa
yang Anda pikirkan dan temukan saat ini. Kita akan mendiskusikan ulang semua
jawaban pada forum diskusi.
Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga
berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya
adalah:
● Keuangan
● Sarana dan prasarana
● Lingkungan alam
Pendekatan dapat dikatakan sebagai cara pandang atau cara berpikir kita melihat
sesuatu. Dalam konteks modul ini, pendekatan berbasis aset atau berbasis defisit
Berbasis pada
Berbasis pada aset/kekuatan
kekurangan/masalah/hambatan
Fokus pada masalah dan isu Fokus pada aset dan kekuatan
Peserta menonton video tentang Deficit & Asset Based Approach: “Pendekatan Berbasis
Kekurangan dan Berbasis Kekuatan”
Pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif
(IA) yang sudah dibahas sebelumnya pada modul 1.3, dimana paradigma IA ini percaya
bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada
keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dalam
implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah
dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap
selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.
Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan
berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri
seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun
masa depan. Merekapun mengatakan bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang
membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang baik dan benar.
Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi
atas hal yang sudah berjalan baik. Bila sebuah organisasi lebih banyak membangun sisi
positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut
dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara
berkelanjutan
Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang
dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah
pendiri dari ABCD Institute di Northwestern University, Amerika Serikat ABCD dibangun
dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota
komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk
menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan (Kretzman, 2010).
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik
terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah,
kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan tradisional
tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dan dengan demikian
dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi merasa tidak berdaya, pasif, dan selalu
bergantung dengan pihak lain.
Pendekatan PKBA menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia.
Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan,
jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini
melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai
sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas
untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari
aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini
menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.
Standar sarana dan prasarana merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh
sekolah berkaitan dengan tempat belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah,
laboratorium, perpustakaan, bengkel kerja, tempat bermain, dan lainnya. Apabila
sekolah Bpk/Ibu hanya memiliki kriteria minimal dari standar sarana dan prasarana,
apa yang dapat dilakukan oleh Ibu/Bpk untuk tetap menghasilkan kualitas pendidikan
yang optimal?
Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya
sama seperti komunitas pada umumnya. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
sekolah dapat memanfaatkan konsep yang digunakan pada pendekatan pengembangan
komunitas berbasis aset.
Kita dapat meminjam kerangka dari Green dan Haines (2016), yang memetakan 7 aset
utama, atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama. Tujuh modal utama ini
merupakan salah satu alat yang dapat membantu menemukenali sumber daya yang
menjadi aset sekolah. Dalam pemanfaatannya, ketujuh aset ini dapat saling beririsan
2. Modal Sosial
● Modal sosial dimaknai sebagai norma dan aturan yang mengikat warga
masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur
kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam
komunitas/masyarakat.
● Ini juga dapat dimaknai sebagai investasi yang berdampak pada bagaimana
manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas hidup berdampingan,
contohnya adanya kepemimpinan, kerjasama, saling percaya, dan rasa memiliki
masa depan yang sama.
3. Modal Politik
● Modal politik tidak hanya dimaknai sebagai sebuah aktivitas demokratis dalam
tataran politik praktis tapi merupakan kemampuan kelompok untuk
memengaruhi distribusi sumber daya di dalam unit sosial.
● Sebagai kendaraan dalam mencapai tujuan, modal politik berkaitan dengan
kekuasaan dan kebijakan. Modal politik juga menjadi sebuah instrumen melalui
sumber daya manusia yang dapat memengaruhi kebijakan untuk mencapai
kepentingan. Selain itu, modal politik dapat bersifat struktural apabila merujuk
pada atribut-atribut dalam sistem politik yang menajamkan partisipasi dalam
pengambilan keputusan
● Modal politik sebagai sebagai salah satu aset sekolah dapat digunakan untuk
melahirkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kualitas
pembelajaran. Misalkan seorang kepala sekolah dengan kewenangan yang
dimilikinya, menggunakan kewenangannya untuk membuat kebijakan-kebijakan
yang mengakomodir kepentingan warga sekolah dan peningkatan kualitas
pembelajaran yang berpihak pada murid.
7. Modal Finansial
● Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat
digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah
komunitas.
● Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan
pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
● Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan
menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-
produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana
memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana
melakukan pembukuan.
Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau dengan kepala sekolah,
biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang menjadi kekurangan sekolah
selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang dimiliki oleh sekolah? tuliskan
pengalaman rapat yang pernah terjadi
Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang murid bersama
sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan dari
murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita?
Kerjakan pula studi kasus di bawah ini, hubungkan dengan materi pendekatan berbasis
masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
Studi kasus 1:
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua.
Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-
murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam
keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada
yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun
jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering
marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang
heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang
susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi
pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin
merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon
genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-
murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat
itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA
murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang
terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar
Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini? Hubungkan dengan segala aspek yang bisa
didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai
Kepala Sekolah.
Studi kasus 2:
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan
menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah
membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur
untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur
untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias
mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan
limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba
tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi
Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih
direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur? Apabila Anda sebagai Kepala
Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada sesi pembelajaran 3 kali ini, kita akan masuk
pada Ruang Kolaborasi. Anda akan diajak untuk bekerja sama dengan peserta lainnya
dalam menyelesaikan tugas kelompok.
Tagihan
- Hasil pemetaan/identifikasi semua aset yang dimiliki daerahnya. Hasil
pemetaan/identifikasi bisa dalam bentuk poster, tabel, mind map, dan lain-lain.
Media
a) Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.
b) Ruang digital di mana CGP bisa memberikan umpan balik dari video masing-masing
kelompok.
Indikator/ 4 3 2 1
Tingkatan Kolaborasi yang Mencapai Berkembang Perlu
sangat baik Sasaran Pembahasan
Tugas fasilitator:
1. Pada sesi Forum Diskusi 1, fasilitator akan membagi kelompok yang
terdiri dari 3–4 peserta dan meminta kelompok berdiskusi.
2. Pada sesi Forum Diskusi 2, setiap kelompok akan presentasi yang akan
diberikan komentar oleh kelompok lainnya.
Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset serta
kekuatan yang dimiliki daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita menganalisis
tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah
untuk peningkatan kualitas pembelajaran murid. Dalam menganalisis video ini, Bapak
dan Ibu CGP kembali mengaitkan pengetahuan mengenai visi, prakarsa perubahan, dan
BAGJA yang sudah dipelajari pada modul 1.3 sebelumnya.
Di bawah ini adalah tabel penjelasan BAGJA sebagai pengingat secara singkat, untuk
lebih rincinya silakan Bapak dan Ibu CGP membaca ulang dari modul 1.3 pada LMS.
Tagihan
● Hasil analisis menonton video praktik baik berupa narasi
Media
Anda diberikan waktu selama 90 menit untuk berdiskusi dengan instruktur pada
jadwal yang akan ditentukan.
Sebelum forum diskusi, fasilitator akan menyortir dan menyeleksi pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan sebagai panduan diskusi lalu diberikan kepada instruktur.
Peran fasilitator:
● Menyeleksi dan mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan yang memiliki
kesamaan.
Pada sesi pembelajaran kali ini, Bapak/Ibu CGP membuat kesimpulan dan
mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama
mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
- Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran
dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa
mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
- Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang
tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
- Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul
lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru
Penggerak.
- Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti
modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda
mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
- Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih
sendiri. Unggahlah hasil pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati
bersama.
Aksi Nyata
Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP
mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah.
Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga
sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan
kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan
dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan
lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan
individu ke-6.
Hasil identifikasi pemetaan aset sekolah juga akan digunakan kembali saat Anda
memasuki sesi demonstrasi kontekstual dalam modul 3.3.
Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan akan
mengevaluasi hasil identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolahnya.
2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama
menyelesaikan tugas tersebut.
Selamat, Anda baru saja menyelesaikan modul tentang ‘Pemimpin Pembelajaran dalam
Pengelolaan Sumber Daya’. Terima kasih atas antusiasme dan semangat selama
melakukan proses pembelajaran modul ini. Kami berharap apapun pengetahuan dan
keterampilan yang Anda dapatkan selama proses pembelajaran kali ini dapat
bermanfaat dalam pengelolaan sumber daya yang ada.
Pada pembelajaran Aksi Nyata, Anda diminta untuk melakukan dan menyelesaikan
rencana aksi yang sudah dirancang. Semoga Anda dapat menjalankan rencana Anda
dengan baik karena kegiatan ini berhubungan langsung dengan materi pada modul
selanjutnya, yaitu Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid.
Dalam rangkaian terakhir seluruh modul yang ada, kami yakin Anda sudah menunjukkan
jati diri Anda sebagai guru penggerak. Ayo terus bergerak, rangkul semua elemen yang
menjadi bagian dari ekosistem sekolah kita, manfaatkan, fokuslah pada kekuatan aset
yang kita miliki dengan kualitas pembelajaran murid-murid kita.
Membuat dampak yang lebih baik untuk murid kita, maka kita pun sedang membuat
dampak bagi masa depan Indonesia. Teruslah bergerak, terima kasih sudah menjadi
bagian penting bagi masa depan Indonesia. Mohon maaf dari kami para penulis modul
apabila ada kekurangan dan kesalahan yang tidak kami sengaja selama proses penulisan
maupun kegiatan dalam modul ini
Salam,
Publikasi
Buku:
Literasi dalam Keterampilan Menulis. Kumpulan Gagasan Pendidikan Menjadi
Prioritas. Penerbit Terakata, 2015
Prosiding:
- The Effective Media for Teaching english for EYL
- Promoting Simplified Short Story to Build Students’ Interest in The Prose Class
- Language Maintenance and Shift: How Javanese Preserved and Shifted in
Industrial Area (Case Study in Nikomas Company)
Penelitian
- Pemertahanan Bahasa Jawa Dialek Banten di Provinsi Banten
- Dictogloss: Enhancing students’ creativity and Listening Comprehension
Pendidikan:
Pekerjaan