Anda di halaman 1dari 272

BUKU AJAR MATA KULIAH

PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN II


DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Penulis:
Sumidi, S.P., M.M.Pd.
Drs. Winih Wicaksono, M.T.

i
Mata Kuliah
Prinsip Pengajaran dan Asesmen II
di Sekolah Menengah Kejuruan

Cetakan 1

Penulis:
Sumidi, S.P., M.M.Pd.
Drs. Winih Wicaksono, M.T.

Penelaah:
Dr. Syamsul Hadi, M.Pd, M.Ed.
Prof. Dr. Waras Kamdi, M.Pd.

Penyunting:
Wulan Purnamawita, M.Pd.

Desain Cover:
Shintia Ira Claudia, S.Pd.

Tata Letak:
Chassanova Z., S.I.P.

Copyright © 2023
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

ii
Halaman Pengesahan

Koordinator PPG Prajabatan Direktur PPG

iii
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8 UUGD menyatakan
bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012


tentang Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan
tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam
pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus.

Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan


yang menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk
memenuhi kondisi ideal guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas,
distribusi, kualifikasi, dan kompetensi. PPG Prajabatan bertujuan
menghasilkan guru profesional pemula yang mengamalkan nilai-nilai
Pancasila, semangat gotong royong, dan mampu menggunakan teknologi
digital, serta melahirkan hal-hal yang inovatif dan kreatif. Selain itu, PPG
Prajabatan menekankan pada konsep Merdeka Belajar, yang berpusat
kepada peserta didik dan pembelajarannya, berkomitmen menjadi teladan
dan pembelajar sepanjang hayat serta memiliki dasar-dasar kepemimpinan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan


penguatan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional melalui clinical practice atau program
praktik lapangan yang diintegrasikan dalam perkuliahan. Sebagai calon
iv
guru pemula, mahasiswa PPG Prajabatan perlu dibekali pengalaman
pembelajaran yang bermakna yang nantinya akan bermanfaat ketika
mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan dengan perkuliahan
berbasis kegiatan dan refleksi yang dikombinasikan dengan praktik
lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan ditugaskan.
Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi,
praktisi pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari
berbagai unsur ini bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di
lapangan.

Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan


selama dua semester melalui tiga kelompok matakuliah, yaitu: Mata Kuliah
Inti, Mata Kuliah Pilihan Selektif, dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap
modul perkuliahan mencakup komponen Capaian Pembelajaran Mata
Kuliah (CPMK) dan asesmen, perangkat pembelajaran, dan isi modul.
Asesmen ketercapaian CPMK dilaksanakan di antaranya melalui projek,
studi kasus, portofolio, dan tes. Perangkat pembelajaran meliputi Lembar
Kerja (LK), media, dan sumber belajar yang dilengkapi dengan pranala ke
sumber belajar lainnya sebagai pengayaan.

Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M),
Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D),
Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A).
Modul dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa
mempersiapkan diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mampu mencetak generasi yang
membawa perubahan ke hal yang lebih baik.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan
berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu
terlaksananya PPG Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa

v
senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi pendidikan
Indonesia. Amin.

Jakarta, Juli 2023


Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,

Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.

vi
Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah


mengambil kebijakan untuk secara bertahap mengganti guru-guru yang
memasuki masa pensiun/purna tugas melalui pengangkatan guru baru
yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG Prajabatan).

Kebijakan tersebut menuntut kesiapan Lembaga Pendidikan Tenaga


Kependidikan (LPTK) menyelenggarakan PPG Prajabatan dengan jumlah
peserta PPG Prajabatan sesuai dengan kebutuhan dan kualitas lulusan
untuk menjawab tantangan kebutuhan pendidikan di sekolah.

Menanggapi tuntutan tersebut, Direktorat Pendidikan Profesi Guru


(Direktorat PPG) mengkoordinasikan proses peningkatan kapasitas LPTK
dalam menyelenggarakan PPG Prajabatan dalam hal jumlah dan mutu
pendidikan. Untuk menanggapi tuntutan kualitas penyelenggaraan PPG
Prajabatan, salah satu aktivitas yang telah dilakukan oleh Direktorat PPG,
di bawah arahan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, telah
mengembangkan Modul PPG Prajabatan. Hasil pengembangan tersebut
dimuat di dalam dokumen ini.

Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan


mahasiswa PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG
Prajabatan ini penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat
terselenggara secara terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil
dan kompetensi sesuai kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara
global.

vii
Kami berterimakasih kepada LPTK penyelenggara PPG Prajabatan atas
dukungan dan kerjasama dalam menyelenggarakan amanat Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Jakarta, Juli 2023


Direktur Pendidikan Profesi Guru,

Temu Ismail

viii
Prakata Penulis

Salah satu penentu kualitas pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


adalah kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dan asesmen.
Dengan memahami karakteristik pembelajaran dan asesmen di SMK, Guru
sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat merancang pembelajaran sesuai
dengan model pembelajaran yang akan diterapkan, dan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi/elemen capaian pembelajaran yang ada di
kurikulum.
Mengingat pentingnya merencanakan pembelajaran dan asesmen yang sesuai
dengan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik, maka modul ini
membekali mahasiswa tentang menyusun perencanaan pembelajaran dan
asesmen, yang berpusat pada peserta didik. Dengan materi ini diharapkan
mahasiswa dapat lebih mengetahui berbagai model pengelolaan pembelajaran
di SMK dan menerapkannya sesuai kondisi potensi lingkungan sekolah sehingga
dapat menghadirkan pembelajaran yang bermakna.
Modul Prinsip Pengajaran dan Asesmen II di SMK ini adalah kelanjutan Modul
Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di SMK. Modul ini memiliki 6 topik
pembahasan dan dilaksanakan pada semester 2 dengan penekanan pada ranah
implementasi. Topik pembahasan diturunkan dari Capaian Pembelajaran Mata
Kuliah (CPMK) yaitu: (1) pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta
didik, (2) pengelolaan pembelajaran di SMK, (3) penyusunan perangkat asesmen
pembelajaran, (4) penyusunan rencana dan modul pembelajaran, (5)
penyusunan laporan hasil belajar peserta didik, dan (6) penyusunan refleksi
pembelajaran. Semua topik pada modul ini dikembangkan untuk pembelajaran
berpusat pada peserta didik, dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi,
berbasis dunia kerja, memanfaatkan dan mengembangkan lingkungan sebagai
sumber belajar.Sedangkan model pembelajaran yang menjadi kekhasan SMK
diantaranya adalah Project Based Learning (PjBL), Teaching Factory (Tefa)
Kelas Industri, Kelas Wirausaha) dan mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan
(PKL) sesuai dengan kekhasan program keahlian masing-masing. Modul ini juga
membekali mahasiswa dengan pengetahuan keterampilan menyusun laporan

ix
hasil belajar peserta didik dan refleksi pembelajaran. Penyajian proses
pembelajaran dalam modul ini disajikan mengikuti alur MERDEKA BELAJAR,
yaitu mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi
Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antarmateri dan Aksi Nyata.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan modul ini. Harapan kami semoga modul PPA II di SMK ini
dapat memberi manfaat bagi mahasiswa, satuan pendidikan, masyarakat, dan
peserta didik sebagai subyek utama pembelajaran.

Tim Penyusun,

Sumidi
Winih Wicaksono

x
Daftar Isi

Halaman Pengesahan ................................................................................................................... iii

Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru dan ................................................................................. iv

Tenaga Kependidikan .................................................................................................................... iv

Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru ....................................................................... vii

Prakata Penulis .............................................................................................................................. ix

Daftar Isi ......................................................................................................................................... xi

Daftar Tabel ................................................................................................................................. xiv

Daftar Gambar .............................................................................................................................. xv

Daftar Lampiran ........................................................................................................................... xvi

Daftar Tugas ............................................................................................................................... xvii

TOPIK I. PEMETAAN KEMAMPUAN AWAL DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK .............. 1

Mulai dari Diri .................................................................................................................1

Eksplorasi Konsep ..........................................................................................................2

Ruang Kolaborasi ......................................................................................................... 20

Demonstrasi Kontekstual .............................................................................................. 21

Elaborasi Pemahaman ................................................................................................. 22

Koneksi Antar Materi .................................................................................................... 22

Aksi Nyata .................................................................................................................... 24

TOPIK II. PENGELOLAAN MODEL PEMBELAJARAN DI SMK ................................................. 26

Mulai dari Diri ............................................................................................................... 26

Eksplorasi Konsep ........................................................................................................ 27

Ruang Kolaborasi ......................................................................................................... 91

Demonstrasi Kontekstual .............................................................................................. 92

xi
Elaborasi Pemahaman ................................................................................................. 93

Koneksi Antar Materi .................................................................................................... 93

Aksi Nyata .................................................................................................................... 94

TOPIK III. PENYUSUNAN PERANGKAT ASESMEN PEMBELAJARAN ................................... 96

Mulai dari Diri ............................................................................................................... 96

Eksplorasi Konsep ........................................................................................................ 97

Ruang Kolaborasi ....................................................................................................... 127

Demonstrasi Kontekstual ............................................................................................ 128

Elaborasi Pemahaman ............................................................................................... 129

Koneksi Antar Materi .................................................................................................. 129

Aksi Nyata .................................................................................................................. 130

TOPIK IV: PENYUSUNAN RENCANA DAN MODUL PEMBELAJARAN ..................................132

Mulai dari Diri ............................................................................................................. 132

Eksplorasi Konsep ...................................................................................................... 133

Ruang Kolaborasi ....................................................................................................... 153

Demonstrasi Kontekstual ............................................................................................ 154

Elaborasi Pemahaman ............................................................................................... 154

Koneksi Antarmateri ................................................................................................... 155

Aksi Nyata .................................................................................................................. 156

TOPIK V. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK .............................. 158

Mulai dari Diri ............................................................................................................. 158

Eksplorasi Konsep ...................................................................................................... 159

Ruang Kolaborasi ....................................................................................................... 183

Demonstrasi Kontekstual ............................................................................................ 184

Elaborasi Pemahaman ............................................................................................... 185

Koneksi Antar Materi .................................................................................................. 185

Aksi Nyata .................................................................................................................. 186

TOPIK VI. PENYUSUNAN REFLEKSI PEMBELAJARAN ........................................................ 188

xii
Mulai dari Diri ............................................................................................................. 188

Eksplorasi Konsep ...................................................................................................... 188

Ruang Kolaborasi ....................................................................................................... 205

Demonstrasi Kontekstual ............................................................................................ 206

Elaborasi Pemahaman ............................................................................................... 207

Koneksi Antarmateri ................................................................................................... 207

Aksi Nyata .................................................................................................................. 208

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 211

BIODATA PENULIS .................................................................................................................... 213

LAMPIRAN ..................................................................................................................................216

xiii
Daftar Tabel

Tabel 1.1. Kisi-Kisi Soal


Tabel 1.2. Pemetaan Kemampuan Awal Peserta didik
Tabel 1.3. Peta Kemampuan Awal Peserta didik
Tabel 2.1. Analisis kebutuhan kompetensi/elemen, mata pelajaran
dengan jenis projek/produk:
Tabel 2.2. Contoh hasil analisis kebutuhan unit kompetensi/elemen
pada projek pengerjaan “Pembangkit Listrik Tenaga
Angin”.
Tabel 2.3. Contoh Jadwal dengan Sistem Blok
Tabel 2.4. Model Format Silabus;
Tabel 2.5. Peran peserta didik, guru dan instruktur dunia kerja dalam
pembelajaran
Tabel 2.6. Analisis kebutuhan kompetensi/elemen, mata pelajaran
dengan jenis projek/produk
Tabel 2.7 Model Format Silabus
Tabel 2.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran PKK
Tabel 2.9 Elemen dan Capaian Pembelajaran Mapel PKL
Tabel 2.10: CONTOH ANALISIS CP – TP PKL (UMUM)
Tabel 2.11. Tahapan dan Alur Pembelajaran PKL
Tabel 2.12. CONTOH ANALISIS CP – TP - ATP PKL (dunia kerja
Tabel 3.1. Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran pada
TP Menerapkan Teknik Pemupukan Tanaman Sayur
Tabel 3.2. Rubrik Asesmen Awal
Tabel 3.3 Pemetaan kemampuan awal peserta didik berdasarkan
hasil asesmen kemampuan awal
Tabel 3.4 Hasil Pemetaan kemampuan awal peserta didik
berdasarkan hasil asesmen kemampuan awal
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal
Tabel 3.6. Asesmen hasil belajar peserta didik.
Tabel 3.7. Lembar Asesmen Kegiatan Produksi Benih Sayuran
Tabel 4.1. Rencana Asesmen
Tabel 4.2. Pengelompokan peserta didik
Tabel 4.3. Diferensiasi strategi
Tabel 5;1. Rubrik Asesmen
Tabel 5.2. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Pemupukan
Tanaman
Tabel 5.3. Contoh proses pengolahan nilai tujuan pembelajaran
menjadi nilai akhir

xiv
Daftar Gambar

Gambar 1.1. Matrik dimensi materi dan dimensi proses kognitif


Gambar 1.2. Mind Map Kompetensi Pemupukan Tanaman
Gambar 2.1. Pola pikir analisis kebutuhan unit kompetensi/elemen pada
projek
Gambar 2.3. Learning Process
Gambar 2.4. Mekanisme Pembelajaran Projek Berdasarkan Pesanan
Konsumen/order
Gambar 2.5. Mekanisme Pembelajaran Praktik Berwirausaha
Gambar 2.6. Mekanisme Pembelajaran di Startup atau UMKM
Gambar 2.7. Mekanisme Pembelajaran PKK Berbasis Praktik Kegiatan
Wirausaha (Sekolah Pencetak Wirausaha)
Gambar 3.1. Rumusan KKTP Teknik Pemupukan pada Tanaman Sayuran
Gambar 3.2. Lima Dimensi Kompetensi
Gambar 3.3. Mind map fakta-fakta atribut pupuk organik dan pupuk
anorganik
Gambar 4.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran
Gambar 4.2. Rumusan Tujuan Pembelajaran (TP)
Gambar 4.3. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Gambar 4.4. Rumusan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

xv
Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Rubrik Asesmen LK 1: Membuat Kisi-Kisi Soal Asesmen


Awal berdasarkan Jenis Materi dan Level Proses
Kognitif
Lampiran 2 : Rubrik Asesmen Instruksi 1: Perangkat asesmen awal
untuk memetakan kemampuan awal peserta didik dalam
satu kelas.
Lampiran 3 : Rubrik Asesmen LK 2: Identifikasi Persamaan dan
Perbedaan Komponen
Lampiran 4 : Rubrik Asesmen Instruksi 2: Diagram alir identifikasi
kebutuhan soft skills dan hard skills serta kewirausahaan
program PKL.
Lampiran 5 : Rubrik Asesmen Lembar Kerja (LK) 3: Kriteria soal yang
benar
Lampiran 6 : Rubrik Asesmen Instruksi (IK) 3: Lembar Observasi
Asesmen Kegiatan Praktik
Lampiran 7 : Rubrik Asesmen LK 4: Eksperimen pembuatan
perencanaan pembelajaran.
Lampiran 8 : Rubrik Asesmen Instruksi 4: Sampel satu perencanaan
pembelajaran, yang hasilnya akan digunakan untuk
pelaksanaan pembelajaran di kelas pada saat anda
melaksanakan PPL.
Lampiran 9 : Rubrik Pedoman Asesmen LK 5 : Pengolahan Hasil
Asesmen
Lampiran 10 : Rubrik Pedoman Asesmen Instruksi (IK) 5: Laporan
Hasil Belajar dalam Bentuk Rapor
Lampiran 11 : Rubrik Asesmen Lembar Kerja (LK) 6: Refleksi Kegiatan
Pembelajaran
Lampiran 12 : Rubrik Asesmen Instruksi (IK) 6: Membuat perangkat
refleksi diri, pada saat anda melakukan praktik
pembelajaran di SMK tempat PPL
Lampiran II.2.1 : Lembar Observasi Asesmen Perencanaan Produksi
Lampiran II.2.2 : Lembar Observasi Asesmen Proses Produksi
Lampiran II.2.3 : Lembar Asesmen Produk
Lampiran II.2.4 : Lembar Asesmen Strategi Pemasaran
Lampiran II.2.5 : Lembar Asesmen Aspek Ekonomi
Lampiran II.2.6 : Lembar Asesmen Purna Jual
Lampiran II.2.7 : Lembar Asesmen Laporan Keuangan

xvi
Daftar Tugas

LK LK Bobot
Bab Tugas
Kelompok Individu %

Topik I Tugas 1: Lembar Kerja (LK) 1 √ 5


Pemetaan
Kemampuan
Tugas 2: Instruksi Kerja (IK) 1 √ 5
Awal dan
Karakteristik
Peserta Didik Tugas 3: Posting 1, Posting 2
√ 0
dan Posting 3

Tugas 1: Lembar Kerja (LK) 2 √ 5


Topik II
Pengelolaan
Model Tugas 2: Instruksi Kerja (IK) 2 √ 5
Pembelajaran
di SMK Tugas 3: Posting 4 dan Posting
√ 0
5

Tugas 1: Lembar Kerja (LK) 3 √ 10


Topik III
Penyusunan
Perangkat Tugas 2: Instruksi Kerja (IK) 3 √ 5
Asesmen
Pembelajaran Tugas 3: Posting 6 dan Posting
√ 0
7

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) 10

Tugas 1: Lembar Kerja (LK) 4 √ 10


Topik IV
Penyusunan
Rencana dan Tugas 2: Instruksi Kerja (IK) 4 √ 10
Modul
Pembelajaran Tugas 3: Posting 8 dan Posting
√ 0
9

Tugas 1: Lembar Kerja (LK) 5 √ 5


Topik V
Penyusunan
Laporan Hasil Tugas 2: Instruksi Kerja (IK) 5 √ 5
Belajar
Peserta Didik
Tugas 3: Posting 10 √ 0

xvii
Tugas 1: Lembar Kerja (LK) 6 √ 5
Topik VI
Penyusunan
Refleksi Tugas 2: Instruksi Kerja (IK) 6 √ 5
Pembelajaran.
Tugas 3: Posting 11, 12, 13, 14,
√ 0
dan 15

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) 15

TUGAS WAJIB UPLOAD di link aplikasi LMS

LEMBAR KERJA (LK) 1 : Membuat kisi-kisi soal asesmen awal berdasarkan


jenis materi dan level proses kognitif mulai dari
menetapkan TP dan KKTP

LEMBAR KERJA (LK) 2 : Identifikasi persamaan dan perbedaan komponen


pembelajaran

LEMBAR KERJA (LK) 3 : Eksperimen pembuatan perangkat asesmen


sumatif peserta didik dalam satu kelas

LEMBAR KERJA (LK) 4 : Eksperimen pembuatan perencanaan


pembelajaran mulai dari merumuskan tujuan, alur
tujuan pembelajaran, kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran (KKTP) dan perencanaan
pembelajaran serta perangkat pembelajarannya
dalam satu tujuan pembelajaran

LEMBAR KERJA (LK) 5 : Pengolahan hasil asesmen

LEMBAR KERJA (LK) 6 : Refleksi kegiatan pembelajaran

INSTRUKSI KERJA (IK) 1 : Eksperimen pembuatan perangkat asesmen awal


untuk memetakan kemampuan awal peserta didik
dalam satu kelas

INSTRUKSI KERJA (IK) 2 : Buatlah diagram alur penyusunan rencana


program PKL

INSTRUKSI KERJA (IK) 3 : Lembar observasi asesmen kegiatan praktik

INSTRUKSI KERJA (IK) 4 : Membuat sampel satu perencanaan


pembelajaran, yang hasilnya akan digunakan
untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas pada
saat mahasiswa melaksanakan PPL, dengan
xviii
memperhatikan hal-hal pada poin a s.d. f

INSTRUKSI KERJA (IK) 5 : Laporan hasil belajar dalam bentuk rapor

INSTRUKSI KERJA (IK) 6 : Membuat IK, ceklis asesmen keterlaksanaan


pembelajaran, hasil asesmen keterlaksanaan
pembelajaran, dan rencana tindak lanjut hasil
asesmen keterlaksanaan pembelajaran

xix
CPMK Dan Asesmen
Buku Ajar Prinsip Pengajaran dan Asesmen II di Sekolah Menengah Kejuruan

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa Mampu:
1. Memetakan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik yang berpusat pada peserta didik. (S1), (P2), (KU1, KU2),
(KK1, KK2, KK3),
2. Memahami model pengelolaan pembelajaran yang diselenggarakan di SMK yang berpusat pada peserta didik. (S1),
(P2, P3), (KU1, KU2)
3. Menyusun perangkat asesmen pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. (KK1, KK2, KK3)
4. Menyusun rencana dan modul pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (S1), (P1, P2, P3, P4), (KU1, KU2,
KU4), (KK1, KK2, KK3, KK4)
5. Menyusun laporan hasil belajar peserta didik yang berpusat pada peserta didik (S1), (P2, P4), (KU1, KU2, KU4), (KK3,
KK4)
6. Menyusun refleksi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. (S1) (P1) (KU1, KU2, KU4), KK3

B. Asesmen

No Bentuk Asesmen Bobot (%) Kode CPMK Keterangan

1 Lembar Kerja (LK) 40 1,2,3,4,5,6 LK1, LK2, LK3, LK4, LK5, dan LK6

2 Instruksi (IK) 35 1,2,3,4,5,6 IK 1, IK 2, IK 3, IK 4, IK 5, dan IK 6

Posting 1, Posting 2, Posting 3, Posting 4, Posting 5, Posting 6,


3 Posting 0 1,2,3,4,5,6 Posting 7, Posting 8, Posting 9, Posting 10, Posting 11, Posting
12, Posting 13, Posting 14, dan Posting 15

xx
No Bentuk Asesmen Bobot (%) Kode CPMK Keterangan

4 Partisipasi Kehadiran 0 1,2,3,4,5,6 Partisipasi kehadiran tidak diasesmen

Ujian Tengah Semester Diserahkan dosen pengampu pada perguruan tinggi


5 (UTS) 10 1,2,3 penyelenggara, dilaksanakan pada pertemuan ke-8
Diserahkan dosen pengampu pada perguruan tinggi
6 Ujian Akhir Semester (UAS) 15 4,5,6 penyelenggara, dilaksanakan pada pertemuan ke-16

xxi
Alur Merdeka Modul PPA II di SMK
Nama mata kuliah : Prinsip Pengajaran dan Asesmen II di Sekolah Menengah Kejuruan
Jumlah topik :6

Alur Merdeka sebagai strategi pendekatan proses pembelajaran program Pendidikan Profesi Guru (PPG) terdiri dari tujuh langkah,
dimulai dari 1) Mulai dari Diri, 2) Eksplorasi Konsep, 3) Ruang Kolaborasi, 4) Demonstrasi Kontekstual, 5) Elaborasi Pemahaman,
6) Koneksi Antarmateri, dan 7) Aksi Nyata. Alur merdeka dapat diterapkan pada skala modul secara keseluruhan, skala per topik
bahasan, atau bahkan skala per topik sub bahasan.
Pada modul PPA II SMK, alur Merdeka diterapkan secara utuh dan berurutan pada skala per topik bahasan. Strategi ini dimaksudkan
agar mahasiswa dapat memahami, mendalami dan mengimplementasikan konten dan urutan/circle alur merdeka dari langkah
pertama sampai pada langkah terakhir dalam kegiatan PPL II maupun dalam tugas sebagai guru di SMK.

Judul Jumlah Pertemuan Alur


No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
M Mulai dari Diri diawali dengan
(Mulai dari membaca kasus dan menjawab Pertanyaan pemantik
Diri) pertanyaan yang disajikan.
Membaca materi pada topik I,
Pemetaan dengan submateri:
Kemampuan 1. menyusun perangkat asesmen
1-2 Modul PPA II Topik I
1 Awal dan 2 awal dan
Karakteristik E 2. menyusun pemetaan untuk
Peserta Didik (Eksplorasi merancang pembelajaran
Konsep)
Mengamati video pembelajaran Link video :
berdiferensiasi, kebutuhan 1. https://youtu.be/Vr5qZFi5n7k (Memahami
belajar peserta didik, strategi Pembelajatan Berdeferensiasi)
pembelajaran berdiferensiasi dan 2. https://youtu.be/QORCmQxmGeQ (Memahami

xxii
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
asesmen awal gaya belajar Kebutuhan Belajar Peserta didik)
3.
https://www.youtube.com/watch?v=NPnbvCVBicc
(Strategi Pembelajaran Berdeferensiasi)
4.
https://www.youtube.com/watch?v=oXVQV5td9qE
(Strategi Pembelajaran Berdeferensiasi)
5. https://www.proprofs.com/quiz-
school/story.php?title=mtywntezmqz871 (Video
asesmen awal gaya belajar)
Mengerjakan tugas pada LK 1
LK 1
dan mengunggah di LMS

Mengerjakan tugas pada IK 1


IK 1
dan mengunggah di LMS

Menjawab pertanyaan bentuk


Posting 1 dan Posting 2
Posting 1 dan Posting 2
Mahasiswa diberikan tugas untuk
membuat kelompok kerja,
R
masing-masing beranggotakan 5
(Ruang Uraian tugas
orang. Mahasiswa diminta
Kolaborasi)
menjelaskan dengan referensi
mengapa asesmen awal penting.
Mahasiswa diminta untuk
D membuat bahan presentasi 1. Data hasil kerja kelompok (file pdf yang dikirim)
(Demonstrasi (powerpoint) model rancangan pada tahap ruang kolaborasi
Kontekstual) asesmen awal dalam 2. Tautan presentasi/meeting
pembelajaran berdiferensiasi
Mahasiswa diminta berdiskusi
E
bersama dosen, untuk
(Elaborasi Ruang diskusi luring/daring
mengajukan pertanyaan atas
Pemahaman)
materi pemetaan kemampuan

xxiii
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
awal peserta didik yang belum
dipahami.

Mahasiswa diminta membuat


koneksi antarmateri tentang
pemetaan kemampuan awal
peserta didik dengan materi yang
ada pada topik pemetaan
kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik
K meliputi: Konsep pengembangan
Uraian tugas dan contoh koneksi antarmateri
(Koneksi kisi-kisi, Konsep penyusunan
bentuk mindmap
Antarmateri) perangkat asesmen awal,
Kemampuan yang ada pada CP
(elemen) jenis materi dan level
proses kognitif antara elemen
Fase E dan elemen fase F yang
relevan/terkait dan Pemetaan
kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik.
Mahasiswa diminta menjawab
A
pertanyaan no. 1.a, 1.b, 1.c, dan Posting 3
(Aksi Nyata)
1.d pada Posting 3.
Mulai dari Diri diawali dengan
membaca kasus dan
Pengelolaan M menjawab pertanyaan
2 Pembelajaran 1 3 (Mulai dari Kasus dan pertanyaan pemantik
di SMK Diri) pemantik terhadap
pengelolaan pembelajaran di
SMK/MAK

xxiv
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
Mahasiswa diminta untuk
mengeksplorasi konsep dengan
Modul PPA II topik II dan link/QR code materi
cara membaca modul dan
pengayaan
E mengakses link/QR code materi
(Eksplorasi yang disertakan.
Konsep) Mengerjakan tugas pada IK 2
IK 2
serta mengupload di LMS
Menjawab pertanyaan bentuk
Posting 4
Posting 4
Mahasiswa bekerja dalam
kelompok yang terdiri dari 5 orang
untuk menyelesaikan tugas
bagaimana akan mengelola
pembelajaran berbasis
kompetensi dalam kontek PBL,
dengan menerapkan prinsip
individual learning dan mastery
learning. Ruang kolaborasi
menuntut diskusi/kerja sama
R memahami pengelolaan
(Ruang pembelajaran di SMK dilakukan Uraian tugas
Kolaborasi) dengan membaca referensi:
a. Pengembangan Program
Pelatihan Berbasis
Kompetensi oleh Williem E.
Blank;
b. Model-model Pembelajaran
oleh Dasep Bayu Ahyar, S.Pd.
M.Pd;
c. Model Pembelajaran
Experiential Learning oleh
David Kolb; dan

xxv
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
d. Model oleh Jamila K.
Baderan dan Prof. Richardus
Eko Indrajit.

Mahasiswa diminta untuk


membuat bahan presentasi
(power point) perbedaan dan
D 1. Data hasil kerja kelompok (file pdf yang
persamaan antara pengelolaan
(Demonstrasi dikirim) pada tahap ruang kolaborasi,
pembelajaran model PjBL dan
Kontekstual) 2. Link presentasi/meeting
mata pelajaran PKK,
pengelolaan pembelajaran model
PjBL dan Kelas Industri.
Mahasiswa diminta melakukan
elaborasi pemahaman tentang
konsep pengelolaan
pembelajaran di SMK, dengan
membuat pertanyaan-pertanyaan
E mengenai konsep yang masih
(Elaborasi belum dipahami terkait dengan Ruang diskusi luring/daring
Pemahaman) konsep pembelajaran di
antaranya experiential learning,
design thinking, pengembangan
program pembelajaran berbasis
kompetensi, dan pengelolaan
pembelajaran model yang lain.

xxvi
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
Mahasiswa membuat koneksi
antarmateri pengelolaan
pembelajaran di SMK mulai dari
perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan
K asesmen hasil belajar berbasis
Uraian tugas dan contoh koneksi antarmateri bentuk
(Koneksi kompetensi dengan model
mind map
antar Materi) pembelajaran PBL (Tefa,
kewirausahaan, mata pelajaran
PKL dan PKK). Koneksi
antarmateri ini bisa berupa
poster, infografis, mindmap, dan
sebagainya.
Mahasiswa diminta mengerjakan
A LK 2
LK 2 dan mengunggahnya di LMS
(Aksi
Nyata) Mahasiswa diminta mengerjakan
Posting 5
Posting 5
Mulai dari diri diawali dengan
M membaca kasus dan menjawab
(Mulai dari pertanyaan pemantik tentang Kasus dan pertanyaan pemantik
Diri) asesmen awal, asesmen formatif,
dan asesmen sumatif.
Membaca materi pada topik III,
Penyusunan dengan submateri: 1) definisi
3 Perangkat 4 4-7 asesmen, 2) tujuan asesmen, 3)
Asesmen prinsip dasar asesmen, 4)
E
langkah-langkah menyusun
(Eksplorasi Modul PPA II topik III
rencana asesmen, 5) referensi
Konsep)
instrumen asesmen bagi guru, 6)
model jenis asesmen yang
dilaksanakan di SMK, dan 7)
rencana asesmen.

xxvii
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
Mengerjakan tugas pada IK 3 dan
IK 3
mengunggahnya di LMS
Menjawab pertanyaan bentuk
Posting 6
Posting 6
Mahasiswa bekerja dalam
kelompok yang terdiri dari 5 orang
untuk menyelesaikan tugas,
R
dengan cara terlebih dahulu
(Ruang Uraian kasus dan pertanyaan
mempelajari kasus tentang
Kolaborasi)
penyusunan perangkat asesmen
yang disajikan dan menjawab
pertanyaan yang diajukan.
Setelah menyelesaikan tugas
secara berkelompok tentang
merumuskan perangkat asesmen
yang memenuhi tiga prinsip;
Sesuai TP dan KKTP, Lima
D dimensi kompetensi serta 1. Hasil kerja kelompok (file pdf yang dikirim)
(Demonstrasi pemenuhan jenis materi dan level pada tahap ruang kolaborasi,
Kontekstual) proses kognitif, mahasiswa 2. Link presentasi/meeting
diminta mempresentasikan hasil
kerja kelompok (dapat dalam
bentuk presentasi secara lisan
atau gallery walk/pameran hasil
kerja dan sejenisnya).
Elaborasi pemahaman tentang
konsep asesmen, dilakukan
dengan cara mahasiswa
E
membuat pertanyaan-pertanyaan
(Elaborasi Ruang diskusi luring/daring
mengenai konsep asesmen yang
Pemahaman)
masih belum dipahami.
Pertanyaan ini akan didiskusikan
dengan rekan, dosen atau

xxviii
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
instruktur tamu.

Mahasiswa membuat koneksi


antarmateri tentang
pengembangan perangkat
K asesmen dengan topik
Uraian tugas dan contoh koneksi antarmateri bentuk
(Koneksi pengembangan perencanaan dan
mindmap
antar Materi) perangkat pembelajaran. Koneksi
antarmateri ini dapat berupa
poster, infografis, mindmap, dan
sebagainya.
Mahasiswa diminta mengerjakan
LK 3
A LK 3 dan mengunggah di LMS
(Aksi Nyata) Mahasiswa diminta mengerjakan
Posting 7
Posting 7
4 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS), diserahkan dosen pengampu pada perguruan tinggi penyelenggara, dilaksanakan pertemuan ke-8
Mulai dari diri diawali dengan
M
membaca kasus dan menjawab
(Mulai dari Kasus dan pertanyaan pemantik
pertanyaan pemantik tentang
Diri)
rencana pembelajaran.
Penyusunan Mahasiswa diminta untuk
Rencana dan mengeksplorasi konsep dengan
5 5 9-13 Modul PPA II topik IV dan link/QR code materi
Modul cara membaca modul dan
E pengayaan
Pembelajaran mengakses link/QR code materi
(Eksplorasi
Konsep) yang disertakan.
Mengerjakan tugas pada LK 4
LK 4
serta mengunggah di LMS
xxix
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
Mengerjakan tugas pada IK 4
IK 4
serta mengunggah di LMS
Menjawab pertanyaan bentuk
Posting 8
Posting 8
Mahasiswa bekerja dalam
kelompok yang terdiri dari 5 orang
untuk menyelesaikan tugas,
R
dengan cara terlebih dahulu
(Ruang Uraian tugas
mempelajari kasus tentang
Kolaborasi)
perencanaan pembelajaran yang
disajikan dan menjawab
pertanyaan yang diajukan.
Mahasiswa diminta untuk
membuat bahan presentasi
D 1. Hasil kerja kelompok (file pdf yang dikirim)
(powerpoint) perencanaan
(Demonstrasi pada tahap ruang kolaborasi
pembelajaran sebagaimana hasil
Kontekstual) 2. Link presentasi atau meeting
penyelesaian kasus pada
tahapan ruang kolaborasi.
Elaborasi pemahaman tentang
perencanaan pembelajaran,
dilakukan dengan membuat
pertanyaan-pertanyaan
mengenai konsep perencanaan
pembelajaran terkait dengan
E hubungan antara CP, elemen,
(Elaborasi TP, KKTP, asesmen awal, Ruang diskusi luring/daring
Pemahaman) asesmen formatif, dan asesmen
sumatif; Hubungan antara
perencanaan dan perangkat
pembelajaran dengan
pembentukan hard skill dan soft
skill yang masih belum dipahami.
Pertanyaan ini akan didiskusikan

xxx
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
dengan rekan, dosen, atau
instruktur tamu.

Mahasiswa diminta membuat


koneksi antarmateri tentang
perencanaan pembelajaran
dengan topik lain yang berkaitan
dengan kebutuhan dunia kerja
dengan CP, dengan pemetaan
K kemampuan awal dan kebutuhan
Uraian tugas dan contoh koneksi antarmateri bentuk
(Koneksi peserta didik, perencanaan
mindmap
antar Materi) pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, asesmen formatif,
asesmen sumatif, serta
pengelolaan kelasnya. Koneksi
antarmateri ini dapat berupa
poster, infografis, mind map, dan
sebagainya.
A Mahasiswa diminta mengerjakan
Posting 9
(Aksi Nyata) Posting 9
Mulai dari diri diawali dengan
Penyusunan
M membaca kasus dan menjawab
Laporan Hasil
6 1 14 (Mulai dari pertanyaan pemantik tentang Kasus dan pertanyaan pemantik
Belajar
Diri) pengelolaan hasil asesmen dan
Peserta Didik
penyusunan laporan
xxxi
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
pembelajaran berupa rapor,
kenaikan kelas dan kelulusan
peserta didik.

Mahasiswa diminta untuk


mengeksplorasi konsep dengan
cara membaca naskah materi
Modul PPA II topik V
tentang:
E 1) laporan hasil asesmen
(Eksplorasi 2) laporan hasil belajar.
Konsep) Mengerjakan tugas pada LK) 5
LK 5
serta mengunggah di LMS

Mengerjakan tugas pada IK 5


IK 5
serta mengunggah di LMS
Mahasiswa bekerja dalam
kelompok yang terdiri dari 5 orang
untuk menyelesaikan tugas,
R
dengan cara terlebih dahulu
(Ruang Uraian tugas
mempelajari kasus tentang
Kolaborasi)
penyusunan laporan hasil belajar
yang disajikan dan menjawab
pertanyaan yang diajukan.
Mahasiswa mempresentasikan
hasil kerja kelompok tentang
D penyusunan laporan hasil belajar 1. Hasil kerja kelompok (file pdf yang dikirim)
(Demonstrasi peserta didik pada tahapan ruang pada tahap ruang kolaborasi
Kontekstual) kolaborasi (bisa dalam bentuk 2. Link presentasi/meeting
presentasi secara lisan atau
gallery walk).

xxxii
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
Mahasiswa memperdalam
pemahaman tentang konsep
laporan pembelajaran peserta
didik di SMK, dengan membuat
E pertanyaan-pertanyaan
(Elaborasi mengenai konsep penyusunan Ruang diskusi luring/daring
Pemahaman) laporan hasil belajar peserta didik
yang masih belum dipahami.
Pertanyaan ini akan didiskusikan
dengan rekan, dosen, atau
instruktur tamu.
Buatlah koneksi antar materi
antara; asesmen, pengolahan
hasil asesmen dan penulisan
K
laporan hasil asesmen dalam Uraian tugas dan contoh koneksi antarmateri bentuk
(Koneksi
bentuk rapor. Koneksi antar mindmap
antar Materi)
materi ini dapat berupa poster,
infografis, mind map, dan
sebagainya.
A Mahasiswa diminta mengerjakan
Posting 10
(Aksi Nyata) Posting 10
Mulai dari diri diawali pertanyaan
M pemantik terhadap refleksi diri
(Mulai dari tentang refleksi pembelajaran Kasus dan pertanyaan pemantik
Diri) setelah mempelajari modul PPA II
dari topik I s.d. topik V.
Penyusunan
7 Refleksi 1 15 Mahasiswa diminta untuk
Pembelajaran mengeksplorasi konsep dengan
Modul PPA II topik VI
E cara membaca naskah refleksi
(Eksplorasi pembelajaran.
Konsep)
Mengerjakan tugas pada LK 6
LK 6
serta mengunggahnya di LMS

xxxiii
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
Menjawab pertanyaan bentuk
Posting 11, 12, 13 dan 14
Posting 11, 12, 13 dan 14
Mahasiswa bekerja dalam
kelompok yang terdiri dari 5 orang
untuk menyelesaikan tugas,
R
dengan cara terlebih dahulu
(Ruang Uraian tugas
mempelajari kasus tentang
Kolaborasi)
refleksi pembelajaran yang
disajikan dan menjawab
pertanyaan yang diajukan.
Membuat dan mempresentasi
hasil kerja kelompok pada
tahapan ruang kolaborasi berupa
hasil analisis tentang:
- konsep perbaikan yang dapat
D 1. Hasil kerja kelompok (file pdf yang dikirim)
dipertanggungjawabkan,
(Demonstrasi pada tahap ruang kolaborasi
- hasil analisis tentang prinsip
Kontekstual) 2. Link presentasi/meeting
perbaikan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan
- hasil analisis tentang prosedur
perbaikan yang dapat
dipertanggungjawabkan
Memperdalam pemahaman
tentang refleksi pembelajaran,
refleksi diri dan tindak lanjutnya,
E dengan cara membuat
(Elaborasi pertanyaan-pertanyaan Ruang diskusi luring/daring
Pemahaman) mengenai konsep yang masih
belum dipahami. Pertanyaan ini
didiskusikan dengan rekan,
dosen, atau instruktur tamu.

xxxiv
Judul Jumlah Pertemuan Alur
No Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- Merdeka
Membuat koneksi antarmateri
tentang refleksi terhadap materi
modul, kegiatan PPL,
K
keberhasilan pembelajaran dan Uraian tugas dan contoh koneksi antarmateri
(Koneksi
tindak lanjut untuk bentuk mindmap
antar Materi
perbaikan/peningkatan mutu
bahan ajar dan proses
pembelajaran.
Mahasiswa diminta mengerjakan
Posting 15
A Posting 15
(Aksi Nyata) Mahasiswa diminta
IK 6
menyelesaikan IK 6
8 UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS), diserahkan dosen pengampu pada perguruan tinggi penyelenggara, dilaksanakan pertemuan ke-16

xxxv
Mindmap Modul Prinsip Pengajaran Dan Asesmen II di SMK

xxxvi
TOPIK I. PEMETAAN KEMAMPUAN AWAL DAN
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Durasi 2 Pertemuan (Pertemuan ke-1 dan ke-2)

Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat:


1. menyusun perangkat asesmen awal untuk
mendeteksi kemampuan awal dan karakteristik
Capaian Pembelajaran peserta didik dan
2. menyusun pemetaan kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik.

Mulai dari Diri

Mahasiswa PPG Prajabatan yang berbahagia,

Selamat datang di Topik I yaitu Pemetaan Kemampuan Awal dan Karakteristik


Peserta didik. Materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena berkaitan dengan
pembelajaran berfokus pada kesiapan belajar peserta didik (teaching at the right
level). Topik ini berisi bagaimana menyusun kisi-kisi soal, menyusun perangkat
soal dan memetakan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik. Setelah
mempelajari topik ini, Anda diharapkan mampu menyusun kisi-kisi soal, perangkat
asesmen kemampuan awal, memetakan kemampuan awal dan karakteristik
peserta didik. Pertanyaan berikut merupakan pemantik untuk menuntun Anda ke
arah pemahaman materi, oleh karenanya mohon direnungkan dan dijawab!

Kasus

Secara umum situasi kemampuan peserta didik di sebuah kelas berbeda-beda,


termasuk gaya belajarnya berbeda-beda pula. Kemudian guru mengajar dengan
materi yang sama dan dengan metoda yang sama.

Pertanyaan

1. Jika Anda belajar di kelas yang dikelola seperti itu, apakah Anda akan merasa
nyaman dalam mengikuti pembelajaran?

1
2. Jika Anda merasa nyaman jelaskan alasannya!

3. Jika Anda merasa tidak nyaman jelaskan alasannya!

Eksplorasi Konsep

A. Menyusun Perangkat Asesmen Awal

Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan mampu:

1. menyusun kisi-kisi asesmen awal berdasarkan jenis materi dan level kognitif
(thinking skills),

2. menyusun perangkat asesmen awal berdasarkan kisi-kisi soal,

3. memetakan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik berdasarkan


analisis hasil asesmen awal, dan

4. menyajikan peta kemampuan awal dan karakteristik peserta didik, sebagai


acuan dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran dan asesmen
pembelajaran (PjBL, Teaching Factory (Tefa), Kelas Industri, Kelas
Kewirausahaan) dan PKL.

Kita akan mulai pembelajaran tentang pemetaan kemampuan awal dan


karakteristik peserta didik, sebagai acuan dalam mengembangkan perencanaan
pembelajaran dan asesmen pembelajaran (PjBL,Tefa, Kelas Industri, Kelas
Kewirausahaan) dan PKL dengan terlebih dahulu menyaksikan video-video berikut
ini.

2
Link video memahami pembelajaran berdiferensiasi, kebutuhan belajar peserta didik
dan strategi pembelajaran berdiferensiasi

https://youtu.be/Vr5qZFi5n7k (Memahami Pembelajaran Berdiferensiasi)

https://youtu.be/QORCmQxmGeQ (Memahami Kebutuhan Belajar Peserta


didik)

https://www.youtube.com/watch?v=NPnbvCVBicc (Strategi Pembelajaran


Berdiferensiasi)

https://www.youtube.com/watch?v=oXVQV5td9qE (Strategi
Pembelajaran Berdiferensiasi)
Posting 1 LMS: Menjawab pertanyaan setelah mencermati video

Setelah mencermati video pada boks di atas, jawablah pertanyaan-


pertanyaan berikut ini!

1. Tuliskan pengalaman Anda ketika belajar di sekolah dulu.


Bagaimanakah guru Anda menangani peserta didik yang
kemampuan awal dan karakteristiknya berbeda-beda?

……………………………………………………....................

............................................................................................

2. Jika Anda menjadi guru, apa yang akan Anda lakukan untuk
memberikan layanan pembelajaran agar peserta didik
mudah dan nyaman dalam belajar?

……………………………………………………....................

............................................................................................

Selanjutnya, kita akan melakukan kajian materi berikut ini untuk lebih memahami
konsep pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

Selama ini, strategi penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara klasikal


massal, dan lingkungan belajar yang disediakan seragam untuk semua peserta
3
didik, padahal pada hakikatnya setiap peserta didik memiliki potensi dan
kemampuan awal serta karakteristik yang berbeda. Kondisi lingkungan belajar
yang seragam dapat mengakibatkan peserta didik yang kemampuan awal di
bawah rata-rata akan mengalami kesulitan belajar dan tertinggal, sebaliknya,
peserta didik yang memiliki kemampuan awal berada di atas rata-rata merasa
jenuh, sehingga sering berprestasi di bawah potensinya.

Agar setiap peserta didik dapat berprestasi sesuai dengan potensinya, diperlukan
pelayanan pembelajaran yang berdiferensiasi (teaching at the right level), yaitu
memberikan lingkungan dan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik peserta didik. Untuk dapat menyelenggarakan
pembelajaran berdiferensiasi perlu dilakukan pemetaan kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik.

Asesmen awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan karakteristik


peserta didik ketika akan mempelajari suatu kompetensi, sehingga hasilnya dapat
digunakan sebagai dasar mengembangkan rancangan layanan pembelajaran dan
asesmen yang tepat. Asesmen awal ini dapat dilakukan dengan memberikan tes
atau nontes sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kondisi potensi
lingkungan sekolah yang tersedia.

Asesmen awal merupakan salah satu tahapan untuk merealisasikan pembelajaran


berpusat pada peserta didik, maka asesmen awal (assessment for learning) perlu
dilakukan. Dengan menyelenggarakan asesmen awal, guru dapat memetakan
kemampuan awal dan karakteristik peserta didik. Tujuan memetakan kemampuan
awal dan karakteristik peserta didik terhadap kompetensi prasyarat maupun yang
akan dipelajari, adalah untuk mensinkronisasi (mengaitkan) kemampuan awal,
terutama kemampuan prasyarat dan kompetensi yang akan dipelajari. Informasi
peta kemampuan awal dan karakteristik peserta didik selanjutnya digunakan guru
untuk mengembangkan rancangan pembelajaran dan asesmen secara tepat.

1. Asesmen Awal Kognitif

a. Deskripsi asesmen awal

Menurut Depdiknas (2007: 3) istilah diagnostik merupakan suatu kegiatan


4
yang dilakukan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang ditimbulkan.
Dalam pembelajaran istilah diagnostik dapat dilakukan dalam sebuah tes.
Asesmen awal pembelajaran melingkupi konsep yang luas meliputi
identifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam pembelajaran.

b. Tujuan asesmen awal

Tujuan asesmen awal adalah membantu kesulitan atau mengatasi


hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan
pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil belajar yang diperoleh
peserta didik, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

c. Fungsi asesmen awal

Fungsi asesmen awal adalah untuk mengidentifikasi kemampuan awal


dan karakteristik peserta didik. Asesmen awal dirancang untuk
mengetahui kemampuan awal dan karakteristik peserta didik, sehingga
desain perangkat asesmen awal harus sesuai dengan format dan respon
asesmen awal yang diharapkan. Bentuk perangkat asesmen awal
sebaiknya berupa supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat),
sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Jika terdapat
alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk selected response
(misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa
memilih jawaban tertentu, sehingga dapat meminimalisir jawaban
tebakan, sehingga dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya.

d. Pelaksanaan asesmen awal

Asesmen awal dapat dilakukan pada waktu tertentu, seperti awal tahun
ajaran, awal semester atau awal pembelajaran. Pertimbangan penetapan
waktu dimaksudkan agar informasi yang diperoleh dari asesmen awal
dapat digunakan guru sebagai acuan dalam mengembangkan rancangan
pembelajaran dan asesmen yang tepat sesuai dengan kemampuan awal
dan karakteristik peserta didik.

5
e. Metode asesmen awal

Untuk mendapatkan informasi yang objektif dan kredibel, metode asesmen awal yang dapat
digunakan, antara lain sebagai berikut.

1) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab akan dengan mudah mengetahui sampai sejauh mana peserta didik
memiliki kompetensi terkait kompetensi yang akan dipelajari atau kompetensi yang menjadi
prasyarat. Metode tanya jawab juga dapat mengeksplorasi kompetensi peserta didik terkait
materi yang dipelajari, serta cukup efektif dalam mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran yang akan dipelajari.

2) Tes tertulis

Melalui tes tertulis dapat mengetahui sejauh mana tingkat kedalaman dan keluasan
kemampuan awal peserta didik. Tes tertulis dapat dalam bentuk pertanyaan yang memuat
seluruh jenis materi dan level proses kognitif. Dengan cakupan materi seperti ini, diharapkan
hasil asesmen dapat merepresentasikan kemampuan peserta didik. Jenis materi dan level
proses kognitif dapat dijelaskan melalui gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Metrik Dimensi Materi dan Dimensi Proses Kognitif

Sumber: dokumen penulis


Sumber: dokumen penulis

3) Wawancara

Langkah strategis untuk mengukur kemampuan awal dan karakteristik


peserta didik terhadap kompetensi prasyarat dan kompetensi yang
akan dipelajari adalah dengan meminta peserta didik untuk
menceritakan pengalamannya terkait kompetensi yang akan diukur.
Misalnya saja jika kompetensi yang akan dipelajari pemupukan
tanaman maka guru dapat bertanya kepada peserta didik seperti
berikut, “Siapa yang pernah melihat orang memupuk tanaman?” atau
“Siapa yang pernah ikut melakukan pemupukan tanaman? Coba
ceritakan pengalaman Anda di depan teman-teman tentang kegiatan
pemupukan tanaman, mulai dari jenis pupuk, bentuk pupuk, warna
pupuk, konsep pemupukan, perhitungan kebutuhan pupuk, prosedur
pemupukan dan seterusnya.”

4) Evaluasi Diri

Untuk melakukan cara asesmen melalui evaluasi diri, guru dapat


membuat sebuah angket singkat untuk evaluasi mandiri (evaluasi diri)
terhadap peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran. Cara ini
relatif mudah dilakukan, karena angket yang dibuat sederhana saja.
Berikut contoh angket untuk asesmen kemampuan awal mandiri.

Contoh:

Seberapa luas pengetahuan Anda pada kompetensi melakukan


pemupukan tanaman?

Misal hasilnya sebagai berikut:

(1)Saya pernah mendengar istilah pemupukan tanaman.

(2)Saya tidak tahu tentang jenis pupuk.

(3)Saya tidak tahu asal-usul pupuk.


7
(4)Saya belum pernah melakukan pemupukan tanaman.

5) Menggunakan metode mindmapping/peta konsep

Mindmapping dapat dilakukan untuk mengetahui atau menganalisis


kemampuan awal peserta didik dengan menggunakan metode
mindmapping (peta konsep). Misalnya saja kompetensi yang akan
diukur adalah pemupukan tanaman maka guru dapat meminta peserta
didik membuat peta konsep yang berhubungan dengan pemupukan
tanaman.

Peta konsep dapat dijadikan alat untuk mengecek kompetensi awal


yang telah dimiliki peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran.
Caranya, menuliskan sebuah kata kunci utama tentang kompetensi
yang akan dipelajari di tengah-tengah papan tulis. Misalnya
pemupukan tanaman, berikutnya guru meminta peserta didik
menyebutkan atau menuliskan hal-hal yang terkait dengan kompetensi
pemupukan tanaman yang relevan.

Membuat hubungan antara konsep pupuk dengan konsep yang telah


disebut (ditulis). Seberapa pengetahuan awal yang dimiliki peserta
didik dapat terlihat sewaktu mereka bersama-sama membuat peta
konsep di papan tulis. Cara lain misalnya dengan memberikan sebuah
peta konsep yang hanya berisi konsep utama, sementara itu peserta
didik harus mengisi kotak-kotak kosong yang telah disediakan pada
peta konsep itu dengan konsep yang relevan. Seberapa banyak kotak
kosong pada peta konsep yang tidak lengkap itu dapat diisi oleh
peserta didik, adalah indikasi seberapa pengetahuan awal yang
mereka milik terkait dengan kompetensi pemupukan tanaman.

Lihat contoh mindmap tentang kompetensi pemupukan tanaman pada


gambar berikut!

8
Gambar 1.2 Mindmap Kompetensi Pemupukan Tanaman

Sumber: Dokumen penulis

Apabila perangkat tes yang digunakan dalam asesmen awal


memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru dapat
mengetahui kemampuan awal peserta didik (Mardapi, 2012: 171). Jadi
dengan mengadakan asesmen awal, guru mengadakan diagnosis
kepada peserta didik tentang kemampuan dan karakteristiknya.
Dengan diketahuinya kemampuan awal, guru akan lebih mudah
memberikan layanan kepada peserta didik secara tepat.

f. Prosedur Pengembangan Asesmen Awal

Sebagaimana sudah dijelaskan, bahwa asesmen awal ini mempunyai


peran yang penting agar pembelajaran lebih efektif, efisien dan
menyenangkan bagi peserta didik. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan perangkat asesmen yang kredibel. Prosedur pelaksanaan
asesmen awal akan menjelaskan tahapan pekerjaan untuk menghasilkan
perangkat asesmen yang valid, sehingga hasil asesmennya mampu
memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menyusun perangkat
pembelajaran dan asesmen sesuai dengan kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik.

1) Menyusun kisi-kisi soal

9
Kisi-kisi soal disusun untuk memberikan acuan dalam
mengembangkan perangkat tes. Kisi-kisi setidaknya memuat: a)
tujuan pembelajaran (TP), kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran (KKTP), b) materi pokok yang terkait, c) bentuk dan
jumlah soal, serta d) indikator soal.

Asesmen yang dilakukan pada awal pembelajaran, identifikasi


kebutuhan materi asesmen awal dapat menggunakan matrik jenis
materi dan proses kognitif taksonomi bloom yang akan mampu
memotret gambaran secara utuh kemampuan awal peserta didik
terhadap kompetensi prasyarat, maupun kompetensi yang akan
dipelajari. Contoh kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Kisi-Kisi Soal

Kurikulum : Merdeka Belajar


Program Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kelas : 10 Fase E
Elemen : Pemupukan Tanaman
Kompetensi
Jumlah Soal : -
Bentuk Soal : Uraian jawaban singkat

Elemen No
No Materi Indikator soal Level
Kompetensi Soal
1 Memupuk Mengingat Disediakan gambar 1 1
Tanaman konsep bentuk pupuk, peserta
didik dapat menyebutkan
jenis pupuk berdasarkan
asalnya
Disediakan gambar 1 1
pupuk, peserta didik
dapat menyebutkan
nama jenis pupuk
Disediakan gambar rumus 1 1
kimia pupuk, peserta
didik dapat
menyebutkan nama jenis
pupuk
Disediakan kandungan 1 1
utama unsur hara pupuk,
peserta didik dapat
menyebutkan nama jenis
pupuk
10
Elemen No
No Materi Indikator soal Level
Kompetensi Soal
Menggunaka Disediakan nama-nama 3 4
n konsep jenis pupuk tanaman,
peserta didik dapat
mengidentifikasi jenis
pupuk
Disediakan data 3 4
kandungan dua unsur
hara pupuk, peserta didik
dapat mengidentifikasi
jenis pupuk
Disediakan data 3 4
kandungan dua unsur
hara pupuk, peserta didik
dapat memilih jenis
pupuk

11
LK 1. Membuat Kisi-Kisi Soal Asesmen Awal

Membuat kisi-kisi soal asesmen awal berdasarkan jenis materi


dan level proses kognitif mulai dari menentukan TP dan KKTP
(unggah di LMS).

Level Proses Kognitif

Buatlah kisi- - - - -
kisi
jenis materi
1,
level proses
kognitif 1

Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi-
kisi kisi kisi kisi kisi
jenis materi jenis materi jenis materi jenis materi jenis materi
2, 2, 2, 2, 2,
level proses level proses level proses level proses level proses
kognitif 1 kognitif 2 kognitif 3 kognitif 4 kognitif 5
Jenis
Materi Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi-
kisi kisi kisi kisi kisi
jenis materi jenis materi jenis materi jenis materi jenis materi
3, 3, 3, 3, 3,
level proses level proses level proses level proses level proses
kognitif 1 kognitif 2 kognitif 3 kognitif 4 kognitif 5

Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi- Buatlah kisi-
kisi kisi kisi kisi kisi
jenis materi jenis materi jenis materi jenis materi jenis materi
4, 4, 4, 4, 4,
level proses level proses level proses level proses level proses
kognitif 1 kognitif 2 kognitif 3 kognitif 4 kognitif 5
*Rubrik asesmen lihat di lampiran 1

2) Menulis soal

Sesuai kisi-kisi soal yang telah disusun kemudian ditulis butir-butir


soal. Jawaban atau respon yang diberikan oleh peserta didik
terhadap butir soal yang disusun, harus memberikan informasi yang
cukup untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi prasyarat
atau kompetensi yang akan dipelajari peserta didik.
12
Pada soal uraian, logika berpikir peserta didik dapat diketahui guru
dari jawaban yang ia tulis, tetapi pada soal pilihan guru kurang dapat
mengungkap kelemahan peserta didik karena soal tes pilihan
rentang terhadap tebakan. Karena itu peserta didik perlu
menyertakan alasan atau penjelasan ketika memilih opsi (alternatif
jawaban) tertentu.

3) Prinsip penyusunan soal

Tiga prinsip dalam menyusun soal yaitu (1) menentukan secara


jelas apa yang akan dinilai, (2) menyusun butir soal, dan (3)
menentukan kriteria pencapaian kompetensi yang akan dinilai. Ada
tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam menyusun butir soal.

● Menggunakan stimulus/kondisi, dalam contoh kisi-kisi di atas


ada dalam kolom indikator soal. stimulus dapat berupa teks,
gambar, skenario, tabel, grafik, wacana, dialog, video, atau
kasus/masalah. Stimulus berfungsi sebagai media bagi
peserta tes untuk berpikir menjawab soal. Tanpa stimulus,
soal cenderung menanyakan atau menilai kemampuan
mengingat. Stimulus yang digunakan seyogyanya yang
positif, dalam arti tidak menimbulkan efek negatif, misalnya
menyudutkan objek tertentu, atau memberikan penguatan
untuk berperilaku negatif. Stimulus diutamakan yang bersifat
edukatif, memberi wawasan, pesan moral dan inspirasi
kepada peserta didik.
● Menggunakan kontek yang baru dari materi yang sudah
dipelajari. Menggunakan suatu konteks yang sudah familier,
karena sudah pernah dibahas di kelas atau merupakan
pengetahuan umum, dalam menjawab peserta didik tidak lagi
berpikir, tetapi hanya mengingat.
● Menggunakan kompleksitas prosedur berpikir/proses kognitif.
Mengacu pada stimulus/kondisi soal, diharapkan stem soal
mempertanyakan terkait dengan stimulus dan menanyakan
kompleksitas tingkat berpikir.
13
4) Menulis soal sesuai dengan kaidah penulisan soal

Untuk memastikan kualitas soal untuk menjaga validitas soal, perlu


memenuhi kaidah penulisan dari aspek konstruksi, substansi, dan
bahasa.

a) Konstruksi
● Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
● Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban.
● Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
● Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.
● Kondisi/stimulus soal berupa teks, gambar, skenario, tabel,
grafik, wacana, dialog, video, kasus/masalah, atau yang
sejenisnya disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.

b) Substansi
● Soal harus sesuai dengan indikator.
● Setiap pertanyaan harus diberikan batasan
jawaban yang diharapkan.
● Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan
pengukuran TP dan KKTP.
● Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat fase.

c) Bahasa yang Digunakan


● Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
● Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
(baku).
● Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran
ganda.
● Bahasa yang digunakan tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu.
● Bahasa yang digunakan tidak mengandung kata/ungkapan
yang menyinggung perasaan peserta didik, suku, ras, dan

14
agama.
● Menggunakan bahasa yang komunikatif.
● Kalimat soal tidak menyalin/menjiplak persis suatu teks
bacaan.

INSTRUKSI KERJA (IK) 1


Eksperimen pembuatan perangkat asesmen awal untuk
memetakan kemampuan awal peserta didik dalam satu
kelas
(UPLOAD di LMS)

Lakukan eksperimen pembuatan perangkat asesmen awal untuk


memetakan kemampuan awal peserta didik dalam satu kelas!
Kriteria perangkat asesmen harus memenuhi kaidah penyusunan
soal sebagai berikut.
Stem soal (konstruksi soal);
Kondisi/stimulus soal;
Materi yang ditanyakan;
Jenis materi (fakta, konsep, prosedur dan metakognitif) dan
level proses kognitif (mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mencipta) yang akan diukur.
Jumlah soal dalam perangkat asesmen disesuaikan dengan
keluasan (jenis materi) dan kedalaman (level kompetensi) yang
akan dipelajari, jika menilik poin LK 1, jumlah soal minimal
adalah 16 soal.
*Rubrik asesmen lihat lampiran 2

5) Mereviu soal

Butir soal yang baik tentu memenuhi validitas isi. Untuk itu soal
yang telah ditulis harus divalidasi oleh seorang pakar di bidang
tersebut. Bila soal yang telah ditulis oleh guru tidak memungkinkan
untuk divalidasi oleh seorang pakar, soal tersebut dapat direviu oleh
guru-guru sejenis dalam MGMP atau setidaknya oleh guru-guru
mapel program keahlian dalam satu sekolah.

g. Menyusun Kriteria Asesmen

Jawaban atau respon yang diberikan oleh peserta didik terhadap soal

15
asesmen awal tentu bervariasi, karena itu untuk memberikan asesmen
yang adil dan interpretasi diagnosis yang akurat harus disusun suatu
kriteria asesmen, apalagi bila tes yang sama dilakukan oleh guru yang
berbeda atau dilakukan oleh lebih dari satu orang guru.

Kriteria asesmen memuat rentang skor yang menggambarkan pada


rentang berapa, peserta didik didiagnosis sebagai mastery (tuntas) yaitu
sudah menguasai tujuan pembelajaran atau belum mastery, yaitu belum
menguasai tujuan pembelajaran tertentu atau berupa rambu-rambu
bahwa dengan jumlah typeerror (jenis kesalahan) tertentu peserta didik
yang bersangkutan dinyatakan ada kesulitan sehingga harus diberikan
perlakuan yang sesuai.

Apabila penyusunan butir soal mengacu pada matrik dimensi materi


dengan dimensi proses kognitifnya bloom dan dikemas dalam
kemampuan lima dimensi kompetensi, maka jawaban peserta didik
langsung dapat diketahui jenis materi dan level proses kognitif,
keterampilan serta pada dimensi kompetensi mana yang sudah dan yang
belum dikuasai.

Macam-macam asesmen awal yang dapat digunakan di antaranya:


■ instrumen pilihan ganda,
■ instrumen pilihan ganda yang disertai alasan,
■ instrumen pilihan ganda yang disertai pilihan alasan,
■ instrumen pilihan ganda dan uraian, dan
■ instrumen uraian.

h. Penyekoran Hasil Asesmen Awal dan Pemetaan Kemampuan Awal


Peserta Didik

Penskoran asesmen awal secara prinsip tidak berbeda dengan penskoran


pada tes-tes yang lain, tetapi membutuhkan penelusuran dan interpretasi
respons yang lebih cermat karena harus menemukan fungsi asesmen
awal. Pemetaan kemampuan awal peserta didik baik terhadap
kemampuan prasyarat ataupun kompetensi yang sedang akan dipelajari

16
dapat digunakan tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2 Pemetaan Kemampuan Awal Peserta Didik


Nama Peserta Didik
No Daftar Kemampuan Ali Budi Cintya Dedi
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
A. Materi Fakta
1 Mengingat fakta
B. Materi Konsep
1 Mengingat konsep
2 Menerapkan
konsep
3 Menganalisis
konsep
4 Mencipta konsep
C. Materi Prinsip
1 Mengingat prinsip
2 Menerapkan
prinsip
3 Menganalisis
prinsip
4 Mencipta prinsip
D. Materi Prosedur
1 Mengingat
prosedur
2 Menerapkan
prosedur
3 Menganalisis
prosedur
4 Mencipta prosedur
E. Materi Metakognitif
1 Mengingat
metakognitif

2 Menerapkan
metakognitif

3 Menganalisis
metakognitif

4 Mencipta
metakognitif

17
B. Menyusun Pemetaan untuk Merancang Pembelajaran

1. Pemetaan Kemampuan Awal


Pemetaan kemampuan awal peserta didik dirumuskan berdasarkan hasil
pengolahan asesmen kemampuan awal. Hasil pemetaan menunjukan
tingkat kemampuan awal peserta didik terhadap suatu kompetensi, yang
diindikasikan dalam penguasaan jenis materi dan level proses kognitifnya.
Informasi hasil pemetaan selanjutnya akan dijadikan dasar dalam
menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Pemetaan kemampuan
awal peserta didik dapat menggunakan tabel 1.3 berikut.

Tabel 1.3 Peta Kemampuan Awal Peserta didik


Kompetensi/Pengetahuan yang Belum Dikuasai
No Nama
Peserta Fakta Konsep Prinsip Prosedur Metakognitif
Didik
Ali Mengingat Mengingat Mengingat Mengingat Mengingat
Menerapkan Menerapkan Menerapkan Menerapkan
Menganalisis Menganalisis Menganalisis Menganalisis
Mencipta Mencipta Mencipta Mencipta

Budi - Mengingat Mengingat Mengingat Mengingat


Menerapkan Menerapkan Menerapkan Menerapkan
Menganalisis Menganalisis Menganalisis Menganalisis
Mencipta Mencipta Mencipta Mencipta

Cintya - Mengingat Mengingat Mengingat Mengingat


Menerapkan Menerapkan Menerapkan Menerapkan
Menganalisis Menganalisis Menganalisis Menganalisis
Mencipta Mencipta Mencipta Mencipta

Dedi - Mengingat Mengingat Mengingat Mengingat


Menerapkan Menerapkan Menerapkan Menerapkan
Menganalisis Menganalisis Menganalisis Menganalisis
Mencipta Mencipta Mencipta Mencipta

2. Pemetaan Gaya Belajar

a. Asesmen awal nonkognitif

Asesmen nonkognitif dalam modul ini dibatasi pada asesmen untuk

18
mengidentifikasi gaya belajar peserta didik. Asesmen ini penting diketahui
agar guru dapat mengetahui kecenderungan gaya belajar yang dominan
pada setiap peserta didik. Metode asesmen awal nonkognitif dapat
diakses melalui tautan tautan berikut.

Tes Gaya Belajar

Setelah mengikuti uji coba tes gaya belajar tersebut, mari kita lakukan
refleksi!

1) Apakah Anda seorang auditori, kinestetik, visual, atau intelektual?


2) Apakah Anda pernah menemukan peserta didik yang memiliki gaya
belajar yang sama dengan Anda?
3) Apakah Anda pernah menemukan peserta didik yang memiliki gaya
belajar berbeda dengan Anda?

4) Apakah semua peserta didik memiliki gaya belajar yang sama?


Mengapa?

5) Apakah semua peserta didik memiliki karakteristik yang sama?

Berdasarkan hasil refleksi ini, Anda telah memahami bahwa karakteristik


dan gaya belajar peserta didik berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

Menurut Dave Meiyer dalam bukunya Accelerated Learning bahwa setiap


manusia/peserta didik mempunyai semua gaya belajar yang ada yaitu
somatis, auditori, visual, dan intelektual (dikenal dengan istilah SAVI).
Masing-masing peserta didik mempunyai kecenderungan dominasi dari
empat gaya belajar yang ada, sedang gaya belajar yang lainnya tetap ada
pada setiap peserta didik, hanya kadarnya relatif lebih kecil. Berdasar
pandangan ini ia mengajukan model pembelajaran aktif yang disingkat
SAVI atau somatis, auditori, visual dan intelektual.

Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang


menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh

19
tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi,
menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang
belajar dengan cara-cara yang berbeda.

Berdasarkan Teori Dave Meiyer tentang pembelajaran SAVI, untuk


memperoleh percepatan belajar peserta didik, guru dapat memfasilitasi
semua gaya belajar pada setiap materi pembelajaran. Apabila
pendekatan ini diterapkan, diharapkan semua peserta didik akan
memperoleh percepatan belajar yang optimal, karena semua gaya belajar
yang dimilikinya mendapatkan lingkungan belajar yang sesuai.

Posting 2 di LMS
Menjawab pertanyaan setelah mempelajari pemetaan kemampuan awal peserta didik

Setelah mempelajari pemetaan kemampuan awal peserta didik, jawablah pertanyaan-


pertanyaan berikut ini!

1. Apa yang dimaksud dengan pemetaan kemampuan awal peserta didik?


2. Bagaimana penerapan konsep pemetaan kemampuan awal peserta didik
diterapkan dalam perencanaan dan proses pembelajaran?
3. Mengapa Anda perlu mempelajari konsep pemetaan kemampuan awal peserta
didik?

Ruang Kolaborasi

Setelah mempelajari konsep pemetaan kemampuan awal peserta didik, silakan


bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk menyelesaikan tugas
berikut dalam waktu 30 menit!

Uraian Tugas

Anda sebagai seorang guru akan memfasilitasi peserta didik mempelajari


elemen melaksanakan pemupukan tanaman pada fase F. Prinsip pelaksanaan
pembelajaran berfokus pada peserta didik, Anda harus melaksanakan asesmen
awal untuk memetakan kemampuan awal peserta didik. Lakukan penyusunan
perangkat asesmen awal!
20
1. Buatlah kelompok kerja, masing-masing beranggotakan 5 orang!
2. Sebelum guru membuat rancangan dan melaksanakan pembelajaran yang
efektif, diharuskan melakukan asesmen awal. Jelaskan dengan referensi
mengapa tahapan itu penting dilakukan, dan bagaimana melakukannya

Demonstrasi Kontekstual

Uraian Tugas

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan


mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda dari ruang kolaborasi (dapat dalam
bentuk presentasi secara lisan atau gallery walk/pameran hasil kerja).

1. Presentasikan hasil kerja kegiatan elaborasi kepada kelompok yang


lainnya!
2. Diskusikan hasil presentasi dari masing-masing kelompok!
3. Rumuskan hasil diskusi!
4. Dosen memberikan pertanyaan pengarah untuk kelancaran dan
kesempurnaan hasil diskusi.
5. Buatlah rumusan hasil diskusi antarkelompok, menjadi satu kesimpulan
yang disepakati bersama dosen!
6. Presentasikan rumusan hasil diskusi antar kelompok!

Kriteria Asesmen Kegiatan Presentasi


1. Kejelasan dan kebenaran bahan presentasi sesuai hasil kegiatan
kolaborasi (referensi yang mendukung pentingnya melakukan asesmen
awal dan cara melakukan asesmen awal);
2. Kemampuan menerima dan merumuskan hasil masukan kelompok
lainnya;
3. Kemampuan merumuskan hasil akhir antarkelompok kelompok menjadi
kesimpulan bersama.

21
Elaborasi Pemahaman

Uraian Tugas
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang konsep pemetaan kemampuan
awal peserta didik, buatlah pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep yang masih
belum dipahami terkait dengan kasus yang disampaikan pada kegiatan kolaborasi!
Pertanyaan ini akan didiskusikan dengan rekan, dosen, atau instruktur tamu.

Lembar Daftar Pertanyaan Elaboratif

………………....................................................................................
..........................................................……………….............................
.............................................................................................................
....………………...................................................................................
.................
………………....................................................................................
..........................................................……………….............................
.......................................................................
………………....................................................................................
..........................................................……………….............................
.......................................................................
Dst..

Koneksi Antar Materi

Uraian Tugas

Buatlah koneksi antarmateri tentang pemetaan kemampuan awal peserta didik


dengan materi yang ada pada topik pemetaan kemampuan awal dan karakteristik
peserta didik!

1. Konsep pengembangan kisi-kisi;

22
2. Konsep penyusunan perangkat asesmen awal;
3. Kemampuan yang ada pada CP (elemen) jenis materi dan level proses
kognitif antara elemen Fase E dan elemen fase F yang relevan/terkait;
4. Pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

Gambar 1.3 Contoh Koneksi Antarmateri Bentuk Mind Map

23
Aksi Nyata

Posting 3 di LMS

Refleksi pembelajaran topik pemetaan peserta didik dan membuat sampel


pemetaan kemampuan awal peserta didik

1. Refleksikan pembelajaran topik pemetaan peserta didik


dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
a. Apa pemahaman baru yang Anda dapatkan setelah
mempelajari konsep pemetaan kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik dalam pembelajaran berbasis
kompetensi?
..........................................................................................
..........................................................................................
..................................................................
b. Dari konsep pemetaan kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik, bagian manakah yang paling
menantang dalam pembelajaran berbasis kompetensi?
..........................................................................................
..........................................................................................
..................................................................
c. Apa hal lain yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan
pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta
didik dalam pembelajaran berbasis kompetensi?
..........................................................................................
..........................................................................................
..................................................................
d. Untuk merefleksikan kemampuan Anda dalam proses
pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta
didik, apa rencana yang akan Anda lakukan agar dapat
melakukan penyiapan perangkat pemetaan kemampuan

24
awal dan karakteristik peserta didik?
..........................................................................................
..........................................................................................
..................................................................

2. Buatlah sampel pemetaan kemampuan awal peserta didik


dan pembelajaran model SAVI dalam satu kelas di tempat
Anda melaksanakan PKL sebagai landasan perencanaan
pembelajaran dan asesmen untuk kegiatan PPL. Kegiatan
dimulai dari:
a. menentukan elemen dan tujuan pembelajaran (TP),
b. menyusun kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
(KKTP),
c. menyusun kisi-kisi soal,
d. menyusun perangkat asesmen awal (elemen prasyarat
dan elemen yang akan dipelajari, jika ada),
e. melakukan asesmen awal dalam satu kelas di SMK
tempat Anda melaksanakan PPL, dan
f. membuat peta kemampuan awal peserta didik.

Tugas ini dapat dilakukan selama 225 menit dalam tiga sesi.

1. Sesi 1, menentukan TP, menyusun KKTP, menyusun kisi-kisi, dan


menyusun perangkat asesmen (2 X 45 Menit);
2. Sesi 2, melaksanakan asesmen awal di kelas (1 X 45 Menit);
3. Sesi 3, mengolah hasil asesmen dan memetakan kemampuan awal
berdasarkan hasil asesmen awal (2 x 45 menit).

25
TOPIK II. PENGELOLAAN MODEL PEMBELAJARAN DI
SMK

Durasi 1 pertemuan pertemuan ke-3)


Capaian Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat
Pembelajaran mengelola:
1. model pembelajaran PjBL,
2. model pembelajaran Tefa,
3. model pembelajaran kelas industri,
4. model pembelajaran kelas wirausaha, dan
5. model pembelajaran PKL.

Mulai dari Diri

Topik II pada modul ini adalah Pengelolaan Model Pembelajaran di SMK. Berbekal
pemahaman modul PPA I dan Praktik Pengalaman Lapangan I, tujuan
pembelajaran topik II adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
menyelenggarakan pengelolaan pembelajaran model PjBL dalam konteks Tefa,
Kelas Kewirausahaan dan mata pelajaran PKK, Kelas Industri, dan PKL. Lingkup
kegiatan pengelolaan pembelajaran meliputi 1) perencanaan pembelajaran, 2)
pelaksanaan pembelajaran, dan 3) asesmen hasil belajar.

Sebelum mempelajari topik pengelolaan model pembelajaran di SMK, jawablah


pertanyaan pemantik berikut!

Kasus

Pada struktur Kurikulum Merdeka pada fase F ada mata pelajaran PKK, yang
kegiatan pembelajarannya merupakan penerapan kompetensi yang telah dikuasai
dalam bentuk pelaksanaan kewirausahaan dan melaksanakan projek order dari
dunia kerja. Di sisi yang lain juga ada pembelajaran teaching factory (Tefa). Masih
ada lagi prinsip pembelajaran Kelas Industri dan PKL.

Pertanyaan

1. Cobalah renungkan dan rumuskan pertanyaan tentang persamaan dan


26
perbedaan pelaksanaan mata pelajaran PKK dengan Tefa, Kelas Industri dan
PKL!
2. Apa yang Anda pikirkan tentang pengelolaan model pembelajaran di SMK
(PjBL, Tefa, Kelas Industri, Kelas Kewirausahaan, dan PKL)?
3. Jika Anda nanti menjadi guru di SMK,
a. bagaimana Anda akan mengelola pembelajaran yang harus
melaksanakan pembelajaran pada elemen dari suatu CP sebelum
pelaksanaan mata pelajaran PKK dan PKL?
b. bagaimana Anda melaksanakan pembelajaran model PBL dalam
konteks projek dan Tefa?

Eksplorasi Konsep

Hasil pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik pada topik I dan
topik II eksplorasi konsep ini, Anda akan merasakan pentingnya kedua materi itu
dalam mengembangkan pembelajaran di SMK. Topik II ini berisi pengelolaan
model pembelajaran di SMK yaitu PjBL, Tefa, Kelas Industri, Kelas
Kewirausahaan, dan PKL. Masing-masing pengelolaan model pembelajaran di
SMK akan dipelajari tentang 1) bagaimana merencanakan pembelajaran, 2)
bagaimana melaksanakan pembelajaran, serta 3) bagaimana melakukan
asesmennya. Tujuan mempelajari topik ini adalah meningkatkan kemampuan
dalam menyelenggarakan pengelolaan pembelajaran sesuai model yang
dilaksanakan di SMK tempat mahasiswa melaksanakan PPL.

Marilah kita cermati uraian berikut ini!

Tantangan kemajuan teknologi dan perubahan tren bisnis telah mengubah cara
praktisi melaksanakan pembelajaran dan kompetensi yang dibutuhkan mengalami
evolusi (Ratten, & Usmani, 2021). Evolusi ini menyebabkan dunia kerja menjadi
komponen penting dan menjadi tuntutan dari konsekuensi pendidikan vokasi.
Konsekuensi logis terhadap tuntutan tenaga yang terampil lulusan pendidikan
vokasi yang semakin meningkat. Kemajuan teknologi industri mengajak kita untuk
menerapkan konsep bring industry to school diartikan membawa pola pikir industri

27
ke kelas, profesional, karakter budaya industri ke dalam kelas (Blondin et al, 2021).
Selanjutnya, industri diharapkan untuk bring attitude, bring project, and bring best
learning (membawa projek industri ke dalam kelas) (Low et al, 2021). Kebijakan ini
dilakukan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan proses pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini dan masa depan.

Charles Allen Prosser, seorang ahli di bidang pendidikan vokasi menyampaikan


prinsip-prinsip pendidikan vokasi.

1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan di mana peserta didik


dilatih merupakan replika lingkungan tempat nanti ia akan bekerja.

2. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan saat tugas-tugas


latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang
ditetapkan di tempat kerja.

3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan


berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.

4. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu


memodali minat, pengetahuan, dan keterampilannya pada tingkat yang
paling tinggi.

5. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan, atau


pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya,
yang menginginkannya, dan yang mendapat untung darinya.

6. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk


membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-
ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.

7. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai


pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan
pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.

8. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.

28
9. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.

10. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada peserta didik akan tercapai
jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat
nilai).

11. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu
okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.

12. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lain.

13. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika
sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan
memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.

14. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan
dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat
peserta didik tersebut.

15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.

16. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi
maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.

Memperhatikan fenomena perkembangan dunia industri dan teknologi yang


digunakan serta prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif di SMK, maka
dikembangkan model pengelolaan model pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan
pengelolaan model pembelajaran di SMK yang populer saat ini.

A. Pengelolaan Pembelajaran Model Project Based Learning (PjBL)


1. Definisi
Proses pembelajaran yang menyatu pada proses produksi, secara
kontekstual peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi
yang nyata dengan suasana industri. Pembelajaran melibatkan
seluruh kompetensi atau mata pelajaran yang relevan di SMK.

29
2. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Model PjBL

Pada dasarnya prinsip pendidikan vokasi ialah praktik langsung ke


lapangan, sehingga keseimbangan antara pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan dapat terwujud pada diri peserta didik.

Pendidikan kejuruan akan berhasil, jika peserta didik:

a. dilatih dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang
digunakan dalam pekerjaan,
b. dilatih dengan cara mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin
dengan yang terjadi di dunia kerja,
c. dilatih berulang-ulang secara langsung dan secara individual
dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti di dunia kerja, dan
d. memperhatikan permintaan pasar.

3. Penyelenggaraan Pembelajaran Model PjBL

SMK dalam mengembangkan penyelenggaraan pembelajaran model


PjBL dapat menempuh tahapan kegiatan sebagai berikut.

a. Menyelenggarakan kemitraan (link and match) dengan dunia


kerja

Kemitraan antara SMK dengan dunia kerja dapat menjadi salah


satu langkah penyelesaian tingginya angka pengangguran di
Indonesia. Program kemitraan yang semakin selaras diharapkan
dapat memperkecil/menghilangkan kesenjangan antara
kompetensi yang dipelajari di SMK dan kompetensi yang ada di
dunia kerja sehingga lulusan SMK sesuai dengan demand driven.

Pada tahap kemitraan ini seyogyanya SMK membuat


memorandum of understanding (MoU) dengan dunia kerja dalam
beberapa hal terkait dengan peningkatan mutu dan kinerja SMK
di antaranya sebagai berikut.

1) Penyelarasan kurikulum SMK

30
Kebutuhan dunia kerja terhadap kompetensi tamatan SMK
dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah hard skills
yang berupa kompetensi terkait dengan bagaimana
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pada jabatan tertentu.
Setiap jabatan sesuai dengan level Kualifikasi Kerja Nasional
Indonesia (KKNI) yang terdiri dari unit-unit kompetensi. Kedua
adalah soft skills. Menurut Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto, soft
skills yang perlu dikembangkan di sekolah di antaranya
adalah attitude, kejujuran, integritas, fighting spirit, karakter,
kemauan bekerja, dan pantang menyerah.

2) Pengembangan program pembelajaran

Setelah kurikulum dan kompetensi guru diselaraskan sesuai


dengan yang ada di dunia kerja, pengembangan program
pembelajaran dapat dikembangkan melalui tiga pendekatan.

(a) Pengembangan pembelajaran berbasis pada order

Dunia kerja dapat memberikan order produk/layanan


jasa ke SMK sebagai tindak lanjut MoU antara SMK
dengan dunia kerja. Kepercayaan dunia kerja kepada
SMK dibangun melalui realisasi MoU terhadap
penyelarasan kurikulum dan peningkatan kompetensi
guru sesuai tuntutan kurikulum hasil penyelarasan.
Melalui dua program di atas, SMK dan dunia kerja benar-
benar sudah selaras sehingga pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan order dari dunia kerja akan
dapat direalisasikan secara optimal sesuai
spesifikasi/persyaratan dunia kerja.

(b) Pengembangan program pembelajaran berbasis


kewirausahaan

Memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi sekolah dan


masyarakat, program pembelajaran dapat diarahkan

31
untuk dapat mengembangkan prototipe/contoh produk
sebagai produk kreatif sekolah. Pengembangan prototipe
ini bisa dimulai dari rancangan untuk memenuhi
kebutuhan internal sekolah dan warga sekolah,
selanjutnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dunia
kerja. Misalnya sekolah dengan kompetensi keahlian
pemuliaan dan perbenihan tanaman dapat
mengembangkan satu jenis varietas tanaman tertentu
yang mempunyai keunggulan. Prototipe ini bisa dijual
kepada perusahaan benih.

Jenis pekerjaan/projek dengan kompleksitas tinggi bisa


melibatkan kemampuan lintas mata pelajaran bahkan
lintas program keahlian. Agar penyelenggaraan
pembelajaran dapat memenuhi tuntutan kompetensi dan
produk, maka sekolah perlu melakukan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran dengan berorientasi pada
potensi dan kebutuhan/permintaan masyarakat.

(c) Pengembangan program pembelajaran berbasis


pekerjaan/jabatan (okupasi)

Okupasi merupakan jabatan/pekerjaan yang ada di dunia


kerja, SMK atau guru dapat mengembangkan SOP pada
jabatan/pekerjaan tertentu sesuai dengan program
keahlian yang diselenggarakan di SMK. Melalui wahana
pembelajaran yang dikembangkan di sekolah secara
profesional dan pendekatan pembelajaran ilmiah
(scientific approach), guru bisa menghasilkan SOP
tertentu. Misalnya guru agroteknologi budidaya tanaman
pangan dan hortikultura bisa menyusun SOP pemupukan
tanaman berdasarkan prinsip-prinsip pemupukan dan
pengalaman dalam mengelola wahana pembelajaran
yang ditekuninya di sekolahnya secara terus menerus.

32
Sekolah bisa menawarkan SOP pemupukan tanaman
pangan dan hortikultura pada masyarakat dunia kerja
yang relevan. Apabila ada pesanan/order jasa
pemupukan, order jasa pemupukan itu bisa dijadikan
pembelajaran berbasis projek dari dunia kerja.

3) Pengembangan perencanaan pembelajaran

Penetapan unit kompetensi/elemen kompetensi

Kebutuhan unit kompetensi/elemen kompetensi dianalisis


berdasarkan jenis pekerjaan yang diperlukan untuk
menghasilkan produk/jasa layanan melalui analisis (job task
analysis). Langkah ini bisa dimulai dengan membuat diagram
alir proses produksi dari order yang diterima atau kreatifitas
guru berdasarkan fenomena kebutuhan masyarakat.
Kegiatan job task analysis akan menghasilkan kebutuhan unit
kompetensi/elemen kompetensi yang akan dipelajari sesuai
job yang diterima dari dunia kerja/potensi pasar. Pola pikir
analisis kebutuhan unit kompetensi/elemen pembelajaran
diilustrasikan pada gambar berikut ini.

MAPEL
KEJURUAN
elemen ...........

MAPEL LAINNYA MATEMATIKA


elemen.......... elemen...........

Projek
BIOLOGI KIMIA
elemen............. elemen...........

FISIKA
elemen............

33
Gambar 2.1 Pola Pikir Analisis Kebutuhan Unit
Kompetensi/Elemen Pada Projek
Sumber: dokumen pribadi

Berikut adalah contoh model analisis kebutuhan unit


kompetensi/elemen pada kegiatan projek.

Tabel 2.1. Analisis Kebutuhan Kompetensi/Elemen Mata


Pelajaran

Jenis Projek/Produk: ………………………………………….


Diagram Kebutuhan Unit
Mata Program
No Alir Kompetensi/
Pelajaran Keahlian
Pekerjaan Elemen

Hasil analisis kebutuhan unit kompetensi/elemen kompetensi


sangat dimungkinkan melibatkan lebih dari satu program
keahlian dan beberapa mata pelajaran. Model ini sangat baik,
karena pembelajaran menjadi sangat kontekstual dan
membangun kerja tim di SMK secara holistik sehingga SMK
menjadi satu sistem yang utuh.

Berikut disajikan hasil analisis keterkaitan antarmata


pelajaran kegiatan PjBL pada produksi tenaga listrik.

Tabel 2.2 Contoh Hasil Analisis Kebutuhan Unit


Kompetensi/Elemen pada Projek Pengerjaan
Pembangkit Listrik Tenaga Angin

No Mata Pelajaran Unit Kompetensi/Elemen


Kelistrikan dan
1 Mendeskripsikan cara kerja generator
Konversi Energi
Menyajikan gambar detail komponen
2 Gambar Teknik
mesin dan produk rakitan sederhana
Menerapkan perhitungan macam-macam
Mekanika
3 gaya tegangan dan momen pada
Teknik
sambungan keling pasak baut dan las

34
Melakukan pengelasan pelat pada
Teknik sambungan sudut dan tumpul posisi di
4
Pengelasan bawah tangan, posisi mendatar, dan
posisi vertikal dengan las busur manual
Merencanakan dan melaksanakan
percobaan yang berkaitan dengan
5 Fisika konsep kemagnetan dan elektromagnet
Mengkreasikan generator listrik dc
brushless
Menerapkan aturan sinus dan cosinus
6 Matematika Menentukan nilai integral tak tentu dan
tentu fungsi aljabar
Memahami laporan hasil observasi
Bahasa
7 berkaitan dengan bidang pekerjaan yang
Indonesia
dipresentasikan dengan lisan dan tulis

Melalui pendekatan rancangan program pembelajaran seperti


ini, pengelolaan model pembelajaran berbasis
projek/produksi mampu menjadi wahana pembelajaran
secara kontekstual pada semua unit kompetensi/elemen dan
materi pada mata pelajaran,yang terkait dalam projek.
Pendekatan ini juga memberikan pengalaman riil belajar di lini
produksi sehingga mampu menggunakan kompetensi yang
dipelajari dalam kehidupan nyata di masyarakat atau dapat
dikatakan sebagai istilah ilmu yang amaliah dan amal yang
ilmiah.

Penataan materi pembelajaran

Hubungan antar elemen/kompetensi dalam mata pelajaran,


Merril (1983) dalam tulisannya mengenai teori display
komponen (component display theory) menyatakan bahwa
ada hubungan antartampilan dalam materi ajar. Dalam
perancangan pembelajaran, hubungan antartampilan
tersebut perlu dianalisis untuk keperluan pengurutan
pembelajaran agar lebih mudah dipelajari oleh peserta didik
dalam kurikulum merdeka disebut sebagai ATP.

Ada tiga hubungan antarkompetensi dalam mata pelajaran


yaitu hubungan yang bersifat hierarkis, hubungan prosedural,
35
dan hubungan kelompok di samping hubungan keempat yang
merupakan gabungan antara satu, dua, atau tiga.

Penataan materi pembelajaran berdasarkan sifat


elemen/kompetensi

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum mengoordinir guru-


guru mata pelajaran kelompok A dan kelompok B untuk
melakukan analisis elemen/kompetensi berdasarkan
kedudukannya antarelemen atau antarkompetensi yang
lainnya dalam lingkup tiga atau empat, dalam kontek per kelas
dan dalam kontek per jenis projek.

Pencapaian kompetensi/elemen dalam mata pelajaran dan


antarmata pelajaran perlu dipetakan agar secara kurikuler
urutan pembelajaran sudah terorganisasi secara sistematis.
Langkah pertama untuk pemetaan pencapaian kompetensi
kurikuler adalah dengan menyusun peta pencapaian
kompetensi/elemen per CP atau mata pelajaran. Selanjutnya
peta pencapaian kompetensi antarmata pelajaran dipetakan
untuk menyusun rancangan pembelajaran. Dalam kurikulum
merdeka dikenal dengan menyusun tujuan pembelajaran (TP)
dan alur tujuan pembelajaran (ATP).

Melalui penataan elemen/kompetensi pembelajaran


diharapkan proses pembelajaran dapat lancar dan peserta
didik mudah memahami kompetensi pembelajaran.

Penyusunan jadwal pembelajaran

Pembelajaran berbasis projek dari dunia kerja/kewirausahaan


adalah menyelesaikan suatu produk/jasa. Penyelesaian tugas
tersebut kebutuhan waktunya sangat dipengaruhi oleh
karakteristik dari setiap tahapan proses produksi. Apabila
tugas projek mempunyai kompleksitas yang tinggi, maka
pengorganisasian pembelajarannya peserta didik akan dibagi

36
menjadi beberapa kelompok dan pada tiap kelompok akan
menyelesaikan pekerjaan tertentu dari projek. Desain ini
dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat
menyelesaikan satu kemampuan utuh (projek/subprojek)
secara tuntas sesuai persyaratan produk/layanan jasa.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum bertanggung jawab


terhadap pengorganisasian penyusunan jadwal agar
pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana secara utuh
lancar dan terstruktur. Karena sifat pekerjaan memerlukan
ketuntasan dalam satu produk tertentu, maka
pengorganisasian jadwal pembelajaran disusun dalam bentuk
blok. Model ini menjamin bahwa pekerjaan tidak akan
terganggu atau terpotong waktunya oleh kegiatan
pembelajaran yang lainnya. Guru sebagai subsistem
penjadwalan blok harus menyesuaikan dengan pekerjaan
atau pembelajaran projek, tidak ada lagi jadwal yang bersifat
konvensional, linier, rutin, dan ajek. Contoh penjadwalan
sistem blok disajikan dalam tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3 Contoh Jadwal dengan Sistem Blok

Kelas X
Semester 1 Semester 2
Mata Pelajaran Jul Agus Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Muatan
nasional dan
Kewilayahan Modular Pembelajaran Normal Sesuai Struktur Kurikulum
Latdasar
C1 Modular Pembelajaran normal sesuai struktur kurikulum
C2 Modular Pembelajaran normal sesuai struktur kurikulum

Kelas XI
Semester 3 Semester 4
Mata
Pelajaran Jul Agus Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar

37
Muatan Tefa
nasional dan PKL di industri
Kewilayahan Pembelajaran PKL Industri
muatan nasional
C3 (proses Kultur jaringan Muatan nasional dan
dan kewilayahan
produksi dan kewilayahan sistem
PKL) Tanaman hias
modular (handout)

Kelas XII
Semester 1 Semester 2
Mata Pelajaran
Jul Agus Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Muatan nasional Pembelajaran normal sesuai struktur kurikulum

C3 Pembelajaran normal sesuai struktur kurikulum

Sumber: jadwal sistem blok di SMKN 2 Subang pada kompetensi keahlian


ATPH

Penyusunan silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang disusun
secara sistematis yang memuat komponen pembelajaran
dalam satu sistem untuk mencapai penguasaan unit
kompetensi/elemen kompetensi. Fungsi silabus dalam
pembelajaran merupakan sumber pokok dalam penyusunan
rencana pembelajaran. Materi silabus ditulis berdasarkan
hasil penyelarasan elemen/kompetensi, KKTP, materi, dan
asesmen dengan dunia kerja.

38
Tabel 2.4 Model Format Silabus

Unit Kriteria Ketercapaian Materi Kegiatan


Asesme Sumber
Kompetensi/ Tujuan Pembelaja Pembela Waktu
n Belajar
Elemen Pembelajaran KKTP ran jaran

4) Pelaksanaan pembelajaran berbasis projek (PjBL)

Guru memulai pembelajaran dengan memperkenalkan


produk/layanan jasa berupa order dari dunia kerja sebagai
bentuk pembelajaran berbasis projek atau menjelaskan hasil
analisis potensi lingkungan sekolah dan masyarakat sebagai
bentuk pembelajaran berbasis kewirausahaan. Peserta didik
dihantarkan untuk mengidentifikasi memahami persyaratan
dan spesifikasi produk/layanan jasa yang harus dipenuhi.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk a) memahami produk


dan spesifikasinya yang menjadi acuan untuk dipenuhi dalam
pembelajaran projek, b) menyusun standard operasional
procedure (SOP) dalam menghasilkan produk/layanan/jasa,
serta c) menyusun instruksi kerja (IK) dan indikator
keberhasilan pada setiap jenis pekerjaan. IK dan indikator
keberhasilan dituliskan secara rinci, operasional, dan terukur
sehingga dimengerti oleh setiap yang membacanya. SOP dan
IK merupakan acuan standar mutu proses bekerja peserta
didik dan pedoman guru/instruktur dari dunia kerja dalam
melakukan monitoring atau quality assurance (QA) dan
quality control (QC). Dunia kerja dilibatkan sebagai mentor
dan verifikator terhadap standar proses produksi sehingga
SOP dan IK serta indikator keberhasilan yang disusun peserta
didik sesuai standar yang dipersyaratkan dunia kerja.
39
SOP pekerjaan memiliki tingkat kompleksitasnya tinggi
sehingga pengorganisasian peserta didik diarahkan untuk
membuat kelompok kerja. Masing-masing kelompok
bertanggung jawab pada satu pekerjaan tertentu dari projek
yang ada. Standar kualitas produk/layanan jasa setiap
kelompok ditetapkan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh standar dunia kerja/SNI.

Apabila berdasarkan hasil pemetaan ternyata kompleksitas


pekerjaannya sederhana dan dapat diselesaikan oleh peserta
didik secara individual, maka guru mengarahkan agar setiap
peserta didik menyusun IK. Ruang lingkup IK disusun mulai
dari perencanaan produksi (penyusunan proposal, rencana
anggaran biaya), proses produksi, pengemasan,
penyimpanan, pengendalian mutu, dan distribusinya. Melalui
pendekatan ini diharapkan peserta didik dapat bekerja atau
menyelesaikan tugasnya secara mandiri berdasarkan SOP/IK
dan indikator keberhasilan yang sudah disepakati. Secara
jangka panjang model pembelajaran ini dimaksudkan agar
peserta didik dapat tumbuh menjadi pembelajar yang tangguh
yang dapat menjadi faktor sukses dalam pembelajaran di
sekolah dan pengembangan karir di tempat kerjanya nanti.
Guru juga harus dapat mengoptimalkan instructional effect
dan nurturant effect pada setiap langkah strategi dan
metodologi yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran,
agar hard skill dan soft skill tumbuh berkembang pada setiap
individu peserta didik.

Pembelajaran berbasis projek/kewirausahaan juga harus


memperhatikan pencapaian dimensi kompetensi yaitu task
skills, task management skills, contingency management
skills, job rolls environment management skills, dan transfer
skills. Proses pembelajaran PjBL diilustrasikan dalam gambar
2.3. berikut.

40
Gambar 2.3 Proses Pembelajaran (Learning
Process)

Sumber: SMK Mikael Surakarta

Peran Guru, Peserta Didik, Dan Instruktur Dunia Kerja Pada


Pembelajaran PjBL

Peserta didik sebagai subjek pembelajar menjadi pusat


perhatian. Guru lebih banyak memerankan peran fasilitator,
coach, dan mentor agar peserta didik tumbuh berkembang
mencapai kompetensinya dan menghasilkan produk/layanan
jasa. Melalui pendekatan seperti ini, prinsip pembelajaran
learning to know learning to do, learning to be dan learning to
live together, dan lifelong learning (belajar sepanjang hayat)
dapat terwujud.

Peran peserta didik, guru, dan instruktur dunia kerja dalam


pembelajaran dituangkan pada tabel berikut ini.

41
Tabel 2.5 Peran Peserta Didik, Guru, dan Instruktur Dunia Kerja dalam
Pembelajaran

Alur Proses
Deskripsi Peran Masing-Masing Unsur
Pembelajaran

Sekolah menerima order Dunia Kerja


produk/ jasa dari: Menyerahkan order ke SMK
1. dunia kerja
2. guru

Ka. Kompetensi Keahlian


Sekolah melakukan Mengkaji order dari dunia kerja
pengkajian terhadap order berdasarkan kesesuaian (program
atau usulan dari guru. pembelajaran, kemampuan teknis,
ekonomis)

SMK menyampaikan Ka. Kompetensi Keahlian


analisis ke dunia kerja Menyampaikan hasil analisis order
kepada dunia kerja

Dunia Kerja
Memberikan tanggapan terhadap hasil
kajian dari sekolah.
Waka Kur:
1. Menjelaskan kepada guru
bahwa projek dilakukan
sebagai wahana pembelajaran
elemen kompetensi yang
Melakukan analisis relevan pada semua mata
kebutuhan elemen pelajaran;
kompetensi pada semua 2. Mengkoordinir analisis
mata pelajaran terkait kebutuhan materi/elemen
dengan produk/jasa yang kompetensi mata pelajaran
akan dihasilkan kelompok A, B, dan C sesuai
produk/jasa;
3. Mengkoordinir analisis hierarki
pembelajaran (hierarkis,
prosedural, blok, dan
gabungan).

Waka Kurikulum:
Mengkoordinir penyusunan jadwal
pembelajaran dalam bentuk blok
Menyusun jadwal dengan memperhatikan sifat materi
pembelajaran sesuai dan hierarki pembelajarannya
karakteristik elemen
kompetensi pekerjaan dan Guru
sifat materi pembelajaran Menjelaskan kedudukan elemen-
elemen kompetensi/materi
berdasarkan sifatnya (hierarki,
prosedural, kelompok, atau gabungan)
Pembelajaran secara berkelompok

Peserta didik
1. Melakukan pembagian
kelompok;
2. Menyusun SOP, IK, dan jadwal
kegiatan tugas individu.

Guru
1. Menyusun IK dilengkapi kriteria
Strategi pelaksanaan keberhasilannya;
pembelajaran 2. Menyusun jadwal kegiatan.
(kelompok/individual)
Pembelajaran secara individual

Peserta didik
Menyusun IK dan kriteria
keberhasilannya

Guru dan dunia kerja


Mendampingi peserta didik dalam
menyusun SOP, IK, dan indikator
keberhasilan setiap langkah kegiatan
Peserta didik
1. Mempelajari order dan
persyaratannya;
2. Mencari informasi dan
mengasosiasikan informasi;
3. Mempresentasikan hasil asosiasi
dalam kelompok untuk
mengambil kesimpulan dalam
memenuhi persyaratan produk
(menggunakan pendekatan
saintifik);
4. Menyusun proposal kegiatan
produksi (produk/jasa) dengan
menggunakan informasi yang
Guru mendampingi peserta
telah dikumpulkan sebagai salah
didik dalam menyusun
satu input untuk menyusun
proposal pembuatan
proposal projek.
produk/jasa
Guru Mapel Produktif
1. Mendampingi peserta didik
dalam proses menyusun
proposal projek;
2. Bila ada peserta didik yang
mengalami kesulitan, guru
memberikan pertanyaan
pengarah sampai peserta
didik menyadari kesalahannya
dan dapat menemukan sendiri
cara yang benar;
3. Mengesahkan proposal yang
dibuat peserta didik
Peserta didik
1. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran/produksi sesuai
dengan proposal, SOP, dan IK
dengan memperhatikan
pencapaian indikator
keberhasilannya;
Peserta didik 2. Setiap peserta didik saling
melaksanakan mengecek pekerjaan temannya
pembelajaran/produksi karena saling terkait (dalam
sesuai rencana. Materi pembelajaran kelompok).
pembelajaran (kelompok
Guru pembimbing
A, B, C1, C2, dan C3)
1. Melakukan pendampingan dan
dipelajari sesuai monitoring;
kontekstual projek. 2. Memberikan pendampingan
sesuai kondisi dan kebutuhan
peserta didik.

Dunia kerja
Melakukan monitoring dan mentoring
terhadap kesesuaian proses dan
spesifikasi produk/jasa.

Guru
Melaksanakan monitoring terhadap
penggunaan K3 dan pelaksanaan
projek berdasarkan jadwal, IK, dan
kriteria keberhasilan. Monitoring
Monitoring terhadap dilakukan setiap tahapan proses.
perkembangan projek
agar tetap sesuai SOP, Dunia kerja
IK, dan memenuhi 1. Melakukan monitoring terhadap
kriteria keberhasilannya kesesuaian proses produksi
dengan SOP, IK, dan kriteria
keberhasilan;
2. Melakukan mentoring sesuai
kebutuhan peserta didik untuk
mencapai standar.

Peserta didik
1. Melakukan pengujian terhadap
kesesuaian proses dan produk
dengan SOP, IK, dan indikator
keberhasilan serta spesifikasi
produk;
2. Mempresentasikan produk dan
proses produksi.

Guru
Melakukan pengujian
1. Mendampingi peserta didik
terhadap kesesuaian
dalam melakukan pengujian
proses dan hasil belajar
terhadap kesesuaian proses
dan produk;
2. Memberikan input/tanggapan
sesuai hasil presentasi peserta
didik.

Dunia kerja
Memberikan input/tanggapan sesuai
hasil presentasi peserta didik dan
standar dunia kerja
Peserta didik
1. Mempresentasikan proses
belajar;
2. Menyampaikan temuan selama
proses produksi (temuan
terhadap kekurangan yang ada
atau temuan positif untuk
peningkatan/improvement).
Mempresentasikan
proses dan hasil
Guru
pembelajaran dan
1. Memberikan tanggapan
melakukan refleksi
terhadap laporan proses belajar
peserta didik;
2. Membantu memberikan refleksi
terhadap proses pembelajaran.

Dunia Kerja
Memberikan tanggapan terhadap
laporan proses belajar peserta didik

Peserta didik
Membuat continual improvement
terhadap proses dan produk
berdasarkan hasil evaluasi

Peserta didik melakukan Guru


continual improvement Memberikan tanggapan dan
terhadap proses dan bimbingan dalam peningkatan
produk berdasarkan hasil berkelanjutan
evaluasi
Dunia kerja
Memberikan tanggapan dan
bimbingan dalam peningkatan
berkelanjutan sesuai perkembangan
dunia kerja

Peserta didik
1. Peserta didik melakukan sortasi
dan grading agar tidak tercampur
produk yang baik dengan produk
yang gagal.
2. Peserta didik menerapkan sistem
Melakukan sortasi, pelabelan dan pengemasan
pengemasan, dan setelah mendapatkan kepastian
pengepakan produk sesuai atas kesesuaian hasil dengan
standar standar dan tujuan proses yang
telah ditetapkan.

Guru
Melakukan pendampingan untuk
memastikan sortasi dan grading
sesuai dengan standar
Peserta didik
1. Peserta didik melaksanakan
proses distribusi dengan tetap
menghindari kemungkinan
terjadinya kerusakan yang
mengakibatkan penurunan mutu.
2. Pencegahan terhadap adanya
Peserta didik melakukan kerusakan selama proses
distribusi produk distribusi dilakukan dengan
pembelajaran ke dunia kerja mengusahakan produk yang
sesuai order dikirim tidak mengalami kerusakan
fisik serta memilih alat yang sesuai
dengan sifat barang yang dikirim.

Guru
Melakukan pendampingan terhadap
proses distribusi produk ke konsumen
sesuai standar dunia kerja

Guru
1. Menyusun perangkat asesmen;
2. Melaksanakan asesmen hasil
belajar peserta didik dengan
mengacu pada materi uji
Guru melakukan asesmen kompetensi sesuai ketentuan
hasil belajar peserta didik BNSP dan kesesuaian produk
berbasis kompetensi dan dengan standar dunia kerja (SNI).
projek/produk
Dunia kerja
Melakukan penilaian terhadap
kesesuaian proses dan produk hasil
belajar dengan standar yang
ditetapkan dunia kerja.
Peserta didik
Memberikan layanan purnajual
sebagai jaminan kenyamanan
penggunaan produk sesuai dengan
karakteristiknya
Sekolah memberikan
Guru
layanan purnajual sesuai
Melakukan pendampingan dan
karakteristik produk
monitoring terhadap pelaksanaan
layanan purnajual

Dunia kerja
Menerima layanan purnajual sesuai
hasil kesepakatan
5) Asesmen hasil belajar
Asesmen hasil belajar merupakan salah satu komponen
dalam sistem pembelajaran untuk menilai keberhasilan
pembelajaran. Dalam pengelolaan model PJBL yang
orientasinya adalah menghasilkan produk belajar berupa
barang/jasa sesuai dengan order yang diterima SMK dari
dunia kerja, maka komponen yang dinilai adalah sebagai
berikut.
a) Kompetensi yang dinilai: kesesuaian proses produksi,
kesesuaian produk, dan semua kompetensi yang
digunakan dalam proses produksi.
b) Waktu pelaksanaan yang mana karakteristik proses
produksi keberhasilannya ditentukan mulai dari kegiatan:
- perencanaan,
- persiapan produksi,
- pelaksanaan produksi,
- hasil produk/jasa yang berkaitan dengan kesesuaian
spesifikasi produk, aspek ekonomis, dan ketepatan
waktu penyerahan produk,
- pasca produksi
Dengan memperhatikan karakteristik tersebut maka asesmen
dilakukan pada setiap tahap kegiatan produksi.

6) Pelaksanaan Asesmen
Pelaksanaan asesmen terkait keberhasilan pembelajaran
berbasis projek melibatkan unsur-unsur sebagai berikut.
- Sekolah di mana guru akan melakukan asesmen,
khususnya yang menyangkut dengan proses dan
produk yang sifatnya sebagai quality assurance
(QA), serta kompetensi yang tidak terkait langsung
dengan kegiatan proses produksi (Bahasa
Indonesia, Matematika, IPAS, dll).
- Dunia kerja sebagai pemberi order melakukan
50
asesmen terhadap kesesuaian seluruh tahapan produksi sampai hasil produk.

7) Laporan hasil asesmen


Hasil asesmen kegiatan projek dapat diadministrasikan dalam dua bentuk berikut ini.
- Hasil asesmen kegiatan projek diakumulasikan sebagai hasil nilai sumatif dan
dimasukan dalam nilai rapor, terutama pada kompetensi yang termasuk mata
pelajaran kelompok umum dan IPAS.
- Hasil asesmen juga diadministrasikan dalam bentuk sertifikat/skill passport
yang dikeluarkan/ditandatangani oleh dunia kerja yang memberikan order.

B. Pengelolaan Pembelajaran Model Teaching Factory (Tefa)

1. Definisi

Teaching Factory adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan kurikulum, sumber daya,
dan sumber daya manusia di SMK dengan menyelaraskan proses produksi dan standar di dunia
kerja untuk menghasilkan lulusan SMK yang memiliki soft skill dan hard skill sesuai kebutuhan
dunia kerja. Tefa pada SMK bukan dibangun secara khusus, akan tetapi dengan
memformulasikan, memanfaatkan, menata dan mengkondisikan sejumlah komponen Standar
Nasional Pendidikan (SNP) di sekolah sedemikian rupa, sehingga mencerminkan ekosistem
pabrik atau dunia kerja. Tefa merupakan model pembelajaran yang diyakini mampu
meningkatkan kompetensi dan karakter peserta didik sesuai standar dunia kerja. Sesuai
penjelasan tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa Tefa adalah model pembelajaran yang
memadukan pencapaian kompetensi kurikulum sekolah dan proses produksi sesuai prosedur
dan standar dunia kerja, untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkarakter melalui
penyelesaian produk sebagai media belajar dalam bentuk barang dan/atau layanan jasa.
2. Prinsip Tefa
Prinsip Tefa antara lain sebagai berikut.

a. Pembelajaran berkualitas Pelaksanaan pembelajaran Tefa yang bekerjasama dengan


dunia kerja dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (pemenuhan sarana
praktik produksi, transfer teknologi, dan metode pembelajaran) sesuai dengan standar
proses pada prinsip pembelajaran dan asesmen yang berlaku untuk mencapai standar
pembelajaran.
b. Edukatif Penyelenggaraan Tefa tidak dimaksudkan untuk mengeksploitasi peserta didik
melainkan mengutamakan pemberian kesempatan belajar berbasis industri yang
melibatkan seluruh peserta didik untuk menumbuhkan etos dan budaya kerja sesuai dengan
karakter/sifat pekerjaan.

c. Akuntabel Pelaksanaan pembelajaran Tefa merupakan proses membangun kompetensi


profesional, pelaksanaan dan pengelolaanya dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan peraturan berlaku dengan sumber daya yang digunakan secara transparan dan
berintergritas.
d. Efisien Pelaksanaan pembelajaran Tefa menghasilkan produk/barang/jasa yang sesuai dan
tepat serta dapat menghemat pengeluaran bahan praktik dengan memanfaatkan bahan
produksi.
e. Profesional Pelaksanaan pembelajaran Tefa dapat mengembangkan kompetensi dan
menginternalisasi karakter dunia kerja (kepatuhan terhadap peraturan, standar mutu, etika,
estetika, penataan tempat kerja, pengaturan kerja, dan berorientasi pada kebutuhan
pelanggan) pada peserta didik melalui proses pembelajaran yang menyenangkan.

3. Pelaksanaan Teaching Factory


Penerapan Tefa memperhatikan implementasi prinsip merdeka belajar, memberikan kebebasan
kepada sekolah memilih tindakan sesuai situasi dan kondisi. Mengingat kondisi sumber daya
sekolah dan mitra dunia kerja yang dimilikiSMK, maka penyelenggaraan Tefa dapat
dikelompokan menjadi 3 (tiga) kategori sebagai berikut.
a. Tefa berbasis pemenuhan kompetensi peserta didik
Sekolah menerapkan Tefa sebagai model pembelajaran dengan keluaran (output)
kompetensi dan karakter peserta didik serta produk yang berkualitas sesuai standar dunia
kerja. Pemanfaatan produk oleh masyarakat dan/ atau dunia kerja belum dapat dilakukan
karena beberapa faktor, mulai dari kapasitas, potensi masyarakat, dan pengelolaan Tefa
terutama administrasi atau tata kelola keuangan.
b. Tefa berbasis kebutuhan masyarakat
Sekolah menerapkan Tefa sebagai model pembelajaran dengan keluaran kompetensi
peserta didik dan produk yang berkualitas sesuai standar dunia kerja. Pembelajaran
menghasilkan produk yang sudah banyak diminati dan dipesan oleh masyarakat. Kualitas
dan kuantitas produk Tefa sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Tefa berbasis kemitraan dengan dunia kerja
Sekolah menerapkan Tefa sebagai model pembelajaran dengan keluaran kompetensi
peserta didik dan produk yang berkualitas sesuai standar dunia kerja. Kualitas dan kuantitas
produk Tefa sudah mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja secara stabil dan
berkelanjutan. Pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat dilakukan dengan merekrut tenaga
kerja dari luar yang berpengalaman, menyiapkan tempat berproduksi, mengembangkan pola
pengelolaan pemanfaatan produk, dan menambah jam operasional.
Bentuk tabel berikut memberikan deskripsi kemudahan memahami katagori Tefa. Tabel 2.1
Kategori Tefa

Pedoman ini hanya mengatur pelaksanaan pembelajaran Tefa. Ketentuan


pengelolaan atas penerimaan keuangan dari penjualan produk dan/atau jasa
menggunakan aturan yang berlaku. Pemanfaatan hasil kegiatan Tefa
dipergunakan untuk menjaga keberlangsungan operasi Tefa dan peningkatan
kualitas pembelajaran (pemenuhan sarana praktik produksi, transfer teknologi,
dan metode pembelajaran), reinvestasi, dan kesejahteraan warga sekolah.
1. SMK negeri yang telah ditetapkan sebagai BLUD menggunakan aturan
pengelolaan BLUD. Kelebihan menggunakan aturan BLUD, sekolah memiliki
keleluasaan mengelola keuangan.
2. SMK negeri yang belum ditetapkan sebagai BLUD menggunakan peraturan
yang berlaku, misalnya: Penerimaan Negara Bukan Pajak (untuk satuan
pendidikan yang dikelola langsung oleh Kementerian/Lembaga Pemerintah
Non Kementerian), keputusan gubernur, atau peraturan lain yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. SMK swasta mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku (misalnya
perpajakan dan ketentuan perusahaan) dan aturan yayasan pendidikan
sekolah masing-masing.

a. Implementasi Teaching Factory


Implementasi Tefa dapat dilakukan melalui kegiatan sebagaimana digambarkan Gambar 3.1
sehingga sekolah dapat menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.

1. Sosialisasi Tefa Sosialisasi atau kegiatan sejenis lainnya dilakukan terhadap


semua unsur sekolah dan pihak eksternal (masyarakat dan dunia kerja mitra).
Kegiatan tersebut bertujuan menghasilkan kesamaan persepsi dan membangun
komitmen dalam melaksanakan dan mengembangkan Tefa. Meskipun Tefa di
definisikan secara sederhana sebagai pabrik di sekolah, tetapi pemahaman kata
pabrik ini harus dimaknai lebih luas sebagai tempat produksi barang dan/atau jasa
yang dapat berupa workshop/bengkel, kitchen, hotel dan lainnya.
Komitmen menjadi faktor penting dalam pelaksanaan dan pengembangan Tefa di
sekolah, untuk membangun kesamaan tujuan guna mencapai kinerja individu
dan/atau sekelompok warga sekolah. Komitmen tersebut dapat menciptakan
kolaborasi dalam berkarya dan peningkatan keterpaduan tim di sekolah.
2. Pengorganisasian Tefa
a. Pembentukan Tim Tefa Sekolah membentuk tim Tefa yang menjadi
penanggungjawab dan penggerak seluruh unsur yang terlibat di sekolah dan
memperkuat kolaborasi dengan pihak eksternal. Tim Tefa menganalisis
seluruh capaian pembelajaran sesuai dengan projek yang dihasilkan Tefa,
menetapkan jenis projek yang sesuai kebutuhan kompetensi peserta didik,
kebutuhan masyarakat secara luas, dan kebutuhan dunia kerja.
Tim Tefa dapat terintegrasi dengan struktur organisasi sekolah dengan
memberikan tambahan tugas dan kewenangan dalam mengelola Tefa, tetapi
dapat juga membentuk tim Tefa secara khusus yang bertanggung jawab
langsung kepada kepala sekolah. Tim Tefa dapat terdiri atas:
1) Waka Kurikulum;
2) Waka Humas;
3) Waka Sarpas;
4) Unsur Progam Keahlian; dan
5) Perwakilan dunia kerja;

Tugas tim Tefa antara lain:


a. Menyusun perencanaan dan mengimplementasikan Tefa;
b. Memperkuat kolaborasi antar guru mata pelajaran, bidang keahlian,
programkeahlian, kompetensi/konsentrasi keahlian;
c. Memperkuat kemitraan dengan pihak dunia kerja maupun sekolah lain;
d. Mengembangkan promosi dan/atau pemasaran produk;
e. Mengendalikan implementasi Tefa sesuai standar dunia kerja;
f. Mengevaluasi pelaksanaan Tefa; dan
g. Melaksanakan perbaikan dan pengembangan Tefa.
2. Pengelolaan Tefa Mekanisme pemanfaatan produk Tefa oleh pengguna produk
antara lain sekolah, masyarakat atau mitra kerja serta dunia kerja, menimbulkan
banyak aktivitas layaknya sebuah entitas badan usaha/industri sebagai
penyedia/penjual produk (barang/jasa), misalnya menerima pesanan, proses
produksi, transaksi keuangan, distribusi, dan layanan purna jual. Pelaksanaan
Tefa pada SMK Negeri menggunakan fasilitas negara, SDM, siswa, dan proses
pemanfaatan oleh masyarakat melalui transaksi administrasi dan keuangan
layaknya sebuah usaha, dengan demikian keberadaanya perlu diatur dengan tata
kelola yang dapat memayungi semua kegiatan tersebut secara hukum. Payung
hukum yang mengatur suatu institusi pemerintah dapat berfungsi dan beroperasi
layaknya perusahaan adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti diatur
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah. SMK Negeri diharapkan menerapkan
BLUD yang mempunyai fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan, serta
mewujudkan sekolah yang mandiri, sehingga mampu menghasilkan tamatan yang
memiliki softs kills, hard skills, dan karakter unggul, serta berdaya saing tinggi,
baik di tingkat nasional maupun internasional. Pedoman Penyusunan Dokumen
Administratif Penerapan BLUD sebagai acuan bagi SMK Negeri telah diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah atas nama Menteri Dalam Negeri
kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.

e. Penguatan Kemitraan Penguatan kemitraan antara SMK dan dunia kerja, asosiasi
perusahaan, asosiasi profesi, akademisi, dan pihak terkait lainnya, menjadi hal
yang strategis dalam upaya mencapai tujuan pengembangan Tefa, terutama
keterlibatan, partisipasi, dan dukungan dalam pengembangan dan pelaksanaan
Tefa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penguatan kemitraan adalah sebagai
berikut.
1) Bidang usaha/kerja/profesi mitra kerja sesuai bidang/program/kompetensi/
konsentrasi keahlian;
2) Klasifikasi Usaha (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dapat
memberdayakan usaha);
3) Mitra kerja yang dapat memberikan kontribusi sebesar-besarnya kepada
sekolahdalam pengembangan Tefa;
4) Lingkup kemitraan antara SMK dan mitra kerja antara lain:
a) Perencanaan 1) Sinkronisasi kurikulum; 2) Penyusunan dokumen Tefa;
b)Pelaksanaan (1) Guru tamu/instruktur kejuruan dalam implementasi
pembelajaran Tefa; (2) Proses produksi; (3) Riset terapan mendukung
pengembangan Tefa;(4) Update teknologi dan pelatihan bagi guru/instruktur;
(5) Sertifikasi kompetensi bagi guru dan peserta didik;( 6) Pemasaran produk
(barang/jasa) hasil pembelajaran Tefa; (7) Pemanfaatan sumber daya untuk
pengembangan produksi; (8) Keterserapan lulusan.
f. Evaluasi dan Pengembangan 1) Kebermanfaatan program dan implementasi Tefa
bagi peserta didik, sekolah, masyarakat dan dunia kerja; 2) Pengembangan dan
inovasi produk; 3) Efektivitas program Tefa.
Sekolah diharapkan dapat mengutamakan dan mengoptimalkan potensi mitra kerja
lokal (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di sekitar sekolah, sehingga produk yang
dihasilkan diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada internal sekolah dan
masyarakat sekitarnya dengan produk yang mengandung Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) yang signifikan.
g. Pelaksanaan Pembelajaran Tefa

Gambar 3.2 merupakan langkah/sintak pembelajaran Tefa. Langkah ini berlaku untuk
semua kategori Tefa yang ada. Perbedaan terdapat pada pemanfaatan produk
barang dan/atau jasa serta mekanisme pengelolaan penerimaan pendapatan antara
sekolah Negeri dan Swasta. Penjelasan Gambar 3.2 secara lebih rinci seperti di
bawah ini :
1) Identifikasi Produk Tefa dapat dilaksanakan berbasis pada kompetensi/konsentrasi
keahlian atau lintas kompetensi/konsentrasi keahlian, program keahlian dan
bidang keahlian sesuai kebutuhan cakupan kompetensi dalam sebuah produk.
Kondisi tersebut terjadi karena proses produksi dalam hal tertentu memerlukan
kolaborasi berbagai bidang keilmuan. Identifikasi produk sebagai media belajar
pada prinsipnya dilakukan oleh dan di setiap kompetensi/konsentrasi keahlian
dengan melibatkan mitra kerja. Bila produk tersebut memerlukan lintas
kompetensi/konsentrasi keahlian, maka identifikasi dilakukan secara kolaboratif.
2) Analisis Cakupan Kompetensi Analisis dilakukan untuk mengukur kecukupan dan
kesesuaian cakupan kompetensi yang diperlukan dalam penyelesaian produk.
Kompetensi yang dibangun melalui penyelesaian produk harus mendukung
tercapainya kompetensi pada kurikulum yang berlaku.
a) Analisis Uraian Pekerjaan Analisis cakupan kompetensi dimulai dengan analisis
uraian pekerjaan yang menggambarkan kompetensi/unit kompetensi untuk
menyelesaikan setiap produk. Kompetensi yang diperoleh melalui pengerjaan
produk dalam pembelajaranTefa dapat berasal dari satu atau lintas
kompetensi/konsentrasi keahlian. Analisis uraian pekerjaan dapat dilakukan
bersama mitra kerja.
b) Analisis Kesesuaian Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran Hasil analisis
uraian pekerjaan berupa kompetensi-kompetensi perlu dianalisis
kesesuaiannyadengan Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran(KD/CP).
Langkah ini dilakukan untuk menjamin agar pelaksanaan Tefa dapat
mendukung pencapaian kompetensi dalam kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud meliputi estetika dan segala perilaku kerja di dunia kerja. Penerapan
Tefa dapat dilakukan dengan integrasi antar mata pelajaran,
kompetensi/konsentrasi keahlian, program keahlian, bahkan bidang keahlian.
Integrasi dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain: (1)
Integrasi antar mata pelajaran dalam satu kompetensi/konsentrasi keahlian;
yaitu integrasi antar satu mata pelajaran dengan mata pelajaranlainnya, baik
pada kelompok mata pelajaran umum maupun pada kelompok mata pelajaran
kejuruan. (2) Integrasi lintas kompetensi/konsentrasi keahlian; yaitu jika produk
yang akan dikerjakan memerlukan integrasi dari berbagai kompetensi
keahlian/konsentrasi keahlian yang berada di satu sekolah. (3) Integrasi lintas
SMK; yaitu jika produk yang akan dikerjakan memerlukanintegrasi kompetensi
dari berbagai SMK, sehingga tidak ada lagi bagian yang harus dikerjakan oleh
pihak eksternal.
Sekolah Menengah Kejuruan Jika ada bagian-bagian tertentu yang tidak dapat
dikerjakan oleh peserta didik, misalnya karena tidak sesuai dengan tuntutan
kurikulum, dapat dijadikan peningkatan kompetensi teknis di luar kurikulum
dan/atau dikerjakan bersama dengan pihak eksternal. (4) Penyusunan
perangkat ajar Guru dan/atau instruktur dunia kerja menyusun perangkat ajar
dan perangkat asesmen berdasarkan Analisis Kesesuaian Kompetensi
Dasar/Capaian Pembelajaran. Perangkat ajar terdiri dari capaian
pembelajaran, tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, modul ajar,
lembar kerja peserta didik (Job sheet). Perangkat asesmen
disusun/dikembangkan sesuai dengan TP yang disusun. (5) Jadwal Blok
Penyusunan jadwal sistem blok perlu disesuaikan dengan kondisi riil dalam
pekerjaan yang sebenarnya, karena setiap pekerjaan membutuhkan waktu
bekerja/belajar yang berbeda. Misalnya, seorang penari maksimal memerlukan
waktu 4 (empat) jam untuk latihan secara terus menerus, tetapi seorang montir
dapat memerlukan waktu bekerja satu hari penuh. Dengan demikian,
penyusunan jadwal blok dapat menggunakan model hour, day, week, dan/atau
month release. Pelaksanaan Tefa SMK dimulai dengan menata dan menyusun
jadwal pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengerjakan
suatu kegiatan proses produksi/layanan jasa tertentu sampai selesai/tuntas,
misalnya membuat barang, menanam, menari, melukis, mengerjakan jasa atau
melakukan kegiatan lain sesuai rencana produksi/layanan jasa yang telah
ditetapkan.
c) Perancangan Produk Pengerjaan produk sebagai media belajar diawali dengan
pembuatan rancangan produk yang akan menjadi dasar analisis kecukupan
sumber daya sekolah. Rancangan produk antara lain: gambar kerja, story
board/naskah kerja, prototipe/contoh produk, kebutuhan alat dan bahan. Kegiatan
perancangan produk dapat dilakukan bersama dengan mitra kerja.
d) Analisis Kecukupan Sumber Daya Analisis kecukupan sumber daya untuk dapat
melaksanakan Tefa meliputi aspek sumber daya: manusia (guru dan tenaga ahli),
fasilitas, pembiayaan, dan mitra kerja. Analisis kecukupan dapat dilakukan dengan
menggunakan check list ketersediaan dan kecukupan setiap aspek sumber daya
berdasarkan tuntutan produksi;
1) Manusia SDM yang diperlukan dalam pelaksanaan Tefa terdiri atas guru,
tenaga kependidikan (antara lain: teknisi, tool man, laboran), dan instruktur
(guru dan/atau instruktur dari dunia kerja). Sekolah harus menyiapkan guru dan
tenaga kependidikan yang memiliki pengalaman dan sertifikat dari industri atau
portofolio yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.
2)Fasilitas dan Bahan Fasilitas belajar yang ada di sekolah perlu ditata dan
dikondisikan semaksimal mungkin mengadopsi tatanan atau menerapkan
aturan-aturan yang ada di dunia kerja, sehingga terbangun lingkungan dan
suasana seperti di dunia kerja. Sekolah menyediakan bahan produksi yang
digunakan dalam pembelajaran Tefa sesuai standar.
3)Pembiayaan Sumber pembiayaan Tefa dapat berasal dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, mitra kerja, penjualan produk
hasil Tefa untuk sekolah swasta dan sekolah negeri berstatus BLUD, dan dari
sumber-sumber lainnya yang relevan dan sah.
4) Mitra Kerja Analisis mitra kerja lebih diarahkan pada keterlibatan dan dukungan
terhadap produk yang dikerjakan, agar dapat berkontribusi secara maksimal
dalam implementasi Tefa.
e) Pengerjaan Produk Tefa
1). Jadwal Penyelesaian produk berupa barang dan/atau jasa perlu dijadwalkan
atau dialokasikan waktu tertentu sampai produk/layanan jasa itu tuntas dikerjakan.
2). Pengerjaan Produk Pengerjaan produk berupa barang dan/atau jasa mengacu
kepada rancangan dan jadwal yang telah disusun dilaksanakan oleh siswa dalam
pembelajaran dan pelaksanaanya dapat bekerja sama dengan mitra kerja.
Pengendalian dan monitoring proses termasuk bagian dari pelaksanaan proses
pembelajaran. Sebelum melaksanakan pekerjaan diberikan briefing/coaching
peserta didik. Pembekalan tentang kesiapan melaksanakan pekerjaan meliputi:
pemenuhan kompetensi prasyarat, penguasaan tentang SOP, dan budaya kerja.
Pengerjaan produk dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (a) Keterlibatan
peserta didik disejajarkan Peserta didik melaksanakan pembuatan produk
(barang/jasa) secara langsung, sampai produk selesai. (b) Refleksi Refleksi
dilakukan melalui diskusi/koordinasi dan komunikasi antara peserta didik dengan
tim terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan sebagai upaya penguatan
pemahaman terhadap pekerjaan yang dilakukan. (c) Asesmen Asesmen dilakukan
untuk mengukur kompetensi peserta didik sesuai dengan Kriteria Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran (KKTP). (d) Supervisi pekerjaan Guru dan/atau instruktur
dari dunia kerja melaksanakan supervisi proses produksi yang dilaksanakan
peserta didik sesuai dengan standar proses dan produk pada penyelesaian
pekerjaan untuk menjamin kualitas proses belajar. (e) Evaluasi Evaluasi dilakukan
untuk mengukur keberhasilan proses dan hasil pekerjaan, serta jaminan layanan
purna jualnya.
f) Penyerahan Hasil Produk Peserta didik menyerahkan produk dengan bimbingan
guru dan/atau instruktur dari dunia kerja berdasarkan dokumen produk kepada
pemesan yang berasal dari dunia kerja, masyarakat, dan/atau sekolah serta
mengadministrasikannya.
g) Layanan Purna Jual Peserta didik melaksanakan layanan purna jual (keluhan/error
handling dan garansi), untuk menyelesaikan keluhan dari konsumen (jika ada) atas
produk yang dikerjakan/dihasilkan guru dan/atau instruktur dunia kerja baik secara
luring maupun daring. Semua kegiatan pengerjaan produk tersebut di atas
didampingi oleh guru dan/atau instruktur dunia kerja.
h. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengukur dan menilai keberhasilan Tefa atas
perencanaan, pelaksanaan, dan produk yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara
periodik oleh sekolah. Tindak lanjut adalah kegiatan yang berlandaskan hasil evaluasi
untuk:
1) Mengatasi kendala,
2) Mengantisipasi efek negatif yang akan muncul,
3) Mempertahankan aspek-aspek positif, dan
4) Mengembangkan produk yang lebih berkualitas.

SILAHKAN PELAJARI LEBIH LANJUT TENTANG Tefa PADA LINK:


https://tinyurl.com/bz3kdce2 atau Scan QRCode berikut:
C. Pengelolaan Pembelajaran Model Kelas Wirausaha
1. Definisi
Mata Pelajaran PKK merupakan wahana pembelajaran bagi peserta didik
melalui pendekatan pembelajaran berbasis projek untuk
mengaktualisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang dikuasai pada
kegiatan pembuatan produk/pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan
bernilai ekonomis (Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022).

Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan model pembelajaran


bisnis untuk membentuk jiwa wirausaha dan mendorong keberanian
peserta didik untuk memiliki keterampilan berwirausaha. Peserta didik
didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring karena dipandang
relatif murah dan mudah bagi pemula, khususnya bagi peserta didik
generasi Z. Sejalan dengan upaya menghadapi era industri 4.0. Sasaran
targetnya adalah omset per semester per peserta didik atau per kelompok
peserta didik.

2. Prinsip
Dalam pembelajaran PKK di SMK, peserta didik dihadapkan pada
permasalahan konkrit, mencari solusi, dan mengerjakan projek dari
masyarakat dan/atau kegiatan kewirausahaan yang dimulai dari
perencanaan produksi barang/jasa, proses produksi, hingga
pemasarannya. Peserta didik diharapkan mampu
menggunakan/mengaplikasikan kompetensi yang telah dimiliki, untuk
dapat memecahkan masalah di dunia kerja/masyarakat.

58
Pembelajaran mata pelajaran PKK yang efektif memiliki 10 karakteristik
utama sebagai berikut.
a. Adanya pertanyaan dan/atau permasalahan di masyarakat
menuntun peserta didik untuk menyelesaikannya dengan
penggunaan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur dalam elemen
kompetensi pembelajaran.
b. Selama melaksanakan projek peserta didik melibatkan investigasi
dan penelitian melalui inkuiri (penyelidikan/pencarian jawaban)
yang akan tumbuh kembangnya softskill, hardskill, dan karakter.
c. Peserta didik bertanggung jawab dalam merancang dan mengelola
projek secara mandiri, baik untuk tugas berkelompok atau
perseorangan dengan pendampingan guru/mentor dari dunia kerja.
d. Peserta didik memiliki kemampuan dalam memasarkan produk
(barang/jasa) baik secara konvensional maupun melalui platform
digital dan melakukan pelayanan purna jual.
e. Kegiatan projek terkait dengan program keahlian, tujuan
pembelajaran, dan order dari masyarakat atau inovasi guru dan
peserta didik untuk menghasilkan produk barang/jasa didasarkan
pada tren pasar yang kekinian.
f. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan sistem blok sesuai
dengan karakteristik proses pengerjaan untuk menghasilkan
produk/layanan jasa secara utuh dan bermakna.
g. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh peserta didik secara
individual atau berkelompok. Kegiatan projek kreatif dan
kewirausahaan dapat dilaksanakan secara kolaboratif antarmata
pelajaran atau peserta didik antarprogram keahlian sesuai
kebutuhan unit kompetensi dalam kegiatan projek. Kondisi ini
memungkinkan siklus pembelajaran dapat membentuk
kemampuan kreatif secara interdisipliner.
h. Peran guru dalam pembelajaran ini lebih sebagai mentor untuk
mendampingi peserta didik dalam menerapkan kompetensinya
untuk menghasilkan produk barang atau layanan jasa yang dapat
diterima oleh masyarakat.

59
i. Kegiatan pembelajaran PKK dapat berupa sekolah pencetak
wirausaha, mengerjakan projek pesanan dari masyarakat/dunia
kerja, melaksanakan kewirausahaan inisiasi guru dan/atau peserta
didik untuk menghasilkan produk/layanan jasa yang dibutuhkan
masyarakat, dan magang di pelaku startup atau UMKM.
j. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKK memiliki
kekhususan sebagai berikut seperti:
- menciptakan peluang usaha melalui kegiatan berwirausaha,
- melaksanakan kegiatan produksi/kegiatan layanan jasa
berdasarkan pesanan masyarakat dan/atau usulan dari
guru maupun peserta didik sesuai potensi internal dan
eksternal SMK,
- menggunakan pendekatan projek yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi melalui pendekatan Science,
Technology, Engineering, Art, Mathematics (STEAM), dan
- penjadwalan pembelajaran menggunakan sistem blok
sesuai karakteristik projek.

3. Perencanaan Pembelajaran
Setelah jenis kegiatan kewirausahaan ditetapkan berdasarkan hasil
analisis potensi internal SMK dan potensi eksternal selanjutnya jenis
kegiatan perencanaan meliputi poin-poin berikut ini.
a. Penetapan unit kompetensi/elemen kompetensi
Kebutuhan unit kompetensi/elemen dianalisis berdasarkan jenis
pekerjaan yang diperlukan untuk menghasilkan produk/jasa layanan
melalui analisis (job task analysis). Langkah ini bisa dimulai dengan
membuat diagram alir proses produksi berdasarkan fenomena
kebutuhan masyarakat. Kegiatan job task analysis akan menghasilkan
kebutuhan unit kompetensi/elemen kompetensi yang akan dipelajari
sesuai job yang diterima dari DUDI (potensi pasar). Pola pikir analisis
kebutuhan unit kompetensi/elemen pembelajaran sebagaimana telah
diuraikan dalam pengelolaan pembelajaran PjBL.

Contoh model analisis kebutuhan unit kompetensi/elemen pada


60
kegiatan projek dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.6 Analisis Kebutuhan Kompetensi/Elemen dan


Mata Pelajaran dengan Jenis Projek/Produk

Diagram Alir Kebutuhan Unit Mata Program


No
Pekerjaan Kompetensi/Elemen Pelajaran Keahlian

dst

Hasil analisis kebutuhan unit kompetensi/elemen kompetensi sangat


dimungkinkan melibatkan lebih dari satu program keahlian dan
beberapa mata pelajaran. Model ini sangat baik, karena pembelajaran
menjadi sangat kontekstual dan membangun kerja tim di SMK secara
holistik sehingga SMK menjadi satu sistem yang utuh

b. Penyusunan silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan


pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang disusun secara
sistematis, memuat komponen pembelajaran dalam satu sistem untuk
mencapai penguasaan unit/elemen kompetensi. Fungsi silabus dalam
pembelajaran merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana
pembelajaran. Materi silabus ditulis berdasarkan hasil penyelarasan
elemen/kompetensi, KKTP, materi, dan asesmen dengan dunia kerja.

Tabel 2.7 Model Format Silabus

Kriteria
Unit Ketercapaian Materi
Kegiatan Sumber
Kompetensi/ Tujuan Pembelajar Waktu Asesmen
Pembelajaran Belajar
Elemen Pembelajaran an
(KKTP)

61
Tabel berikut ini menyajikan contoh rencana pembelajaran.

Tabel 2.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran


PKK

Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan


Kelas XII
Satuan Pendidikan SMK/MAK
Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya;

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku


jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia kerja;

3. Memahami, menerapkan, menganalisis,


dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar,
dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja semua bidang keahlian
pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional;

4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
memecahkan masalah sesuai dengan
62
semua bidang keahlian serta
menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja;

5. Menunjukkan keterampilan menalar,


mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung;

6. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,


menyiapkan, meniru, membiasakan,
bergerak mahir, menjadikan gerak alami
dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.

Kompetensi Dasar 1. Menganalisis perencanaan produksi


massal;
2. Menentukan indikator keberhasilan
tahapan produksi massal;
3. Menerapkan proses produksi massal;
4. Membuat perencanaan produksi massal;
5. Membuat indikator keberhasilan tahapan
produksi massal;
6. Melakukan produksi massal.
Indikator 1. Mendeskripsikan perencanaan produksi
massal;
2. Memahami indikator keberhasilan tahapan
produksi massal;
3. Memahami proses produksi massal produk
barang/jasa.
Alokasi Waktu 50 jam pelajaran (25 x pertemuan)

63
Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat mendeskripsikan
perencanaan produksi massal.
2. Peserta didik dapat memahami indikator
keberhasilan tahapan produksi massal.
3. Peserta didik dapat memahami proses
produksi massal produk barang/jasa
Karakter peserta didik yang diharapkan:
bersahabat/komunikatif, memiliki semangat
kerja keras, memiliki rasa ingin tahu, dan
bertanggung jawab.
Materi Pembelajaran 1. Pengertian produksi secara luas adalah
Perencanaan dan usaha atau kegiatan yang dilakukan yang
Proses Produksi dapat menimbulkan kegunaan dari suatu
Massal
barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan orang banyak.

2.Manajemen produksi adalah suatu proses


secara berkesinambungan dan efektif
menggunakan fungsi-fungsi manajemen
untuk mengintegrasikan berbagai sumber
daya secara efisien dalam rangka
mencapai tujuan. Manajemen produksi
merupakan kegiatan manajemen yang
berhubungan dengan pembuatan barang
dan jasa.

3. Perencanaan produksi merupakan


perencanaan tentang produk apa dan
berapa yang akan diproduksi oleh
perusahaan yang bersangkutan dalam
satu periode yang akan datang.

4. Aspek perencanaan produk dan produksi


terkait dengan dua pertanyaan mendasar,
yaitu “what” dan “how”. Oleh karena itu,
ada tiga aspek dari perencanaan produk,
yaitu:

a. aspek produk apa yang akan dibuat


(what),

b. aspek volume produk (how), dan

c. aspek kombinasi produk.

64
5. Perencanaan fasilitas adalah menentukan
bagaimana suatu aset tetap perusahaan
digunakan secara efektif dan efisien dalam
menunjang kegiatan produksi.

6. Proses produksi adalah suatu cara, metode


maupun teknik bagaimana penambahan
manfaat atau penciptaan faedah, bentuk,
waktu dan tempat atas faktor-faktor
produksi sehingga dapat bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan konsumen.

7. Siklus proses produksi dimulai dari riset


pasar untuk mengetahui kebutuhan
konsumen. Selanjutnya dari riset pasar
diperlukan perancangan produk dan
perancangan proses produksi.

8. Fungsi pengendalian proses produksi


adalah perencanaan, penentuan urutan
kerja, penentuan waktu kerja, pemberian
perintah kerja, dan tindak lanjut dalam
pelaksanaan.

Metode Pembelajaran Pendekatan : saintifik


Model : pembelajaran inkuiri (inquiry
learning)
Metode : ceramah, diskusi, dan inkuiri

65
Langkah-langkah 1. Guru mempersiapkan secara fisik dan
Kegiatan psikis peserta didik untuk mengikuti
Pembelajaran pembelajaran dengan diawali berdoa,
menanyakan kehadiran peserta didik,
kebersihan dan kerapian kelas, dan
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.

2. Guru memberi motivasi dengan


membimbing peserta didik memahami
perencanaan dan proses produksi massal.

3. Guru mengingatkan kembali tentang


konsep-konsep yang telah dipelajari oleh
peserta didik yang berhubungan dengan
materi baru yang akan dipelajari.

4. Guru melakukan apersepsi melalui tanya


jawab mengenai perencanaan dan proses
produksi massal.

5. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan


tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

6. Guru membimbing peserta didik melalui


tanya jawab tentang manfaat proses
pembelajaran.

7. Guru menjelaskan materi dan kegiatan


pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.

Kegiatan Inti
a. Mengamati 1. Guru meminta peserta didik mencermati
masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan perencanaan dan proses produksi
massal.

2. Guru memberikan penjelasan singkat


tentang perencanaan dan proses produksi
massal sehingga menumbuhkan rasa ingin
tahu peserta didik.

3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi


antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
66
belajar lainnya bersahabat/komunikatif,
kerja keras, rasa ingin tahu, dan tanggung
jawab.

4. Guru mengamati keterampilan peserta didik


dalam mengamati.

b. Menanya 1. Guru memotivasi, mendorong kreativitas


dalam bentuk bertanya, memberi gagasan
yang menarik, dan menantang untuk
didalami.

2. Guru membahas dan diskusi


mempertanyakan tentang masalah sehari-
hari yang berkaitan dengan perencanaan
dan proses produksi massal.

c. Mengumpulkan 1. Guru membimbing peserta didik untuk


Informasi menggali informasi tentang masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan
perencanaan dan proses produksi massal.

2. Guru membimbing peserta didik untuk


mencari informasi dan mendiskusikan
jawaban atas pertanyaan yang sudah
disusun dan mengerjakan Latihan dan
Kegiatan di buku Produk Kreatif dan
Kewirausahaan XII dan mencari sumber
belajar lain.

3. Guru dapat menyediakan sumber belajar


buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan
XII dan referensi lain.

4. Guru dapat menjadi sumber belajar bagi


peserta didik dengan memberikan
konfirmasi atas jawaban peserta didik atau
menjelaskan jawaban pertanyaan
kelompok.

5. Guru dapat menunjukkan sumber belajar


lain yang dapat dijadikan referensi untuk
menjawab pertanyaan.

67
d. Mengasosiasi 1. Guru membimbing peserta didik untuk
menganalisis perencanaan dan proses
produksi massal dalam masalah sehari-
hari.

2. Guru membimbing peserta didik untuk


mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya.

3. Guru bersama peserta didik bertanya


jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.

e. Mengomunikasikan 1. Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil


pembelajaran, apa yang telah dipelajari,
keterampilan atau materi yang masih perlu
ditingkatkan, atau strategi atau konsep
baru yang ditemukan berdasarkan apa
yang dipelajari mengenai perencanaan
dan proses produksi massal;

2. Memberikan tanggapan hasil presentasi


meliputi tanya jawab untuk mengonfirmasi,
sanggahan dan alasan, tambahan
informasi, atau melengkapi informasi
ataupun tanggapan lainnya;

4. Membuat rangkuman materi dari kegiatan


pembelajaran yang telah dilakukan.

Penutup Guru membimbing peserta didik


menyimpulkan materi pembelajaran melalui
tanya jawab klasikal dan mendorong peserta
didik untuk selalu bersyukur atas karunia
Tuhan.

68
4. Pelaksanaan
a. Mekanisme pembelajaran projek berdasarkan pesanan

konsumen/order

Gambar 2.4: Mekanisme Pembelajaran Projek Berdasarkan Pesanan


Konsumen/order

Sumber: Dokumen pribadi

Keterangan:
1) Menetapkan produk barang/jasa yang akan dihasilkan dalam
pembelajaran sesuai pesanan konsumen/order;
2) Menyusun proposal pembuatan produk (barang dan/atau jasa);
3) Melakukan analisis kebutuhan kompetensi (unit kompetensi)
terkait dengan produk barang/jasa yang akan dihasilkan;
4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran/kegiatan
produk membuat produk, mengemas, mendistribusikan,
dan memberikan pelayanan purna jual;
69
5) Menguji hasil dan mengevaluasi pengalaman belajar
peserta didik melakukan refleksi terhadap pengalaman
belajarnya.

b. Mekanisme pembelajaran praktik kewirausahaan

Gambar 2.5 Mekanisme Pembelajaran Praktik Berwirausaha

Sumber: Dokumen pribadi

Keterangan:
1) Menetapkan produk barang/jasa yang akan dihasilkan dalam
pembelajaran sesuai dengan inisiatif guru mata
pelajaran/peserta didik sesuai potensi internal dan eksternal;
2) Melakukan survei dan analisis pasar;
3) Menyusun proposal pembuatan produk barang/jasa;
4) Melakukan analisis kebutuhan kompetensi (unit kompetensi)
terkait dengan produk barang/jasa yang akan dihasilkan;
5) Melaksanakan kegiatan pembelajaran/kegiatan
produksi, membuat produk, mengemas, mendistribusikan,
dan memberikan pelayanan purna jual;
6) Menguji hasil dan mengevaluasi pengalaman belajar yang

70
mana peserta didik melakukan refleksi terhadap pengalaman
belajarnya.

c. Mekanisme pembelajaran melalui magang di startup atau UMK

Gambar 2.6: Mekanisme Pembelajaran di Startup atau UMKM

Sumber: Dokumen pribadi

Keterangan:
1) Mengeksplorasi diri, mengidentifikasi minat, bakat, dan
passion yang dimiliki oleh peserta didik;
2) Membangun kapasitas diri dan mengikuti training wirausaha
dalam rangka mengembangkan potensi diri yang dimiliki oleh
peserta didik;
3) Melakukan magang wirausaha di praktisi bisnis pelaku startup
dan magang wirausaha di UMKM;
4) Melakukan pendampingan yang dilakukan oleh praktisi bisnis
serta mentoring oleh tutor sebaya dan guru mata pelajaran
pendamping yang merupakan pelaku bisnis;
5) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses bisnis
sehingga dapat melakukan pengembangan terhadap
komoditas atau produk (barang/jasa).

d. Mekanisme pembelajaran kewirausahaan


Pembelajaran berbasis praktik wirausaha dikenal dengan istilah
Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW), pelaksanaannya antara lain
menerapkan pemasaran digital (digital marketing) sebagai model
pembelajaran. Hal tersebut menjadi pilihan karena pemasaran digital
merupakan salah satu unit kompetensi pada elemen capaian
71
pembelajaran. Prospektif pemasaran digital sangat terbuka luas karena
pemanfaatan sosial media oleh masyarakat sudah sangat tinggi.
Pemasaran digital merupakan salah satu solusi tingginya biaya
marketing pada kegiatan promosi dan optimalisasi pencapaian target

penjualan. Pengembangan pemasaran digital di SMK dapat


dilaksanakan di antaranya melalui mekanisme sebagai berikut.

Gambar 2.7 Mekanisme Pembelajaran PKK Berbasis Praktik


Kegiatan Wirausaha (Sekolah Pencetak Wirausaha)

Sumber: Dokumen pribadi

Keterangan:

1) Persiapan, membuat strategi dan tahapan pembelajaran


2) Pelaksanaan Pembelajaran dilakukan dengan langkah:
a) membuat kontrak belajar yang berisi wajib praktik bisnis
dengan omset yang ditentukan misal Rp 500.000,00 per
semester,
b) merekap dan melaporkan omset setiap minggu pada guru
mata pelajaran pembimbing, serta
c) mendokumentasikan seluruh aktivitas bisnis mulai dari foto
produk, testimoni, laporan keuangan, dan perolehan omset.
3) Riset pasar, untuk mengetahui jenis produk, pangsa dan tingkat
harga
4) Kegiatan bisnis, antara lain memuat:

72
a) pembuatan portal digital yang teroptimasi (laman usaha
yang aktif dan interaktif,
b) respon yang cepat terhadap calon pembeli (prospect buyer),
c) memberikan pengalaman belanja yang memuaskan,
d) melakukan after sale yang baik (pelayanan yang baik
setelah penjualan, seperti ucapan terima kasih secara
digital), dan
e) memberikan bingkisan (gift) kepada pelanggan setia (loyal
customer).
5) Pemantauan yang dapat dilakukan secara langsung maupun
melalui pengembangan aplikasi berbasis transaksi dan omset
6) Asesmen dapat dilakukan melalui pencapaian omset pada setiap
tahap sesuai jadwal pencapaian target
7) Pelaporan dalam bentuk portofolio dimaksudkan untuk melihat dan
menilai seluruh kegiatan bisnis. Model pembelajaran PKK
sebagaimana diuraikan di atas merupakan pilihan yang dapat
dilaksanakan pada salah satu model atau kombinasi beberapa
model. Idealnya terjadi keseimbangan antara pencapaian
kreativitas peserta didik dengan kemampuan berwirausaha sesuai
kondisi peserta didik, guru, sumber daya, dan lingkungan sekolah.

5. Asesmen hasil belajar


Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran dinilai berdasarkan
pemenuhan tahap-tahap kegiatan perencanaan produksi, proses produksi,
produk (barang/layanan jasa), strategi pemasaran, aspek ekonomi,
layanan purna jual, serta laporan keuangan. Adapun proses asesmen
tersebut dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut.

a. Asesmen perencanaan produksi (lihat lampiran II.2.1);


b. Asesmen proses produksi (lihat lampiran II.2.2);
c. Asesmen produk (lihat lampiran II.2.3);
d. Asesmen strategi pemasaran (lihat lampiran II.2.4);
e. Asesmen aspek ekonomi (lihat lampiran II.2.5);
f. Asesmen layanan purna jual (lihat lampiran II.2.6);
73
g. Asesmen laporan keuangan (lihat lampiran II.2.7).

Silahkan pelajari lebih lanjut tentang model pembelajaran PKK pada


tautan berikut: https://tinyurl.com/ycyjw7bm atau pindai QR code berikut:

D. Pengelolaan Pembelajaran Model Kelas Industri


1. Definisi

Kelas Industri SMK merupakan salah satu program yang digulirkan untuk
membantu SMK belajar langsung proses bisnis di dalam industri.
Harapan yang dimunculkan dari program ini adalah untuk mempersempit
gap antara kebutuhan skill dunia industri dengan lulusan SMK sehingga
nantinya lulusan SMK dapat lebih siap kerja.

2. Prinsip

Pada perencanaan kurikulum kelas industri dilakukan dengan cara


sinkronisasi antara kurikulum SMK dan kurikulum industri yang diberi
nama kurikulum basic. Dalam hal ini pihak industri berkomunikasi dengan
sekolah mengenai kurikulum yang akan digunakan pada kelas industri
melalui sinkronisasi kurikulum sekolah dengan kebutuhan industri.
Kurikulum hasil sinkronisasi dinamakan kurikulum kelas industri (Honda,
Hitachi, Yamaha) dan lain-lain.

3. Perencanaan

Proses pengadaan sarana prasarana dimulai dari perencanaan sarana


dan prasarana. Proses perencanaan sarana dan prasarana dilakukan
oleh pihak industri dengan menetapkan standar untuk membuka kelas
74
industri. Pada kelas Daihatsu misalnya, terdapat standar kelas dan
peralatan sesuai dengan apa yang digunakan Daihatsu dan dealer
Daihatsu. Sama halnya dengan kelas Honda dan Hitachi pihak industri
telah menetapkan standarnya sendiri mulai dari standar ruangan hingga
ketentuan ruangannya.

4. Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas industri sesuai dengan


perencanaan kurikulum yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, metode yang digunakan adalah lembar kerja/tugas,
pembelajaran di kelas, dan praktik. Pembelajaran di SMK jam praktik
memiliki porsi lebih banyak dari pada penyampaian materi dalam kelas,
hal ini bertujuan untuk mempersiapkan lulusan SMK yang mandiri untuk
memasuki dunia kerja dan memenuhi kebutuhan industri dalam
kebutuhan tenaga kerja. Kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan oleh
instruktur agar materi pelajaran dapat tersampaikan kepada peserta
didik.

Selain belajar di kelas, peserta didik juga belajar di industri, industri


berperan sebagai tempat bagi peserta didik untuk melaksanakan
pembelajaran. Sekolah dan industri selalu melakukan komunikasi yang
intens mengenai perkembangan peserta didik pada saat melakukan
prakerin dengan cara guru pembimbing prakerin memonitoring langsung
ke industri. Pada kelas Daihatsu dan Honda dan Hitachi, industri
berperan dalam penempatan peserta didik, asesmen hasil praktik
peserta didik yang berupa pemberian formulir asesmen, dan pemberian
sertifikat praktik peserta didik.

5. Asesmen hasil belajar

Asesmen kegiatan peserta didik dapat dilakukan dengan cara melakukan


tes. Kegiatan asesmen peserta didik yang dilakukan pada kelas Daihatsu
dan kelas Honda dan Hitachi adalah asesmen formatif berupa adanya
ujian yang diselenggarakan pada akhir materi pembelajaran dan
asesmen sumatif pada akhir semester yang dilakukan pada setiap
75
semesternya. Hal yang membedakan antara kelas reguler dan kelas
industri adalah dengan adanya sertifikasi yang dikeluarkan langsung oleh
perusahaan yang membuktikan peserta didik memiliki keahlian khusus
pada bidang tersebut yang diselenggarakan langsung oleh pihak industri.
Ini menjadikan peserta didik memiliki nilai tambah dalam mencari
pekerjaan untuk kedepannya.

Posting 4 di LMS

Menjawab pertanyaan setelah mempelajari pengelolaan


model pembelajaran di SMK

Setelah mempelajari pengelolaan model pembelajaran di SMK,


jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan model


pembelajaran di SMK?
2. Bagaimana penerapan pengelolaan model pembelajaran di
SMK?
3. Mengapa mahasiswa perlu mempelajari pengelolaan model
pembelajaran di SMK?

E. Pengelolaan Pembelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL)


1. Definisi
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah pembelajaran bagi peserta didik
SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) yang dilaksanakan melalui
praktik kerja di dunia kerja dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
kurikulum dan kebutuhan kerja. Selanjutnya pada Kepmendikbudristek
Nomor 262/M/2022 tentang perubahan atas Kepmendikbudristek Nomor
56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran yang kemudian disebut Kurikulum Merdeka,
ditetapkan bahwa PKL merupakan salah satu mata pelajaran sebagai
wahana pembelajaran di dunia kerja (termasuk īeaching facīory). Pada
Kurikulum Merdeka, PKL menjadi mata pelajaran yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik SMK dengan ketentuan selama 6 bulan (792 jam

76
pelajaran) di kelas XII pada SMK program 3 tahun dan 10 bulan (1.368
jam pelajaran) di kelas XIII pada SMK program 4 tahun. PKL
dilaksanakan di satuan pendidikan dan dunia kerja.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran PKL


Pelaksanaan pembelajaran praktik kerja lapangan prinsipnya adalah
bahwa peserta didik melakukan pembelajaran di industri sesuai dengan
program keahlian yang ditekuni peserta didik. Pembelajaran di industri
dalam rangka pengembanagn hardskill dan softskill peserta didik sesuai
dengan kebutuhan dan budaya kerja industri.

3. Perencanaan pembelajaran PKL


a. Perencanaan Program

SMK bersama dunia kerja mitra SMK tempat pelaksanaan


pembelajaran PKL membuat perencanaan PKL mengacu pada CP
mapel PKL, selanjutnya dijabarkan menjadi dokumen tujuan
pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP), dan modul ajar
(MA). TP merupakan rumusan target kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik setelah melaksanakan PKL. Berdasarkan
TP, sekolah bersama dunia kerja mengidentifikasi potensi
pekerjaan/kompetensi yang ada di dunia kerja untuk penyusunan
ATP/program PKL yang akan dilaksanakan. Adapun MA dapat
berupa informasi atau dokumen kerja sesuai kebijakan dunia kerja
tempat PKL. Dokumen TP, ATP, dan MA berfungsi sebagai dasar
pelaksanaan dan pemantauan. Perencanaan disusun berdasarkan
CP PKL yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.9 Elemen dan Capaian Pembelajaran Mapel PKL

Elemen Capaian Pembelajaran


Internalisasi dan Pada akhir fase F, peserta didik mampu
penerapan sofī skill menerapkan:
- etika berkomunikasi secara lisan dan
tulisan,
- integritas (jujur, disiplin, komitmen, dan
tanggung jawab),

77
Elemen Capaian Pembelajaran
- etos kerja,
- bekerja secara mandiri dan/atau secara
tim,
- kepedulian sosial dan lingkungan, serta
- ketaatan terhadap norma, K3LH, juga
POS yang berlaku di dunia kerja.
Penerapan hard skill Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menerapkan kompetensi teknis pada
pekerjaan sesuai POS yang berlaku di dunia
kerja.
Peningkatan dan Pada akhir fase F, peserta didik mampu
pengembangan hard menerapkan kompetensi teknis baru/atau
skill kompetensi teknis yang belum tuntas dipelajari
di SMK sesuai konsentrasi keahlian.
Penyiapan kemandirian Pada akhir fase F, peserta didik mampu
berwirausaha melakukan analisis usaha secara mandiri.

b. TP PKL

Ada dua TP mapel PKL yang disusun SMK, yaitu TP umum dan TP
ATP spesifik dunia kerja. Berdasarkan CP mapel PKL sekolah
bersama dunia kerja merumuskan tujuan pembelajaran (TP) tingkat
sekolah untuk semua tempat praktik dan TP-ATP spesifik untuk
setiap tempat praktik.

TP Tingkat Sekolah

TP tingkat sekolah bersifat rumusan kompetensi umum yang


melingkupi semua kompetensi pada semua tempat PKL. Capaian
pembelajaran pada setiap atau antarelemen dirumuskan sesuai
dengan tujuan pembelajarannya berupa kemampuan peserta didik
setelah menyelesaikan PKL.

TP Alur Tujuan Pembelajaran Spesifik

TP dan ATP spesifik dunia kerja dikembangkan dari rumusan TP


tingkat sekolah. Sebelum menyusun TP dan ATP spesifik dunia
kerja, sekolah telah mengidentifikasi pekerjaan yang benar-benar
akan dilaksanakan selama penyelenggaraan PKL. Identifikasi

78
pekerjaan tersebut dipergunakan sebagai dasar menyusun TP agar
sesuai dengan pekerjaan setiap dunia kerja tempat PKL
dilaksanakan. Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan,
selanjutnya disusun ATP berupa urutan kegiatan pelaksanaan PKL.
Dokumen program disahkan oleh kedua belah pihak.

Tabel 2.10 Contoh Analisis CP TP PKL (Umum)

Program keahlian : semua program keahlian


Konsentrasi keahlian : semua konsentrasi keahlian

No Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

1 Internalisasi Pada akhir fase F, peserta 1.1. Memahami jenis


dan didik mampu menerapkan soft skill yang
penerapan - etika berkomunikasi dibutuhkan dalam
soft skill secara lisan dan tulisan, dunia kerja di
- integritas (antara lain tempat PKL;
jujur, disiplin, komitmen, 1.2. Memahami
dan tanggung jawab), Norma, POS dan
- etos kerja, K3LH yang ada
- bekerja secara mandiri pada dunia kerja
dan/atau secara tim, tempat PKL;
- kepedulian sosial dan 1.3. Menerapkan soft
lingkungan, serta skill yang
- ketaatan terhadap dibutuhkan dalam
norma, K3LH, dan POS dunia kerja
yang berlaku di dunia tempat PKL;
kerja. 1.4. Menerapkan
norma, POS, dan
K3LH yang ada
pada dunia kerja
tempat PKL

2 Penerapan Pada akhir fase F peserta 2.1. Menerapkan


hard skill didik mampu menerapkan kompetensi teknis
kompetensi teknis pada yang sudah
pekerjaan sesuai POS dipelajari di
yang berlaku di dunia kerja. sekolah pada
dunia kerja tempat
PKL

79
No Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

3 Peningkatan Pada akhir fase F, peserta 3.1.Memahami


dan didik mampu menerapkan kompetensi yang
pengembang kompetensi teknis benar-benar
an hard skill baru/atau kompetensi dibutuhkan pada
teknis yang belum tuntas dunia kerja tempat
dipelajari di SMK sesuai PKL;
konsentrasi keahlian. 3.2.Mengembangkan
kompetensi teknis
sesuai dengan
dunia kerja tempat
PKL;
3.3.Menerapkan
kompetensi teknis
sesuai dengan
dunia kerja tempat
PKL.

4 Penyiapa Pada akhir fase F, peserta 4.1. Memahami alur


n didik mampu melakukan bisnis dunia kerja
kemandiri analisis usaha secara tempat PKL
an mandiri.
berwiraus
aha

c. Program PKL

TP dan ATP pesifik dipergunakan untuk menyusun program PKL.


Sekolah bersama dunia kerja menyusun program berdasarkan TP
dan ATP spesifik untuk membuat pekerjaan/kegiatan yang akan
dilaksanakan beserta jadwal waktu pelaksanaannya. Durasi dan
urutan pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi dunia
kerja, misalnya volume kerja dan peralatan yang dimiliki, sehingga
program PKL tiap peserta didik dapat berbeda-beda. Dokumen
program disahkan oleh kedua belah pihak.

1) Perencanaan Penempatan

Sekolah melakukan identifikasi dunia kerja berdasarkan


kebutuhan konsentrasi keahlian dan potensi dunia kerja
menjadi tempat PKL. Selanjutnya, sekolah melakukan
80
penjajakan dengan dunia kerja untuk mengetahui potensi kerja
sama untuk tempat PKL. Penempatan peserta didik pada
pelaksanaan PKL disesuaikan dengan kompetensi peserta
didik serta pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sekolah harus
melakukan pemetaan untuk penempatan peserta didik serta
guru pengampu. Tempat pelaksanaan PKL, selain di dunia
kerja juga dapat dilaksanakan di Tefa dan tempat lainnya.

2) Pembekalan

Pembekalan dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu


pembelajaran reguler dan pembekalan sebelum
keberangkatan. Pembelajaran reguler dipersiapkan pada
seluruh mata pelajaran intra dan kokurikuler yang dilaksanakan
pada kelas X dan XI. Adapun pembekalan sebelum
keberangkatan direncanakan secara khusus oleh sekolah dan
dunia kerja.

81
Tabel 2.11 Tahapan dan Alur Pembelajaran PKL
Capaian Tujuan Alur Tujuan
Elemen
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran

Internalisasi Pada akhir fase 1. Memahami jenis Tahap orientasi kerja:


dan F, peserta didik soft skill yang 1. memahami jenis
penerapan mampu dibutuhkan soft skill yang
soft skill menerapkan dalam dunia dibutuhkan dalam
- etika kerja di tempat dunia kerja di
berkomunikasi PKL; tempat PKL,
secara lisan 2. Memahami 2. memahami norma,
dan tulisan, norma, POS POS dan K3LH
- integritas dan K3LH yang yang ada pada
(antara lain ada pada dunia dunia kerja tempat
jujur, disiplin, kerja tempat PKL,
komitmen, dan PKL; 3. menerapkan soft
tanggung 3. Menerapkan skill yang
jawab), soft skill yang dibutuhkan dalam
- etos kerja, dibutuhkan dunia kerja tempat
- bekerja secara dalam dunia PKL,
mandiri kerja tempat 4. menerapkan
dan/atau PKL; norma, POS, dan
secara tim, 4. Menerapkan K3LH yang ada
- kepedulian norma, POS dan pada dunia kerja
sosial dan K3LH yang ada tempat PK.
lingkungan, pada dunia kerja
serta tempat PKL.
- ketaatan
terhadap
norma, K3LH,
dan POS yang
berlaku di
dunia kerja.

Penerapan Pada akhir fase Menerapkan Menerapkan


hard skills F, peserta didik kompetensi teknis kompetensi teknis
mampu yang sudah yang sudah dipelajari
menerapkan dipelajari di di sekolah pada
kompetensi sekolah pada dunia dunia kerja tempat
teknis pada kerja tempat PKL PKL
pekerjaan
sesuai POS
yang berlaku di
dunia kerja.

82
Peningkatan Pada akhir fase 1. Memahami 1. Memahami
dan F, peserta didik kompetensi yang kompetensi yang
pengembangan mampu benar-benar benar-benar
hard skills menerapkan dibutuhkan pada dibutuhkan pada
kompetensi dunia kerja dunia kerja tempat
teknis baru/atau tempat PKL; PKL;
kompetensi 2. Mengembangkan 2. Mengembangkan
teknis yang kompetensi kompetensi teknis
belum tuntas teknis sesuai sesuai dengan
dipelajari dengan dunia dunia kerja tempat
sesuai kerja tempat PKL;
konsentrasi PKL; 3. Menerapkan
keahlian 3. Menerapkan kompetensi teknis
kompetensi sesuai dengan
teknis sesuai dunia kerja tempat
dengan dunia PKL.
kerja tempat
PKL.

Penyiapan Pada akhir fase Memahami alur Alur bisnis dunia


kemandirian F, peserta didik bisnis dunia kerja kerja tempat PKL
berwirausaha mampu tempat PKL
melakukan
analisis usaha
secara mandiri

83
Tabel 2.12. Contoh Analisis CP, TP, dan ATP PKL Dunia Kerja

Dunia kerja tempat PKL :…


Nama instruktur :…
Nama guru pembimbing :…
Pekerjaan spesifik : membuat power supply

Tujuan
Elemen Capaian Pembelajaran ATP
Pembelajaran

Internalisasi Pada akhir fase F, peserta 1. Menerapkan etika Alur kegiatan di dunia
dan didik mampu menerapkan berkomunikasi; kerja:
penerapan 2. Menunjukkan
- etika berkomunikasi 1. menerapkan
soft skills integritas (antara
secara lisan dan kompetensi teknis
tulisan, lain jujur, disiplin, baru pada
- integritas (antara lain komitmen, dan pembuat
jujur, disiplin, komitmen, tanggung jawab); rancangan boks
dan tanggung jawab), 3. Memiliki etos kerja; power supply,
- etos kerja, 4. Menunjukkan 2. menerapkan
- bekerja secara mandiri kemandirian; kompetensi teknis
dan/atau dalam tim, 5. Menunjukkan kerja baru pada
sama; pembuatan
- kepedulian sosial dan
6. Menunjukkan rancangan
lingkungan, serta rangkaian power
kepedulian sosial.
- ketaatan terhadap supply, dan
norma, K3LH, dan POS 3. menerapkan
yang berlaku di dunia kompetensi teknis
kerja. pada pembuatan
boks power supply

Peningkatan Pada akhir fase F, peserta 1. Menerapkan 1. Menerapkan


dan didik mampu menerapkan kompetensi teknis kompetensi teknis
pengembang kompetensi teknis baru pada baru pada
an hard skill baru/atau kompetensi pembuat pembuatan
teknis yang belum tuntas rancangan boks rancangan
dipelajari sesuai power supply; rangkaian power
konsentrasi keahlian. supply;
2. Menerapkan 2. Menerapkan
kompetensi teknis kompetensi teknis
baru pada baru pada
pembuatan perhitungan
rancangan kebutuhan bahan
rangkaian power rangkaian power
supply; supply;
3. Menerapkan
3. Menerapkan kompetensi teknis
kompetensi teknis pada perakitan
baru pada komponen power
pembuatan supply;
rancangan 4. Menerapkan
rangkaian power kompetensi teknis
supply. baru pada

84
Tujuan
Elemen Capaian Pembelajaran ATP
Pembelajaran
pengiriman
barang.

Penyiapan Pada akhir fase F, peserta 1. Menerapkan Melakukan analisis


kemandirian didik mampu melakukan kompetensi teknis usaha secara mandiri.
berwirausaha analisis usaha secara baru pada
mandiri. perhitungan Catatan: TP pada 1.1
kebutuhan bahan sampai dengan 1.7
rangkaian power dibangun pada semua
supply; pekerjaan.

2. Menerapkan
kompetensi teknis
baru pada
pengiriman
barang;

3. Melakukan analisis
usaha secara
mandiri

………………….., ……… 20…

Pembimbing Sekolah Pembimbing Dunia Kerja

………………………………. ……………………………….

85
4. Pelaksanaan PKL

Program PKL pada Kurikulum Merdeka, PKL merupakan mata pelajaran


yang harus ditempuh oleh peserta didik di dunia kerja. Pada konsentrasi
keahlian berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), PKL dapat
dilaksanakan secara daring dengan pengawasan dari dunia kerja.
Adapun pada konsentrasi keahlian lainnya, PKL dilaksanakan secara
luring. Pada keadaan tertentu seperti bencana alam, bencana nonalam,
dan kondisi geografis tertentu yang membuat PKL secara luring tidak
memungkinkan, PKL dapat dilakukan secara daring dengan kesepakatan
dan persetujuan tertulis dari dunia kerja. Selain itu, apabila PKL tidak
memungkinkan dilaksanakan, SMK dapat menyelenggarakan bentuk
pembelajaran lain pengganti PKL yaitu kegiatan kewirausahaan dan
pembelajaran berbasis projek berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang
dapat bekerja sama dengan Tefa yang ada di SMK tersebut atau di SMK
sekitarnya. Pada SMK 3 tahun, PKL dapat dilaksanakan selama minimal
6 bulan atau memenuhi 792 JP yang dapat dilaksanakan pada semester
5 atau semester 6, sedangkan pada SMK 4 tahun, PKL dilaksanakan
selama minimal 10 bulan atau memenuhi 1.368 JP yang dapat
dilaksanakan pada semester 7 atau semester 8. Waktu pelaksanaan PKL
di dunia kerja merupakan kesepakatan antara SMK dan dunia kerja. PKL
tidak diperbolehkan dilaksanakan pada hari libur nasional bagi dunia
kerja, kecuali dunia kerja yang berkaitan dengan pelayanan umum. Jika
tempat PKL memberlakukan sistem kerja giliran (shift), peserta didik PKL
tidak diperbolehkan ditugasi pada giliran malam. PKL dilaksanakan
berdasarkan perencanaan penempatan peserta didik dan
pelaksanaannya di dunia kerja.

Pembimbing PKL adalah guru atau beberapa orang guru yang bersama-
sama bertanggung jawab atas ketercapaian kompetensi peserta didik.
Instruktur PKL merupakan pembimbing dari pihak dunia kerja yang
bertindak mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam
melakukan pekerjaannya di dunia kerja. Guru pembimbing PKL dapat
terdiri dari unsur guru mata pelajaran kejuruan (termasuk matematika,

86
bahasa Inggris, kewirausahaan dan mata pelajaran pilihan) dan guru
mata pelajaran umum. Jumlah guru pembimbing PKL dalam satu periode
PKL ditentukan oleh satuan pendidikan dengan alokasi sebanyak 44 JP.
Jumlah JP PKL tersebut dapat diampu oleh beberapa guru sesuai situasi
dan kebijakan setiap SMK. Guru yang ditunjuk sebagai pengampu mapel
PKL (pembimbing PKL) diberikan pemahaman terkait proses PKL di
dunia kerja dan pembimbingannya.

Berikut ini adalah beberapa pertimbangan terkait guru pembimbing PKL


di SMK.

a. Guru pembimbing menguasai proses kerja pada dunia kerja.


b. Pembimbingan pada satu lokasi PKL dapat dilaksanakan oleh satu
orang guru atau beberapa orang guru yang berkolaborasi.
c. Perhitungan jumlah JP bagi setiap guru pembimbing didasarkan
pada pembagian secara proporsional sesuai dengan jumlah peserta
PKL.

Mekanisme pembimbingan terdapat dua pembimbing dalam


pelaksanaan PKL, yaitu guru pembimbing dari sekolah dan instruktur dari
dunia kerja. Keduanya melaksanakan tugas yang sama yaitu
memfasilitasi pembelajaran PKL peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan bersama. Penting bagi keduanya
untuk senantiasa berkolaborasi dalam pembelajaran PKL peserta didik.
Kolaborasi yang dimaksud antara lain penyusunan rencana (program
dan kompetensi), pelaksanaan (kehadiran dan pelaksanaan kerja), dan
asesmen PKL. Dokumen pembimbingan dirancang agar dapat diakses
oleh kedua pembimbing secara daring dan/atau luring.

Tugas guru pembimbing adalah:

a. mengidentifikasi peserta didik yang siap mengikuti PKL,


b. mendiskusikan dengan peserta didik dan orang tua terkait teknis
keberangkatan ke dunia kerja,
c. melaksanakan penyerahan peserta didik kepada institusi dunia
kerja,
87
d. melakukan pemantauan (monitoring) PKL di dunia kerja,
e. menjemput peserta PKL di akhir masa program PKL,
f. turut menyelesaikan kasus jika terdapat kejadian tertentu di lokasi
PKL, dan
g. memberikan bimbingan penulisan laporan.

Tugas instruktur adalah:

a. mengarahkan, membimbing, dan mementori peserta didik dalam


melakukan pekerjaannya di dunia kerja dan dalam kehidupan
sosialnya,
b. memberikan asesmen hasil kerja, dan
c. melaporkan kepada pihak sekolah secara berkala perkembangan
peserta PKL dan jika terdapat kejadian tertentu di lokasi PKL yang
perlu diketahui pihak sekolah.

Kegiatan pengganti PKL berdasarkan Permendikbud Nomor 50 Tahun


2020 tentang Praktik Kerja Lapangan, dalam hal penyelenggaraan PKL
tidak dapat dilaksanakan di dunia kerja (dunia usaha/dunia industri/Badan
Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah/instansi
pemerintah/lembaga lainnya), maka PKL dapat diganti dalam bentuk
pembelajaran lain, yaitu:

a. Kegiatan kewirausahaan

Kewirausahaan yang menjadi pengganti PKL terbagi menjadi dua


skema berikut.

1) Kewirausahaan yang baru akan berjalan (startup) harus sesuai


dengan konsentrasi keahlian peserta didik di SMK.
Kewirausahaan ini dibimbing oleh guru mata pelajaran projek
kreatif kewirausahaan dan praktisi kewirausahaan yang
disetujui oleh kepala sekolah. Adapun TP, ATP, dan MA mapel
PKL disusun oleh guru projek kreatif kewirausahaan bersama
praktisi kewirausahaan.
2) Kewirausahaan yang sudah berjalan oleh peserta didik dapat

88
diakui sebagai pengganti PKL dan harus sesuai konsentrasi
keahlian peserta didik atau setidaknya sejalan dengan
program keahlian. Kewirausahaan yang dimaksud minimal
telah berjalan selama satu tahun yang dibuktikan dengan
pembukuan dan bukti permintaan (pemesanan) dari
konsumen. Adapun TP, ATP, dan MA disusun oleh guru projek
kreatif kewirausahaan bersama praktisi kewirausahaan.

b. PKL di Tefa berbasis produksi

Dalam PKL di Tefa berbasis produksi, produk yang dihasilkan


berupa barang atau jasa yang benar-benar ada, digunakan, layak
pakai, dan dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya, serta
sesuai dengan standar mutu produk dan proses produksinya
sebagaimana yang terjadi dan dilakukan oleh dunia kerja.
Ketentuan sebagaimana yang berlaku di dunia kerja tersebut harus
diterapkan atau diadopsi sepenuhnya di SMK yang
mengembangkan model pembelajaran Tefa.

Bentuk pembelajaran lain dapat dilakukan oleh SMK jika memenuhi


kriteria berikut.

a. Tidak terdapat dunia kerja yang relevan dengan bidang atau


konsentrasi keahlian dari peserta didik dalam lingkup satu
kabupaten atau kota (dibuktikan dengan surat keterangan dinas
pendidikan provinsi).
b. Dunia kerja yang relevan di wilayah kabupaten/kota tidak dapat
menampung peserta didik untuk PKL (dibuktikan dengan surat
keterangan dari dinas pendidikan yang melampirkan surat balasan
dari dunia kerja).

5. Asesmen PKL

Dilaksanakan berdasarkan Tujuan Pembelajaran (TP) dan Kriteria


Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) dengan mengacu pada
89
panduan pembelajaran dan asesmen pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Bukti pencapaian CP
berupa portofolio/kumpulan hasil peserta didik dari berbagai instrumen
asesmen (awal, proses dan akhir). Asesmen memuat komponen secara
komprehensif yang meliputi perkembangan peserta didik dalam ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat berupa lembar sertifikat.
Hasil asesmen disampaikan dalam rapor dengan mencantumkan
keterangan industri tentang kinerja secara keseluruhan berdasarkan
jurnal PKL, sertifikat atau surat keterangan praktik kerja lapangan dari
dunia kerja. Asesmen PKL dapat berupa a) asesmen instruktur dunia
kerja, b) penyusunan laporan PKL, dan b) presentasi laporan PKL baik di
sekolah/dunia kerja.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam asesmen.

a. Asesmen/pengukuran terhadap capaian pembelajaran selama


melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, meliputi substansi
kompetensi ataupun budaya kerja.
b. Asesmen dilakukan oleh pembimbing/instruktur dari dunia kerja
dan/atau bersama dengan guru pendamping.
c. Hasil asesmen disampaikan pada rapor dengan mencantumkan
keterangan industri tentang kinerja secara keseluruhan
berdasarkan jurnal PKL, sertifikat, atau surat keterangan praktik
kerja lapangan dari dunia kerja.
d. Mendorong peserta didik berkinerja baik saat melakukan
pembelajaran di dunia kerja serta memberikan kebanggaan pada
peserta didik.

Silahkan pelajari lebih lanjut tentang PKL melalui tautan berikut:

90
https://tinyurl.com/4xkutn5e atau dengan memindai QR code berikut ini:

INSTRUKSI KERJA (IK) 2


Membuat diagram alir penyusunan rencana program PKL dan
unggah di LMS

Buatlah diagram alir penyusunan rencana program PKL bagi peserta


didik SMK tempat anda melaksanakan PPL. Diagram alir memuat:

1. tahapan kegiatan,
2. deskripsi setiap tahapan kegiatan,
3. penanggung jawab,
4. unsur yang terlibat, dan
5. jenis dokumen yang dihasilkan.

*Rubrik asesmen IK 2 terdapat pada lampiran 4

Ruang Kolaborasi

Uraian Tugas

Setelah mempelajari konsep pengelolaan model pembelajaran di SMK, silakan


bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk menyelesaikan tugas
berikut.

91
Untuk memperluas pemahaman Anda terkait dengan pengelolaan
model pembelajaran di SMK, Anda dapat mempelajari konsep-
konsep berikut.

1. Pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi


oleh Williem E. Blank
2. Model-model pembelajaran oleh Dasep Bayu Ahyar, S.Pd.
M.Pd
3. Model pembelajaran experiential learning oleh David Kolb
4. Model design thinking oleh Jamila K. Baderan dan Prof.
Richardus Eko Indrajit

Bagaimana Anda akan mengelola pembelajaran berbasis


kompetensi dalam kontek PjBL dengan menerapkan prinsip
individual learning dan mastery learning? Selesaikan tugas ini
dalam 30 menit!

Demonstrasi Kontekstual

Uraian Tugas

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok pada tahap ruang kolaborasi,


saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda (bisa dalam
bentuk presentasi secara lisan atau gallery walk).

Kriteria Asesmen Kegiatan Presentasi

Kemampuan
Kejelasan dan Kebenaran Bahan
Kejelasan Menjawab
Presentasi Sesuai Kegiatan
Penyampaian Pertanyaan
Kolaborasi

Mengelola pembelajaran berbasis


kompetensi dalam kontek PjBL
dengan menerapkan prinsip
individual learning dan mastery
learning

92
Elaborasi Pemahaman

Uraian Tugas

Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang konsep pengelolaan model


pembelajaran di SMK, buatlah pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep yang
masih belum dipahami terkait dengan konsep pembelajaran:

1. experiential learning,
2. design thinking,
3. pengembangan program pembelajaran berbasis kompetensi, dan
4. model pengelolaan model pembelajaran.

Pertanyaan ini akan didiskusikan dengan rekan, dosen atau instruktur tamu.
Perumusan pertanyaan dilakukan selama 15 menit. Diskusi bersama dosen
selama 30 menit.

Lembar Daftar Pertanyaan Elaboratif

………………....................................................................................
………………....................................................................................
………………....................................................................................
………………....................................................................................
………………....................................................................................
Dst..

Koneksi Antar Materi

Uraian Tugas

Buatlah koneksi antarmateri pengelolaan model pembelajaran di SMK mulai


dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan asesmen
hasil belajar berbasis kompetensi dengan model pembelajaran PjBL (Tefa,
kewirausahaan, PKL, dan mata pelajaran PKK). Koneksi antarmateri ini bisa

93
berupa poster, infografis, mindmap, dan sebagainya.

Contoh koneksi antarmateri dalam bentuk mindmap:

Aksi Nyata

Posting 5 di LMS
Refleksi Pembelajaran Topik Pengelolaan Model Pembelajaran

Pada tugas ini, mahasiswa melakukan refleksi rencana pembelajaran


dan asesmen hasil belajar dari salah satu pengelolaan model
pembelajaran di SMK.

Instruksi
Refleksikan pembelajaran topik pengelolaan model pembelajaran di SMK
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari
pengelolaan model pembelajaran di SMK?
....................................................................................................
....................................................................................................

2. Bagian manakah dari konsep pengelolaan model pembelajaran


di SMK yang paling menantang?
....................................................................................................
....................................................................................................

94
3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari dan terkait dengan
pengelolaan model pembelajaran?
....................................................................................................
....................................................................................................

4. Buatlah rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan


asesmen hasil belajar dari salah satu pengelolaan model
pembelajaran yang dilaksanakan di SMK tempat Anda
melaksanakan PPL!
....................................................................................................
....................................................................................................

LEMBAR KERJA 2 (LK 2)

Untuk diunggah di LMS


Mahasiswa melakukan identifikasi komponen pengelolaan
pembelajaran model PjBL, Tefa, kelas industri, kelas wirausaha, dan
mata pelajaran PKL yang diselenggarakan di SMK tempat PPL II.

Instruksi

1. Lakukan identifikasi komponen pengelolaan pembelajaran


model PjBL, Tefa, kelas industri, kelas wirausaha dan mata
pelajaran PKL yang diselenggarakan di SMK tempat Anda
melakukan PPL II. Buatlah daftar komponen pengelolaan
pembelajaran model PjBL, Tefa, kelas industri, kelas wirausaha,
dan mata pelajaran PKL yang diselenggarakan di SMK tempat
Anda melakukan PPL II menggunakan tabel seperti di bawah ini.

No Model Pembelajaran Perencanaan Pelaksanaan Asesmen

Diskusikan dengan kepala sekolah atau yang mewakili alasan


penerapan komponen penyelenggaraan model pembelajaran
yang dilaksanakan.

2. Buatlah rencana pembelajaran dalam pengelolaan


pembelajaran model PjBL sesuai dengan hasil pemetaan
kemampuan awal peserta didik yang sudah Anda lakukan pada
topik I!

Rubrik asesmen dapat dilihat di lampiran 3

95
TOPIK III. PENYUSUNAN PERANGKAT ASESMEN
PEMBELAJARAN

Durasi 4 Pertemuan (Pertemuan ke-4 sampai dengan ke–


7)
Capaian pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat:
1. menyusun kisi-kisi soal,
2. menyusun perangkat tes, dan
3. menyusun perangkat tes pada uji kompetensi.

Mulai dari Diri

Topik ini merupakan topik ke-3 dari 6 topik dari keseluruhan isi modul Prinsip
Pengajaran dan Asesmen II di SMK. Topik III merupakan bagian yang sangat
dekat dengan topik IV tentang Perencanaan Pembelajaran. Topik pengembangan
perangkat asesmen bertujuan memberikan pemahaman dan pengalaman tentang
menyusun kisi-kisi asesmen, mengembangkan, dan menyusun perangkat
asesmen pada jenis asesmen yang dilaksanakan di SMK. Pertanyaan pemantik
berikut ini kami ajukan untuk lebih memotivasi penguasaan materi pada topik III.

Kasus

Kurikulum SMK dikembangkan berbasis kompetensi, dengan prinsip


pembelajaran yang:

1. mengacu pada elemen CP atau TP dan KKTP,

2. individual learning, dan

3. mastery learning.

Untuk mendukung pemenuhan prinsip pembelajaran, dilakukan asesmen awal


yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif. Fungsi-fungsi asesmen tersebut
adalah sebagai berikut.

1. Asesmen awal pembelajaran digunakan untuk merancang pembelajaran


sesuai dengan kesiapan peserta didik/pembelajaran berdiferensiasi.

96
2. Asesmen formatif dalam proses pembelajaran digunakan untuk
memberikan umpan balik pembelajaran.
3. Asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

Pertanyaan

1. Apakah Anda sudah memahami jenis-jenis asesmen seperti asesmen awal,


asesmen formatif, asesmen sumatif, uji kompetensi, dan sertifikasi profesi?
2. Berdasarkan kasus di atas, model asesmen apa yang paling tepat
digunakan di SMK (criterion referenced assessment atau criterion
assessment norm) jelaskan alasannya!
3. Kalau Anda nanti menjadi guru di SMK, bagaimana mengembangkan
perangkat asesmen, agar hasil asesmennya bermakna bagi perkembangan
peserta didik?

Eksplorasi Konsep

A. Definisi Asesmen

Kata asesmen berasal dari serapan Bahasa Inggris assessment yang artinya
asesmen. Dalam dunia pendidikan, asesmen adalah serangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat kompetensi dan kinerja peserta didik selama proses
pembelajaran.

B. Tujuan Asesmen

Asesmen dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap suatu proses


pembelajaran. Hasil evaluasi ini bisa menjadi acuan guru dalam membantu
meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Adapun tujuan lain dari asesmen adalah sebagai berikut.


1. Memudahkan guru untuk mengetahui potensi dan minat peserta didik;
2. Memberikan acuan bagi guru untuk membuat rancangan pembelajaran,
untuk mencapai kompetensi;
3. Memberikan informasi mengenai efektivitas pembelajaran yang dilakukan;
97
4. Memberikan informasi yang lebih rinci mengenai kemajuan peserta didik
dalam pembelajaran;
5. Memperlihatkan kemajuan hasil belajar peserta didik secara individual dari
proses pembelajaran yang diikutinya;
6. Memberikan ruang kepada guru untuk dapat memberikan umpan balik
kepada peserta didik;
7. Memotivasi peserta didik untuk meningkatkan atau mempertahankan hasil
belajarnya.

C. Prinsip Dasar Asesmen

Prinsip-prinsip dasar asesmen yang harus diperhatikan guru adalah sebagai


berikut.

1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi


pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan
balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu
dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen
agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah, dan menjadi dasar untuk menyusun program
pembelajaran.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat informatif
serta memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter, kompetensi
yang dicapai, dan strategi tindak lanjut.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, guru, tenaga kependidikan,
dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.

Panduan pembelajaran dan asesmen yang dikeluarkan oleh Badan Standar,


Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) menjelaskan bahwa dalam proses
pembelajaran dijelaskan ada tiga jenis asesmen berikut.

98
1. Asesmen formatif awal pembelajaran digunakan untuk merancang
pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik/pembelajaran
berdiferensiasi.
2. Asesmen formatif dalam proses pembelajaran digunakan untuk umpan
balik pembelajaran.
3. Asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

Memperhatikan tiga jenis asesmen dan penggunaannya dalam proses


pembelajaran, maka pendekatan asesmen yang sesuai dilakukan adalah model
Criterion Referenced Assessment (CRA). CRA adalah asesmen yang dirancang
untuk mengukur seperangkat tujuan pembelajaran yang eksplisit, mengukur unjuk
kerja peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) atau kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP). Keberhasilan belajar peserta didik
diukur berdasarkan pencapaian KKTP pada setiap TP.

Ada dua pengertian dalam menggunakan kata kriteria dalam ungkapan item CRA,
yaitu:

1. menunjukkan hubungan antara tujuan-tujuan yang bersifat


behavioral/performance dengan soal-soal asesmen yang
dikembangkan, serta
2. menunjukkan spesifikasi ketetapan performansi yang dituntut untuk
dinyatakan sebagai berkompeten atau mastery.

Dick da Karey selanjutnya menyatakan adanya 4 jenis tes yang menggunakan


CRA sebagaimana diuraikan berikut ini.

1. Entry behaviours test, yakni suatu tes yang dilaksanakan sebelum suatu
program pembelajaran diselenggarakan. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang telah
dimiliki peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menerima program
pembelajaran yang akan diberikan. Dalam hubungannya dengan
penyusunan rancangan pembelajaran (design of instruction) dari hasil
entry behavior test, seorang guru dapat menempatkan materi instruksional
mana yang perlu direvisi dan atau yang tidak perlu diajarkan lagi karena
telah dikuasai oleh semua peserta didik.
99
2. Asesmen awal (pretest), yaitu asesmen yang diberikan sebelum
pembelajaran di mulai, bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik terhadap bahan pembelajaran (pengetahuan dan
keterampilan) yang akan dipelajari. Dalam hal ini fungsi pretest adalah
untuk melihat sampai mana keefektifan pembelajaran setelah hasil pretest
tersebut nantinya dibandingkan dengan hasil posttest.
3. Asesmen formatif (embedded test) adalah tes yang dilaksanakan di sela-
sela atau pada waktu tertentu selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Asesmen sumatif (posttest) yaitu asesmen yang diberikan pada setiap
akhir program satuan pembelajaran (TP). Tujuan asesmen sumatif adalah
untuk mengetahui tingkat pencapain peserta didik terhadap bahan
pembelajaran/kompetensi (pengetahuan maupun keterampilan) setelah
mengikuti suatu kegiatan belajar.

D. Langkah-langkah Menyusun Rencana Asesmen

Sebelum menyusun rencana asesmen, guru harus menentukan terlebih dahulu


tujuan asesmen yang akan dilaksanakan, apakah asesmen formatif atau sumatif.

Langkah-langkah menyusun rencana asesmen formatif

1. Guru merumuskan tujuan asesmen. Misalnya, ingin mengetahui


pemahaman peserta didik terhadap materi yang menjadi prasyarat, yang
akan dipelajari dan yang sedang dipelajari.
2. Guru memilih atau mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan.
Misalnya, tes tertulis, wawancara, praktik.
3. Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan tes kepada peserta didik.
Setelah selesai, guru memberikan kunci jawaban kepada peserta didik
sebagai acuan melakukan asesmen diri, asesmen antar teman, pemberian
umpan balik antar dan refleksi.
4. Hasil asesmen formatif selanjutnya dijadikan bahan untuk menentukan
strategi pendampingan layanan pembelajaran pada peserta didik.

Langkah-langkah menyusun rencana asesmen sumatif


1. Guru merumuskan tujuan asesmen. Misalnya, menentukan pencapaian
kompetensi, kenaikan kelas atau kelulusan peserta didik di jenjang
100
Prinsip Pembelajaran

Prinsip pembelajaran terdiri dari poin-poin sebagai berikut.

1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat


pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran
menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas peserta didik
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik
secara holistik; (guru menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi dan
untuk membantu peserta didik mengembangkan kompetensinya, melalui model
pembelajaran berbasis projek (PjBL), Tefa, Kewirausahaan, kelas industri, dan PKL.
4. Perencanaan pembelajaran juga memperhatikan konteks, lingkungan dan budaya peserta
didik, serta melibatkan orang tua dan dunia kerja sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

CP sebagai kompetensi yang ditargetkan untuk dicapai dalam pembelajaran perlu dijabarkan
menjadi TP, ATP, dan KKTP. Alur proses penyusunan dan pengembangan perencanaan dan
perangkat pembelajaran dikembangkan dengan tahapan kegiatan seperti terlihat pada gambar
berikut ini.

Gambar 4.1 Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran


Sumber: Dokumen pribadi
sebagai berikut.

1. Observasi asesmen peserta didik dilakukan secara berkesinambungan


melalui pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi
dapat difokuskan untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi
dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.
2. Kinerja asesmen menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks
sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa
praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.
3. Projek kegiatan asesmen terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.
4. Tes tertulis dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik.
Tes tertulis dapat berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-
bentuk tes tertulis lainnya.
5. Tes lisan dilakukan dengan memberikan soal/pertanyaan yang menuntut
peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal
ketika pembelajaran.
6. Penugasan pemberian tugas kepada peserta didik dilakukan untuk
mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau
meningkatkan pengetahuan.
7. Portofolio kumpulan dokumen hasil asesmen, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.

F. Model Jenis Asesmen yang Dilaksanakan di SMK

Ada tiga model jenis asesmen yang dapat diterapkan di SMK sebagaimana
diuraikan di bawah ini.

1. Ujian Unit Kompetensi

Ujian unit kompetensi ini merupakan asesmen terhadap pencapaian satu


atau beberapa unit kompetensi untuk mencapai kemampuan
102
melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik. Model asesmen ini dapat
menggunakan beberapa unit kompetensi yang membentuk 1 skema
sertifikasi dan dapat dilaksanakan setiap tahun atau semester oleh satuan
pendidikan terakreditasi. Salah satu manfaat dari model asesmen ini
adalah bahwa guru terdorong untuk melaksanakan pembelajaran tuntas
(mastery learning) pada materi kejuruan. Pembelajaran tuntas dalam hal
ini pembelajaran yang menekankan pada pemenuhan indikator pada setiap
unit atau elemen kompetensi sesuai dengan SKKNI.

Adapun ujian unit kompetensi ini dapat berupa observasi, demonstrasi, tes
lisan, tes tulis, dan/atau portofolio. Hasil dari ujian unit kompetensi adalah
predikat capaian kompetensi sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara
yaitu kompeten atau belum kompeten, sertifikat keahlian, dan/atau skill
passport sebagai bukti hasil asesmen.

2. Asesmen PKL

Asesmen PKL merupakan asesmen/pengukuran terhadap capaian


pembelajaran selama melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, meliputi
substansi kompetensi ataupun budaya kerja. Asesmen ini dilakukan oleh
pembimbing/instruktur dari dunia kerja dan/atau bersama dengan guru
pendamping.

Hasil asesmen disampaikan pada rapor dengan mencantumkan


keterangan industri tentang kinerja secara keseluruhan berdasarkan jurnal
PKL, sertifikat, atau surat keterangan praktik kerja lapangan dari dunia
kerja. Adapun salah satu manfaat penggunaan asesmen ini adalah dapat
mendorong peserta didik berkinerja baik saat melakukan pembelajaran di
dunia kerja serta memberikan kebanggaan pada peserta didik.

3. Uji Kompetensi Kejuruan

Uji kompetensi kejuruan adalah asesmen terhadap pencapaian kualifikasi


level 2 atau level 3 pada KKNI yang dilaksanakan di akhir masa studi oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP 1/LSP 2/LSP 3), Panitia Teknis Uji
Kompetensi (PTUK), atau satuan pendidikan yang terakreditasi bersama

103
dengan dunia kerja.

Asesmen ini dapat memperhitungkan paspor keterampilan (skills passport)


yang diperoleh pada tahap pembelajaran sebelumnya. Bentuk asesmen uji
kompetensi kejuruan dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes
tulis, dan/atau portofolio sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh
dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK. Hasil dari uji kompetensi adalah predikat
capaian kompetensi sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara dan
sertifikat keahlian untuk menghadapi dunia kerja.

G. Rencana Asesmen

Asesmen dilakukan untuk mengumpulkan bukti ataupun dasar pertimbangan


tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen terdiri atas asesmen formatif
dan asesmen sumatif. Maka dari itu, guru dianjurkan untuk melakukan asesmen-
asesmen tersebut. Lebih lanjut mengenai kedua jenis asesmen ini sebagaimana
diuraikan di bawah ini.

Asesmen Formatif

Asesmen formatif adalah asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi


atau umpan balik bagi guru dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
Asesmen formatif ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemampuan awal peserta
didik, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan
informasi perkembangan peserta didik.

Adapun manfaat asesmen formatif dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagi peserta didik, asesmen formatif berguna untuk berefleksi dengan


memonitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta
langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk terus meningkatkan
capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
2. Bagi guru, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi
pembelajaran yang digunakannya serta untuk meningkatkan efektivitasnya
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga
memberikan informasi tentang kebutuhan belajar individu peserta didik
104
yang diajarnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang asesmen formatif antara lain
sebagai berikut.

1. Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake).


2. Asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak
seharusnya digunakan untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan
kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting lainnya.
3. Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau
instrumen. Suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif
apabila tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar.
4. Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran
yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran
menjadi suatu kesatuan.
5. Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana sehingga
umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
6. Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan
informasi kepada guru tentang kesiapan belajar peserta didik. Berdasarkan
asesmen ini guru perlu menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan
pembelajarannya dan/atau membuat diferensiasi pembelajaran agar
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
7. Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang
kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik dan
mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas performa yang diberi
umpan balik. Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah
angka.

Berikut ini adalah contoh-contoh pelaksanaan asesmen formatif.

1. Guru memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan pertanyaan


berkaitan dengan konsep atau topik yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan meminta peserta
didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru mereka pelajari, 2

105
hal yang ingin mereka pelajari lebih mendalam dan 1 hal yang mereka
belum pahami.
3. Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan hasil
percobaan kemudian guru memberikan umpan balik terhadap pemahaman
peserta didik.
4. Guru memberikan pertanyaan tertulis kemudian setelah selesai menjawab
pertanyaan, peserta didik diberikan kunci jawabannya sebagai acuan
melakukan asesmen diri.
5. Asesmen diri atau asesmen antarteman dapat dilakukan dengan
pemberian umpan balik antarteman maupun dengan melakukan refleksi.
Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk menjelaskan refleksinya
secara lisan atau tulisan.

Di bawah ini adalah contoh model perancangan asesmen formatif pada tujuan
pembelajaran menerapkan teknik pemupukan pada tanaman sayuran.

Elemen kompetensi : Pemupukan tanaman

Tujuan pembelajaran : Menerapkan teknik pemupukan tanaman sayuran

Rumusan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran:

Gambar 3.1. Rumusan KKTP Mata Pelajaran Teknik Pemupukan pada

106
Tanaman Sayuran

Sumber: Dokumen Pribadi

Menentukan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran dikembangkan saat guru


merencanakan asesmen yang dilakukan saat guru menyusun perencanaan
pembelajaran baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun
modul ajar. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam
memilih/membuat instrumen asesmen. Kriteria ini merupakan penjelasan
(deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/didemonstrasikan
peserta didik sebagai bukti bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran.

Kurikulum SMK dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi, dengan


prinsip belajar tuntas (mastery learning) sehingga keberhasilan belajar peserta
didik adalah terpenuhinya semua indikator pencapaian kompetensi dengan
mengacu pada lima dimensi kompetensi sebagaimana yang digambarkan pada
bagan di bawah ini.

Gambar 3.2 Lima Dimensi Kompetensi

Sumber: Dokumen pribadi

Dari gambar di atas, dapat kita lihat ada lima dimensi kompetensi, yaitu:

1. kemampuan melakukan pekerjaan rutin (task skill),


107
2. kemampuan merencanakan pekerjaan (task management skill),
3. kemampuan memecahkan permasalahan yang timbul dalam melakukan
pekerjaan (contingency management skill),
4. kemampuan mengelola lingkungan kerja menjaga kelestarian lingkungan
kerja (job role management skill), dan
5. kemampuan menggunakan teknologi baru dalam melaksanakan
pekerjaannya (transfer skill).

Adapun beberapa hal yang perlu dicatat terkait lima dimensi kompetensi di atas
adalah bahwa lima dimensi kompetensi tersebut harus terakomodasi dalam butir
soal yang akan disusun untuk mengembangkan perangkat asesmen. Selain itu
prinsip-prinsip pengembangan perangkat asesmen sebagaimana telah Anda
pelajari pada topik I tentang pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta
didik pada materi prinsip penyusunan soal, selalu menjadi referensi di dalam
menyusun perangkat soal.

Tabel 3.1 Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran pada TP dalam


Menerapkan Teknik Pemupukan Tanaman Sayur

Kegiatan KKCP Indikator Kondisi


Capaian
Pemilihan Jenis pupuk dipilih Jenis pupuk yang dipilih: Ya Tidak
pupuk berdasarkan 1) organik
kandungan nutrisi dan 2) anorganik pupuk
kebutuhan
majemuk (NPK)
pertumbuhan tanaman
Menghitung Kebutuhan pupuk 1) Mengidentifikasi
kebutuhan dihitung berdasarkan kesuburan tanah
pupuk prinsip hukum 2) Menentukan biomassa
kesuburan tanah dan tanaman cabai yang
kebutuhan biomassa akan dihasilkan
tanaman cabai persatuan luas
3) Kebutuhan pupuk
dihitung berdasarkan
gap (kesenjangan)
antara kesuburan tanah
dan biomassa tanaman
cabai yang akan
dihasilkan

108
Kegiatan KKCP Indikator Kondisi
Capaian
Menentukan Kebutuhan komposisi Misal kebutuhan pupuk 4.000
komposisi menggunakan prinsip dan K 15%, maka
pupuk keseimbangan 1) Kebutuhan Urea
(60/100) x 4.000 =
2.400 kg
2) Kebutuhan TSP
(25/100) x 4.000 = 1.000
kg
3) Kebutuhan K
(15/100) x 4.000 = 600 kg
Menentukan Waktu pemupukan Waktu pemupukan
waktu ditentukan berdasarkan 1) Masa pertumbuhan
pemupukan fase pertumbuhan vegetatif
tanaman 2) Masa generatif
Melakukan Pemupukan dilakukan 1) Sistem pemupukan yang
pemupukan sesuai teknik digunakan adalah
pemupukan yang sistem Tugal;
digunakan 2) Lubang pupuk dibuat 15
cm dari pangkal
tanaman;
3) Kedalaman 10 cm;
4) Diameter lubang 3 cm;
5) Jumlah pupuk yang
diberikan per pohon
satu sendok makan;
6) Peletakan pupuk ke
lubang pupuk tidak
menyentuh batang/daun
cabai;
7) Pupuk tidak ada yang
tercecer di luar lubang
pupuk;
8) Pupuk ditutup tanah
sampai rapat/tidak
nampak lagi

Jenis Asesmen Formatif


Asesmen formatif terdiri atas dua jenis yaitu asesmen formatif awal (diagnostik)
dan asesmen formatif dalam proses pembelajaran.

1. Asesmen formatif awal

Asesmen awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal


peserta didik terhadap kemampuan prasyarat (jenis-jenis pupuk, sifat dan
kandungan unsur hara) pada elemen penerapan teknik pemupukan
109
tanaman sayuran

Topik I tentang pemetaan kemampuan awal peserta didik telah diuraikan


prinsip dan contoh pengembangan perangkat asesmen awal. Dalam topik
ini diingatkan kembali dengan contoh model perangkat asesmen.

Lengkapilah pernyataan pada mindmap di bawah ini tentang fakta-fakta


atribut pupuk organik dan pupuk anorganik.

Gambar 3.3. Mind Map Fakta-Fakta Atribut Pupuk Organik dan Pupuk
Anorganik

Sumber: Dokumen pribadi

Adapun rubrik asesmen formatif awal dapat dipelajari dari tabel di bawah
ini.

Tabel 3.2 Rubrik asesmen awal


Jenis Pupuk Atribut Pupuk
Indikator
Anorganik Nama Atribut
Sumber Unsur Hara N Urea Bentuk Butiran
Warna Putih
Kandungan unsur hara Nitrogen
Sifat Keasaman Netral
Kelarutan dalam air Cepat
Sumber Unsur Hara P TSP Bentuk Butiran
110
Jenis Pupuk Atribut Pupuk
Indikator
Anorganik Nama Atribut
Warna Abu-abu
Kandungan unsur hara Phospat
Sifat Keasaman Netral
Kelarutan dalam air Lama
Jenis Pupuk Organik Pupuk Bentuk Granular/pelet
Kandang
Warna Abu-abu
Kandungan unsur hara Lengkap
Sifat Keasaman Netral
Kelarutan dalam air Sedang

Untuk pemetaan kemampuan awal peserta didik berdasarkan hasil


asesmen kemampuan awal, Anda dapat menggunakan contoh pemetaan
pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3 Pemetaan Kemampuan Awal Peserta Didik Berdasarkan


Hasil Asesmen Kemampuan Awal

Nama Kemampuan Mengidentifikasi Capaian


Peserta Jenis Pupuk Sumber Unsur
Didik Bentuk Ya Tidak
Anorganik Hara N
Agus Jenis Pupuk Sumber Unsur Warna v
Organik Hara P Kandungan unsur hara v
Sifat Keasaman x
Kelarutan dalam air v
Bentuk v
Warna v
Kandungan unsur hara v
Sifat Keasaman x
Kelarutan dalam air v
Bentuk v
Warna v
Kandungan unsur hara v
Sifat Keasaman x
Kelarutan dalam air v
Bobi Jenis Pupuk Sumber Unsur Warna v
Organik Hara P Kandungan unsur hara v
Sifat Keasaman x

111
Kelarutan dalam air v
Bentuk v
Warna v
Kandungan unsur hara v
Sifat Keasaman x
Kelarutan dalam air v
Bentuk v
Warna v
Kandungan unsur hara v
Sifat Keasaman x
Kelarutan dalam air v
Dan seterusnya untuk peserta didik selanjutnya

Selanjutnya hasil pemetaan kemampuan awal peserta didik berdasarkan


asesmen formatif awal dapat disajikan sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 3.4 Hasil Pemetaan Kemampuan Awal Peserta Didik Berdasarkan


Hasil Asesmen Kemampuan Awal

Jenis
Nama Materi
Pupuk Anorganik Pupuk Anorganik Pupuk
Sumber N Sumber P Organik
(a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (d) (e)
Agus v v v x v v v v x v v v x v
Bobi v v v x v v v v x v v v x v
Centia v v v x v v v v x v v v x v
Dewi v v v x v v v v x v v v x v
Endah v v v x v v v v x v v v x v
Keterangan tabel:
(a) Bentuk
(b) Warna
(c) Unsur hara
(d) Sifat pH
(e) Kelarutan dalam air

Hasil pemetaan seperti di atas, artinya bahwa seluruh peserta didik masih
belum memahami tentang sifat pupuk. Informasi ini memberi isyarat bahwa
sebelum pembelajaran menerapkan teknik pemupukan, guru perlu memberikan
pemahaman tentang materi sifat-sifat pupuk.
112
2. Asesmen formatif dalam proses pembelajaran
Dalam konteks contoh penerapan terkait materi teknik pemupukan tanaman
sayuran, asesmen formatif dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan
peserta didik dalam mempelajari elemen penerapan pada materi teknik
pemupukan tanaman sayuran. Terkait rumusan soal formatif elemen penerapan
teknik pemupukan tanaman sayuran pada KKTP, jenis pupuk dipilih
berdasarkan kandungan nutrisi dan kebutuhan pertumbuhan tanaman. Contoh:

Kemampuan mengingat konsep

a. Apa fungsi unsur N pada pupuk dalam pertumbuhan tanaman?


b. Apa fungsi unsur K pada pupuk dalam pertumbuhan tanaman?
c. Apa fungsi unsur P pada pupuk dalam pertumbuhan tanaman?

Kunci jawaban

N. Untuk pembentukan protein dalam tanaman


K. Katalisator pembentukan gula, sehingga fotosintesis dapat optimal
P. Untuk meningkatkan pembentukan hormon

Soal-soal asesmen formatif ini seyogyanya mengukur lima dimensi kompetensi


pada TP dan KKTP Elemen CP yang sedang dipelajari. Apabila hasil asesmen
formatif masih ada peserta didik yang belum bisa menjawab dengan benar, maka
guru perlu melakukan pendampingan terhadap peserta didik tersebut sampai
berkompeten terhadap materi fungsi pupuk dalam pertumbuhan tanaman.

Asesmen Sumatif

Asesmen atau asesmen sumatif bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan


pembelajaran peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau
kelulusan dari satuan pendidikan. Asesmen pencapaian hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil asesmen sumatif berbentuk
laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat
ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

113
Adapun fungsi asesmen sumatif adalah

1. alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu
atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;
2. mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria
capaian yang telah ditetapkan; dan
3. menentukan kelanjutan proses belajar peserta didik di kelas atau jenjang
berikutnya.

Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada


akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran).
Asesmen ini dilakukan pada akhir semester dan pada akhir fase. Adapun khusus
asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika guru merasa
masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik, maka dapat melakukan asesmen pada
akhir semester. Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asesmen yang
diperoleh selama satu semester telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan
asesmen pada akhir semester.

Pengembangan instrumen asesmen sumatif

Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, guru dapat menggunakan
teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat
menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan
projek, dan membuat portofolio). Merencanakan asesmen apabila guru
menggunakan modul ajar yang disediakan, maka ia tidak perlu membuat
perencanaan asesmen (karena dalam modul ajar sudah disediakan rencana
asesmennya).

Dalam perencanaan asesmen sumatif, rencana asesmen dimulai dengan (1)


perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini berkaitan erat dengan tujuan
pembelajaran. Setelah tujuan dirumuskan, (2) guru memilih dan/atau
mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/mengembangkan instrumen


antara lain karakteristik peserta didik, kesesuaian asesmen dengan

114
rencana/tujuan pembelajaran, dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan
instrumen untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik dan guru.

Asesmen sumatif dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi peserta didik pada


elemen (penerapan teknik pemupukan tanaman sayuran). Perangkat yang
disiapkan untuk melaksanakan asesmen sumatif meliputi:

1. menyusun kisi-kisi soal,


2. merumuskan soal sumatif,
3. membuat kunci jawaban, serta
4. membuat lembar observasi

Sebagaimana ketika mengembangkan jenis tes yang lain, maka sebelum menulis
butir soal harus disusun terlebih dahulu kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut setidaknya
memuat 1) elemen kompetensi beserta indikator, 2) materi pokok yang terkait, 3)
bentuk dan jumlah soal, dan 4) indikator soal. Sebagaimana sudah kita pelajari
pada topik I tentang pemetaan kemampuan awal peserta didik.

Tabel 3.5a Contoh Kisi-Kisi Soal

Kurikulum : Merdeka Belajar


Program Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kelas : 10 Fase E
Elemen Kompetensi : Pemupukan Tanaman Sayuran
Jumlah Soal : -
Bentuk Soal : Uraian Jawaban Singkat

Elemen No
No KKCP Materi Indikator soal Level
Kompetensi Soal
1 Memupuk Jenis pupuk dipilih Pertumbuhan Disediakan data 3 2
Tanaman berdasarkan tanaman dan jenis tanaman
kandungan nutrisi Kebutuhan dan masa
dan kebutuhan nutrisi pertumbuhannya
pertumbuhan serta jenis
tanaman pupuk, peserta
didik dapat
memilih jenis
pupuk untuk
pemupukan

115
Elemen No
No KKCP Materi Indikator soal Level
Kompetensi Soal
tanaman.

Kebutuhan pupuk Kebutuhan Disediakan data 3 2


dihitung pupuk kesuburan tanah
berdasarkan berdasarkan dan biomassa
dengan prinsip biomassa tanaman yang
hukum kesuburan tanaman yang akan dihasilkan,
tanah dan akan peserta didik
kebutuhan dihasilkan dapat menghitung
biomassa tanaman kebutuhan pupuk
cabai
Kebutuhan Hukum Disediakan data 3 4
komposisi pupuk Liebig dalam kandungan
dihitung pemupukan unsur hara tanah
menggunakan tanaman dan kandungan
prinsip hukum nutrisi tanaman,
Leibig (keseimba peserta didik
ngan) dapat
menghitung
kebutuhan
komposisi
pupuk.
Waktu pemupukan Disediakan data 3 2
ditentukan tanaman dan
berdasarkan fase fase
pertumbuhan pertumbuhan
tanaman nya, peserta
didik dapat
menentukan
waktu
pemupukan dan
jenis
pupuknya
Pemupukan Disediakan data 3 1
dilakukan sesuai jenis tanaman
dengan teknik dan teknik
pemupukan yang pemupukan,
digunakan peserta
didik
dapat melakukan

116
Elemen No
No KKCP Materi Indikator soal Level
Kompetensi Soal
pemupukan
tanaman

Kemudian dibuat rumusan soal sumatif. Sebagai contoh rumusan soal sumatif
pada elemen penerapan teknik pemupukan tanaman sayuran pada KKTP, dapat
dipelajari pada contoh soal berikut.

Poin KKCP: jenis pupuk dipilih berdasarkan kandungan nutrisi dan kebutuhan
pertumbuhan tanaman.
Contoh rumusan soal:

1. Jika kita akan melakukan pemupukan pada lahan budidaya tanaman


kangkung, bayam, dan kubis saat pertumbuhan tanaman ada di masa
vegetatif, jenis pupuk anorganik yang paling efisien dan efektif adalah
a. TSP
b. Urea
c. KnO3
d. NPK
Jelaskan alasannya…………….

2. Jika kita akan melakukan pemupukan pada lahan budidaya tanaman tomat
dan cabai saat pertumbuhan tanaman ada di masa vegetatif, jenis pupuk
anorganik yang paling efisien dan efektif adalah
a. TSP
b. Urea
c. KnO3
d. NPK
Jelaskan alasannya…………….

Kunci jawaban:

Jawaban no. 1: b. Urea


Alasannya: Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam
pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi
utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino.

117
Jawaban no. 2: d. NPK
Alasannya: Manfaat pupuk NPK secara umum adalah membantu pertumbuhan
tanaman agar berkembang secara maksimal. Setiap unsur hara dalam pupuk NPK
memiliki peran yang berbeda dalam membantu pertumbuhan tanaman. Ketiganya
merupakan unsur hara makro primer karena paling banyak dibutuhkan oleh
tanaman.

Tabel 3.5b Lembar Observasi Pemilihan Pupuk untuk Pemupukan


Tanaman Cabai
Elemen/ Pekerjaan/ Kondisi
Indikator Keberhasilan
Kompetensi Kegiatan Capaian
Menerapkan Memilih jenis pupuk Jenis pupuk yang dipilih Ya Tidak
teknik 1) Organik
pemupukan 2) Anorganik pupuk majemuk
pada (NPK)
tanaman Melakukan 1) Sistem pemupukan yang
sayur pemupukan digunakan adalah sistem tugal
2) Lubang pupuk dibuat 15 cm dari
pangkal tanaman
3) Kedalaman 10 cm
4) Diameter lubang 3 cm
5) Jumlah pupuk yang diberikan
per pohon satu sendok makan
6) Peletakan pupuk ke lubang
pupuk tidak menyentuh
batang/daun cabai
7) Pupuk tidak ada yang tercecer
di luar lubang pupuk
8) Pupuk ditutup tanah sampai
rapat/tidak nampak lagi

118
Tabel 3.5c Lembar Observasi Penilaian Sikap Dalam Pemupukan Tanaman
Cabai
Aspek yang Kondisi Pencapaian
No Objek yang Dinilai
Dinilai SS SR KD JR TDP
1 Keselamatan Pelaksanaan K3
kerja a. Keselamatan peralatan kerja
pemupukan
b. Keselamatan kerja terhadap
diri sendiri:
- menggunakan sepatu bot,
- menggunakan pakaian
kerja wearpack,
- menggunakan masker.
2 Menyiapkan Alat pemupukan dipersiapkan
alat dan sesuai jenis dan fungsinya
bahan alat a. Alat (kesesuaian dan
dan bahan keberfungsian)
1) Tempat pupuk
2) Timbangan
3) Tugal
b. Bahan
1) Jenis pupuk (kesesuaian
jenis)
2) Jumlah pupuk
(ketelitian/presisi dalam
ukuran)
3 Kesesuaian Kesesuaian terhadap prosedur
atau ketaatan kerja sesuai instruksi kerja atau
terhadap SOP pemupukan tanaman yang
prosedur kerja ditetapkan
4 Penyelesaian a. Penyimpanan dan perawatan
kegiatan peralatan pemupukan)
b. Penyimpanan dan perawatan
bahan (pupuk)

5 Sikap dalam a. Kreatif dalam melaksanakan


melaksanakan pemupukan tanaman
tugas b. Inovatif dalam melaksanakan
melakukan pemupukan tanaman
pemupukan c. Ketelitian dalam melakukan
tanaman pemupukan tanaman
d. Disiplin dalam melaksanakan
pemupukan tanaman
e. Tanggung jawab, terhadap
pelaksanaan pemupukan
tanaman
Catatan:
SS : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
JR : Jarang
TDP : Tidak Pernah

119
Asesmen formatif dan asesmen sumatif seperti contoh di atas merupakan
asesmen pada tingkat pengukuran output hasil belajar. Menurut Jack J. Philips
Ron Drew Stone dalam bukunya How to Measure Training Results yang
merupakan modifikasi dari model pengukuran yang dilakukan oleh Kirkpatrick,
bahwa pengukuran dan evaluasi hasil training diukur dengan enam level
pengukuran.

1. Level 1. Reaksi/kepuasan dan rencana tindak lanjut

Data yang dikumpulkan tentang kesesuaian program training, kompetensi


instruktur dan bagaimana melaksanakan program (delivery). Level ini
dilakukan untuk mengukur kepuasan peserta dalam mengikuti proses
pembelajaran.

2. Level 2. Pembelajaran

Data yang dikumpulkan fokus pada kemampuan peserta. Pengukuran


dilakukan terhadap sikap, prinsip, pemahaman, fakta, prosedur, teknik,
atau keterampilan hasil pembelajaran. Level ini dilakukan pengukurannya
pada asesmen formatif dan sumatif.

3. Level 3. Implementasi hasil training

Data yang dikumpulkan fokus pada mekanisme dan pengaturan kerja di


tempat kerja. Dimensi yang diukur adalah Perubahan perilaku di tempat
kerja (penerapan pengetahuan, keterampilan. Pengukuran dilakukan
setelah peserta menerapkan ditempat kerja 1 tahun), yang diukur tentang
frekuensi penerapan hasil training dan efektifitasnya di dalam pekerjaan.

4. Level 4. Dampak hasil training terhadap bisnis di tempat kerja

Data yang dikumpulkan adalah outcome terhadap organisasi tempat kerja,


yaitu terhadap peningkatan performansi organisasi.

5. Level 5. Pengukuran terhadap return on investment (ROI)

Data yang dikumpulkan fokus pada dampak training terhadap keuntungan


di bidang keuangan organisasi. Pengukurannya adalah membandingkan
120
biaya training yang dikeluarkan dengan peningkatan keuntungan, dapat
menggunakan ROI atau rasio antara biaya training dengan keuntungan
(%).

6. Level 6. Keuntungan di luar aspek finansial

Keuntungan yang memiliki efek positif pada organisasi, tetapi tidak secara
langsung mempengaruhi profit organisasi. Data yang dikumpulkan bukan
yang berkaitan dengan keuangan, tetapi berupa peningkatan nilai tambah
(added value) hasil training di luar yang diukur dengan uang. Secara umum
data yang ukur adalah tentang:

a. Peningkatan kepuasan pelanggan


b. Peningkatan kepuasan pegawai
c. Jaminan konsumen tetap menggunakan produk perusahaan
d. Peningkatan kecepatan waktu merespon pelanggan
e. Meningkatkan komitmen organisasi
f. Meningkatnya kerjasama tim dalam bekerja (team work)
g. Meningkatnya layanan terhadap pelanggan
h. Menurunnya konflik di tempat kerja
i. Menurunnya tingkat stres pegawai

Aspek-aspek tersebut di atas sangat relevan dengan model-model pengelolaan


pembelajaran yang sedang diterapkan di SMK saat ini yaitu PjBL, Tefa, Kelas
Industri, Kelas Kewirausahaan, dan PKL. Selain itu hal harus menjadi perhatian
dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan instructional effect dan
nurturant effect yaitu asesmen/asesmen hasil belajar peserta didik pada
pengelolaan model pembelajaran berbasis projek.

Misal sebagaimana disebutkan dalam definisi pembelajaran mata pelajaran PKK


adalah merupakan implementasi kompetensi yang dimiliki peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan produksi. Ruang lingkup kegiatan produksi meliputi 1)
perencanaan produksi/proposal, 2) persiapan alat dan bahan, 3) proses produksi,
4) kesesuaian produk, 5) penanganan pascaproduksi, 6) pengiriman/delivery, 7)
membuat laporan pelaksanaan produksi, dan 8) presentasi hasil. Pendekatan
asesmen pada pembelajaran PjBL mengacu pada standar kerja dan standar
121
produk/layanan jasa yang ditetapkan dunia kerja.

Tabel 3.6 Asesmen Hasil Belajar Peserta Didik

Aspek yang Teknik


No Objek yang Dinilai Instrumen
Dinilai Asesmen
1 Aspek Keterampilan peserta didik Observasi Lembar
psikomotorik dalam melaksanakan pekerjaan observasi
menghasilkan produk/jasa.
2 Sikap ● kreatif, Rating scale ● Lembar
● inovatif, self observasi
● ketelitian, assessment ● Lembar
● disiplin, Observasi asesmen
● tanggung jawab, dll diri

3 Pengetahuan Aspek pengetahuan ● Tes tertulis Lembar


(knowledge) memperhatikan jenis materi dan ● Wawancara soal
dimensi kompetensi ● Lisan
a. Jenis materi mencakup:
(1) fakta,
(2) konsep,
(3) prinsip,
(4) prosedur.
b. Dimensi proses kognitifnya
(1) mengingat,
(2) menggunakan,
(3) mengembangkan
(Merril).
c. Dimensi kompetensi
mencakup
(1) Task skill
(2) Task management skill
(3) Contingency
management skill
(4) Job role environment
management skill
(5) Transfer skill

4 Produk Spesifikasi persyaratan produk Observasi Lembar


observasi

122
Tabel 3.7. Lembar Asesmen Kegiatan Produksi Benih Sayuran

Kondisi
Kegiatan Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
Persemaian a. Benih yang digunakan dari jenis benih sumber.
b. Tempat persemaian menggunakan atap plastik dan
menghadap ke timur.
c. Media persemaian berupa campuran pupuk
kandang yang telah matang dan tanah dengan
perbandingan 1 : 1.
d. Sebelum disemai, benih cabai direndam dahulu
dengan fungisida dengan konsentrasi 0,1% selama
1 jam atau dengan air panas + 50o C selama + 1
malam.
e. Benih disemai dengan cara disebar secara merata
pada media yang sudah diratakan, kemudian ditutup
dengan tanah halus dengan ketebalan + 0,5 cm.
f. Setelah benih berkecambah, penutup persemaian
dibuka.
g. Setelah kecambah berumur 6-7 hari, bibit
dipindahkan ke bumbungan/pot-pot kecil yang
terbuat dari plastik atau daun pisang.
h. Bibit dipindahkan ke lapang setelah berumur 7-8
minggu
setelah semai atau setelah bibit mempunyai 4-5 helai
daun.
Penanaman a. Pengolahan dan pembersihan lahan
b. Lahan dicangkul sedalam 30 cm sampai gembur,
kemudian tanah diratakan dan dibersihkan dari gulma
dan sisa-sisa tanaman.
c. Pembuatan guludan di lahan darat (Sumarni, 1996).
d. Pada lahan kering/tegalan:
- lahan dicangkul sampai gembur,
- dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30
cm, dan jarak antarbedeng 50 cm,
- dibuat lubang tanam dengan jarak tanam (50-60
cm) x (40 x 50 cm),
- kemudian pada tiap bedengan akan terdapat 2
baris tanaman.
Pemupukan a. Pupuk dasar yang terdiri atas pupuk kandang (20-30
ton/ ha) dan TSP (100-150 kg/ha) diberikan
seminggu sebelum tanam.
b. Pupuk susulan terdiri atas Urea (100-150 kg/ha), ZA
(300- 400 kg/ha), dan KCl (150-200 kg/ha) diberikan
pada umur 3,6 dan 9 minggu setelah tanam, masing-
masing sepertiga dosis (Hilman dan Suwandi,1992 ;
Nurtika dan Hilman, 1991).
123
Kondisi
Kegiatan Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
Pengairan Kelembaban tanah harus dipertahankan 60-80% kapasitas
lapang (Kusandriani dkk. 1996).
Pengendalian Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual yaitu
gulma dengan
cara penyiangan atau dengan penyemprotan herbisida.
Pengendalian a. Tanaman bebas dari serangan hama dan penyakit
hama b. Pengendalian secara kuratif menggunakan pestisida
Panen Dipanen 60-80 hari setelah tanam dengan interval 3-7 hari.
Buah cabai berwarna merah penuh
Prosesing Benih bersih dari sisa buah cabai
Benih
Gudang a. Kadar air benih konstan yaitu lebih kurang 7%.
Penyimp b. Penyimpanan jangka menengah (medium) benih
ditempatkan di cold storage dengan kelembaban 15-
50% (Engle 1996).
Produk Benih Benih cabai dinilai Warna biji:
berdasarkan morfologi a : kuning
benih b : coklat/hitam
c : warna lain
Genetik benih Warna hipokotil
a. Pada fase pertumbuhan
vegetatif (30-40 hari setelah
tanam) dilakukan
pengamatan terhadap sifat
tipe percabangan, tinggi
tanaman, dan bentuk daun.
b. Pada fase berbunga (45-
60 hari setelah tanam),
dilakukan pengamatan
terhadap warna bunga,
kedudukan bunga, jumlah
bunga per ruas, dan umur
berbunga.
c. Pada fase berbuah (70-90
hari setelah tanam),
dilakukan pengamatan
terhadap warna buah
muda dan warna buah
matang,

124
Kondisi
Kegiatan Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
kedudukan buah, sifat
pembuahan (tunggal atau
majemuk), dan bentuk
buah.
d. Untuk menjaga mutu
benih, maka setelah
panen dilakukan juga
seleksi dengan
membuang buah yang
bentuknya tidak normal,
berukuran kecil, dan buah
yang sakit atau busuk
karena serangan hama
atau penyakit.
Benih sebar Kadar air (maks)% 10.0
Benih murni (min)% 97.0
Kotoran benih (maks)% 2.0
Daya tumbuh (min) 80
Antraknosa (maks) % 0.1
Virus TMV & AMV (Mak 0.1
Sumber : BPSBTPH, Jabar (2003)

125
LEMBAR KERJA (LK) 3: Eksperimen pembuatan perangkat asesmen sumatif
peserta didik dalam satu kelas (UPLOAD di link aplikasi LMS)

Lakukan eksperimen pembuatan perangkat asesmen sumatif pada satu tujuan


pembelajaran untuk menilai kompetensi hasil belajar peserta didik. Kriteria
perangkat asesmen harus memenuhi kaidah penyusunan soal yaitu sebagai
berikut.

1. Menyusun TP dan KKTP (bila akan menggunakan TP dan KKTP sendiri


berdasarkan CP);

2. Menyusun kisi-kisi soal dari TP dan KKTP yang sudah Anda susun;

3. Merumuskan butir soal sesuai kisi-kisi yang telah Anda susun. Butir soal
terdiri dari:

a. kondisi soal,
b. stem soal,
c. jenis materi sesuai dengan TP dan KKTP,
d. jumlah soal dalam perangkat asesmen disesuaikan dengan kisi-kisi,
dan
e. menyusun kunci jawaban setiap butir soal.

*Rubrik asesmen dapat dilihat di lampiran 5

Posting 6 di LMS
Menjawab pertanyaan setelah mempelajari pengembangan perangkat
asesmen

Setelah mempelajari pengembangan perangkat asesmen, jawablah pertanyaan-


pertanyaan berikut ini.

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian?


2. Bagaimana penerapan asesmen dalam perencanaan dan proses
pembelajaran?
3. Mengapa mahasiswa perlu mempelajari konsep asesmen?

126
Ruang Kolaborasi

Uraian Tugas

Setelah mempelajari konsep asesmen, silakan bekerja dalam kelompok yang


terdiri dari 5 orang untuk menyelesaikan tugas berikut.

Kasus

a. Sebagaimana diuraikan di atas bahwa kurikulum merdeka salah


satunya memuat tentang, CP, elemen dan deskripsi, yang
selanjutnya akan menjadi rujukan dalam pengembangan asesmen.

b. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, kompetensi peserta didik


dijabarkan dalam lima dimensi kompetensi yaitu sebagai berikut.

1) Kemampuan melakukan pekerjaan rutin (task skill)

2) Kemampuan merencanakan pekerjaan (task management


skill)

3) Kemampuan memecahkan permasalahan yang timbul dalam


melakukan pekerjaan (contingency management skill)

4) Kemampuan mengelola lingkungan kerja dalam rangka


menjaga kelestarian lingkungan kerja (job role management
skill)

5) Kemampuan menggunakan teknologi baru dalam


melaksanakan pekerjaannya (transfer skill)

c. Materi pembelajaran pada CP/elemen, menurut taksonomi Bloom,


Merril, dan yang lainnya terdiri dari jenis materi dan level proses
kognitif.

Pertanyaan

Berdasarkan kasus di atas, bagaimana Anda akan mengembangkan perangkat


asesmen, agar dapat memenuhi tuntutan ketiga prinsip di atas. Carilah informasi
127
dan hasilnya diskusikan dengan kelompok lainnya. Menghimpun informasi dan
merumuskan hasilnya 30 menit.

Demonstrasi Kontekstual

Uraian Tugas

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok pada tahapan ruang kolaborasi


tentang merumuskan perangkat asesmen yang memenuhi tiga prinsip yaitu sesuai
TP dan KKTP, lima dimensi kompetensi serta pemenuhan jenis materi dan level
proses kognitif, saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok (dapat
dalam bentuk presentasi secara lisan atau gallery walk/pameran hasil kerja dan
sejenisnya). Waktu presentasi, masing-masing kelompok 15 menit.

Rumusan hasil presentasi kelompok setiap kelompok hasil kerja demonstrasi


kontekstual:

…………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………...

Kriteria Asesmen Kegiatan Presentasi Setiap Kelompok


Kemampuan
Kejelasan dan Kebenaran Bahan Kejelasan
Menjawab
Presentasi Sesuai Kegiatan Kolaborasi Penyampaian
Pertanyaan

Rumusan keterkaitan antara TP,


KKTP, lima dimensi kompetensi, jenis
materi, serta level proses kognitifnya
dalam mengembangkan perangkat
asesmen

128
Elaborasi Pemahaman

Uraian Tugas

Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang konsep asesmen, buatlah


pertanyaan- pertanyaan mengenai konsep yang masih belum dipahami.
Pertanyaan ini akan didiskusikan dengan rekan, dosen atau instruktur tamu.

Lembar Daftar Pertanyaan Elaboratif

……………….......................................................................................
……………….......................................................................................
……………….......................................................................................
……………….......................................................................................
……………….......................................................................................
Dst..

Koneksi Antar Materi

Uraian Tugas

Buatlah koneksi antar materi tentang pengembangan perangkat asesmen dengan


topik pengembangan perencanaan dan perangkat pembelajaran. Koneksi antar
materi ini dapat berupa poster, infografik, mindmap, dan sebagainya.

129
Contoh Koneksi Antarmateri dalam Bentuk Mindmap

Aksi Nyata

INSTRUKSI KERJA (IK) 3

Lembar Observasi Asesmen Kegiatan Praktik (UPLOAD di link aplikasi


LMS)

1. Buatlah satu perangkat asesmen sumatif untuk satu TP yang akan


digunakan dalam proses pembelajaran saat Anda melakukan PPL. CP
dan TP yang Anda pilih untuk dibuatkan perangkat asesmennya,
seyogyanya sesuai dengan spesialisasi Anda dan program keahlian
tempat Anda melakukan PPL. Pengembangan perangkat asesmen
dilakukan dengan:
a. menetapkan TP,
b. menyusun KKTP,
c. menyusun kisi-kisi soal,
d. menyusun butir soal, dan
e. menyusun kunci jawaban.

2. Buatlah lembar observasi untuk melakukan asesmen kegiatan praktik


peserta didik, dari elemen/TP yang dipilih untuk dibuatkan perangkat
asesmennya dari kegiatan nomor 1.
a. pilih KKTP yang menuntut unjuk kerja keterampilan motorik

130
b. buatlah lembar observasi performansi yang memuat:
● kegiatan………
● indikator keberhasilan………….
● kondisi pencapaian…………ya dan tidak

*Rubrik asesmen dapat dilihat di lampiran 6

131
TOPIK IV: PENYUSUNAN RENCANA DAN MODUL
PEMBELAJARAN

Durasi 5 pertemuan (pertemuan ke-9 sampai dengan ke-13)

Capaian Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat:


Pembelajaran
1. menyusun perangkat pembelajaran PjBL
2. menyusun perangkat pembelajaran Tefa
3. menyusun perangkat pembelajaran kelas industri
4. menyusun perangkat pembelajaran kelas
wirausaha
5. menyusun perangkat pembelajaran PKL

Mulai dari Diri

Topik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam


mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran dengan
mempertimbangkan hasil pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta
didik, hasil asesmen formatif dan perangkat asesmen yang sudah dikembangkan.
Materi topik ini memuat tentang pemahaman CP, TP, ATP, KKTP, dan bagaimana
menyusun perencanaan dan perangkat pembelajaran. Sebelum mempelajari topik
ini dan berlatih membuat perencanaan pembelajaran, renungkan dan jawablah
pertanyaan berikut ini.

1. Kasus

a. Sekolah SMK Kreatif, berdasarkan pengakuan peserta didik dan


stakeholders menyampaikan bahwa proses pembelajaran sangat
menyenangkan sehingga peserta didik senang belajar dan berkompeten.

b. Sekolah SMK Normatif, berdasarkan pengakuan peserta didik dan


stakeholders menyampaikan bahwa proses pembelajaran cukup baik, tapi
hasilnya tidak semua peserta didik menikmati dalam proses belajar
mengajar dan hasil pembelajaran kurang optimal.

132
2. Pertanyaan

a. Waktu Anda sekolah di SLTA dulu, menurut Anda hasil pembelajarannya


seperti SMK Kreatif atau seperti SMK Normatif?

b. Faktor dominan apa saja yang menurut Anda bisa menyebabkan seperti
yang Anda rasakan waktu belajar di SLTA dulu?

c. Apa yang Anda usulkan agar suasana belajar seperti yang Anda rasakan
waktu belajar di SLTA dulu menjadi lebih baik?

d. Mengacu dari kondisi yang pernah Anda rasakan waktu belajar di SLTA,
kalau Anda nanti menjadi guru di SMK, bagaimana Anda akan melakukan
pengelolaan pembelajaran agar hasilnya optimal?

Eksplorasi Konsep

Pembelajaran yang dikembangkan dengan memperhatikan kemampuan awal dan


karakteristik peserta didik dan rancangan asesmen dimaksudkan untuk
mendorong guru selalu berpikir bahwa proses pembelajaran dirancang untuk
memberi wahana pengalaman belajar sesuai dengan kondisi peserta didik dan
tujuan pendidikan serta terwujudnya Capaian Pembelajaran (CP). Pendekatan ini
diharapkan mampu mengkondisikan peserta didik belajar penuh motivasi dan
dapat menyelesaikan pembelajaran secara lebih cepat. Pendekatan ini adalah
bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Perencanaan pembelajaran disusun dan dikembangkan dengan melibatkan


seluruh jenis materi dan level proses kognitifnya pada CP di setiap elemen
kompetensi, serta menerapkan pembelajaran model SAVI untuk mengembangkan
kompetensi peserta didik baik yang sifatnya hard skills dengan lima dimensi
kompetensinya (task skill, task management skill, contingency management skill,
job role environmental management skill, transfer skill), maupun soft skillnya
dengan 4C (creative thinking, critical thinking, communication skill dan
collaborative).

133
Pendampingan guru dalam proses pembelajaran dirancang berdasarkan tuntutan
CP dan kemampuan awal peserta didik melalui strategi individual learning dan
pembelajaran berdiferensiasi. Untuk bisa membuat pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik maka asesmen dilaksanakan pada awal pembelajaran, proses
pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal dan karakteristik peserta didik,
sehingga peserta didik dapat memulai pembelajaran sesuai dengan kemampuan
yang mereka miliki. Asesmen formatif pada saat pembelajaran dimaksudkan untuk
mengetahui efektivitas keseluruhan proses belajar sebagai acuan untuk
peningkatan proses pembelajaran. Apabila guru merasa peserta didik telah
mencapai tujuan pembelajaran, maka guru dapat melakukan asesmen sumatif
sebagai bentuk pengakuan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Apabila
hasil asesmen sumatif menunjukan ada peserta didik yang belum
berkompeten/tujuan pembelajaran belum tercapai, guru perlu melakukan
penguatan lebih lanjut. Ketiga tahapan asesmen sebagai sistem dalam
pembelajaran akan selalu dilaksanakan sebagai siklus pembelajaran. Dalam
prosesnya, guru dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun
dengan bantuan kolega guru, kepala satuan pendidikan.

Dalam menyusun perencanaan dan perangkat pembelajaran, guru juga


memperhatikan tantangan kemajuan teknologi dan perubahan tren bisnis yang
menuntut konsekuensi cara pembelajaran dan kompetensi yang dibutuhkan
karena mengalami evolusi (Ratten & Usmanij, 2021). Evolusi ini menyebabkan
dunia kerja menjadi komponen penting dan menjadi tuntutan dan konsekuensi di
pendidikan vokasi. Konsekuensi logis terhadap tuntutan tenaga yang berkompeten
dan profesional. Kemajuan teknologi industri mengajak kita untuk menerapkan
konsep “Bring Industry to School” diartikan membawa pola pikir ke kelas,
profesional, karakter budaya industri ke dalam kelas (Blondin et al, 2021).
Selanjutnya, industri diharapkan untuk “Bring Attitude, Bring Project and Bring Best
Learning” atau membawa projek industri ke dalam kelas (Low, et al., 2021).
Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan proses
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini
dan masa depan.

134
Charles A. Prosser seorang ahli di bidang pendidikan vokasi menyampaikan
prinsip-prinsip pendidikan vokasi sebagai berikut.

a. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana peserta didik


dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
b. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-
tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti
yang ditetapkan di tempat kerja.
c. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan
berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.
d. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu
memiliki minat, pengetahuan dan keterampilan pada tingkat yang paling
tinggi.
e. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau
pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya,
yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.
f. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk
membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-
ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
g. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai
pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan
pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.
h. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dimiliki oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.
i. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
j. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada peserta didik akan tercapai
jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat
nilai).
k. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu
okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.
l. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lain.
m. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika
135
sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan
memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
n. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan
dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat
peserta didik tersebut.
o. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.
p. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi
maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.

A. Penyusunan Rencana dan Perangkat Pembelajaran


Mengacu pada peserta didik sebagai subjek belajar dan tuntutan dunia kerja
sebagaimana, perencanaan pembelajaran desain dalam rangka mengembangkan
potensi peserta didik secara menyeluruh baik hard skill-nya maupun soft skill-nya.
Dalam dunia pendidikan tujuan pembelajaran itu ada yang dikenal dengan
instructional effect (kompetensi hard skill yang akan dicapai dalam pembelajaran)
dan nurturant effect (kemampuan soft skill yang akan dicapai melalui
pengembangan metodologi/pengalaman belajarnya). Perencanaan pembelajaran
menurut panduan pembelajaran dan asesmen yang disusun oleh Badan
Standarisasi Asesmen dan Pembelajaran (BSKAP) meliputi tujuan pembelajaran,
langkah- langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran. Tujuan
pembelajaran disusun dari elemen pada CP dengan mempertimbangkan
kekhasan dan karakteristik satuan pendidikan, pengelolaan model pembelajaran
serta kemampuan awal, dan karakteristik peserta didik. Guru juga harus
memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan
peserta didik.

Penyusunan perencanaan dan perangkat pembelajaran memperhatikan proses


pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang
berkualitas, yaitu pembelajaran yang (1) interaktif, (2) inspiratif, (3)
menyenangkan, (4) menantang, (5) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta
didik.

136
Gambar 4.1 Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran
Sumber: Dokumen pribadi

1. Memahami CP (Elemen dan Deskripsi)

CP merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik


pada setiap fase (SMK meliputi fase E dan fase F). CP menjadi rujukan
dalam merumuskan TP dan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan fase. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan
fase-fase CP dalam perencanaan pembelajaran.

a. Pembelajaran yang fleksibel, ada kalanya proses belajar berjalan


lebih lambat, sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk
mempelajari suatu elemen. Ketika harus “menggeser” waktu untuk
pembelajaran materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, guru
memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.
b. Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase
belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya,
sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan
usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada
di kelas XI, namun belajar materi pelajaran untuk Fase E (yang
seharusnya untuk kelas X) karena ia belum tuntas mempelajarinya.
Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas (mekanisme
kenaikan kelas dan kelulusan).
c. Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif, pada satu
fase dalam kelas yg berbeda (materi yang saling
mempersyaratkan), agar saling terkait dan berkelanjutan. CP
dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar
konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan
Understanding by Design (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins
& Tighe (2005).
Pembelajaran di SMK terdapat beberapa kekhasan. Guru dapat melakukan
analisis CP mata pelajaran kejuruan SMK bersama dengan mitra dunia
kerja yang pendekatannya cenderung pada berbasis kompetensi.

138
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik


dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung
fase peserta didik dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam
satu fase, guru perlu mengembangkan tujuan pembelajaran sesuai dengan
jumlah elemen pada CP dalam satu fase.

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya minimal memuat 2 komponen


utama.

a. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu


ditunjukkan/didemonstrasikan oleh peserta didik berdasarkan
elemen.

b. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu


dipahami pada akhir satu unit pembelajaran, materi dirumuskan
berdasarkan kebutuhan elemen. Pertanyaan panduan yang dapat
digunakan guru misalnya hal apa saja yang perlu peserta didik
pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
Perumusan tujuan pembelajaran dapat menggunakan taksonomi
Bloom yang sudah direvisi. Anderson, Krathwohl, dan Merrill
mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan
berikut ini dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke
yang paling tinggi sebagai berikut. Menurut Tim Pusat Asesmen
Pendidikan (2019, hlm.3) dalam taksonomi Bloom yang direvisi oleh
Krathwohl dan Anderson, dirumuskan 6 level proses berpikir, yaitu:

1) mengingat (remembering), yakni mengingat kembali suatu


fakta atau gagasan;
2) memahami (understanding), yaitu mampu menerjemahkan
suatu konsep, kaidah, atau prinsip;
3) menerapkan (applying), mampu memecahkan suatu
masalah menggunakan metode, konsep, atau
prosedur;
139
4) menganalisis (analyzing), dapat mengenali, menguraikan,
serta mengkritisi suatu struktur, bagian atau hubungan;
5) mengevaluasi (evaluating), mampu menilai hasil karya,
mutu suatu tulisan berdasarkan norma internal, dan
6) mengkreasi (creating), yaitu dapat menghasilkan
karangan, teori, klasifikasi, proposal, tulisan ilmiah, karya.

Pada satuan pendidikan SMK, tujuan pembelajaran dan alur tujuan


pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra dunia kerja. Guru
memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan
beberapa alternatif di bawah ini.

a. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan


elemen pada CP;
b. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis
‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’ pada CP;
c. Merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen CP.

Gambar di bawah ini menggambarkan rumusan tujuan pembelajaran pada


fase F program keahlian agribisnis tanaman pangan dan hortikultura.

Gambar 4.2 Rumusan Tujuan Pembelajaran (TP)

Sumber: Dokumen pribadi

140
3. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam
perencanaan pembelajaran adalah menyusun alur tujuan pembelajaran.
Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan
apa yang dikenal selama ini sebagai silabus, yaitu untuk perencanaan dan
pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka
waktu satu tahun. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan alur tujuan
pembelajaran saja.

Bagi guru yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-


tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya
dapat disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara
sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan pembelajaran
juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang,
sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke
hari.

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang


perlu diperhatikan.

a. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan


pembelajaran harian (goals bukan objectives);
b. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di
tengah jalan;
c. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif;
d. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan
kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh
karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran,
termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
e. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase;
f. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari
kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit;
g. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan
pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya

141
(misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran)
sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya
untuk guru;
h. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan
Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan
pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan
dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase;
i. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan satu tujuan pembelajaran,
tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila
sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur
tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas
sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan
nomor atau kode;
j. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil
pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan
pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, guru dapat mengacu pada


berbagai cara, salah satunya diuraikan pada gambar di bawah ini (Creating
Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001;
Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009). Pada contoh
rumusan tujuan pembelajaran disusun berdasarkan pendekatan proses,
maka ATP sama dengan urutan TP.

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh menyusun alur tujuan


pembelajaran.

142
Gambar 4.3 Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Sumber: Dokumen pribadi

4. Perumusan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)


KKTP dapat disusun berkolaborasi dengan dunia kerja pasangan SMK
masing-masing, dalam proses sinkronisasi kurikulum. Rumusan KKTP di
SMK disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum dan dunia kerja. Rumusan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran sangat bermanfaat dalam
menentukan ketercapaian pembelajaran dan pengembangan perangkat
asesmen.

Berikut ini adalah contoh rumusan kriteria ketercapaian tujuan


pembelajaran.

143
Gambar 4.4 Rumusan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Sumber: Dokumen pribadi

5. Merencanakan pembelajaran

Rencana dan perangkat pembelajaran dirancang untuk memandu guru


melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan
pembelajaran yang digunakan guru sehingga bentuknya lebih rinci
dibandingkan alur tujuan pembelajaran.

Berdasarkan karakteristiknya pengelolaan model pembelajaran di SMK


secara umum dibedakan menjadi dua kelompok besar sebagai berikut.

a. Pengelolaan pembelajaran berbasis projek/produksi, yang terdiri


dari:
- teaching factory,
- PjBL,
- kewirausahaan, dan
- pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKK
b. Pengelolaan pembelajaran berbasis kompetensi, yang terdiri dari:
- pembelajaran untuk kelompok CP yang ada di fase
E (dasar-dasar kejuruan)
- pelaksanaan pembelajaran kelas industri

144
- pelaksanaan pembelajaran PKL

Contoh lebih detail dan aplikatif tentang pembelajaran berbasis projek/produksi


dan pembelajaran berbasis kompetensi dapat dipelajari pada link berikut ini:

1. Link pembelajaran berbasis kompetensi

https://tinyurl.com/2p8akxtk atau dengan memindai QR code berikut:

2. Link pembelajaran berbasis projek/produksi

https://tinyurl.com/ytbzu4v4 atau dengan memindai QR code berikut:

LEMBAR KERJA (LK) 4


Eksperimen pembuatan perencanaan pembelajaran mulai dari
merumuskan tujuan, alur tujuan pembelajaran, kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran (KKTP), dan perencanaan pembelajaran serta perangkat
pembelajarannya dalam satu tujuan pembelajaran.

Lakukan eksperimen pembuatan perencanaan dan perangkat


pembelajaran, yang memenuhi kaidah penyusunan perencanaan
pembelajaran sebagai berikut.

1. Rumuskan tujuan pembelajaran dari CP pada program


keahlian/konsentrasi keahlian sesuai dengan spesialisasi Anda yang
ada di SMK tempat Anda PPL!
2. Rumuskan alur tujuan pembelajaran dari rumusan tujuan
pembelajaran satu CP!
3. Rumuskan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran dari setiap

145
tujuan pembelajaran!
4. Rumuskan perangkat asesmen (formatif dan sumatif) (mengacu pada
topik I pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik dan
topik III pengembangan perangkat asesmen)!
5. Lakukan asesmen formatif dan sumatif pada kelas dimana anda
melaksanakan PPL!
6. Susunlah perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil asesmen
formatif awal/peta kemampuan awal dan karakteristik peserta didik
dan perangkat asesmen sumatif yang akan digunakan untuk
melaksanakan pembelajaran pada saat kegiatan PPL!

(Upload di LMS)

*Rubrik asesmen dapat dilihat ampiran 7

INSTRUKSI KERJA (IK) 4: Buatlah sampel satu


perencanaan pembelajaran, yang hasilnya akan
anda gunakan untuk peleksanaan pembelejaran di
kelas pada saat anda melaksanakan PPL, dengan
memperhatikan hal-hal pada poin a. s/d. f. di kotak
berikut ini. (UPLOAD di link aplikasi LMS)
· Pilih CP dan Elemen sesuai dengan spesialisasi anda dan program keahlian
yang ada di SMK tempat anda PPL.
· Kumpulkan data hasil sinkronisasi CP dan elemen yang dilakukan SMK tempat
anda PPL dengan dunia kerja
· Rumuskan TP dan KKTP dari elemen hasil sinkronisasi dengan dunia kerja
· Rumuskan pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik,
· Rumuskan perangkat asesmen sumatif sesuai CP/Elemen hasil sinkronisasi dan
hasil pemetaan kemampuan awal peserta didik
· Susunlah perangkat rencana pembelajaran secara lengkap darai Elemen yg
sudah disinkronisasi dengan dunia kerja.
*Rubrik Asesmen: Lihat Lampiran 8

B. Modul Pembelajaran atau Modul Ajar (MA)


Modul pembelajaran merupakah salah satu kelengkapan utama perangkat
pembelajaran. Pada Kurikulum Merdeka modul pembelajaran lebih dikenal
dengan istilah modul ajar atau dikenal dengan singkatan MA. MA disusun
setelah menerjemahkan CP ke dalam elemen pembelajaran. TP

146
dirumuskan berdasarkan elemen, setelah semua TP selesai dirumuskan,
langkah berikutnya adalah menyusun ATP, KKTP, dan rangkaian
perangkat pembelajaran yang dalam bentuk modul pembelajaran. Merujuk
kesepakatan usulan para kurator modul ajar, kerangka MA disampaikan
sebagai berikut.

Judul Modul/Topik :
Identitas Modul :

1 Nama Penyusun : NUGROHO


2 Program/Konsentrasi : Agribisnis Tanaman Pangan dan
Keahlian Hortikultura
3 Instansi :
4 Tahun Ajaran :
5 Fase/Kelas/Semester : (E, F)/Kelas (X, XI, XII)/Semester (I, II, III,
IV, V, VI)
6 Alokasi Waktu : 6 X 45
7 Jumlah Pertemuan : 2X
8 CP diambil dari CP Kepala Baskap 33/H/KR/2022) Agrobisnis dan
Agroteknologi, Elemen Pemupukan Tanaman
9 ATP dapat diambil dari ATP di PMM, lebih baik jika membuat sendiri
10 ATP juga dapat ditampilkan dalam bentuk flowchart/diagram alir (untuk 1
fase)

TP + KKTP
Tujuan Pembelajaran : KKTP
KKTP 1
KKTP 2
KKTP 3
KKTP 4
KKTP 5

Contoh rumusan TP dan KKTP seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

147
Gambar 4.5 Contoh Rumusan TP dan KKTP

Rencana Asesmen

1. Asesmen awal dilaksanakan di awal pembelajaran TP. Jika bukan


pembelajaran, TP pertama dapat menggunakan data hasil sumatif TP
sebelumnya untuk kompetensi prasyarat. Namun untuk pembelajaran yang TP
baru tetap perlu dilakukan asesmen awal. Bentuk asesmen awal tidak harus
bentuk tes tertulis. Bentuk asesmen dapat menggunakan daftar pertanyaan
lisan, kuis, dan sebagainya.
2. Asesmen proses (formatif) merupakan asesmen bimbingan untuk mencapai
kompetensi. Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pembimbingan yang
dilaksanakan selama proses pembelajaran dan tidak harus dalam bentuk tes
tertulis, tapi juga dapat berupa observasi yang meliputi seluruh KKTP.
3. Asesmen sumatif berfungsi untuk menetapkan ketercapaian tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan di akhir pembelajaran TP dan dapat berupa
tes/projek/penugasan.

Tabel berikut merangkum contoh rencana asesmen dalam konteks materi


pemupukan.

148
Tabel 4.1 Contoh Rencana Asesmen

Kondisi
Kegiatan KKTP Indikator
Capaian
Pemilihan pupuk Jenis pupuk dipilih Jenis pupuk yang dipilih Ya Tidak
berdasarkan kandungan 1) organik
nutrisi dan kebutuhan 2) anorganik pupuk majemuk
pertumbuhan tanaman (NPK)

Menghitung Kebutuhan pupuk 1) Mengidentifikasi


kebutuhan dihitung berdasarkan kesuburan tanah
pupuk dengan prinsip hukum 2) Menentukan biomassa
kesuburan tanah dan tanaman cabai yang
kebutuhan biomassa akan dihasilkan persatuan
tanaman cabai luas
3) Kebutuhan pupuk dihitung
berdasarkan
gap/kesenjangan antara
kesuburan tanah dan
biomassa tanaman cabai
yang akan dihasilkan
Menentukan Kebutuhan komposisi Misal kebutuhan pupuk 4.000
komposisi pupuk dihitung kg (N 60%, P 25%, dan K
pupuk menggunakan prinsip 15%), maka:
hukum Leibig
(keseimbangan) 1) kebutuhan Urea
(60/100) x 4.000 = 2.400
kg
2) kebutuhan TSP
(25/100) x 4.000 =
1.000 kg
3) kebutuhan K
(15/100) x 4.000 = 600 kg
Menentukan Waktu pemupukan Waktu pemupukan
waktu ditentukan berdasarkan 1) masa pertumbuhan
pemupukan fase pertumbuhan vegetatif
tanaman 2) masa generatif

149
Kondisi
Kegiatan KKTP Indikator
Capaian
Melakukan Pemupukan dilakukan 1) Sistem pemupukan yang
pemupukan sesuai dengan teknik digunakan adalah sistem
tanaman pemupukan yang tugal
digunakan 2) Lubang pupuk dibuat 15
cm dari pangkal tanaman
3) Kedalaman 10 cm
4) Diameter lubang 3 cm
5) Jumlah pupuk yang
diberikan per pohon satu
sendok makan
6) Peletakan pupuk ke
lubang pupuk tidak
menyentuh batang/daun
cabai
7) Pupuk tidak ada yang
tercecer di luar lubang
pupuk
8) Pupuk ditutup tanah
sampai rapat/tidak
nampak lagi

Instrumen Asesmen *)
No KKTP
Awal Proses Akhir/Sumatif
Tes tulis/tes lisan/daftar
1 KKTP 1 Checklist observasi Tugas
pertanyaan
Tes tulis/tes lisan/daftar
2 KKTP 2 Checklist observasi Tugas
pertanyaan
Tes tulis/tes lisan/daftar
3 KKTP 3 Checklist observasi Tugas
pertanyaan
Tes tulis/tes lisan/daftar
4 KKTP 4 Checklist observasi Tugas
pertanyaan
*) Sesuaikan dengan KKTP dan instrumen tes yang dirumuskan

Langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan/Pembukaan

Dalam pendahuluan minimal berisi penjelasan TP, KKTP, apersepsi, dan


asesmen awal. Hal yang perlu diperhatikan adalah cek kesesuaian
asesmen dengan tujuan pembelajaran. Asesmen awal diolah untuk
pemetaan kemampuan peserta didik dalam rangka menyusun
perencanaan pembelajaran berfokus pada peserta didik dan
berdiferensiasi.

150
Tabel 4.2. Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokan Peserta Didik
Belum siap Siap Menguasai
Peserta didik belum menguasai Peserta didik sudah Peserta didik sudah
prasyarat yang diperlukan menguasai menguasai topik
untuk mempelajari topik prasyarat yang diperlukan
untuk mempelajari topik

2. Inti
Dalam proses pembelajaran, penting untuk menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, langkah
pembelajaran disusun untuk masing-masing kelompok peserta didik sesuai
dengan kemampuan awal peserta didik.

Tabel 4.3 Diferensiasi Strategi


Langkah pembelajaran
Belum siap Siap Menguasai
Diberi pembelajaran materi Pembelajaran Peserta didik yang sudah
prasyarat misalnya melalui sesuai rencana menguasai dapat diberi
penugasan, diteruskan tugas:
dengan materi topik yang (1) menjadi tutor
akan diajarkan sebaya, atau
(2) mengerjakan
tugas pengayaan

Selain itu, dalam proses pembelajaran, penanaman (internalize) dimensi


Profil Pelajar Pancasila diintegrasi dalam langkah pembelajaran sebagai
berikut.

a. Peserta didik mencari literatur secara mandiri untuk


pengembangkan kemandirian dan kreatifitas.
b. Peserta didik melaksanakan tugas secara kelompok untuk
mengembangkan dimensi gotong-royong.
c. Langkah pembelajaran merupakan tahapan pencapaian TP.
Contohnya: peserta didik mempelajari materi … untuk pencapaian
KKTP … .
d. Memuat langkah pelaksanaan asesmen proses/formatif.

151
Contohnya: guru melakukan observasi ketika peserta didik
mengerjakan tugas. Berdasarkan asesmen formatif/proses, guru
melakukan tindakan pembinaan untuk mencapai ketuntasan.
e. Pembelajaran memuat langkah pelaksanaan asesmen sumatif.

3. Penutup

Penutup berisi refleksi dan tindak lanjut.

Media pembelajaran

Guru menyajikan daftar media (alat dan bahan yang digunakan) yang akan
disampaikan seperti rangkuman materi sesuai tujuan pembelajaran (jika perlu
dilengkapi dengan link materi). Media lainnya dapat berupa lembar kerja peserta
didik (LKPD), jobsheet, SOP, atau format kerja.

Contoh Modul Ajar

Contoh modul ajar secara utuh dapat dilihat pada link berikut:
https://tinyurl.com/vhzywjcs atau dengan memindai barcode berikut ini.

Posting 8 di LMS

Identifikasi Kebutuhan Materi Pembelajaran

Identifikasilah kebutuhan materi pembelajaran secara lengkap pada


suatu elemen/TP yang diambil dari salah satu CP atau kompetensi pada
SKKNI pada konsentrasi keahlian yang sesuai dengan spesialisasi anda
di SMK tempat Anda PPL!

152
Ruang Kolaborasi

Uraian Tugas
Setelah mempelajari perencanaan pembelajaran, silakan bekerja dalam kelompok
yang terdiri dari 5 orang untuk menyelesaikan tugas berikut.

Kasus

1. SMK mempunyai kebijakan bahwa setiap guru dalam mengembangkan


perencanaan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajarannya selalu
mengacu pada:
a. hasil asesmen awal berupa peta kemampuan awal dan karakteristik
peserta didik,
b. hasil asesmen formatif, dan
c. hasil rumusan asesmen sumatif.
2. SMK kebijakannya dalam pengembangan perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran, tidak mengharuskan guru-gurunya terlebih
dahulu untuk melakukan;
a. Menyusun peta kemampuan awal dan karakteristik peserta didik
b. Melakukan asesmen formatif
c. Menyusun rumusan asesmen sumatif

Pertanyaan
1. Berdasarkan dua kasus di atas menurut dugaan Anda, SMK mana yang hasil
pembelajaran lebih efektif dan efisien? Jelaskan alasannya.
2. Jelaskan secara ilmiah hubungan asesmen awal/peta kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik, asesmen formatif, dan rancangan asesmen
sumatif kaitannya dengan pengembangan perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran.

Keterangan:
- Penjelasan oleh dosen 5 menit
- Waktu menyelesaikan tugas 40 menit

153
Demonstrasi Kontekstual

Uraian Tugas

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok pada tahap kolaborasi, saat ini
Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok (bisa dalam bentuk presentasi
secara lisan atau gallery walk).

Kriteria Asesmen Kegiatan Presentasi

Kemampuan
Kejelasan dan Kebenaran Bahan Presentasi Kejelasan
Menjawab
sesuai Kegiatan Kolaborasi Penyampaian
Pertanyaan
Hasil pembelajaran lebih efektif dan efisien
berdasarkan proses pengembangan rancangan
pembelajaran.
Penjelasannya…………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
Hubungan asesmen awal/peta kemampuan awal
dan karakteristik peserta didik, asesmen formatif
dan rancangan asesmen sumatif, kaitannya
dengan pengembangan perencanaan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Elaborasi Pemahaman

Uraian Tugas

Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang perencanaan pembelajaran,


buatlah pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep perencanaan pembelajaran
terkait dengan:

1. hubungan antara CP, Elemen, TP, KKTP, asesmen awal, asesmen formatif
dan asesmen sumatif,

2. hubungan antara perencanaan dan perangkat pembelajaran dengan


pembentukan hard skill dan soft skill yang masih belum dipahami.

154
Pertanyaan ini akan didiskusikan dengan rekan, dosen atau instruktur tamu.

Lembar Daftar Pertanyaan Elaboratif

....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
Dst..

Koneksi Antarmateri

Uraian Tugas

Buatlah koneksi antarmateri tentang perencanaan pembelajaran dengan topik lain


yang berkaitan dengan kebutuhan dunia kerja dengan CP, pemetaan kemampuan
awal dan kebutuhan peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran asesmen formatif , asesmen sumatif, serta pengelolaan kelasnya.
Koneksi antarmateri ini dapat berupa poster, infografis, mindmap, dan sebagainya.

Gambar berikut menampilkan contoh koneksi antarmateri dalam bentuk


mindmap.

155
Aksi Nyata

Posting 9 di LMS
Refleksi pembelajaran topik perencanaan pembelajaran

1. Merefleksikan pembelajaran topik perencanaan pembelajaran


dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah
mempelajari konsep perencanaan pembelajaran?
..............................................................................................
..............................................................................................

b. Bagian manakah dari konsep perencanaan pembelajaran


yang paling menantang?
..............................................................................................
..............................................................................................

c. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait


dengan perencanaan pembelajaran?

156
..............................................................................................
..............................................................................................

2. Pada akhirnya buatlah sampel satu perencanaan


pembelajaran, yang hasilnya akan Anda gunakan untuk
pelaksanaan pembelajaran di kelas pada saat Anda
melaksanakan PPL dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Pilih CP dan Elemen sesuai dengan spesialisasi Anda dan
program keahlian yang ada di SMK tempat anda PPL;
b. Hasil sinkronisasi kebutuhan kompetensi dengan dunia
kerja;
c. Hasil pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta
didik;
d. Hasil tes formatif;
e. Hasil rancangan asesmen sumatif.

157
TOPIK V. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK

Durasi 1 pertemuan (Pertemuan ke-14)

Capaian pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini, peserta didik dapat
melaksanakan:
1. pengolahan hasil asesmen dan
2. penyusunan laporan hasil pembelajaran peserta
didik

Mulai dari Diri

Setelah mempelajari topik penyusunan laporan hasil belajar peserta didik,


mahasiswa akan mampu mengolah hasil asesmen dan menyusun laporan hasil
pembelajaran peserta didik. Topik ini berisi tentang pengelolaan hasil asesmen
dan penyusunan laporan pembelajaran berupa rapor, kenaikan kelas, dan
kelulusan peserta didik.

Kasus
1. SMK Creative melaksanakan asesmen hasil belajar dengan menerapkan
criterion referenced assessment /asesmen acuan patokan (PAP).
2. SMK Norma melaksanakan asesmen hasil belajar dengan menerapkan
norm referenced assessment.
Kedua SMK tersebut di akhir tahun/akhir fase mengumumkan ranking hasil
asesmen belajar peserta didik.

Pertanyaan
1. Apakah peserta didik yang memperoleh predikat ranking satu di SMK
Creative yang melaksanakan pengolahan asesmen hasil belajarnya
dengan criterion referenced assessment pasti berkompeten?
2. Apakah peserta didik yang memperoleh predikat ranking satu di SMK
Norma yang melaksanakan pengolahan asesmen hasil belajarnya dengan
norm reference assessment pasti berkompeten?

158
a. Kalau jawaban Anda ya, jelaskan alasannya!
b. Kalau jawaban Anda tidak, jelaskan alasannya!
3. Jika Anda bekerja sebagai guru di SMK yang akan menerapkan model
asesmen dengan PAP, apa yang harus dirumuskan secara operasional
dan terstandar dari elemen CP/TP? Jelaskan.

Eksplorasi Konsep

Panduan pembelajaran dan asesmen yang dikeluarkan oleh Badan Standar,


Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) menjelaskan bahwa dalam proses
pembelajaran ada tiga jenis asesmen, yaitu:

1. asesmen formatif awal pembelajaran, digunakan untuk merancang


pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik/pembelajaran
berdiferensiasi,

2. asesmen formatif dalam proses pembelajaran, digunakan untuk umpan


balik pembelajaran, dan

3. asesmen sumatif, digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

Memperhatikan tiga jenis asesmen dan penggunaannya dalam proses


pembelajaran dapat dijelaskan bahwa pendekatan asesmen dilakukan dengan
model asesmen Criterion Referenced Assessment (CRA) yaitu asesmen yang
dirancang untuk menilai seperangkat tujuan pembelajaran yang eksplisit,
mengukur performa peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) dan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP). Perangkat asesmen
dikembangkan berdasarkan TP dan KKTP. CRA menuntut peserta didik mampu
mendemonstrasikan performansinya yang dinyatakan di dalam TP dan KKTP
secara benar dan utuh.

Ada dua pengertian dalam menggunakan kata criterion dalam ungkapan CRA
yaitu:

159
1. menunjukkan hubungan antara tujuan-tujuan yang bersifat behavioral atau
performance dan soal-soal asesmen yang dikembangkan,

2. menunjukkan spesifikasi ketetapan performansi yang dituntut untuk


dinyatakan sebagai berkompeten atau mastery.

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif


dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap tujuan
pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil pengamatan atau rubrik)
dalam basis kompetensi dinyatakan berkompeten atau belum berkompeten. Data
kualitatif ini selanjutnya untuk kepentingan administrasi dapat dikuantitatifkan
dengan memberikan simbol, misalnya kalau berkompeten diberi simbol angka 100,
dan yang belum kompeten di beri simbol di bawah 100 dengan gradasi sesuai
tingkat ketercapaian indikator pada elemen atau KKTP dari suatu TP. Angka 100
dan seterusnya yang diberikan sebagai simbol tersebut ditetapkan berdasarkan
kesepakatan dan kelaziman yang berlaku. Simbol-simbol pencapaian kompetensi
dirumuskan/diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta
didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian
pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya yaitu
TP dan KKTP.

A. Pengolahan Hasil Asesmen

Pengolahan hasil asesmen belajar dapat ditujukan untuk beberapa tujuan


diantaranya mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran, mengolah
hasil asesmen capaian pembelajaran menjadi nilai akhir dan mengolah hasil
asesmen untuk rapor peserta didik.

1. Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran

Asesmen sumatif prinsipnya dilaksanakan secara periodik setiap satu


tujuan pembelajaran. Hasil asesmen diolah menjadi capaian dari tujuan
pembelajaran peserta didik. Guru dapat menggunakan data kualitatif
(kompeten/belum kompeten) dan kuantitatif (100 dan seterusnya) dan
dideskriptifkan sesuai tingkat capaiannya. Untuk keperluan administrasi,
guru diberi keleluasaan dalam mengolah data kuantitatif, baik secara rerata

160
atau proporsional.

Contoh

Guru telah melaksanakan asesmen untuk satu TP mata pelajaran


agroteknologi Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Fase F, yaitu pada
elemen melaksanakan pemupukan tanaman. TP tersebut dijabarkan ke
dalam KKTP terdiri atas:

a. jenis pupuk yang dipilih berdasarkan kandungan nutrisi dan


kebutuhan pertumbuhan tanaman,
b. kebutuhan pupuk yang dihitung dengan menggunakan prinsip
hukum kesuburan tanah dan kebutuhan biomassa tanaman,
c. kebutuhan komposisi pupuk yang dihitung dengan menggunakan
prinsip hukum Leibig,
d. waktu pemupukan yang ditentukan berdasarkan fase pertumbuhan
tanaman, dan
e. pemupukan tanaman dilakukan sesuai dengan teknik pemupukan
yang digunakan.

KKTP 1-4 kemampuannya dominan berupa keterampilan kognitif sehingga


asesmennya menggunakan teknik tes tertulis, bisa dalam bentuk pilihan
ganda atau esai. KKTP 5 kemampuannya dominan berupa keterampilan
psikomotorik sehingga asesmennya menggunakan teknik observasi unjuk
kerja/performansi. Hasil asesmen sumatif peserta didik dipetakan ke dalam
2 kategori yaitu: berkompeten (sangat baik) dan belum berkompeten
(kurang). Kategori kompeten dan belum kompeten dapat dikuantitatifkan
pada setiap capaian pembelajaran. Contoh data kualitatif dan kuantitatif
disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 5.1 Rubrik Asesmen


Berkompeten Belum berkompeten
Bukti (evidence) Tujuan
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Pembelajaran
(100) (85) (70) (55)
Mampu melaksanakan Memenuhi 5
pemupukan tanaman kriteria dari a, Memenuhi Memenuhi Memenuhi
dengan kriteria: b, c, d, e 4 kriteria 3 kriteria 2 kriteria

161
Berkompeten Belum berkompeten
Bukti (evidence) Tujuan
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Pembelajaran
(100) (85) (70) (55)
1. jenis pupuk dipilih dari a, b, c, dari a, b, c, dari a, b,
berdasarkan d, e d, e c, d, e
kandungan nutrisi dan
kebutuhan
pertumbuhan
tanaman,
2. kebutuhan pupuk
dihitung dengan
menggunakan prinsip
hukum kesuburan
tanah dan kebutuhan
biomassa tanaman,
3. kebutuhan komposisi
pupuk dihitung dengan
menggunakan prinsip
hukum Leibig,
4. waktu pemupukan
ditentukan
berdasarkan fase
pertumbuhan
tanaman, dan
5. pemupukan tanaman
dilakukan sesuai
dengan teknik
pemupukan yang
digunakan.

Catatan:
a. Pada prinsipnya, dalam kurikulum berbasis kompetensi,
keberhasilan belajar peserta didik hanya ada dua, yaitu
berkompeten dan belum kompeten.
b. Pada tujuan pembelajaran pemupukan tanaman, dengan
lima KKTP. Semua indikator harus tercapai karena setiap
KKTP akan berpengaruh terhadap performansi pekerjaan
pemupukan.
c. Dengan memperhatikan ketentuan poin 1 dan poin 2 di atas,
maka peserta didik dinyatakan berkompeten apabila lima
KKTP tercapai semuanya.

Guru menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran berdasarkan

162
ketercapaian KKTP hasil sinkronisasi dengan dunia usaha dan dunia
kerja sebagai mitra SMK atau standar yang diakui secara nasional
atau internasional. Capaian kompetensi pada elemen/TP dicontohkan
pada tabel berikut.

Tabel 5.2. Hasil Asesmen Tujuan Pembelajaran: Pemupukan


Tanaman
Capaian Kompetensi
Nama Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Nilai
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Deskripsi
(evidence) (evidence) (evidence) (evidence) (evidence)
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
Memenuhi
5 indikator
Agus 100
1, 2, 3, 4
dan 5

Memenuhi
4
Budi indikator 80
yaitu
indikator …

Cintya

Dedi

Eko

Feby

Catatan: Deskripsi bisa diambilkan dari rubrik sesuai capaian kompetensi.

2. Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran Menjadi Nilai Akhir

Capaian tujuan pembelajaran peserta didik selanjutnya diolah menjadi nilai


akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu
semester). Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data
kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, guru dapat
memberikan penjelasan mengenai capaian tujuan pembelajaran (capaian
KKTP) peserta didik. Guru dapat menambahkan tindak lanjut secara
ringkas yang fungsinya ditujukan untuk memberikan informasi untuk
membantu perbaikan peserta didik.

163
Penting untuk diperhatikan bahwa guru tidak mencampur penghitungan
dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan
sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk
memberikan umpan balik pada proses pembelajaran sehingga asesmen
formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir. Dalam
mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, guru dapat
membagi setiap capaian tujuan pembelajaran agar peserta didik dapat
menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak
terlalu berat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari
beberapa kegiatan asesmen setiap elemen/TP dalam CP. Contoh
pengolahan nilai hasil asesmen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 5.3a Contoh Proses Pengolahan Nilai Tujuan Pembelajaran


Menjadi Nilai Akhir

Nama Peserta Didik : …………….


Kelas/Fase : ……………..
Mata TP Nilai
No TP 1 TP2 TP3 TP4 TP5 TP6 TP7 TP8 TP9
Pelajaran 10 Akhir
Agribisnis
Tanaman
1 Pangan
dan
Hortikultura

Misalnya, dalam satu semester mata pelajaran Agribisnis Tanaman


Pangan dan Hortikultura ada 10 tujuan pembelajaran. Asumsinya, satuan
pendidikan menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran.

Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir


pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan dapat diberi
tanda (*) pada tujuan pembelajaran yang belum tuntas dengan keterangan
164
(*) = belum kompeten. Hal ini dimaksudkan untuk mengkomunikasikan
kepada orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran mana
yang belum tuntas oleh peserta didik.

Bila pengukuran capaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran


dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor), dapat dibuat keterangan
berikut.

a. Sangat baik: peserta didik mengikuti pembelajaran selanjutnya dan


atau diberikan pengayaan.
b. Baik: peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator
tujuan pembelajaran, perlu sedikit pendampingan sesuai indikator
yang belum tercapai.
c. Cukup: peserta didik masih ada beberapa indikator tujuan
pembelajaran yang belum tercapai, dan perlu pendampingan
sesuai dengan jumlah indikator yang belum tercapai.
d. Kurang, peserta didik masih banyak indikator tujuan pembelajaran
yang belum tercapai, dan perlu pendampingan lebih intensif sesuai
dengan jumlah indikator yang belum tercapai.

Tabel 5.3b Contoh Asesmen Capaian KKTP Peserta Didik

Nama Pesertra Didik : Agus


Kelas/Fase :F
Capaian KKTP 1 2 3 4 5
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Tujuan Pembelajaran 1 v
Tujuan Pembelajaran 2 v
Tujuan Pembelajaran 3
Tujuan Pembelajaran 4 v
Tujuan Pembelajaran 5
v
(dengan 5 KKTP)
Tujuan Pembelajaran 6
Tujuan Pembelajaran 7
Tujuan Pembelajaran 8
Tujuan Pembelajaran 9
Tujuan Pembelajaran 10
Mata Pelajaran……….
Tujuan Pembelajaran 1
165
Tujuan Pembelajaran …..n

Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada


pada masing-masing tujuan pembelajaran (lihat uraian KKTP pada TP
melakukan pemupukan tanaman sayuran).

Asesmen pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan


membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini bukan berupa angka,
melainkan kalimat yang menjelaskan deskripsi penguasaan kompetensi
pada tujuan pembelajaran. Misalnya, “Peserta didik menguasai semua
KKTP.”

Tabel 5.3c Contoh Asesmen Formatif dengan Teknik Observasi

Tujuan Pembelajaran : Pemupukan tanaman


yang Diukur

Asesmen Formatif : Melakukan pemupukan tanaman

Instrumen : Lembar observasi pengukuran kinerja capaian


indikator pada kegiatan pemupukan tanaman
Hasil
No Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
TP Mata Pelajaran Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura: Melakukan
pemupukan tanaman
Membuat lubang pemupukan:
1 a. Lubang pemupukan dengan pangkal tanaman 10 cm
b. Jarak kedalaman lubang 10 cm
c. Diameter lubang 4 cm
Meletakan pupuk ke dalam lubang pemupukan:
a. Jumlah pupuk yang diberikan sesuai dengan hasil
perhitungan/dosis
2 b. Pupuk dimasukan lubang tdk ada yang tercecer
c. Tanaman tidak tersentuh oleh alat pengambil pupuk,
sehingga ada pupuk yang menempel di bagian tanaman
d. Pupuk ditutup dengan tanah sampai rapat

Dengan menggunakan lembar observasi tersebut, guru dapat


memantau perkembangan dan memberikan umpan balik. Misalnya, untuk
peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, diberikan umpan

166
balik langsung dengan memberikan motivasi dan informasi tambahan atau
memberikan arahan secara bertahap. Bagi peserta didik yang telah
mencapai atau melebihi pencapaian tujuan, dapat diberikan apresiasi atau
pengayaan materi yang lebih tinggi. Namun demikian, guru dapat
memberikan umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran yang
membangun peserta didik secara utuh, bisa perilaku maupun kompetensi
lain di luar mapel yang disasar.

Tabel 5.3d Contoh Asesmen Formatif dengan Rubrik

Asesmen Kinerja: Melakukan pemupukan tanaman

a. Tujuan pembelajaran
1) Mampu memilih jenis pupuk berdasarkan kandungan nutrisi dan
kebutuhan pertumbuhan tanaman;
2) Mampu menghitung kebutuhan pupuk menggunakan prinsip
hukum kesuburan tanah dan kebutuhan biomassa tanaman;
3) Mampu menghitung kebutuhan komposisi pupuk dengan
menggunakan prinsip hukum Liebig;
4) Mampu menentukan waktu pemupukan berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman;
5) Mampu melakukan Pemupukan tanaman sesuai dengan teknik
dan prosedur pemupukan yang digunakan.

b. Instrumen

Rubrik asesmen kinerja melakukan pemupukan tanaman sesuai


dengan teknik dan prosedur pemupukan yang digunakan

Skor
Indikator
1 2 3 4
1) Letak lubang Masih Dapat Dapat Dapat
pemupukan mengalami memilih dan memilih dan memilih dan
dengan pangkal kesulitan menggunaka menggunaka menggunaka
tanaman 10 cm dalam n alat tugal n alat n alat
2) Kedalaman memilih dan pembuat pembuat pembuat
lubang 10 cm menggunaka lubang lubang lubang
3) Diameter lubang n alat tugal pemupukan pemupukan pemupukan
4 cm secara secara secara
mandiri, mandiri tetapi mandiri dan
tetapi belum hasilnya hasilnya
bisa belum presisi. benar.
menggunaka

167
Skor
Indikator
1 2 3 4
n secara
presisi.

1) Jumlah pupuk Masih Dapat Dapat Dapat


yang diberikan mengalami memilih jenis memilih, memilih,
sesuai dengan kesulitan pupuk secara menghitung menghitung
hasil dalam mandiri, dan dan
perhitungan/dosi memilih dan tetapi melakukan melakukan
s menghitung hasilnya pemupukan pemupukan
2) Pupuk kebutuhan belum presisi. secara tanaman
dimasukan pupuk mandiri tetapi secara
lubang tdk ada hasil belum mandiri dan
yang tercecer presisi sesuai hasilnya
3) Tanaman tdk standar. sesuai
tersentuh oleh standar.
alat pengambil
pupuk, shg ada
pupuk yang
menempel di
bagian tanaman
4) Pupuk ditutup
dengan tanah
sampai rapat

Guru menggunakan rubrik untuk mengukur ketercapaian indikator


tujuan/kompetensi peserta didik. Rubrik dalam asesmen formatif digunakan
sebagai acuan mengukur tingkat penguasaan KKTP/kompetensi, sekaligus
untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik. Guru juga dapat
memberikan rubrik ini kepada peserta didik sebagai asesmen diri dan
mengajak peserta didik untuk merefleksikan prosesnya.

Guru dapat memberikan umpan balik sesuai dengan kesulitan peserta


168
didik. Peserta didik juga dapat diajak berdiskusi tentang apa yang bisa
dilakukan untuk memperbaiki proses. Guru dapat memberikan
rekomendasi yang dapat dilakukan peserta didik untuk meningkatkan
capaian kompetensinya. Bagi peserta didik yang sudah terlatih
menggunakan rubrik sebagai acuan keberhasilan belajarnya, mereka
dapat menilai diri dan menentukan langkah tindak lanjut mengembangkan
kompetensinya.

3. Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa asesmen berbasis kompetensi


hasil belajar peserta didik hanya ada dua klasifikasi yaitu berkompeten dan
belum berkompeten. Predikat ini diberikan kepada peserta didik dalam
pencapaian tujuan pembelajaran, yang pengukurannya dilakukan melalui
asesmen sumatif akhir TP atau akhir fase.

Tabel 5.3d Contoh Pengolahan Nilai Rapor

Contoh data kuantitatif


Sumatif Akhir
Sumatif Lingkup Materi Semester Nilai
Nilai Rapor
Nama Nilai Akhir (Rata-
Peser Akhir Sumati Rata S +
ta Suma Suma Suma Nont Te f di AS)
Didik Suma Suma Suma tif es s Akhir Pembulat
tif tif
tif 2 tif 3 tif 4 (S) Semest an
1 5
er Normal
(AS)
Agus 100 85 70 55 100 82 - - - 82
Bobi 85
Cintia 70
Dedi 55
Eti 55
Catatan:

1. Asesmen sumatif akhir semester dapat dilaksanakan oleh guru untuk


memastikan terhadap capaian elemen CP/TP/kompetensi peserta
didik yang sudah dilakukan pada setiap asesmen sumatif akhir tujuan
pembelajaran.
2. Asesmen sumatif akhir semester tidak harus dilakukan apabila guru
sudah merasa cukup terhadap data capaian elemen

169
CP/TP/kompetensi hasil asesmen sumatif setiap akhir tujuan
pembelajaran.
3. Pada nilai sumatif akhir tujuan pembelajaran, nilai kuantitatif diperjelas
dengan deskripsi tingkat pencapaian pemenuhan KKTP.

Contoh Kasus

Nama peserta didik: Agus = 100

Memenuhi lima kriteria

a. Mampu memilih jenis pupuk berdasarkan kandungan nutrisi dan


kebutuhan pertumbuhan tanaman
b. Mampu menghitung kebutuhan pupuk menggunakan prinsip
hukum kesuburan tanah dan kebutuhan biomassa tanaman
c. Mampu menghitung Kebutuhan komposisi pupuk dengan
menggunakan prinsip hukum Leibig
d. Mampu menentukan waktu pemupukan berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman
e. Mampu melakukan pemupukan tanaman sesuai dengan teknik
dan prosedur pemupukan yang digunakan

Nama peserta didik: Bobi = 85

Memenuhi empat kriteria


a. Mampu memilih jenis pupuk berdasarkan kandungan nutrisi dan
kebutuhan pertumbuhan tanaman
b. Mampu menghitung kebutuhan pupuk menggunakan prinsip
hukum kesuburan tanah dan kebutuhan biomassa tanaman
c. Mampu menghitung kebutuhan komposisi pupuk dengan
menggunakan prinsip hukum Leibig
d. Mampu menentukan waktu Pemupukan berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman

Nama peserta didik: Cintia = 70

Memenuhi tiga kriteria


a. Mampu memilih jenis pupuk berdasarkan kandungan nutrisi dan
kebutuhan pertumbuhan tanaman
b. Mampu menghitung kebutuhan pupuk menggunakan prinsip hukum
kesuburan tanah dan kebutuhan biomassa tanaman

170
c. Mampu menghitung kebutuhan komposisi pupuk dengan
menggunakan prinsip hukum Leibig

Nama peserta didik: Dedi = 55

Memenuhi dua kriteria


a. Mampu memilih jenis pupuk berdasarkan kandungan nutrisi dan
kebutuhan pertumbuhan tanaman
b. Mampu menghitung kebutuhan pupuk menggunakan prinsip hukum
kesuburan tanah dan kebutuhan biomassa tanaman

Nama peserta didik: Eti < 55

Memenuhi satu kriteria

a. Mampu memilih Jenis Pupuk berdasarkan kandungan nutrisi dan


kebutuhan pertumbuhan tanaman

LEMBAR KERJA (LK) 5


Pengolahan Hasil Asesmen (Upload di LMS)
Lakukan pengolahan hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran
dengan tahapan sebagai berikut.

1. Tentukan tujuan pembelajaran (TP) dari suatu elemen pada CP


sesuai program keahlian dan spesialisasi Anda!
2. Rumuskan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
sebagai indikator ketercapain kompetensi dari TP yang Anda pilih!
3. Rumuskan rubrik keberhasilan peserta didik dalam menguasai TP!
4. Lakukan asesmen pada peserta didik di kelas tempat Anda
melakukan PKL!
5. Rumuskan nilai capaian elemen CP/TP/kompetensi secara
kuantitatif dan deskripsi kualitatif pada setiap tingkat capaian
berdasarkan KKTP dengan memperhatikan pembelajaran
berbasis kompetensi, mastery learning, dan differentiation
learning.

*Rubrik asesmen dapat dilihat pada lampiran 9

171
B. Pelaporan Hasil Belajar

Pelaporan hasil asesmen atau asesmen dituangkan dalam bentuk laporan


kemajuan belajar, berupa laporan hasil belajar, berdasarkan pengolahan hasil
asesmen sumatif. Laporan hasil belajar paling sedikit memberikan informasi
mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik berupa nilai kuantitatif dan
deskripsi setiap capaian peserta didik. Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil
belajar dalam bentuk rapor. Laporan hasil belajar dapat memberikan informasi
yang bermanfaat tentang; capaian kompetensi, proses pencapaiannya, serta
strategi tindak lanjut bagi guru, satuan pendidikan dan orang tua untuk mendukung
capaian pembelajaran.

Komponen laporan pendidikan (rapor) peserta didik SMK minimal memuat


informasi mengenai:

1) identitas peserta didik,


2) nama satuan pendidikan,
3) kelas,
4) semester,
5) mata pelajaran,
6) nilai,
7) deskripsi,
8) catatan guru,
9) presensi, dan
10) kegiatan ekstrakurikuler.

Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik secara berkala setiap


semester dan akhir tahun. Ada beberapa opsi dalam menyusun deskripsi capaian
kompetensi pada rapor sebagai berikut.

Catatan:

1. Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, guru harus mengidentifikasi


capaian elemen CP/TP “berkompeten” dan “belum berkompeten”.
2. Capaian berkompeten dapat ditandai dengan warna hijau capaian kompetensi
yang belum berkompeten ditandai dengan warna merah

172
Penyusunan Deskripsi Berdasarkan Capaian Pembelajaran

Sebagai contoh, di bawah ini diuraikan contoh deskripsi berdasarkan


capaian pembelajaran.

Tabel 5.4 Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Agribisnis Tanaman


Pangan dan Hortikultura Fase F

Uraian

Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan


agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. Kemampuan tersebut antara lain
ada elemen melakukan pemupukan tanaman sebagai TP dengan KKTP
berikut.

a) Jenis pupuk dipilih berdasarkan kandungan nutrisi dan kebutuhan


pertumbuhan tanaman;
b) Kebutuhan pupuk dihitung dengan menggunakan prinsip hukum
kesuburan tanah dan kebutuhan biomassa tanaman;
c) Kebutuhan komposisi pupuk dihitung dengan menggunakan prinsip hukum
Leibig;
d) Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman;
e) Pemupukan tanaman dilakukan sesuai dengan teknik pemupukan yang
digunakan.

Fase F Berdasarkan Elemen

Capaian Pembelajaran (CP) Elemen


Agribisnis Budidaya 1. Menerapkan teknik penyiapan media tumbuh
Tanaman Pangan dan tanaman sayuran secara konvensional dan atau
Hortikultura mekanik
2. Menerapkan teknik penyiapan bibit untuk
tanaman sayuran secara konvensional atau
dengan menggunakan alat modern
3. Menerapkan teknik penanaman tanaman
sayuran
4. Menerapkan teknik pengairan tanaman sayuran
secara konvensional dan atau dengan alat
modern
5. Menerapkan teknik pemupukan pada tanaman
sayuran
6. Menerapkan teknik pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman
sayuran

173
7. Menerapkan teknik dan perlakuan khusus
8. Menerapkan teknik panen dan pasca panen
tanaman sayuran
9. Menerapkan teknik pengelolaan limbah hasil
produksi tanaman sayuran
10. Menerapkan teknik pemasaran tanaman sayuran

Tabel 5.4 Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)

Nama : ………………………… Kelas : …………………………….


NSN : ………………………… Fase : …………………………….
Sekolah : ………………………… Semester : …………………………….
Tahun
Alamat : ………………………… : …………………………….
Pelajaran

CP/Mata Nilai
No Elemen/TP KKTP/Capaian Kompetensi
Pelajaran Akhir
1 Agribisnis 1. Menerapkan
Tanaman teknik
Pangan Dan penyiapan
Hortikultura
media tumbuh
tanaman
sayuran secara
konvensional
dan atau
mekanik
2. Menerapkan
teknik
penyiapan bibit
untuk tanaman
sayuran secara
konvensional
atau dengan
menggunakan
alat modern
3. Menerapkan
teknik
penanaman
tanaman
sayuran
4. Menerapkan
teknik
pengairan
tanaman
sayuran secara
174
CP/Mata Nilai
No Elemen/TP KKTP/Capaian Kompetensi
Pelajaran Akhir
konvensional
dan atau
dengan alat
modern
5. Menerapkan 80 Menunjukkan kemampuan
teknik sebagai berikut.
pemupukan a. Mampu memilih jenis
pupuk berdasarkan
pada tanaman
kandungan nutrisi dan
sayuran kebutuhan pertumbuhan
tanaman;
b. Mampu menghitung
kebutuhan pupuk
menggunakan prinsip
hukum kesuburan tanah
dan kebutuhan biomassa
tanaman
c. Mampu menghitung
kebutuhan komposisi
pupuk dengan
menggunakan prinsip
hukum Leibig
d. Mampu menentukan
waktu pemupukan
berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman
e. Perlu bimbingan dalam
kemampuan melakukan
pemupukan tanaman
sesuai dengan teknik dan
prosedur pemupukan
yang digunakan.
2 Dan seterusnya,
sesuai dengan
capaian
kompetensi
pada setiap
mata pelajaran

175
Penyusunan Deskripsi Berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran

Tabel 5.5 Contoh Penyusunan Deskripsi Berdasarkan Alur


Tujuan Pembelajaran

ATP Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Fase F Semester 2

Nama : ………………………… Kelas : …………………………….


NSN : ………………………… Fase : …………………………….
Sekolah : ………………………… Semester : …………………………….
Tahun
Alamat : ………………………… : …………………………….
Pelajaran

Kriteria Ketercapaian Tujuan


Tujuan Pembelajaran (TP)
Pembelajaran (KKTP)
1. Menerapkan teknik penyiapan media
tumbuh tanaman sayuran secara
konvensional dan/atau mekanis
2. Menerapkan teknik penyiapan bibit untuk
tanaman sayuran secara konvensional
dan/atau dengan alat modern
3. Menerapkan teknik penanaman tanaman
sayuran
4. Menerapkan teknik pengairan tanaman
sayuran secara konvensional dan/atau
dengan alat modern
5. Menerapkan teknik pemupukan pada Mampu melaksanakan pemupukan
tanaman sayuran tanaman, dengan kriteria:
a. Memilih jenis pupuk berdasarkan
kandungan nutrisi dan kebutuhan
pertumbuhan tanaman
b. Menghitung kebutuhan pupuk
dengan menggunakan prinsip
hukum kesuburan tanah dan
kebutuhan biomassa tanaman
c. Menghitung Kebutuhan komposisi
pupuk menggunakan prinsip
hukum Leibig
d. Menentukan waktu pemupukan
berdasarkan fase pertumbuhan
tanaman
e. Melakukan pemupukan tanaman
sesuai dengan teknik pemupukan
yang digunakan
6. Menerapkan teknik pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
pada tanaman sayuran
7. Menerapkan teknik dan perlakuan khusus
8. Menerapkan teknik panen dan pasca

176
Kriteria Ketercapaian Tujuan
Tujuan Pembelajaran (TP)
Pembelajaran (KKTP)
panen tanaman sayuran
9. Menerapkan teknik pengelolaan limbah
hasil produksi tanaman pangan
10. Menerapkan teknik pemasaran tanaman
sayuran

CP/Mata Elemen Nilai


No KKT/Capaian Kompetensi
Pelajaran Akhir
1 Agribisnis Menerapkan 80 Mampu melaksanakan
Tanaman teknik Pemupukan tanaman, dengan
Pangan dan pemupukan kriteria:
a. Memilih jenis pupuk
Hortikultura pada tanaman
berdasarkan kandungan
sayuran nutrisi dan kebutuhan
pertumbuhan tanaman
b. Menghitung kebutuhan pupuk
dengan menggunakan
prinsip hukum kesuburan
tanah dan kebutuhan
biomasa tanaman
c. Menghitung Kebutuhan
komposisi pupuk
menggunakan prinsip hukum
Leibyg
d. Menentukan waktu
pemupukan berdasarkan
fase pertumbuhan tanaman

e. Masih memerlukan bimbingan


dalam melakukan
pemupukan tanaman sesuai
dengan teknik pemupukan
yang digunakan
Dan seterusnya
sampai mata
pelajaran ke-n,
sesuai jumlah
mata pelajaran
yang ada di
setiap
konsentrasi
keahlian
tertentu.

Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk


laporan lainnya, seperti portofolio, hasil diskusi/konferensi, pameran karya, dan
skill passport.
177
a. Portofolio, portofolio bertujuan untuk melihat perkembangan belajar
peserta didik melalui dokumentasi hasil karya peserta didik. Isi portofolio
adalah hasil karya yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan hasil diskusi
dengan guru. Portofolio juga perlu dilengkapi refleksi guru dan peserta didik
terhadap pencapaian pembelajaran selama ini.
b. Diskusi/konferensi, diskusi/konferensi bertujuan untuk berbagi informasi
capaian hasil belajar antara guru, peserta didik, dan orang tua.
Diskusi/konferensi dapat dilakukan dalam suasana formal maupun
informal.
c. Pameran karya, pameran karya berperan sebagai bentuk perayaan proses
belajar dan juga sebagai asesmen sumatif. Dalam pelaksanaan pameran
karya, orang tua, komunitas sekolah, peserta didik, dan guru dari sekolah
lain serta dunia usaha dan dunia Industri dan dunia kerja (dunia kerja)
dapat diundang untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari
audiens yang lebih luas.
d. Skill passport, skill passport merupakan catatan kompetensi yang dikuasai
selama peserta didik belajar di SMK dan dunia kerja. Skill passport
memudahkan peserta didik, guru, dan dunia kerja untuk menerapkan
pengendalian berbasis identitas melalui catatan uji kompetensi yang dapat
diverifikasi.

Tabel 5.6 Contoh Penilaian Uji Mandiri Peserta Didik Berdasarkan


Standar Kompetensi

Uji Guru
Standar
Mandiri
Kompetensi/Kode Kriteria Unjuk Kerja Tanda
Peserta Tgl Nilai
SKKNI Tangan.
didik
Elemen Kompetensi
1. Merencanakan pemupukan
1.1 Keadaan tanaman
diidentifikasi sesuai
Melakukan komoditas dan fase
Pengelolaan pertumbuhan.
Pemupukan 1.2 Kegunaan pupuk
A.010001.009.01 dijelaskan sesuai
komoditas dan
peruntukannya.
1.3 Jenis pupuk dan dosis
ditetapkan sesuai

178
Uji Guru
Standar
Mandiri
Kompetensi/Kode Kriteria Unjuk Kerja Tanda
Peserta Tgl Nilai
SKKNI Tangan.
didik
dengan kebutuhan
tanaman, fase
pertumbuhan, dan
kondisi lahan.
1.4 Teknik pemupukan
diidentifikasi sesuai
dengan komoditas
dan kondisi lahan.
1.5 Alat yang dibutuhkan
untuk pemupukan
diidentifikasi sesuai
dengan kebutuhan.
1.6 Alat yang dibutuhkan
untuk pemupukan
dihitung sesuai
dengan kebutuhan.
2. Melakukan pemupukan
2.1 Proses mencampur
bahan pemupukan
dilakukan sesuai
dengan prosedur.
2.2 Teknik pemupukan
diterapkan sesuai
dengan jenis pupuk,
komoditas tanaman
dan kondisi lahan.
3. Menangani alat dan bahan
pasca pelaksanaan
pemupukan
3.1 Tata Cara pemeliharaan
alat dijelaskan sesuai
dengan jenis dan
fungsinya.
3.2 Tata Cara pengelolaan
alat dan bahan
dilakukan sesuai
dengan ketentuan.
3.3 Penyimpanan alat dan
bahan pemupukan
dijelaskan sesuai
dengan jenis dan
spesifikasi.

Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan


kelas. Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan

179
kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata
pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama satu tahun ajaran. Untuk
menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan
kelas dapat berdasarkan asesmen sumatif. Asesmen pencapaian hasil belajar
peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan membandingkan pencapaian
hasil belajar peserta didik dengan elemen/TP dan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran.

Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah


satu praktik yang dianjurkan. Penggunaan fase dalam CP adalah salah satu
alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman
sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang
ditetapkan dalam CP di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang
ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut. Ilustrasi berikut diharapkan dapat
menjelaskan bagaimana proses belajar dalam suatu fase dan lintas fase dapat
berjalan seiring dengan kenaikan kelas.

Ilustrasi 1

kenaikan kelas dalam fase yang sama. Guru menyusun alur tujuan pembelajaran
dalam satu fase (fase E atau fase F) secara kolaboratif (contoh: fase F alur tujuan
pembelajaran CP Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura). Tetapkan apakah
alur tujuan pembelajaran Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura harus
dicapai di kelas XI atau kelas XI dan XII, serta penetapan tujuan pembelajaran
mana yang akan dipelajari di Kelas XI dan di kelas XII. Ketika ada peserta didik
yang belum dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu hingga akhir tahun
ajaran di Kelas XI, maka guru perlu menyusun rancangan pembelajaran dengan
mengakomodasi kegiatan pembelajaran yang belum tercapai pada kelas XI. Pada
awal tahun ajaran guru dianjurkan untuk melakukan asesmen di awal
pembelajaran untuk mengidentifikasi kesiapan peserta didik. Dengan demikian,
peserta didik yang belum dapat menyelesaikan tujuan pembelajaran yg
seharusnya sudah selesai di kelas XI dapat terus naik kelas, tidak perlu tinggal
kelas di Kelas XI.

Untuk peserta didik yang belum menuntaskan fase F di kelas XI, guru dapat

180
mengulang konsep atau materi pelajaran yang belum dikuasai peserta didik,
sebelum peserta didik yang bersangkutan mempelajari materi yang terkandung
dalam CP fase F yang belum tuntas/belum kompeten. Dengan demikian, peserta
didik dapat terus naik kelas.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan


kriteria dan mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan secara
otomatis (automatic promotion). Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip
mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau
pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level). Setiap peserta
didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan,
namun bagi peserta didik yang belum dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar
dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko
tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi dapat segera difasilitasi
proses pembelajarannya.

Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak
tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut
dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik
tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas
berikutnya. Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu
dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik
kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan
telah dilaksanakan.

Tabel 5.7 Contoh Isu dan Pertimbangan yang Diambil Sekolah

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah


Peserta didik mempunyai tujuan Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas
pembelajaran yang belum tuntas. berikutnya dengan pendampingan tambahan
untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang
belum tercapai/tuntas.

Peserta didik mempunyai masalah Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui


absen/ketidakhadiran yang alasan ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak
banyak (Banyaknya jumlah hadir karena kondisi keluarga (peserta didik yang
membantu orang tua bekerja karena alasan

181
Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah
ketidakhadiran disepakati oleh ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik,
satuan pendidikan) maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan
khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena
“malas”, meskipun kecil kemungkinan untuk naik
kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan
naik dengan catatan di rapor bagian sikap yang
perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya,
permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan
dalam jangka waktu satu tahun dengan cara
konseling atau behavior treatment lain. Khusus
permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus
dapat mendeteksi permasalahan ini sedini
mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan
jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir
semester.

Keterlambatan psikologis, Peserta didik bisa dipertimbangkan untuk naik


perkembangan, dan/atau kognitif kelas dengan catatan peserta didik perlu
mendapat bimbingan dalam memahami pelajaran
dan/ atau mendapatkan layanan konseling

Mekanisme Kelulusan

Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar kelulusan
dapat berdasarkan asesmen sumatif, yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis,
tugas untuk performa, portofolio, atau kombinasi. Asesmen pencapaian hasil
belajar peserta didik untuk kelulusan dilakukan dengan membandingkan
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan TP(kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran). Asesmen sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang
dengan mempertimbangkan capaian kompetensi lulusan.

Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan kelulusan ditentukan oleh satuan


pendidikan. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan
mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian
peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan setelah:

182
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran dan
b. mengikuti asesmen sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan/ program pendidikan yang


bersangkutan. Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/ program
pendidikan diberikan ijazah. Ijazah diberikan pada akhir semester genap pada
setiap akhir jenjang. Ketentuan mengenai ijazah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

INSTRUKSI KERJA (IK) 5


Laporan Hasil Belajar Dalam Bentuk Rapor
(UPLOAD di LMS)

Masukan nilai hasil tes sumatif yang Anda laksanakan pada saat PPL untuk
bahan dalam penulisan rapor, dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Tuliskan nama elemen/TP-nya


2. Tuliskan KKTP-nya
3. Tuliskan hasil nilai pencapaian asesmen
4. Tuliskan deskripsi kualitatif pencapaiannya
elemen/TP/kompetensi dan KKTP-nya
5. Prinsip pembelajarannya mastery learning, asesmennya
berbasis kompetensi dengan CRA

*Rubrik asesmen dapat dilihat pada lampiran 10

Ruang Kolaborasi

Uraian Tugas

Kasus

Ada satu program keahlian pada fase F memuat satu mata pelajaran/CP yang
terdiri dari sembilan elemen. Elemen satu dengan elemen yang lainnya

183
merupakan satu rangkaian dalam menghasilkan produk dan okupasi. Pada kelas
XI semester ganjil menyelenggarakan lima elemen dan pada semester genap
menyelenggarakan empat elemen. Kebijakan pembelajaran yang diterapkan
adalah mastery learning, artinya peserta dinyatakan berkompeten apabila mampu
memenuhi seluruh kriteria pencapaian elemen/TP. Ketuntasan pencapaian
elemen/TP dalam asesmen diberi nilai 100. Apabila belum tuntas diberi nilai
kurang dari 100 sesuai dengan derajat pencapaian indikator kompetensi.

Dalam menyusun laporan asesmen akhir semester ganjil, nilai rapor mata
pelajaran/CP dihitung rata-rata dari lima elemen/TP. Peserta didik bernama Agus
pada mata pelajaran tersebut mendapat nilai 80. Di akhir semester IV nilai
rapornya 85.

Tugas

1. Lakukan analisis terhadap ketuntasan pencapaian elemen/TP!


2. Jika peserta didik atas nama Agus pada contoh di atas (pada topik ini)
diminta melaksanakan pekerjaan pada CP yang sudah dipelajari, apakah
performansinya akan sempurna?
3. Jelaskan alasan Anda dengan menggunakan referensi pembelajaran
berbasis kompetensi!

Demonstrasi Kontekstual

Uraian Tugas

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan


mempresentasikan hasil kerja kelompok (bisa dalam bentuk presentasi secara
lisan atau gallery walk).

Kriteria Asesmen Kegiatan Presentasi

Kemampuan
Kejelasan dan Kebenaran Bahan Presentasi Kejelasan
Menjawab
Sesuai Kegiatan Kolaborasi Penyampaian
Pertanyaan
Hasil analisis tentang ketuntasan Elemen/TP.
……………………………………………………
184
Kemampuan
Kejelasan dan Kebenaran Bahan Presentasi Kejelasan
Menjawab
Sesuai Kegiatan Kolaborasi Penyampaian
Pertanyaan
……………………………………………………

Kemungkinan performansi peserta didik (atas


nama Agus dalam contoh kasus terkait materi
pada topik V) dalam melaksanakan tugas.
…………………………………………………………………………………………………………
Hasil kajian referensi………………………………………..
……………………………………………………
……………………………………………………

Elaborasi Pemahaman

Uraian Tugas

Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang konsep laporan pembelajaran di


SMK, buatlah pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep yang masih belum
dipahami. Pertanyaan ini akan didiskusikan dengan rekan, dosen atau instruktur
tamu.

Lembar Daftar Pertanyaan Elaboratif

……………….......................................................................................
……………….......................................................................................
……………….......................................................................................
Dst..

Koneksi Antar Materi

Uraian Tugas

Buatlah koneksi antar materi antara; asesmen, pengolahan hasil asesmen


dan penulisan laporan hasil asesmen dalam bentuk rapor.
Contoh Koneksi Antarmateri dalam Bentuk Mindmap

185
Aksi Nyata

Posting 10 di LMS
Refleksi pembelajaran topik laporan pembelajaran peserta didik

1. Refleksikan pembelajaran topik laporan pembelajaran peserta didik


dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

a. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari


konsep laporan hasil pembelajaran di SMK?

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

b. Bagian manakah dari konsep laporan hasil pembelajaran yang


paling menantang?

.....................................................................................................

186
.....................................................................................................

c. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan
laporan hasil pembelajaran di SMK?

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

2. Buatlah satu rancangan pengolahan hasil asesmen dan penulisan


di rapor untuk satu semester terhadap hasil asesmen yang Anda
lakukan pada saat kegiatan PPL untuk satu mata pelajaran (CP)!

187
TOPIK VI. PENYUSUNAN REFLEKSI PEMBELAJARAN

Durasi 1 Pertemuan (pertemuan ke-15)

Capaian PembelajaranSetelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat:


1. menyusun refleksi terhadap materi PPA II dan
2. menyusun refleksi pelaksanaan PPL

Mulai dari Diri

Mempelajari topik refleksi dalam materi PPA II, mahasiswa diharapkan dapat
merumuskan manfaat setiap topik pembelajaran, dan merumuskan rencana tindak
lanjut implementasi pada saat bekerja menjadi guru di SMK. Mahasiswa juga
dapat memberi catatan-catatan tentang kelebihan dan kekurangan terhadap
materi dan penyajian modul pada topik-topik refleksi ini. Pertanyaan pemantik atas
materi refleksi ini dapat dimulai dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut.

1. Anda pasti pernah melakukan refleksi terhadap suatu peristiwa tertentu


yang pernah dialaminya dalam kehidupan. Reaksi seperti apa yang
kemudian Anda lakukan? Apa manfaatnya?

2. Setelah mempelajari topik refleksi, apa yang terpikirkan tentang kegiatan


refleksi pembelajaran dengan continual improvement/peningkatan
berkelanjutan?

3. Jika Anda nanti menjadi guru di SMK, bagaimana Anda akan


mengimplementasikan konsep refleksi sebagai proses belajar sepanjang
hayat?

Eksplorasi Konsep

Refleksi sebagai Mahasiswa dalam Mengikuti Pembelajaran


Sebagai mahasiswa PPG, Anda telah mempelajari topik modul PPA II yang terdiri

188
dari topik 1) pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik, 2)
pengelolaan model pembelajaran di SMK, 3) mengembangkan perangkat
asesmen di SMK, 4) pengembangan perencanaan dan perangkat pembelajaran di
SMK, dan 5) pengolahan hasil asesmen dan laporan hasil pembelajaran.

Sebagai seorang mahasiswa yang sedang belajar untuk menjadi seorang guru di
SMK, tentunya mempunyai sebuah idealisme terhadap proses pembelajaran yang
seharusnya. Saat ini Anda telah mengobservasi dan mengalami langsung
bagaimana proses pembelajaran di SMK melalui pembelajaran modul PPA I,
modul-modul PPA II dan pelaksanaan PPL I, dan PPL II. Coba ingat-ingat kembali
materi apa saja yang memberi kesan mendalam dan menarik terkait dengan tugas-
tugas Anda nanti sebagai guru. Selain kesan baik, coba tuliskan harapan besar
apa yang Anda butuhkan untuk membekali kompetensi sebagai seorang guru.
Menurut Anda materi apa yang seharusnya ada pada modul, tetapi belum Anda
temukan? Selain dari isi modul apa kesan Anda terkait dengan sistematika dan
strategi dan metodologi belajar yang ada di modul, barangkali Anda mempunyai
catatan-catatan untuk dikembangkan atau untuk perbaikan.

Kalau sampai saat ini Anda belum mempunyai catatan terkait dengan hal-hal
tersebut di atas, melalui topik refleksi pembelajaran ini kami mengajak Anda untuk
melakukan refleksi terhadap isi materi modul dan penyajiannya dilihat dari
kelengkapan dan manfaatnya bagi Anda sebagai calon guru yang akan
melaksanakan pembelajaran di SMK.

Dalam refleksi ini kita akan melakukan beberapa hal berikut.

Posting 11 di LMS

Isilah setiap titik-titik di dalam kotak berikut ini, mulai poin a sampai dengan
poin d berkaitan dengan refleksi metode belajar.

a. Mengulas kembali kecukupan dan kesesuaian materi setiap topik


pada modul yang telah dipelajari di PPA II

Kegiatan ini Anda lakukan secara mandiri dengan membaca dari awal,
memahami maknanya, dan membuat catatan terhadap hal-hal penting
yang sangat bermanfaat dan hal-hal yang seharusnya ada, tetapi

189
belum tersedia di setiap topik modul.

Rumuskan daya tarik dari setiap topik modul PPA II dan jelaskan
bagaimana Anda akan menerapkannya dalam proses pembelajaran di
SMK.

Hal penting yang menarik dari isi modul

Topik 1
…………………………………………………………………………………

Topik 2
…………………………………………………………………………………

Topik 3
…………………………………………………………………………………

Topik 4
…………………………………………………………………………………

Topik 5
…………………………………………………………………………………

Hal penting yang menarik dari sistematika dan teknik


penyajian materi

Topik 1
Topik 1
………………………………………………………………………………… ……………………………………

Topik 2 Topik 2
………………………………………………………………………………… ……………………………………

Topik 3
………………………………………………………………………………… Topik 3
……………………………………
Topik 4
………………………………………………………………………………… Topik 4
……………………………………
Topik 5
…………………………………………………………………………………
Topik 5
……………………………………

190
Materi yang seharusnya ada, tapi belum tersaji dalam modul

Topik 1
Topik 1
………………………………………………………………………………… ……………………………………

Topik 2 Topik 2
………………………………………………………………………………… ……………………………………

Topik 3
…………………………………………………………………………………
Topik 3
……………………………………
Topik 4
………………………………………………………………………………… Topik 4
……………………………………
Topik 5
………………………………………………………………………………… Topik 5
……………………………………

Sistematika penyajian yang seharusnya ada, tetapi belum ada


dalam modul

Topik 1

…………………………………………………………………………………

Topik 2

…………………………………………………………………………………

Topik 3

…………………………………………………………………………………

Topik 4

191
…………………………………………………………………………………

Topik 5

…………………………………………………………………………………

b. Manfaat materi modul yang sudah dipelajari

Tuliskan manfaat materi pada setiap topik modul sebagai hasil dari
instructional effect terkait dengan tugas yang akan anda emban
sebagai guru di SMK. Tuliskan juga nurturant effect terhadap
perubahan perilaku positif apa setelah mengalami proses
pembelajaran dengan alur merdeka. Kegiatan ini dalam rangka
mengembangkan sikap kritis, think out of the box, dan menciptakan
keterampilan berpikir yang berkualitas.

Melalui model berpikir seperti ini diharapkan ketika anda diberikan


suatu kondisi permasalahan di sekolah terkait proses pembelajaran,
diharapkan Anda mampu mengembangkan kemampuannya dan
mampu menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam proses
pembelajaran.

Tuliskan jenis materi pada topik pemetaan kemampuan awal dan


karakteristik peserta didik dan bagaimana Anda akan
mengimplementasikannya dalam melaksanakan pembelajaran di
SMK.

…………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………….

Tuliskan jenis materi pada topik model pengelolaan pembelajaran


di SMK dan bagaimana Anda akan mengimplementasikannya dalam
melaksanakan pembelajaran di SMK.

Materi: …

192
…………………………………………………………………………………
………..

…………………………………………………………………………………
………..

…………………………………………………………………………………
………..

…………………………………………………………………………………
……….

Tuliskan jenis materi pada topik asesmen pembelajaran di SMK dan


bagaimana Anda akan mengimplementasikannya dalam
melaksanakan pembelajaran di SMK.

Materi: …

…………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………….

Tuliskan jenis materi pada topik perencanaan dan perangkat


pembelajaran di SMK dan bagaimana Anda akan
mengimplementasikannya dalam melaksanakan pembelajaran di
SMK.

Materi: …

…………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………….

193
Tuliskan jenis materi pada topik pengelolaan hasil pembelajaran dan
laporan hasil pembelajaran di SMK dan bagaimana anda akan
mengimplementasikannya dalam melaksanakan pembelajaran di
SMK

Materi: …

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

c. Rencana Peningkatan Belajar

Merencanakan aktivitas belajar pada proses pembelajaran yang akan


datang sangat berguna untuk mengubah kebiasaan yang kurang
efektif dalam belajar. Pada tahap ini Anda terlebih dahulu
mengidentifikasi kelemahan/kesalahan cara belajar yang
menghambat proses belajar pada pembelajaran modul PPA II.

Kemauan dan niat anda untuk mengubah kebiasaan belajar yang


kurang efektif harus tumbuh. Prinsip peningkatan kualitas
berkelanjutan (continual improvement) harus dilaksanakan sebagai
sistem proses belajar.

Tuliskan kebiasaan belajar yang kurang baik pada proses belajar


sebelumnya dan upaya perbaikannya

Kebiasaan belajar yang kurang baik

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Rencana perbaikan:

194
………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

d. Refleksi Metode Belajar

Sebagaimana telah dibahas dalam topik satu pemetaan kemampuan


awal dan karakteristik peserta didik terkait dengan gaya belajar. Hasil
proses belajar mengajar sering menghasilkan peningkatan
kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. Kondisi ini bisa
disebabkan salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran
yang seragam, sehingga peserta didik perkembangan belajarnya
kurang optimal.

Untuk mengurangi ketidaksesuaian penggunaan metode


pembelajaran, sebagai mahasiswa Anda dapat mengevaluasi
penerapan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

1) Satu metode pembelajaran digunakan seragam untuk seluruh


mahasiswa

Sebutkan!

…………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………….

Pada topik pembelajaran apa

…………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………….

2) Apakah metode pembelajaran sudah disesuaikan dengan


performansi yang akan dicapai dari tujuan pembelajaran?

195
Tuliskan performansi yang akan dicapai:

………………………………………………………………………………………

Tuliskan metode yang dirasa kurang sesuai


………………………………………………………………………………………

Tuliskan saran metode pembelajaran yang seharusnya untuk pencapaian


performansi
………………………………………………………………………....................

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………….

3) Apakah metode yang digunakan sudah mengakomodasi


seluruh gaya belajar peserta didik (pendekatan pembelajaran
SAVI)?

Sudah, contohnya

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Belum, contohnya

……………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

Refleksi Sebagai Guru dalam Proses Pembelajaran

Setelah Anda melewati proses pembelajaran PPA I dan beberapa topik modul PPA
II serta telah melaksanakan PPL I dan PPL II, pengalaman itu sangat menarik,

196
karena Anda berperan sebagai mahasiswa yang sedang belajar dan dilanjutkan
dengan Mahasiswa yang sedang melaksanakan proses pembelajaran melalui PPL
II.

Melakukan refleksi diri setelah melakukan PPL I dan PPL II, yaitu untuk
meningkatkan produktivitas kerja pada proses PPL dan nanti pada saat bekerja
sebagai guru di SMK. Refleksi ini menimba pengalaman kegiatan PPL untuk
mengemban mandat sebagai guru profesional, dalam rangka menumbuhkan
kreativitas dan inovatif dalam pembelajaran, meningkatkan kesabaran, serta
mengetahui pencapaian diri selama PPL I dan PPL II.

Refleksi diri bagi seorang guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
peran dan tanggung jawab profesional guru secara berkelanjutan. Bowman (1989)
mengungkapkan bahwa refleksi diri merupakan elemen utama profesionalisme.

Sementara itu, Loughran (2005) menyebutkan bahwa refleksi terhadap profesional


guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor penting untuk
menghasilkan inovasi dan revolusi pembelajaran.

Refleksi diri bagi guru merupakan salah satu cara mengembangkan profesional
berkelanjutan sebagai konsep peningkatan kualitas guru. Refleksi menjadi sarana
untuk memenuhi keluasan serta kedalaman pengetahuan Anda sebagai guru
profesional.

Menurut Abdurrahman (2013), terdapat 3 unsur pengetahuan profesional yang


biasa dijadikan sebagai bahan untuk melakukan refleksi diri bagi guru yaitu
pengetahuan konten, pengetahuan pedagogik, pengetahuan penguasaan, dan
pengemasan konten dalam kegiatan belajar mengajar (pedagogical content
knowledge).

Adapun menurut Korthagen & Vasalos (2005), terdapat empat aspek yang menjadi
fokus refleksi bagi guru dalam praktik profesional, yaitu:

1) lingkungan, cara guru menciptakan lingkungan belajar dan


memanfaatkannya untuk mengembangkan keprofesionalan,

197
2) perilaku profesional, tindakan dan respon dari guru terhadap perubahan atau
inovasi dalam kegiatan pembelajaran,
3) kompetensi, respon tindakan terhadap pentingnya meningkatkan
kompetensi profesional guru, dan
4) believe, kepercayaan guru mengenai profesinya.

Manfaat Refleksi Diri Bagi Guru

Melakukan refleksi diri bagi guru bukan hanya berdampak baik pada kinerja dan
keprofesionalan sebagai seorang guru, tetapi juga berpengaruh terhadap
kesehatan mental diri sendiri. Berikut ini berbagai manfaat refleksi diri bagi guru.

1. Mengenal kelebihan dan kekurangan diri

Kegiatan refleksi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kembali


kelebihan yang dimiliki menjadi suatu keterampilan yang konkret, serta
mempelajari apa yang masih kurang untuk mengetahui batasan dalam
mengerjakan sesuatu. Hal ini dapat berdampak pada produktivitas guru.

Posting 12 di LMS

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Diri

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya, Anda bisa melakukan


refleksi diri. Anda bisa bertanya pada diri sendiri mengenai apa yang sudah
dilakukan dalam PPL I dan PPL II, apakah Anda sudah bertugas sebagai
guru dengan maksimal, apakah melakukan pembelajaran dengan baik dan
bisa diterima peserta didik atau tidak, apa kesulitan yang sering dialami
ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas, dan lainnya.

Tuliskan kesulitan pada saat Anda melakukan PPL II

Kegiatan Perencanaan Pembelajaran

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

Kegiatan Proses Pembelajaran

198
………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………….

Kegiatan Pascapembelajaran

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

Tuliskan keunggulan Anda pada saat melakukan PPL II

Kegiatan Perencanaan Pembelajaran

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

Kegiatan Proses Pembelajaran

…………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………..

Kegiatan Pascapembelajaran

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

2. Menemukan pelajaran berharga

Melalui kegiatan refleksi Anda akan menemukan pelajaran berharga yang


mungkin selama ini kurang dirasakan. Refleksi membantu Anda untuk
mendapatkan perspektif baru serta hikmah yang sudah Anda alami.
Dengan demikian, Anda dapat bersikap optimis kedepannya karena
menemukan pelajaran berharga untuk berubah menjadi lebih baik.

199
3. Menjadi lebih bijak

Apabila Anda merasa galau atau dihadapkan suatu keadaan atau masalah
yang membuat pikiran Anda jadi buntu, cobalah untuk melakukan refleksi
diri. Refleksi diri membantu Anda untuk merespon keadaan lebih bijak
dengan proses berpikir panjang. Sehingga Anda dapat menahan timbulnya
perkataan atau reaksi yang kurang baik yang dapat membuat Anda
menyesal di kemudian hari.

Refleksi diri membantu Anda lebih sadar akan konsekuensi dari sikap dan
tindakan yang dilakukan. Sehingga kedepannya Anda dapat
mempertimbangkan sikap dan tindakan yang akan Anda tampilkan di
situasi tertentu agar tidak salah langkah.

Misalnya apabila terdapat peserta didik yang belum mampu mencapai


tujuan pembelajaran, jangan langsung menyalahkan peserta didik atau
memarahi mereka tetapi Anda bisa melakukan refleksi terhadap diri
sendiri, kira-kira Apakah Anda sudah melaksanakan pembelajaran dengan
maksimal atau belum? Apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran? Hal ini akan membuat Anda
lebih bijak.

4. Memberikan semangat lagi

Ketika Anda sedang emosional, merasa putus asa dan galau, refleksi diri
dapat memberikan semangat lagi untuk menjalani hidup. Refleksi diri bisa
membuat Anda menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang perlu
dilakukan.

5. Tidak terburu-buru mengambil keputusan

Refleksi diri membantu Anda menemukan keputusan yang tepat.

Cara Melakukan Refleksi Diri Bagi Guru

Anda sebagai mahasiswa sudah mempelajari modul PPA I dan sedang


mempelajari modul PPA II serta sudah melaksanakan PPL I dan sedang
200
melaksanakan PPL II, artinya Anda sudah mempelajari dasar pedagogi dan sudah
mengaplikasikannya dalam kegiatan PPL di SMK. Berikut ini merupakan beberapa
cara melakukan refleksi diri bagi guru yang bisa dilakukan.

1. Menyiapkan pertanyaan penting

Sebelum melakukan refleksi diri, alangkah baiknya jika Anda menyiapkan


pertanyaan penting untuk Anda sendiri. Pertanyaan bisa berupa hal-hal
yang menyangkut kepribadian Anda dan pekerjaan sebagai mahasiswa
yang sedang mengikuti program PPG.

Berikut beberapa pertanyaan yang bisa Anda ajukan untuk refleksi:

a. Apa yang sudah saya capai hingga saat ini dalam mengikuti program
PPG?
b. Apa yang belum saya capai saat ini? Bagaimana cara untuk
mencapai sesuatu yang saya inginkan?
c. Apa penyesalan terbesar saya dan bagaimana cara saya untuk
melepas penyesalan tersebut?
d. Bagaimana hubungan saya dengan rekan kerja dan peserta didik di
kelas?

Berikut beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan profesionalitas pada


saat Anda melaksanakan tugas sebagai guru.

a. Bagaimana cara saya mengajar di kelas? Apakah sudah baik?


b. Bagaimana lingkungan belajar yang saya desain di kelas?
c. Sudahkah saya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
dan interaktif di kelas?
d. Apa yang menyebabkan peserta didik saya tidak bersemangat
mengikuti kegiatan pembelajaran pada kelas saya mengajar?
e. Apakah saya sudah menggunakan metode pembelajaran yang
menarik?
f. Apakah saya sudah menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dan menarik?
2. Memilih metode refleksi yang sesuai

201
Langkah selanjutnya Anda bisa memilih metode refleksi diri yang sesuai.
Ada berbagai metode refleksi diri yang bisa dilakukan, misalnya
berkontemplasi. Anda bisa menjawab pertanyaan refleksi diri yang sudah
disiapkan sembari melakukan metode refleksi yang diinginkan. Pastikan
Anda menjawab pertanyaan refleksi diri dengan jujur sesuai apa yang
dipikirkan dan dirasakan.

Lakukanlah refleksi diri mulai dari membuat pertanyaan refleksi dan


menjawabnya secara jujur.

Posting 13 di LMS

Membuat Refleksi Diri

Isilah setiap titik-titik di dalam kotak berikut ini!

Pertanyaan Refleksi Diri

……………………………………………………………………………........

……………………………………………………………………………........

……………………………………………………………………………........

Jawaban Refleksi Diri

……………………………………………………………………………........

……………………………………………………………………………........

……………………………………………………………………………........

3. Menetapkan jadwal refleksi

Langkah selanjutnya Anda bisa menentukan jadwal yang tepat untuk


melakukan refleksi diri. Pilihlah waktu senggang dan sendiri agar Anda
bisa menilai diri Anda dengan baik.

202
4. Refleksi dengan buku harian belajar

Anda dapat menuliskan buku harian dengan menulis hal-hal terkait


pelaksanaan proses belajar mengajar pada saat melakukan PPL. Kegiatan
ini dapat dijadikan sebagai bahan asesmen Anda di akhir kegiatan PPL.
Kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku
harian ini dapat digunakan untuk menganalisis proses pembelajaran dan
rencana yang akan dibuat untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam
proses pembelajaran.

5. Refleksi dengan melakukan asesmen proses pembelajaran

Refleksi ini dilakukan dengan membagi kuesioner kepada peserta didik


untuk memberikan kesan/tanggapan terhadap proses pembelajaran pada
saat Anda melakukan PPL.

Buatlah eksperimen refleksi proses pembelajaran dengan format asesmen


sebagai berikut, lakukan refleksi ini di SMK tempat Anda melakukan PPL
II.

Tabel 4.1 Contoh Format Asesmen Refleksi Proses Pembelajaran

Bidang Keahlian : .......................................


Program Studi Keahlian : .......................................
Konsentrasi Keahlian : .......................................
Mata Pelajaran : .......................................
Kelas : .......................................
Nama Peserta didik : .......................................

Komponen Skor
Keterangan
Pembelajaran 5 4 3 2 1
Kecukupan dan
kesesuaian materi
Kesesuaian
Metodologi

Kesesuaian sarana
dan peralatan
Kecukupan sarana
dan peralatan
203
Kecukupan waktu
Kejelasan suara

Keterangan:
Catatan 1:
Isilah dengan memberi checklist di bawah kolom nilai sesuai dengan tingkat
kepuasan Anda sebagai peserta didik:
Nilai 5: Sangat memuaskan
4: Memuaskan
3: Cukup memuaskan
2: Kurang Memuaskan
1: Sangat kurang memuaskan

Catatan 2: Apabila peserta didik memberikan nilai 3, 2 atau 1, mohon diberikan


alasannya di bawah kolom keterangan.

Catatan 3: Simpulkan hasil eksperimen anda tersebut baik secara kuantitatif


(misal deskripsi rerata skor) maupun kualitatif.

LEMBAR KERJA (LK) 6


Refleksi Kegiatan Pembelajaran (UPLOAD di LMS)

Buatlah alat/perangkat refleksi oleh peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran


yang Anda laksanakan, untuk mendapatkan gambaran objektif terhadap kesesuaian
dan ketidaksesuaian komponen pembelajaran meliputi:
1. materi pembelajaran,
2. metode pembelajaran,
3. strategi pembelajaran,
4. waktu, dan
5. peralatan.

*Rubrik asesmen dapat di lihat di lampiran 11

Posting 14:di LMS


Menjawab Pertanyaan Mempelajari Topik Refleksi.

204
Setelah mempelajari topik refleksi, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana Anda akan melakukan refleksi terhadap topik-topik yang sudah


dipelajari pada modul PPA II?

2. Buatlah refleksi diri terkait dengan pelaksanaan PPL II di SMK tempat Anda
melaksanakan PPL.

Ruang Kolaborasi

Uraian Tugas
Setelah mempelajari topik refleksi, silakan bekerja dalam kelompok yang terdiri
dari 5 orang untuk menyelesaikan tugas berikut.

Kasus

Setelah Anda melakukan refleksi terhadap modul pembelajaran PPA II dan


pelaksanaan PPL II, apakah Anda menemukan kekurangan pada hasil
pembelajaran Anda sebagai mahasiswa? Jika iya, bagaimana Anda akan
melakukan perbaikan agar hasilnya bisa dipertanggungjawabkan secara
akademik?

Tugas

Carilah informasi yang bisa membantu Anda untuk menyelesaikan permasalahan


di atas. Buatlah kesimpulan dan presentasikan pada kegiatan Demonstrasi
Kontenstual.

205
Demonstrasi Kontekstual

Uraian Tugas

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok pada kegiatan kolaborasi,


saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok (dapat dalam bentuk
presentasi secara lisan atau gallery walk/pameran hasil kerja, dan sebagainya).

Berikut adalah kriteria asesmen untuk kegiatan presentasi.

Tabel 4.2 Kriteria Asesmen Kegiatan Presentasi dalam Demonstrasi


Kontekstual
Kemampuan
Kejelasan dan Kebenaran Bahan Presentasi Kejelasan
Menjawab
Sesuai Kegiatan Kolaborasi Penyampaian
Pertanyaan
Hasil analisis tentang konsep perbaikan yang dapat
dipertanggungjawabkan
……………………………………………………………

Hasil analisis tentang prinsip perbaikan yang dapat


dipertanggungjawabkan
………………………………………………………….
…………………………………………………………

Hasil analisis tentang prosedur perbaikan yang


dapat dipertanggungjawabkan
…………………………………………………………
…………………………………………………………

206
Elaborasi Pemahaman

Uraian Tugas
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang refleksi pembelajaran, refleksi
diri, dan tindak lanjutnya, buatlah rangkuman terhadap hasil proses pembelajaran
pada ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual dari setiap kelompok serta
lakukan sintesis terhadap konsep, prinsip, dan prosedur tindak lanjut hasil
refleksi. Hasil rangkuman dan analisis akan didiskusikan dengan rekan, dosen,
atau instruktur tamu.

Lembar Daftar Pertanyaan Elaboratif

Apa konsep tindak lanjut hasil refleksi


……………………………………………………………………………

Apa prinsip tindak lanjut hasil refleksi


……………………………………………………………………………

Apa prosedur tindak lanjut hasil refleksi


…………………………………………………………………………….
Dst..

Koneksi Antarmateri

Uraian Tugas
Buatlah koneksi antarmateri tentang refleksi terhadap materi modul, kegiatan PPL,
keberhasilan pembelajaran, dan tindak lanjutnya untuk perbaikan/peningkatan
mutu bahan ajar dan proses pembelajaran.

Contoh Koneksi Antarmateri dalam Bentuk Mindmap

207
Aksi Nyata

Posting 15 di LMS

Menjawab Pertanyaan

Refleksikan pembelajaran topik refleksi pembelajaran dan refleksi


diri dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

a. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan sebagai


calon guru setelah mempelajari konsep refleksi
pembelajaran dan refleksi diri hasil pelaksanaan
PPL?

....................................................................................
.................

....................................................................................
.................

....................................................................................
.................

208
b. Bagaimana konsep refleksi diri mampu
meningkatkan keprofesionalan Anda sebagai guru ?

....................................................................................
.................

....................................................................................
.................

....................................................................................
.................

c. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi


terkait dengan refleksi pembelajaran dan refleksi
diri?

....................................................................................
.................

....................................................................................
.................

....................................................................................
.................

INSTRUKSI KERJA (IK) 6


Membuat Instruksi Kerja

Checklist asesmen keterlaksanaan pembelajaran, hasil asesmen


keterlaksanaan pembelajaran dan rencana tindak lanjut hasil
asesmen keterlaksanaan pembelajaran (Upload di LMS)

Tugas

Buatlah instruksi kerja/prosedur kerja untuk proses persiapan, pelaksanan


pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai acuan sebagai seorang guru di SMK tempat PPL!

Buatlah ceklist yang akan Anda gunakan untuk melakukan pengecekan

209
terhadap tingkat keterlaksanaan/kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
yang Anda lakukan (mulai dari perencanaan sampai dengan asesmen)!

Lakukan evaluasi terhadap tingkat keterlaksanaan/kesesuaian langkah


proses pembelajaran yang Anda laksanakan pada saat PPL dibandingkan
dengan IK yang sudah Anda buat. Berikan catatan terkait dengan
kesesuaian dan ketidaksesuaian!

Buatkan rencana tindakan koreksi terhadap ketidaksesuaian yang Anda


lakukan dan rencana pengembangan terhadap kesesuaian yang sudah
Anda kerjakan!

Ketidaksesuaian Kesesuaian
(Langkah Kegiatan dan (Langkah Kegiatan dan
No Dokumen/Rekaman Pembelajaran) Dokumen/Rekaman Pembelajaran)
Kegiatan/Komponen Rencana Kegiatan/Komponen Rencana
Pembelajaran Tindakan Koreksi Pembelajaran Pengembangan
1
2
3
4
n

Catatan

Dalam pembelajaran yang dimaksud dokumen dan rekaman adalah


sebagai berikut.

1. Dokumen: berupa perangkat pembelajaran yang bisa diperbaiki.


2. Rekaman: hasil kegiatan yang tidak bisa diperbaiki, kecuali melalui
tindakan terlebih dahulu.
(rekaman hasil asesmen)
*Rubrik asesmen dapat dilihat di lampiran 12

210
Daftar Pustaka

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Gava Media.

Djojonegoro, Wardiman. 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui


Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Balai Pustaka. Hal 38-39

E. Blank, Wiliam. 1982. Handbook for Developing Competency-Based Training


Programs. New Jersey: Prentice-Hill, Inc

Glen, R., Suciu, C., & Baughn, C. 2014. The Need for Design Thinking in Business
Schools. Academy of Management Learning & Education, 13, 653- 667.

Kolb, D.A. 1984. Experiential Learning: Experience as The Source of Learning and
Development. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Meier, Dave. 2003. The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif 7 Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kafia.

Philips Ron Drew Stone. Jack J. 2002 How To Measure Training Results, The
McGraw-Hill Companies.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, 2022 Panduan Mata


Pelajaran Projek Kreatif Dan Kewirausahaan, Diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi Copyright © 2022 Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik


Indonesia Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia


Peraturan Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Asesmen Pendidikan
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia


Peraturan Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah.

211
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia,
Peraturan Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia,


Peraturan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah.

Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional


Sertifikasi Profesi Nomor: 09/BNSP.301/XI/2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Asesmen Kompetensi

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,


Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2022. Panduan
Pembelajaran dan Asesmen.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian


Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 003/H/KR/2022
tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, Dan
Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.

Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan,


Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2022, Panduan Praktik Kerja
Lapangan Sebagai Mata Pelajaran

212
Biodata Penulis
Penulis 1

SUMIDI, lahir di Temanggung, Jawa Tengah pada tanggal 31 Juli 1959.


Memperoleh gelar sarjana Sarjana Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
tahun 1998 dari UNBAR Bandung. Gelar Magister Manajemen Pendidikan
(M.MPd.) 2009 dari UNINUS Bandung.

Penulis pernah berprofesi sebagai Widyaiswara di BBPPMPV Pertanian Cianjur


dari tahun 1989 s.d 2019, saat menjadi Widyaiswara penulis menjadi Tim
Pengembang Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar SMK di BBPPMPV Pertanian
Cianjur dari tahun 1994 s.d 2019, Mengembangkan modul Pedagogik untuk bahan
pelatihan Guru SMK, Lead Auditor Training in ISO 9001:2000 di BBPPMPV
Pertanian Cianjur dari tahun 2006 s.d 2019, Pengembangan Modul Penguatan
Pengawas SMK secara nasional, Asesor Potensi Kepemimpinan (PPK) calon
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah di LPPKS Solo tahun 2011 s.d 2019,
Instruktur Nasional Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah di di LPPKS
Solo tahun 2012 s.d 2019, Asesor Kompetensi LSP P2 BBPPMPV Pertanian
Cianjur tahun 2013 s.d 2023.

Setelah purna tugas pada tahun 2019, penulis bekerja sebagai Tim
pengembangan SMK COE di Direktorat SMK KEMENDIKBUDRISTEK RI tahun
2019, Konsultan Pendidikan di Direktorat MITRAS dunia Usaha Dunia Industrin
KEMENDIKBUDRISTEK RI tahun 2020 s.d. 2022 dan terakhir penulis bekerja
sebagai Narasumber Pembelajaran di IPINDO Jakarta dari tahun 2022 sampai
sekarang.

Penulis 2
WINIH WICAKSONO, lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 10 Maret
1968. Memperoleh gelar sarjana Pendidikan Teknik Elektro tahun 1992 dari
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Institut Kependidikan dan Ilmu
Pendidikan Yogyakarta (IKIP Yogyakarta). Gelar Magister Teknik (M.T.) 2001 dari
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM).

213
Penulis pernah bekerja sebagai dosen di Akademi Telekomunikasi Indonesia
(AKATEL Indonesia) dan beberapa pendidikan tinggi swasta di Yogyakarta mulai
tahun 1994 – 2006, mengajar mata kuliah Teknik Elektro Dasar, Teknik
Antarmuka, Pemrograman Berorientasi Objek, Algoritma & Struktur Data, Analisis
Sistem Informasi, Rekayasa Perangkat Lunak.

Penulis saat ini bekerja sebagai ASN Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 3 (SMK N3) Yogyakarta. Penulis mengampu beberapa mata pelajaran
pada Program
Studi Teknik Ketenagalistrikan, diantaranya mata pelajaran Dasar dan
Pengukuran Listrik, Instalasi Motor Listrik dan Projek Kreatif dan Kewirausahaan.
Sejak tahun 2010, penulis mulai aktif menulis dan pendamping guru menulis buku,
baik buku mata pelajaran maupun buku pengayaan. Penulis juga dipercaya
sebagai pendamping guru menulis bahan ajar mata pelajaran produktif di
Direktorat Pembinaan SMK (2018-2020), buku pengayaan di Penerbit PT. Intan
Pariwara Klaten (2011 – 2018), buku pengayaan di Penerbit CV. Andi Offset
Yogyakarta (2021 – 2023).

12 judul buku, karya sebagai penulis buku pengayaan mata pelajaran, penerbit
PT. Saka Mitra Kompetensi Klaten: Terbit 2010 – 2014

124 judul buku, karya sebagai penulis buku praktikum, penerbit PT. Saka Mitra
Kompetensi Klaten (2014-2018

1 judul buku, karya sebagai penulis buku teks mata pelajaran di PUSBUK RI
Jakarta (2019), berjudul : Elektronika dan Mikroprosesor SMK Kelas X

94 dan 284 judul buku, karya sebagai pendamping guru menulis bahan ajar mata
pelajaran produktif berdasar Kurikulum K-13 di DitPSMK (2018–2020), terupload
di web DitPSMK : http://smk.kemdikbud.go.id/kdp

88 judul buku, karya sebagai pendamping guru menulis buku pengayaan mata
pelajaran produktif di bidang Teknologi dan Rekayasa, penerbit PT.Intan Pariwara
Klaten (2018)

188 judul buku Matematika Terapan berbasis program studi berdasarkan

214
Kurikulum K-13) dan 61 judul buku Bahasa Inggris Terapan berbasis program studi
berdasarkan Kurikulum MERDEKA) merupakan karya sebagai pendamping guru
menulis buku teks di CV. Andi Offset Yogyakarta (2020 – 2023).

215
Lampiran

Lampiran 1

Rubrik Asesmen LK 1 Membuat Kisi-Kisi Soal Asesmen Awal


Berdasarkan Jenis Materi dan Level Proses Kognitif)

Komponen Kisi-Kisi
Elemen Jenis, keluasan Indikator soal Level proses Nomor soal
kompetensi dan kedalaman memuat: kognitif memuat
yang akan materi serta a. pernyataan mengacu pada jumlah soal
dibuatkan kisi- level kognitif kondisi elemen CP yang akan
kisinya, sesuai dengan: soal/objek (mulai dari yang dibuat.
diambil dari a. elemen yang akan terendah
CP kompetensi dipertanyakan, sampai yang
prasyarat b. kemampuan tertinggi) atau
(jika ada), yang akan di mulai level
b. elemen nilai. mengingat
kompetensi sampai level
yang akan mencipta.
dipelajari.

Keterangan:

No Predikat Nilai Deskripsi


1 Sangat Baik 80 sd 100
Predikat nilai diberikan berdasarkan
2 Baik 60 sd < 80 jumlah
kisi-kisi yang benar.
3 Cukup 50 sd < 60
Komponen kisi-kisi yang belum benar
4 Kurang < 50
diberikan penjelasan.

216
Lampiran 2
Rubrik Asesmen Instruksi (IK) 1: Perangkat Asesmen Awal untuk
Memetakan Kemampuan Awal Peserta Didik dalam Satu Kelas)

Kriteria Soal yang Benar


Mengukur penguasaan
pengetahuan meliputi jenis
Pokok soal (stem)
materi (fakta, konsep, prosedur
dirumuskan secara Kondisi sosial berfungsi
dan metakognitif) level proses
jelas dan hanya untuk menjawab soal
kognitif (mengingat,
meminta satu jawaban.
menerapkan, menganalisis,
mencipta)
Contoh:
Telah disediakan data kondisi fisik ikan (warna kelopak mata, warna insang, tekstur
daging ikan, aroma ikan). Bedakan ikan yang segar dan ikan yang busuk!

Penjelasan:
Bedakan ikan yang segar dan ikan yang busuk! → merupakan stem soal
Telah disediakan data kondisi fisik ikan (warna kelopak mata, warna insang, tekstur
daging ikan, aroma ikan). → merupakan kondisi soal.
menggunakan konsep untuk membedakan ikan segar dan ikan busuk → merupakan
kemampuan yang diukur oleh soal tersebut

217
Lampiran 3

Rubrik LK 2: Melakukan Identifikasi Komponen Pengelolaan Pembelajaran


Model (PjBL, Tefa, Kewirausahaan, PKL dan Mata Pelajaran PKK, Kelas
Industri) yang Diselenggarakan di SMK Tempat PPL II

Model
No Perencanaan Pelaksanaan Asesmen
Pembelajaran
1 PjBL Memuat komponen Memuat komponen Memuat
perencanaan yang pelaksanaan yang komponen
ada di smk ada di smk asesmen yang
ada di smk
2 TEFA Memuat komponen Memuat komponen Memuat
perencanaan yang pelaksanaan yang komponen
ada di smk ada di smk asesmen yang
ada di smk
3 Kelas Wirausaha Memuat komponen Memuat komponen Memuat
perencanaan yang pelaksanaan yang komponen
ada di smk ada di smk asesmen yang
ada di smk
4 Kelas Industri Memuat komponen Memuat komponen Memuat
perencanaan yang pelaksanaan yang komponen
ada di smk ada di smk asesmen yang
ada di smk
5 Pembelajaran PKL Memuat komponen Memuat komponen Memuat
perencanaan yang pelaksanaan yang komponen
ada di smk ada di industri asesmen yang
ada di industri

Catatan:
1. Identifikasi komponen pengelolaan pembelajaran model merupakan hasil diskusi
dengan kepala sekolah atau yang mewakili tentang alasan penerapan komponen
penyelenggaraan model pembelajaran yang dilaksanakan sebagaimana hasil
identifikasi.
2. Mahasiswa membuat rencana pembelajaran dalam pengelolaan pembelajaran
model PjBL sesuai dengan hasil pemetaan kemampuan awal peserta didik yang
sudah dilakukan mahasiswa pada topik I. Rencana pembelajaran terdiri dari:
a. perencanaan pembelajaran mengakomodasi kemampuan awal peserta
didik,
b. produk yang dikerjakan/dihasilkan sesuai dengan minat peserta didik, dan
c. asesmen yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan awal peserta
didik.

218
Lampiran 4

Rubrik Asesmen Instruksi 2 (IK 2): Diagram Alir Identifikasi Kebutuhan Soft
Skills Dan Hard Skills serta Kewirausahaan Program PKL

Unsur
Deskripsi Penanggung Jenis Dokumen
No Jenis kegiatan yang
Kegiatan Jawab yang Dibutuhkan
Terlibat
1 Memahami Memahami Anda Waka Panduan
elemen, CP, elemen, CP, sebagai KUR di pelaksanaan PKL
TP, dan ATP TP, dan ATP subjek yang SMK di SMK
internalisasi internalisasi akan
dan penerapan dan penerapan memahami
soft skill soft skill yang
ada di SMK

2 Mengidentifikasi Mengidentifikasi Kepala Unsur Kurikulum/CP


kebutuhan jenis hard skills sekolah SMK program keahlian
elemen hard yang ada di CP tempat PPL yang sesuai di
skills yang akan program Unsur SMK tempat PPL
dilaksanakan di keahlian fase F Dunia
tempat PKL dan kompetensi Kerja Daftar pekerjaan
yang ada di yang ada di dunia
tempat kerja Kerja sesuai
sesuai POS program keahlian
yang berlaku di
dunia Kerja
tempat PKL

3 Peningkatan Mengidentifikasi Kepala Unsur Kurikulum/CP


dan elemen/hard sekolah SMK program keahlian
pengembangan skills program yang sesuai di
hard skills keahlian dan Unsur SMK tempat PPL
identifikasi DUDI
elemen yang Daftar pekerjaan
peserta didik yang ada di
belum dunia Kerja
tuntas/belum sesuai program
kompeten keahlian

Mengidentifikasi
daftar
pekerjaan yang
ada di dunia
kerja

Penyiapan Mengidentifikasi Kepala SMK Unsur Alur bisnis dunia


Kemandirian alur bisnis SMK Kerja tempat
Berwirausaha dunia kerja peserta didik
tempat PKL Unsur SMK PKL
peserta didik dunia
SMK kerja

219
Unsur
Deskripsi Penanggung Jenis Dokumen
No Jenis kegiatan yang
Kegiatan Jawab yang Dibutuhkan
Terlibat
Melakukan
analisis usaha
sesuai dengan
alur bisnis yang
ada di dunia
kerja tempat
peserta didik
PKL

220
Lampiran 5

Rubrik Asesmen Lembar Kerja (LK) 3: Kriteria Soal yang Benar

Kriteria Soal yang Benar


Pokok soal (stem)
Kondisi soal Mengukur penguasaan pengetahuan
dirumuskan secara jelas
berfungsi untuk sesuai dengan KKCP dan kisi-kisi
dan hanya meminta satu
menjawab soal. soal.
jawaban.

Contoh:
Diketahui kesuburan tanah N 120 kg, P 80 kg dan K 60 kg. Target biomassa
tanaman cabai yang akan dihasilkan 1000/Ha. Hitunglah kebutuhan pupuk yang
diperlukan!

Penjelasan:
Hitung kebutuhan pupuk yang diperlukan untuk pemupukan! → merupakan stem soal

Disediakan data kesuburan tanah dan biomassa tanaman yang akan dihasilkan →
merupakan kondisi soal

Menghitung kebutuhan pupuk → merupakan kemampuan yang diukur oleh soal


tersebut.

221
Lampiran 6
Rubrik Asesmen Instruksi (IK) 3: Lembar Observasi Asesmen Kegiatan
Praktik

Lembar observasi dapat menggunakan format berikut ini.

Keterangan:

1. Elemen diambil dari CP


2. Kompetensi diambil dari SKKNI
3. Pekerjaan/kegiatan merupakan tahapan untuk melaksanakan
elemen/kompetensi
4. Indikator berupa Informasi rinci yang menunjukan keberhasilan
pekerjaan/kegiatan

Indikator Kondisi/Capaian
Elemen/Kompetensi Pekerjaan/Kegiatan
keberhasilan Ya Tidak

222
Lampiran 7

Rubrik Asesmen Lk 4: Eksperimen Pembuatan Perencanaan


Pembelajaran

1. Tujuan pembelajaran (TP) diambil dari elemen pada CP.


2. Capaian pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap fase (SMK meliputi fase E dan fase
F).
3. Alur tujuan pembelajaran (ATP) merupakan urutan logis dari TP yang ada
pada CP.
4. Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik
dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung
fase peserta didik dapat mencapai CP.
a. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu
ditunjukkan/didemonstrasikan oleh peserta didik berdasarkan
elemen.
b. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu
dipahami pada akhir satu unit pembelajaran yaitu materi
dirumuskan berdasarkan kebutuhan elemen.
5. Rumusan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) adalah kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) yang dapat disusun
berkolaborasi dengan dunia kerja pasangan SMK masing-masing yang
memuat tentang materi yang harus dikuasai peserta didik pada setiap TP.
6. Perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan KKTP yang berupa
rencana dan perangkat pembelajaran dirancang untuk memandu guru
melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran.

223
Lampiran 8
Rubrik Asesmen Instruksi (Ik) 4: Sampel Satu Perencanaan Pembelajaran

Hasil dari sampel perencanaan pembelajaran ini akan digunakan untuk


pelaksanaan pembelajaran di kelas pada saat mahasiswa melaksanakan PPL.
Sampel perencanaan pembelajaran ini harus memenuhi poin-poin berikut.

1. Memuat CP dan elemen terpilih dari program keahlian yang ada di SMK
tempat PPL dan sesuai spesialisasi mahasiswa;

2. Ada data hasil sinkronisasi antara CP/elemen dengan dunia kerja mitra
SMK;

3. Ada data hasil pemetaan kemampuan awal peserta didik yang akan
dijadikan objek pembelajaran;

4. Ada rumusan TP dan KKTP dari elemen hasil sinkronisasi;

5. Ada perangkat asesmen sumatif dari CP/Elemen hasil sinkronisasi dengan


dunia kerja;

6. Ada dokumen RPP untuk satu elemen hasil sinkronisasi dengan dunia
kerja.

224
Lampiran 9
Rubrik Pedoman Asesmen LK 5: Pengolahan Hasil Asesmen

1. TP dirumuskan dari CP dalam satu elemen.

2. KKTP dalam satu TP minimal ada dua. KKTP dinyatakan memadai


bila semua KKTP dilaksanakan secara benar, maka TP tercapai.

3. Rubrik keberhasilan belajar peserta didik dalam menguasai TP:


a. kompeten apabila capaian pembelajaran sesuai dengan
KKTP,
b. belum kompeten apabila capaian pembelajaran belum
sesuai/belum mencapai semua KKTP.

4. Rumusan nilai secara kuantitatif (angka) menunjukan peserta didik


sudah kompeten dan belum kompeten bagi peserta didik yang belum
kompeten, dilengkapi dengan gradasi nilai sesuai dengan tingkat
ketercapaian KKTP.

225
Lampiran 10
Rubrik Pedoman Asesmen Instruksi (IK) 5: Laporan Hasil Belajar
dalam Bentuk Rapor

1. Nilai capaian kompetensi dalam rapor sama dengan 75

2. Ditulis dengan warna merah karena belum kompeten

3. Dituliskan deskriptif kualitatif tingkat pencapaian KKTP

4. Terdapat penjelasan KKTP yang harus mendapat remedial atau


dilanjutkan pembelajarannya di semester berikutnya

226
Lampiran 11
Rubrik Asesmen Lembar Kerja (LK) 6: Refleksi Kegiatan Pembelajaran

Komponen Skor
Keterangan
Pembelajaran 5 4 3 2 1
Kecukupan dan
kesesuaian materi
Kesesuaian
metodologi

Kesesuaian sarana
dan peralatan

Kecukupan sarana
dan peralatan
Kecukupan waktu
Kejelasan suara

Keterangan:
a. Catatan 1: Isilah dengan memberi ceklis di bawah kolom nilai sesuai dengan
tingkat kepuasan Anda sebagai peserta didik:
Nilai 5: Sangat memuaskan
4: Memuaskan
3: Cukup memuaskan
2: Kurang Memuaskan
1: Sangat kurang memuaskan

a. Catatan 2: Apabila peserta didik memberikan nilai 3, 2 atau 1, mohon diberikan


alasannya di bawah kolom keterangan.

227
Lampiran 12
IK 6: Membuat IK, Checklist Asesmen Keterlaksanaan Pembelajaran

Hasil asesmen keterlaksanaan pembelajaran dan rencana tindak lanjut hasil


asesmen keterlaksanaan pembelajaran

Rubrik asesmen

A. Instruksi kerja (IK)/prosedur kerja proses persiapan, pelaksanan pembelajaran


dan asesmen
1. Mempelajari CP
2. Menyusun TP
3. Menyusun ATP
4. Menyusun KKTP
5. Menyusun Perangkat asesmen formatif awal, asesmen formatif dan
asesmen sumatif
6. Mengembangkan modul pembelajaran
7. Melaksanakan Asesmen formatif awal
8. Membuat pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik
9. Memodifikasi modul pembelajaran sesuai hasi pemetaan kemampuan awal
dan karakteristik peserta didik
10. Melaksanakan pembelajaran
11. Pendahuluan
12. Kegiatan inti
13. Melaksanakan asesmen formatif
14. Melaksanakan pendampingan/pembelajaran sesuai hasil asesmen formatif
15. Melakukan refleksi kegiatan pembelajaran
16. Melaksanakan asesmen sumatif

B. Ceklis yang akan anda gunakan untuk melakukan pengecekan terhadap tingkat
keterlaksanaan/kesesuaian pelaksanaan pembelajaran (mulai dari perencanaan
sampai dengan asesmen)

Kesesuaian Kesesuaian
NO Kegiatan (IK) Hasil
Ya Tdk Ya Tdk

Nama Cp, Elemen dan alokasi


1 Mempelajari CP
waktu

2 Menyusun TP Rumusan TP mengacu Elemen CP

3 Menyusun ATP ATP sesuai hirarkis dan linier

228
Kesesuaian Kesesuaian
NO Kegiatan (IK) Hasil
Ya Tdk Ya Tdk

Spesifik, Operasional dan Terukur,


4 Menyusun KKTP
berkecukupan

Menyusun Perangkat Perangkat asesmen awal


asesmen formatif awal,
5 Perangkat asesmen formatif
asesmen formatif dan
asesmen sumatif Perangkat asesmen sumatif

Mengembangkan modul Modul pembelajaran mengacu


6
pembelajaran pada TP, KKTP

Melaksanakan Asesmen
7 Ada hasil asesmen awal
formatif awal

Membuat pemetaan
Ada Peta kemampuan awal dan
8 kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik
karakteristik peserta didik

Memodifikasi modul
pembelajaran sesuai hasi Memodifikasi modul sesuai hasil
9 pemetaan kemampuan awal pemetaan kemampuan awal dan
dan karakteristik peserta karakteristik peserta didik
didik

Ada rekaman Kegiatan


10 Melaksanakan pembelajaran
pembelajaran

Ada apersepsi, pertanyaan


11 Pendahuluan
pemantik

12 Kegiatan inti Melaksanakan pembelajaran

Melaksanakan asesmen Ada data hasil asesmen formatif


13
formatif dan peta daya serap peserta didik

Melaksanakan
pendampingan/pembelajaran Ada program dan rekaman
14
sesuai hasil asesmen pelaksanaan pendampingan
formatif

Melakukan refleksi kegiatan Ada data hasil refleksi


15
pembelajaran pembelajaran

229
Kesesuaian Kesesuaian
NO Kegiatan (IK) Hasil
Ya Tdk Ya Tdk

Ada pekerjaan peserta didik


Melaksanakan asesmen asesmen
16
sumatif
dan pengolahan hasil asesmen.

C. Keterlaksanaan/kesesuaian langkah proses pembelajaran


Ada data tingkat keterlaksanaan IK/Proses pembelajaran

D. Rencana tindakan koreksi terhadap ketidaksesuaian. Dan rencana


pengembangan tahapan yang sudah baik

Ketidaksesuaian (langkah kegiatan, Kesesuaian (langkah kegiatan,


dokumen/rekaman pembelajaran) dokumen/rekaman pembelajaran)
No
Kegiatan/komponen Rencana Kegiatan/Komponen Rencana
pembelajaran tindakan koreksi pembelajaran Pengembangan

Catatan:
Dalam pembelajaran yang dimaksud dokumen dan rekaman yaitu;
1. Dokumen, berupa perangkat pembelajaran yang bisa diperbaiki
2. Rekaman, Hasil kegiatan yang tidak bisa diperbaiki, kecuali melalui
tindakan terlebih dahulu. (rekaman hasil asesmen)
230
Lampiran II.2.1
Lembar Observasi Asesmen Perencanaan Produksi

Nama Peserta didik :


…………………………………………………………………………….
Kelas :
…………………………………………………………………………….
Nama Projek :
…………………………………………………………………………….

Kriteria Ketuntasan 0-40 41-70 71-100


Peserta didik mampu menunjukan
kemampuan membuat perencanaan yang
meliputi:

a. mendeskripsikan usaha
b. menganalisis kompetitor
c. merencanakan dan pengembangan
produk
d. strategi pemasaran
e. merencanakan manajemen dan
operasional
f. proyeksi keuangan
g. evaluasi

Guru Mata Pelajaran PKK,

(…………………………….....................)

231
Lampiran II.2.2
Lembar Observasi Asesmen Proses Produksi

Contoh model 1
Nama Peserta didik : ……………………………………………
Kelas : ……………………………………………
Nama Projek : ……………………………………………

Aspek yang Dinilai

Menyimpan
Nama Menggunakan Membaca Membersihkan
alat pada
Peserta Didik jas lab prosedur kerja alat
tempatnya

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Andi

Boby

Cicih

Dimas

.........

Guru Mata Pelajaran PKK,

(…………………………….....................)

232
Contoh model 2

Nama Peserta didik : ………………………………………………….


Kelas : ………………………………………………….
Nama Projek : ……………………………………………….

Aspek yang Dinilai


Membersihkan
Mengikuti
dan
Menentukan langkah-
Merangkai alat menyimpan
Nama alat dan bahan langkah proses
alat pada
Peserta produksi
tempatnya
Didik

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Andi

Boby

Cicih

Dimas

.....

Guru Mata Pelajaran PKK,

(…………………………….....................)

233
Lampiran II.2.3

Lembar Asesmen Produk

Nama Peserta didik : …………………………………………….


Kelas : …………………………………………….
Nama Projek : …………………………………………….

No Aspek * Skor (1-4)**

1. Perencanaan Bahan

2. Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan
Kebersihan)

3. Hasil Produk
a. Bentuk Fisik
b. Inovasi
c. Warna
d. Rasa

Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
** Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang
diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan
skor.
Keterangan:
4 = Sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

Guru Mata Pelajaran PKK,

(……………….....................)

234
Lampiran II.2.4
Lembar Asesmen Strategi Pemasaran

Nama Peserta didik : …………………………………………….


Kelas : …………………………………………….
Nama Projek : …………………………………………….

Nilai
No Aspek Asesmen Nilai Keterangan
Maksimum

Pemilihan media promosi (online atau


1 10
offline)

Penerapan bahasa komunikasi yang


2 10
digunakan

Penampilan gambar produk pada media


3 10
promosi

Penataan tampilan produk pada


4 20
etalase/showcase

5 Penentuan dan pemilihan segmen pasar 10

6 Pemilihan tata cara penyampaian promosi 20

7 Penerapan layanan penjualan 20

Jumlah 100

Guru Mata Pelajaran PKK,

(…………………………….....................)

235
Lampiran II.2.5

Lembar Asesmen Aspek Ekonomi

Nama Peserta didik : …………………………………………….


Kelas : …………………………………………….
Nama Projek : …………………………………………….

Nilai
No Aspek Asesmen Nilai Keterangan
Maksimum

Produk (barang/jasa) yang dihasilkan


1 10
kebutuhan masyarakat

2 Produk yang dihasilkan Inovasi 10

Produk yang dihasilkan diterima


3 10
masyarakat

Produk yang dihasilkan mampu terjual


4 20
di masyarakat

Produk yang dihasilkan mampu


5 mengimbangi kualitas yang ada di 10
pasaran

6 Harga diterima di masyarakat 20

Komplain masyarakat sedikit dari produk


7 20
yang dihasilkan

Jumlah 100

Guru Mata Pelajaran PKK,

(…………………………….....................)

236
Lampiran II.2.6
Lembar Asesmen Purnajual

Nama Peserta didik : …………………………………………….


Kelas : …………………………………………….
Nama Projek : …………………………………………….

No Uraian Deskripsi
1. Informasi Produk (Tuliskan bahan, fungsi, cara
memperlakukan produk. Misal: jika
pakaian bagaimana mencuci, suhu
saat menyetrika, dll)
2. Nomor dan alamat kontak
customer service
3. Nomor dan alamat kontak
pengaduan
4. Informasi jangka waktu layanan
purna jual dalam tanggung
jawab penyedia
5. Informasi ketersediaan layanan
perawatan dan perbaikan
6. ..................................................
7. ...................................................

Guru Mata Pelajaran PKK,

(…………………………….....................)

237
Lampiran II.2.7
Lembar Asesmen Laporan Keuangan

Nama Peserta didik : ……………………………………………………


Kelas : ……………………………………………………
Nama Projek : ……………………………………………………

Kriteria Ketuntasan 0-40 41-70 71-100


Peserta didik mampu menunjukan
kemampuan membuat membuat
laporan keuangan yang meliputi:
a. laporan realisasi anggaran yaitu
menjelaskan tentang alokasi dan
pemakaian sumberdaya yang
sedang dikelola
b. neraca keuangan yaitu laporan
yang menginformasikan tentang
posisi keuangan yaitu aset,
kewajiban dan ekuitas
c. laporan arus kas yaitu
menginformasikan kas yang
berhubungan dengan aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan

Guru Mata Pelajaran PKK,

(…………………………….....................)

238

Anda mungkin juga menyukai