Anda di halaman 1dari 3

Pembelajaran Sosio Emosional

Dr. Sukarno, M.Pd


Topik 3
Subtopik Ruang Kolaborasi
KELAS PGSD-5 (PPG PRAJABATAN)

02.01.3-T3-4a Ruang Kolaborasi (Diskusi Kelompok) - LK 3.3


Anggota Kelompok :

1. Boby Alfandi Rizki Putra (X902308191)


2. Desi Hendrawati (X902308224)
3. Galuh Erlina Putri (X902308373)
4. Intan Jamillah (X902308441)

1. Apakah experiential learning bisa diterapkan di semua mata pelajaran?


Berikanalasannya!
Jawab:
Experiential learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada pengalaman langsung. Pendekatan ini dapat diterapkan di hampir
semua mata pelajaran. Melalui experiential learning dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran, yang dapat meningkatkan motivasi dan minat
mereka terhadap materi pelajaran. Selain itu pengalaman langsung dapat
membantu siswa melihat relevansi materi pelajarandengan kehidupan sehari-
hari, sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna bagi mereka. Namun
meskipun experiential learning memiliki banyak manfaat, penting untuk
mempertimbangkan bahwa tidak semua konsep atau materi pelajaran cocok
untuk pendekatan ini. Beberapa konsep mungkin lebih baik diajarkan
melalui pendekatan lain.
2. Apakah manfaat experiential learning?
Jawab:
Experiential learning memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi siswa,
termasuk :

a. Meningkatkan keterlibatan : Pendekatan ini mengharuskan siswa untuk terlibat


secara aktif dalam pembelajaran, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan
motivasi mereka.

b. Memperkuat pemahaman konsep : Dengan mengalami konsep secara langsung,


siswa dapat memperkuat pemahaman mereka dan melihat relevansi langsung
dari materi pelajaran tersebut.

c. Menghadirkan pembelajaran kontekstual : Pengalaman langsung dapat


membantu siswa melihat bagaimana konsep-konsep yang dipelajari berlaku
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga membuat pembelajaran lebih
bermakna.
3. Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja
tantangan bagi sekolah?
Jawab:
a. Integrasi dengan kurikulum : Sekolah dapat mengintegrasikan experiential
learning ke dalam kurikulum mereka, sehingga pengalaman langsung
yang diberikan mendukung tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

b. Menyediakankesempatan untuk pengalaman langsung: Sekolah dapat


menyelenggarakan unjungan lapangan, proyek berbasis pengalaman, simulasi,
dan aktivitas praktis lainnya yang memungkinkan siswa untuk belajar
melalui pengalaman langsung.
c. Mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, berdiskusi, dan
berbagi pengalaman mereka dapat meningkatkan pembelajaran kolaboratif dan
reflektif.
Kemudian untuk tantangan-tantangan bago sekolah dalam penerapan dan
mendukung experiential learning yaitu dapat terlihat dari kesiapan guru karena
beberapa guru mungkin perlu pelatihan tambahan untuk mengembangkan
dan melaksanakan pengalaman pembelajaran yang berbasis pengalaman.
Selain itu terkait biaya dan sumber daya karena dalam mengorganisir
pengalaman langsung dapat memerlukan biaya tambahan untuk transportasi,
peralatan, dan pengelolaan lainnya.
4. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan
pembelajaran experiential learning? Jelaskan! Bagaimana menghadapi
kendala tersebut?

Jawab:
Karakteristik siswa dapat mempengaruhi penerapan pembelajaran experiential
learning baik itu dari gaya belajar karena siswa pasti memliki gaya belajarnya
masing- masing, minat dan motivasi, tingkat pemahaman maupun kemampuan
dalam kolaborasi dan komunikasi masing-maisng. Untuk menghadapi kendala
yang mungkin timbul akibat perbedaan karakteristik siswa, pendekatan berikut
dapat diterapkan :
a. Diferensiasi intruksi : Guru dapat mengambil pendekatan diferensiasi
untuk memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda dari setiap siswa. Ini bisa
termasuk menyediakan pilihan aktivitas atau modifikasi materi untuk
memfasilitasi pembelajaran yang efektif.
b. Pemberian dukungan tambahan : Siswa yang menghadapi kesulitan
dalam memahami konsep melalui experiential learning mungkin memerlukan
dukungan tambahan, seperti tutoring atau bimbingan, untuk membantu
mereka mengatasihambatan tersebut.
c. Serta pelaksanaan evaluasi.

5. Pada kondisi daring (online) bagaimana penerapan experiential learning?


Jawab:
Penerapan experiential learning dalam kondisi daring (online) dapat menjadi
tantangan, tetapi masih memungkinkan dengan beberapa menyesuaian dan strategi
kreatif. Penerapannya sendiri dapat dengan memanfaatkan IPTEK melalui
zoom meeting, google meet dan lain sebagainya. Guru dapat melakukan
kunjungan virtual dengan memanfaatkan teknologi untuk menyelenggarakan
kunjungan virtual ke tempat-tempat atau situasi yang relevan dengan materi
pelajaran, sehingga siswa dapat mengalami lingkungan tersebut secara langsung.
Guru juga dapat melakukan diskusi dan kolaborasi online dengan memanfaatkan
platform daring untuk mendorong diskusi dan kolaborasi antara siswa, sehingga
mereka dapat berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai