Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH


DI SD MUHAMMADIYAH 1 TRENGGALEK

AYU OKTAFIA PRIHANANI


233113703276
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PGSD 001 PGP PPG DALJAB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
JUNI 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Pedalaman Materi Berbasis
Masalah Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Tahun 2023. Laporan
hasil pengamatan yang berjudul "Analisis Materi Berbasis Masalah Pada SD
Muhammadiyah 1 Trenggalek" dapat terselesaikan.
Laporan ini merupakan hasil pengalaman praktik baik penulis selama
mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak dalam kurung waktu sembilan
bulan lamanya. Laporan praktik baik ini diharapkan dapat menjadi sebagai
referensi dalam memajukan pendidikan saat ini. Praktik baik ini juga dapat
mengembangkan pendidik lainnya untuk menerapkan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik, serta menjadi teladan dan agen perubahan ekosistem di
Indonesia untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, yakni :
1. Orangtua dan Keluarga,
2. Bapak Ibu Dosen Universitas Negeri Malang
3. Admin Universitas Negri Malang,
4. Teman- Teman seperjuangan PPG Daljab 2023 jalur PGP
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis
secara terbuka menerima setiap kritikan dan saran dari pembaca.

Trenggalek, 8 Juni 2023


Penulis,

Ayu Oktafia Prihanani

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
RINGKASAN ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.
1. Latar Belakang Kegiatan ................................................................................... 1
2. Tujuan Kegiatan ................................................................................................ 2
3. Manfaat Kegiatan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ........ 4
2. Program Pendidikan Guru Penggerak ............................................................... 4
3. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara........................... 5
4. Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak ............................................................. 7
5. Visi Misi Guru Penggerak ................................................................................. 8
6. Budaya Positif ................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP..
1. Refleksi ............................................................................................................. 10
2. Tindak Lanjut .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA. .......................................................................................... 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14

ii
RINGKASAN
Program guru penggerak merupakan salah satu derat langkah
Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan dan Teknologi dalam memajukan
pendidikan di Indonesia. Program guru penggerak ini di ikuti oleh seluruh guru
yang mengabdi di Indonesia yang lolos seleksi. Adapun seleksi yang harus dikuti
oleh guru agar masuk dalam pendidikan guru penggerak ini meliputi pengisian
CV, Essay, simulasi mengajar dan wanwancara. Guru yang lolos seleksi akan
mengikuti kegiatan pendidikan guru penggerak selama sembilan bulan.
Kegiatan yang dilakukan dalam Pendidikan Guru Penggerak terbagi atas
kegiatan belajar terbimbing melalui LMS, Pendampingan Individu dan
Lokakarya. Di dalam LMS guru diharuskan menyelesaikan tiga modul, diawali
dengan kegiatan pretes sebelum melengkapi tugas-tugas tiap modul dalam LMS
dan diakhir dengan mengerjakan postes diakhir modul. Adapun modul pertama
yang harus diselesaikan oleh guru dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
yaitu paradigma dan visi guru penggerak, modul kedua yaitu praktek
pembelajaran yang berpihak pada murid, dan modul yang ketiga yaitu pemimpin
pembelajaran dalam pengembangan sekolah.
Dalam menyelesaikan tiap modul tersebut calon guru penggerak di
damping oleh fasilitator untuk kegiatan diskusi dan kolaborasi dengan rekan calon
guru penggerak lainnya dalam menyampaikan dan menemukan solusi dalam tiap
permasalah yang dibahas dalam tiap modul yang dipelajari. Selain itu para CGP
juga melakukan kegiatan lokakarya yang didampingi oleh para pengajar praktik
untuk menyampaikan aksi nyata yang telah dilakukan disekolahnya.
Dengan memperdalam materi melalui Pendidikan Guru Penggerak bisa
mempertegas profesi sebagai guru dan pendidik. Selain itu guru juga akan
terbantu dlam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi disekolah,
baik dari segi daya dukung maupun inovasi yang dapat menumbuhkan minat dan
motivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Perkembangan jaman dan teknologi saat ini menimbulkan permasalahan
yang berakibat pada peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di Indonesia
yang masih perlu dilakukan perbaikan. . Pemerintah telah mengupayakan berbagai
kebijakan dalam menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas, tetapi belum
memberikan dampak yang lebih luas bagi sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
Salah satu akar masalah buruknya kualitas pendidikan Indonesia adalah rendahnya
kualitas guru. Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah membuat terobosan
baru dengan meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar yang sejalan dengan untuk
memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam belajar, namun tetap patuh
pada aturan. Langkah ini diambil untuk mentransformasi pendidikan di Indonesia
agar dapat mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan
berkualitas yang mempunyai profil pelajar pancasila.
Maka untuk menindaklanjuti permasalah tersebut pemerintah meluncurkan
program Sekolah Penggerak dan Pendidikan Guru Penggerak. Dan saya merasa
tergerak untuk turut mensukseskan program kementrian untuk memajukan
pendidikan di Indonesia sehingga dapat mencetak generasi yang berkarakter
profil pelajar pancasila. Proses pendidikan dan penilaian Guru Penggerak berbasis
dampak dan bukti. Proses kepemimpinan sangat penting dan dalam proses
pengembangan kepemimpinan ini, dan berkaca dari berbagai macam studi dan
pendekatan androgogiatau pembelajaran orang dewasa dimana harus lebih fokus
kepada on the job learning. Artinya, pembelajaran yang relevan dan kontekstual
sehingga memberi dampak sebaik-baiknya. Dalam hal ini penulis sebagai
mahasiswa lulusan Pendidikan Guru Penggerak akan membuat laporan yang
berkaitan dengan materi mata kuliah yang pertama Pendidikan Profesi Guru
(PPG) yaitu analisis pembelajaran materi berbasis masalah.
Guru Penggerak diharapkan dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen
transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-
murid berkompetensi global dan berkarakter Pancasila,mampu mendorong

1
transformasi pendidikan Indonesia, mendorong peningkatan prestasi
akademikmurid, mengajar dengan kreatif, dan mengembangkan diri secara ktif.
Guru Penggerak bisa berperan lebih dari peran guru saat ini. Dalam pelaksanaan
Pendidikan Profesi Guru dalam jabatan tahun 2022. proses pembelajaran untuk
mahasiswa PPG lulusan dari Guru Penggerak berbeda dengan proses
pembelajaran mahasiswa PPG dari reguler. Hal tersebut tertuang dalam surat
Edaran dari kemendikbudristek melalui Dirgen GTK nomor : 1847/B2/GT
.00.08/2022 tanggal 11 Agustus 2022.
Dalam membuat laporan ini penyusun akan menyandingkan dan
mengaitkan ilmu pengetahuan dan aksi nyata yang sudah dilakspeserta didikan
pada saat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dengan materi dan lembar kerja
mata kuliah ppg tentang analisis pembelajaran materi berbasis masalah

1.2 Tujuan Kegiatan


Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari pada kegiatan laporan
analisis masalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi tentang progam pendidikan guru penggerak
2. Menjelaskan Kegiatan yang berkaitan dengan Program Pendidikan
Guru Penggerak
3. Menjelaskan Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar
Dewantara
4. Menjelaskan Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak
5. Menjelaskan Visi Guru Penggerak
6. Menjelaskan Budaya Positif
1.3 Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat yang diperoleh dalam laporan analisis materi berbasis
masalah antara lain :
1. Mengetahui Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi tentang progam pendidikan guru penggerak

2
2. Mengetahui Kegiatan yang berkaitan dengan Program Pendidikan
Guru Penggerak
3. Mengetaui refleksi filosofi pendidikan nasional-Ki Hajar Dewantara
dan penerapannya dalam satuan pendidikan
4. Mengetahui nilai-nilai dan peran guru penggerak dan penerapannya
bagi penulis
5. Mengetahui visi guru penggerak yang dilakukan oleh penulis
6. Mengetahui budaya positif yang diterapakan dalam satuan pendidikan

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi
Penetapan Pemerintah melalui Kemendikbudristek mengenai Program
Guru penggerak sudah tertuang dalam Peraturan Mendikbudristek Republik
Indonesia Nomor: 26 Tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak yaitu:
(1) Pendidikan Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan profil Guru
Penggerak,
(2) Profil Guru Penggerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Guru yang memiliki kemampuan untuk:
a. merencpeserta didikan, melakspeserta didikan, menilai, dan
merefleksikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik saat ini dan di masa depan dengan berbasi data;
b. berkolaborasi dengan orang tua, rekan sejawat, dan komunitas untuk
mengembangkan visi, misi, dan program satuan Pendidikan;
c. mengembangkan kompetensi secara mandiri dan berkelanjutan
berdasarkan hasil refleksi terhadap praktik pembelajaran; dan
d. menumbuhkembangkan ekosistem pembelajar melalui olah rasa, olah
karsa, olah raga, dan olah pikir bersama dengan rekan sejawat dan
komunitas secara sukarela.
(3) Beban belajar Pendidikan Guru Penggerak paling sedikit 310 (tiga
ratus sepuluh) jam pelajaran dan paling banyak 400 ( empat ratus) jam pelajaran.
2.2 Program Pendidikan Guru Penggerak
PGP merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan
pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu
mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistic : aktif dan proaktif
dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen
transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman,

4
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong
royong, berkebinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri. Program ini
bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran
dan pedagogi kepada guru sehing a mampu menggerakkan komunitas belajar, baik
di dalam maupun di luar satuan pendidikan serta berpotensi menjadi
pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan
peserta didik ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing.
Rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ditunjukkan melalui sikap dan
emosi positif terhadap satuan pendidikan, bersikap positif terhadap proses
akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan, terbebas dari
perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik satuan pendidikan, dan tidak
memiliki masalah sosial di satuan pendidikannya. Kemampuan menggerakkan
komunitas belajar merupakan kemampuan guru memotivasi dan terlibat aktif
bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi
pengetahuan yang mereka miliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan
bersama. Komunitas pembelajar guru di antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG),
Kelompok Kerja Guru (KKG), dan komunitas praktis (Community of Practice)
lainnya baik di dalam satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama.

2.3 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara


Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan di Indonesia menjadi
dasar kemajuan pendidikan di Indonesia pada saat itu. Pemikiran KHD berupa
tiga semboyan sangat popular sehingga setiap orang dipastikan mengetahuinya.
Namun saya sendiri belum begitu mengetahui secara menyeluruh pemikiran KHD
tentang pendidikan dan pengajaran, saya mengetahui KHD diceritakan oleh guru
Sejarah ketika di SMA, ditambah lagi di tataran universitas tidak dipelajari
mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara ini. Setelah membaca beberapa artikel
terkait pemikiran KHD, saya menyadari terdapat banyak filosofi pendidikan yang
dapat menyelesaikan permasalahan pendidikan di Indonesia yang terjadi saat ini.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan
pengajaran salah satu pemikiran KHD yang popular adalah pendidikan yang

5
menghamba pada peserta didik atau lebih dikenal dengan “berhamba pada
sang peserta didik”. Pernyataan tersebut dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Pendidikan pengajaran selayaknya berpusat pada peserta didik, guru
tidak mendominasi pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator.
b. Pendidikan harus mempertimbangkan kebutuhan dan keragaman
peserta didik, sehingga hasil dari pembelajaran bermakna bagi siswa
c. Pembelajaran tidak hanya pada kognitif belaka, namun
pembelajaran harus bersifat holistic meliputi pendidikan karakter, social
kultural dan lain sebagainya
Maka sesuai dengan uraian diatas, saya selaku guru hendaknya
memberikan pembelajaran sebagai berikut :
a. memperhatikan keberagaman murid sesuai kodratnya. Guru harus
menuntun mencapai keselamatan dan kebahagiaan
b. pembelajaran terbaik untuk murid adalah metode among untuk
menuntun potensi murid berdasarkan sosial budayanya
c. memberikan pembelajaran dengan "tuntunan" bukan "tuntutan,
memberikan kebebasan kepada murid untuk belajar sesuai kebutuhan
dan kemerdekaan belajarnya.
d. pemetaan kemampuan murid melalui asessmen diagnostik awal sangat
penting dilakukan untuk mengetahu kebutuhan murid profil murid
gaya belajar murid agar guru dapat merancang pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan belajar
e. memanfaatkan berbagai sumber belajar, seperti lingkungan surat kabar,
majalah narasumber, maupun Internet yang dekat dengan kehidupan
murid akan memberikan pengalaman bermakna dalam belajar murid
f. proses pembelajaran harus dilakspeserta didikan untuk
mengembangkan semua potensi peserta didik baik budi pekerti pikiran
maupun tubuhnya agar menjadi peserta didik yang selamat dan bahagia
Maka pemahaman saya terkait refleksi filosofis pendidikan nasional Ki
Hajar Dewantara tertuang dalam akun youtube berikut
https://youtu.be/vcmblfYoAFQ sebagai lampiran tugas dalam penyelesaian
modul.

6
2.4 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak
Melalui program Pendidikan Guru Penggerak, para guru diharapkan
mampu untuk memahami nilai-nilai dan peranan mereka sebagai pemimpin
pembelajaran dan agen perubahan demi pencapaian Merdeka Belajar dan
terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Terdapat lima nilai yang harus terpatri
dalam jiwa seorang Guru Penggerak yaitu : (1) mandiri, (2) reflektif,
(3)kolaboratif, (4) inovatif, dan (5) berpihak pada murid. Selain memiliki nilai-
nilai, guru penggerak memiliki lima butir peran sebagai guru penggerak. Peran
tersebut antara lain :

1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran

Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem


pendidikan sekolah. Seorang Guru Penggerak tentunya berperan besar dalam
membuat lingkungan sekolah yang nyaman untuk para muridnya. Jadi seorang
Guru Penggerak diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi
pada murid, dengan memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang
mendukung tumbuh-kembang murid.

2. Menggerakkan Komunitas Praktisi

Menggerakkan komunitas praktik untuk rekan guru di sekolah dan di


wilayahnya. Seorang Guru Penggerak berpartisipasi aktif dalam membuat
komunitas belajar untuk para rekan guru baik di sekolah maupun wilayahnya.

3. Menjadi Coach Bagi Guru Lain

Menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain terkait pengembangan
pembelajaran di sekolah. Seorang Guru Penggerak juga harus mampu mendeteksi
aspek-aspek yang bisa ditingkatkan dari rekan sejawatnya. Seorang Guru
Penggerak diharapkan juga mampu merefleksikan hasil pengalamannya sendiri
serta guru lain untuk dijadikan poin peningkatan untuk pembelajaran.

4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru

7
Membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku
kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pada peran ini, seorang Guru Penggerak diharapkan mampu
memetakan para pemangku kepentingan di sekolah (serta luar sekolah), serta
membangun dialog antar para pemangku kepentingan tersebut.

5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid

Mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah.


Peran seorang Guru Penggerak berarti membantu para murid ini untuk mandiri
dalam belajar, mampu memunculkan motivasi murid untuk belajar, juga mendidik
karakter murid di sekolah.

Dalam hal ini aksi nyata yang saya lakukan menjadi pemimpin
pembelajaran. Peran ini saya pernah lakukan bersama dengan tim KKG dalam
jenjang disekolah untuk melakukan kolaborasi bersama dalam
mengimplementasikan desain pembelajaran yang telah dirancang. Menjadi coach
bagi guru laian dalam membuat perangkat pembelajaran yang mengaju pada
HOTS.Inovatif dalam merancang pembelajaran, menggunakan berbagai macam
aplikasi yang mendukung proses belajar mengajar dalam kelas dan memanfaatkan
lingkungan sekitar dalam mengajarkan materi yang ada kaitannya dengan tempat
tinggal para peserta didik.

2.5 Visi Guru Penggerak


Dalam hal ini visi guru penggerak yang harus dicapai adalah mewujudkan
pendidik yang berpihak pada peserta didik. Sehingga guru dituntut untuk
membuat rencana perubahan menggunakan paradigma dan model inkuiri
apresiatif di satuan pendidikan tempat bekerja. Model inkuiri apresiatif terdapat
lim tahapan untuk mewujudkan visi yang akan kita jalankan. Lima tahah tersebut
mulai dari buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana dan atur
eksekusi. Setelah membuat lima tahapan ini maka terbentuklah visi yang akan
saya jalankan untuk tingkat satuan pendidikan tempat saya bekerja. Visi tersebut
adalah Terwujudnya Peserta Didik Cerdas Berakhlak dan Berbudi Luhur.

8
2.6 Budaya Positif
Budaya positif adalah suatu perilaku yang senantiasa terus tumbuh dan
berkembang dari hal-hal baik yang bermakna. Sehingga terjadi perubahan yang
positif pada perilaku peserta didik. Selain itu budaya positif juga akan membentuk
kebiasaan-kebiasaan baik dalam diri peserta didik. Oleh karena itu penerapan
budaya positif ini perlu diterapkan dalam berinteraksi dengan murid. Maka untuk
menerapkan budaya positif ini perlu menyusun langkah dan strategi. Sehingga
seluruh pemangku kepentingan sekolah dapat berkolaborasi dengan baik untuk
mewujudkan budaya positif dilingkungan sekolah.
Strategi yang perlu ditempuh untuk mewujudkan budaya positif ini yaitu
melalui kesepakatan bersama antara pendidik dan peserta didik. Kesepakatan
bersama inilah yang akan diyakini dan dilakspeserta didikannya.Dengan begitu
peserta didik akan termotivasi dari dalam diri untuk meningkatkan hal-hal positif
yang telah ada dilingkungan sekolahnya. Hal ini secara tidak langsung akan
membentuk karakter peserta didik. Adapun aksi nyata yang saya lakukan dalam
penerapan budaya positif ini anatara lain pemebntukan keyakinan kelas, penerpan
segitiga restitusi untuk penyelesaian masalah dan pengimbasan materi budaya
positif untuk rekan sejawat.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Refleksi
Berdasarkan laporan yang saya paparkan tentang aksi nyata yang saya
ikuti dalam pendidikan guru penggerak dan menghubungkannya dengan analisis
materi berbasis masalah, maka hal sangat perlu diperhatikan oleh seorang guru
adalah memperhatikan keberagaman peserta didik untuk menyelaraskan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga guru haruslah
mampu menciptakan iklim pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman untuk menuntun potensi peserta didik yang dimilikinya. Untuk menggali
potensi ini maka diperlukan keseimbangan antara teknologi dan lingkungan alam
untuk memberikan pengalaman bermakna dalam belajar peserta didik. Maka
metode among adalah system pembelajaran terbaik bagi peserta didik. Karena
peserta didik akan menentukan potensi dirinya tanpa tuntutan dan tanpa paksaan.
Sebagai guru penggerak diharapkan mampu menjadi contoh utama dalam
meningkatkan kemampuan dan karakter demi terwujudnya profil pelajar
Pancasila. Selain itu guru penggerak juga berperan aktif sebagai pemimpin
pembelajaran, penggerak komunitas praktisi, coach bagi rekan sejawat, menjalin
kolaborasi dengan para stakeholder sekolah. Dari peran guru penggerak tersebut,
saya merasakan bahwa banyak perubahan yang terjadi pada diri saya. Perubahan
terbut menyadarkan diri saya untuk senantiasa belajar dan terus belajar akan peran
guru penggerak. Karena guru penggerak memiliki peran yang mendasar dalam
perubahan pendidikan kearah yang lebih baik.
Sebagai agen perubahan pendidikan kearah yang lebih baik, maka visi
guru penggerak yang harus dicapai adalah mewujudkan pendidik yang berpihak
pada peserta didik. Sehingga guru dituntut untuk membuat rencana perubahan
menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif di satuan pendidikan tempat
bekerja. Melalui model inkuiri apresiatif maka terciptalah membuat visi
Terwujudnya Peserta Didik Cerdas Berakhlak dan Berbudi Luhur, dimana visi ini
kedepannya mampu terwujud sebagai bukti perubahan kearah yang lebih baik.

10
Budaya positif adalah suatu perilaku yang senantiasa terus tumbuh dan
berkembang dari hal-hal baik yang bermakna. Sehingga terjadi perubahan yang
positif pada perilaku peserta didik. Guru dapat mengubah peraturan kelas menjadi
sebuah keyakinan kelas. Dengan keyakinan kelas yang dibuat berdasarkan
komitmen semua warga kelas yang nantinya akan disepakati bersama untuk setiap
pelaksanaannya. Dengan begitu peserta didik akan termotivasi dari dalam diri
untuk meningkatkan hal-hal positif yang telah ada dilingkungan sekolahnya. Hal
ini secara tidak langsung akan membentuk karakter peserta didik.
Praktik baik penerapan segitiga restitusi ,erupakan, kegiatan yang paling
berkesan selama mempelajari modul ini. Dimana sebelumnya pemahaman saya
tentang anak yang berbuat salah itu tersudutkan, penyelesaian melalui segitiga
restitusi maka saya memposisikan diri bukan sebagai penghukum dan pembuat
rasa bersalah, tetapi sebagai teman, penatau atau lebih utama menjadi manajer.
Peserta didik akan lebih dihargai perasaannya, mampu dengan sendirinya
menyadari keselahannya dan memiliki motivasi intrinsic untuk memperbaiki
perilaku yang tidak sesuai. Sehingga suasana kembali nyaman, aman, dan
menyenangkan.

3. 2 Rencana Tindak Lanjut


Rencana tindak lanjut adalah suatu rencana kegiatan terhadapa suatu
program yang selesai dilaksanakan. RTL sebagai salah satu jaminan untuk
keberlangsungan dan keberlanjutan program. Untuk menjalan RTL membutuhkan
rencana yang matang dan mebutuhkan kolaborasi dengan semua pihak.
Keterlibatan semua pihak akan sangat membuantu berjalannya RTL. Berdasarkan
hal tersebut, maka beberapa RTL yang akan saya laksanakan seteleh mengikuti
pendidikan guru penggerak antara lain : (1) mengaplikasikan materi-materi yang
didapat selama mengikuti pendidikan guru penggerak dalam kehidupan sehari-
hari dalam satauan pendidikan tempat bekerja, (2) melakukan refleksi diri
terhadapa kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, (3) mengembangkan hal-hal
baik yang telah didapat dan memperbaiki kekurangan, (4) menjalankan komunitas
praktisi yang telah dibentuk dan meningkatkan kolaborasi, (5) melanjutkan

11
program berdampak pada peserta didik untuk mewujudkan kepemimpinan pada
peserta didik.

12
DAFTAR PUSTAKA
Permendikbudristek No. 26 Tahun 2022 Pendidikan Guru Penggerak
Tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak 2022. Jakarta:
Kemendikbudristek.

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan


Nasional. 2022 Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
kependidikan
Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru
Penggerak. 2022 Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
kependidikan

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. 2022
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.4 Budaya Positif. 2022 Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

13
LAMPIRAN

Gambar 1. Kegiatan Lokakarya Orientasi

Gambar 2. Pemaparan Nilai dan Peran Guru Penggerak di Lokakarya 1

14
Gambar 3. Modul 1.1 Selesai ditandai dengan semua tercentang biru

Gambar 4. Modul 1.2 Selesai ditandai dengan semua tercentang biru


Gambar 5. Modul 1.3 Selesai ditandai dengan semua tercentang biru

Gambar 6. Modul 1.4 Selesai ditandai dengan semua tercentang biru


Lampiran link youtube tugas dalam LMS Guru Penggerak:
Demontrasi Kontekstual Modul 1.1
https://studio.youtube.com/video/y3bSiisPQy8/edit

Aksi Nyata Modul 1.2


https://youtu.be/D7ooiEUauIw

Demontrasi Kontektual Modul 1.3


https://youtu.be/x8HnJIg5N5c
Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif
https://youtu.be/o2jnzhzaHK0

Penerapan Segitiga Restitusi


https://youtu.be/0J7cWaow52A

Anda mungkin juga menyukai