Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN 1

ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH

Nama :Aries Setyo Wibowo


NIM : 23305006
Bidang Studi : Kimia

PROGRAM STUDI PPG SEKOLAH PASCASARJANA


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KOTA PADANG
September 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmat-Nya, saya diperkenankan untuk membuat laporan pertama dengan judul
analisis materi berbasis masalah sebagai salah satu tugas yang harus dikerjakan
pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan kategori 2 di Program Studi
Kimia Universitas Negeri Padang (UNP).
Pada Pendidikan Profesi Guru tahun 2023, sebagai Lulusan Program
Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 saya mengikuti perkuliahan akademik
secara reguler dan membuat tugas dalam bentuk laporan 1, 2 dan 3 sebagai syarat
untuk mengkuti tahap selanjutnya hingga selesai Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Dengan demikian, pada laporan pertama ini saya membuat kegiatan yang pernah
dipelajari dan dilakukan selama melaksanakan Program Pendidikan Guru
Penggerak.
Terimakasih saya sampaikan kepada Kementerian Pendidikan, Riset dan
Teknologi yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 dan mengikuti Pendidikan Profesi Guru
dalam jabatan kategori 2 di Program studi kimia Universitas Negeri Padang Tahun
2023. Semoga dengan PPG harapanya bisa menambah pengalaman dan
Kompetensii sebagai guru yang professional sehingga bisa bermanfaat untuk saya
dan khusus berdampak pada murid.

Penulis

Aries Setyo Wibowo

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. II

RINGKASAN…………………………………………………………………… IV

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN .........................................................................................4

BAB III. PENUTUP ...............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

LAMPIRAN ...........................................................................................................14

iii
RINGKASAN
Merupakan salah satu program unggulan dari Kementrian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi. Program Guru Penggerak sudah pada seleksi
angkatan 11. Banyak lulusan guru penggerak yang sudah menjadi pemimpin bidang
pendidikan dari level sekolah sampai dengan level direktorat pendidikan. Memiliki
slogan tergerak, bergerak, dan menggerakkan sudah menjadi bunga tidur yang
harus direalisasikan oleh pendidik di Indonesia.
Pada Putaran modul yang pertama yaitu Paradigma dan Visi Guru
Penggerak. Seperti yang dicita-citakan bahwa pendidikan adalah serangkaian
kegiatan memenuhi kebutuhan peserta didik agar mampu menjadi pribadi yang
bahagia, sejahtera secara psikologis baik dalam dunia pendidikan dan masyarakat.
Pendidik memiliki peran penting dalam perkembangan generasi depan bangsa.
Melalui peran dan nilai seorang guru yang memiliki visi memajukan dunia
pendidikan.
Adapaun pokok bahasan yang menjadi pembahasan dalam modul 1 program
guru penggerak yaitu filosofi pendidikan nasional oleh Ki Hajar Dewantara, Intisari
dari filosofi Ki Hajar Dewantara adalah Pendidikan Menuntun segala kodrat yang
dimiliki peserta didik, pendidikan menghamba pada sang anak. Sehingga pendidik
sangat punya peran dan nilai. Hal selanjutnya yang harus dimiliki adalah Visi atau
sebuah tujuan dari perjalanan dunia pendidikan. SMA Negeri 1 Kedungwuni
sendiri sudah memiliki Visi yang berpihak pada peserta didik, dengan melibatkan
peserta didik, pendidik, orang tua, dan komite pembelajaran dalam penyusunannya.
Bersama dua guru penggerak saat itu, mampu mengadakan sebuah komunitas
belajar dalam pelaksanaan kurikulum merdeka. Bersama kepala sekolah, guru
penggerak mampu menjadi motor pergerakan, menjadi lokomotif kegiatan
pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Bersama rekan-rekan guru yang lain kita mampu bersinergi menjadikan
momentum penguatan profil pelajar pancasila kepada peserta didik SMA Negeri 1
Kedungwuni. Belajar bukan hanya tentang materi, tapi seberapa dalam kita
memahami materi tersebut. Berikut merupakan hasil belajar penulis dalam kegiatan
Program Guru Penggerak modul 1 baik berupa sinkronus maupun asinkronus.

iv
1

BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu visi pemerintah adalah Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 yang fokus pada peningkatan
mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui
pengelolaan sumber daya manusia. Untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengelolaan sumber daya manusia, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan seperangkat pedoman
pembelajaran mandiri pada tahun 2019. Kebijakan ini dicanangkan sebagai
langkah awal menuju lompatan maju di bidang pendidikan. Tujuannya
adalah mengubah pola pikir masyarakat dan pendidik menuju komunitas
yang mengedepankan pendidikan. Filosofi Merdeka Belajar didasarkan
pada penciptaan manusia yang bebas memilih bagaimana menjalani
hidupnya dengan pikiran, hati, dan raga sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa.
Merdeka belajar diartikan sebagai dengan kemerdekaan belajar yang
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dengan suasana
nyaman dan bahagia tanpa adanya rasa tekanan. Sebagai bagian dari
pedoman pembelajarannya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
menerbitkan empat pedoman, salah satunya adalah ``Pendidikan Guru
Penggerak'' (PGP), yang bertujuan untuk memastikan bahwa pelatihan guru
memenuhi kebutuhan guru. pengalaman belajar dalam tindakan. Program
tersebut juga mendorong guru untuk belajar bersama dan berinteraksi satu
sama lain untuk mendorong tumbuh kembang siswa, sesuai dengan yang
tertuang dalam Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 tentang
mobilisasi pelatihan guru. Berikut ini dilakukan sesuai dengan prinsip-
prinsip berikut: Secara profesional. Transparan; Bertanggung Jawab;
Terbuka; Kolaboratif; dan Berkelanjutan. Pada program Pendidikan Profesi
Guru (PPG) Dalam Jabatan Tahun 2023, khususnya Kategori 2, peserta
yang telah menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak juga akan
menyelesaikan tiga laporan selain rutin melaksanakan PPG. Salah satunya
adalah materi berbasis masalah. Bagi peserta PPG pada posisi kategori
Laporan Analisis yang bekerja secara mandiri, batas waktu kerjanya adalah
tanggal 14 Oktober 2023. Amanah tersebut sejalan dengan surat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 14 September 2023
tentang Pemberlakuan PPG Jabatan Bagi Lulusan PPGP harus terus belajar
dan melaksanakan tugas yang ditetapkan, tidak sesuai dengan pelaksanaan
PPG pada umumnya. Praputno mengatakan, lulusan PPGP tidak otomatis
lolos PPG, sehingga bisa melakukan Rekognisi Pembelajaran Sebelumnya
(RPL).
Surat tersebut merupakan dasar dalam membuat laporan ini sebagai
salah satu syarat bagi peserta Pendidikan prosesi guru lulusan guru
penggerak. Kegiatan PPG tahun 2023 tidak seperti tahun sebelumnya, pada
PPG tahun 2023 mahasiswa mengerjakan beberapa tugas atau lembar kerja
mulai indentifikasi masalah, ekspolrasi penyebab masalah, penentuan
penyebab masalah, menentukan masalah terpilih, membuat eksplorasi
penentuan alternatif solusi, menentukan solusi, hingga sampai pada
pembuatan rencana aksi 1, 2, peer teaching kemudian dilanjutkan dengan
ujian komprehensif dan diakhir kegiatan melaksanakan PPL ditempat tugas
masing-masing peserta.
B. Tujuan Guru Penggerak
Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan
kepemimpinan pembelajaran dan pedagogik kepada guru sehingga mampu
menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan
pendidikan serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat
mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan murid ketika berada di
lingkungan satuan pendidikannya masing-masing.
Program ini bertujuan untuk membekali guru dengan pembelajaran
dan keterampilan kepemimpinan pendidikan. Hal ini memberikan guru
potensi untuk menjadi pemimpin pendidikan yang dapat memobilisasi
komunitas belajar di dalam dan di luar unit pengajarannya, dan dengan

2
demikian, memberikan rasa aman dan sejahtera kepada siswa. di lingkungan
satuan pendidikan masing-masing
Untuk membantu mencapai tujuan tersebut, juga dilaksanakan
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Ini berfokus pada
kompetensi kepemimpinan pendidikan, termasuk komunitas praktik,
pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang
sesuai dengan perkembangan siswa, dan keterampilan diri lainnya.
Sedangkan tujuan Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah untuk
mempersiapkan pendidik agar memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus dalam menjadi guru.
C. Manfaat Kegiatan
Berikut ini berbagai manfaatnya bagi seorang guru yang mengikuti
Program Guru Penggerak. Sebagai berikut:
1. Mengembangkan kompetensi diri melalui kolaborasi.
2. Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang
berpusat pada murid
3. Dengan mengikuti PPG, Kamu bisa memiliki kompetensi lebih sebagai
tenaga pengaja

3
4

BAB II.
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan


Teknologi
Guru Penggerak merupakan bagian kebijakan Merdeka Belajar yang
diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan
dijalankan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Ditjen GTK). Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan
para pemimpin pembelajarran , yang mampu mendorong tumbuh kembang
murid secara keseluruhan;naktif dan proaktif dalam mengembangkan guru
di sekitarnya untuk
Mengimplementasikan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan
peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem
pembelajaran untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019-2024 salah
satu visi Pemerintah berfokus pada pengembangan kualitas pendidik. Untuk
mewujudkan peningkatan kualitas pendidik, Kemendikbudristek
mengembangkan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019.
Kebijakan ini bentuk sebagai langkah awal melakukan loncatan di bidang
pendidikan. Tujuannya yaitu mengubah pola pikir publik dan pemangku
kepentingan pendidikan menjadi komunitas penggerak pendidikan. Filosofi
“Merdeka Belajar” intisari dari asas penciptaan manusia yang merdeka
memilih jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan raga sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, merdeka belajar dimaknai
kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi murid untuk
belajar dalam suasana nyaman dan bahagia tanpa adanya rasa tertekan.
Sebagai rangkaian kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbudristek telah
mengeluarkan empat paket kebijakan, yang pada tahap pertama meliputi:
1. Ujian Sekolah Berstandar Nasional diganti ujian (asesmen) yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan harapan satuan
pendidikan lebih mengerti akan peserta didiknya. Ujian Nasional
yang sebelumnya menjadi ujian akhir dirasa tidak
merepresentasikan kemampuan peserta didik secara benar. Hal ini
berimplikasi pada guru dan satuan pendidikan lebih merdeka dalam
menilai belajar murid.
2. Ujian Nasional tahun 2021 diubah menjadi Asesmen Nasional yaitu
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan
Survey Lingkungan Belajar yang diinput oleh semua guru di satuan
pendidikan mengenai kondisi sesungguhnya di sekolah tersebut.
3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berimplikasi pada kebebasan guru untuk dapat memilih format,
membuat, dan menggunakan format RPP secara efisien dan efektif
sehingga guru memiliki banyak waktu untuk mengelola
pembelajaran.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang lebih fleksibel untuk
mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.
Keempat kebijakan tersebut tentu saja belum cukup untuk
menghasilkan manusia unggul melalui pendidikan. Hal krusial yang
mendasar untuk segera dilakukan adalah mewujudkan tersedianya
guru yang berdaya dan memberdayakan.
5. Guru yang diharapkan tersebut mencirikan lima karakter yaitu
berjiwa nasionalisme Indonesia, bernalar kritis, pembelajar,
profesional, dan berorientasi pada murid. Berbagai kebijakan dan
program sedang diupayakan untuk hal tersebut dengan melibatkan
berbagai pihak menjadi satu ekosistem pendidikan yang bergerak
dan bersinergi dalam satu pola pikir yang sama antara masyarakat,
satuan pendidikan, dan pemangku kebijakan.
6. Program tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP)
yang sejatinya mengembangkan pengalaman pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan guru sebagai bagian dari kebijakan
Merdeka Belajar melalui pendidikan guru. Program ini juga

5
mendorong guru untuk belajar bersama dan saling berbagi untuk
tumbuh kembang murid.

B. Program Pendidikan Guru Penggerak


Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dilaksanakan dengan
fokus pada keterampilan kepemimpinan instruksional termasuk komunitas
praktik, pembelajaran sosial dan emosional, dan pembelajaran
berdiferensiasi sesuai perkembangan serta keterampilan pengembangan
pribadi dan akademik lainnya. Keterampilan tersebut dijabarkan dalam tiga
rangkaian modul, yaitu model dan visi yang berorientasi pada guru,
pendekatan pembelajaran yang mendukung siswa, dan kepemimpinan
pembelajaran dalam proses pengembangan akademik.
Guru penggerak di SMA Negeri 1 Kedungwuni sendiri diberikan
kewajiban sebagai pemimpin komunitas belajar dengan berbagai konten.
Salah satu isu hangat yang dibahas dan digagas oleh guru penggerak adalah
pencegahan perundungan yang kian marak di dunia pendidikan. Melalaui
kolaborasi antara guru penggerak, psikolog, dan kepala sekolah kita mampu
menumbukan empati peserta didik akan pentingnya kasih sayang terhadap
sesama. Serangkaian kegiatan ini bukan tanpa alas an, dikarenakan terjadi
sebuah tindakan perundungan di dalam sekolah berupa pengeroyokan
sehingga sekolah geram. Kejadian tersebut sampai masuk media elektronik
sehingga menjadi isu nasional, tugas kita sebagai pendidik agar tidak
sekedar mentransfer ilmu saja melainkan menamkan nilai –nilai budi
pekerti ke dalam pembelajaran agar peserta didik mengerti akan saling
merugikan satu sama lain.
C. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara
Pendidikan dan Pengajaran adalah dua hal yang berbeda dan sangat
perlu dipahami secara lebih mendalam oleh para calon guru penggerak.
Selama ini dua hal ini sering disama artikan antara satu dengan yang lain d.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Indonesia) antara
pendidikan dan pengajaran adalah dua hal yang memiliki makna berbeda.

6
"Pendidikan" menurut Ki Hajar Dewantara adalah tuntunan segala kodrat
yang dimiliki peserta didik agar mereka mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan "Pengajaran" adalah
pendidikan dengan cara mentransfer ilmu pengetahuan (Dewantara I, 2004).
Menurut Ki Hajar Dewantara pengajaran dan pendidikan harus
selaras dengan penghidupan dan kehidupan bangsa agar semangat cinta
tanah air dapat terus terpelihara. Ki Hajar Dewantara menekankan agar
pendidikan selalu memperhatikan; a) Kodrat Alam, b) Kemerdekaan, c)
Kemanusiaan, d) Kebudayaan, dan e) Kebangsaan. Semua ini tujuannya
yaitu agar terwujud pendidikan yang memerdekakan siswa.
D. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak sebagai berikut:
1. Nilai-Nilai Guru Penggerak yaitu berpihak pada murid, mandiri,
reflektif, kolaboratif dan inovatif. Bersama rekan guru penggerak
angkatan 7 menjadi pionir pembelajaran social emosional –
pembelajaran berdiferensiasi di sekolah.
2. Peran Guru Penggerak yaitu menjadi pemimpim di dalam pembelajaran,
menggerakkan komunitas praktis di dalam maupun luar sekolah, menjadi
coach bagi guru lain dalam mencapai tujuan, mendorong kolaborasi antar
guru dan mewujudkan kepemimpinan murid. Nilai dan Peran Guru
Penggerak yang sudah saya miliki adalah mampu menggerakkan
komunitas praktisi dalam kaitan penerapan kurikulum merdeka di
SMAN 1 Kedungwuni. Kolaborasi saya lakukan bersama teman-teman
yang ada di sekolah untuk mensukseskan kegiatan P5 agar menjadi
kegiatan bermakna dan bermanfaat bagi murid.
E. Visi Guru Penggerak
Pendidikan guru penggerak sebagai CGP saya merumuskan visi
guru penggerak SMAN 1 Kedungwuni yaitu:
Mewujudkan peserta didik yang mandiri, kreatif, inovatif dan bergotong
royong dan sesuai kodrat zaman.
Selanjutnya pada materi Visi Guru Penggerak kami belajar
bagaimanacara membuat visi diri untuk menciptakan lingkungan belajar

7
yang berpihak pada murid dengan memanfaatkan aset sekolah, pada modul
ini kami dikenalkan dengan Inkuiri Apresiatif (IA) yang merupakan
paradigma berpikir yang didasarkan pada penggunaan pendekatan
manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan yang dikenal
dengan BAGJA.
BAGJA merupakan akronim dari tahapan Buat Pertanyaan, Ambil
Pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. Sebelum kami
menyusun kerangka BAGJA, kami di ajarkan untuk membuat sketsa mental
prakarsa perubahan yang dikenal dengan ATAP. Pada saat pembuatan
ATAP akronim dari Aset, Tantangan, Aksi, Pembelajaran, kami di ajarkan
untuk mengidentifikasi Aset sekolah, Tantangan yang di hadapi saat
disekolah, Aksi untuk membantu penyelesaian masalah dan Pembelajaran
yang akan di dapatkan dari kegiatan aksi tersebut. Dengan menggunakan
paradigma berpikir inkuiri apresiatif seorang Guru Penggerak mampu
menyusun visi sekolah impian yang berpihak pada peserta didik
memanfaatkan aset sekolah sehingga pendidikan yang memanusiakan
manusia dapat terwujud,berikut ini hasil pemetaan yang saya lakukan
ketika mengikuti pendidikan guru penggerak Setelah melakukan pemetaan
aset sekolah, aksi nyata yang saya lakukan terkait program yang berpihak
pada murid adalah Program SMANDUNG Berjaya merupakan Sebuah
sistem Akademik SMAN 1 Kedungwuni belajar dengan konsep Learning
Managemen Sistem. Alasan program ini yaitu untuk mewujudkan
peserta didik yang berkarakter profil pelajar pancasila sesuai kurikulum
merdeka, berwawasan lingkungan dan sesuai dengan jargon sekolah
“Berlian” yaitu beriman, lincah, handal dan mendorong suksesnya sekolah
adiwiyata nasional 2023.
F. Budaya Positif
Salah satu contoh penerapan budaya positif yang telah saya laksanakan di
sekolah yaitu In House Training (IHT) membuat kesepakatan kelas
dengan konsep sebagai berikut:
a. Latar belakang

8
Pembentukan Karakter Peserta didk disekolah melalui bantuan wali
kelas sangat penting dilakukan dengan sentuhan sederhana mungkin.
b. Tujuan Kegiatan:
Penyusunan kesepakatan Kelas terbimbing oleh wali kelas maka
siswa akan merasa dilibatkan dalam pembelajaran, merasa lebih
dipahami, lebih bertanggung jawab, mempererat hubungan dengan
walikelas dan menumbuhkan karakter positif.
c. Tolak Ukur
1) Dapat mengakomodir pendapat murid, serta ide dan
kretifitas mereka serta harapan mereka dalam menciptakan
suasana kelas yang aman dan menyenangkan.
2) Dapat menghasilkan produk berupa kesepakatan kelas.
3) Melaksanakan kesepakatan kelas bersama wali kelas secara
sadar.

9
10

III.
PENUTUP
A. Refleksi
Saya, nama Aries Setyo Wibowo, Guru Penggerak Angkatan 7 Asal
Kabupaten Pekalongan, Salah satu kegiatan pendidikan guru penggerak
angkatan 7 yang dilaksanakan selama 9 bulan, tentunya banyak ilmu,
wawasan dan pengalaman yang nantinya dapat saya tularkan kepada rekan
guru MGMP Kimia, lebih khusus lagi Peserta didik, Rekan guru di SMAN
1 Kedungwuni dan mampu menjadi pemimpin pembelajaran dengan
menerapkan merdeka belajar sehingga terwujud Profil Pelajar Pancasila.
Pada saat ini juga saya melaksanakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam
jabatan kategori 2 di Universitas Negeri Padang , hingga sejauh ini kegiatan
berjalan lancar dan sudah sampai pada kegitan menyusun laporan Desain
Pembelajaran Inovatif. Pengalaman yang saya dapat selama mengikuti
program guru penggerak merupakan bekal bagi saya untuk mewujudkan
desain pembelajaran yang berpihak pada peserta didik dengan
keberagamnnya. Kemudian dampak lainya, metode mengajar saya semakin
bervariatif dan berpihak pada peserta didik dengen mengedepankan
pembelajaran berdiferensiasi, Pembelajaran social dan emosional, membuat
keputusan yang bertanggungjawab, dan dapat menggunakan sumber daya
yang dimiliki oleh sekolah..
Semoga dengan program pendidikan guru penggerak ini kita semua
bisa bergerak maju menggerakkan pendidkan di Indonesia dan ikut dalam
percepatan pendidikan yang akan membawa pada kemajuan dibidang
pendidikan yang bersama kita cita-citakan untuk menuju Indonesia maju
dengan merdeka belajar dan pendidikan di negara Indonesia bisa sejajar
dengan negara lain.
B. Tindak Lanjut
Setiap program yang diselesaikan memerlukan rencana tindak lanjut
(RTL). Rencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan arah atau tujuan
berlangsungnya program. Dengan Rencana tindak lanjut, implementasi
program ke depan akan lebih mudah. Hal ini tidak hanya menyangkut
bentuk program-program selanjutnya, namun juga bentuk intervensi pihak
lain untuk menyelenggarakan program serupa. Hal ini memerlukan
perencanaan yang matang untuk dapat menyusun RTL yang baik sesuai
program berdasarkan potensi dan kelebihan yang dimiliki.
Berdasarkan uraian di atas, berikut ini beberapa rencana tindak
lanjut yang akan dilaksanakan setelah mengikuti Pendikan Guru Penggerak
Angkatan 7 Melakukan refleksi dan evaluasi akhir program Pendidikan
Guru Penggerak. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kekuatan
yang harus ditingkatkan dan kelemahan yang harus diperbaiki oleh diri
sendiri selama mengikuti program. Kegiatan dilaksanakan melalui umpan
balik dari kepala sekolah, rekan sejawat, peserta didik, dan orang tua/wali
peserta didik. Selain itu juga melalui diskusi-diskusi informal dengan
komunitas belajar yang telah disusun pada satuan pendidikan.
Salah satu rencana tindak lanjut merupakan kompetensi guru
penggerak yaitu dengan mensosialisasikan secara massif program guru
penggerak di sekolah. Tujuannya adalah untuk menggalang kekuatan dan
memaksimalkan potensi di lingkungan sekolah dan sekitar untuk bersama-
sama tergerak, bergerak, dan menggerakkan dimana sekolah tempat
mengajar adalah salah satu sekolah penggerak. Sosialisasi yang dilakukan
menyangkut garis besar pengalaman dan praktik baik selama mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 Selain itu banyak manfaat
diperoleh dari kegiatan tersebut, pengetahuan lainnya terkait pembelajaran
berpusat pada peserta didik; Melakukan pendekatan secara efektif dan
berkolaborasi sehingga bisa menghasilkan kesepakatan bersama Strategi
pengembangan kompetensi kepemimpinan sekolah yaitu Melakukan
koordanasi dengan semua pihak dengan program: Pembuatan Tata tertip
sekolah spesifik (rincian deskripsi aktivitas secara terperinci dan
jelas).Pembuatan Tata tertib sekolah melibatkan seluruh warga sekolah,
komite dan orang tua.

11
Pelaksanaan masing-masing program disesuaikan dengan kearifan
lokal di sekolah. Sebelum implementasi rencana tindak lanjut terlebih
dahulu diperlukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi
dengan sejawat. Tujuannya agar semua program tindak lanjut dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan memperoleh dukungan sepenunya
dari warga sekolah. Untuk meminimalisir resiko yang bisa saja terjadi
dalam pelaksanaan tindak lanjut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku panduan Pendidikan guru


penggerak, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen
GTK).2020
Simon Petrus Rafael M.Pd , Modul Paradigma dan Visi Guru Penggerak, Refleksi
Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, 2020
Aditya Dharma, Nilai-Nilai Dan Peran Guru Penggerak, Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020
Amalia Jiandra Tiasari, S.Psi. Dr. Murti Ayu Wijayanti, Budaya Positif, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020

13
LAMPIRAN

Gambar 1: Visi Guru Penggerak

Gambar 2: siswa membuat kesepakatan kelas

Gambar 3: Koneksi antar materi Budaya positif

14
Gambar 4: Tugas Pembuatan Visi Guru Penggerak

Kegiatan Pedampingan Individu bersama PP dan Kepala Sekolah

Kegiatan Bersama Fasilitator Angkatan 7

15
KEGIATAN LOKAKARYA

Sekian dan Terimakasih

16

Anda mungkin juga menyukai