Anda di halaman 1dari 223

BAHAN AJAR

PENDIDIKAN JASMANI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2019

Program PGDK Kemdikbud 2019


i
KATA PENGANTAR

Indonesia, sebagai sebuah negara kepulauan yang mempunyai wilayah


geografis sangat luas dan beragam, memiliki tantangan tersendiri terkait upaya
peningkatan kualitas guru. Guru merupakan garda terdepan dalam sebuah sistem
pendidikan. Betapapun canggih konsep pendidikan dirancang jika tidak diimbangi
oleh guru yang kompeten, maka hanya akan menjadi wacana tanpa realisasi yang
optimal. Dengan kata lain kualitas guru merupakan kunci utama kualitas pendidikan.
Sampai saat ini masih banyak wilayah di Indonesia yang memiliki
keterbatasan akses jaringan komunikasi dan transportasi. Wilayah seperti ini sering
kali disebut sebagai daerah khusus. Keterbatasan ini berimbas pada proses
peningkatan kualitas guru yang bertugas pada wilayah tersebut. Hasil UKMPPG
menunjukkan tingkat kelulusan gurdasus relatif rendah.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalitas gurdasus. Salah satu
langkah yang ditempuh pemerintah adalah melaksanakan program Pendidikan
Profesi Guru (PPG). Untuk memperkuat program tersebut Ditjen GTK melakukan
penyusunan sumber belajar bagi gurdasus dalam bentuk “bahan ajar”. Produk ini
akan dicetak dan dibagikan bagi semua gurdasus peserta PPG. Bahan ajar ini juga
akan dimuat di laman www.sergur.kemdikbud.go.id sehingga semua guru dapat
mengunduh untuk bahan belajar. Melalui bahan ajar ini diharapkan guru dapat
berproses secara mandiri maupun terbimbing untuk meningkatkan
profesionalitasnya. Guru diharapkan akan terpicu untuk terus belajar dalam usaha
meningkatkan kemampuan dan profesionalitasnya.
Bahan ajar ini mempunyai keterbatasan mengingat luasnya cakupan keilmuan
yang seharusnya dimasukkan. Pendekatan pelatihan yang dikemas dalam bahan ajar
ini berbasis pada kisi-kisi UKMPPG. Diharapkan, guru tidak hanya menggunakan
sumber bahan ajar ini tetapi dapat mengakses berbagai sumber pendukung lainnya.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan bahan ajar ini. Kerja keras dan sumbangsih dalam penyelesaian bahan
ajar ini merupakan bentuk komitmen peningkatan kualitas gurdasus merupakan
salah satu kunci pembangunan bangsa secara keseluruhan.

Jakarta, Juni 2019


Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan

Supriano
NIP 196208161991031001

Program PGDK Kemdikbud 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
A. RASIONAL ................................................................................................................. 3
B. TUJUAN PENULISAN .............................................................................................. 4
C. CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN PENGAYAAN DAN
REMEDI .............................................................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................................... 5
KISI-KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN............... 5
A. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik ........................................................... 5
B. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Profesional ........................................................ 54
BAB III ............................................................................................................................... 205
SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK ....................................................................... 205
A. Soal latihan .............................................................................................................. 205

Program PGDK Kemdikbud 2019

2
BAB I PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Penyelesaian permasalahan pendidikan di daerah Tertinggal, Terdepan, dan
Terluar (3T) merupakan salah satu program prioritas, dalam hal ini membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk di dalamnya
membangun pendidikan di daerah 3T.
Tahun 2019 ini Kemendikbud melaksanakan program peningkatan kompetensi guru
daerah khusus (Gurdasus) menjadi guru profesional melalui Pelatihan Guru Daerah
Khusus (PGDK). Peningkatan kompetesi guru menjadi guru profesional merupakan
kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah,
kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara merata. Program PGDK
diperuntukkan bagi guru yang berkualifikasi S1/DIV dan telah mengabdi pada
sekolah di daerah khusus sesuai dengankriteria menurut Kepmendikbud Nomor 80
tahun 2017 tentang Penetapan Daerah Khusus Tahun 2017.
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini
berlaku pula untuk Gurdasus, bahwa di samping harus memenuhi kualifikasi
S1/DIV, juga harus memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui PPG.
Gurdasus yang telah mengabdi di daerah khusus umumnya memiliki kendala dalam
meningkatkan kompetensi dan keprofesionalannya yang diperoleh melalui program
PPG. Dikarenakan kondisi, tantangan, dan hambatan yang dihadapi Gurdasus
dalam mengikuti program PPG, maka perlu dilakukan kegiatan prakondisi dalam
bentuk PGDK untuk menyiapkan Gurdasus agar berhasil dalam menyelesaikan
program PPG. Berdasarkan Program PGDK 2018 diketahui bahwa program ini
sangat membantu Gurdasus dalam menghadapi PPG.

Program PGDK Kemdikbud 2019

3
Untuk membantu peserta Program PGDK belajar, diperlukan bahan ajar. Bahan ajar
ini berisi tujuan belajar yang mengacu pada indikator Uji Pengetahuan PPG, uraian
materi, contoh soal dan pembahasan, latihan soal dan refleksi, serta soal try-out
dan pembahasan. Dengan cakupan materi ini diharapkan peserta Program PGDK
dapat memperdalam konsep kunci, berlatih soal-soal yang relevan, dan tumbuh
kesiapan untuk mengikuti rangkaian PPG.

B. TUJUAN PENULISAN
Bahan Ajar ini berfungsi sebagai media bagi peserta Program PGDK 2019 untuk: 1)
memperdalam konsep-konsep kunci pada kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik,
dan profesional; 2) mengenali dan berlatih pembahasan soal-soal sesuai dengan kisi-kisi
UP-PPG; dan 3) penguatan sikap sebagai guru dalam mengikuti rangkaian PPG.

C. CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN PENGAYAAN DAN


REMEDI
Untuk dapat menggunakan bahan ajar secara optimal, maka peserta diharapkan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membaca secara menyeluruh dan cermat maksud dan tujuan pembuatan yang
termuat di BAB I.
2. Perhatikan secara cermat indikator/ kisi-kisi yang terjelaskan di BAB II.
Perhatikan setiap soal yang menjadi contoh dari setiap indikator. Coba
kerjakan, serta cocokkan hasilnya dengan kunci jawaban yang tersedia.
Pelajari pembahasan dari setiap soal/ indikator.
3. Tulislah hal yang dianggap penting dalam buku catatan dan diskusikan dengan
sejawat, baik isi, penjelasan dan cakupan keluasan materi.
4. Coba kerjakan soal latihan yang ada di BAB III tanpa melihat kunci jawaban.
5. Cocokan hasil kerjaan dengan kunci jawaban. Jika masih ada kesalahan, cek
kembali pemahaman anda dengan pembahasan yang ada di BAB II.
6. Perluas pengetahuan anda dengan mencari soal maupun sumber materi yang
lain.

Program PGDK Kemdikbud 2019

4
BAB II
KISI-KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN

Berikut ini adalah beragam soal dan pembahasannya. Soal yang disusun
mengacu pada kisi-kisi Uji Pengetahuan (UP) Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan
Profesi Guru (UKMPPG) yang digunakan untuk mengukur hasil evaluasi akhir para
peserta PPG, baik untuk kompetensi pedagogik maupun profesional.
Bab ini terdiri dari 2 sub bab. Sub bab A memuat tentang soal dan
pembahasan mengenai kompetensi pedagogik, sedangkan sub bab B berupa soal
yang dilengkapi dengan pembahasan.

A. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik

Tujuan Pembelajaran
Merumuskan indikator kompetensi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi

Uraian Materi:

Tujuan kurikulum 2013 dituangkan dalam Standar Isi yang merupakan turunan dari
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan program pendidikan yang objektif dituangkan
dalam Standar Proses dan Standar Penilaian. SKL merupakan kriteria kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. Ruang Lingkup SKL yaitu tingkat satuan pendidikan, tingkat,
kelompok mata pelajaran, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat
kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi Dasar.
Kompetensi Inti mencakup empat dimensi yang mencerminkan : (1) sikap spiritual;
(2) sikap sosial; (3) pengetahuan; (4) dan keterampilan. Keempat dimensi tersebut
dirancang sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran, atau program
dalam mencapai SKL. Kompetensi yang berkaitan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada saat peserta didik
belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan
atau keterampilan (kompetensi Inti kelompok 4). Kompetensi Dasar (KD) adalah
kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik
melalui pembelajaran. Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Di dalam setiap rumusan Kompetensi
Dasar, terdapat unsur kemampuan berpikir yang dinyatakan dalam kata kerja dan
materi. Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, proses yang
menggambarkan ketercapaian suatu Kompetensi Dasar. Indikator dirumuskan dengan

Program PGDK Kemdikbud 2019

5
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur. Silabus merupakan
pedoman dalam penyusunan rencana kegiatan pembelajaran pada setiap mata
pelajaran. Komponen penyusun silabus meliputi Kompetensi Dasar, Materi
Pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam
silabus merupakan alternatif kegiatan pembelajaran berbasis aktifitas. Pembelajaran
tersebut adalah alternatif dan inspirasi bagi guru dalam mengembangkan berbagai
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran.
Kata Kerja Operasional (KKO) menurut teori Bloom pada ranah kognitf yang sudah
direvisi terdiri dari mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis
(C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Sedang ranah afektif diantaranya
menerima (A1), merespon (A2), menghargai (A3), mengorganisasikan (A4),
karakterisasi menurut nilai (A5). Lebih lanjut, ranah psikomotor yakni meniru (P1),
manipulasi (P2), presisi (P3), artikulasi (P4), dan naturalisasi (P5).
Soal 1A.
Manakah rumusan indikator pencapaian kompetensi yang sesuai dengan standar
kompetensi mempraktikkan hasil analisis keterampilan gerak salah satu permainan
bola besar untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik:
A. menjelaskan dan mengidentifikasi lempar tangkap bola dengan 4 variasi
berbeda dengan benar
B. menjelaskan lempar tangkap bola dengan 4 variasi yang berbeda dengan
benar
C. mempraktekkan shooting dengan 4 variasi berbeda dengan benar
D. mengevaluasi gerak lempar tangkap bola dengan 4 variasi berbeda secara
benar
E. mempraktekkan lempar tangkap bola dengan 4 variasi berbeda dengan benar
Jawaban: C
Pembahasan
Ketentuan Perumusan Indikator
1. Indikator dirumuskan dari KD
2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Minimal terdiri dari dua aspek yaitu tingkat kompetensi dan materi pelajaran
Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan peserta didik,
sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah;

Soal 1B
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator
yaitu:
A. Indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam RPP dan indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal
B. Indikator lulusan dan indikator pencapaian kompetensi
C. Indikator keterampilan dan indikator teori
D. Indikator tujuan pembelajaran dan indikator soal

Program PGDK Kemdikbud 2019

6
Jawaban: A
Pembahasan
Pengembangan pembelajaran dan penilaian mencakup dua rumusan indikator, yaitu
indikator pencapaian kompetensi yang termuat dalam RPP dan indikator penilaian
yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai
indikator soal

Soal 1C
Kata Kerja Operasional ranah Psikomotor (P) terdiri dari meniru (P1), manipulasi (P2),
presisi (P3), artikulasi (P4), dan naturalisasi (P5). Pada kalimat siswa dapat
menggabungkan 3 macam gerakan senam irama dengan benar, kata menggabungkan
termasuk dalam ranah psikomotor di tahap apa?
A. Meniru
B. Manipulasi
C. Presisi
D. Artikulasi
E. Naturalisasi
Jawaban: D
Pembahasan
Perhatikan tabel di bawah ini

P1 P2 P3 P4 P5
Imitasi Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisa
si
Menyalin Kembali membuat Menunjukan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikas Melakukan Menyempurnakan Menggabungka Mengelola
i Melaksanakan Mengkalibrasi n
Mengulan Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
gi Meng-adaptasi
mematuhi Mengembangkan
Merumuskan
Memodifikasi
Meniru Menciptakan Mendemonstrasik Mengkonstruksika Merancang
kembali an n Menspesifikas
Menunjukan Mengontrol Memecahkan i
Mengimplementasik Mengkombinasika
an n
Mengkoordinasika
n
Memformulasi
Menggabungkan berada pada tahapan artikulasi (P4)

Program PGDK Kemdikbud 2019

7
Tujuan Pembelajaran
Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi

Uraian Materi:

Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki,
atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan
kata lain, tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian
aktivitas pembelajaran. Maka, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku
kompetensi spesifik, aktual, dan terukur. Tujuan pembelajaran mengacu pada
kompetensi dasar yang hendak harus dicapai dalam pembelajaran. Di samping itu,
tujuan pembelajaran dijadikan acuan dalam pemilihan jenis materi, strategi, metode,
dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Terdapat
empat unsur pokok dalam perumusan tujuan pembelajaran, diantaranya :
1. Audience. Secara bahasa audience berarti pendengar. Dalam konteks
pembelajaran yang dimaksud audience adalah siswa. Audience merupakan subjek
sekaligus objek dalam pembelajaran. Maka, dalam tujuan pembelajaran harus
menempatkan siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran.
2. Behavior. Behavior adalah tingkah laku atau aktivitas suatu proses. Dalam konteks
pembelajaran, behavior nampak pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Oleh
sebab itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa tidak
mungkin dilakukan. Dalam perumusan tujuan pembelajaran gambaran behavior
aktivitas siswa ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti: menyimak,
menyebutkan, membedakan, menjelaskan, dan masih banyak lagi. Penggunaan
kata kerja operasional dalam suatu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari
satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa tidak boleh melakukan
lebih dari satu perbuatan. Maka, siswa harus fokus pada satu perbuatan agar
pembelajaran lebih optimal.
3. Condition. Condition atau kondisi diartikan sebagai suatu keadaan. Dalam konteks
pembelajaran, condition adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai. Dalam perumusan tujuan pembelajaran, condition
ditulis dalam bentuk kata kerja. Kata kerja yang dimaksud adalah aktivitas yang
harus dilakukan siswa agar tercapai suatu perubahan perilaku yang diharapkan.
4. Degree. Dalam konteks ini degree berarti suatu perbandingan. Hal ini
dimaksudkan untuk membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Degree
juga merupakan tingkat penampilan yang dapat dilakukan oleh siswa setelah
melalui suatu rangkaian proses pembelajaran. Tingkat degree bergantung pada
bobot materi yang akan disajikan, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu
materi atau menunjukan suatu tingkah laku.
Soal 2A.
Manakah tujuan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi
mempraktikkan hasil analisis keterampilan gerak salah satu permainan bola besar
untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik:
A. Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik dapat menjelaskan dan
mengidentifikasi lempar tangkap bola dengan 4 variasi berbeda dengan benar

Program PGDK Kemdikbud 2019

8
B. Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik dapat menjelaskan lempar
tangkap bola dengan 4 variasi yang berbeda dengan benar
C. Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat mempraktekkan
shooting dengan 4 variasi berbeda dengan benar
D. Setelah mempelajari materi ini anda dapat mengevaluasi gerak lempar
tangkap bola dengan 4 variasi berbeda secara benar.
E. Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik dapat mempraktekkan
lempar tangkap bola dengan 4 variasi berbeda dengan benar.
Jawaban: C
Pembahasan
Perhatikan kata kunci pertanyaannya, yaitu menghasilkan koordinasi gerak, kata
tersebut merujuk pada luaran aktivitas fisik. Selain itu perlu diingat bahwa usur A, B,
C, dan D harus ada.
A B C
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat mempraktekkan shooting
dengan 4 variasi berbeda dengan benar
D

Soal 2B
Tujuan belajar dibagai menjadi dua yaitu tujuan umum/luas dan khusus/spesifik atau
TBU dan TBK. Manakah yang merupakan tujuan belajar umum (TBU)
A. Pada akhir belajar siswa akan dapat menerapkan prinsip-prinsip kebugaran
B. Pada akhir belajar praktik siswa dapat membuat dua buah bola sepak modifikasi
menggunakan kertas daur ulang
C. Siswa dapat menghitung denyut jantung latihan dan istirahat dengan tepat
D. Siswa mampu mempraktikkan gerakan roll depan sebanyak tiga kali dengan benar
E. Siswa memahami cara melempar bola kasti
Jawaban: A
Pembahasan
TBU bersifat umum dan luas, sehingga pencapaiannya tidak dapat diukur secara
langsung karena tidak operasional/spesifik. TBU biasanya dirumuskan dalam kata
memahami, menguasai, merencanakan, menerapkan, menganalisa. Fungsinya
sebagai perantara untuk mencapai tujuan belajar. Untuk itu jawaban A paling tepat.
Jawaban B, C, D, dan E mengandung kata kerja operasional dan terdapat unsur A, B,
C, D.

Soal 2C.
Berikut ini adalah tujuan pembelajaran yang dirumuskan dari kompetensi dasar
mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar sederhana dan
atau tradisional.
A. Setelah melalui literasi peserta didik dapat mengidentifikasi macam gerak
dribble bola basket
B. Setelah melalui pengamatan peserta didik dapat menjelaskan konsep gerakan
dribble bola basket yang benar
C. Peserta didik dapat menjelaskan cara melakukan macam gerakan dribble bola
basket

Program PGDK Kemdikbud 2019

9
D. Dapat melakukan gerak dribble bola basket ditempat
E. Peserta didik dapat melakukan gerak dribble bola basket sambil berjalan
dengan benar
Jawaban:
Pembahasan
Perumusan tujuan pembelajaran harus memuat konsep Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree.
A : Audience adalah peserta didik yang akan belajar
B : Behavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan
oleh peserta didik setelah selesai memperoleh
pengalaman belajar dalam pelajaran tersebut
C : Condition adalah kondisi, yang berarti batasan yang dikenakan
kepada peserta didik atau alat/peralatan yang
digunakan peserta didik pada saat dilakukan penilaian.
D : Degree adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam
mencapai perilaku

Peserta didik dapat melakukan gerak dribble bola basket sambil berjalan dengan benar
A B C D

Tujuan Pembelajaran
Menetapkan materi, proses, sumber pembelajaran dan media pembelajaran PJOK

Uraian materi:
1. Tujuan instruksional. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang
pencapaian tujuan instruksional yang telah ditetapkan sebelumnya. Mungkin
ada sejumlah alternative media yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu.
Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan
oleh kesesuaian karakteristik tujuan dan karakteristik media pembelajaran
yang akan dipakai.
2. Keefektifan. Dari beberapa alternative media yang sudah dipilih, mana yang
dianggap paling efektif (tepat guna) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Siswa. Apakah media yang dipilih sudah sesuai dengan kemampuan,
perbendaharaan pengalaman, dan menarik perhatian siswa? Digunakan untuk
siapa? Apakah secara individual atau kelompok kecil, kelas atau massa? Untuk
kegiatan tatap muka atau jarak jauh?
4. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalau belum,
apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media
ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat
bersama-sama siswa, meminjam, menyewa, membeli dan mungkin dapat
“dropping” dari pemerintah.
5. Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah
tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat

Program PGDK Kemdikbud 2019

10
dan hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah,
tetapi memiliki keefektifan setara?
Kualitas teknis. Apakah media yang dipilih itu kualitasnya baik? Jika menggunakan
media gambar misalnya, apakah memenuhi syarat sebagai media pembelajaran?
Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu?
Menurut Degeng, dkk (1993), pemilihan dan penggunaan sumber belajar
haruslah didasarkan pada hal-hal berikut ini:
1. Analisis karakteristik siswa.
2. Adanya tujuan dan isi instruksional.
3. Adanya strategi pengorganisasian pembelajaran.
4. Adanya strategi penyampaian.
5. Adanya strategi pengelolaan pembelajaran.
Adanya pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Soal 3A.
Perencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh guru PJOK sebelum pelaksanaan
pembelajaran, mempertimbangkan materi, proses, sumber belajar, dan juga media
pembelajaran. Kasusnya guru akan mengajar senam di sekolah yang terletak di
daerah pinggiran, tidak ada internet, belum memiliki proyektor. Media apa yang tepat
digunakan oleh guru adalah:
A. Video
B. Gambar
C. Guru/Siswa
D. Boneka Peraga
E. Modul
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban A, B, D, dan E memerlukan biaya. Pilihan jawaban C yaitu guru/siswa
merupakan media yang menggunakan diri sendiri atau orang lain, sehingga tidak
memerlukan pembiayaan

Soal 3B.
Perencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh guru PJOK sebelum pelaksanaan
pembelajaran, mempertimbangkan materi, proses, sumber belajar, dan juga media
pembelajaran. Kasusnya guru akan mengajar aktivitas ritmik (mempraktikkan hasil
analisis gerakan pembentuk latihan pemanasan), di sekolah yang peralatannya cukup
lengkap, memiliki VCD player, tersedia internet, ada perpustakaan, waktu tersedia di
silabus 2 x pertemuan 2 x (3x40 menit). Metode yang lebih tepat digunakan untuk
pembelajaran materi tersebut adalah:
A. Project Base Learning
B. Problem Base Learning
C. Inquiry Discovery Base Learning
D. Saintific Base Learning
E. Student Base Learning
Jawaban: A
Pembahasan
Karena Materi merangkai gerak aktivitas ritmik membutuhkan waktu cukup lama,
padahal alokasi waktu dalam silabus hanya 2 tatap muka, maka langkah Project Base

Program PGDK Kemdikbud 2019

11
Learning dapat menambah waktu latihan sebelum sampai pada mempresentasikan
hasil proyek.
Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning) adalah model pembelajaran
yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Pembelajaran Berbasis Projek
merupakan model pembelajaran yang menggunakan projek sebagai langkah awal
dalam mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru berdasarkan
pengalaman nyata. PBP dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta
didik dalam pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui investigasi
dalam perancangan produk.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Berdasarkan bagan di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah PBP
adalah sebagai berikut:
 Penentuan Projek. Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik
projek bersama guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk
memilih/menentukan projek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok
ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tema.
 Perancangan Langkah-langkah Penyelesaian Projek. Peserta didik merancang
langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek dari awal sampai akhir beserta
pengelolaannya. Kegiatan perancangan projek ini berisi perumusan tujuan dan
hasil yang diharapkan, pemilihan aktivitas untuk penyelesaian projek,
perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas
projek, dan kerja sama antar anggota kelompok.
 Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Projek. Peserta didik dengan pendampingan
guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya.
Berapa lama projek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
 Penyelesaian Projek dengan Fasilitasi dan Monitoring Guru. Langkah ini
merupakan pelaksanaan rancangan projek yang telah dibuat. Aktivitas yang
dapat dilakukan dalam kegiatan projek di antaranya dengan: a) membaca, b)
membuat disain, c) meneliti, d) menginterviu, e) merekam, f) berkarya, g)
mengunjungi objek projek, dan/atau h) akses internet. Guru bertanggung
jawab membimbing dan memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan
tugas projek mulai proses hingga penyelesaian projek. Pada kegiatan

Program PGDK Kemdikbud 2019

12
monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta
didik dalam menyelesaikan tugas projek.
A. Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Projek. Hasil projek dalam
bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, disain, karya seni, karya
teknologi/prakarya, dan lain-lan dipresentasikan dan/atau dipublikasikan
kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk
presentasi, publikasi, dan pameran produk pembelajaran.
 Evaluasi Proses dan Hasil Projek. Guru dan peserta didik pada akhir proses
pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek.
Proses refleksi pada tugas projek dapat dilakukan secara individu maupun
kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas projek yang
berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan
tugas projek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan
produk yang telah dilakukan.

Soal 3C.
Perencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh guru PJOK sebelum pelaksanaan
pembelajaran, mempertimbangkan materi, proses, sumber belajar, dan juga media
pembelajaran. Terkait dengan proses pembelajaran, terdapat tiga prinsip
pembelajaran yaitu prinsip pembelajaran berpusat pada guru, prinsip pembelajaran
berpusat pada berpusat pada siswa, dan prinsip pembelajaran berpusat pada bahan
ajar. Penerapan prinsip pembelajaran berpusat pada bahan ajar adalah
A. Berbelit-belit dan tidak jelas urutannya
B. Mudah dipahami dan komprehensif
C. Bahan ajar sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
D. Bersifat deduktif, induktif, dan sederhana
E. Sederhana, komprehensif dan sesuai usia biologis dan mental
Jawaban: E
Pembahasan
Prinsip pembelajaran berpusat pada guru condong kepada guru merupakan sumber
utama belajar yang memungkinkan siswa mengakses informasi dan memiliki pengaruh
nyata. Pada prinsip pembelajaran berpusat pada siswa, tujuannya adalah eksplorasi
kemampuan dirinya. Sedangkan, prinsip pembelajaran bahan ajar digunakan apabila
bahan ajar (materi) mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keberhasilan
siswa. Konsep utamanya adalah sederhana tidak berbelit-belit, jelas prosedurnya,
menyeluruh, dan sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan. Maka
jawaban E yang paling tepat.

Tujuan Pembelajaran
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai silabus

Uraian materi:
Langkah-langkah pengembangan RPP:

Program PGDK Kemdikbud 2019

13
1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)
proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6)
sumber belajar;
2. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4;
3. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan
guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks
pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi
untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;
4. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang
lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi
siswa dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan
sumber belajar;
5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu
pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup;
6. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,
teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
7. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan
penilaian; dan
8. Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang
telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.
Soal 4A
Merumuskan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir merupakan rincian dari
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang diturunkan dari
komponen pada silabus
A. standar kompetensi
B. materi pokok/pembelajaran
C. langkah-langkah pembelajaran
D. alokasi waktu
E. sumber belajar
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban A, merupakan rumusan yang menjadi acuan utama. Materi pokok pada
jawaban B merujuk pada materi yang akan disampaikan, sedangkan alokasi waktu
adalah jumlah jam yang diperlukan untuk menerapkan materi. Jawaban E, sumber
belajar merunut pada sumber pustaka untuk memperkaya wawasan.

Soal 4B
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang oleh guru dengan membangun pemahaman siswa melalui lima
tahapan yaitu
A. mengamati, menanya, menemukan, menalar, mengkomunikasikan
B. mengamati, menalar, mencoba, mengasosiasi, menyimpulkan
C. mengamati, mencoba, mengasosiasi, menyimpulkan, mengevaluasi
D. mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan

Program PGDK Kemdikbud 2019

14
E. mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan
Jawaban: D
Pembahasan
Pendekatan saintifik yaitu memberi pemahaman kepada siswa untuk mengenal dan
memahami berbagai materi pengetahuan dengan pendekatan ilmiah. Artinya
pengetahuan bisa berasal dari mana saja dan kapan saja tidak bergantung pada
pengetahuan guru saja. Pendekatan itu adalah mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan membuat kesimpulan dan
mengkomunikasikan. Jelas terlihat pilihan jawaban D merupakan yang paling tepat.

Soal 4C
Merumuskan pokok bahasan, sub pokok bahasan pembelajaran reguler, pengayaan,
dan remedial dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
diturunkan dari komponen pada silabus….
A. standar kompetensi
B. materi pokok/pembelajaran
C. langkah-langkah pembelajaran
D. alokasi waktu
E. sumber belajar
Jawaban: B
Pembahasan
Langkah-langkah pengembangan RPP:
1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)
proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6)
sumber belajar;
2. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4;
3. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan
guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks
pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi
untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;
4. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang
lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi
siswa dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan
sumber belajar;
5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu
pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup;
6. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,
teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
7. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan
penilaian; dan
8. Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang
telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran

Program PGDK Kemdikbud 2019

15
Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:
Kerangka pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas yang dirancang oleh guru
untuk mencapai keempat jenis kompetensi dasar tersebut, meliputi: pendahuluan, inti
dan penutup.
1. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang dapat dilakukan oleh guru antara lain sebagai
berikut.
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa.
b. Memastikan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
c. Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dinilai.
e. Menjelaskan skenario pembelajaran.
f. Melakukan pemanasan yang terkait dengan materi pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan penerapan secara operasional
model/pendekatan/metode/gaya yang dipilih sesuai dengan kompetensi dasar
dan karakteristik siswa. Contoh menggunakan gaya mengajar resiprokal
sebagai berikut:
a. Siswa mencari pasangan sesuai dengan petunjuk guru.
b. Siswa bersama pasangannya menerima dan mempelajari lembar kerja yang
dibagikan guru (berisi langkah kerja dan tugas gerak yang harus dilakukan).
c. Siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang
menjadi pengamat.
d. Siswa yang berperan sebagai pelaku melakukan tugas gerak, dan pengamat
mengamati. Jika pelaku melakukan kesalahan, pengamat memberi koreksi
sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam lembar tugas.
e. Pergantian peran sebagai pelaku dan pengamat atau sebaliknya dilakukan
sesuai kesepakatan masing-masing pasangan.
f. Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan dan penilaian,
tanpa melakukan intervensi terhadap pelaku. Pada setiap kesempatan guru
dapat menghentikan aktivitas pembelajaran untuk melakukan koreksi umum
dan mengundang dialog terkait masalah teknik dan mekanika gerak dari gerak
yang dipelajari.
g. Di akhir pembelajaran guru mengundang beberapa pasangan siswa
menampilkan hasil belajar di hadapan siswa lainnya.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup yang harus dilakukan oleh guru sebagai berikut:
a. Melakukan pendinginan sekaligus menjelaskan fungsinya.
b. Melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan materi
pembelajaran yang telah diberikan.
c. Guru membuka dialog atau mengingatkan kembali tentang nikmat dan karunia
Tuhan atas kemampuan gerak yang dimiliki oleh siswa yang senantiasa harus
disyukuri setiap waktu.
d. Melakukan penilaian terhadap ketercapaian indikator

Program PGDK Kemdikbud 2019

16
e. Bersama siswa guru membuat simpulan materi, melakukan refleksi dan tindak
lanjut dari materi pembelajaran yang telah diberikan.
f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran seluruh siswa dan guru berdoa dan
bersalaman.
Dari proses pembelajaran sebagaimana uraian tersebut dapat digambarkan bahwa
kompetensi dasar yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
terintegrasi menjadi satu, dan diharapkan dapat dicapai melalui satu kegiatan
pembelajaran secara bersamaan.
Soal 5A
Seorang guru melakukan kegiatan pendahuluan sebagai berikut:
 Membariskan siswa berbentuk 2/3 bersyap antara laki-laki dan perempuan
terpisah secara rapih dilanjutkan berhitung
 Berdo’a secara bersama-sama antara guru dan siswa.
 Mengabsen kehadiran siswa
 Memberikan apersepsi materi dan penyampaian materi yang akan diajarkan
secara singkat dengan dihubungkan kemanfaatanya dan dorongan pemberian
motivasi.
 Mengadakan pemanasan (Warming Up) diawali dengan lari keliling lapangan
permainan sebanyak 4 keliling.
 Dilanjutkan dengan kegiatan latihan fisik sesuai/mendukung dengan materi
drible dan passing dalam permainan bola basket
Aktivitas yang kurang tepat ada dalam kegiatan pendahuluan adalah:
A. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa
B. Memastikan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran
C. Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa
D. Menyampaikan manfaat pembelajaran
E. Kegiatan latihan fisik sesuai/mendukung dengan materi
Jawaban: E
Pembahasan
Kegiatan pendahuluan berupa membuka pelajaran, apersepsi, menyampaikan materi
secara umum. Untuk itu jawaban A, B, C, dan D salah. Jawaban E dilakukan pada
materi inti.

Soal 5B
Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan yang pertama kali harus dilakukan guru saat
memulai pembelajarannya. Bagaimana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa?
A. Mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
B. Mengajukan pertanyaan sederhana kepada siswa tentang materi yang akan
dipelajari
C. Memberikan kuis dengan penskoran langsung
D. Menanyakan 5W dan 1H
E. Menanyakan secara individual mengenai materi yang lalu
Jawaban: A
Pembahasan
Pertanyaan diberikan ketika siswa sudah mendapatkan pengetahuan sebelumnya.
Pengetahuan tersebut merupakan modal untuk memudahkan dalam mempelajari
pengetahuan yang baru. Dengan mengaitkan pengetahuan lampau dan materi baru

Program PGDK Kemdikbud 2019

17
diharapkan mempermudah siswa dalam pemahaman. Pilihan jawaban A adalah yang
paling tepat. pertanyaan sederhana, pemberian skor, pertanyaan berbasis 5W1H serta
penunjukkan kepada siswa merupakan teknik dalam menyampaikan pertanyaan.

Soal 5C
Apersepsi diberikan kepada siswa untuk memberikan gambaran awal mengenai
pengetahuan dan keterampilan yang akan dipelajari. Agar siswa mendapat gambaran
awal dengan jelas, maka guru menyampaikannya dengan cara?
A. Membagikan rangkuman materi
B. Membuat analogi
C. Memberikan tautan aplikasi
D. Memberikan tautan ke youtube
E. Mendongeng
Jawaban: B
Pembahasan
Membagikan rangkuman materi dan mendongen memerlukan persiapan dan waktu
yang lebih banyak, sedangkan menyampaikan tautan baik berupa aplikasi dan
youtube tidak bisa langsung dipahami siswa dan menyisakan pertanyaan dari siswa.
Alternatif yang paling memungkinkan adalah membuat analogi, yaitu membuat
gambaran yang serupa dengan materi yang akan diajarkan. Sebagai contoh, materi
lompat jauh, analogi sederhananya guru menganalogikan gerakan lompat jauh
dengan gerakan katak saat meloncat.

Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan kegiatan inti dan penutup dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan


pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Menutup
pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui
pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2010:84). Keterampilan
menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran (Saud, 2009:57). Selain itu, Hasibuan (2009:73) menyatakan bahwa
menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru
dalam proses belajar-mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Marno & Idris
(2009:90), bahwa menutup pelajaran merupakan usaha guru untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, usaha untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran, dan menentukan titik pangkal untuk

Program PGDK Kemdikbud 2019

18
pelajaran berikutnya. Terdapat tiga tujuan menutup pelajaran menurut Saud
(2009:58), yaitu sebagai berikut: (1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran; (2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam
membelajarkan pada siswa; dan (3) Membantu siswa agar mengetahui hubungan
antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru
saja dipelajarinya. Menurut Mulyasa (2010:84), kegiatan yang dilakukan oleh guru
ketika menutup pelajaran yaitu sebagai berikut. Pertama, menarik kesimpulan
mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh
peserta didik atas permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru). Kedua,
mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan
keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ketiga, menyampaikan bahan-
bahan pendalaman yang harus dipelajari, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik
tugas individual maupun tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah
dipelajari. Keempat, memberikan post test baik secara lisan, tulisan maupun
perbuatan. Sedangkan menurut Hasibuan (2009:75) ada beberapa cara yang dapat
dilakukan guru dalam menutup pelajaran, yaitu meninjau kembali dengan cara
merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, mengevaluasi dengan berbagai
bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan keterampilan, meminta siswa
mengaplikasikan ide baru dalam situasi yang lain, mengekspresikan pendapat siswa
sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis.
Soal 6A
Seorang guru melakukan kegiatan penutup dengan aktivitas sebagai berikut:
 Peserta didik melakukan penguluran dan pelepasan
 Peserta didik membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai, langsung diperiksa. Peserta didik
yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor
urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
 Menyampaikan materi yang akan diajarkan pertemuan berikutnya.

Aktivitas apa yang belum dilakukan dalam kegiatan penutup:


A. Melakukan pendinginan sekaligus menjelaskan fungsinya.
B. Melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan materi
pembelajaran yang telah diberikan.
C. Melakukan penilaian sesuai indikator pencapaian kompetensi
D. Bersama siswa guru membuat simpulan materi, melakukan refleksi dan
tindak lanjut dari materi pembelajaran yang telah diberikan.
E. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran seluruh siswa dan guru berdoa dan
bersalaman.
Jawaban: E
Pembahasan
Kegiatan penutup harus diakhiri dengan berdoa.

Soal 6B
Seorang guru melakukan kegiatan inti dengan aktivitas sebagai berikut:

Program PGDK Kemdikbud 2019

19
Mengamati
1. Guru meminta peserta didik untuk membaca sebentar tentang peraturan
permainan bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati beberapa
permasalahan yang terkait dengan peraturan permainan bola voli dan latihan
dasar permainan bola voli.
3. Peserta didik mengamati gambar atau video tentang peraturan permainan bola
voli dan latihan dasar permainan bola voli.
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada cek
kemampuan awal.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan terkait hasil pengamatan mereka tentang peraturan permainan
bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
3. Guru menjawab pertanyaan peserta didik dan memberi kesempatan kepada
tiap peserta didik atau menunjuk secara acak peserta didik untuk menjawab
pertanyaan temannya.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait tentang peraturan
permainan bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pada cek kemampuan awal dengan
membaca buku ajar dan buku referensi lain.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang dilakukan dan
melengkapinya dengan membaca buku ajar dan buku referensi terkait
peraturan permainan bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
3. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan
menganalisis ragam informasi yang diperoleh, kemudian dijadikan bahan
untuk menyimpulkan tentang peraturan permainan bola voli dan latihan dasar
permainan bola voli.
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi tentang peraturan permainan bola voli
dan latihan dasar permainan bola voli.
2. Peserta didik merumuskan tentang peraturan permainan bola voli dan latihan
dasar permainan bola voli.
3. Peserta didik menemukan hubungan tentang peraturan permainan bola voli
dan latihan dasar permainan bola voli dengan pertanyaan konsep 5W + 1H.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan
peserta didik dari kelompok lain memberikan tanggapan.
3. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.

Apa fungsi dari menanya dalam kegiatan inti pembelajaran berbasis metode saintifik?
A. Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, berpikir kritis
B. Melatih kemampuan dalam menggabungkan materi yang didapat
C. Memberikan pengalaman kemenangan
D. Mencetuskan visi dan misi pembelajaran
E. Memudahkan guru dalam mengajar

Program PGDK Kemdikbud 2019

20
Jawaban: A
Pembahasan
Menanya melatih siswa untuk berpikir dan memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kreatifitasnya sesuai dengan keingintahuannya. Jawaban B kurang
tepat karena penggabungan materi membutuhkan pemahaman yang utuh akan
materi. Jawaban C bertanya sama sekali tidak berhubungan dengan pengalaman
kemenangan, karena ketiadaan unsur kompetisi. Visi dan misi pembelajaran
merupakan ranah guru, dan guru mudah mengajar tidak didapat dari siswa mampu
bertanya, namun dari manajemen kelas yang tepat.

Soal 6C
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk pertemuan berikutnya. Tugas tersebut
berupa tugas mengamati video pencak silat pada laman Youtube. Pemberian tugas ini
memudahkan siswa untuk?
A. Menyerap pengetahuan baru lebih mudah
B. Mendapat pemahaman tentang materi pencak silat
C. Kombinasi melihat dan mendengar memperbesar persentase untuk paham
akan materi baru
D. Belajar secara daring
E. Mengetahui keluasan materi yang ditugaskan
Jawaban: C
Pembahasan
Menurut Piramida Belajar dari Edgar Dale, melihat dan mendengar memberikan 20%
kontribusi siswa dalam memahami

Tujuan Pembelajaran
Penerapan Feed Back dalam proses pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Fungsi feedback adalah memberikan motivasi, reinforcement (Harsono, 1988:89) atau


punishment (Rusli Lutan, 1988; Apruebo, 2005).

Program PGDK Kemdikbud 2019

21
Dengan diperolehnya gambaran yang kongkrit perihal kemampuan yang dimiliki oleh
seorang siswa, baik keunggulan maupun kelemahannya apalagi kalau dibandingkan
dengan siswa yang lainnya, maka hal itu akan dapat memacunya lagi untuk berbuat
yang lebih baik dari yang sudah dilakukannya. Dengan kata lain, gambaran
kemampuan yang dimiliki seorang siswa akan menjadi daya dorong/motivasi apabila
guru penjas mampu menyampaikannya dengan tepat melalui pemberian stimulus agar
siswa semakin rajin berlatih.
Dalam konteks pembelajaran penjas, umpan balik juga sebagai
penguat/reinforcement atas tindakan atau perilaku yang sudah dilakukan siswa. Jika
perilaku siswa itu sesuai dengan harapan guru maka hal itu harus diperkuat untuk
tetap dipelihara. Sebaliknya jika perilaku itu tidak sesuai dengan harapan guru maka
harus ada hukuman (Punishment) agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang kembali,
dan perilaku itu mengarah pada tindakan yang sesuai dengan harapan guru.
Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu intrinsic
feedback dan extrinsic feedback (Apruebo, 2005). Intrinsic feedback atau umpan balik
intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas
dan atau perilaku yang telah dilakukannya, derta tentang kemampuan yang telah
ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas gerak, apakah aktivitas yang
dilakukan sudah sesuai dengan yang diinstruksikan guru, apakah sudah mampu
menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah merasa nyaman dengan alat bantu
yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian gerakan senam telah sesuai dengan
urutan yang harus dilakukan. Sedangkan extrinsic feedback adalah umpan balik yang
berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari guru penjas atas gerakan yang sudah
dilakukan, cemoohan rekan karena salah memberikan umpan ketika bermain bola,
atau dari lingkungan sekitar seperti cuaca yang terlalu panas sehingga
mengharuskannya sering beristirahat di tempat yang teduh.
Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni informasional, motivasional, dan
komunikasional.
1. Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilain pencapaian/hail belajar siswa diperiksa menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu, dengan demikian
memberikan informasi tentang sejauhmana siswa telah menguasai materi yang
diterimanya dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat
diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni:
a. Tidak ada umpan balik
b. Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang
diberikan siswa
c. Umpan balik berupa keterangan mengenai salah benara jawaban ditambah
dengan menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct response
[KCR])
d. KCR + penjelasan; dan
e. KCR + pengajaran tambahan.
2. Fungsi Motivasional
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri
siswa manakala siswa merasa membutuhkan (need). Siswa yang merasa butuh akan
bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya.

Program PGDK Kemdikbud 2019

22
Dengan pemberian umpan balik, maka tes dapat sekaligus berfungsi sebagai
motivator bagi siswa untuk belajar. Namun terkadang guru memanfaatkan tes
dadakan sebagai alasan untuk motovasi siswa dalam belajar. Berharap agar siswa
termotivasi dalam belajar dan selalu siap menerima tes sebagai kriteria keberhasilan
dalam pembelajaran, tes dadakan justru dianggap kurang tepat. Hal tersebut justru
akan menimbulkan kecemasan pada siswa saat mengerjakan soal-sola tes, dan hasil
kinerja siswa kurang maksimal.
3. Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru
menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakan upaya
peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa
mengetahui letak kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap
hasil tersebut.
Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar
berperan penting. Karena itu, pengukurannyaharus betul-betul syahih (valid), andal
(reliable), dan lugas (objective). Hal ini mungkin tercapai bila alat ukurannya disusun
berdasarkan kaidah, aturan, hokum atau ketentuan penyusunan butir tes.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebegai berikut:
a. Mengulang pokok bahasan seluruhnya
b. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama
d. Memberikan tugas-tugas khusus.
Soal 7A
Dalam pelaksanaaan proses pembelajaran seorang guru PJOK memberikan hukuman
kepada siswa yang salah dalam melakukan praktek lompat tinggi gaya menyamping,
dalam hal ini sebenarnya guru PJOK telah memberikan umpan balik pada kategori:
A. Ekstrinsik
B. Instrinsik
C. Motivasional
D. Informasional
E. Reinforcement
Jawaban: E
Pembahasan
Reinforcement adalah konsekuensi yang meningkatkan kemungkinan bahwa suatu
perilaku akan terjadi, sebaliknya hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang
menurunkan kemungkinan terjadinya suatu perilaku. Menurut Skinner penguatan
(reinforcement) dibagi dua yaitu: penguatan positif dan negatif. Penguatan positif
berupa pemberian hadia, perilaku senyum, acungan jempol, anggukan kepala, tepuk
tangan atau penghargaan lainnya. Disisi lain, penguatan negatif, berupa pemberian
tugas tambahan, perilaku tidak senang dengan menggeleng, kening berkerut, muka
kecewa dll).

Soal 7B
Seorang guru memarahi siswanya hampir setiap kali tatap muka di kelas karena
membuat gaduh kelas, tetapi suatu ketika siswa tersebut berlaku tenang tanpa adanya
perintah dari guru dan si guru tidak memarahinya lagi. Pada akhirnya si anak akan
semakin bisa mengendalikan diri dengan berlaku tenang seiring dengan berkurangnya

Program PGDK Kemdikbud 2019

23
frekuensi sikap kemarahan guru. Narasi di atas merupakan contoh untuk jenis
penguatan apa?
A. Penguatan tetap
B. Penguatan negatif
C. Penguatan positif
D. Punishment positif
E. Punishment negatif
Jawaban: B
Pembahasan
Penguatan negatif dan hukuman berbeda. Perlu diingat bahwa penguatan negatif
pada jawaban B meningkatkan probabilitas terjadinya suatu perilaku, sedangkan
hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.

Soal 7C
Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus kepada
siswa yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi secara netral
mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang melakukan tugas gerak. Dalam
suatu pembelajaran ketika berlatih menyundul bola, guru akan berkata?
A. “stop semua!”
B. “kerjakan perintah saya!”
C. “lihat bola!”
D. “ada pertanyaan?”
E. “lakukan!”
Jawaban: C
Pembahasan
Umpan balik netral tidak mengarah pada individu siswa melainkan siswa secara
keseluruhan dan bersifat mengingatkan akan tugas geraknya maka, jawaban C yang
paling tepat. Jawaban A, B, dan E tidak tepat karena merupakan perintah, sedang
jawaban C adalah pertanyaan kepada siswa.

Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan pengembangan variasi materi dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Variasi dalam mengajar dapat dilakukan dengan penggunaan suuara maupun dengan
isyarat-isyarat non verbal, seperti pandangan mata, ekspresi roman muka, gerak-gerik
tangan atau kepala dan gerak badan. Selain itu masi ada isyarat ekstra verbal yaitu
intonasi dan warna serta bunyian. Komponen utama dalam mengadakan variasi
adalah :
Variasi dalam gaya mengajar
 Penggunaan variasi suara. Variasi suara adalah perubahan suara dari keras
menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari
gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-
kata tertentu.

Program PGDK Kemdikbud 2019

24
 Pemusatan perhatian siswa. Guru dapat memusatkan perhatian siswa
pada hal-hal yang dianggap penting dapat dengan gaya bahasa menurut
kebutuhan anak.
 Kesenyapan guru. Adanya kesenyapan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba
dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu, merupakan alat yang baik
untuk menarik perhatian siswa.
 Mengadakan kontak pandang dan gerak. Apabila guru sedang berbicara
atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh
kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menujukkan adanya hubungan
yang akrab dengan mereka.
 Gerakan badan dan mimik. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan
kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat pentingdalam
berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan
arti dari pesan lisan yang di maksudkan.
 Pergantian posisi guru di dalam kelas. Pergantian guru di dalam kelas
dapat di gunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali
dalam menyampaikan pelajaran di dalam kelas, gerakan hendaknya
bebas,tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif.
Variasi dalam penggunaan media pembelajaran
Media pembelajaran, apabila di tinjau dari indera yang di gunakan, dapat di golongkan
ke dalam tiga bagian,yakni dapat di dengar, dilihat, dan diraba. Pergantian
penggunaan jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan inderanya, sehingga
dapat mempertinggi perhatisnya. Hal itu karena setiap mempunyai perbedaan
kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada anak yang termasuk tipe visual,
auditif, atau motorik.
 Variasi yang dapat dilihat. Media yang termasuk ke dalam jenis ini
ialah:grafik, bagan, poster, gambar, film, dan slide.
 Variasi media yang dapat didengar. Suara guru termasuk di dalam media
komunikasi yang utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik,
deklamasi, puisi, sosiodrama, telepon, dapat di pakai sebagai penggunaan
indera dengan di variasikan dengan indera lainya.
 Variasi media yang dapat diraba, di manipulasi dan di gerakan. Yang
termasuk di dalam hal ini, misalnya peragaan yang di lakukan oleh guru atau
siswa, model, patung, topeng, dan boneka yang dapat di gunakan anak untuk
di raba, di pergerakan dan di manipulasi.
 Variasi media yang dapat di dengar. Media yang termasuk ini, misalnya
film, televisi,slide projektor yang di iringi penjelasan guru. Tentu saja
penggunanyaa sesuai dengan tujuan yang hendak di capai.
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar nemiliki corak yang
sangat beraneka ragam. Mulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai
kegiatan mandiri yang di lakukan oleh siswa. Hal ini bergantung pada ketrampilan
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi pola interaksi
guru-siswa dan siswa-siswa agar kegiatan pembelajaran tidak menimbulkan
kebosanan, kejenuhan. Suasana kelas pun menjadi hidup.
Soal 8A
Seorang guru PJOK sedang mengajarkan materi gerak rangkaian guling depan dan
guling lenting, menjelaskan dengan suara yang lantang, kemudian memberi contoh

Program PGDK Kemdikbud 2019

25
dalam berbagai posisi, berkeliling untuk melihat secara lebih dekat gerakan yang
dilakukan oleh siswa, memperhatikan peserta didik dengan menyebutkan namanya,
memandang mata peserta didik yang sedang diajak bicara. Dengan demikian guru
tersebut sudah melaksanakan variasi dalam…
A. Penggunaan media
B. Gaya mengajar
C. Pola interaksi
D. Kegiatan siswa
E. Metode mengajar
Jawaban: B
Pembahasan
gaya mengajar adalah suatu cara untuk mempermudah bagi siswa dalam rangka
menerima materi pelajaran yang disampaikan, sekaligus sebagai alat untuk mengatasi
kebosanan siswa dan meningkatkan minat belajar siswa dalam menerima pelajaran.
Suara lantang, perubahan posisi guru secara dinamis, komunikatif merupakan bagian
dari gaya mengajar.

Soal 8B
Untuk memberikan dramatisasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap
penting dengan perubahan vocal dari tinggi menjadi rendah serta penekanan pada
kata-kata tertentu merupakan variasi gaya dalam mengajar berupa variasi?
A. Suara
B. Pemusatan perhatian
C. Kesenyapan
D. Media dan bahan pengajaran
E. Interaksi dan kegiatan siswa
Jawaban: A
Pembahasan
Kunci dari kasus di atas adalah adanya kata vokal, kata tersebut merujuk pada variasi
dalam intonasi, nada, volume dan kecepatan. Dari alternatif jawaban yang ada maka
mengarah pada suara.

Soal 8C
Guru mengajar materi roll depan dengan fokus pada aspek keselamatan, maka isyarat
verbal yang digunakan adalah
A. “hentikan!”
B. “berbaris!”
C. “lakukan!”
D. “perhatikan baik-baik”
E. “bubar jalan!”
Jawaban: D
Pembahasan
Pemusatan perhatian dapat dilakukan secara verbal, isyarat, atau dengan
menggunakan model. Agar siswa fokus pada aspek penting maka dapat menggunakan
penekanan seperti “perhatikan baik-baik atau dengarkan baik-baik”, sehingga
perhatian siswa lebih dominan ke guru untuk mendengarkan materi yang disampaikan
dalam proses belajar-mengajar.

Program PGDK Kemdikbud 2019

26
Tujuan Pembelajaran
Pengelolaan kelas PJOK melalui pendekatan efektifitas prosedur dan urutan
pembelajaran
Uraian materi:

Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya


menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan
pendekatan otoriter (autorityapproach), pendekatan permisif (permissive approach)
dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing
pendekartan tersebut,
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach) pengelolaan
kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan
menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat
(weber)
Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya
yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan
berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah
bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di
dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada
pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas
merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang
bersifat positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah
munculnya atau memperbaiki prilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.
Adapun macam-macam pendekatan-pendekatan lainya:
1. Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah ( 2006 : 179 )
guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan
adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di dalam kelas ada
kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas.
2. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan
bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya masalah
tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
3. Pendekatan Kerja Kelompok
Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan kondisi
– kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus
dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
4. Pendekatan elektis atau pluralistic
Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan untuk
mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic. Menurut
Djamarah, Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai pendekatan tersebut
berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah
satu dan dalam situasi yang lain mungkin mengkombinasikan ketiga pendekatan
tersebut.

Program PGDK Kemdikbud 2019

27
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan
tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam
suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus
mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut
juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan
berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan
efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan
tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk
pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar
mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
Selain ketiga pendekatan yang disebutkan diatas menurut pendapat lain ada
yang mengatakan adanya pendekatan ancaman, pendekaran resep, pendekatan
perubahan tingkah laku, pendekatan kebebasan, dan Pendekatan sosio-emosional
5. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga
sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam
mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman,
misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
6. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang
dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru
dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu
digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru
hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep
7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses
untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini
bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral. Program atau kegiatan yang yang
mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan
menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari
tingkah laku murid atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut
pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan
pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya,
tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau
hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah
laku tersebut akan dihindari.
8. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar
merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru
adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
9. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan
antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi

Program PGDK Kemdikbud 2019

28
hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Didalam hal ini guru
merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya
guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar
pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap
mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru
(realness, genuiness, congruence); menerima dan menghargai peserta didik sebagai
manusia (acceptance, prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut pandangan
peserta didik sendiri (emphatic understanding).
Soal 9A
Guru menerapkan aturan disiplin kelas, peserta didik yang terlambat lebih dari lima
menit dihukum lari keliling lapangan sepakbola 4 keliling. Pengelolaan kelas ini
menggunakan pendekatan:
A. Otoriter
B. Permisif
C. Modifikasi tingkah laku
D. Kelompok
E. Individual
Jawaban: A
Pembahasan
Pendekatan otoriter (kekuasaan) dimana guru menciptakan dan mempertahankan
situasi disiplin dalam kelas.

Soal 9B
Guru memberikan materi dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke
yang kompleks, kedalaman materi, menentukan jumlah materi sesuai dengan alokasi
waktu. Pengelolaan kelas ini memperhatikan faktor yang mempengaruhi pengelolaan
pembelajaran, yaitu pada faktor:
A. Kurikulum
B. Metode Mengajar
C. Relasi guru-siswa
D. Kelompok
E. Individual
Jawaban: A
Pembahasan
Jawaban A, kerena menyangkut pengelolaan materi pembelajaran ada dalam faktor
kurikulum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan pembelajaran
1. Faktor kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima,
menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran
mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh terhadap
belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas
kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu
diingat bahwa sistem intruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar
yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik,

Program PGDK Kemdikbud 2019

29
harus memiliki perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani siswa belajar secara
individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang
demikian.
2. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.
Mengajar itu sendiri menurut ing. S. Ulih Bukit Karo adalah menyajikan bahan
pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang itu menerima, menguasai dan
mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan, orang lain yang disebut di atas
adalah sebagai murid/siswa atau mahasiswa, yang dalam proses belajar dapat
menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka
cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya serta seefektif
mungkin.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar.
Metode belajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak
baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya karena guru
kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
menyajikanya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa tidak senang terhadap pelajaran atau
gurunya. Akibatnya siswa malas untuk mempelajarinya
3. Faktor relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga
dipengaruhi oleh lerasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga
dipengaruhi oleh relasinya. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan
menyukai gurunya juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa
berusaha mempelajarinya dengan sebaik baiknya.

Soal 9C
Memanusiakan manusia adalah konsep yang mengusung bahwa siswa merupakan
subjek yang harus dirawat jiwa dan raganya melalui pendidikan, dalam hal ini
pendidikan jasmani yang mengusung pengetahuan teoritik dan praktik.
Memanusiakan manusia ini diartikan sebagai pendekatan?
A. Kebebasan
B. Otoriter
C. Perilaku
D. Sosio-emosional
E. Perubahan tingkah laku
Jawaban: D
Pembahasan
Memanusiakan manusia berhubungan dengan aspek afektif, aspek ini merupakan
ranah mental yang berhubungan dengan perasaan (emosional). Hubungan antara
guru dan siswa secara afektif sangat diperlukan agar perkembangan mental/
kepribadian siswa terwujud dengan benar.

Tujuan Pembelajaran
Pengelolaan kelas PJOK yang efektif melalui penataan dan antisipasi perilaku peserta
didik yang menganggu

Program PGDK Kemdikbud 2019

30
Uraian Materi:

Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan


probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman
(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi
dua bagian yaitu :
1. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung
(rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah
(permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala
untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau
penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
2. Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang
merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara
lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan
atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut,
muka kecewa,dll).
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan
penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan
atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di
hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar
istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas
terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya
perilaku.
Punishement (hukuman) terdiri dari dua, yaitu hukuman positif dan negatif.
Punishment positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian stimulus yang
tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak muncul
kembali dimasa yang akan datang. Punishment negatif adalah kejadian suatu perilaku
yang diperkuat dengan penghilangan stimulus dan dan membuat tingkah laku yang
tidak diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang.
Soal 10A
Beberapa bentuk hukuman yang diberikan kepada seorang siswa yang melanggar tata
tertib di kelas yaitu
A. Hukuman bersifat fisik, verbal, isyarat non verbal, dan denda
B. Hukuman pukulan
C. Hukuman fisik dan mental
D. Pengucilan
E. Dikeluarkan dari sekolah
Jawaban: A
Pembahasan
Hukuman fisik dilakukan bila teguran sikap sudah dilakukan, hukuman verbal seperti
memarahi menggunakan suara pelan tidak keras, hukuman isyarat non verbal
menunjukkan mimik raut muka tidak suka dan hukuman denda boleh dikenakan
sepanjang dalam batas/kemampuan siswa maka jawaban A paling tepat. Pilihan
jawaban B, C, dan D sebaiknya dihindari karena merupakan bentuk kekerasan fisik,

Program PGDK Kemdikbud 2019

31
sosial dan mental, sedang dikeluarkan dari sekolah apabila melanggar aturan yang
sangat berat

Soal 10B
Dalam sebuah pembelajaran atletik nomor tolak peluru, siswa berlaku tidak disiplin
dengan menolakkan peluru kesembarang tempat dan berpotensi membahayakan
siswa lainnya. Perilaku ini dapat dicegah dengan guru melakukan?
A. Reinforcement negatif
B. Reinforcement positif
C. Hukuman negatif
D. Hukuman positif
E. Perubahan posisi guru
Jawaban: C
Pembahasan
Penguatan negatif meningkatkan terjadinya suatu perilaku, sedangkan hukuman
menurunkan kemungkina terjadinya perilaku. Satu cara untuk mengingat perbedaan
antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada
sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu
yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif
dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif
meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan
probabilitas terjadinya perilaku.
Punishement (hukuman) terdiri dari dua, yaitu hukuman positif dan negatif.
Punishment positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian stimulus yang
tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak muncul
kembali dimasa yang akan datang. Punishment negatif adalah kejadian suatu perilaku
yang diperkuat dengan penghilangan stimulus dan dan membuat tingkah laku yang
tidak diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang. Maka jawaban C
yang paling tepat. Jawaban E, berupa perubahan posisi guru tidak signifikan,
melainkan perubahan formasi siswa dan pemberian tanggung jawab kepada siswa
yang berlaku tidak disiplin.

Soal 10C
Pada saat pembelajaran aquatik ada siswa yang selalu membuat kegaduhan dengan
mengganggu temannya yang sedang berlatih, guru kemudian menerapkan peraturan
bagi siapa yang berlaku indisipliner akan dikenakan sanksi berupa tidak ada satupun
dari temannya yang mau berbicara dengannya. Hal tersebut merupakan penerapan
dari?
A. Hukuman negatif
B. Hukuman positif
C. Penguatan negatif
D. Penguatan positif
E. Fixed behaviour
Jawaban: B
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

32
Punishment positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian stimulus yang
tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak muncul
kembali dimasa yang akan datang.

Tujuan Pembelajaran
Menetapkan penilaian dan evaluasi pembelajaran PJOK

Uraian Materi:

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam 3 domain, yaitu:


1. Kognitif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Afektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,
seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psikomotor, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik
seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Dalam taksonomi Bloom, kata kerja yang merefleksikan ranah afektif adalah
menerima, menanyakan, menjawab, partisipasi, menerima, dll. Sedangkan
menganalisis termasuk dalam ranah kogntif.
Soal 11A
Pak Anwar adalah seorang guru pendidikan jasmani di SD Indonesia Bersatu. Guru ini
melakukan pengumpulan data tentang tinggi badan, berat badan, kandungan lemak
badan, panjang lengan, panjang tungkai, lingkar lengan, lingkar paha, lingkar bahu,
lingkar leher dan sejenisnya. Aktivitas yang dilakukan oleh guru ini adalah
A. Penilaian
B. Pemanduan bakat
C. Pengukuran
D. Evaluasi
E. Tes
Jawaban: C
Pembahasan
Suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif
dari suatu objek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku

Soal 11B
Pak Doni seorang Penilik Sekolah Dasar, melakukan pengamatan PBM Penjas di SD
Persatuan Bangsa selama dua hari berturut-turut dan hanya bisa mencatat banyaknya
kesempatan anak dalam partisipasi Penjas yang diberikan guru. Selanjutnya Pak Doni
hanya bisa menyimpulkan bahwa kesempatan yang diberikan guru Penjas untuk
mengulang gerakan terlalu sedikit. Kasus tersebut merupakan konsep dari?
A. Pemanduan bakat
B. Tes
C. Pengukuran
D. Evaluasi

Program PGDK Kemdikbud 2019

33
E. Penilaian
Jawaban: E
Pembahasan
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar yang dilaksanakan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan

Soal 11C
Pak Wawan seorang ahli kurikulum setelah menerima laporan dari Pak Bambang
perihal pelaksanaan Penjas di SD Persatuan Bangsa, selanjutnya memberikan saran
“tambah dan tingkatkan” agar pelaksanaan Penjas yang lebih baik dan berkualitas
A. Evaluasi
B. Penilaian
C. Tes
D. Pemanduan bakat
E. Tes dan pengukuran
Jawaban: A
Pembahasan
Evaluasi diartikan sebagai proses yang dirancang secara sistematis dan terencana
dalam rangka membuat alternatif-alternati keputusan atas dasar pengukuran dan
penilaian yang dilakukan sebelumnya

Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan penilaian otentik-holistik yang mencakup ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dalam PJOK melalui pendekatan proses yang baik
Uraian Materi:

Penilaian autentik (authentic assesment) adalah suatu proses pengumpulan ,


pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum, 2009). Penilaian dalam
kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan. Tujuan penilaian autentik: (1) perencanaan penilaian peserta
didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip
penilaian, (2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,
edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (3) pelaporan
hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif Penilaian
autentik mencakup tiga ranah hasil belajar yaitu ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Terminologi autentik merupakan sinonim dari asli, nyata atau
sebenarnya, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna
secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun
(Kemendikbud, 2013). Atas dasar tersebut, guru dapat mengidentifikasi materi apa
yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus
dilakukan.

Program PGDK Kemdikbud 2019

34
Intinya penilaian autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek.
Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat
populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus,
mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat
khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat juga diterapkan dalam bidang
ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi
utamanya pada proses atau hasil pembelajaran. Penilaian autentik sering
digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus
pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang
subjek. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana
mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum
mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Penilaian autentik (Authentic
Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik
merupakan proses asesmen yang melibatkan beberapa bentuk pengukuran kinerja
yang mencerminkan belajar siswa, prestasi, motivasi, dan sikap yang sesuai dengan
materi pembelajaran. Elemen perubahan dan penilaian pada kurikulum 2013 seperti
pada tabel berikut ini

No Elemen Perubahan
1 Memperkuat penilaian berbasis kompetensi
2 Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil)
3 Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu mencapai hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).
Artinya pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik tidak dibandingkan
dengan pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik lain, tetapi
dibandingkan dengan kriteria ketuntasan (KKM)
4 Penilaian tidak hanya level kompetensi dasar (KD), tetapi juga pada
kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
5 Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal
6 Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peserta didik sebagai
instrumen utama penilaian
7 Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya
Soal 12A
Guru menugaskan tiap tim dalam kelasnya untuk melakukan presentasi tentang
strategi mereka menjelang turnamen kelas dan kemudian dinilai. Penilaian ini
termasuk:
A. Penilaian hasil belajar
B. Raport
C. Penilaian proses pembelajaran
D. Evaluasi
E. Tes
Jawaban: C

Program PGDK Kemdikbud 2019

35
Pembahasan
Jawaban C
(1) Assessment of learning (penilaian hasil belajar) merupakan penilaian yang
dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai tidak
selalu terjadi di akhir tahun atau di akhir peserta didik menyelesaikan pendidikan pada
jenjang tertentu. Setiap pendidik melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk
memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses
pembelajaran selesai, berarti pendidik tersebut melakukan assessment of learning.
Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian sumatif
merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar). (2) Assessment for
learning (penilaian untuk pembelajaran) dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
proses belajar mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan
umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan
menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga dapat dimanfaatkan
oleh pendidik untuk meningkatkan performan dalam memfasilitasi peserta didik.
Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas, presentasi, proyek, termasuk kuis
merupakan contoh assessment for learning (penilaian untuk proses belajar).

Soal 12B
Guru menugaskan tiap tim dalam kelasnya untuk melakukan presentasi tentang
strategi mereka menjelang turnamen kelas dan kemudian dinilai. Penilaian ini
termasuk:
A. Penilaian hasil belajar
B. Raport
C. Penilaian proses pembelajaran
D. Evaluasi
E. Tes
Jawaban:
Pembahasan
Jawaban B
Hasil penilaian otentik (authentic assesment) digunakan guru untuk merencanakan
program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan
menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot,
penilaian diri sendiri, penilaian sejawat, rubrik, observasi guru, dan refleksi. Penilaian
sejawat adalah cara melakukan penilaian di mana siswa menilai temannya sendiri.

Soal 12C
Dalam mengembangkan penilaian otentik beberapa langkah yang perlu ditempuh
yaitu:
A. Menentukan standar, menentukan indikator, melakukan pengukuran
B. Menentukan standar, menentukan kriteria, menentukan tugas otentik
C. Menentukan standar, menentukan kriteria, menentukan rubrik, tugas otentik

Program PGDK Kemdikbud 2019

36
D. Menentukan standar, menentukan indikator, pembuatan rubrik (kriteria),
menentukan tugas otentik
E. Menentukan tugas otentik, penilaian, evaluasi, portofolio
Jawaban: D
Pembahasan
Urutan pengembangan penilaian otentik sebagai berikut: menentukan standar,
menentukan indikator, pembuatan rubrik (kriteria), dan menentukan tugas otentik.

Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan penilaian otentik-holistik yang mencakup ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dalam PJOK dengan berdasar pada kegunaan dan tujuan penilain
Uraian materi:

Kegunaan Tes dan Pengukuran (1) Menentukan Status: di dalam pendidikan adalah
yang harus diperhatikan adalah perkembangan anak, maka seharusnya pembina atau
guru olahraga mengetahui sampai di mana perkembagan itu terjadi. Untuk itu harus
dilakukan pengukuran agar diketahui status pada suatu saat ataupun dari waktu ke
waktu. (2) Klasifikasi: di sekolah biasanya klasifikasi keolahragaan berdasarkan tingkat
kelas bukan berdasarkan kemampuan atau keterampilan anak. Kalau dipandang dari
sudut kematangan jasmaniahnya atau ketangkasan mereka itu berbeda. Oleh karena
itu pengelompokan hendaknya berdasarkan kemampuan umum ketangkasan dan
diatur sesuai dengan kemajuan pembelajarannya. (3) Diagnosa dan Bimbingan:
bimbingan dimaksudkan supaya setiap anak memperoleh jalan di dalam menghadapi
kesukaran-kesukaran yang dialami. Bimbingan mengharuskan adanya evaluasi
tentang kapasitas dan kemampuan anak sehingga proses pengajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan anak. (4) Motivasi: Achievement score/nilai dalam
keolahragaan dapat menjadi perangsang bagi anak untuk berlatih lebih giat. (5)
Perbaikan mengajar: testing dan evaluasi adalah suatu bagian dari pengajaran
mempunyai tempat yang tepat dalam program pengajaran. Tes harus ditempatkan
pada bagian yang sudah dirancang pada tujuan pembelajaran sebelumnya sehingga
nilai tes tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan dari bahan pembelajaran
yang disajikan.
Soal 13A
Guru akan mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan keterampilan
motoriknya. Untuk itu guru dapat menggunakan:
A. Rubrik
B. Tes tertulis
C. Tes komputer
D. Tes keterampilan dan pengukuran
E. Tes lisan
Jawaban: D
Pembahasan
Tes keterampilan dan pengukuran digunakan untuk mengetahui penguasaan
geraknya, sedangkan pengukuran merupakan kegiatan untuk melihat kuantitasnya

Program PGDK Kemdikbud 2019

37
Soal 13B
Di akhir semester, guru melakukan penilaian untuk mengumpulkan informasi hasil
belajar siswa. Apa jenis penilaian ini?
A. Penilaian formatif
B. Penilaian proses belajar
C. Evaluasi
D. Rapor
E. Penilaian sumatif
Jawaban: D
Pembahasan
Jawaban D
Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau angka
yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja siswa. Kegiatan penilaian
ini dikakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah
selesai. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan pada
akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam pencapaian
keseluruhan siswa secara sistematis. Penilaian sumatif berkaitan dengan
menyimpulkan prestasi siswa, dan diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program
studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara langsung pada
pembelajaran, meskipun sering kali mempengaruhi keputusan yang mungkin memiliki
konsekuensi bagi siswa dalam belajar. Fungsi penilaian sumatif yaitu
pengukurankemampuan dan pemahaman siswa, sebagai sarana memberikan umpan
balik kepada siswa, untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai
ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauanstaf
akademik, dan sebagai sarana untuk memotivasi siswa.

Soal 13C
Bagaimana bentuk instrument penilaian kompetensi keterampilan?
A. Berbentuk daftar cek atau skala penilaian dilengkapi rubrik
B. Rating scale
C. Rubrik
D. Kuisioner
E. Tes lisan
Jawaban: A
Pembahasan
Instrumen penilaian kompetensi keterampilan berbentuk daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi dengan rubrik. Penilaian unjuk kerja dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan
daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu
dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh
nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak,
misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan
demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan
mengamati subjek dalam jumlah besar.

Program PGDK Kemdikbud 2019

38
Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan hasil penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Beberapa prinsip penilaian sebagai bagian dari pembelajaran yaitu: (1) Penilaian
menentukan bagaimana siswa belajar. Proses pembelajaran harus ada dalam pikiran
guru dan siswa ketika penilaian direncanakan dan ketika bukti atau keterangan
ditafsirkan. Siswa perlu menyadari tentang bagaimana pembelajaran mereka.
Penilaian untuk belajar berpusat pada praktik dalam ruang kelas. Aktivitas-aktivitas
guru dan siswa yang dilakukan dalam kelas dapat diuraikan sebagai suatu penilaian.
Dalam hal ini, tugas dan pertanyaan yang mendorong siswa untuk mempertunjukkan
pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mereka. Apa yang siswa katakan dan
lakukan kemudian diamati dan ditafsirkan, dan membuat penetapan tentang
bagaimana pembelajaran dapat diperbaiki. Proses penilaian ini merupakan bagian
esensial dari praktik dalam kelas setiap hari dan melibatkan guru dan siswa dalam
refleksi, dialog dan membuat keputusan. (2) Penilaian merupakan kunci keterampilan
profesional untuk guru. Guru memerlukan pengetahuan dan keterampilan profesional
untuk merencanakan penilaian, mengamati pembelajaran, menganalisis dan
menafsirkan keterangan pembelajaran, memberikan umpan balik untuk siswa dan
membantu siswa dalam penilaian diri sendiri. Guru harus dibantu dalam
mengembangkan keterampilan-keterampilan seperti itu melalui pengembangan
profesional secara kontinu. Umpan balik merupakan prinsip yang sangat krusial dalam
penilaian untuk belajar, oleh karena itu umpan balik harus sensitif dan konstuktif
karena sembarangan penilaian mempunyai emotional impact. Guru harus menyadari
dan mengerti bahwa pengaruh komentar yang diberikan dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan antusiasme siswa, sehingga harus disusun secara konstuktif
dalam bentuk umpan balik yang diberikan. Komentar-komentar tersebut difokuskan
pada pekerjaan daripada persoalan pribadi mereka dan disusun secara konstruktif
untuk pembelajaran dan motivasi. (3) Penilaian untuk belajar harus mempromosikan
komitmen tujuan pembelajaran dan membagi pemahaman tentang kriteria dengan
mereka yang dinilai Untuk berlangsungnya pembelajaran yang efektif, siswa perlu
memahami apa yang mereka sedang berusaha untuk mencapainya. Pemahaman dan
komitmen siswa merupakan bagian dalam memutuskan tujuan dan mengidentifikasi
kriteria untuk menaksir kemajuan. Mengkomunikasikan kriteria penilaian dengan
mereka dalam suatu diskusi yang menggunakan istilah yang mereka dapat pahami,
memberikan contoh tentang bagaimana kriteria dapat dijumpai dalam praktik dan
melibatkan siswa dalam self-assessment. (4) Penilaian harus menolong pembelajar
untuk mengetahui bagaimana memperbaiki belajarnya. Siswa-siswa memerlukan
informasi dan petunjuk untuk merencanakan langkah-langkah belajar mereka
berikutnya. Guru harus menunjukkan dengan tepat kekuatan siswa dan menasehati
bagaimana cara mengembangkannya, menjelaskan kelemahan dan bagaimana cara
mereka mengatasinya, dan menyediakan kesempatan siswa untuk memperbaiki
pekerjaan mereka. (5) Penilaian mengakui semua capaian prestasi pendidikan yang
diraih oleh siswa. Penilaian untuk belajar harus digunakan untuk memberi kesempatan
lebih banyak pada semua siswa untuk belajar dalam semua aktivitas bidang
pendidikan. Di samping itu, harus memungkinkan mencapai prestasi yang terbaik dan

Program PGDK Kemdikbud 2019

39
menghargai serta mengakui usaha mereka. Berdasarkan prinsip nilai untuk belajar
tersebut di atas, tampak bahwa guru dan siswa memainkan peran yang utama dalam
upaya memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran dalam kelas. Guru diarahkan
agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang profesional dalam mengajar,
sedangkan siswa-siswa diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
belajarnya dengan melibatkan mereka dalam penilaian melalui self-assessment,
sehingga kualitas proses dan produk pembelajaran menjadi lebih baik.
Soal 14A
Di tengah penyampaian materi bola voli, guru melakukan tes keterampilan passing
atas. Apa tujuan guru tersebut melaksanakan tes?
A. Menentukan kenaikan kelas
B. Klasifikasi
C. Mengisi rapor
D. Keperluan administrasi
E. Perbaikan mengajar
Jawaban: D
Pembahasan
Jawaban D
Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau angka
yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja siswa9. Kegiatan penilaian
ini dikakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah
selesai. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan pada
akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam pencapaian
keseluruhan siswa secara sistematis. Penilaian sumatif berkaitan dengan
menyimpulkan prestasi siswa, dan diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program
studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara langsung pada
pembelajaran, meskipun sering kali mempengaruhi keputusan yang mungkin memiliki
konsekuensi bagi siswa dalam belajar. Fungsi penilaian sumatif9 yaitu
pengukurankemampuan dan pemahaman siswa, sebagai sarana memberikan umpan
balik kepada siswa, untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai
ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauanstaf
akademik, dan sebagai sarana untuk memotivasi siswa.

Soal 14B
Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan?
A. Tes praktik, projek, portofolio
B. Tes praktik
C. Projek, learning tasks
D. Tes kinerja, wawancara
E. Tes lisan dan tes tertulis
Jawaban: A
Pembahasan
Dalam menilai kompetensi keterampilan guru dapat memilih tes praktik, projek
(learning tasks) dan portofolio. Tes praktik menuntut respon keterampilan suatu
aktivitas sesuai tuntutan kompetensi, projek merupakan tugas-tugas belajar (learning

Program PGDK Kemdikbud 2019

40
tasks) meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan tertulis dan lisan
dalam waktu tertentu serta portofolio dilakukan dengan menilai kumpulan karya siswa
dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif.

Soal 14C
Setiap kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan dan
sikap, meskipun demikian penilaiannya dilakukan secara terpisah. Kriteria kelulusan
untuk kompetensi keterampilan adalah
A. Mampu mendemonstrasikan susbtansi yang dipelajarinya dengan benar, skor
yang diperoleh adalah 75 atau lebih besar
B. Mampu mengerjakan tugas-tugas
C. Diberikan nilai sesuai kesepakatan dengan siswa
D. Mampu menunjukkan penguasaan keterampilan tertentu
E. Bilamana sudah dinyatakan lulus oleh guru
Jawaban: A
Pembahasan
Kompetensi keterampilan berhubungan dengan unjuk gerak, jadi siswa dinyatakan
lulus apabila mampu mendemonstrasikan substansi materi yang dipelajari dengan
skor 75 atau lebih besar, maka jawaban A adalah paling tepat

Tujuan Pembelajaran
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PJOK

Uraian Materi:

Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,


menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran
diterapkan berdasarkan teori tertentu. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi
tersendiri bahwa pendekatan ilmiah ( scientific appoach ) dalam pembelajaran
didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, menalar,
mencoba/mencipta, menyajikan/mengkomunikasikan. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya.Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian ( method of inquiry ) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur
dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji
hipotesis. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi bahwa pendekatan ilmiah (
scientific approach ) dalam pembelajaran mencakup komponen:
mengamati,menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta. Komponen-komponen tersebut dapat dimunculkan dalam setiap
praktikpembelajaran, tetapi bukan siklus pembelajaran.
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach
pada proses pembelajaran, di samping pendekatan dan model pembelajaran lainnya.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi aktivitas; mengamati, menanya,

Program PGDK Kemdikbud 2019

41
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, mengomunikasikan yang dilakukan
oleh siswa untuk sampai kepada kompetensi dasar yang diharapkan.
Scientific approach bukanlah sebuah model pembelajaran yang harus diikuti sesuai
tahapannya. Arti “pendekatan” hanyalah menunjuk pada orientasi pembelajaran yang
harus dicapai. Pendekatan ilmiah bukan merupakan sebuah urutan kegiatan belajar,
tetapi lebih bermakna sebagai “sifat” bahwa pelajaran PJOK (atau pelajaran apapun)
harus mampu mengembangkan kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan
Soal 15A
Pada sebuah pembelajaran senam ritmik, guru harus membuka diri pada setiap
pertanyaan siswa mengenai apa itu senam ritmik, seperti apa gerakan dan jenisnya.
Disisi lain guru harus mampu mendorong siswa untuk berani bertanya tentang senam
ritmik. Uraian tersebut merupakan pendekatan saintifik pada tahap apa?
A. Menalar
B. Menanya
C. Mencoba
D. Mengkomunikasikan
E. mengasosiasi
Jawaban: A
Pembahasan
Perhatikan kata membuka diri pada setiap pertanyaan siswa, otomatis hal itu akan
mengarah pada ranah menanya. Guru membimbing siswa untuk memunculkan
pertanyaan, dimana pertanyaan tentang hasil pengamatan objek konkrit sampai
kepada abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur atau pun hal lain yang
lebih abstrak

Program PGDK Kemdikbud 2019

42
Soal 15B

Pada kotak kosong dengan simbol tanda tanya di atas, tahapan apa yang seharusnya
ada?
A. Merumuskan
B. Mengevaluasi
C. Menyimpulkan
D. Menelaah
E. Umpan balik
Jawaban: C
Pembahasan
Langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (5M) terdiri atas mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosasi, dan mengkomunikasikan

Soal 15C
Mengasosiasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi
yang sudah dikumpulkan yang dapat dilakukan dengan diskusi, saling berargumen,
menarik kesimpulan. Apa peran guru dalam metode diskusi ini?
A. Inventor
B. Communicator
C. Motivator
D. Mediator
E. surveyor
Jawaban: D

Program PGDK Kemdikbud 2019

43
Pembahasan
Dalam sebuah diskusi terjadi paparan dan argumentasi, peran guru akan lebih kepada
sebagai mediator dan menyimpulkan pendapat yang dikemukakan oleh siswa

Tujuan Pembelajaran
Penggunaan metode dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum untuk


sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok
dan interaksi antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi
tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Strategi ini berlandaskan pada
teori belajar Vygotsky (1978, 1986) yang menekankan pada interaksi sosial sebagai
sebuah mekanisme untuk mendukung perkembangan kognitif. Selain itu, metode ini
juga didukung oleh teori belajar information processing dan cognitive theory of
learning. Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah
memproses informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan didukung dengan
interaksi yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran dengan metode
Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada teori Cognitive karena menurut teori ini
interaksi bisa mendukung pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif learning
mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Beberapa
keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru,
kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa
lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan
membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar menghormati
siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini.
Soal 16A
Guru yang menugaskan siswa untuk membentuk Tim dengan identitas tim, nama tim,
susunan pemain, desain seragam dapat dikatakan menggunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif dengan tujuan di bawah ini, KECUALI:
A. Belajar akademik
B. Penerimaan terhadap keragaman
C. Pengembangan keterampilan olahraga
D. Pengembangan keterampilan sosial
E. Pengembangan kemampuan penyelesaian masalah
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban A, B, D, E sesuai dengan deskripsi pada soal yaitu membentuk tim,
pembentukan tim tidak berhubungan dengan unjuk gerak seperti jawaban C

Soal 16B
Seorang guru meminta siswa untuk memeragakan cara melakukan servis dalam tenis
meja. Metode pembelajaran apa yang digunakan guru tersebut?

Program PGDK Kemdikbud 2019

44
A. Ceramah
B. Demonstrasi
C. Diskusi
D. Proyek
E. Penugasan
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban B
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses.

Soal 16C
Dalam pembelajaran bulutangkis yang berisi servis, smesh dan dropshot, guru akan
meminta siswa melatih dahulu servis, semisal 20 kali kemudian dilanjutkan smesh 20
kali dan dropshot 20 kali. Latihan ini mendahulukan satu tugas hingga selesai sebelum
berpindah ke tugas lain adalah pengertian dari metode?
A. Latihan terpusat dan acak
B. Latihan padat dan terdistribusi
C. Keseluruhan dan bagian per bagian
D. Progressif
E. Komando
Jawaban: A
Pembahasan
 Jawaban B, Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK menghabiskan waktu
latihan hanya untuk menguasai satu keterampilan, misalnya hari pertama pasing
bawah pada permainan bola voli, kemudian di hari berikutnya berganti menjadi
pasing atas. Jika ini yang dilakukan, guru mempunyai pilihan apakah keterampilan
akan dilatih oleh anak secara terus menerus sampai waktu habis atau
menetapkannya dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat. Pilihan yang
pertama disebut latihan padat (massed practice), sedangkan pilihan kedua disebut
latihan terdistribusi (distributed practice). Contoh lain dari metode ini adalah
latihan dengan interval (interval training).
 Jawaban C, Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan yang sangat
kompleks (keterampilan serial) sehingga guru harus mampu menyesuaikan
prosedur dan pendekatan yang tepat. Untuk menghadapi gerakan tersebut guru
akan membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap
bagian tersebut dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk kemudian disatukan
setelah semua bagian terkuasai agar menjadi satu keterampilan yang utuh. Jika
ini yang ditempuh guru, maka ia sedang menerapkan metode bagian (part
method).
 Jawaban D, Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan sebagai berikut.
Pada tahap pertama, latihan hanya melibatkan satu bagian keterampilan yang
dianggap penting (inti) yang selalu ditekankan dan diulang-ulang. Pada tahap
kedua, bagian pertama digabung dengan bagian kedua sehingga menampilkan
pola gerak yang lebih besar. Pada tahap ketiga, bagian satu dan bagian dua
digabung lagi dengan bagian tiga, yang menunjukkan pola keterampilan yang

Program PGDK Kemdikbud 2019

45
semakin lengkap. Demikian seterusnya sehingga keseluruhan bagian yang tersisa
akhirnya tergabung secara keseluruhan.

Tujuan Pembelajaran
Penggunaan gaya dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:
Gaya A: Komando (Command). Tujuan dari gaya ini adalah untuk mempelajari cara
mengerjakan tugas dengan benar dan dalam waktu yang singkat, mengikuti semua
keputusan yang dibuat oleh guru. Dalam model ini semua aktivitas pembelajaran,
keterlaksanaannya hanya dan sangat tergantung pada guru. Dapat dikatakan peserta
didik ’akan bergerak’ hanya bila gurunya memerintahkannya untuk bergerak. Situasi
demikian menyebabkan peserta didik pasif dan tidak diperkenankan
berinisiatif. Akibatnya peserta didik tidak mampu mengembangkan kreativitas,
khususnya kreativitas dalam bergerak. Hakikat: respon langsung terhadap stimulus.
Penampilan harus akurat dan cepat. Model sebelumnya direplikasi. Gaya B: Latihan
(Practice). Gaya ini memberikan siswa untuk berlatih secara individu dan mandiri,
serta menyediakan guru waktu untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada
siswa secara individu dan pribadi. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru. Dalam model tugas, guru mendelegasikan sebagian kewenangannya pada
peserta didik. Guru memberikan tugas belajar gerak, idealnya secara tertulis berupa
kartu tugas, peserta didik diberi kesempatan dan kewenangan untuk menentukan
sendiri kecepatan dan kemajuan belajarnya. Gaya C Timbal Balik (Resiprocal). Pada
gaya ini, siswa bekerja dengan temannya dan memberikan umpan balik kepada
temannya itu, berdasarkan criteria yang ditentukan oleh guru. Hakikat: siswa bekerja
sama dengan teman; menerima umpat balik langsung; mengikuti kriteria yang
dirancang guru; dan mengembangkan umpan balik dan keterampilan bersosialisasi.
Gaya D: Evaluasi Diri (Shelfcheck). Tujuan dari gaya ini adalah untuk memahami cara
mengerjakan tugas dan memeriksa atau mengevaluasi pekerjaan sendiri. peserta didik
mengukur sendiri kinerjanya berdasar kriteria gerak yang diberikan. Hakikat: Siswa
mengerjakan tugas secara individu dan mandiri, memberikan umpan balik untuk
dirinya sendiri dengan menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh guru. Gaya E:
Inklusi (Inclusion). Tujuan dari gaya ini adalah untuk memahami cara memilih tugas
atau kegiatan yang bisa ditampilkan dan memberikan tantangan untuk mengevaluaisi
pekerjaan sendiri. Dalam hal ini penentuan tingkat kemampuan ditentukan sendiri
oleh peserta didik yang bersangkutan. Mengingat beragamnya tingkat kemampuan
peserta didik dan sebagai konsekuensi dari pemberian kebebasan bagi peserta didik
untuk menentukan sendiri di tahap kesulitan mana dia akan belajar, maka
pelaksanaan model ini memerlukan kelengkapan dan kecukupan sarana dan
prasarana. Hakikat: Tugas yang sama dirancang menggunakan level kesulitan yang
berbeda. Siswa menentukan level terendah tugas mereka dan berlanjut pada level
berikutnya. Gaya F: Penemuan Terpandu (Guided Discovery). Tujuan dari gaya ini
adalah untuk menemukan konsep dengan menjawab serangkaian pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Hakikat: dengan menanyakan serangkaian pertanyaan dengan
spesifik, secara sistematik akan menuntun siswa untuk menemukan target yang
ditetapkan dan belum diketahui sebelumnya oleh siswa. Gaya G: Penemuan

Program PGDK Kemdikbud 2019

46
Konvergen. Pada gaya ini, siswa mencari solusi dari masalah dan belajar untuk
mengklarifikasi isu dan menghasilkan kesimpulan dengan menggunakan prosedur
yang logis, beralasan, dan berpikir kritis. Hakikat: guru mengajukan pertanyaan.
Struktur instrinsik dari tugas atau pertanyaan membutuhkan satu jawaban tepat.
Siswa terlibat dalam kegiatan berfikir (atau kegiatan kognitif lainnya) dan berusaha
mencari satu jawaban atau solusi yang tepat. Gaya H: Penemuan Mandiri/Produksi
(Divergen). Tujuan gaya ini adalah untuk melibatkan siswa untuk memproduksi atau
menghasilkan respon ganda terhadap satu pertanyaan. Hakikat: siswa terlibat dalam
memproduksi respon divergen terhadap atu pertanyaan. Struktur instrinsik tugas tau
pertanyaan memberikan peluang respon ganda. Respon ganda tersebut dinilai dengan
prosedur Mungkin-Terlihat-Menarik (Possible-Feasible-Desirable procedure), atau
dengan aturan verifikasi dari disiplin yang diberikan. Gaya I: Program Rancangan
Individu Siswa (Individual Programme). Tujuan gaya ini adalah untuk merancang,
mengembangkan, dan menampilkan serangkaian tugas yang disusun ke dalam
program pribadi dengan berkonsultasi dengan guru. Hakikat: Siswa merancang,
mengembangkan, dan menampilkan serangkaian tugas yang disusun ke dalam
program pribadi. Siswa memilih topik, mengidentifikasi pertanyaan, mengumpulkan
data, mencari jawaban, dan menyusun informasi. Siswa memilih area tema umum.
Gaya J: Inisiasi Siswa. Tujuan gaya ini adalah agar siswa mampu menginisiasi atau
memprakarsai pengalaman belajarnya, merancangnya, menampilkannya,
danmengevaluasinya, bersama-sama dengan guru berdasarkan kriteria yang telah
disepakati sebelumnya. Hakikat: Siswa memprakarsai gaya yang ia lakukan baik satu
kegiatan maupun serangkaian kegiatan. Siswa mempunyai pilihhan untuk memilih
gaya manapun di dalam Spektrum. Siswa harus mengenal deretan gaya yang terdapat
dalam Spektrum. Gaya K: Melatih Diri (Shelf Teaching). Gaya ini memberikan siswa
kesempatan untuk membuat keputusan maksimal tentang pengalaman belajarnya
tanpa adanya campur tangan langsung guru. Gaya ini sangat jarang digunakan di
sekolah. Gaya ini sangat cocok dikembangkan sebagai hobi atau kegiatan hiburan.
Hakikat: siswa memprakarsai pengalaman belajarnya sendiri, merancangnya,
menampilkannya, dan mengevaluasinya. Siswa memutuskan seberapa besar ikut
campur gurunya
Soal 17A
Dalam pembelajaran lempar lembing, guru memberikan handout tentang teknik
melakukannya. Siswa mempelajari dan mempraktikan sendiri keterampilannya. Gaya
mengajar tersebut termasuk gaya mengajar?
A. Komando
B. Timbal balik
C. Alat bantu
D. Inisiasi siswa
E. Konvergen
Jawaban: D
Pembahasan
Gaya J, inisiasi Siswa, siswa mengusulkan pengalaman belajar, mendesain,
melakukan, dan mengevaluasinya bersama guru berdasarkan kriteria yang telah
disepakati.

Soal 17B

Program PGDK Kemdikbud 2019

47
Pada materi lompat tinggi, guru meletakkan mistar secara miring. Tujuan guru ini
adalah agar siswa yang tidak mampu dapat melompat di bagian mkstar yang lebih
pendek dan demikian juga sebaliknya untuk siswa yang lebih mahir akan lebih
tertantang untuk melompat di bagian mistar yang lebih tinggi. Apa gaya mengajar
yang digunakan guru tersebut?
A. Komando
B. Penemuan terpimpin
C. Periksa diri
D. Inklusi
E. Latihan
Jawaban: D
Pembahasan
Jawaban D
Metode mengajar inklusi memperkenalkan beberapa tingkat tugas, metode inklusi
memberikan tugas yang berbeda-beda tingkatannya. Dalam metode ini siswa
didorong untuk menentukan tingkat penampilannya. Contoh dari metode inklusi dapat
dilihat dari penggunaan tali untuk melompat. Jika tali dipentangkan setinggi 1 meter
dari tanah, dan setiap siswa diminta untuk melompatinya, semua siswa akan berhasil.
Akan tetapi keberhasilan tidak diperoleh semua siswa dengan tingkat kesulitan yang
sama. Sebagian siswa akan melompatinya dengan mudah, sedangkan sebagian lagi
harus mengerahkan kemampuannya untuk melompati tali. Jika ketinggian tali
dinaikkan, kesulitan dalam tugas akan meningkat dan akhirnya akan menyebabkan
makis sedikit jumlah siswa yang akan berhasil melompatinya. Ini berarti kita
memberikan standar bagi setiap siswa dan banyak siswa yang akan dikeluarkan
dengan menaikkan tingkat kesulitan dalam tugas. Sekarang, jika tali direntangkan
miring dan para siswa diperintahkan untuk melompat, para siswa akan menyebar
sepanjang tali pada berbagai ketinggian. Hal ini akan memungkinkan untuk
melibatkan para siswa dengan berbagai tingkat kemampuannya ini juga akan
memungkinkan para siswa untuk memilih dimana dia akan memulai tugasnya.

Soal 17C
Gaya mengajar A hingga gaya K memuat peran/ kontrol guru dalam pembelajaran
berikut peran siswa. Bagaimanakah rentang peran guru dari gaya A ke gaya K?
A. Sangat besar ke sangat kecil
B. Rendah ke tinggi
C. Kecil ke besar
D. Rendah, sedang, tinggi
E. Sedang ke tinggi
Jawaban: A
Pembahasan
Gaya A adalah gaya komando, semua kontrol ada pada guru, tujuannya untuk
mendisiplinkan siswa dan safety dalam pembelajaran, gaya K merupakan gaya melatih
diri, dimana siswa diberikan peluang yang besar untuk belajar.

Program PGDK Kemdikbud 2019

48
Tujuan Pembelajaran
Penggunaan media dan alat bantu, serta Iptek pembelajaran PJOK

Uraian Materi:
Jika obyek nyata adalah apa yang sesungguhnya, maka model adalah representasi
dari obyek nyata tersebut (Heinich, Molenda, dan Russell, 2002). Model adalah juga
media yang kerap dijumpai. Sering juga pendidik kita menyebutnya sebagai alat
peraga. Jamak kita jumpai guru menggunakan globe untuk merepresentasikan bumi.
Atau menggunakan manekin untuk menyajikan tubuh manusia. Ketimbang ujud
aslinya, model bisa jadi lebih besar dari obyek sesungguhnya untuk memberikan
detail-detail pada obyek atau lebih kecil agar memungkinkan untuk dibawa ke ruang
kelas. Pemberian detail atau mengurangan detail atas suatu obyek sangat
dimungkinkan untuk tujuan pembelajaran. Model juga bisa memiliki kesamaan ukuran
dengan apa yang direpresentasikan. Boleh jadi suatu obyek dijadikan model karena
sulit untuk menggunakan obyek aslinya; apakah itu terlalu mahal, terlalu berbahaya
jika diekspos kepada peserta didik, atau melanggar hukum. Selain itu, ada juga model
yang dapat dirangkai untuk membelajarkan bagian-bagian dari keseluruhan obyek
atau sebuah proses yang terjadi pada obyek tersebut.
Soal 18A
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru membawa miniatur lapangan sepak
bola. Hal ini sebagai upaya guru untuk memberi pengalaman yang lebih konkret
kepada siswa-siswa yang tidak pernah mengalami secara langsung seperti apa
lapangan tersebut sesungguhnya. Miniatur lapangan sepak bola adalah media dalam
bentuk:
A. Obyek nyata
B. Model
C. Kunjungan ke lapangan
D. Materi cetak
E. Audio-visual
Jawaban: B
Pembahasan
Model atau maket lapangan sepakbola dalam ukuran mini memberikan gambaran 3
dimensi akan lapangan sepak bola yang sesungguhnya

Soal 18B
Seorang guru menggunakan media gambar untuk menjelaskan tentang tahapan-
tahapan alam melakukan tembakan ke ring basket. Apa jenis media yang digunakan
guru tersebut?
A. Audio
B. Visual
C. Audio-visual
D. Video
E. Gambar
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban B

Program PGDK Kemdikbud 2019

49
Tidak seperti audio-visual yang melibatkan dua indera sekaligus, visual atau audio
hanya melibatkan salah satu indera. Pengalaman belajar seperti ini memiliki tingkat
abstraksi yang tinggi, terutama yang hanya menggunakan audio. Materi akan
disajikan dengan cara yang semakin berjarak dengan realitas yang sesungguhnya dan
siswa dituntut untuk memiliki imajinasi yang tinggi dalam proses belajar mereka.
Contoh pembelajaran visual adalah guru yang menggunakan materi-materi visual
seperti foto, gambar, poster, kartun, dan sketsa. Guru geografi yang menerangkan
wilayah Indonesia akan menggelar peta dan menggunakannya untuk membantu
visualisasi materi pembalajaran. Guru pendidikan jasmani juga dapat memanfaatkan
keuntungan media gambar ketika menyampaikan materi bahaya penyalahgunaan
narkoba. Secara hukum, guru tidak mungkin membawa contoh-contoh narkoba ke
dalam kelas. Namun, beliau dapat menyajikan gambar ganja, sabu-sabu, pil ekstasi,
atau minum-minuman keras untuk memvisualisasikan barang-barang terlarang
tersebut.

Soal 18C
Guru dapat menggunakan Pedometer untuk?
A. Mengukur banyaknya langkah
B. Mengukur jarak tempuh lari
C. Mengukur suhu badan latihan
D. Mengukur asupan gizi
E. Mengukur konsumsi cairan
Jawaban: A
Pembahasan
Pedometer atau penghitung langkah adalah sebuat alat untuk menghitung setiap
langlah seseorang dengan mendeteksi gerakan pinggul dari orang tersebut. Dewasa
ini pedometer dapat berupa aplikasi di android dan app store

Tujuan Pembelajaran
Menggunakan TIK untuk mendukung pembelajaran PJOK

Uraian Materi:
Sebagai salah satu bentuk media audio visual, video memiliki tingkat kerealitisan yang
tinggi. Coba ingat kembali teori pengalaman belajar dari Edgar Dale. Video
merepresentasikan suatu peristiwa secara hampir nyata, karena setidaknya
memberikan pengalaman visual dan auditorial. Saya menduga, akan banyak guru
yang lebih tertarik menggunakan media video untuk membantu pembelajaran mereka
ketimbang jenis media lain karena kerealistisannya. Namun sesungguhnya, video
memiliki ciri unik melebihi dari sekedar bisa dilihat dan didengar. Ciri unik video
menurut Heinich, Molenda, dan Russel (2002) adalah kemampuan video dalam
memanipulasi perspektif ruang dan waktu. Manipulasi di sini artinya rekayasa suatu
obyek/ kejadian/ peristiwa dengan cara mengubahnya (menambah, mengurangi,
memperbesar, memperkecil, menghilangkan) sebagian atau keseluruhan sesuatu
tersebut. Memanipulasi ruang dan waktu ini bagi industri film adalah berkah, karena
film dapat dibuat dengan cara-cara yang dramatik dan kreatif. Bagi guru, manipulasi
ruang dan waktu dapat berperan penting dalam pembelajaran.

Program PGDK Kemdikbud 2019

50
Dari sisi pendekatan, Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat
dilakukan pendidik ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK,
yaitu: 1) pendekatan topik (theme-centered approach); dan 2) pendekatan software
(software-centered approach).
1. Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach); Pada pendekatan ini, topik atau
satuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang
dilakukan adalah: 1) menentukan topik; 2) menentukan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai; dan 3) menentukan aktifitas pembelajaran dan software (seperti modul.
LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang
relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Rencana pembelajaran yang
dicontohkan di atas merupakan salah satu contoh penggunaan pendekatan ini.
2. Pendekatan Software (Software-centered Approach); menganut langkah yang
sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti bku,
modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll)
yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan
tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada tersebut. Sebagai
contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin CD-ROM tertentu
yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka pendidik merencanakan
pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topik tertentu tersebut.
Topik yang lainnya terpaksa dilaksanakan dengan cara konvensional. Sedangkan dari
sisi strategi pembelajaran, ada beberapa pendekatan yang disarankan untuk
membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik, diantaranya adalah:
1) Resource-based learning; 2) Case-based learning; 3) Problem-based learning;
4) Simulation-based learning; dan 5) Collaborative-based learning (http://www.
microlessons. com).
Soal 19A
Video pembelajaran yang memuat langkah-langkah guling depan akan memudahkan
guru dalam pembelajaran senam karena video memiliki sifat:
A. Tingkat kerealistisan yang tinggi
B. Kemampuan manipulasi ruang
C. Kemampuan manipulasi waktu
D. Represetasinya hampir nyata
E. Semua jawaban benar
Jawaban: E
Pembahasan
Keunggulan video pembelajaran adalah siswa dapat melihat secara utuh melalui
gambar bergerak disertai dengan suara sehingga akan memudahkan dalam
menangkap pesan di dalamnya

Soal 19B
Berikut ini adalah contoh guru yang memanfaatkan media audio:
A. Guru memutarkan video teknik tendangan sabit
B. Guru menunjukkan poster bahaya merokok
C. Guru memperdengarkan suara rekaman tentang penyakit menular
D. Guru berceramah tentang P3K
E. Guru memberi tugas tertulis
Jawaban: C

Program PGDK Kemdikbud 2019

51
Pembahasan
Jawaban C
Pengalaman belajar yang melibatkan audio sudah jamak kita saksikan. Contoh paling
jelas adalah metode ceramah di mana guru menyajikan secara lisan materi
pembelajaran. Kita semua paham bahwa guru harus memiliki kemampuan komunikasi
lisan yang bagus dan efektif. Media audio dapat membantu guru dengan cara
menyampaikan materi secara lisan. Dengan kata lain, audio mengemas materi melalui
suara. Media audio ini bisa didapat di mana saja.

Soal 19C
Pendekatan yang dapat dilakukan pendidik ketika merencanakan pembelajaran yang
mengintegrasikan TIK yaitu
A. Student centered
B. Teacher centered
C. Pendekatan topik
D. Pendekatan software
E. Pendekatan topik dan pendekatan software
Jawaban: E
Pembahasan
Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat dilakukan pendidik ketika
merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu: 1) pendekatan topik
(theme-centered approach); dan 2) pendekatan software (software-centered
approach).

Tujuan Pembelajaran
Pemecahan masalah pembelajaran PJOK melalui penelitian

Uraian materi:
Penelitian tindakan kelas atau biasa disingkat sebagai PTK merupakan jenis penelitian
yang sangat khas. Salah satu ciri khas penting pada PTK adalah adanya siklus-siklus
dan pada setiap siklus ini terdapat 4 tahapan yang mesti dilalui. Adapun keempat
tahap itu adalah: (1) plan (merencanakan); (2) act (tindakan); (3) observe
(observasi); dan (4) reflect (berpikir reflektif atau refleksi). Tahapan-tahapan tersebut
akan menunjang sebuah siklus PTK. Model apapun yang digunakan dalam metode
penelitian tindakan kelas pada prinsipnya selalu menggunakan 4 tahapan tersebut,
baik secara tersirat maupun secara langsung tertulis pada bagian metodologinya.
Ada beberapa bentuk penelitian tindakan kelas. Oja dan Smulyan (1989) dalam
Sudarsono (1997)membedakan adanya empat bentuk penelitian tindakan kelas, yaitu:
a. Guru sebagai peneliti
b. Penelitian Tindakan Kolaboratif
c. Simultan Terintegratif
d. Administrasi Sosial Eksperimental
Pada bentuk yang pertama merupakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas yang
memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru
itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama
penelitian ialah meningkatkan praktek pembelajaran di kelas di mana guru terlibat

Program PGDK Kemdikbud 2019

52
secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan) dan refleksi. Dalam bentuk
penelitian ini, guru mencari problema sendiri untuk dipecahkan melalui penelitian
tindakan kelas. Jika melibatkan orang lain perannya tidak dominan. Sebaliknya
keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam mempertajam atau
mencari problema pembelajaran di kelas. Guru sebagai peneliti, peran pihak luar
(orang lain) sangat kecil dalam proses penelitian. Pada bentuk penelitian kedua,
Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif, melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala
sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek
pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan karier guru. Model
penelitian kolaboratif ini dirancang dan dilaksanakan oleh sutu tim yang terdiri dari
guru, dosen dan kepala sekolah. Hubungan antara ketiga pihak tersebut bersifat
kemitraan yang dapat secara bersama-sama memikirkan persoalan-persoalan yang
dihadapi untuk diteliti melalui penelitian kolaboratif Pada bentuk ketiga, Simultan
Terintegratif, tujuan utama penelitian adalah untuk dua hal sekaligus yaitu
memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran praktis, dan untuk menghasilkan
pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini
guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya, terutama aspek aksi dan refleksi
terhadap praktek-praktek pembelajaran di kelas. Meskipun demikian persoalan-
persoalan pembelajaran yang diteliti datang dan diidentifikasi oleh peneliti dari luar.
Pengambil posisi innovator adalah peneliti dari luar. Pada penelitian tindakan kelas
keempat, Administrasi Sosial Eksperimental, lebih menekankan dampak kebijakan dan
praktek. Dalam pelaksanaannya guru tidak dilibatkan baik dalam perencanaan, aksi
maupun refleksi terhadap praktek pembelajarannya. Guru tidak banyak memberikan
masukan pada proses penelitian ini. Tanggung jawab penelitian sepenuhnya ada pada
pihak luar. Dalam bentuk ini peneliti bekerja atas dasar hipotesis tertentu, kemudian
melakukan bentuk tes dalam sebuah eksperimen.
Soal 20A
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk:
A. Naik pangkat
B. Meniti Karir
C. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
D. Membuat pembelajaran menyenangkan
E. Mengembangkan profesi
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban C
Tujuan melakukan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran di sekolah. Selain itu, tujuan PTK adalah meningkatkan
dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi
pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan.

Soal 20B
Berikut ini langkah awal dalam melakukan tindakan kelas.
A. Merencanakan
B. Melakukan eksperimen laboratorium
C. Melakukan tindakan

Program PGDK Kemdikbud 2019

53
D. Refleksi
E. Observasi
Jawaban: A
Pembahasan
Salah satu ciri khas penting pada PTK adalah adanya siklus-siklus dan pada setiap
siklus ini terdapat 4 tahapan yang mesti dilalui. Adapun keempat tahap itu adalah: (1)
plan (merencanakan); (2) act (tindakan); (3) observe (observasi); dan (4) reflect
(berpikir reflektif atau refleksi).

Soal 20C
Bentuk penelitian tindakan kelas dimana guru sebagai peneliti memandang
keterlibatan pihak lain dari luar bersifat?
A. Konsultatif dan tidak dominan
B. Tidak dominan
C. Dominan
D. Fleksibel
E. Minimum
Jawaban: A
Pembahasan
Tujuan utama penelitian ialah meningkatkan praktek pembelajaran di kelas di mana
guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan) dan refleksi.
Dalam bentuk penelitian ini, guru mencari problema sendiri untuk dipecahkan melalui
penelitian tindakan kelas. Jika melibatkan orang lain perannya tidak dominan.
Sebaliknya keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam
mempertajam atau mencari problema pembelajaran di kelas. Guru sebagai peneliti,
peran pihak luar (orang lain) sangat kecil dalam proses penelitian.

B. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Profesional

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan kriteria keilmuan yang mencakup aspek ontologi, dan
epistemologi dalam sebuah disiplin ilmu keolahragaan
Uraian materi:
Dalam kajian epistemologis, obyek formal ilmu pengetahuan meliputi kerangka teori
yang membantu perspektif guru dalam melihat obyek material. Contoh obyek formal
adalah ekonomi, biologi, fisiologi. Sedang obyek material meliputi apa yang diteliti.
Misalnya: benda hidup untuk biologi, masyarakat untuk sosiologi, dan gerak manusia
untuk ilmu keolahragaan. Pertanyaan apa yang dikaji oleh suatu disiplin ilmu,
merupakan pertanyaan mendasar yang dalam wilayah akademik filsafat ilmu tercakup
dalam ontology ilmu. Permasalahan maksud dan sasaran dari apa yang dikaji ilmu

Program PGDK Kemdikbud 2019

54
tertentu, merupakan permasalahan ontologis yang merupakan cerminan pertanyaan-
pertanyaan final “untuk apa? atau “mengapa?”. Empat dimensi yakni historis,
komparatif, situasional, dan masa depan menghasilkan sudut pandang berbeda dalam
memandang apa fungsi ilmu keolahragaan. Ilmu keolahragaan menyajikan sistem
penelitian ilmiah, pengajaran, latihan, dan integrase konstruktif ilmu-ilmu lain di
dalamnya. Kajian ontologis merujuk pada objek material yaitu gerak manusia (human
movement) dan objek material yaitu gerak manusia dalam rangka pembentukan dan
pendidikan yang di dalamnya terkandung dimensi biologis, psikologis, budaya, dan
antropologis. Sementara gerak manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan
telah mewujud dalam spektrum aktivitas jasmani yang luas, meliputi: play, games,
physical education and health, sport, dance, recreation and leisure.
SK Mendikbud nomor 413/U/1987 menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah
bagian yang integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk
meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual, dan emosional.
Rusli Lutan menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai proses
sosialisasi melalui aktivitas jasmani, bermain, dan atau olahraga untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sukintaka menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan
bagian yang integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, mental sosial, serta emosional dalam kerangka
menuju manusia. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan yang
mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak dan karya
yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita
kemanusiaan. Pendidikan jasmani terutama pengalaman gerak memberikan kontribusi
yang dominan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik secara
menyeluruh, sehingga pandangan terhadap kehidupan manusia antara jiwa dan raga
tidak bisa dipisahkan satu sama lain benar-benar dapat dibuktikan. Pendidikan jasmani
adalah proses sosialisasi atau pembudayaan via aktivitas jasmani, bermain dan atau
olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.
Gerak yang dilakukan individu merupakan inti sari dari pendidikan jasmani, karena itu
dalam pendidikan jasmani terdapat tiga faktor yang sangat mendasar dalam gerak
manusia. Pertama, faktor unjuk kerja jasmani, faktor ini sangat berpengaruh dalam
melakukan aktivitas jasmani malahan mendasari semua gerak seperti kelincahan,
kecepatan, kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelentukan, dan stamina. kedua
adalah aktivitas universal yakni keterampilan fundamental seperti: lari, lempar,
lompat, panjat, dan menggantung. ketiga adalah gerakan khusus yang bertingkat
tinggi yang dikuasai dengan latihan dan pengalaman khusus yakni mencakup aktivitas
dalam pendidikan jasmani. Setelah tujuan pendidikan jasmani dikemukakan oleh
Pangrazi dan Dauer (1995) ada lima tujuan pendidikan jasmani diselenggarakan di
sekolah yaitu: 1) motor skill and movement competences, artinya kemampuan gerak
dan keterampilan gerakan, 2) health- related physical fitness and wellness, artinya
kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahtraan, 3) human
movement principles, artinya prinsip gerak manusia, 4) social skills and positive self
concept, artinya kemampuan berasosiasi dan perencanaan diri yang positif, dan 5)
livetime participation in aktivity, artinya keikutsertaan beraktivitas selama hidup.
Demikian pula tujuan pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Siedentop (1990)
yaitu terdiri dari empat pokok mendasar yakni: 1) physical development objective,
yaitu berkaitan dengan program aktivitas yang dapat mengembangkan kekuatan fisik
individu melalui pengembangan berbagai sistem organ tubuh, 2) motor development

Program PGDK Kemdikbud 2019

55
objective, yakni yang berkaitan dalam mengembangkan gerak,3) mental development
objective, yakni yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengembangan berfikir
dalam menginterpretasikan pengetahuan tersebut, dan 4) social development
objective, yakni berkaitan dengan membantu individu dalam memahami personal,
kelompok, dan anggota masyarakat lainnya.
Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan
jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan
tak kalah pentingnya dalam domain afektif. Pengembangan domain psikomotorik
secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai
perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai perkembangan aspek
perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani harus
melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang kemampuan kebugaran jasmani
serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak keterampilan itu sendiri.
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi
adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam
pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-
mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya,
termasukyang berkaitan dengan landasan lmiah pendidikan jasmani dan olahraga
serta manfaat pengisian waktu luang. Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis
yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai
kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep
diri dan komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak.
Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya.
Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya
dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa kelak. Disamping
itu juga dari rumusan tujuan pendidikan jasmani di atas pada hakikatnya kawasan
pendidikan jasmani mencakup aspek organik, kognitif, neuromuskuler, perseptual,
sosial dan emosional. Akibatnya seorang yang terdidik dalam pendidikan jasmani,
maka ia telah mempelajari berbagai macam keterampilan yang diperlukan dalam
melakukan berbagai aktivitas jasmani, seperti: (1) Bergerak dengan menggunakan
kesadaran tentang tubuhnya, ruang, usaha dan hubungan, (2) Menunjukkan
penguasaan keterampilan dalam berbagai keterampilan manipulatif, lokomotor, dan
nonlokomotor, (3) Memperlihatkan kemampuan keterampilan dalam kombinasi
manipulatif, lokomotor, dan nonlokomotor yang dilakukan secara individual atau
dengan orang lain, (4) Menunjukkan kemampuan dalam berbagai bentuk aktivitas
jasmani (Abdullah, 2003).
Falsafah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah anggapan, gagasan, dan
sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat; pandangan
hidup; selanjutnya berfalsafah memiliki makna: 1 memikirkan dalam-dalam (tentang
sesuatu); 2 mengungkapkan pemikiran-pemikiran yang dalam yang dijadikan sebagai
pandangan hidup. Sedangkan dasar untuk filosofi adalah filsafat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, bermakna: 1 pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya; 2 teori yang
mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan; 3 ilmu yang berintikan logika, estetika,
metafisika, dan epistemologi; 4 falsafah. Sebagai isi dalam falsafah, maka kajian
falsafah dapat difokuskan pada masalah yang sangat rumit, dan memerlukan
pemikiran yang bersungguh-sungguh. Suatu kajian falsafah apabila tidak dapat
diselesaikan melalui kaedah pengamatan ataupun kaedah sains. Biasanya, kajiannya

Program PGDK Kemdikbud 2019

56
akan melibatkan tentang konsep, idealogi, dan perkara- perkara lain yang abstrak.
Bidang falsafah memberikan nilai yang tinggi kepada permasalahan yang baik, atau
persoalan yang memiliki nilai kefalsafahannya. Ini karena kajian yang baik akan
mendatangkan jawaban yang baik, Kategori falsafah ada lima bidang berdasarkan
persoalannya, yaitu: a. Metafizik yaitu bidang falsafah yang memikirkan tentang
kewujudan, b. Epistmologi yaitu bidang falsafah yang berfikir tentang ilmu
pengetahuan, c. Etika yaitu bidang falsafah yang memikirkan tentang kemoralan
manusia, d. Logika adalah suatu bidang falsafah yang mengkaji penaakulan manusia,
e. Estetika yakni bidang falsafah yang memikirkan tentang keindahan. Ada tiga hal
penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani (Dauer and
Pangrazy, 1992), yaitu: a) meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta
didik, b) meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta c)
meningkatkan pengertian peserta didik dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana
menerapkannya dalam praktek.
Pendidikan olahraga menekankan pada pembinaan keterampilan berolahraga dan
menghayati nilai-nilai yang diperoleh dari kegiatan berlatih dan bertanding(Jewet,
1994; Jewet et al., 1995). Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak
agar menguasai cabang- cabang olahraga tertentu. Pendidikan kesehatan adalah
usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak
didik tentang kesehatan yang meliputi aspek pribadi (fisik, mental, social) agar dapat
berubah dan berkembang secara harmonis.

Program PGDK Kemdikbud 2019

57
memiliki perbedaan, hal ini sesuai dengan contoh perbedaan pembelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga yang dikemukakan oleh Syarifudin. dalam buletin
pusat perbukuan.
Tabel 4. Contoh Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pendidikan J asmani Olahr aga

Berjalan Berjalan
Pembelajaran berjalan pada pendidikan jasmani Berjalan pada olahraga merupakan
ditujukan pada usaha untuk membentuk sikap dan salah satu nomor dalam cabang
gerak tubuh yang sempurna. Pembelajaran atletik. Latihan berjalan dilakukan
biasanya dilakukan melalui materi baris-berbaris dengan secepat-cepatnya melalui
teknik dan peraturan yang telah baku
Lari Lari
Materi lari pada pendidikan jasmani Lari pada olahraga merupakan salah
dimaksudkanuntuk dapat mengembang-kan satu nomor dalam cabang atletik.
keterampilan gerak berlari dengan baik. Berlari Latihan dilakukan untuk mencapai
dapat dilakukan dalam beberpa teknik; lari zig-zag, prestasi optimal. Dalam cabang atletik
lari kijang, lari kuda, dan beberapa teknik lari lari dibagi dalam beberapa nomor.
lainnya
Lompat
Lompat
Lompat pada olahraga merupakan
Materi lompat dalam pendidikan jasmani
salah satu nomor dalam cabang
dimaksudkan untuk dapat mengembangkan
atletik. Latihan lompat pada cabang
keterampilan gerak lompat dengan baik. Lompat
atletik dilakukan untuk mencapai
dapat dilakukan dalam beberapa teknik ; lompat
prestasi optimal
harimau, lompat kodok, dan beberpa teknik lompat
lainnya.
Lempar
Lempar
Lempar dalam olahraga merupakan
Materi lempar dalam pendidikan jasmani
salah satu nomor dalam cabang
dimaksudkan untuk dapat mengembangkan
atletik. Latihan lempar pada cabang
ketermapilan gerak lempar dengan baik. Melempar
atletik dilakukan untuk mencapai
dapat dilakukan dengan beberapa teknik; lempar
prestasi optimal.
bola, lempar sasaran, dan beberpa teknik lempar
lainnya.

Soal 21A
Obyek material ilmu
3. Pendidikan keolahragaan
J asmani, adalah:
Olahr aga, dan Kesehatan Masa Kini
A.Pendidikan
BiomekanikaJasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
B. Ilmu gizi
C.pendidikan
Manusia yang
secarabergerak
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
D.jasmani,
Tubuh manusia
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
E. Sarana prasarana
penalaran,
Jawaban: C stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
Pembahasan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
Objek material merupakan apa yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
diselidiki atau dipelajari kata kuncinya adalah material (apapun yang konkrit ataupun
abstrak semisal ide-ide, nilai-nilai, angka). Pilihan A dan B merupakan objek formal
karena berupa teori yang digunakan untuk melihat, memandang objek material.
Tubuh manusia merupakan objek material ilmu kedokteran, sedangkan sarana
prasarana merupakan objek formal untuk meninjau onbjek material

Soal 21B
Pengertian olahraga pendidikan menurut UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, adalah

Program PGDK Kemdikbud 2019

58
A. pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani
B. pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan
individu secara organis, neuromuskuler, intelektual dan emosional melalui
aktivitas jasmani
C. olahraga yang membina dan mengembangkan olahraga secara terencana,
berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan
D. pendidikan jasmani dan olahraga kompetitif yang dilaksanakan sebagai bagian
proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani
Jawaban: A
Pembahasan
UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 11
Olahraga Pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

Soal 21C
Salah satu akar eksistensi olahraga adalah:
A. Homo economicus ( manusia ekonomik)
B. Homo homini lupus (manusia sebagai serigala atas manusia lain)
C. Homo ludens (manusia bermain)
D. Homo erektus (manusia yang berjalan dengan berdiri)
E. Homo sapiens
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban C
Homo Ludens adalah sebuah konsep yang memahami bahwa manusia merupakan
seorang pemain yang memainkan permainan. Homo ludens sendiri merupakan sebuah
konsep yang muncul atau ditemukan dalam kebudayaan. Setiap kebudayaan
memperlihatkan karakter manusia sebagai pemain. Konsep homo ludens merupakan
sebuah fenomena budaya. Namun, konsep tentang permainan sudah ada jauh
sebelum kebudayaan. Kita dapat melihat konsep homo ludens dalam bentuk
sederhana dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada hewan peliharaan. Ketika kita
melihat hewan peliharaan kita bermain maka saat itulah kita melihat bahwa konsep
tentang bermain itu terjadi tanpa perlu suatu pola atau petunjuk. Dalam kasus ini,
bermain dapat dikatakan sebagai insting. Permasalahannya adalah ketika kita
mengatakan bahwa bermain sebagai insting maka permainan itu berarti sempit.
Sedangkan jika bermain dikatakan sebagai sebuah kehendak atau sebuah pikiran
maka makna dari bermain itu akan menjadi luas.

Program PGDK Kemdikbud 2019

59
Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan kriteria keilmuan yang mencakup aspek aksiologi dalam
sebuah disiplin ilmu keolahragaan
Uraian Materi:
Tiga pilar filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi ilmu
keolaharagaan mempelajari tentang hakikat, asal usul, dan eksistensi ilmu
keolahragaan. Epistemologi mengkaji benar-salah atas sesuatu yang ada (eksis).
Dalam ilmu keolahragaan, perspektif epistemologi memfokuskan pada bagaimana
kebenaran dapat dicapai, apa langkah-langkah dan metodenya. Sedangkan aksiologi
membahas tentang etika, estetika, dan manfaat ilmu. Oleh sebab itu, manfaat ilmu
keolahragaan menjadi bagian yang dikaji dalam aksiologi. Kesadaran bahwa olahraga
merupakan ilmu secara internasional mulai muncul pertengahan abad 20, dan di
Indonesia secara resmi dibakukan melalui Deklarasi Ilmu Keolahragaan tahun 1998
pada Seminar dan Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan di Surabaya. Beberapa
akademisi dan masyarakat awam memang masih pesimis terhadap eksistensi ilmu
keolahragaan, khususnya di Indonesia, terutama dengan melihat kajian dan wacana
akademis yang masih sangat terbatas dan kurang integral. Sebagai suatu ilmu baru
yang diakui secara luas, ilmu keolahragaan berkembang seiring kompleksitas
permasalahan yang ada dengan ketertarikan-ketertarikan ilmiah yang mulai bergairah
menunjukkan eksistensi ilmu baru ini ke arah kemapanan (Pramono, 2004: 3).
Kajian terhadap fenomena keolahragaan bisa didekati dari berbagai aliran dan/atau
cabang filsafat sesuai penekanan pemikiran tentang objek tersebut. Khusus dalam hal
dimensi keilmuan keolahragaan, tinjauan ontologis, epistemologis, dan aksiologis
adalah tiga landasan penelaahannya (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2001: 90). Tema
ini berangkat dari kajian ontologi tentang tubuh dalam kerangka olahraga, untuk
direfleksikan ke dalam tiga landasan penelaahan ilmu keolahragaan tersebut.
Pembahasan dari aspek ontologi berusaha menjawab persoalan apa objek studi ilmu
keolahragaan yang dianggap unik dan tidak dikaji oleh disiplin ilmu lainnya. Selain itu,
perlu juga memetakan medan kajian ilmu keolahragaan sebagai suatu rincian objek
formalnya, serta pembahasan tentang maksud dan sasaran ilmu keolahragaan yang
merupakan persoalan atau fokus penting dalam membangun dasar-dasar teoritis ilmu
keolahragaan dari aspek ontologis ini (KDI Keolahragaan, 2000: 6, 9; Haag, 1994: 9).
Gerak manusia merupakan objek material dari ilmu keolahragaan (KDI Keolahragaan,
2000: 6), dan ini mengindikasikan betapa vitalnya kajian tentang tubuh sebagai syarat
mutlak yang harus selalu diandaikan keberadaannya untuk mengkaji objek material
tersebut. Olahraga, dengan demikian, secara hakiki berurusan dengan tubuh.
Konsekuensinya, ilmu keolahragaanpun juga berurusan dengan konsep tubuh.
Konsekuensi dari semua itu, permainan olahraga cukup “serius” untuk diangkat ke
tingkat penghargaan budaya yang lebih tinggi (Hatab, 1998: 106), sehingga filsafat
mau tak mau harus berani mengkaji ulang “tradisinya” sendiri yang menekankan jiwa
atas tubuh, harmoni atas konflik, dan mengakui bahwa olahraga memiliki kandungan
nilai-nilai fundamental bagi keberadaan manusia. Begitulah, di dunia Yunani Kuno,
lokus asal muasal pemikiran filsafat Barat, olahraga tak hanya populer, tetapi
menempati penghargaan kultural terhormat (Pramono, 2003: 32). Salah satu arus
pemikiran filsafat tubuh yang gemanya sampai sekarang masih sangat terasa dan
merasuki hampir segala sendi kemanusiaan adalah pandangan Descartes tentang
tubuh sebagai mesin. Pernyataannya yang terkenal “cogito, ergo sum” menjadi

Program PGDK Kemdikbud 2019

60
lambang penekanan rasionalitas di dunia Barat saat ini. Pemisahan substansi tubuh
(res extensa) dengan jiwa (res cogitans) menelurkan konsep dunia mekanis yang saat
ini masih menjadi dasar bagi sebagian besar ilmu, dan memengaruhi secara luar biasa
banyak aspek kehidupan (Capra, 1997: 32). Salah satu tugas ontologi adalah refleksi
atas realitas sebagai fakta, atau, menemukan secara konkrit makna yang-ada. Lebih
khusus, tugas ontologi material adalah apakah dalam yang-ada terdapat keumuman,
keajegan dan isi hakiki yang umum yang selanjutnya dapat berdeferensiasi. Tugas
ontologi formal adalah menyelidiki struktur-struktur paling atas, ketentuan-ketentuan
dan keajegan yang dimiliki sesuatu yang-ada sebagai adanya (Siswanto, 2004: 44,
58). Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani
Freeman (2001) menyatakan bahwa olahraga tidak terlepas dari konsep bermain
(play), games, dan sport. Bermain (play) adalah bentuk kegiatan yang tidak produktif
yang tujuannya adalah memberikan kesenangan pada diri sendiri. Dimana bermain
dibagi menjadi dua kelompok yaitu bersifat spontanitas dan permainan yang
diorganisir.Permainan yang bersifat spontanitas disebut bermain (play), dan
permainan yang diorganisir disebut games. Games juga dukelompokkan menjadi dua
bagian yaitu games yang dipertandingkan dan tidak dipertandingkan (contest).
Permainan yang dipertandingkan dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk
yang menggunakan aktivitas fisik dan bentuk yang menggunakan keterampilan fisik
(sport). Dengan demikian bahwa olahraga (sport) dapat dikatakan sebagai bentuk
aktivitas bermain yang diorganisasikan sedemikian rupa dengan seperangkat
peraturan dan pertandingan dengan menggunakan tolak ukur keterampilan fisik
sipelakunya.
Kajian ontologis dapat menunjukkan bahwa studi ilmu keolahragaan memiliki obyek
material yaitu gerak manusia (human movement) dan obyek material yaitu gerak
manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan. Dengan obyek studi tersebut
kajian ilmu keolahragaan menjadi sangat kompleks karena di dalam obyek studi itu
terkandung dimensi biologis, psikologis, budaya, dan antropologis. Sementara itu,
gerak manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan telah menjelma dalam
spektrum aktivitas jasmani yang luas, yang meliputi: play, games, physical education
and health, sport, dance, recreation and leisure. Kajian ilmu keolahragaan menjadi
semakin kompleks ketika berbagai aktivitas jasmani tersebut berkorelasi dan
berinteraksi dengan aspek-aspek sosial, budaya, ekonomi, ideologi, politik, hukum,
keamanan, dan ketahanan bangsa. Kajian epistemologis dapat menunjukkan bahwa
ilmu keolahragaan dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan kajian dan
metode penelitian. Ada 4 pendekatan kajian yang dapat digunakan yaitu pendekatan:
1) multi-disiplin; 2) inter-disiplin; 3) lintas-disiplin; dan 4) trans-disiplin. Pendekatan
multi-disiplin merupakan pendekatan dimana berbagai disiplin ilmu dengan
perspektifnya masing-masing tanpa kesatuan konsep mengkaji fenomena
keolahragaan.
Pendekatan inter-disiplin merupakan pendekatan dimana dua atau lebih disiplin ilmu
berinteraksi dalam bentuk komunikasi ide atau konsep yang kemudian dipadukan
untuk mengkaji fenomena keolahragaan. Pendekatan lintas- disiplin merupakan
pendekatan dimana aspek-aspek yang ada dalam fenomena keolahragaan menjadi
pusat orientasi penyusunan konsep secara terpadu dengan menggunakan teori-teori
beberapa disiplin ilmu yang relevan. Dengan pendekatan lintas disiplin, batas-batas

Program PGDK Kemdikbud 2019

61
disiplin ilmu sumbernya menjadi tersamar atau tidak tampak.. Pendekatan trans-
disiplin merupakan pendekatan yang relatif baru dalam pengembangan ilmu, yaitu
pendekatan dimana suatu disiplin ilmu dikembangkan dengan menggunakan metode,
teknik, atau cara-cara yang telah lazim digunakan oleh disiplin ilmu lain. Dari aspek
metodologis dalam penelitian keolahragaan dapat digunakan 3 pendekatan yaitu
pendekatan: 1) positivistik-empirik; 2) fenomenologis; dan 3) hermeneutik.
Pendekatan positivistik-empirik menekankan pada data empirik hasil observasi dengan
menggunakan instrumen tertentu, dan dalam posisi terpisah antara peneliti dengan
obyek yang diteliti. Pendekatan fenomenologis menekankan pada pengungkapan
fenomena empirik melalui pengamatan langsung yang kemudian ditafsirkan dan diberi
makna. Pendekatan hermeneutik menekankan pada pemaparan pengetahuan
berdasarkan pemahaman dan penafsiran atas obyek kajian dengan menggunakan
teori yang sudah ada. Kajian aksiologis dapat menunjukkan bahwa ilmu keolahragaan
dan aplikasinya dalam bentuk aktivitas keolahragaan ternyata memiliki nilai- nilai
positif berkenaan dengan realitas kehidupan individu maupun masyarakat luas secara
universal. Disamping nilai-nilai pembentukan dan pendidikan sebagai nilai-nilai utama,
nilai survival bagi kehidupan umat manusia merupakan nilai yang lebih esensial. Nilai-
nilai lain sebagai nilai ikutannya adalah berpotensi untuk memberikan sumbangan
dalam membentuk kehidupan masyarakat dan umat manusia dalam kebersamaan
tanpa mamandang perbedaan suku, ras, bangsa, agama, dan budaya. Dalam skala
yang lebih bersifat sektoral, memiliki nilai-nilai dapat menyumbang terbentuknya
dinamika kehidupan sosial, budaya, ekonomi, ideologi, politik, hukum, keamanan, dan
ketahanan bangsa.
Soal 22A
Dalam pilar filsafat, kajian tentang manfaat ilmu keolahragaan disebut
sebagai:
A. Aksiologi
B. Ontologi
C. Metafisika
D. Epistemologi
E. Logika
Jawaban: A
Pembahasan
Kata kunci yang harus diperhatikan adalah kajian tentang manfaat, secara teori
aksiologi dipahami sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh. Ontologi merujuk pada hakikat, sedang epistemology
pada kajian benar-salah. Metafisika mengenai keberadaan dan sifat-sifat yang meliputi
yang dikaji. Jawaban E, yaitu logika merupakan segenap asas, aturan, dan tatacara
mengenai penalaran yang benar.

Soal 22B
Hal apa yang terkandung dalam dimensi gerak manusia dalam rangka pembentukan
dan pendidikan
A. Hukum, mekanika, akuntansi
B. Biologis, psikologis, budaya, antropologis
C. Kedokteran
D. Agama

Program PGDK Kemdikbud 2019

62
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban A tidak berhubungan dengan dimensi gerak, sedang jawaban B merupakan
ilmu yang melandasi dimensi gerak pembentukan dan pendidikan, jawaban C dan D
adalah objek formal

Soal 22C
Menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
ruang lingkung olahraga meliputi:
A. Olaharaga Usia Dini, Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi
B. Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Prestasi
C. Olahraga Rekreasi, Olahraga Pendidikan, Olahraga Profesional
D. Olahraga Prestasi, Olahraga Amatir, Olahraga Profesional
E. Olahraga Pendidikan, Olahraga Usia Dini, Olahraga Rekreasi
Jawaban: B
Pembahasan
Amanat UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional membagi
olahraga menjadi tiga ruang lingkup meliputi olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
dan olahraga prestasi

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan fenomena gerak manusia melalui perilaku gerak (bermain,
berolahraga, dan berlatih) dalam disiplin ilmu keolahragaan
Uraian Materi:
Permainan adalah tindakan yang bersifat sukarela atau yang dilakukan dalam batas-
batas waktu dan tempat tertentu, menurut aturan main yang diterima secara bebas
tetapi sangat mengikat, memiliki tujuan yang berada dalam permainan itu sendiri dan
disertai oleh perasaan ketegangan, kesenangan, dan kesadaran bahwa hal tersebut
berbeda dari kehidupan biasa. Ciri yang melekat berupa kebebasan, dimana pemain
tidak dapat dipaksa untuk berpartisipasi tanpa permainan tersebut secara tiba-tiba
merubah sifatnya. Selanjutnya adalah prinsip dibatasi, dimana batasan waktu dan
ruang yang sudah dipastikan sebelumnya. Ciri ketiga yakni aturan, aturan ini merujuk
pada aturan main yang telah disepakati sebelumnya.
Bermain, menurut Smith and Pellegrini (2008) merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara-cara menyenangkan, tidak
diorientasikan pada hasil akhir, fleksibel, aktif, dan positif. Hal ini berarti, bermain
bukanlah kegiatan yang dilakukan demi menyenangkan orang lain, tetapi semata-
mata karena keinginan dari diri sendiri. Oleh karena itu, bermain itu menyenangkan
dan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan bagi pemainnya. Di dalam
bermain, anak tidak berpikir tentang hasil karena proses lebih penting daripada tujuan
akhir. Bermain juga bersifat fleksibel, karenanya anak dapat membuat kombinasi baru
atau bertindak dalam cara-cara baru yang berbeda dari sebelumnya. Bermain
bukanlah aktivitas yang kaku. Bermain juga bersifat aktif karena anak benar-benar
terlibat dan tidak pura-pura aktif. Bermain juga bersifat positif dan membawa efek
positif karena membuat pemainnya tersenyum dan tertawa karena menikmati apa
yang mereka lakukan. Dengan demikian, bermain adalah kegiatan yang

Program PGDK Kemdikbud 2019

63
menyenangkan, bersifat pribadi, berorientasi proses, bersifat fleksibel, dan berefek
positif. Bermain juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi
kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan
secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar (Hurlock, 1997). Bermain
menurut beberapa pakar:

1. Herbert Spencer. Menurut Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) anak
bermain karena mereka punya energi berlebih. Energi ini mendorong mereka
untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas dari perasaan tertekan.
Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah serius karena
energi mereka tidak tersalurkan.
2. Sigmund Freud. Melihat bermain dari kacamata psikoanalisis. Dengan
demikian teorinya disebut teori bermain psikoanalisis. Bermain bagi anak
merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali peristiwa traumatik
yang dialami sebelumnya sebagai upaya perbaikan atau penguasaan
pengalaman. Bermain dipandang sebagai sarana melepaskan kenangan dan
perasaan yang menyakitkan. Anak bermain karena mereka membutuhkan
ruang untuk melepaskan desakan emosi secara tepat.
3. Lev Vygotsky. Bermain, menurut Vygotsky (1969), merupakan sumber
perkembangan anak, terutama untuk aspek berpikir. Menurut Vygotsky, anak
tidak serta merta menguasai pengetahuan karena faktor kematangan, tetapi
lebih karena adanya interaksi aktif dengan lingkungannya. Bermain, dalam
perspektif ini, menyediakan ruang bagi anak untuk mengonstruksi
pengetahuan melalui interaksi aktif dengan berbagai aspek yang terlibat,
seperti peran dan fungsi. Anak adalah individu aktif, yang di dalam proses
bermain melibatkan diri untuk membangun konsep-konsep yang dibutuhkan,
seperti memahami bentuk benda, fungsi benda, karakteristik benda. Anak juga
membangun konsep-konsep abstrak, seperti aturan- aturan, nilai-nilai
tertentu, dan kultur.
4. Bermain merupakan aktifitas jasmani secara sukarela dengan aturan yang
tidak baku (disepakati oleh kedua belah pihak) tanpa memperkirakan hasil
akhirnya, (Caillois&Siedentop).
5. Bermain merupakan suatu aktifitas yang harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan sukarela atas dasar rasa senang, tetapi bermain bukan
merupakan kesungguhan (kegiatan untuk memperoleh uang/penghidupan),
(Sukintaka, 1982: 1).
Abdul Kadir Ateng menguraikan tentang proporsi olahraga dan pendidikan jasmani
sebagai berikut:

Program PGDK Kemdikbud 2019

64
(entry behaviour) sedangkan pada olahraga kompetitif dijadikan rekomendasi
dalam menentukan cabang olahraga spesialis yang akan diikuti oleh anak.

Sehubungan hal di atas sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Abdul
Kadir Ateng, dalam mata kuliah azas dan falsafah pendidikan olahraga tentang
proposi olahraga dan pendidikan jasmani di sekolah, adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Proporsi Olahraga dan Pendidikan Jasmani

Komponen Pendidikan J asmani Olahr aga


Kinerja motorik (motor
Pendidikan keseluruhan,
Tujuan performance/kinerja gerak
kepribadian dan emosional
untuk prestasi
Child centered (sesuai dengan Subject centered (berpusat pada
Materi
kebutuhan anak/ individualized) materi)

Seluas gerak kehidupan sehari- Fungsional untuk cabang


Teknik gerak
hari olahraga bersangkutan

Disesuaikan dengan keperluan Peraturannya baku (standar)


Peraturan
(tidak dibakukan) agar dapat dipertandingkan

Anak yang Ditinggalkan/untuk milih


Harus diberi perhatian ekstra
lamban cabang olahraga lain
Talent Scouting Untuk mengukur kemampuan
awal Untuk cari atlit berbakat
(TS)
Mutilateral (latihan yang
Latihannya menyangkut semua otot) Spesifik

Partisipasi Wajib Bebas

Hubungan antara play, games, dan sport dijabarkan dalam gambar di bawah ini.
Perbedaan pendidikan jasmani yang telah disampaikan oleh Abdul Kadir Ateng,
Ruang lingkup play lebih luas dibandingkan dengan games, sedangkan olahraga
diperkuat oleh Syarifudin, dalam buletin pusat perbukuan, yaitu:
menempati ruang yang lebih sempit.

Play

Spontaneous Organizer (games)

Intellectual Physical (sport)

Non competitive Competitive (contests)

Emphasis

Process (sport: Product (athletics;


taking part) victory is a primary goal)

Hubungan
Gambar 3. HubunganPlay, Games,
play, sport dan
dan athletics Sport

Soal 23A Sedangkan Olahraga menurut kantor MENPORA;1984 didefenisikan bentuk-bentuk


Akar olahraga adalah manusia
kegiatan jasmani yang bermain.
yang terdapat Ciri-ciri perlombaan
didalam permainan, suatu aktivitas dapat
dan kegiatan jasmanidisebut
permainan adalah: yang intensif dalam rangka memperoleh reaksi, kemenangan dan prestasi optimal.
A. Serius Secara ontologi, kajian ilmu keolahragaan meliputi; 1) bermain (play), 2) berolahraga
B. Menggunakan(sport),
lapangan
3) pendidikan jasamani (phisycal education), 4) rekreasi (recreation and
C. Tujuannya untuk aktivitas permainan
leusure), 5) tari (dance) itu sendiri
( KDI; 1998). Jadi jika kita medengar istilah olahraga,
D. Melibatkan banyak orang
hendaknya berfikir secara menyeluruh dalam rangka penyempurnaan raga atau
E. Adanya wasitaktivitas fisik, bukan hanya pada salah satu poin saja yaitu sport.
Jawaban: C
Pembahasan 1) Ber main (play),

Permainan adalah bentuk aktivitas


Bermain merupakan yang menyenangkan
dorongan yang
naluri, fitrah manusia, dandilakukan semata-mata
pada anak merupakan
untuk aktivitas itu sendiri, bukan
keniscayaan karena
sosiologis ingin Ciri
dan biologis. memperoleh
lain yang amat sesuatu yang
mendasar yakni dihasilkan
kegiatan
dari aktivitas tersebutituuntuk itu jawaban C paling tepat. Jawaban A, B,
dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan, dalam waktu luang. Didalamnya juga
D, dan E
merupakan ciri yang melekat pada olahraga.
terkandung nilai pendidikan sehingga perlu dimanfaatkan sebagai upaya menuju
pendewasaan melalui pemberian rangsangan yang bersifat mennyeluruh, meliputi
aspek fisik, mental, sosial, dan moral yang berguna pada pencapaian pertumbuhan
Program PGDK Kemdikbud 2019
dan perkembangan secara normal dan wajar. Tujuan yang ingin dicapai tersirat di
dalam kegiatan itu, suatu ciri yang ingin membedakan dengan bekerja.
65 2) Olahr aga (sport),

Istilah olahraga yang digunakan disini merupakan sebuah istilah generik, sehingga
pengertiannya tidak terbatas pada pengertian sempit olahraga prastasi-kompetitif-
Soal 23B
Suatu aktivitas yang dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan dan dalam waktu
luang adalah definisi dari
A. Olahraga
B. Rekreasi
C. Pendidikan jasmani
D. Bermain
E. Pendidikan Olahraga
Jawaban: D
Pembahasan
Bermain merupakan dorongan naluri, fitrah manusia, dan pada anak merupakan
keniscayaan sosiologis dan biologis. Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu
dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan dan dalam waktu luang. Di dalamnya juga
terkandung nilai pendidikan sehingga perlu dimanfaatkan sebagai upaya menuju
pendewasaan melalui rangsangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik,
mental, sosial, dan moral yang berguna pada pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan secara normal dan wajar.

Soal 23C
Komponen teknik gerak pada pendidikan jasmani mengarah pada keluasan gerak
kehidupan sehari-hari, namun pada olahraga komponen tekniknya adalah
A. Fungsional cabang olahraga bersangkutan
B. Multilateral
C. Child centered
D. Kompetitif
E. Spontan
Jawaban: A
Pembahasan
Pendidikan jasmani dan olahraga pada komponen teknik gerak sangat berbeda, pada
pendidikan jasmani mengarah pada keluasan gerak kehidupan sehari-hari, mendasari,
dan memperkaya dimensi gerak, sedangkan pada olahraga spesifik sesuai cabang
olahraganya. Untuk itu pilihan A yang paling tepat.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan sejarah olimpiade kuno

Uraian Materi:

Olimpiade kuno dilaksanakan pertama kali pada tahun 776 sebelum masehi di kota
Olympia yang merupakan wilayah “negara” Yunani.
Di desa Olympia pada masa Yunani kuno, lebih dari 27 abad yang lalu, seorang
pemuda bernama Coroebus berhasil tampil sebagai pemenang lomba lari. Untuk
menandai kejayaannya, sebuah untaian daun olive berbentuk mahkota diletakkan di
kepalanya. Coroebus adalah orang pertama yang kemenangannya tercatat dalam
sejarah Olympic games atau pekan Olympiade. Tetapi apabila kita ‘membalik’ masa
lalu lebih teliti, sebenarnya games di Olympia telah mulai dilaksanakan sejak jaman

Program PGDK Kemdikbud 2019

66
kuno sebagai suatu kebiasaan atau budaya masyarakat Yunani waktu itu. Para
penyair, penyanyi dan sastrawan Yunani kuno telah meninggalkan warisan berupa
puisi dan lagu yang berisi penghargaan kepada para olahragawan, para peserta pada
Olympic games dan pada adat kebiasaan yang bernilai relijius itu. Berdasarkan mitos
masyarakat setempat,dewa Zeus dan dewa Cronos sebagai maha dewa bangsa
Yunani kuno, bertarung di puncak gunung Olympus untuk menentukan siapa yang
berhak memiliki serta mengatur seluruh jagad raya beserta isinya.
Dalam pertarungan tersebut, dikisahkan dewa Zeus (dengan bantuan saudara-
saudaranya) berhasil mengalahkan dewa Cronus. Olympic games serta kegiatan-
kegiatan yang bersifat relijius pada waktu itu dilaksanakan sebagai penghormatan
atas kemenangan Zeus tersebut. Apabila dilihat secara geografis, Olympia terletak di
Yunani sebelah barat daya. Di daerah tersebut terdapat sebuah sungai, Alpheus
namanya, yang sekarang dinamakan sungai Ruphia, yang mengalir di sepanjang
lembah Olympia dan bermuara di laut Ionian. Pada bagian utara tebing sungai
terdapat tanah lapang yang amat luas, yang merupakan sebuah padang atau dataran;
di sebelahnya lagi terdapat bukit-bukit yang ditumbuhi pepohonan, lalu di samping
perbukitan setiap kali mengarahkan pandangan ke arah barat nampaklah laut, selain
itu ada lagi pemandangan yang luar biasa - yang menjulang tinggi-panjang, bukit-
bukit batu dengan salju yang senantiasa terdapat pada puncaknya. Selain versi di
atas, pekan Olympiade untuk menghormati dewa Zeus, ada lagi satu versi cerita kuno
tentang awal mula Olympiade. Dikisahkan ada seorang raja, Oenomaus namanya,
yang menguasai dan memerintah daerah di Olympia. Beliau memiliki seorang puteri
yang luar biasa cantik, bernama Hippodameia. Karena kecantikannya yang luar biasa
itu, maka banyak sekali pangeran, pria bangsawan, yang hendak mempersuntingnya
sebagai istri. Mimpi mereka terhalang oleh sayembara yang diselenggarakan oleh sang
Bapak, Raja Oenomaus. Raja telah memutuskan tidak seorang pria pun dapat atau
diperbolehkan memperistri Hippodameia, kecuali jika dia mampu mengambil dan
memisahkan puteri dari kejaran Chariotnya, artinya dapat keluar serta membebaskan
diri dari kejaran sang Raja yang akan memburunya dengan chariot pula. Pada setiap
pengejaran selalu berakhir dengan kematian si pelamar, saat sang Raja dapat
mengejar chariot yang melarikan diri, Oenomaus segera membinasakan si pelamar
dengan pedangnya. Dengan demikian betambahlah korban ksatria-pelamar yang
mempertaruhkan nyawa demi seorang puteri jelita, Hippodameia. Sudah 13 orang
pelamar mencoba peruntungan untuk dapat memenangkan dan merebut sang juwita
Hippodameia, dan raja Oenomaus telah memporak- porandakan mimpi mereka. Tiga
belas pelamar mati binasa oleh tajamnya pedang sang Raja. Tetapi tetap saja ada
pria yang bertekad menuruti hasrat cintanya mempersunting pujaan hati. Ksatria ke-
14 yang berani mencoba keberuntungan mempersunting si cantik adalah Pelops,
seorang pemuda gagah, tampan, pemberani, serta cerdik, dan penuh perhitungan.
Pelops, menurut cerita menggunakan kelebihannya dalam bertipu daya untuk
mengalahkan sang Raja, dalam adu kecepatan mengendarai chariot.
Pelops menyadari, bahkan sangat menyadari, apabila dia berlomba secara jujur,
artinya sesuai dengan aturan yang ditetapkan sang Raja, dia pasti akan kalah dan
mati ditebas pedang sang Raja. Maka, Pelops menggunakan tipu daya dengan
menyuap salah seorang pelayan Raja, agar bersedia merusak roda chariot yang akan
dikendarai raja Oenomaus. Rencana pun dijalankan dengan penuh kehati-hatian, agar
tidak diketahui pihak Raja. Perlombaan dimulai, chariot pertama yang siap dipacu
berada di depan, berisi Pelops dan Hippodameia, segera melaju lebih dahulu begitu

Program PGDK Kemdikbud 2019

67
diberi aba-aba. Tidak berselang lama ternyata kuda-kuda sang raja Oenomaus segera
menyusul, beberapa saat sudah dapat mendekati chariot yang dikendarai Pelops dan
Hippodameia. Situasi saat itu benar-benar menegangkan, karena sang Raja sudah
siap dengan pedangnya untuk membabat Pelops. Tetapi apa yang terjadi, tiba-tiba
sebuah roda chariot sang Raja terlepas, beliau terjatuh dari kereta, dan lehernya
patah, seketika itu juga langsung meninggal. Dengan kejadian itu, Pelops dianggap
telah berhasil memenangkan perlombaan chariot di Olympia, serta, ini yang diimpi-
impikan, Pelops berhak menyunting Hippodameia sebagai isterinya. Selanjutnya di
dataran atau padang yang sama itulah dilaksanakan pekan Olympiade, untuk
menghormati serta memperingati keberhasilan Pelops. Bagi masyarakat Yunani kuno,
sesuai dengan budaya yang berlaku pada masa itu, pekan Olympiade yang dilakukan
dilandasi dengan dasar nilai-nilai relijius dan benar-benar dihayati, serta berisi
perlombaan/pertandingan ‘olahraga’ (sengaja kata olahraga diberi tanda ‘’, karena
disesuaikan dengan definisi olahraga masa sekarang). Peserta atau olahragawan yang
berhasil memenangkan suatu perlombaan atau pertandingan, akan dihormati serta
dimuliakan sebagai pahlawan di tempat asalnya, bahkan kadang-kadang diyakini
setelah mereka meninggal dunia dianggap menjelma menjadi dewa. Semua
olahragawan peserta pekan Olympiade pada mulanya ditetapkan harus warga negara
atau penduduk Yunani. Menjelang pelaksanaan pesta olahraga Olympiade seekor babi
dikurbankan oleh orang suci untuk memuliakan dewa Zeus, dan domba hitam
dipersembahkan untuk menghormati Pelops, si jagoan chariot race penakluk raja
Oenomaus. Seperti telah disebutkan di depan selama berabad-abad wilayah di
Olympia dan sekitarnya, dihormati serta dikeramatkan sebagai tanah suci. Candi Hera
dibangun untuk memuliakan dewi Hera, isteri dewa Zeus tersebut, yang pada
dasarnya juga merupakan bangunan relijius. (Dalam mitologi dinyatakan, bahwa dewi
Hera juga adik dewa Zeus). Di sebelah utara candi Hera terdapat hutan kecil yang
ditumbuhi pohon olive, ditetapkan sebagai daerah suci juga. Bumi Olympic terdiri dari
tempat- tempat suci, dan pada setiap tempat terdapatnya api atau obor yang dijaga
agar selalu menyala setiap hari sepanjang tahun. Pada prakteknya, pelaksanaan
Olympiade tidak lebih dari 5 (lima) hari. Tetapi untuk tujuan atau maksud-maksud
relijius, candi-candi dan tempat-tempat suci lainnya selalu terbuka untuk umum
sepanjang tahun. Kisah Pelops, yang berkembang di masyarakat Yunani kuno
merupakan cerita yang sulit dilacak kebenarannya. Yang jelas sejarah modern dapat
dikatakan telah menentukan, bahwa berdasarkan banyaknya reruntuhan bangunan
relijius di Olympia dan sekitarnya telah dibangun beberapa abad sebelum Coroebus
memenangkan lomba lari + 200 yards yang terkenal itu. Di tempat itu pula lah
kemungkinan besar telah dilaksanakan Olympic games pada awal-awal tahun
sebelumnya, tetapi kemenangan Coroebus yang tercatat itu merupakan awal sejarah
Yunani untuk menghitung waktu dimulainya Olympiade, yang berlangsung atau
dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Menjelang pelaksanaan pesta olahraga
Olympiade seekor babi dikurbankan oleh orang suci untuk memuliakan dewa Zeus,
dan domba hitam dipersembahkan untuk menghormati Pelops, si jagoan chariot race
penakluk raja Oenomaus. Seperti telah disebutkan di depan selama berabad-abad
wilayah di Olympia dan sekitarnya, dihormati serta dikeramatkan sebagai tanah suci.
Candi Hera dibangun untuk memuliakan dewi Hera, isteri dewa Zeus tersebut, yang
pada dasarnya juga merupakan bangunan relijius. (Dalam mitologi dinyatakan, bahwa
dewi Hera juga adik dewa Zeus). Di sebelah utara candi Hera terdapat hutan kecil
yang ditumbuhi pohon olive, ditetapkan sebagai daerah suci juga. Bumi Olympic terdiri

Program PGDK Kemdikbud 2019

68
dari tempat- tempat suci, dan pada setiap tempat terdapatnya api atau obor yang
dijaga agar selalu menyala setiap hari sepanjang tahun. Pada prakteknya,
pelaksanaan Olympiade tidak lebih dari 5 (lima) hari. Tetapi untuk tujuan atau
maksud-maksud relijius, candi-candi dan tempat-tempat suci lainnya selalu terbuka
untuk umum sepanjang tahun.
Pada saat Coroebus berlari dan tampil sebagai juara, hanya ada satu nomor yang
dilombakan pada Olympiade. Nomor perlombaan itu adalah lari dengan jarak tempuh
 200 yard, ukuran tersebut kira-kira sepanjang lapangan atau tempat yang
digunakan perlombaan. Lapangan itu berukuran panjang 234 yard dan lebar 35yard.
Setelah Olympiade berlangsung untuk yang ke-13 kalinya barulah ditambah dengan
cabang atau nomor perlombaan/pertandingan yang lain. Tercatat ada lomba lari
dengan jarak yang berbeda-beda, juga ada boxing, wrestling, discus throwing, dan
chariot race. Akan tetapi baru pada Olympiade ke-77 jenis-jenis pertandingan/
perlombaan tersebut menjadi lengkap seperti itu. Dikisahkan pula, Callias, seorang
boxer dari Athena, pernah melakukan protes supaya chariot race perlombaannya
dilanjutkan sampai siang hari, supaya para boxer dapat bertanding malam hari dengan
penerangan sinar bulan. Dalam perjalanannya yang begitu panjang, pelaksanaan
Olympiade tidak pernah kehilangan sifat-sifat utamanya, yaitu relijius. Mereka semua,
warga Yunani, datang dan mengambil bagian dalam merayakan pesta olahraga akbar
itu, sebagai olahragawan maupun sebagai penonton. Pada waktu itu masyarakat
Yunani selalu berselisih dan berperang antar kelompok. Antara satu dengan yang lain
senantiasa bertentangan dan bermusuhan, tetapi segala macam perselisihan dan
peperangan dihentikan atau berhenti selama bulan suci saat pelaksanaan Olympiade
setiap empat tahun sekali, untuk menjamin keamanan perjalanan para olahragawan
dari dan ke Olympia, tempat penyelenggaraan Olympiade. Saat permulaan hingga
beberapa abad pelaksanaan Olympiade, para olahragawan membeayai sendiri semua
pengeluaran selama perjalanan dan saat berlangsungnya pekan olahraga. Orang yang
mengikuti chariot race harus mengusahakan atau mengadakan segala perlengkapan
chariot serta kudanya. Para olahragawan pemenang pada suatu nomor perlombaan
juga harus menyediakan beaya untuk menyelenggarakan suatu pesta demi
menghormati (atau mensyukuri?) kemenangannya sendiri. Oleh sebab itu, para
olahragawan yang berlaga di pekan Olympiade kuno pada masa itu biasanya dari
keluarga kaya-raya. Beberapa nomor yang dipertandingkan waktu itu cenderung kasar
dan berbahaya. Pancration misalnya, yang merupakan kombinasi antara boxing dan
wrestling, sering mengakibatkan kematian. Dalam suatu pertandingan acapkali
seorang boxer membunuh lawan tandingnya dengan memperdayakan atau
menggunakan cara yang licik. Apabila sampai terjadi peristiwa demikian, maka wasit
akan memutuskan bahwa olahragawan yang meninggal dinyatakan sebagai
pemenang, karena membunuh merupakan perbuatan tercela dan keji.
Pada olahragawan yang tidak patuh atau melanggar peraturan Olympiade biasanya
dikecam dan diharuskan membayar denda uang dengan jumlah yang cukup besar.
Setelah beberapa tahun kemudian terbentuklah batu bergambar yang dinamakan
Zanes, yang pembuatannya dari koleksi mata uang (terbuat dari logam) hasil denda
dari para olahragawan tidak terhormat yang menghalalkan segala cara untuk
memperoleh kemenangan. Zanes tersebut diletakkan sedemikian rupa, sehingga para
olahragawan seperti ‘dipaksa’ untuk melihatnya pada saat mereka berbaris memasuki
stadion. Dengan demikian Zanes tersebut memiliki fungsi sebagai pemberi nasehat,
dan lebih jauh lagi juga bermanfaat sebagai peringatan bagi para olahragawan, agar

Program PGDK Kemdikbud 2019

69
berlaku jujur, sportif, terutama pada saat berlangsungnya perlombaan/pertandingan.
Olympiade kuno akhirnya dihentikan/dilarang oleh kaisar Romawi, Theodosius I, pada
abad ke-4. Tempat-tempat suci dan tempat-tempat perlombaan/pertandingan di
Olympia rusak berat sewaktu terjadi peperangan. Kerusakan semakin parah, ketika
beberapa tahun kemudian sungai Alpheus meluap sampai ke daratan tempat dimana
para peserta berlaga mengadu kemampuan dahulu, saat Olympiade diselenggarakan.
Karena kejadian-kejadian tersebut banyak catatan sejarah Olympiade yang
hilang. Seorang juara yang muncul menjelang akhir-akhir pekan olahraga akbar ini
adalah bangsawan dari negara asing, dari luar Yunani, yang memenangkan hadiah
untuk cabang boxing. Pada masa-masa permulaan Olympiade diselenggarakan, orang
asing, entah kaya atau miskin, tidak akan diperbolehkan berjalan melintasi
lapangan/dataran tempat para olahragawan berlaga. Pada pekan olahraga Olympiade
modern, barangkali event yang paling
terkenal dan menarik adalah lari Marathon, yang menempuh jarak  25 mil. Tidak ada
lomba lari jenis ini pada jaman lampau di Olympiade. Tetapi ada perkiraan, lari
Marathon modern kemungkinan diilhami oleh suatu peristiwa besar dalam sejarah
Yunani, yang senantiasa dapat menimbulkan rasa bangga bagi warga setempat.
Soal 24A
Olimpiade kuno dilaksanakan di kota:
A. Athena
B. Olympia
C. Santorini
D. Yunani
E. Evosmos
Jawaban: B
Pembahasan
Kota Athena merupakan tempat penyelenggaraan olimpiade modern tahun 1896.
Santorini adalah salah satu gugusan kepulauan gunung berapi di laut Aegea Yunani.
Yunani merupakan negara tempat lahirnya Olimpiade, sedangkan Evosmos kota di
negara Yunani. Jadi jawaban yang paling tepat adalah kota Olympia.

Soal 24B
Dewa Zeus dan Cronos sebagai maha dewa Yunani kuno bertempur di puncak gunung
Olympus dan pemenangnya adalah Dewa Zeus. Untuk menghormati kemenangan
Dewa Zeus dilakukan
A. Olympic games
B. Lari marathon
C. Perlombaan syair
D. Memanah
E. Pancration
Jawaban: A
Pembahasan
Penghormatan terhadap kemenangan Dewa Zeus atas Dewa Cronos adalah
diadakannya kegiatan relijius dan Olympic games oleh masyarakat Yunani Kuno. Maka
pilihan A yang paling benar. Pancration merupakan kombinasi boxing dan wrestling
yang sering mengakibatkan kematian.

Program PGDK Kemdikbud 2019

70
Soal 24C
Kharakter utama yang melekat pada Olympiade kuno bagi warga Yunani adalah
A. Borjuis
B. Proletar
C. Relijius
D. Humanisme
E. Egaliter
Jawaban: C
Pembahasan
Dalam perjalanannya yang begitu panjang, pelaksanaan Olympiade tidak pernah
kehilangan sifat-sifat utamanya, yaitu relijius. Mereka semua, warga Yunani, datang dan
mengambil bagian dalam merayakan pesta olahraga akbar itu, sebagai olahragawan
maupun sebagai penonton. Pada waktu itu masyarakat Yunani selalu berselisih dan
berperang antar kelompok. Antara satu dengan yang lain senantiasa bertentangan dan
bermusuhan, tetapi segala macam perselisihan dan peperangan dihentikan atau berhenti
selama bulan suci saat pelaksanaan Olympiade setiap empat tahun sekali, untuk menjamin
keamanan perjalanan para olahragawan dari dan ke Olympia, tempat penyelenggaraan
Olympiade.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan sejarah olimpiade modern

Uraian materi:

Olimpiade kuno dilaksanakan pertama kali pada tahun 776 sebelum masehi di kota
Olympia yang merupakan wilayah “negara” Yunani. Sedangkan olimpiade modern
dihidupkan lagi pada tahun 1896 di kota Athena, di negara Yunani. Penggagas utama
olimpiade modern adalah bangsawan Perancis bernama Pierre Fredy Baron de
Coubertin.
Suatu pagi, tanggal 6 April 1896 di stadion baru yang indah dan megah di Athena,
king George I dari Yunani membuka secara resmi Olympiade modern yang pertama.
Olympiade yang dahulu pernah dilakukan bangsa Yunani kuno, dan kemudian dilarang
oleh Kaisar Romawi, Theodosius I, telah hidup kembali, setelah terhenti dalam waktu
yang sangat lama, selama lebih dari 15 abad, berkat upaya tak kenal lelah oleh
seorang warga negara Perancis, Baron Piere de Coubertin. Sang pelopor Olympiade
modern, Baron Piere de Coubertin lahir di Paris, 1 Januari 1862. Orang tuanya
menginginkan agar Baron menjadi seorang tentara, dan mengirimkannya ke sekolah
militer terkenal di Perancis, St Cyr. Akan tetapi karena merasa tidak sesuai, dia
memutuskan pindah studi bidang politik danpendidikan, lalu Baron memasuki
berbagai sekolah, college,dan universitas di Eropa dan Amerika. Selama dalam
pengembaraannya itu, dia berangan-angan kiranya dapat menggunakan kegiatan
olahraga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan persaudaraan diantara negara-
negara di dunia. Idenya adalah menciptakan hubungan persaudaraan diantara
negara-negara di dunia. Idenya adalah untuk menciptakan suatu Olympiade modern
dimana semua negara diharapkan dapat turut berpartisipasi di dalamnya. Dalam

Program PGDK Kemdikbud 2019

71
usaha mewujudkan cita-citanya, Baron melakukan ‘perjalanan’ panjang kemana saja
dia suka dan dirasa perlu, serta mendiskusikan segala macam permasalahan dan
rencanya dengan orang-orang yang sekiranya dapat mendukung keinginan besarnya.
Setelah bertahun-tahun berusaha dengan bantuan teman- teman dari berbagai
negara, akhirnya Olympiade dapat terlaksana. Olympiade pertama tidak dapat
dilaksanakan sesuai rencana di Olympia seperti jaman dahulu pernah
diselenggarakan, maka ditetapkanlah bahwa penyelenggaraan games di daratan
Yunani, dan, kota Athena lah yang dipilih. Para peserta dari Inggris, Perancis, Jerman,
Denmark, Hungaria, Swiss dan Amerika Serikat merupakan wakil-wakil Olympiade
modern pertama tahun 1896. Dan, karena Olympiade dilakukan di Athena-Yunani,
maka tidak ayal lagi banyak sekali olahragawan Yunani turut serta mengambil bagian
dalam berbagai nomor yang dipertandingkan/dilombakan. Tentu saja dengan harapan
besar, akan lebih banyak kemenangan diperoleh. Tetapi apabila dilihat dari segi
perencanaan dan administrasi, Olympiade pertama ini dapat dikatakan tidak
terorganisir dengan baik dan tidak dilaksanakan dengan cermat. Hal ini apabila kita
bandingkan dengan pelaksanaan pada Olympiade-Olympiade berikutnya. Dari
Amerika Serikat, misalnya, tidak ada yang mencoba untuk mengorganisir pengiriman
suatu tim atau kontingen ke Athena. Beberapa anggota Boston Athletic Association
berinisiatif memutuskan supaya semua olahragawan terbaik mereka dapat berangkat
dan berlaga di Olympiade Athena. Banyak warga Amerika Serikat memberikan
sumbangan dengan suka rela sejumlah uang untuk membeayai perjalanan tersebut.
Sejumlah tim kecil berangkat dari Boston melalui apa yang mereka sebut dengan
“Victorious Journey” dan mulai saat itu tercatatlah prestasi bangsa Amerika dalam
Olympiade. Suatu permulaan yang amat mengesankan, para olahragawan Amerika
Serikat merebut 9 (sembilan) gelar dari 12 (dua belas) nomor Atletik yang dilombakan
pada Olympiade pertama di Athena-Yunani ini. Pada perkembangan selanjutnya,
Olympiade telah tumbuh-berkembang menjadi arena multi events yang amat
bervariasi, akan tetapi banyak orang yang tetap lebih tertarik pada nomor-nomor
atletik, karena memang memiliki pesona yang khas yang tidak ditemuka pada cabang
olahraga yang lain. Para Olahragawan Amerika Serikat lain secara sendiri-sendiri
banyak yang datang ke Athena. Misalnya Robert S. Garrett, yang memiliki jabatan
sebagai kapten tim suatu College Track and Field, dia mendengar bahwa nomor
lempar cakram merupakan salah satu yang dilombakan di Olympiade. Hingga waktu
itu dia belum pernah melihat wujud cakram untuk perlombaan, tetapi untunglah ada
seorang teman yang membantu membuatkan sebuah cakram untuknya. Garrett terus
belajar dan berlatih dengan penuh semangat melemparkan cakram selama beberapa
minggu, kemudian saat pelaksanaan Olympiade semakin dekat, berangkatlah dia ke
Athena, dengan rasa optimisme di dada.
Simbol Olimpiade yang juga dikenal dengan sebutan cincin Olimpiade terdiri dari lima
buah cincin yang saling berkait. Cincin-cincin tersebut melambangkan kesatuan dari
lima benua yang ada di bumi dengan warna yang berbeda merepresentasikan benua
yang berbeda, dengan latar berwarna putih yang membentuk bendera Olimpiade.
Bendera ini sudah ada sejak tahun 1914 namun baru dikibarkan untuk pertama kalinya
di Olimpiade Antwerpen 1920 di Belgia.

Program PGDK Kemdikbud 2019

72
Simbol Olimpiade

Olimpiade modern sendiri dilaksanakan pertama kali pada tahun 1896 yang
dihidupkan kembali oleh bangsawan Prancis bernama Baron Pierre de Coubertin yang
mendirikan International Olympic Committee (IOC) pada tahun 1894 di kongres
pertama yang diselenggarakan di Paris. IOC sendiri didirikan sebagai organisasi yang
mengatur dan menaungi pertandingan Olimpiade dengan piagam Olimpiade yang
disepakati untuk mengatur wewenang serta aturan penyelenggaraan Olimpiade. IOC
merupakan organisasi internasional berupa NGO dan NPO yang diakui oleh Swiss
Federal Council sesuai perjanjian yang diakui pada 1 November 2000.2 Dalam IOC
juga dikenal istilah The Olympic Movement yang mengatur meliputi organisasi, atlet,
dan pihak lainnya yang sepakat untuk diatur berdasarkan prinsip dalam Piagam
Olimpiade. Komposisi dan aturan umum organisasi diatur dalam Pasal 1 dari Piagam
Olimpiade. The Olympic Movement sendiri terdiri dari 3 konstituen utama yaitu:

1. IOC: otoritas tertinggi dari The Olympic Movement


2. The International Federations (IF): organisasi non-pemerintah yang
mengadministrasi satu atau lebih olahraga di tingkat dunia dan juga yang
termasuk didalamnya olahraga dalam lingkup nasional masing-masing negara
3. The National Olympic Committees (NOC): yaitu panitia penyelenggara nasional
Olimpiade masing-masing negara.

Dalam perkembangannya, IOC menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin sebagai


bagian dari Olimpiade. Olimpiade Musim Dingin diadakan untuk mengakomodasi
pertandingan olahraga yang tidak dapat dilaksanakan pada saat musim panas, dimana
Olimpiade dilaksanakan. Pada tahun 1921, IOC menyelenggarakan kongres dimana
saat itulah diputuskan bahwa Olimpiade musim dingin akan dilaksanakan pada tahun
1924 dengan memilih Chamonix, Prancis sebagai tuan rumah pertama
penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin. Olimpiade Musim Dingin pertama sampai
tahun 1992 dilaksanakan bersamaan dengan Olimpiade di musim panas (Olimpiade
pada umumnya). Pada tahun 1994 hingga sekarang, penyelenggaraan Olimpiade
Musim Dingin selalu berselang dua tahun dengan Olimpiade yang diselenggarakan di
musim panas.
Soal 25A
Pada abad ke 19, Olimpiade modern kembali dihidupkan kembali dengan pelopor
seorang bangsawan Perancis yang bernama:

Program PGDK Kemdikbud 2019

73
A. Robert Baden-Powell
B. Thomas Alva Edison
C. Olimpus
D. Pierre Fredy Baron de Coubertin
E. Zinadine Zidane
Jawaban: D
Pembahasan
Jawaban D sudah jelas bahwa penggagas Olimpiade modern adalah Piere Fredy Baron
de Coubertin. Jawaban A adalah bapak kepanduan dunia, sedang jawaban B
merupakan penemu lampu dan Jawaban E merupakan pemain sepak bola kebangsaan
Perancis.

Soal 25B
Organisasi yang mengatur dan menaungi pertandingan Olimpiade adalah
A. International Olympic Committee (IOC)
B. The International Federations (IF)
C. The National Olympic Committees (NOC)
D. International Paralympic Committee (IPC)
E. Association of International Olympic Winter Sports Federations (AIOWF)
Jawaban: A
Pembahasan
Olimpiade modern sendiri dilaksanakan pertama kali pada tahun 1896 yang
dihidupkan kembali oleh bangsawan Prancis bernama Baron Pierre de Coubertin yang
mendirikan International Olympic Committee (IOC) pada tahun 1894 di kongres
pertama yang diselenggarakan di Paris. IOC sendiri didirikan sebagai organisasi yang
mengatur dan menaungi pertandingan Olimpiade dengan piagam Olimpiade yang
disepakati untuk mengatur wewenang serta aturan penyelenggaraan Olimpiade. IF,
NOC, dan AIOWF bagian dari IOC sedangkan IPC berdiri sendiri sebagai organisasi
Paralympic internasional.

Soal 25C
Moto Olimpiade adalah "Citius, Altius, Fortius", yang merupakan ungkapan
dalam bahasa Latin yang berarti
A. Lebih kuat, lebih tinggi, lebih bersemangat
B. Lebih cepat, lebih tinggi, lebih baik
C. Lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat
D. Lebih kuat, lebih tinggi, lebih cepat
E. Lebih cepat, lebih kekal, lebih kuat
Jawaban: C
Pembahasan
Moto Olimpiade adalah "Citius, Altius, Fortius", yang merupakan ungkapan
dalam bahasa Latin yang berarti "Faster, Higher, Stronger" (bahasa Inggris) atau
"Lebih cepat, Lebih tinggi, Lebih kuat" (bahasa Indonesia)

Tujuan Pembelajaran

Program PGDK Kemdikbud 2019

74
Mampu menguraikan aspek perkembangan gerak

Uraian Materi:

Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar secara umum. Sebagai bagian dari
belajar, belajar gerak untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan
mengembangkannya agar keterampilan gerak yang di kuasai bisa di lakukan untuk
menyelesaikan tugas-tugas gerak untuk mencapai sasaran tertentu. Proses belajar
gerak berbeda dengan proses kognitif dan proses belajar afektif. Perbedaan yang ada
bersumber dari aspek aspek yang dominan keterlibatannya di dalam proses belajarnya
yang domain keterlibatannya dalam proses belajar adalah aspek fisik dan
psikomotorik. Konsep belajar pada umumnya dan belajar motorik sebagai akibat
perilaku motorik pada khususnya, telah dirumuskan dalam berbagai definisi para ahli.
Belajar dapat diartikan semacam seperangkat peristiwa, kejadian atau perubahan
yang terjadi. Apabila seseorang berlatih memungkinkan ia menjadi semakin terampil
dalam melaksanakan suatu kegiatan. Meskipun tekanan belajar gerak ialah
penguasaan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain, seperti peranan domain kognitif
diabaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Meinel (1976) yang dikutip oleh Rusli
(1988:102) menyatakan sebagai berikut: belajar itu sendiri dari tahap penguasaan,
penghalusan, dan penstabilan gerak, atau keterampilan teknik olahraga. Integrasi
keterampilan di dalam perkembangan total dari kepribadian seseorang. Karena itu
penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikian
pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya
kepercayaan dan semangat juang. Dalam proses pembelajaran anak melakukan
berbagai tugas-tugas gerak sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya. Sehingga dalam proses perkembangan pendidikan jasmani
memiliki muatan belajar gerak yang diarahkan pada pencapaian tujuan fisik dan
perkembangan motorik. secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
pembelajaran yang dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistemis untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Dalam proses pembelajaran
materi pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak, baik yang
dikemas dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan. Menurut Schmidt (1982),
belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku
terampil. Selanjutnya Meinel (1976), belajar gerak itu terdiri dari penguasaaan,
penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga. Terdapat
analisis karakteristik belajar motorik yang dipaparkan oleh Schmidt (1982), yang
dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
a. belajar sebagai proses
b. belajar gerak adalah hasil langsung dari latihan
c. belajar gerak tidak teramati secara langsung
d. belajar gerak menghasilkan kapasitas untuk bereaksi (kebiasaan)
e. belajar gerak relatif permanen
Belajar gerak bisa menimbulkan efek negatif; kesan umum yang diperoleh bahwa
belajar menimbulkan efek positif yaitu penyempurnaan keterampilan, atau
penampilan gerak seseorang. Namun demikian, anggapan ini mengandung persoalan,
karena apa yang disebut kemajuan atau penyempurnaan tidak terlepas dari persepsi

Program PGDK Kemdikbud 2019

75
si pengamat. Perubahan perilaku pada seseorang bisa jadi dianggap sebagai
peningkatan bagi seorang pengamat, dan sebagai suatu kemunduran bagi yang lain.
Misalnya saat latihan atau belajar salto ke belakang terjadi kurang tinggi dan
putarannya terlampau banyak sehingga terjatuh terlentang akibatnya trauma. Kesan
buruk masa lampau, kegagalan dalam suatu kegiatan, atau ketidakberhasilan
melakukan satu jenis keterampilan dengan sempurna justru bukan berakibat negatif,
tapi mendorong ke arah perubahan yang positif. Belajar gerak adalah suatu proses
yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan
motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait
belajar gerak yakni motor control yang melibatkan system syaraf, phisik dan aspek
tingkah laku tentang pergerakan manusia.
Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seorang harus melalui beberapa tahapan
belajar gerak, secara sistematik terjadi perubahan kemampuan dalam penguasaan
keterampilan gerak akibat adanya proses belajar gerak (motor learning). Adapun fase
belajar gerak Fitts dalam Adam (19910) dan hal yang sama Abernethy (2013)
menyebutnya dengan fase perubahan yang terjadi dari keterampilan motorik (stages
in the acquisition of motor skill) yaitu ; fase kognitif ferbal (verbal-cognitive phase),
fase assosiatif (associative phase), dan fase otonom (autonomous phase).
a. Fase kognitif, merupakan fase awal dalam proses belajar gerak. Proses belajar
diawali dengan aktif berfikir tentang gerakan yang akan dipelajari, orang yang
belajar (pebelajar) berusaha mengetahui dan memahami gerakan dari
informasi yang diberikan kepadanya. Informasi dapat bersifat verbal atau
bersifat visual. Informasi yang ditangkap oleh indera kemudian diproses dalam
mekanisme perseptual. Mekanisme perseptual berfungsi untuk menangkap
makna informasi, dari fungsi ini pebelajar dapat memperoleh gambaran
tentang gerakan yang dipebelajari. Selanjutnya setelah memperoleh
gambaran tentang gerakan, maka gambaran gerakan tersebut diproses lagi ke
dalam mekanisme pengambilan keputusan untuk melakukan gerakan.
Aktivitas penampilan utama dalam fase ini adalah memikirkan dan
merencanakan strategi gerak (cognition). Instruksi yang secara signifikan
dapat membantu pada fase ini berupa instruksi verbal dan demonstrasi yang
baik. Dalam fase ini pebelajar melakukan gerakan melalui coba dan coba (trial
and error). Oleh karena itu, tahap kognisi oleh sebagian ahli berpendapat
sebagai tahap perencanaan. Bentuk keterampilan gerak akan segera dapat
terbentuk dengan baik dalam memori seseorang apabila proses penyajian
informasi dilakukan dengan benar dan sederhana. Prinsipnya makin sederhana
bentuk keterampilan gerak yang dapat disajikan dengan jelas akan makin
cepat pula terbentuk pola gerak yang dilakukan.
b. Fase Assosiasi, ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan, dimana
pebelajar sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian
yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. Sedangkan untuk meningkatkan
kemampuan gerakan agar menjadi lebih baik, lebih lancar, lebih efektif maka
diperlukan praktek gerak secara berulang-ulang. Perlu untuk diperhatikan
dalam rangka meningkatkan kemampuan gerakan, pebelajar perlu tahu
kesalahan yang masih diperbuatnya, baik melalui pemberitahuan orang lain
yang mengamati, merasakan gerakan yang dilakukan, atau melihat hasil
rekaman pelaksanaan gerakan. Dari diketahui kesalahan-kesalahan yang telah
dilakukan, maka diperlukan perbaikan dan pembetulan gerakan tersebut

Program PGDK Kemdikbud 2019

76
sehingga akan diperoleh gerakan yang baik dan benar. Schmidt menamakan
fase asosiasi ini dengan fase gerak (Motor phase). Oleh karena pelaksanaan
keterampilan yang dilakukan masih tampak kaku. Pada tahap ini perlu
memberikan perhatian yang professional terhadap frekuensi pengulangan,
intensitas dan tempo pengulangan. Frekuensi pengulangan merujuk pada
berapa kali seorang melakukan pengulangan gerak, baik yang dihubungkan
dengan satuan berapa kali gerak dilakukan dalam satuan waktu tertentu,
maupun yang berhubungan dengan jumlah pengulangan belajar yang
dilakukan dalam satu minggu. Pengulangan ini dapat memperkuat hubungan
antara reseptor dan efektor yang secara langsung dapat meningkatkan
kualitas pola gerak yang terbentuk dalam memori.
c. Fase Otonom, ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan,sehingga
seseorang telah mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis.
Fase ini dikatakan sebagai fase otonom karena pebelajar mampu melakukan
gerakan keterampilan
B. Per kembangan Ger tanpa
ak danterpengaruh
Kognitif walaupun pada saat melakukan
gerakan pebelajar harus memperhatikan hal-hal lain selain gerakan yang
Perkembangan gerak menurut para ahli dibangi sesuai dengan peride atau fase
dilakukan. Pada fase ini gerakan sudah demikian otomatis, untuk
mengubahnya sudahusia sangat
mulai dari lahir sampai sulit,(1997)
lanjut. Gallahue untuk mengubahnya
memberikan ada 10 fase memerlukan
ketekunan
sesuai usia dan waktu
manusia adalahyang tidak
sebagai sedikit. Untuk itulah sejak awal pebelajar
berikut:
sudah harus diarahkan dan selalu dilakukan koreksi untuk melakukan gerakan-
gerakan yang
a. Per iode,benar secara
Fase dan Tahap mekanis,
Per kembangan agar setelah
Motor ik menur mencapai
ut Gallahue.fase otonom
gerakannya benar-benargerak
Fase perkembnagan efisien.
menurutGerakan otomatis
gallahue yang merupakan
di kelompokkan dalam hasil dari
latihan yang
usia dan tugas dilakukan
perkembangandengan
gerak yangefektif. Gerakan
terjadi pda otomatisasi
masa tersbut adalah sepertidapat terjadi
karena telah
table barikut
terjadinya hubungan yang permanen antar reseptor dengan
efektor. Gerakan otomatisasi dalam mekanismenya tidak lagi dikoordinasikan
oleh sistem syaraf pusat melainkan pada alur singkat pada sistem syaraf
otonom. Table 2.1. Tahap perkembangan maotorik Gallahue
Gallahue (1997) memberikan 10 fase gerak sebagai berikut
N0 Usia Tahap Per kembangan
Fase gerak fundamental penguraian
1 Janin sampai 4 (empat) bulan
informasi
4 (empat) Bulan sampai 1 (satu)
2 Fase penerimaan informasi
tahun
Fase gerak belum sempurna adanya
3 Lahir sampai 1 (satu) tahun
hambatan refleks
4 1 tahun sampai 2 tahun Fase prakontrol
5 2 tahun sampai 3 tahun Fase gerakan dasar tahap awal (Initial)
6 4 tahun sampai 5 tahun Tahap gerak sederhana (Elementary)
7 6 tahun sampai 7 tahun Tahap kematangan (mature)
8 7 tahun sampai 10 tahun Fase gerak khusus tahap peralihan
9 11 tahun sampai 12 tahun Tahap penerapan
Tahap pemantapan/pemanfaatan dalam
10 14 tahun ke atas
kehidupan sehari-hari.

Secara umum ahli ahli dalam psikologi perkembangan memberikan


Program PGDK Kemdikbud 2019
periode perkembangan manusia dari terbentuknya janin hingga usia lanjut.

77
Pada dasarnya perkembangan mencakup dua unsur yaitu kematangan dan
pertumbuhan. Perkembangan merupakan istilah umum yang merujuk pada kemajuan
dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. Pertumbuhan merupakan aspek
struktural dari perkembangan. Sedangkan kematangan berkaitan dengan perubahan
fungsi pada perkembangan manusia. Perkembangan motorik secara konsep diartikan
sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan
psikomotorik lebih khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia
yang mencakup gerak manusia. Jadi motorik memiliki ruang lingkup yang lebih luas
dari pada psikomotorik. Perkembangan merupakan istilah umum yang mengacu pada
kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. Pertumbuhan adalah
aspek struktural dari perkembangan. Sedangkan kematangan berkaitan dengan
perubahan fungsi pada perkembangan. Dengan demikian, perkembangan meliputi
semua aspek dari perilaku manusia, dan hasilnya dipisahkan kedalam periode usia.
Dukungan pertumbuhan terhadap perkembangan sepanjang hidup merupakan
sesuatu yang berarti. Perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku
gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya.
Perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai
dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek
perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi satu sama lain.
Perkembangan motorik dapat didefiniskan sebagai perubahan dalam perilaku gerak
yang merefleksikan interaksi dari kematangan organisme dan lingkungannya.
Perkembangan motorik lebih memperhatikan pada gerak yang dihasilkan (movement
product). Perkembangan motorik juga lebih menekankan pada proses gerak
(movement process). Beberapa pakar berpendapat bahwa perkembangan motorik
juga dapat didefinisikan sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari
mulai masa bayi sampai masa dewasa serta melibatkan berbagai aspek perilaku
manusia.
Motorik kasar merupakan gerakan otot – otot besar. Yakni gerakan gerakan yang
dihasilkan otot – otot besar seperti otot tungkai dan lengan yang biasannya dilakukan
melalui gerakan menendang, menjejak, meraih, dan melempar. Berikut ini adalah
gerakan motorik kasar pada usia – usia tertentu. (1) Usia 6 – 12 bulan : Duduk tanpa
dibantu, merangkak, bangkit dan berdiri tanpa bantuan, berjalan dengan
dibantu/dibimbing, meniru menggelindingkan bola. (2) Usia 13 – 24 bulan / 2 tahun:
Berjalan sendiri, berjalan mundur, menarik dan mendorong alat permainan, duduk
sendiri, naik dan turun tangga dengan pertolongan, bergoyang-goyang mengikuti
irama musik. (3) Usia 25 – 36 bulan / 3 tahun : Lari tanpa jatuh, lompat ditempat
dengan kedua kaki jatuh bersamaan, berdiri dengan satu kaki, berjingkat diatas jari-
jari kaki, menendang bola. (4) Usia 36 – 48 bulan / 4 tahun : Lari menghindari
hambatan/rintangan, berjalan diatas garis, meloncat dengan satu kaki, dapat berdiri
dengan satu kaki dan berdiri dengan ujung jari kaki, mendorong, menarik,
mengemudikan permainan beroda tiga, mengendarai sepeda roda tiga, melempar
bola diatas kepala, menangkap bola yang dilemparkan kepadannya. (5) Usia 49 – 60
bulan / 5 tahun : Berjalan mundur dengan tumit berjingkat/jinjit, lompat kedepan
sepuluh kali tanpa terjatuh, naik turun tangga dengan kaki berganti-ganti (kanan-kiri).
Soal 26A
Tahapan perkembangan berjalan anak dari usia 0-5 tahun adalah sebagai berikut:
A. Berjingkat, berjalan merambat, berjalan mundur, berlari
B. Berjalan dituntun, berjalan cepat, berlari

Program PGDK Kemdikbud 2019

78
C. Berjalan berpegangan, berjalan mundur, berjalan jinjit, meniti
D. Merangkak, berjalan mengikuti gerakan binatang, melompat, berlari
E. Berlari, berdiri, merangkak
Jawaban: C
Pembahasan
Motorik kasar merupakan gerakan otot – otot besar. Yakni gerakan gerakan yang
dihasilkan otot – otot besar seperti otot tungkai dan lengan yang biasannya dilakukan
melalui gerakan menendang, menjejak, meraih, dan melempar. Berikut ini adalah
gerakan motorik kasar pada usia – usia tertentu. (1) Usia 6 – 12 bulan : Duduk tanpa
dibantu, merangkak, bangkit dan berdiri tanpa bantuan, berjalan dengan
dibantu/dibimbing, meniru menggelindingkan bola. (2) Usia 13 – 24 bulan / 2 tahun:
Berjalan sendiri, berjalan mundur, menarik dan mendorong alat permainan, duduk
sendiri, naik dan turun tangga dengan pertolongan, bergoyang-goyang mengikuti
irama musik. (3) Usia 25 – 36 bulan / 3 tahun : Lari tanpa jatuh, lompat ditempat
dengan kedua kaki jatuh bersamaan, berdiri dengan satu kaki, berjingkat diatas jari-
jari kaki, menendang bola. (4) Usia 36 – 48 bulan / 4 tahun : Lari menghindari
hambatan/rintangan, berjalan diatas garis, meloncat dengan satu kaki, dapat berdiri
dengan satu kaki dan berdiri dengan ujung jari kaki, mendorong, menarik,
mengemudikan permainan beroda tiga, mengendarai sepeda roda tiga, melempar
bola diatas kepala, menangkap bola yang dilemparkan kepadannya. (5) Usia 49 – 60
bulan / 5 tahun : Berjalan mundur dengan tumit berjingkat/jinjit, lompat kedepan
sepuluh kali tanpa terjatuh, naik turun tangga dengan kaki berganti-ganti (kanan-kiri).

Soal 26B
Proses pembelajaran yang dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistematis
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan adalah konsep tentang
A. Latihan
B. Belajar
C. Motorik
D. Belajar gerak
E. Belajar berlatih
Jawaban: D
Pembahasan
Belajar gerak secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang
dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistemis untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Dalam proses pembelajaran materi
pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak, baik yang dikemas
dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan.

Soal 26C
Fase dimana pembelajar melakukan gerakan trial and error terjadi pada tahap
A. Kognitif
B. Asososiasi
C. Otonom
D. Implementasi
E. Latihan
Jawaban: A

Program PGDK Kemdikbud 2019

79
Pembahasan
Fase ini merupakan tahap awal dari proses gerak, dimana pebelajar berusaha
mengetahui dan memahami serta mencoba atas apa yang dipelajarinya.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan perbedaan gerak non-lokomotor, lokomotor dan manipulatif
dalam implementasi terhadap aktivitas penjas dan olahraga
Uraian Materi:

Gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang apabila dikuasai oleh siswa
sekolah dasar, akan menjadi landasan yang kukuh untuk dapat mengembangkan
gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu
lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Bentuk gerak lokomotor diantaranya
berjalan, berlari, melompat dan meloncat. Gerak non lokomotor adalah aktivitas yang
menggerakkan anggota tubuh pada porosnya dan pelaku tidak berpindah tempat.
Bentuk gerak non lokomotor diantaranya: menghindar, meregangkan otot, memutar
dan berputar, mengayunkan kaki, bergantung, menarik dan mendorong. Gerak
manipulatif adalah keterampilan motorik yang memerlukan koordinasi mata dengan
anggota tubuh yang lain untuk mensiasati tempat atau objek untuk bergerak. Dengan
demikian bahwa bentuk gerak manipulatif diantaranya menggelindingkan bola,
melempar, menangkap. Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan
berpindahnya individu dari satu empat ke tempat yang lain. Sebagian besar
keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu,
namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang
matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur,
dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak
dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi
gerak kasar (gross skill) dan melibatkan fungsi gerak dari otot besar utama.
Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas (stability skill),
didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang
memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga
sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan berbelok-belok,
menekuk, mengayun, bergoyang. Kemampuan melaksanakan keterampilan ini paralel
dengan penguasaan keterampilan lokomotor. Keterampilan manipulatif didefinisikan
sebagai keterampilan yang melibatkan pengendalian atau kontrol terhadap objek
tertentu, terutama dengan menggunakan tangan atau kaki. Ada dua klasifikasi
keterampilan manipulatif, yaitu (1) keterampilan reseptif (receptive skill); dan (2)
keterampilan propulsif (propulsive skill). Keterampilan reseptif melibatkan gerakan
menerima objek, misalnya menangkap, menjerat, sedangkan keterampilan propulsif
bercirikan dengan suatu kegiatan yang membutuhkan gaya atau tenaga pada objek
tertentu, misalnya melempar, memukul, menendang. Walaupun sebagian besar
keterampilan manipulatif menggunakan tangan dan kaki, tetapi bagian-bagian tubuh
yang lain juga dapat digunakan. Manipulasi terhadap objek tertentu mengarah pada
koordinasi mata- tangan dan mata-kaki yang lebih baik, terutama penting untuk
gerakan- gerakan yang mengikuti jalan atau alur (tracking) pada tempat terentu.

Program PGDK Kemdikbud 2019

80
Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan
permainan (game skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti melempar,
memukul, dan menendang dan gerakan menerima objek, seperti menangkap
merupakan keterampilan yang penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan
berbagai jenis bola. Gerakan melambungkan atau mengarahkan objek yang
melayang, seperti bola voli merupakan bentuk keterampilan manipulatif lain yang
sangat penting. Kontrol terhadap suatu objek yang dilakukan secara terus menerus,
seperti menggunakan tongkat atau simpai juga merupakan aktivitas manipulatif.
Penggabungan gerak stabilitas, gerak lokomotor dan gerak manipulatif selanjutnya
akan menjadi keterampilan gerak. Keterampilan gerakan merupakan lanjutan dari
proses gerak dasar untuk penguasaan gerakan tertentu yang lebih efektif.
Keterampilan gerak merupakan dasar bagi penguasaan keterampilan dasar
kecabangan olahraga.
Soal 27A
Menggiring bola dengan kaki termasuk gerak:
A. Manipulatif
B. Non-lokomotor
C. Sepakbola
D. Lokomotor
E. Otomatisasi
Jawaban: A
Pembahasan
Gerak lokomotor adalah gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat,
contohnya jalan, lari, lompat, dan mengguling. Sebaliknya, gerak non-lokomotor
adalah gerak tubuh yang meminimalkan atau tanpa ada perpindahan tempat. Contoh
gerak non-lokomotor adalah meliukkan badan, mengayunkan tangan, membungkuk.
Gerak manipulatif adalah gerakan atas suatu obyek. Contohnya, menangkap bola,
memukul benda, menggiring bola, memvoli.

Soal 27B
Berenang adalah contoh dari gerak
A. Lokomotor
B. Non locomotor
C. Manipulatif
D. Fundamental
E. Literasi pendidikan jasmani
Jawaban: C
Pembahasan
Gerak manipulatif adalah keterampilan motorik yang memerlukan koordinasi mata
dengan anggota tubuh yang lain untuk mensiasati tempat atau objek untuk bergerak.

Soal 27C
Gerakan overarm throw mendasari gerak spesifik cabang olahraga?
A. Bela diri
B. Panahan
C. Mendaki
D. Lempar lembing

Program PGDK Kemdikbud 2019

81
E. Menembak
Jawaban: D
Pembahasan

Overarm throw adalah gerak manipulatif

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan aspek kognitif, emosi dan fisik dalam pengaruh gerak yang
terampil
Uraian materi:
Konsep belajar pada umumnya dan belajar motorik sebagai akibat perilaku motorik
pada khususnya, telah dirumuskan dalam berbagai definisi para ahli. Belajar dapat
diartikan semacam seperangkat peristiwa, kejadian atau perubahan yang terjadi.
Apabila seseorang berlatih memungkinkan ia menjadi semakin terampil dalam
melaksanakan suatu kegiatan.
Belajar adalah hasil langsung dari praktik atau pengalaman. Belajar tidak dapat diukur
secara langsung, karena proses yang mengantarkan pencapaian perubahan perilaku
berlangsung secara internal atau dalam diri, manusia tidak bisa diamati secara
langsung, terkecuali ditafsirkan berdasarkan perilaku itu sendiri. Belajar dipandang
sebagai proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan.
Perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan suasana emosi, motivasi,
atau keadaaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar. Disimpulkan pengertian
belajar adalah seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman
yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil. Meskipun
tekanan belajar gerak ialah penguasaan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain,
seperti peranan domain kognitif diabaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Meinel
(1976) yang dikutip oleh Rusli (1988:102) menyatakan sebagai berikut: belajar itu
sendiri dari tahap penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak, atau
keterampilan teknik olahraga. Integrasi keterampilan di dalam perkembangan total
dari kepribadian seseorang. Karena itu penguasaan keterampilan baru diperoleh
melalui penerimaan dan pemilikian pengetahuan, perkembangan koordinasi dan
kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang.

Program PGDK Kemdikbud 2019

82
Sebagian orang awam berpendapat bahwa bagi seseorang yang menganggap proses
belajar sebagai suatu kejadian yang berlangsung dengan sendirinya. Ia akan
menganggap belajar merupakan suatu gejala yang sederhana. Lalu pengalaman
adalah guru yang terbaik, dan meniru adalah cara terbaik untuk seseorang yang mau
belajar, karena dia menganggap dalam banyak hal teori itu tidak praktis dan hanya
cocok untuk ilmuwan saja.
Konsep belajar pada umumnya, dan belajar gerak sebagai belajar perilaku motorik
pada khususnya, telah dirumuskan dalam berbagai definisi oleh para ahli. Dalam
proses pembelajaran anak melakukan berbagai tugas-tugas gerak sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga dalam proses perkembangan
pendidikan jasmani memiliki muatan belajar gerak yang diarahkan pada pencapaian
tujuan fisik dan perkembangan motorik.
Belajar gerak secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang
dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistemis untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Dalam proses pembelajaran materi
pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak, baik yang dikemas
dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan.
Menurut Schmidt (1982), belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian
dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen
dalam perilaku terampil. Meskipun tekanan belajar motorik ialah penguasaan
keterampilan tidaklah berarti aspek domain kognitif diabaikan. Ditambahkan menurut
Meinel (1976), belajar gerak itu terdiri dari penguasaaan, penghalusan, dan
penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga.
Terdapat analisis karakteristik belajar motorik yang dipaparkan oleh Schmidt (1982),
yang dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Belajar sebagai proses; dalam psikologi kognitif dijelaskan, sebuah proses adalah
seperangkat kejadian atau peristiwa yang berlangsung bersama, menghasilkan
beberapa perilaku tertentu. Sama halnya dengan belajar keterampilan motorik,
di dalamnya terlibat suatu proses yang menyumbang kepada perubahan dalam
perilaku motorik sebagai hasil dari berlatih, karena itu fokus belajar motorik ialah
perubahan yang terjadi pada organisme yang memungkinkannya untuk
melakukan sesuatu yang berbeda dengan sebelum berlatih.
2. Belajar gerak adalah hasil langsung dari latihan; perilaku motorik berupa
keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Hal ini
dipertegas dengan perubahan yang terjadi seperti faktor kematangan dan
pertumbuhan. Faktor-faktor yang meyebabkan perubahan perilaku, meskipun
dapat disimpulkan perubahan itu karena belajar. Sama halnya dengan persoalan
tersebut, peningkatan kemampuan fisik dapat menyebabkan peningkatan
keterampilan seseorang dalam satu cabang olahraga, sehingga dapat dibuat
kesimpulan yang salah bahwa perubahan itu karena belajar.
3. Belajar gerak tidak teramati secara langsung; proses yang terjadi di balik
perubahan keterampilan itu mungkin sekali amat kompleks dalam sistem
persyaratan, seperti bagaimana informasi sensoris diproses, diorganisasi, dan

Program PGDK Kemdikbud 2019

83
kemudian diolah langsung dan arena itu, hanya dapat ditafsirkan eksistensinya
dari perubahan yang terjadi dalam keterampilan atau perilaku motorik.
4. Belajar gerak menghasilkan kapasitas untuk bereaksi (kebiasaan); pembahasan
belajar motorik juga dapat ditinjau dari munculnya kapasbilitas untuk melakukan
suatu tugas dengan terampil. Keterampilan tersebut dapat dipahami sebagai
suatu perubahan dalam sistem pusat syaraf. Tujuan dari latihan adalah untuk
memperkuat atau memantapkan jumlah perubahan yang terdapat pada kondisi
internal. Kondisi internal ini sering disebut dalam istilah kebiasaan.
5. Belajar gerak relatif permanen; ciri lain dari belajar motorik adalah relatif
permanen. Hasil belajar itu relatif bertahan hingga waktu relatif lama. Manakala
seseorang belajar dan berlatih, maka ia tidak pernah sama dengan keadaan
sebelumnya. Dan belajar menghasilkan perubahan relatif permanen.
Persoalannya adalah seberapa lama keterampilan itu melekat? Memang sukar
untuk menjawab, berapa lama hasil belajar itu akan melekat. Meskipun sukar
ditetapkan secara kuantitatif, apakah selama 1 bulan, atau 2-5 hari, untuk
kebutuhan analisis dapat menegaskan, belajar akan menghasilkan beberapa efek
yang melekat.
6. Belajar gerak bisa menimbulkan efek negatif; kesan umum yang diperoleh bahwa
belajar menimbulkan efek positif yaitu penyempurnaan keterampilan, atau
penampilan gerak seseorang. Namun demikian, anggapan ini mengandung
persoalan, karena apa yang disebut kemajuan atau penyempurnaan tidak
terlepas dari persepsi si pengamat. Perubahan perilaku pada seseorang bisa jadi
dianggap sebagai peningkatan bagi seorang pengamat, dan sebagai suatu
kemunduran bagi yang lain. Misalnya saat latihan atau belajar salto ke belakang
terjadi kurang tinggi dan putarannya terlampau banyak sehingga terjatuh
terlentang akibatnya trauma. Kesan buruk masa lampau, kegagalan dalam suatu
kegiatan, atau ketidakberhasilan melakukan satu jenis keterampilan dengan
sempurna justru bukan berakibat negatif, tapi mendorong ke arah perubahan
yang positif.
Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seorang harus melalui beberapa
tahapan belajar gerak, sebagai berikut:
1. Cognitive stage, merupakan tahap di mana anak didik sedang mendapatkan
informasi tentang bentuk keterampilan gerak yang harus dilakukan. Melalui informasi
inilah perencanaan bentuk gerak dibentuk dalam sistem memori. Oleh karena itu,
tahap kognisi oleh sebagian ahli berpendapat sebagai tahap perencanaan. Bentuk
keterampilan gerak akan segera dapat terbentuk dengan baik dalam memori
seseorang apabila proses penyajian informasi dilakukan dengan benar dan sederhana.
Prinsipnya makin sederhana bentuk keterampilan gerak yang dapat disajikan dengan
jelas akan makin cepat pula terbentuk pola gerak yang dilakukan.
2. Associative stage, merupakan tahap di mana seseorang sedang merealisasikan pola
gerak yang telah terbentuk dalam sistem memorinya. Pada awalnya realisasi gerak
yang dikerjakan dilakukan dengan koordinasi gerak yang rendah. Oleh karena
pelaksanaan keterampilan yang dilakukan masih tampak kaku. Pada tahap ini perlu

Program PGDK Kemdikbud 2019

84
memberikan perhatian yang profesional terhadap frekuensi pengulangan, intensitas
dan tempo pengulangan.
Frekuensi pengulangan merujuk pada berapa kali seorang melakukan pengulangan
gerak, baik yang dihubungkan dengan satuan berapa kali gerak dilakukan dalam
satuan waktu tertentu, maupun yang berhubungan dengan jumlah pengulangan
belajar yang dilakukan dalam satu minggu. Pengulangan ini dapat memperkuat
hubungan antara reseptor dan efektor yang secara langsung dapat meningkatkan
kualitas pola gerak yang terbentuk dalam memori.
3. Autonomous stage, merupakan tahap akhir dari rangkaian proses belajar gerak.
Gerakan otomatis merupakan hasil dari latihan yang dilakukan dengan efektif.
Gerakan otomatisasi dapat terjadi karena telah terjadinya hubungan yang permanen
antar reseptor dengan efektor. Gerakan otomatisasi dalam mekanismenya tidak lagi
dikoordinasikan oleh sistem syaraf pusat melainkan pada alur singkat pada sistem
syaraf otonom.
Soal 28A
Guru dapat membantu perkembangan motorik anak secara emosional dengan cara:
A. Memodifikasi sarana dan prasarana
B. Memotivasi anak untuk bergerak
C. Mengkritik kesalahan gerak
D. Memberikan latihan drill
E. Membiarkan anak bermain
Jawaban: B
Pembahasan
Perkembangan motorik anak ditentukan oleh banyak faktor. Misalnya, gizi, lingkungan
sosial maupun alam, dan dukungan emosional. Dukungan emosional dari orang
dewasa di sekitar anak (orangtua, guru, atlet role model) akan memberikan motivasi
Anak untuk mencoba tugas gerak baru dan mengulangnya sampai tingkat mahir.

Soal 28B
Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seseorang harus melalui tahapan-
tahapan tertentu. Pada fase manakah belajar gerak ini membutuhkan waktu yang
lebih lama
A. Asosiatif
B. Kognitif
C. Otomatis
D. Manipulatif
E. Fundamental
Jawaban: A
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

85
Secara berurutanB. tahapan gerak
Per kembangan dimulai
Ger ak dari fase kognisi dan diakhir dengan fase
dan Kognitif
otomatisasi. Fase asosiatif menempati ruang terbesar dan terpanjang, dimana di
dalamnya banyak terjadi latihan-latihan.
Perkembangan gerak menurut para ahli dibangi sesuai dengan peride atau fase
mulai dari lahir sampai usia lanjut. Gallahue (1997) memberikan ada 10 fase

Soal 28C sesuai usia manusia adalah sebagai berikut:


Menurut Gallahue, tahap perkembangan gerak pada usia 4 hingga 5 tahun adalah
a. Per iode, Fase dan Tahap Per kembangan Motor ik menur ut Gallahue.
A. Fase penerapan
Fase perkembnagan gerak menurut gallahue yang di kelompokkan dalam
B. Tahap gerak sederhana
usia dan tugas perkembangan gerak yang terjadi pda masa tersbut adalah seperti
C. Fase Prakontrol
D. Fasetablegerak
barikut khusus tahap peralihan
E. Fase penerimaan informasi
Jawaban: B Table 2.1. Tahap perkembangan maotorik Gallahue
Pembahasan
N0 Usia Tahap Per kembangan
Fase gerak fundamental penguraian
1 Janin sampai 4 (empat) bulan
informasi
4 (empat) Bulan sampai 1 (satu)
2 Fase penerimaan informasi
tahun
Fase gerak belum sempurna adanya
3 Lahir sampai 1 (satu) tahun
hambatan refleks
4 1 tahun sampai 2 tahun Fase prakontrol
5 2 tahun sampai 3 tahun Fase gerakan dasar tahap awal (Initial)
6 4 tahun sampai 5 tahun Tahap gerak sederhana (Elementary)
7 6 tahun sampai 7 tahun Tahap kematangan (mature)
8 7 tahun sampai 10 tahun Fase gerak khusus tahap peralihan
9 11 tahun sampai 12 tahun Tahap penerapan
Tahap pemantapan/pemanfaatan dalam
10 14 tahun ke atas
kehidupan sehari-hari.

Secara umum ahli ahli dalam psikologi perkembangan memberikan


periode perkembangan manusia dari terbentuknya janin hingga usia lanjut.
Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan fase-fase belajar gerak

Uraian materi:

Tingkat kognitif ditandai oleh usaha terutama pelaku untuk ketrampilan baru, yang
paling lambat dan tidak tetap. Dibutuhkan perhatian kognitif yang cukup untuk
menampilkan ketrampilan itu. Tatkala seseorang baru memulai mempelajari sesuatu
tugas; katakanlah keterampilan motorik, maka yang menjadi pertanyaan baginya
ialah, bagaimana cara melakukan tugas itu. Dia membutuhkan informant mengenai
cara melaksanakan tugas gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas
gerak itu diawali dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian,
termasuk bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada
tahap kognitif ini, sering juga terjadi kejutan berupa peningkatan yang besar

Program PGDK Kemdikbud 2019

86
dibandingkan dengan kemajuan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tahap itu juga,
bukan mustahil siswa yang bersangkutan mencoba-coba dan kemudian sering juga
salah dalam melaksanakan tugas gerakan. Gerakannya memang masih nampak kaku,
kurang terkoordinasi, kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten. Contoh:
Seorang pemula dalam bulutangkis mampu melakukan pukulan service yang "halus"
(yakni cock melayang rendah di alas faring dan masuk ke petak service), namun
keterampilan tersebut hanya sekali-kali dapat dilakukannya. Pelaku masih mencari-
cari hubungan antara cara melaksanakan dan hasil yang dicapai.
Karena itu, masih belum terbentuk satu pola gerak yang konsisten. Siswa yang
bersangkutan dihadapkan dengan tugas yakni apa yang harus dilakukan, sehingga
tahap pertama ini oleh Adams disebut tahap verbal-motor.
Tahap Asosiatif ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas
gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan.
Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi
secara bertahap, dan lambat laun gerakan semakin konsisten. Kemampuan
melakukan gerakan dengan obyek/kejadian dari luar dan juga memperbaiki
kekurangan seperti perhatian tentang melakukan gerakan diri sendiri, membiarkan
siswa untuk mulai melakukan hal-hal yang baru. Hal ini juga menguntungkan dalam
kemampuan untuk beradaptasi ke dalam gerakan yang disesuaikan pada berbagai
kondisi lingkungan. Contoh: Jika seorang pemula belajar menembakkan bola ke dalam
ring dalam permainan bola basket hanya hampu memasukkan 2-3 tembakan dari 10
kesempatan, maka memasuki tahap asosiatif ini, dia makin paham tentang misalnya
berapa kira-kira tenaga yang harus dikerahkan, atau bagaimana peranan dari
pergelangan kaki dan jari-jari untuk mengendalikan bola. Gerakannya tidak lagi
untung-untungan, tapi makin konsisten. Artinya, gerakannya makin terpola, dan dia
semakin menyadari kaitan antara gerak dan hasil yang dicapai. Pada tahap ini, seperti
dikemukakan beberapa penulis (misalnya, Adams, l971: Fitts. 1964), tahap verbal
semakin ditinggalkan dan si pelaku memusatkan perhatiannya pada aspek bagaimana
melakukan pola gerak yang baik, ketimbang mencari-cari pola mana yang akan
dihasilkan. Dalam eksperimen belajar motorik, tahap itu oleh Adams disebut motor
stage (tahap motorik).
Dalam tahap otomatisasi siswa memerlukan latihan dengan waktu yang lama.
Sebenarnya tahap akhir ini tidak semua siswa akan mencapainya. Di dalam tahap
otomatisasi, penampilan mencapai tingkat kecakapan yang paling tinggi dan telah
menjadi otomatisasi . Perhatian siswa selama tahap ini direlokasikan kepada
pengambilan keputusan yang strategis. Sebagai tambahan, tugas-tugas ganda dapat
dilaksanakan secara serempak. Akhirnya, siswa-siswa di dalam tahap ini bersifat
konsisten, merasa yakin/ percaya diri, membuat sedikit; kesalahan dan secara umum
dapat mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang mereka lakukan. Contoh: Seorang
pemain bola basket yang telah mahir, mampu menembakkan bola secara efektif ke
ring meskipun dalam keadaan posisi yang sulit, misalnya karena dia dijaga ketat oleh
lawan. Yang menarik bagi kita ialah dalam melaksanakan tugas itu si pelaku tak
seberapa banyak menumpahkan perhatiannya kepada tugas yang sedang
dikerjakannya. Selama kegiatan ini hanya sedikit perhatian kognitif yang dibutuhkan
agar pelaku dapat memusatkan perhatian pada faktor lingkungan yang
mempengaruhi strategi dan penampilan.
Soal 29A
1. Urutan fase-fase belajar Gerak adalah:

Program PGDK Kemdikbud 2019

87
A. Asosiatif, otomatisasi, kognitif
B. Otomatisasi, asosiatif, kognitif
C. Kognitif, asosiatif, otomatisasi
D. Kognitif, otomatisasi, asosiatif
E. Asosiatif, kognitif, otomatisasi
Jawaban: C
Pembahasan
Menurut Fitts dan Posners ada tiga tahapan dalam belajar gerak yaitu, pertama tahap
kognitif, ada tahap kognitif, anak berusaha memahami keterampilan motorik serta apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahap ini,dengan
kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk
mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masa yang lalu. Kedua, tahap
asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba- coba kemudian meralat ( trial and
error ) olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan
kesalahan kembali di masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari
tahapan sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi bagaimana
melakukannya. Ketiga, tahap otomatis. Pada tahap autonomous, gerakan yang
ditampilkan anak merupakan respons yang lebih efesien dengan sedikit kesalahan.
Anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.

Soal 29B
Gerakan yang di dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai baisis
utama gerakan adalah pengertian dari
A. Keterampilan gerak halus
B. Keterampilan gerak agal
C. Keterampilan gerak kasar
D. Keterampilan gerak
E. Keterampilan dasar
Jawaban: A
Pembahasan
Keterampilan gerak halus (fine motor skills) melibatkan otot-otot halus sebagaimana
terjadi pada keterampilan gerak menarik senapan dan pelepasan anak panah dalam
memanah

Soal 29C
Keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak
berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri seperti dalam
gerakan mengguling pada senam lantai adalah bentuk keterampilan
A. Fundamental
B. Keterampilan tertutup
C. Keterampilan gerak sederhana
D. Keterampilan terbuka
E. Keterampilan gerak kontinyu
Jawaban: B
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

88
6

Keterampilan gerak tertutup (closed skill) adalah keterampilan gerak yang berkaitan
dengan lingkungannya, dimana keterampilan yang dilakukan dalam lingkungan yang
relatif
Tabel stabil dan dapat
1 Dimensi diduga, semisal:
Keterampilan Terbukabowling, golf, panahan, senam, dan renang
dan Tertutup
Keterampilan tertutup Keterampilan terbuka
Lingkungan dapat diduga Lingkungan setengah Lingkungan tidak dapat
dapat diduga diduga
Senam Berjalan di tali yang Bermain sepakbola
Panahan direntang Gulat
Mengetik Menyetir kendaraan Mengejar kelinci
Bermain catur

Keterampilan Discrete, aberkelanjutan (Continuous) dan Serial

Tujuan Pembelajaran
Keterampilan dengan melihat jelas tidaknya titik awal dan titik akhir dari gerakan
Mampu mengimplemen-tasikan fase-fase belajar gerak dalam aktivitas penjas dan
yang dimaksud.
olahraga
Keterampilan discrete diartikan sebagai keterampilan yang dapat ditentukan
Uraian materi:
dengan mudah awal dan akhir dari gerakannya , yang lebih sering berlangsung
Tahap Asosiatif ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas
dalam
gerak, waktu
dan singkat
dia mulai , misalnya
mampu melempar,
menyesuaikan diri menendang bola. Dianggap
dengan keterampilan penting
yang dilakukan.
Akan
dalamnampak penampilan
olahraga yang terkoordinasi
karena menentukan dengan
pencapaian perkembangan
tujuan yang terjadi
dalam olahraga yang
secara bertahap, dan lambat laun gerakan semakin konsisten. Kemampuan
melakukan
bersangkutan.gerakan dengan obyek/kejadian dari luar dan juga memperbaiki
kekurangan seperti
Keterampilan perhatian tentang melakukan
berkelanjutan gerakan diri
(continuous sendiri,
skills) membiarkan
adalah yang
siswa untuk mulai melakukan hal-hal yang baru. Hal ini juga menguntungkan dalam
kemampuan
pelaksanaannyauntuktidak
beradaptasi ke dalamsecara
memperlihatkan gerakanjelasyang
manadisesuaikan
awal dan khir pada berbagai
dari suatu
kondisi lingkungan. Contoh: Jika seorang pemula belajar menembakkan bola ke dalam
keterampilan. Pelakulah yang menentukan titik awal dan akhir dari keterampilan
ring dalam permainan bola basket hanya hampu memasukkan 2-3 tembakan dari 10
kesempatan,
ini. Contohnyamaka memasuki
adalah tahap
berenang, asosiatif
berlari, ini, dia sepeda.
mengayuh makin paham tentang misalnya
berapa kira-kira tenaga yang harus dikerahkan, atau bagaimana peranan dari
pergelangan Keterampilan serial adalah
kaki dan jari-jari keterampilan yang
untuk mengendalikan sering
bola. dianggaptidak
Gerakannya sebagai
lagi
untung-untungan,
suatu kelompoktapiketerampilan
makin konsisten. Artinya,yang
discrete, gerakannya
digabung makin terpola,
untuk dan dia
membuat
semakin menyadari kaitan antara gerak dan hasil yang dicapai. Pada tahap ini, seperti
dikemukakan
keterampilanbeberapa
baru ataupenulis (misalnya,
keterampilan yangAdams,
lebih l971: Fitts. 1964),keterampilan
kompleks.Urutan tahap verbal
semakin ditinggalkan
yang digabung dan si pelaku
merupakan halmemusatkan
yang penting perhatiannya pada aspekmelakukan
dalam berhasilnya bagaimana
melakukan pola gerak yang baik, ketimbang mencari-cari pola mana yang akan
dihasilkan. Dalam
keterampilan ini.eksperimen belajar motorik,
Contohnya memindahkan gigitahap
(gear)itusaat
oleh Adams disebut
mengendarai motor
mobil.
stage (tahap motorik).
Tabel 1.2 Keterampilan Discrete – Serial – Continuous
Soal 30A
Menyampaikan
Keterampilanmateri servis bawah
Discrete dalam bola
Keterampilan Serialvoli dengan cara mengulang-ulang
Keterampilan
gerakannya akan lebih cocok untuk siswa yang masih dalam tahap belajar gerak:
Continuous
A. Asosiatif
Jelas awal dan akhir Gabungan keterampilan Tidak jelas awal dan
B. Afektif discrete akhir
C. Psikomotor
Melempar anak panak Memaku Menyetir mobil
D. Otomatisasi
Menangkap bola Pemasangan garis tugas Berenang
E. Motorik
Menembak senapan Latihan senam Tugas mengikuti jejak
angin
Program PGDK Kemdikbud 2019

89
Jawaban: A
Pembahasan
Jawaban A, pada tahap ini dengan pemahaman sudah dicoba diasosiasikan dan
diimplementasikan sesuai dengan kemampuannya dan masih banyak mengalami
masalah, kata kuncinya adalah penerapan akan apa yang dipahami. Jawaban B adalah
tahap pertama dimana konsep-konsep dipahami. Jawaban C, psikomotor merupakan
gerak. Sedangkan Jawaban D, merupakan tahapan terakhir dari belajar gerak, dimana
gerakan sudah otomatos, karena pengulangan. Motorik adalah istilah yang
menggambarkan perilaku gerak manusia.

Soal 30B
Agar anak sampai pada tahap otonom diperlukan upaya yang dengan memperbanyak
frekuensi pengulangan-pengulangan gerak. Latihan ini terjadi pada fase
A. Usia dini
B. Verbal-kognitif
C. Prakontrol
D. Asosiatif
E. Gerakan dasar tahap awal
Jawaban: D
Pembahasan

Secara berurutan tahapan gerak dimulai dari fase kognisi dan diakhir dengan fase
otomatisasi. Fase asosiatif menempati ruang terbesar dan terpanjang, dimana di
dalamnya banyak terjadi latihan-latihan. Di tahap ini dilakukan praktek gerak secara
berulang-ulang menuju otomatisasi gerak. Tahapan ini juga penting, karena jika
dilakukan dengan gerak yang tidak tepat maka gerak tersebut akan sangat sulit untuk
dirubah ketika sudah dalam gerak otonom

Soal 30C
Bagaimanakah perbedaan antara dimensi keterampilan gerak dan keterampilan
kognitif
A. Pada keterampilan gerak pengambilan keputusan minimal sedang pada
keteramplan kognitif pengambilan keputusan maksimal
B. Pada keterampilan gerak pengambilan keputusan maksimal sedang pada
keterampiilan kognitif pengambilan keputusan minimal
C. Pada keterampilan gerak kontrol gerak minimal sedang pada keterampilan
kognitif kontrol gerak maksimal
D. Pada keterampilan gerak contohnya adalah bermain catur sedang pada
keteramplian kognitif contohnya lompat tinggi
E. Pada keterampilan gerak dan keterampilan kognitif pengambilan
keputusannya minimal

Program PGDK Kemdikbud 2019

90
Pendeknya, keterampilan kognitif terutama berkaitan dengan
pemilihan apa yang harus dilakukan, sedangkan keterampilan gerak
terutama berkaitan dengan bagaimana melakukannya.

Jawaban: A
Tabel 1.3 Dimensi Keterampilan Gerak dan Keterampilan Kognitif
Pembahasan
Keterampilan Gerak Keterampilan Kognitif
Pengambilan keputusan Beberapa pengambilan Pengambilan keputusan
minimal keputusan maksimal
Kontrol gerak maksimal Beberapa kontrol gerak Kontrol gerak minimal
Lompat tinggi Sepakbola Main catur
Pitching Balap mobil Memasak makanan
Angkat berat Selancar melatih olahraga
Dimensi keterampilan gerak dan keterampilan kognitif
HIGHLIGHT
Franklin M. Henry, Bapak Peneliti Motor Behavior
Pada perang dunia II dan selama tahun 1950-an sampai 1960-an adalah masa
dukungan pada eksperimen psikologis untuk keterampilan gerak halus secara
Tujuan Pembelajaran
Mampu
relatif menjelaskan pengertian
dan sedikit dukungan pemanduan
penerapan bakat dalam
keterampilan olahraga
gerak kasar bagi penampilan
olahraga. Pada saat itu pula, Franklin M. Henry melaksanakan percobaan
Uraian Materi:
psikologis yang memulai penelitian penting secara langsung pada keterampilan
Untuk menjadi
bergerak. Diaatlet berprestasiketerampilan
mempelajari diperlukan kerja keras
gerak dan waktu
kasar, berlatihmelibatkan
yang sering yang lama.
Jika seseorang pada hakekatnya tidak memiliki bakat, makan usahanya selama dan
sebesar itu tidaktubuh.
keseluruhan akan optimal. Oleh sebab itu,
Disimpulkannya pemanduan
beberapa bakatpenelitian,
masalah di usia dini menjadi
seperti
sangat penting. Di sinilah peran guru pendidikan jasmani dalam mengenali dan
memilih atalet yang memiliki kemampuan. Tujuan pemanduan bakat adalah untuk
memperkirakan seberapa besar bakat seseorang untuk berpeluang berprestasi tinggi
di kemudian hari. Seleksi bakat dapat juga diartikan sebagai upaya penjarungan atlet-
atlet muda yang sedang berpartisipasi dalam olahraga tertentu dengan menggunakan
tes-tes kemampuan fisik, fisiologis, dan psikologis dalam upaya melakukan identifikasi
terhadap atlet yang mempunyai kemungkinan paling berhasil dalam cabang olahraga
yang diikutinya. Metode yang dilakukan melalui seleksi alami dan seleksi ilmiah. Pada
metode alami, asumsinya bahwa atlet yang mengikuti olahraga merupakan hasil
pengaruh lokal. Anak berbakag dalam olahraga dipengaruhi oleh: komponen bawaan
yang bersifat genetis, faktor keberuntungan, perkembangan fisik, kondisi lingkungan,
kualitas psikologis. Kualitas psikologis terdiri dari: dimensi intensi (motivasi), dimensi
atensi (perhatian), dimensi emosi. Aspek penting yang mempengaruhi kinerja
olahraga adalah aspek fisik, fisiologis, psikologis, perseptual, keterampilan/teknik,
sosiologis budaya, perbedaan ras, dan aspek kematangan. Sebagai contoh pada tipe
tubuh. Ada tiga tipe tubuh, ectomorph (senam dan pelari jarak jauh), endomorph
(pelempar, pelari, beberapa olahraga keterampilan), mesomorph (binaraga, pelari
cepat, angkat besi). Instrumen pemanduan bakat harus bersifat spesifik dan
disesuaikan dengan cabang olahraga masing-masing, yang pengembangannya
dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama dilakukan
dengan cara menyusun tes baterei, sedangkan pendekatan kedua dilakukan dengan
menggunakan tes baku yang telah dikembangkan para ahli. Bompa menyatakan ada
beberapa tahapan yang harus dikuti untuk mempersiapkan atlet. Adapun tahapan

Program PGDK Kemdikbud 2019

91
yang dimaksud adalah: (1) Mencari calon atlet berbakat; (2) Memilih calon atlet pada
usia muda; (3) Memonitor calon atlet tersebut secara terus-menerus dan teratur; (4)
Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak. Dengan demikian, dapatlah
ditarik konklusi bahwa tujuan utama melakukan identifikasi calon atlet adalah untuk
mengidentifikasi dan memilih calon atlet yang mempunyai kemampuan terbaik sesuai
dengan cabang olahraga yang dipilih. Bompa (Bompa, 1990) menyatakan di negara
barat identifikasi calon atlet bukanlah merupakan suatu konsep baru dalam bidang
olahraga, meskipun kegiatan identifikasi calon atlet ini belum banyak dikerjakan
secara formal. Sebagai ilustrasi dapat dicermati keadaan berikut: pada akhir tahun
1960-an dan awal tahun 1970-an, sebagian besar negara Eropah Timur telah
menetapkan metode khusus untuk melakukan identifikasi calon atlet potensial.
Prosedur pemilihan calon atlet ditemukan dan diarahkan oleh para ilmuwan olahraga,
selanjutnya para ilmuwan memberikan rekomendasi beberapa calon atlet berpotensi
dalam cabang olahraga tertentu kepada para pelatih. Dengan menggunakan prosedur
pemilihan calon atlet seperti disebutkan di atas hasilnya sangat menakjubkan.
Beberapa atlet Republik Demokrasi Jerman yang meraih medali di arena Olimpiade
1972, ternyata terpilih menjadi calon atlet melalui pemilihan dengan cara ilmiah. Hal
yang sama terjadi pula pada para atlet Bulgaria di arena Olimpiade 1976.
Proses pengidentifikasian atlet yang berbakat, kemudian mengikut sertakannya dalam
program latihan yang terorganisir dengan baik merupakan hal yang paling utama
dalam olahraga kontemporer. Setiap orang dapat belajar menari, menyanyi, melukis
namun sangat sedikit yang mencapai tingkat penguasaan yang tinggi. Maka dari itu
dalam olahraga seperti juga dalam seni sangat penting untuk menemukan seseorang
yang berbakat menyeleksinya pada usia muda, memantaunya secara kontinyu, serta
membantunya untuk mencapai tingkat penguasaan yang tertinggi. Proses pengenalan
dan pengidentifikasian bakat harus merupakan aktivitas yang didahulukan oleh para
pelatih dan spesialis pelatihan dalam rangka untuk mengembangkannya serta untuk
meningkatkan criteria psiko-biologis yang digunakan untuk menemukan seseorang
yang lebih berbakat pada tampilan olahraga yang tinggi. Penggunaan criteria ilmiah
pada proses identifikasi bakat mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut: (1)
secara substansial mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan
yang tertinggi dengan memilih individu-individu yang berbakat pada olahraga tersebut
(2) mengurangi volume kerja serta energi yang harus dikerjakan pelatih. efektivitas
latihan yang diberikan pelatih biasanya didukung keefektivi tasannya oleh para atlet
yang mempunyai kemampuan superior tersebut (3) meningkatkan suasana kompetitif
dan jumlah atlet yang dimasukkan serta pencapaian tingkat kemampuan yang tinggi,
sebagai hasilnya adalah tim nasional yang homogen serta lebih kuat untuk penampilan
pada tingkat internasional (4) meningkatkan kepercayaan diri atlet tersebut karena
tampilan lebih baik dibandingkan dengan atlet lain pada usia yang sama yang tidak
melalui proses seleksi (5) secara tidak langsung memberikan motivasi pada penerapan
pelatihan ilmiah, asisten pelatih olahraga yang membantu dalam pengenalan bakat
termotivasi untuk terus memantau latihan atlet. Atlet yang berkemampuan tinggi
mempunyai profil biologis yang spesifik, kemampuan biomotorik yang tinggi dan sifat
fisiologis yang kuat. Prestasi tinggi dalam olahraga memerlukan calon atlet dengan
profil biologik khusus, kemampuan biomotorik menonjol, dan ciri-ciri fisiologik yang
kuat. Pada dekade terakhir, ilmu latihan telah melangkah ke depan secara impresif,
dan ini merupakan dukungan penting bagi perkembangan prestasi atlet.
Perkembangan dramatik lainnya juga telah dilakukan berkaitan dengan kuantitas dan

Program PGDK Kemdikbud 2019

92
kualitas latihan. Walaupun demikian, jika partisipan yang terlibat dalam aktivitas
olahraga memiliki hambatan biologik, atau mempunyai kekurangan dalam hal
kemampuan yang dipersyaratkan cabang olahraga tertentu, maka kekurangan awal
dalam hal kemampuan alami ini sulit ditanggulangi, meskipun para atlet melakukan
latihan dengan jumlah latihan berlebih. Oleh karena itu, identifikasi calon atlet
merupakan sesuatu yang vital dalam pencapaian prestasi olahraga. Kesehatan
merupakan sesuatu yang mutlak bagi setiap orang yang akan berpartisipasi dalam
latihan olahraga. Oleh karena itu, calon atlet sebelum diterima dalam suatu
perkumpulan harus melalui pengujian medik. Dokter perlu memberi rekomendasi dan
pelatih sebaiknya memilih calon atlet yang memiliki kesehatan sempurna. Selama
pengujian, ahli medik dan ahli pengujian di bidang jasmani, seharusnya
mengobservasi status calon atlet, apakah calon atlet mempunyai “malfunction” secara
fisik maupun organik? Dan selanjutnya memberi rekomendasi yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Untuk cabang-cabang olahraga dinamis (seperti: hoki, bola
basket, atletik, renang, dll), calon atlet dengan kondisi “malformation” tidak dapat
dipilih, tetapi untuk olahraga dengan karakteristik statik (seperti: menembak,
panahan, bowling, dll) diskriminasi yang diberlakukan seperti pada olahraga dinamis
dapat lebih diperlonggar. Sama seperti di atas, status fungsional individu, seperti:
kemampuan menggerakkan lengan, kaki, dll, sebaiknya juga memegang peran
penting dalam identifikasi calon atlet, karena disparitas fungsional dapat berperan
restriktif (pembatas). Satu hal lagi, diskriminasi diantara calon akhirnya harus
dihubungkan dengan kebutuhan fungsional dan kekhususan cabang olahraga. Selama
pemeriksaan spesialis medis dan pengetesan harus mengetahui apakah kandidat
tersebut mempunyai cacat fisik ataupun organic dan harus membuat laporan atasnya.
Untuk cabang olahraga dinamik (hockey, bolabasket, track and field, swimming, tinju)
seseorang yang memiliki cacat tubuh harus tidak dipilih, tetapi untuk cabang yang
statis (menembak, panahan, bowling) kriterianya bisa lebih longgar. Hal yang sama
dilakukan pada kondisi fisiologis kandidat, kemampuan menggerakkan lengan, kaki
dan sebagainya sangat berperan penting dalam pengidentifikasian bakat, karena
perbedaan- perbedaan fisiologis dapat membatasi gerak. Ditekankan bahwa criteria
yang menentukan pada tiap kandidat harus dikaitkan dengan kebutuhan dan
spesifikasi dari cabang olahraga tersebut. Kapasitas antropometrik dari seseorang
merupakan hal yang penting pada beberapa cabang olahraga, maka dari itu menjadi
pertimbangan utama pada criteria identifikasi bakat. Tinggi dan berat atau panjang
dari anggota badan seringkali berperan penting dalam cabang olahraga tertentu.
Bagaimanapun juga pada tahap awal identifikasi bakat pada cabang tertentu
dilakukan pada umur 4 – 6 tahun (senam, figure skating, berenang) agak sulit untuk
meramalkan pertumbuhan dan perkembangan dinamik seseorang. Sebab itulah pada
tahap awal identifikasi bakat perkembangan fisik yang harmonis harus diperhatikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa persendian kaki, pinggul, lebar bahu dan
rasio antara pinggul dan lebar bahu. Pandangan terhadap peranan keturunan pada
pelatihan tidak seragam dan tidak ada kesepakatan. Radut (1976) menganggap factor
keturunan mempunyai peran yang penting, namun tidak mutlak dalam latihan.
Sementara Klissouras et al (1973) beranggapan bahwa peningkatan pada kemampuan
fisiologis akan sangat dibatasi oleh potensi genetic atlet tersebut. Dia mengatakan
bahwa sistem dan fungsi ditentukan secara genetic; sistem asam laktat sampai
81,4%, heart rate 85,9% dan VO2max 93,4%. Proporsi antara serat otot merah dan
putih pada manusia sudah tertentu secara genetic, fungsi metabolic dari kedua otot

Program PGDK Kemdikbud 2019

93
ini berbeda. Serat otot merah/otot lambat/slow twitch mempunyai mioglobin lebih
banyak (sebagai penyimpan oksigen yang dibawah darah untuk sel yang bekerja)
secara biokimiawi lebih baik untuk kerja aerobik/ketahanan (soekarman, 1989) . Serat
otot putih/otot cepat/fast twitch mengandung banyak glikogen (karbohidrat) dan lebih
baik dalam kerja anaerobic, singkat dan tipe latihan intensif (Gollnick.,et al, 1973).
Persentase serat otot tidak dapat dirubah, namun dengan latihan yang ekstensif dan
spesifik dapat meningkatkan kapabilitas dari serat-serat otot dan mengubah struktur
biokimianya. Latihan intensif, latihan beban berat, dan latihan kekuatan pada
anakanak umur awal menghambat pertumbuhan, karena akan mempercepat
penutupan serabut tulang rawan. Hal ini bisa dicontohkan dengan terjadinya
penutupan yang sifatnya prematur terhadap tulang panjang. Oleh karena itu, bagi
atlet yang melakukan program latihan dengan mendasarkan pada proses seleksi alami
diharapkan selalu berhubungan dengan pelatihnya, karena semua aspek yang
digambarkan di atas akan berpengaruh terhadap perubahan prestasinya. Identifikasi
calon atlet pada fase kedua, psikolog olahraga harus mulai memainkan perannya lebih
penting dengan melakukan pengujian psikologik secara komprehensif. Setiap profil
psikologik atlet harus dikumpulkan. Dengan kumpulan data tersebut para psikolog
dapat menyatakan ciri-ciri psikologik atlet yang diperlukan untuk berlatih cabang
olahraga tertentu. Hasil tes ini juga akan membantu dalam menentukan kebutuhan
psikologik apa yang diperlukan di masa datang. Dilakukan selama dan setelah masa
pubertas (9 – 10 thn) untuk senam, dan berenang, (10 – 15thn) untuk gadis dan (10
– 17thn) untuk anak laki-laki pada cabang olahraga lain (Dragan, 1979) . Hal ini
merupakan tahap yang paling penting dalam seleksi, tahap ini dilakukan pada remaja
yang telah berpengalaman dalam latihan yang terorganisir. Propovici (1979)
menetapkan untuk cabang olahraga lempar, rowing, gulat, angkat berat yaitu bahu
lebar dengan kekuatan dapat dikembangkan, dan pada saat berumur 15 tahun anak
perempuan harus memiliki biacromial diameter 38cm dan anak laki-laki 18 tahun harus
mempunyai 46cm. Juga diakui bahwa panjang kaki dan lengkungannya sangat
penting dalam beberapa cabang olahraga (kaki datar terbatas pada jumping,
mengguling, dan berlari). Kelainan bentuk anatomi dan fisiologi atau ketidakcukupan
genetic harus menjadi elemen yang penting dalam identifkasi bakat. Mengidentifikasi
bakat anak-anak sekolah umur 11 –16 tahun dilakukan dengan tes yang sederhana.
Karena tim pemandu bakat tidak mungkin dapat melakukan tes kepada siswa yang
jumlahnya besar di seluruh sekolah, maka para guru pendidikan jasmani dapat
ditugasi untuk melakukan proses identifikasi pada tahap awal. Pemantauan dilakukan
kepada setiap individu siswa dari kelas 4, 5, dan 6 SD dan kelas 1, 2, dan 3 SLTP, dan
SMU. Beberapa alternatif panduan kreteria tes dapat dikembangkan dalam
menentukan cabang olahraga yang sesuai dengan bakat anak untuk dibina menuju
pencapaian prestasi puncak bagi daerah Sulsel dengan memperhatikan lingkungan
serta faktor pendukung sebagai berikut: atletik meliputi sprint, waktu reaksi, kekuatan
neuromuscular, koordinasi dan kapasitas relaksasi otot, kemampuan mengatasi stress,
ratio tinggi/lurus dan panjang kaki, kapasitas anaerobik.
Soal 31A
Hakikat guru melakukan pemanduan bakat olahraga adalah untuk:
A. Menciptakan atlet hebat
B. Memperkirakan potensi prestasi Anak
C. Memandu anak dalam berolahraga
D. Memilih siswa untuk ekstrakurikuler olahraga

Program PGDK Kemdikbud 2019

94
E. Mencari atlet
Jawaban: B
Pembahasan
Untuk menjadi atlet berprestasi diperlukan kerja keras dan waktu berlatih yang lama.
Jika seseorang pada hakekatnya tidak memiliki bakat, makan usahanya selama dan
sebesar itu tidak akan optimal. Oleh sebab itu, pemanduan bakat di usia dini menjadi
sangat penting. Di sinilah peran guru pendidikan jasmani dalam mengenali dan
memilih atalet yang memiliki kemampuan. Tujuan pemanduan bakat adalah untuk
memperkirakan seberapa besar bakat seseorang untuk berpeluang berprestasi tinggi
di kemudian hari.

Soal 31B
Faktor-faktor utama untuk identifikasi bakat yaitu
A. Motor capacity, psycological capacity, biometric qualities
B. Motor capacity, psycological capacity, fundamental qualities
C. Locomotor capacity, psycological capacity, biometric qualities
D. Motor capacity, psycological capacity, teaching qualities
E. Learninf capacity, psycological capacity, biometric qualities
Jawaban: A
Pembahasan
Kunst dan Florescu (1971) membagi tiga faktor-faktor utama untuk identifikasi bakat
yaitu; (1) motor capacity, (2) psycological capacity, dan (3) biometric qualities.

Soal 31C
Pemanduan bakat dapat dilakukan dengan
A. Kompetisi khusus
B. Seleksi khusus
C. Pekan olahraga
D. Pekan olahraga, kompetisi khusus
E. Pekan olahraga, kompetisi khusus, seleksi khusus cabang olahraga
Jawaban: E
Pembahasan
Prinsip pemanduan bakat melalui tiga cara, pekan olahraga, kompetisi khusus, dan
seleksi khusus dari cabang olahraga yang bersangkutan.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek-aspek dalam pemanduan bakat olahraga

Uraian materi:
Kunst dan Florescu (1971) membagi tiga faktor-faktor utama untuk identifikasi bakat
yaitu; (1) motor capacity, (2) psycological capacity, dan (3) biometric qualities.
Walaupun tiga hal di atas mewakili faktor-faktor utama untuk cabang olahraga, tetapi
penekanan ketiganya berbeda. Sistem identifikasi bakat yang paling efektif untuk
olahraga harus dimulai dengan karakteristik olahraga, spesifikasinya dan berdasarkan

Program PGDK Kemdikbud 2019

95
analisis, dan mengisolasikan faktor utama untuk diseleksi. Untuk karakteristik olahraga
setiap faktor di atas harus diekspresikan dengan persentase untuk merefleksikan
pengaruh relatifnya untuk kesuksesan. Sebagai contoh; penampilan baik dalam
melompat tergantung atas ketiga faktor diatas dengan penekanan relatif dari setiap
faktor diekspresikan dalam persentase; motor capacity 50%, psicological capacity
10%, dan biometric 40%.
Lebih jauh tiap faktor harus dibagi lagi dalam tiga elemen utama yang menyusunnya
dengan kepentingan relatifnya (relative influence), diekspresikan sebagai persentase
dengan baik. Jadi ketiga elemen utama dan menitik beratkan pada latihan untuk motor
capacity dari pelompat tinggi; strength 45%, jumping power 35% dan coordination
20%. Mengetahui karakteristik relative importance yang dimiliki, maka sangat penting
untuk menentukan faktor-faktor utama untuk identifikasi dan menitik beratkan pada
setiap elemen.
Akhirnya pentingnya kualitas biometric harus dilihat relatif dari spesifikasi olahraga,
sementara untuk berbagai cabang olahraga beberapa kualitas mungkin krusial
(sebagai contoh; tinggi pada olahraga basket atau rasio antara tinggi dan beban dalam
dayung), untuk olahraga lain, rasio antara bagian bermacam-macam dari badan dan
perkembangan harmonis sangat penting, tapi tidak kritis.
Dalam tiap olahraga harus ada yang ideal, model yang diterima baik oleh faktor utama
dari performa dan identifikasi bakat. Selama stages terakhir dari pengembangan atlet
dengan dibantu oleh ilmuan olahraga, pelatih bisa mencoba semua kandidat dan
membandingkan kualitas mereka dengan model ideal. Mereka yang mendekati model
yang ideal bisa diseleksi untuk kelompok performa tinggi.
Model yang lebih ilmiah bisa juga dibuat, tetapi pada masalah ini peranan dari ahli
olahraga sangat penting. Sebuah model biometric optimal berdasarkan atas ukuran
atlet yang diambil dari bermacam-macam Olimpiade dan Kejuaraan dunia telah dibuat
untuk rowing laki-laki oleh Radut (1973) menemukan ukuran biometric yang nyata
sangat tinggi dengan atlet yang masuk final pada kejuaraan top. Berikut ini 8 tes
biometric yang dianggap paling relevan untuk rowing adalah: (1) berdiri, punggung
menempel didinding, tangan diatas kepala. Skor yang dianggap adalah rata-rata dari
dua jangkauan tertinggi dengan sentuhan dari jari yang paling panjang, (2) Berdiri,
punggung menempel didinding, tangan lurus membentang setinggi bahu, (3) duduk,
kaki diluruskan, punggung merapat didinding, ukur jarak dari lantai keatas hingga
persendian bahu, (4) duduk, punggung merapat didinding, kaki lurus, ukur jarak
antara dinding hingga telapak kaki, (5) bahu lebar, ukur jarak antara dua otot deltoid,
(6) berdiri diatas kursi pengukur (measuring bench) ambil posisi membungkuk , kedua
tumit diatas bench, (7) keraskan secara spesifik sepanjang kaki ditambah tambahan
panjang dari lutut kekaki, (8) timbang berat badan.
Hubungan yang erat antara pelatih, spesialis training, dan ahli/ilmuan olahraga bisa
menghasilkan beberapa model untuk tiap cabang olahraga. Hasil dari kerjasama akan
menjadi sistem identifikasi atlet yang lebih ilmiah untuk atlet elit yang dampaknya
akan menghasilkan peningkatan yang luar biasa dalam performa. Ketika teknologi
mutakhir di dalam pengujian dan memonitor kemajuan training atlet seperti menjadi
konstan dan adanya gambaran dasar dari atlet dunia saat ini, identifikasi bakat harus
diperhatikan sebagai atribut dari kepentingan bersama.
Bakat anak ada dimana-mana, seseorang hanya mengembangkan makna untuk
mengidentifikasinya dan kemudian memunculkan mereka dalam rencana yang baik
dalam latihan yang memiliki metode ilmiah. Walaupun pelatih mengetahui bahwa

Program PGDK Kemdikbud 2019

96
keharusan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri. Pekerjaan ini merupakan tugas ilmuan
olahraga untuk mengidentifikasikan bakat individu yang direkrut untuk olahraga.
Hanya usaha yang dikombinasikan dapat menghasilkan criteria identifikasi individu
yang lebih baik, metode latihan superior, dan pengujian mutakhir dan memonitor
latihan akan memberikan hasil yang efektif dan menjadi lebih baik dalam setiap
pertandingan.
Soal 32A
Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemanduan bakat adalah:
A. Anatomis dan fisiologis
B. Tinggi badan, keterampilan olahraga, status gizi
C. Status gizi dan makanan
D. Biologis, biomotor, fisiologis
E. Psikologi dan tingkat emosi
Jawaban: D
Pembahasan
Atlet yang berkemampuan tinggi mempunyai profil biologis yang spesifik, kemampuan
biomotor yang tinggi dan sifat fisiologis yang kuat. Oleh sebab itu, faktor-faktor ini
merupakan hal penting dalam pemanduan bakat dan harus diperhatikan oleh guru
pendidikan jasmani.

Soal 32B
Secara psikologis, aspek yang perlu dibina dalam pemanduan bakat adalah
A. Dimensi intensi, atensi, emosi
B. Dimensi kognisi, afeksi, dan psikomotor
C. Dimensi kritis
D. Dimensi fisik dan control diri
E. Kondisi lingkungan
Jawaban: A
Pembahasan
Dimensi intensi (motivasi), dimensi atensi (perhatian), dimensi emosu (arousal,
anxiety, stress, dan kontrol diri) merupakan aspek yang perlu dibina

Soal 32C
Bentuk tes untuk mengetahui koordinasi adalah
A. Flexibilitas panggul
B. Lari 30 meter
C. Ergometer
D. Lempar tangkap bola
E. Step tes
Jawaban: D
Pembahasan
Melempar dan menangkap merupakan gerakan yang membutuhkan porsi koordinasi
yang lebih besar

Tujuan Pembelajaran

Program PGDK Kemdikbud 2019

97
Mampu menguraikan fungsi otot dan tulang dalam hubungannya dengan aktivitas
gerak penjas dan olahraga
Uraian materi:
Miologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot. Otot disebut alat gerak aktif pada
manusia karena otot merupakan komponen yang dapat berkontraksi (memanjang dan
memendek) sehingga dapat menggerakkan tulang dan sendi. Otot tersusun atas dua
macam filament dasar, yaitu filament aktin dan filament myosin. Filament aktin tipis
dan filament myosin tebal. Kedua filament ini menyusun myofibril. Myofibril menyusun
serabut otot dan serabut otot – serabut otot menyusun satu otot. Ada tiga jenis
jaringan otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Ketiga jenis otot tersebut
mempunyai struktur dan karakteristik yang berbeda.
Kontraksi Isotonik: Dalam kegiatan olahraga salah satu contoh nyata kontraksi
isotonik adalah ketika lengan seseorang mengangkat dumble. Untuk mengangkat
dumble dari posisi lengan lurus menjadi lengan di tekuk, otot biceps brachii
berkontraksi dalam pola kerja isotonik. Isotonik diartikan sebagai pola kontraksi yang
berpegang pada tonusnya tetap, sebaliknya panjang ukuran otot berubah/memendek.
Kontraksi isotonik juga disebut kontraksi otot kontraksi konsentris atau dinamis.
Secara anatomis otot biceps brachii berlokasi di lengan atas anterior. Otot ini
mempunyai origo di tulang scapula. Tepatnya adalah di proseseus coracoideus dan
supra glenoidalis scapula. Sedang intersisnya ada di tulang radius (tuberositas radial).
Ketika berkontraksi isotonik maka lengan bawah akan terangkat ke atas atau fleksi
lengan terjadi.
Kontraksi Isometrik: Dalam olahraga, menggemgam raket tenis merupakn salah satu
contoh kontraksi isometrik otot lengan bawah. Pada saat ini otot lengan bekerja
mampertahankan agar raket tidak lepas. Musculus fleksor digitorum superficialis dan
profondus adalah otot yang berlokasi dibagian anterior lengan bawah. Keduanya
memiliki origo di tulang humerus, ulna dan radius (didaerah siku), sedangkan
insersinya ada pada basic phalangea I dan II. Dalam memegang raket tenis, otot ini
mula – mula berkontraksi secara isotonik yang menghasilkan fleksi pada jari – jari
tangan. Selanjutnya otot ini berkontraksi isometrik yang menghasilkan
dipertahankannya fleksi jari – jari untuk menggemgam gagang raket. Disebut
isometrik di ambil dari istilah Iso yang artinya ”tetap” dan metric yang mengambarkan
”ukuran”. Kontraksi Isometrik adalah kontraksi dimana otot tidak mengalami
perubahan ukuran.
Kontraksi Eksentrik: Ketika lengan mengangkat sebuah dumbel merupakan contoh
nyata kontraksi isotonik, maka jika dumbel diturunkan kembali otot biceps brachii
mengalami kontraksi eksentrik Untuk dapat turun secara perlahan atau lengan kembali
ekstensi, maka otot biceps brachii harus bekerja dalam pola kerja eksentrik. Disebut
eksentrik sebab serabut – serabut otot bergeser keluar dari pusat/centranya.
Kontraksi Isokinetik: Dasar Pola Isokinetik adalah Pola Isokinetik, yakni otot
mengalami pemendekan. Perbedaan yang nyata adalah
1. Bila kontrakasi isotonik setiap lintasan gerak otot menanggung beban yang sama,
pada kontraksi isokinetik beban yang ditanggung tidak sama.
2. Bila pada kontraksi isotonik kecepatan dalam menempuk lintasan gerak tidak rata,
pada kontraksi isokinetik kecepatan dalam menempuh jarak lintasan adalah rata.
Kontraksi Plyometrik: Pada dasar pola plyometrik adalah pola isotonik, yakni otot
mengalami pemendekan ke arah pusat sarcomere dengan didahului tarikan

Program PGDK Kemdikbud 2019

98
– jenis otot Dalam kegiatan olahraga kontraksi ini diwujudkan dalam kerja yang
pemanjangan.
J enis
meledak (melempar, meloncat). Disebut plyometrik dari istilah piyo dan metrik. Piyo
Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Ketiga
berarti berlapis – lapis, sedangkan metrik artinya ukuran panjang.sehingga plyometrik
artinya
jenis otot suatu
tersebut kontraksi yang
mempunyai mempunyai
struktur lapisan-lapisan
dan karakteristik kecepatan gerak pada setiap
yang berbeda.
perubahan ukuran panjang.Artinya dalam berkontraksi kecepatan antara meter
Jenis otot terbagi atas 3, seperti yang terlihat pada table dibawah ini:
pertama,kedua adan seterusnya ditempuh dengan yang makin pendek(tidak sama).
Nama Kontr aksi Bentuk Lokasi
Otot Bergerak menurut Serabut panjang, Terdapat
rangka/ kemauan kita berwarna/lurik pada
lurik (involunter) karena dengan garis terang otot
rangsangannya dan gelap, memiliki paha,
melalui syaraf banyak inti sel, otot
motorik, terletak di pinggir betis,
pergerakannya cepat otot
tetapi lekas lelah, dada.
kuat, tidak beraturan.
Otot Bekerja diluar Protoplasmanya Otot–
polos/ kemauan kita (otot tak licin tidak otot ini
otonom sadar) oleh karena mempunyai garis- terdapat
rangsangannya garis melintang di alat-
melalui saraf otonom, (polos), bentuk alat
gerakan lambat, serabut panjang dalam
ritmis dan tidak seperti kumparan seperti
mudah lelah dengan kedua ventrikul
ujungnya us, usus,
meruncing, inti kandung
berjumlah satu kemih,
terletak di bagian pembulu
tengah h darah
Otot Dapat bergerak Strukturnya sama Hanya
jantung/ sendiri secara seperti otot lurik, terdapat
myocard otomatis oleh karena serabutnya pada
ium mendapat rangsangan memanjang gelap jantung
dari susunan otonom, terang secara yang
gerakan lambat, berselang seling dan mempun
ritmis dan tidak terdapat yai
mudah lelah percabangan sel fungsi
tetapi kalau melihat
fungsinya sama tersendir
seperti otot polos i
44

Program PGDK Kemdikbud 2019

99
Soal 33A
Seorang pemain menggenggam raket dengan kencang. Otot yang bekerja untuk
menggengam raket tersebut adalah kontraksi:
A. Isotonik
B. Isometrik
C. Eksentrik
D. Fleksi
E. Ekstensi
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban A, mengacu pada meningkatnya tonus/tegangan otot disertai dengan
pergerakan sendi sehingga terjadi pemendekan otot, hal ini berbanding terbalik
dengan isometrik. Eksentrik adalah hal yang aneh, ganjil dan tidak wajar. Jawaban D,
fleksi adalah menekuk sedangkan ekstensi adalah kebalikannya

Soal 33B
Rangka tubuh manusia dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
A. Aksial dan apendikular
B. Tulang rawan dan keras
C. Anterior dan superior
D. Aksial dan anterior
E. Apendikular dan posterior
Jawaban: A
Pembahasan
Rangka manusia dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh (aksial)
dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia
dewasa pada umumnya, sedangkan apendikular terdiri atas 126 tulang.

Soal 33C
Tahap gerak renang gaya apakah yang terdiri dari gerak awal (preparation), menarik
(push), dan mendorong (pull)?
A. Gaya bebas
B. Gaya dolphin
C. Gaya kupu-kupu
D. Gaya katak
E. Gaya crawl
Jawaban: B
Pembahasan
Pada tahapa persiapan, gerakan retro fleksi terjadi pada sendi – sendi bahu (shoulder
joint) dengan melibatkan otot deltoid (bahu), trapezius (kerudung) dan latissimus
dorsi (sayap). Gerakan flexi terjadi antar ruas tulang belakang (columma vertebrae
joint) dan melibatkan hampir seluruh otot belakang tubuh. Pada anggota gerak
bawah, sendi pangkal paha (hip joint) den pergelangan kaki (ankle joint) terjadi
gerakan menarik tungkai ke belakang (extention) dengan melibatkan otot bokong
besat (gluteus maximus) serta otot – otot extensor pada bagian tungkai. Pelaksanaan
gerakan push menyebabkan terjadinya gerakana memutar lengan ke depan (rotation)
pada sendi bahu (shoulder joint) dengan melibatkan otot deltoid, latissmus dorsi,

Program PGDK Kemdikbud 2019

100
trapezius dan vectoralis mayor, secara bersamaan terjadi gerakan melentingkan
badan ke belakang (extention bending backward) pada sendi antar lengkung tulang
belakang (columma vertebrae joint) dan pada pangkal paha (hip joint) terjadi gerakan
ekstens otot yang berkontraksi pada bookong (gluteus maksimus) serta paha bagian
belakang. Pada gerakan pull terjadi gerakan mendekatkan lengan ke bagian tubuh
(adduction) dilanjutkan dengan gerakan retro flexi pada sendi bahu, otot – otot yang
berkontraksi adalah otot – otot pada bagian belakang tubuh. Secara bersamaan terjadi
juga gerakan melencutkan tungkai ke dpan (flexion/bending upward) yang terjadi
pada sendi pangkal paha dan sendi antar tulang belakang, otot yang bekerja adalah
otot sekitar paha bagian depan den otot – otot perut (rectus abdominus).

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan fungsi sendi dalam hubungannya dengan aktivitas gerak
penjas dan olahraga
Uraian Materi:

Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari persendian. Di dalam tubuh kita tulang dapat
saling berhubungan. Hubungan antar tulang yang satu dengan yang lainnya disebut
artikulasi. Agar artikulasi tersebut dapat bergerak dengan mudah maka diperlukan
struktur khusus yang dinamakan dengan sendi. Sendi dibentuk dari kartilago yang
berada di daerah sendi. Klasifikasi persendian secara struktural terbagi menjadi:
a. Persendian fibrosa, persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan ikat fibrosa
b. Persendian kartilago, persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan kartilago
c. Persendian synovial, persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan kapsul dan ligament articular yang membungkusnya.
Di dalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:
1. Sinartrosis yaitu sendi yang tidak dapat digerakkan karena tidak memiliki celah
diantara sendinya dan dihubungkan oleh jarngan ikat yang keras.
2. Amfiartrosis yaitu sendi yang pergerakannya sedikit karena dihubungkan oleh
kartilago (tulang rawan).
3. Diartrosis yaitu sendi yang pergerakannya bebas karena hubungan antar tulang
di kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan. Contoh hubungan
antartulang yang bersifat diartrosis adalah:
1. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan
konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah
2. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi
dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua
pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam
tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada ibu jari
3. Sendi putar
4. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi
berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang
dengan tulang yang lainnya

Program PGDK Kemdikbud 2019

101
5. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua
arah disudut kanan setiap tulang
Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya
yang terjadi pada tubuh. Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup
dalam hukum tentang gerak yang dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan
Inggris. Newton sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak.
Bidang yang dipelajari berupa keterkaitan masa berat dan inersia, speed, percepatan
dan velocity, titik berat badan, keseimbangan, dan stabilitas serta gaya (force).
Suharsono (2005) menyorot antara pendidikan jasmani dan olahraga terdapat
perbedaan yang berarti meskipun pendidikan jasmani selalu dilengkapi dengan
olahraga. Pada pendidikan jasmani, pengetahuan guru akan biomekanika olahraga
cukup untuk (1) menganalisa teknik gerak yang aman, efektif dan efisien, (2)
membedakan antara teknik gerak yang benar dan yang salah, (3) mengevaluasi:
mengidentifikasi kesalahan kemudian membetulkan, dan (4) menemukan cara baru
yang lebih baik. Pergerakan dasar manusia meliputi:
1. Berjalan
2. Berlari
3. Melompat
a) Melompat vertikal dengan awalan berdiri tegak
b) Melompat jauh dengan awalan berlari
4. Melempar
a) Lemparan bawah lengan
b) Lemparan samping lengan
c) Lemparan atas lengan
Soal 34A
Dasar-dasar fisika yang digunakan dalam biomekanika adalah:
A. Kekuatan, panas, cahaya
B. Keseimbangan, gerak, gaya
C. Gravitasi, pendulum, elektromagnetik
D. Temperatur, gaya, periode
E. Massa, gaya, pengungkit
Jawaban: B
Pembahasan
Dasar fisika seperti keseimbangan, gerak, dan gaya juga terdapat dalam lingkup gerak
manusia khususnya olahraga. Keseimbangan berhubungan dengan titik gravitasi,
gerak adalah respon dari rangsang dengan kesatuan rangka, otot, dan syaraf.

Soal 34B
Proses gerakan dalam pergerakan manusia terdiri dari tiga bidang yaitu
A. Bidang sagital, frontal, koronal
B. Bidang datang, melengkung, lurus
C. Bidang sagital, frontal, horizontal
D. Bidang sagital, poros melintang, transversal
E. Bidang perifer, anterior, posterior
Jawaban: C

Program PGDK Kemdikbud 2019

102
Pembahasan

Soal 34C
Jika satu gaya atau lebih bekerja pada suatu benda, maka percepatan yang dihasilkan
berbanding lurus dan searah dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan
masa benda adalah bunyi hukum
A. Newton
B. Newton I
C. Kepler
D. Newton II
E. Newton III
Jawaban: D
Pembahasan
Percepatan sebuah benda (a) berbanding terbalik dengan massanya (m) dan
sebanding dengan gaya neto (F) yang bekerja padanya :
F = m.a
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali
sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika
gayanya diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar.
Demikian juga jika gaya diperbesar 3 kali percepatannya lebih besar 3 .kali lipat. Dan
sini kita simpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja.

Program PGDK Kemdikbud 2019

103
Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan pengertian kinesiologi/biomekanika dalam olahraga

Uraian Materi:

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi.
Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-
ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua
tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam
penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam
biologi dan kedokteran. Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika
yang mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh
gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari
semua cabang ilmu dalam fisika. Sedangkan, mekanika teknik atau disebut juga
denagn mekanika terapan adalah ilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-
prinpsip mekanika. Mekanika terapan mempelajari analisis dan disain dari sistem
mekanik. Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan sendirinya, melainkan
ditunjang oleh disiplin ilmu yang lainnya, seperti anatomi, fisologi, dan fisika,
kemudian dasar-dasar atau prinsip dari ketiga bidang ilmu itu menjadi dasar suatu
disiplin ilmu yang disebut biomekanika. Biomekanika perlu dipelajari dengan alasan
seperti gambar di bawah
Mengapa ini mempelajari biomekanika olahraga?
perlu
Mengidentifikasi bakat Mengevaluasi teknik

- Guru
Pendidikan
Jasmani
- Pelatih
- Spesialis
aktivitas fisik
lainnya

memberikan latihan
terapi Menentukan peralatan
(latihan pembetulan yang akan digunakan
teknik gerak) oleh atlet

Ruang lingkup biomekanika adalah: developmental biomechanics, biomechanics of


exercise, rehabilitation mechanics, dan equipment design dan sport biomechanics.
Dua alasan utama perlunya mempelajari biomekanika adalah meningkatkan performa
dan mengurangi resiko cedera (Bartlett, 2007; Knudson, 2007). Suharsono (2005)
menyorot antara pendidikan jasmani dan olahraga terdapat perbedaan yang berarti
meskipun pendidikan jasmani selalu dilengkapi dengan olahraga. Pada pendidikan
jasmani, pengetahuan guru akan biomekanika olahraga cukup untuk (1) menganalisa
teknik gerak yang aman, efektif dan efisien, (2) membedakan antara teknik gerak
yang benar dan yang salah, (3) mengevaluasi: mengidentifikasi kesalahan kemudian
membetulkan, dan (4) menemukan cara baru yang lebih baik.

Program PGDK Kemdikbud 2019

104
Istilah Dalam Biomekanika

Kinematika Kinetika

- Jarak - Massa
- Waktu - Inersia
- Kecepatan - Gaya
- Percepatan - Berat
- Torque
- Tekanan
- Impuls

Soal 35A
Ilmu-ilmu yang menunjang biomekanika:
A. Matematika, biologi, kinesiologi
B. Biologi, mekanika, motorik
C. Mekanika terapan,biologi, fisiologi
D. Kimia, fisika, matematika
E. Biomotorik
Jawaban: C
Pembahasan
Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan sendirinya, melainkan ditunjang oleh
disiplin ilmu yang lainnya, seperti anatomi, fisologi, dan fisika, kemudian dasar-dasar
atau prinsip dari ketiga bidang ilmu itu menjadi dasar suatu disiplin ilmu yang disebut
biomekanika

Soal 35B
Pada pendidikan jasmani, pengetahuan guru akan biomekanika dipergunakan untuk
A. Menganalisis kesalahan siswa
B. Menganalisa teknik gerak yang aman, efektif, dan efisien
C. Meningkatkan prestasi belajar
D. Membuat silabus
E. Merevisi kuriulum gerak
Jawaban: B
Pembahasan
Suharsono (2005) menyorot antara pendidikan jasmani dan olahraga terdapat
perbedaan yang berarti meskipun pendidikan jasmani selalu dilengkapi dengan
olahraga. Pada pendidikan jasmani, pengetahuan guru akan biomekanika olahraga
cukup untuk (1) menganalisa teknik gerak yang aman, efektif dan efisien, (2)
membedakan antara teknik gerak yang benar dan yang salah, (3) mengevaluasi:

Program PGDK Kemdikbud 2019

105
mengidentifikasi kesalahan kemudian membetulkan, dan (4) menemukan cara baru
yang lebih baik.

Soal 35C
Terdapat berapa gaya yang bekerja saat bola datang (top spin) pada tenis lapangan
A. Gaya gravitasi, gesek, pantul, dorong, lepas
B. Gaya gesek, gravitasi, elastis, dorong, lepas
C. Gaya gravitasi, gesek, elastis, pantul, dorong
Ada 5 gaya yang bekerja pada saat
D. Gaya gravitasi, kinetik, percepatan, force, dorong
yang bersamaan :
E. Gaya gesek, pantul, dorong, lepas, ungkit
Jawaban: C
Pembahasan
Bola datang (top-spin)
vGaya Gravitasi
vGaya Gesek
vGaya Elastis (senar)
vGaya Pantul (bola datang)
v Gaya Dorong

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek mekanika gerak dalam menghasilkan gerak yang efektif
dan efisien
Uraian materi:

Biomekanika erat kaitanya dengan ilmu keolahragaan sehingga, biomekanika memiliki


fungsi penting bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga, dalam hal ini fungsi
dan kegunaan biomekanika bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga
menurut Arma Abdulah ( 1994 : 202 ) dijelaskan bahwa; (1) pemahaman biomekanika
akan menghasilkan peningkatan pengetahuan tentang kerumitan fungsi anatomis –
fisiologi – dan mekanika dari tubuh manusia dan akan membantu meniadakan
kesalahan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar keterampilan, sehingga
dapat meningkatkan perkembangan unjuk kerja keterampilan khusus lebih cepat dan
sempurna; (2) pengetahuan biomekanika juga penting bagi atlet karena ia akan
menyadari kekeliruan untuk mencoba meniru gaya atlet lain karena gaya tersebut
memberikan keberhasilan bagi atlet tersebut, sehingga atlet harus mengembangkan
gayanya sendiri, sebab pada umumnya tidak ada dua manusia yang sama dalam
karakteristik jasmani, seperti kekuatan otot, kelentukan, tipe tubuh dan begitupula
karakteristik psikologis. Dengan demikian pada penyampaian yang kedua dapat

Program PGDK Kemdikbud 2019

106
gigunakan oleh para pelatih olahraga untuk mengenal karakteristik dan kemampuan
atlet, sehingga memiliki cara untuk mengembangkan kemampuan dan prestasi atlet.
Secara garis besar fungsi dan kegunaan biomekanika pada guru pendidikan jasmani
maupun pelatih olahraga, yakni;
a. Memberikan dasar ilmu pengetahuan untuk mengambil keputusan berkenaan
dengan keterampilan dan gerak dasar pada olahraga.
b. Sebagai dasar untuk memperoleh jawaban tentang masalah dalam unjuk kerja
(Praktek) olahraga.
c. Pirinsip serta asasnya dipakai dalam meberikan assasment dan koreksi terhadap
unjuk kerja yang dilakukan oleh peserta didik / atlet.
Mampu dalam mengembangkan gerak dasar olahraga yang lebih efisien dan efisien.
Soal 36A
Biomekanika penting untuk dipelajari, karena:
A. Meningkatkan stamina atlet dalam waktu singkat
B. Memungkinkan pembelajaran pendidikan jasmani lebih bermakna
C. Mencetak juara secara cepat dan hemat biaya
D. Mengembangkan gerak dasar olahraga yang lebih efisien dan efektif
E. Gerak dalam olahraga sulit untuk dipahami
Jawaban: D
Pembahasan
Efektifitas dan efisiensi merupakan target utama dalam karena berusaha untuk
melakukan analisis gerak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Soal 36B
Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya dan
momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi
sebagai sistem pengumpil. Kelas pertama adalah titik tumpuan terletak diantara gaya
berat dan otot. Apa contohnya?
A. Tumit menjinjit
B. Otot lengan
C. Otot tungkai
D. Kepala dan togok
E. Kepala dan leher
Jawaban: E
Pembahasan
Klas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh: kepala & leher
Klas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
contoh: tumit menjinjit

Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan

Program PGDK Kemdikbud 2019

107
Soal 36C
Gerakan apa saja yang dianalis pada gerak gaya dada
A. Gerakan lengan, sendi siku, pergelangan tangan, lutut
B. Gerakan bahu, togoh, paha atas, paha bawah
C. Gerakan lengan, sendi siku, bahu, leher
D. Gerakan lengan, sendi siku, pergelangan kaki, lutut
E. Gerakan lengan, tangan, telapak kaki, lutut
Jawaban: A
Pembahasan
Komponen utama dalam renang gaya dada adalah erakan lengan, sendi siku,
pergelangan tangan, ldan utut

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan faktor yang mempengaruhi mekanika gerak dalam olahraga

Uraian Materi:
Dalam aktivitas olahraga gaya berasal dari dua sumber, yaitu gaya internal (internal
force) dan gaya eksternal (external force). Internal force diciptakan dari dalam tubuh
seseorang akibat hasil kontraksi antara otot-otot yang melakukan aktivitas tarik
menarik melalui tendon kemudian tendon memberi isyarat kontraksi kepada tulang
yang menghasilkan suatu gerakan atau tahanan, sedangkan external force adalah
suatu gaya yang tercipta karena adanya pengaruh dari faktor gravitasi, gaya reaksi
dari tanah, gesekan, tahanan udara dalam berbagai aktivitas pada cabang olahraga
yang menghasilkan suatu gaya dorongan atau tarikan. Mekanika gerak sesungguhnya
merupakan sebuah studi terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh daya
(seperti daya tarik bumi, gesekan, tahanan angin, dsb.) pada benda yang bergerak
dan tidak bergerak (Carr, 1997; Bartlett, 1997). Pengetahuan tentang mekanika pada
awalnya digunakan untuk merancang benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari, seperti bangunan, jembatan, kapal, pesawat, dll. Kemudian, ketika kebutuhan
akan gerak manusia semakin tinggi, maka mekanika ini pun digunakan untuk
mempelajari pengaruh daya di atas pada manusia, dan sebaliknya, pengaruh daya
yang dikerahkan manusia ketika bergerak. Akselerasi tetap (uniform acceleration) dan
deselerasi tetap (uniform deceleration) mengandung arti bahwa benda atau pelari
meningkatkan atau menurunkan kecepatannya pada tingkat yang teratur. Ini
dicontohkan oleh laju suatu benda yang berakselerasi ke kecepatan 10 m/detik pada
detik pertama, 20 m/detik pada detik kedua, dan 30 m/detik pada detik ketiga. Jadi,
untuk setiap detiknya benda itu meningkat kecepatannya pada tingkat yang sama,
2
yaitu 10 m/detik. Jika ditulis, akselerasi tadi adalah 10 m/detik/detik atau 10 m/detik .
Perhatikan, bahwa dalam hal ini ada satu unit jarak (yaitu 10 m) dan ada dua unit
waktu (yaitu: detik/detik) kapanpun kita menunjuk pada akselerasi. Deselerasi tetap
terjadi dalam cara yang sama, yaitu kecepatan menurun pada tingkat yang sama pada
setiap detiknya. Akselerasi dan deselerasi tetap tidak selalu terjadi dalam olahraga.
Ketika atlet atau benda seperti bola atau lembing bergerak, daya yang bermacam-
macam seperti gesekan dan tahanan udara mempengaruhinya. Daya tersebut
menyebabkan akselerasi atau deselerasinya bervariasi sehingga tidak tetap lagi.

Program PGDK Kemdikbud 2019

108
Contoh yang baik dari akselerasi dan deselerasi tetap terjadi pada layangan sesaat
seperti pada loncat indah atau senam. Dalam situasi demikian tahanan udara dapat
dibikan. Daya tarik bumi secara tetap memperlambat atau mendeselerasi atlet ketika
mereka naik melayang pada kecepatan 9.8 m/detik untuk setiap detik layangannya
2 2
(disebut 9.8 m/detik ) dan mengakselerasi secara tetap pada kecepatan 9.8 m/detik
ketika layangan turun. Kadang-kadang juga istilah deselerasi disebut sebagai
akselerasi negatif dan akselerasi disebut akselerasi positif. Bagaimana istilah kelajuan
(velocity) bisa cocok dengan gambaran tentang kecepatan dan akselerasi di atas?
Kelajuan sebenarnya hanya merupakan gambaran yang lebih lengkap dari kecepatan.
Kalau kecepatan hanya menunjuk pada jarak tempuh waktu, sedangkan kelajuan
menggambarkan jarak tempuh waktu sekaligus arahnya. Misalnya, 9.8 m/detik hanya
menunjuk pada kecepatan; 9.8 m/detik ke arah selatan menunjuk pada kelajuan.
Kecepatan menyatakan tentang seberapa cepat. Kelajuan menyatakan seberapa cepat
dan ke arah mananya.
Soal 37A
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi gaya eksternal (external force)
dalam mekanika gerak manusia, KECUALI:
A. Daya tarik bumi
B. Gesekan
C. Gaya reaksi dari tanah
D. Tahanan udara
E. Kontraksi otot
Jawaban: E
Pembahasan
Mekanika gerak sesungguhnya merupakan sebuah studi terhadap pengaruh-pengaruh
yang ditimbulkan oleh daya (seperti daya tarik bumi, gesekan, tahanan angin, dsb.)
pada benda yang bergerak dan tidak bergerak (Carr, 1997; Bartlett, 1997).
Pengetahuan tentang mekanika pada awalnya digunakan untuk merancang benda
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti bangunan, jembatan, kapal,
pesawat, dll. Kemudian, ketika kebutuhan akan gerak manusia semakin tinggi, maka
mekanika ini pun digunakan untuk mempelajari pengaruh daya di atas pada manusia,
dan sebaliknya, pengaruh daya yang dikerahkan manusia ketika bergerak.

Soal 37B
Apakah yang dimaksud dengan momentum
A. Jumlah daya
B. Jumlah tenaga
C. Jumlah gerak yang terjadi
D. Jumlah percepatan
E. Jumlah velositas
Jawaban: C
Pembahasan
Seorang atlet yang bergerak merupakan contoh dari massa yang bergerak. Karena
massa tubuh atlet bergerak, kita mengatakan bahwa atlet itu memiliki sejumlah
momentum. Momentum mengambarkan jumlah gerak yang terjadi. Seberapa
bergerak. Meningkatnya massa tubuh atlet atau kecepatannya, atau keduanya, akan

Program PGDK Kemdikbud 2019

109
meningkatkan momentum si atlet. banyak momentum yang dimiliki atlet bergantung
pada seberapa besar massa tubuh atlet dan seberapa cepat atlet itu

Soal 37C
Para pemain American Football, terutama para penyerang dan pemain bertahannya
yang bertubuh besar-besar, bisa dianggap sebagai pemain yang berusaha
memanfaatkan gabungan antara kelajuan dan massa tubuh untuk menghasilkan?
A. Daya yang besar
B. Percepatan
C. Gaya sentrifugal
D. Momentum yang besar
E. Velositas

Jawaban: D
Pembahasan
Pemain hoki es tercatat sebagai atlet yang bisa bergerak dalam kelajuan yang tinggi
yang bisa menghasilkan momentum yang sangat besar ketika terjadi tabrakan dengan
pemain lain. Sedangkan para pemain American Football, terutama para penyerang
dan pemain bertahannya yang bertubuh besar-besar, bisa dianggap sebagai pemain
yang berusaha memanfaatkan gabungan antara kelajuan dan massa tubuh untuk
menghasilkan momentum besar, yang hasilnya digunakan sebagai senjata untuk
menabrak atau menghentikan lawannya. Para pemain yang memiliki momentum besar
nampaknya bisa mendominasi tabrakan dengan pemain lain.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan fungsi organ jantung, paru dan organ lain dalam proses
kardiovaskular
Uraian materi:

Sistem peredaran darah manusia memiliki tiga komponen penting yang masing-
masingnya saling berkaitan. Tiga komponen ini mengatur jalannya pengangkutan dan
penerimaan kembali darah ke dan dari seluruh tubuh. Berikut merupakan tiga
komponen utama sistem sirkulasi darah manusia.(1) Jantung: Sel darah diproduksi
dalam sumsum tulang. Nah, jantung adalah organ paling vital dalam sistem peredaran
darah yang fungsinya memompa dan menerima darah ke seluruh tubuh. Letak jantung
ada di antara paru-paru. Tepatnya di tengah dada, di bagian belakang kiri tulang
dada. Ukuran jantung kira-kira sedikit lebih besar dari kepalan tangan Anda, yakni
sekitar 200-425 gram. Jantung Anda terdiri atas empat ruang, yakni serambi (atrium)
kiri dan kanan serta bilik (ventrikel) kiri dan kanan. Jantung memiliki empat katup
yang memisahkan keempat ruang tersebut. Katup jantung berfungsi menjaga aliran
darah mengalir ke arah yang benar. Katup ini termasuk katup trikuspid, mitral, paru,
dan aorta. Setiap katup memiliki flaps, yang disebut leaflet atau cusp, yang membuka
dan menutup sekali setiap jantung Anda berdetak.
(2) Pembuluh darah adalah pipa elastis yang menjadi bagian dari sistem sirkulasi
darah. Pembuluh berfungsi untuk membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lain
atau sebaliknya. Ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu:

Program PGDK Kemdikbud 2019

110
• Arteri, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke bagian tubuh
lainnya. Arteri memiliki dinding yang cukup elastis sehingga mampu menjaga
tekanan darah tetap konsisten.
• Vena, pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen
dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Dibandingkan dengan arteri,
vena memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis.
• Kapiler, pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil
dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan
pembuluh darah untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti
karbon dioksida, air, oksigen, limbah, dan nutrisi.

(3) Darah: Tubuh manusia rata-rata mengandung sekitar 4-5 liter darah. Darah
berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormon, dan berbagai zat lainnya dari
dan ke seluruh tubuh Anda. Tanpa darah, bisa dipastikan oksigen dan sari makanan
akan sulit disalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Darah terdiri atas beberapa
komponen, yaitu:
• Plasma darah. Plasma darah mengisi sekitar 55-60 persen dari volume darah
dalam tubuh. Tugas utama plasma darah adalah mengangkut sel-sel darah
untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh bersama nutrisi, hasil limbah
tubuh, antibodi, protein pembekuan darah, dan bahan kimia, seperti hormon
dan protein yang bertugas untuk membantu menjaga keseimbangan cairan
tubuh.
• Sel darah merah (eritrosit). Sel darah merah bertugas membawa oksigen dari
paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sel darah ini juga bertugas
mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk
dikeluarkan.
• Sel darah putih (leukosit). Meski memiliki jumlah yang lebih sedikit dibanding
sel darah merah, sel darah putih mengemban tugas yang tak main-main. Sel
darah putih bertanggung jawab untuk melawan infeksi virus, bakteri, dan
jamur yang memicu perkembangan penyakit. Hal ini disebabkan karena sel
darah putih memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing
tersebut.
Keping darah (trombosit). Trombosit memiliki peran penting proses pembekuan darah
(koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk sumbatan
bersama benang fibrin guna menghentikan perdarahan sekaligus merangsang
pertumbuhan jaringan baru di area luka.
Soal 38A
Di bawah ini adalah organ-organ yang menjadi sistem utama kardiovaskular:
A. Paru-paru, jantung, pembuluh darah
B. Jantung, tulang, otot
C. Ligamen, paru-paru, usus kecil
D. Pembuluh darah, jantung, persendian
E. Darah, jantung, ginjal
Jawaban: A
Pembahasan
Organ diartikan sebagai kelompok jaringan yang melakukan beberapa fungsi. Sistem
kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan
berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak

Program PGDK Kemdikbud 2019

111
yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan
darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Sistem
peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH
tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem
peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari
kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem
ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh :
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida
dalam arah yang berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula
dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk
mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang
kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar).
Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-
bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

Soal 38B
Tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri yang terjadi pada saat
ventrikel berkontraksi dengan besarnya tekanan 100-140 mmHg merupakan
pengertian dari
A. Tekanan Sistolik
B. Tekanan Diastolik
C. Tekanan darah
D. Hipertensi
E. Brakikardi

Program PGDK Kemdikbud 2019

112
Jawaban: A
Pembahasan
Pada sistem kardiovaskuler dikenal beberapa istilah yang wajib diketahui diantaranya
• Tekanan darah adalah daya dorong darah ke suluruh dinding pembuluh darah
pada permukaan yang tertutup. Tekanan darah ini timbul dari adanya tekanan
arteri yaitu tekanan yang terjadi pada dinding arteri. Tekanan arteri terdiri dari
tekanan sistolik, tekanan diastolik, tekanan pulsasi, tekanan arteri rata-rata
• Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri
yang terjadi pada saat ventrikel berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg
• Tekanan diastolic yaitu tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung
relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg
• Tekanan darah sesungguhnya ekspresi dari tekanan sistol dan diastole yang
secara normal berkisar 120/80 mmHg
• Peningkatan tekanan darah lebih dari normal disebut hipertensi, dan jika
kurang dari normal disebut hipotensi

Soal 38C
Proses terjadinya penghisapan oksigen dari luar ke dalam paru-paru, dimana otot
antar tulang rusuk berkontraksi dan rongga dada membesar disebut dengan
A. Ekspirasi
B. Insprasi
C. Ekspresi
D. Sirkulasi
E. Relaksasi
Jawaban: B
Pembahasan
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini diawali dengan berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada terangkat atau membesar, akibatnya tekanan dalam

Program PGDK Kemdikbud 2019

113
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembali ditariknya otot
antara tulang rusuk ke belakang yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diagfragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini merupakan fase kontraksi otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.

Tujuan Pembelajaran

Program PGDK Kemdikbud 2019

114
Mampu menguraikan tentang sistem energi dalam hubungan aktivitas gerak dan
olahraga
Uraian Materi:

Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan makanan tidak dapat secara
langsung digunakan untuk proses kontraksi otot atau proses-proses yang lainnya.
Energi ini terlebih dahulu diubah menjadi senyawa kimia berenergi tinggi, yaitu
Adenosine Tri Phosphate (ATP). ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap
bagian sel yang memerlukan energi. Adapun proses biologis yang menggunakan ATP
sebagai sumber enereginya antara lain: proses biosintesis, transportasi ion-ion secara
aktif melalui membran sel, kontraksi otot, konduksi saraf dan sekresi kelenjar. Apabila
ATP pecah menjadi Adenosine Diposphate (ADP) dan Phosphate inorganic (Pi), maka
sejumlah energi akan dilepaskan. Energi inilah yang akan gunakan untuk kontraksi
otot dan proses-proses biologi lainnya.
Dalam mekanisme biologis sistem tubuh, ATP berperan sebagai sumber energi untuk
seluruh fungsi normal. Otot yang berkontraksi, menghasilkan kerja yang memerlukan
energi secara terus menerus. Kegiatan fisik yang diprogram untuk meningkatkan
kualitas kinerjanya, akan memerlukan energi yang lebih besar sesuai tingkat
pekerjaannya. Tulisan ini menjelaskan secara rinci berbagai proses penyediaan energi
bagi kontraksi otot, mulai dari komponen pembentukan energi (ATP) sampai pada
pemanfatannya dalam kinerja fisik. Secara mendasar penyediaan sumber energi
latihan dapat berasal dari 3(tiga) sistem, yaitu sistem fosfagen atau sistem ATP-PC,
sistem asam laktat (sistem glikolisis) dan sistem aerobik. Dua yang pertama tersebut
tergolong dalam sistem anaerobik. Latihan atau aktifitas fisik dan penyediaan sumber
energi pada hakekatnya merupakan variabel yang erat berhubungan secara timbal
balik.Keduanya dapat dikembangkan secara bersamaan melalui program latihan yang
diatur sedemikian rupa menurut tujuan pengembangan yang direncanakan.Disamping
prinsip pengembangannya bersifat individu dan harus meningkat, terdapat juga
berbagai metode latihan yang harus diacu untuk efisensi kerja dalam upaya
mengembangkan energi predominan pada peningkatan kualitas fisik tertentu.Dalam
penerapannya dilapangan, sistem energi selalu dikaitkan kegiatan fisik yang
terprogram atau dengan latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas fisik
yang diperlukan oleh berbagai cabang olahraga.
a. Energi kontraksi otot
Peranan ATP sebagai sumber energi untuk proses biologik berlangsung secara
siklus. Sebenarnya ATP terbentuk dari ADP dan Pi melalui proses fosforilasi
yang dirangkai dengan proses oksidasi molekul penghasil energi. Selanjutnya
dialirkan ke proses reaksi biologik yang memerlukan energi untuk dihidrolisis
menjadi ADP dan Pi, yang sekaligus melepaskan energi yang diperlukan oleh
proses tersebut. Demikian seterusnya sehingga terjadi siklus ATP-ADP secara
terus menerus. Salah satu jaingan tubuh yang menggunakan ATP sebagai
sumber energi adalah otot, yang digunakan untuk kontraksi sehingga
menimbulkan gerak sebagai kinerja fisik. Kandungan ATP paling banyak
terdapat dalam sel otot yaitu sekitar 4-6 mM/kg otot dibanding di dalam tubuh
lainnya. Namun ATP yang tersedia ini hanya cukup untuk melakukan gerak
cepat dan berat selama 3-8 detik.Oleh karena itu kinerja fisik yang lebih lama
dari waktu tersebut ATP perlu segera dibentuk kembali. Proses pembentukan

Program PGDK Kemdikbud 2019

115
ini dapat diperoleh melalui tiga cara, yakni; sistem ATP- PC (phosphagen
system); sistem glikolisis (lactic acid system) dan sistem aerobik (aerobic
system) yang meliputi oksidasi karbohidrat dan lemak.
b. Sumber energi langsung
Adenosine triphosphate (ATP) adalah bentuk penggunaan langsung dari energi
kimia untuk kerja biologis, termasuk aktivitas biologis otot dan tersimpan
dalam sel-sel terutama sel-sel otot. Struktur kimia ATP (Gambar 1) terdiri dari
sejumlah besar molekul adenosin dan tiga kelompok fosfat. Senyawa antara
dua grup fosfat terakhir disebut “senyawa kaya energi “ dan bila diuraikan
secara kimia (Gambar 2) energi akan dilepaskan sehingga memungkinkan sel
untuk melakukan kerja. Semua kerja biologis memerlukan energi langsung
yang berasal dari pemecahan ATP.Pemecahan 1 mol ATP dapat menghasilkan
energi sebesar 7–12 kkal. Didalam tubuh terdapat zat kimia yang membuat
otot berkontraksi atau relaksasi.Zat kimia tersebut dinamakan adenosin
trifosfat, adenosine triphosphate (ATP). Selama aktivitas otot, senyawa ini
diubah menjadi ADP (adenosin difosfat) dan fosfat berenergi tinggi (phosphate
inorganic = Pi) bersamaan dengan mekanisme ini energi siap pakai dibentuk
untuk kontraksi otot. Selanjutnya untuk memproduksi kembali (resintesis) ATP
bahan dasarnya berasal dari pemecahan bahan makanan dan kreatinfosfat
(Phosphocreatin = PC) yang keduanya secara bersamaan dengan energi yang
diperlukan dalam reaksi resintesis ATP. Jumlah ATP dalam otot sangat terbatas
dan oleh karena itu perlu terus dibentuk ATP baru agar sumber energi yang
kita miliki tidak segera habis.Walaupun demikian didalam otot terdapat
sejumlah sistem yang berfungsi sebagai perbantuan dan secara konstan
melakukan resintesis ATP dari ADP. Dengan cara ini jumlah ATP tetap cukup
untuk melanjutkan aktivitas selama intensitasnya rendah sampai sedang.
c. Metabolisme aerobik dan anaerobik
Istilah metabolisme tertuju pada seluruh reaksi kimia yang terdapat dalam
tubuh, meliputi produksi energi yang berasal dari makanan yang dicerna
(seperti perubahan dan penyimpanannya), pertumbuhan dan kerusakan pada
jaringan, energi yang terpakai, dan berbagai proses kimia lainnya. Sekarang
mari kita konsentrasi pada kandungan energi dan proses penggunaannya yang
memungkinkan kinerja atlet cukup mudah dan efisien. Energi diproduksi dan
tersimpan dalam bentuk ATP. Metabolisme aerobik menyangkut hasil
serangkaian reaksi kimia yang memerlukan oksigen dalam memecah
karbohidrat, lemak, protein menjadi karbondioksida dan air. Proses kimia ini
disebut oksidasi yang terjadi di mitokondria. Sedangkan metabolisme
anaerobik adalah hasil serangkaian reaksi kimia yang tidak memerlukan
oksigen atau mekanisme produksi energi (ATP) tanpa oksigen.Terdapat tiga
rangkaian pembentukan energi, dua diantara tiga rangkaian reaksi untuk
sintesis ATP itu adalah sistem ATP-CP dan sistem asam laktat yang keduanya
tergolong anaerobik.Satu rangkaian lainnya adalah termasuk aerobik yaitu
sistem oksigen.
1) Sistem Fosfagen (Sistem ATP-PC)
Selama aktivitas dengan intensitas tinggi penggunaan ATP berlangsung
sangat cepat. Fosfatkreatin (creatine phosphate = CP) seperti halnya ATP
tersimpan dalam otot yang bila diuraikan akan melepaskan energy.
Keduanya tergololng kelompok fosfat dan karena itu maka disebut sistem

Program PGDK Kemdikbud 2019

116
fosfagen.Energi yang dilepaskan digunakan untuk meresintesis ATP
(Gambar 1.5). Rangkaian reaksi gandanya dinyatakan seperti skema
berikut:
CP-----►Cr + Pi + Energi
Energi + ADP + Pi-----►ATP
Walaupun rangkaian reaksi tersebut dilihat sederhana, namun di dalam
tubuh keadaannya lebih kompleks serta memerlukan adanya
enzim.Senyawa protein ini berfungsi mempercepat terjadinya reaksi kimia
tertentu, misalnya semua reaksi metabolik dalam tubuh memerlukan enzim
termasuk sintesis atau resintesis ATP. Kandungan ATP dan PC di dalam
otot sangat sedikit, diperkirakan hanya 0,3 mol pada wanita, dan 0,6 mol
pada pria. Jumlah keseluruhan ATP yang berasal dari sistem fosfagen ini
sangat terbatas dan akan terkuras habis dalam kisaran waktu 10 detik pada
kinerja super maksimal. Dalam olahraga pasokan energi utama ATP – PC
sangat penting pada saat sprint (100 m), lompat dan berbagai
keterampilan dengan waktu dalam hitungan detik. Keuntungan
penggunaan sistem fosfagen, adalah: tidak tergantung pada rangkaian
reaksi yang panjang, sistem fosfagen tidak bergantung pada transport
oksigen ke otot yang sedang bekerja, dan ATP dan PC tersedia dalam
mekanisme kontraksi otot.
2) Sistem Asam Laktat
Sistem asam laktat ini disebut juga dengan istilah glikolisis anaerobik
(anaerobic glycolysis) yang berarti penguraian glikogen tanpa
oksigen.Dalam beberapa referensi dijelaskan bahwa glikolisis anaerobik
berarti metabolisme karbohidrat yang tidak sempurna. Secara sederhana
dan secara berurutan mekanisme sistem ini terjadi dalam sel otot.Seperti
(Gambar 6), penguraian glikogen menghasilkan energi untuk resintensis
ATP.Oleh karena produk sampingan pada sistem ini adalah asam laktat
(lactic acid) maka disebut juga sistem asam laktat. Asam laktat yang
terakumulasi sangat tinggi dalam darah dan otot dapat menyebabkan
kelelahan otot.Hal ini terjadi karena oksigen tidak mencukupi lagi
(insufficient) dalam memenuhi kebutuhan oksigen dalam
sirkulasi.Walaupun demikian asam laktat masih dapat dikonversi menjadi
glukosa. Proses perubahan ini berlangsung di dalam hati yang dikenal
dengan istilah Daur Cori. Seperti halnya sistem fosfagen, glikolisis
anaerobik merupakan faktor sangat penting dalam aktivitas olahraga
terutama dalam fungsinya memberikan energi (ATP) secara cepat.Sebagai
contoh; aktivitas olahraga atau latihan dengan pemakaian waktu 1 sampai
3 menit, suplai energinya terutama berasal sistem glikolisis
anaerobik.Aktivitas olahraga seperti lari 400 m, 800 m energi yang
digunakan tergantung pada sistem ini. Demikian juga saat menjelang akhir
pada lomba lari 1500 m, sistem ini berperan untuk kinerja maksimal sampai
melewati garis finish. Asam laktat yang menumpuk di dalam sel otot akan
cepat berdifusi ke dalam darah dan dapat menyebabkan kelelahan.
Keadaan ini dapat terjadi karena kecepatan suplai oksigen lebih rendah
dibanding regulasi keperluan energi pada saat latihan yang berat.Hal ini
berarti pula kecepatan resintesis ATP tidak dapat mengimbangi kecepatan
penggunaannya. Begitu juga hidrogen dan NAD+(nikotinamida

Program PGDK Kemdikbud 2019

117
adenindinukleotida) tidak dapat diproses melalui rantai pernafasan,
sedangkan untuk oksidasi didalam glikolisis sangat tergantung pada
adanya NAD+ ini. Kelelahan yang diderita akibat penumpukan asam laktat
bukan merupakan petaka bagi atlet, sebab asam laktat merupakan sumber
energi kimia yang sangat bermanfaat. Jika oksigen sudah cukup kembali
(melalui pertukaran gas) seperti pada saat pulih asal (recovery), atau pada
saat intensitas latihan diturunkan atau dikurangi, maka hidrogen akan
terikat ke asam laktat dan diangkut oleh NAD+ selanjutnya terjadilah
oksidasi. Akibat dari mekanisme oksidasi ini maka asam laktat akan
dikonversi menjadi asam piruvat dan dipergunakan sebagai sumber energi.
Selengkapnya perhatikan reaksi Daur Cori.
3) Sistem Oksigen Atau Sistem Aerobik
Rangkaian reaksi pada sistem ini berlangsung di dalam mitochondria atau
disebut juga power houses, yaitu tempat sistem aerobik membuat energi
ATP. Dengan adanya oksigen, 180 gram glikogen diurai menjadi
karbondioksida(CO2) dan air (H2O) dan menghasilkan energi yang cukup
untuk resintesis 39 mol ATP. Rangkaian reaksinya mirip dengan reaksi
pada glikolisis anaerobik di dalam sel otot, khususnya di subseluler yang
disebut mitochondria. Ada tiga rangkaian reaksi utama dalam sistem
aerobik yaitu (1) Glikolisis Aerobik, (2) Siklus Krebs, (3) Sistem Transport
Elektron (STE). Glikolisis aerobik berarti penguraian glikogen secara
sempurna dengan bantuan oksigen.Bedanya dengan glikolisis anaerobik
terletak pada pencegahan akumulasi asam laktat oleh oksigen.Perbedaan
yang nyata tampak pada akumulasi asam laktat.Pada glikolisis aerobik
tidak terjadi penumpukan asam laktat karena adanya oksigen. Hal ini
dikarenakan oleh adanya degradasi komplit dari glukosa menjadi CO2 dan
H2O melalui proses oksidasi dalam Siklus Krebs dan Sistem Transport
Elektron (STE). Dengan demikian selama glikolisis aerobik 180 gram
glikogen dipecah/diurai menjadi 2 mol asam piruvat, dan cukup untuk
melepaskan energi untuk resintesis 3 mol ATP. Rangkuman reaksi sistem
ini adalah:
1) (C6H1206) n-----►2C3H4O3 + Energi
(Glikogen) (Asam piruvat)
2) Energi + 3ADP + 3Pi-----►3 ATP
Dalam kondisi-istirahat, sekitar dua-per-tiga energi kita berasal dari
metabolisme lemak dan hanya satu-per-tiga berasal dari metabolisme
karbohidrat.Selama latihan, ketergantungan terhadap lemak sebagai
sumber utama asupan secara dramatis menyusut, khususnya di bawah
kondisi pengunaan power yang tinggi, sebagai contoh; melempar, sprint,
atau melompat.Akan tetapi, selama aktivitas dengan durasi panjang
(lama), perpaduan penggunaan lemak dan karbohidrat menjadi sangat
penting."Perpaduan" bahan makanan bergantung pada intensitas dan
durasi latihan, level pengkondisian atlet, serta diet dan status nutrisi atlet.
Tahap pertama penguraian lemak disebut Beta-oksidasi.Intinya, senyawa
fatty acid "dispersiapkan" untuk masuk kedalam Siklus Krebs. Setelah itu,
hasil akhirnya berlaku sama dengan glikogen; yaitu, air dan karbon
dioksida terbentuk serta energi dilepaskan untuk resynthesis ATP. Tiap-

Program PGDK Kemdikbud 2019

118
tiap mole fatty acid yang telah teroksidasi menghasilkan cukup energi
untuk resynthesize sekitar 140 mole ATP.

Karakteristik umum dari Sistem Energi

Soal 39A
Terdapat dua sistem energi dalam setiap aktivitas manusia, yaitu sistem energi
aerobik dan anaerobik. Perbedaan dari keduanya adalah pada penggunaan
A. Karbondioksida
B. Karbonmonoksida
C. Oksigen
D. ATP
E. ATO/PC dan LA
Jawaban: C
Pembahasan
Ada dua sistem energi yang diperlukan dalam setiap aktivitas latihan yang dilakukan
oleh seorang atlet, yaitu sistem energi aerobik dan sistem energi anaerobik.
Perbedaan kedua sistem energi tersebut adalah pada penggunaan bantuan dari
oksigen (O2) selama proses pemenuhan kebutuhan energi berlangsung (Sukadiyanto,
2011: 36). Menurut Catherin Sellers, energi standar semua gerak manusia adalah
pelepasan energi dari ATP (Adenosin trifosfat). Oleh karena itu, semua komponen

Program PGDK Kemdikbud 2019

119
terkait dengan resynthesis atau penambahan ATP atau penghapusan dan/atau
penyebaran dari produk limbah yang berhubungan dengan menjaga persediaan ATP.

Soal 39B
Sistem energi dengan karakteristik: 1) intensitas kerja maksimal; 2) lama kerja kira-
kira sampai 10 detik; 3) irama kerja eksplosif; 4) aktivitas menghasilkan ADP+energi
merupakan sistem energi
A. Laktik
B. Alaktik
C. Anaerobik
D. Anaerobik laktik
E. Anaerobik alaktik
Jawaban: E
Pembahasan
Adapun ciri-ciri dari sistem energi anaerobik alaktik (ATP-PC) adalah: 1) intensitas
kerja maksimal, 2) lama kerja kira-kira sampai 10 detik, 3) irama kerja eksplosif (cepat
mendadak), 4) aktivitas mengahasilkan Adhenosin diphospat (ADP)+energi
(Sukadiyanto, 2011: 38). Adanya bantuan dalam sistem energi ini maka dapat
memperpanjang kerja otot selama 120 detik. Adapun ciri-ciri dari sistem energi
anaerobik laktik adalah sebagai berikut: 1) intensitas kerja maksimal, 2) lama kerja
antara 10-120 detik, 3) irama kerja eksplosif, 4) aktivitas menghasilkan asam laktat
dan energi (Sukadiyanto, 2011: 38-39).

Soal 39C
Aktivitas fisik yang menggunakan sistem energi ini cenderung menggunakan power
rendah dan berhubungan erat dengan daya tahan kardiorespirasi, sistem energi
tersebut adalah
A. Sistem energi alaktik
B. Sistem energi laktik
C. Sistem energi anaerobik
D. Sistem energi aerobik
E. Sistem energi anaerobik alaktik
Jawaban: D
Pembahasan
Aktivitas fisik yang menggunakan sistem energi aerobik cenderung menggunakan
power rendah dan berhubungan erat dengan daya tahan kardiorespirasi. Sedangkan
aktivitas fisik yang berasal dari sistem energi anaerobik memiliki kecenderungan
menggunakan power yang tinggi dan berkaitan erat dengan power otot serta
ketahanan otot. Berikut adalah ciri-ciri sistem aerob: (1) intensitas kerja sedang, (2)
lama kerja lebih dari 3 menit, (3) irama gerak (kerja) lancar dan terus-menerus
(kontinyu), dan (4) selama aktivitas menghasilkan karbondioksida+air (CO2+H2O).
Sistem energi aerobik harus dikembangkan dalam proses latihan, oleh karena dapat
membantu dalam penghapusan asam laktat, sehingga atlet dapat lebih mentorelir
laktat tersebut (Sellars, 2014).

Tujuan Pembelajaran

Program PGDK Kemdikbud 2019

120
Mampu menguraikan aspek kecemasan, dan stress dalam hubungan dengan aktivitas
penjas dan olahraga
Uraian Materi:

Gejala-gejala rasa cemas dan stress dalam pertandingan misalnya rasa cemas, rasa
khawatir, ketegangan, kebingungan, kurang atau hilang konsentrasi, dan rasa percaya
diri yang menurun suatu pertandingan. Studi ilmiah dan pengalaman menunjukkan
bahwa motivasi merupakan energi psikologis yang sangat penting dalam kegiatan
olahraga. Motivasi dalam olahraga adalah aspek psikologis yang telah banyak menarik
perhatian banyak ahli. Motivasi adalah dasar untuk menggerakkan dan mengarahkan
tindakan dan perilaku seseorang dalam olahraga. Guru, pelatih dan pembina olahraga
perlu memahami pengertian motivasi, sumber motivasi, teori motif dan motivasi,
klasifikasi motivasi, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, dan teknik-teknik
meningkatkan motivasi untuk memaksimalkan tujuan dari pembelajaran atau latihan.
Untuk mengetahui motivasi seorang atlet, para guru, pelatih dan pembina harus
mengkaji lebih jauh perilaku atletnya ketika berada dalam aktivitas olahraga yang
dilakukan. Motivasi berasal dari kata bahasa Latin “movere” yang artinya bergerak.
Aspek motivasi merupakan aspek yang paling banyak disoroti dalam program
pembinaan olahraga (Weiberg & Gould dalam Satiadarma, 2000). Motivasi dapat
diartikan sebagai suatu kekuatan atau tenaga pendorong untuk melakukan sesuatu
hal atau menampilkan sesuatu perilaku tertentu (Gunarsa, 2004). Motivasi adalah
energi psikologis yang bersifat abstrak. Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk
manifestasi tingkah laku yang ditampilkannya (Husdarta, 2010). Alderman (dalam
Satiadarma, 2000) mendefenisikan motivasi sebagai suatu kecenderungan untuk
berperilaku secara selektif ke suatu arah tertentu yang dikendalikan oleh adanya
konsekuensi tertentu, dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran perilaku
dapat dicapai. Sifat selektif dari perilaku berarti individu yang berperilaku membuat
suatu keputusan untuk memilih tindakannya. Arah tertentu dari perilaku artinya
tindakan yang dilakukan memiliki suatu tujuan sesuai dengan keinginan. Adapun yang
dimaksud dengan konsekuensi adalah suatu kondisi negatif yang diperoleh individu
jika ia tidak melakukan perilakunya tersebut. Sage (dalam Satiadarma, 2000) secara
lebih sederhana mengemukakan bahwa motivasi adalah arah dan intensitas usaha
seseorang. Yang dimaksud dengan arah usaha adalah situasi yang menarik dan
membangkitkan minat seseorang sehingga ada upaya orang tersebut untuk
mendekatinya. Sedangkan intensitas adalah besarnya upaya seseorang untuk
mendekati situasi atau kondisi yang diminatinya.
Pada proses pembinaan olahraga ada beberapa bentuk motivasi yang harus
dibedakan. Pertama adalah motivasi secara umum, artinya motivasi seseorang untuk
melibatkan diri di dalam suatu aktivitas tertentu dalam upaya memperoleh hasil atau
mencapai sasaran tertentu (Morgan, King, Weisz, & Schoper dalam Satiadarma,
2000). Kedua adalah motivasi untuk berprestasi (achievement motivation) yaitu
orientasi seseorang untuk tetap berusaha memperoleh hasil terbaik semaksimal
mungkin dengan dasar kemampuan untuk tetap bertahan sekalipun gagal, dan tetap
berupaya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena ia merasa bangga untuk
mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik (Gill dalam Satiadarma 2000).
Satiadarma dalam bukunya Dasar-Dasar Psikologi Olahraga (2000) menyebutkan di
dalam dunia olahraga, stres (stress), arousal (gugahan,) dan anxiety (kecemasan),

Program PGDK Kemdikbud 2019

121
merupakan aspek yang memiliki kaitan yang sangat erat satu sama lain sehingga sulit
untuk dipisahkan. Bahkan sejumlah pakar menganggap bahwa kecemasan dan
arousal pada hakekatnya sama, dan mereka menggunakan kedua istilah ini secara
bergantian. Di samping itu, telah diketahui bahwa kecemasan menimbulkan aktivasi
arousal pada susunan saraf otonom, sedangkan stress pada derajat tertentu
menimbulkan kecemasan dan kecemasan menimbulkan stress. Namun sesungguhnya
kecemasan dan arousal adalah dua hal yang berbeda, diukur secara berbeda dan perlu
untuk ditinjau secara berbeda pula dalam pendekatannya. Arousal atau diartikan
sebagai gugahan (Satiadarma, 2000) seringkali disetarakan dengan dorongan,
aktivasi, kesiapan, atau eksitasi. Arousal mutlak dibutuhkan oleh seorang atlet dalam
menampilkan kinerja olahraganya. Karena, reaksi, pengambilan keputusan dan
gerakan-gerakan dalam olahraga hanya terlaksana jika atlet telah memiliki derajat
kesiapan tertentu secara fisik maupun mental. Beberapa jenis olahraga seperti golf,
bilyar, bowling membutuhkan derajat arousal yang lebih rendah daripada beberapa
jenis olahraga seperti bola basket, tinju, dan lari 100 m. Dalam hal ini, arousal terkait
dengan kemampuan refleks; artinya kesiapan seseorang terkait dengan kecepatan
reaksinya. Telah disinggung sebelumnya bahwa kecemasan dan arousal memiliki
hubungan yang demikian erat, karena kecemasan menimbulkan gugahan fisik
maupun psikologis, sejumlah pakar mencoba untuk menjelaskan kondisi hubungan
tersebut ke dalam sejumlah teori seperti di bawah ini (Cox, 2012).
Teory Dorongan (drive theory), teori ini mengemukakan bahwa penampilan adalah
hasil multiplikasi dorongan dan reaksi motorik. Jika dirumuskan maka rumusannya
adalah P = D x H. P adalah penampilan (performance); D adalah dorongan (drive); H
adalah reaksi motorik (habit strength). H menunjukkan benar tidaknya suatu gerakan
dilakukan. Jika H benar, maka penampilan akan baik; selanjutnya tinggal apakah
individu memiliki cukup dorongan dalam melakukannya. Jika H tidak benar, betapapun
individu memiliki dorongan untuk berpenampilan baik, hasilnya tidak akan
memuaskan. Kalaupun individu berhasil menang misalnya, kualitas gerakannya tidak
baik atau kurang efisien. Kedua, Teori U-terbalik (inverted U-hypothesis) teori ini
mengajukan pandangan tentang hubungan berbentuk U-terbalik antara arousal dan
penampilan atau kinerja yang ditampilkan. Jadi, dampak arousal terhadap penampilan
didasarkan oleh derajat optimasi keterampilan tertentu. Dalam teori U-terbalik untuk
menjelaskan hubungan arousal dan penampilan diuraikan bahwa jika gugahan
ditingkatkan sampai pada batas tertentu, penampilan pada suatu saat akan mencapai
titik optimum. Namun, jika arousal terus ditingkatkan, kinerja penampilan akan
menurun secara bertahap.
Stres merupakan kondisi umum yang dihadapi seseorang dalam menghadapi berbagai
tantangan hidup. Atlet pada umumnya mengalami stres sampai pada taraf tertentu.
Tuntutan dan tekanan untuk mengikuti jadwal latihan yang ketat serta kalender acara
pertandingan yang sudah baku dapat menimbulkan stres. Terbatasnya peluang untuk
berekreasi dapat menimbulkan stres. Terbatasnya porsi makan (seperti misalnya pada
cabang olahraga tinju dan senam) dapat menimbulkan stres.
Berbagai kondisi stres dalam menghadapi kehidupan sehari-hari biasanya dapat
diatasi dengan baik oleh atlet yang baik. Namun sejumlah atlet lainnya kerap kali
mengalami kesulitan dalam mengatasi stres. Sesungguhnya mereka membutuhkan
bantuan pelatih untuk dapat mengatasi stres yang mereka alami, namun adakalanya
gejala-gejala stres yang dialami atlet lolos dari observasi pelatih. Sehingga pelatih
tidak cukup waspada terhadap kondisi atletnya yang mengalami stres. Selanjutnya

Program PGDK Kemdikbud 2019

122
tanpa dapat diantisipasi terlebih dahulu oleh pelatih, seolah-olah atlet secara
mendadak mengalami kemunduran prestasi. Kalau saja pelatih dapat mengantisipasi
stres yang dialami atletnya sejak dini, mungkin hambatan prestasi atlet tidak berlarut-
larut dan kemunduran prestasi atlet dapat dihindarkan. Karenanya, adalah penting
untuk mengenali sejumlah gejala stres, karena stres dalam derajat tertentu akan
dapat menimbulkan kecemasan.
Kecemasan adalah reaksi emosi individu terhadap suatu situasi yang dipersepsi
mengancam. Kecemasan merupakan keadaan emosi negatif yang ditandai oleh
adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugahan
sistem ketubuhan (Satiadarma, 2000). Kecemasan menggambarkan perasaan atlet
bahwa sesuatu yang tidak dikehendaki akan terjadi. Hal yang tidak dikehendaki
misalnya atlet tampil buruk, lawannya dipandang lebih unggul, atlet akan mengalami
kekalahan, kekalahan menyebabkan dirinya dicemooh oleh teman-teman dan
seterusnya membentuk kecemasan berantai. Kondisi ini memberikan dampak yang
sangat tidak menguntungkan pada atlet, terutama atlet memiliki rasa percaya diri
yang rendah. Penampilan atlet akan terlihat kaku, mudah bingung, dan gerakan-
gerakannya menjadi kurang terkendali dengan baik. Cox (2012) menjelaskan ada dua
jenis kecemasan, yaitu kecemasan bawaan (trait anxiety) dari kecemasan sesaat
(state anxiety). Kecemasan bawaan adalah kecemasan yang berawal dari faktor
kepribadian yang memengaruhi seseorang untuk mempersepsi suatu keadaan sebagai
situasi yang mengandung ancaman, atau situasi yang mengancam. Jika seorang atlet
memiliki kecemasan bawaan yang tinggi, ia mempersepsi situasi pertandingan sebagai
situasi yang penuh dengan ancaman dan meningkatkan kecemasan pada dirinya.
Kecemasaan bawaan ini relatif menetap derajatnya dan merupakan bagian dari
kepribadian seseorang sehingga mempengaruhi persepsinya terhadap keadaan
tertentu. Dengan kata lain, semakin kuat kecemasan bawaan, semakin mungkin
seseorang akan mengalami peningkatan kecemasaan sesaatnya dalam situasi yang
mengancam. Individu yang memiliki kecemasan bawaan yang tinggi akan merasakan
kecemasan hampir pada setiap pertandingannya. Adapun kecemasan sesaat
berfluktuasi, kecemasan ini akan berubah-ubah dari suatu waktu ke waktu yang
lainnya, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang terjadi saat kini. Jadi,
sekalipun seorang individu memiliki derajat kecemasan bawaan rendah, namun ketika
tengah bersiap-siap menghadapi serangan lawan, ia akan mengalami kecemasan
sesaat yang lebih tinggi daripada jika ia tidak sedang menghadapi serangan lawan.
Kecemasan sesaat ini dipicu oleh situasi tertentu yang dihadapi seseorang, misalnya
menghadapi lawan yang belum dikenal lebih mencemaskan daripada menghadapi
lawan yang sudah dikenal, menghadapi suatu pertandingan lebih mencemaskan
daripada menghadapi latihan. Namun, dalam kenyataanya, kecemasan bawaan akan
mempengaruhi kecemasan sesaat. Kecemasan sesaat ditandai dengan adanya
perasaan subyektif terhadap tekanan, ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan, dan
ditandai aktivasi atau stimulasi dari autonomic nervous system. Kecemasan sesaat
terbagi lagi ke dalam dua dimensi yaitu kecemasan somatis (somatic anxiety) dan
kecemasan kognitif (cognitive anxiety). Ketika individu cemas, individu akan
mengalami perubahan fisiologis berhubungan dengan stimulasi yang tinggi, termasuk
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, sakit perut, bernafas lebih cepat dan
muka yang memerah. Perubahan fisiologis ini berkaitan dengan somatic anxiety. Pada
saat yang sama, individu juga dapat mengalami cognitive anxiety. Cognitive anxiety
berhubungan dengan pikiran-pikiran yang meliputi kekhawatiran, meragukan diri

Program PGDK Kemdikbud 2019

123
sendiri dan gambaran akan kekalahan dan dipermalukan.

Soal 40A
Jika mengalami tekanan psikis ketika sedang bertanding, anak akan berpotensi
untuk mengalami:
A. Peningkatan konsentrasi
B. Penurunan kecemasan
C. Peningkatan kecemasan
D. Peningkatan stamina
E. Penurunan emosi
Jawaban: C
Pembahasan
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri, 2007:73)
kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan
hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau
yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang
berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi
seseorang dalam kehidupannya. Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly
(2005:163) memberikan pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan
emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak
menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Soal 40B
Untuk mengatasi stress dan kecemasan dapat diatasi dengan teknik verbal dengan
cara
A. Pembicaraan pembangkit semangat
B. Memberikan hadiah
C. Kepercayaan
D. Citra mental
E. Insentif
Jawaban: A
Pembahasan
Teknik untuk meningkatkan motivasi beberapa dikenal sebagai, (1) teknik verbal, (2)
tingkah laku, (3) insentif, (4) supertisi, (5) citra mental.

1) Teknik verbal dapat dilakukan dengan cara: pembicaraan pembangkit semangat,


pendekatan individu, diskusi.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik verbal adalah:

a) Berikan pujian terhadap apa yang telah dilakukan oleh atlet dan jelaskan
apa yang dibuatnya. Pujian ini diberikan untuk mendorong atlet percaya diri
dan mampu menampilkan kemampuannya dengan baik. Contoh, pelatih
mengatakan “saya yakin kamu bisa, karena saya lihat kamu sudah sungguh-
sungguh latihan”.
b) Berikan koreksi dan sugesti. Koreksi hendaknya tidak mengecewakan atlet,
malainkan evaluasi yang obyektif akan kelemahan dan kekurangan dengan

Program PGDK Kemdikbud 2019

124
menunjukkan cara yang seharusnya baik dilakukan. Saran hendaknya
diberikan tetapi tidak memaksa. Contoh pelatih mengatakan “Saya kira teknik
yang kamu lakukan cocok untuk kamu pertahankan, saya menyarankan
pertahankan teknik tersebut kalau kamu masih bisa”.
c) Berikan semacam petunjuk yang dapat meyakinkan atlet bahwa dengan
latihan yang baik ia dapat mengatasi semua kelemahan, atau dengan latihan-
latihan selama persiapan, ia dapat memenangkan pertandingan.

2) Teknik tingkah laku (behavioral). Keberhasilan atlet dalam latihan atau


pertandingan menuntut sikap tertentu, seperti jujur, sportif, tekun, kreatif, dinamis,
dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas-tugas dan latihan. Sikap-sikap tersebut agar
terwujud menjadi tingkah laku atlet, mengharuskan pelatih bersikap demikian dalam
kehidupan sehariharinya. Sikap-sikap itu akan diamati dan dirasakan oleh atlet,
kemudian menjadi sikap mereka dan akhirnya menjadi tingkah laku dalam hidup
mereka. Teknik ini menekankan relasi antara pelatih dan atlet. Pelatih hendaknya
berlaku sebagai orangtua terhadap anak-anaknya, dan pada saat-saat tertentu
berlaku sebagai pemimpin terhadap anggota, dan sebagai guru terhadap siswanya.
Relasi pelatih-atlet yang baik akan menjadi pelatih model panutan bagi atletnya.
Tingkah laku positif yang dipertunjukkan pelatih diharapkan dapat memberi motivasi
kepada atlet dalam melaksanakan latihan-latihan. Ini merupakan motivasi yang
diperoleh atlet dari contoh nyata pelatihnya.
3) Teknik insentif; Teknik ini adalah dengan pemberian hadiah berupa materi atau
lainnya. Tujuan teknik ini adalah menambah semangat berlatih atau bertanding,
meningkatkan gairah untuk berprestasi, meningkatkan konsentrasi dan
memenangkan pertandingan. Intensif hendaknya diberikan pada waktu yang tepat,
dan diusahakan agar tidak menjadi kebiasaan, yang dapat menurunkan semangat
atlet bila sewaktuwaktu insentif itu ditiadakan.
4) Supertisi; supertisi adalah kepercayaan akan sesuatu yang secara logis atau ilmiah
kurang diterima, namun dianggap membawa keberuntungan dalam berkompetisi,
misalkan ketika hendak memasuki lapangan seorang atlet secara kesadaran penuh
dan keyakinannya harus memasuki lapangan dimaksud dengan mengawali kaki
kanan dahulu baru kemudian kaki kiri. Supertisi ini dimaksud penambah semangat,
atau dianggap pembawa keberuntungan, jika kebiasaan ini dilarang, maka atlet
merasa ada yang kurang, menjadi kurang semangat, dan tidak mungkin menang.
Supertisi ini tidak perlu dilarang, asalkan tidak merugikan secara fisik, psikologis
maupun materi.
5) Citra mental; citra mental dimaksudkan melatih atlet membuat gerakangerakan
yang benar melalui imajinasi. Gerakan-gerakan dimatangkan dalam imajinasi
kemudian benar-benar dilaksanakan untuk dievaluasi.

Soal 40C
Penampilan adalah hasil multiplikasi dorongan dan reaksi motorik adalah bunyi dari
teori
A. Teori Vygotsky
B. Teori Pavlov
C. Teori U-terbalik
D. Teori dorongan
E. Teori stress

Program PGDK Kemdikbud 2019

125
Jawaban: D
Pembahasan
Teori ini mengemukakan bahwa penampilan adalah hasil multiplikasi dorongan dan
reaksi motorik. Jika dirumuskan maka rumusannya adalah P = D x H. P adalah
penampilan (performance); D adalah dorongan (drive); H adalah reaksi motorik (habit
strength). H menunjukkan benar tidaknya suatu gerakan dilakukan. Jika H benar,
maka penampilan akan baik; selanjutnya tinggal apakah individu memiliki cukup
dorongan dalam melakukannya. Jika H tidak benar, betapapun individu memiliki
dorongan untuk berpenampilan baik, hasilnya tidak akan memuaskan. Kalaupun
individu berhasil menang misalnya, kualitas gerakannya tidak baik atau kurang efisien.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek motivasi, percaya diri, dan persepsi diri dalam hubungan
dengan aktivitas penjas dan olahraga
Uraian Materi:

Kepercayaan diri adalah salah satu kunci kesuksesan belajar gerak. Beberapa strategi
yang sering dilakukan guru adalah memberikan keteladanan, pembiasaan, dan
pemberian reward (misalnya memberikan pujian). Strategi ini biasanya efektif dalam
pembelajaran gerak, terutama bagi anak-anak dengan kemampuan rendah. Persepsi
merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon
kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian
yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan
definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung
makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca inderanya. Motivasi dapat dibedakan berdasarkan jenis-
jenisnya. Ada jenis motivasi yang terjadi karena keinginan seseorang yang ingin
mendapatkan sesuatu. Jenis motivasi lain yaitu motivasi yang yang terjadi karena
seseorang tersebut ingin mengejar target yang telah ditentukan agar berhasil sesuai
dengan apa yang diharapkan. Biggs dan Telfer dalam Sugihartono, dkk (2007: 78)
menjelaskan jenis-jenis motivasi belajar dapat dibedakan menjadi empat macam,
antara lain: (1) Motivasi instrumental;(2) Motivasi sosial, peserta didik belajar untuk
penyelenggarakan tugas;(3) Motivasi berprestasi;(4) Motivasi instrinsik.
Soal 41A
Cara merangsang kepercayaan diri yang dapat meningkatkan kemampuan belajar
gerak anak adalah:
A. Pemberian pujian
B. Melakukan drilling (pengulangan)
C. Memberikan materi permainan
D. Memberi nasehat
E. Mengetes
Jawaban: A
Pembahasan
Kepercayaan diri adalah salah satu kunci kesuksesan belajar gerak. Beberapa strategi
yang sering dilakukan guru adalah memberikan keteladanan, pembiasaan, dan

Program PGDK Kemdikbud 2019

126
pemberian reward (misalnya memberikan pujian). Strategi ini biasanya efektif dalam
pembelajaran gerak, terutama bagi anak-anak dengan kemampuan rendah.

Soal 41B
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting. Proses
interepretasi ini bergantung pada
A. Respon
B. Stimulus
C. Motivasi
D. Reaksi
E. Lingkungan
Jawaban: C
Pembahasan
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu
proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi
tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang

Soal 41C
Individu yang memiliki rasa percaya diri yang proporsional akan memiliki internal locus
of control, makna dari locus of control adalah
A. Mampu mengontrol diri sendiri
B. Interospeksi diri pribadi
C. Pengendalian diri yang baik
D. Memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung pada usaha sendiri
E. Memandang kesalahan berasal dari pihak lain
Jawaban: D
Pembahasan
Konsep mengenai locus of control berasal dari konsep diri Julian B Rotter atas dasar
teori belajar sosial yang memerikan gambaran pada keyakinan seseorang mengenai
sumber penentu perilakunya. Locus of control adalah persepsi seseorang terhadap
keberhasilan atau kegagalannya dalam melakukan berbagai kegiatan dalam hidupnya
yang disebabkan oleh kendali dirinya atau di luar dirinya. locus of control adalah
persepsi seseorang terhadap keberhasilan atau kegagalannya dalam melakukan
berbagai kegiatan dalam hidupnya yang disebabkan oleh kendali dirinya atau di luar
dirinya.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek etika dan perilaku moral dalam konteks aktivitas penjas
dan olahraga
Uraian Materi:
Secara arti kata, sportivitas adalah sikap adil (jujur) thd lawan; sikap bersedia
mengakui keunggulan (kekuatan, kebenaran) lawan atau kekalahan (kelemahan,
kesalahan) sendiri. Sikap keolahragawanan atau sportivitas adalah nilai etis yang
dijunjung sebagai prinsip bidang olahraga bagi setiap atlet, olahragawan, pengadil
dan anggota yang terlibat dalam bidang olahraga untuk mengacu pada perilaku
penghormatan, pengakuan dan toleransi hak-hak sesama insan olahraga yang

Program PGDK Kemdikbud 2019

127
menciptakan persaingan positif tanpa niat merugikan pihak lain atau tanpa berlaku
curang, baik dalam pertandingan ataupun di luar pertandingan. Contoh sikap ini
adalah berjabatan tangan setelah selesai pertandingan.
Soal 42A
Berjabat tangan setelah selesai pertandingan menunjukkan sikap:
A. Toleransi
B. Kerjasama
C. Sportif
D. Persahabatan
E. Memaafkan
Jawaban: C
Pembahasan
Sikap keolahragawanan atau sportivitas adalah nilai etis yang dijunjung sebagai
prinsip bidang olahraga bagi setiap atlet, olahragawan, pengadil dan anggota yang
terlibat dalam bidang olahraga untuk mengacu pada perilaku penghormatan,
pengakuan dan toleransi hak-hak sesama insan olahraga yang menciptakan
persaingan positif tanpa niat merugikan pihak lain atau tanpa berlaku curang, baik
dalam pertandingan ataupun di luar pertandingan.

Soal 42B
Lima wilayah dasar etika yaitu:
A. Keadilan dan persamaan, respek terhadap diri sendiri, respek dan pertimbangan
terhadap yang lain, menghormati sesama, rasa terhadap perspektif atau nilai
relatif
B. Sportivitas, respek terhadap diri sendiri, respek dan pertimbangan terhadap yang
lain, menghormati peraturan dan kewenangan, rasa terhadap perspektif atau
nilai relatif
C. Egaliter, respek terhadap diri sendiri, respek dan pertimbangan terhadap yang
lain, menghormati peraturan dan kewenangan, rasa terhadap perspektif atau
nilai relatif
D. Keadilan dan persamaan, respek terhadap diri sendiri, respek dan pertimbangan
terhadap yang lain, menghormati peraturan dan kewenangan, simpati dan
empati
E. Keadilan dan persamaan, respek terhadap diri sendiri, respek dan pertimbangan
terhadap yang lain, menghormati peraturan dan kewenangan, rasa terhadap
perspektif atau nilai relatif
Jawaban: E
Pembahasan
Freeman dalam buku Physical Education and Sport in A Changing Society
menyarankan 5 area dasar dari etika yang harus diberikan yaitu : 1) Keadilan dan
persamaan, 2) Respek terhadap diri sendiri. 3) Respek dan pertimbangan terhadap
yang lain, 4) Menghormati peraturan dan kewenangan , 5) Rasa terhadap perspektif
atau nilai relatif.

Soal 42C
Dalam sebuah permainan sepak bola, guru membagi siswa sesuai dengan
kemampuan awalnya adalah prinsip dari

Program PGDK Kemdikbud 2019

128
A. Fairness
B. Sportmanship
C. Integritas
D. Compassion
E. Egaliter
Jawaban: A
Pembahasan
Dalam konteks pemikiran modern tentangkeadilan dalam kamus Bahasa Indonesia
istilah keadilan berasal darik kata adil, artinya tidak memihak, sepatutnya, tidak
sewenang-wenang. Jadi keadilan diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang adil. Di
dalam literatur Inggris istilah keadilan disebut dengan “justice” kata dasarnya “jus”.
Perkataan “jus” berarti hukum atau hak. Dengan demikian salah satu pengertian dari
“justice” adalah hukum.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek budaya, suku, dan gender dalam konteks aktivitas
penjas dan olahraga
Uraian materi:

Gender dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana individu yang lahir secara biologis
sebagai laki-laki dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian sosial sebagai
laki-laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering
didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan simbol di masyarakat yang bersangkutan.
Lebih singkatnya, gender dapat diartikan sebagai suatu konstruksi sosial atas seks,
menjadi peran dan perilaku sosial. Istilah gender seringkali tumpang tindih dengan
seks (jenis kelamin), padahal dua kata itu merujuk pada bentuk yang berbeda. Seks
merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan
secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Contohnya jelas terlihat,
seperti laki-laki memiliki penis, scrotum, memproduksi sperma. Sedangkan
perempuan memiliki vagina, rahim, memproduksi sel telur. Alat-alat biologis tersebut
tidak dapat dipertukarkan sehingga sering dikatakan sebagai kodrat atau ketentuan
dari Tuhan (nature), Sedangkan konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat
pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun
kultural. Misalnya, laki-laki itu kuat, rasional, perkasa. Sedangkan perempuan itu
lembut, lebih berperasaan, dan keibuan. Ciri-ciri tersebut sebenarnya bisa
dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang lembut dan lebih berperasaan. Demikian juga
ada perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa. Perubahan ini dapat terjadi dari
waktu ke waktu dan bisa berbeda di masing-masing tempat. Jaman dulu, di suatu
tempat, perempuan bisa menjadi kepala suku, tapi sekarang di tempat yang sama,
laki-laki yang menjadi kepala suku. Sementara di tempat lain justru sebaliknya.
Artinya, segala hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki,
yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari suatu kelas ke kelas yang
lain, komunitas ke komunitas yang lain, dikenal dengan gender. Di sisi lain, olahraga
adalah konstruksi sosial. Olahraga tidak berada dalam ranah seks (biologis) di mana
olahraga bisa dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu,
olahraga apapun sesungguhnya bisa dilakukan oleh perempuan.

Program PGDK Kemdikbud 2019

129
Soal 43A
Aktivitas olahraga di bawah ini sesuai untuk siswa perempuan:
A. Kasti
B. Sepak bola
C. Bola voli
D. Tinju
E. Semua jawaban benar
Jawaban: E
Pembahasan
Gender bukan merupakan penghalang bagi siapa saja untuk berpartisipasi dalam
bentuk apapun

Soal 43B
Metode paling efektif untuk mengajarkan nilai-nilai moral adalah
A. Ceramah
B. Kuis
C. Tes Psikologis
D. Keteladanan
E. Penugasan terstruktur
Jawaban: D
Pembahasan
Guru atau pelatih olahraga hendaknya menyadari bahwa metode paling efektif dalam
mengajarkan nilai-nilai moral adalah dengan keteladanan, anak dapat melihat secara
langsung bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dan anak akan mudah untuk
memahaminya.

Soal 43C
Model pembelajaran yang menyasar tanggung jawab dan perilaku sosial siswa adalah
A. Model komando
B. Model TPSR
C. Model Inquiry
D. Model TGfU
E. Model Cooperative
Jawaban: B
Pembahasan
Dalam pembelajaran penjas terdapat model pembelajaran yang spesifik yang dapat
digunakan untuk mengem- bangkan tanggung jawab pribadi, interaksi, dan
perubahan perilaku sosial. Model ter- sebut adalah model Teaching Personal and
Social Responsibility (TPSR). Model ini mempunyai tujuan spesifik yaitu penekan-
annya pada pengembangan personal dan responsibility siswa. Pendekatan pembela-
jarannya lebih berorientasi pada student centered, yaitu self-actualization dan social
reconstruction. Pengembangan personal dan responsibility siswa diawali dari irres-
ponsibility, self control, involvement, self direction, dan caring melalui berbagai peng-
alaman belajar gerak sesuai dengan kuri- kulum yang berlaku.

Program PGDK Kemdikbud 2019

130
Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek dinamika sosial yang berkembang dalam aktivitas penjas
dan olahraga
Uraian Materi:

Penyusunan strategi tim hanya bisa dilakukan secara kelompok. Oleh sebab itu, secara
otomatis guru sudah menggunakan pendekatan diskusi kelompok. Pengertian diskusi
kelompok adalah cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran di mana peserta didik belajar bekerjasama
memberikan argumentasi dan ide-ide dalam kelompok-kelompok kecil atau kelompok
besar secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang hiterogen dan memiliki
kemampuan yang berbeda-beda, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan teman
sejawat (peserta didik lain) sebagai rekan dalam memecahkan masalah atau
mendiskusikan materi-materi yang telah ditentukan kepada kelompok-kelompok
tersebut, dan mereka dapat saling membantu dan tukar menukar pendapat dan ide
yang pada akhirnya dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar,
dan dalam sistem ini guru sebagai fasilitator dan pengarah efektifitas pembelajaran.
Di sinilah pembelajaran afektif seperti pemecahan masalah, menghargai pendapat
orang lain, dan toleransi akan terjadi.
Soal 44A
Perbedaan pendapat dalam mengatur strategi akan menumbuhkan kemampuan
siswa di bawah ini, KECUALI:
A. Pemecahan masalah
B. Menghargai pendapat orang lain
C. Berdebat
D. Toleransi
E. Komunikasi
Jawaban: C
Pembahasan
Berdebat merupakan metode untuk menyampaikan pendapat. Dinamika dan interaksi
dalam mengatur strategi merupakan media dalam menghadapi masalah kemudian
memecahkannya dengan cara yang benar sesuai dengan etika dan norma yang
berlaku.

Soal 44B
Proses pengawasan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan untuk
mengajar, mendidik, bahkan memaksa peserta didik agar mereka mematuhi norma
dan nilai yang berlaku merupakan definisi dari
A. Nilai sosial
B. Kontrol sosial
C. Penyimpangan sosial
D. Mobilitas sosial
E. Perubahan sosial
Jawaban: B
Pembahasan
Pengendalian sosial (social control), Pengendalian sosial merupakan cara atau proses
pengawasan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan untuk

Program PGDK Kemdikbud 2019

131
mengaja, mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar para anggota
masyarakat mematuhi norma dan nilai yang berlaku. Dalam pengendalian sosial,
struktur sosial memiliki alat-alat penegendalian yang berupa nilai-nilai dan norma yang
dilengkapi dengan unsur kelembagaannya.

Soal 44C
Dinamika sosial di kelas dapat dikembangkan melalui
A. Penugasan mandiri
B. Pemberian kuis
C. Ceramah
D. Kerja kelompok
E. Komando
Jawaban: D
Pembahasan
Kerja kelompok adalah suatu metode mengajar dengan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok dan mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditentukan oleh guru.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan jenis-jenis keterbatasan individu pada anak berkebutuhan
khusus
Uraian materi:

Berikut ini adalah jenis-jenis hambatan anak berkebutuhan khusus.


Tuna Grahita: Pengertian Tuna Grahita menurut American Asociation on Mental
Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20) sebagai berikut: yang meliputi fungsi
intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah
berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan
dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for
Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi
intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi
baku.Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu
anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
Tuna Netra: adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang
mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan
tingkat gangguannya/kecacatannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind)
dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Vision). Alat bantu untuk
mobilitasnya bagi tuna netra dengan menggunakan tongkat khusus, yaitu berwarna
putih dengan ada garis merah horizontal. Akibat hilang/berkurangnya fungsi indra
penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang
lainnya seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebaginya sehingga
tidak sedikit penyandang tuna netra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di
bidang musik atau ilmu pengetahuan.
Tuna Rungu: adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar baiksebagian atau seluruhnya yag diakibatkan karena tidak

Program PGDK Kemdikbud 2019

132
berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat
menggunakan alat pendengaranya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa
dampak terhadap kehidupannya secara kompleks. Pada umumnya klasifikasi anak
tunarungu dibagi atas dua golongan atau kelompok besar yaitu tuli dan kurang
dengar. Orang tuli adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan
mendengar sehingga membuat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik
itu memaki atau tidak memakai alat dengar. Kurang dengar adalah seseorang yang
mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar, akan tetapi ia masih
mempunyai sisa pendengaran dan pemakaian alat Bantu dengar memungkinkan
keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa melalui pendengaran.
Tuna Daksa: Berasal dari kata “Tuna“ yang berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti
tubuh. Dalam banyak literitur cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak terlepas dari
pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul “Physical and Health
Impairments“ (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini disebabkan
karena seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh,otak adalah pusat
kontrol seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka atau
infeksi), dapat mengakibatkan sesuatu pada fisik/tubuh, padaemosi atau terhadap
fungsi-fungsi mental, luka yang terjadi pada bagian otak baik sebelum, pada saat,
maupun sesudah kelahiran, menyebabkan retardasi dari mental (tunagrahita).
Tuna laras: Pada mengalami kelinan ini dapat diklasifikasikan menjadi anak yang
mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan anak
yang mengalami gangguan emosi.
Soal 45A
Anak yang memiliki kelambanan fungsi intelektualnya disebut:
A. Tunagrahita
B. Tunarungu
C. Tunadaksa
D. Tunalaras
E. Autis
Jawaban: A
Pembahasan
Tuna Grahita: Pengertian Tuna Grahita menurut American Asociation on Mental
Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20) sebagai berikut: yang meliputi fungsi
intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah
berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan
dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for
Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi
intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi
baku.Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu
anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

Soal 45B
Suatu kelainan gerak, postur, atau bentuk tubuh, gangguan koordinasi, dan kadang
disertai gangguan psikologis dan sensoris yang disebabkan oleh adanya kerusakan
pada masa perkembangan otak disebut dengan
A. Tuna daksa
B. Tuna rungu

Program PGDK Kemdikbud 2019

133
C. Cerebral palsy
D. Paraplegia
E. Kelumpuhan
Jawaban: C
Pembahasan
Cerebral palsy adalah kelainan yang disebabkan oleh kerusakan otak yang
mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak dan koordinasi, psikologis dan kognitif
sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar. Lebih lanjut, The American
Academy of Cerebral Palsy, cerebral palsy adalah berbagai perubahan gerakan atau
fungsi motor tidak normal dan timbul sebagai akibat kecelakaan, luka, atau penyakit
susunan syaraf yang terdapat pada rongga tengkorak.

Soal 45C
Keadaan atau kondisi dimana individu mengalami kehilangan atau abnormalitas
psikologi, fisiologi atau fungsi struktur anatomi secara umum pada tingkat organ tubuh
disebut dengan
A. Impairment
B. Disability
C. Handicaped
D. Gifted
E. Diference ability
Jawaban: A
Pembahasan
Impairment lebih kepada kondisi individu mengalami kehilangan atau abnormalitas
psikologi, fisiologi atau fungsi struktur anatom, contohnya: amputasi kaki, maka ia
mengalami kecacatan kaki. Sedang disability mengarah pada keadaan dimana individu
menjadi kurang mampu melakukan kegiatan sehari-hari karena adanya keadaan
impairment, contohnya pada orang cacat kaki, dia akan merasakan berkurangnya
fungsi kaki untuk mobilitas. Handicaped adalah keadaan dimana individu mengalami
ketidak mampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan,
dimungkinkan karena adanya kelainan dan berkurangnya fungsi organ individu,
sebagai contoh orang yang mengalami amputasi kaki, dia akan mengalami masalah
mobilitas sehingga dia memerlukan kursi.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengimplementasikan aktivitas olahraga pada anak berkebutuhan khusus

Uraian Materi:

Goal ball merupakan permainan yang didesain untuk para tuna netra atau yang punya
kekurangan dalam penglihatan. Pertandingan ini dimainkan oleh dua tim, di mana
masing-masing tim beranggotakan tiga pemain menjaga gawang yang berukuran
panjang 9 meter dan tinggi 130 centimeter. Lapangannya dibagi menjadi tiga bagian,
yang terdiri dari landing area, netral area dan team area untuk melempar bola.
Masing-masing lawan, akan berlomba memasukan bola ke gawang. Atlet yang sama
sekali tidak dapat melihat dan atlet yang punya gangguan penglihatan bisa bermain

Program PGDK Kemdikbud 2019

134
dalam satu pertandingan, setiap atlet harus bermain dengan penutup mata. Cara
mainnya, bola dilempar ke gawang lawan, dan lawan berusaha mencegah masuknya
bola dengan badan mereka namun tidak diperkenankan maju sampai 3 meter. Pemain
hanya berada di area depan gawangnya sendiri sepanjang pertandingan. Bola diisi
dengan lonceng agar pemain bisa mengetahui arah datangnya bola. Untuk itu,
sepanjang pertandingan, penonton tidak boleh berisik agar konsentrasi pemain untuk
mendengar datangnya bola tidak terganggu
Soal 46A
Permainan bola dengan lonceng (goal ball) dapat dimainkan oleh siswa yang
menyandang:
A. Tunarungu
B. Tunadaksa
C. Tunalaras
D. Berkebutuhan khusus
E. Tunanetra
Jawaban: A
Pembahasan

Goalball adalah olahraga tim yang dirancang khusus untuk atlet buta, awalnya muncul
pada tahun 1946 oleh Hanz Lorenzen oleh dari Austria dan Sepp Reindle dari Jerman
sebagai sarana untuk membantu rehabilitasi veteran Perang Dunia II tunanetra. Satu
tim beranggotalan tiga pemain, dan melempar bola (ada lonceng di dalamnya) ke
gawang lawan. Tim pelempar atau menggulirkan bola dari satu ujung area bermain
yang lain, dan pemain tetap di daerah tujuan mereka sendiri di kedua pertahanan dan
serangan. Pemain harus dapat mendengarkan suara bel yang dipasang di dalam bola
agar bisa mengetahui arah posisi dan pergerakan bola. Game terdiri dari dua babak
dengan time 12 menit (sebelumnya 10 menit tiap babak). Eyeshades (penutup mata)
memungkinkan pemain denga buta sebagian terlihat untuk dapat ikut bersaing pada
olahraga goalball dengan pemain buta total.

Soal 46B
Penangan perilaku hiperaktif pada anak tuna laras dapat dilakukan dengan terapi
bermain dengan tujuan
A. Membuat anak diam
B. Pembiasaan suasana kompetitif dan kooperatif

Program PGDK Kemdikbud 2019

135
C. Meredam emosi anak
D. Memusatkan perhatian
E. Membiasakan menjadi pemimpin
Jawaban: B
Pembahasan
Terapi bermain pada anak hiperkatif memiliki tujuan untuk mengembangkan
keterampilan, kemampuan gerak dan minat, serta terbiasa dalam suasana kompetitif
dan kooperatif dalam melakukan kegiatan kelompok

Soal 46C
Bagi anak tunagrahita bermain adalah sarana belajar gerak. Karakteristik permainan
yang diberikan adalah
A. Kompleksitas tinggi
B. Menghibur
C. Terorganisasi
D. Peraturan kompleks
E. Bermain dengan peraturan resmi
Jawaban: B
Pembahasan
Anak tunagrahita merupakan ABK yang memiliki IQ di bawah 70 serta ada yang
mengalami permasalahan motorik, kognitif, sensori, emosi dan sosial. Penggunaan
terapi seperti terapi okupasi, bermain, dan musik akan membantu. Lebih khusus
dalam hal bermain, sebaiknya memanfaatkan ragam permainan-permainan dengan
karakteristik mengibur dengan peraturan yang mudah dipahami (permainan rekreatif)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas permainan bola besar
untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:

Teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh pemain sepak
bola di antaranya:
• Menggiring bola (dribbling), yaitu teknik mendekati jarak ke sasaran, melewati
lawan, dan menghambat permainan.
• Menendang bola (kicking), yaitu teknik menendang dan menembak ke arah gawang
lawan.
• Mengumpan bola (passing), yaitu teknik mengoper bola ke teman satu tim.
• Menghentikan bola (stopping), yaitu teknik menghalau bola yang terlalu kuat
ditendang.
• Menyundul bola (heading), yaitu teknik menerima umpan bola yang melayang dari
atas.
• Merebut bola (intercepting), yaitu teknik mengambil/merampas bola dari lawan.
• Menyapu bola (sliding tackle), yaitu teknik merampas bola dengan men-sliding
pemain lawan.
• Lemparan ke Dalam (trow-in), yaitu teknik melempar bola ke dalam ketika bola
keluar lapangan.

Program PGDK Kemdikbud 2019

136
Menangkap bola (goal keeping), yaitu teknik mempertahankan gawang agar tidak
kemasukan.
Soal 47A
Teknik dasar sepakbola yang sangat mendukung dalam mengatur irama permainan
adalah:
A. Kicking
B. Dribbling
C. Passing
D. Overlapping
E. Intercepting
Jawaban: B
Pembahasan
Menggiring bola (dribbling), yaitu teknik mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan,
dan menghambat permainan

Soal 47B
Sikap menembak yang baik pada bolabasket diantaranya adalah
A. Kaki dibuka lebar
B. Lutut ditekuk secukupnya untuk awalan
C. Bola dipegang dengan keseluruhan telapak tangan
D. Pandangan ke bola
E. Kaki melompat saat menembak
Jawaban: B
Pembahasan
Dedy Sumiyarso (2002) memberikan gambaran sikap menembak yang baik sebagai
berikut:
1. Kaki sejajar atau sikap kuda-kuda
2. Pertama-tama bola dipegang di atas kepala denga kedua tangan sedikit ke depan
dahi, dengan sudut tangan 90 derajat
3. Tangan yang digunakan untuk menembak meninggalkan bola pada saat bola
dilepas, sedangkan tangan yang akan digunakan untuk menembak diputar
menghadap kea rah tembakan, dengan sikap badan tetap rileks
4. Tekuk lutut secukupnya agar memperoleh awalan
5. Luruskan kaki bersamaan denga luruskan tangan, diakhiri dengan lecutan
pergelangan tangan sampai jari-jari menghadap ke bawah
6. Sasaran sebagai tujuan tembakan dilihat di bawah bola, bukan disamping atau
diatas bola

Soal 47C
Menembak pada saat melompat ke depan pada bola tangan merupakan teknik
menembak
A. The dive shot
B. The fall shot
C. The side shot
D. The reserve shot
E. Shooting
Jawaban: A

Program PGDK Kemdikbud 2019

137
Pembahasan
Cara-cara menembak bola (shooting) pada bola tangan meliputi: 1) the standing shot
(menembak dalam posisi berdiri); 2) the jump shot (menembak pada saat melompat
ke atas); 3) the dive shot (menembak pada saat melompat ke depan); 4) the fall shot
(menembak sambil menjatuhkan diri ke samping/ke depan); 5) the side shot
(menembak dari samping badan); 6) the flying shot (menembak pada saat melayang);
7) the reverse shot (menembak membalik/memutar)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi aktivitas permainan bola
besar untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:

Teknik dasar dribbling pada basket tujuannya sama dengan teknik dribbling pada
sepak bola, yaitu untuk membawa bola menghindari lawan dan menyerang lawan.
Perbedaannya adalah dribbling pada bola basket dilakukan dengan memantul-
mantulkan bola dengan satu telapak tangan terbuka, bukan menggunakan kaki seperti
halnya pada permainan sepak bola. Aturannya jangan pernah menggunakan dua
tangan untuk menggiring bola basket dan jangan menggunakan tangan yang
mengepal. Ada dua jenis teknik dribbling dalam basket, yaitu: (1). Dribble Tinggi:
Dilakukan untuk menggiring bola secara cepat memasuki pertahanan lawan dengan
cara jalan cepat / lari, teknik ini digunakan ketika pemain lawan cukup jauh dari
pemegang bola. (2) Dribble Rendah: Teknik ini dilakukan untuk mempertahankan bola
dari rebutan lawan main. Teknik ini digunakan ketika sedang berhadapan langsung
dengan lawan dan ingin membuat sebuah terobosan yang memanfaatkan celah yang
dibuat oleh lawan ketika lengah. Pembelajaran drible tinggi Hanya akan efektif jika
diberikan setelah siswa menguasai gerak dasar bola basket, Terutama gerak Dasar
menggiring.
Soal 48A
Teknik dasar dalam bola basket meliputi
A. Footwork
B. Guarding
C. 3 on 3
D. Slam dunk
E. Juggling
Jawaban: A
Pembahasan
Menurut Wissel, (2009: 9) Teknik dasar dalam bermain bolabasket mencakup gerakan
kaki (footwork), menembak bola ke dalam keranjang (shooting), melempar (passing),
menangkap, menggiring (drible), bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, dan
bertahan.

Soal 48B
Pada teknik bergerak tanpa bola pada bola voli, langkah pertama harus
A. Pendek
B. Panjang

Program PGDK Kemdikbud 2019

138
C. Ringan
D. Berat
E. Stabil
Jawaban: A
Pembahasan
Saat bergerak tanpa bola langkah pertama haruslah pendek, agar langkah berikutnya
lebh ringan. Kedua, langkah-langkah ketika berlari pendek dan langkah terakhir ketika
akan memainkan bola sebaiknya panjang supaya segera berhentu, jika meloncat
dapat tegak

Soal 48C
Operan pada bolabaskey yang dilakukan dari atas kepala untuk melampaui daya raih
lawan disebut dengan
A. Bounce pass
B. Overhead pass
C. Under pass
D. Hook pass
E. Fake pass
Jawaban: B
Pembahasan
Overhead Pass adalah operan yang dilakukan dari atas kepala. Operan ini biasanya
digunakan oleh pemain-pemain jangkung, untuk menggerakkan bola diatas sehingga
melampaui daya raih lawan. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 14), lemparan ini biasanya
dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih
lawan. Sedangkan menurut Jon Oliver (2007: 38), efektif digunakan ketika harus
mengumpankan bola ke seorang rekan melewati kepala pemain bertahan. Untuk
melakukan umpan dari atas kepala, letakan kedua tangan di kedua sisi bola.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi, variasi dan kombinasi aktivitas
permainan bola besar untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:

Smash adalah upaya memukul bola dari net yang ditujukan pada titik sasaran dan
ruang kosong. Secara taktik, titik sasaran ini dapat diarahkan pada pemain paling
lemah untuk dapat mengembalikan bola. Sedangkan ruang kosong adalah taktik agar
bola sulit/tidak terjangkau oleh lawan dan dapat mematikan permainan.
Soal 49A
Prinsip melakukan smash yang baik adalah:
A. Di antara pemain lawan
B. Sedekat mungkin dengan net
C. Kepada pemain lawan yang tidak konsentrasi
D. Pada area yang paling kosong pemain lawan
E. Pada area yang terjauh dari net
Jawaban: D
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

139
Dengan mengarahkan pada daerah kosong peluang untuk mencetak poin lebih besar,
namun membutuhkan akurasi dan latihan yang kontinyu

Soal 49B
Keuntungan melakukan fast break pada bolabasket adalah
A. Mudah mencetak angka
B. Menghindari permainan kasar
C. Memecah kebuntuan taktik
D. Membangun kerjasama
E. Melatih kekuatan
Jawaban: A
Pembahasan
Tujuan pertama fast break adalah menciptakan kesempatan mencetak skor dengan
mudah. Pola 2-on-1 dan 3-on-2 yang merupakan pola paling umum, seringkali
menghasilkan lay-up. Pola 4-on-3 biasanya menghasilkan tembakan post-up dari
pemain dalam. Pola 5-on-4 seringkali memungkinkan lemparan bola yang mudah dari
sisi yang dijaga dan menghasilkan tembakan dari sisi yang lemah (weak side) (Wissel,
2000: 197). Tujuan kedua adalah untuk menyerang sebelum lawan membuat
pertahanan atau melakukan rebound. Fast break sangat baik untuk mengahadapi
lawan yang menggunakan zone defense karena lawan tidak memiliki waktu untuk
menempati posisi pertahanan mereka. Keunggulan regu yang melakukan fast break
adalah ketika menghadapi tekanan lawan. Regu yang melakukan fast break akan lebih
siap melakukan inbound dengan cepat sebelum pertahanan dibuat. Regu demikian
lebih memiliki pengalaman menggerakkan bola menerobos pertahanan, yang
menimbulkan ancaman besar terhadap regu yang bertahan. Fast break juga dapat
menimbulkan rusaknya pola pertahanan orang-per-orang (man to man defense)
(Wissel, 2000: 197).

Soal 49C
Taktik kombinasi pada permainan sepak bola meliputi
A. Zona wilayah
B. Man to man
C. Zone marking
D. Man to man dan zona wilayah
E. Semua benar
Jawaban: D
Pembahasan
Taktik pertahanan dapat dibedakan menjadi: a) Man to man defence, setiap pemain
membayangi satu lawan (satu lawan satu); b) zona defence, setiap pemain
bertanggung jawab atas daerah pertahanannya; c) Kombinasi, yaitu taktik man to
man defence dan zone defence.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas permainan bola kecil
untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik

Program PGDK Kemdikbud 2019

140
Uraian Materi:
Pukulan service adalah pukulan yang memiliki maksud di dalam melempar bola ke
area lapangan lawan dengan diagonal. Yang mana tujuannya untuk memulai
permainan. Untuk pukulan service bisa dilakukan dengan forehead atau dengan cara
backhand. Bisa juga dengan pukulan service panjang, mendatar maupun dengan
service cambuk. Tatapan mata pada saat servis harus melihat ke depan.
Soal 50A
Servis dalam bulutangkis dilakukan dengan mata mengarah ke:
A. Raket
B. Tangan yang memegang shutlecock
C. Shutlecock
D. Depan
E. Lawan
Jawaban: D
Pembahasan
Pandangan mata ke depan memberikan kesempatan bagi pemain untuk mengetahui
posisi lawan sehingga servis yang akan diberikan dapat disesuaikan untuk menyulitkan
lawan

Soal 50B
Pukulan forehand dan backhand pada tenis meja meliputi
A. Drive, push, block, chop dan service
B. Service, push, block
C. Smash, service, push, dan block
D. Service, smash, dan chop
E. Chop, smash, dan block
Jawaban: A
Pembahasan
Menurut Larry Hodges, (1996: 64) keterampilan pukulan forehand dan backhand
meliputi teknik pukulan drive, push, block, chop dan service. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Napitupulu (1982: 57) menerangkan bahwa pukulan forehand dan backhand
yang penting dalam permainan tenis meja ada lima macam, yaitu (1) pukulan drive,
(2) pukulan push, (3) pukulan block, (4) pukulan chop, dan (4) pukulan service.

Soal 50C
Ciri penting dari pukulan drop overhead bulu tangkis adalah
A. Sejauh mungkin
B. Sulit dijangkau
C. Menipu
D. Lambat
E. Keras
Jawaban: C
Pembahasan
Ciri yang paling penting dari pukulan drop overhead yang baik adalah gerakan tipuan.
Jika gerakan dapat menipu lawan pukulan mungkin tidak dikembalikan sama sekali.
Ciri yang paling merugikan dari pukulan drop adalah bolanya lambat sehingga
memberikan banyak waktu pada lawan (Tony Grice, 1996:71).

Program PGDK Kemdikbud 2019

141
Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi aktivitas permainan bola
kecil untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik.
Uraian Materi:
Permainan bulutangkis adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang atau empat
orang menggunakan raket dan kok, tujuan mengumpulkan skor dengan servis dan
mengembalikan dengan berbagai teknik pukulan, kemenangan ditentukan oleh skor
yang diperoleh
Soal 51A
Permainan Bulutangkis memerlukan penguasaan beberapa teknik dasar berikut ini:
1. Service
2. Forehand
3. Backhand
4. Smash
Teknik minimal yang harus dikuasai untuk bisa bermain Bulutangkis yaitu:
A. 1, 2, 3 dan 4
B. 1, 2, dan 3
C. 1 dan 2
D. 1 dan 3
E. 1 dan 4
Jawaban: B
Pembahasan
Service akan menjamin permainan tersebut dapat dimulai sedangkan forehand dan
backhand merupakan keterampilan agar permainan tersebut dapat berlangsung

Soal 51B
Sikap posisi badan menghadap penuh ke meja pada tenis meja disebut dengan teknik
A. Square stance
B. Side stance
C. Stance
D. Ready position
E. Hit stance

Jawaban: A
Pembahasan
Square stance, yaitu posisi badan menghadap penuh ke meja. Posisi ini biasanya
digunakan dalam keadaan siap menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah
mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, kanan, ke
depan, ataupun ke belakang, pemain dapat mengambalikan bola dengan baik.
(Muhajir, 2007: 30).

Program PGDK Kemdikbud 2019

142
Soal 51C
Latihan smash dapat dilatih salah satunya dengan cara
A. Smash bayangan
B. Melihat video
C. Umpan balik
D. Latihan mandiri
E. Latihan terstruktur
Jawaban: A
Pembahasan
Bentuk-bentuk latihan smash menurut Tony Grice (1999: 90-96) adalah:
1. Latihan smash bayangan
2. Melambungkan shuttlecock dan melakukan smash. Ini bisa
dilakukan sendiri dengan keuntungan lebih bisa mengatur impact
perkenaan shuttlecock.
3. Service dan pengembalian bola. Ini dilakukan berpasangan
dengan salah satu pemain memberikan umpan pada pemain
lainnya.
4. Pengembalian service-smash-block.
5. Rally Clear-Smah-Drop-Clear berkesinambungan.
6. Pengembalianservicelurus.
7. Smash menyilang

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi aktivitas
permainan bola kecil untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik.
Uraian Materi:
ermainan bola tangan merupakan modifikasi antara permainan bola basket dan sepak
bola yang mengandalkan kemahiran tangan untuk memasukkan bola kegawang
lawan. Dimainkan oleh 2 regu, masing-masing regu terdiri dari 7 orang pemain dan
dimainkan pada lapangan berukuran 20x40 meter. Tujuan permainan adalah
mencetak gol sebanyak-banyaknya, dengan cara melempar bola ke gawang lawan

Program PGDK Kemdikbud 2019

143
yang dijaga oleh lawan. Permainan ini memainkan bola dengan seluruh anggota
tubuh, kecuali kaki dan cara bermainnya membawa bola sebanyak-banyaknya tiga
langkah dan menahan bola ditangan paling lama menit.
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang membutuhkan daya tahan
keseluruhan, di samping menunjukkan ciri sebagai aktivitas jasmani yang memerlukan
kemampuan anaerobik, jika disimak hanya dari aspek pelaksanaan stroke satu
persatu. Ciri ini disimpulkan dari sifat cabang olahraga bulutangkis berdasarkan
tuntutan kondisi fisik.
Tidak dipungkiri bahwa permainan bulutangkis memerlukan kecepatan dan mobilitas
bergerak yang dikombinasikan dengan agilitas yang biasanya dimanfaatkan untuk
menutup lapangan atau untuk mengejar shuttlecock ke segala arah. Pergerakannya
cepat dan disusul dengan perubahan arah, baik ke depan, ke belakang, ke samping
kiri atau ke samping kanan.
Power juga dibutuhkan, terutama untuk melakukan pukulan terutama pukulan smash.
Demikian pula flexibilitas atau kelentukan dibutuhkan dalam permainan bulutangkis
terutama untuk mengambil bola yang jauh yang memerlukan langkah lebar, sehingga
pemain harus mampu melakukan gerakan split. Demikian juga untuk unsur kondisi
fisik lainnya seperti kekuatan, keseimbangan reaksi, koordinasi juga dibutuhkan dalam
permainan bulutangkis.
Menurut Subarjah (2012 : 3) menyatakan bahwa “Dalam permainan bulutangkis,
komponen-komponen kondisi fisik yang menonjol adalah kecepatan gerak, kelincahan
(agilitas), daya ledak otot atau power otot, dan daya tahan umum (kemampuan
aerobik)”.
Soal 52A
Cara mengajarkan teknik dasar dalam bulutangkis yang benar
A. Pegangan raket : siswa dilatih membiasakan diri memegang raket dengan
benar dan luwes tetapi bertenaga. Melakukan gerakan kearah kanan dan kiri
menggunakan tenaga pangkal bahu. Gerakan pergelangan tangan ke atas dan
bawah, memukul kok ke tembok.
B. Footwork: latih dengan gerakan kaki lambat ke kanan dan kiri, depan
belakang.
C. Hitting Position: dari tengah ke depan dengan lari kecil dimulai kaki kiri
kemudian kaki kanan. Dari tengah ke belakang dan dari depan ke belakang.
D. Service: menggunakan kok yang dilakukan ke dinding dengan sejumlah kok
secara berulang–ulang.
E. Pengembalian service: biasakan latihan dengan mengarahkan kok ke sisi
kanan dan kiri lapangan lawan ke sudut depan atau belakang lapangan lawan.
Jawaban: E
Pembahasan
Jawaban benar E karena prinsipnya penempatan kok yang tepat, lawan akan bergerak
untuk memukul kok sehingga ia terpaksa meninggalkan posisi strategisnya.
Pilihan A salah, karena pukulan berasal dari tenaga pergelangan tangan.
Pilihan B salah, karena gerakan kaki seharusnya cepat.
Pilihan C salah, karena hitting position dilakukan dengan dua langkah.
Pilihan D salah karena latihan service tujuan penempatan kok di area lawan, maka
latian sebaiknnya di lapangan

Program PGDK Kemdikbud 2019

144
Soal 52B
Komponen kondisi fisik yang menonjol dalam bulu tangkis adalah
A. Kecepatan, daya tahan, kekuatan
B. Kekuatan, daya tahan, kelentukan
C. Kekuatan, kelentukan, kecepatan
D. Kecepatan, agilitas, power, daya tahan umum
E. Daya tahan aerobic, agilitas, speed
Jawaban: D
Pembahasan
Menurut Subarjah (2012 : 3) menyatakan bahwa “Dalam permainan bulutangkis,
komponen-komponen kondisi fisik yang menonjol adalah kecepatan gerak, kelincahan
(agilitas), daya ledak otot atau power otot, dan daya tahan umum (kemampuan
aerobik)”.

Soal 52C
Permaina bola tangan pola serangan dapat berupa formasi
A. 4-2
B. 1-2-3
C. 3-2-1
D. 2-2-1
E. 3-4
Jawaban: C
Pembahasan
Pola pertahanan man to man, maka untuk penyerang menggunakan pola blocking dan
screening. Pola pertahanan daerah, maka penyerang menggunakan pola serangan
dengan membentuk formasi 4-2, 3-3 atau 3-2-1 dan serangan balik cepat

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas atletik untuk
menghasilkan keterampilan gerak jalan, lari, lempar dan lompat yang baik.
Uraian Materi:

Tujuan utama dari jalan dan lari adalah menempuh suatu jarak tertentu dengan waktu
yang secepat mungkin. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi
langkah, rumusnya sebagai berikut :

Kecepatan Lari = Panjang Langkah x Frekuensi Langkah

Dalam nomor lompat jangkit (triple jump), terjadi tiga kali tolakan (hop, step dan
jump), tiga kali melayang di udara dan tiga kali melakukan pendaratan. Jarak
lompatan dalam lompat jangkit diukur dari gabungan ketiga gerakan lompat jangkit
tersebut (hop, step dan jump).
Tujuan dari nomor lempar dan tolak adalah melempar atau menolak suatu benda
dengan sejauh-jauhnya. Untuk mendapatkan hasil lemparan atau tolakan yang jauh,
harus diperhatikan dan diterapkan “hukum fisika”, serta tetap mempedomani

Program PGDK Kemdikbud 2019

145
peraturan PASI atau IAAF yang berlaku.
Kecepatan dalam lari sprint dan gawang adalah hasil kecepatan gerak dari kontraksi
otot secara cepat dan kuat (powerful) melalui gerakan yang halus (smooth) dan
efesien (efficient).Kecepatan pada kontraksi otot tergantung pada komposisi otot.
Proporsi dari serabut otot cepat (fast twitch fiber/FT) sangat erat kaitannya dengan
gerakan kecepatan maksimal (maximum speed of movement). Pelari sprint yang baik
secara normal memiliki persentase yang lebih tinggi pada serabut otot cepat (FT) dari
pada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya pada serabut otot lambat (slow
twitch fiber/ST). Karakteristik tersebut merupakan faktor yang sudah dilahirkan. Oleh
karena itu, untuk menjadi sprinter yang baik dan potensial harus didasari atas bakat
yang didukung dengan teknik lari yang baik agar gerak lari menjadi efesien. Untuk
teknik lari dapat dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Latihan juga dapat lebih
dikembangkan melalui kemampuan biomotor seperti kelentukan (flexibility), kekuatan
(kekuatan); yang kemudian dikembangkan menjadi kekuatankecepatan/power),
koordinasi (coordination) dan daya tahan (endurance; yang kemudian dikembangkan
menjadi daya tahan-kecepatan) yang memberikan kontribusi terhadap suksesnya
seorang pelari sprint.
Soal 53A
Analisis gerakan nomor lompat jauh harus mempertimbangkan empat tahapan
gerakan yaitu
A. Awalan, tolakan, melayang, mendarat
B. Awalan, melayang, mendarat, ready position
C. Awalan, berlari, melayang, mendarat
D. Awalan, berlari, melompat, mendarat
E. Awalan, melompat, melayangm mendarat
Jawaban: A
Pembahasan
Untuk analisis gerakan di nomor lompat jauh harus mempertimbangkan empat
tahapan gerakan secara konsisten, yaitu awalan (run up), tolakan (take off), melayang
di udara (flight) dan pendaratan (landing)

Soal 53B
Dalam nomor apa terdapat tiga kali tolakan yaitu hop, step dan jump
A. Lompat jauh
B. Lompat tinggi
C. Loncat indah
D. Lompat jangkit
E. Lompat kangkang
Jawaban: D
Pembahasan
Dalam nomor lompat jangkit (triple jump), terjadi tiga kali tolakan (hop, step dan
jump), tiga kali melayang di udara dan tiga kali melakukan pendaratan. Jarak
lompatan dalam lompat jangkit diukur dari gabungan ketiga gerakan lompat jangkit
tersebut (hop, step dan jump).

Soal 53C
Bagaimanakah posisi telapak kaki saat melakukan latihan tendangan tumit

Program PGDK Kemdikbud 2019

146
A. Menghadap ke depan
B. Menghadap ke belakang
C. Sejajar
Beban dengan tungkai
Latihan: 1 x atas
Ulangan = 15 m.
D. Setinggi lutut
Latihantanah
E. Menempel Dasar 2
Jawaban: B
Latihan Tendangan Tumit (Heel Kick-Up Drill)
Pembahasan

Sebaiknya telapak
menghadap ke belakang,
tidak ke atas. Ujung
kaki/jari ke bawah, tumit
menyentuh pantat bagian
bawah.

Beban Latihan: 1 x Ulangan = 20-30 m


Latihan Dasar 3
Tujuan Pembelajaran
Latihan Angkat Lutut Tinggi
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas atletik untuk
menghasilkan keterampilan gerak jalan, lari, lempar dan lompat yang baik.
Uraian Materi:

Teknik berlari dapat diajarkan dengan memperkenalkan kunci keterampilan yang


berkaitan dengan fase-fase (unsur unsur) dalam lomba lari sprint, yaitu: reaksi,
akselerasi, kecepatan maksimum dan pemeliharaan kecepatan. Tidak adanya cara
untuk melatih semua unsur tersebut sekaligus, maka diterapkan latihan yang bervriasi
dan latihan yang difokuskan pada aspek-aspek khusus.
Poin-Poin Penekanan
 Meningkatkan kemampuan reaksi (menggunakan berbagai signal start dan
posisi-start, seperti posisi berbaring, duduk, berdiri).
 Meningkatkan frekuensi langkah (dengan melatih gerakan lutut-tinggi dan
memperpendek pendulum/bandul kaki bebas).
 Menambah panjang langkah (dengan melatih gerak pelurusan penuh kaki
topang).
 Latihan-latihan tambahan dan latihan terfokus pada :
 Gerakan kaki mencakar (pawing-action)
 Pelurusan badan penuh
 Gerakan lengan yang kuat namun rileks
 Suatu variasi permainan yang luas berkenaan dengan lari dan lari gawang
Yang harus dihindari
 Berkonsentrasi pada beberapa latihan dan drill saja
 Lari sprint dengan usaha maksimum tanpa variasi jarak
 Kelelahan ketika berlatih pada kecepatan maksimum
 Kontak tumit ketika lari sprint

Program PGDK Kemdikbud 2019

147
Soal 54A
Setelah sampai kurang lebih satu meter di depan garis finish sikap tubuh harus
dicondongkan ke depan dengan
A. mengurangi kecepatan lari
B. mempertahankan kecepatan lari
C. menambah kecepatan lari
D. tergantung pada kemampuan pelari
E. menjaga keseimbangan tubuh
Jawaban: B
Pembahasan
Dalam lomba lari ukurannya kecepatan, sehingga sampai garis finis sebaiknya tetap
mempertahankan kecepatannya.

Soal 54B
Latihan lari dengan tahanan harus memperhatikan
A. Lingkungan
B. Permukaan lintasan lari
C. Gunakan tahanan dan teman atau alat penahan
D. Jarak lari
E. Interval istirahat
Jawaban: C
Pembahasan
 Gunakan tahanan dan teman latih atau alat penahan.
 Jangan melebih-lebihkan tahanan.
 Pastikan kaki topang diluruskan sepenuhnya dan kontak (dengan tanah) sesingkat
mungkin.

Soal 54C
Teknik lempar lembing yang berfungsi menjaga keseimbangan adalah
A. Pegangan
B. Awalan
C. Lemparan
D. Gerak ikutan
E. Tumpuan
Jawaban: D
Pembahasan
Setelah melakukan lemparan akan ada amplitude, agar maksimal hasil lemparan serta
tidak ada hambatan maka gerakan ikutan diperlukan untuk menjaga kesimbangan

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas gerak beladiri untuk
menghasilkan keterampilan gerak beladiri pencak silat, taekwondo, karate, dan
beladiri tradisional lainnya dengan baik.
Uraian Materi:

Program PGDK Kemdikbud 2019

148
Pembelaan merupakan prinsip utama dalam pencak silat, sehingga harus benarbenar
dikuasai. Bentuk-bentuk pembelaan dasar antara lain dengan cara melakukan elakan
dan tangkisan. Belaan merupakan usaha membela diri dari serangan lawan, secara
teknis belaan dibedakan menjadi tiga, yaitu pembelaan dasar, lanjutan dan pembelaan
taktik, 2) Redaman adalah teknik yang mengajarkan cara jatuh dengan baik dan benar
yang bertujuan untuk meminimalkan (meredam) efek kejut atau goncangan yang
diterima tubuh sewaktu jatuh oleh teknik bantingan atau teknik jatuhan yang
dilakukan oleh lawan tanding sehingga pesilat yang terjatuh tersebut selamat dan
tidak mengalami cidera sehingga masih mampu untuk melanjutkan hingga usai, 3)
Teknik jatuhan merupakan teknik yang dikhususkan untuk menjatuhkan lawan
dengan menggunakan komponen serangan kaki dan tangan.
1) Sikap kuda-kuda dapat dikaji dari dua segi yaitu: dari segi bobot dan dari segi
bentuk. Ditinjau dari bobot maksudnya adalah penempatan sikap kaki (kuda-kuda)
didasarkan atas pembebanan yang dilakukan oleh tubuh/badan. 2) Sikap pasang
adalah sikap taktik untuk menghadapi lawan, yang berpola menyerang atau
menyambut. Bila ditinjau dari sistem beladiri, pasang berarti siap tempur. Dalam
usaha mendekati dan menjauhi serangan lawan, sikap pasang memiliki nilai strategis,
dimana dengan melihat kondisi lawan dalam bersikap pasang, maka pesilat dapat
memprediksi serangan yang akan dilakukan lawan dan mencari teknik belaan yang
dianggap efektif untuk membuyarkan serangan lawan. 3) Pengertian pukulan dalam
pencak silat adalah serangan yang dilakukan menggunakan tangan kosong sebagai
komponennya. Pada prinsipnya segala teknik pukulan yang terdapat dalam pencak
silat boleh digunakan untuk menyerang bagian-bagian tubuh lawan yang disahkan
untuk diserang dalam upaya memperoleh angka. 4) Langkah merupakan bagian yang
sangat penting dalam pencak silat karena dalam setiap pelaksanaan teknik pencak
silat baik saat bertahan ataupun saat menyerang hampir selalu disertai gerakan
melangkah untuk mencari posisi yang menguntungkan.
Soal 55A
Seni bela diri tradisional asli Indonesia yaitu
A. Kempo
B. Karate
C. Pencak Silat
D. Taekwondo
E. Muathay
Jawaban: C
Pembahasan
Seni bela diri terbagi atas berbagai macam jenis, yaitu seni bela diri bersenjata tajam,
seni tempur bersenjata tumpul/ tidak tajam (kayu, bamboo, dsb) dan seni bela diri
tangan kosong. Jenis-jenis bela diri yang ada antara lain; pencak silat, karate, tinju,
gulat, kempo, tarung derajat, taekwondo, wushu dan lain sebagainya. Olahraga bela
diri yang merupakan kekayaan budaya asli Indonesia adalah pencak silat dan tarung
derajat. Pencak Silat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang berasal dari
kawasan Asia terutama Asia Tenggara dan Khususnya Negara Indonesia, pada
awalnya Pencak Silat merupakan beladiri yang harus dikuasai oleh seluruh prajurit
kerajaan-kerajaan yang bertujuan untuk mempertahan kan diri dan berperang akan
tetapi seiring perkembangan zaman Pencak silat ini perlahan mulai dimasukan
kedalam Olahraga Seni Beladiri, Indonesia merupakan salah satu negara yang

Program PGDK Kemdikbud 2019

149
dominan dan disegani dalam olahraga Pencak Silat ini karena indonesia memiliki atlet-
altet yang cukup berprestasi baik di tingkat Nasional Maupun di tingkat Internasional.

Soal 55B
Kuda-kuda ringan pada seni bela diri pencak silat artinya
A. Dua kaki menopang sebagian berat badan
B. Sikap kuda-kuda dengan menopang berat badan
C. Sikap kuda-kuda dengan salah satu kaki menopang seluruh berat badan
D. Kedua kaki menopang seluruh berat badan
E. Kuda-kuda pasif
Jawaban: A
Pembahasan
Tinjauan terhadap kuda-kuda dapat dikaji dari dua segi yaitu: dari segi bobot dan dari
segi bentuk. Ditinjau dari bobot maksudnya adalah penempatan sikap kaki (kuda-
kuda) didasarkan atas pembebanan yang dilakukan oleh tubuh/badan. Ditinjau dari
bentuk maksudnya adalah kuda-kuda yang sudah dibakukan bentuknya oleh PB IPSI.
Pembakuan ini dilakukan dengan memperhatikan formasi kaki yang dikoordinasikan
dengan tubuh. Berdasarkan bobotnya kuda-kuda dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Kuda-kuda ringan yaitu sikap kuda-kuda dengan dua kaki menopang sebagian berat
badan. Kuda-kuda ini cenderung bersifat aktif.
2. Kuda-kuda sedang yaitu sikap kuda-kuda dengan menopang berat badan kuda-
kuda ini bisa bersifat aktif maupun pasif.
3. Kuda-kuda berat yaitu sikap kuda-kuda yang salah satu atau kedua kaki menopang
seluruh berat badan dan kuda-kuda ini bersifat pasif.

Soal 55C
Istilah Dwi Koa Seogi adalah bagian dari teknik dasar Taekwondo berupa teknik
A. Kuda-kuda
B. Serangan
C. Tangkisan
D. Sasaran tubuh
E. Chagi
Jawaban: A
Pembahasan
Sikap Kuda-kuda terdiri dari kuda-kuda rapat (Moa Seogi), kuda-kuda sejajar (Naranhi
Seogi), sikap jalan kecil (Ap Seogi), kuda-kuda duduk (Juchum Seogi), kuda-kuda
panjang (Ap Kubi) dan juga kuda-kuda L (Dwit Kubi), kuda-kuda sikap harimau (Beom
Seogi), kuda-kuda silang (Dwi Koa Seogi dan Ap Koa Seogi).

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi aktivitas gerak beladiri untuk
menghasilkan keterampilan gerak beladiri pencak silat, taekwondo, karate, dan
beladiri tradisional lainnya dengan baik.
Uraian Materi:

Power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan (Sukadiyanto, 2010 : 193).

Program PGDK Kemdikbud 2019

150
Latihan power diberikan pada atlet setelah atlet dilatih unsur kekuatan dan kecepatan.
Artinya bahwa latihan kekuatan dan latihan kecepatan sudah dilatihkan terlebih
dahulu, wlaupun dalam setiap latihan kekuatan dan kecepatan sudah ada unsur
latihan power. Power merupakan unsur tenaga yang sangat dibutuhkan power sebagai
komponen energi utamanya. Adapun wujud gerak dari power adalah selalu bersifat
eksplosif. Power banyak digunakan pada cabang olahraga yang banyak menggunakan
power dalam melakukan aktivitasnya misalnya: bela diri, atletik (sprinter, lompat,
lempar dan lain-lain), renang, sepak bola, bola voli, bola basket, tenis lapangan, bulu
tangkis, dan lain sebagainya. Berbicara masalah beladiri maka salah satunya adalah
karate. Karate adalah olahraga beladiri yang memerlukan power, bahkan dalam
peraturan pertandingan dan perwasitan dunia disebutkan, bahwa pada pertandingan
karate untuk kelas kata, disebutkan bahwa point dalam gerakan kata adalah power.
Mencermati aturan tersebut sudah jelas bahwa dalam olahraga karate memerlukan
power sebagai komponen yang cukup penting. Power tidak akan bisa bekerja dengan
baik tanpa latihan yang benar. Latihan power dapat dilakukan dengan berbagai
macam latihan, baik dengan alat atau tanpa alat. Latihan dengan alat yang sering
dibahas dalam komponen biomotor kekuatan bisa dilakukan di pusat-pusat kebugaran
maupun dengan peralatan yang ada dimodifikasi, sedangkan yang tidak dengan alat
biasanya menggunakan berat badan sendiri dan lebih popular disebut plyometrik.
Soal 56A
Keras tidaknya pukulan dalam pencak silat tergantung pada
A. Tegang dan tidaknya otot lengan
B. Pernapasan
C. Sikap kuda-kuda dari kaki
D. Awalan dari pukulan
E. Kekuatan otot perut
Jawaban: A
Pembahasan
Jika otot lengan lembek tidak terjadi kontraksi, maka tenaga yang dihasilkan kurang

Soal 56B
Kelincahan adalah gabungan dari kecepatan dengan
A. Koordinasi
B. Kelentukan
C. Kestabilan
D. Kelembaman
E. Percepatan
Jawaban: A
Pembahasan
Power merupakan gabungan atau hasil kali dari kekuatan dengan kecepatan,
kelincahan merupakan gabungan dari kecepatan dengan koordinasi

Soal 56C
Pukulan yang dilakukan dengan lintasan pukulan dari arah samping luar tubuh pesilat
menuju kea rah dalam tubuh pesilat disebut
A. Pukulan bandul
B. Pukulan lingkar

Program PGDK Kemdikbud 2019

151
C. Pukulan sangkal
D. Pukulan depan
E. Pukulan langsung
Jawaban: B
Pembahasan
Pukulan lingkar, Pukulan lingkar adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan
pukulan dari arah samping luar tubuh pesilat menuju ke arah dalam tubuh pesilat.
Untuk tercapainya hasil optimal dari pukulan lingkar ini, harus didukung dengan
pergerakan bahu dan pinggang yang searah dengan arah pukulan. Hal ini akan
menambah bobot pukulan dengan adanya dorongan berat badan pesilat ke
tangannya.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi dan kombinasi permainan
sederhana dan tradisional untuk menghasilkan keterampilan yang baik.
Uraian Materi:

Tujuan permainan kasti adalah mencetak skor, permainan dimulai dengan pukulan,
bola ditangkap, dioperkan. Untuk dapat kembali ke home base harus lari, dan cara
mematikan lawan dengan cara tik. Slading adalah teknik tambahan untuk menginjak
base tertentu dengan beradu kecepatan dengan lawan agar tidak mati karena di tik,
karena jika sudah menginjak base pemain masih bisa hidup. Menurut Iwan Ridwan
dan Ikman Sulaeman (2008: 12) Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola
kecil. Permainan kasti termasuk permainan beregu. Permainan ini mengutamakan
kegembiraan dan ketangkasan para pemainnya. Untuk dapat memenangkan
permainan, satu regu dituntut untuk bekerja sama dengan baik. Menurut Nasir Rosyidi
dkk. (1982: 12) Permainan kasti adalah permainan yang sangat popular, hingga di
beberapa daerah permainan ini mengalami beberapa perkembangan, yang kemudian
menimbulkan kesukaran-kesukaran karena perbedaan pendapat. Akan tetapi,
kesukaran-kesukaran tersebut (terutama yang mengenai peraturannya) ada yang
tidak mungkin untuk ditetapkan menjadi suatu peraturan. Dalam hal ini bila ada
pertandingan, segala sesuatu hanya dipertanggungjawabkan atas kebijakan wasit.
Soal 57A
Permainan kasti dapat dimainkan apabila peserta dapat menguasai minimal teknik:
A. Pukulan, tangkapan, operan, lari, tik
B. Tangkapan, slading, tik, lari
C. Tik, pukulan sliding, operan
D. Lari, tik, sliding, tangkapan, operan
E. Slading, tangkapan, operan, lari.
Jawaban: A
Pembahasan
Sebelum mulai dengan bermain kasti anak-anak tentu harus telah cukup cakap dalam
melempar, menangkap dan memikul bola. Karena itu guru janganlah tergesa-gesa
dengan permainan kasti, hendaklah anak-anak dilatih dahulu dalam teknik permainan
itu, yaitu: melempar, menangkap dan memukul bola.

Program PGDK Kemdikbud 2019

152
Soal 57B
Jumlah pemain pada permainan Gobak sodor sebanyak
A. 5 orang
B. 3-5 orang
C. 3-7 orang
D. 8 orang
E. Sebanyak mungkin
Jawaban: B
Pembahasan
Gobak sodor adalah permainan tradisional yang merupakan jenis grup yang terdiri
dari dua regu, dimana masing-masing regu terdiri dari 3-5 orang. Permainan ini
memerlukan tempat yang cukup luas karena digunakan untuk kejar-kejaran. Tidak
ada alat khusus yang digunakan, anak-anak hanya menggambar garis dengan kapur
dan untuk membuat acuan garis dalam permainan.

Soal 57C
Pelempar kasti melempar sebanyak dua kali lemparan, lemparan pertama adalah
lemparan yang bertujuan membuat pemukul merasa
A. Marah
B. Terprovokasi
C. Tertipu
D. Malu
E. Gembira

Jawaban: C
Pembahasan
Hendaklah melempari dua kali, yang pertama lemparan “tipuan” supaya lawan
menjatuhkan diri dsb. Sehingga ia dengan mudah dapat dilempar.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi permainan
sederhana dan tradisional untuk menghasilkan keterampilan yang baik.
Uraian Materi:
Pemain yang sukses melakukan pukulan bola harus segera lari menuju pemberhentian
I, II, III, serta ruang bebas namun secara bertahap dan kemudian nilai 1 pun diperoleh
tim tersebut. Sedangkan nilai 2 dapat diperoleh ketika pemain sukses berlari melalui
tiang-tiang pemberhentian lalu berhasil atas pukulannya sendiri untuk kembali ke
ruang bebas. Untuk tim penjaga yang mampu menangkap bola lambung secara
langsung, ada nilai 1 yang bisa dikoleksi. Tentunya penentuan pemenang adalah
berdasarkan pada tim yang memperoleh nilai paling tinggi atau banyak.
Soal 58A
Dalam permainan kasti nilai 1 diperoleh apabila:
A. tim penjaga yang mampu menangkap bola lambung
B. Pelari dapat melewati tiang I dan II
C. Peserta yang sukses kembali ke ruang bebas setelah melakukan pukulannya
sendiri

Program PGDK Kemdikbud 2019

153
D. Pelari dapat melewati tiang I, II, dan ruang bebas
E. Tim penjaga yang dapat mematikan lawan dengan tik
Jawaban: A
Pembahasan
Pemain yang sukses melakukan pukulan bola harus segera lari menuju pemberhentian
I, II, III, serta ruang bebas namun secara bertahap dan kemudian nilai 1 pun diperoleh
tim tersebut.

Soal 58B
Dalam permainan kasti nilai 1 diperoleh apabila:
A. tim penjaga yang mampu menangkap bola lambung
B. Pelari dapat melewati tiang I dan II
C. Peserta yang sukses kembali ke ruang bebas setelah melakukan pukulannya
sendiri
D. Pelari dapat melewati tiang I, II, dan ruang bebas
E. Tim penjaga yang dapat mematikan lawan dengan tik
Jawaban: D
Pembahasan
Nilai 2 dapat diperoleh ketika pemain sukses berlari melalui tiang-tiang pemberhentian
lalu berhasil atas pukulannya sendiri untuk kembali ke ruang bebas

Soal 58C
Apa yang dilakukan ketika bola terpukul atau terlempar terlalu tinggi dan jauh pada
kasti
A. Lari ke ruang bebas
B. Lari ke base
C. Berdiam diri di tempat
D. Berjalan pelan ke base
E. Mengantri untuk memukul kembali
Jawaban: A
Pembahasan
Kalau bola yang dipukul itu jatuh didekat tiang pertolongan, larilah terus ketiang bebas

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi komponen-komponen
pengembangan kebugaran jasmani (missal: kecepatan, kekuatan, daya tahan,
kelincahan, kelentukan, kekuatan, dll) untuk menunjang kemampuan fisik yang baik
Uraian Materi:

Perencanaan aktivitas kebugaran yang dilakukan di sekolah dapat berpedoman pada


ciri umum olahraga kesehatan yaitu massal, mudah, murah, meriah serta ciri khusus
dari olahraga kesehatan (Giriwijoyo, 2012:39) yaitu sebagai berikut:
a. Homogen dan submaksimal dalam intensitas atau beban olahraganya, olahraga
dilakukan dengan intensitas yang ± rata/ homogen
b. Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban /intensitas yang maksimal
c. Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal.

Program PGDK Kemdikbud 2019

154
d. Ada kesatuan takaran (dosis)
e. Adekuat, yakni ada batas minimal tertentu untuk intensitas dan waktu pelaksanaan
olahraga kesehatan agar dapat menghasilkan manfaat khususnya dapat
meningkatkan kemampuan fungsional perangkat pendukung gerak.
f. Dapat mencapai intensitas antara 60-80% denyut nadi maksimal sesuai umur.
g. Bebas stress psikis.
Soal 59A
Push-up merupakan jenis latihan untuk melatih kekuatan
A. Otot lengan, bahu, dada
B. Otot kaki, perut, punggung
C. Otot punggung, tangan
D. Otot perut, dada
E. Otot bahu, kaki
Jawaban: A
Pembahasan
Otot lengan, bahu, dada
Jika diperhatikan otot yang paling dominan kontraksi pada saat push-up adalah otot
seluruh lengan, bahu dan dada.

Soal 59B
Weight training dan circuit training dapat melatih
A. Daya tahan
B. Kelincahan
C. Kekuatan
D. Stabilitas
E. kelentukan
Jawaban: A
Pembahasan
Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas atau latihan dalam
waktu yang lama tanpa merasa lelah yang berlebihan setelah melakukan aktivitas
tersebut (Harsono, 2015:56). Pada dasarnya komponen daya tahan terdiri dari dua
yakni daya tahan umum dan daya tahan khusus. Daya tahan umum berkaitan dengan
kemampuan jantung, pernafasan dan pembuluh darah. Sedangkan daya tahan khusus
berkaitan dengan kemampuan otot-otot besar dalam merespon aktivitas yang
berlangsung lama. Bentuk latihan daya tahan antara lain lari, angkat beban dan
bentuk aktivitas lainnya yang mengandung unsur aerobik dan anaerobik. Metode
latihan daya tahan yang dapat digunakan antara lain fartlek, weigth training maupun
circuit training.

Soal 59C
Peserta didik berlatih kekuatan untuk
A. Menjadi atlet
B. Mampu mengangkat beban berat
C. Meningkatkan derajat kesehatan
D. Menjadi binaragawan
E. Unjuk kekuatan
Jawaban: C

Program PGDK Kemdikbud 2019

155
Pembahasan
Perlu diingat bahwa siswa berlatih kekuatan bukan untuk menjadi atlet misalnya
binaragawan melainkan untuk meningkatkan derajat kesehatannya, adapun keinginan
guru untuk membentuk siswa menjadi atlet dapat di lakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler ataupun klub-klub olahraga sekolah yang memiliki program latihan
terencana.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi komponen-komponen
pengembangan kebugaran jasmani (misal: kecepatan, kekuatan, daya tahan,
kelincahan, kelentukan, kekuatan, dll) untuk menunjang kemampuan fisik yang baik.
Uraian Materi:
Kelincahan adalah gabungan kecepatan dan fleksibilitas, maka bentuk latihannya yang
tepat shuttle run, atau sering dikenal dengan istilah lari zig-zag ada tuntutan lari cepat
dan memindah arah.
Soal 60A
Bentuk latihan kebugaran untuk meningkatkan kelincahan adalah
A. Up hill
B. Lari cepat
C. Down hill
D. Lari naik turun tangga
E. Shuttle run
Jawaban: E
Pembahasan
Kelincahan adalah gabungan kecepatan dan fleksibilitas, maka bentuk latihannya yang
tepat shuttle run

Soal 60B
Bentuk latihan kekuatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah Latihan
A. Latihan beban luar
B. Latihan beban dalam
C. Latihan over dosis
D. Latihan ketahanan
E. Latihan beban maksimal
Jawaban: B
Pembahasan
Bentuk latihan kekuatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani latihan antara lain latihan beban dalam (mis. push up, sit up, scissors split)
maupun beban luar yang tidak terlalu berat (mis. dumbbell and medicine ball exercise)
yang di susun menggunakan metode circuit training yang terdiri dari beberapa pos
latihan didalamnya.

Soal 60C
Hal apakah yang tidak dibolehkan saat melakukan latihan peregangan
A. Menambah durasi waktu
B. Makan dan minum

Program PGDK Kemdikbud 2019

156
C. Menghela nafas
D. Menahan nafas
E. Bernafas secara cepat
Jawaban: D
Pembahasan
Selama proses peregangan olahragawan tidak boleh menahan napas, tetapi
pernapasan tetap harus berjalan normal seperti biasa. Adapun cara pernapasannya,
tarik napas dalam-dalam sebelum melakukan peregangan dan keluarkan napas saat
peregangan.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi komponen-
komponen pengembangan kebugaran jasmani (misal: kecepatan, kekuatan, daya
tahan, kelincahan, kelentukan, kekuatan, dll) untuk menunjang kemampuan fisik yang
baik.
Uraian Materi:

Dalam memperoleh kebugaran perlu meningkatkan kemampuan fisik melalui beragam


aktivitas gerak terlebih dahulu sebab kebugaran hasil dari proses latihan yang
dilaksanakan dengan terukur dan teratur. Terkait bentuk aktivitas jasmani yang dapat
dilakukan berisi gerak ketrampilan yang dirancang secara sistematis mulai dari awal
penetapan tujuan, tingkatan beban, kualitas latihan (intensitas), kegiatan pemanasan
(warm up), inti, dan pendinginan (cool down) yang disusun rangkaiannya dan dikemas
kedalam suatu bentuk latihan. Proses latihan dapat meningkatkan kualitas kebugaran
seseorang sebab dari latihan terjadi peningkatan dalam hal daya tahan, kekuatan otot,
luas ruang gerak sendi dan kinerja jantung-pernapasan maka dengan meningkatnya
kondisi fisik maka meningkat pula derajat kebugaran. Tujuan kebugaran pada mata
pelajaran pendidikan jasmani tentu memiliki tujuan tersendiri seperti mencapai kondisi
fisik yang lebih baik dan berpengaruh pada peningkatan mutu siswa serta menjadi
suatu upaya mempersiapkan calon-calon atlet berprestasi dimasa depan. Dengan
demikian pelaksanaan materi kebugaran disekolah dapat digolongkan kedalam bagian
olahraga kesehatan. Mengetahui komponen mana yang termasuk kebugaran jasmani
(physical fitness) dan kesegaran gerak (motor fitness) sangat diperlukan bagi guru
penjas yang sehari-hari bertugas pembinaan jasmani siswa di sekolah. Komponen
kebugaran jasmani terdiri dari kekuatan, daya tahan umum, daya tahan otot,
kelentukan dan koordinasi, sedangkan komponen kesegaran gerak (motor fitness)
terdiri dari kecepatan, kelincahan, power dan keseimbangan. Keseluruhan komponen
tersebut membentuk kemampuan biomotorik (biomotor ability) pada diri seseorang.
Terkait komponen kebugaran jasmani dapat dijelaskan sebagai berikut: Daya tahan
adalah kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas atau latihan dalam waktu yang
lama tanpa merasa lelah yang berlebihan setelah melakukan aktivitas tersebut
(Harsono, 2015:56). Pada dasarnya komponen daya tahan terdiri dari dua yakni daya
tahan umum dan daya tahan khusus. Daya tahan umum berkaitan dengan
kemampuan jantung, pernafasan dan pembuluh darah. Sedangkan daya tahan khusus
berkaitan dengan kemampuan otot-otot besar dalam merespon aktivitas yang
berlangsung lama. Bentuk latihan daya tahan antara lain lari, angkat beban dan

Program PGDK Kemdikbud 2019

157
bentuk aktivitas lainnya yang mengandung unsur aerobik dan anaerobik. Metode
latihan daya tahan yang dapat digunakan antara lain farlek, weigth training maupun
circuit training.
Latihan kekuatan diperlukan untuk mengembangkan kemampuan otot-otot besar
yang sering digunakan dalam mendukung aktivitas sehari hari. Latihan kekuatan
dalam pembelajaran penjas tentu tidak sama dengan latihan kekuatan yang dilakukan
oleh seorang atlet dalam latihan prestasi mengingat perbedaan tujuan latihan yang
dimiliki. Atlet berlatih untuk meningkatkan unsur kekuatannya sehingga mendukung
peningkatan penampilannya untuk mencapai prestasi setinggi mungkin sedangkan
siswa melakukan latihan kekuatan bertujuan agar memperoleh kebugaran sehingga
mendukung peningkatan prestasi belajarnya disekolah.
Soal 61A
Pada latihan kekuatan mengenal prinsip dimana setiap bagian tubuh yang memiliki
komposisi otot lebih banyak perlu dilatih kekuatan untuk meningkatkan kemampuan,
memudahkan dalam mempelajari keterampilan baru dan menghindari cidera adalah
prinsip
A. Total body
B. Utility
C. Kekhususan
D. Urutan latihan
E. Frekuensi
Jawaban: A
Pembahasan
Emral (2017:159) menyatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip latihan kekuatan,
antara lain sebagai berikut:
a. Prinsip seluruh tubuh (total body), yaitu setiap bagian tubuh yang memiliki
komposisi otot lebih banyak perlu dilatih kekuatan bertujuan meningkatkan
kemampuan, memudahkan dalam mempelajari ketrampilan baru, dan menghindari
kemungkinan terjadinya cidera.
b. Pemanfaatan (utility), yaitu semua bentuk latihan kekuatan dilakukan seperti
kenyataan gerak yang dilakukan dalam cabang olahraga.
c. Urutan latihan, yaitu pada umumnya urutan latihan kekuatan dimulai dari kelompok
otot yang besar ke yang kecil atau sebaliknya, dari atas ke bawah atau sebaliknya,
dan sasaran kelompok otot selalu bergantian dan berseling.
d. Spesifikasi (kekhususan), yaitu sasaran latihan kekuatan tidak hanya untuk
kelompok otot saja, tetapi juga untuk melatih ketrampilan gerak cabang olahraga,
artinya kelompok otot yang dilatih harus sesuai dengan gerak yang diperlukan dalam
aktivitas sesungguhnya.

Soal 61B
Latihan fleksibilitas menuntut adanya aktivitas pemanasan berupa
A. Lari cepat
B. Jogging
C. Diving
D. Rolling
E. Walking
Jawaban: B

Program PGDK Kemdikbud 2019

158
Pembahasan
Adapun
G am bar 8. Two Handprinsip latihan
Chest and peregangan
Overhead antara
Pass (Bom pa, lain sebagai berikut (Akhmad, 2013:106):
2000:56)
harus didahului dengan aktivitas pemananasan, yaitu dalam bentuk jogging, lari
ditempat (skipping), atau bermain tali (skipping rope) yang bertujuan untuk
Tujuan: Koordinasi m ata-tangan, akurasi m elem pardan m enangkap
menaikkan suhu tubuh, sehingga denyut jantung mencapai antara 120-130 kali
Petunjuk kerja: permenit.
1. D ua baris siswasaling berhadapan dengan jarak 3-5 m eter, satu pem ain di
ujung baris m em egang
Soal bola
61C
2. Melem parkan Dodge
bola keGame
tanah,merupakan
m em antulkan ke ar
bentuk ah depan pem
permainan ain yanguntuk
bertujuan
lawan, siswa m enangkap bola dan m engulangi hal yang s am
A. Koordinasi mata-tangan, keterampilan dan a terhadap
akurasi lemparan
pem ain lain B. Koordinasi mata-tangan, akurasi lemparan dan kekuatan lengan atas
C. Koordinasi mata-tangan, akurasi lemparan dan fokus
D. Koordinasi mata-tangan dan akurasi lemparan
E. Akurasi lemparan dan flesibilitas
Jawaban: D
Pembahasan

Tujuannya:
G am bar9.koordinasi mata-tangan
Dodge Game (Bom pa, dan akurasi lemparan
2000:59)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menyusun instrumen tes dan pengukuran untuk kebugaran jasmani.
Tujuan: Koordinasi m ata-tangan, akurasi lem paran
Uraian Materi:
Petunjuk kerja:
1. D ua tim saling berhadapanberada dalam area lapangan m asing-m asing,
Tes untuk mengukur daya tahan jantung paru: lari 12 menit, lari 2400 meter,
tem patkan tiga bola di tengah lapangan.
multistage, naik turun bangku
2. D i m ulai dari perebutan bola ditengah, pem ain yang pertam a kali
Tes untuk
m endapatkanny mengukur
a harus m elem kekuatan
paruntuk motot perut:
engenai sit-uptim lawan.
anggota
3. Pem ainTes
yanguntuk mengukur
terkena lem parankekuatan otot mlengan:
harus pindah enyeberpush-up
ang ke area lawan.
4. Sem entara di area lain, jika bola yang salah beradalutut
Tes untuk mengukur fleksibilitas mencium dalam jangkauan, ia
dapat Tes untuk mengukur
m enggunakannya kelincahan
untuk shuttle
m elem par pemrun
ain lawan m eskipun
Pull-up untuk mengukur daya tahan
ditangkap. Lem paran hanya m engenai area di bawahotot lengan
pinggang.
Soal 62A
5. Perm ainan berakhir ketika satu tim sepenuhnya tertangkap
Jika anda ingin mengukur daya tahan jantung paru, kekuatan 23 otot perut, kekutan otot
lengan, fleksibilitas, dan kelincahan, maka tes yang digunakan adalah:
A. Squat-jump, sit-up, back-up, shuttle-run, mencium lutut
B. Lari 12 menit, sit-up, push-up, mencium lutut, shuttle run
C. Naik-turun bangku, sit-up, pull-up, mencium lutut, shuttle run
D. Multistage, back-up, push-up, mencium lutut, shuttle run
E. Multistage, sit-up, push-up, mencium lutut, lari cepat

Program PGDK Kemdikbud 2019

159
Jawaban: B
Pembahasan
Lari 12 menit untuk mengetahui daya tahan paru jantung, kekuatan otot perut
menggunakan sit-up, kekuatan otot lengan dengan push-up, fleksibilitas dengan
mencium lutut dan kelincahan dengan shuttle run

Soal 62B
Penilaian kesegaran jasmani untuk putra dan putri yang berumur 6 sampai 32 tahun
menggunakan battery test dari
A. I.C.S.F.T
B. A.C.S.F.T
C. Cooper
D. Balke
E. Mosston
Jawaban: A
Pembahasan
I.C.S.F.T (international committee on the standardization of physical fitness test)
merupakan organisasi internasional yang sasaran kegiatannya menyusun dan
membakukan berbagai bentuk tes kesegaran jasmani dengan tes A.C.S.F.T berada
dalam naungannya. Tes ini merupakan tes rangkaian yang terdiri dari 8 item tes:
1. lari cepat 50 m (dash/sprint)
2. lompat jauh tanpa awalan
3. bergantung angkat badan untuk putra umur 12 tahun ke atas dan gantung siku
tekuk untuk putri umur kurang dari 12 tahun
4. kekuatan peras
5. lari hilir-mudik 4 x 10 m
6. baring duduk 30 detik
7. lentuk togok ke muka
8. lari jauh: 600 m (putra dan putri kurang dari 12 tahun); 800 m (putri 12 tahun ke
atas); 1000 m (putra 12 tahun ke atas)

Soal 62C
Bentuk tes yang mengukur kelenturan tungkai menggunakan
A. Tes bahu belakang
B. Tes kelenturan dominan sendi
C. Tes split
D. Tes sit and reach
E. Tes cium lutut
Jawaban: C
Pembahasan
1. Bentuk tes kerjasama persendian pinggang dan tungkai yang sudah baku
menggunakan tes sit and reach. Tes ini mengukur keluasan sendi punggung
dengan mengukur jarak raihan ujung jari pada box dengan satuan cm.

Program PGDK Kemdikbud 2019

160
+ kualitatif (nurhasan ,2001) . Da
cm Tujuaan pertimbangan
evaluasi tes pengukuran seseorang dala
diperoleh dari tes pengukuran seder
data
Evaluasiyang diperolehnya
hakekatnyamelalum
0 hendaknya oleh pelatih diberi
+ kualitatif
pertimbangan seseorang dalam(nurhasan ,2001)m
cm Pentingnya pelatih mengetahui dat
diperoleh
data yang dari tesmelalui
diperolehnya pengukuran penil
b. Bentuk tes yang mengukur kelenturan tungkai mengenai, berat badan dan fleksibilita
0
Ranu Baskora Aji Putra / Journal of Physical hendaknya
Education,(nurhasan
kualitatif oleh
Health and Sport ,2001)pelatih
1 (1) (2014)
. D
menggunakan Tes cmSplit. Bentuk tes ini pada atlet sebelum permulaan latihan
Pentingnya pelatih
diperoleh dari tes pengukuran sede mengetah
dilakukan dengan merentangkan kedua kaki untuk :
b. Bentuk tes yang mengukur kelenturan tungkai Tujuaan mengenai,
hendaknya evaluasi tes berat badan dan
pengukuran flek
kedepan dan belakang. Data yang diperoleh 1. memberi oleh treadment pelatih
awal atlet diberi ke
menggunakan Tes Split. Bentuk tes Pentingnya ini Evaluasi
pada atlet pelatih hakekatnya
sebelum permulaan
mengetahui me
da l
adalah +jarak panggull dengan lantai dalam badan kurang dari ideal ya
b. Bentuk dilakukan
tes yang dengan merentangkan
mengukur pertimbangan
kedua kaki untuk
mengenai, : seseorang dalam
berat. badan dan fleksibilita men
cm. terlihat seperti gambarkelenturan
di bawah ini tungkai ditetapkan
kedepan dan belakang.
menggunakan Tes Split. Bentuk tes ini pada Data yang data
diperoleh yang 1.diperolehnya
memberi
atlet sebelum latihan melalui penilian
treadment
permulaan awal a
latihan
0 2. memberikan khusus
adalah
dilakukan jarakcm
dengan panggull dengan
merentangkan kedua lantai kualitatif
kakidalam untukmemulai
: (nurhasan
badan ,2001)
kurang .
dari Data
ide
latihan utama bila diket
kedepancm.dan terlihat sepertiData
belakang. gambar yang bawah ini diperoleh
di diperoleh 1. tes dari
memberi tes
ditetapkan pengukuran
treadment . awal atlet sederh kfl
sementara tentang
2. Bentuk tes yang mengukur kelenturan tungkai
adalah jarak panggull dengan lantai dalam menggunakan Tes Split
hendaknya .
2.
badan Bentuk
oleh
memberikan
kurang pelatih
dari latihandiberi
ideal yak
tes ini dilakukan dengan merentangkan kedua bermasalah
cm. terlihat seperti gambar cm dikaki kedepan dan
bawah ini
belakang.
Pentingnya
3. memberikan
Data
pelatih
memulai
ditetapkan mengetahui
. metode latihan utama
latihan se
databil
yang diperoleh adalah
b. Bentukjaraktespanggull
yang mengukur dengan lantai dalam
kelenturan tungkaicm. mengenai, berat
tes badan dan fleksibilitas
sementara khusus tentan
2. personal.
memberikan Datalatihan tiap atlet me
menggunakan Tes Split. 0 Bentuk tes ini pada atlet sebelum
memulai bermasalah permulaan
latihan utama latihan
bila dikeb
c.dilakukan
Pengukuran
dengankelenturan
merentangkan
cm
dominan
kedua kaki sendi untuk :perbedaaan
3. memberikan
kondisi awal atlet
metode latih
tes
Data sementara
hasil pengamatan tentang m f
bahu danmenggunakan
kedepan belakang. Data tes yang
Bahudiperoleh
belakang. 1. memberi treadment
personal. awal
Data atlet
tiap keti
atle
0 bermasalah awal kepada pelatih
peringatan
Bentuk tespanggull
ini dilakukan cmdengan lantaimengukur
adalah c. jarak
Pengukuran dengan
kelenturan dalam sendi
dominan 3. badan kurang metode
perbedaaan
memberikan
pelatih
dari kondisi
akan memberikan
ideal
latihan yang
awal
meto se
jarak
cm. terlihat raihan titik
seperti pertemuan
gambar di raihan
bawah ini dua jari ditetapkan Data . hasil pengamata
bahu menggunakan tes Bahu belakang. berbeda personal.tiap Data tiap atlet
individu atlet dala m
dalam cm. 0 2. memberikan peringatan latihan awalawal khusus
kepada
3. Pengukuran kelenturan Bentuk
dominan sendi
c. Pengukuran tes ini dilakukan
bahu menggunakan
kelenturan dengan
dominan sendi mengukur
tes Bahu perbedaaan
belakang.
penanganan kondisi menuju suatu atle
jarak raihan titik pertemuan raihan dua jari memulai
Data latihan
pelatih
hasil utama
akanpengamatanbila diketah
memberikan m
Bentuk tes ini dilakukanbahu denganmenggunakan
mengukur jarak tes Bahu raihan titik pertemuan
belakang. raihan yang sudah ditetapka
pelatihan
dalam cm. tes sementara
berbeda
peringatan awal tentang
tiapkepadaindividu flek
atl
pelati
dua jari dalam cm. Bentuk tes ini dilakukan dengan mengukur program latihan harian. ( Goal sett
bermasalah
pelatih penanganan menuju
0
jarak raihan titik pertemuan cm raihan dua jari Metodeakan memberikan
hakekatnya merupamet
cm 3. memberikan
berbeda pelatihanmetode
tiap yang
individu latihan
sudah
atlet seca
daldi
dalam cm. - yang disusun secara sistematis dala
personal. Data latihan
program
penanganan tiap atlet harian. men(G
+ 00 menghantarkan atlet/menuju anak didik suat
c. Pengukuran kelenturan dominan sendi perbedaaan kondisi
Metode hakekatnya awal atlet t
m
cm tujuanpelatihan
pelatihan.yang sudah ditetapk
bahu menggunakan Datayang hasil disusunpengamatansecara sistemati me
- tes Bahu belakang. program
Metode latihan latihan harian.yang( Goal set
teruru
Bentuk tes ini dilakukan0 + dengan mengukur peringatan
menghantarkan
Metode awal
hakekatnya kepada pelatih,
atlet/ merupaanak
d. Pengukuran Kelenturan otot perut dan sistematis pelatih
merupakan suatu tidakan be
akan memberikan metod
jarak raihan titik pertemuan cm raihan dua jari yang tujuan
disusun pelatihan.
secara sistematis dala
dada kerjasama - togok, leher . Tes inii urutan berbeda
latihan
tiap
secara
individu atlet
metodis
dalam
dalam cm. menghantarkan Metode atlet/ latihan
anak yang
didik
+ dada mempelajari ketrampilan motorik tert
4. Pengukuran Kelenturandilakukan
otot perutdengandan posisi menelungkup
kerjasama otottogok,
perut leher . Tes ini merupakan
penanganan menujusuatu suatu
d. Pengukuran
lengan dan bahu
Kelenturan
menumpu lantai,Tungkai tujuansistematis
dan
diarahkan pelatihan.
untuk memperoleh ketersesu
tida
dilakukan dengan posisi menelungkup lengan dan
dada kerjasama togok, leher . Tes inii
bahu menumpu lantai,
pelatihan
urutan tungkai
yang latihansudah ditetapkan
secaraterurm
kepalakakidasar-dasar Metode motorik latihan yang
(fretz,1979)
ditekuk pada lutut. Ukurditekuk pada lutut.
jarak kepala bawah Ukur
dengan jarak telapak dalam
program satuan
latihan harian.
mempelajari ketrampilan ( Goal motosettin
dilakukan dengan posisi menelungkup
cm d. bawah
Pengukurandengan telapak kakiotot perut dan sistematis
0 Kelenturan Metode
merupakan suatu tidakan
hakekatnya merupaka
be
lengan dan bahu menumpu lantai,Tungkai urutan diarahkan
latihan untuk memperoleh
secara metodis k
dada kerjasama cm togok, leher . Tes inii METODE
ditekuk pada lutut. Ukur jarak yang
kepala disusun
dasar-dasar secara sistematis
motorik dalam
(fretz,1979)
dilakukan - dengan posisi menelungkup mempelajari ketrampilan motorik ter
menghantarkan atlet/ anak didik
lenganbawah
dan bahu +dengan telapaklantai,Tungkai
menumpu kaki diarahkan
Metode untuk memperoleh
penelitian keterses
yang digunak
tujuan pelatihan.
METODE
dasar-dasar
ditekuk pada lutut. Ukur jarak kepala metode Penelitian dan Pengembanga motorik (fretz,1979)
Metode latihan yang terurut
bawah dengan telapak kaki utama Penelitian dan Pengembangan
d. Pengukuran Kelenturan otot perut dan sistematis METODEatau
merupakan
Metodesuatu tidakan
penelitian yangberd d
mengkaji merumuskan teori, m
-
dada kerjasama togok, leher + . Tes inii urutan latihan secara
metode Penelitian dan Pengem metodis
0 cmmenelungkup mempelajari menghasilkan suatu produk yang efekt
dilakukan dengan posisi utama ketrampilan
Penelitian motorik
dan Pengemb terten
ini dikajiMetode
kembali penelitian
melalui yang digunak
penelitian
lengan dan bahu menumpu lantai,Tungkai diarahkan untuk
mengkaji memperoleh
atau merumuskanketersesua t
- + kepala dasar-dasarmetode
yang Penelitian
berbentuk ujidan coba Pengembanga
pemakaia
ditekuk pada lutut. Ukur jarak motorik (fretz,1979)
menghasilkan suatu produk yan
0 cm utama Penelitian dan Pengembangan
Tujuan Pembelajaran bawah dengan telapak kaki mengkajiini dikaji kembali melalui
atau merumuskan teori,pen
-
Mampu melakukan tes dan pengukuran untuk kebugaran jasmani18 menghasilkan suatu produk yang efekt
+ METODE yang berbentuk uji coba pem
0 cm
ini dikaji kembali melalui penelitian
Metode penelitian yang digunakan
Uraian Materi: yang berbentuk uji coba pemakaia
metode 18 Penelitian dan Pengembangan.
Kesegaran jasmani hakekatnya berkaitan dengan kondisi fisik utama seseorangPenelitian dan Pengembangan b
dalam
melaksanakan tugas sehari-hari secara- efisien dalam waktu yang mengkaji
relatif atautanpa
lama merumuskan teori, me
+ 18
0 cm menghasilkan suatu produk yang efektif.
ini dikaji kembali melalui penelitian la
Program PGDK Kemdikbud 2019 yang berbentuk uji coba pemakaian

161
18
mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk
melakukan aktivitas lainnya. Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
menjalankan tugas dengan derajat intensitas moderat, tanpa mengalami kelelahan
yang berlebihan hingga kemudian ia masih mampu menjalankan tugas berikutnya
(Rusli Lutan dan Adang Suherman, 2000: 153). Menurut Sudarno (1992: 9)
“Kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas
hariannya dengan baik dan efisien tanpa kelelahan yang berarti dan tubuh masih
memiliki cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun
untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif”.
Menurut Djoko Pekik Irianto, (2004:2), “secara umum, yang dimaksud kebugaran
jasmani adalah kebugaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan seseorang
melakukan kerja sehari-hari secara efesian tanpa timbul kelelahan yang berlebihan
sehingga masih dapat menikmati waktu luang”.
Kriteria komponen kesegaran jasmani menurut Roji (2007:90) meliputi berbagai hal
berikut ini: 1) daya tahan jantung peredaran darah dan paru-paru, 2) kemampuan
adaptasi biokimia, seperti: jumlah enzym- enzym dalam darah dan konsentrasi asam
laktat dalam plasma darah, 3) bentuk tubuh, 4) kekuatan otot, 5) tenaga ledak otot,
6) Daya tahan otot, 7) kecepatan, 8) kelincahan, 9) kelentukan, 10) kecepatan reaksi,
11) koordinasi.
Menurut Djoko Pekik Irianto, (2004:4), membagi komponen kesegaran jasmani
menjadi 4 hal yaitu: 1) daya tahan paru-jantung yakni kemampuan paru-jantung
mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu lama, 2) kekuatan dan daya
tahan otot, 3) Kelentukan, 4) Komposisi tubuh.
Dalam mengukur tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa tes kesegaran jasmani antara lain :
a. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
b. Harvard step test
c. Tes ACSPFT (Asian Committee on the Standardization of Physical Fitness Test)
d. Cooper
Soal 63A
Cara melakukan Tes Gantung Angkat Tubuh untuk peserta putra, yang benar apabila:
A. Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun
B. Pada waktu mengangkat badan, dagu berada di bawah palang tunggal
C. Pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus
D. Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetáp
merupakan satu garis lurus.
E. Gerakan menggantung ini dilakukan bertahan selama 60 detik.
Jawaban: D
Pembahasan
Tes gantung angkat tubuh untuk putra dilakukan pull-up berulang kali bukan
bertahan, dengan ketentuan seluruh anggota tubuh tetap lurus

Soal 63B
Tes kesegaran jasmani A.C.S.P.F.T untuk SD terdiri berapa macam tes
A. 3
B. 6
C. 7

Program PGDK Kemdikbud 2019

162
D. 8
E. 9
Jawaban: C
Pembahasan
Tes kesegaran jasmani A.C.S.P.F.T untuk SD sebagai berikut:
1. Lari cepat 50 m
2. Lompat jauh tanpa awalan
3. A. Gantung angkat badan untuk putra umur 12 th ke atas; B. Gantung siku tekuk
untuk putri 12 th ke atas serta, putra dan putri kurang dari 12 tahun
4. Lari hilir mudik 4 x 10 m
5. Baring duduk 30 detik
6. Lentuk togok ke muka
7. Lari: a. 1000 m untuk putra 12 th ke atas; b. 800 m untuk putri 12 th ke atas; c.
600 m untuk putra dan putri kurang dari 12 th

Soal 63C
Rangkaian TKJI umur 6 – 9 tahun putra dan putri adalah
A. Lari 30 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 m
B. Lari 40 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 m
C. Lari 50 m, gantung angkat tubuh 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak,
lari 1000 m
D. Lari 50 m, gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, lari 800 m
E. Lari 60 m, gantung angkat tubuh 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak,
lari 1200 m
Jawaban: A
Pembahasan
1. Lari 30 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 m
(TKJI umur 6-9 tahun putra dan putri)
2. Lari 40 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 m
(TKJI umur 10-12 tahun putra dan putri)
3. Lari 50 m, gantung angkat tubuh 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak,
lari 1000 m (TKJI remaja umur 13-15 tahun putra)
4. Lari 50 m, gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, lari 800 m
(TKJI remaja umur 13-15 tahun putri)
5. Lari 60 m, gantung angkat tubuh 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak,
lari 1200 m (TKJI remaja umur 16-19 tahun putra)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi dan kombinasi rangkaian senam
lantai dan alat untuk menghasilkan keterampilan gerak senam yang baik.
Uraian Materi:

Kejuaraan senam sedunia dimulai sejak tahun 1881. Senam pertandingan tersebut
adalah perkembangan dari senam lantai. Acara pertandingannya terdiri dari:
a. Free Calesthenic
b. Flying Rings

Program PGDK Kemdikbud 2019

163
c. Tumbling
d. Rope Climbing 25 feet
e. Club Swinging

Setelah itu, sejak Olympiade modern tahun 1896 di Athena, perlombaan senam putra
tercantum dalam acara. Juara pertamanya seorang Italia bernama Braglia.
Perlombaan senam putri diadakan baru dalam Olympiade tahun 1928 di Amsterdam.
Juara pertamanya adalah atlet dari negeri Belanda. Pada Olympiade tahun 1912 di
Stockholm acaranya berlainan. Dalam acara tersebut tercantum:
a. Pertandingan beregu yang terdiri dari 16 sampai 40 orang. Latihanlatihannya
menurut sistem Swedia, lamanya 45 menit.
b. Pertandingan beregu menurut salah satu sistem selain sistem Swedia.
c. Pertandingan perorangan pada alat : palang tunggal. Palang sejajar, gelang-
gelang dan kuda-kuda.
d. Demonstrasi beregu, putra dan putri.

Sampai pada Olympiade 1928, Italia selalu memegang supremasi. Pada Olympiade
1932, jago-jagonya beranjak dari Amerika. Pada Olympiade 1936, Jermanlah yang
beranjak menggondol medali. Pada Olympiade 1948, regu putri dari Cekoslowakia dan
Hongaria muncul sebagai juara-juara. Setelah Olympiade tersebut senam yang
dipertandingkan dalam acara-acara Olympiade berikutnya dan kejuaraankejuaraan
senam yang diselenggarakan sesudah tahun 1948 disebut senam “Artistik”. Jenis-jenis
yang diperlombakan pada tiap Olympiade semula selalu berubah, baru pada
Olympiade tahun 1956 di Melbourne ditetapkan jenis-jenis latihan yang sama untuk
perlombaan pada masamasa Olympiade yang akan datang. Senam seperti yang
dipertandingkan di Olympiade disebut “International Gymnastiek Event” atau Nomor
Senam Internasional. Dalam perlobaan itu dibedakan antara senam putra dan senam
putri.
Senam putra terdiri dari:
a. Senam lantai (Floor Exercise)
b. Palang sejajar (Parallel Bars)
c. Palang tunggal (Horizontal Bars)
d. Kuda-kuda lompatan (Vaulting Horse)
e. Kuda-kuda berplana (Pommeld Horse)
f. Gelang-gelang (Rings)
Senam putri terdiri dari:
a. Senam lantai (Floor Exercise)
b. Pelang bertingkat (Uneven Bars)
c. Balok keseimbangan (Balance Beam)
d. Kuda-kuda lompatan (Vaulting Horse)

Senam lantai merupakan salah satu cabang olahraga senam yang dilakukan di atas
lantai atau lapangan dengan menggunakan matras. Unsur-unsur gerakan senam
lantai terdiri dari gerakan mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara,
menumpu dengan tangan, menumpu dengan kaki untuk mempertahankan sikap
seimbang atau pada saat meloncat ke belakang maupun meloncat ke depan. Senam
lantai disebut juga dengan latihan bebas karna pada saat senam lantai tidak
menggunakan alat apapun. Gerakan senam lantai dimulai dari komposisi gerakan

Program PGDK Kemdikbud 2019

164
ringan, gerakan sedang, gerakan berat, dan gerakan akrobatik, yang mengandung
gerakan ketangkasan, keluwesan, keseimbangan. Gerakan senam lantai digunakan
dalam waktu 90 detik untuk pria dan 70 detik untuk wanita. Menurut Hidayat Imam
(2013 : 10) mendefinisikan senam sebagai, “Suatu latihan tubuh yang dipilih dan
dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
keterampilan, dan menanamkan nilai- nilai mental spiritual”. Sedangkan Margono
Agus (2009 : 17) mengatakan, “Senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh
pada lantai pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan,
kelentukan, kelincahan, koordinasi, dan kontrol tubuh”. Jadi fokusnya adalah tubuh,
bukan alatnya, bukan pula pola-pola gerakannya, karena gerakan apapun yang
digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan
pengontrolannya. Soekarno Wuryati (2014: 110) senam dengan istilah lantai,
merupakan gerakan atau bentuk latihan yang dilakukan diatas lantai dengan
beralaskan permadani atau sebangsanya sebagai alat yang dipergunakan. Bentuk-
bentuk latihan dalam senam lantai (floor exercise) meliputi guling depan (forward
roll), guling belakang (back roll), kayang, splits, guling lenting (roll kip), berdiri dengan
kepala (hand stand), meroda (rad slag atau cart wheel) dan lain sebagainya.
Berdasarkan materi yang ada dalam senam lantai (floor exercise), keterampilan
tersebut diatas terbagi dalam unsur gerakan yang bersifat statis (di tempat) dan
dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam lantai yang bersifat statis (di
tempat) meliputi: kayang, sikap lilin, splits, dan lain sebagainya, sedangkan
keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis (berpindah tempat) meliputi: guling
depan, guling belakang, guling lenting, meroda, loncat harimau, lompat kangkang.

Gerak keterampilan senam lantai


1. Kayang. Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaan
terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada
gerakan kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan
pada bahu dan sedikit pada pinggang. Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk
meningkatkan kelentukan bahu,bukan kelentukan pinggang.
2. Split. Split adalah gerakan senam lantai dengan cara membuka kedua kaki (front
split/side split) sampai selangkangan paha menyentuh lantai dengan kedua lutut
lurus.
a. Split depan (front split)
b. Sikap lilin
c. Berdiri dengan kepala (head and hand balance/headstand)
d. Berdiri dengan tangan (handsand)
e. Guling depan (forward roll)
f. Guling depan lurus (roll apress)
g. Guling depan kangkang (split roll)
h. Guling belakang (backward roll)
1) Guling belakang gulung (backward roll)
2) Guling belakang lurus
3) Guling belakang kangkang (split)
i. Kiep
1) Guling lenting/lenting tengkuk (roll keep/neck spring/neck kiep)
2) Lenting kepala (head kiep)

Program PGDK Kemdikbud 2019

165
j. Meroda (cartwell/radslag)
k. Lenting tangan (handspring)
l. Flip flag (back gand spring)
m. Loncat harimau (tiger sprong)
Soal 64A
Dalam senam lantai, gerakan melangkah yang disertai tolakan kaki sehingga ada saat
badan melayang di udara, mendarat dengan salah satu kaki disusul dengan kaki yang
lainnya merupakan gerakan dasar ...
A. Step
B. Loncat
C. Langkah
D. Sikap Badan
E. Pendaratan
Jawaban: B
Pembahasan
Lompat adalah kegiatan mendorong tubuh ke atas dengan menggunakan satu kaki.
Sedangkan loncat itu mendorong tubuh ke atas dengan menggunakan dua kaki. Dari
definisi ini pula, bisa kita simpulkan nama-nama istilah olahraga yang tepat digunakan,
yaitu:

1. lompat tinggi, bukan loncat tinggi


2. lompat jauh, bukan loncat jauh
3. lompat galah, bukan loncat galah
4. loncat indah, bukan lompat indah
5. loncat harimau, bukan lompat harimau
6. loncat katak, bukan lompat katak

Soal 64B
Gerakan melenting badan ke atas depan yang dilakukan dengan lemparan kedua kaki
dan menolakkan tangan dengan kuat dari matras kemudian membusurkan tubuh bagian
belakang dengan kaki (lutut) tetap lurus yang diakhiri dengan sikap berdiri adalah
gerakan
A. Kiep
B. Lenting kepala
C. Meroda
D. Lenting tangan
E. Flip Flag
Jawaban: A
Pembahasan
Kiep adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang dilakukan dengan
lemparan kedua kaki dan menolakkan tangan dengan kuat dari matras kemudian
membusurkan tubuh bagian belakang dengan kaki (lutut) tetap lurus yang diakhiri
dengan sikap berdiri. Tolakan tersebut dimulai dari sikap setengah guling ke belakang
atau setengah guling ke depan dengan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara
melakukan kiep adalah:
1. Sikap permulaan, tidur terlentang atau duduk berlunjur, kedua kaki rapat dan lurus

Program PGDK Kemdikbud 2019

166
2. Kedua kaki bersamaan diangkat ke belakang melewati kepala, kedua telapak
tangan di samping telinga dan siku ditekuk, jari-jari tangan mengarah ke pundak
3. Gerakannya, Angkat kedua kaki besamaan lurus ke atas, ke arah belakang hingga
pinggul dan pinggang ke atas ke arah depan, bersamaan dengan gerakan lecutan
dari arah pinggul dan pinggang ke atas depan dan kedua tangan ditolakkan sekuat-
kuatnya, hingga dapat berdiri atau setidak-tidaknya jongkok
Kiep dibagi menjadi guling lenting/lenting tengkuk dan lenting kepala

Soal 64C
Kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan berdiri dengan tangan adalah
A. Siku-siku lengan lurus
B. Penempatan tangan sebagai tumpuan sejajar
C. Jari tangan melebar
D. Pinggang terlalu melenting, kepala kurang menengadah
E. Pandangan ke atas
Jawaban: D
Pembahasan
Kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan berdiri dengan tangan:
a. Pinggang terlalu melenting, kepala kurang menengadah
b. Siku-siku lengan bengkok
c. Penempatan tangan sebagai tumpuan kurang atau terlalu lebar
d. Arah jari tangan tidak ke depan dan jari tangan terlalu rapat
e. Ayunan kaki belakang ke atas kurang baik ( kurang atau terlalu ke depan) dan
lutut dibengkokkan
f. Pada saat mengayun (melemparkan) kaki keatas, bahu mundur ke belakang
dan kepala kurang menengadah
g. Menegangkan otot leher, bahu dan pinggang, sehingga menghambat gerakan
h. Kurang usaha mempertahankan sikap handstand untuk beberapa saat,
sehingga cepat roboh
i. Waktu roboh melepaskan tangan tumpuan atau tidak menekuk leher (untuk
berguling kedepan)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi rangkaian
senam lantai dan alat untuk menghasilkan keterampilan gerak senam yang baik.
Uraian Materi:

Senam merupakan salah satu jenis olahraga yang gerakannya dilakukan dilantai atau
matras yang berukuran kira kira 12 meter persegi. Matras tersebut dilengkapi dengan
bantalan empuk sehingga tidak berbahaya untuk tubuh. Gerakan senam lantai ini juga
termasuk kedalam materi pembelajaran sekolah. Biasanya para murid melakukan
gerakan senam ini dilapangan yang berumput ataupun diatas matras. Pelaksanaan
senam tersebut tidak memerlukan peralatan tambahan
Gerakan senam lantai mengkombinasikan beberapa unsur gerakan menjadi satu
misalnya unsur kekuatan, unsur pegangan, unsur fleksibilitas, unsur keseimbangan
dan unsur lainnya. Gerakan ini dilakukan dengan harmonis dan ritme yang pas.

Program PGDK Kemdikbud 2019

167
Gerakan senam lanti dapat dibagi menjadi beberapa jenis misalnya guling depan,
guling belakang, salto, lompat harimau, dan sebagainya.
Soal 65A
Gerakan meroda dikatakan sempurna apabila posisi kaki
A. Dua kaki lurus ke atas, pada hitungan ketiga posisi kaki menjadi depan
belakang
B. Ditekuk sedikit ketika di atas
C. Kaki kanan lurus ditarik ke atas,sedangkan kaki kiri ditekuk sedikit ke depan
D. Ketika di atas, kedua kaki lurus membentuk huruf V
E. Kaki kanan lurus ditarik agak ke depan
Jawaban: C
Pembahasan
Meroda atau chartwhell cirinya seluruh anggota tubuh stretch seperti jari-jari roda
agar dapat memutar.

Soal 65B
Gambar di bawah ini adalah jenis dari senam lantai yaitu

A. Round off
B. Meroda
C. Loncat
D. Lompat
E. Lompat jongkok
Jawaban: A
Pembahasan
Jenis gerakan senam lantai dapat berupa gerakan round off. Round off merupakan
gerakan senam lantai yang dapat dilakukan menggunakan beberapa cara seperti
menumpukan badan pada kedua tangan kemudian melakukan tolakan ketika kedua
kaki mendarat kelantai dan melakukan handstand dengan cara memutarkan badan
dengan sumbu yang tegak. Gerakan round off dapat dilakukan dengan dua orang
sehingga dapat saling membantu. Berikut cara melakukan gerakan round off :
 Lakukan gerakan dengan mengangkat salah satu tangan secara bergantian.
 Ketika salah satu tangan diangkat, letakkan tangan tersebut didepan dan
tangan yang lainnya berada disamping tangan tersebut. Setelah itu badan
diputar dengan sumbu yang tegak.

Program PGDK Kemdikbud 2019

168
 Setelah itu anda dapat melakukan gerakan handstand dengan menggunakan
dua tangan yang mengarah kedepan. Ketika tangan sudah menyentuh lantai
kemudian diputar sampai mendapatkan posisi ke arah depan.
 Posisi kedua kaki rapat dan tolakkan sampai tangan tidak menyentuh lantai.
Lakukan gerakan tersebut dengan lebih cepat.

Soal 66C
Kesalahan saat melakukan hand stand roll adalah
A. Bahu terlalu kaku
B. Tangan menumpu terlalu jauh
C. Awalan terlalu pendek
D. Pandangan mata ke bawah
E. Tangan lurus ke depan
Jawaban: B
Pembahasan
Kesalahan umum yang biasa dilakukan ialah
1. tangan menumpu bengkok,
2. bahu terlalu menjulur ke depan,
3. kepala tunduk,
4. tangan menumpu terlalu jauh,
5. ayunan dan tolakkan kaki kurang kuat atau terlalu kuat.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas gerak berirama/ritmik
(aerobic, SKJ, dan senam irama lainnya) untuk menghasilkan keterampilan gerak
senam ritmik yang baik.
Uraian Materi:

Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola
irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh
mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik (Mahendra, 2008: 32). Sutoto
(1993: 21) menulis bahwa aktivitas ritmik adalah “kegiatan berirama”. Kegiatan ini
berbentuk gerakan-gerakan berirama yang kreatif. Aktivitas ritmik dapat
dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yakni kelompok pertama adalah aktivitas ritmik
terstruktur baku yaitu aktivitas gerak yang baku, mengikuti irama yang baku dan
dilaksanakan secara baku di seluruh Indonesia, seperti aktivitas Senam Kesegaran
Jasmani, Senam Santri, Senam Pramuka, Senam Indonesia Sehat, dan lain-lain.
Kelompok kedua adalah kelompok aktivitas ritmik terstruktur bebas yaitu aktivitas
yang dilaksanakan melalui proses kreativitas guru dan siswa dimana gerak dan
musiknya bebas tidak dibakukan secara nasional, artinya setiap sekolah atau
kelompok belajar atau siapapun bebas berekspresi dan kreatif menciptakannya.
“Aktivitas Ritmik adalah pengembangan keterampilan irama gerak dan seni gerak
berirama serta pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan serta nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajarannya memfokuskan
pada kesesuaian atau keterpaduan antara gerak dan irama” (Kurikulum, 2003: 7).

Program PGDK Kemdikbud 2019

169
Sutoto (1993: 21) menulis bahwa aktivitas ritmik adalah “kegiatan berirama”. Kegiatan
ini berbentuk gerakan gerakan berirama yang kreatif. Selanjutnya Gladys Andrews
Fleming dalam bukunya” Creative Rhytmic Movement” yang ditulis Sutoto (1993: 21)
menulis bahwa,” Gerakan Berirama yang kreatif adalah suatu Tari”. Enoch Atma
Subrata dalam Sutoto (1993) menulis bahwa, “ Tari adalah susunan sikap tubuh di
dalam ruang, berlandaskan “irama dan gerak”. Bagong Kusudiardjo dalam Sutoto
(1993), menyatakan bahwa “Tari mengandung unsur unsur gerak-irama
penghayatan”. Aktivitas ritmik dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengembangkan orientasi gerak tubuh, sehingga
anak-anak memiliki unsur-unsur kemampuan tubuh yang multilateral. Menurut
Syahara (2004: 34) bahwa aktivitas ritmik termasuk menari dalam Pendidikan jasmani
merupakan suatu proses pembentukan dasar gerak anak. Anak akan selalu tertantang
bagaimana mereka dapat mengungkapkan diri melalui gerakan. Proses pembelajaran
akan berjalan dengan baik sejauh guru mampu memberikan kegiatan ini secara tepat,
maksudnya memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat mengekspresikan
pikiran dan perasaan melalui gerak. Setiap anak diberi kesempatam untuk
mengekspresikan dirinya secara individual, sehingga dapat memberikan kepuasan
bagi anak.
Soal 67A
Unsur-unsur di bawah ini yang tidak dibutuhkan saat melakukan gerakan senam irama
yaitu
A. Kelentukan
B. Kontinuitas
C. Kecepatan gerak
D. Ketepatan dengan irama
E. Keluwesan
Jawaban: C
Pembahasan
Karakteristik senam irama, mengalir seperti air (kontinuitas gerakan), flesibilitas,
ketepatan dengan irama, keluwesan gerak.

Soal 67B
Senam yang bertujuan untuk memberikan rangsangan agar pertumbuhan badan
dapat tumbuh secara wajar dan untuk memelihara kesehatan badan adalah sistem
senam
A. Kebugaran
B. Kalistenik
C. Jerman
D. Swedia
E. Austria
Jawaban: E
Pembahasan
Senam ini bertujuan untuk memberikan rangsangan agar pertumbuhan badan dapat
tumbuh secara wajar dan untuk memelihara kesehatan badan.

Soal 67C

Program PGDK Kemdikbud 2019

170
Sistematika dalam senam dengan gerakan pemanasan, latihan inti, latihan
pembentukan dan peregangan dan pendinginan merupakan ciri dari
A. Senam dansa
B. Senam waltz
C. Senam aerobic
D. Senam jantung
E. Senam kesegaran jasmani
Jawaban: C
Pembahasan
1. Pemanasan merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mengawali suatu
aktivitas olahraga atau latihan dengan tujuan untuk mempersiapkan seluruh tubuh
/ anggota badan agar dapat melakukan aktivitas gerakan yang lebih berat pada
latihan berikutnya dan tidak menimbulkan terjadinya cidera. Pemanasan terdiri
dari
• Gerakan setempat ( Isolation)
• Pemompa jantung ( Full Body Movement)
• Kelenturan dan peregangan (Flexibility and Stretching)
2. Latihan inti meliputi 3 (tiga) bagian yaitu:
• pemanasan aerobic dengan menggunakan low impack aerobic.
• Puncak aerobic dilakukan dengan menggunakan low impack, high impack,
dan mix impack.
• Pendinginan dilakukan dengan menggunakan low impack aerobic.
3. Latihan Pembentukan (Calishenic). Latihan pembentukan otot-otot tubuh dapat
dilakukan dengan beban tubuh sendiri atau dengan beban luar. Latihan ini meliputi
pembentukan otot lengan atas, bahu, dada, perut, punggung, pinggang dan lain
sebagainya.
4. Peregangan dan Pendinginan. Latihan pendinginan dilakukan dengan tujuan
menurunkan suhu badan sehingga kembali ke normal, dengan menurunkan
intensitas latihan secara bertahap melalui gerakan- gerakan melenturkan dan
meregangkan otot tubuh dengan rileks secara perlahan-lahan.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi aktivitas gerak
berirama/ritmik (aerobic, SKJ, dan senam irama lainnya) untuk menghasilkan
keterampilan gerak senam ritmik yang baik.
Uraian Materi:

Sebelum istilah aktivitas ritmik muncul dalam kurikulum pendidikan jasmani, ada
istilah senam irama, yaitu gerak-gerak senam yang diiringi oleh irama, sehingga hanya
sebatas gerak senam, seperti yang dikemukakan oleh Toho Cholik dan Rusli Lutan
(1997: 58), bahwa senam irama merupakan sebuah corak senam yang menekankan
irama dalam pelaksanaan gerakannya. Senam irama sangat erat hubungannya
dengan bidang seni yaitu seni musik dan seni tari, seperti dikemukakan oleh Aip
Syarifuddin dan Muhadi (1992: 118), bahwa perkembangan senam irama itu mulai
timbul bersamaan dengan adanya perubahan di dalam bidang seni panggung, seni

Program PGDK Kemdikbud 2019

171
musik, dan seni tari. Pengertian aktivitas ritmik lebih luas, yaitu mencakup semua
rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan
perubahan tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik
atau ketukan di luar musik (Agus Mahendra, 2008). Aktivitas ritmik memiliki
karakteristik sebagai gerak kreatif yang lebih dekat ke wilayah seni, sehingga
pembahasan aktivitas ritmik disandarkan pada teori tari atau dansa. Aktivitas ritmik
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mengembangkan orientasi gerak tubuh, sehingga anak-anak memiliki unsur-unsur
kemampuan tubuh yang multilateral. Menurut Sayuti Syahara (2004) bahwa aktivitas
ritmik termasuk menari dalam pendidikan jasmani merupakan suatu proses
pembentukan dasar gerak anak. Anak akan selalu tertantang bagaimana mereka
dapat mengungkapkan diri melalui gerakan. Proses pembelajaran akan berjalan
dengan baik sejauh guru mampu memberikan kegiatan ini secara tepat, maksudnya
memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat mengekspresikan pikiran dan
perasaan melalui gerak. Setiap anak diberi kesempatam untuk mengekspresikan
dirinya secara individual, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi anak.
Aktivitas ritmik sangat mengandalkan keserasian antara gerakan tubuh dengan irama.
Ada empat aspek dalam struktur irama yang meliputi:
1. Ketukan (pulse beat). Ketukan adalah nada atau bunyi yang mendasari
struktur irama. Pengenalan ketukan terhadap anak dapat melalui bunyi dari
langkah, berdetiknya jarum jam, metronome, tepukan tangan, dan
sebagainya. Ketukan dapat terjadi dalam tempo yang cepat, sedang, atau
lambat, serta dalam tingkat kecepatan yang tetap maupun berubah-ubah.
2. Aksen. Aksen atau tekanan adalah suatu suara keras ekstra atau gerakan keras
ekstra. Dapat pula dalam bentuk kumpulan suku kata yang diberi tekanan atau
satuan ketukan yang diberi tekanan atau diaksentuasi.
3. Pola irama. Pola irama adalah rangkaian suara atau gerakan pendek yang
diletakkan di atas ketukan yang mendasari. Pola irama ini dapat bersifat rata
dan dapat pula tidak rata. Contoh dari pola irama yang rata seperti gerak jalan,
lari, lompat, hop, leap, dan waltz. Sedangkan contoh dari pola irama yang tidak
rata seperti berderap, skip, langkah-tutup-langkah.
4. Birama musik (phrase). Birama adalah pengelompokan alami dari satuan
ukuran untuk memberikan rasa tergenapi sementara. Birama sedikitnya terdiri
dari dua ukuran panjang dan merupakan ekspresi dari gagasan atau konsep
yang utuh dari musik. Satu rangkaian gerak dibuat untuk setiap birama musik.

Soal 68A
Salah satu bentuk latihan aerobik gerakan high impact adalah ....
A. Mambo
B. Lompat
C. waltz
D. cha-cha
E. langkah
Jawaban: B
Pembahasan
High-impact adalah gerakan dengan intensitas tinggi, dihasilkan dari gerakan lompat,
loncat, lari (ada layangan di udara)

Program PGDK Kemdikbud 2019

172
Soal 68B
Tiga tahapan transformasi gerak adalah
A. Gerak untuk kepentingan gerak itu sendiri, pusat perhatiannya memiliki satu
pengalaman estetika, menuntaskan transisi dari keseharian ke dalam gerakan
artistik
B. Gerak untuk kepentingan gerak itu sendiri, pusat perhatiannya memiliki satu
pengalaman estetika, menuntaskan transisi dari keseharian ke dalam gerakan
utuh
C. Gerak lokomotor, non-lokomotor, manipulative
D. Locomotion, stepping, gesturing
E. Jumping, stillness, turning
Jawaban: A
Pembahasan
Wall dan Murray (1984) dalam Agus Mahendra (2008) mengidentifikasi tiga tahapan
transformasi gerak, yaitu:

Tahapan 1. Gerak untuk kepentingan gerak itu sendiri, maksudnya mengembangkan


kesadaran kesenangan anak dalam bergerak dan ini memerlukan perhatian yang
khusus.
Tahapan 2. Pusat perhatiannya memikiki satu pengalaman estetika, maksudnya
gerakan-gerakan anak sehari-hari ditranformasi ke dalam satu bentuk yang
mempunyai makna baru bagi anak dan perlu diarahkan.
Tahapan 3. Menuntaskan transisi dari keseharian ke dalam gerakan artistik, dengan
tujuan memberi bentuk, menciptakan struktur tarian serta menampilkan.

Soal 68C
Gerakan melompat dengan satu kaki dan mendarat dengan kaki yang sama disebut
dengan gerakan
A. Berl
B. Meloncat
C. Hop
D. Sliding
E. Skipping
Jawaban: C
Pembahasan
Hop (jangkit) adalah gerakan melompat dengan satu kaki dan mendarat dengan kaki
yang sama

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi aktivitas gerak
berirama/ritmik (aerobic, SKJ, dan senam irama lainnya) untuk menghasilkan
keterampilan gerak senam ritmik yang baik
Uraian Materi:
Seorang anak agar dapat menjadi baik bentuk tubuhnya, posturnya, gerakannya anak
tersebut harus menguasai sikap dasar senam. Sikap dasar senam meliputi : Berbaring

Program PGDK Kemdikbud 2019

173
adalah meletakkan badan dengan punggung atau sisi badan di sebelah bawah,
menyentuh lantai. Macam-macam posisi berbaring : 1. Menelentang. Menelentang
merupakan posisi badan menghadap keatas dengan punggung di sebelah bawah
menyentuh lantai. 2. Menelungkup. Menelungkup merupakan posisi badan dengan
punggung menghadap ke atas, bagian perut menyentuh lantai. 3. Miring. Berbaring
miring merupakan posisi badan dengan sisi tubuh menghadap/ menyentuh lantai.
Berikutnya adalah duduk, dimana duduk bersila, duduk bersimpuh, jongkok, berdiri,
berjalan, berlari, menarik dan mendorong, melompat dan meloncat, merangkak.
Soal 69A
Gerakan yang diberikan pada saat pemanasan dalam senam aerobik:
A. Berbagai pola langkah
B. Gerak tangan
C. Short streach
D. Long streach
E. V-step
Jawaban: D
Pembahasan
Gerakan yang dilakukan saat pemanasan aerobic berfungsi untuk mempersiapkan
tubuh melakukan gerakan yang lebih berat/sulit dan meningkatkan suhu tubuh,
gerakannya berbagai pola langkah, gerakan tangan, penguluran pendek.

Soal 69B
Lagu berirama mars termasuk dalam irama yang cepat dan pada umumnya bernuansa
semangat, dan bersifat riang gembira, tanda iramanya adalah
A. 1/5
B. 1/3
C. 1/6
D. 2/4
E. 4/3
Jawaban: D
Pembahasan
Lagu berirama mars termasuk dalam irama yang cepat dan pada umumnya bernuansa
semangat, dan bersifat riang gembira. Aktivitas ritmik dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, untuk memperkenalkan irama kepada anak didik sangat cocok menggunakan
lagu-lagu mars, terutama ketika mempelajari pola langkah. Tanda irama pada lagu-
lagu berirama mars menggunakan tanda irama 2/4, tetapi ada juga yang
menggunakan tanda irama 4/4 yang berirama sedang. Angka 2 diartikan bahwa di
antara dua garis berirama dalam lagu tersebut terdapat 2 ketukan/hitungan. Angka 4
atau lengkapnya 1⁄4 berarti bahwa not itu harganya 1⁄4 dan mendapat satu
ketukan/hitungan. Sehingga irama 2/4 cukup dibunyikan dengan hitungan 1-2, 1-2,
dan seterusnya. Contoh lagu-lagu yang berirama 2/4 adalah: Manuk dadali, Hari
merdeka, Bambu runcing dsb., sedangkan contoh lagu-lagu yang berirama 4/4
adalah: Maju tak gentar, Halo-halo Bandung, Dari Sabang sampai Merauke, dan
sebagainya. Irama mars harus mampu membawa anak ke suasana semangat dan
riang gembira dalam melakukan aktivitasnya. Anak-anak diajak bernyanyi bersama
sambil tersenyum, dipenuhi semangat dalam setiap langkahnya.

Program PGDK Kemdikbud 2019

174
Soal 69C
Bentuk tarian yang dapat diberikan di sekolah yaitu
A. Singing dance, folk dance, creative dance
B. Tari tradisional
C. Tari kontemporer
D. Waltz
E. Dansa
Jawaban: A
Pembahasan
Kehadiran aktivitas ritmik dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah dasar perlu
direspon secara positif oleh guru-guru pendidikan jasmani. Sebelum ada istilah
aktivitas ritmik, sudah ada istilah senam irama tetapi hanya sebatas pada gerak senam
yang diiringi oleh irama. Sedangkan aktivitas ritmik pengertiannya lebih luas lagi yaitu
rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan
perubahan tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik
atau ketukan di luar musik. Aktivitas ritmik merangkum antara tarian dan dansa.
Bentuk tarian yang dapat diberikan di sekolah yaitu tarian nyanyian (singing dance),
tarian rakyat (folk dance) dan tarian kreatif (creative dance). Guru hendaknya
memberikan aktivitas ritmik di sekolah dasar melalui gerak- gerak dasar yang
fundamental yaitu gerakan yang bersifat mendasari yang diperlukan agar membekali
mereka dengan fundament yang kokoh, terdiri dari gerak lokomotor, nonlokomotor,
dan manipulatif. Selain itu juga dasar-dasar langkah dan pengertiat irama waltz serta
cha-cha perlu diberikan.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik gaya-gaya renang dan loncat indah
untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:

Forward dive adalah loncat kedepan merupakan loncatan yang dimulai dengan tubuh
menghadap air. Pada posisi lay out lengan digerakan kesisi dengan gerakan yang
anggun dan mulus bagaikan sayap, kemudian disatukan di atas kepala sebagai
persiapan untuk masuk ke dalam air (Haller, D. 2008:73). Indik Karnadi, dkk.
(2008:5.17) menambahkan hentakan kedua ujung telapak kaki ke papan loncat
sampai membuat sikap melayang lurus di udara, pertahankan sikap tersebut sampai
masuk dalam air. Back Dive diawali dengan peloncat mengambil posisi
membelakangi kolam. Loncatan dari papan hamper lurus ke atas dan pada teknik ini
dapat digunakan posisi layout atau pike (Haller, D. 2008:74). Indik Karnadi, dkk.
(2008:5.20) menambahkan Back Dive diawali kedua lengan lurus disamping badan
kemudian ayunkan keduan lengan kedepan sampai lurus di atas, angkat tumit di ujung
papan. Putar kedua lengan ke belakang sambil menekuk kedua lutut dan teruskan
putaran kedua kedua lengan ke depan. Tolakan kedua ujung telapak kaki ke ujung
papan sambil meluruskan kedua lutut. Reverse Dive dimulai dengan tubuh
menghadap ke air, tetapi pada waktu mulai meloncat kaki terangkat sehingga peloncat
akan masuk ke dalam air dengan punggung yang membelakangi kolam dan
menghadap pada posisi yang berlawanan dari posisi awal (Haller, D. 2008:75).
Former Harvey (2005:180) menambahyakan bahwa reserve dive pada posisi awal

Program PGDK Kemdikbud 2019

175
badan menghadap air posisi awalan menghadap air setelah terjadi loncatan maka
tubuh akan berlawanan posisi menjadi berbalik membelakangi kolam. Inward dive
adalah leloncat mulai dengan punggung menghadap ke air, tetapi sesudah melakukan
take-off yang vertikal maka pinggul dan kaki terangkat sedemikian rupa sehingga
peloncat akan masuk ke dalam air dengan kepala menghadap ke air. Peloncat yang
menekuk sedikit di bagian pinggul atau menekukkan kepala di saat mereka akan take-
off bisanya keseimbangannya kurang baik sehingga akan mengalami kesulitan untuk
mencapai posisi yang paling tepat selama meloncat (Haller, D. 2008:76). Frommer
Harvey (2005:180) menambahkan peloncat berdiri di ujung papan ,rotasi dari tubuh
mengarah ke papan. Twist dive adalah loncatan Twist tubuh dari peloncat harus
berputar lateral, jadi harus spin pada jalur yang seakan ditarik di antara dan kakinya
sendiri. Keseimbangan sangat penting, tidak boleh ada kejadian yang menandakan
suatu bagian dari tubuh keluar dari jalur yang tegak untuk menjalankan spin tersebut
(Haller, D. 2008:77).
Soal 70A
Keterampilan di air membutuhkan penyesuaian pernafasan di air. Berikut yang bukan
merupakan konsep minimal pernafasan di air, yaitu ....
A. setelah mulut keluar dari permukaaan air, mulut tertutup dan tidak menghirup
udara.
B. pada saat wajah dalam air, udara dihembuskan keluar rongga hidung atau
rongga mulut.
C. setelah wajah masuk dalam air, mulut atau hidung mengeluarkan udara
D. saat mulut keluar dari permukaan air, udara dihirup dominan dengan rongga
mulut.
E. Saat di dalam air menahan nafas
Jawaban: A
Pembahasan
Setelah mulut keluar dari permukaaan air, seharusnya mulut terbuka dan menghirup
udara. Tujuan pernafasan untuk mendapatkan oksigen, jika tidak menghirup udara
pada saat dipermukaan air, perenang akan kekurangan oksigen.

Soal 70B
Bagaimakah posisi tuck yang benar pada loncat indah
A. Lutut ditekuk pada dada dan tangan melipat memegang lutut
B. Lutut ditekuk pada dada dan tangan lurus ke arah kepala
C. Lutut lurus dan tangan melipat memegang lutut
D. Lutut dan tangan lurus
E. Lutut ditekuk pada dada dan tangan memegang paha
Jawaban: A
Pembahasan
Frommer Harvey (2005:180) menambahkan bahwa posisi tuck pada loncat indah
yaitu lutut ditekuk pada dada dan tangan melipat memegang lutut.

Program PGDK Kemdikbud 2019

176
Loncatan pike, tuck, dan twist

Soal 70C
Pada loncatan apakah apabila peloncat tidak diperbolehkan untuk tertekuk di bagian
lutut ataupun paha?
A. Tuck
B. Pike
C. Straight
D. Forward
E. Backward
Jawaban: C
Pembahasan
Loncatan straight tubuh peloncat tidak diperbolehkan untuk tertekuk di bagian lutut
ataupun paha. Lengan haruslah lurus dan ujung jari semuanya tertunjuk setajam
mungkin (Haller, D. 2008:77). Frommer Harvey (2005:180) menambahkan ketika
tubuh dalam posisi lurus tanpa ada tekukan pada lutut, pinggul, dan tangan lurus.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi gaya-gaya renang dan loncat indah
untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:
Cara orang dahulu berenang tidak banyak bedanya dengan Cara yang dipergunakan
oleh perenang gaya crawl atau front crawl stroke atau yang disebut renang gaya
bebas sekarang ini. Alasan ini karena gaya bebas yang ditampilkan menyerupai cara
berenang seekor binatang seperti gaya anjing (dog style), oleh sebab itu disebut juga
gaya crawl yang artinya merangkak. Gaya bebas merupakan gerakan renang yang
memiliki karakter gerakan yang sudah lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
dan merupakan gerakan renang yang paling mendasar, sehingga baik untuk
meningkatkan kebugaran dan sebagai dasar untuk para perenang dalam memulai

Program PGDK Kemdikbud 2019

177
latihan dalam pembelajaran di sekolah, sebagai regu penolong, kebugaran maupun
prestasi sekalipun. Menurut Geoffrey Corlett, gaya bebas gerakannya dapat ditinjau
dari posisi tubuh (body position), gerakan tungkai (leg action), gerakan lengan (arm
action), pernafasan (breathing), dan koordinasi tungkai-lengan-nafas (kick-breath
coordination). Lebih jelasnya kita ambil pada posisi tubuh dengan hidro dinamis atau
streamline, tubuh harus berputar pada garis pusat atau rotasinya, hindarkan
kemugkinan terjadinya gerakan-gerakan lengan atau tungkai yang berakibat tubuh
menjadi naik turun atau meliuk ke kanan dan ke kiri.
Soal 71A
Satu siklus (cycle) lengkap renang gaya dada dalam perlombaan adalah...
A. dua tendangan kaki satu tarikan tangan pada kejadian itu bagian kepala
dibawah permukaan air.
B. satu tarikan tangan satu tendangan kaki pada kejadian itu bagian kepala harus
harus memecah permukaan air.
C. satu tendangan kaki satu tarikan tangan.
D. satu tarikan tangan satu tendangan kaki dolphin.
E. dua tarikan tangan dan dua tarikan kaki dalam air
Jawaban: A
Pembahasan
Peraturan perlombaan mengatur teknik renang gaya dada, satu tarikan tangan satu
tendangan ada saat kepala keluar atau memecah air, tidak menyelam.

Soal 71B
Gaya renang mana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan kebugaran
jasmani
A. gaya kupu-kupu
B. gaya dada
C. gaya bebas
D. gaya punggung
E. semuanya benar
Jawaban: C
Pembahasan
Gaya bebas merupakan gerakan renang yang memiliki karakter gerakan yang sudah
lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan gerakan renang yang
paling mendasar, sehingga baik untuk meningkatkan kebugaran dan sebagai dasar
untuk para perenang dalam memulai latihan dalam pembelajaran di sekolah, sebagai
regu penolong, kebugaran maupun prestasi sekalipun.

Soal 71C
Urutan gaya renang yang digunakan pada nomor estafet 4 x 100m gaya
ganti putra adalah
A. gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada, gaya punggung
B. gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya dada, gaya punggung
C. gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada, gaya punggung
D. gaya punggung, gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada
E. gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya bebas
Jawaban: E

Program PGDK Kemdikbud 2019

178
Pembahasan
gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya bebas

Tujuan Pembelajaran
Mampu menerapkan dan melakukan teknik pertolongan/ kegawatdaruratan di air

Uraian Materi:
Air adalah unsur yang menenangkan namun membahayakan jika kita tidak bisa
mensikapinya. Ketika kita beraktivitas di air tidak menutup kemungkinan dapat terjadi
kecelakaan. Bahaya yang mengancam diri sendiri atau orang lain tanpa disadari, untuk
itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan praktis yang akan menolong saat
mengalaminya. Langkah-langkah tersebut adalah:
a. melakukan gerakan injak-injak air (water trap pen). Saat jatuh di air hal yang
pertama dilakukan adalah bergerak menginjak-injak air atau mengayuh sepeda
(water trap pen) untuk menjaga agar wajah dan kepala tidak masuk ke dalam
air yang dapat mengakibatkan kesulitan bernapas. Jangan berusaha menginjak
dasar air karena menambah ketakutan dan mengalami kepanikan yang lebih
besar
b. melepaskan pakaian. Pakaian yang basah akan menjadi berat dan mengganggu
gerak dalam mempertahankan diri. Untuk mengurangi beban tubuh, pakaian
yang digunakan lebih baik dilepaskan namun sebelum melepaskan pakaian
terlebih dahulu mengetahui keadaan air. Jangan melepaskan pakaian apabila
terjatuh pada air yang bersuhu dingin, ini berfungsi sebagai penghangat tubuh.
c. Mengurangi minum air. Jika terjatuh, hal yang perlu dihindari adalah meminum
air, terlebih air laut, air kencing. Jika terjebak di laut dan punya bekal air tawar,
air tersebut jangan diminum dalam waktu 24 jam pertama setelah itu dapat
minum 2 gelas per hari, namun apabila persediaan jumlah air sedikit, jumlah
air yang diminum kurang lebih 100 cc per hari
d. Berpegang pada benda yang mengapung. Gunakan batang kayu, pelampung.
Jika keduanya tidak ada gunakan pelampung dengan menggunakan pakaian
yang digunakan.
Teknik penyelamatan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu teknik penyelamatan
dari darat dan teknik penyelamatan langsung (mengambil korban di air).
Soal 72A
Penyebab utama tenggelamnya seorang perenang akibat kram adalah kegagalan
dalam mencegah terjadinya panik. Sering kita lihat ketika perenang mengalami kram,
dia akan langsung berusaha ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang tidak teratur
dan laju renangnya pun lambat. Contoh penangan kram:
A. Otot betis: luruskan lutut, tekan telapak kaki ke arah punggung kaki. Lakukan
pemijatan pada otot betis
B. Otot punggung kaki: tekan punggung kaki dan jari kaki ke arah telapak kaki
(sehingga seperti penari balet). Lakukan pemijatan pada otot punggung kaki
C. Otot Paha belakang : luruskan lutut, angkat tungkai bawah dan lakukan
pemijatan
D. Otot paha depan : tekuk lutut dan lakukan pemijatan
E. Otot perut: tekan punggung lakukan pemijatan pada otot tersebut.

Program PGDK Kemdikbud 2019

179
Jawaban: E
Pembahasan
Prinsip penanganan kram adalah lakukan penekanan dan pemijatan pada otot yang
kram. Mestinya otot perut diregangkan atau diberi tekakan.

Soal 72B
Proses membawa korban dengan menggunakan gaya dada terbalik serta kedua
tangan memeganggi korban disebut teknik pertolongan
A. The hip carry rescue
B. Armpit tow
C. Wrist tow
D. Tired swimmer tow
E. Tube rescue
Jawaban: A
Pembahasan
Pada the hip carry rescue, cara memegang korban yaitu menyilangkan salah satu
tangan di bawah lengan dan menyilangkan di depan dada korban dan dikaitkan pada
tangan satunya. Posisi kepala berada di bahu tempat tangan penolong yang
digunakan untuk menyilang. Keadaan korban harus diperhatikan agar wajah terutama
hidung dan mulut tidak terkena riang air.

Soal 72C
Cara menolong korban yang masih dalam keadaan sadar tetapi tidak mampu lagi
untuk berenang ke tepi sehingga membutuhkan pertolongan untuk dapat mencapai
tepi adalah teknik pertolongan
A. Wrist tow
B. Tired swimmer tow
C. Arm pit tow
D. Board rescue
E. The hip carry rescue
Jawaban: C
Pembahasan
Penolomg memegang lenga korban secara berlawanan dengan tangan penolong yang
akan membantu. Apabila penolong memegang dengan tagan kanan, lengan kiri
korbanlah yang dipegang tepat di pangkal lengan. Posisi korban dalam keadaan
terlentang dan penolong menarik korban dengan berenang menggunakan gaya dada

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi berbagai jenis makanan bergizi dan minuman yang
bermanfaat untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Uraian Materi:
Ada tujuh jenis nutrisi atau za gizi yang perlu di konsumsi tubuh manusi setiap hari
supaya sehat yaitu :
1. KARBOHIDRAT, Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Tubuh
mengubah gula sederhana dan pati kompleks menjadi glukosa untuk dijadikan
sumber energi sel tubuh. Kelebihan karbohidrat akan menaikkan berat

Program PGDK Kemdikbud 2019

180
badan karena disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak. Jumlah penggunaan
disarankan, 40% kalori kita bersumber dari karbohidrat. Biasanya, perempuan
Indonesia dengan berat badan dan kegiatan normal hanya membutuhkan
1,500 kal/hari, dengan acuan 40% kita membutuhkan 600 kalori/hari dari
karbohidrat, setara dengan 3 porsi nasi putih/hari.
2. PROTEIN, Protein berguna untuk pertumbuhan dan perbaikan sel. Tubuh kita
memecah protein menjadi berbagai macam asam amino kemudian diserap
oleh sel-sel tubuh untuk kebutuhan metabolisme dan pertumbuhannya.
Perhari tubuh membutuhkan 0.8gr protein dari setiap 1kg berat tubuh. Jadi
protein yang dibutuhkan laki-laki sekitar 44g setiap hari, dan 36g untuk
perempuan. Sebagai acuan, 36-44 gram protein setara dengan 1-2 dada
ayam. Kelebihan protein biasanya adalah asam urat, kolesterol meningkat,
berat badan naik, gangguan fungsi ginjal dan meningkatkan resiko kanker.
Untuk mencegah kelebihan protein, cukup pastikan dalam 1 porsi makanan
kita hanya terdapat 1-2 Jenis sumber protein seperti ayam, ikan atau ganti
dengan protein nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, dan sayur
hijau.
3. LEMAK Lemak adalah sumber energi kaya yang membantu
penyerapan Vitamin A, D, E, dan K dan pembetukan hormon didalam tubuh.
Sumber lemak terbaik adalah alpukat, kacang-kacangan, sayur hijau, dan
buah-buahan. Kelebiahn lemak dapat menimbulkan; resiko kanker, obestitas,
Sembelit, kerusakan dinding arteri di otak, kolestorol tinggi. Kebutuhan zak
gizi perhari orang dewasa sebaiknya mengkonsumsi 30% lemak, 30% protein,
dan 40% karbohidrat. Lemak yang dikonsumsi sebaiknya mengandung omega
3 dan minyak nabati. Dengan acuan 1,500 kalori per hari, 30% lemak setara
dengan 450 kalori atau 3 sendok olive oil atau 6 sendok makan selai kacang
dalam sehari
4. Vitamian, Vitamin sangat penting untuk metabolisme tubuh dan merawat sel
tubuh. Setiap sel dalam tubuh membutuhkan Vitamin untuk banyak proses
didalamnya dan kita paling sering kekurangan vitamin karena pemilihan dan
cara pengolahan makanan modern Vitamin C & B kompleks sangatlah rentan
terhadap suhu sehingga seringkali rusak ketika dimasak dalam suhu tinggi.
Terlebih lagi, Vitamin C & B kompleks harus dikonsumsi setiap hari karena
kelebihannya tidak dapat disimpan dalam tubuh dan selalu dikeluarkan melalui
urin. Kekurangan vitamin bisa menyebabkan penyakit mata, anemia,
hipertensi, penyakit ginjal, penuaan dini, eczema, kanker, batuk pilek,
osteoporosis, dan sakit ketika haid/menstruasi. Vitamin dapat banyak
ditemukan dalam buah dan sayur seperti kacang-kacangan, bayam, apel,
tomat, sunflower seed, alpukat, kale, sunflower seeds, buah bit, lemon dan
jeruk.
5. MINERAL, Mineral juga sangat penting untuk pertumbuhan dan proses
metabolisme dalam sel tubuh kita, mulai dari rambut, kulit, tulang hingga sel
darah membutuhkan Mineral dalam kesehariannya. Mineral juga meningkat
fungsi saraf dan membantu mengubah makanan menjadi energy. Kekurangan
mineral dapat menyebabkan banyak proses metabolisme tubuh terganggu dan
timbul masalah kesehatan seperti osteoporosis, anemia, mudah lelah, kulit
kering, rambut rontok hingga masalah keseimbangan hormonal. Berdasarkan
jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, mineral dapat dikelompokkan menjadi 2,

Program PGDK Kemdikbud 2019

181
yaitu mineral mayor dan minor. Mineral mayor umumnya merupakan mineral
yang dibutuhkan dalam jumlah 100 mg per hari atau lebih. Mineral mayor
meliputi kalsium, kalium, fosfor, sulfur, dan magnesium. Sedangkan Mineral
minor atau sering disebut trace mineral merupakan mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah kecil oleh tubuh. Beberapa mineral minor tersebut adalah zink,
besi, mangan, tembaga, boron, silikon, molibdenum, vanadium, kromium,
selenium, dan iodin. Mineral banyak didapatkan dari tanaman yang tumbuh
dalam tanah seperti jahe, kunyit, wortel, buah bit, kacang-kacangan, kacang
mede, dan juga sayuran berwarna hijau gelap seperti kale.
6. SERAT umbuhan, Serat tumbuhan atau disebut juga dengan Serat Makanan
(dietary fiber) adalah bagian dari makanan yang tidak dipecah oleh tubuh dan
membantu untuk menjaga fungsi sistem pencernaan lebih baik. Serat berguna
untuk membantu penyerapan nutrisi di usus, menjaga aktifitas usus tetap
optimal, mengendalikan imunitas dan keseimbangan bakteri usus dan
melindungi sel-sel tubuh sehingga mencegah konstipasi, ambeien, penyakit
hati dan kanker usus besar. Supaya tidak kekurangan fiber perbanyak
konsumsi sayuran hijau seperti Bayam Horenzo, Kale, Parsley, Seledri, dan
sayuran hijau lain. Kamu juga bisa konsumsi jenis makanan tinggi karbohidrat
dan protein yang juga mengandung tinggi serat seperti gandum, sorghum,
edamame, dan tempe.
7. AIR, Sekitar 65% berat tubuh itu terbuat dari air. Kandungan air dalam tubuh
berkurang lewat pencernaan, pernapasan, keringat, dan urin. Sangat penting
untuk mengisi ulang kadar air dalam tubuh kita dengan minum air
mineral atau makan sayur buah yang memiliki kandungan air tinggi seperti
timun, semangka, dan jeruk. Kekurangan air bisa menyebabkan gangguan
dan kerusakan pada banyak sel dan organ seperti otak, mata, darah, dan
saluran pencernaan. Ciri-cirinya bisa terlihat dari daya konsentrasi yang
lemah, moody, mata kering, darah kental, tekanan darah rendah, konstipasi,
air kencing yang kuning, sakit batu ginjal, dan sakit ketika kencing. Jumlah air
biasanya dianjurkanuntuk minum 8 gelas per hari (2-3 liter). Tapi berlebihan
juga tidak sehat. Cara sederhana lainnya untuk melihat kecukupan minum air
kita adalah dengan menjaga warna BAK tetap kuning terang sepanjang hari.
Soal 73A
Zat tenaga terdiri dari unsur:
A. karbohidrat, lemak dan protein
B. protein, mineral dan air
C. mineral, vitamin-vitamin, dan air
D. karbohidrat, mineral, dan air
E. protein lemak dan air
Jawaban: A
Pembahasan
Zat gizi yang menghasilkan tenaga adalah karbohidrat, lemak, dan protein

Soal 73B
Kebutuhan akan zat gizi perhari orang dewasa sebaiknya mengkonsumsi dengan
perbandingan antara lemak, protein dan karbohidrat yang sesuai adalah....
A. 35% lemak, 35% protein, dan 30% karbohidrat

Program PGDK Kemdikbud 2019

182
B. 30% lemak, 30% protein, dan 40% karbohidrat
C. 30% lemak, 35% protein, dan 35% karbohidrat
D. 25% lemak, 30% protein, dan 45% karbohidrat
E. 40% lemak, 25% protein, dan 35% karbohidrat
Jawaban: B
Pembahasan
Perbandingan kebutuhan energi dan gizi orang dewasa adalah 30% lemak, 30%
protein, dan 40% karbohidrat (B). Karbohidrat merupakan sumber energi yang
utama karena dari kebutuhan energi dipenuhi oleh karbohidrat, lemak dalam
tubuh merupakan cadangan energi yang sewaktu-waktu digunakan kembali
bila tubh memerlukan. Protein mempunyai fungsi utama yaitu sebagai zat
pembangun/pembentuk sel-sel jaringan tubuh.

Soal 73C
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Tubuh mengubah gula
sederhana dan pati kompleks menjadi glukosa untuk dijadikan sumber energi sel
tubuh. Kelebihan karbohidrat akan akan berakibati...
A. Menaikkan berat badan dan disimpan dalam bentuk lemak
B. Sebagi sumber energi siap pakai
C. Zat gizi utama
D. Disimpan sebagai vitamin
E. Menurunkan berat badan
Jawaban: A
Pembahasan
Kelebihan karbohidrat berakibat meningkatnya berat badan dan menambah timbunan
lemak (A), kalau ini beranjut juga terjadi menigkatnya kolesterol. Dian bisa juga terjadi
dampak lain seperti penyakit darah tinggi dan hepatitis tipe 2.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menganalisis berbagai jenis makanan bergizi dan minuman yang bermanfaat
untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh
Uraian Materi:
Tubuh memerlukan makanan dan minuman yang bergizi. Makanan dan minuman yang
masuk ke tubuh seharusnya sehat, dimana sehat dan bergizi. Makanan dan minuman
yang sehat tidak akan membuat tubuh menjadi sakit, sedangkan makanan/minuman
yang bergizi berarti mengandung zat-zat yang di butuhkan tubuh. Zat yang di
butuhkan tubuh antara lain Karbohidrat, Protein,lemak, Mineral, Vitamin dengan
fungsi yang berbeda-beda. Energi di dapat dari karbohidrat dan lemak. Lemak
melarutkan vitamin A,D,E,K sedangkan vit C larut dalam air. Untuk
mengatur organ/kelenjar tubuh dapat berfungsi dengan baik di perlukan mineral dan
vitamin yang memadai. Sedangkan air bening tidak mengandung zat gizi tetapi
berfungsi sebagai katalisator/pelarut bagi semua zat yang dibutuhkan tubuh.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perilaku makan yang salah akan
menyebabkan masalah gizi dan perilaku makan tersebut dipengaruhi oleh aneka faktor
sosial, ekonomi, budaya dan ketersediaan pangan. Analisis menggunakan data
Susenas menunjukkan adanya kecenderungan perilaku konsumsi makanan jadi

Program PGDK Kemdikbud 2019

183
(termasuk minuman) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pola umum
perilaku konsumen makanan jadi adalah semakin tinggi pendapatan semakin besar
proporsi pengeluaran makanan jadi terhadap pengeluaran pangan total.
Perubahan perilaku hidup atau gaya hidup sangat mempengaruhi pola makan
masyarakat. Akibat perubahan perilaku masyarakat dalam gaya hidup yang kemudian
berlanjut pada perubahan konsumsi makanan sehari-hari telah terbukti
mempengaruhi prevalensi obesitas dan penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu
Kegiatan fisik atau olahraga perlu dikembangkan secara terus menerus karena dapat
membantu meningkatkan kesehatan. Dimana kegiatan fisik dan olahraga mempunyai
tujuan ganda yaitu disatu sisi untuk peningkatan pengeluaran energi sebagai upaya
penyeimbangan masukan dan pengeluaran energi dalam tubuh manusia, sedangkan
dipihak lain merupakan upaya peningkatan kebugaran tubuh dan organ tubuh
termasuk sistem kardiovaskuler
Soal 74A
Di bawah ini adalah syarat-syarat makanan yang baik bagi kesehatan, kecuali:
A. Higienis
B. Bergizi
C. Mengenyangkan
D. Bervitamin dan bermineral
E. Cukup mengandung air
Jawaban: C
Pembahasan
Makanan yang baik: higienis, bergizi, mudah dicerna, bervitamin dan bermineral,
cukup kandungan airnya. Tidak harus mengenyangkan

Soal 74B
Energi di dapat dari karbohidrat dan lemak. Lemak melarutkan vitamin A,D,E,K
sedangkan vit C larut dalam air. Sedangkan untuk mengatur organ/kelenjar tubuh
dapat berfungsi dengan baik di perlukan .....
A. Air yang cukup
B. Mineral dan vitamin
C. Vitamin A D E K
D. Protein
E. Karbohidrat
Jawaban: B
Pembahasan
Energi di dapat dari karbohidrat dan lemak. Lemak melarutkan vitamin A,D,E,K
sedangkan vit C larut dalam air. Untuk mengatur organ/kelenjar tubuh dapat
berfungsi dengan baik di perlukan mineral dan vitamin yang memadai.

Soal 74C
Hampir 65% tubuh manusia terdiri dari air. Air tidak termasuk zat gizi tetapi
kebearadaan air sangat penting dalam tubuh. Dengan dengan demikian fungsi utama
air dalam tubuh adalah...
A. Mambantu metabolisme
B. Sebagai sumber tenaga
C. Membantu kerja sistem pencernaan

Program PGDK Kemdikbud 2019

184
D. Sebagai katalisator/pelarut bagi semua zat yang dibutuhkan tubuh
E. Sebagai katalisator/pelarut bagi karbohidrat dan protein.
Jawaban: D
Pembahasan
Fungsi uatama air adalah sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam
amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan seperti
oksigen dan hormon. Zat-zat gizi dan hormon ini di bawa ke seluruh
bagian tubuh yang membutuhkan

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi peran dan manfaat aktivitas fisik dalam pencegahan
penyakit dan kesehatan pada umumnya
Uraian materi:
1) Aktifitas fisik sangat bermanfaat bagi fungsi faal tubuh sehingga terhindar dari
penyakit karena kurang gerak (hypokinetic desease). Telah terbukti secara ilmiah
bahwa syarat hidup sehat menurut para dokter adalah olahraga dengan teratur.
Aktifitas fisik/olahraga secara teratur merupakan solusi tepat untuk menjaga
kesehatan tubuh dan mengingkatkan kepercayaan diri. Banyak orang yang
berolahraga karena mengetahui manfaatnya yang beragam. Jika memulai olahraga
secara teratur, bersiaplah untuk ketagihan karena hasil yang didapatkan. Berikut yang
terjadi pada tubuh saat kita berolahraga secara teratur;
2) 1). Mengontrol berat badan, karena mampu mengurangi timbunan lemak dalam
tubuh. Olahraga juga meningkatkan tingkat metabolisme karena tubuh kita membakar
lebih banyak kalori, apalagi bila lebih banyak otot terbentuk. Dengan proses demikian
tentu saja berat badan berlebih menjadi berkurang.
3) 2). Membuat tubuh menjadi aktif. Olahraga teratur membuat persediaan jumlah
oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh menjadi maksimal. Selain itu, olahraga
teratur juga mempromosikan aktivitas sistem jantung dan peredearan darah
(cardiovascular) juga terpengaruh. Terutama jumlah darah satu kali pompa (stroke
volume) meningkat, peningkatan denyut nadi maksimal, penurunan nadi istirahat.
Baiknya kinerja jantung tentu berdamak juga terhadap kinerja sistem pernapsan
(respiratory system), sistem pencernaan(degestyn system).
4) 3). Memperbaiki mood. Berolahraga juga mampu meningkatkan mood kita. Olahraga
secara teratur juga berdampak psikologis, diantaranya menghilangkan rasa stres,
cemas atau depresi. Olahraga teratur melepaskan hormon - misalnya norepinefrin dan
serotonin - yang mampu mengendalikan tingkat stres dalam otak serta meningkat
kadar hormon gembira dan rasa senang(endorpin).
5) 4). Memperkuat tulang dan otot. Aktifitas fisik sangat bermanfaat untuk membentuk
dan memperkuat otot, membuat tubuh mampu menyerap sejumlah besar asam amino
yang berfungsi membantu pertumbuhan dan perkembangan sel dalam tubuh. 5).
Memperbaiki kualitas tidur. Suhu tubuh akan menurun ketika tidur jika kita
berolahraga secara teratur. Inilah yang membuat kita bisa tidur dengan nyenyak
dalam waktu cukup lama. Aktifitas/olahraga juga sangat bermanfaat bagi penderita
gangguan tidur dan memberikan sensasi rileks yang besar.

Program PGDK Kemdikbud 2019

185
Dengan demikian Aktivitas jasmani dan olahraga memberi efek pada faal tubuh yaitu
jatung dan peredaran darah, semua penyakit yang diakibatkan oleh kurang aktivitas
jasmani/gerak.
Soal 75A
Berikut ini manfaat aktifitas jasmani dan olahraga dalam pencegahan penyakit dan
kesehatan:
A. Mengurangi resiko penyakit jantung
B. Mengurangi resiko penyakit leukemia
C. Mengurangi resiko penyakit kulit
D. Mengurangi resiko penyakit influenza
E. Mengurangi resiko penyakit kanker
Jawaban: D
Pembahasan
Karena influenza disebabkan virus
Aktivitas jasmani dan olahraga memberi efek pada faal tubuh yaitu jatung paru dan
peredaran darah, semua penyakit yang diakibatkan oleh kurang aktivitas
jasmani/gerak.

Soal 75B
Olahraga aerobik, adalah olahraga yang disrankan sangat tepat untuk memperbaiki
kinerja terutama sistem jantung dan peredaran darah serta sistem pernapasan.
Jantung dan peredaran darah dalam ilmu faal (fisiologi) disebut juga...
A. Cardiovascular system
B. Cardiorespiratory system
C. Cardioimunology system
D. Cardiointestinal system
E. Cardiocaronery system
Jawaban: A
Pembahasan
Cardiovascular system merupakan sistem kerja jantung dan peredaran darah. (A).
Peredaran darah dalam tubuh manusia tediri dari tiga bagian yaitu; a) peredaran
darah besar atau sirkulasi sistemik, berfungsi peredaran darah dari jantung ke seluruh
tubuh yaitu otot dan otak, b) peredaran darah kecil atau pulmonary sistem yaitu
peredaran darah dari jantung ke paru. c). Peredaran darah dari jantung untuk jantung
itu sendiri atau sirkulasi caronary. Peredaran darah dari jantung untuk kerja jantung
ini paling banyak terganggu (jantung koroner) terutama bagi mereka yang kurang
gerak, dan gaya hidup yang kurang sehat.

Soal 75C
Berkikut ini adalah sakit yang sering diderita sesorang karena kurang akitifitas fisik,
seperti hipertensi, jantung koroner, obesitas dan lain sebagainya. Sakit jantung
koroner terjadi karen adanya ganguan pada
A. Sirkulasi sistemik
B. Sirkulasi pulmonal
C. Sirkulasi koroner
D. Sirkulasi pernapasan
E. Sirkulasi dan pencernaan

Program PGDK Kemdikbud 2019

186
Jawaban: C
Pembahasan
Ada tiga sistem peredaran darah : 1) peredaran darah besar atau sirkulasi sistemik,
berfungsi peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh yaitu otot dan otak, 2)
peredaran darah kecil atau pulmonary sistem yaitu peredaran darah dari jantung ke
paru. c). Peredaran darah dari jantung untuk jantung itu sendiri atau sirkulasi caronary
(C)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menganalisis peran dan manfaat aktivitas fisik dalam pencegahan penyakit
dan kesehatan pada umumnya
Uraian Materi:
Dalam memperoleh kebugaran perlu meningkatkan kemampuan fisik melalui beragam
aktivitas gerak terlebih dahulu sebab kebugaran hasil dari proses latihan yang
dilaksanakan dengan terukur dan teratur. Terkait bentuk aktivitas jasmani yang dapat
dilakukan berisi gerak ketrampilan yang dirancang secara sistematis mulai dari awal
penetapan tujuan, tingkatan beban, kualitas latihan (intensitas), kegiatan pemanasan
(warm up), inti, dan pendinginan (cool down) yang disusun rangkaiannya dan dikemas
kedalam suatu bentuk latihan.
Proses latihan dapat meningkatkan kualitas kebugaran seseorang sebab dari latihan
terjadi peningkatan dalam hal daya tahan, kekuatan otot, luas ruang gerak sendi dan
kinerja jantung-pernapasan maka dengan meningkatnya kondisi fisik maka meningkat
pula derajat kebugaran. Tujuan kebugaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani
tentu memiliki tujuan tersendiri seperti mencapai kondisi fisik yang lebih baik dan
berpengaruh pada peningkatan mutu siswa serta menjadi suatu upaya
mempersiapkan calon-calon atlet berprestasi dimasa depan. Dengan demikian
pelaksanaan materi kebugaran disekolah dapat digolongkan kedalam bagian olahraga
kesehatan.
Perencanaan aktivitas kebugaran yang dilakukan di sekolah dapat berpedoman pada
ciri umum olahraga kesehatan yaitu massal, mudah, murah, meriah serta ciri khusus
dari olahraga kesehatan (Giriwijoyo, 2012:39) yaitu sebagai berikut:
a. Homogen dan submaksimal dalam intensitas atau beban olahraganya,
olahraga dilakukan dengan intensitas yang ± rata/ homogen
b. Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban /intensitas yang maksimal
c. Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal.
d. Ada kesatuan takaran (dosis)
e. Adekuat, yakni ada batas minimal tertentu untuk intensitas dan waktu
pelaksanaan olahraga kesehatan agar dapat menghasilkan manfaat khususnya
dapat meningkatkan kemampuan fungsional perangkat pendukung gerak.
f. Dapat mencapai intensitas antara 60-80% denyut nadi maksimal sesuai umur.
g. Bebas stress psikis.

Kelelahan menjadi salahsatu efek yang dihasilkan dari aktivitas jasmani sehingga perlu
diperhatikan karena tingkat kelelahan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan

Program PGDK Kemdikbud 2019

187
kebugaran. Menurut Giriwijoyo (2012:54) penyebab-penyebab kelelahan, antara lain
sebagai berikut:
a. Sumber daya habis atau tidak dapat diperoleh
b. Tertimbunnya sampah olahdaya didalam tubuh
c. Terganggunya keseimbangan elektrolit/asam-basa didalam cairan tubuh
d. Terganggunya keseimbangan pemasukan dan pengeluaran air didalam tubuh.

Salah satu cara mengetahui kelelahan seseorang dapat dilihat dari tanda-tanda
diantaranya raut wajah, adanya rasa nyeri dan pegal-pegal pada otot, kaku pada
sendi, rasa nyeri di punggung atau di kepala yang tidak jelas lokasinya dan jumlah
denyut nadi per menit yang tinggi padahal belum melakukan aktivitas latihan.
Penghitungan denyut nadi merupakan suatu cara mengetahui tingkat intensitas
latihan sebab denyut nadi menggambarkan respon jantung tehadap beban kerja yang
diberikan. Adapun jenis denyut nadi yang perlu diketahui terkait aktivitas jasmani
antara lain sebagai berikut:
a) Denyut nadi maksimal, yaitu perkiraan ukuran maksimal dari kemampuan jantung
dalam berdetak pada diri seseorang. Penghitugan jumlah denyut nadi ini
disesuaikan dengan kategori orang yang melakukan aktivitas tersebut seperti
digambarkan tabel berikut ini:
Prediksi Rumus Menghitung Denyut Jantung Maksimal (Sukadiyanto, 2011:27)

Denyut Jantung Denyut Jantung


Istirahat Maksimal
Orang Awam ≥ 60 x /menit 220 – usia
Orang
51 s.d 59 x /menit 210 – usia
Terlatih
Sangat
≤ 50 x /menit 200 – usia
Terlatih
Contoh: Terdapat dua orang (A dan B) memiliki umur 17 tahun dengan
A berlatarbelakang seorang atlet dan B bukan atlet (awam), A memiliki denyut jantung
istirahat 58x /menit dan B memiliki denyut nadi istirahat 65x /menit. Jika
menggunakan rumus 220-umur, maka perkiraan denyut jantung maksimal keduanya
adalah 203x /menit. Namun apabila menggunakan rumus pada tabel diatas, A akan
menggunakan rumus 210-umur = 193x /menit sementara B akan menggunakan
rumus 220-17 = 203x /menit.

b) Denyut nadi basal, yaitu denyut nadi yang dihitung sesaat sejak bangun tidur
namun tidak sedang dalam keadaaan mimpi dan belum turun dari tempat tidur.
c) Denyut nadi istirahat, yaitu denyut nadi pada waktu tidak melakukan aktivitas
(istirahat) perkiraannya antara 60-80 detak/menit.
d) Denyut nadi latihan, yaitu perkiraan denyut nadi yang digunakan dalam mencapai
latihaan yang maksimal, perkiraannya antara 60-90 dari denyut nadi maksimal.
e) Denyut nadi pemulihan, yaitu jumlah denyut nadi yang diperoleh beberapa saat
setelah melakukan latihan fisik.

Olahraga yang menggunakan oksigen terus menerus dalam waktu lama dapat
menjaga dayatahan jantung dan paru-paru disebut juga cardiorespiratory endurance.

Program PGDK Kemdikbud 2019

188
Pilates olahraga yang bertujuan untuk menjaga fleksibilitas dan penguatan tubuh.

Soal 76A
Olahraga yang dapat meningkatkan kelentukan tubuh adalah:
A. Senam aerobik
B. Jalan cepat
C. Bersepeda
D. Renang
E. Pilates
Jawaban: E
Pembahasan
Pilates adalah versi yang lebih modern dari yoga. Pilates pertama kali dikembangkan
pada sekitar abad 20-an oleh seorang atlet veteran asal Jerman bernama
Joseph Pilates, sebagai bentuk latihan fisik yang berfokus pada rehabilitasi dan
penguatan tubuh.

Soal 76B
Kemampuan jasmani dalam menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas
jasmani tertentu tanpa merasa kelelahan yang berlebihan, dan masih mampu
menyelesaikan tugas tambahan, disebut juga dengan....
A. Kebugaran jasmani
B. Kesejahteraan jasmani
C. Keragaman jasmani
D. Kondisi fisik
E. Kesehatan jasmani
Jawaban: A
Pembahasan
Kebugaran jasmani ditandai dengan kemampuan sesorang menyselesaian tugas
sehari dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih punya energi
untuk mengatasi pekerjaan tambahan yang tak terduga. Seorang yang sehat belum
tentu bugar. Si A sehat tetapi si B bugar, ini dapat dilihat dari sama naik tangga ke
lantai tiga. Si A setiap lantai harus berhenti sejenak karna tersengal,sedangkan si B
tanpa berhenti sampai lantai tiga.

Soal 76C
Dalam latihan kebugaran jasmani cenderung denyut nadi menjadi tolak ukur dari
intensitas latihan. Denyut nadi (DN) istirahat merupakan DN pada waktu tidak
melakukan aktivitas atau istirahat (biasanya 60-80/menit). Sedangkan DN yang di ukur
saat bangun tidur dengan normal dengan jumlah jam tidur yang sesuai biasnya disebut
juga dengan istilah....
A. DN Normal
B. DN Istirahat
C. DN Basal
D. DN Pemulihan
E. DN Minimal
Jawaban: C
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

189
Denyut nadi basal, yaitu denyut nadi yang dihitung sesaat sejak bangun tidur namun
tidak sedang dalam keadaaan mimpi dan belum turun dari tempat tidur. Denyut nadi
istirahat, yaitu denyut nadi pada waktu tidak melakukan aktivitas (istirahat)
perkiraannya antara 60-80 detak/menit. Denyut nadi latihan, yaitu perkiraan denyut
nadi yang digunakan dalam mencapai latihaan yang maksimal, perkiraannya antara
60-90 dari denyut nadi maksimal. Denyut nadi pemulihan, yaitu jumlah denyut nadi
yang diperoleh beberapa saat setelah melakukan latihan fisik.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis jenis-jenis dan bahaya penggunaan
NARKOBA/NAPZA terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat
Uraian materi:
1) Risiko Kecil. Ini terjadi pada remaja dan kaum muda yang memiliki karakteristik
atau ciri – ciri sebagai berikut :
 Sehat secara fisik maupun mental, kehidupan agama yang religius
 Mempunyai kemampuan penyesuaian atau adaptasi sosial yang baik
 Tidak berkepanjangan larut dalam gejolak emosi seperti rasa marah dan
kecewa.
 Dapat dengan cepat kembali dalam emosi yang normal
 Memiliki sifat jujur dan bertanggung jawab
 Mempunyai cita – cita yang rasional
 Dapat mengisi waktu senggang secara positif
2) Risiko Besar (Potensial User), yaitu anak, remaja dan kaum muda yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
 Mempunyai sifat mudah kecewa, untuk mengatasinya cenderung agresif dan
destruktif
 Bila mempunyai keinginan tidak bisa menunggu, menuntut kepuasan segera.
 Pembosan, sering merasa tertekan. Murung dan tidak sanggup berfungsi
dalam hidup sehari – hari .
 Suka mencari sensasi. Melakukan hal – hal yang berbahaya / mengandung
resiko
 Kurang dorongan dari dalam diri untuk berhasil dalam pendidikan, pekerjaan
atau kegiatan lain, prestasi belajar buruk, partisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler kurang, kurang berolahraga, dan cenderung makan berlebihan.
 Mempunyai rasa rendah diri, kecemasan, obsesi, apatis, menarik diri dari
pergaulan atau hiperaktif, depresi, kurang mampu menghadapi stress.
 Suka tidur larut malam
 Ada riwayat penyimpangan perilaku hubungan seksual dini, putus sekolah, dan
perilaku antisosial pada usia dini (agresivitas, membohong, mencuri,
mengabaikan peraturan, mulai merokok pada usia dini).
 Merasa hubungan dalam keluarga kurang dekat, ada keluarga yang alkoholik
atau pemakai obat – obatan.
 Berteman dengan alkoholik / penyalahguna narkoba, kehidupan agama kurang
religious.

Program PGDK Kemdikbud 2019

190
3) Coba – coba. Kontak pertama dengan narkoba seperti ganja dll. Sering terjadi
pada usia remaja. Berkumpul bersama teman sebaya lalu bila salah seorang
menghisap ganja maka yang lainpun akan mencobanya, mungkin sekedar ingin tahu,
atau menunjukkan “kehebatannya”. Kebanyakan tidak tidak melanjutkan pengalaman
pertama ini. Beberapa kemudian melanjutkan proses eksperimentasi atau coba – coba
ini dengan zat – zat lain dengan cara yang lebih canggih.
4) Kadang – Kadang. Setelah tahap coba –coba, sebagian melanjutkan pemakaian
narkoba ini sampai menjadi bagian dari kehidupan sehari – hari. Karena pemakaiannya
masih terbatas (kadang – kadang), maka tidak ada perubahan mendasar yang dialami
pemakai, sehingga mereka masih dapat bersekolah atau bekerja seperti biasa.
5) Ketagihan. Pada tahap ini frekuensi (jarak pemakaian), jenis dan dosis narkoba
yang dipakai telah meningkat, termasuk bertambahnya pemakaian bahan – bahan
berisiko tinggi. Gangguan fisik, mental dan sosial yang diakibatkannya semakin nyata.
Meski demikian, bagi beberapa pemakai dengan bantuan yang sesuai, masih bisa
berhenti pada tahap ini.
6) Ketergantungan. Ketergantungan merupakan bentuk ekstrim dari ketagihan.
Upaya untuk mendapatkan narkoba dan memakainya secara teratur, menjadi tujuan
utamanya sehari – hari, hal ini mengalahkan semua kegiatan hidup lainnya. Kondisi
fisik dan mental terus – menerus menurun, hidup sudah kehilangan makna, yang
terpenting adalah mendapatkan zat – zat yang dibutuhkannya. Pemakai dalam tahap
ini selalu membutuhkan obat / narkoba tertentu yang menjadi kebiasaannya agar
dapat berfungsi.
Soal 77A
Berikut ini adalah bahaya pada Tahapan Resiko Penyalahgunaan Narkoba Kondisi fisik
dan mental terus-menerus menurun, hidup sudah kehilangan makna, yang terpenting
adalah mendapatkan zat-zat yang dibutuhkannya. Pemakai dalam tahap ini selalu
membutuhkan obat/narkoba tertentu yang menjadi kebiasaannya agar dapat
berfungsi.
A. Coba-coba
B. Kadang-kadang
C. Ketergantungan
D. Ketagihan
E. Sakao
Jawaban: C
Pembahasan
Ketergantungan, merupakan bahaya narkoba dengan secara ektrim dari ketagihan
dengan ciri Kondisi fisik dan mental terus-menerus menurun, hidup sudah kehilangan
makna, yang terpenting adalah mendapatkan zat-zat yang dibutuhkannya. Sehingga
tidak jarang kita jumpai remaja menjual apa saja benda atau barang yang dimilikinya
sendiri dan keluarga, bahkan mencuri untuk mendapat uang yang digunakan untuk
membeli zar tersebut.

Soal 77B
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari .
A. Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Program PGDK Kemdikbud 2019

191
B. Narkotika, psikotropik, dan zat adipose
C. Narkoba, psikotropika, dan zat adiksi
D. Narkoba, psikotropika, dan zat adiktif
E. Narkoba, psikotropika, dan zat adiktif
Jawaban: A
Pembahasan
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza" (narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif), mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan
bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan
akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Soal 77C
Berikut ini adalah bahan atau Zat Adaptif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan
jika dikonsumsi secara rutin. Zat yang bukan tergolong narkotika dan psikoterapika
tetapi menimbulkan ketagihan adalah.....
A. Alkohol, ganja, dan minuman keras
B. Nikotin, kokain, rokok
C. Kafeina, dan rokok
D. Zat Desainer dan kopi
E. Kopi, rokok, dan minuman keras
Jawaban: E
Pembahasan
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh
organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya
secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa
sakit luar biasa. Zat yang bukan tergolong narkotika dan psikotropika tetapi
menimbulkan ketagihan antara lain kopi, rokok, minuman keras.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis bahaya pergaulan bebas dan pentingnya
pergaulan yang sehat terhadap diri sendiri dan lingkungannya
Uraian Materi:

Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” ( Dunia Gemerlap ),
yang sudah menjadi rahasia umum bahwa didalamnya marak sekali pemakaian
Narkoba, ini identik dsekali dengan sek bebas yang akhirnya berujung pada HIV
/AIDS dan pastinya setelah terkena Virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat
timpang dari segala segi. Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena
pada masa sekarang pergaulan remaja sangat mengawatirkan dikarenakan
perkembangan arus remajanya pada saat ini sangant mengkhawatirkan bangsa
karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya bangsa ini
sangat bergantung pada generasi muda. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-
kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang

Program PGDK Kemdikbud 2019

192
berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai
baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui
banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta
perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Generasi
muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat
yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya
memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman
keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat
menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS. Sekarang ini zaman globalisasi.
Remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan
dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk.
Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex
itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah
sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul
antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para
remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.
Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka,
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan
remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran
dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran
15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena
hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi
kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Munculnya istilah pergaulan
bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam
peradaban umat manusia. Tapi perlu diketahui bahwa tidak selamanya perkembangan
membawa kepada kemajuan. Namun ada Nampak negative yang lahir akibat
perkembangan itu, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas. Dari segi bahasa
pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas yaitu lepas sama sekali ( tidak
terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga boleh bergerak, berbicara, berbuat,
dsb, Dengan leluasa), tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan. Pergaulan bebas
dalam pemahaman keseharian identik dengan perilaku yang dapat merusak tatanan
nilai dalam masyarakat, menurut Kartono, ilmuwan sosiologi menjelaskan bahwa “
pergaulan bebas merupakan gejala patologis social pada remaja yang disebabkan oleh
satu bentuk pengabaian social, akibatnya mengembangkan perilaku yang
menyimpang” . Sedangkan menurut Santrock sebagaimana dikutip oleh Hamzah”
pergaulan bebas merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat
diterima secara social hingga terjadi tindakan criminal”. Sedangkan dalam pandangan
Islam pergaulan bebas adalah tindakan yang dapat merusak akhlak pada diri
seseorang”, dan menurut B.Simanjuntak “ Pergaulan Bebas adalah sebuah proses
interaksi antara seorang dengan oran lain tanpa mengikatkan diri pada aturan-aturan
baik undang-undang maupun hukum Agama serta adat kebiasaan.

Program PGDK Kemdikbud 2019

193
Soal 78A
Berikut ini yang bukan dampak pergaulan bebas adalah
A. Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang
melanggar norma sosial
B. Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya:
kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya
C. Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma
sosial yang berlaku
D. Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
E. Berpotensi terserang penyakit jantung
Jawaban: E
Pembahasan
Jawaban E karena penyakit jantung disebabkan oleh kurang gerak, kolesterol dan
tensi tinggi, kelainan jantung

Soal 78B
Pergaulan bebas dapat diatasi dengan
A. Menjauhkan dari televisi dan internet
B. Melakukan aktivitas positif
C. Berkonsultasi dengan guru bimbingan konseling
D. Menutup diri
E. Mengadopsi budaya lain
Jawaban: B
Pembahasan
Cara mengatasi Pergaulan Bebas:

1. Memperbaiki Cara Pandang

Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam
“kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki
angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja
mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.

2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup

Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta
pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-
hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.

3. Jujur Pada Diri Sendiri

Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-
masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja
tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.

4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi

Program PGDK Kemdikbud 2019

194
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik
dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita.

5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan

Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu


menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai
dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu
diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu
maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan
akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.

6. Menanamkan Nilai Ketimuran

Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-
nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman
yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran
spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan
moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka
khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke pergaulan bebas.

7. Mengurangi Menonton Televisi

Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisa
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan itu
sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih banyak
menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan nilai-nilai
gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan infotainment yang kadang
menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di kalangan artis.
Dengan demikian, kisah pergaulan bebas bukan menjadi hal yang tabu lagi. Makanya,
tak ada langkah yang lebih manjur selain mengurangi menonton televisi ini karena
lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilai yang sebenarnya sangat negatif. Untuk
mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian dengan
membaca koran, majalah maupun buku-buku. Pekerjaan yang agak berat memang,
tapi jauh lebih produktif daripada kebanyakan menonton televisi yang tidak jelas dan
cenderung merusak akal sehat pikiran.

8. Banyak Beraktivitas Secara Positif

Cara ini menurut berbagai penelitian sangat efektif dijalankan. Pergaulan bebas,
biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu
bermain, bermalam minggu. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan
waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan. Misalnya dengan
melibatkan anak muda dalam organisasi-organisasi sosial, menekuni hobinya dan
mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti

Program PGDK Kemdikbud 2019

195
acara-acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan
tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif
seperti pergaulan bebas tersebut.

9. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas

Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak
tahu akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang mematikan.
Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat
pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di kalangan muda. Harapannya, mereka
juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal sehatnya. Jika informasi
tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus melakukan pergaulan
bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi mereka tetap nekad
melakukan itu persoalan lain lagi. Sepertinya perlu ada penanganan khusus, apalagi
yang sudah terang-terangan bangga melakukan pergaulan bebas.

10. Menegakkan Aturan Hukum


Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya
perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek
jera. Yang demikian harus dirumuskan dandilaksanakan melalui hokum yang berlaku
di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan anak-anak
muda dari amoralitas karena perilaku pergaulan bebas yang lambat laun otomatis
akan merusak bangsa ini.

Soal 78C
Pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitif
atau terlalu bebas adalah definisi dari
A. Pergaulan bebas
B. Pergaulan remaja
C. Pergaulan sehat
D. Pergaulan antar teman
E. Pergaulan sesama
Jawaban: C
Pembahasan
Pergaulan sehat dapat juga diartikan sebagai proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu, atau individu dengan kelompoknya dengan normal, baik
tubuh, jiwa maupun kehidupan sosialnya. Yang dimaksud normal adalah para remaja
menyadari bahwa pergaulan sesama teman dan kelompoknya adalah suatu keharusan
untuk menjalankan fungsi sosialnya agar setiap anak memperoleh keuntungan pribadi
dalam hal perkembangan kepribadiannya.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek P3K /pencegahan cedera
dan bagaimana menjaga keselamatan diri dan orang lain
Uraian Materi:
Uraian Materi

Program PGDK Kemdikbud 2019

196
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedis. Hal ini berarti pertolongan tersebut
bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa
pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas PPPK (petugas medik atau orang
awam) yang pertama melihat korban. Tujuan PPPK adalah untuk menyelamatkan jiwa
atau mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat, mencegah infeksi,
mempertahankan daya korban sampai datangnya pertolongan lebih lanjut dan
mengurangi rasa sakit serta rasa takut. Ada beberapa prinsip atau pokok tindakan
yang harus ditanamkan pada jiwa seseorang yang akan melakukan PPPK jangan
panik, amati dan kumpulkan keterangan kejadian, perhatikan pernapasan korban dan
berikan pertolongan bila perlu, hentikan pendarahan bila ada, tenangkan korban dan
hindarkan shock, pertolongan dilakukan di tempat kejadian dan tidak tergesa-gesa
memindahkan korban. Dalam melakukan PPPK seyogyanya penolong mengikuti
urutan sebagai berikut:
1. Lakukan dengan cekatan/cepat dan tepat tetapi tetap tenang. Karena pertolongan
pertama ini akan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban. Jika
kecelakaan berkaitan dengan pernafasan maka ancaman keselamatan berkisar
detik sampai menit, jika perdarahan maka kisaran menit sampai jam, jika
kesadaran maka jam sampai hari, jika infeksi maka ancamannya hari sampai
minggu.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya
menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya
adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih
berkonsentrasi pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan
secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi
korban.
3. Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4. Segera amati bila terjadi pendarahan, karena jika yang keluar dari pembuluh darah
besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan
saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuatkuat kemudian
ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar
saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan,
letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh
yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar,
baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang
lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan
tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita
mengalami cedera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan
dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, korban tidak boleh dipindahkan
dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cedera yang
dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan tempat tersebut
dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu
pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah telah dibidai. Dalam
mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan

Program PGDK Kemdikbud 2019

197
perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau
muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan
pertolongan pertama pada korban segera evakuasi korban ke sentral pengobatan,
puskesmas atau rumah sakit.
Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi radang atau kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan
selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten. Radang atau
(bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari
suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa
rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti
karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon
utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor
kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan
oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk
melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.Radang mempunyai tiga peran
penting dalam perlawanan terhadap infeksi: 1). memungkinkan
penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan
ferforma makrofaga, 2)menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi,
3) mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dan
lainnya, yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area
infeksi:
 pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di
daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan
penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.
 aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endotelia dengan pembuluh darah.
 kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan
memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endotelium dan masuk ke dalam
jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
 tumor atau membengkak
 calor atau menghangat

 atau nyeri
 rubor atau memerah
 functio laesa atau daya pergerakan menurun, dan kemungkinan disfungsi organ
atau jaringan.
Dalam pembelajaran Penjas dan Olahraga guru PJOK sering mendapat siswa atlit
mengelama cedera saat belajar, latihan atau bertanding. Guru harus mencermati
prinsip penanganan di atas dan sebaiknya melakukan tidakan dengan metode
RICE. RICE merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compression dan Elevation.
Metode penangan / pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya
cedera jaringan lunak (sprain maupun strain, dan memar). Metode terapi RICE ini
dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera
R = REST

Program PGDK Kemdikbud 2019

198
Rest artinya mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sedangkan bagian tubuh
yang tidak cedera boleh tetap melakukan aktivitas. Tujuan mengistirahatkan bagian
tubuh yang cedera adalah:
1. Mencegah cedera lebih lanjut
2. Membuat proses penyembuhan luka lebih cepat
Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali atau
istirahatkan total sekitar 15 menit. Kemudian, istirahatkan sampai nyeri pada cedera
hilang, atau hingga 48 jam.
I = ICE
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah: Membatasi
pembengkakan, Mengurangi nyeri, Mengurangi spasme otot. Pemberian es dilakukan
dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung plastik seluas area cedera atau
lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan handuk yang sudah dibasahi, kemudian
ditempelkan pada area cedera. Kemudian tutup dengan elastic verban melebihi
permukaan dari kantung es tadi. Pemberian es sebaiknya dilakukan dalam waktu 10
menit atau sesegera mungkin setelah cedera selama 15 – 20 menit, kemudian diulang
setiap 2-4 jam. Pemberian es secara berkala ini dilakukan selama 24 jam pertama
setelah cedera.
C = Compression
Kompresi adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi digunakan
untuk membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang merupakan faktor
utama untuk mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karena itu kompresi sering
dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari RICE. Aplikasi kompresi dilakukan
dengan melilitkan elastic verban pada bagian cedera, yaitu dengan
meregangkan verban hingga 75% panjangnya. Perlu diperhatikan saat melakukan
pembebatan jangan terlalu ketat karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi
dengan gejala-gejala seperti rasa baal, kesemutan, dan meningkatnya nyeri.
Lilitan ini harus meliputi seluruh area cedera dan diaplikasikan secara terus-menerus
selama 24 jam pertama sesudah kejadian cedera. Dalam kasus dimana terjadi
perdarahan, kompresi juga dapat membantu menghentikan perdarahan.
E = Elevation
Elevasi adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian
jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah
pembengkakan. Elevasi juga akan membantu pembuluh darah vena untuk
mengembalikan darah dari area cedera ke jantung sehingga mencegah terjadinya
akumulasi atau pooling darah di area cedera.Bagian yang mengalami cedera diangkat
sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian jantung. Elevasi sebaiknya dilakukan
hingga pembengkakan menghilang.

Soal 79A
Terjadinya cidera saat aktivitas gerak pada peserta didik, hendaklah guru PJOK
memperhatikan ciri-ciri terjadinya cidera antara lain rubor, tumor, kalor, dolor dan
function laesa. Ciri-ciri yang muncul pada cidera kalor ditandai dengan…
A. Terjadinya peningkatan suhu pada area (bagian tubuh) yang terjadi cidera
B. Terjadinya pembengkakkan pada area (bagian tubuh) yang cidera
C. Terjadinya rasa sakit yang berlebihan pada area (bagian tubuh)yang terjadi
cidera
D. Terjadinya perubahan warna (memerah) pada area (bagian tubuh) yang cidera

Program PGDK Kemdikbud 2019

199
E. Terjadi nyeri yang terasa pada daerah yang mengalami infeksi
Jawaban: A
Pembahasan
Kondisi dimana lokasi cedera akan lebih panas (kalor) dibanding dengan
kondisi lain. Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda
sebagai berikut: tumor atau membengkak, calor atau menghangat, dolor atau
nyeri, rubor atau memerah, functio laesa atau daya pergerakan menurun, dan
kemungkinan disfungsi organ atau jaringan.

Soal 79B
Penggunaan es untuk menanggulangi cedera pada jaringan lunak berfmanfaat adalah
kecuali :
A. Membatasi pembengkakan,
B. Mengurangi sakit dan nyeri,
C. Mengurangi spasme otot,
D. Meredam implamasi
E. Mengurangi Pendarahan.
Jawaban: E
Pembahasan
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah: Membatasi
pembengkakan atau implamsi/, Mengurangi nyeri, Mengurangi spasme otot.
Pemberian es merupakan salah satu tindakan dalam penanganan cedera setelah
instirahat dengan metode RISE (Rest, Ice, Compression dan Elevation). Cedera yang
diikuti pendarahan biasanya menghentikan dengan cara tersendiri, tidangan
mengguunakan es.

Soal 79C
Berikut ini adalah prinsip atau pokok tindakan yang harus ditanamkan pada jiwa
seseorang yang akan melakukan PPPK, kecuali....
A. Jangan panik, amati dan kumpulkan keterangan kejadian,
B. Perhatikan pernapasan korban dan berikan pertolongan bila perlu,
C. Hentikan pendarahan bila ada, tenangkan korban dan hindarkan shock,
D. Melakukan pertolongan dengan terapi RICE
E. Pertolongan dilakukan di tempat kejadian dan tidak tergesa-gesa
memindahkan korban.
Jawaban: D
Pembahasan
Terapi RISE adalah tindakan memberikan pertolongan setelah cedera, bukan prinsip
menangani cedera. RISE lebih menekankkan pada tindakan terapi atau penyembuhan
dari cedera. Silakan cermati uraian materi dan pembahasan soal 79 b.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis bahaya Penyakit Menular Seksual (PMS)
dan HIV/AIDS

Program PGDK Kemdikbud 2019

200
Uraiam Materi :

Penyakit menular seksual telah ada selama ribuan tahun. Area genital umumnya
lembab dan lingkungan yang hangat – ideal untuk pertumbuhan ragi atau jamur,
virus, dan bakteri. Mikroorganisme yang ada pada kulit atau selaput lendir dari daerah
kelamin laki-laki atau perempuan dapat ditularkan, seperti organisme dalam air mani,
cairan vagina, atau darah selama hubungan seksual. Penyakit menular seksual lebih
mudah ditularkan selama hubungan seks tanpa kondom atau tanpa menggunakan
opsi seks yang lebih aman (yaitu kondom, bendungan, sanitasi sex toys). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa, di seluruh dunia, ada lebih dari 1
juta PMS baru yang diperoleh setiap hari. Orang berusia 15-24 memperoleh setengah
dari semua PMS baru, dan 1 dari 4 wanita remaja yang aktif secara seksual memiliki
PMS, seperti human papillomavirus atau klamidia. Dibandingkan dengan orang
dewasa yang lebih tua, orang yang berusia 15-24 tahun memiliki risiko lebih tinggi
terkena PMS. Namun, tingkat IMS di kalangan seniman meningkat.Banyak jenis
penyakit menular seksual, baik yang umum diketahui hingga yang masih cukup asing.
Tingkat keparahan PMS pun berbeda-beda. Lebih jelasnya, berikut daftar jenis
penyakit menular seksual (PMS) yang umum diderita:
1. Klamidia (Chlamydia). Juga dikenal sebagai infeksi klamidia, klamidia adalah
PMS yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis (C. trachomatis), bakteri yang
menginfeksi manusia secara eksklusif. Penyakit menular seksual klamidia adalah
penyebab infeksi yang paling umum dari penyakit genital dan mata secara global
– ini juga merupakan bakteri PMS yang terkemuka. Menurut CDC (Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), pada tahun 2015, hampir 3 persen anak
perempuan berusia 15-19 tahun memiliki klamidia. Wanita pengidap klamidia
biasanya tidak memiliki tanda atau gejala. Jika ada, biasanya tidak spesifik dan
mungkin termasuk: Cystitis (peradangan kandung kemih),Perubahan cairan
vagina, Nyeri perut bawah ringan. Jika klamidia tidak ditangani, dapat
menyebabkan tanda dan gejala berikut:Nyeri panggul, Hubungan seksual yang
menyakitkan, Perdarahan antara periode menstruasi
2. Chancroid. Chancroid juga dikenal sebagai soft chancre dan ulcus molle.
Penyakit menular seksual ini adalah infeksi bakteri yang disebabkan
oleh streptobacillus Gramofilus ducreyi gram negatif dan ditandai dengan luka
yang menyakitkan pada alat kelamin. Itu hanya menyebar melalui kontak seksual.
Tingkat infeksi sangat rendah di negara-negara kaya; ini lebih umum di negara-
negara berkembang, terutama di antara pekerja seks komersial (PSK) dan
beberapa kelompok sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
akses ke layanan kesehatan, stigma yang melekat pada mencari bantuan,
kurangnya kesadaran kesehatan seksual, dan faktor lainnya.
3. Kutu Kemaluan. Pthiriasis (manifestasi kutu kemaluan) terutama menyebar
melalui kontak seksual. Hewan peliharaan tidak berperan dalam menularkan kutu
manusia. Kutu menempel pada rambut kemaluan, dan mungkin juga kadang-
kadang ditemukan di ketiak, kumis, janggut, bulu mata, dan alis. Serangga
berukuran kecil ini menghisap darah manusia.Istilah umum “kepiting” berasal dari
penampilan atau bentuk kutu yang memiliki cakar seperti kepiting.
4. Herpes Genital. PMS ini disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Virus
penyakit menular seksual ini mempengaruhi kulit, leher rahim, alat kelamin, dan
beberapa bagian lain dari tubuh. Virus ini ada dua jenis: 1) HSVp1, juga dikenal

Program PGDK Kemdikbud 2019

201
sebagai herpes tipe 1 dan 2)HSV-2, juga dikenal sebagai herpes tipe 2.
Herpes adalah kondisi jangka panjang (kronis). Banyak orang yang terinfeksi
tidak pernah menunjukkan gejala dan tidak tahu tentang status herpes mereka.
HSV mudah ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung. Paling
umum, penularan tipe 2 HSV terjadi melalui seks vaginal, oral, atau anal. Tipe 1
lebih sering ditularkan melalui mulut. Dalam banyak kasus, virus tetap tidak aktif
setelah memasuki manusia, dengan kata lain, tidak ada gejala. Ciri-ciri dan gejala
yang terkait dengan herpes genital, meliputi:
 Lecet dan kudis pada serviks
 Keputihan
 Sakit saat buang air kecil
 Demam
 Umumnya merasa tidak sehat (malaise)
 Luka dingin di sekitar mulut – untuk tipe 1 HSV. Selain itu, mungkin ada
lepuhan merah – ini bisa menyakitkan, terutama setelah pecah dan
meninggalkan bisul di area genital eksternal, rektum, paha, dan bokon
5. Hepatitis B. PMS ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV), yang ditularkan
melalui kontak dengan air mani yang terinfeksi, darah, dan beberapa cairan tubuh
lainnya. Seseorang dapat terinfeksi penyakit menular seksual tersebut dengan
melalui hubungan seks tanpa kondom, menggunakan jarum suntik yang tidak
steril, secara tidak sengaja tertusuk benda tajam, meminum air susu ibu (ASI)
yang terinfeksi, atau digigit oleh orang yang terinfeksi. Hati pasien membengkak,
dan mereka dapat menderita kerusakan hati yang serius sebagai akibat dari
infeksi, yang akhirnya dapat menyebabkan kanker. Dalam beberapa kasus,
penyakit ini bisa menjadi kronis. Pusat donor darah selalu memeriksa untuk
memastikan darah donor bebas dari virus hepatitis B.
6. HIV dan AIDS. HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang
menyebabkan AIDS (acquired immune deficiency syndrome). Sederhananya,
HIV adalah virus, sementara AIDS adalah penyakit. Ketika seseorang mengidap
AIDS, sistem kekebalan tubuh mereka berubah, dan mereka menjadi jauh lebih
rentan terhadap infeksi dan penyakit. Seiring berkembangnya penyakit,
kerentanan ini memburuk. HIV ada dalam cairan tubuh seseorang yang mengidap
HIV, seperti air mani, darah, ASI, dan cairan vagina. HIV dapat ditularkan melalui
kontak antar-darah, yang mungkin terjadi selama kontak seksual (seks vaginal,
oral, atau anal), transfusi darah, menyusui, persalinan, dan berbagi jarum yang
terinfeksi.
Human Papillomavirus (HPV). Human Papillomavirus adalah nama untuk sekelompok
virus yang memengaruhi kulit, serta membran lembab yang melapisi tubuh, seperti
tenggorokan, leher rahim, anus, dan mulut. Ada lebih dari 100 jenis HPV, dimana,
sekitar 40 persen dapat memengaruhi area genital; jenis penyakit menular seksual
HPV juga dapat menginfeksi mulut dan tenggorokan. Orang-orang yang memengaruhi
daerah genital dikenal sebagai papillomavirus manusia genital. Infeksi HPV dapat
menyebabkan: 1) Pertumbuhan abnormal dan perubahan sel di dalam serviks, yang
secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker serviks. 2) Kutil kelamin, PMS
yang paling umum di sebagian besar negara maju. Mayoritas individu yang terinfeksi
penyakit menular seksual atau PMS ini tidak memiliki gejala dan tidak sadar. HPV
paling sering ditularkan melalui seks vaginal atau anal. Namun, hubungan seks oral
dan antar-kelamin (tanpa penetrasi) juga merupakan jalan untuk penularan. Orang

Program PGDK Kemdikbud 2019

202
yang terinfeksi tanpa tanda dan gejala dapat menginfeksi orang lain. Seorang ibu
hamil yang memiliki HPV dapat menularkan virus pada bayinya selama persalinan,
meskipun ini sangat jarang. Perlindungan terbaik dari infeksi HPV harus divaksinasi.
Kepanjangan HIV mengacu pada bentuk dari penyakit ini. HIV merupakan virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga, ketika orang terkena virus ini
akan kehilangan sistem kekebalan tubuhnya (immunodeficiency). Akibatnya segala
macam bentuk penyakit akhirnya akan dengan mudah menyerangnya.
Soal 80A
Kepanjangan dari HIV adalah
A. Human Immunodeficyency Virus
B. Humon imnusiasi firus
C. Human immonodeficyency virus
D. Human imnudefisiensy virus
E. Human immunoicyency viru
Jawaban: A
Pembahasan
Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris: human immunodeficiency virus; HIV )
adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi.

Soal 80B
Penyakit yang di sebakan HIV adalah AIDS. AIDS adalah singkatan dari acquired
immune deficiency syndrome. Penyakit aids pada manusia ditandai dengan
menyerang sistem ...
A. Syaraf
B. Hormonal
C. Imunitas
D. Endokrin
E. Respirasi
Jawaban:
Pembahasan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menimbulkan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome). Virus ini memiliki kemampuan untuk berkembang biak
di dalam tubuh manusia yang disebut penyakit AIDS. aids itu merupakan kondisi di
mana sistem imun seseorang mengalami penurunan

Soal 80C
Yang tidak termasuk penyakit menular seksual dari penyakit berikut ini
adalah.....
A.
HIV
B.
HSV
C.
Hepatitis B
D.
TBC
E. Herpes Genetical
Jawaban: D

Program PGDK Kemdikbud 2019

203
Pembahasan
Tuberkulosis (TBC). TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyerang paru-paru dan
menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Karena ada bintil-bintil tersebut,
proses difusi oksigen terganggu. Penderita TBC juga sering mengalami batuk darah.
Penularan TBC paling umum terjadi melalui udara. Ketika seseorang yang telah
mengidap penyakit TBC batuk, bersin, atau berbicara dengan memercikkan ludah,
bakteri TB akan ikut melalui ludah tersebut untuk terbang ke udara. Selanjutnya,
bakteri akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirup.

Program PGDK Kemdikbud 2019

204
BAB III
SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK

A. Soal latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu
jawaban yang menurut anda paling benar.

1. Menghindari seks bebas tidak semudah yang kita bayangkan tapi sebagai pemilik
kehormatan diri tentu akan berjuang keras untuk menghindarinya. Salah satu cara
untuk menghindari seks bebas adalah
A. tidak bergaul dengan teman lawan jenis
B. menjaga jarak dengan teman lawan jenis
C. memilih teman bergaul
D. berdiam diri saja
E. berkomunikasi hanya dengan keluarga

2. Suatu aktivitas yang mampu menyehatkan tubuh, baik jasmani maupun rokhani
adalah
A. bergerak
B. berolahraga
C. bermain
D. berlatih
E. beraktivitas

3. Tinggi net bola voli putri adalah


A. 2,24 m
B. 2,43 m
C. 2,23 m
D. 2,44 m
E. 2,25 m

4. Fase asosiatif dalam belajar motorik berarti


A. siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa mengingat konsep
B. siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah
mereka ketahui
C. siswa mengerjakan tugas gerak tanpa konsep
D. siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi
E. siswa sedang memahami konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajarinya

5. Guru bersama kolaborator melakukan diskusi atau sharing ide dan juga menganalisis
kelemahan yang telah dilakukan pada tahap perencanaan dan tindakan, kegiatan
tersebut diatas dalam penelitian tindakan kelas merupakan tahap
A. refleksi
B. kolaborasi
C. perencanaan

Program PGDK Kemdikbud 2019

205
D. tindakan
E. observasi

6. Teknik membawa korban dari tengah perairan ke tepi, kecuali


A. the hip carry rescue
B. armpit tow
C. wrist tow
D. tired swimmer tow
E. deep dive

7. Prinsip gerakan langkah dasar irama cha-cha ke belakang, sama dengan langkah
dasar irama cha-cha ke depan, perbedaannya hanyalah terletak pada
A. kecepatan irama
B. arah langkah
C. awalan gerakan
D. persiapan gerakan
E. irama langkah

8. Tujuan permainan sederhana kereta dorong dalam olahraga pencak silat untuk
melatih
A. kekuatan
B. keseimbangan
C. koordinasi
D. daya tahan kekuatan
E. kuda-kuda

9. Perbedaan antara pendidikan jasmani dan olahraga kompetisi (sports) pada aspek
penilaian adalah
A. penilaian pendidikan jasmani dengan cara final score, sedangkan olahraga
kompetisi (sports) dengan cara gain score
B. penilaian pendidikan jasmani dengan cara gain score, sedangkan olahraga
kompetisi (sports) dengan cara final score
C. penilaian pendidikan jasmani pada apsek sikap, sedangkan olahraga kompetisi
(sports) pada aspek psikomotor
D. penilaian pendidikan jasmani pada apsek kognitif, sedangkan olahraga kompetisi
(sports) pada aspek afektif
E. penilaian pendidikan jasmani pada apsek psikomotor, sedangkan olahraga
kompetisi (sports) pada aspek sikap dan psikomotor

10. Feedback yang diungkapkan dengan kata-kata seperti bagus, menyenangkan, pintar,
menarik dan hebat disebut
A. specific feedback
B. congruent feedback
C. general feedback
D. positive feedback
E. negative feedback

11. Salah satu faktor utama untuk mengidentifikasi bakat dalam olahraga adalah

Program PGDK Kemdikbud 2019

206
A. motor movement
B. motor unity
C. motor utility
D. motor plan
E. motor capacity

12. Faktor utama untuk mengidentifikasi bakat dalam olahraga meliputi


A. anthropometric dan motor educability
B. physic capacity dan mental capacity
C. anthropometric dan mental capacity
D. motor capacity, psycological capacity dan biometric qualities
E. indeks masa tubuh, berat badan dan tinggi badan

13. Keterampilan gerak stabil yang sedikit atau bahkan tidak menimbulkan pergesseran
posisi tubuh bila dipandang dari satu pangkal gerak termasuk keterampilan gerak
A. lokomotor
B. psikomotor
C. non-lokomotor
D. manipulatif
E. kasar

14. Proses pembelajaran bola basket dilaksanakan dengan langkah-lagkah kerja sebagai
berikut: Penjelasan - demonstrasi - Pelaksanaan - Evaluasi. Langkah kerja
guru PJOK dalam mengajar dengan menggunakan metode
A. inklusi
B. konvergen
C. komando
D. latihan
E. resiprokal

15. Dribble dengan cara memantulkan bola dari tangan kiri ke tangan kanan atau
sebaliknya dalam permainan bola basket disebut
A. bounce pass
B. chest pass
C. crossover
D. shooting
E. side pass

16. Guru PJOK dalam proses pembelajarannya dapat menampilkan bahan presentasi
yang bisa menarik perhatian siswa. Aplikasi sederhana keluaran microsoft yang dapat
digunakan untuk membuat bahan presentasi adalah
A. microsoft desktop publishing
B. microsoft database
C. microsoft word
D. microsoft spread sheet
E. microsoft powerpoint

17. Salah satu komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan adalah

Program PGDK Kemdikbud 2019

207
A. kelincahan
B. koordinasi
C. keseimbangan
D. kecepatan
E. daya tahan

18. Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dan cukup dapat meningkatkan kebugaran
jasmani seseorang. Dibawah ini intensitas latihan yang mendekati harapan tersebut
diatas dengan melakukan aktivitas gerak
A. 4 kali seminggu minimal 30 menit
B. setiap hari minimal 30 menit
C. setiap hari yang penting ada pembakaran lemak
D. 3 kali dalam seminggu minimal 30 menit
E. 2 kali dalam seminggu minimal 60 menit

19. Posisi lutut kaki depan yang benar saat melakukan gerakan topang depan pada jalan
cepat adalah
A. dikuatkan
B. digantung
C. diluruskan
D. direndahkan
E. ditekuk

20. Variasi materi pembelajaran berdampak langsung kepada siswa terutama sebagai
berikut
A. meningkatkan performance siswa
B. meningkatkan mutu pengajaran
C. meningkatkan prestasi belajar
D. menghindari kebosanan
E. meningkatkan kedisiplinan siswa

21. Anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk
tunagrahita disebut
A. autisme
B. asperger disorder
C. slow learner
D. down syndrome
E. hiperaktif

22. Fungsi tes kebugaran jasmani dalam program pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah, kecuali
A. mengukur kemampuan nilai siswa
B. salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai PJOK
C. bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani
D. mengukur kemampuan fisik siswa
E. mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa

Program PGDK Kemdikbud 2019

208
23. Peserta didik yang yang sudah mencapai dan bahkan melampaui ketuntasan belajar,
maka guru perlu melakukan tindakan
A. pengayaan
B. pelatihan
C. remidial
D. percepatan lulusan
E. pemberian bonus

24. Ilmu yang mempelajari tentang gerak manusia yang salah satu tujuannya agar
terhindar dari cedera disebut
A. kinesiologi
B. fisiologi
C. biologi
D. anatomi
E. kesehatan olahraga

25. Cakupan standar kompetensi lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah
meliputi
A. mandiri, kalaboratif, komunikatif
B. sikap, pengetahuan, keterampilan
C. beriman, berkarakter, bertanggungjawab
D. kreatif, produktit, kritis
E. menguasai ilmu, teknologi, seni

26. Komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sekurang-kurangnya


mencakup
A. pendahuluan, pembelajaran inti dan penutup.
B. kompetensi utama, materi, kegiatan pembelajaran, metode, media dan sumber
belajar, evaluasi
C. kompetensi inti, materi, kegiatan pembelajaran, metode, media dan sumber
belajar, evaluasi
D. tujuan, materi, kegiatan pembelajaran, metode, media dan sumber belajar,
evaluasi
E. capaian pembelajaran, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi

27. Melakukan aktifitas fisik seperti jalan, jogging, berenang, bersepeda merupakan
contoh aktivitas untuk menjaga kesehatan tubuh, khususnya komponen
A. kelincahan
B. keseimbangan
C. daya tahan
D. kelenturan
E. stabilitas stamina

28. Gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem
syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi dan
perilaku disebut
A. asperger disorder
B. hiperaktif

Program PGDK Kemdikbud 2019

209
C. slow learner
D. down syndrome
E. autisme

29. Biologis, psikologis dan sosiologis merupakan


A. fungsi pendidikan jasmani
B. azas azas pendidikan jasmani
C. hakikat pendidikan jasmani
D. prinsip pelaksanaan pendidikan jasmani
E. landasan ilmiah pendidikan jasmani

30. Guru PJOK memberikan kesempatan peserta didik untuk mengamati, membaca, dan
mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai
mata pelajaran. Dalam hal ini peserta didik dilatih baik secara individual maupun
kelompok untuk menelaah dengan wawasan yang lebih luas. Proses tersebut guru
menggunakan metode
A. diskusi
B. latihan
C. tanya jawab
D. eksperimen
E. proyek

31. Alasan penggunaan media dalam proses pembelajaran, kecuali


A. membedakan persepsi
B. menarik perhatian
C. menyederhanakan pesan
D. mengurangi verbalistis
E. menghemat waktu

32. Merencanakan seperangkat tugas dalam berbagai tingkat kesulitan yang disesuaikan
dengan perbedaan individu dan yang memungkinkan peserta didik untuk beranjak
dari tugas yang mudah ke sulit, merupakan peranan guru PJOK dalam
pengembangan gaya mengajar
A. resiprokal
B. latihan
C. konvergen
D. komando
E. inklusi

33. Kompetensi dimensi sikap pada standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
menengah antara lain adalah
A. berperilaku jujur dan peduli, bertanggungjawab, sehat jasmani dan rohani
B. menguasai ilmupengetahuan, seni dan budaya
C. rasa ingin tahun ilmu dan teknologi
D. mandiri, kalaboratif, komunikatif
E. kreatif, produktit, kritis

Program PGDK Kemdikbud 2019

210
34. Lemparan dalam permainan softball yang biasanya digunakan dalam keadaan
darurat dan dilakukan dalam waktu yang cepat serta posisi tubuh membungkuk
dengan kedua kaki ditekuk adalah
A. lemparan bawah
B. lemparan atas
C. lemparan memutar
D. lemparan jongkok
E. lemparan samping

35. Gerakan melompat, tangan bertumpu pada suatu alat tertentu dalam aktivitas senam
merupakan rangkaian gerak
A. kuda-kuda lompat
B. palang sejajar
C. palang bertingkat
D. loncat harimau
E. trampoline

36. Gerakan menjatuhkan lawan yang dilakukan dengan menjepit kedua tungkai kaki
pada sasaran leher, pinggang, atau tungkai sehingga lawan terjatuh, dalam pencak
silat dinamakan
A. guntingan
B. dengkulan
C. tendangan
D. sapuan
E. pukulan

37. Seorang guru PJOK akan menganalisis nilai, dengan cara mengelompokkan hasil nilai
harian peserta didik berdasarkan kompetensi dasar tiap materi ajar. Guru melakukan
hal tersebut tujuan utamanya untuk
A. menyusun laporan kemajuan hasil belajar untuk kenaikan kelas
B. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik
C. memperbaiki proses pembelajaran
D. menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian
E. menyusun laporan kemajuan hasil belajar akhir semester

38. Peserta didik cenderung kurang semangat dan kurang termotivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran senam lantai. Tema yang sesuai akan digunakan oleh guru
PJOK dalam memecahkan masalah diatas melalui penelitian tindakan kelas adalah
A. peningkatan hasil belajar senam lantai melalui penerapan metode pembelajaran
“A”
B. perbandingan metode “A” dan metode “B” terhadap hasil belajar senam lantai
C. upaya pemberian motivasi melalui metode “A” terhadap hasil belajar senam lantai
D. hubungan antara metode dan motivasi terhadap hasil belajar senam lantai
E. pengaruh metode pembelajaran “A” dan motivasi terhadap peningkatan hasil
belajar senam lantai

39. Feedback yang dilakukan dengan ungkapan seperti: “pakai awalan sebelum
melempar, jangan asal lempar saja!”, merupakan

Program PGDK Kemdikbud 2019

211
A. specific feedback
B. general feedback
C. congruent feedback
D. negative feedback
E. positive feedback

40. Salah satu tujuan mempelajari sejarah perkembangan olahraga adalah


A. mengintervensi budaya olahraga
B. untuk menanamkan kecintaan terhadap olahraga
C. menghimpun inspirasi untuk perubahan dalam pengembangan olahraga
D. untuk menghasilkan karya olahraga yang spektakuler
E. untuk mencegah perilaku kecurangan dalam olahraga

41. Isu tentang gender, suku dan budaya merupakan bagian dari kajian ilmu
A. kesehatan olahraga
B. sosiologi olahraga
C. psikologi olahraga
D. manajemen olahraga
E. ekonomi olahraga

42. Indikator berikut ini akan digunakan dalam penilaian proses dengan teknik unjuk
kerja pada materi lompat jauh, kecuali
A. awalan
B. jauhnya lompatan
C. sikap badan di udara
D. sikap mendarat
E. tumpuan

43. Kemampuan mengembangkan variasi secara kreatif dalam pembelajaran PJOK


sangat penting dimiliki oleh guru PJOK, karena guru yang kaya dengan dengan
variasi materi pembelajaran akan berdampak langsung kepada siswa sebagai berikut
A. meningkatkan unjuk kerja siswa
B. menghindari boredom
C. meningkatkan prestasi belajar siswa
D. meningkatkan kesegaran jasmani
E. meningkatkan mutu pembelajaran

44. Pengelolaan kelas PJOK melalui pendekatan ektifitas prosedur dan urutan
pembelajaran Pendahuluan, inti, dan penutup merupakan
A. prinsip penerapan pembelajaran PJOK
B. komponen silabus
C. tahapan belajar gerak dalam PJOK
D. komponen dalam Rencana Pembelajaran Semester
E. urutan dalam pembelajaran PJOK

45. Teknik penilaian yang digunakan guru PJOK saat akan menilai kompetensi sikap pada
pembelajaran bola basket adalah
A. tes lisan

Program PGDK Kemdikbud 2019

212
B. tes tertulis
C. penugasan
D. unjuk kerja
E. observasi

46. Berikut ini merupakan cara yang akan dilakukan penyelamat, dalam melakukan
penyelamatan di air sehingga posisi kepala korban menghadap ke atas, yaitu
A. memegang kepala korban dari belakang
B. memegang leher korban dari belakang
C. memegang perut korban dari belakang
D. memegang punggung korban dari depan
E. memegang lengan korban dari depan

47. Penilaian yang dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan


mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal
secara jelas adalah
A. penilaian portofolio
B. penilaian praktek
C. penilaian proyek
D. penilaian penugasan
E. penilaian unjuk kerja

48. Cabang olahraga lari cepat 100 meter, renang 25 meter, dan angkat besi
menggunakan sistem
A. cardiorespiratory
B. aerobik
C. gerak
D. anaerobik
E. energy

49. Berikut ini adalah narkotika yang berasal dari jenis tumbuhan
A. miras
B. putaw
C. heroin
D. kokain
E. ganja

50. Berikut ini merupakan fungsi kerja organ tubuh manusia dalam olahraga, kecuali
A. sistem otot dan syaraf
B. sistem gerak
C. sistem jantung dan pernafasan
D. sistem pencernaan
E. sistem energi

Program PGDK Kemdikbud 2019

213
Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada bagian akhir
pedoman ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pada buku pedoman ini.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
n
Keterangan :
n = banyaknya soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan materi pada buku pedoman selanjunya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
yang ada pada buku pedoman ini terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Program PGDK Kemdikbud 2019

214
BAB IV
PENUTUP

Bahan ajar ini merupakan alat bantu belajar bagi peserta PPG-PGDK untuk
mempersiapkan diri mengikuti program PPG. Materi yang termuat dalam bahan ajar
ini dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi UKMPPG yang telah dikembangkan Tim UP
Pusat. Dengan mempelajari dan memahami materi, contoh soal, dan pembahasan
dalam bahan ajar ini serta rajin berlatih mengerjakan latihan soal dengan sungguh-
sungguh maka peserta PPG-PGDK diharapkan lebih siap mengikuti PPG.
Bahan ajar ini bukan merupakan sumber belajar utama untuk mempersiapkan
PPG sehingga diharapkan peserta PPG-PGDK lebih aktif mempelajari dan
memperkaya penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik melalui sumber
belajar lainnya baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan para teman
sejawat dalam rumpun mata pelajaran. Bahan ajar ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagi peserta PPG-PGDK tentang konsep yang esensial
(kompetensi professional dan pedagogik) dalam mempersiapkan diri mengikuti PPG.
Semoga bahan ajar ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber ajar untuk
menambah wawasan dan kompetensi professional serta pedagogik dalam rangka
mewujudkan guru yang professional.

Program PGDK Kemdikbud 2019

215
DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. L. (2016). Upaya Meningkatkan Ke-mampuan Fisik Motorik Kasar Anak me-lalui
Kegiatan Melambungkan dan Me-nangkap dengan Berbagai Media Anak Usia Dini di
TK Al-Fajar Pekanbaru. Jurnal PAUD Tambusai, 2(1), 79–89.
Bucher, Charles, A., (1979): Foundation of Physical Education. (8th Ed.). Mosby Company.
St. Louis, MI.
Buschner, Craig A., (1994), Teaching Children Movement Concepts and Skills: Becaming a
Master Teacher, Human Kinetics
Coakley, J. (2011). Youth sports: What counts as “positive development?” Journal of Sport
and Social Issues, 35(3), 306–324. https://doi.org/10.1177/0193723511417311
Ennis, Chaterine D., and Weimo Zhu (1991), Value Orientation: A Descroption of Teachers’
Goals for Student Learning, Research Quarterly fo Exercise and Sport, 62 (1).
Engström, L.-M. (2008). Who is physically active? Cultural capital and sports participation
from adolescence to middle age—a 38-year follow-up study. Physical Education &
Sport Pedagogy, 13(4), 319–343. https://doi.org/10.1080/17408980802400510
Gallahue, David L. (1991), Developmental Physical Education for Today’s Elementary School
Children, Macmillan Publishing Company.
Graham, G., Holt, S.A., Parker, M. (1993) Children Moving, A Reflective Approach to Teaching
Physical Education. California: Mayfield.
Graham, George, (1992), Teaching Children Physical Education: Becoming a Master teacher,
Human Kinetics Publishers, Campaign, Illinois.
Grineski, Steve, (1996), Cooperative Learning in Physical Education, Human Kinetics
Hall, Wissel. (1996). Bola basket. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hellison, Don (1995) Teaching Responsibility Through Physical Activity. Champaign, IL.:
Human Kinetics.
Jewet, A.E. (1994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam Sport Science
Review. Sport Pedagogy. Vol. 3 (1), h. 11-18.
Jewett; Bain; dan Ennis, (1995), The Curriculum Process in Physical Education, Second
Edition, Brown & Benchmark Publishers.
Kim, Y., Hibbing, P., Saint-Maurice, P. F., Ellingson, L. D., Hennessy, E., Wolff-Hughes, D.
L., … Welk, G. J. (2017). Surveillance of Youth Physical Activity and Sedentary
Behavior With Wrist Accelerometry. American Journal of Preventive Medicine, 52(6),
872–879. https://doi.org/10.1016/j.amepre.2017.01.012
Khasanah, I., Prasetyo, A., & Rakhmawati, E. (2011). Permainan Tradisional Sebagai Me-dia
Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1
No. 1 2011, 1(1), 91–105
Oliva, Feter F. (1992), Developing The Curriculum, Third Edition, Harper Collins Publisher.
Rink, Judith E., (2002), Teaching Physical Education for Learning, Fourth Edition,
Mosby, Toronto.
Sumiyarsono, Deddy. (2002). Keterampilan Bola Basket. Yogyakarta: FIK UNY.
Siedentop, D., (1991), Developing Teaching Skills in Physical Education, Mayfield Publishing
Company.
Siedentop, D., (1994), Quality PE Through Positive Sport Experiences: Sport Education,
Human Kinetics.

Program PGDK Kemdikbud 2019

216
Siedentop, Daryl (1990): Introduction to Physical Education, Fitness, and Sport, Mayfield
Publishing Company, Mountain View, CA
Solihin, D. M., Faisal, A., & Dadang, S. (2013). Kaitan Antara Status Gizi,Perkembangan
Kognitif, Dan Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Prasekolah. Penelitian Gizi Dan
Makanan, 36(1), 62–72.
Thorpe, H. (2009). Bourdieu, Feminism and Female Physical Culture: Gender Reflexivity and
the Habitus-Field Complex. Sociology of Sport Journal, 26(4), 491–516.
https://doi.org/10.1123/ssj.26.4.491

Program PGDK Kemdikbud 2019

217
DAFTAR LAMPIRAN KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN BAB III

Kunci Jawaban Soal-soal Latihan

1. C
2. B
3. A
4. B
5. A
6. E
7. C
8. A
9. B
10. D
11. E
12. D
13. C
14. C
15. C
16. E
17. E
18. A
19. C
20. D
21. C
22. A
23. A
24. A
25. B
26. D
27. C
28. E
29. E
30. E
31. A
32. E
33. A

Program PGDK Kemdikbud 2019

218
34. A
35. A
36. A
37. C
38. A
39. D
40. B
41. B
42. B
43. B
44. E
45. E
46. A
47. C
48. D
49. E
50. B

Program PGDK Kemdikbud 2019

219
Program PGDK Kemdikbud 2019

220
Program PGDK Kemdikbud 2019

221
Program PGDK Kemdikbud 2019

222

Anda mungkin juga menyukai